1-50
2. JARAK DEKAT ( 10 – 30 CM )
Lubang Luka
Klim Lecet
Klim Tatto KLIM LECET
LUBANG LUKA
TEMBAKAN JARAK JAUH
JARAK TEMBAK SANGAT DEKAT
B. DITEMUKAN SPERMA
C. ADANYA KEHAMILAN
D. PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL
DESKRIPSI ROBEKAN
SELAPUT DARA :
1. LOKASI
2. BARU / LAMA
3. SAMPAI DASAR / TIDAK
BARANG BUKTI LAIN :
ANUS CORONG
JAM 6
JAM 3 JAM 9
JAM 12
6. Seorang laki-laki berusia penderita TB ingin pindah
pengobatan di rumah sakit lain. Datang ke RS ingin
meminta rekam medis. Bagian administrasi tidak
mengizinkan tetapi memberikan resume. Sebagai dokter
apa yang anda lakukan…
a. Meminta administrasi RS untuk memberikan salinan
b. Meminta administrasi langsung memberikan rekam
medis
c. Membuat resume sesuai autoanamnesis
d. Mendukung bagian administrasi RS agar tidak
memberikan rekam medis
e. Menerangkan rekam medis tidak boleh diberikan
karena dokumen rahasia RS
6. A. Meminta administrasi RS untuk
memberikan salinan
KERAHASIAAN
- Informasi : diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan,
riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi, nakes tertentu, petugas pengelola dan
pimpinan sarana yankes
- Informasi tersebut dapat dibuka :
✓ untuk kepentingan kesehatan pasien
✓ memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum atas perintah pangadilan
✓ Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan UU
✓ Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien
- Permintaan RM untuk tujuan tersebut harus dilakukan secara
tertulis kepada pimpinan sarana yankes
7. Jenazah bayi laki-laki ditemukan ditempat
pembuangan sampah oleh warga. Pada pemeriksaan
ditemukan memar di sekitar mulut dan hidung bayi. Tali
pusat sudah terpotong dan tampak berwarna kehijauan.
Untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini, maka
diperlukan pemeriksaan. Pemeriksaan apa yang dilakukan
untuk menentukan penyebab kematian bayi tersebut…
a. Uji apung paru
b. Tes getah paru
c. Menemukan mikroorganisme di paru
d. Menemukan tanda bendungan paru
e. Menemukan hematom di kepala
7. A. Uji apung paru
• Pada pemeriksaan ditemukan memar di
sekitar mulut dan hidung bayi
• Tali pusat sudah terpotong dan tampak
berwarna kehijauan
Infanisida
• Ibu kandung yang membunuh anak sendiri
tidak lama/pada saat dilahirkan. Motif adalah
takut ketahuan bahwa ia melahirkan sang
anak.
Kriteria infantisida
• Viabel, usia gestasi > 28 minguu, BB >1000 gr,
lingkar kepala >32, panjang tumit-kepala >35,
tidak ada cacat bawaan
• Lahir hidup (dada mengembang, konsistensi paru
seperti pons, permukaan paru seperti marmer, uji
apung paru positif)
• Tanpa adanya tanda perawatan , yakni plasenta
masih ada, tapi pusat belum dipotong, verniks
kaseosa masih ada, tanpa adanya makanan/susu,
tidak ada pakaian yang dikenakan
8 .Seorang anak berusia 7 tahun dibawa ibunya ke RS
dengan keluhan pucat dan penurunan nafsu makan. Anak
tersebut tinggal di daerah tambang dan sering berpergian
tanpa alas kaki. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva yang pucat. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 9/dL dan eritrosit yang hipokromik
mikrositer. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia hemolitik autoimun
c. Anemia pernisiosa
d. Anemia penyakit kronis
e. Anemia defisiensi vitamin B12
8. A. Anemia defisiensi besi
• Seorang anak berusia 7 tahun
• pucat dan penurunan nafsu makan.
• Anak tersebut tinggal di daerah tambang dan
sering berpergian tanpa alas kaki.
• Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb
9/dL dan eritrosit yang hipokromik mikrositer
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia
mikrositik hipokrom, Serum Iron ↓, Feritin↓,
TIBC ↑, sel pensil. Terapi : suplementasi besi.
• Tipe Campuran
10. Bayi baru lahir tampak kebiruan, merintih,
suhu tubuh 35 derajad C. tindakan yang harus
dilakukan pertama kali adalah…
a. Termoregulasi
b. Pemberian O2
c. Pemasangan IV line
d. Pemasangan ETT
e. Resusitasi Jantung
10. A. Termoregulasi
• Bayi baru lahir tampak kebiruan, merintih,
suhu tubuh 35 derajad C. tindakan yang harus
dilakukan pertama kali adalah…
11. Seorang anak berusia 5 tahun dibawa orang tuanya
dengan keluhan lemas pada kedua kaki yang terjadi tiba-tiba
sejak 1 minggu yang lalu. Kelemahan awalanya dari kedua kaki
yang makin lama makin naik hingga paha. Riwayat diare 1
bulan yang lalu dan sembuh dengan sendirinya. Pemeriksaan
reflex menunjukkan arefleksia pada kaki dan gangguan perasa.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
a. Poliomyelitis
b. Sindrom Guillain-Barre
c. Stroke non hemorrhagic
d. Infective polioneuritis
e. Scurvy
11. B Sindrom Gullain-Barre
• Anak berusia 5 tahun
• Lemas pada kedua kaki yang terjadi tiba-tiba
sejak 1 minggu yang lalu.
• Kelemahan awalanya dari kedua kaki yang
makin lama makin naik hingga paha. Riwayat
diare 1 bulan yang lalu dan sembuh dengan
sendirinya.
• Pemeriksaan reflex menunjukkan arefleksia
pada kaki dan gangguan perasa.
GBS
• Penyakit yang menyebabnya demielinisasi sebagai
akibat dari aktivitas sistem imun setelah terjadinya
infeksi.
• Gejala yang muncul meliputi kelemahan yang
ascending disertai penurunan refleks.
• Tatalaksana definitif meliputi IVIG ataupun
plasmapheresis
• Tatalaksana suportif dapat berupa steroid,
analgesik dan dapat diberikan fisioterapi
Terapi
• Plasmafaresis
• IVIG
• Suportif (terutama pada pasien dengan
acaman gagal napas)
12. Seorang anak berusia 8 bulan dibawa oleh ibunya dengan
keluhan buang air besar 5 x/hari selama 4 hari. Anak tersebut
tampak lemas, tidak mau menyusu, mata cowong dan cubitan
kulit perut kembali dalam 3 detik. Terapi yang harus diberikan
pada pasien ini adalah…
a. Pemberian cairan rehidrasi oral 50-100 mL tiap kali buang air
besar
b. Pemberian cairan rehidrasi oral 100-200 mL tiap kali buang
air besar
c. Pemberian cairan intravena 250 cc dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan dengan 600 cc dalam 5 jam pertama.
d. Pemberian cairan intravena 250 cc dalam 30 menit pertama,
dilanjutkan dengan 600 cc dalam 2,5 jam pertama.
e. Pemberian cairan melalui pipa nasogastric 170 cc/jam selama
6 jam pertama dilanjutkan dengan pemberian cairan
intravena secukupnya.
12. C. Pemberian cairan intravena 250 cc dalam 1 jam
pertama, dilanjutkan dengan 600 cc dalam 5 jam
pertama.
• anak berusia 8 bulan
• keluhan buang air besar 5 x/hari selama 4
hari.
• Anak tersebut tampak lemas, tidak mau
menyusu, mata cowong dan cubitan kulit
perut kembali dalam 3 detik.
Lintas Diare:
Lima Langkah Tuntaskan Diare
13. Seorang bayi berusia 6 hari dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan kuning. Kuning timbul sejak
bayi berusia 3 hari dari bagian mata, wajah hingga perut.
Pemeriksaan fisik pada bayi tidak ditemukan kelainan,
bayi tidak demam, tampak sehat dan minum ASI seperti
biasanya. Riwayat kelahiran bayi ini lahir spontan dengan
BBL 2700 gram, usia kandungan 37 minggu, air ketuban
jernih da bayi lahir langsung menangis. Ayah dan ibu bayi
ini warga Negara Indonesia. Ibu dan bayi ini bergolongan
darah B. penyebab ikretus yang paling mungkin dialami
bayi ini adalah…
a. Icterus neonatorum karena inkompatibilitas rhesus
b. Icterus neonatorum karena inkompatibilitas ABO
c. Icterus neonatorum fisiologis
d. Icterus neonatorum karena sepsis
e. Icterus neonatoru karena infeksi TORCH
Penyebab Bayi Kuning Normal
1. Pembentukan bilirubin berlebihan
- Volume sel darah merah/kgBB bayi lebih besar
- Umur sel darah merah bayi lebih pendek
pemecahan sel darah merah tinggi
- Besarnya bilirubin yang kembali dari usus ke
pembuluh darah
2. Gangguan perubahan bilirubin
3. Pengeluaran bilirubin lebih rendah
IKTERUS FISIOLOGIS
14
12
10
8
S.Bili mg/dl
6
4
2
0
HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7
IKTERUS NON FISIOLOGIS
• Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
• Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
• Tingkat cutoff
> 15 mg/dl (12 mg) pada bayi cukup bulan
> 10 mg/dl pada bayi prematur
• Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
• Tanda-tanda penyakit lain
Hiperbilirubinemia fisiologis vs
non-fisiologis
20
18
16
14
12
fisiologis
10
non- fisiologis
8
6
4
2
0
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
Kramer
Zone SBR
(µmol/L)
1 100
2 150
3 200
4 250
5 > 250
75
Etiologi :
1. Glomerulopati (GP)idiopatik /primer
a. GP akut proliferatif
b. GP mesangioproliferatif (IgA)
(penyakit Burger)
c. GP membranoproliferatif.
2. GP post-infeksi:
a. post-infection streptococcus b haemolitik
b. endokarditis bakterialis (nefritis Lohlein)
c. stphylococcus albus ( shunt nephritis)
d. abses visceral
e. hepatitis B
76
3. Disseminated Lupus Erythematosus (DLE)
4. Vaskulitis:
a. poliarteritis nodosa
b. Wagener Granulomatosis
c. henoch-Schonlein purpura
d. Krioglobulinemia
5. Nephritis herediter.
77
Klinis:
1. Riwayat infeksi streptokok
2. Oliguri dan hematuri tanpa rasa sakit.
3. Hipertensi terutama pada anak2
4. Sembab & bendungan sirkulasi:
- kardiomegali
- bendungan paru akut
- kenaikan tek.vena jugularis.
- hepatomegali
5. bradikardi
78
Pemeriksaan & diagnosis
1.diagnosis:
a. kelainan urinalisis: proteinuri, hematuri
b. foto thorax: kardiomegali&bend.paru
c. ECG: voltase rendah, T inverted, QT >
2. Diagnosis perjalanan penyakit:
a. faal ginjal kenaikan BUN & kreatin
b. elektrolit serum: Na.turun, K naik.
c. protein darah tetap/turun, profil lemak normal
d. ggn.faktor pembekuan: fibrinogen, F.VII, fibrinolitik
79
Diagnosis etiologi
A. pem.serologi: - ASO titer
- kompleks imun
- antiimunoglobulin
- serum komplemen
B. pem.histopatologi.
80
Pengobatan darurat:
1. Mengatasi bendungan sirkulasi dan paru:
a. posisi tidur setengah duduk
b. oksigen
c. diuresis paksa : lasix intravena
d. morfin
e. obat antihipertensi oral
f. hemodialisis: bila tx 24 jam gagal/GGA
2. Ensefalopati hipertensi akut :
a. hidralazin 20 mg I.V. & diuretik furosemid
b. nifedipin im. /sublingual dan furosemid
81
Pengobatan suportif
1. Diet: a. tinggi kalori 35 kal./kgBB/hr
b. lemak tak jenuh
c. rendah protein 0,5-0,75/kgBB/hr
d. elektrolit: Na.&K. dibatasi
Ca. 600-1000 mg/hr
2. Cairan: harus dibatasi untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh.
82
15. Seorang anak dengan BB 12 kg mengalami
demam sejak kemarin. Dokter akan meresepkan
paracetamol syrup. Dosis yang dituliskan di resep
tersebut adalah…
a. 3 dd Cth I
b. 2 dd Cth I
c. 3 dd Cth II
d. 3 dd C I
e. 3 dd C II
15. A. 3 dd Cth I
PENULISAN RESEP YANG TEPAT
DAN RASIONAL
• Rasional : Rasio kemanfaatan lebih besar dari
pd resiko efek samping yg ditimbulkan obat.
• Penulisan resep yg rasional tdp motto :
- Tepat Obat
- Tepat Dosis
- Tepat Bentuk sediaan
- Tepat Penderita
- Tepat Indikasi
Dr. Hari
Jl. Durian 10
Surabaya
SID : …. SIP : ………………………………
Pro : Tn Amir
Usia : Dws
16. Bayi laki-laki berusia 3 bulan dibawa ibunya
ke puskesmas untuk imunisasi. saat diperiksa,
ternyata bayi tersebut demam tinggi, diare dan
tampak sakit sedang. Hal yang harus dilakukan
terhadap imunisasi tersebut adalah…
a. Imunisasi tetap dilanjutkan
b. Imunisasi peroral saja
c. Imunisasi dengan dosis dikurangi
d. Imunisasi ditunda hingga bayi sehat
e. Imunisasi ditunda hingga bayi sehat dan
imunisasi diulang dari awal
16. D. Imunisasi ditunda hingga bayi
sehat
Perlu diperhatikan pada anak sebelum imunisasi
• Pernah mengalami kejadian ikutan yg berat
• Alergi terhadap bahan dalam vaksin
• Sedang terapi steroid, radioterapi/kemotx
• Menderita sakit yg menurunkan imunitas
• Tinggal serumah dg org lain yg imunitasnya turun atau dalm
terapi yg menurunkan imun
• Bulan lalu mendapat vaksin virus hidup (campak, poliomielitis,
rubela)
• Pada 3 bln lalu mendpt imunoglobulin/ transfusi darah
17. Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dibawa oleh orang tuanya
karena berat badannya tidak mau meningkat walaupun sudah
diberikan makan secara teratur, anak tampak lesu dan batuk yangtidak
sembuh selama 1 bulan. Sehari- hari pasien diasuh oleh neneknya yang
ternyata baru didiagnosis menerita TB paru. pasien juga tidak memiliki
riwayat imunisasi BCG sebelumnya. Uji tuberculin pada pasien
menunjukkan reaksi positif sebesar 12 mm. yang harus dilakukan pada
anak ini adalah…
a. Cek sputum BTA
b. Berikan OAT
c. Pemberian antibiotic
d. Imunisasi BCG
e. Pemberian mukolitik saja
17. B. Berikan OAT
• laki-laki berusia 1 tahun
• dibawa oleh orang tuanya karena berat badannya
tidak mau meningkat walaupun sudah diberikan
makan secara teratur, anak tampak lesu dan
batuk yang tidak sembuh selama 1 bulan.
• pasien diasuh oleh neneknya yang ternyata baru
didiagnosis menerita TB paru.
• pasien juga tidak memiliki riwayat imunisasi BCG
sebelumnya.
• Uji tuberculin pada pasien menunjukkan reaksi
positif sebesar 12 mm
TB Anak – Klasifikasi (ATS/CDC)
Class Contact Infection Disease Management
• Kontak dinilai dengan adanya kontak
0 - - - - dengan pasien TB di sekitar
lingkungan
I + - - 1st proph.
• Infeksi dinilai dengan uji Mantoux
II + + - 2nd proph. • Disease dinilai dengan TB scoring
menurut WHO
III + + + OAT thera.
• Prinsipnya skor >= 6 diberikan OAT
• Kurang dari itu, lihat apakah perlu diberikan
kemoprofilaksis atau tidak, syaratnya:
– Ada paparan TB kemoprofilaksis primer (INH 6
bulan)
– Ada bukti infeksi (mantoux (+) ) kemoprofilaksis
sekunder (INH 6-9 bulan)
– Hal yang perlu dilakukan: bila anak skor TB kurang
dari 6, tex mantoux untuk cari tahu bukti infeksi. Bila
negatif dan belum di BCG, vaksin BCG selama
umurnya belum sampe 5 tahun. Kalau positif kasih
kemoprofilaksis sekunder
PENCEGAHAN TB ANAK
a. URO 500 cc dan tablet zinc 1/2 tablet selama 10-14 hari
b. URO 500 cc dan tablet zinc 1 tablet selama 10-14 hari
c. URO 800 cc dan tablet zinc 1/2 tablet selama 10-14 hari
d. URO 800 cc dan tablet zinc 1 tablet selama 10-14 hari
e. URO 1000 cc dan tablet zinc 1 tablet selama 10-14 hari
19. B. URO 500 cc dan tablet zinc 1
tablet selama 10-14 hari
• Seorang anak berusia 8 bulan dibawa ibunya
ke puskesmas dengan keluhan buang air besar
6 kali/hari selama 3 hari
• mata cowong, rewel dan cubitan kulit perut
kembali kurang dari 2 detik.
20. Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa ke
unit gawat darurat RS karena sesak nafas sejak kemarin.
Keluhan didahului batuk selama 1 minggu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien dengan kesadaran
menurun, frekuensi jantung 148 x/menit, laju pernafasan
42x/menit, suhu aksila 39 derajad C, dan saturasi oksigen
48 persen. Pemeriksaan paru didapatkan suara krepitasi
di kedua lapang paru. diagnosis yang tepat unutk kasus
diatas adalah…
a. Laryngitis akut
b. Bronchitis kronis
c. Asma bronkiale
d. Syok septic
e. Pneumonia
20. E. Pneumonia
• Seorang anak perempuan berusia 1 tahun
• dibawa ke unit gawat darurat RS karena sesak
nafas sejak kemarin. Keluhan didahului
• batuk selama 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien dengan
• kesadaran menurun, frekuensi jantung 148
x/menit, laju pernafasan 42x/menit, suhu aksila
39 derajad C, dan saturasi oksigen 48 persen.
• Pemeriksaan paru didapatkan suara krepitasi di
kedua lapang paru
• Patogenesis
• Stadium I (4 – 12 jam pertama) kongesti
• Stadium II (48 jam berikutnya) hepatisasi
merah
• Stadium III (3 – 8 hari) hepatisasi kelabu
• Stadium IV (7 – 11 hari) resolusi
• Stadium kongesti respon peradangan awal
pelepasan mediator-mediator inflamasi & komplemen
prningkatan permeabilitas kapiler paru perpindahan
eksudat interstisium edema
• Stadium hepatisasi merah alveolus terisi sel darah
merah, eksudat, fibrin, leukosit lobus padat paru
merah
• Stadium hepatisasi kelabu sel darah putih
mengkolonisasi paru fagositosis sisa2 sel & eritrosit
diresorbsi lobus berisi fibrin & leukosit paru kelabu
• Stadium resolusi sisa2 fibrin & eksudat lisis
diabsorbsi makrofag paru kembali ke semula
Diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO (2009)
1. Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan sesak napas dan napas
cepat
2. Pneumonia
– Bila tidak ada sesak napas
– Ada napas cepat dengan laju napas:
• Anak umur < 2 bulan : > 60 x/mnt
• Anak umur 2-11 bulan: > 50 x/mnt
• Anak umur 1-5 tahun : > 40 x/mnt
• Anak umur > 5 tahun : > 30 x/mnt
Diagnosis
3. Pneumonia berat
– Bila ada sesak napas (pernapasan cuping hidung
dan atau retraksi)
– Dalam keadaan sangat berat dapat dijumpai :
• Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau
memuntahkan semuanya
• Kejang, letargis atau tidak sadar
• Sianosis
• Distress pernapasan berat
Tatalaksana Bronkopneumonia
• Dasar tatalaksana :
– Pengobatan kausal dan suportif
– Penanggulangan penyakit penyerta
– Pemantauan & mengatasi komplikasi
• Kelainan kongenital
dimana duktus biliaris
komunis tidak terbentuk
atau terobstruksi total.
• Angka kejadian di USA
1/10.000 – 1/15.000 kasus
• Gejala obstruksi biasa
didapatkan di usia 1 – 6
minggu.
Ikterus Neonatorum - Tatalaksana
• Perkeni 2015
25. Seorang laki-laki usia 20 tahun kecelakaan
denga GCS E2M5V2 pemeriksaan fisik TD 140/90
mmHg, nadi 113 x/menit, napas dan suhu
normal, pada pemeriksaan CT – scan didapatkan
lesi hiperdens bikonkaf.diagnosis?
a. Comusio serebri
b. Kontusio serebri
c. Perdarahan subarachnoid
d. Perdarahan epidural
e. Perdarahan subdural
25. D. Perdarahan epidural
• Pemeriksaan CT – scan didapatkan lesi
hiperdens bikonveks
• Periode sadar dalam jangka waktu tertentu di
antara 2 periode tidak sadar lucid interval
• Diagnosis: Perdarahan epidural
• Gambaran pada ct scan: gambaran bikonveks
(cembung)
Jenis perdarahan pada CT scan
• Contusio • Intraventricular
serebri Hemorrhage
• Subarachnoid
Hemorrhage
Jenis perdarahan pada CT scan
• Perdarahan • PerdarahanSubdural
Epidural
26. Ditemukan sesosok mayat laki-laki tua di dalam
sebuah mobil dalam keadaan AC dihidupkan dan
pintu serta jendela yang terkunci. Dari hasil
pemeriksaan ditemukan darah berwarnacherry red
dan terdapat kongesti pada jantung dan paru zat
apa yang menyebabkan kematian?
a. O2
b. CO
c. CO2
d. Arsen
e. Nitrogen
26. B. CO
Secara umum pada pasien yang meninggal akibat
asfiksia akan ditemukan tanda berikut:
1. Sianosis
– Kurangnya oksigen menyebabkan darah lebih encer
dan lebih gelap. Warna lebam mayat merah kebiruan
gelap dan terbentuk lebih cepat.
– Distribusi lebam lebih luas akibat kadar CO2 yang
tinggi dan aktivitas fibrinolisin dalam darah sehingga
darah sukar membeku dan mudah mengalir.
– Pada kasus keracunan sianida dan CO, lebam jenazah
berwarna merah terang meskipun tidak selalu
demikian, sebab masing-masing mempunyai kadar
oskihemoglobin dan CO-Hb yang tinggi.
2. Kongesti Vena
– Kongesti yang khas asfiksia bila kongesti sistemik pada kulit dan
organ selain paru-paru, termasuk dilatasi jantung kanan.
– Dapat terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial
haemorrages) atau disebut tardieu’s spot; akiba peningkatan
permeabilitas kapiler & rpecahnya endotel kapiler krn
hipoksia.
– Tardieu spot mudah terjadi pada jaringan longgar, atau organ
dengan membran transparan (pleura, perikardium)
– Asfiksia hebat, bintik perdarahan ditemukan pada faring dan
laring.
3. Edema
– akibat kerusakan pembuluh kapiler permeabilitas
meningkat edema terutama pada paru-paru.
27. Seorang laki-laki usia 19 tahun dibawa ke IGD karena
tidak sadar post kecelakaan kepala pasienterbentur aspal.
Pasien sesampainya di IGD terbangun. Dilakukan
pemeriksaan fisik dengan hasil tekanan darah 150/90
mmHg, nadi 68 x/menit, napas 20 x/menit, suhu 36,9
derajat C. Tidak ditemukan deficit nuerologis. Sesaat
kemudian pasienjatuh tidak sadar kembali. Apakah
diagnosis pasien ini?
a. Epidural hematoma (EDH)
b. Subural hematoma (SDH)
c. Contusio serebri
d. Commusio serebri
e. Perdarahan subarachoid (PSA)
• Sesaat pasca KLL pasien tidak sadar lalu
sadar kembali kembali tidak sadar
• Periode sadar dalam jangka waktu tertentu di
antara 2 periode tidak sadar lucid interval
• Diagnosis: Perdarahan epidural
• Gambaran pada ct scan: gambaran bikonveks
(cembung)
Jenis perdarahan pada CT scan
• Contusio • Intraventricular
serebri Hemorrhage
• Subarachnoid
Hemorrhage
Jenis perdarahan pada CT scan
• Perdarahan • PerdarahanSubdural
Epidural
28. Seorang anak berusia 5 tahun datang keluhan
bengkak d seluruh tubuh sejak 3 hari. Keluhan bengkak di
kelopak mata pada pagi hari dan berkurang disiang hari
dan sekarang bengkak didapatkan di kedua kaki dan
perut. Pada pemerikaan urine: leukositosis, proteinuria,
ureum 20, eri: 4-6/lp,serum kreatinin 0,6. Diagnosa
pasien tersebut adalah….
a. Sindroma nefritis akut
b. Malnutrisi
c. Sindroma nefrotik
d. ISK
e. GGA
28. C. Sindroma nefrotik
Nephrotic syndrome
• Gejala klasik sindrom nefrotik à proteinuria,
hipoalbuminemia, edema
• Kriteria proteinuria pada sindrom nefrotik:
• Dewasa à >3.5 g/hari
• Anak-anak à >40 mg/m2/jam pada urin 24 jam
Nefritik vs Nefrotik
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Gejala yang sering
streptoccal dikeluhkan à bengkak
29. B. GNA
• Laki-laki, 16 tahun, mengeluh BAK terlihat
agak merah dan bengkak-bengkak di wajah,
perut, dan ekstremitas.
• Pasien mengaku 2 minggu sebelumnya batuk
pilek dan nyeri menelan selama +/- 1 minggu.
• PF: TD 140/90, nadi 80, RR 28. Lab: proteinuri,
hematuri.
• Diagnosis?
GNAPS
• GNAPS terjadi akibat deposisi kompleks imun (Rx
hipersensitifitas tipe 3) pada GBM dan atau
mesangium sehingga terjadi reaksi inflamasi
gangguan fungsi ginjal komplikasi: ensefalopati
hipertensif, gagal jantung, edema paru dan gagal
ginjal
• Didahului oleh infeksi Streptococcus beta
hemoliticus group A nefritogenik (tipe 4, 12, 16, 25,
dan 49) di saluran napas atas. Reaksi Ag-Ab terjadi
setelah infeksi saluran napas atas telah usai.
Jawaban Lain
• Sindrom Nefrotik
– Keluhan utamanya adalah edema yang masif. Keluhan
hematuria biasanya hanya mikroskopik. Disertai parameter lab
lain : Hipoalbuminemia, proteinuria, hiperkolesterolemia
• GNA (Glomerulonefritis akut)
– Merupakan sebutan lain untuk glomerulonefritis akut pasca
streptococcus. Jika ada pilihan GNAPS maka jawaban yang
sesuai adalah GNAPS.
• GNK (Glomerulonefritis kronik)
– Contohnya pada nefritis lupus
30. Pasien perempuan 4 minggu yang lalu berobat ke poli jiwa.
Obat diminum 3 hari,muncul keluhan: mata mendelik,
melotot ke atas dan leher terpuntir kesamping. Lalu pasienke
puskesmas, diberi obat membaik. Lalu tidak minum obat lagi.
Keluhan mata mendelik, melotot ke atas dan leher terpuntir
ke samping. Lalu pasien ke puskesmas, diberi obat membaik.
Lalu tidak minum obat lgi. Keluhan mata mendelik, melotot ke
atas dan leher terpuntit disebut?
a. Diskinesia tardif
b. Akatisia
c. Bradikinesia
d. Rigiditas
e. Distonia
Ekstrapiramidal sindrom yang
disebabkan antipsikotik
• Akatisia : perasaan subjektif tidak isa diam,
gelisah
• Diskinesia tardif : gerakan mengecap ngecap
mulut
• Distonia akut : leher terpluntir, mata mendelik
• Sindrom neuroleptik maligna : gangguan tanda
vital
Terapi : triheksiphenidil
31. Wanita 52 tahun bekerja sebagai guru, dengan
keluhan mata terasa pegal dan sering pusing.
Pandangan jauh tidak bermasalah. Pemeriksaan
didapatkan visus turun, kornea dan konjunctiva
dalam batas normal, pupil bulat, refleks cahaya
positif, COA tidak dangkal, lensa jernih. C/D ratio
0.4, gonioskopi: sudut terbuka. Diagnosis?
a. Glaukoma sudut terbuka
b. Glaukoma sudut tertutup
c. Glaukoma kongestif akut
d. Myopi
e. Hipermetropi
31. E. Hipermetrop
Prinsip Kekuatan lensa
• Miopia à diambil kekuatan lensa sferis negatif
terlemah yang menghasilkan visus terbaik
KEPENTINGAN V.E.R
PROSEDUR
1. PERMINTAAN TERTULIS
2. KORBAN DIANTAR PETUGAS.
SURAT
PERMINTAAN
VISUM ET REPERTUM
SURAT KETERANGAN MEDIK
1. Surat yang dikeluarkan oleh dokter
menjelaskan mengenai kondisi kesehatan seseorang
Untuk kepentingan yang sifatnya tidak pro justisia
( non litigasi )
2. Model surat berbeda-beda tergantung kebutuhan.
3. Keterangan tdk terlalu detail dan dapat ditambahkan
penjelasan khusus.
( misalnya pada pemeriksaan hari ini tdk ditemukan
tanda2 penggunaan narkoba )
Kista tulang
Cedera Sendi,
Penyakit
Umur Pekerjaan,
Metabolik
Olahraga
Kelainan
Jenis Kelamin Kegemukan
Pertumbuhan
Kekakuan
Gangguan
Pembengkakan
Pergerakan
Nodus Heberden
Deformitas
dan Bouchard
Tabel 2.1. Gambaran Radiologis Pada OA Menurut Kellgren & Lawrence
Grade of
Description
Osteoarthritis
Terapi
• Diuretik (HCT)
• Sedatif (dzp)
• Betahistin
Perbedaan Vertigo Sentral dan
Perifer
37. Wanita 35 tahun datang ke klinik untuk control. Mengeluh
sesak napas yang mengalami 3xserangan dalam seminggu
pernah serangan 1x pada malam hari sampai terbangun dari
tidur, pasien rutin menggunakan obat budesonid inhales
100mg pagi dan sore, apabila serangan ini memakai
salbutamol. Terapi yang tepat adalah…
a. Naikkan dosis budesonide jadi 200 mg
b. Dosis budesonide tetap 100 tapi dipakai pagi,sore dan
malam
c. Ganti jadi budesonide oral
d. Ganti budesonide jadi fluticason agar efeknya jadi lebih
baik
e. Naikkan dosis salbutamol
37. A. Naikan dosis budesonide jadi
200 mg
38. Anak laki-laki 15 tahun datang dengan keluhan
hidung sebelah kiri keluar darah sejak 2 tahun yang lalu.
Perdarahan hilang timbul dan dapat berhenti sendiri.
Pemeriksaan fisik tampak anemis pada konjungtiva dan
terdapat massa merah kebiruan setinggi konka media kiri
yang mudah berdarah. Pemeriksaan lanjutan yang
dilakukan adalah…
a. Rontgen waters
b. Rontgen sinus
c. Rontgen soft tissue leher
d. Angiografi
e. Biopsy
38. A Rontgen Waters
Berbagai Posisi X Ray
• Waters: menilai sinus maksila, frontal, etmoid,
sphenoid
• Caldwell: Menilai sinus frontal, etmoid,
bola orbita, dinding orbita medial, os
zigoma, os nasal, septum nasi, mandibula
• Lateral: menilai sinus sphenoid
• Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus
eksternus, TMJ
39. Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa dinas
sosial karena berjalan-jalan tanpa arah. Penampilan
pasien sangat lusuh dan tidak terawatt. Padasaat
ditanyai pasien mempertahankan posisi yang aneh.
