Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nopia Dewi

NIM : 1420116010

INDIVIDUAL ASSIGNMENTS

1. Apa yang dimaksud dengan kematian ‘death’?


2. Jelaskan 7 perubahan fisik yang terjadi pada saat seorang individu mengalami kematian
“near death experience”?
3. Jelaskan perawatan post-mortem?

Answer

1. Definisi kematian adalah kematian otak yang terjadi jika pusat otak tertinggi yaitu korteks
serebral mengalami kerusakan permanen. Dalam kasus ini, ada aktivitas jantung,
kehilangan fungsi otak permanen, dimanifestasikan secara klinis dengan tidak ada respon
terarah terhadap stimulus eksternal, tidak ada refleks sefalik, apnea, dan elektrogram
isoelektrik minimal selama 30 menit tanpa hipotermia dan keracunan oleh depresan sistem
saraf pusat (Stedman, 2000).
Secara etimologi death berasal dari kata death atau deth yang berarti keadaan mati atau
kematian. Sedangkan secara definitive, kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan
paru-paru secara menetap, atau terhentinya kerja otak secara permanen. Ini dapat dilihat
dari tiga sudut pandang tentang definisi kematian, yakni:
a. Kematian
b. Kematian otak,yakni kerusakan otak yang tidak dapat pulih
c. Kematian klinik, yakni kematian orang tersebut (Roper,2002).
Kematian adalah penghentian permanen semua fungsi tubuh yang vital, akhir dari
kehidupan manusia. Lahir, menjelang ajal, dan kematian bersifat universal. Meskipun unik
bagi setiap individu, kejadian-kejadian tersebut bersifat normal dan merupakan proses
hidup yang diperlukan (Kozier, 2010).
2. Perubahan fisik yang terjadi pada saat seorang individu mengalami kematian
Dengan tanda :
1) Tidak mampu untuk bergerak
2) Kerja jantung dan peredaran darah berhenti
3) Pernapasan berhenti
4) Refleks cahaya dan refleks kornea mata hilang
5) Kulit pucat
6) Relaksasi otot tubuh
7) Terhentinya aktifitas otak serta perubahan-perubahan yang timbul beberapa waktu
kemudian setelah mati (post mortem), yang dapat menjelaskan kemungkinan diagnosis
kematian dengan lebih pasti
  Kehilangan Tonus Otot, ditandai :
a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya reflek menelan
c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah, perut
kembung, obstipasi dan sebagainya
d. Penurunan control spinkter urinari dan rectal
e. Gerakan tubuh yang terbatas
  Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai :
a. Kemunduran dalam sensasi
b. Cyanosis pada daerah ekstermitas
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung
  Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital :
a. Nadi lambat dan lemah
b. Tekanan darah turun
c. Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur/Pernafasan chyene-stoke dan
ngorok

 Gangguan Sensoria : Penglihatan kabur/ Pupil mata melebar/ Mata dapat tertutup atau
agak terbuka
  Gangguan penciuman dan perabaan
3. Perawatan post-mortem
Perawatan post mortem adalah perawatan yang dilakukan oleh perawat setelah kematian klien
yang telah dinyatakan meninggal secara medis oleh tim medis. Perawatan meliputi mengatur
transport pemindahan menuju ruang jenazah atau rumah klien dan menyiapkan barang -
barang klien yang akan dibawa oleh keluarga. Perawatan post mortem dapat ditunda apabila
pada kematian klien diperlukan pemeriksaan lebih lanjut (otopsi).
Tujuan
Tujuan utama perawatan post mortem menurut Johnson, Smith-Temple, Carr (2005) adalah
untuk mempersiapkan jenazah klien untuk dilihat oleh anggota kelurga dan untuk dibawa ke
rumah duka atau kamar jenazah tanpa terjadi pemajanan cairan tubuh dan kotoran terhadap
keluarga atau staf.
Tujuan lainnya dari perawatan post mortem antara lain (Johnson, Smith-Temple, Carr (2005))
a) Jenazah dan lingkungan bersih dengan penampilan alamiah
b) Keluarga memandang jenazah tanpa tanda distres ekstrem pada penampilam fisik
c) Tubuh disiapkan dalam kaitannya dengan keaslian setempat dan kebijakan
d) Tidak ada penyebaran penyakit
e) Alat yang digunakan
Peralatan yang dibutuhkan dalam tindakan adalah :
a) Kasa gulung atau tali kain
b) Sarung tangan
c) Tanda atau identitas jenazah
d) Kantong plastik
e) Air sabun dalam waskom besar
f) Handuk
g) Waslap
h) Pampers dewasa
i) Tempat tidur dorong
Cara melakukan perawatan post mortem
Berikut adalah implementasi perawatan post mortem menurut Johnson, Smith-Temple,
Carr (2005)
a. Memastikan bahwa pasien sudah meninggal secara medis
b. Tutup pintu ruangan untuk menjaga privasi klien
c. Kenakan sarung tangan dan skort isolasi untuk semua orang yang terlibat untuk
melindungi tubuh dari sekresi jenazah
d. Tutup kelopak mata jenazah sampai tetap tertutup atau tempatkan kasa basah pada
kelopak mata jenazah
e. Lepaskan slang seperti kateter iv, nasogastrik jika diizinkan dan tidak ada autopsi yang
akan dilakukan
f. Singkirkan alat-alat yang tidak akan digunakan agar memudahkan perawat mobilisasi
g. Cuci sekresi dari wajah dan tubuh
h. Ganti linen yang kotor dan skort dengan yang bersih
i. Tempatkan alas linen dibawah jenazah dan ekstremitas dan singkirkan linen yang
kotor.
j. Posisikan jenazah supine dengan tangan disamping, telapak telungkup
k. Pasang gigi palsu (jika ada) dalam mulut, tempatkan bantal dibawah kepala, tutp mulut
dan tempatkan gulungan handuk dibawah dagu
l. Lepaskan semua perhiasan dan barang milik jenazah kepada keluarga dan minta
keluarga menandatagani catatan pengembalian barang.
m. Tempatkan penutup jenazah bersih pada tubuh dengan membiarkan wajah tetap
terpajan
n. Tempatkan kursi disamping tempat tidur
o. Atur pencahayaan yang redup agar membuat situasi lebih tenang dan meminimalkan
penampilan jenazah yang abnormal.
p. Berikan dukungan emosional dan kenyamanan pada keluarga. Berikan privasi pada
keluarga saat melihat klien.
q. Setelah keluarga selesai melihat klien, ikat longgar dagu klien ke atas sampai dengan
puncak kepala menggunakan kasa gulung. Ikat pergelangan kaki dengan kasa gulung.
r. Isi formulir kematian yang tersedia dengan nama klien, ruangan, tanggal, dan waktu
kematian serta tim medis yang menyatakan kematian klien. Biarkan gelang pengenal
klien tetap terpasang untuk kepastian identitas.
s. Tutupi tubuh klien dengan pakaian bersih dan linen bersih kemudian tempatkan pada
tempat tidur dorong.
t. Jika klien meninggal karena penyakit menular, berikan keterangan pada label klien dan
beritahukan kepada keluarga.
u. Antarkan klien ke kamar jenazah.
v. Dokumentasikan tanggal dan waktu klien dipindahkan ke kamar jenazah, catat
pengembalian barang-barang klien kepada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier,B.(2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and practice (ed.7). Prentice Hall,
New Jersey
Kubler-Ross.E.(1998).On Death and Dying: Kematian Sebagai Bagian Kehidupan.(W.
Anugrahani, Penerj.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. ( Karya asli diterbitkan tahun 1969)
Johnson, J. Y., Smith-Temple, J. & Carr, P. 2005. Prosedur Perawatan di Rumah: Pedoman Untuk
Perawat. Jakarta : EGC
Perry & Potter. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, Dan Praktik.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai