Anda di halaman 1dari 23

SUPLEMEN OSCE BEDAH APRIL

& JUNI 2016

Microsoft
SUPLEMEN OSCE BEDAH JUNI 2016

Dr. Fawzy – Trauma Termal Listrik


(Mekanisme: ada gambar soal yang digambar sendiri oleh dr. Fawzy beserta
soalnya, dua orang setiap mengerjakan soal)

Seorang pasien datang ke IGD margono soekarjo dengan keluhan tersengat


listrik ... jam yang lalu, dan datang ke igd rsms. VS TD 110/80, 88, 24, 36.4 (lupa
berapa kalau gak salah sih segitu, intinya HD masih baik). Sebutkan diagnosis
dan tatalaksana saudara

Nanti luka bakarnya digambarin gitu ada di banyak tempat dan ada keterangan
lukanya seperti apa. Kemarin beda gelombang beda gambarnya. Cara ngitung
persennya tergantung kepercayaan masing2 mau pake rule of nine atau pake
yang telapak tangan itu, dr.fawzy sih ga bilang mana yg bener mana yg salah.

1. mengenai palmar dan dorsum kedua tangan, kering, tidak terasa apapun
2. mengenai antebrachium sinistra anterior basah, nyeri
3. cruris sinistra kering, hitam, keras
4. pedis sinistra kering, hitam, keras

DIAGNOSIS
trauma termal e.c sengatan listrik ...% @ regio ..... derajat ....; @ regio... derajat ....
(diusahakan ngitungnya ga usah lama-lama yaa)
TATALAKSANA
1. ABC trauma seperti biasa. Primary and secondary survey. Jangan lupa dikasih
antibiotik dan antitetanus.
2. Resusitasi cairan:
a. kasih RL dengan dengan perhitungan baxter kalau dehidrasi (jangan lupa
diliat juga jamnya, udah jam maintanance atau jam rehidrasi), kalau
bukan bisa dikasih maintanance aja.
b. Kemarin ditanya GIMANA CARA ngasih infusnya? Kan agak bingung,
akhirnya dijawab aja infus bisa dilakukan melalui 1 jalur karena HD juga
masih stabil, pertimbangkan kebutuhan cairannya juga. Terus dilakukan
di bagian ekstremitas yang ga ada luka bakarnya, karena kemarin kaki
kanan ga ada luka bakar sama sekali, jadi saya bilangnya diberikan
melalui ekstremitas inferior dextra.
3. Debridemen dan eskarektomi (elektif)
4. Dirawat inap
5. Perlu diperhatikan saat penanganan trauma termal:
a. Trauma inhalasi : waktu ABC disebutin ada trauma inhalasi ga (gambaran
klinisnya ada di MMN ). Klo iya pasang intubasi, klo ngga ya biasa aja.
Indikasi intubasi pada luka bakar: trauma inhalasi, stridor, luka bakar yg
melingkari leher mengakibatkan pembengkakan jaringan jalan napas.
b. Sindroma kompartemen : di secondary survey. Jangan lupa lakukan
fasciotomi kalau (+) ada sindroma kompartemen
c. Electrical injury  CEK EKG saat secondary survey karena sangat mungkin
terjadi kelainan kelistrikan jantung. Bisa mengalami RESPIRATORY
ARREST karena spasme otot, jadi harus dicek terus HD nya. Bisa KEJANG
juga jadi bisa disiapin untuk antikejangnya. Bisa dicek Ureum Creatinin
karena bisa mengalami GAGAL GINJAL (rhabdomyolisis  mioglobin ke
darah  ikatan protein meningkat di darah  gumpal di glomerulus 
obstruksi  gagal ginjal) kata jurnal sih, mungkin bisa diperdalam lagi
kapan dicek Ur Cr nya.
Dr. Taufan, Sp.B – Informed consent
(Mekanisme: ada laptop, terus ada slide berisi gambar dan narasi hasil anam, pf
dan pemeriksaan penunjang, lalu ada permintaan melakukan informed consent)

SOAL A. dx: cholelithiasis. lakukan informed consent!

Pertanyaan probandus kemaren:


1. Itu penyakit apa?
2. Butuh operasi gak?
3. operasinya kaya gimana? (ini pilih sendiri aja mau ngejelasin operasi
yang seperti apa, laparoskopi kolesistektomi atau kolesistektomi terbuka)
4. apa yang dioperasi?
5. kantung empedu nya perlu diangkat gak? (secara prosedur diperlukan)
6. kalau diangkat nanti saya kenapa2 gak? (beberapa kali nanya nih yang ini.
Jawabannya jadi ada gangguan transportasi lemak makanya pasiennya
setelah dilakukan operasi konsumsi lemaknya pasti harus diperhatikan,
kandung empedu juga kan fungsinya untuk memberikan “pewarna” feses
dan urin jadi klo semisal kantung empedu ga ada kemungkinan besar
fesesnya jadi berwarna dempul atau urinnya jadi tidak berwarna)
7. komplikasi operasi? (seperti halnya komplikasi operasi lainnya ya, nyeri,
infeksi, wound dehissence, perdarahan)
8. ada alternatif lain? (Ada, medikamentosa atau ESWL)
9. Jika tidak dioperasi apa yang akan terjadi? (batu akan menyumbat lebih
hebat, analogiin aja selang yang ada sumbatan batunya kya apa. Bisa
menyebabkan infeksi “kolesistisis” atau yang lebih parah lagi bisa
mengganggu fungsi hepar)
10. Biaya? (bilang aja gatau klo emg ragu, pasiennya disuruh tanya ke bagian
administrasi)

 Di akhir dr.Taufan sempet tanya dan memberitahu. Ada obat yang bisa
dikasih pada pasien kolelitiasis, yaitu “ursodiol” tapi itu efektifitasnya
kurang dan bisa menyebabkan kekambuhan. Batu kolesterol murni bisa
dilakukan ESWL tanpa tindakan operatif tapi batu kolesterol murni jarang
terjadi.
 Tambahan yang didapet  ursodiol (asam ursodeoksikolat) diindikasikan
untuk batu empedu rediolusens yang berdiameter kurang dari 20mm pada
pasien yang tidak dapat menjalani kolesistektomi, kerjanya dengan
menekan sintesis dan sekresi kolesterol, serta inhibisi absorbsi kolesterol di
usus. Ursodiol ini juga lebih efektif untuk batu-batu kolesterol murni.
 ESWL bisa dilakukan untuk batu-batu kolesterol murni + pemberian
ursodiol
 Terapi definitif tetap operatif.

SOAL B. Struma Tiroid. Lakukan Informed consent


1. Diagnosis
2. Tata cara tindakan
3. Tujuan tindakan
4. Alternative tindakan lain
5. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
6. Prognosis

SOAL C. Appendisitis Akut. Lakukan informed consent


Pertanyaan Probandus:
7. Diagnosis
8. Tata cara tindakan
9. Tujuan tindakan
10. Alternative tindakan lain
11. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
12. Prognosis
13. Biaya

SOAL D. Ca Colon
Pertanyaan probandus
1. Diagnosis (+ganas atau tidak?)
2. Tata cara tindakan
3. Tujuan tindakan
4. Alternative tindakan lain
5. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
6. Prognosis (bakal sembuh atau tidak?)
7. Biaya (jarang ditanya)
Dr. Lopo – Mastitis
(Mekanisme: ada mannekin mammae, ada gambar mammae yang ada lesinya
terus ntar ada tempelan soal, langsung laksanakan perintah soal. Anamnesis dan
tanya2 hasil pemeriksaan langsung ke dr. Lopo)

Ada seorang wanita dengan keluhan nyeri pada mammae selama beberapa hari
(tidak sampai 5 hari kalau tidak salah, jadi bukan tumor)

1. Lakukan anamnesis
a. Salaman, perkenalan dll
b. Keluhan utama: nyeri mammae
c. Lokasi: sebelah kiri aja (cocokan sama gambar)
d. Onset: beberapa hari (lupa harinya)
e. Kualitas: panas, dll
f. Kuantitas: sebelah kiri saja
g. F memperberat:
h. F memperingan:
i. Kronologis
j. RPD
k. RPK
l. Riwayat menarche: pertama kali mens? Sudah menopause?
m. Riwayat perkawinan: sudah menikah? Punya anak? Pertama kali
melahirkan usia berapa?
n. Riwayat menyusui? Macet? Tidak keluar?
o. Riwayat pemakaian KB
2. Lakukan pemeriksaan fisik – Sesuai borang (jangan lupa periksa metode
SADARI juga)

CHEKLIST KETRAMPILAN KLINIK


PEMERIKSAAN PAYUDARA

No Prosedur Score
0 1 2
Persiapan
1 a.Meminta persetujuan penderita dan menjelaskan pemeriksaan
yang akan dilakukan.
2 b.Meminta penderita membuka pakaian sebatas pinggang.
3 c.Asepsis (cuci tangan dengan sabun/larutan detol/antiseptis)
dan keringkan dengan handuk kering.
Pemeriksaan fisik payudara
a. Inspeksi :
4 - Kedua lengan di samping badan, inspeksi payudara dan papila
mamae.
5 - Kedua lengan di atas kepala, inspeksi payudara dan papila
mamae.
6 - Kedua tangan di pinggang, inspeksi payudara dan papila
mamae.
7 - Posisi duduk/berdiri dengan membungkukkan badan ke
depan, bersandar pada punggung kursi atau lengan pemeriksa,
jika payudara penderita besar atau pendular, inspeksi
payudara dan papila mamae.
b. Palpasi
8 - Penderita berbaring, jika perlu gunakan bantal tipis di bawah
punggung.
9 - Palpasi pada setiap kuadran, payudara bagian perifer, kauda
aksilaris dan areola mamae, bandingkan payudara kanan dan
kiri. Adakah nodul.
10 - Palpasi papila mamae, tekan papila dan areola mamae sekitar
dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan adakah pengeluaran
discharge.
11 - Jika dijumpai discharge, atau riwayat mengeluarkan discharge,
coba cari asalnya dengan menekan areola mamae dengan ibu
jari dan telunjuk dan pada sebelah radial sekitar papila
mamae.
Pemeriksaan fisik aksila
a. Inspeksi
12 - Penderita duduk, kedua lengan rikleks di samping badan.
13 - Inspeksi kulit aksila, perhatikan adakah rash, infeksi, ulkus,
benjolan.
b. Palpasi
14 - Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah aksila kiri, rapatkan
untuk mencapai sejauh mungkin apek fossa aksilaris. Suruh
lengan kiri penderita rileks, dan topang lengannya dengan
tangan/lengan kiri pemeriksa.
15 - Tekan jari-jari pemeriksa ke dinding dada, cari nnll grup aksila
sentralis, nnll grup aksila lateral, nnll grup pectoral, nnll grup
subskapular, adakah pembesaran nnll, perubahan konsistensi,
bentuk dan adakah nyeri tekan..
16 - Lakukan pula untuk aksila kanan dengan menggunakan tangan
kiri pemeriksa.
17 - Palpasi nnll grup supraklavikular dan infraklavikular, adakah
pembesaran nnll, perubahan konsistensi, bentuk dan adakah
nyeri tekan, bandingkan kanan dan kiri.
18 Pemeriksaan selesai, penderita dipersilakan mengenakan pakaian
kembali dan duduk di kursi yang telah disediakan.
19 Asepsis (cuci tangan dengan sabun/larutan detol/antiseptis) dan
keringkan dengan handuk kering.
TOTAL SKOR

