Anda di halaman 1dari 13

NYERI ABDOMEN

GERD

Keluhan utama Rasa panas/terbakar di dada


RPS  Nyeri/rasa panas/terbakar di dada/ulu hati
o Sudah berapa lama?  bisa baru, atau sudah lama
o Seperti apa nyerinya?  terbakar di dada bisa
sampai sesak
o Menyebar tidak?  bisa sampai ke punggung
o Hilang timbul atau tidak?  hilang timbul
o Kapan munculnya?  setelah makan, minum kopi,
minum alcohol, saat malam hari berbaring, stress
o Yang meringankan?  minum obat maag, tidur
bantal ditinggikan
 Mual muntah
 Ada rasa kembung
 Rasa asam di mulut
 Mens terakhir kapan?  hamil menjadi GERD
Riwayat pengobatan Minum obat maag (promag dkk) membaik
RPD Pernah seperti ini juga?  Pernah/tidak
Riwayat keluarga Keluarga ada keluhan seperti ini juga?  iya, ada
Riwayat kebiasaan  Aktivitas fisik?  mungkin jarang jadi pasien obese
 Merokok
 Minum alcohol
 Kafein, soda, minuman lain yang sifatnya asam
 Suka makan makanan berlemak
 Makan malam kapan? Habis itu ngapain?  biasa langsung
tidur setelah makan
Riwayat lingkungan Pekerjaan bagaimana?  sedang banyak stressor, gejala timbul
PF  KU baik
 Bisa ada pasien obesitas
 Abdomen
o Inspeksi: Distensi karena kembung
o Perkusi: Pekak karena kembung
o Auskultasi: bising usus N/meningkat
PP  PPI test dengan omeprazol 20mg selama 7-14 hari
 Barium meal test  cek regurgitasi
 Pasien >40thn gejala alarm (GI bleeding, aspirasi
pneumonia, anemia, bb turun) rujuk untuk endoskopi
 Perempuan  periksa beta-HCG
DD Angina pectoris, ulkus duodenum, ulkus peptic, dyspepsia,
gastritis, kolik bilier
Terapi  PPI 7-14 hari.  perbaikan gejala yang signifikan (50-75%)
maka diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD
o Omeprazol 20 mg/hari dan lansoprazol 30 mg/hari
sebelum makan.
 Setelah diagnosis, obat diteruskan 4 minggu dan boleh
ditambah dengan prokinetik antimual seperti domperidon
3x10 mg sebelum makan.
 Tidak tersedianya PPI
o Simetidin 400 mg 4x/hari atau 800 mg/hari dengan
makanan
o Ranitidin 150 mg sebelum tidur atau
o Famotidin 10 mg/hari.
 Untuk saat akut resepkan antasida
 Untuk mual resepkan metoklorpramida
KIE  Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi berat badan
 Berhenti merokok
 Tidak mengkonsumsi zat yang mengiritasi lambung seperti
kafein, aspirin, dan alcohol
 Posisi tidur sebaiknya dengan kepala yang lebih tinggi
 Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makanan
 Makan dengan porsi kecil dan kurangi makanan yang
berlemak.
Rencana evaluasi Pantau gejala komplikasi
 Esofagitis berupa nyeri saat menelan
 Gejala alarm seperti penurunan BB, muntah darah,
aspirasi pneumonia
Demam Tifoid

Keluhan utama Demam turun naik, mual muntah


RPS  Demam turun naik terutama sore dan malam hari dengan
pola intermiten dan kenaikan suhu step-ladder. Demam
tinggi dapat terjadi terus menerus (demam kontinu) hingga
minggu kedua.
o Demamnya sudah berapa lama?
o Tinggi atau tidak?  bisa iya, bisa tidak
o Hilang timbul atau tidak?  naik pada malam hari,
atau tinggi terus-menerus
 Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan di area
frontal
 Gangguan gastrointestinal berupa konstipasi dan
meteorismus atau diare, mual, muntah, nyeri abdomen
dan BAB berdarah
o BAB sehari berapa kali? Cair atau padat?
Warnanya?
o Nyeri abdomen dimana? Seluruh perut, tidak jelas
o Nyerinya seperti apa? Tumpul
o Timbulnya kapan? Berbarengan dengan demam
o Hilang timbul?
 Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan pegal-pegal,
batuk, anoreksia, insomnia
Riwayat pengobatan Minum obat penurun panas
RPD  Pernah seperti ini juga?  Pernah/tidak
 Pernah sakit berat?
 Riwayat berpergian?  Tidak, singkirkan DD malaria
Riwayat keluarga Keluarga ada keluhan seperti ini juga?  bisa iya, bisa tidak
Riwayat kebiasaan  Sering makan di luar?  jajan sembarangan
 Kebiasaan cuci tangan buruk
Riwayat lingkungan Di lingkungan atau sekolahnya ada yang punya keluhan sama? 
iya
PF  KU sakit sedang atau sakit berat
 Bisa compos mentis atau penurunan kesadaran
 Demam, suhu > 37,5˚C
 Dapat ditemukan bradikardia relatif, penurunan frekuensi
nadi sebanyak 8 denyut per menit setiap kenaikan suhu 1˚C
 Bisa tampak ikterus
 Abdomen
o Palpasi: nyeri tekan epigastrium,
hepatosplenomegali teraba kenyal dan nyeri tekan
(+)
o Auskultasi: bising usus menurun  konstipasi,
meningkat  diare
PP PP:
 Darah perifer lengkap beserta hitung jenis leukosis
o Dapat menunjukkan: leukopenia / leukositosis /
jumlah leukosit normal, limfositosis relatif,
monositosis, trombositopenia (biasanya ringan),
anemia.
 Serologi
o IgM antigen O9 Salmonella thypi (Tubex-TF)®  4-
5 hari pertama demam  IgM (+)
 Enzyme Immunoassay test (Typhidot®)  4-5 hari pertama,
tidak untuk >7 hari
o (+)titer aglutinin O minimal 1/320 atau > 4x lipat
pada pemeriksaan ulang dengan interval 5 – 7 hari.

Kultur Salmonella typhi (gold standard)
o Darah : Pada minggu pertama sampai akhir minggu
ke-2 sakit, saat demam tinggi
o Feses : Pada minggu kedua sakit
o Urin : Pada minggu kedua atau ketiga sakit
o Cairan empedu : Pada stadium lanjut penyakit
 Pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi klinis:
SGOT/SGPT, kadar lipase dan amilase
DD Dengue fever, malaria, leptospirosis, hepatitis
Terapi  Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
o Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan
mobilisasi
o Menjaga kecukupan asupan cairan, oral maupun
parenteral.
o Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup
kalori dan protein, rendah serat.
 Terapi simptomatik  menurunkan demam (antipiretik)
dan mengurangi keluhan gastrointestinal.
 Antibiotik
o Kloramfenikol, Ampisilin atau Amoksisilin (aman
untuk penderita yang sedang hamil),seftriakson,
sefiksim.
KIE  Pastikan nutrisi cukup, berikan makanan yang lunak rendah
serat
 Jaga higeine, cuci tangan sebelum makan
 Hindari jajan sembarangan
Rencana evaluasi  Uji widal satu seminggu kemudian
 Pantau gejala komplikasi perforasi usus, peritonitis
Apendisitis akut

Keluhan utama Nyeri perut


RPS  Nyeri perut
o Lokasi  awalnya di umbilicus lalu ke kanan bawah
o Sejak kapan  Baru hari ini
o Seperti apa sensasinya 
o Hilang timbul atau tidak  Tidak
o Bertambah berat atau tidak  Bertambah berat
 Muntah, anoreksia, mual sejak permulaan rasa nyeri
 Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat
dengan vesika urinaria.
 Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa
penderita mengalami diare, timbul biasanya pada letak
apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
 Demam
o Sejak kapan?  berbarengan dengan sakitnya
o Tinggi atau tidak?  Tidak, tinggi jika sudah terjadi
perforasi
Riwayat pengobatan Minum obat penurun panas
RPD  Pernah seperti ini juga?  Tidak
Riwayat keluarga
Riwayat kebiasaan  Pola makan? Sering makan-makanan berserat?  tidak
Riwayat lingkungan
PF Inspeksi
 Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit
 Kembung bila terjadi perforasi
 Penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler
abses.
Palpasi
 Nyeri tekan Mc Burney (+)
 Rebound tenderness (nyeri lepas tekan) (+)
 Adanya defans muscular
 Rovsing sign (+)
 Psoas sign (+)
 Obturator Sign (+)
 Nyeri tekan seluruh lapang abdominal pada perforasi
Perkusi
 Nyeri ketok CVA (+)
 Liver redup jika sudah perforasi
Auskultasi
 Bising usus normal
 Bising usus menghilang jika perforasi, peritonitis
Colok dubur
 Nyeri tekan pada jam 9-12
PP  Laboratorium darah perifer lengkap
o Leukositosis, neutrofilia
o Perforasi  lekosit >18.000/mm3
 Urinalisa  eksklusi batu
 Beta-HCG bila  eksklusi kehamilan ektopik pada wanita
usia subur
 Foto polos abdomen  perforasi
 USG  apendiks memanjang dan lumen melebar
DD KET, pancreatitis, kolesistitis akut, batu ureter, sistitis, salpingitis
akut
Terapi Diagnosis definitive, segera rujuk untuk op cito, tatalaksana
sementara
 Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
 Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan
apapun melalui mulut.
 Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi
 NGT untuk mengurangi isi lambung
Pielonefritis akut

Keluhan utama Nyeri perut kanan/kiri


RPS  Demam
o Sejak kapan?  berbarengan dengan sakitnya
o Tinggi atau tidak?  Tinggi
o Naik turun?  tidak
o Menggigil tidak?  Ya
 Nyeri perut
o Lokasi  RLQ/LLQ, pinggang
o Sejak kapan  Berbarengan dengan demam
o Seperti apa sensasinya
o Menjalar tidak  ya, ke punggung, pinggang
o Hilang timbul atau tidak  Tidak
o Bertambah berat atau tidak  Bertambah berat
 Mual, muntah
 BAK
o Anyang-anyangan? Iya
o Nyeri saat berkemih? Iya
o Panas saat berkemih? Iya
o Mulai kapan? Barengan sama demam (iya gak sih?)
o Frekuensi? Makin sering, terutama malam hari
o Warna? Bisa berwarna gelap
Riwayat pengobatan Minum obat penurun panas
RPD  Pernah seperti ini juga?  Ya/tidak
 Ada DM, batu saluran kemih, keputihan pada perempuan,
BPH pada laki-laki >50thn
Riwayat keluarga Keluarga ada yang DM bisa jadi
Riwayat kebiasaan  Banyak minum/ tidak? Biasanya kurang minum

 Hygiene seperti apa? Jorok, jarang mandi, jarang ganti


baju, baju ketat

 Suka nahan BAK? Biasanya iya

Riwayat lingkungan
PF Demam >38˚C
Palpasi
 Nyeri tekan RLQ/LLQ (+)
 Nyeri tekan suprapubik (eh bener kan? Kan dari bawah
naik ke atas)
Perkusi
 Nyeri ketok CVA (+)
Auskultasi
 Bising usus melemah
PP  Laboratorium darah perifer lengkap
o Leukositosis, LED meningkat
 Urinalisa
o Nitrit (+), piuria, silinder eritrosit, bakteriuria,
hematuria
 Darah: Leukositosis, LED meningkat
 Ureum kreatinin  Faal ginjal menurun

 Foto polos abdomen: Kekaburan dari bayangan otot polos


dan mungkin terdapat bayangan radiopak apabila ada
batu saluran kemih

 GDS, GDP, TTGO, HbA1C (factor risiko karena DM)


DD Uretritis akut, Sistitis akut, Akut abdomen, Appendisitis,
Prostatitis bakterial akut, Servisitis, Endometritis, Pelvic
inflammatory disease
Terapi  Banyak minum air selama fungsi ginjal normal
 Ciprofloxacine 500 mg 2x/hari 7 hari atau
 Lefofloksasin 750 mg/hari 5 hari atau
 TMP 160mg 2x/hari 14 hari
 Seftriakson
(Tolong cek lagi, beda-beda di tiap referensi)
KIE  Jangan menahan buang air kecil
 Banyak minum air
 Jangan mencuci vagina dengan sabun
 Jaga kebersihan genitalia
Rencana evaluasi Pantau gejala komplikasi gagal ginjal (urin berkurang), sepsis
(demam tinggi)
Sistitis/Uretritis akut

Keluhan utama Nyeri perut


RPS  Nyeri perut
o Lokasi  suprapubik
o Sejak kapan  Baru
o Seperti apa sensasinya 
o Menjalar tidak  Bisa ke pinggang
o Hilang timbul atau tidak  Kalo mau pipis
o Bertambah berat atau tidak  Bertambah berat
o Apa yang memperberat? 
 BAK
o Anyang-anyangan? Iya
o Nyeri saat berkemih? Iya
o Panas saat berkemih? Iya
o Mulai kapan? Barengan sama demam (iya gak sih?)
o Frekuensi? Makin sering, terutama malam hari
o Warna? Bisa berwarna gelap
 Demam
o Sejak kapan?  berbarengan dengan sakitnya
o Tinggi atau tidak?  tidak
o Naik turun?  tidak
o Menggigil tidak?  tidak
Riwayat pengobatan Minum obat penurun panas
RPD  Pernah seperti ini juga?  Ya/tidak
 Ada DM, keputihan pada perempuan, BPH pada laki-laki
>50thn
Riwayat keluarga Keluarga ada yang DM
Riwayat kebiasaan  Konsumsi air  mungkin sedikit
 Sering menahan BAK
 Tidak menjaga hygiene alat genital
Riwayat lingkungan
PF Demam
Palpasi
 Nyeri tekan suprapubik (+)
PP  Laboratorium darah perifer lengkap
o Leukositosis, LED meningkat
 Urinalisa  eksklusi batu, nitrit (+), leukosit, hematuri,
bakteriuria
DD sistitis, pielonefritis, batu ginjal/urolitiasis
Terapi  Banyak minum air selama fungsi ginjal normal
 Ciprofloxacine 500 mg 2x/hari 7 hari atau
 Lefofloksasin 750 mg/hari 5 hari atau
 TMP 160mg 2x/hari 14 hari
 Seftriakson
 Nitrofurantoin
(Tolong cek lagi, beda-beda di tiap referensi)
KIE  Jangan menahan buang air kecil
 Banyak minum air
 Jangan mencuci vagina dengan sabun
 Jaga kebersihan genitalia
Rencana evaluasi Pantau gejala komplikasi
 ISK atas (demam tinggi, menggigil)
 Gagal ginjal (urin berkurang)
 sepsis (demam tinggi)
 Pelvic inflammatory disease (nyeri panggul, demam
menggigil)
Leptospirosis

Keluhan utama Demam turun naik, mual muntah


RPS  Demam
o Demamnya sudah berapa lama? baru
o Tinggi atau tidak?  tinggi
o Hilang timbul atau tidak?  tidak
o Menggigil tidak?  ya
 Mual muntah
o Sehari berapa kali? Masih bisa makan tidak?
Muntahnya apa?
 Gejala GI
o BAB sehari berapa kali? Cair atau padat?
Warnanya?
o Nyeri abdomen dimana? Seluruh perut, tidak jelas
o Nyerinya seperti apa? Tumpul
o Timbulnya kapan? Berbarengan dengan demam
o Hilang timbul?
 Nyeri otot betis
 Mata merah
o Perlahan atau tiba-tiba? Mendadak
o Kapan? Bisa sebelum demam atau berbarengan
demam
o Visus menurun? Tidak
 Sakit kepala
 Anoreksia
 Fotofobia
 Bisa ada badan kuning
o Timbulnya kapan? Beberapa hari setelah demam
o Lokasi? Mata juga kuning
 Ruam kulit
Riwayat pengobatan Minum obat penurun panas
RPD Pernah seperti ini juga? tidak
Riwayat keluarga Keluarga ada keluhan seperti ini juga?  bisa iya, bisa tidak
Riwayat kebiasaan Main di tempat kotor, pekerjaan di sawah atau tambang, petugas
bersih-bersih lingkungan
Riwayat lingkungan Di lingkungan ada yang punya keluhan sama?  iya
PF  KU sakit sedang atau sakit berat
 Bisa compos mentis atau penurunan kesadaran
 Demam, suhu > 37,5˚C
 Bradikardi relatif
 Ikterus
 Mata, inspeksi kemerahan
 Abdomen
o Palpasi: hepatosplenomegali teraba kenyal dan
nyeri tekan (+)
o Auskultasi: bising usus meningkat  diare
 Nyeri tekan pada betis
 Lesi pada kulit
 Limfadenopati
PP PP:

Darah perifer lengkap beserta hitung jenis leukosis
o Leukositosis, shit to the left, trombositopenia
 Urinalisa  leukosit, eritrosit, hyaline cast/granular cast,
proteinuria ringan
 Pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi klinis:
SGOT/SGPT, kadar lipase dan amilase
DD Dengue fever, malaria, hepatitis, tifoid
Terapi  Terapi suportif dapat dilakukan dengan:
o Istirahat tirah baring
o Menjaga kecukupan asupan cairan, oral maupun
parenteral.
o Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup
kalori dan protein, rendah serat.
 Terapi simptomatik  menurunkan demam (antipiretik)
dan mengurangi keluhan gastrointestinal.
 Antibiotik
o Doksisiklin 200mg/hari 1 minggu atau
o Ampisilin 1-2g 4x/hari 14 hari atau
o Amoksisilin 250-500mg 3x/hari
KIE  Bekerja di sawah atau gorong-gorong, menggunakan
pelindung kaki
 Mencuci kaki setiap selesai bekerja
Rencana evaluasi Pantau gejala komplikasi meningitis (penurunan kesadaran)

Anda mungkin juga menyukai