Anda di halaman 1dari 54

PRESENTASI KASUS

Identifikasi Kasus dan Medikolegal


medikolegal
Identitas Jenasah
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 28 tahun
Agama : Katolik
Kewarganegaraan : WNI
Pekerjaan : Dokter
Alamat : Duren Sawit, Jakarta
Identitas Penyidik
Nama : Ny. S
Pangkat : AKP
Jabatan : Kepala Kepolisian
Sektor Duren Sawit Resor Jakarta Timur
NRP : 78032XXX
Tanggal : 8 Juli 2020
Nomor Surat : M/XXX/VII/2020/RESKRIM
Jenis Kasus : Intoksikasi
Jenis Pemeriksaan : Pemeriksaan Luar dan dalam
Kronologi
• Senin 8 Juni 2020 pukul 10.00 WIB seorang perempuan dibawa ke RS
oleh tetangganya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Menurut
pengakuan tetangganya pasien ditemukan tidak bergerak di ruang
keluarga dalam posisi duduk dengan TV menyala. Tetangga curiga karena
biasanya sudah ada aktivitas di rumah sejak pagi hari sekitar pukul 07.00,
sehingga tetangga mencoba memanggil pasien namun tidak ada jawaban
dan tetangga memutuskan membuka paksa rolling door.
• Pada saat ditemukan genset yang biasanya ada di luar diletakan di dalam
rumah dengan keadaan menyala. Selain itu, AC rumah juga dalam
keadaan menyala, seluruh ruangan tertutup tidak ada ventilasi.
• Berdasarkan cerita tetangganya malam sebelumnya 7 Juni 2020 pukul
22.00 terjadi pemadaman listrik di daerah tersebut
KELENGKAPAN ADMINISTRASI
JENIS KETERANGAN ANALISA

Surat permintaan visum Ada Pasal 133 KUHAP ayat 2

Berita acara penerimaan jenazah Pasal 121 KUHAP BAB XIV


Ada

Berita acara penyerahan jenazah Pasal 121 KUHAP BAB XIV


Ada

Surat pernyataan keluarga/ahli waris Pasal 134 KUHAP, PP no 18 th 1981 pasal 2


Tidak ada

Surat keterangan medis sementara Pasal 184 KUHAP


Tidak Ada

Surat keterangan kematian UU No 23 th 2006 tentang Administrasi Kependudukan,


Ada Peraturan Bersama MENKES dan MENDAGRI No. 15 th 2010

Label jenazah Ada Pasal 133 KUHAP ayat 3


identifikasi
TB : 160 cm
BB : 58 kg
Identifikasi Sekunder Properti
Identifikasi Sekunder Properti
Properti Ciri ciri
Pakaian Daster lengan pendek warna pink dengan pinggiran berwarna putih pada kerah
daster, kancing putih

Celana dalam Celana dalam berwarna hitam dengan renda di bagian pinggang dan paha kanan
kiri serta detail border bunga berwarna pink dan hijau di tengah

Sandal Sepasang sandal rumah berwarna biru muda dengan motif polkadot warna warni,
bagian dalam berwarna pink
Rekonsiliasi
DATA ANTEMORTEM POSTMORTEM KETERANGAN

Primer
DNA Tidak ada data Tidak dilakukan -

Sidik Jari Tidak ada data Dilakukan Oleh tim INAFIS

Odontologi Tidak ada data Tidak dilakukan

Sekunder
Golongan Darah O O Berdasarkan KTP

Antropometri Tidak ada data TB : 160 cm


BB : 58 kg

Tato (ciri khusus) Tidak ada data Tidak ada


PATOLOGI FORENSIK
Patologi Forensik
KAKU JENAZAH BERCAK JENAZAH PEMBUSUKAN JENAZAH

Kaku jenazah sukar digerakkan Hilang dengan penekanan


Tidak terdapat pembusukan jenazah
Kaku jenazah mudah digerakkan Tidak Hilang dengan penekanan
Patologi Forensik
Kelainan pada pemeriksaan luar
1. Pada mata kanan dan kiri tampak petechie dan kongesti pada konjungtiva
2. Pada kedua tangan tampak lebam mayat berwarna merah terang
3. Pada kedua tungkai tampak lebam mayat berwarna merah terang
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

Berdasarkan hasil pemeriksaan


golongan darah pada jenazah,
didapatkan kedua serum anti A dan
anti B tidak teraglutinasi. Dapat
diambil kesimpulan bahwa pasien
memiliki golongan darah O
HASIL LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL

GOLONGAN DARAH O

HbCO 79%
Kesimpulan Waktu Kematian

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan Patologi Forensik,


Waktu kematian pasien diperkirakan 9-12 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan
Analisis Pemeriksaan
Sebab kematian
Mekanik

Trauma Fisik
Sebab kematian

Penyakit Kimia

CO – Sianida – Arsen – Timbel –


Alkohol – Metil alcohol -
IntoksikasI
Insektisida – Narkotika dan
barbiturat
Intoksikasi CO
• CO  hasil pembakaran inkomplit dari senyawa organic
• Sumber keracunan CO  asap kebakaran rumah, bensin, alat
pemanas atau masak di ruangan tanpa ventilasi, gas exhaust
kendaraan, kecelakaan industri
• Kejadian intoksikasi CO stabil di seluruh dunia selama 25 tahun
• Diperkirakan terdapat 2000-5000 kematian akibat keracunan CO di
Jepang  terus meningkat karena kejadian bunuh diri
• Di Indonesia belum dilaporkan
• Sifat tidak berwarna dan tidak berbau

Dibuat oleh: Mario Gisepha


• Keberadaan gas CO akan sangat
berbahaya jika terhirup oleh manusia
karena gas itu akan menggantikan posisi
oksigen yang berkaitan dengan
haemoglobin dalam darah.

Hb Hb + O→
+ CO 2 → O2Hb(karboksihemoglobin)
COHb (oksihemoglobin)
Farmakokinetik
• Gas CO  Paru-paru  membentuk karboksi-hemoglobin.
• Absorpsi atau ekskresi CO ditentukan oleh kadar CO dalam udara
lingkungan (ambient air)
Farmakodinamik
CO + Hb  COHb CO + Sitokrom a3

Disosiasi Oxi-Hb Menghambat


pernafasan sel

HIPOKSIA HIPOKSIA JARINGAN


• Oksigen kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan molekul Hb
 kadar oksigen darah berkurang
• Gas CO menghambat komplek oksidasi sitokrom  respirasi
intraseluler menjadi kurang efektif
• CO berikatan secara langsung dengan sel otot jantung dan tulang 
keracunan secara langsung terhadap sel-sel tersebut, juga
menyebabkan gangguan pada sistem saraf
Terjadi akibat pembentukan CO-Hb  menurunkan kapasitas transport oksigen  hipoksia
• CO berikatan pada sel sel  menyebabkan apoptosis
• Hipoksia jaringan  meningkatkan permeabilitas vascular 
meningkatkan akumulasi cairan interstitial dan penurunan volume
darah sirkuler  mempengaruhi organ multiple  edema cerebri,
penurunan kontraktilitas myokard, aritmia, gagal ginjal
Tanda dan Gejala
% Saturasi COHb Gejala-gejala
10 Tidak ada gejala
10-20 Rasa berat pada kening, mungkin sakit kepala ringan,
pelebaran pembuluh darah subkutan, dispnu, gangguan
koordinasi
20-30 Sakit kepala, berenyut pada pelipis, emosional
30-40 Sakit kepala keras, lemah, pusing, penglihatan buram, mual
dan muntah, kollaps
40-50 Sama dengan yang tersebut di atas tetapi dengan
kemungkinan besar untuk kollaps atau sinkop. Pernafasan
dan nadi bertambah cepat, ataksia
50-60 Sinkop, pernafasan dan nadi bertambah cepat, koma
dengan kejang intermiten, pernafasan Cheyne Stokes
60-70 Koma dengan kejang, depresi jantung dan pernafasan,
mungkin mati
70-80 Nadi lemah, pernafasan lambat, gagal pernafasan dan mati.
Gejala Khas
• Cherry pink colour
• Otak  petechie
• Myokard  perdarah dan nekrosis
• Paru  pneumonia hipostatik paru
• Ginjal  gagal ginjal
• Kulit  eritem, vesikel/bula
Temuan
Postmortem
• Khas  kulit merah terang/cherry red skin
• Periksa dalam  Otot dada dan abdominal warna merah terang;
darah merah terang; paru congestif dan merah terang disertai
petechie; semua organ congestif

Dibuat oleh: Mario Gisepha


Penatalaksanaan
Perawatan sebelum tiba di RS
• Memindahkan dari paparan gas CO
• Beri terapi Oksigen

Perawatan di Unit gawat darurat


• Pemberiaan oksigen 100%
• Pertimbangkan untuk merujuk pasien ke unit terapi HBO

Terapi HBO
Analisa Kasus
1. Berdasarkan anamnesa diketahui pasien ditemukan sudah tidak
bergerak dengan posisi duduk di ruangan tanpa ventilasi dengan
genset yang menyala. Korban tidak memiliki Riwayat penyakit.
2. Dari pemeriksaan fisik ditemukan kaku jenazah yang sukar
digerakkan pada leher, kedua bahu, siku, pergelangan tangan, jari-
jari tangan, pinggang, lutut, dan jari-jari kaki serta pergelangan kaki.
Ditemukan juga bercak jenazah berwarna merah terang/cherry red
skin di kedua tangan dan kedua tungkai pasien. Ditemukan juga
petechie dan kongesti pada kedua mata pasien. Waktu kematian
diperkirakan 9-12 jam sebelum pemeriksaan.
3. Tidak ditemukannya bau khas amandel atau alcohol mengeksklusi
sebab kematian akibat intoksikasi sianida atau alkohol
4. Dari pemeriksaan HbCO didapatkan kadar 78% yang sudah
termasuk dosis fatal

Dari hasil anamnesa, PF dan PP tersebut dapat diambil kesimpulan korban


meninggal antara pukul 22.00 sampai 01.00 keesokan harinya dikarenakan
intoksikasi karbon monoksida. Penyebab kematian lain karena trauma, penyakit,
maupun intoksikasi sianida atau alcohol dapat disingkirkan.
Kesimpulan
1. Jenazah berjenis kelamin perempuan, panjang badan serratus enam puluh
sentimeter, berat badan lima puluh delapan kilogram, dengan golongan darah
O.
2. Kaku jenazah yang sukar digerakkan pada leher, kedua bahu, siku, pergelangan
tangan, jari-jari tangan, pinggang, lutut, dan jari-jari kaki serta pergelangan
kaki.
3. Terpadat bercak jenazah berwarna merah terang/cherry red yang tidak hilang
dengan penekanan pada kedua tangan dan tungkai
4. Terdapat petechie dan kongesti pada konjungtiva kedua mata
5. Perkiraan waktu kematian Sembilan sampai dua belas jam sebelum
pemeriksaan dimulai.
6. Diperkirakan korban meninggal akibat intoksikasi karbon monoksida
Pembahasan: Toksikologi
Pendahuluan
• Kasus keracunan yang banyak ditemukan dalam klinis, terutama kasus
keracunan yang disengaja
• Membantu polisi dalam proses penyidikan
Pendahuluan
• Intoksikasi paling sering terjadi pada kelompok usia 15 – 25 tahun
(37.49 %) dengan rasio perempuan : laki – laki 2 : 1
• Mayoritas adalah kasus bunuh diri ( 85.57 % )
• Kasus kematian terjadi pada 10 kasus ( 9.62 % )
• Yang terbanyak adalah golongan insektisida, terdiri dari organofosfat
(31.73 %) dan karbamat (20.20 %)
Dasar Hukum berdasarkan KUHP
• KUHP 204 :
• Sengaja menjual/ menawarkan barang yang berbahaya bagi jiwa (15 th)
• Mati ( 20 th)

• KUHP 338 : Sengaja meracuni mati (15 th)


• KUHP 340 : Rencana meracuni mati (20 th)
• KUHP 345 : Membantu/ hasut bunuh diri (4bln)
Penggolongan
• Sumber
• tumbuh – tumbuhan
• Hewan
• mineral
• Tempat
• alam bebas
• rumah tangga
• Pertanian
• Makanan
• Industri
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerja:
• Racun yang bekerja lokal atau setempat
• zat korosif : lisol,asam kuat, basa kuat
• zat yang bersifat iritan : arsen, HgCl2
• zat yang bersifat anestetik : kokain, asam karbol
• Racun yang bekerja secara sistemik
• Narkotika, barbiturat dan alkohol  SSP
• Digitalis dan asam oksalat  jantung
• CO dan CN  sistem enzym pernafasan dalam sel
• Insektisida golongan”chlorinated hydrocarbon”, dan golongan fosfor organik;  hati
Penggolongan
………..
• Racun yang bekerja secara lokal dan sistemik
• Asam oksalat
• Asam karbol
• Arsen
• Garam Pb

• Racun yang mengikat gugus sulfhidril(-SH)


• Pb  ATP-ase

• Racun yang membentuk methemoglobin


• Nitrat
Beberapa contoh zat dan gejalanya
asam ( HCl, H2SO4) Seperti terbakar sekitar mulut, bibir, hidung
aniline ( hypnotic, nitrobenzene ) Kulit muka dan leher terlihat gelap
arsenic ( metal, mercuri, tembaga ) Berat, diare yang tidak jelas sebabnya
atropine (belladonna) , scopolamine Dilatasi pupil
basa Seperti terbakar sekitar mulut, bibir, idung
asam karbol Bau seperti disinfectan
karbon mono oksida Kulit merah terang
cyanida Mati cepat, kulit merah, bau seperti buah peach
racun makanan Muntah, sakit perut
metal Diare, muntah, sakit perut
nikotin Kejang
opiat Miosis pupil
asam oksalat Bau seperti bawang
natrium fluorida Kejang
strychine Kejang, muka dan leher gelap.
Faktor yang Mempengaruhi Keracunan
Cara masuknya Kecepatan kerjanya
• Ditelan (peroral;ingesti) • Inhalasi
• Terhisap bersama udara • Intravena
pernafasan (Inhalasi) • Intramuscular
• Melalui penyuntikan • intraperitoneal
(parenteral; injeksi)
• kulit
• Penyerapan melalui kulit
yang sehat atau yang sakit.
• Melalui anus atau
vagina(perektal, pervagina
Umur Kebiasaan
• anak – anak • Alkohol
• orang tua • Morfin
• bayi prematur
Waktu Pemberian
Kondisi tubuh • sesudah makan
• Sehat • sebelum makan
• Sakit
Pengeluaran Racun
• Urin
• Feses
• Keringat
• Susu
• Air liur
• Melalui kelenjar mukosa atau serosa lainnya
Kriteria Diagnostik
• Anamnesa adanya kontak antara korban dengan racun
• Adanya tanda/ gejala yang sesuai dengan gejala dari keracunan racun
yang diduga
• Dari sisa benda bukti
• Dari bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan
yang sesuai dengan keracunan dari racun yang diduga, dan tidak dapat
ditemukan adanya penyebab kematian lain
• Analisis kimia atau pemeriksaan toksikologik harus dapat dibuktikan
adanya racun serta metabolitnya, dalam tubuh atau cairan tubuh
korban, secara sistemik
Pemeriksaan
• Yang menunjang keberhasilan pemeriksaan suatu kasus toksikologi :
• Pemeriksaan di TKP
• Otopsi (pemeriksaan luar dan dalam)
• Analisis toksikologik
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Luar :
• Bau yang tercium
• Busa
• Bercak
• Pakaian
• Lebam mayat
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Dalam :
• Darah berwarna lebih gelap dan encer
• Busa halus dalam saluran nafas
• Organ dalam tubuh lebih berat, warna gelap, jika diiris banyak mengeluarkan
darah
• Ptechiae banyak ditemukan
• Edema paru
Pemeriksaan Toksikologi
• Sampel yang diambil :
• Lambung dengan isinya
• Darah, yang berasal dari sentral(jantung), dan yang berasal dari perifer
(v.jugularis, a.femoralis)
• Hati
• Ginjal, diambil keduanya
• Otak
• Urin
• Empedu bersama-sama dengan kantung empedu
• Limpa
• Paru-paru
Pemeriksaan Toksikologi
• Pengawet yang digunakan :
• Alkohol absolute
• Larutan garam jenuh
• Natrium fluoride 1%
• Natrium fuorida + natrium sitrat
• Natrium benzoate dan phenyl mercuric nitrate
Pengeluaran Racun
• Aspirasi
• Bilas lambung
• Pemberian pencahar
• Kasus inhalasi: keluarkan korban dari ruangan
• Kasus parentral: pasang torniquet
• Kasus topikal: bersihkan dengan air mengalir
Terapi Umum Keracunan
• Muntahkan
• Bilas lambung
• Pencahar: Na2SO4 30 gr/200cc air.
• Dialise
• Antidotum: Morfin x nalorfin/narcan
• Demulcen: 3 butir telur/500cc air/susu
• Pengobatan simtomatik dan suportif

Anda mungkin juga menyukai