Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS OROK

I.Identitas

Identitas:
 Jenis Kelamin : Orok Laki-laki
 Umur : ±2 minggu
 Riwayat ditemukan : meninggal
Kronologis Peristiwa:
Orok ditemukan dalam keadaan meninggal
dunia.
II.Pemeriksaan Luar

1. Keadaan jenazah : berlabel.


2. Ukuran :
 PB48cm,BB:2516gram
 Lingkaran kepala:
Mento-0ccipitale : 37cm
Fronto-occipitale : 32cm
3.Keadaan lain-lain:
 Kecacatan : Tidak ada
 Perawatan normatif
Tali pusat : sudah tidak ada
Placenta : Tidak ada
 Kaku jenazah : Tidak terdapat kaku jenazah
 Bercak jenazah : Berwarna merah keunguan yang tidak
hilang dengan penekanan pada tubuh
 Pembusukan : Pembusukan warna kehijauan pada perut
jenazah
 Hidung : Keluar cairan berwarna kemerahan dan
berlendir
 Dada : lingkaran hitam payudara berdiameter 1cm
 Alat kelamin: terlihat batang penis, kantong pelir dan teraba
dua buah pelir.
 Lengan atas: luka memar ukuran diameter 1cm
 Tangan : jaringan dibawah kuku kebiruan dengan kuku
melebihi jari.
 Kaki : jaringan dibawah kuku kebiruan dengan kuku
melebihi jari.
 Punggung : Dua buah Luka lecet tekan
 Dubur : Keluar cairan encer berwarna kuning
III. Pemeriksaan Dalam

1.Dada dibuka
 Pada tulang dada dalam terlihat pembuluh terisi
penuh dan kebiruan, diafragma setinggi iga 5-6
 Hati berat 114gram warna merah kecoklatan
konsistensi kenyal, tepi tajam, permukaan licin.
Pembuluh darah balik sentralis tidak melebar dan
pemijatan keluar cairan merah berbuih.
 Ginjal kanan selaput mudah dilepaskan berat 14gram warna
merah, konsistensi kenyal dan perabaan berbenjol
 Ginjal kiri selaput mudah dilepaskan berat 10gram ,
konsistensi kenyal dan perabaan berbenjol
 Lambung berat 4gram. Isi lambung berisi cairan kental
berwarna krem
 Paru kanan 3 baga tidak ada perlengketan, warna merah,
konsistensi lunak,tepi tajam, permukaan licin. Berat
39gram. Pemijatan keluar cairan merah berbuih.
 Paru kiri 2 baga tidak ada perlengketan berat 26 gram.
 Dosinasi Pulmonum
Tahap I : Kedua paru terapung
Tahap II : Baga-baga paru terapung
Tahap III : Setiap potongan terapung
Tahap IV : Potongan dipipihkan, terapung.
IV. Pemeriksaan Penunjang

 Golongan darah tidak diperiksa


 Alkohol tidak diperiksa
 Patologi anatomi:
Pada jaringan ginjal dan kulit kepala terdapat resapan
sel darah merah dan pelebaran pembuluh darah. Pada
jaringan paru alveoli sudah mengembang dan terdapat
pelebaran pembuluh darah. Pada tempurung kepala
terdapat resapan darah. Pada kulit kepala terdapat
resapan darah diantara jaringan otot kulit.
V. Kesimpulan

 Jenazah laki-laki panjang badan 48cm bb 2516


gram dengan perkiraan usia 2-4minggu
 Cukup bulan, lahir hidup, tidak terdapat cacat
bawaan dan terdapat tanda-tanda perawatan.
 Kematian korban disebabkan karena adanya
kekerasan tumpul dikepala yang
mengakibatkan penekanan pusat nafas
sehingga menyebabkan korban mati lemas.
 Saat kematian diperkirakan diatas 24 jam
sebelum pemeriksaan.
ANALISIS KASUS
A. Aspek Medikolegal

 Bila ditemukan mayat bayi ditempat yang tidak


semestinya, misalnya tempat sampah, got, sungai dan
sebagainya, maka bayi tersebut mungkin korban
pembunuhan anak sendiri (KUHP pasal 341,342),
pembunuhan (KUHP pasal 338,339,340,343), lahir
mati kemudian dibuang (KUHP pasal 181) atau bayi
yang ditelantarkan sampai mati (KUHP pasal 308).
 SPV ada
B. Aspek Patologi Forensik
1.Penentuan Jenis Kelamin Orok

Masih bisa
Jenis kelamin
dikenali secara Laki-Laki
orok
morfologis
2. Penentuan Golongan Darah Orok

Penentuan Penentuan
Golongan Darah Golongan Darah
Orok Sudah
metode direct bisa dilakukan
membusuk
aglutinasi tidak dengan metode
bisa dilakukan Absorpsi Elusi
3.Penentuan Viabilitas
PB
(kepala-
tumit):48
cm

Pertumbuhan
kuku BB=2516
melewati gram
uujung jari

LK
Diameter (frontooc
Lingkar Hitam
Payudara=1cm cipitale)=
32cm
4. Penentuan Lahir Hidup/Mati
Dada
mengembang
(diafragma turun
ke sela iga 5-6)

Tepi paru tajam


PA paru: alveoli
(seharusnya
mengembang
tumpul)

Konsistensi paru
Test apung paru lunak
(+) (seharusnya
spons)
5.Penentuan tanda perawatan
normatif

Autopsi
Tali pusat dan
Tidak ditemukan lambung: cairan
plasenta tidak
verniks kaseosa warna
ada
kremmakanan
6.Kelainan kongenital ada/tidak

Periksa seluruh Tidak


Periksa seluruh tubuh PD didapatkan
tubuh PL (ginjal kelainan yang
polikistik) mematikan
7.Tanda Kekerasan ada/tidak

 Terdapat luka memar pada kulit kepala, memar pada


tulang tengkorak, perdarahan diatas dan dibawah
selaput otak dan memar otak.
8.Sebab Kematian

akibat
kekerasan
tumpul pada
Perdarahan kepala
diatas dan
dibawah selaput
otak.memar
otak
Memar pada
kulit kepala
kanan dan
kiri.Memar
tulang tengkorak
9.Saat Kematian

Kaku jenazah
Bercak jenazah: hilang:>24 jam
merah ungu
tidak hilang
dengan
penekana:
>8jam

Pembusukan
warna hijau
diperut: >24 jam

Kematian >24 jam


10. Penentuan Usia Paska Lahir

 Perubahan pada tali pusat dan pusat: tali pusat orok


sudah tidak ada. Pangkal pusat sudah
menyembuh±2 s.d 4 minggu (sesuai usia
penyembuhan luka)
Perhatian!

 Cara mati dari orok ini tergantung pada penyelidikan oleh


polisi. Dari perkiraan usia orok, berdasarkan Undang-
Undang di Indonesia, kasusnya tidak bisa dikategorikan
sebagai infantisida, walaupun pada beberapa negara lain
didunia memasukkanya, dengan syarat harus dapat
dibuktikan yang membunuh orok adalah ibu kandungnya.
 Jika tersangka ibu tertangkap bisa dilakukan analisis
mtDNA untuk mengetahui hubungan kekerabatannya
dengan jenazah orok.
 Jika ibu kandungnya dibantu oleh orang lain atau
yang membunuh orok adalah orang lain, maka kasus
ini bisa dijerat dengan pasal pembunuhan/
pembunuhan berencana dengan dakwaan yang lebih
berat daripada kasus pembunuhan anak sendiri.
 Pada kasus inipun, belum dapat ditentukan siapa
pembunuhnya.
Ingat!

Pada kasus kematian orok, selain dapat menentukan 10


poin diatas, seorang dokter forensik harus dapat
membedakan apakah kasus tersebut infantisida atau
non-infantisida.
Daftar Pustaka

1. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FKUI


2. PEDOMAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FK.UGM
3. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FK.UNAND
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai