FK UMY 1 2 3 4
Zakiyah Arrohmah Andralia Mayangsari
Sonia Widowati Yusuf Susanto
Ambar Putri Widjaya Dea Karima Purbohadi
Fernanda Arifta Hutama Aisyah Rossandy Rahmasari
Hapsari Kartika Dewi Riska Anggraeni
Nur Laela Hafiidz Fatich Rosichan
IDENTITAS
Nama : Tn. S
Usia : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Magelang
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Warga negara : Indonesia
No. RM : 01-85-5X-XX
KRONOLOGIS KEJADIAN
2 Jam SMRS pasien mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 70
Km/Jam
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada sebuah sepeda motor yang
ingin menyebrang, pasien tidak sempat mengerem dan kemudian
menabrak motor yang ingin menyebrang tersebut
Pasien terlempar ke arah kiri, wajah terbentur ke aspal, helm terlepas
dari kaitnya dan tangan kanan pasien menumpu
Setelah kejadian, pasien tidak sadarkan diri
Pasien sempat muntah 1 kali, 1 jam setelah kejadian
Pasien dilarikan ke rumah sakit harapan indah untuk penanganan
awal, pemeriksaan foto polos kepala dan tangan beserta CT-Scan
RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat penyakit dahulu pasien: DM (-) , Hipertensi (+)
Riwayat penyakit keluarga pasien: DM (-) , Hipertensi
(+)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Primary Survey
Airway : Grugling (-) , Snooring (-)
Breathing : Nafas spontan (-), simetris, ketertinggalan
gerak (-)
Circulation : Akral hangat, nadi kuat, CRT<2 detik
2. Secondary Survey
Keadaan Umum: Lemah, gangguan kesadaran post KLL
TANDA VITAL
Tekanan darah : 106/58 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 17 kali/menit
Suhu : 36 C
Kepala :
Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek
cahaya (+/+)
terdapat luka lecet geser pada rahang bawah bagian kiri,
krepitasi (+)
Leher : Jejas (-), kelenjar limfe tidak teraba, peningkatan
JVP (-), nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Inspeksi : Simetris , deformitas (-), ketertinggalan gerak (-), jejas (-)
c) VeR lanjutan, yaitu VeR yang dibuat dimana luka korban telah dinyatakan
sembuh atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Bila korban
meninggal, maka dokter membuat VeR jenazah. Dokter menulis kualifikasi luka
pada bagian kesimpulan VeR.
VeR jenazah , yaitu VeR yang dibuat terhadap korban
yang meninggal.
Tujuan pembuatan VeR ini adalah untuk menentukan
sebab, cara, dan mekanisme kematian.
Apa jenis – jenis luka yang dapat ditemukan pada
kasus forensik klinik?
1. Mekanik
Kekerasan oleh benda tajam ( luka tusuk , iris, dan bacok)
Kekerasan oleh benda tumpul ( luka memar, luka lecet geser
, lecet tekan , dan luka robek)
Kekerasan karena senjata api
2. Fisik
Suhu, listrik, petir, tekanan udara, akustik, dan radiasi)
3. Kimia
Asam dan basa kuat
Apa saja jenis-jenis trauma berdasar lokasi yang dapat
ditemukan pada kasus forensik klinik?
Ada tiga trauma yang paling sering terjadi dalam peristiwa ini, yaitu trauma
kepala, fraktur (patah tulang), dan trauma dada.
1. Trauma kepala, terutama jenis berat, merupakan trauma yang memiliki
prognosis (harapan hidup) yang buruk.
2. Trauma kedua yang paling sering terjadi dalam sebuah kecelakaan adalah
fraktur (patah tulang). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau rudapaksa.
Fraktur dibagi atas fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus
kulit sehingga berhubungan dengan udara luar, dan fraktur tertutup, yaitu jika
fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.
3. Trauma yang ketiga, yang sering terjadi pada kecelakaan adalah trauma dada
atau toraks. Tercatat, seperempat kematian akibat trauma disebabkan oleh
trauma toraks.
Bagaimana penentuan derajat luka?
1. Luka ringan/Luka derajat I/Golongan C : tidak menimbulkan penyakit dan tidak
menghalangi pekerjaan korban
2. Luka sedang/Luka derajat II/Golongan B : menimbulkan penyakit dan menghalangi
pekerjaan korban sementara waktu
3. Luka berat/Luka derajat III/Golongan A : Menurut pasal 90 KUHP adalah :
jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian;
kehilangan salah satu panca indera;
mendapat cacat berat;
menderita sakit lumpuh;
terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
Apa pemeriksaan penunjang yang sebaiknya
dilakukan pada pasien di atas?
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan kimia
Pemeriksaan elektrolit
Pemeriksaan rontgen thorax AP
Pemeriksaan CT Scan
Tidak perlu dilakukan pemeriksaan alkohol karena tidak
didapatkan tanda-tanda intoksikasi alkohol
Bagaimana penentuan hukuman untuk kasus ini (apabila
pasien menabrak—pada kasus ini tidak menabrak) ?
Pada kasus ini apabila diterima laporan dari korban tentang tindak pidana
kecelakaan lalu lintas, maka penyelidik berhak mencari keterangan dan
barang bukti sesuai dengan Pasal 5 KUHAP, serta sesuai dengan Pasal 7
KUHAP, penyidik karena kewajibannya mempunyai wewenang
mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara.
Pada kasus kecelakaan lalu lintas terdapat dua jenis yaitu
a) motor vehicle traffic accident yaitu setiap kecelakaan kendaraan bermotor di
jalan raya
b) non motor-vehicle traffic accident yaitu setiap kecelakaan yang terjadi di
jalan raya, yang melibatkan pemakai jalan untuk transportasi atau untuk
mengadakan perjalanan, dengan kendaraan yang bukan kendaraan bermotor.
Pada kasus ini termasuk pada a motor vehicle traffic accident
Sesuai UU No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan:
Pasal 235: (2) Jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban
akibat Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat
(1) huruf b dan huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau Perusahaan Angkutan
Umum wajib memberikan bantuan kepada korban berupa biaya
pengobatan dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.
Pasal 240: Korban Kecelakaan Lalu Lintas berhak mendapatkan: