Microsoft
SUPLEMEN OSCE BEDAH JUNI 2016
Nanti luka bakarnya digambarin gitu ada di banyak tempat dan ada keterangan
lukanya seperti apa. Kemarin beda gelombang beda gambarnya. Cara ngitung
persennya tergantung kepercayaan masing2 mau pake rule of nine atau pake
yang telapak tangan itu, dr.fawzy sih ga bilang mana yg bener mana yg salah.
1. mengenai palmar dan dorsum kedua tangan, kering, tidak terasa apapun
2. mengenai antebrachium sinistra anterior basah, nyeri
3. cruris sinistra kering, hitam, keras
4. pedis sinistra kering, hitam, keras
DIAGNOSIS
trauma termal e.c sengatan listrik ...% @ regio ..... derajat ....; @ regio... derajat ....
(diusahakan ngitungnya ga usah lama-lama yaa)
TATALAKSANA
1. ABC trauma seperti biasa. Primary and secondary survey. Jangan lupa dikasih
antibiotik dan antitetanus.
2. Resusitasi cairan:
a. kasih RL dengan dengan perhitungan baxter kalau dehidrasi (jangan lupa
diliat juga jamnya, udah jam maintanance atau jam rehidrasi), kalau
bukan bisa dikasih maintanance aja.
b. Kemarin ditanya GIMANA CARA ngasih infusnya? Kan agak bingung,
akhirnya dijawab aja infus bisa dilakukan melalui 1 jalur karena HD juga
masih stabil, pertimbangkan kebutuhan cairannya juga. Terus dilakukan
di bagian ekstremitas yang ga ada luka bakarnya, karena kemarin kaki
kanan ga ada luka bakar sama sekali, jadi saya bilangnya diberikan
melalui ekstremitas inferior dextra.
3. Debridemen dan eskarektomi (elektif)
4. Dirawat inap
5. Perlu diperhatikan saat penanganan trauma termal:
a. Trauma inhalasi : waktu ABC disebutin ada trauma inhalasi ga (gambaran
klinisnya ada di MMN ). Klo iya pasang intubasi, klo ngga ya biasa aja.
Indikasi intubasi pada luka bakar: trauma inhalasi, stridor, luka bakar yg
melingkari leher mengakibatkan pembengkakan jaringan jalan napas.
b. Sindroma kompartemen : di secondary survey. Jangan lupa lakukan
fasciotomi kalau (+) ada sindroma kompartemen
c. Electrical injury CEK EKG saat secondary survey karena sangat mungkin
terjadi kelainan kelistrikan jantung. Bisa mengalami RESPIRATORY
ARREST karena spasme otot, jadi harus dicek terus HD nya. Bisa KEJANG
juga jadi bisa disiapin untuk antikejangnya. Bisa dicek Ureum Creatinin
karena bisa mengalami GAGAL GINJAL (rhabdomyolisis mioglobin ke
darah ikatan protein meningkat di darah gumpal di glomerulus
obstruksi gagal ginjal) kata jurnal sih, mungkin bisa diperdalam lagi
kapan dicek Ur Cr nya.
Dr. Taufan, Sp.B – Informed consent
(Mekanisme: ada laptop, terus ada slide berisi gambar dan narasi hasil anam, pf
dan pemeriksaan penunjang, lalu ada permintaan melakukan informed consent)
Di akhir dr.Taufan sempet tanya dan memberitahu. Ada obat yang bisa
dikasih pada pasien kolelitiasis, yaitu “ursodiol” tapi itu efektifitasnya
kurang dan bisa menyebabkan kekambuhan. Batu kolesterol murni bisa
dilakukan ESWL tanpa tindakan operatif tapi batu kolesterol murni jarang
terjadi.
Tambahan yang didapet ursodiol (asam ursodeoksikolat) diindikasikan
untuk batu empedu rediolusens yang berdiameter kurang dari 20mm pada
pasien yang tidak dapat menjalani kolesistektomi, kerjanya dengan
menekan sintesis dan sekresi kolesterol, serta inhibisi absorbsi kolesterol di
usus. Ursodiol ini juga lebih efektif untuk batu-batu kolesterol murni.