3. Diagnosis kerja
Mastitis
4. Diagnosis banding
Abses
Galactocoele
FAM
5. Pemeriksaan penunjang
Px darah lengkap
USG Mammografi
Px Biopsi inisisi (kalau >2 mm kalau ga salah), biopsi eksisi (kalau <2 mm
kalau ga salah)
6. Talak komprehensif
MEDIKAMENTOSA
Antibiotik - …?
Antinyeri - …?
NONMEDIKAMENTOSA
Breast care (dibersihkan, dll)
Kompress air dingin (menghilangkan nyeri)
Hentikan menyusui kalau perlu
Dr. Bambang – Diagnosis Fraktur + komplikasi dan Talak
(Mekanisme: ada print out hasil rontgen dan soal. Nanti jawab soal poin a, b, dst.,
tapi kalua sudah jawab soal a, dan yakin, tidak boleh mengulang menjawab soal
a, jadi pastikan jawaban lengkap dulu, tidak ada batas waktu)

SOAL SAMA SEPERTI OSCE BEDAH BULAN APRIL 2016


Liat di bawah
SUPLEMEN OSCE 30 APRIL 2016
B5, D7, D16
By: Agustin, Rizka, Arvi, Davi (D7) dan Gladys, Ipeh, Dhila (D16)
Waktu 15 menit per stase
A. BEDAH UMUM
Penguji: dr. Taufan Hidayat, Sp.B
Ket: Ada probandus, semua dilakuin ke probandus (anam+pf), nanti penguji
menyampaikan hasilnya
Kasus: Seorang laki-laki usia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah.
1. Lakukan anamnesis!
a. KU : Nyeri perut kanan bawah
b. Onset : 3 hari
c. Kualitas : Mengganggu aktivitas
d. Kuantitas : Nyeri menjalar, awalnya di perut kiri atas lalu ke
kanan bawah
e. F. Berat : Aktivitas
f. F. Ringan : Istirahat kaki ditekuk
g. Gejala penyerta : mual, muntah, tidak nafsu makan, demam (kejar buat
nyari Alvarado Scores-nya)

2. Lakukan pemeriksaan fisik!


a. Vital sign (narasikan melakukan px TD, nadi, suhu, dan RR)
b. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi (narasikan cembung, distensi, jejas, dll)
2) Auskultasi (4 kuadran/ 9 regio)
3) Perkusi : 9 regio + nyeri ketok (+) kanan bawah (titik mc burney)
4) Palpasi : 9 regio + nyeri tekan kanan bawah (titik mc burney)
5) PF khusus
McBurney (+)
Rebound tenderness (-)
Rovsing sign
Obturator sign (+)
Psoas sign (+)
6) Skor Alvarado
Nyeri alih (+)
Mual, muntah (+)
Anoreksia (+)
Nyeri abdomen kuadran kanan bawah (+)
Rebound tenderness (-)
Demam (+)
Leukositosis (+)
Shift to the left atau Neutrophil >75% (+)
Total  7 (CITO)
7) RT : tonus sfingter ani kuat, ampula recti tidak kolaps, mucosa recti
licin, nyeri di arah jam 11, feses (-), darah (-)
3. Ajukan pemeriksaan penunjang dan hasil yang diharapkan!
Ket: dr.Taufan membawa lembar hasil lab, Ro, USG
Hasil lab (darah lengkap+hitung jenis leukosit+kimia klinik)  leukosit
meningkat, neutrophil meningkat (shift to the left)

Foto Polos Abdomen

USG  blind end-tube appearance (kemarin dr.taufan disuruh nunjuk


gambaran di hasil USG)
Tes kehamilan (pp test) apabila pasien perempuan
4. Sebutkan diagnosis kerja dan diagnosis banding!
Dx: Appendisitis Akut
DD: kolelitiasis, ureterolitiasis dextra, vesikolithiasis, KET, endometriosis,
ISK
5. Tuliskan surat rujukan!
Pasien dirujuk ke dokter spesialis bedah umum untuk dilakukan appendiktomi
segera (isinya ga usah kepanjangan, nanti waktunya ga cukup)
Contoh:
10. Hitung kebutuhan cairan untuk rehidrasi ringan (BB: 50 kg)!
Ringan 
Rehidrasi = 4% x BB x 1000
= 4% x 50 x 1000
= 2000 cc (A)

Maintanance = 2 cc x BB x 24
= 2 x 50 x 24
= 2400 cc (B)

Total = A + B = 4400 cc dibagi 2 yaitu 2200 dalam 8 jam pertama


dan 2200 dalam 16 jam kedua.

B. BEDAH UROLOGI
Penguji: dr.Tri Budiyanto, Sp.U
Ket: Disediakan manekin genitalia + alat-alat buat pasang DC tapi waktu
gelombang kita ga dipake sama sekali Cuma buat assesori doang

Kasus: Seorang laki laki Mr. X usia 55 tahun (lansia pokoknya) datang dengan
keluhan susah berkemih, kadang berdarah. Dari hasil IPSS didapatkan skor IPSS
7.
1. Lakukan pemeriksaan Rectal Touche!
Kita nanya sama dr.Tri, anamnesis dulu atau enggak, dokternya jawab,
lakukan sesuai perintah di soal dan narasikan saja. Jadinya aku langsung
narasiin tuh RT. Borang RT OSCE prekilinik
Nilai
No Aspek Yang Dinilai 0 1 2 3
1 Menyapa pasien dengan ramah, memperkenalkan diri dan
menanyakan identitas pasien.
2 Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
3 Mintalah pasien mengosongkan kandung kemih.
4 Menjaga privasi pasien (menutup jendela/pintu).
5 Membantu dan mempersilahkan pasien untuk berbaring dengan
posisi yang benar.
6 Meminta pasien untuk menurunkan pakaian dalam (celana),
hingga regio analis terlihat jelas.
7 Mencuci tangan sesuai prosedur dan menggunakan sarung tangan
steril.
8 Menggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan.
9 Inspeksi regio analis dan menilai adanya kelainan (luka, sikatrik,
fistula, fisura, massa, dll)
10 Meminta pasien tenang, meletakkan ujung jari telunjuk kanan
pada anal orificium dan menekan dengan lembut sampai sfingter
relaksasi. Kemudian memfleksikan ujung jari dan memasukkan
jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam
canalis analis.
11 Palpasi daerah canalis analis, menilai adanya kelainan
Pada laki-laki : gunakan prostat di sebelah ventral sebagai titik
acuan.
Pada wanita : gunakan serviks uteri di sebelah ventral sebagai
titik acuan.
12 Menilai tonus sfingter ani (kekuatannya).
13 Menilai struktur dalam rektum:
Mukosa rektum (licin atau tidak)
14 Jika teraba massa, deskripsikan: lokasi (arah jam), massa di intra
atau ekstra lumen, diameter, konsistensi, permukaan (kasar atau
halus), nyeri tekan.
15 Menilai ampula rekti kolaps atau tidak.
16 Pemeriksaan khusus
- Prostat : Menilai ketiga lobus prostate, sulcus mediana,
permukaan prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis,
keras, lembut, fluktuan), bentuk (bulat, datar), nyeri
tekan/tidak, polus superior teraba/tidak, ukuran (normal,
hyperplasia, atropi).
- Uterus dan adneksa : Memeriksa dan nilai kavum Douglas
pada forniks posterior vagina
17 Mengeluarkan jari telunjuk dari rectum, memperhatikan apakah
pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir.
18 Membersihkan pasien dengan larutan antiseptik di sekitar regio
analis.
19 Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air
mengalir
20 Melepas sarung tangan dan meletakkan pada wadah yang
disediakan
21 Mencuci tangan sesuai prosedur.
22 Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
mempersilahkan pasien untuk duduk di tempat yang sudah
disediakan.
TOTAL

Sambil melakukan, sambil menanyakan hasilnya ke dokternya. Soalnya kalo


ga dilakuin, hasil ga akan di kasih tau sama dokternya. Cuma jawab hasil apa
yang kita lakukan.
Hasil: prostat teraba bernodul-nodul dan keras, sulcus mediana tidak teraba,
yang lain dalam batas normal (ampula recti, mukosa, sfincter ani, dll).

2. Sebutkan diagnosis anda!


Suspek Ca Prostat (Sebutinnya supaya 1 aja ya, soalnya Dx bukan DD)

3. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang spesifik !


Ket: Sebenernya jawaban utamanya PSA aja, tapi biar aman mah kita
jawab juga pemeriksaan penunjang lainnya. Hasil PP tidak disebutkan oleh
dr.Tri.
a. PSA (Prostate Specific Antigen), untuk membedakan suatu keganasan atau
jinak. Pemeriksaan ini yang paling penting untuk deteksi adanya
keganasan prostat.
b. Darah lengkap
c. Urinalisis, paling penting untuk menilai adanya leukositosis dan
hematuria, untuk menyingkirkan adanya infeksi.
d. BNO
e. IVP
f. USG
g. Uroflowmetri

C. BEDAH SARAF
Penguji: dr.Teguh Manulima, Sp.BS
Ada 2 tipe soal, pokoke sing metu kuwi sing ditentirin sama beliau, jadi
silahkan baca2 aja dari tentiran beliau sama beliau pasti bawa CT scan
pasien (kemarin si pasien Cempaka)
Aslinya soal tipe A dan tipe B masing-masing 10 soal, tapi maaf beberapa
lupa
SOAL TIPE A
1. Apa perbedaan Cedera Otak dan Cedera Kepala?
Cedera kepala: cedera tanpa defisit neurologis
Cedera otak: terdapat defisit neurologis
Tanda-tanda defisit neurologis? Penurunan kesadaran, pupil anisokor,
hemiparese, kejang, amnesia
2. Sebutkan klasifikasi Cedera Otak!
 COB : GCS ≤ 8
 COS : GCS 9 - 13
 COR : GCS 14 - 15
3. a) Jelaskan cara menilai GCS pada bedah saraf! (EVM jelaskan satu2 kayak
yg di MMN, kudu hapal dan paham)
Eye Spontan 4
Terhadap suara 3
Terhadap nyeri 2
Tidak sama sekali 1
motoric Mengikuti perintah 6
Melokalisisr nyeri 5
Flexi normsl 4
Flexi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tidak ada 1
verbal Berorientasi baik 5
Bicara kacau 4
Kata2 tidak teratur 3
Suara tidak jelas 2
Tidak ada 1

b) Apakah pengertian GCS menurut bedah saraf? Merupakan GCS yang


dinilai setelah dilakukan resusitasi.
4. Bagaimana penanganan pasien cedera kepala di IGD?
 Airway :
Look  sianosis? Retraksi? Otot nafas tambahan?
Listen Snoring? Gurgling? Stridor?
Feel  deviasi trakea?
Membuka jalan nafas dengan tetap kontrol servikal dengan cara jaw trust
(menuver yang standard dan sering dilakukan)
Membersihkan dari benda asing/ sumbatan dengan cara suction
Memasang guedel
 Breathing :
Dinilai dengan hitung RR, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Pemberian O2 konsentrasi tinggi kalau cedera otak ringan (nasal
kanul), cedera otak sedang (NRM and mayo), cedera otak berat (intubasi).
 Circulation :
Hitung Nadi dan Tekanan darah
Pasang kateter intravena ukuran besar
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
Pasang kateter urin
Pasang NGT
 Disabilitas : nilai GCS, reflex pupil, kekuatan motorik
 Exposure : buka pakaian penderita, periksa dan evaluasi, dan jangan lupa
diselimutin lagi dong nanti kedinginan
D dan E dilakukan kalau A, B, C sudah stabil
5. Perbedaan EDH dan SDH
Patofisiologi EDH : prinsip elastisitas
ada trauma tulang sama duramater kedorong yang duluan balik menuju
ke posisi anatomi semula adalah tulang sedangkan duramater lebih lambat 
ruptur a. Meningea media  perdarahan mengisi ruang epidural  hiperdens
bikonveks
Indikasi OP EDH:
Tebal > 1,5 cm
Volume > 30 cc (Sebenernya volume ga melulu jadi patokan)
Midline shifting > 5 mm
Indikasi OP SDH:
Tebal > 1 cm
Volume > 30 cc (Sebenernya volume ga melulu jadi patokan)
Midline shifting > 5 mm
Gambaran CT scan  EDH : bikonveks SDH: bulan sabit
Kalau tidak salah ingat, ditanyain juga bedanya SH, SNH, dan Tumor:
Dari anamnesis jelas beda: Tumor kan progresif gejala-gejalanya ga mungkin
dadakan, SH biasanya dadakan pasien lagi aktivitas dan pasien langsung
penurunan kesadaran (defisit neurologis-nya langsung dahsyat), kalo SNH
biasanya pas dianamnesis pasien-nya masih kompos mentis cuma pelo atau
kelemahan lainnya dan biasanya gejala muncul pas pasien sedang santai
6. Membaca CT SCAN (yang dibold itu gambaran CT scan kemarin pas kami
ujian)
a. CT SCAN kepala
b. Dengan/tanpa kontras
c. potongan axial/sagital/coronal
d. pasien atas nama X usia Y alamat Z
e. lalu lanjut dari lapisan luar ke dalam:
1) SCALP: hematom at regio?
2) Bone: lihatnya di bone window ya, fracture? Impresi/depressed? At
regio?
3) Brain window: EDH? SDH? SAH? ICH? IVH? Edem Serebri?
Kontusio serebri? Midline Shifting? At regio? Dextra/sinistra?

