Anda di halaman 1dari 26

OSTEOMIELITIS

DISUSUN OLEH:
NATASYA SARASWATI
AULIYA SYISMA A .
GHINA ALMAS N.
ANISA AOLINA

DR. ARIS HANDOKO, SP.OT


DEFINISI DAN ETIOLOGI

 Merupakan proses inflamasi akut atau kronis pada tulang dan


struktur sekitarnya yang disebabkan adanya infeksi oleh
subakteri piogenik dan non piogenik
 Organisme piogenik yang paling umum menyebabkan
terjadinya infeksi yaitu staphylococcus aureus (89-90%pada
usia remaja dan dewasa) , Streptococus pyogenes,
Hemophilus influenza (pada periode neonatal sering bersifat
patogen)
 Organisme non piogenik yang dapat menyebabkan infeksi
yaitu mycobacterium tuberkulosa
INSIDENSI

A. Morbiditas
 Prevalensi pada anak 1: 5000 anak
 Prevalensi pada neonatus 1: 1 .000
 Laki-laki:perempuan 4:1
B. Mortilitas
 Tingkat mortilitas rendah kecuali adanya sepsis dan kondisi
medis yang berat yang mendasari
C. Usia
 Osteomielitis akut hematogen penyakit primer pada anak
 Osteomielitis vetebral lebih sering pada orang tua usia > 45
tahun.
KLASIFIKASI

1. Osteomielitis hematogenik akut disebut juga sebagai


osteomielitis karena infeksi masuk ke dalam tubuh secara
langsung dari infeksi lokal di daerah sekitar orofaring,
telinga,gigi, atau kulit secara hematogen. Gejala klnis yang
muncul lebih cepat dibandingkan yang lain, nyeri lokal lebih
hebat.
2. Osteomielitis sub akut mengenai pasien pediatrik, infeksi
disebabkan oleh oerganisme dengan virulensi yang rendah
dan tidak memiliki gejala.
3. Osteomielitis kronik perkembangan dari osteomielitis akut
dan subakut yang tidak di obati didapat baik secara
hematogen, iatrogenik atau akibat taruma tembus. infeksi
kronis sering berhubungan dengan implan logam ortopedi yang
digunakan untuk mereposisi tulang
4. Chronic recuiment multifocal osteomielitis munculnya
sequelae infeksi tulang dari sequestrumnya yang belum tuntas
karena infeksi yang tidak kunjung sembuh.
GAMBARAN KLINIS

 Tanda-tanda inflamasi: nyeri lokal, pembengkakan, dan


hiperemis. Normalnya tanda-tanda tersebut akan menghilang
dalam waktu 5-7 hari.
 Pada anak-anak biasanya enggan menggunakan ekstremitas
yang terkena, iritabel, hingga letargi.
 Sedangkan orang dewasa sering mengeluhkan nyeri yang
tidak khas pada ekstremitas atau pada tulang belakang.
 Pada pemeriksaan fisik dapat memperlihatkan adanya nyeri
tekan, spasme otot, ataupun draining sinus.
PATOGENESIS

 Kuman masuk secara hematogen  Bakterimia  bermigrasi


melalui celah endotel melekat pada matriks
tulangEmbolus infeksi masuk ke dalam juksta epifisis pada
daerah metafisis tulang panjang hiperemi dan edem daerah
metafisis terbentuk pus akibatkan tekanan dalam tulang
bertambahmengganggu sirkulasi dan timbul trombosis pada
pembuluh darah tulang nekrosis tulang dapat terbentuk
daerah perkembangbiakan bakteri
PENEGAKAN DIAGNOSIS

 Osteomielitis dapat didiagnosis secara klinis. Namun, karena


manifestasi klinisnya yang dapat mirip dengan berbagai
penyakit lain, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
lainnya.
 Diagnosis definitif osteomielitis membutuhkan biopsi tulang
untuk pemeriksaan kultur dan histologis jaringan.
 Biopsi bedah dilakukan bila hasil pencitraan masih
meragukan atau agen etiologi tidak dapat ditentukan karena
pemberian antibiotik sebelumnya, atau hasil kultur yang
membingungkan
LABORATORIUM

 Pemeriksaan darah lengkap  Leukositosis umum terjadi


pada osteomielitis akut yang belum diterapi. Namun, pada
osteomielitis kronis, angka leukosit biasanya sudah kembali
normal.
 Peningkatan LED
 Kultur darah positif hanya pada 50% kasus osteomielitis.
Kultur darah harus dilakukan sebelum atau maksimal setelah
48 jam pemberian antibiotik . Kultur darah dapat memberikan
informasi untuk konfirmasi S.aureus.
 Biopsi tulang menjadi definitif diagnosis melalui isolasi
patogen secara langsung dari lesi tulang.
 Biopsi dilakukan melalui jaringan yang tidak terlibat infeksi,
dan sebelum terapi antibiotik diberikan atau setelah 48 jam
penghentian antibiotik
RADIOLOGI

1 . Foto Polos Tulang


Foto polos tulang rutin dilakukan walaupun tidak terlalu sensitif
bila dibandingkan dengan scan tulang ataupun MRI
2. MRI
 MRI lebih unggul dibanding denga foto polos, CT, dan
scanning radionuclide, dan dianggap sebagai pencitraan
pilihan dengan sensitifitas berkisar 90-100%.
 Gambaran khas osteomielitis akut pada MRI adalah terdapat
area lokal sumsum tulang yang abnormal dengan penurunan
intensitas sinyal pada pencitraan T1 , dan peningkatan sinyal
pada pencitraan T2
3. Radionuklida scanning tulang
 Biasanya tidak dibutuhkan untuk diagnosis osteomielitis pada
tulang panjang.
 Dilakukan tiga fase scan tulang, scan gallium, dan scan sel
darah putih.
 Radinuklida scanning tulang menjadi pilhan bagi pasien yang
tidak mampu melakukan pencitraan MRI
4. CT-Scan
CT scan dapat menunjukkan adanya kalsifikasi abnormal,
pengerasan, dan kelainan intrakortikal. CT scan tidak
direkomendasikan untuk pemeriksaan osteomielitis namun
dapat menjadi pilihan pencitraan ketika MRI tidak tersedia
5. USG
USG dapat dilakukan terutama pada anak dengan osteomielitis
akut. USG dapat menunjukkan perubahan sejak 1-2 hari setelah
timbulnya gejala. USG lebih ditujukan untuk melihat kelainan
pada jaringan lunak, termasuk abses ataupun elevasi
periosteal. Tidak memungkinkan untuk evaluasi korteks tulang
TERAPI

 Terapi untuk osteomielitis tulang panjang meliputi drainase


yang adekuat, membersihkan jaringan mati, proteksi luka,
dan kultur darah untuk sensitifitas antibiotik .
 Pada pasien dengan status imun yang rendah, harus
dilakukan usaha untuk meningkatkan status imun, penting
untuk memerhatikan nutrisi, kebiasaan merokok, dan
penyakit lain yang menyertai seperti diabetes.
 Terapi inisial antibiotik untuk osteomielitis tulang panjang
meliputi nafcillin, clindamycin dan ciprofloxacin (kecuali pada
anak-anak. Berikan aminoglikosida).
 Tulang akan mengalami revaskularisasi setelah 3-4 minggu
post pembedahan debridemen. Antibiotik digunakan ketika
telah terjadi revaskularisasi untuk mengobati tulang
terinfeksi yang masih hidup dan mencegah infeksi lebih
lanjut.
 Pengobatan antibiotik juga tergantung pada stadium penyakit
(berdasarkan klasifikasi Cierny -Mader).
 Pada osteomielitis stadium 1, anak-anak hanya
membutuhkan terapi antibiotik saja, karena tulang masih
sangat tervaskularisasi dengan baik dan berespon bagus
terhadap antibiotik . Sedangkan pada orang dewasa, biasanya
sudah ditambah dengan pembedahan.
 Pada stadium 2, antibiotik diberikan selama 2 minggu,
dimulai sejak debridemen superfisial dan jaringan lunak.
 Pada stadium 3 atau 4, pasien diterapi dengan antibiotik
selama 4 hingga 6 minggu, dimulai setelah debridemen mayor
terakhir. Pada stadium ini, jika debridemen tidak adekuat,
maka pengobatan dengan antibiotik tidak efektif.
 Pada beberapa kasus dibutuhkan pembedahan pada
osteomielitis. Tujuan pembedahan adalah untuk melakukan
debridemen pada jaringan nekrosis, mengurangi bacterial
load, dan memberikan kesempatan pada sistem imun dan
antibiotik untuk menghadapi infeksi yang sedang terjadi.
ALGORITMA TERAPI OSTEOMYELITIS PADA
TULANG PANJANG BERDASARKAN STADIUM

Stadium 1 ,
penyebaran
infeksi secara
hematogen
PA DA OST E OMI ELITI S T ULA NG PA N JANG STA DIUM 1 DE N G A N
I N F E KSI LOKA L
STADIUM 2
STADIUM 3 DAN 4
Indikasi dilakukannya pembedahan ialah :
 1 . Adanya sequester.
 2. Adanya abses.
 3. Rasa sakit yang hebat.
 4. Bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan
(karsinoma Epidermoid).
KOMPLIKASI

A. Kematian tulang (osteonekrosis)


Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam
tulang, menyebabkan kematian tulang. Jika terjadi nekrosis
pada area yang luas, kemungkinan harus diamputasi untuk
mencegah terjadinya penyebaran infeksi .

B. Ar thitis septic  menyebar ke dalam sendi di dekatnya


C. gangguan per tumbuhan  pada osteomielitis yang mengenai
lempeng epifisis
D. Fraktur
E. Selulitis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai