Anda di halaman 1dari 5

Laporan kasus b.

Jenazah mempunyai tinggi


badan 170 cm, berat badan
Telah dilakukan pemeriksaan
88kg, kulit berwarna kuning
pada jenazah berjenis kelamin laki-
langsat, rambut berwarna
laki, berusia 60 tahun Zainoel
hitam dan terdapat rambut
Abidin (RSUDZA) Banda Aceh
putih dan tidak mudah
setelah dirawat selama 1 minggu di
dicabut.
Rumah Sakit Kesehatan Daerah
c. Jenazah tidak berlabel dan
Militer karena tiba-tiba terjatuh dan
tidak bersegel.
tidak sadarkan diri. Kemudian pasien
d. Kekakuan otot-otot tubuh
dinyatakan meninggal oleh dokter
sudah mulai terjadi dan badan
disana pada hari selasa tanggal 14
masih terasa hangat.
Agustus 2016 pukul 08.20 Waktu
e. Terdapat lebam mayat
Indonesia Bagian Barat (WIB).
berwarna kemerahan pada
Pemeriksaan Luar bagian leher dan punggung
Pemeriksaan luar dilakukan yang hilang dengan
pada pukul 11.45 WIB di Ruang penekanan.
Jenazah RSUDZA. Dari pemeriksaan f. Tidak terdapat adanya tanda-
luar didapatkan: tanda pembusukan
a. Jenazah berpakaian lengkap g. Kepala dan wajah:
dan tidak ditemukan adanya 1. Lingkar kepala berukuran
tanda-tanda kekerasan 54 cm
maupun luka. 2. Rambut berwarna hitam
dan terdapat rambut putih,
tersebar merata, tidak
mudah dicabut dengan
panjang 11 cm.
3. Pada mata tidak dijumpai
kelainan.
4. Hidung simetris dan
Gambar 1. Jenazah berpakaian terdapat gumpalan darah
lengkap
berwarna kehitaman
dikedua lubang hidung.

Gambar 3. Warna kebiruan


pada kuku jari tangan.
Gambar 2. Gumpalan
darah pada kedua lubang Secara umum tidak ditemukan

