Anda di halaman 1dari 24

JOURNAL

READING

An Unusual Complex Suicide Involving a Chainsaw


and a Hanging: a Case Report

Lalu Wisnu R Danu N


(H1A322096)

Supervisor : Dr.dr.Arfi Syamsun, Sp.KF,M.Si.Med 1


Outline

01. Identitas Jurnal


04. Laporan Kasus

02. Abstrak
05. Diskusi

03. Pendahuluan
06. Kesimpulan

2
Identitas Jurnal

Barbara Gualco, Amalia Angelino, Regina Rensi, Gloria Manetti, dan Martina
Nama Penulis
Focardi
An Unusual Complex Suicide Involving a Chainsaw and a Hanging: a Case
Judul
Report

Jurnal/Penerbit Journal of Medical Case Report

Waktu Publikasi 2022

Volume 16

DOI https://doi.org/10.1186/s13256-022-03344-4

3
Abstrak
Background
Bunuh diri atau upaya bunuh diri dengan alat-alat listrik seperti pita atau
gergaji jarang dijumpai dalam praktik kedokteran forensik. Dalam
literatur, hanya sedikit kasus yang dilaporkan. Laporan kasus ini
menyajikan bunuh diri gabungan yang jarang terjadi yaitu dengan
gergaji mesin dan gantung diri.

Laporan Kasus

Seorang pria berusia 58 tahun ditemukan tewas oleh istrinya, tergantung di langit-langit sebuah
basement ruang bawah tanah rumahnya. Selama olah tempat kejadian perakara (TKP),
pemeriksaan luar menunjukkan adanya luka sayatan lebar di daerah pusar yang
memperlihatkan jaringan otot dan adiposa di bawahnya. 4
Abstrak
Kesimpulan
Oleh karena jenazah menunjukkan luka sayatan, penting untuk
mengetahui cara dan penyebab kematian, serta mengidentifikasi
keterlibatan pihak ketiga. Dalam kasus ini, adanya beberapa luka yang
berpotensi mematikan, sehingga memerlukan diagnosis banding antara
bunuh diri atau pembunuhan.

5
PENDAHULUA
N

6
Pendahuluan

Kasus yang disajikan adalah bunuh diri kompleks (tindakan melukai diri
sendiri dengan metode berbeda dan melibatkan berbagai bagian tubuh) yang
dilakukan dengan metode mematikan yang tidak biasa yaitu gergaji mesin
dan gantung diri

Cedera yang dialami hampir seluruhnya terjadi di daerah


kepala/leher, menyebabkan kematian akibat disregulasi sentral,
perdarahan, emboli udara, atau aspirasi darah. Secara umum,
tindakan bunuh diri dengan alat-alat listrik dikaitkan dengan
penyakit kejiwaan dan penyalahgunaan zat seperti alkohol atau
narkoba. Sebagian besar kasus terjadi pada laki-laki.

7
LAPORAN
KASUS

8
Laporan Kasus

Seorang laki-laki berusia 58


tahun ditemukan tewas oleh
istrinya, tergantung di langit-
langit ruang bawah tanah
Dari data anamnesis yang
rumahnya. Istrinya menemukan
berhasil dihimpun, pria tersebut
pria tersebut 3 jam setelah
telah menderita depresi berat
kematiannya
selama bertahun-tahun. Dia Pria tersebut mengonsumsi
telah mengasingkan diri obat antidepresan yang
selama beberapa tahun dan termasuk golongan Selective
pindah ke ruang bawah tanah Serotonin Reuptake Inhibitor
tanpa alasan yang jelas (SSRI) yaitu prozac (3 tablet
beberapa tahun sebelumnya. sehari, 60mg).

9
Terdapat catatan percobaan bunuh diri sebelumnya 2 tahun
CONT... yang lalu dengan mengonsumsi alkohol bersamaan dengan obat
antidepresan yang rutin diminumnya untuk terapi

Pemeriksaan pertama di TKP mengarah pada kasus bunuh diri, tetapi karena
sejumlah besar darah dan beberapa luka terlihat di sweater, diperlukan
pemeriksaan oleh ahli patologi forensik. Pemeriksaan pendahuluan pada
jenazah setelah sweater dilepaskan, ditemukan luka sayatan lebar, tepi tidak
beraturan di daerah pusar memperlihatkan jaringan otot dan adiposa di
bawahnya.

Dengan mempertimbangkan luka-luka tersebut, pemeriksaan


menyeluruh TKP dilakukan, namun tidak ditemukan jejak darah
lebih lanjut, kecuali genangan kecil darah di area bawah tubuh.

10
Saat dilakukan pemeriksaan dikawasan sekitar, polisi
menemukan gergaji mesin dengan cipratan darah pada
bilah dan gagangnya di taman samping halaman. Beberapa
potongan tekstil dengan warna yang sama dengan sweater
korban juga ditemukan di dekat gergaji mesin di taman.

Gergaji mesin yang digunakan pada kasus ini


dapat dilihat pada gambar
Gergaji mesin ini memiliki berat 4,4 kg
dan panjang bilahnya 41 cm. Menurut
petunjuk penggunaan, jumlah putaran
maksimun adalah 2400 per menit
tanpa beban. Gergaji hanya berjalan
ketika throttle saklar tangan di
genggam, sehingga ketika pegangan
dilepaskan, bilah gergaji berhenti.
Hanya sidik jari korban yang
ditemukan pada gergaji mesin
tersebut. Pemeriksaan luka (arah,
orientasi, kedalaman) menunjukkan
bahwa luka tersebut hanya
disebabkan oleh korban.
11
Pemeriksaan post-mortem dilakukan sehari setelah waktu kematian. Pemeriksaan
luar menunjukkan bekas ikatan di sekitar leher, dan luka sayatan dalam di
mesogastrium berukuran panjang 16 cm dan lebar hingga 4,5 cm (gambar 2). Luka
di sekeliling lecet lebar berwarna kemerahan berukuran lebar 23 cm dan panjang 12
cm. Bekas kulit dileher berwarna kuning kecoklatan permukaan anterior seperti
perkamen (parchment-like). Kemudian terlihat zona sempit hiperemia di kedua
tepinya. Terlihat pula petechiae subkonjungtiva. Tidak ada cedera lain yang tampak
secara eksternal.

2. Luka sayatan di bagian perut dengan sekeliling


luka lecet lebar berwarna kemerahan.

Otopsi menunjukkan infiltrasi hemoragik pada otot


omohyoid dan sternocleidomastoid kanan, serta tulang
rawan tiroid sedangkan tulang hyoid masih utuh. Semua
organ dalam masih utuh kecuali bagian usus di bawah
lesi gergaji yang terkoyak (gambar 3). Selain itu,
ditemukan juga darah sebanyak 100 ml di rongga perut
korban.

3. Bagian usus yang terkoyak


DISKUS
I

13
Diskusi

Berdasarkan studi tersebut, pada kasus


Kematian akibat gergaji listrik sangat ini dicurigai adanya penyebab
jarang ditemukan dalam praktik pembunuhan, karena adanya robekan
kedokteran forensik. Dalam laporan sweater, luka traumatis ganda pada
kasus ini, luka di daerah perut tersebut jenazah, dan keterlibatan berbagai bagian
disebabkan oleh gergaji listrik. Oleh tubuh. Investigasi forensik terhadap
karena tidak ada seorangpun yang kasus kematian yang tidak dapat
menyaksikan kematian pada kasus ini, dijelaskan selalu memerlukan diagnosis
dari aspek medikolegal sulit untuk banding yang luas, temasuk bunuh diri
menentukan apakah kasus ini yang tidak disengaja, hasutan atau
merupakan pembunuhan, bunuh diri, bantuan bunuh diri, dan pembunuhan.
atau kecelakaan

14
Diskusi

Lesi pada perut tampak dangkal, Selain itu, investigasi lokasi kematian dan
dimana melibatkan jaringan kulit- otopsi psikologis mendukung modus
subkutan dan otot dengan laserasi kematian sebagai bunuh diri. Pria pada
dangkal pada usus. Tidak ada organ laporan kasus ini menderita depresi
vital yang terlibat pada luka tersebut. selama bertahun-tahun, pergi ketempat
Otopsi mengungkapkan bahwa lesi di yang dikenalnya (taman disamping
perut, meskipun menyebabkan halaman) dan melukai diri sendiri dengan
kehilangan banyak darah, bukan gergaji mesin, dimana ini merupakan
merupakan penyebab kematian. Pada sebuah metode yang berpotensi
kasus ini, asfiksia akibat gantung diri mengancam nyawa. Jika percobaan
ditentukan sebagai penyebab bunuh diri tersebut gagal, ia melakukan
kematian. tahap kedua yaitu menggunakan cara
yang pasti mematikan, dengan cara
gantung diri.

15
Trias Kognitif Distorsi Kognitif
(1) Inferensi sewenang-wenang (Arbitrary
Diri sendiri. Contohnya yaitu pikiran inference): menarik kesimpulan tanpa bukti
seperti “saya tidak berharga dan jelek” yang cukup atau bahkan tidak ada bukti
atau “saya berharap saya berbeda” sama sekali.
(2) Abstraksi selektif (selective abstraction):
menarik kesimpulan hanya berdasarkan
salah satu dari banyak elemen suatu
situasi yang terjadi.
Dunia atau lingkungan. Contohnya yaitu (3) Generalisasi yang berlebihan
pikiran seperti “Tidak ada yang (overgeneralization): membuat kesimpulan
menghargai saya” atau “orang-orang menyeluruh berdasarkan satu peristiwa
mengabaikan saya sepanjang waktu” saja.
(4) Magnifikasi: melebih-lebihkan pentingnya
suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Masa depan. Contohnya yaitu pikiran (5) Minimisasi: meremehkan pentingnya suatu
seperti “Saya putus asa karena keadaan peristiwa yang tidak diinginkan.
tidak akan pernah berubah” atau (6) Personalisasi: menghubungkan perasaan
“keadaan hanya akan bertambah buruk” negatif orang lain dengan dirinya sendiri.