Pasien menaruh pandangan curiga pada semua
orang. Pasien akhirnya bercerita bahwa ia meyakini
adalah orang paling mendeita di dunia ini. Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Skizofrenia paranoid
b. Skizofrenia katatonik
c. Skizofrenia hebefrenik
d. Skizofrenia simpleks
e. Skizoafektif
39. B. Skizofrenia katatonik
• SKIZOFRENIA KATATONIK
Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang
menonjol dari :
(1) Stupor atau mutisme
(2) Gaduh gelisah
(3) Mematung
(4) Negativisme
(5) Rigiditas
(6) Fleksibilitas serea
(7) Otomatisme perintah
KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( F20 )
KEMUNGKINAN:
• KANAN: NORMAL/TULI SENSORINEURAL
TES WEBER
(LATERALISASI KE SISI SEHAT)
LATERALISASI KIRI
• KIRI à TULI KONDUKTIF (LATERALISASI KE
SISI SAKIT)
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satutelinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cmdi depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu talalagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga
kiri ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya,
yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga à normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli
konduktif bilateral
Lateralisasi ke kiri à tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan à tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala segera
dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid pemeriksa
terlebih dahulu, baru ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu kepemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à tidak terdengar lagi à normal atau tuli konduktif
•Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à masih terdengar à tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à tidak terdengar lagi à normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à masih terdengar à tuli konduktif (BC memanjang)
43. Seorang laki-laki usia 50 tahun, datang dengan keluhan
sesak napas. Sering BAK dan BAK banyak. Sering lapar namun
badan terasa lemas sehabis makan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD: 150/100 mmHg, nadi: 78x/menit,
napas:20x/menit, suhu: 37 derajat C. dari pemeriksaan
penunjang didapatkan kreatinin 1,1, gula darah 220 mg/dl,
kolesterol 228 mg/dl. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Sindroma metabolik
b. Hipertensi
c. Hiperglikemia
d. Ketoasidosis
e. Asidosis metabolic
43. A. Sindroma Sindrom
metabolik Metabolik
• Nama lain: sindrom X,
sindrom resistensi insulin
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan
risiko penyakit
kardiovaskular danDM.
• Manifestasi utama:
• Obesitas sentral
• Dislipidemia berupa
hipertrigliseridemia dan
HDL rendah
• Hiperglikemia
• Hipertensi
Sumber: Harrison’s19th ed
Kriteria Sindrom
Metabolik
Sumber: Harrison’s19th ed
44. Seorang mahasiswa berusia 21 tahun datang ke
dokter dengan keluhan gatal-gatal di bagian muka dan
leher beberapa saat setelah makan makanan laut. Pada
pemeriksaan ditemukan bercak kemerahan, edem di
muka dan leher. Pasien sedang berada pada minggu ujian
di kampus. Apakah obat antihistamin yang paling tepat?
a. Difenhidramin
b. Loratadin
c. Siklizin
d. CTM
e. Dimenhidrina
44. B. Loratadin
1) Antagonis reseptor H1
• Perdarahan
pada Gastritis Erosiva
• Kolik abdomen ; nyeri hebat
• Dehidrasi : muntah – muntah hebat,
intake kurang
49. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun
mengeluh diare sejak 2 minggu yang lalu dan
semakin memberat hingga mencapai 9x/hari,
disertai lendir dan darah. Keluhan juga disertai
demam dan nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 90x/menit, napas 26x/menit, suhu
39 derajat C. tetapi yang paling tepat untuk pasien
ini adalah ….
a. Asam nalidiksat
b. Metronidazole
c. Ciprofloksasin
d. Contrimoksazol
e. Amoksisilin
49. C. Ciprofloksasin
Penatalaksanaan
• Atasi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
• Diet
• Antibiotik
1. Kuinolon
2. Kotrimoksazol 2 kali 2 tablet per hari
• Pengobatan Simptomatik
Etiologi
Disentri basiler (shigellosis) disebabkan oleh kuman genus
Shigella, basil non motil, gram negatif, famili
Enterobactericeae.
245
ETIOLOGY
• Pylorospasm secondary to reduced
tissues nitric oxide level(a mediator of
relaxation) may lead to hypertrophic P.S.
246
DIAGNOSIS
• SIGNS AND SYMPTOMS
• History
• · Nonbilious projectile vomiting after feeding
increasing frequency and severity
• (2nd -4th week of life)
• · Emesis may become blood tinged from
vomiting-induced gastric irritation
• · Hunger due to inadequate nutrition
• · Diminished stools
• · Weight loss
247
Physical Exam
• · Palpable, firm, mobile mass ("olive"-like) in
right upper quadrant
• · Palpable 70-90% of the time.
• · Epigastric distention
• · Visible gastric peristalsis after feeding
• · Rarely, jaundice when starvation leads to
decreased glucuronyl transferase activity
resulting in indirect hyperbilirubinemia.
(1)[B]
• · Late signs: Dehydration, weight loss
248
249
52. Seorang anak mengeluh nyeri pada lutut
bawah, dan terdapat bengkak yang semakin
lama semakin besar. Dari gambaran radiologinya
didapatkan gambaran sunburst appearance dan
segitiga codman. Diagnosis?
a. Osteoarthritis
b. Osteokondroma
c. Giant cell carcinoma
d. Sarcoma ewings
e. Sarcoma osteogenic
52. E. Sarcoma osteogenic
Definition
• Osteosarcoma is an aggressive malignant
neoplasm arising from primitive transformed
cells of mesenchymal origin (and thus a
sarcoma) that exhibit osteoblastic
differentiation and produce malignant osteoid.
• It is the most common histological form of
primary bone cancer in age 12-25yrs.
251
Sites of predlection:
• Osteosarcoma :It originates more frequently
in the metaphyseal region of tubular long
bones, with 42% occurring in the femur
252
Skeletal distribution : most common at
Knee region
253
osteosarcoma
254
Clinical Presentation
• Painful mass arising from bone
• Metastasize early
255
Plain Xray
256
Codman triangle
257
Codman triangle
258
53. Pasien berusia 28 tahun dibawa ke UGD karena
mengeluh nyeri perut bawah mendadak, tidak ada
demam dan keputihan. TD: 80/60 mmHg, nadi:
112x/menit, laju pernapasan 24x/menit, laju pernapasan
24x/menit, kojuntiva anemis, abdomen distensi, nyeri
tekan dan nyeri lepas (+), perdarahan pervaginam
(+),nyeri goyang serviks (+), Hb=8,0 g/dL,pemeriksaan
kehamilan (+). Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Abortus imminens
b. Apendisitis akut
c. Mola hidatidosa
d. Peritonitis
e. Kehamilan ektopik terganggu
53. E Keamilan ektopik terganggu
Kelainan
Jenis Kelamin Kegemukan
Pertumbuhan
Kekakuan
Gangguan
Pembengkakan
Pergerakan
Nodus Heberden
Deformitas
dan Bouchard
Foto Rontgen
Penyempitan celah sendi yang seringkali
asimetris
Kista tulang
Grade of
Description
Osteoarthritis
LIHAT (LOOK)
•KESADARAN
•RETRAKSI DADA & PERUT
•TANDA DISTRES NAFAS
•WARNA KULIT
DENGAR (LISTEN)
•ADANYA SUARA-SUARA
ABNORMAL
RABA (FEEL)
•LOKASI TRAKEA
•UDARA NAFAS
A- Airway
Korban sadar atau tidak ?
Ada nafas
Tidak ada nafas
–berikan nafas buatan Ada suara tambahan?
–berikan oksigen
282
TANDA SUMBATAN / OBSTRUKSI
Crowing Sound
PARAH
283
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS
Sumbatan pangkal lidah
jaw thrust
chin lift
head tilt
airway orofaringeal
airway nasofaringeal
intubasi
Bersihkan cairan
penghisap / suction
Sumbatan/edema plica vocalis
cricothyroidotomy
284
Korban tak sadar jangan diberi bantal
jangan diganjal bahu
285
Cara paling aman : JAW THRUST
286
57. Seorang wanita dibawa ke IGD RS setelah 1
jam yang lalu melahirkan, dan saat ini
mengalami perdarahan pervaginam, yang mulai
ada sejak plasenta dilahirkan. Hal apa yang
pertama kali dilakukan pada pasien ini…
a. Bimanual kompresi
b. Eksplorasi
c. Oemberian oksitosin
d. Pemberian as. Tranexamat
e. Diberikan pinjatan perut
57. B. Eksplorasi
Etiologi
4T
• Tone - Atoni uterus
• Tissue - Sisa plasenta/bekuan
• Trauma - laserasi, ruptur,inversio
• Thrombin - koagulopati
1. Atonia uteri
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
• Perlukaan vulva
– Pada primipara hati-hati laserasi periuretral
– Ruptur perineum grade 1, 2, 3 , 4. Pemberian laksans
dan diet rendah serat pada grade 3-4
• Perlukaan vagina
– Sering pada ekstraksi dengan forceps
– Dapat terjadi kolpaporeksis. Hati-hati fistula
• Robekan serviks
– Lakukan eksplorasi
• Ruptura uteri
- Lakukan eksplorasi kavum uteri
– Ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus
– Ruptura uteri spontan, ruptura uteri traumatik (pada
versi ekstraksi), ruptura uteri pada parut uteri (lebih
sering pada seksio sesarea klasik dibanding profunda)
• Emboli air ketuban
– Masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau
sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan
plasenta
– Adanya rambut lanugo, verniks kaseosa, mekoneum
menyumbat pemb darah kapiler. Zat asing dari janin
menimbulkan reaksi anafilaksis
• Hematoma obstetrik
– Karena pertolongan persalinan, karena penjahitan luka
episiotomi atau ruptura perinei yang kuarng sempurna
– Hematoma infralevatorial atau supralevatorial
– Lakukan eksplorasi dan hemostasis
58. Seorang perempuan 25 tahun GIP0A0 hamil 35
minggu datang dengan keluhan air yang keluar dari
jalan lahir terus-menerus sejak 2 jam yang lalu.
Pemeriksaan tekanan darah: 110/70 mmHg, N:90
x/menit, RR:20 x/menit, S:37 derajat C.leopold:
presentasi kepala punggung kiri, nitrazin test(+),
DJJ: 155x/menit.penanganan yang tepat adalah…
a. Memperbolehkan pulang
b. Beri dexamethasone
c. Observasi 4 jam
d. Persalinan perabdominal
e. Induksi persalinan
58. C. Observasi 4 jam
Definisi
• Epidermohyton
Manfestasi Klinis
- Gatal
- Lesi berbatas tegas
- Tepi lesi tampak radang
lebih aktif
- Bagian tengah
cenderung
menyembuh/tenang
(central healing)
- Pola polisiklik
- Lesi besar
- Plak bersisik
- eritema
Pemeriksaan
• KOH 20%
• Pembiakan
• Wood Lamp
Penatalaksanaan
1. Terapi Topikal
➢ Golongan Azol-Imidazol
- Ekonazol 1%
- Ketokonazol 2%
- Klotrimazol 1%
- Mikonazol 2%
➢ Golongan Alilamin
- Naftifine 1%
- Butenafin 1%
- Terbinafin 1%
Penatalaksanaan...
2. Terapi Sistemik
➢ Griseofulvin 500-1000 mg/hari
➢ Ketokonazol 200 mg/hari
➢ Flukonazol 100-200 mg
➢ Itrakonazol 100-200 mg/hari
➢ Terbinafin 250 mg
61. Seorang wanita usia 45 tahun, datang ke dokter
umum mengeluhkan selama 6 bulan ini siklus
menstruasinya tidak teratur. Pasien juga
mengeluhkan sulit tidur, perut kembung, muka yang
terasa panas secara tiba-tiba, dan sakit pada
kemaluan saat berhubungan. Pasien tidak mau
dipasang IUD. Pilihan kontrasepsi yang tepat untuk
pasien ini adalah..
a. Pil kombinasi
b. Implant
c. Depoprovera
d. Suntikan 1 bulan sekali
e. Kondom saja
61. E. KONDOM
Apa itu Kondom?
Sarung karet tipis penutup penis yg fungsinya
menampung cairan sperma pada saat pria
berejakulasi
Keuntungannya?
☺ Murah, mudah didapat, tdk perlu resep dokter
☺ Mudah dan dapat dipakai sendiri
☺ Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
Kondom…
Kerugiannya?
Selalu hrs memakai kondom yg baru
Selalu hrs ada persediaan
Kadang-kadang ada yg tdk tahan (alergi)
terhadap karetnya
Tingkat kegagalannya cukup tinggi, bila
terlambat memakainya
Dpt sobek bila memasukkannya tergesa-
gesa
Kondom…
Cara penggunaannya?
Dengan cara menyarungkan pd alat kelamin laki-laki yg
sdh tegang (keras), dari ujung zakar (penis) sampai ke
pangkalnya pd saat akan bersenggama. Sesudah selesai
bersenggama, agar segera melepaskan kondom sebelum
penis menjadi lemas
Ingat!!!
Kondom adalah alat kontrasepsi yg dual
proteksi, maksudnya adalah bahwa
kondom selain dpt mencegah kehamilan, jg
dpt mencegah penularan penyakit seksual
62. Seorang ibu usia 28 tahun,G2P1A0, hamil 12 minggu
datang dengan keluhan keluar darah dan jaringan dari
vagina, dirasakan keluar sejak 3 jam yang lalu. Kesadaran
compos mentis, TD: 120/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, dan
frekuensi napas: 16x/menit. Dari pemeriksaan VT
didapatkan ostium uteri terbuka 1 cm dan teraba jaringan
sebesar ibu jari. Penatalaksanaan selanjutnya pada pasien
tersebut adalah…
a. Rawat dan observasi
b. Pemasangan infus
c. Rujuk untuk operasi
d. Lanjutkan kehamilan
e. Kuretase
62. E. Kuretase
Abortus
• Definisi: pengeluaran • Diagnosis
hasil konsepsi sebelum • Perdarahanpervaginam
janin dapat hidup di luar • Nyeri perut
kandungan à <22 • Pengeluaran sebagian
minggu (WHO)/ <20 produk konsepsi
minggu/<500 gram • Serviks dapat tertutup/
terbuka
• Etiologi
• Ukuran uterus lebih kecil
• Janin: kelainangenetic/ dari seharusnya
kromosom
• Ibu: infeksi, hormonal, • Penunjang: USG
imunologis, anatomis,
sinekia uteri
• Ayah: kelainan sperma
Sumber : Buku Ilmu Kebidanan(Sarwono Prawirohardjo)
Jenis – Jenis Abortus
Jenis Abortus Portio Jaringan Tatalaksana
Iminens Tertutup (-) Tirah baring
Insipiens Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase
Inkomplit Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase
Komplit Tertutup (+) Tidak ada tindakan khusus
Abortus lainnya
Abortus habitualis: telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut
Abortus septik: abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion : fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan
keluhan apa – apa (perdarahan, nyeri perut)
Tanda sepsis à Ab
hingga 48 jam bebas Perdarahan berat
demam (ampisilin, DAN >16 minggu à
gentamisin, AVM
metronidazole)
Leiomioma uteri
Tumor jinak uterus yang terdiri dari otot polos dan jaringan ikat dari
uterus. Sering disebut sebagai Mioma, Fibroid, Fibromioma.
insidens 20-25% pada wanita berusia diatas 35 tahun.
Estrogen berpengaruh atas timbulnya mioma uteri. Pada jaringan mioma,
terdapat jumlah reseptor estrogen yang lebih tinggi dibandingkan
jaringan miometrium sekitarnya.
Hubungan antara moima dengan hormon estrogen maka :
1. Mioma uteri membesar pada usia reproduksi dan regresi pada
pascamenopause
2. Mioma uteri sangat responsif terhadap terapi obat GnRH analog
Pilihan terapi :
1. Pembedahan, histerektomi (jika tidak ada rencana hamil lagi), atau
miomektomi (pada usia reproduksi/masih rencana hamil). Namun
jika massa tumor terlalu besar tau luas, kadang tidak memungkinkan
hanya dilakukan pengangkatan massa tumor, sehingga tetap
dilakukan histerektomi
2. Pengecilan tumor sementara dengan obat-obatan GnRH analog,
medroxyprogesteron, danazol (testoteron)
• Medscape
Pemeriksaan Radiologi
• CT scan
• Foto Thorax
65. Seorang wanita 37 tahun G3P2A0, dibawa ke puskesmas
karena persalinan tidak maju sejak kemarin dirumah dukun.
Pemeriksaan fisik: VS dalam batas normal, TFU 37 cm, lingkar
perut ibu 95 cm, bagian punggung janin dikanan ibu, DJJ: 140
x/menit his 3x dalam 10 menit, durasi 30-35 detik. Bagian
terendah janin kepala, perliman2/5, pembukaan serviks 10 cm,
ketuban utuh, penerunan kepala sejajar bidang hodge 3, panggul
kesan normal, apakah penatalaksanaan yang tepat untuk khusus
diatas?
a. Tunggu partus spontan
b. Drip oxytosin
c. Rehidrasi
d. Pecahkan ketuban
e. SC
65. C. Pecahkan Ketuban
Epidemiologi
Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan,
di semua geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan
kelas sosial.
Cardinal Sign
Dapat didiagnosis jika ditemukan 2 dari 4
1. Pruritus nocturna
2. Sekelompok orang
3. Adanya terowongan
4. Menemukan Sarcoptes scabiei
Jenis Obat Dosis Keterangan
Permethrin Dioleskan selama 8-14 jam, Terapi lini pertama di US dan kehamilan
kategori B
5% cream diulangi setelah 7 hari.
Lindane 1% lotion Dioleskan selama 8 jam setelah itu Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun
dibersihkan, olesan kedua diberikan kebawah, wanita selama masa kehamilan
1 minggu kemudian. dan laktasi.
Crotamiton Dioleskan selama 2 hari berturut- Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya
turut, lalu diulangi dalam 5 hari. tidak sebaik topikal lainnya.
10% cream
Precipitatum Sulfur Dioleskan selama 3 hari lalu Aman untuk anak kurang dari 2 bulan dan
wanita dalam masa kehamilan dan laktasi,
5-10% dibersihkan.
tetapi tampak kotor dalam pemakaiannya
dan data efisiensi obat ini masih kurang.
Benzyl Benzoat Dioleskan selama 24 jam lalu Efektif namun dapat menyebabkan
dibersihkan dermatitis pada wajah
10% lotion
Ivermectin Dosis tunggal oral, bisa diulangi Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman.
selama 10-14 hari Dapat digunakan bersama bahan topikal
200 υg/kg
lainnya. Digunakan pada kasus-kasus
scabies berkrusta dan scabies resisten.
Pencegahan
• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan
>20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organlain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
• Sakit kepala , skotomapenglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu
• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4
awal 4 g 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara perlahan IV
selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan masing-
masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan
Definisi
Hematotoraks adalah suatu keadaan dimana
terdapat penumpukan darah dari dalam cavum
pleura diantara pleura parietalis dan pleura
viseralis.
Patofisiologi
Trauma Nyeri
pada thorax Inflamasi
daerah
trauma V a
a r
Laserasi paru + laserasi pembuluh darah s t
intrakostalis / arteri mamae interna o e
k r
Kehilangan o i
Perdarahan darah darah dari n o
terakumulasi di rongga pleura tubuh s l
t
Menekan Cardiac r
Fibrin + kontaminasi i
deposit paru output ↓
bakteri k
s
Gangguan Tekanan darah i
Fibrothorax bakterimia ↓
pengembangan paru
O2 ↓, CO2↑
Gejala Klinis
Berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering muncul
adalah :
Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali
sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin berat. Penderita
bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan mulut terbuka.
Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan
tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih
nyeri pada gerak pernapasan.
Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
Denyut jantung meningkat.
Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang
kurang.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
a. Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
b. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
Palpasi :
a. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
b. Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit
Perkusi :
a. Suara ketok pada sisi yang sakit pekak
b. Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi
Auskultasi :
a. Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang
b. Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negatif
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Radiologik :
1. Pada keadaan dini dimana cairan yang ada di
dalam cavum pleura masih kurang dari 200 cc,
maka pada foto tegak dengan posisi PA belum
terlihat bayangan cairan secara radiologis,
karena terletak di belakang difragma. Kadang-
kadang hanya terlihat sebagai sinus yang
tumpul. Tetapi, pada foto dengan posisi lateral.
2. Bila cairan sudah banyak (lebih dari 300 cc),
akan terlihat gambaran radiologis yang klasik,
berupa :
a. Perselubungan padat dengan sinus yang
tertutup.
b. Permukaan atas cairan yang berbentuk
concave
c. Bila cairan cukup banyak akan mendorong
jantung, mediastinum atau trachea ke sisi
yang lain.
70. Seorang wanita berusia 18 tahun dengan
keluhan pendarahan dari jalan lahir disertai nyeri
dan demam tinggi.Sebelumnya pasien pergi
kedukun kemudian di masukan sesuatu ke jalan
lahir kemudian timbul bercak bercak darah. Dari
pemeriksaan dalam di dapatkan ostium uteri
eksternal terbuka,terdapat gumpalan,Berbau
busuk.Diagnosis pada kasus ini adalah…..
a. Abortus septic
b. Abortus imminens
c. Abortus insipient
d. Abortus inkomplet
e. Aburtus komplet
70. A. Abortus septic
Abortus septik adalah abortus yang mengalami
komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari
infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran
kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus
tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika
terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan
dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
abortus tidak aman dengan menggunakan
peralatan.
Abortus
• Definisi: pengeluaran • Diagnosis
hasil konsepsi sebelum • Perdarahanpervaginam
janin dapat hidup di luar • Nyeri perut
kandungan à <22 • Pengeluaran sebagian
minggu (WHO)/ <20 produk konsepsi
minggu/<500 gram • Serviks dapat tertutup/
terbuka
• Etiologi
• Ukuran uterus lebih kecil
• Janin: kelainangenetic/ dari seharusnya
kromosom
• Ibu: infeksi, hormonal, • Penunjang: USG
imunologis, anatomis,
sinekia uteri
• Ayah: kelainan sperma
Sumber : Buku Ilmu Kebidanan(Sarwono Prawirohardjo)
Jenis – Jenis Abortus
Jenis Abortus Portio Jaringan Tatalaksana
Iminens Tertutup (-) Tirah baring
Insipiens Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase
Inkomplit Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase
Komplit Tertutup (+) Tidak ada tindakan khusus
Abortus lainnya
Abortus habitualis: telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut
Abortus septik: abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion : fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan
keluhan apa – apa (perdarahan, nyeri perut)
Definisi ENDOMETRIOSIS
• Endometriosis adalah jaringan ektopik (tidak pada permukaan
dalam uterus) yang memiliki susunan kelenjar atau stroma
endometrium atau kedua-duanya dengan atau tanpa
makrofag yang berisi hemosiderin dan fungsinya mirip dengan
endometrium karena berhubungan dengan haid dan bersifat
jinak, tetapi dapat menyebar ke organ-organ dan susunan
lainnya.
377
LOKASI
378
Manifestasi klinis
1. Dismenorea.
2. Dispareunia.
3. Diskezia.
4. Gangguan miksi dan hematuria.
5. Gangguan haid dan siklusnya.
6. Infertilitas.
379
diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
– Laparoskopi.
– Biopsi
380
Pencegahan
• Kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk
endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang
berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan
karena regresi endometrium dalam sarang-sarang
endometriosis.
381
72. Seorang perempuan 23 tahun datang dengan
keluhan keputihan.Pada pemeriksaan mikroskopis
di dapatkan mikroorganisme berbentuk bulat,
berwarna pink, dan di dalamnya seperti berudu
berekor.Terapi pasien tersebut yang tepat adalah….
a. Metronidazol
b. Ciprofloxacin
c. Amoxicilin
d. Cefadroxil
e. Cefixime
72. A. Metronidazol
Klinis Khas
KeputihanTerapi
Penunjang
Bakterial vaginosis keputihan berbau “clue cell” Whiff test Metronidazol 2 x 500
(etiologi: Gardnerella) amis (+) pH > 5 mg selama 7 hari
Sumber:
IDAI 2009
• Napas cepat merupakan gejala utama pada lower respiratory tract
infection (LRTI), terutama pada bronkiolitis dan pneumonia.
• Retraksi dinding dada (subkosta, interkosta, dan supraklavikula) sering
terjadi pada penderita bronkiolitis. Bentuk dada tampak hiperinflasi
dan keadaan tersebut membedakan bronkiolitis dari pneumonia.
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru sering ditemukan (tapi
tidak selalu) pada penderita bronkiolitis. Di UK, crackles merupakan tanda
utama bronkiolitis. Bayi dengan mengi tanpa crackles lebih sering
dikelompokkan sebagai viral-induced wheeze dibandingkan bronkiolitis.
• Di UK, high pitched expiratory wheeze merupakan gejala yang sering
ditemukan pada bronkiolitis, tapi bukan temuan pemeriksaan fisis yang
mutlak. Di Amerika, diagnosis bronkiolitis lebih ditekankan pada adanya
mengi.
• Apnea dapat terjadi pada bronkiolitis, terutama pada usia yang sangat
muda, bayi prematur, atau berat badan lahir rendah.
Pengobatan
• Bronkiolitis pada umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Pasien bronkiolitis dengan klinis ringan dapat rawat jalan,
jika klinis berat harus rawat inap. Terapi suportif seperti
pemberian oksigen, nasal suction masih dapat digunakan.
Fisioterapi dada dengan vibrasi dan perkusi tidak
direkomendasikan untuk pengobatan penderita bronkiolitis
yang tidak dirawat di ruang intensif.
Palpasi
Inspeksi (fremitus) Perkusi Auskultasi
Sisi sakit
Efusi pleura tertinggal Melemah Redup Menurun
Trakea terdorong
Pneumotoraks ke sisi sehat Melemah Hipersonor Menurun
Trakea tertarik
Atelektasis ke sisi sakit Melemah Redup Menurun
Pneumotoraks – Definisi, Gejala Klinis,
Diagnosis & Tatalaksana
onset dari gejala terjadi dalam beberapa tampak kulit berlapis, kering, atau melepuh
menit sampai jam
DKI kumulatif terjadi akibat pajanan bentuk sirkumskrip tajam pada kulit
berulang dari suatu bahan iritan yang
merusak kulit.
Penderita merasakan sakit, rasa terbakar, rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
rasa tersengat, dan rasa tidak nyaman akibat
pruritus yang terjadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PATCH TEST menentukan substansi yang menyebabkan dermatitis kontak
iritan dan digunakan untuk mendiagnosis DKA
ANAMNESIA
• Penggunan insulin atau obat hipoglemik oral ; dosis terakhir, waktu
pemakaian terakhir, perubahan dosis.
• Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi
• Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya
• Lama menderita DM, komplikasi DM
• Penyakit penyerta: ginjal, hati, dll.
• Penggunaan obat sistematik lainnya; penghambat adrenergi kB, dll
• Pemeriksaan fisik; pucat, diaphoresis, tekanan
darah, frekuensi denyut jantung, penurunan
kesadaran, deficit neurologik fokal transient.
Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa Memburuk pada hari 3-5,
herpes tidak nyaman, fotofobia, edema sembuh sendiri dalam 7-14
simplex virus kelopak mata, limfadenopati hari
or varicella- preaurikular, konjungtivitis folikular, Air mata buatan: mencegah
zoster virus pseudomembran (+/-) kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral àherpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus
http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
• Herpes zoster (cacar ular)
– Vesikel berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan
edema. Lokalisasi unilateral dan dermatomal. Sangat nyeri.
– Dx: tes Tzanck ditemukan sel datia berinti banyak
– Obat antiviral untuk herpes zoster oftalmikus dan pasien
imunodefisiensi: asiklovir 5x800 mg (7 hari) atau valasiklovir
3x1000 mg (1 hari)
• Varisela (cacar air, chicken pox)
– Demam diikuti papul, vesikel tear drops, eritematosa.
Penyebaran di badan kemudian menyebar ke muka dan
ekstremitas. Terasa gatal.
– Dx: tes Tzanck ditemukan sel datia berinti banyak
– Tx: simptomatik
87. Seorang perempuan usia 30 tahun datang
dengan keluhan bercak merah di dada dan
punggung sejak 6 hari yang lalu. Kadang terasa
gatal. Pada pemeriksaan dermatologiskus di daerah
toraks didapatkan lesi eritematosa berbentuk oval
dengan skuama halus kolaret tersebar dengan pola
mengikuti garis-garis iga. Apakah diagnosis yang
tepat untuk kasus di atas?
a. Pitiriasis versikolor
b. Pitiriasis rosea
c. Eritroderma
d. Psoriasis vulgaris
e. Dermatitis seboroik
87. B. Pitirasis rosea
88. Seorang perempuan, G3P2A0 hamil 38 minggu
memiliki riwayat satu bulan sebelumnya TD 120/80,
tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya. Saat ini
pasien tidak memiliki keluhan, pemeriksaan fisik TD
180/90, serta pemeriksaan penunjang Hb 10gr/dl,
leukosit 10000, dan protein urin (-). Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Preeklampsia
b. Hipertensi gestasional
c. Hipertensi kronik
d. PEB
e. Superimposed preeclampsia
88. D. PEB
Hipertensi Dalam Kehamilan
• Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi
disertai dengan proteinuriapada umur
kehamilan lebih dari 20 minggu atau seger
setelah persalinan
• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan
>20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organlain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
• Sakit kepala , skotomapenglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu
• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4
awal 4 g 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara perlahan IV
selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan masing-
masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan
Insidens
• 1 - 2 per 1000 kelahiran
• 16 per 1000 kelahiran bayi
> 4000 g
Faktor risiko
• Kehamilan lewat waktu
• Obesitas pada ibu
• Bayi makrosomia
• Riwayat distosia bahu
sebelumnya
• Kelahiran lewat operasi
• Persalinan lama
• Diabetes yang tidak
terkontrol
Diagnosis
• Kepala bayi melekat pada perineum,
(‘turtle’ sign)
• Kala II persalinan yang memanjang
• Gagal untuk lahir walau dengan usaha
maksimal dan gerakan yang benar
Ask for help
Lift - bokong
- kaki } Manuver McRobert
Anterior disimpaction of shoulder
- rotate to oblique
- suprapubic pressure
Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood
Manual removal of posterior arm
Lift - McRobert’s Manoeuver
90. Seorang perempuan 28 tahun mengalami nyeri kepala
sebelah kiri sejak 3 hari lalu. Nyeri kepala terasa
berdenyut dan terkadang menjalar ke tengkuk. nyeri
kepala disertai mual dan muntah sehingga mengganggu
pekerjaan pasien. Fotofobia dan fonofobia positif.
Sebelum nyeri kepala muncul pasien merasa melihat
bintik bintik hitam. Tanda vital dalam batas normal. Tidak
ada kelainan sentral. Diagnosa paling tepat adalah?
A. Cluster headache
B. Migrain tanpa aura
C. Migrain dengan aura
D. Migrain opthalmoplegi
E. Tension type headache
90. C. Migrain dengan aura
Tension headache Migraine headache Cluster headache
Demam + + - -
Ikterik + - + -
Murphy sign + + - -
Gejala Diagnosis
• Hiperglikemia: Glikosuria à Diuresis • Gula darah: GDS, GDP,
osmotic à polyuria + nokturia à HbA1c
dehidrasi à polydipsia dan rasa haus
• Keton urin: starvation state,
• Penurunan BBe.c. ↑ gluconeogenesis jika + kemungkinan DKA ↑
• Malaise nonspesifik
• Tanda dan gejala ketoasidosis Sumber: Harrison’s 19th ed
emedicine.medscape.com/article/919999-workup#c10
Diabetes Care. 2015;38(suppl1):S1-S93
98. Seorang pasien 25 tahun datang ke IGD dengan
keluhan demam sejak 3 hari lalu. Pasien juga
mengeluh gusi berdarah dan muncul bercak merah
pada lengan. Pemeriksaan fisik didapatkan TD:
110/80 HR 110 x/menit, suhu 38. Petekie (+).
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9,8
gr/dL, HT 43 persen, Leukosit 4500, Trombosit
25.000. Diagnosis pasien adalah?
a. Dengue fever
b. DHF Grade I
c. DHF Grade II
d. DHF Grade III
e. DHF Grade IV
98. C. DHF Grade II
Gejala Klinis
Demam tinggi selama 2 – 7 hari.
Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut :
Uji bendung positif
Ptekie, ekimosis, purpura
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)
Hematemesis atau melena
Trombositopenia ( PLT< 100.000/ul)
Terdapat minimal 1 dari tanda plasma leakage:
Hematokrit meningkat > 20% dibanding standar umur dan
jenis kelamin
Hematokrit turun >20% setelah mendapat cairan
Efusi pleura, asites
• 99. Ny. B, usia 40 tahun, datang ke UGD
dengan keluhan muntah darah sejak 3 hari
yang lalu. Ada riwayat minum jamu-jamuan.
Oleh dokter sudah dipasang NGT dan
dilakukan bilas lambung. Terapi kombinasi
awal yang tepat adalah?
a. Antibiotik dan analgetik
b. Antibiotik dan mukoprotektan
c. Antasida dan mukoprotektan
d. Antasida dan antibiotic
e. PPI dan mukoprotektan
99. E. PPI dan mukoprotektan
DEFINISI
TERMINOLOGI
Ulkus Peptikum (UP)/ peptic ulcer :
tdr dr: Ulkus lambung (gastric ulcer/tukak lambung)
dan
ulkus duodenum(duodenal ulcer/tukak duodenum)
487
Klinis & Diagnosis
• Anamnesa:
Nyeri ulu hati dipengaruhi makanan (ulkus lambung me stlh
makan, ulkus duodeni me setlh makan dan me 1,5-3 jam
setlh mkn, & night pain) , sindrom dispepsia, anoreksia, BB
turun
• Pemeriksaan Fisik :
Nyeri tekan ulu hati/epigastrium, pain pointing
• Diagnosis :
Endoskopi : lesi ulkus , perdarahan
X-foto dgn Barium Meal : niche mukosa
Pemeriksaan Kuman Helikobakter pylori:
Tes Serologi, CLO(campylobacter like organism),
UBT(urease breath test), biakan
488
Diagnosis :
489
ALAT ENDOSCOPY
490
491
Terapi
• Diet : sama dgn gastritis, bila perdarahan,
dipuasakan
• Obat-obatan :
Sama dengan gastritis tapi ditambah
Antibiotik (eradikasi HP) bila terbukti test
serologi HP (+)
Terapi tripel 1-2 minggu:
PPI 2x1, amoxicilin(AMO) 2x1gr,
claritromisin(CLA)2x500mg
atau PPI, MET,CLA atau PPI,AMO, MET
492
100. Seorang pria berusia 50 tahun datang ke RS dengan
keluhan tidak sadar dan demam tinggi secara kontinu.
Pada urin bag terlihat urin berwarna agak kehitaman. Hb
= 5,5 gr/dL dan pada pemeriksaan SADT didapatkan
multiple ring form pada eritrosit yang tidak membesar.
Apa penyebab urin berwarna agak kehitaman?
a. Kompleks antigen – antibody pada glomerulus ginjal
b. Adhesi eritrosit pada endotel
c. Eritrosit bersequestrasi pada mikrovaskular ginjal
d. Hemolisis intravascular yang massif
e. Perkembang biakan seksual pada eritrosit
100. C eritrosit bersequetasi pada
mikrovaskular ginjal
Malaria
• Penyakit malaria adalah penyakit infeksi
parasit yang disebabkan oleh genus
Plasmodium yang termasuk golongan
protozoa melalui perantaraan tusukan
(gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki
endemisitas tinggi.
Gejala Klinis
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara
berurutan:
• Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus
dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan
gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini
berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya
temperatur.
• Periode panas
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas
tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40oC atau lebih, penderita membuka selimutnya,
respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan
dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat
sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
• Periode berkeringat
Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita
merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan
dapat melakukan pekerjaan biasa.
Gejala klinis
Plasmodium Masa Tipe Relaps Recrudensi Manifestasi Klinik
Inkubasi Panas
(hari) (Jam)
Falsiparum 9-14 24,36,4 - + Gejala gastrointestinal;
8 hemolisis; anemia; ikterus;
hemoglubinuria; kelainan
retina; syok; hipoglikemi;
edema paru; gangguan
kehamilan; kematian
Vivax 12-17 48 + - Anemia kronik; splenomegali;
ruptur limpa
Ovale 16-18 48 + - Anemia kronik; splenomegali;
ruptur limpa
C. Tes Serologi
Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik
terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat
minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic
sebab antibodi baru terbentuk setelah beberapa hari
parasitemia. Titer >1:200 dianggap sebagai infeksi baru,
dan tes >1:20 dinyatakan positif.
Penatalaksanaan
• Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan
Obat Anti Malaria (OAM) kombinasi.
• Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk
pengobatan yang lebih baik dan mencegah
terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat
anti malaria. Pengobatan kombinasi malaria
harus:
– Aman dan toleran untuk semua umur.
– Efektif dan cepat kerjanya.
– Resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi, dan
– Harga murah dan terjangkau.
Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin
dengan golongan aminokuinolin, yaitu:
• Artesunat – Amodiakuin
Kemasan artesunat – amodiakuin yang ada pada program
pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4
tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.
Komplikasi
• Malaria selebral. Malaria Algid
- Inadequate diet
(intake < / demand ↑ in
pregnancy -
lactation , child’s growth /
malabsorption
in tropical sprue / bowel
resection / small
intestine inflammation )
ETIOLOGI :
▫ belum jelas
▫ diduga sklerosis/fibrosis
jar.trabekel
→ lumen kecil.
3 TANDA KARDINAL :
1. TIO
2. Ekskavasio glaukomatous (CDR)
→ Nestrov ⇒ mekanik (tek. menekan N. II)
→ Anderson ⇒vaskular (tek. → pembuluh
darah terjepit → terjadi nekrosis di tempat yg
divaskularisasi)
3. Defek Lap. pandang :
Baring of the blind spot (pelebaran bintik buta)
Scotoma arcuata (scotoma hanya pada 1
kuadran)
TERAPI :
A.Medikamentosa :
- Parasimpatomimetik :
Miotikum mperbesar
outflow HA
Pilokarpin 2-4%mbantu
melebarkan
trabekel.
- Simpatomimetik :
Efinefrin 0,5-2%menurunkan
prod.HA
- Karbonik anhidrase :
Asetosolamide,diamox,glaukon,gli
serol
- Parenteral :
Manitol infus.
B.Operasi dilakukan bl:
- TIO tetap tinggi > 22 mm Hg
- Lap.pandang menyempit
- penderita tdk patuh
- jauh dari RS/klinik
GL.PRIMER SDT TERTUTUP
bersin
rinore
Gatal
hidung
Post nasal drip
Sumbatan
hidung
1. Birth History
a) Prematurity.
b) Seizures.
c) Low apgars.
d) Intracranial haemorrhage.
e) Periventricular
leucomalacia.
2. Delayed Milestones
3. Abnormal Motor
Performance
a) Handedness.
b) Reptilian crawl.
Early Signs of Cerebral Palsy
4. Altered Tone.
5. Persistence of primitive
reflexes.
6. Abnormal posturing.
Treatment of Cerebral Palsy
1. Parent guidance.
2. Physiotherapy - Bobath method.
Peto.
Doman-Delacato.
3. Orthopaedic.
4. Speech and Occupational Therapy.
5. Medical.
6. Psychiatric.
Management of Spasticity in
Cerebral Palsy
1. Oral Medicines: Baclofen
Diazepam
Tizanidine
Dantrolene
2. Intrathecal Baclofen.
3. Botulinum Toxin.
4. Selective Posterior Rhizotomy.
132. C. Glomerulonefritis Akut
• 6 tahun diantar ikedua kelompak mata
bengkak setiap bangun tidur, terkena infeksi
kulit 1 bulan yang lalu.
• PF : TD 130/90, Nadi 100 x/menit, RR 26
x/menit, suhu 37.3 derajad C. Pemeriksaan
urinalisis eritrosit +3, proteinuri +1,
urobilinogen +, bilirubin -, ureum 79, kreatinin
1.5.
Diagnosa yang tepat? GNAPS
• Gomerulonefritis akut post
streptokok adalah proliferasi dan
inflamasi glomerulus karena
mekanisme imunologik yang
terjadi setelah infeksi
streptokokus beta-hemolitik
golongan A diluar ginjal
• Sindrom nefritik akut ialah
sindrom yang terdiri atas gejala
glomerulonefritis akut dan gejala
gangguan faal ginjal.
DASAR DIAGNOSIS
Umumnya usia > 4 tahun.
Penyakit timbul 10-14 hari setelah
infeksi streptokokus beta-hemolitik
golongan A di luar ginjal (saluran
napas bagian atas, kulit, telinga,dsb)
diikuti gejala nefritis akut :
1. kelainan kemih
(oliguria,Hematuria, proteinuria),
2. silinder uria (
granuler/eritrosit/lekosit,
lekosituria),
3. edema,
4. hipertensi sakit kepala,
5. kelainan biokimiawi darah
(meningkatnya kadar ureum dan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada waktu masuk rumah sakit.
1. Darah
Hb, Ht, lekosit, hitung jenis, laju endap darah,
ureum, kreatinin, albumin, globulin, total
protein, kolesterol, elektrolit (Na, K, Cl, Ca, P),
ASTO, CRP. komponen C3 dan C4.
2.Faal ginjal: berdasarkan nomogram
(kreatinin plasma dan umur dalam
bulan) Faal ginjal normal = Kkr 94
ml/men/1.73 m2
3. Kemih segar
Warna, kekeruhan, reduksi, sedimen, eritrosit,
lekosit torak eritrosit/granuler, berbagai
macam epitel dan sebagainya.
4. Hapusan tenggorok dan kulit/otitis media :
PENGOBATAN
Diet :
2.1 Pada keadaan tensi, diuresis dan
ureum/kreatinin normal.
◦ Cukup kalori dan cukup cairan.
◦ Fase akut penyakit : diit nefritis I (protein
1 g/kg/hr, garam 1 g/hr)
◦ Fase penyembuhan (keadaan klinik dan
laboratorik membaik: diit nefritis II
(protein 2 g/kg/hari, garam 2 g/hari).
◦ Setelah sembuh : diit biasa.
2.3. Pada tensi, diuresis kurang
dangan gangguan faal ginjal ringan :
diit nefritis 1/2 (protein 1/2
g/kg/hari, garam 1/2 g/hari) dan
pembatasan cairan
(intake=insensible water loss +
conconmitant water losses).
2.4 Pengobatan hipertensi
133. E. Kultur Feses
• Anak 10 tahun, keluhan panas dirasakan
memberat 10 hari, dirasakan panas terus
menerus sejak 2 hari terakhir. Berat badan
turun dan ada diare.
• PF : Tanda vital TD 120/80, HR 80 x/m, RR: 22
x/m. didapatkan hepar teraba 1 jari di bawah
arc costae.
• Diagnosa : Suspect Abses Hepar Amuba
• Pemeriksaan penunjang yg tepat utk diagnosa
?
ABSES HEPAR AMUBA
Nyeri perut kanan atas merupakan keluhan
yang menonjol, pasien tampak sakit berat, dan
demam. Seeto dkk melaporkan bahwa gejala
abses hati amuba secara umum bersifat
nonspesifik, 72% pasien mengeluh demam dan
nyeri di perut kanan atas. Selain itu anoreksia
ditemukan pada 39% kasus dan penurunan
berat badan pada 29% kasus. Pada pemeriksaan
fisis, 83% kasus dilaporkan demam dan 69%
dengan hepatomegali yang disertai nyeri tekan.
