Anda di halaman 1dari 25

PEMBUNUHAN ANAK

(INFANTICIDE)
PENDAHULUAN
• Zaman Fir’aun : membunuh setiap bayi laki2 yg lahir,
krn takut munculnya seorang raja baru.

• Pada zaman dahulu di tanah arab lazimnya terjadi


setiap bayi perempuan yg dianggap membawa sial
bagi keluarganya.
BATASAN & DEFINISI PEMBUNUHAN ANAK

• Pembunuhan oleh seorang ibu terhadap anak


kandungnya pada saat lahir atau tdk lama kemudian krn
takut ketahuan telah melahirkan anak.
• Syarat :
- Pelaku : ibu kandung
- Korban : Anak kandung
- Alasan : Takut ketahuan telah melahirkan anak
- Waktu : Pada waktu melahirkan atau beberapa saat
setelah melahirkan
• LAHIR HIDUP :
Setelah bayi terpisah lengkap/sama sekali dari
si ibu, menunjukkan tanda-tanda kehidupan
seperti jantung yg aktif, pernapasan,
pergerakan anggota tubuh, menangis dsb.
• LAHIR MATI :
Setelah bayi terpisah lengkap/sama sekali dari si ibu
tidak bernafas ataupun menunjukkan tanda2 kehidupan
lain.
Bayi viable/tidak
• Umur ≥28 minggu dalam kandungan
• Panjang badan ≥ 35 cm
• Berat badan ≥ 2500 gram
• Tidak ada cacat bawaan yang berat
• Lingkaran fronto occipital ≥ 32 cm
Tanda-tanda kehidupan
1. Pernapasan :
- Paru mengembang.
- Udara dlm lambung atau usus
2. Menangis
3. Pergerakan otot
4. Sirkulasi darah & denyut jantung serta perubahan
Hb.
5. Isi usus
6. Keadaan tali pusat.
PERNAPASAN

• Pernapasan spontan → akibat rangsangan


atmosfer & adanya gangguan sirculasi placenta
• Vagitus vaginae dan Vagitus uterinus.
• BJ paru sebelum pernapasan 1,04 – 1,05
( tenggelam dlm air).
• BJ Paru < 1,00 ( mengapung )→ akibat pernafasan
artificial inflation atau pembusukan.
→Untuk membedakannya dilakukan test
hydrostatic/ tes apung paru (DOCIMASIA
HYDROSTATIKA PULMONUM)
Tes Apung Paru
DOCIMASIA HYDROSTATIKA PULMONUM
• Paru belum membusuk
• Paru-paru+jantung+thymus diambil sbg kesatuan kemudian
diapungkan ke dlm air.
• Bila masih mengapung maka paru kanan & kiri dipisahkan
kemudian masing2 diapungkan juga.
• Bila masih mengapung maka diambil dari masing2 lobus dari
diapungkan ke dlm air.
• Bila masih mengapung maka diambil lagi bagian kecil yg masih
mengandung beberapa alveoli kemudian ditaruh diantara 2 kasa &
dilakukan penekanan terhadapnya dgn beban berat tubuh
pemeriksa & diapungkan lagi.
Penilaian terhadap percobaan apung paru

1. Bila [+] : sudah pernah bernafas.


2. Bila [-] :
- Belum pernah bernafas
- Pernafasan lemah & udara diresorbsi kembali.
- Atelectase
- Pneumonia
Paru belum bernafas Paru sudah bernafas
1 Volume kecil, kolaps, menempel vertebrata, konsistensi Volume 4-6x lebih besar,
padat, tdk ada krepitasi sebagian menutupi jantung,
konsistensi spt karet busa (ada
krepitasi).

2 Tepi paru tajam Tepi paru tumpul


3 Warna homogen, merah kebiruan/ungu Warna merah muda
4 Kalau diperas dibawah permukaan air tdk keluar Gelembung gas yang keluar
gelembung gas, atau bila sudah ada pembusukan halus & rata ukurannya
gelembungnya besar, tak rata

5 Tdk tampak alveoli yg berkembang (air sac) pd Tampak air sac, kadang2
permukaan. terpisah sendiri2
6 Kalau diperas hanya keluar darah sedikit & tdk berbuih Bila diperas keluar byk darah
(kecuali .bila sudah ada pembusukan) berbuih walaupun belum ada
pembusukan (volume drh 2x
volume sblm nafas)

7 Berat paru +/- 1/70 bb Berat paru 1/35 bb


8 Seluruh bagian paru tenggelam dlm air Bagian2 paru yg mengembang
terapung dlm air
MENANGIS

• Bernafas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi


menangis tdk dpt terjadi tanpa bernafas.
• Suara tangis yg terdengar belum berarti bayi tsb
lahir hidup krn tangisan dpt terjadi dlm uterus
atau dlm vagina.
• Yang merangsang bayi menangis dlm uterus
adalah :
- Masuknya udara dlm uterus.
- Kadar oksigen dlm drh menurun & atau kadar
CO2 dlm darah meningkat.
PERGERAKAN OTOT
• Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata,
karena post mortem tidak dapat dibuktikan.
• Kaku jenasah dapat terjadi pada bayi yang
lahir hidup kemudian mati maupun yang lahir
mati.
PEREDARAN DARAH, DENYUT JANTUNG &
PERUBAHAN PADA HEMOGLOBIN
Meliputi bukti fungsional & bukti anatomic :
• Bukti fungsional : denyut tali pusat & detak jantung
(harus ada saksi mata).
• Bukti anatomis : Perubahan2 pada Hb, dlm duktus
arteriosus. Pd foramen ovale & dlm duktus venous (cab.
Vena umbilicalis & langsung masuk vena cava inferior)
• Bila ada yg menyaksikan denyut tali pusat/detak jantung
pd bayi yg sudah terlahir lengkap, maka ini merupakan
bukti suatu kelahiran hidup.
• Foramen ovale tertutup bila telah terjadi pernafasan &
sirculasi ( 1 hr sampai beberapa minggu)
PEREDARAN DARAH, DENYUT JANTUNG & PERUBAHAN
PADA HEMOGLOBIN :
• Ductus arterious perlahan-lahan menjadi jaringan ikat
(paling cepat dlm 24 jam).
• Ductus venosus menutup dlm 2 – 3 hr sampai beberapa
minggu.
• Perubahan pada Hb (Barcrofft) :
- Waktu lahir : Hb 20 %, 80 % Foetal Hb, Erythrocyt 6,2 juta.
- Hari ke 8 : Hb 18 %, foetal Hb menurun, Erytrocyt 5,4 juta.
- Bulan ke 3 : foetal Hb 7 –8 %
- Bulan ke 6 : foetal Hb habis.
ISI USUS & LAMBUNG
• Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yg hanya
dapat masuk akibat reflek menelan, maka ini merupakan bukti
kehidupan (lahir hidup)
• Udara dalam lambung & usus dapat terjadi akibat pernafasan
wajar, pernafasan buatan atau tertelan. Keadaan2 tersebut
tidak dibedakan
• Cara pemeriksaan :
- Oesophagus diikat, dikeluarkan bersama lambung yg diikat
pada jejunum pertama, kemudian dimasukkan ke dalam air.
- Makin jauh udara masuk ke dalam usus, makin kuat dugaan
adanya pernafasan
• 24-48 jam post mortem meconeum sudah keluar seluruhnya
dari usus besar.
KEADAAN TALI PUSAT
• Yang harus diperhatikan pada tali pusat adalah :
- Ada atau tidak adanya denyut tali pusat setelah kelahiran.
• Pengeringan tali pusat, letak & sifat ikatan, bagaimana tali
pusat itu diputus (secara tajam atau tumpul )
• 18 – 24 jam post natal : pengeringan tali pusat di daerah
melekatnya tali pusat pada dinding abdomen.
• 30-36 jam post natal : kemerahan melingkari pusat
• 5 – 8 hari post natal : tali pusat terlepas.
• 10 –12 hari post natal : penyembuhan tempat bekas
melekatnya tali pusat pada dinding abdomen.
KEADAAN KULIT
• Tidak satupun keadaan kulit yg dpt membuktikan
adanya kehidupan setelah bayi lahir.
• Tanda yg dpt memastikan bahwa bayi tsb tidak lahir
hidup → maceration.
• Terjadi bila bayi sudah mati in utero beberapa hari (8-
10 hr).
• Harus dibedakan dgn proses pembusukan → pd
maceration tdk terbentuk gas krn terjadi secara steril.
• Bila bayi yg mengalami macerasi dibiarkan dlm udara
terbuka akan mengalami proses pembusukan biasa.
• Bayi yg mati waktu dilahirkan belum sempat
kemasukan bakteri dlm paru atau GI tractnya, shg
proses pembusukan terjadi lambat, seringkali terjadi
mummifikasi.
Bukti kematian dalam kandungan
• Adanya ante partum rigor mortis → sering
menimbulkan kesulitan waktu melahirkan.
• Maceration dengan ciri-ciri :
- Warna merah kecoklatan (pada pembusukan
warnanya hijau)
- Kutikula putih, sering membentuk bula berisi
cairan kemerahan.
- Tulang2 lentur & lepas dari jaringan lunak.
- Tidak ada gas, baunya khas.
PEMERIKSAAN KASUS INFANTICIDE

PELAKU/TERTUDUH KORBAN
(ibu kandung) (bayi yg baru dilahirkan)

1. Viabilitas
1. Tanda telah melahirkan. 2. Penentuan umur bayi
2. Berapa lama telah melahirkan 3. Pernah atau tdk pernah bernafas
3. Mencari tanda2 partus precipitatus 4. Berapa lama bayi hidup
4. Pemeriksaan gol. Darah. 5. Apa sebab kematiannya
5. Pemeriksaan Histopatologi 6. Periksa gol. Darah
7. Tanda2 perawatan
Cara-cara korban (bayi) menemui ajalnya
1. Karena kelalaian :
- Inhalasi air ketuban/darah/ terbenam dlm air.
- Perdarahan dari tali pusat.
- Suffocation
- lalai membuat hangat, tidak memberi minum
2. Karena Kekerasan :
- kekerasan dalam uterus
- kekerasan selama proses kelahiran
- kekerasan yg terjadi setelah kelahiran lengkap
ASPEK HUKUM
• Seorang ibu dapat dinyatakan bersalah
melakukan kejahatan “ PEMBUNUHAN
ANAK”, walaupun yg ditemukan bukan tubuh
bayi yang utuh/lengkap.
• Kasus-kasus ‘ PEMBUNUHAN ANAK’ dapat
dihubungkan dengan pasal 341, 342 & 343
KUHP.
ASPEK HUKUM
PASAL 341 KUHP PASAL 342 KUHP
Seorang ibu yang karena takut Seorang ibu yang untuk
akan ketahuan melahirkan melaksanakan niat yang
anak, pada saat dilahirkan ditentukan karena takut
atau tidak lama kemudian, akan ketahuan melahirkan
anak, pada saat dilahirkan
dengan sengaja merampas atau tidak lama kemudian,
nyawa anaknya, diancam dengan sengaja merampas
karena membunuh anak nyawa anaknya, diancam
sendiri, dengan pidana karena melakukan
penjara paling lama tujuh pembunuhan anak sendiri
tahun. dengan rencana, dengan
pidana penjara paling lama
sembilan tahun
PASAL 343 KUHP
Bagi orang lain yang turut serta melakukan
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 342
KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau
pembunuhan berencana
Referensi
• James-Jason Payne et al,2011,Simpson’s Forensic Medicine ed
13th,Hodder Arnold
• DiMaio Vincent J and Dominick DiMaio,2011,Forensic Pathology,
Ed.Second. CRC Press
• Madea Burkhard, 2014, Handbook of Forensic Medicine, Wiley
Blackwell

Anda mungkin juga menyukai