Anda di halaman 1dari 57

“FORENSIK”

Tim CBT UKMPPD FK UWKS


Peer Mentor Forensik
UKMPPD Batch 3 2018

1
Materi
Tanatologi
Identifikasi Forensik
Trauma/Luka
Asfiksia
Toksikologi
Kejahatan Seksual
Infanticide
Visum et Repertum
Surat Kematian
2
SKDI

3
4
5
Tanatologi
Somatic Death/ systemic death/ clinical death
• Hilangnya pergerakan dan sensibilitas
• Berhentinya pernafasan
• Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah

Cellular Death/ molecular death


• Menurunnya suhu mayat (argor mortis)
• Timbulnya lebam mayat (livor mortis)
• Terjadinya kaku mayat (rigor mortis)
• Proses pembusukan atau mummifikasi & adipocere

Apparent Death
6
Lebam Mayat
• Nama lain:
• Livor mortis
• Post-mortem staining
• Post-mortem lividity
• Perwanaan kulit jenazah akibat bendungan darah
di bagian terendah tubuh.
• Mulai muncul ±15-20 mnt setelah kematian
• Setelah ±4 jam setelah kematian Lebam mayat
menetap walau posisi dirubah
• Mulai bintik-bintik  melebar  menjadi satu
7
Lebam Mayat
• Warna:
• Normal : merah ungu
• Asfiksia (CO2): merah gelap/kebiruan
• CO, HCN, dingin : merah terang/cherry red
• Potassium chlorat, nitro benzena : merah
coklat/ chocolate brown
• Mirip dengan warna memar.

8
Lebam Mayat

Lebam mayat LM : merah terang

9
Lebam Mayat VS Luka Memar
Lebam Mayat Luka Memar
Lokalisasi Bagian tubuh Sembarang tempat
terendah
Ditekan Tergantung waktu Tidak ada
kematian
Pembengkakan Tidak ada Sering ada
Incisi Bintik-bintik darah Bintik-bintik darah
intravaskular ekstravaskular
Tanda intra vital Tidak ada Ada

10
Kaku Mayat
• Nama lain: - Rigor mortis
- Postmortem rigidity
- Postmortem stiffening
• Kekakuan otot pada jenazah
• Terjadi ±2 jam setelah kematian
• Terjadi secara serentak tapi manifestasinya tidak
bersamaan. Secara cranio-caudal
• Dipertahankan dalam ±12 jam.
• Hilang perlahan berurutan seperti pada waktu
timbulnya, kecuali otot rahang bawah yg paling
akhir
11
Kedaan mirip Kaku Mayat
Cadaveric Spasm (Instantenous Rigor)
• Terjadi korban yang tegang dan stress emosional sesaat
sebelum meninggal
• Pada kelompok otot tertentu
Heat Stiffening
• Akibat koagulasi protein otot akibat suhu tinggi
• Jenazah dg heat stiffening  Pugilistic attitude
Cold Stiffening (Freezing)
• Akibat cairan sinovial yg membeku
• Dapat hilang jika dihangatkan

12
Pugilistic attitude

13
Pembusukan
(Dekomposisi/Putrefaction)
• Umumnya terjadi 18-24 jam setelah meninggal
• Tanda-tanda:
• Warna kehijauan pada dinding perut
• Distensi dinding abdomen
• Pembengkakan pada wajah dan bibir serta vulva/scrotum
• Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijuan (marbling)
• Pembentukan gas-gas pembusukan
• Medium  udara: air: tanah = 8: 2 : 1
• Cepat membusuk : otak, lambung & usus, uterus hamil/post partum
• Lambat membusuk : jantung, paru, ginjal dan diafragma
• Paling lambat membusuk : prostat dan uterus yang tidak hamil
• Tahan membusuk : rambut, kuku, tulang dan gigi
14
Modifikasi Pembusukan
• Mummifikasi

• Adipocere/ Saponifikasi

15
Diagram Tanatologi

Kaku mayat sebagian Kaku mayat sebagian


(Primary Flaccidity) (Secondary Flaccidity)

Kaku Mayat Lengkap


(Rigor Mortis)