ESWL bisa dilakukan untuk batu-batu kolesterol murni + pemberian
ursodiol
Terapi definitif tetap operatif.
SOAL D. Ca Colon
Pertanyaan probandus
1. Diagnosis (+ganas atau tidak?)
2. Tata cara tindakan
3. Tujuan tindakan
4. Alternative tindakan lain
5. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
6. Prognosis (bakal sembuh atau tidak?)
7. Biaya (jarang ditanya)
Dr. Lopo – Mastitis
(Mekanisme: ada mannekin mammae, ada gambar mammae yang ada lesinya
terus ntar ada tempelan soal, langsung laksanakan perintah soal. Anamnesis dan
tanya2 hasil pemeriksaan langsung ke dr. Lopo)
Ada seorang wanita dengan keluhan nyeri pada mammae selama beberapa hari
(tidak sampai 5 hari kalau tidak salah, jadi bukan tumor)
1. Lakukan anamnesis
a. Salaman, perkenalan dll
b. Keluhan utama: nyeri mammae
c. Lokasi: sebelah kiri aja (cocokan sama gambar)
d. Onset: beberapa hari (lupa harinya)
e. Kualitas: panas, dll
f. Kuantitas: sebelah kiri saja
g. F memperberat:
h. F memperingan:
i. Kronologis
j. RPD
k. RPK
l. Riwayat menarche: pertama kali mens? Sudah menopause?
m. Riwayat perkawinan: sudah menikah? Punya anak? Pertama kali
melahirkan usia berapa?
n. Riwayat menyusui? Macet? Tidak keluar?
o. Riwayat pemakaian KB
2. Lakukan pemeriksaan fisik – Sesuai borang (jangan lupa periksa metode
SADARI juga)
No Prosedur Score
0 1 2
Persiapan
1 a.Meminta persetujuan penderita dan menjelaskan pemeriksaan
yang akan dilakukan.
2 b.Meminta penderita membuka pakaian sebatas pinggang.
3 c.Asepsis (cuci tangan dengan sabun/larutan detol/antiseptis)
dan keringkan dengan handuk kering.
Pemeriksaan fisik payudara
a. Inspeksi :
4 - Kedua lengan di samping badan, inspeksi payudara dan papila
mamae.
5 - Kedua lengan di atas kepala, inspeksi payudara dan papila
mamae.
6 - Kedua tangan di pinggang, inspeksi payudara dan papila
mamae.
7 - Posisi duduk/berdiri dengan membungkukkan badan ke
depan, bersandar pada punggung kursi atau lengan pemeriksa,
jika payudara penderita besar atau pendular, inspeksi
payudara dan papila mamae.
b. Palpasi
8 - Penderita berbaring, jika perlu gunakan bantal tipis di bawah
punggung.
9 - Palpasi pada setiap kuadran, payudara bagian perifer, kauda
aksilaris dan areola mamae, bandingkan payudara kanan dan
kiri. Adakah nodul.
10 - Palpasi papila mamae, tekan papila dan areola mamae sekitar
dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan adakah pengeluaran
discharge.
11 - Jika dijumpai discharge, atau riwayat mengeluarkan discharge,
coba cari asalnya dengan menekan areola mamae dengan ibu
jari dan telunjuk dan pada sebelah radial sekitar papila
mamae.
Pemeriksaan fisik aksila
a. Inspeksi
12 - Penderita duduk, kedua lengan rikleks di samping badan.
13 - Inspeksi kulit aksila, perhatikan adakah rash, infeksi, ulkus,
benjolan.
b. Palpasi
14 - Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah aksila kiri, rapatkan
untuk mencapai sejauh mungkin apek fossa aksilaris. Suruh
lengan kiri penderita rileks, dan topang lengannya dengan
tangan/lengan kiri pemeriksa.
15 - Tekan jari-jari pemeriksa ke dinding dada, cari nnll grup aksila
sentralis, nnll grup aksila lateral, nnll grup pectoral, nnll grup
subskapular, adakah pembesaran nnll, perubahan konsistensi,
bentuk dan adakah nyeri tekan..
16 - Lakukan pula untuk aksila kanan dengan menggunakan tangan
kiri pemeriksa.
17 - Palpasi nnll grup supraklavikular dan infraklavikular, adakah
pembesaran nnll, perubahan konsistensi, bentuk dan adakah
nyeri tekan, bandingkan kanan dan kiri.
18 Pemeriksaan selesai, penderita dipersilakan mengenakan pakaian
kembali dan duduk di kursi yang telah disediakan.
19 Asepsis (cuci tangan dengan sabun/larutan detol/antiseptis) dan
keringkan dengan handuk kering.
TOTAL SKOR
3. Diagnosis kerja
Mastitis
4. Diagnosis banding
Abses
Galactocoele
FAM
5. Pemeriksaan penunjang
Px darah lengkap
USG Mammografi
Px Biopsi inisisi (kalau >2 mm kalau ga salah), biopsi eksisi (kalau <2 mm
kalau ga salah)
6. Talak komprehensif
MEDIKAMENTOSA
Antibiotik - …?
Antinyeri - …?
NONMEDIKAMENTOSA
Breast care (dibersihkan, dll)
Kompress air dingin (menghilangkan nyeri)
Hentikan menyusui kalau perlu
Dr. Bambang – Diagnosis Fraktur + komplikasi dan Talak
(Mekanisme: ada print out hasil rontgen dan soal. Nanti jawab soal poin a, b, dst.,
tapi kalua sudah jawab soal a, dan yakin, tidak boleh mengulang menjawab soal
a, jadi pastikan jawaban lengkap dulu, tidak ada batas waktu)
Maintanance = 2 cc x BB x 24
= 2 x 50 x 24
= 2400 cc (B)
B. BEDAH UROLOGI
Penguji: dr.Tri Budiyanto, Sp.U
Ket: Disediakan manekin genitalia + alat-alat buat pasang DC tapi waktu
gelombang kita ga dipake sama sekali Cuma buat assesori doang
Kasus: Seorang laki laki Mr. X usia 55 tahun (lansia pokoknya) datang dengan
keluhan susah berkemih, kadang berdarah. Dari hasil IPSS didapatkan skor IPSS
7.
1. Lakukan pemeriksaan Rectal Touche!
Kita nanya sama dr.Tri, anamnesis dulu atau enggak, dokternya jawab,
lakukan sesuai perintah di soal dan narasikan saja. Jadinya aku langsung
narasiin tuh RT. Borang RT OSCE prekilinik
Nilai
No Aspek Yang Dinilai 0 1 2 3
1 Menyapa pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan
menanyakan identitas pasien.
2 Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
3 Mintalah pasien mengosongkan kandung kemih.
4 Menjaga privasi pasien (menutup jendela/pintu).
5 Membantu dan mempersilahkan pasien untuk berbaring dengan
posisi yang benar.
6 Meminta pasien untuk menurunkan pakaian dalam (celana),
hingga regio analis terlihat jelas.
7 Mencuci tangan sesuai prosedur dan menggunakan sarung tangan
steril.
8 Menggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan.
9 Inspeksi regio analis dan menilai adanya kelainan (luka, sikatrik,
fistula, fisura, massa, dll)
10 Meminta pasien tenang, meletakkan ujung jari telunjuk kanan
pada anal orificium dan menekan dengan lembut sampai sfingter
relaksasi. Kemudian memfleksikan ujung jari dan memasukkan
jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam
canalis analis.
11 Palpasi daerah canalis analis, menilai adanya kelainan
Pada laki-laki : gunakan prostat di sebelah ventral sebagai titik
acuan.
Pada wanita : gunakan serviks uteri di sebelah ventral sebagai
titik acuan.
12 Menilai tonus sfingter ani (kekuatannya).
13 Menilai struktur dalam rektum:
Mukosa rektum (licin atau tidak)
14 Jika teraba massa, deskripsikan: lokasi (arah jam), massa di intra
atau ekstra lumen, diameter, konsistensi, permukaan (kasar atau
halus), nyeri tekan.
15 Menilai ampula rekti kolaps atau tidak.
16 Pemeriksaan khusus
- Prostat : Menilai ketiga lobus prostate, sulcus mediana,
permukaan prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis,
keras, lembut, fluktuan), bentuk (bulat, datar), nyeri
tekan/tidak, polus superior teraba/tidak, ukuran (normal,
hyperplasia, atropi).
- Uterus dan adneksa : Memeriksa dan nilai kavum Douglas
pada forniks posterior vagina
17 Mengeluarkan jari telunjuk dari rectum, memperhatikan apakah
pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir.
18 Membersihkan pasien dengan larutan antiseptik di sekitar regio
analis.
19 Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air
mengalir
20 Melepas sarung tangan dan meletakkan pada wadah yang
disediakan
21 Mencuci tangan sesuai prosedur.
22 Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
mempersilahkan pasien untuk duduk di tempat yang sudah
disediakan.
TOTAL
C. BEDAH SARAF
Penguji: dr.Teguh Manulima, Sp.BS
Ada 2 tipe soal, pokoke sing metu kuwi sing ditentirin sama beliau, jadi
silahkan baca2 aja dari tentiran beliau sama beliau pasti bawa CT scan
pasien (kemarin si pasien Cempaka)
Aslinya soal tipe A dan tipe B masing-masing 10 soal, tapi maaf beberapa
lupa
SOAL TIPE A
1. Apa perbedaan Cedera Otak dan Cedera Kepala?
Cedera kepala: cedera tanpa defisit neurologis
Cedera otak: terdapat defisit neurologis
Tanda-tanda defisit neurologis? Penurunan kesadaran, pupil anisokor,
hemiparese, kejang, amnesia
2. Sebutkan klasifikasi Cedera Otak!
COB : GCS ≤ 8
COS : GCS 9 - 13
COR : GCS 14 - 15
3. a) Jelaskan cara menilai GCS pada bedah saraf! (EVM jelaskan satu2 kayak
yg di MMN, kudu hapal dan paham)
Eye Spontan 4
Terhadap suara 3
Terhadap nyeri 2
Tidak sama sekali 1
motoric Mengikuti perintah 6
Melokalisisr nyeri 5
Flexi normsl 4
Flexi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tidak ada 1
verbal Berorientasi baik 5
Bicara kacau 4
Kata2 tidak teratur 3
Suara tidak jelas 2
Tidak ada 1
SOAL TIPE B
Untuk tipe soal ini Cuma 3 orang yang dapet dan pada lupa, jadi maaf kalau
kurang lengkap.
BELIAU BAWA MANEKIN TEGKORAK JADI SOAL-SOAL AWAL ITU
SOAL ANATOMI
1. Sebutkan sutura-sutura
a. Sutura Coronaria
b. Sutura sagitalis
c. Sutura Skuamosa
d. Sutura Lambdoidea
2. Sebutkan Fossa cranii beserta penyusunnya
a. Fossa cranii anterior: os frontalis, os ethmoidalis, os spehoidalis ala major
et minor, batasnya sphenoidal ridge
b. Fossa cranii media: os parietal, pars petrosus
c. Fossa craii posterior: os occipital, protuberantia occipitalis interna, dkk
3. Definisi open fracture: adanya hubungan antara intracranial dengan
extracranial berupa bone expose, robeknya duramater, bisa disertai prolaps
serebri
4. Ada kasus seorang anak datang dengan sakit kepala dan pandangan kabur
a. Nervus apa yang terkena? N II, III, IV, IV
b. DD? Tumor, hematom (SDH)
5. Sebutkan klasifikasi SDH!
Akut: < 3 hari
Subakut: 3- 21 hari
Kronis: > 21 hari
6. Jelaskan klasifikasi hidrosefalus!
Komunikans vs Nonkomunikans
Kongenital vs akuisita
7. Baca CT scan sama seperti tipe A
D. BEDAH ORTHO
Penguji: dr.Bambang Agus Teja Kusumah, Sp.OT
Tipenya kayak ident gitu, dikasih foto rontgen atau foto klinis 4 soal, ada
yang 6 soal. Kalau sudah jawab terus dokternya mengkoreksi atau
mengingatkan, kita ga bisa ganti jawaban karena jawaban yang kita omogin
dicatat sama beliau di kertas gitu, jadi usahakan konsentrasi.
DX ORTHO VERSI dr.Bambang:
1. Fraktur terbuka/tertutup,
2. Nama tulang ga usah pake os,
3. Dextra/sinistra,
4. 1/3 proximal, 1/3 media, 1/3 distal, distal, caput, collum, corpus,
5. kofigurasi: transversal, oblique, spiral, comminutive, greenstick, dll
6. displaced/undisplaced
SOAL
1. Seorang perempuan usia 65 th jatuh terpeleset dengan telapak tangan
menopang badan. Gambar Ro + Klinis dinner fork deformity
a. Dx: Fraktur tertutup radius dextra distal transversal displaced Fr.Colles
b. Faktor risiko/etiologi: osteoporosis
c. Talak:
1) Semua fraktur dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
2) Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
3) Pasang cairan untuk mengantisipasi kehilangan darah yang tidak
terlihat misalnya pada fraktur tulang panjang atau fraktur pelvis
4) Lakukan immobilisasi dan stabilisasi fraktur dengan spalk, waspadai
adanya tanda-tanda kompartemen syndrome seperti oedem, kulit yang
mengkilat, dan adanya nyeri tekan.
5) Farmakologis: analgetik+antibiotik (ga usah sebutin golongan ataupun
nama obatnya)
6) Rujuk segera ke layanan sekunder (spesialis orthopedi) untuk reposisi
dan fiksasi (ORIF), dengan persetujuan pasien.
d. Komplikasi: avaskuler nekrosis (AVN), cedera n.medianus, syok
neurogenik, perdarahan, malunion, nonunion
2. Rontgen os humerus
a. Dx: Fraktur tertutup humerus sin 1/3 medial transversal displaced
b. Talak:
FRAKTUR TERTUTUP
1) Semua fraktur dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
2) Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
3) Pasang cairan untuk mengantisipasi kehilangan darah yang tidak
terlihat misalnya pada fraktur tulang panjang atau fraktur pelvis
4) Lakukan stabilisasi fraktur dengan spalk, waspadai adanya tanda-tanda
kompartemen syndrome seperti oedem, kulit yang mengkilat, dan
adanya nyeri tekan
5) Rujuk segera ke layanan sekunder (spesialis orthopedi)
FRAKTUR TERBUKA
1) Prinsip:
Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
Lakukan stabilisasi fraktur
Pasang cairan dan berikan antibiotika iv yg sesuai dan adekuat
misalnya seftriakson dan segera rujuk ke layanan sekunder
2) Talak:
Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan
NaCl fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing
yang melekat
Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan
tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari memasukkan
komponen tulang tersebut kembali ke dalam luka
Fraktur dengan luka yang berat memerlukan suatu traksi skeletal.
Fraktur gr 2 dan 3 sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah
terjadinya infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang
diberikan sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur
terbuka antibiotika yang dianjurkan adalah golongan
aminoglikosida
Pencegahan tetanus: semua penderita dengan fraktur terbuka
perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah
mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tp
bagi yang belum, dpt diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin
Rujuk setelah kondisi lebih stabil dengan persetujuan pasien
3. Dx: Fraktur terbuka femur dextra distal comminuted displaced gr. II (soalnya
kalau gr.III harus ancur tulangnya menurut dr.Bambang)
Talak: Sama kaya di atas ya, jangan lupa perawatan lukanya
Komplikasi: avn, sindroma kompartemen, cedera n.ischiadicus, OA,
perdarahan, infeksi, malunion, nonunion
4. Dx: Fraktur tertutup tibia sin 1/3 distal oblique displaced, fraktur tertutup
fibula sin 1/3 distal oblique displaced
Talak: sama kaya di atas
Komplikasi: Sama kaya di atas