Anda di halaman 1dari 6

Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017

The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2017

Temuan Otopsi Pada Kasus Kekerasan Tajam


Mustika Chasanatusy Syarifah1, H. Ahmad Yudianto1

Abstrak PENDAHULUAN
Jumlah kasus kematian tidak wajar yang diterima Berdasarkan data yang terdapat di
bagian Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal
RSUD dr. Soetomo Surabaya sepanjang awal tahun Instalasi Kedokteran Forensik dan
2017 mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Salah satunya adalah kasus
Medikolegal RSUD dr. Soetomo Surabaya,
kematian dugaan pembunuhan dengan menggunakan terdapat 34 kasus kematian akibat
senjata tajam. Peran dokter forensik dalam kasus
kematian tidak wajar tersebut adalah melakukan kekerasan tajam pada tahun 2014 sampai
pemeriksaan untuk menentukan sebab kematian. Maret 2017. Kekerasan tajam yang
Jenazah laki-laki usia sekitar 30 tahun ditemukan
dalam keadaan berlumuran darah di pinggir jalan pada ditemukan dapat berupa luka tusuk, luka
tanggal 23 Maret 2017 pukul 05.30 WIB. Menurut hasil
penyelidikan Polres Pelabuhan Tanjung Perak bacok atau luka iris. Kebanyakan kasus
Surabaya, orang tersebut diketahui adalah sopir taksi kematian akibat kekerasan tajam tersebut
online yang diduga mengalami perampokan mobil.
Kondisi terakhir diketahui masih hidup oleh istrinya merupakan kasus pembunuhan dengan luka
saat berkomunikasi via telpon pada malam harinya
tanggal 22 Maret 2017 sekitar pukul 23.00 WIB. Pada
tusuk.1
pemeriksaan luar ditemukan 46 luka akibat kekerasan Dalam sebuah kasus pembunuhan
tajam pada leher, dada, perut dan anggota gerak atas.
Pada pemeriksaan dalam ditemukan luka terbuka dengan beberapa luka tusuk yang tembus ke
pada pembuluh nadi besar leher kanan, paru kanan
dan kiri, bilik jantung kanan, dan hati; patah tulang
beberapa organ vital dan menggunakan
pada tulang belakang, tulang tenggorok, tulang beberapa metode pembunuhan menjadi
selangka, tulang iga depan, tulang lengan atas, dan
tulang jari akibat kekerasan tajam. Hasil pemeriksaan tantangan bagi seorang dokter forensik
toksikologi tidak ditemukan kandungan narkotika, dalam menentukan sebab kematian, karena
psikotropika, dan racun lainnya. Pada kasus ini
terdapat beberapa luka yang dicurigai sebagai masing-masing luka tersebut dapat berperan
penyebab kematian, yaitu luka tusuk pada leher
kanan, dada kanan dan dada kiri. Sedangkan faktor signifikan dalam menentukan sebab
penyakit dan racun dikeluarkan karena tidak kematian.2 Sehingga dalam kesimpulan
ditemukan hasil positif dari pemeriksaan penunjang.
Menentukan penyebab kematian yang utama dari dapat ditentukan dengan jelas luka yang
kasus tersebut yaitu dengan menentukan luka
manakah yang menyebabkan perdarahan hebat
mana yang menjadi sebab matinya.
sehingga mengakibatkan kematian.
Kata Kunci: temuan otopsi, kekerasan tajam
LAPORAN KASUS
Afiliasi Penulis : 1. Departemen Ilmu Kedokteran Mayat laki-laki ditemukan dalam
Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Instalasi Kedokteran Forensik keadaan berlumuran darah di pinggir jalan
dan Medikolegal RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Korespondensi: dr. Mustika Chasanatusy Syarifah1
Larangan Kenjeran Surabaya pada tanggal 23
mustika.cs@gmail.com 628122549875 Maret 2017 pukul 05.30 WIB. Menurut
keterangan dari pihak kepolisian, mayat
tersebut adalah seorang sopir taksi online
yang diduga mengalami perampokan mobil.
Kondisi terakhir diketahui masih hidup oleh
istrinya saat berkomunikasi via telpon pada
malam harinya tanggal 22 Maret 2017
sekitar pukul 23.00 WIB. Karena suaminya

197 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Mustika Chasanatusy Syarifah, Temuan Otopsi....

tidak kunjung pulang, lalu si istri


menghubungi kembali pada tanggal 23
Maret 2017 sekitar pukul 04.00 WIB namun
telpon tidak aktif.

HASIL PEMERIKSAAN
Mayat tiba di IKF RSUD Dr. Soetomo
pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 08.41 WIB
kemudian dilakukan pemeriksaan luar dan
dalam sesuai SPVR pada pukul 09.00 WIB. c. luka tusuk pada dada kanan (nomor 3)
Pada pemeriksaan luar ditemukan menembus bilik kanan jantung sedalam
a. seorang laki-laki, usia sekitar 35 tahun satu sentimeter
dengan pakaian berlumuran darah,
b. lebam mayat pada punggung hilang
dengan penekanan,
c. kaku mayat pada sendi-sendi tubuh dan
sulit digerakkan,
d. 46 luka tusuk pada kepala, leher, dada,
punggung, perut dan anggota gerak atas,
e. luka robek pada bibir bawah bagian
dalam,
f. luka memar pada dagu, d. luka tusuk pada dada kanan (nomor 6&7)
g. luka lecet pada dahi, pipi, dan anggota menembus hati sedalam 1 cm
gerak atas kiri,
h. kuku-kuku jari dan konjungtiva bawah
mata kiri tampak pucat.

Pada pemeriksaan dalam ditemukan:


a. luka tusuk pada dada kanan (nomor 2)
menembus tulang iga depan 3&4 kanan
hingga paru kanan baga atas sedalam 1
cm
b. luka tusuk pada dada kiri (nomor 1)
menembus tulang iga depan 3&4 kiri
hingga paru kiri baga atas sedalam 1 cm e. luku tusuk pada leher kanan (nomor 11)
menembus arteri karotid hingga
memotong trakea

198 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Mustika Chasanatusy Syarifah, Temuan Otopsi....

pembunuhan dapat menyerupai usaha


bunuh diri, tetapi tidak ada luka percobaan.
Target biasanya daerah tubuh yang tidak
terlindungi, dan dada sering menjadi target
karena dekat dengan penyerang, dan
mengetahui banyak organ vital disana.
Kebanyakan pelaku menggunakan tangan
kanan (tidak kidal) sehingga luka sering
didapatkan di sisi kiri korban dan sebagian
f. luka tusuk pada leher kanan (nomor besar menyerang dari depan.4
21&23) menembus tulang belakang sisi Disebutkan dalam sebuah penelitian
depan sedalam 0,3 cm, tahun 2014 di Jamaika membagi area tubuh
g. resapan darah pada kulit puncak kepala, yang paling sering terluka adalah dada,
otot dada iga depan 7, dan otak besar kemudian diikuti oleh dada dan perut, perut,
h. perdarahan pada selaput jala otak kepala, leher, kepala, serta dada dan
i. cairan darah pada rongga perut sejumlah kepala.5Sebagian besar luka tusuk pada
120 ml ekstremitas atas diperoleh korban saat
j. pucat pada seluruh organ. mereka mencoba membela atau melindungi
diri dari penyerang. Luka pertahanan dari
Hasil pemeriksaan toksikologi tidak ekstremitas bawah dapat juga terjadi namun
didapatkan kandungan narkotika, jarang.3
psikotropika dan racun lainnya. Hasil Pada kasus ini terdapat 46 luka
pemeriksaan golongan darah dengan hasil akibat kekerasan tajam, terdiri dari luka
“O”. Sebab mati orang tersebut akibat tusuk yang fatal pada daerah leher dan dada
kekerasan tajam pada leher kanan yang yang menembus hingga jantung, paru-paru
menembus pembuluh nadi besar dalam dan liver. Disertai juga adanya luka
hingga memotong trakea (luka tusuk nomer pertahanan pada anggota gerak atas, hal
11) yang menyebabkan perdarahan hebat. tersebut sering terjadi pada kasus
Perkiraan saat kematian 2-6 jam sebelum pembunuhan daripada pada kasus bunuh
pemeriksaan. diri atau kecelakaan. Dengan ciri-ciri luka
Luka tusuk merupakan luka yang terbuka, tepi rata, sudut tajam dan tumpul
dihasilkan oleh benda/alat yang berujung di sisi lainnya, kedalaman luka lebih dari
runcing dan bermata tajam, dengan ciri tepi panjang luka. Ciri-ciri tersebut dapat menjadi
luka rata, sudut tajam dan memiliki petunjuk atas jenis senjata tajam yang
kedalaman luka lebih panjang daripada digunakan, misalnya pisau bermata satu
panjang luka. Alat yang sering digunakan yang paling sering digunakan. Banyaknya
misalnya: pisau, bayonet, pedang atau lokasi luka tusuk pada sisi kanan korban,
keris.3 dapat menunjukkan bahwa pelaku
Kebanyakan luka tusuk pada bertangan kidal atau posisi pelaku
pembunuhan hanya satu luka dan dalam. dibelakang korban.
Tidak ada luka percobaan atau ragu-ragu. Luka tusuk pada dada dapat
Dapat disertai luka pertahanan atau tanda mengenai organ vital jantung atau aorta.
pengekangan. Luka tusuk di leher pada kasus Kematian akibat luka tusuk pada paru-paru

199 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Mustika Chasanatusy Syarifah, Temuan Otopsi....

lebih jarang terjadi. Luka tusuk fatal pada arteri vertebra atau patah tulang servikal.6
dada kanan biasanya mengenai ventrikel Pada kasus ini luka tusuk pada leher kanan
kanan, aorta atau atrium kanan. Sedangkan yang tembus ke tulang belakang ditemukan
pada dada kiri dapat mengenai ventrikel sedalam 0,3 cm dan tidak ditemukan adanya
kanan atau ventrikel kiri. Sebab mati yang ruptur arteri vertebra.
sering terjadi adalah akibat dari perdarahan Luka tusuk pada leher, kadang-
pericardium, berikutnya tamponade jantung. kadang pisau akan memutuskan tidak hanya
Kematian pada luka tusuk di paru-paru pembuluh darah besar, tapi juga trakea,
biasanya akibat hemothorax, juga dapat dengan menghasilkan pendarahan besar-
terjadi penumothorax.3 besaran ke pohon paru-paru.7 Luka tusuk
Pada kasus ini ditemukan luka tusuk pada leher biasanya terkait dengan
dada yang tembus ke paru-paru dan jantung kerusakan vaskular pada pembuluh darah
sedalam kurang lebih satu sentimeter. Pada besar, dengan luka pada arteri karotid
rongga dada tidak ditemukan adanya sebanyak 5-10% kasus trauma arteri.
perdarahan, hanya pada paru-paru Pembuluh darah servikal terlibat pada 25%
ditemukan resapan darah pada lokasi luka kasus trauma kepala dan leher.8 Asfiksiaasi
yaitu pada lobus atas sisi depan. Untuk disebabkan oleh sesak napas dengan darah
pemeriksaan pneumotoraks juga didapatkan dari luka tusuk pada leher dan trakea, atau
hasil negatif. Pada perikard tidak ditemukan emboli udara saat udara masuk ke sirkulasi
cairan darah, namun ditemukan ada resapan vena yang jauh lebih jarang terjadi.9
darah pada ventrikel kanan sampai ke Pada kasus ini luka tusuk pada leher
septum jantung kanan. Untuk pemeriksaan kanan yang tembus melalui arteri karotis
emboli udara didapatkan hasil negatif. interna hingga ke trakea dapat
Luka tusuk pada organ perut paling mengakibatkan perdarahan hebat. Adanya
sering melibatkan luka tembus pada hati. lendir disertai darah pada trakea juga dapat
Hati dan terutama limpa, dapat berdarah menunjukan adanya aspirasi pada saluran
secara ekstensif, menyebabkan napas. Namun darah yang ditemukan
hemoperitoneum.6 Pada kasus ini luka sepanjang saluran napas hanya berupa
tembus pada hati didapatkan dari luka tusuk lendir. Kedua paru-paru tampak pucat dan
pada dada kanan dengan arah tusukan ke pemeriksaan emboli udara didapatkan hasil
bawah. Luka tembus pada hati menimbulkan negatif.
resapan darah sedalam 1 cm. Didapatkan Penggunaan beberapa metode
cairan darah pada rongga perut sejumlah pembunuhan dalam satu kejadian dapat
120 ml. Luka tersebut dapat dikatakan tidak disebabkan oleh satu atau lebih pelaku
mematikan karena organ hati tidak ruptur dengan tujuan untuk mempercepat
dan jumlah perdarahan yang ada minimal. pembunuhan, atau memastikan hasilnya
Sedangkan luka tusuk yang tembus fatal. Hal tersebut biasanya direncanakan
hingga ke tulang belakang, termasuk kasus sebelumnya karena untuk memastikan
yang sangat jarang terjadi. Cedera pada bahwa pembunuhan tersebut berhasil.10
saraf tulang belakang akan menghasilkan Pada kasus ini diduga pelaku
kelumpuhan lengkap atau parsial di bawah melakukan dua metode pembunuhan, yaitu
tingkat cedera.3 Bagian yang mematikan dari dengan luka tusuk dan pembekapan. Hal ini
tulang belakang adalah jika terjadi ruptur dilihat dari hasil pemeriksaan adanya luka

200 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Mustika Chasanatusy Syarifah, Temuan Otopsi....

robek di bibir dan lecet pada dagu yang adanya perdarahan hebat. Sedangkan luka
biasanya ditemukan pada kasus tusuk yang tembus ke organ vital lainnya dan
pembekapan. Banyaknya luka perlawanan tanda-tanda pembekapan merupakan
pada ekstremitas atas korban menunjukkan kekerasan yang mengakibatkan lemahnya
adanya perlawanan kuat atau usaha untuk kondisi korban.
melarikan diri dari korban. Sehingga Jumlah perdarahan hebat tidak
memungkinkan pelaku untuk menggunakan hanya dapat ditemukan pada saat
beberapa metode pembunuhan tersebut. pemeriksaan, namun juga dapat dengan
memperkirakan jumlah darah yang terdapat
SIMPULAN pada pakaian korban, pada tempat kejadian
Kekerasan tajam umumnya terjadi perkara, atau lamanya proses perdarahan.
pada kasus pembunuhan, dan jenis luka
tusuk yang paling sering ditemukan. Luka
tusuk yang paling sering terjadi pada area
dada, perut, kepala dan leher.
Luka tusuk di leher yang menembus
pembuluh nadi besar hingga memotong
trakea mengakibatkan kematian karena

DAFTAR PUSTAKA

1. Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik dan 7. Bohnert, Michael. Huttemann, Hartmut.


Medikolegal RSUD dr. Soetomo Surabaya. Schmidt, Ulrike. Homicides by Sharp. Force.
Buku Register Jenazah 2014-2017. Forensic Pathology Reviews Volume 4.
Surabaya. 2017 Humana Press 2006

2. Kaushik, Vijay Kumar. Sheikh, M. Which is 8. Kumar SR, Weaver FA, Yellin A. Cervical
the Cause of Death? - A Case Report. Ntl J of vascular injuries: carotid and jugular
Community Med 2017. vascular injuries. Surg Clin N Am 2001.

3. DiMaio, Vincent J. DiMaio, Dominick. 9. Henderson JP, Morgan SE, Patel F, Tiplady
Forensic Pathology Second Edition. Wound ME. Patterns of non-firearm homicide.
Caused by Pointed and Sharp-Edged Journal of Clinical Forensic Medicine. 2005.
Weapons. CRC Press. 2001.

4. Forensic Medicine, Pattern of Sharp Force 10. Kamaluddin M, Syariani N, Mat Saat GA.
Trauma, www.forensicmed.co.uk, 2012. Epidemiological Profiles of Murders and
Murder Victims in Peninsular Malaysia from
5. Neblett A. Sharp Force Injuries at the 2007 to 2011 as Reported by a Newspaper.
University Hospital of the West Indies, Journal of Humanities and social sciences
Kingston, Jamaica: A Seventeen-year 2014.
Autopsy Review. West Indian Med J. 2014.
11. Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik dan
6. Knight, Bernard. Forensic Pathology Fourth Medikolegal RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Edition. Chest and Abdominal Injuries. CRC Buku Register Jenazah 2014-2017.
Press 2016. Surabaya. 2017

201 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017


Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Mustika Chasanatusy Syarifah, Temuan Otopsi.....

12. Kaushik, Vijay Kumar. Sheikh, M. Which is 17. Bohnert, Michael. Huttemann, Hartmut.
the Cause of Death? - A Case Report. Ntl J of Schmidt, Ulrike. Homicides by Sharp. Force.
Community Med 2017. Forensic Pathology Reviews Volume 4.
Humana Press 2006
13. DiMaio, Vincent J. DiMaio, Dominick.
Forensic Pathology Second Edition. Wound 18. Kumar SR, Weaver FA, Yellin A. Cervical
Caused by Pointed and Sharp-Edged vascular injuries: carotid and jugular
Weapons. CRC Press. 2001. vascular injuries. Surg Clin N Am 2001.

14. Forensic Medicine, Pattern of Sharp Force 19. Henderson JP, Morgan SE, Patel F, Tiplady
Trauma, www.forensicmed.co.uk, 2012. ME. Patterns of non-firearm homicide.
Journal of Clinical Forensic Medicine. 2005.
15. Neblett A. Sharp Force Injuries at the
University Hospital of the West Indies, 20. Kamaluddin M, Syariani N, Mat Saat GA.
Kingston, Jamaica: A Seventeen-year Epidemiological Profiles of Murders and
Autopsy Review. West Indian Med J. 2014. Murder Victims in Peninsular Malaysia from
2007 to 2011 as Reported by a Newspaper.
16. Knight, Bernard. Forensic Pathology Fourth Journal of Humanities and social sciences
Edition. Chest and Abdominal Injuries. CRC 2014.
Press 2016.

202 | I S B N 978-602-50127-0-9 Pekanbaru, 15-16 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai