Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada abad 17 dan 18 bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan


daerah penjajahannya dibenua Asia, Afrika, dan Amerika. Diantaranya kerajaan-
kerajaan yang ada di nusantara khasnya yang berada di sepanjang di Selat Malaka,
Mereka saling merebut untuk dapat menguasai daerah-daerah tersebut. Pada saat
itu kerajaan-kerajaan yang ada di bumi nusantra ini berada dalam keadaan saling
berebut pengaruh. Dalam kondisi yang tidak stabil itu negeri-negeri Eropa
khasnya Belanda mempergunakan kesempatan tersebut untuk kepentingan
politiknya. Namun makar yang dilakukan oleh Belanda untuk menguasai
kerajaan-kerajaan tersebut dapat diketahui oleh para pimpinan kerajaan itu
sehingga timbul perlawanan yang hebat, antara lain perlawanan yang dilakukan
oleh yang dipertuan muda Riau Empat Raja Haji Fisabilillah, Raja Haji
merupakan pemimpin yang berani, berwibawa dan memiliki kecakapan untuk
memimpin rakyatnya melawan kompani Belanda. Raja Haji adalah anak daeng
celak yang dipertuanmuda Riau tua(1729-1742). Ibunya bernama Tengku Mendak
putri Sultan Abduljalil rakyat Syah Empat (Tuan Abduljalil) Sultan Johor Riau
dari tahun 1299 hingga 1718. Raja Haji dilahirkan dipusat kerajaan Riau
bertempat di Kota Lama pulau Intan pada tahun 1725, ia merupakan
dipertuanmuda pertama yang sudah bercampur darah antara melayu dengan bugis.
Raja Haji mempunyai empat orang istri, yaitu yang bernama Ratu Amsah dari
Jambi. Ia menikah dengan Ratu Amsah Putri Sultan Jambi setelah berhasil
menumpas gerombolan bajak laut yang selalu mengacau disekitaran wilayah Riau
dan Jambi mereka dipimpin oleh datuk malaikat keramat yang mempunyai lebih
kurang 100 orang anak buah. Raja Haji dikirim oleh Sultan atas permintaan Sultan
Jambi karena pelabuhan Danai di Jambi dikuasai oleh pasukan Datuk Keramat,
Raja Haji dengan pasukannya yang berjumlah hanya lebih kurang 60 orang dapat
mengalahkan gerombolan itu raja haji juga diberi gelar pangeran Suta Wijaya. Di

1
Indragiri, Raja Haji menikah pula dengan Raja Halimah binti Hasan anak Sultan
Indragiri Raja Hasan. Pernikahan itu dilakukan sebagai rasa terima kasih Raja
Hasan atas perjuangan Raja Haji menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh
Raja Bayang dan saudara-saudaranya yaitu Raja Hijau, Raja Merah, dan Raja
Hitam serta lebih kurang 300 orang pasukannya.

1.2 RumusanMasalah

1. Bagaimanakah sejarah perang riau?


2. Siapakah tokoh perang riau?
3. Apakah sebab terjadinya perang riau?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tokoh perang riau.
2. Mengetahui sejarah perang riau.
3. Mengetahui sebab terjadinya perang riau.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perang Riau

Pada abad 17 dan 18 bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan daerah


penjajahannya dibenua Asia, Afrika, dan Amerika. Diantaranya kerajaan-kerajaan yang
ada di nusantara khasnya yang berada di sepanjang di Selat Malaka, Mereka saling
merebut untuk dapat menguasai daerah-daerah tersebut. Pada saat itu kerajaan-kerajaan
yang ada di bumi nusantra ini berada dalam keadaan saling berebut pengaruh. Dalam
kondisi yang tidak stabil itu negeri-negeri Eropa khasnya Belanda mempergunakan
kesempatan tersebut untuk kepentingan politiknya. Namun makar yang dilakukan oleh
Belanda untuk menguasai kerajaan-kerajaan tersebut dapat diketahui oleh para pimpinan
kerajaan itu sehingga timbul perlawanan yang hebat, antara lain perlawanan yang
dilakukan oleh yang dipertuan muda Riau Empat Raja Haji Fisabilillah, Raja Haji
merupakan pemimpin yang berani, berwibawa dan memiliki kecakapan untuk memimpin
rakyatnya melawan kompani Belanda. Raja Haji adalah anak daeng celak yang
dipertuanmuda Riau tua(1729-1742). Ibunya bernama Tengku Mendak putri Sultan
Abduljalil rakyat Syah Empat (Tuan Abduljalil) Sultan Johor Riau dari tahun 1299
hingga 1718. Raja Haji dilahirkan dipusat kerajaan Riau bertempat di Kota Lama pulau
Intan pada tahun 1725, ia merupakan dipertuanmuda pertama yang sudah bercampur
darah antara melayu dengan bugis. Raja Haji mempunyai empat orang istri, yaitu yang
bernama Ratu Amsah dari Jambi. Ia menikah dengan Ratu Amsah Putri Sultan Jambi
setelah berhasil menumpas gerombolan bajak laut yang selalu mengacau disekitaran
wilayah Riau dan Jambi mereka dipimpin oleh datuk malaikat keramat yang mempunyai
lebih kurang 100 orang anak buah. Raja Haji dikirim oleh Sultan atas permintaan Sultan
Jambi karena pelabuhan Danai di Jambi dikuasai oleh pasukan Datuk Keramat, Raja Haji
dengan pasukannya yang berjumlah hanya lebih kurang 60 orang dapat mengalahkan
gerombolan itu raja haji juga diberi gelar pangeran Suta Wijaya. Di Indragiri, Raja Haji
menikah pula dengan Raja Halimah binti Hasan anak Sultan Indragiri Raja Hasan.
Pernikahan itu dilakukan sebagai rasa terima kasih Raja Hasan atas perjuangan Raja Haji
menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh Raja Bayang dan saudara-saudaranya
yaitu Raja Hijau, Raja Merah, dan Raja Hitam serta lebih kurang 300 orang pasukannya.

3
Mereka menyerang dan berhasil menguasai istana sultan indragiri sehiingga sultan
terpaksa memungsi kelubuk gaung. Raja haji dengan 100 prajurit pilihan dari kerajaan
melayu riau menyerbu istana sultan indragiri dan berhasil melumpuhkan raja bayang
berserta adik-adiknya hati raja bayang, raja hitam, raja hijau dan raja merah tewas. Ketika
menjadi angkukalan raja haji menjalin hubungan yang erat dengan kerajaan-kerajaan
tetangga, diantaranya dengan kesultanan asahan, untuk mempererat hubungan
persaudaraan itu yamtuam asahan menikahkan dengan anaknya yang bernama raja
amaran, orang asahan membuatkan kepala yang bernama selub. Setelah dibawa dan di
modifikasi menjadi kapal komando perang, namanya diubah menjadi bulang linggi.
Perkawinan itu menjadi sangat penting karena ketika terjadi perang dengan belanda,
asahan mengirimkan bantuannya keriau. Satulagi istri raja haji berdarah bugis yaitu Encik
Aisyah binti unuk bin daeng mariwah (cucu daeng mariwah yang dipertuanmuda riau
pertama). Adapun yang sebelumnya (daeng mariwah, daeng celab, dan daeng tengku
kamboja) berasal dari darah bugis. Pada masa pemerintahannya riau mengalami kejayaan
di tandai dengan sangat murahnya harga makanan dan keperluan pokok lainnya. Dalam
kehidupan sehari-hari seperti beras, gula batu, gula pasir, dan lain-lain. Alatain yang
mahal harganya karena didatangkan dari eropa. Digambarkan oleh raja ali haji tentang
ramainya perdagangan pada masa itu. Perahu-perahu dagang dari berbagai negri telah
bertambat di pelabuhan riau yaitu perahu-perahu dari benggala, cina, siam, jawa, bugis da
sebagainya.

Kebencian belanda telah dimulai sejak raja haji diangkat menjadi yang
dipertuanmuda riau empat membandingkan daeng kamboja yang dipertuanmuda riau tiga.
Pihak belanda tidak datang pada acara pelantikan raja haji sebagai yang dipertuanmuda
riau empat karena belanda meginginkan raja ali bin daeng kamboja menjadi yang
dipertuanmuda riau empat, kemudian belanda menganggap raja haji telah melanggar
perjanjian yang pernah dibuat antar belanda dengan riau yaitu antara gubernur belanda
piter geridus dyi bruyjen di malaka dengan yang dipertuanmuda riau tiga daeng kamboja
pada tanggal 1 januari tahun 1758 porat filipina linggi.

4
2.2 Sebab Perang Riau

Menurut Raja Ali Haji di kitab tahfat al nafis ada dua sumber yang
menyebutkan tentang sebab terjadinya perang riau, pertama menurut sumber yang
terdapat didalam sejarah siak dan selangor bahwa ada perjanjian antara raja haji
dengan kompani belanda. Jika ada kapal musuh tertangkap maka hasil rampasan
itu harus dibagi dua antara pihak riau dengan kompani belanda. Pada bulan
januari tahun 1782 berlabuhlah sebuah kapal inggris yang bernama bitsi dipulau
bayan, nahkoda kapal itu adalah robbert gidys, kapal itu membawa 1154 peti
candu, raja haji melaporkan kepada gubernur malaka peter geridus dyi bruyjen .
gubernur malaka mengirimkan satu iskadir yang dipimpin oleh orang perancis
bernama maturin berbaron, ia merampas kapal dan semua isinya dan
membawanya ke batavia, pada tahun 1782 raja haji mengirim surat kepada
gubernur malaka melalui raja ali, ia menanyakan tentang kapal bitsi yang dibawa
kemalaka. Setelah dua bulan lamanya kapal bitsi dibawa oleh kompani tanpa
berita maka raja haji mengirim surat kepada gubernur malaka melalui utusannya
raja ali. Isi surat itu ialah: “ menunjuk surat daripada saya, raja haji yang
dipertuanmuda riau yang keempat pada lebih dari pada enam bulan yang lalu,
maka saya raja haji yang dipertuanmuda yang ke empat hendak menanyakan hal
ahwal penangkapan kapal bangsa inggris bitsi itu telah lebih dari 6 bulan lamanya
pihak kompani tiada menjelaskan hal ahwal kapal bitsi itu kepada kami sesuai
perjanjian porat filipina yang tuan tanda tangani sendiri bersama-sama almarhum
kakanda daeng kamboja yang dipertuanmuda riau yang ketiga, maka separuh dari
hasil penyitaan barang-barang pada kapal bitsi itu adalah kepada riau adanya.
Surat dari pada saya raja haji yang dipertuanmuda riau yang ke empat.” Gubernur
tidak memberikan jawaban, tetapi akan diberikan melalui utusannya
swawanbrama dan encik abu, ia membawakan buah tangan untuk raja haji berupa
emas, perak, dan mutiara yang mahal-mahal. Raja haji menolak titipan gubernuh
malaka tersebut, ia mengambil dan mengoyak-ngoyak naskah perjanjian dengan
pihak kompani, raja haji pulang keriau menyiapkan pasukan perang riau, gubernur
malaka marah dan segera mengimkan pasukan perang dengan pimpinan tugirabu

5
(orang dinamert yang berkerja sebagai perwira angkatan laut belanda dalam misi
memblokade kerajaan riau). Dengan menggunakan kapal dulpijan sebagai kapal
komando.

2.3 Jalannya Perang Riau

Pada tanggal 23 juni 1783 raja haji memulai perang dengan melakukan
oenyerangan terhadap kapal-kapal perang belanda, ia tidak menyerang kapal-
kapal besar karna merupakan siasat, tiba-tiba pada suatu ketika ia menyerang
kapal-kapal besar, serangan dilakukan dengan menggunakan 47 penjajah.
Kompani mengepung riau selama 6 bulan dengan harapan akan mudah menyerang
riau karena telah kehabisan persiapan, namun perkiraan mereka salah karena
ternyata oasukan riau tetap eksis sehingga tugir abo memutuskan untuk
mengundurkan pengepungan terhadap riau. Pada tanggal 17 juli tahun 1783
bantuan dari batavia tiba berupa 4 buah kapal perang yaitu gitruidisuzan,
ondayrnamir, cici rooh dan johana, sementara itu nahkoda kapal bitsi robbert gidis
dengan kapal noaswa yang berbobot 550 ton dan berawak 170 orang serta meriam
sebanyak 34 pucuk menaruh dendam dan melepaskan rasa dendamnya itu dengan
mencegat dan menghancurkan 2 buah kapal perang belanda diselat durian di
perairan riau. Setelah 6 bulan iskadir belanda mengebom riau maka togir abo
mengadakan rapat di kapal dolpijan, mereka heran mengapa riau justru semakin
kuat padahal telah ditambah dengan 3 buah kapal lagi, mereka mencoba menyuap
raja haji dan meminta supaya kapal-kapalnya dibolehkan memasuki riau, raja haji
menolak permintaan belandaa itu dengan tegas, togir abo marah besar dan
memerintahkan supaya menyerang riau langsung menuju jantung pertahanan riau
yaitu pulau penyengat.

Raja haji telah memperiapkan meriam-meriam dan penjajah ditepi-tepi selat


dan tebing-tebing pantai. Iskadir-iskadir belanda itu segera disambut dengan
tembakan meriam pasukan riau dan mengenai lambung kapal dolapijan serta kapal
kopartir lindi sehingga kapal perang belanda itu harus mundur dari selat riautogir
abo mengadakan rapat di kapal dolpijan, mereka heran mengapa riau justru

6
semakin kuat padahal telah ditambah dengan 3 buah kapal lagi, mereka mencoba
menyuap raja haji dan meminta supaya kapal-kapalnya dibolehkan memasuki
riau, raja haji menolak permintaan belandaa itu dengan tegas, togir abo marah
besar dan memerintahkan supaya menyerang riau langsung menuju jantung
pertahanan riau yaitu pulau penyengat.

Raja haji telah memperiapkan meriam-meriam dan penjajah ditepi-tepi selat


dan tebing-tebing pantai. Iskadir-iskadir belanda itu segera disambut dengan
tembakan meriam pasukan riau dan mengenai lambung kapal dolapijan serta kapal
kopartir lindi sehingga kapal perang belanda itu harus mundur dari selat riau
penyeragan itu terjadi pada tanggal 23 juni 1783. Pimpinan pasukan belanda
diambil alih oleh lamkir, ia menjadikan kapal malakas wilnawarin sebagai kapal
komando. Setelah seminggu berada di riau, ia mengadakan rapat di kapal
komando tepatnya menjelang akhir tahun 1783. Kesimpulan rapat itu adalah
sebuah rencana penyerangan kepada riau akan dilakukan 2 januari 1783.
Menjelang pukul 11 siang beberapa perahu dapat ditenggelamkan oleh belanda.
Bunyi meriampun tidak terdengar lagi, belanda mengira bahwa pasukan riau telah
kehabisan obat badil, akapal-kapal belandapun mulai memasuki teluk riau
mengikuti air pasang tiba-tiba kapal malakas wilnawarin pun kandas pada beting
yang berada sekitar 100 meter dari bukit tepat sarang meriam menanti. Didalam
tahfid alnafsim digambarkan oleh raja haji bahwa sepanjang siang hari perang
berkecambuk, pada malam harinya istirahat pasukan belanda merayakan tahun
baru 1 januari 1784 dikapal malakas wilnawarin. Diperairan riau, pada tanggal 2
januari waktu subuh tahun 1784 kapal-kapal perang berlanda memasuki teluk riau
mengikuti air pasang untuk melakukan serangan terhadap riau, perangpu terjadi
sangat hebat, itulah peperangan terdahsyat dirasakan oleh belanda selama diriau,
dua lancang riau terkena tembakan belanda, lancang pertama yang dipimpin oleh
datuk kubu terbakar karena ditembak oleh pasukan belanda hati datuk kubu
terluka parah, sementara lancang kedua ialah yang dipimpin oleh daeng sumpok
terkena peluru meriam belanda, kapal bulang linggi yang di komandoi langsung
oleh raja ali haji segera datang menolong datuk kubu dan daeng sumpok. Belanda

7
terus melancarkan serangan terhadap pertahanan riau, sementara tembakan dari
pasukan riau sudah mulai mengendur, lamkir memerintahkann perwira kapalnya
untuk terus memburu kapal bulang linggi. Perwiranya mengetahui air lautnya
sedang surut dan menganjurkan supaya tidak memburu kapal bulang linggi karena
sangat berbahaya dan takut kandas. Tapi lamkir marah bukan kepalang. Ia telah
menyuruh perwira itu menger=jar kapal bulang linggi, sementara raja haji terus
memperthatikan dengan cermat gerakan kapal malaks wilnawarin dan ia berharap
agar kapal perang terhebat belanda itu terus memburunya hingga kebating teluk
kriting yang berada pada jarak meriam ditebing-tebing pantai. Bulang linggi tetap
berada di arah haluan kapal malakas wilnawari hati kapal itu tidak dapat
menembakkan meriamnyaa ke bulang linggi. Tiba-tiba terjadi goncangan hebat
pada kapal malakas wilnawari ternyata, kapal itu telah kandas diteluk kriting, raja
haji dan para pulu balangnya siap siaga untuk menembakkan meriam-meriam
kapal kompeni yang anggun itu, raja haji berdoa sejenak
‘bismillahirohmanirohim, Ya Allah, berikanlah kekuatan untuk melawan ke
dzoliman.’ Setelah berdoa, raja haji berteriak: “Tembak”, para hulubalang pun
menembakkan meriam. Tembakan pertama mengenai bagian buritan kapal.
Segera terjadi kepanikan dalam kapal itu, tembakan kedua menghantam bagian
tengan geladak depan, bagian itu hancur berkeping-keping, keadaan didalam kapal
semakin panik sebagian menolong kawan-kawannya yang terluka, adapula yang
memadamkan api dan banyak pula yang terjun kelaut, belum banyak yang dapat
mereka lakukan. Tiba-tiba datang tembakan yang ketiga menghantam tempat
penyimpanan obat badil, menyebabkan kapal angkatan laut belanda yang megah
itu meledak menimbulkan suara yang amat dahsyat, bumi ketika itu bagaikan
dilanda gempa besar , kapal itu hancur berkeping-keping. Pemimpin perang
belanda togir abo mengambil sebuah keputusan untuk menarik seluruh pasukan
yang tersisa untuk kembali ke malaka, pada tanggal 27 januari 1784 seluruh
iskadir pimpinan togir abo telah tiba di malaka, belanda sangat terkejut dengan
peperangan ketika perang diriau melawan raja haji dan dalam waktu yang sangat
sikat, raja haji telah tiba di malaka untuk melakukan penyerangan kedua pada
tanggal 13 febuari 1784 raja haji dengan 1000 pasukan telah mendarat diteluk

8
ketapang lebih kurang 5 kilo disebelah timur malaka. Ia juga membawa sultan
selanor dan penghulu rambau sultan ibrohim membuat kubu pertahanan dibatang
tiga. Raja haji lebih dulu mengambil inisiatif untuk menyerang, pasukan riau
melakukan gempuran terus-menerus sampai ke bandar hilir kota malaka,
sementara pasukan sultan ibrohim menggempur bahagian kota yang lain hati
belanda telah terkepung didalam kota, dalam keadaan itulah secara tiba-tiba
datang kapal armada keajaan belanda dari eropa dalam perjalanan ke makassar
dan maluku, pemerintah tinggi di batavia memerintahkan armada yang dipimpin
oleh panglima peran jokob peter van bram dengan kekuatan sembilan buah kapal
perang, 213 personil, 326 meriam untuk berhadapan dengan pasukan riau yang
dipimpin oleh raja haji diteluk ketapang. Pada tanggal 8 juni 1784 armada van
bram dengan kekuatan 734 orang bersenjata menggempur kubu pertahanan raja
haji diteluk ketapang, raja haji berserta lebih kurang 500 orang gugur, dari pihak
belanda tewas sekitar 70, belanda membuat catatan tentang gugurnya raja haji
sebagai syahid, raja haji yang berdiri dekat sarang meriam untuk memberi
semangat pasukannya terkena tembakan senapan didadanya sehingga gugur, raja
haji syahid dengan memegang kitab dalil alkhirot. Karena raja haji mangkat
diteluk ketapang maka diberilah gelar raja haji syahid fisabilillah mahum telut
ketapa.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kita ketahui bahwa sebab terjadinya perang Riau yaitu adanya monopoli
perdagangan yang dilakukan oleh Belanda terhadapnya. Lalu diadakannya
perjanjian yang pernah dibuat antar belanda dengan riau yaitu antara gubernur
belanda piter geridus dyi bruyjen di malaka dengan yang dipertuanmuda riau
tiga daeng kamboja pada tanggal 1 januari tahun 1758 porat filipina linggi.
Lalu terjadilah peperangan antara Belanda dengan pasukan Raja Ali Haji yang
berakhir dengan terbunuhnya Raja Ali Haji dan pasukannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Zainal, Rusli.2016.Buku Ajar Studi Melayu Untuk Perguruan


Tinggi.Pekanbaru:Universitas Abdurrab

11

Anda mungkin juga menyukai