Tujuan: Mampu mengidentifikasi kasus kecelakaan lalu lintas, melakukan terapi suportif dan edukasi
kepada pasien terkait diagnosis dan terapi.
Bahan Bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Pembahasan: Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
KESIMPULAN
- Telah diperiksa korban hidup, berjenis kelamin Laki-laki berusia 18 tahun.
- Ditemukan luka lecet geser berukuran 3,5 cm x 2,6 cm pada bahu kanan.
- Dari hasil pemeriksaan ini dapat disimpulkan bahwa perlukaan yang dialami oleh korban ini
merupakan perlukaan akibat benda tumpul.
1
2. Riwayat Pengobatan: -
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: -
4. Riwayat Keluarga: -
5. Riwayat Trauma: -
6. Lain-Lain: -
Daftar Pustaka:
1. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Dalam : Kecelakaan Transportasi . Jakarta:
Bina Rupa Aksara. 1997.
2. Peraturan Pelaksanaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: CV Eko Jaya. 1993.
3. Fauzi AA. Penanganan Cedera Kepala di Puskesmas. Disitasi pada tanggal 4 Mei 2019 dari :
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/072002/pus-1.html-17k. [Last update : Desember 2007]
4. Japardi I. Cedera Kepala. Dalam : Patologi dan Fisiologi Cedera Kepala. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer. 2004.
5. Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Perhitungan besaran biaya kecelakaan lalu lintas
dengan menggunakan metoda the gross output (human capital). Jakarta : Departemen Pekerjaan
Umum. 2005.
6. Atmadja DS, Poernomo S, Wijaya R. Hubungan Antara Lokasi Benturan dengan Lokasi
Fraktur dan Cedera Jaringan Otak pada Kekerasan Tumpul Kepala. MKI. Volume : 40, Nomor :
4, April,1990.
7. World Health Organization (WHO). Traffic Accidents. Disitasi pada tanggal 2 Juni 2019 dari :
http://www.who.int/world-health-day/previous/2004/infomaterials/world_report/ en/. [Last
update : Januari 2007].
8. Fintan I. Forencic Medicine : Deaths Due to Motorvehicle Accidents. Disitasi pada tanggal 4
Juni 2019 dari : http://ivanfintan.blogspot.com/.htm. [Last update :Februari 2006]
Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis kasus kecelakaan lalu lintas
2. Pemeriksaan kasus kecelakaan lalu lintas
3. Penanganan kasus kecelakaan lalu lintas
2
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
1. Subyektif:
Telah datang seorang laki-laki berumur 18 tahun ke IGD RSU Massenrempulu Enrekang pada
hari Ahad, 7 April 2019 pukul 14.05 WITA diantar oleh polisi. Kejadian terjadi pada hari Ahad
sekitar pukul 10.30 WITA di Jalan Poros Enrekang-Toraja, Kabupaten Enrekang. Kejadian
berawal ketika korban sedang naik motor perjalanan pulang menuju rumahnya dengan santai dan
kecepatan sedang tiba-tiba sebuah motor yang melaju cepat, menyalip motor yang korban
kendarai sehingga terjadi tabrakan yang membuat korban terjatuh di aspal motor korban hancur.
Kemudian korban melapor di Kantor Polisi dan bersama dengan polisi korban di bawa ke IGD
RSU Massenrempulu Enrekang. Korban sampai di IGD RSU Massenrempulu Enrekang dalam
keaadan sadar.
2. Obyektif:
PemeriksaanFisik
a. Primary survey (Tanda-Tanda Vital)
1. Airway (Saluran napas) : Clear (bebas).
2. Breathing (Pernapasan): dada simetris, pernafasan 20x/i, thorako-abdominal
3. Circulation (Sirkulasi Darah): 110/60 mmHg
4. Denyut nadi: 80x/i, regular, kuat angkat
5. Tingkat kesadaran: Sadar penuh (GCS E4M6V5)
6. Suhu tubuh : 36,3 C
b. Secondary survey (Status lokalis)
1. Daerah Kepala: Tidak tampak kelainan tertentu
2. Daerah wajah : Tidak tampak kelainan tertentu
3. Daerah telinga: Tidak tampak kelainan tertentu
4. Daerah leher :Tidak tampak kelainan tertentu
5. Daerah bahu: Tampak luka lecet geser berukuran 3,5 cm x 2,6 cm
6. Daerah dada : Tidak tampak kelainan tertentu
7. Daerah perut : Tidak tampak kelainan tertentu
8. Daerah punggung : Tidak tampak kelainan tertentu
9. Daerah lengan kanan: Tidak tampak kelainan tertentu
10. Daerah lengan kiri: Tidak tampak kelainan tertentu
11. Daerah tangankanan : Tidak tampak kelainan tertentu
12. Daerah tangankiri : Tidak tampak kelainan tertentu
13. Daerah punggungbawah: Tidak tampak kelainan tertentu
14. Daerah tungkai kanan: Tidak tampak kelainan tertentu
15. Daerah tungkai kiri: Tidak tampak kelainan tertentu
16. Daerah kaki kanan: Tidak tampak kelainan tertentu
17. Daerah kaki kiri : Tidak tampak kelainan tertentu
c. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukanpemeriksaan penunjang
3. Assessment:
Kematian dalam kecelakaan lalu lintas dapat terjadi sebagai akibat dari tabrakan atau benturan
dari kendaraan. Secara imajinatif semua model dari sarana transportasi mempunyai kemampuan
untuk menyebabkan kematian atau kecacatan.
Kematian karena kecelakaan lalu lintas dapat dibagi menjadi empat kategori tergantung dari arah
terjadinya benturan pada kendaraan, antara lain :
1. Arah depan
Ini adalah paling umum, yang kejadiannya kira-kira mencapai 80% dari semua kecelakaan
lalu lintas. Tabrakan dari arah depan terjadi bila dua kendaraan/orang bertabrakan yang mana
keduanya arah kepala, atau bagian depan dari kendaraan menabrak benda yang tidak
bergerak, seperti tembok, ataupun tiang listrik. Sebagai akibat dari energi gerak, penumpang
dari kendaraan bermotor akan terus melaju (bila tidak memakai sabuk pengaman pada
pengguna mobil). Pola dan lokasi luka akan tergantung dari posisi saat kecelakaan.
2. Arah samping (lateral)
Biasanya terjadi di persimpangan ketika kendaraan lain menabrak dari arah samping, ataupun
mobil yang terpelintir dan sisinya menghantam benda tidak bergerak. Dapat terlihat perlukaan
yang sama dengan tabrakan dari arah depan, bila benturan terjadi pada sisi kiri dari
kendaraan, pengemudi akan cenderung mengalami perlukaan pada sisi kiri, dan penumpang
depan akan mengalami perlukaan yang lebih sedikit karena pengemudi bersifat sebagai
bantalan. Bila benturan terjadi pada sisi kanan, maka yang terjadi adalah sebaliknya, demikian
juga bila tidak ada penumpang.
3. Terguling
Keadaan ini lebih mematikan (lethal) dibandingkan tabrakan dari samping, terutama bila tidak
dipakainya pelindung kepala (helm), terguling di jalan, sabuk pengaman dan penumpang
terlempar keluar mobil. Beberapa perlukaan dapat terbentuk pada saat korban mendarat pada
permukaan yang keras, pada beberapa kasus, korban yang terlempar bisa ditemukan hancur
atau terperangkap di bawah kendaraan. Pada kasus seperti ini penyebab kematian mungkin
adalah traumatic asphyxia.
4. Arah belakang
Pada benturan dari arah belakang, benturan dikurangi atau terserap oleh bagian bagasi dan
kompartemen penumpang belakang (pada pengguna mobil), yang dengan demikian
memproteksi penumpang bagian depan dari perlukaan yang parah dan mengancam jiwa.
Bukti-bukti sisa dapat ditemukan pada kecelakaan kendaraan bermotor, dan pada kasus-kasus
tertentu harus dikumpukan sebagai barang bukti. Barang bukti ini dapat menjadi penting
selanjutnya bila posisi dari penumpang dari kendaraan bermotor pada waktu terjadinya benturan
5
dipertanyakan. Bukti sisa ini dapat ditemukan di dalam kendaraan ataupun pada tubuh korban.
Pencarian bukti dapat dilakukan antara lain :
a. Dalam kendaraan
Carilah rambut, darah, ataupun sobekan baju ataupun rambut dari penumpang yang tertinggal
pada pecahan kaca, gagang pintu/kenop, atau permukaan yang dimana terjadi benturan.
b. Pada tubuh korban Carilah tempelan cat, fragmen kaca, ataupun bagian dari kendaraan yang
bisa tertanam pada luka.
Toksikologi juga seharusnya dilakukan baik pada pengemudi maupun penumpang pada
kecelakaan lalu lintas. Analisa ini haruslah mencakup pemeriksaan untuk alkohol, karbon
monoksida (CO), obat-obatan, dan narkotika. Beberapa kecelakaan lalu lintas disebabkan karena
tindakan bunuh diri (suicidal action). Beberapa bukti yang menyokong (corroborating evidences)
keadaan bisa ditemukan pada kasus seperti ini, seperti:
a. Korban biasanya mempunyai sejarah percobaan bunuh diri ataupun mengidap penyakit mental.
b. Bukti pada tubuh korban yang menyokong dapat ditemukan, seperti luka lama maupun baru,
irisan pada pergelangan, ataupun mengkonsumsi obat-obatan pada dosis letal. Dan pada beberapa
kasus, individu akan menembak dirinya sendiri di dada ataupun di kepala sewaktu mengendarai
kendaraan.
c. Investigasi pada tempat kejadian perkara (TKP) tidak memperlihatkan adanya bukti-bukti
ataupun adanya saksi yang mendukung.
d. Kendaraan bisa sudah keluar dari jalur dan dikemudikan langsung menuju kepada benda yang
tidak bergerak, ataupun sangat jarang ke arah kendaraan dari arah berlawanan.
e. Bukti lain yang dapat ditemukan seperti adanya batu ataupun objek yang besar diletakkan di
bawah injakan rem kendaraan.
Bila tabrakan dari kendaraan menyebabkan kebakaran, dan bila tubuh terbakar, segala upaya
haruslah dilaksanakan untuk mengidentifikasi jenazah yang terbakar.
C. Penatalaksanaan
- Rawat luka dengan betadine
- Cefadroxyl 500 mg/ 12 jam/ oral
- AsamMefenamat 500 mg/ 8 jam/ oral
Peserta Pendamping