16
• Orang yang mengalami depresi diliputi oleh dorongan
kematian yang kuat yang menuntun mereka pada percobaan
bunuh diri dan kemudian bunuh diri sebagai ekspresi ekstrim
dari keinginan mereka untuk melarikan diri dari masalah yang
tampaknya tidak dapat dikendalikan, tidak berkesudahan, dan
tidak tertahankan.

• Dalam laporan kasus ini, pria tersebut telah melakukan


percobaan bunuh diri 4 bulan sebelumnya dengan menelan
beberapa tablet obat antidepresan (seropram), sehingga ia
dirawat dirumah sakit selama 2 hari. Setelah 4 bulan, pria
tersebut kembali mencoba untuk bunuh diri.

• Dalam kasus seperti ini, otopsi tidak akan cukup untuk


mendefinisikan dan mengkarakteristikkan lesi di perut korban.
Otopsi psikologis memiliki peranan penting baik dalam kasus
ini ataupun kasus dugaan kematian lainnya. Otopsi psikologis
berperan terutama dalam menganalisis profil psikologis dan
menentukan kondisi mental orang yang meninggal. Alasan
otopsi psikologis dapat dilakukan adalah untuk mengetahui
penyebab atau cara kematian apakah karena sebab alamiah,
bunuh diri, pembunuhan, atau kecelakaan.

17
KESIMPULA
N

18
Kesimpulan

Kasus yang dilaporkan ini sangat menarik, karena menegaskan kembali


pentingnya akurasi objektif yang menjadi ciri metode medikolegal dalam
menemukan korelasi antara cedera dengan kejadian. Pemeriksaan post-
mortem yang menyeluruh, bersamaan dengan studi yang cermat
terhadap data tidak langsung dan riwayat medis, serta investigasi lokasi
kematian yang mendetail menyimpulkan kasus ini sebagai bunuh diri
kompleks. Bunuh diri kompleks mengacu pada bunuh diri dimana lebih
dari satu metode traumatis diterapkan secara bersamaan atau berturut-
turut.

19
Telaah Kritis Jurnal

a. Apakah karakteristik demografi pasien dijelaskan dengan jelas?


Ya. Pada laporan kasus ini demografi pasien yang ditampilkan berupa jenis kelamin dan usia karena terkait
aspek medikolegal dimana laporan kasus ini harus bersifat anonim baik pada korban maupun keluarganya dan
lokasi kejadian.
b. Apakah riwayat pasien dijelaskan dengan jelas dan disajikan dalam garis waktu?
Ya. Riwayat penyakit dan riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya telah dijelaskan.
c. Apakah kondisi klinis pasien saat ini digambarkan dengan jelas?
Ya. Kondisi pasien mulai dari pemeriksaan luar hingga otopsi sudah digambarkan dengan jelas dan disertai
bukti berupa foto-foto temuan pemeriksaan.

20
Telaah Kritis Jurnal
a. Apakah tes diagnostik atau metode penilaian dan hasilnya dijelaskan dengan jelas?
Ya. Beberapa tes diagnostik yang digunakan pada penyelidikan sudah dijelaskan.
b. Apakah intervensi atau prosedur pengobatan dijelaskan dengan jelas?
Tidak. Pertanyaan ini tidak dapat diaplikasikan pada laporan kasus ini.
c. Apakah kondisi klinis pasca intervensi digambarkan dengan jelas?
Tidak. Pertanyaan ini tidak dapat diaplikasikan pada laporan kasus ini.
d. Apakah kejadian yang merugikan (bahaya) atau kejadian yang tidak diantisipasi telah diidentifikasi dan dijelaskan?
Ya. Pada laporan kasus ini antisipasi terhadap kejadian pembunuhan telah dilakukan dengan cermat dan telah
dijelaskan.
e. Apakah laporan kasus memberikan pelajaran yang bisa diambil?
Ya. Laporan kasus ini memberikan pelajaran bagaimana pentingnya otopsi psikologis terutama dalam
penanganan kasus bunuh diri kompleks.

21
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Kelebihan Kekurangan

1. Laporan kasus ini melaporkan kasus yang jarang terjadi Data terkait foto temuan pemeriksaan luar
yaitu bunuh diri kompleks dengan alat gergaji mesin yang untuk gantung diri pada laporan kasus ini
tidak biasa digunakan untuk bunuh diri. belum ditampilkan, hanya luka di daerah perut
2. Laporan kasus ini sudah membahas dengan jelas terkait saja yang ditampilkan.
diagnosis banding pembunuhan pada kasus ini.
3. Laporan kasus dibawakan secara anonim sehingga data
korban dan keluarganya tetap rahasia.

22
Thanks
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by
Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

23

Anda mungkin juga menyukai