Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS HIDUP

Kecelakaan Lalu Lintas


Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memenuhi
Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal
RSUP dr. Sardjito

Dokter Pembimbing :
dr. I. B. Gd Surya Putra P, Sp.F

Disusun oleh :
Dika Fahmi Khoirunnas
20090310211

SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RSUP DR SARDJITO
2014


I. Pengalaman Kasus
Nomer RM : 1704050
Identitas Korban
Nama : Tn. Sy
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Klaten, Jawa Tengah
Tanggal Pemeriksaan : 28 Oktober 2014
Jam Pemeriksaan : 09.00 - 09.30 WIB
Peristiwa : Kecelakaan lalu lintas
Informasi Kasus
Seorang laki laki berusia 29 tahun mengalami kecelakaan ketika
mengendarai sepeda motor dalam perjalanan pulang dari tempat kerja pada
hari Kamis 23 Oktober 2014 di daerah Prambanan pada pukul 16.00 WIB.
Menurut saksi di tempat kejadian, korban akan menyebrang tapi tidak
melihat keadaan sekitar sehingga tidak sadar ada mobil truk dari arah
kanan dan menabrak korban. Korban terjatuh ke arah kiri dan terlempar
2m dari TKP, helm tidak terlepas. Korban pingsan di TKP kemudian di
bawa ke RSUP sardjito dan sadar saat di rumah sakit .

Pemeriksaan Fisik
KU : tampak lemah, compos mentis
GCS : E
4
V
5
M
6

Tanda Vital :
TD = 100/70 mmHg
HR = 81x/menit
RR = 18x/menit
Suhu = 36,7
0
C


Kepala : Di sekeliling mata kanan kiri terdapat hematoma berwarna merah
kehitaman
Mata : Pupil sulit dinilai
Leher : pembesaran limfonodi (-), JVP tidak meningkat
Telinga, hidung, & tenggorok dalam batas normal
Thorax
Paru-paru = retraksi (-/-), kedua paru simetris, ketinggalan gerak (-
/-), sonor (+/+), Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung = ictus cordis tak tampak, teraba pada SIC 5 linea mid
clavicula sinistra, cardiomegali (-), S1S2 reguler, bising (-).
Kepala : Di sekeliling mata kanan kiri terdapat hematoma berwarna merah
kehitaman
Mata : Pupil sulit dinilai
Leher : pembesaran limfonodi (-), JVP tidak meningkat
Telinga, hidung, & tenggorok dalam batas normal
Thorax
Paru-paru = retraksi (-/-), kedua paru simetris, ketinggalan gerak (-
/-), sonor (+/+), Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung = ictus cordis tak tampak, teraba pada SIC 5 linea mid
clavicula sinistra, cardiomegali (-), S1S2 reguler, bising (-).

Deskripsi Luka
Pada sekeliling mata kanan dan kiri terdapat luka memar bentuk bulat,
warna merah kehitaman dengan ukuran 5x3 cm.
Pada seluruh dahi terdapat luka memar dan luka lecet geser, bentuk
tidak beraturan, warna merah kehitaman, kondisi bersih, arah dari
bawah ke atas, dengan dasar kulit, ukuran 10x5 cm.
Pada lengan kanan bagian bawah, 3 cm dari sumbu dalam lengan
bagian bawah, 5 cm dari pergelangan tangan terdapat luka memar dan
teraba derik tulang, bentuk tidak beraturan, warna merah kehitaman,
kondisi bersih, ukuran 3x5 cm.


Pemeriksaan Penunjang
Rontgen : didapatkan fraktur komplit os radius dextra pars tertia
distal.
Penatalaksanaan
Infus Manitol 125 cc/6 jam
Injeksi Ikaphen 100 g/8 jam
Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Injeksi Ketorolac 30 g/ 8 jam

II. Masalah yang dikaji
Apa pemeriksaan penunjang untuk mencari kemungkinan
penyebab kejadian kecelakaan lalu lintas?Bagaimanakah peran dokter
umum dalam pelayanan kedokteran forensik dalam kejadian ini?

III. Analisis
Pada kasus ini berdasarkan anamnesis mengarah bahwa kejadian
kecelakaan lalu lintas.Pasien mendapatkan penatalaksanaan sesuai dengan
diagnosis dari bagian bedah saraf. Namun untuk memastikan kondisi
penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas ini perlu konfirmasi ulang
pemeriksaan penunjangnya yaitu mengenai kondisi jasmani pasien itu
sendiri saat mengendarai kendaraan bermotor saat kejadian berlangsung
apakah dalam kondisi sadar penuh ataukah dalam kondisi setengah sadar
dibawah pengaruh zat-zat yang bisa menurunkan kesadaran.
Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya alkohol dan narkoba
terbukti sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Keracunan karbon
monoksida juga terbukti dapat memicu terjadi kecelakaan. Pada semua
kecelakaan kendaraan bermotor yang fatal harus dilakukan :
Screening komplit alkohol dan obat-obatan pada korban maupun pada
yang menabrak : uji alkohol saja tidak cukup, lengkapi dengan uji
karbon monoksida, obat-obatan.


Pemeriksaan marijuana dan opiate (merupakan pemeriksaan pilihan,
tidak wajib).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit terhadap publik bukan hanya
menyembuhkan namun mencakup pelayanan untuk kepentingan hukum
(Kedokteran Forensik, Medikolegal, Bio-Etik, Human Right). Dengan
adanya profesi kedokteran forensik dan medikolegal dapat mensosialisasi
aspek-aspek hokum dalam pelayanan kesehatan sehingga pelayanan buruk,
malpraktik dan tuntutan pasien dapat dihindari.
Peran dokter umum dalam pelayanan kedokteran forensik diberi
wewenang oleh undang-undang yaitu tercantum dalam pasal 133 KUHAP.
Sesuai standar pendidikan profesi dokter, dokter umum selama pendidikan
sudah mempelajari forensik klinik dan patologi forensik, maka dokter
umum berwenang memberikan pelayanan forensik berupa pemeriksaan
korban hidup karena kecelakaan lalu lintas, kekerasan, dalam rumah
tangga (KDRT), kasus penganiayaan, dan pemeriksaan luar korban
meninggal meliputi pemeriksaan label, benda di samping mayat, pakaian,
cirri identitas fisik, ciri tanatologis, perlukaan dan patah tulang.

IV. Kesimpulan
Perlu dilaksanakan manajemen holistik dalam menangani suatu
kasus dan dengan adanya profesi kedokteran forensik dan medikolegal
dapat mensosialisasi aspek-aspek hokum dalam pelayanan kesehatan
sehingga pelayanan buruk, malpraktik dan tuntutan pasien dapat dihindari.

V. Referensi
1. Sampurna, Budi. 2009. Ilmu Kedokteran Forensik dan Profesi.
Universitas Indonesia.
2. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga
Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.


3. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Dokter.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai