Periode
I
Dilaporkan adanya mayat laki-laki di sebuah kosan, dilakukan pemeriksaan terhadap
mayat tersebut pada hari Kamis, jam 12.00-15.00 WIB. Pada pemeriksaan, didapatkan
lebam mayat yang tidak hilang dengan penekanan, kaku otot hampir di semua sendi
kecuali jari tangan dan kaki, dan adanya warna kuning kehijauan di perut bagian kanan
bawah. Diperkirakan waktu kematian korban berkisar pada…
A. Rabu, jam 12.00-24.00 WIB
B. Kamis, jam 00.00-04.00 WIB
C. Kamis, jam 10.00-12.00 WIB
D. Rabu, jam 00.00-12.00 WIB
E. Kamis, jam 04.00-10.00 WIB
Jawaban
• Pembusukan/putrefaksi
– Mulai setelah 24 jam
– Kaku otot hampir di semua sendi kecuali jari-jari tangan dan kaki (kaku mayat
telah lengkap dan mulai menghilang lagi) kematian telah berlangsung diatas 24 jam
– Kaku mayat mulai muncul sekitar 2 jam kematian, menyebar mulai dari otot distal dan
kecil kearah dalam (sentripetal). Dalam 12 jam lengkap, dipertahankan selama 12 jam,
kemudian menghilang bertahap sesuai urutan munculnya.
– Sehingga, pada soal kita dapat memperkirakan kematian telah berlangsung lebih
dari 24 jam
A. Rabu, jam 12.00-24.00 WIB
A. Terdapat luka akibat benda tumpul pada kepala belakang dan luka akibat benda tajam pada dahi
B. Terdapat luka akibat benda tumpul pada kepala belakang dan dahi
C. Terdapat luka akibat benda tajam pada kepala belakang dan dahi
D. Terdapat luka akibat benda tajam pada kepala belakang dan luka akibat benda tumpul pada dahi
– Kesimpulan VeR?
Perbedaan Luka Akibat Kekerasan
Tajam dan Tumpul
Sekitar luka Ada luka lecet atau Tak ada luka lain
memar
Perlu DIINGAT!
B. Terdapat luka akibat benda tumpul pada kepala belakang dan dahi
C. Terdapat luka akibat benda tajam pada kepala belakang dan dahi
E. Keracunan alkohol
Pembahasan
• Pria, 57 tahun
– Penurunan kesadaran
Penyebab kondisi?
Intoksikasi Alkohol
• Pada intoksikasi alkohol, dapat terjadi fenomena yang disebut dengan
blackout, yaitu amnesia akan kejadian yang terjadi selama intoksikasi.
– Sensasi bugar
Chandravanshi L. Assessment and Diagnosis of Poisoning with Characteristics Features in Living or Dead. The Open Forensic
Science Journal. 2018. 10(5):12
VITAL SIGN dalam Kasus Keracunan
Chandravanshi L. Assessment and Diagnosis of Poisoning with Characteristics Features in Living or Dead. The Open Forensic
Science Journal. 2018. 10(5):12
Pilihan Lain
• Keracunan sianida
– Aritmia, gangguan sirkulasi, sesak, kelemahan, dll
– Kulit: normal, sianosis, atau cherry red
• Keracunan fosfat
– Biasanya berasal dari pupuk atau insektisida
– Kejang, bradikardi, hipotensi, paralisis
Pilihan Lain
• Keracunan timbal
– Biasanya terpapar saat bekerja atau limbah pabrik
• Keracunan deoksihemoglobin
B. Keracunan fosfat
C. Keracunan deoksihemoglobin
D. Keracunan timbal
E. Keracunan alkohol
4
Saat dilakukan pendakian di sebuah gunung ditemukan jenazah laki-laki di salah
satu jurang dekat dengan puncak. Pada pemeriksaan luar didapatkan banyak
luka lecet dan seluruh tubuh jenzaha telah kaku. Apa penyebab kakunya
tubuh jenazah tersebut?
A. Kurangnya ATP
B. Rigor mortis
C. Cadaveric spasm
D. Koagulasi protein oleh suhu tinggi yang membuat serat otot
memendek
E. Membekunya cairan tubuh
E. Membekunya cairan tubuh
Pembahasan
Jenazah laki-laki
• Ditemukan di salah satu jurang dekat dengan puncak
gunung
• Pada pemeriksaan luar didapatkan banyak luka lecet
dan seluruh tubuh jenzaha telah kaku
• Heat stiffening
– Umumnya terjadi pada kasus mati terbakar.
• Cold stiffening
– Terjadi akibat membekunya cairan tubuh, terutama
pada sendi sehingga sendi menjadi kaku.
A. Hanging
B. Suicidal hanging
C. Penjeratan
D. Pembekapan
E. Pencekikan
D. Pembekapan
Pembahasan
Anak laki-laki 2 tahun
• Death on arrival
• Pemeriksaan fisik didapatkan luka lecet tekan pada
hidung, dagu, bibir dan gusi.
• Ditemukan kongesti pada wajah dan petekie pada
konkungtiva.
Karakteristik jejas sesuai dengan?
Pembekapan
B. Suicidal hanging
C. Penjeratan
D. Pembekapan
E. Pencekikan
6
Perempuan, 17 tahun, datang dengan keluhan demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Selain
demam, muncul bercak-bercak di seluruh tubuh diawali dari kepala dan leher kemudian
menyebar ke badan dan ekstremitas. Ia juga mengalami batuk-batuk dan mata merah.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi makulopapular yang tersebar di seluruh badan
dan ekstremitas. Penyakit tersebut bisa dicegah jika pasien mendapatkan vaksin yang
direkomendasikan diberikan pertama kali di usia…
A. 0 hari
B. 2 bulan
C. 9 bulan
D. 12 bulan
E. 9 tahun
Jawaban
C. 9 bulan
Pembahasan
Virus penyebab?
• Perempuan, 17 tahun
– Bercak - bercak di kepala dan leher, kemudian
menyebar ke badan dan ekstremitas.
C. 9 bulan
B. 2 bulan
C. 9 bulan
D. 12 bulan
E. 9 tahun
7
Perempuan usia 32 tahun datang dengan keluhan timbul bentol-bentol pada wajah sejak
2 minggu yang lalu. Tidak ada rasa gatal atau nyeri. Pada pemeriksaan, ditemukan papul
berukuran lentikuler, tidak kemerahan, dan terdapat lekukan pada bagian tengah
sebagian benjolan. Pasien merasa terganggu dengan lesi di wajahnya. Apa pilihan
terapi yang tepat pada pasien ini?
A. TCA 25%
B. Tidak perlu terapi pada imunokompeten
C. Krim Acyclovir
D. TCA 90%
E. Podofilotoksin 0,5%
Jawaban
E. Podofilotoksin 0,5%
Pembahasan
Tatalaksana?
• Perempuan 32 tahun
– Bentol-bentol pada wajah sejak 2 minggu lalu.
– Tidak ada rasa gatal atau nyeri.
– Pasien merasa terganggu dengan lesi di wajah
C. Krim Acyclovir
D. TCA 90%
E. Podofilotoksin 0,5%
8
Bayi laki-laki berusia 8 bulan dibawa ibunya karena muncul lepuh berisi nanah
dan keropeng pada punggung sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan, di
regio ketiak didapatkan bula multipel seperti gambar berikut. Pada
pemeriksaan pulasan gram, didapatkan kuman kokus bergerombol berwarna
biru keunguan. Diagnosis pasien ini adalah...
A. Impetigo krustosa
B. Impetigo bullosa
C. Eritrasma
D. Steven Johnson syndrome
E. Selulitis
Jawaban
B. Impetigo bullosa
Pembahasan
Diagnosis?
• Bayi laki-laki berusia 8 bulan
– Muncul lepuh berisi nanah dan
keropeng pada punggung sejak 1
bulan yang lalu.
• Impetigo Bulosa
– Staphylococcus aureus: bergerombol
– Predileksi: aksila, dada, punggung
– Lesi eritema dengan bula
Bedakan.!
• Impetigo Krustosa
– Jika krusta diangkat, nampak EROSI
• Ektima
– Jika krusta diangkat, nampak ULKUS
Pilihan Lain
• Eritrasma
– Lampu wood: coral red
• Steven Johnson syndrome
– Riwayat minum obat sebelumnya
– Lepuh di kulit dan mukosa
• Selulitis
– Infeksi epidermis dan dermis
– Nyeri, bengkak, merah, berbatas tegas
– Gejala sistemik: demam
A. Impetigo krustosa
B. Impetigo bullosa
C. Eritrasma
E. Selulitis
9
Laki-laki 70 tahun mengeluhkan nyeri dan bengkak kaki kanan yang memberat sejak sejak 2 hari yang lalu.
Tidak ada riwayat trauma. Riwayat penyakit pasien adalah hipertensi dan obesitas. Tekanan darah 140/90
mmHg, laju nadi 90 kali/menit, dan suhu 380C. Pada pemeriksaan fisis didapatkan eritema difus dari pedis
hingga pertengahan kruris kanan, nyeri tekan, edema, dan teraba hangat. Pada kulit interdigiti pedis kanan
terlihat maserasi dan fissure. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan neutrofilia dan USG Doppler
negatif untuk DVT. Etiologi yang paling mungkin adalah…
A. Streptococcus beta hemolitik
B. Clostridium perfringens
C. Staphylococcus epidermidis
D. Candida albicans
E. Tinea pedis
Jawaban
A. Streptococcus beta
hemolitik
Pembahasan
Etiologi?
• Laki-laki 70 tahun
– Kaki kanan bengkak dan berwarna kemerahan sejak 2 hari yang lalu
– Tidak ada riwayat trauma
• PF: demam, kaki kanan bengkak, eritema difus (berbatas tidak tegas),
edema, nyeri tekan +
• Laboratorium: neutrofilia
• USG Doppler: DVT –
Diagnosis: selulitis
Selulitis
Selulitis Erisipelas
B. Clostridium perfringens
C. Staphylococcus epidermidis
D. Candida albicans
E. Tinea pedis
10
Laki-laki, 20 tahun, datang dengan keluhan gatal di kemaluan sejak 1 minggu
lalu. Pasien mengaku sering bertukar pakaian dengan teman seasramanya. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan makula serulae dan bintik hitam di celana dalam.
Tata laksana yang tepat untuk pasien adalah…
A. Permetrin 5%
B. Gameksan 1%
C. Ketoconazol krim 2%
D. Hidrokortison krim 2,5%
E. Asiklovir krim 2%
Jawaban
B. Gameksan 1%
Pembahasan
Tata laksana?
• Laki-laki, 22 tahun
– gatal di kemaluan sejak 1 minggu lalu
– sering bertukar pakaian dengan teman seasramanya
B. Gameksan 1%
C. Ketoconazol krim 2%
E. Asiklovir krim 2%
11
Laki-laki 41 tahun mengeluh teraba benjolan pada area lipat paha sejak 3 hari lalu.
Benjolan tidak terlalu nyeri. Sekitar 2 minggu lalu, muncul luka pada kemaluan pasien
tetapi sembuh sendiri. Ada riwayat promiskuitas, terakhir 3 minggu lalu. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral
dengan nyeri tekan. Terapi untuk pasien ini adalah...
A. Benzatin penicillin 2,4 juta IU
B. Ciprofloksasin 2x500 mg
C. Doksisiklin 2x100 mg
D. Azitromisin 1 g dosis tunggal
E. Asiklovir 5x200 mg
Jawaban
C. Doksisiklin 2x100 mg
Pembahasan
Terapi?
• Laki-laki 41 tahun
– Benjolan yang sangat nyeri pada area lipat paha sejak 3 hari
– Riwayat luka pada kemaluannya 2 minggu lalu namun
sembuh sendiri
– Riwayat promiskuitas, terakhir 3 minggu lalu
• Pembesaran KGB inguinal unilateral, nyeri tekan
bubo inguinalis
IMS
Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum
Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)
– Tepi rata
B. Ciprofloksasin 2x500 mg
C. Doksisiklin 2x100 mg
E. Asiklovir 5x200 mg
12
Perempuan usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan gatal pada telapak kaki
kanan sejak 2 minggu yang lalu, gatal dirasakan saat kaki lembab atau terkena air. Pasien
bekerja sebagai buruh cuci. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan plak eritema
tertutup skuama tipis pada plantar pedis yang meluas sampai sepertiga dorsum pedis,
berbatas tegas dengan tepi eritem. Tata laksana yang tepat adalah…
A. Ketoconazol 2x200 mg selama 2 minggu
B. Griseofulvin 2x500 mg selama 2 minggu
C. Metronidazol 2x500 mg selama 2 minggu
D. Doksisiklin 1x100 mg selama 2 minggu
E. Asiklovir 2x200 selama 4 minggu
Jawaban
B. Griseofulvin 2x500 mg
selama 2 minggu
Pembahasan
Tata laksana?
• Perempuan 35 tahun
– gatal pada telapak kaki kanan sejak 2 minggu yang lalu
– gatal memberat saat kaki lembab atau terkena air
– riwayat bekerja sebagai buruh cuci
• Pemeriksaan dermatologis
– plak eritema tertutup skuama tipis pada plantar pedis yang
meluas sampai sepertiga dorsum pedis, berbatas tegas
dengan tepi eritem
Tinea pedis et korporis
Dermatofitosis
Tinea Korporis
Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
Sediaan KOH pada dermatofitosis
Tata Laksana
• Topikal
– Krim terbinafin: 1x/hari selama 2 minggu
– Azol (mikonazol, ketokonazol, klotrimazol): 2x/hari selama 4-
6 minggu
• Sistemik
– Terbinafin 1x250 mg/hari selama 2 minggu
– Griseofulvin 1x500 mg/hari selama 2-4 minggu
– Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 2 minggu
– Ketokonazol 200 mg/hari
Tinea Kapitis
• Interdigitalis
– Gatal
• Mocasin foot
– Tidak gatal
Pemeriksaan Penunjang
• Pada pemeriksaan KOH (10% kulit, 20% rambut, 30% kuku)
– Hifa panjang bersekat
• Topikal
– Krim terbinafin: 1/hari selama 1-2 minggu
– Azol (mikonazol, ketokonazol, klotrimazol): 2x/hari selama 4-6
minggu
• Sistemik, untuk infeksi yang luas
– Terbinafin: 250 mg/hari selama 2 minggu; Anak (tidak dianjurkan)
– Griseofulvin 2x500 mg (sampai 2 minggu bebas lesi)
– Itrakonazol: 2x100 mg/hari selama 3 minggu; Anak (tidak dianjurkan)
– Flukonazol: 50mg/hari
A. Ketoconazol 2x200 mg selama 2 minggu
Diagnosis?
• Perempuan 18 tahun
– Keputihan warna kuning-kehijauan, berbusa, dan
berbau.
Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum
Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)
A. Vaginal swab
Pembahasan
Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum
Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)
Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams gynecology. 2nd ed. Texas: The McGraw-Hill; 2012
Pedoman IMS 2011. Kemenkes RI
Pilihan Lain
• Pap smear skrining Ca cervix
• IVA skrining Ca cervix
• Biopsi diagnosis kanker
• Whiff test dengan KOH 10% Pada Candida, tidak
dilakukan Whiff test. Tetapi dilakukan pemeriksaan
mikroskopik dengan menambahkan KOH 10% ke
preparat
A.Vaginal swab
B. Pap smear
C.IVA
D.Biopsi
C. Albendazole 400 mg
Pembahasan
Tatalaksana?
• Laki-laki 40 tahun
– Gatal pada punggung kaki sejak kemarin
– Pasien adalah seorang petani
B. Ketokonazole 2%
C. Albendazole 400 mg
E. Gameksan 5%
16
Perempuan 20 tahun datang dengan keluhan gatal pada pergelangan lengan kiri.
Dua hari sebelumnya pasien menggunakan jam tangan pada tangan kiri. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan makula eritema disertai papulovesikel kecil yang
berbentuk seperti lingkaran jam tangan. Terapi apa yang diberikan?
• Perempuan 20 tahun
• Gatal pada pergelangan tangan kiri
• Akibat iritan kuat yg menyebabkan luka bakar kimiawi : irigasi antidot topikal
spesifik
• Prinsip umum :
A. Loratadin PO
Pembahasan
Terapi ?
• Laki-laki 26 tahun
– Sangat gatal pada punggung
– Bercak kemerahan yang awalnya hanya satu, namun semakin
hari-semakin banyak dan meluas
• Herald patch
• Self-limiting
B. Ketokonazole PO
C. Amoksisilin PO
D. Ranitidin PO
E. Selenium sulfida
18
Laki-laki, 33 tahun, datang dengan keluhan kemerahan di kedua siku sejak 4
bulan lalu. Lesi kadang terasa gatal. Pasien memiliki riwayat alergi cokelat saat
masih anak-anak. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan lesi seperti di gambar. Komplikasi ekstradermal
mana yang kemungkinan dialami pasien?
A. Asma bronkial
B. Neuropati perifer
C. Glomerulonefritis kronik
D. Glaukoma
E. Deformitas sendi
Jawaban
E. Deformitas sendi
Pembahasan
Komplikasi?
• Laki-laki, 33 tahun
• Keluhan
– Kemerahan di kedua siku sejak 4 bulan lalu
– kadang gatal
B. Neuropati perifer
C. Glomerulonefritis kronik
D. Glaukoma
E. Deformitas sendi
19
Perempuan, G2P1A0 dengan usia kehamilan 30 minggu, datang dengan keluhan bercak
kecoklatan pada wajah. Awalnya bercaknya merah kecil lalu berubah jadi coklat dan
melebar. Keluhan muncul sejak akhir trimester I kehamilan. Pada pemeriksaan
ditemukan bercak kecoklatan pada pelipis, pipi, dagu, hingga leher. Status dermatologi
adalah: makula hiperpigmentasi, ukuran numular hingga plakat, sebagian diskret sebagian
konfluens, dan simetris. Diagnosis kasus ini adalah...
A. Hiperpigmentasi paska inflamasi
B. Lentigo
C. Melasma
D. Melanoma maligna
E. Keratosis seboroik
Jawaban
C. Melasma
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan, G2P1A0 UK 30 minggu
– Bercak kecoklatan di wajah
– Muncul sejak trimester I kehamilan
B. Lentigo
C. Melasma
D. Melanoma maligna
E. Keratosis seboroik
20
Perempuan, 65 tahun, datang dengan keluhan muncul bercak cokelat kehitaman
di punggung tangan kanan dan kiri sejak 2 tahun lalu. Riwayat sakit kulit
sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisis didapatkan makula
hiperpigmentasi multipel ukuran lenticular hingga nummular pada regio
antebrachii dextra et sinistra. Diagnosis yang mungkin adalah…
A. Hiperpigmentasi pasca-inflamasi
B. Hipopigmentasi pasca-inflamasi
C. Nevus pigmentosus
D. Melanoma maligna
E. Lentigo senilis
Jawaban
E. Lentigo senilis
Pembahasan
Diagnosis
• Perempuan 65 th
– muncul bercak cokelat kehitaman di punggung tangan
kanan dan kiri sejak 2 tahun lalu
– riwayat sakit kulit sebelumnya tidak ada
• Pemeriksaan fisis: makula hiperpigmentasi multipel
ukuran lenticular hingga nummular pada region
antebrachii dextra et sinistra
Lentigo
B. Hipopigmentasi pasca-inflamasi
C. Nevus pigmentosus
D. Melanoma maligna
E. Lentigo senilis
21
Perempuan 18 tahun datang mengeluh muncul ruam-ruam di tengkuk dan
punggung kaki. Ruam biasanya muncul saat mau ujian. Pada pemeriksaan,
didapatkan lesi kulit berbentuk plakat, eritema, bersisik, dengan tepi menebal,
dan tampak relief kulit. Tata laksana yang sesuai untuk pasien ini
adalah...
A. Hidrokortison krim 1%
B. Mometason furoat krim 0,1%
C. Mometason furoat salep 0,01%
D. Desoksimetason krim 0,25%
E. Klobetasol salep 0,05%
Jawaban
Medikamentosa
1. Topikal :
– Emolien + kombinasi dengan kortikosteroid topikal atau pada lesi di vulva dapat diberikan terapi tunggal
krim emolien.
– Kortikosteroid topikal: salep klobetasol propionat 0,05%, satu sampai dua kali sehari.
– Calcineurin inhibitor topikal: salep takrolimus 0,1%, atau krim pimekrolimus 0,1% dua kali sehari selama 12
minggu.
Edukasi
1. Identifikasi riwayat psikologis yang ada sehingga pasien dapat mengurangi stres yang dialaminya
C. Hemangioma infantil
Pembahasan
Diagnosis?
• Anak 2 tahun
– Benjolan kemerahan pada wajah
– Sudah ada sejak usia 1 bulan, berubah warna menjadi gelap
apabila menangis
– Makin lama makin membesar, namun akhir-akhir ini menjadi
pucat
• Nodul eritomatosa yang menonjol
Hemangioma
• Etiologi dan epidemiologi
– Terbentuk karena proliferasi jinak dari mesenkim angioblastik
• Tahapan
– Fase proliferasi inisial 3-9 bulan, bertambah besar pada tahun pertama kehidupan
– Fase involusi pada usia 2-6 tahun, biasanya hilang pada usia 10 tahun
• Bentuk lesi
– Domed like shaped, lobular, plak, atau kombinasi ketiganya
– Superfisial makula eritematosa yang terang, papul, maupun plak muncul pada usia 1-4 minggu.
– Dalam berwarna ungu, biru, maupun sewarna kulit muncul pada usia 2-3 bulan
• Diaskopi
– Tidak sepenuhnya blanch
A saat bayi
B setelah balita
Penatalaksanaan
• Sebagian besar hemangioma dapat sembuh secara spontan
tanpa terjadi sekuele yang signifikan. Observasi tanpa pemberian
terapi dapat dilakukan pada kasus yang berukuran kecil, lokasi
jauh dari organ vital, dan tanpa penyulit.
• Indikasi diperlukannya tata laksana antara lain: bila terjadi ulkus,
lesi dapat mengganggu organ vital seperti mata, mulut, hidung,
genitalia, dan perianal, yang berpotensi menimbulkan kecacatan,
dan perdarahan.
Pilihan Lain
C. Hemangioma infantil
E. Obesitas
Jawaban
Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Faktor Risiko
• Peningkatan kadar androgen di sirkulasi
– Fisiologis: pubertas
– Patologis: PCOS
• Penggunaan pakaian oklusif menyebabkan trauma atau gesekan mekanis
• Obesitas
• Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi (misalnya produk susu,
junk food, cokelat)
• Penggunakan kosmetik atau produk perawatan rambut berbahan dasar
minyak
• Paparan terhadap suhu tinggi lingkungan berlebihan
Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Pilihan Lain
A. Tinggal di tempat yang suhunya lebih dingin suhu dingin tidak
berhubungan dengan acne
D. Keratosis seboroik
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 60 tahun lansia
– Bintil-bintil hitam di wajah dan leher sejak 2 bulan yang
disertai rasa gatal
– Bintil terlihat seperti massa yang menempel dan makin
lama makin meluas
• Status dermatologis: papul hiperpigmentasi multipel,
ukuran milier dan lentikuler, dengan permukaan halus
Keratosis Seboroik
B. Siringoma
C. Keratosis obturans
D. Keratosis seboroik
E. Papiloma kutis
25
Seorang laki-laki, 38 tahun, datang dengan keluhan lesi kulit seperti pada gambar. Lesi
tidak terasa nyeri maupun gatal. Keluhan dirasakan muncul setelah pulang dari perjalanan
dinas di Surabaya untuk meninjau suatu perumahan padat penduduk 2 minggu lalu. Tidak
ada lesi di bagian tubuh lain. Pasien memiliki riwayat tiroiditis autoimun. Pada
pemeriksaan fisis tidak ditemukan gangguan sensoris maupun motorik pada tangan kanan.
Temuan histopatologi yang mungkin ditemukan adalah…
A. Penurunan produksi melanin oleh melanosit
B. Tidak ada melanosit di epidermis
C. Melanosit normal, penurunan transfer pigmen ke kertinosit
D. Reaksi granulomatosa yang tersusun atas sel datia Langhans
dan limfosit
E. Agregat melanosome dalam sitoplasma melanosit
Jawaban
Baldini E, Odorisio T, Sorrenti S, Catania A, Tartaglia F, Carbotta G et al. Vitiligo and autoimmune thyroid disorders. Front. Endocrinol; 2017.
Pilihan Lain
E. Ewing sarkoma
Pembahasan
Diangosis?
• Anak 16 tahun
– Benjolan pada lutut yang makin lama makin membesar sejak 6
bulan lalu curiga ke arah keganasan, lutut sebagai predileksi. Pada
usia muda, diagnosis banding keganasan tulang: osteosarkoma, Ewing’s
sarcoma
– Pasien memiliki riwayat jatuh dari sepeda 1 tahun yang lalu
– Pada pemeriksaan ROM sendi lutut terbatas
– Pada pemeriksaan radiologi ditemukan gambaran onion skin salah
satu jenis periosteal reaction menunjukkan adanya iritasi periosteal
“onion skin” = berlapis seperti bawang
Ewing’s Sarcoma
• Berasal dari sel endotelial di dalam
sumsum tulang. Umumnya di tulang
panjang, paling sering di middiafisis.
• Usia: 10-20 tahun. Tumor tersering
kedua pada anak dan remaja, setelah
osteosarkoma
• Klinis: nyeri yang bersifat throbbing dan
bengkak
• X-ray: yang khas adalah gambaran onion
skin yang sebenarnya merupakan lapisan-
lapisan tulang baru. Tampilan sunburst dan
Codman’s triangle (yang biasanya
ditemukan di osteosarkoma) juga bisa
ditemukan pada penyakit ini.
Osteosarkoma
• Tumor ganas, berasal dari dalam tulang, lalu
secara agresif menyebar ke periostium dan
jaringan lunak sekitarnya
• Tumor tulang tersering pada usia muda
• Predileksi: metafisis tulang panjang,
utamanya lutut (60% kasus) dan proximal
humerus
• Klinis: nyeri, memburuk pada malam hari.
Benjolan. Kadang bisa ditemui fraktur
patologis.
• X-ray: sunburst appearance dan Codman’s
triangle (paling sering), bisa ditemui
onion skin namun relatif jarang
Apley’s orthopaedics
https://radiopaedia.org/articles/osteosarcoma
Pilihan Lain
• Osteomielitis kronik sequele dari osteomielitis akut,
sering juga terjadi pasca fraktur terbuka dan operasi. Klinis:
nyeri, demam, tanda inflamasi, bisa tampak sekret
seropurulen dan eksoriasi di sekitar kulit
• Osteomielitis akut didahului trauma. Klinis: nyeri, malaise,
demam, tanda inflamasi di site trauma. Bisa tampak pus.
• Osteosarkoma sunburst appearance dan Codman’s triangle
• Kondrosarkoma tumor tulang pada usia tua, pada dekade
4 atau 6
A. Osteomielitis kronik
B. Osteomielitis akut
C. Osteosarkoma
D. Kondrosarkoma
E. Sarkoma Ewing
27
Anak 6 tahun dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan fraktur berulang. Hingga
waktu pemeriksaan, pasien sudah mengalami 5 fraktur tulang dan 2 di antaranya akibat
trauma minimal. Riwayat kelahiran pasien normal. Berat badan dan tinggi badan pasien
berdasarkan usia kini berada di persentil 50. Pada pemeriksaan fisis didapatkan gigi
pasien kecil dan tidak beraturan serta gambaran mata seperti digambar. Diagnosis
yang mungkin adalah...
A. Akondroplasia
B. Osteogenesis imperfecta
C. Defisiensi vitamin D
D. Leukemia limfoblastik akut
E. Osteopenia
Jawaban
B. Osteogenesis imperfecta
Pembahasan
Diagnosis?
• Anak 6 tahun
– Riw fraktur berulang
Osteopenia:
Berkurangnya kepadatan massa tulang tetapi tidak sampai tahap osteoporosis
A. Akondroplasia
B. Osteogenesis imperfecta
C. Defisiensi vitamin D
E. Osteopenia
28
Perempuan 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan kaki pegal dan nyeri jika
berjalan jauh. Pasien juga sering mengeluhkan pegal dan nyeri pada betis sejak
kecil. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
gambaran seperti di bawah ini. Diagnosis pada pasien adalah…
A. Genu varum
B. Genu valgum
C. Pes planus
D. Claw foot
E. Drop foot
Jawaban
C. Pes planus
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 25 tahun
– Kaki pegal dan nyeri jika berjalan jauh
– Pegal dan nyeri pada betis sejak kecil. Tanda-tanda
vital dalam batas normal
• Gejala:
– Kaki telihat datar
– Nyeri saat berjalan
– Kesulitan berjalan
– Kaki nyeri atau bengkak
Pilihan Lain
• Genu varum dan genu valgum (cara ingat:
vaLgum: kaki berbentuk L)
Pilihan Lain
• Claw foot
Pilihan Lain
• Drop foot
A. Genu varum
B. Genu valgum
C. Pes planus
D. Claw foot
E. Drop foot
29
Perempuan, 50 tahun, datang ke Poliklinik RS dengan keluhan nyeri sendi di kedua tangan. Nyeri
dirasakan memberat dengan aktivitas dan kini menghambat kegiatan sehari-hari. Kadang ia merasa
kaku di sendi-sendi tangan di pagi hari selama 10-15 menit. Pasien sudah mencoba minum
paracetamol, tetapi keluhan hanya reda sebentar lalu kembali nyeri. Pasien memiliki riwayat
hipertensi dan DM. Pemeriksaan fisik lokalis terlihat seperti di gambar. Penyebab keluhan pasien
kemungkinan adalah….
A. Gout
B. Artritis septik
C. Osteoartritis
D. Rheumatoid artritis
E. Artritis reaktif
Jawaban
C. Osteoartritis
Pembahasan
• Perempuan, 50 tahun
• Faktor risiko
– Usia tua, riwayat keluarga dengan OA, berat badan
berlebih
Osteoartritis
Penyakit degeneratif sendi (pada orang
tua). Faktor risiko = obesitas. Parasetamol
Osteoartritis Nyeri kronik progresif yang dipicu NSAID: meloksikam, Na
gerakan, krepitasi (+), kaku pagi hari < 1 diklofenak
jam. Biasanya pada lutut.
B. Artritis septik
C. Osteoartritis
D. Rheumatoid artritis
E. Artritis reaktif
30
Perempuan 35 tahun datang dengan keluhan benjolan di bahu kanan yang
semakin membesar dan tidak nyeri sejak 1 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan massa lunak diameter 4 cm dan batas tegas. Tanda-tanda vital dalam
batas normal. Anjuran terapi untuk pasien adalah…
A. Ekstirpasi
B. Eksisi
C. Insisi dengan drainase
D. Antibiotik
E. Observasi
Jawaban
A. Ekstirpasi
Pembahasan
Terapi?
• Perempuan 35 tahun
– Benjolan di bahu kanan yg semakin membesar dan
tidak nyeri sejak 1 tahun
– PF massa lunak diameter 4 cm dan batas tegas
lipoma
• Eksisi
– Pengangkatan jaringan (baik sehat atau tumor)
B. Eksisi
D. Antibiotik
E. Observasi
31
Laki-laki, 23 tahun, datang dengan keluhan nyeri berat di lutut kiri sejak 1 hari lalu. Tidak
ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisis didapatkan efusi lutut kiri, eritema, dan nyeri
tekan. Gerakan sendi terbatas serta ada nyeri pada gerakan aktif dan pasif. Pemeriksaan
sendi-sendi lain dalam batas normal. Hasil analisis cairan synovial sendi menunjukkan
nilai leukosit 100.000 sel/mm3. Terapi terbaik untuk pasien ini adalah…
A. Alopurinol
B. Kolkisin
C. Indometasin
D. Antibiotik
E. Prednison
Jawaban
D. Antibiotik
Pembahasan
Terapi?
• Laki-laki, 23 tahun
– Nyeri lutut kiri sejak 1 hari lalu
– Pemeriksaan fisis
• Look: eritema
• Feel: Efusi (+), nyeri tekan
• Move: ROM terbatas, nyeri gerak aktif dan pasif
Artritis Septik
• Infeksi pada celah sendi oleh berbagai organisme
• Gejala
– Demam
– Nyeri sendi
– ROM menurun
– Gejala ekstraartikular atau riwayat infeksi di organ lainnya
• Etiologi
– N. gonorea, C. trachomatis
– Salmonella
– Pada anak-anak: S. aureus, H. influenza, dan E. coli
Bedakan!
• Septik artritis
– Infeksi celah sendi oleh mikrorganisme
• Reaktif artritis
– Inflamasi steril (tidak ditemukan mikroorganisme) pada
celah sendi. Inflamasi disebabkan oleh respon imun
terhadap infeksi di luar sendi
– Biasanya muncul beberapa minggu setelah infeksi di luar
sendi sembuh
Analisis Cairan Sinovial
Pilihan Lain
B. Kolkisin
C. Indometasin
D. Antibiotik
E. Prednison
32
Laki-laki berusia 48 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri paha kiri dan
bengkak sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 120 kali/menit,
pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8C, seluruh ekstremitas teraba dingin, pucat dan
lembab. Apakah komplikasi awal dari keadaan pasien ini?
A. Sindrom kompartemen
B. Syok hipovolemik
C. Malunion
D. Emboli lemak
E. Emboli paru
Jawaban
B. Syok hipovolemik
Pembahasan
Komplikasi awal?
• Datang ke IGD dengan keluhan nyeri paha kiri dan bengkak
sejak 1 jam yang lalu terdapat a. femoralis salah satu
arteri besar.
• Riwayat kecelakaan sebelumnya (+)
• TTV: tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 120 kali/menit,
pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8C
• Ekstremitas teraba dingin, pucat dan lembab.
Syok Hipovolemik
• Syok merupakan suatu kumpulan gejala yang
muncul akibat perfusi jaringan yang tidak adekuat.
• Anak, 6 tahun
– nyeri pada kaki kiri sejak 5 hari lalu
• Pemeriksaan fisis
– Febris
• Pemeriksaan lokalis
– Look: tungkai bawah kiri kemerahan, edema
• Definisi
– Peradangan tulang karena infeksi bakteri
– Pemasangan prostese
– Bakteremia
Osteomielitis
• Penunjang
– Leukositosis
– X-ray:
• Selulitis
A. Fraktur Galleazi
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 35 tahun
– Nyeri pada lengan kanan setelah jatuh saat menyapu
halaman
– Terjatuh dengan posisi tangan menahan badan.
• Galeazzi
• Montegia
• Colles
• Smith’s
Montegia vs Galeazzi
• Montegia
– Dislokasi head radius MU-GR = MAGER
– Fraktur ½ proksimal ulna Galeazzi fraktur Radius
• Galeazzi Montegia fraktur Ulna
– Dislokasi radioulnar
– Fraktur 1/3 distal radius
Colles vs Smith
Colle’s Smith’s
• Colle’s • Smith’s
– Terjatuh dengan tangan ekstensi – Terjatuh dengan tangan fleksi
– Fragmen distal yang mengalami fraktur, – Fragmen distal yang mengalami fraktur,
terletak pada bagian palm/punggung tangan terletak pada bagian volar/telapak
mirip fork/garpu
• collES EkStensi
• smIth Inward/fleksi
A. Fraktur Galleazi
B. Fraktur Montegia
C. Fraktur Colles
D. Fraktur Smith
A. Fraktur mandibula
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 20 tahun
– Kecelakaan lalu lintas
– Rahang bawah bengkak dan tidak dapat membuka
mulut
B. Fraktur maxilla
C. Fraktur nasal
D. Fraktur orbita
E. Fraktur tripod
36
Seorang bayi berusia 1 hari dibawa ke rumah sakit karena anak tampak kuning sejak 10
jam yang lalu. Bayi lahir dengan berat badan 2800 dan APGAR skor 8/9 di tolong bidan.
Ibu bergolongan darah O rhesus (+) dan ayah bergolongan darah B rhesus (+) dan anak
bergolongan darah B. Bayi sudah diberikan ASI. Pemeriksaan penunjang menunjukkan
peningkatan retikulosit dan bilirubin total. Apakah kemungkinan diagnosis pasien
tersebut?
A. Inkompatibilitas Rhesus
B. Inkompatibilitas ABO
C. Atresia bilier
D. Breastfeeding jaundice
E. Leptospirosis
Jawaban
B. Inkompatibilitas ABO
Pembahasan
– Non Hemolitik
• Trauma lahir
• Polisitemia
• Peningkatan sirkulasi enterohepatik
• Infeksi
• Kelainan metabolik
Ikterus Neonatrum Fisiologis
• Umumnya pada bayi baru lahir
• Kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama >2 mg/dl
• Bayi cukup bulan & mendapatkan ASI, mengalami peningkatan kadar
bilirubin yang lebih tinggi dan menurun lebih lambat
dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula.
• Pengaruh ASI:
– bentuk early (breast feeding) dan
– bentuk late (behubungan dengan ASI)
Sukadi A. Bb IX Hiperblirubiemia. Daam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Saroa GI, Usman A. Buku ajar
nenatoloi. Jakarta: Iktan Dokter Ana Indonesia; 2011.
http://www.aafp.org/afp/2002/0215/a
fp20020215p599-f1.gif
Inkompatibilitas ABO
• Autoimun karena antibodi menyerang antigen
B. Polisitemia Vera
Pembahasan
• Laki-laki 21 tahun
– Nyeri kepala 3 bulan
• Etiologi Polisitemia
– Polisitemia vera (primer) terletak pada sel induk
E. Anemia aplastik
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 28 tahun
• Gusi berdarah, badan lemas dan terdapat memar di tubuh sejak 5
hari yang lalu
• Purpura di beberapa bagian tubuh tanda trombositopenia
• Hb 9, leukosit 1.000, trombosit 50.000. Hb ↓, leukosit ↓, eritrosit ↓,
trombosit ↓, pansitopenia
• MCV normal, MCH normal
ANEMI
A
Mikrositik Normositik Makrositik
Hipokrom Normokrom
– Pansitopenia
• Anemia
• Trombositopenia: perdarahan
D. Syok anafilaktik
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 19 tahun
– Kesulitan bernafas setelah m)akan kacang (alergen
D. Disseminated intravascular
coagulation
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 60 tahun
– Diagnosis pneumonia
– Keadaan pasien semakin memburuk
– Penurunan kesadaran pada pasien, disertai dengan petekie,
ekimosis, hemoptisis dan hematuria.
– Trombositopenia, peningkatan D-dimer, pemanjangan PT
dan APTT
DIC
• Sindroma klinikopatologis yang dikarakteristikkan
dengan aktivasi koagulasi secara sistemik yang
membentuk clot fibrin sehingga menyebabkan gagal
organ, disertai konsumsi trombosit dan faktor
koagulasi sehingga menyebabkan perdarahan.
Disseminated Intravascular Coagulation/
DIC
Sepsis
Produksi Aktivasi koagulasi
Kerusakan jaringan
tromboplastin secara sistemik
masif
Trauma endotel
Aktivasi Fibrinolisis sistemik
Trombus
Pendarahan
Kehabisan faktor koagulasi
dan trombosit Obstruksi
Nekrosis
- Trombositopenia organ
- PT ↓, aPTT ↓
- D-dimer ↑ Gagal
- Fibrinogen ↓ (tidak selalu) organ
Gejala
• Multiorgan failure (penurunan kesadaran, sesak, gagal
ginjal, dll)
• Perdarahan (petekiae, purpura, perdarahan GI tract, dll)
• Ditemukan etiologi
– Sepsis
– Trauma endotel
– Kerusakan jaringan masif (pasca operasi, dll)
Pilihan Lain
• Idiopatic trombositopenia purpura
– Non-palpable purpura, ptekiae, ekimosis, trombositopenia
– Biasanya dicetuskan oleh infeksi yang sudah sembuh
• Dysfibrinogenemia
– Struktur molekul fibrinogen abnormal meningkatkan risiko perdarahan dan trombosis
– Biasanya ada riwayat serupa dalam keluarga
Nekrosis
- Trombositopenia organ
- PT ↓, aPTT ↓
- D-dimer ↑ Gagal
- Fibrinogen ↓ (tidak selalu) organ
Gejala
• Multiorgan failure (penurunan kesadaran, sesak, gagal
ginjal, dll)
• Perdarahan (petekiae, purpura, perdarahan GI tract, dll)
• Ditemukan etiologi
– Sepsis
– Trauma endotel
– Kerusakan jaringan masif (pasca operasi, dll)
Tatalaksana
• Cryoprecipitate berisi kurang lebih setengah faktor VIII dan fibrinogen dari
kadarnya dalam darah lengkap : 56-75 IU/unit, fibrinogen 105-210 mg/unit
• Indikasi:
– Isolated Factor VIII, Factor IX, Factor XIII deficiency or von Willebrand’s disease
– Hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen <80-100 g/dL) dan disfibrinogenemia
– Pasien dengan surgical coagulopathy
– Digunakan sebagai local factor coagulant selama pembedahan
Pilihan Lain
• Whole blood (WB) : fresh whole blood (FWB)
adalah darah lengkap dengan masa simpan ≤36
jam
• Packed red cell (PRC), indikasi :
– Penggantian sel darah merah pada perdarahan akut
disertai hipovolumia
– Transfusi tukar
Pilihan Lain
• Washed Red Cell (WRC) : indikasi untuk pasien yang
mengalami reaksi alergi terhadap protein plasma.
• Thrombocyte concentrate (TC), indikasi:
– Jumlah trombosit <15.000
– Jumlah trombosit <50.000 dengan perdarahan atau pembedahan
– Jumlah trombosit <100.000dengan perdarahan masif atau
perdarahan terus-menerus. Gangguan/kelainan kualitas
trombosit
– Kontraindikasi : ITP, TTP, DIC, hipersplenisme
A. Packed red cell
B. Washed red cell
C. Whole blood
D. Fresh frozen plasma
E. Trombocyte concentrate
42
Laki-laki usia 28 tahun dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran dan
kejang-kejang sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya, pasien sempat mengeluh
demam disertai menggigil dan berkeringat. Dua minggu lalu pasien melakukan
kunjungan ke Papua. Tanda vital: tekanan darah 110/70 mmHg dan 39 C.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
A. Malaria serebral
B. Tetanus
C. Rabies
D. Stroke hemorhagik
E. Ensefalitis
Jawaban
A. Malaria serebral
Pembahasan
Diagnosis ?
• Laki-laki 28 tahun
– Penurunan kesadaran dan kejang-kejang sejak 1 hari
• Gangguan di sistem saraf pusat
Lini 2
• Pada ibu hamil dan anak kecil, doksisiklin atan tetrasiklin diganti dengan klindamisin
2x5 mg/kgBB
Terapi P. vivaks dan P. ovale
Lini 1
• DHP /Arte-Amo (3 hari) + Primakuin 0,25 mg/kgBB
(14 hari) ATAU
• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari) + Primakuin
Lini 2
• Kina 3x10 mg/kgBB (7 hari) + Primakuin (14 hari)
Terapi P. malariae
Lini 1
• DHP /Arte-Amo (3 hari) ATAU
• Klorokuin 25 mg/kgBB (3 hari)
A. HIV ensefalopati
Pembahasan
• Laki-laki usia 24 tahun
• Penurunan kesadaran
• Nyeri kepala sejak 2 minggu yang lalu
• HIV sudah 1 tahun ini namun tidak mendapatkan pengobatan anti retroviral.
• Pasien kerap kali lupa dan mudah bingung belakangan ini
• CT scan tidak ditemukan adanya lesi hipo/hiperdens atau penyumbatan
• Ditemukan pengecilan kedua hemisfer.
• Diagnosis?
HIV Ensefalopati
Ensefalopati HIV: Dementia HIV
Atrofi difus
menyebabkan
pengecilan
kedua hemisfer
Diagnosis Banding
Toxoplasmosis Cerebral Neurosifilis
• Gaya berjalan abnormal
• Kebutaan
• Kebingungan
• Demensia
• Depresi
• Sakit kepala
• Ketidakmampuan untuk berjalan
• Lekas marah
• Mati rasa di jari kaki, kaki, atau tangan
• Sulit konsentrasi
• Kejang
• Kaku leher
• Gangguan Penglihatan
• Merasa lemah
A. HIV ensefalopati
B. Sifilis serebral
C. Toxoplasmosis
D. Tumor intracranial
E. Malaria serebral
44
Laki-laki usia 19 tahun, datang dengan keluhan badan terasa dingin sejak 6 jam yang lalu, disertai
dengan mual dan muntah. Demam sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu dan kemarin sempat
mimisan saat panas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, HR 110 kali/menit, lemah,
Suhu : 38°C, Capilary refill time di atas 5 detik, hepatomegali dan nyeri perut. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 16 g/dL, leukosit 1500/uL, Hct 49%, trombosit 50.000/uL. Apa
kemungkinan diagnosis kasus di atas?
A. DBD grade I
B. DBD grade II
C. DBD grade III
D. DBD grade IV
E. Dengue fever
Jawaban
sulit digerakan. Keluhan disertai demam dan penurunan BB sejak 1 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal, pada status lokalis terdapat
makula eritematosa pada perinasal dan ulkus pada mukosa. Antibodi yang spesifik pada kasus
di atas adalah?
A. Anti RA
B. Antibodi antinuklear
C. Antibodi antifosfolipid
D. Anti RO
E. ds-DNA
Jawaban
E. ds-DNA
Pembahasan
Antibodi spesifik ?
• Perempuan 19 tahun
– Nyeri pergelangan tangan hingga sulit digerakan.
– Keluhan disertai demam dan penurunan BB sejak 1 bulan
terakhir.
• PF: status generalis dalam batas normal. Ditemukan
makula eritematosa pada perinasal dan ulkus pada
mukosa.
Tanda-Tanda SLE
• Dada
• Kepala dan wajah
• Pleuritis,
– Buterfly/malar rash pericarditis
• Lain-lain
– Gangguan mental (kejang,
• Gangguan ginjal
psikosis) • Arthritis
• Pansitopenia
– Ulkus mulut yang tidak
• ANA↑ dan ds-DNA (+)
nyeri
• Kulit
– Discoid
Ada berbagai macam cara
menghafal
• Malar rash • Blood abnormalities
• Arthritis • Neurologic
• Anti-Sm
• Anti-ribosomal P
• Anti-RNP
• Anticardiolipin
• Antikoagulan lupus
• Anti-histone
A. Anti RA
B. Antibodi antinuklear
C. Antibodi antifosfolipid
D. Anti RO
E. ds-DNA
46
Laki-laki 52 tahun datang dengan keluhan penurunan berat badan sejak 2 bulan lalu. Keluhan disertai
sering haus, peningkatan nafsu makan dan BAK malam 5 kali/hari. Urin banyak namun tidak nyeri dan
tidak keruh. Pasien juga mengeluhkan gatal pada sela paha dan kesemutan pada kedua tungkai. Pasien
merupakan seorang perokok. Pemeriksaan fisik menunjukkan IMT 29,7 kg/m2, tekanan darah 160/90
mmHg, tanda vital lain dalam batas normal. Pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibalis posterior
teraba lemah. Pemeriksaan GDS 220 mg/dL. Pasien sebelumnya belum pernah minum obat
antidiabetik. Tatalaksana yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah?
A. Insulin
B. Sulfonilurea
C. Biguanid
D. Akarbose
E. DPP-4 inhibitor
Jawaban
C. Biguanid
Pembahasan
Tatalaksana?
• Laki-laki 52 tahun
– Penurunan berat badan sejak 2 bulan lalu, sering haus,
peningkatan nafsu makan dan BAK malam 5 kali/hari. Urin
banyak namun tidak nyeri dan tidak keruh
• Gejala 3P (polidipsi, poliuri, polifagi) Diabetes mellitus
– Terdapat keluhan gatal pada sela paha dan kesemutan pada kedua
tungkai. Pasien merupakan seorang perokok
• Komplikasi mikrovaskular neuropati perifer
• Pemeriksaan fisik
– IMT 29,7 kg/m2, tekanan darah 160/90 mmHg. Pulsasi arteri
dorsalis pedis dan arteri tibalis posterior teraba lemah.
Pemeriksaan GDS 220 mg/dL. Pasien sebelumnya belum pernah
minum obat antidiabetik.
Diabetes Mellitus tipe 2
• Diagnosis
Pasien
sudah
terdiagnosi
s DM2
B. Sulfonilurea
C. Biguanid
D. Akarbose
E. DPP-4 inhibitor
47
Perempuan 58 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mual muntah sejak
3 hari yang lalu. Pasien mengaku sudah terdiagnosis DM sejak 2 tahun terakhir
dan telah diberi metformin 3x500 mg ac. Pemeriksaan fisik tanda-tanda vital
dalam batas normal, TB 150 cm, BB 75 kg, GDP 210 mg/dL, GD2PP 260 mg/dL.
Apa tatalaksana selanjutnya?
A. Menambahkan omeprazole
B. Menambahkan metoklopramid
C. Mengganti dengan insulin
D. Mengganti dengan akarbose
E. Turunkan metformin
Jawaban
B. Menambahkan
metoklopramid
Pembahasan
Tatalaksana selanjutnya?
• Perempuan 58 tahun
– Mual muntah sejak 3 hari
– Terdiagnosis DM sejak 2 tahun
– Diberi metformin 3x500 mg ac
• TB 150 cm, BB 75 kg
• GDP 210 mg/dL
• GD2PP 260 mg/dL
Pembahasan
• Mual muntah juga dapat disebabkan efek samping
metformin, namun pasien sudah mengkonsumsinya sejak 2
tahun lalu
• Pasien memiliki DM, dengan glukosa yang belum terkontrol
• Gejala juga sesuai dengan gastroparesis DM
• Terapi prokinetic seperti metoklopramid dapat digunakan
Gastroparesis Diabetikum
• Sindrom perlambatan pengosongan lambung yang bukan
disebabkan oleh obstruksi mekanik dan berhubungan
dengan diabetes
• Gejala: rasa kenyang meski hanya makan sedikit atau setelah
makan, mual, muntah, kembung, nyeri perut bagian atas
• Tata laksana: cegah dehidrasi dan gangguan elektrolit, nutrisi,
optimalisasi kontrol glikemik
• Obat prokinetic lini pertama: metoklopramid
OHO
“OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah,
dapat diberikan sampai dosis optimal.”
Cara Kerja:
A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid
B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis: metformin
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
E. DPP-IV inhibitor
Cara Pakai:
1. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan. Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan
2. Metformin : sebelum / pada saat / sesudah makan
3. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama suapan pertama
4. Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan
5. DPP-IV inhibitor: bersama makan dan atau sebelum makan
Terapi kombinasi (PERKENI 2011)
A. Mikroalbumin urin
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang komplikasi kronik
DM?
• Laki-laki 47 tahun
– Kontrol DM dan hipertensi
• TD 140/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20
kali/menit, suhu 36.5 C, BMI 26, GDS 210 mg/dl
gula darah belum terkontrol baik
Komplikasi Kronik DM
Komplikasi Makro dan Mikrovaskular
DM
Pemeriksaan Penunjang untuk
Komplikasi DM
• Retinopati fundus, OCT
• Nefropati mikroalbumin urin
• Neuropati klinis
• Jantung koroner EKG
• Serebrovaskular klinis, angiografi
• Penyakit arteri perifer USG, angiografi
• Ulkus DM klinis
Diagnosis Nefropati DM
Tatalaksana selanjutnya?
• Bayi baru lahir
– Hipoglikemia 25mg/dL Diberikan Asi dan
menghisap aktif GDS 38mg/dL tanpa gejala
Algoritma Versi PPM IDAI vol II th
Algoritma Versi PPK
Algoritma Versi AAP
2011
Pembahasan
• Perhatikan ketiga algoritma tersebut. Soal ini
cukup rumit karena tidak tahu algoritma mana
yang dipakai pembuat soal.
• Kasus ini termasuk hipoglikemi asimptomatik
pada at-risk infant (karena ibu DM tak
terkontrol)
Pembahasan
• Kalau menurut PPM IDAI: jika asimptomatik dan sadar maka glukosa oral
dulu, jika setelah 1 jam masih tidak respon ulangi langkah pertama (berarti
oral lagi)
• Versi PPK RSCM: kalau kurang atau sama dengan 25 mg/dl maka kasih
dekstrose 10% 2cc/kg BB (tapi anak kasus malah dikasih ASI dulu tahap
pertamanya, jadi tampaknya bukan ikut algoritma PPK RSCM), dan setelah
30 min kalau masih <47, maka tingkatkan dextrose
• Versi AAP: kalau at risk tapi asimptomatik cukup naikkan frekuensi feeding
kecuali gds <25 (untuk neonatus usia sampai 4 jam) dan <35 (untuk usia 4-
24 jam) baru kasih IV glucose. Pada soal ini tidak disebutkan usia neonatus.
A. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui seperti
sebelumnya
B. Naikkan frekuensi atau volume
pemberian ASI
C. Segera pasang infuse dan berikan D10%
60cc/kg/hari
D. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgbb
E. Pemberian D10% 2cc/kgbb/NGT