hidung. adanya kekerasan pada tubuh

5. Pada mulut tidak tercium jenazah.

bau-bauan yang Pemeriksaan Dalam


merangsang, tidak terdapat Pada kasus ini tidak
sisa-sisa makanan dan dilakukan pemeriksaan dalam karena
bekas muntahan dan bibir tidak adanya permintaan dari
tampak pucat. penyidik untuk dilakukan otopsi.
6. Pada telinga tidak terdapat Apabila dilakukan pemeriksaan
adanya kelainan. dalam, maka perlu diperhatikan
h. Dada tampak simetris dan beberapa hal yaitu bagaimana proses
tidak terdapat kelainan. (mekanisme) kematian, perjalanan
i. Perut tampak simetris dengan penyakit dan sebab kematian.
ukuran lingkar perut 124 cm
Kesimpulan pada VER
dan tidak terdapat adanya
Pada kasus ini telah
kelainan.
dilakukan pemeriksaan pada jenazah
j. Pada anggota gerak atas dan
berjenis kelamin laki-laki, berusia 60
gerak bawah tidak ditemukan
tahun, panjang badan 170cm, berat
kelainan dan dijumpai warna
88kg dan berkulit kuning langsat.
kebiruan pada kuku-kuku jari.
Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai
gumpalan darah kehitaman pada
kedua lubang hidung, Warna
kebiruan pada ujung jari tangan dan
kaki serta ditemukan lebam mayat
pada punggung dan bokong. Dari Stroke dengan defisit neurologik
hasil pemeriksaan dapat disimpulkan yang terjadi tiba-tiba dapat
bahwa penyebab kematian korban disebabkan oleh iskemia atau
adalah mati lemas akibat penyakit perdarahan otak. Stroke iskemik
yang diderita oleh pasien. Perkiraan disebabkan oleh oklusi fokal
waktu kematian korban berkisar 1-3 pembuluh darah otak yang
jam sebelum pemeriksaan. menyebabkan turunnya suplai
oksigen dan glukosa ke bagian otak
Diskusi
yang mengalami oklusi. Stroke
Kematian adalah suatu proses
hemoragik dapat berupa perdarahan
yang dapat dikenal secara klinis pada
intraserebral atau perdarahan
seseorang melalui pengamatan
subrakhnoid.(6)
terhadap perubahan yang terjadi pada
Pada kasus ini jenazah
tubuh mayat. Perubahan itu akan
berjenis kelamin laki-laki dengan
terjadi dari mulai terhentinya suplai
usia 60 tahun dibawa ke Ruang
oksigen. Manifestasinya akan dapat
Jenazah Rumah Sakit setelah
dilihat setelah bebetapa menit, jam,
dinyatakan meninggal setelah
dan seterusnya. Setelah beberapa
rawatan selama 7 hari dengan
waktu timbul perdarahan pascamati
diagnosa stroke hemoragik. Menurut
yang jelas kemungkinan diagnosis
Survei Departemen Kesehatan RI
kematian lebih pasti. (6)
pada 987.205 subjek dari 258.366
Kematian akibat penyakit
rumah tangga di 33 propinsi
yang sudah ada sebelumnya
mendapatkan bahwa stroke
merupakan kematian yang paling
merupakan penyebab kematian
sering terjadi salah satunya akibat
utama pada usia > 45 tahun (15,4%
penyakit stroke. Stroke adalah
dari seluruh kematian). Prevalensi
gangguan fungsional otak fokal
stroke rata-rata adalah 0,8%,
maupun global akut, lebih dari 24
tertinggi 1,66% di Nangroe Aceh
jam, berasal dari gangguan aliran
Darussalam dan terendah 0,38% di
darah otak dan bukan disebabkan
Papua.
oleh gangguan peredaran darah otak
Pada saat pemeriksaan,
sepintas, tumor otak, stroke sekunder
kekakuan otot-otot tubuh sudah
karena trauma maupun infeksi.
mulai terjadi, badan masih terasa hasil pemeriksaan luar dapat
hangat dan terlihat lebam mayat disimpulkan bahwa penyebab
berwarna merah keunguan yang kematian korban adalah akibat
hilang dengan penekanan pada leher penyakit yang telah diderita
dan punggung serta tidak adanya sebelumnya bukan akibat tindakan
tanda-tanda pembusukan. Dari hal ini kekerasan.
dapat disimpulkan bahwa perkiraan
Kesimpulan
pasien meninggal adalah sekitar 1-3
Kasus ini adalah kasus
jam sebelum sampai ke ruang
kematian akibat stroke hemoragik
jenazah.
yang sering terjadi. Pemeriksaan
Aspek Medikolegal forensik pada kasus kematian akibat
Perlunya pemeriksaan pada penyakit ini diperlukan untuk
kasus kematian akibat penyakit menyingkirkan adanya tindak pidana.
adalah untuk menyingkirkan adanya Pemeriksaan terbaik adalah dengan
tindakan pidana. Pada tindakan melakukan autopsi, bila autopsi tidak
pidana, pelaku biasanya akan dilakukan maka penyakit alamiah
melakukan suatu tindakan atau usaha tidak dapat diketahui. Aspek
agar tindak kejahatannya tidak medikolegal pada kasus ini adalah
diketahui oleh orang lain, baik oleh suatu kematian akibat penyakit
keluarga, masyarakat atau pihak alamiah yang diderita selama
kepolisian. hidupnya dengan tidak ditemukannya
Pada kondisi diatas maka tanda-tanda kekerasan.
seorang profesional yang
memnpunyai kewenangan untuk Daftar Pustaka
memberikan surat keterangan 1. Mutahal,Hariadi A. 2007.
kematian dokter harus bersikap Ilmu Kedokteran Forensik
sangat hati-hati dalam mengeluarkan dan Medikolegal. Edisi
dan menandatangani surat kematian Ketiga. Surabaya: Bagian
pada kasus kematian akibat penyakit Ilmu Kedokteran Forensik
karena dikhawatirkan kematian dan Medikolegal Fakultas
tersebut diakibatkan oleh tindakan Kedokteran Universitas
pidana. Pada kasus ini berdasarka Airlangga.
2. Idries AM. 1997. Pedoman
Ilmu kedokteran Forensik.
Edisi Pertama. Jakarta:
Binarupa Aksara.
3. Knight B. 1997. Simpson’s
Forensic Medicine. New
York: Arnold.
4. Di Maio DJ. 2000. Forensic
Pathology. Florida: CRC
Press.
5. Motazawa, Y, et al. Analysis
of sudden natural deaths
while driving with forensic
autopsy finding. At:
http://www-
nrd.nhtsh.dot.gov//pdf/nrd-
01/esv/esv19/05-0112-w.pdf
(diakses pada 226 Agustus
2016)
6. Setyopranoto, I. Stroke :
Gejala dan Penatalaksanaan,
Yogyakarta: Ikatan Dokter
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai