Anda di halaman 1dari 47

PRESENTASI KASUS

KEJANG DEMAM

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSI SITI AISYAH MADIUN
2016
Pembimbing : dr. Iskandar SpA
Diana Mayasari

dr.

PENDAHULUAN

J Medula Unila | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2014

A CME Monograph, Evaluation and Management of Simple and Complex Febrile Seizures, New York.
J Medula Unila | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2014

ILUSTRASI KASUS

Identitas

Nama
Umur
Jenis kelamin
Nama Ayah
Umur
Pekerjaan
Nama Ibu
Umur
Pekerjaan
Alamat
MRS

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

An.I
2 tahun
Laki-laki
Tn. M
33 tahun
Swasta
Ny N
30 tahun
Ibu rumah tangga
Geplak, Karas, Magetan
5 Mei 2016 jam 02.00

Anamnesis
Keluhan Utama : Kejang
RPS :
Pasien datang dibawa ibunya ke UGD dengan keluhan
kejang, saat sampai di UGD kejang telah berhenti, kejang
dirumah sebanyak 3x, jam 16.00, jam 22.00 dan jam
00.30 lamanya setiap kejang 1 menit, keadaan saat
kejang kaku seluruh tubuh serta matanya melihat keatas,
setelah kejang berakhir anak langsung sadar dan
menangis.

Sebelum kejang diawali panas tinggi, badan


mulai panas sejak tadi pagi, panas turun bila di
minumin paracetamol. Pasien juga pilek bewarna
agak keputihan sejak 1 hari yang lalu, batuk (+)
jarang.
Anak tidak ada riwayat jatuh di bagian kepala,
mual (-), muntah (-) BAK (+) dbn, lancar, BAB (+)
dbn.
Riwayat pengobatan: paracetamol

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat kejang demam 2 bulan yang lalu, kejang terjadi 2x dalam sehari
kemudian pasien di bawa ke RS
Riwayat pernah jatuh disangkal
Asma / sesak sebelumnya (-)
Riwayat penyakit keluarga :
Ibu tidak pernah kejang saat bayi
Adik kandung ibu pasien pernah mengalami kejang saat demam
Epilepsi pada keluarga disangkal
Asma (-)
Ayah merokok (-)

Riwayat kelahiran
Spontan/aterm/2900/lahir dibidan langsung menangis, tidak
biru/tidak kuning
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan gigi : umur 7 bulan, Psikomotor : Tengkurap (4
bulan), Duduk (6 bulan), Berdiri (9 bulan), Berjalan (1 tahun),
Bicara(9 bulan)
Riwayat nutrisi
ASI Eksklusif, kemudian ditambah pemberian susu formula setelah
usia 6 bulan.
Riwayat Imunisasi
Lengkap

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum
: lemah
Kesadaran
: CM
Nadi : 112x/menit
T.ax : 38,9 C
RR : 32x/menit, regular
BB : 13 kg
TB : 88 cm
Kepala/Leher
: A/I/C/D
: -/-/-/ Mata cowong : -/ Mukosa bibir : kering
Pernafasan cuping hidung
:-/ Thypoid tongue
: Pharing hyperemia
:+
Tonsillitis
: -/ Rhinore
: Pembesaran getah bening
: -/-

Thorax : bentuk simetris, pergerakan dinding dada simetris, retraksi


(-)
Cor : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Supel, Bising usus (+) dbn, Hepar/Lien : kesan tidak


membesar

Extremitas : Akral hangat :+ /+ , Oedema : -/- , cyanosis , -/+/+


-/-/Capilary refill < 2 detik,

Pemeriksaan neurologis : Kaku kuduk (-), pupil isokor,


Kernig
: (-)
Reflek chaddock : (-)
Reflek Babinski
: (-)

ASSESMENT
Rhinofaringitis Akut
Kejang Demam Kompleks
DD : Epilepsi, Meningoencepalitis

Planning diagnosis

Pemeriksaan elektrolit darah


Pemeriksaan gula darah
Pungsi Lumbal
Elektroensefalografi

Planning Terapi

Infus D5% NS 15 tpm


Proris supp 1 extra
Paracetamol infus 3 x 150mg (k/p)
Injeksi diazepam 3x 3 mg(k/p)

Imunos sirup 1x cth I


Diet ML TKTP
Alih rawat dr. SpA

Planning Monitoring

Keadaan umum
Vital Sign (Nadi, Suhu, RR)
Kejang, kesadaran
Komplikasi

Planning Edukasi
Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa anaknya
mengalami kejang karena demam yang umumnya
mempunyai prognosis baik.
Memberitahukan cara penanganan kejang.
Memberi informasi mengenai risiko berulang kejang.
Pemberian obat untuk mencegah rekurensi efektif, tetapi
harus diingat risiko efek samping obat seperti mengantuk,
perubahan tingkah laku
Menyarankan orang tua untuk meningkatkan pemberian
minum dan makan pada anak karena saat kondisi demam
akan meningkatkan kebutuhan cairan serta energi

FOLLOW UP DI
BANGSAL

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Lengkap 5 Mei 2016

Hb
: 12,9g/dl
Eritrosit
: 4.910.000
Lekosit: 6300 /mm3
Hematokrit
: 37,7%
Trombosit
: 236.000/mm3
MCV : 76,8
MCH : 26,3
MCHC : 34,2
Neutrofil
: 83,1
Limfosit
: 6,3
Monosit
: 8,0
Eusinofil
: 1,7
Basofil : 0,9
RDW : 13,9
MPV : 10,6
PDW : 17,7
PCT : 0,3

PROGRESS NOTE
Tgl

05-05-2016

06-05-2016

07-05-2016

Badan masih agak hangat,


kejang (-), pilek (+) putih, batuk
(+) jarang, muntah (-)

Demam (-), kejang(-), pilek (+)


bewarna putih, batuk (+)
jarang, muntah (-)

Demam (-), kejang(-), pilek


(-), batuk (+) jaran muntah (-)

N: 103x/mnt T: 36,8 RR :
30x/mnt
Kpl: a- ict- cyan- disp
Th : simteri, BJ (-),Rh-/- Wh-/Ab: supel, H/L ttb, BU (+) N,
met (-)
Ext: akral hangat

N: 101x/mnt T: 36,0 RR :
30x/mnt
Kpl: a- ict- cyan- disp
Th : simteri, BJ(-),Rh-/- Wh-/Ab: supel, H/L ttb, BU (+) N,
MET (-)
Ext: akral hangat

N: 108x/mnt T: 36,0 RR :
32x/mnt
Kpl: a- ict- cyan- disp
Th : simteri, BJ(+),Rh-/- WhAb: supel, bu (+) N, met (-)
Ext: akral hangat

KDK + Rhinofaringitis Akut

KDK + Rhinofaringitis Akut

KDK + Rhinofaringitis Akut

Infus d5 ns 15 tpm
Dilantin tablet 3x30 mg
Proris 3x cth I k/p
Obat puyer 3x1 (lasal, mukus,
cetrizin, meproson)
Imunos 1 x cth I

Infus d5 ns 15 tpm
Dilantin tablet 3x30 mg
Proris 3x cth I k/p
Obat puyer 3x1 (lasal, mukus,
cetrizin, meproson)
Imunos 1 x cth I

Infus d5 ns 15 tpm
Dilantin tablet 3x30 mg
Proris 3x cth I k/p
Obat puyer 3x1 (lasal, mukus,
cetrizin, meproson)
Imunos 1 x cth I
Boleh pulang

TINJAUAN PUSTAKA

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006

Etiologi

Infeksi saluran pernapasan atas


Otitis media
Gastroenteritis
Bronkopneumonia
Bronkhitis
Tonsilitis
Infeksi saluran kemih
J Medula Unila | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2014

Patofisiologi
Infeksi ekstrakranial: suhu tubuh meningkat
Gang. Keseimbangan membran sel neuron
Difusi ion Na dan K berlebih
Depolarisasi membran dan lepas muatan listrik berlebih
Kejang

Kesadaran
Reflekmenelan
Aspirasi

Aktifitas otot

Gg. Peredaran darah

metabolisme

Hipoksia
Sel neuron otak rusak

Keb. O2
Asfiksia

Suhu tubuh

FAKTOR RISIKO BERULANGNYA KEJANG DEMAM

Risiko berulangnya KD :
Secara keseluruhan 30-35%
50-65% awitan kejang I usia < 12 bulan,
< 20% awitan kejang I usia > 12 bulan
Mayoritas (50-75%) rekurensi terjadi
pada 1
tahun pertama setelah awitan kejang I
UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006

FAKTOR RISIKO BERULANGNYA


KEJANG DEMAM
Faktor risiko :
Usia muda saat awitan kejang I
Riwayat KD pada keluarga kandung
Suhu yang rendah saat kejang
Interval yang pendek antara demam dan kejang
Semua faktor risiko ada, kemungkinan
berulang 70%
Tidak ada faktor risiko : 20%
UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006

FAKTOR RESIKO TERJADINYA


EPILEPSI
1. Kelainan neurologis atau perkembangan
yang jelas sebelum kejang demam
pertama
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau
saudara kandung

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006

Pemeriksaan penunjang

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006

Tatalaksana

Saat kejang akut


Antipiretik
Saat kejang sudah berhenti
Edukasi orangtua

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2015

Tatalaksana
Saat kejang : algoritme tatalaksana SE
Setelah kejang berhenti :
Profilaksis atau tidak
Profilaksis intermiten atau kontinyu
Antipiretik:
- Antipiretik pada saat demam dianjurkan, walaupun tidak

ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi


resiko terjadinya kejang demam
- Memberikan rasa nyaman bagi pasien
- Mengurangi kekhawatiran orangtua
- Asetaminofen : 10-15 mg/kg/kali ; 4 kali/hari dan tidak lebih dari 5
kali, Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali; 3-4 kali/hari
UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2015

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2015

Terapi profilaksis
(American Academy of Pediatrics)

Menurunkan rekurensi KD dalam waktu 6 bln - 2 tahun, dengan ES


sebesar 30%-40%
Tidak menurunkan risiko terjadinya epilepsi
Kejang demam sederhana
Tidak direkomendasikan pemberian profilaksis
intermiten/kontinyu
Kejang demam kompleks
Tidak ada bukti cukup untuk merekomendasikan
pemberian profilaksis intermiten/kontinyu
Kasus per kasus tergantung faktor risiko
Subcommittee on febrile seizures,American academy of pediatrics. Pediatrics 2008;1281.Offringa M, Newton R.
Cochrane Database Syst Rev 2012;4:CD003031Lux AL. Brain Dev 2010;32:42

Terapi profilaksis intermiten


Berapa lama diberikan ?
21% kejang terjadi < 1 jam awitan demam
57% kejang terjadi 1-24 jam awitan demam
22% kejang terjadi > 24 jam awitan demam
Berg AT. Paediatr Perinat Epidemiol 1992;6:145
Berg AT.Arch Ped Adolesc Med 1997;151:371

Terutama dalam 24 jam awitan demam


Selama periode demam
Jepang : hanya diberikan 2 kali, dalam 24 jam pertama

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2015

Terapi profilaksis kontinyu


1.Kejang lama > 15 menit
2.Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum
atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis
Todd, Cerebral Palsy, retardasi mental, hidrosefalus
3.Kejang fokal
4.Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24
jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12
bulan
Kejang demam 4 kali per tahun
Terapi profilaksis selama 1 tahun bebas kejang
UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2015

Terapi profilaksis kontinyu

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2015

EDUKASI PADA ORANG TUA


Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan
bagi orang tua. Pada saat kejang sebagian besar orang
tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal.
Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara :

1.Meyakinkan bahwa kejang demam


umumnya berprognosis baik
2.Memberikan cara penanganan kejang
3.Memberikan informasi kemungkinan
kejang kembali
4.Terapi memang efektif mencegah
rekurensi tatapi mempunyai efek samping
5.Tidak ada bukti bahwa terapi akan
mengurangi kejadian epilepsi

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKERJAKAN,


BILA KEMBALI KEJANG
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan
kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir dimulut
atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit,
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk
kejang
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila
kejang telah berhenti
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang
berlangsung 5 menit atau lebih

ANALISIS KASUS

TEORI

KASUS

Batasan:
- Kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38C atau suhu aksila 37,8
C ) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium
- Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur
6 bulan-5 tahun
Klasifikasi
Kejang demam kompleks (Complex febrile
seizure):
- Kejang lama > 15 menit
- Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial
- Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

Faktor resiko berulangnya KD


Usia muda saat awitan kejang I
Riwayat KD pada keluarga kandung
Suhu yang rendah saat kejang
Interval yang pendek antara demam dan kejang

+
+

+
+
-

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006 & 2015

TEORI

KASUS

Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
Elektrolit
Gula Darah
Lumbal Pungsi
EEG

Tatalaksana
- Algoritma SE
- Terapi profilaksis
- Antipiretik

+
-

+
+
+

UKK Neurologi IDAI, konsensus kejang demam 2006 & 2015

SEKIAN

TERIMA KASIH

TANYA JAWAB

Feed back
Dulu pemberian diazepam pada anak <6 bl
dihindari. Dengan catatan
hati2.
Terapi cairan pada anak sesuai kebutuhan
misal pada dengan gangguan neurologis
ditambahkan manitol. Bukan kaitannya dengan
kejang pada anak
D5 ns diberikan pada anak <6bl
D5 ns >6 bl
Rl pada anak dgn tanda dehidrasi

Dx pasien kdk
kriteria pulang pengamatan klinis (tidak ada tanda
membahayakan klinis)
Terapi KDK pengalaman klinis: mencegah status
konvulsi jika sudah berulang dengan pemberian
diazepam langsung diberikan fenitoin / as.valproat.
Karena fenitoin sulit dimonitor kadarnya dalam darah.
Profilaksis kejang demam menurut ukk IDAI
sampai 1 tahun setelah bebas kejang terdapat
perdebatan para ahli yang mengenai lama pemberian
<1 tahun karena sama dengan terapi epilepsi

Indikasi ranap;
<6 bulan karena kemungkinan penyebab
intrakranial / epilepsi

Anda mungkin juga menyukai