Anda di halaman 1dari 4

BUNUH DIRI DENGAN MEMOTONG TENGGOROKAN DAN MENUSUK KORBAN JIWA : TIGA LAPORAN

KASUS

Abstrak: Kematian akibat senjata tajam mungkin disebabkan karena kecelakaan, pembunuhan atau
bunuh diri. Memotong tenggorokan dan memotong bekas tusuk luka merupakan hal yang efektif
dalam penyerangan pembunuh dengan benda tajam, seperti pisau, sementara luka kecelakaan di
wilayah ini banyak disebabkan oleh benda tajam dan paling sering disebabkan oleh pecahan kaca.
memotong tenggorokan dan menusuk luka jarang dilakukan tetapi sering dilakukan pda metode bunuh
diri. Dalam kasus ini, ada atau tidak adanya tanda tertentu (misalnya, tanda ragu, luka perlindungn diri)
dapat menjadi penanda antara bunuh diri atau pembunuhan, terutama pada beberapa kasus, yaitu TKP
yang kurang lengkap dan hilangnya catatan pembunuhan. perlu ahli patologi forensik untuk
menentukan cara kematian. Artkel inii menjelaskan mengenai tiga kasus bunuh diri dengan cara
memotong tenggorokan dan menusuk luka dengan penyelidikan TKP serta sejarah medis dan temuan
otopsi dibahas.

Case report
Case 1. Case presentation

Pada hari yang hujan, seorang wanita berusia 46 tahun ditemukan tewas dalam posisi berbahaya oleh
pekerja hutan di sebuah taman rekreasi (Gambar 1). Pertama tiba polisi memutar posisi mayat, terlihat
sedikit berlumuran darah dan terdapay luka terbuka di garis depan leher, dengan panjang sekitar 12 cm
mulai dari laring sampai ke rahang bawah. Tidak ditemukannya alat yang dapat menyebabkan cedera
seperti ini di TKP. Pakaiannya terdapat darah tetapi tidak menunjukkan adanya kerusakan (Gambar 2).
Tim penanganan bunuh diri dan patologi forensik dipanggil untuk menyelidiki TKP. Beberapa jam
kemudian, tas korban beserta pisau dapur bermata tunggal dengan lumuran darah (panjang pisau 15
cm, lebar pisau 3 - 3,5 cm, di satu sisi dipoles, mungkin patah pada ujungnya) ditemukan oleh anjing
pelacak di semak-semak yang terletak 4 - 5 m di bawah posisi almarhum. penyelidikan polisi
menunjukkan bahwa dia diumumkan hilang oleh suaminya 24 jam sebelumnya.

TEMUAN OTOPSI

Otopsi menghasilkan potongan 12 cm di tenggorokan.setelah membersihkan area luka, terdapat tanda


ragu yng khas di sudut luka berbentuk runcing dan tajam. Pada bagian kulit, jaringan subkutan, otot
(platysma) dan vena jugularis eksternal terpotong. arteri dan vena pada leher tidak menunjukan cedera
yang lebih fatal (Gambar 3-4).

sampel darah toksikologi tidak ditemukan hasil yang relevan. penyelidikan polisi lebih lanjut
mengungkapkan bahwa wanita itu terkena depresi berat; dia sudah menyatakan niat bunuh diri dan dia
akan memilih ulang tahun suaminya (yang merupakan hari pertemuan mereka) untuk melakukan bunuh
diri. Saat mencari bukti di apartemennya,ditemukan buku hariannya dengan bagian terakhir: Sampah
ke sampah. Menggila saya tidak. Anda bebas". Kasus ini ditutup oleh kantor kejaksaan.

Case 2. Case presentation

Seorang pria berusia 30 tahun ditemukan tewas oleh tetangga, dengan posisi berbaring dalam posisi
terbalik di genangan darah di koridor apartemennya (Gambar 5). pintu terbuka, seluruh area pintu
masuk apartemen itu berlumuran darah; pada belakang kaki kanan korban terdapat pisau daging
bermata tunggal dengan panjang pisau kurang lebih 15 cm (Gambar 6). Ruang tamu sebelah koridor
menunjukkan genangan darah di tengah, kira-kira. 6 - 7 m dari posisi mayat dengan banyak jejak darah
di lantai dan di lemari, dan menunjuk ke arah koridor. Karena pintu dibuka, diduga ini merupakan
sebuah pembunuhan dan ahli patologi forensik dipanggil untuk menyelidiki tempat kejadian. Pada TKP
pertama, terdapat pemeriksaan mayat menganga, kira-kira panjang 17 cm tenggorokan terpotong
ditemukan. Setelah membersihkan area luka, tanda ragu terakhir terdeteksi di sekitar daerah yang
cacat. Sebuah surat perpisahan tidak ditemukan, luka defensif tidak terlihat.

TEMUAN OTOPSI

Pada pemeriksaan luar, tanda-tanda gagal jantung dengan exsanguinations yang fatal dari pemotongan
tenggorokan yang diamati: otot sternokleidomastoid kiri dan jaringan lunak leher yang dibedah, trakea
dibuka. Tidak ada tanda-tanda aspirasi darah ditemukan, meskipun pada arteri karotis komunis
ditemukan terluka karena benda tajam. Meskipun vena jugularis eksternal itu dibedah, tidak ditemukan
emboli udara. Luka tenggorokan menunjukkan tanda khas luka ragu (paralel, luka kulit yang tajam)
(Gambar 7). Selanjutnya, dua luka tusukan pada prosesus transversus kanan tubuh.

Terdiri otopsi tidak ditemukan adanya hal yang spesifik, sampel darah toksikologi melalui GC-MS
menunjukkan intoksikasi ganja akut (35,67 ng / ml) dan sudah ada penyalahgunaan (9-
Tetrahydrocannabinol dari 9,34 ng / mg rambut) . Penyelidikan polisi didapatkan bahwa orang itu
berperilaku aneh sebelumnya, misalnya berlarian bingung dan telanjang, dia juga menjalani
pemberhentian obat bulan sebelumnya.Ia menderita penyakit jiwa yaitu paranoid. rekonstruksi forensik
dari arah darah di tempat kejadian didaptkan bahwa, setelah memotong lehernya di ruang tamu, laki-
laki itu mungkin membuka pintu apartemennya mencoba untuk memanggil bantuan sebelum ia jatuh
dan meninggal. Kasus ini ditutup oleh kejaksaan.

Case 3. Case Presentation

Seorang pria berusia 30 tahun ditemukan tewas di bak mandi berisi air oleh pacarnya.
Sebelumnya, wanita tersebut khawatir karena dia tidak bisa menghubunginya selama beberapa
hari, sehingga pemadam kebakaran diminta untuk membuka pintu. Di atas meja kecil di kamar
mandi ditemukan dua pisau, yang kecil (panjang pisau 7 cm, lebar pisau 1-1,5 cm, di satu sisi
dipoles) berlumuran darah. Leher kanan terluka oleh luka tusuk (Gambar 8). Tidak ada tanda
ragu pada jaringan sekitarnya, namun kedua pergelangan tangan menunjukkan beberapa luka
dangkal dan tajam dengan panjang hingga 13 cm (Gambar 9). Sebuah surat perpisahan tidak
ditemukan. Karena pintu terkunci, ahli patologi forensik tidak dipanggil ke tempat kejadian.
Meskipun penyakit organik dan / atau kejiwaan di sangkal oleh kerabat, sang wanita
mengatakan terdapat mood negatif pada pria itu, tapi tidak ada niat bunuh diri.

TEMUAN OTOPSI

otopsi menunjukkan terdapat syok hemoragik 2 cm dari luka tusukan di bawah sudut rahang
bawah, vena jugularis eksternal dan arteri karotis komunis terpotong yang juga menyebabkan
kerusakan jaringan lunak. Selain itu, tanda-tanda emboli udara pada otak ditemukan. Luka
tusukan menunjukkan aspek morfologi yang khas dari senjata tajam, seperti terbatas dan
runcing pada tepi luka. Terlepas dari laserasi kulit pada telapak tangannya yang disebabkan
karena berbaring di bak mandi, tidak ada perubahan organ lebih lanjut. pemeriksaan darah
toksikologi tidak menunjukkan ada hasil. Kasus ini ditutup oleh kantor kejaksaan.

DISKUSI

Luka terpotong pada tenggorokan dan luka tusukan ke leher sering berakibat fatal pada
serangan pembunuh yang melibatkan benda tajam, sementara luka robekan yang tidak
disengaja pada daerah leher dan daerah tenggorokan umumnya dilaporkan ketika orang jatuh
pada / melalui bahan kaca (misalnya pintu kaca, jendela kaca, minum gelas, cermin dll)
Perbedaan antara cedera membunuh, bunuh diri dan kecelakaan bukanlah tugas yang mudah
bagi patolog forensik pada kasus cedera leher.

Dengan demikian, penemuan pada TKP, rekam medis pada korban serta semua
temuan otopsi dan toksikologi harus dipertimbangkan dengan pendekatan skeptis sebelum
dapat menentukan cara kematian Khususnya pada awal skenario TKP mungkin tidak spesifik
dan dengan demikian dapat membuat ragu pada penyelidikan terakhir dengan hipotesis awal
yang salah. Dalam kasus 1 dan kasus 2, hasil TKP dapat ditentukan pembunuhan.

Tempat tersembunyi dan terpencil di mana mayat wanita ditemukan secara tak sengaja
oleh pekerja hutan serta jarak tubuh dari pisau dan tas yang ditemukan, mengarahkan ke
asumsi bahwa wanita tersebut melakukan bunuh diri. Selain itu, tidak terdapat darah atau tanda
yang relevan ditemukan di dekatnya mayat atau di deat pisau karena hujan.

Pada kasus 2, posisi korban tepat di belakang pintu rumah, menunjukkan upaya untuk
meminta bantuan oleh korban, tidak terdapat tanda khas korban melakukan bunuh diri. Hasil
toksikologi pada penyalahgunaan ganja bukan merupakan tanda spesifik bunuh diri. Dalam
kasus 3, mayat itu ditemukan telanjang di bak mandi berisi air, namun luka tusuk yang
ditemukan pada leher menunjukkan bahwa tidak adanya sayatan terkait dengan luka sayat
yang terletak di pergelangan tangan, juga bisa menunjukkan upaya untuk memicu korban untuk
bunuh diri. Semua kasus dianggap sebagai bunuh diri setelah otopsi, ditambah dengan TKP
lengkap dan hasil penelidikan.
Melukai diri sendiri atau luka tusuk menunjukkan tanda yang spesifik. Luka tusuk bunuh
diri pada leher biasanya multiple, yang ditandai oleh sejumlah pemotongan di ujung atas luka
(tanda cedera / ragu-ragu). Tanda itu menunjukkan bahwa terdapat perlukaan oleh diri sendiri
yang menunjukkan bahwa usaha pemotongan berkali kali yang dihentikan karena sakit atau
karena keraguan yang muncul sebelum memotong melewati kulit. Pada korban ini, tanda ragu,
dangkal dan pararel pada bagian badan yang lain biasanya terlihat, terkadang bisa kita
observasi luka scar pada pergelangan dari percobaan bunuh diri yang sebelumnya. Aspek lain
pada luka usaha bunduh diri teriphat dari kenyataan bahwa luka sayat atau luka tusuk biasanya
muncul pada daerah yang mudah di akses, tidak ditutup oleh pakaian. Keberadaan luka
pertahanan yang muncul, biasanya terdapat pada pembunuhan yang biasanya korban
mengangkat tangan untuk perlindungan diri atau mencoba meraih senjata.

Pada seluruh kasus yang ada terlihat pola yang berbeda dari tanda ragu pada leher
serta kedua pergelangan tangan di kasus no 3. Tidak ada luka pertahanan, biasanya terletak
pada tangan dan lengan, yang ditemukan. Surat perpisahan ditemukan pada kasus pertama
sedangkan kedua kasus lainnya, medical record korban ditemukan bahwa terdapat kelainan
psikologi paranoid dan tikdakan depresi. Pakaian tidak menunjukkan kerusakan yang biasanya
di observasi pada pembunuhan. Mengenai penemuan pada hasil autopsy pada kasus pertama
bahwa luka pada tenggorokan lebih dalam kea rah vena jugularis external. Pad kasus kedua itu
sudah cukup untuk membuka trachea, arteri karotis komunis kanan dan vena jugularis external.
Pada kasus ketiga, luka tusuk pada tenggorokan di vena jugularis kanan dan arteri karotis
komunis. Tanda ragu terdapat dikedua tangan yang menandakan tanda bunuh diri. Menghadapi
TKP, kami menyatakan baha dua pasien pertama ditemukan tidak jauh dari tempat mereka
mengalami luka yang parah.

Kesimpulannya, kami menyimpulkan bahwa pembunuhan biasanya dicurigai pada kasus


luka tenggorokan dengan benda tajam secara paksa. Namun demikian, keberadaan
karakterisitik fitur yang ada dapat menunjukkan cara kematian.

Anda mungkin juga menyukai