SOAL TIPE B

Untuk tipe soal ini Cuma 3 orang yang dapet dan pada lupa, jadi maaf kalau
kurang lengkap.
BELIAU BAWA MANEKIN TEGKORAK JADI SOAL-SOAL AWAL ITU
SOAL ANATOMI
1. Sebutkan sutura-sutura
a. Sutura Coronaria
b. Sutura sagitalis
c. Sutura Skuamosa
d. Sutura Lambdoidea
2. Sebutkan Fossa cranii beserta penyusunnya
a. Fossa cranii anterior: os frontalis, os ethmoidalis, os spehoidalis ala major
et minor, batasnya sphenoidal ridge
b. Fossa cranii media: os parietal, pars petrosus
c. Fossa craii posterior: os occipital, protuberantia occipitalis interna, dkk
3. Definisi open fracture: adanya hubungan antara intracranial dengan
extracranial berupa bone expose, robeknya duramater, bisa disertai prolaps
serebri
4. Ada kasus seorang anak datang dengan sakit kepala dan pandangan kabur
a. Nervus apa yang terkena? N II, III, IV, IV
b. DD? Tumor, hematom (SDH)
5. Sebutkan klasifikasi SDH!
Akut: < 3 hari
Subakut: 3- 21 hari
Kronis: > 21 hari
6. Jelaskan klasifikasi hidrosefalus!
Komunikans vs Nonkomunikans
Kongenital vs akuisita
7. Baca CT scan sama seperti tipe A
D. BEDAH ORTHO
Penguji: dr.Bambang Agus Teja Kusumah, Sp.OT
Tipenya kayak ident gitu, dikasih foto rontgen atau foto klinis 4 soal, ada
yang 6 soal. Kalau sudah jawab terus dokternya mengkoreksi atau
mengingatkan, kita ga bisa ganti jawaban karena jawaban yang kita omogin
dicatat sama beliau di kertas gitu, jadi usahakan konsentrasi.
DX ORTHO VERSI dr.Bambang:
1. Fraktur terbuka/tertutup,
2. Nama tulang ga usah pake os,
3. Dextra/sinistra,
4. 1/3 proximal, 1/3 media, 1/3 distal, distal, caput, collum, corpus,
5. kofigurasi: transversal, oblique, spiral, comminutive, greenstick, dll
6. displaced/undisplaced
SOAL
1. Seorang perempuan usia 65 th jatuh terpeleset dengan telapak tangan
menopang badan. Gambar Ro + Klinis dinner fork deformity
a. Dx: Fraktur tertutup radius dextra distal transversal displaced  Fr.Colles
b. Faktor risiko/etiologi: osteoporosis
c. Talak:
1) Semua fraktur dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
2) Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
3) Pasang cairan untuk mengantisipasi kehilangan darah yang tidak
terlihat misalnya pada fraktur tulang panjang atau fraktur pelvis
4) Lakukan immobilisasi dan stabilisasi fraktur dengan spalk, waspadai
adanya tanda-tanda kompartemen syndrome seperti oedem, kulit yang
mengkilat, dan adanya nyeri tekan.
5) Farmakologis: analgetik+antibiotik (ga usah sebutin golongan ataupun
nama obatnya)
6) Rujuk segera ke layanan sekunder (spesialis orthopedi) untuk reposisi
dan fiksasi (ORIF), dengan persetujuan pasien.
d. Komplikasi: avaskuler nekrosis (AVN), cedera n.medianus, syok
neurogenik, perdarahan, malunion, nonunion
2. Rontgen os humerus
a. Dx: Fraktur tertutup humerus sin 1/3 medial transversal displaced
b. Talak:
FRAKTUR TERTUTUP
1) Semua fraktur dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
2) Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
3) Pasang cairan untuk mengantisipasi kehilangan darah yang tidak
terlihat misalnya pada fraktur tulang panjang atau fraktur pelvis
4) Lakukan stabilisasi fraktur dengan spalk, waspadai adanya tanda-tanda
kompartemen syndrome seperti oedem, kulit yang mengkilat, dan
adanya nyeri tekan
5) Rujuk segera ke layanan sekunder (spesialis orthopedi)
FRAKTUR TERBUKA
1) Prinsip:
 Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi (A, B, C, D, E)
 Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa
 Lakukan stabilisasi fraktur
 Pasang cairan dan berikan antibiotika iv yg sesuai dan adekuat
misalnya seftriakson dan segera rujuk ke layanan sekunder
2) Talak:
 Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan
NaCl fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing
yang melekat
 Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan
tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari memasukkan
komponen tulang tersebut kembali ke dalam luka
 Fraktur dengan luka yang berat memerlukan suatu traksi skeletal.
Fraktur gr 2 dan 3 sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
 Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah
terjadinya infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang
diberikan sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur
terbuka antibiotika yang dianjurkan adalah golongan
aminoglikosida
 Pencegahan tetanus: semua penderita dengan fraktur terbuka
perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah
mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tp
bagi yang belum, dpt diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin
 Rujuk setelah kondisi lebih stabil dengan persetujuan pasien
3. Dx: Fraktur terbuka femur dextra distal comminuted displaced gr. II (soalnya
kalau gr.III harus ancur tulangnya menurut dr.Bambang)
Talak: Sama kaya di atas ya, jangan lupa perawatan lukanya
Komplikasi: avn, sindroma kompartemen, cedera n.ischiadicus, OA,
perdarahan, infeksi, malunion, nonunion
4. Dx: Fraktur tertutup tibia sin 1/3 distal oblique displaced, fraktur tertutup
fibula sin 1/3 distal oblique displaced
Talak: sama kaya di atas
Komplikasi: Sama kaya di atas

BEDAH ONE SHOT


KARENA BELAJAR TEORI SAJA TIDAK CUKUP, PASIEN ADALAH
SEBAIK-BAIK TEMPAT BELAJAR
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai