Anda di halaman 1dari 35

Presentasi kasus KLL

Ivana
406172126

DEPT. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
Surat Permintaan Visum
• Belum ada surat permintaan visum
• Tanggal Periksa : 17 Agustus 2019, pukul 06.15 WIB
• Tempat Periksa : IGD RSCM Lt. 1 (Ruang resusitasi)
• PPDS : dr. G. Yoga Tohjiwa
• DPJP : dr. Fitri Ambar Sari, Sp.F
Identitas Korban

• Nama : An. A R
• Usia/TTL : 24 Tahun/ 16 November 1994
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat :-
• Pekerjaan : Pegawai Kantor
• Agama : Islam
• Kewarnegaraan : Indonesia
• NRM : 439-32-83
Anamnesis
• Menurut penuturan korban sekitar 2 jam sebelum pemeriksaan (Sabtu, 17
Agustus 2019, sekitar pukul 06.15) saat sedang mengendara motor bersama
temannya (dibonceng) menuju kantor menggunakan helm half face dengan
kecepatan kurang lebih 80 km/jam menabrak trotoar di daerah Manggarai di
sebelah kanan, kemudian pengendara dan korban terjatuh ke arah kiri. Setelah
kejadian korban mengeluh nyeri pada paha kirinya, serta nyeri pada luka-luka.
Riwayat pingsan, sakit kepala, mual muntah menyembur tidak ada, korban
langsung dibawa ke RSCM.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS : E4M6V5
• Tekanan darah : 150/89 mmHg
• Nadi : 99x/menit
• Pernapasan : 24x/menit
• SpO2 : 100%
Deksripsi luka

1. Pada lengan bawah kanan sisi dalam, 12 cm di bawah siku terdapat luka
lecet berukuran 5 cm x 3,5 cm
2. Pada lengan bawah kiri sisi belakang, 13 cm di atas pergelangan terdapat
beberapa luka lecet, dengan ukuran terbesar berukuran 2 cm x 0,3 cm dan
yang terkecil berbentuk titik, meliputi area seluas 7 cm x 3 cm
Deksripsi luka

3. Pada punggung tangan kiri, 3 cm di bawah pergelangan terdapat 2 buah luka


terbuka tepi tidak rata, dasar otot, dirapatkan berbentuk garis membujur
sepanjang 2 cm dan 1,5 cm, disekitarnya terdapat beberapa luka lecet, ukuran
terbesar 2 cm x 0,2 cm dan terkecil berbentuk titik, meliputi area seluas 4 cm x
5 cm
4. Pada tungkai bawah kanan sisi depan 16 cm di bawah lutut terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dasar otot, jika dirapatkan berbentuk garis membujur
berukuran 4 cm
Deskripsi luka

5. Pada tungkai bawah kanan sisi dalam, 5 cm diatas pergelangan terdapat


beberapa luka terbuka tepi tidak rata, dasar jaringan bawah kulit, bila
dirapatkan masing-masing berbentuk garis serong, dengan ukuran terpanjang
sepanjang 2 cm dan yang terkecil 1 cm, meliputi area seluas 6 cm x 2,5 cm.
Disekitarnya terdapat beberapa luka lecet dengan ukuran terbesar 2 cm x 1,5
cm dan yang terkecil berbentuk titik meliputi area seluas 7 cm x 6 cm.
Deskripsi luka
6. Pada pergelangan kaki kanan sisi depan terdapat luka lecet berukuran 5 cm x
1,5 cm
7. Pada tungkai bawah kiri sisi dalam 20 cm di bawah lutut terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dasar otot jika dirapatkan berbentuk huruf “Y” dengan
panjang kaki-kaki 1 cm dan 5 cm. Disekitarnya terdapat memar berwarna
ungu kemerahan dengan ukuran terbesar 1,5 cm x 1 cm, terkecil 0,2 x 0,2 cm,
meliputi area seluas 6 cm x 2 cm
Foto rontgen
1. Cranium AP dan Lat (17 Agustus 2019)
• Tidak tampak fraktur pada tulang-tulang kalvaria yang tervisualisasi optimal
2. Cervical AP dan Lat 2 (17 Agustus 2019)
• Tidak tampak fraktur pada vertebra cervical yang tervisualisasi optimal
3. Radiografi thorax proyeksi AP
• Tidak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru
• Tidak tampak fraktur pada tulang-tulang pembentuk dinding dada yang
tervisualisasi optimal
4. Radius-ulna kiri proyeksi AP dan Lat (17 Agustus 2019)
• Tidak tampak fraktur pada radius dan ulna kiri
5. Pelvis proyeksi AP
• Tidak tampak fraktur pada tulang-tulang pelvis yang tervisualisasi optimal
6. Femur kiri proyeksi AP dan Lat (17 Agustus 2019)
• Fraktur transversal kominutif cum contractionum di mid diafisis femur kiri dengan angulasi ke
anterior dan pergeseran fragmen ke posterolateral. Soft tissue swelling region femur kiri.
7. Genu kiri AP dan Lat (17 Agustus 2019)
• Tidak tampak fraktur pada tulang-tulang genu kiri yang tervisualisasi optimal
8. Tibia-fibula bilateral proyeksi AP dan Lat (17 Agustus 2019)
• Tidak tampak fraktur pada os tibia-fibula bilateral
Laboratorium darah 17 Agustus 2019
Hasil
Hemoglobin 15,6 g/dL
Leukosit 16,81 /uL H
Trombosit 442 /uL H
AST 59 U/L H
ALT 84 U/L H
PT 9,9 detik
APTT 29,2 detik
Kalium 3,2 mEq/L L
Klorida 109 mEq/L
Diagnosis Tatalaksana

• Request for expert evidence • Pembuatan visum et repertum bila


sudah ada SPV
• Unspesified traffic accident
• Tatalaksana medis sesuai TS
ortopedi.
Tinjauan pustaka
KECELAKAAN LALU LINTAS

• Menurut Pasal 1 ayat 24 dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan
yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau
tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau
kerugian harta benda.
KLASIFIKASI

• Menurut pasal 229 ayat 1 dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas digolongkan menjadi 3 golongan:
a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan;
b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang; atau
c. Kecelakaan Lalu Lintas berat.
• Kecelakaan lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang mengakibatkan
kerusakan Kendaraan dan/atau barang.
• Kecelakaan lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang mengakibatkan
luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.
• Kecelakaan lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.
Pasal 234 UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
• (1) Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/ atau Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab
atas kerugian yang diderita oleh Penumpang dan/ atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian
Pengemudi.
• (2) Setiap Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum bertanggung
jawab atas kerusakan jalan dan/atau perlengkapan jalan karena kelalaian atau kesalahan Pengemudi.
• (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku jika:
a. adanya keadaan memaksa yang tidak dapat dielakkan atau di luar kemampuan Pengemudi;
b. disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga; dan/ atau
c. disebabkan gerakan orang dan/ atau hewan walaupun telah diambil tindakan pencegahan.
VISUM ET REPERTUM

• Definisi: Keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan


penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik
terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau
diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan
di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan
• Tergolong alat bukti surat
PERAN DAN FUNGSI

• Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis
dalam pasal 184 KUHAP.
• Visum et repertum menguraikan segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan
medik yang tertuang di dalam bagian Pemberitaan, yang karenanya dapat
dianggap sebagai pengganti benda bukti.
• Visum et repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai
hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian
kesimpulan.
Bagian Visum et Repertum
Pro Justisia • Menjelaskan VeR untuk tujuan peradilan

• Tidak diberi judul ‘‘Pendahuluan‘‘

Pendahuluan • Uraian tentang identitas dokter pemeriksa, instansi pemeriksa, tempat


dan waktu pemeriksaan, instansi peminta visum, nomor & tanggal surat
permintaan, serta identitas korban yg diperiksa

• Diberi judul ‘‘Hasil pemeriksaan‘‘


Pemberitaan • Semua hasil pemeriksaan terhadap ‘‘barang bukti‘‘

• Diberi judul ‘‘Kesimpulan‘‘


• Kesimpulan pemeriksa atas hasil pemeriksaan
Kesimpulan • Pd korban hidup setidaknya berisi jenis perlukaan/cedera, penyebab
serta derajat luka

• Tanpa judul

Penutup • Merupakan uraian kalimat penutup yg menyatakan bahwa VeR dibuat


dengan sebenarnya, berdasarkan keilmuan serta mengingat sumpah dan
sesuai dgn KUHAP
DASAR HUKUM

• Pasal 133 KUHAP


• 1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
• 2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang
dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
• Pasal 179 KUHAP Ayat 1
Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya
wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
• Pasal 186 & 187 KUHAP
• Pasal 186: Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di persidangan
• Pasal 187: ( c ) surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi dari padanya.
• Pasal 184 KUHAP
Alat bukti yang sah adalah:
• Keterangan saksi
• Keterangan ahli
• Surat, petunjuk
• Keterangan terdakwa
TRAUMATOLOGI
Ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan
berbagai kekerasan

Mekanik Fisika Kimia


Kekerasan Suhu
Tumpul Asam kuat
Listrik dan Petir
Kekerasan Tajam
Perubahan
Tekanan Udara
Basa kuat
Senjata Api Radiasi dan
Trauma Akustik
Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul

Ditimbulkan benda dengan permukaan tumpul

Luka yang terjadi:


• Memar (kontusio, hematom)
• Luka lecet (ekskoriasi, abrasi)
• Luka terbuka/robek (vulnus laseratum)
• Luka benda tumpul lain
Memar
Perdarahan dalam jaringan bawah kulit / kutis akibat pecahnya kapiler dan vena yang disebabkan oleh
benda tumpul

Letak, bentuk luas memar dipengaruhi:

• Jenis benda
• Kondisi dan jenis jaringan
• Usia
• Jenis kelamin
• Corak dan warna kulit
• Kerapuhan pembuluh darah
• Penyakit penyerta (hipertensi, kardiovaskular, diatesis hemoragik)
Memar
• Saat timbul: merah -> ungu / hitam
Umur memar : dapat • 4-5 hari: hijau
diperkirakan dari • 7-10 hari: kuning
perubahan warna • 14-15 hari: menghilang

• Hematom ante-mortem: timbul beberapa saat


sebelum kematian, menunjukkan pembengkakan
dan infiltrasi darah dalam jaringan; pada
Membedakan hematom penyayatan kulit penampang tetap berwarna merah
ante-mortem dan lebam kehitaman
mayat (hipostatis • Hipostasis pascamati: eritrosit di bagian bawah
pascamati) tubuh karena adanya gaya gravitasi, menimbulkan
warna merah-ungu; pada penyayatan kulit
penampang tampak bersih karena darah mengalir
keluar dari pembuluh darah
Luka Lecet

Lecet Serut
Lecet Variasi dari luka Lecet Lecet Geser
Gores lecet gores yang
daerah Tekan Tekanan
linier pada
persentuhannya
Benda dengan kulit disertai
runcing yang permukaan kulit Penjejakan gerakan
menggeser
lebih lebar. Arah
kekerasan
benda bergeser
dan ditentukan : tumpul
mengangkat melihat tumpukan
epitel
pada kulit
epidermis
Luka Robek
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit
teregang ke satu arah -> elastisitas kulit terlampaui -> robekan pada kulit

Ciri-ciri:

• Bentuk tidak beraturan


Tepi atau dinding tidak rata
• Tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka
• Bentuk dasar luka tidak beraturan
• Luka lecet atau memar di sisi luka
Derajat Luka dan Pasal terkait
• Pasal 352 KUHP  tentang luka derajat ringan
• Pasal 351 KUHP  tentang luka derajat sedang
• Pasal 90 KUHP  tentang luka derajat berat
Surat
Permintaan • Belum ada surat permintaan visum
Visum
• Status Generalis: dalam batas normal
• Luka : Lecet, memar, luka terbuka pada anggota gerak atas dan anggota
Pemeriksaan gerak bawah  kekerasan tumpul
• Luka sedang (derajat 2) : luka-luka tersebut telah menimbulkan
Forensik Klinis penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencarian untuk sementara waktu
• Pemeriksaan penunjang foto polos didapatkan fraktur femur sinistra

Aspek • Luka tersebut telah menimbulkan penyakit atau halangan untuk


menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian untuk
medikolegal sementara waktu  KUHP 351
Kesimpulan

• Pada pemeriksaan terhadap korban laki-laki berusia 24 tahun ini, didapatkan


patah tulang paha kiri, dan ditemukan luka-luka terbuka pada punggung
tangan kiri, tungkai bawah kanan, pergelangan kaki, dan tungkai bawah kiri;
luka-luka lecet pada lengan bawah kanan, lengan bawah kiri, punggung
tangan kiri, pada tungkai bawah kanan, tungkai bawah kiri dan pergelangan
kaki kanan; dan memar pada tungkai bawah kiri akibat kekerasan tumpul.
Luka-luka tersebut telah menimbulkan penyakit atau halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian untuk sementara waktu.

Anda mungkin juga menyukai