Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS MATI

KASUS VR/049/2017/KN/PLPD

Disusun oleh :

Desintha C. N. R.

406161022

Pembimbing :

dr. IBG Surya PP, Sp.F

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

5 JUNI 2017 15 JULI 2017


REFLEKSI KASUS MATI

Deskripsi Kasus

Identitas Korban

Nama : MRN

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 20 tahun

Warga Negara : Indonesia

Tanggal Pemeriksaan : 9 Juni 2017

Peristiwa : Kriminalitas

Alamat : Seira Kamatuban Wearmakatian Maluku Tenggara Barat

Kronologis

Menurut keterangan penyidik, diduga terdapat penganiyaan pukul 00.30 tanggal 9 Juni
2017 di Ibrick Coffe. Saat korban dilarikan ke RS Bhayangkara, korban dalam keadaan
masih hidup. Tidak diketahui waktu pasti dibawanya korban ke RS Bhayangkara. RS
Bhayangkara tidak memiliki fasilitas yag memadai, maka korban di rujuk ke RSUP dr.
Sardjito Jogyakarta dan dinyatakan meniggal pada tanggal 9 Juni 2017, pukul 14.00
WIB.

Berdasarkan keterangan saksi, pada tanggal 9 Juni 2017, pukul 01.00 WIB korban dan
kedua temannya berkumpul di kedai kopi. Disana korban dan kedua temannya minum
anggur merah. Pukul 02.00 WIB korban berhubungan seksual dengan salah satu
perempuan yang ada di kedai tersebut. Setelah 30 menit korban dan teman perempuan
nya keluar dari kamar, lalu korban berkumpul kembali dengan kedua temannya.
Sedangkan teman perempuan nya berkumpul dengan ke-enam laki-laki lalu bercerita
dalam bahasa jawa bahwa ia telah berhubungan seksual dengan korban dan bercerita
tentang alat kelamin korban yang ukurannya kecil. Perempuan dan teman teman nya
tertawa dan korban mendengar pembicaraan perempuan tersebut dan merasa tesinggung
sehingga pasien emosi. Salah satu teman korban mengajak korban untuk pulang pada
pukul 03.30 WIB. Sebelum pulang saksi ketoilet , setelah keluar dari toilet saksi melihat
sudah terjadi antara korban dan ke-enam laki-laki dan terjadi pemukulan dengan botol
beling, saksi berusaha melerai tetapi malah ikut dipukuli. Akhirnya korban dan kedua
temannya berusaha kabur. Salalh satu teman korban berhasil kabur, saat saksi mecoba
kabur dengan sepeda motor, saksi dipukuli dengan batako dibelakang kepala sebelah
kanan. Pemilik kedai melapor ke polisi, setelah polisi ditempat, saksi langsung diborgol
dan dibawa ke mobil patrol. Sesampainya di mobil patrol saksi melihat korban sudah
tegeletak tidak bergerak diatas mobil. Korban sempat dilarikan ke RS Bhayangkara,
namun karena kurangnya fasilitas, maka korban di rujuk ke RUP dr. Sardjito Yogyakarta,
setelah mendapat perawatan selama 30 menit korban diyatakan meninggal.

Pemriksaan Luar dan Identifikasi

Jenazah berlebel, terletak di ats meja otopsi, ditutup dengan kain panjang berwarna ungu
tidak berlogo dan tidak bertuliskan. Kain dibuka, jenazah berlebel tidak berpakaian. Pada
pergelangan tangan kanan dan kiri terdapat satu buah kasa dalan keadaan simpul hidup.
Pada pergelangan kaki terikat satu buah kasa putih dalam keadaan simpul hidup. Pada
pergelangan tangan kanan dan kiri terdapat masing - masing satu buah gelang berwarna
biru berbahan plastic dan terkunci bertuliskan identitas pasien. Gelang satu bertuliskan
matinus rezki narwadan 09/06/1997. Gelang kedua bertuliskan martinus rezki narwadan
09/06/1997 No RM : 037580. Pada diantara kedua tungkai bawah, terdapat satu buah
celana dalam berwarna biru berbahan katun bertuliskan camus, pada lengan atas kiri
bagian luar terdapat gambar wanita berkerudung berwarna hitam dengan ukuran panjang
27 cm lebar 14 cm. pada lengan bawah kiri bagian dalam tepat pada sumbu lengan 10 cm
dibawah lipat siku terdapat bukti tes sensitisasi antibiotik berbentuk lingkaran berwarna
hitam dengan ukuran diameter 2 cm. pada lengan kanan atas bagian luar terdapat gambar
tangan memegang salip yang dibalut kain, dengan gambar tiga bintang pada bagian
depannya. Bagian bawah dari gambar tersebut terdapat gambar dan tulisan
DORTEGE. Seluruh gambar pada lengan atas tersebut total berukuran panjang 23 cm dan
lebar 11 cm berwarna hitam. Pada lengan bawah kanan tepat pada sumbu dalam lengan 1
cm diatas pergelangan tangan terdapat tulisan XIX-XII-MCMLXIX- berwarna hitam
dengan panjang 67 cm. pada lengan bawah kanan bagian dalam tepat pada pergelangan
tangan terdapat gambar 3 buah bintang berwarna hitam dengan panjang 7 cm dan lebar 4
cm.

Pemeriksaan Fisik Luar

Kaku jenazah : terdapat kaku jenazah sukar digerakkan pada seluruh persendian
Bercak jenzah : terdapat bercak jenazah berwarna merah keunguan yang hilang dengan
penenkanan pada bagian tengkuk, punggung atas, punggung kanan dan kiri, pinggang,
lengan , paha, betis dan tumit

Hidung : dari kedua lubang hidung keluar cairan berwarna merah , tidak ada luka , tidak
ada memar, tidak ada retak tulang

Pemeriksaan dalam

Paru : pada pengisian warna jaringan merah kehitaman dan pada pemijatan keluar
cairan berbusa pada paru kanan dan kiri.

Hati : terdapat luka memar panjang empat sentimeter dan lebar empat sentimeter

Kepala : kulit kepala dibuka terdapat memar diseluruh kulit kepala bagian dalam, tulang
atap dibuka terdapat luka memar pada tulang bagian kanan belakang, warna biru dengan
ukuran tujuh kali enam sentimeter, tidak beraturan, terdapat pelebaran pembuluh darah di
seluruh selaput otak. Selaput otak dibuka terdapat perdarahan permukaan otak. Dasar
tulang tengkorak terdapat retak tulang pada pertengahan tulang dasar kepala agian
belakang dengan ukuran satu sentimeter kali nol koma dua sentimeter.

Pemeriksaan laboratorium

Golongan darah : A

Alkohol dalam darah : negatif

Alkohol dalam urin : negatif

Patologi anatomi :

Otak besar

Hati

Kulit pelipis kanan

Kulit kepala

Jendalan sdarah otak

Medula oblongata
Kulit dan oot dada kiri

Selaput otak

Kesimpulan

Jenazah laki-laki dengan panjang badan seratus tujuh puluh tiga koma enam
sentimeter dengan berat badan lima puluh koma dua kilogram dengan golongan
darah A

Sebab kematian trauma kepala yang menyebabkan perdarahan akibat kekerasan


tumpul

Saat kematian diperkirakan delapan sampain dua belas jam sebelum pemeriksaan.

2. Masalalah Yang Dikaji

Bagaimana peran medikolegal pada kasus ini?

3. Analisa Masalah

melakukan wawancara terhadap penyidik dan keluarga korban ataupun saksi yang
berguna untuk mengetahiu kronologis kejadian untuk di tuliskan di dalam Visum et
Repertum

memeriksa kelengkapan keabsahan administrasi :

surat permintaan Visum et Repertum

pejabat peminta visum et repertum adalah penyidik POLRI atau Polisi


Militer (pasal 133 KUHAP)

jenis pemeriksaan mayat yang diminta

jenis pemriksaan yang diminta dapat berupa pemeriksaan luar atau


pemeriksaan dalam

dari pemeriksaan dapat disimpulkan sebab kematian korban, jenis luka


atau kelainan, jenis kekerasan penyebabnya, dan saat kematian.

label identitas pada mayat


pasal 133 ayat 3 KUHAP

pernyataan tidak keberatan dari keluarga korban bila akan melakukan otopsi

Ada kemungkinan keluarga si korban berkeberatan dan menentang


/menghalang-halangi untuk diadakan pemeriksaan bedah mayat, apabila demikian dapat
dikenakan pasal 222 KUHP

membuat Visum et Repertum

dasar hukum pembuatan Visum et Repertum adalah pasal 133 KUHAP

Visum et Repertum meruapakan alat bukti yang sah sebagaimana tertulis dalam
pasal 184 KUHAP

Visum et Repertum dibuat secara tertulis (pasal 133 ayat 2 KUHAP)

Peristiwa pidana yang memerlukan pembuatan Visum et Repertum, seperti ditentukan


dalam KUHP adalah :
Pelaku Tindak Pidana yang diduga menderita kelainan jiwa, yaitu berkaitan dengan
berlakunya ketentuan Pasal 44;
3. Kejahatan kesusilaan diatur dalam Pasal 284 sampai dengan 290, dan Pasal 292 sampai
dengan 294;
4. Kejahatan terhadap nyawa, yaitu Pasal 338 sampai dengan 348;
5. Penganiayaan, berkaitan dengan Pasal 351 sampai dengan 355,

4. Kesimpulan

Kelengkapan dan keabsahan administrasi pada pasien ini lengkap. pemeriksaan yang diminta
pada pasien ini adalah pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Karena kasus ini merupakan
kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian, maka perlu dibuat Visum et Repertum
sebagai barang bukti yang sah pada pengadilan.

Daftar Pustaka

Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. Thanatologi. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 1997.
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum.
2008.

Nugraha EL. Aspek Medikolegal Tentang Tindakan Pembuktian Pembunuhan


Penyebab Kematian. 2015. available on : http://dokumen.tips/documents/aspek-
medikolegal-55a74f7f60393.html

Anda mungkin juga menyukai