Pembusukan

2-3 Jam 6 Jam 18 Jam 24 Jam

16
Pemeriksaan Jenazah
Penentuan Hasil dari Contoh
Cara Kematian Olah TKP • Wajar
• Tidak Wajar
Sebab Kematian Otopsi • Tenggelam
(sebab dari luar tubuh) • Hanging
• Strangulation
• Luka tusuk
• Luka tembak
• Trauma listrik
• Penyakit
• DLL
Mekanisme Kematian Otopsi • Asfiksia
(sebab dari dalam tubuh) • Perdarahan
• Emboli
• Ventrikel fibrilasi
• DLL
17
Otopsi
•Otopsi Klinik

•Otopsi Forensik

•Otopsi Anatomi

18
Identifikasi Forensik
• Data primer dan data sekunder
• 5 tahapan DVI
− Scene/TKP
− Mortuary/post-mortem identification
− Ante-mortem information
− Rekonsiliasi
− Debriefing (evaluasi keempat tahap)

19
Trauma/Luka

Trauma Tajam

Trauma Tumpul

Trauma Tembak

Trauma Listrik

Trauma Suhu
20
Trauma Tumpul
Jenis Luka Luka lecet Luka memar Luka robek
(abrasion) (contusion) (laceration)
Penyebab Gesekan Benturan benda Benturan benda
tumpul tumpul yg memiliki
pinggiran
Ciri-ciri Sebagian/seluruh Bedakan dengan Terdapat
epitel hilang, lebam mayat. diskontinuitas
terdapat krusta, jaringan.
timbul reaksi
radang Bedakan dengan
Perkiraan umur luka Hari 1-3 coklat Merah  trauma tajam.
kemerahan ungu/gelap 
Hari 4-7 coklat Hijau (4-5)
kehitaman Kuning (7-10)
1-2 minggu Menghilang (14-15)
pembentukan
epidermis baru 21
Beda Luka robek dg Luka iris
Ciri-ciri Luka Robek Luka iris
Memar dan lecet + -
Rambur utuh terpotong
Jembatan jaringan + -
Sudut/tepi luka tumpul tajam

22
Luka Robek VS Luka Iris

Luka Robek Luka Iris

23
Trauma Tajam
• Tepi luka rata
• Ujung luka tajam
• Luka tidak terdapat jembatan jaringan
• Akar rambut terpotong
• Sekitar luka bersih (tidak ada babras/memar)
• Perdarahan >>

24
Jenis-jenis Trauma Tajam
Jenis Luka Luka iris Luka tusuk Luka bacok
(incised wound) (stab wound) (chop wound)
Batasan Akibat alat/benda Akibat alat/benda Akibat alat/benda
tajam dg tekanan ujung runcing dg tajam yang berat
ringan tekanan tegak lurus

Bentuk luka Panjang > Dalam Dalam > Panjang Struktur dibawah
kulit rusak

Contoh Pisau, pecahan Pisau, pedang, Pedang, kapak,


kaca, potongan keris, tanduk baling-baling kapal,
seng, dll kerbau, kikir, dll dll

Cara kematian Bunuh diri, Bunuh diri, Pembunuhan,


pembunuhan, pembunuhan, kecelakaan
kecelakaan kecelakaan

25
Perkiraan senjata tajam
Perkiraan ukuran senjata tajam yang digunakan pada
korban trauma tajam:

• Panjang luka = lebar max senjata


• Dalam luka = panjang minimal senjata

26
Luka Tembak
Luka Tembak Masuk

• Moncong senjata menyentuh kulit


Kontak • Akibat Moncong (Muzzle effect)  Jejas Laras (+)

Jarak sangat dekat • Akibat api (Flame effect)  Kelim api (+)
• Akibat asap (Smoke effect)  Kelim Jelaga (+)
<15 cm • Akibat bubuk mesiu (Gunpowder effect)  Kelim Tato (+)

Jarak dekat • Akibat api (Flame effect)  Kelim api (-)


• Akibat asap (Smoke effect)  Kelim Jelaga (+)
15-60 cm • Akibat bubuk mesiu (Gunpowder effect)  Kelim Tato (+)

Jarak jauh
• Efek anak peluru (Bullet effect)  Luka terbuka (+)
>60 cm 27
Luka Tembak

28
Luka Tembak
• Luka tembak keluar  terdapat 2 luka
• Pemeriksaan penunjang
- Foto rontgen
- Firing test  arah, jarak dan pabrik
pembuatannya

29
Trauma Listrik
• Alam  petir
– Surface burn : luka bakar permukaan
– Linear burn : luka bakar (kulit dg tahanan rendah)
– Arborescence mark/Filigree burn : pohon gundul
• Buatan  industri, rumah tangga
– Current mark/Electric mark/Stroommerk Van Jellineck
– Joule burn/ Endogenous burn
– Exogenous burn
– Metalisasi

30
Trauma Listrik

Joule Burn

Arborescence

Metalisasi Electric Mark

31
Trauma listrik
• Mekanisme kematian
• Cardiac arrest
• Ventrikel fibrilasi
• Respiratory paralysis
• Paralese pusat pernafasan

32
Trauma Suhu

• Derajat luka bakar dan luas (di


Trauma panas bahas lebih lanjur di bagian bedah)
(hyperthermis) • Mekanisme kematian : Asfiksia

Trauma dingin
• Frostbite & immersion foot
(hypothermis)

33
Derajat Luka
Ringan
• Tidak ada gangguan pekerjaan, dan
• Tidak menimbulkan penyakit
• KUHP pasal 352 ayat (1)
Sedang
• Ada gangguan pekerjaan, dan/atau
• Menimbulkan penyakit
• KUHP pasal 351 ayat (1)
Berat
• Ada gangguan pekerjaan, dan/atau
• Menimbulkan penyakit, dan
• + KUHP 90 (deskripsi luka berat)
• KUHP pasal 351 ayat (2)
34
Kriteria Luka Berat (KUHP 90)
• Tidak ada harapan sembuh lagi/menimbulkan
bahaya maut
• Tidak cakap untuk seterusnya menjalankan
pekerjaan/jabatannya
• Hilangnya salah satu panca indra
• Rompong/buruk muka
• Lumpuh
• Hilang akal/ kesadaran lebih dari 4 minggu
• Gugurnya buah kehamilan

35
Asfiksia
• Hanging
• Strangulation
– Strangulation by ligature
– Throttling (Manual Strangulation/Cekik)
• Suffocation
– Smothering (Pembekapan)
– Chocking
– Gagging
• Traumatic Asfiksia (eksternal pressure on the chest)
– Burking
• Drowning
• Inhalation of Suffocating Gasses
36
Hanging

• Seorang pemuda gantung diri dengan tampar


plastik, titik penggantungan di belakang kepala,
sehingga posisi kepala sedikit menunduk, letak tali
di bawah jakun sehingga lidah terjulur.
37
Strangulation

38
Hanging vs Strangulation
Hanging Strangulation
Arah jerat atas-bawah/ Arah jerat horizontal/
vertikal (v) mendatar (ᴧ)
Diatas kartilago cricoid Dibawah kartilago cricoid
Simpul hidup Simpul mati
Jeratan 1 kali Jeratan >1 kali

39
Drowning

• Korban tenggelam yang masih baru


dengan buih putih serta bercak darah
di mulut dan hidung.
• Pada pemeriksaan paru tampak
membesar dan berisi cairan.
40
Drowning

Wet • Air masuk jalan nafas  asfiksia


drowning • Meninggal berdasar tempat  air tawar/laut

Dry • Meninggal sebelum air masuk  air tidak


ditemukan di jalan nafas
drowning • Meninggal karena cardiac arrest, vagal refleks

Pemeriksaan • Analisa diatom (Destruction test)


penunjang • Analisa getah paru (Lonsap proef test)

41
Drowning
Air Tawar Air Laut/Asin
Hiperkalemi Hipermagnesia
Hemodilusi & Hemolisis  Hemokonsentrasi  Hipovolemi
Hipervolemi
Paru-paru lebih kering  lebih Paru-paru lebih basah  lebih
ringan berat
Mekanisme kematian : Mekanisme kematian :
ventrikel fibrilasi Decomp cordis/pulmonary oedem
Pemeriksaan penunjang:
• Elektrolit (Test Gettler & Test Durlacher)
• Lonsap proef test (Tes getah paru)
• Analisa diatom (Destruction test)

42
Inhalation Of Suffocating Gasses
• Korban menghirup gas tertentu dalam jumlah
berlebihan  kebutuhan oksigen tidak
terpenuhi  asphyxia
• CO2,
• CO
• H2S

43
Toksikologi
Karbon Monoksida • Pembakaran tidak sempurna
• Lebam mayat khas : merah terang
(CO)

Karbon Dioksida • Tempat tertutup/ pengap


• Lebam mayat khas : merah gelap
(CO2)
• Lebam mayat khas: merah terang
Sianida (HCN) • Bau khas : amandel/ almond/ keton
• Pada pabrik/ pertambangan

• Ginggival lead line


Timbal (Pb)

44
Kejahatan Seksual
Pemeriksaan :
• Fisik
− TKP: Tempat, Pakaian (barang bukti)
− Tanda kekerasan
− Tanda persetubuhan

45
Kejahatan Seksual
Tanda
Persetubuhan

• Ditemukan
sperma di liang • Hamil
vagina (fornix Tidak • Tertular
posterior) Langsung
langsung penyakit
• 4-5 jam post menular seksual
koitus: sperma
dapat bergerak
• 24-36 jam post
koitus: sperma
tidak dapat Pasti Tidak pasti •Hymen robek
•Erosi liang vagina
bergerak

46
Kejahatan Seksual
• Laboratorium
− Penentuan sperma
• Sediaan Basah (tanpa pewarnaan)
(cairan vagina langsung diperiksa dibawah mikloskop)
• Pewarnaan dg Malachite green
• Pewarnaan dg Baeechi
− Penentuan air mani (tidak ditemukan sperma)
• Asam fosfatase
47
Aborsi
• Pada korban pemerkosaan menurut UU No. 36
tahun 2009  diperbolehkan  dengan
batasan usia kehamilan 40 hari.

48
Infanticide
• Pembunuhan dimana:
• Pelaku = ibu kandung
• Korban = anak kandung yg baru dilahirkan
• Alasan = takut ketahuan telah melahirkan anak
• Waktu = pada waktu melahirkan atau beberapa
saat melahirkan
• Tidak ada tanda perawatan
• Tali pusar masih menempel
• Bayi viable
49
Pemeriksaan viabilitas
• ≥28 mgg intra uterin
• Tidak ada cacat bawaan yg menimbulkan
kematian
• PB > 35 cm
• BB > 1500 gram
• Lingkar kepala frontooksipital > 32 cm

50
Pemeriksaan viabilitas
• Pemeriksaan tes apung paru
• Bila positif  sudah pernah bernafas  lahir
hidup (live birth)
• Bila negatif :
• Belum pernah bernafas  lahir mati (still birth)
• Pernafasan lemah & udara diresorbsi kembali
• Atelectase
• Pneumonia

51
Pembunuhan Anak
• Ada tanda asfiksia
• Tanda-tanda kekerasan (+)
• Tidak memenuhi infanticide

52
Visum et Repertum
• Alat bukti  pengganti barang bukti  dibuka saat
pengadilan
• Harus ada surat pengantar (SPVeR) dari polisi  penyidik
(Aipda), pembantu penyidik (Bribda) & Hakim
• Dibuat / disusun oleh dr umum/ dr spasialis (tergantung
kasus, mis: kasus pemerkosaan dr obgyn,
penganiayaan dr bedah) /dr. Sp.F (paling berwenang)
• Tanggal pemeriksaan = tanggal SPVeR
• Isi VeR adalah hasil pemeriksaan saat itu
• Memakai bahasa pasien (orang awam)

53
Jenis-jenis VeR
• VeR Definitif  Px datang dan langsung pulang
(tidak rawat inap)
• VeR Sementara  dilakukan saat px di
IGD/rawat inap
• VeR Lanjutan  dilakukan saat px KRS/sembuh
atau saat kontrol (dapat dilakukan oleh dokter
lain), pindah RS, pulang paksa
• VeR Jenazah  Px datang saat meninggal

54
Penggalian Jenazah
(Exhumation)
• Dilakukan atas permintaan penyidik secara
tertulis beserta SPVeR
• Dapat terjadi karena:
• Terdakwa mengaku telah membunuh sesorang dan
dikubur di suatu tempat
• Kecurigaan bahwa jenazah yg telah dikubur meninggal
secara tidak wajar
• Permintaan hakim untuk melakukan pemeriksaan
ulang
• Untuk menentukan cara dan sebab kematian

55
Surat Kematian
Formulir A  Identifikasi kematian
Formulir B  Lapor DKK (Dinas Kesehatan Kota)
Formulir M  Menular/tidak (di makamkan diluar kota)
Formulir I  Meninggal di RS
Formulir CS  Berdasar reglemen catatan sipil di RS pemerintah
Formulir KIP  Perijinan pemakaman berdsar reglemen catatan
sipil gol. Eropah dan Cina (WNA)

56
Tetap Semangat
Sukses UKMPPD!!

57

Anda mungkin juga menyukai