134. C. Epilepsi
• Anak 5 tahun dibawa ke UGD karena kejang.
Kejang 1 jam yang lalu, seluruh badan, mata
melirik ke atas, selama 10 menit, tidak
didahului demam. kejang serupa saat berusia
4 tahun. Riwayat Kejang Demam saat usia 1
tahun
• Tanda vital dbn
Diagnosis yang mungkin?
E T I O L O G I
1. Primer /Idiopatik
- genetik (5-10 %)
-tidak dapat dibuktikan adanya lesi pd otak
2. Sekunder
ada kelainan serebral yg mempermudah terjadinya
respon kejang.
Penyebab kejang sekunder a.l:
a.Cedera kepala : cedera selama atau sebelum kelahiran,
kecelakaan
b. Arterio Venous Malformation (AVM)
c. Ensefalitis,Meningitis,Eclampsia
d. Gangguan metabolisme & nutrisi
ex: hipokalemia,defisiensi vit.B6
e. Gangguan sirkulasi & neoplasma
f. Obat-Obat:
MAO-blockers,klorpromazin,penyalahgunaan obat
& alkohol
Jenis epilepsi yg paling sering
dijumpai:
1. Petit mal/ absence
antara beberapa detik – 30
detik
2. Grand mal/tonik- klonik
Lama serangan 1 – 2 menit
3. Status epileptikus
Serangan lebih dari 30
menit,cepat tanpa diselingi
keadaan sadar.
Diagnosa
1. Anamnesa
2. EEG
3. CT Scan
4. MRI
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan primer pd penderita
epilepsi adalah terapi untuk mencegah
terjadinya serangan kejang atau
mengurangi frekuensinya sehingga pasien
dapat hidup normal.
2. Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi
dan etiologinya :
a. Petit mal : 2-3 sudah cukup.
b. Grand mal : > 5 tahun
3. Penghentian mendadak harus dihindari.
4. Pertimbangkan bedah otak mikro jika terapi
obat tidak efektif sama sekali.
5. Pengobatan psikososial
DRUG Partial Generalized Absence Atypical
Seizure Tonic- Absence
Clonic/
Grand Mal
Drug of Carbamazepi Valproate Ethosuximi Valproate
ne Carbamazepi de
Choice Phenytoin ne Valproate
Valproate Phenytoin
(Amodiaquin,Artesunat) 8 tab 3
hari tambah
primaquin 3 tab
lini kedua : Kina + primaquin
• P vivax/ovale
Lini I : Artesdiaquin
(Amodiaquin,Artesunat) 8
tab 3 hari tambah
primaquin 3 tab +
Pengobatan malaria berat
1. Tindakan umum/suportif
Oksigenisasi, cairan, nutrisi, monitoring
2. Pengobatan simtomatik
Antipiretik
Bila kejang diberi antikonvulsan
3. Antimalaria
Kina iv dengan cara 1 ampul kina 500 mg
dilarutkan dalam
500 cc D5 diberikan dalam 8 jam terus menerus
sampai
penderita dapat minum obat
4. Mengatasi penyulit/komplikasi
Malaria serebral
Anemia berat
Hipoglikemia
Renjatan
Gagal ginjal akut
Pengobatan Pencegahan
1. Klorokuin Basa 5 mg / kg BB / minggu
2. Doksisiklin 1.5 mg / Kg BB / hari :
Untuk daerah yg efikasi P. Falcifarum terhadap
klorokuin < 75 %
Maksimal untuk 3 bulan
Kontra Indikasi anak < 8 thn dan ibu hamil
Diberikan 1 minggu sebelum berangkat ke daerah
endemis s.d
4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis
malaria
138. A. Infeksi CMV pada
kehamilan
• Anak usia 1,5 tahun terlambat mengucapkan
kata-kata. dibunyikan lonceng, anak tidak
merespon. Tidak ada riwayat sakit saat
kehamilan. Bayi lahir langsung menangis, tidak
ada riwayat kuning yang lama dan kejang
sebelumnya. Tidak ada riwayat ketulian pada
keluarga.
• PF : telinga dalam batas normal.
Apakah faktor resiko yang mungkin
menyebabkan kondisi tersebut?
TORCH pada bayi
• Kelainan terkait Rubella:
- Katarak kongenital
- Tuli kongenital
- Kelainan jantung bawaan
ENL
Fenomena Lucio
140. A. Alopecia Areata
• Laki-laki 25tahun rambut rontok , Makin lama
makin banyak sehingga rambut jadi menipis.
Riwayat dermatitis kontak di kepala.
• PF : tanda inflamasi di kepala (-), tes cabut
rambut + dengan ujung proximal membentuk
gada, putih dan keras.
Diagnosis?
TIPE ALOPESIA
• Alopesia universalis: kebotakan yang
mengenai seluruh rambut yang ada
pada tubuh.
151-200
Bimbel iMedicine
Indonesia
We Make UKMPPD Easier
2018
Dr. Tohari Masidi Amin
082112659290
151. A. Gangguan Somatisasi
• Wanita 35 tahun nyeri kepala, pandangan
kabur, nyeri dada, mual muntah, nyeri sendi,
dan nyeri perut sejak 6 tahun lalu. cemas
terhadap kondisinya tersebut dan sering
memeriksakan kondisinya ke dokter namun
dokter mengatakan semua dalam batas
normal.
Partial Generalized
Simple
Partial
Complex
Partial
Secondarily
Generalized
ILAE
CLASSIFICATION OF SEIZURES
Seizures
Partial Generalized
Absence
Myoclonic
Atonic
Tonic
Tonic-Clonic
Etiologi Epilepsi
• Idiopatik: etiologi tdk diketahui, tdk terdapat
lesi struktural di otak, tdk ada defisit
neurologik. Diperkirakan: genetik.
• Simptomatik: bangkitan epilepsi disebabkan
oleh lesi struktural otak, mis: cedera kepala,
infeksi SSP, tumor otak, dll
• Kriptogenik: dianggap simptomatik, tetapi
belum diketahui penyebabnya, ct: West
Syndrome, Lennox-Gestaut Syndrome.
DIAGNOSIS EPILEPSI –
Anamnesis
ANAMNESIS
a. Gejala sebelum, selama, dan
pasca bangkitan
b. Ada tidaknya penyakit yg
diderita yg mungkin menjadi
penyebab
c. Usia awitan, durasi, frekuensi,
interval terpanjang antar
bangkitan
d. Riwayat epilepsi sebelumnya
dan respons terhadap terapi
DIAGNOSIS EPILEPSI – Pemeriksaan
Fisis
1. P. FISIS UMUM
Amati tanda2 gangguan yg berhub
dgn epilepsi, mis: trauma
kepala, infeksi telinga,
kongenital, kecanduan alkohol,
kelainan kulit
(neurofakomatosis), dll
2. P. FISIS NEUROLOGIS
Amati adanya gejala neurologik
DIAGNOSIS EPILEPSI – Pemeriksaan
Penunjang
1. EEG
Rekaman EEG paling berguna
pada dugaan suatu bangkitan.
EEG membantu menunjang
diagnosis dan penentuan jenis
bangkitan maupun sindroma
epilepsi, dan kadang2 dpt
membantu menentukan
prognosis dan penentuan
perlu/tidaknya pengobatan AED.
2. Brain Imaging: CT Scan kepala,
MRI, PET, SPECT
Absenc
e
seizure
s
Bangkitan Absans
Neurology Department
Muhammad Akbar
Hasanuddin University
Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya
Tes Phalen
Tinel’s sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Nerve Conduction Study
TERAPI
• Konservatif : - istirahatkan pergelangan tangan
- obat oral (NSAIDs & Vitamin B6)
-Wrist splint
155. C. Nephrolitiasis
• Tn. Abdi 52 tahun datang dengan nyeri
pinggang kanan sejak 5 hari yang lalu. Nyeri
ketok CVA +.
• Pemeriksaan radiologis tampak beberapa lesi
kecil kecil radio opak pada pielum.
Apa diagnosa yang mungkin pada kasus ini?
Nefrolitiasis
• Nefrolitiasis merupakan suatu endapan dalam
ginjal yang berbentuk seperti batu atau kristal
yang dapat menghambat saluran ginjal,
saluran kemih dan kandung kemih.
• Ada yang dibentuk dari kalsium, fosfat, atau
asam urat. Umumnya, terdiri atas kombinasi
berbagai jenis komponen tersebut
Faktor resiko
• Hiperkalsiuria
• Hipositraturia
• Hiperurikosuria
• Hiperoksaluria
• Ginjal Spongiosa
Medulla
• Faktor diet
Gejala klinis
• Nyeri sering bersifat kolik (ritmik).
Lokasi nyeri akan bergantung pada
letak batu.
• Batu diginjal itu sendiri mungkin
asimtomik kecuali apabila batu
tersebut menyebabkan obstruksi
atau timbul infeksi
• Hematuria
• Penurunan pengeluaran urine
• Pengenceran urine
Komplikasi
• Hidronefrosis
• Gagal ginjal
• Infeksi
• Kanker ginjal akibat peradangan
dan cedera berulang.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
• OAINS
- Ketorolac 30 mg IV
- Ibuprofen 600-800mg PO/8 jam
• Kortikosteroid
- Prednisone 10mg PO 2x/hari
• Obat Urikosurik
- Allopurinol 100-300mg PO setiap hari
• Diuretic
- Thiazid 25-50mg/hari
Non-medikamentosa
– ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan
melalui tubuh untuk memecah batu. menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan
melalui saluran kemih.
– Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu,
dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih
melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran
kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau
melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
– Tindakan Bedah dilakukan jika batu tidak merespon
terhadap bentuk penanganan lainnya.
156. D. Sindrom Cauda Equina
• Perempuan kelemahan anggota gerak bawah
setelah jatuh terduduk. sadle anastesi (+) dan
gangguan BAB dan BAK.
• Tanda vital dalam batas normal.
• Px kekuatan anggota gerak bawah
33333/33333.
• Terdapat penurunan sensasi terhadap nyeri
dan suhu dari setinggi dermatom lumbal,
Apakah diagnosis pasien tersebut ?
157. B. Hernia Nukleus Pulposus
• Laki-laki berusia 40 tahun nyeri pada
punggung bawah sebelah kiri yang menjalar
ke tungkai bawah kiri sejak 6 bulan yang lalu.
• Nyeri bertambah bila pasien batuk, bersin,
atau mengejan, kram pada betis kiri.
• Pasien merupakan kurir dan sering
mengangkat berat.
• Pasien menyangkal adanya riwayat trauma
maupun demam.
Apa diagnosis kasus tersebut ?
PENDAHULUAN
• DEFINISI :
Hernia Nucleus Pulposus adalah keluarnya
nucleus pulosus (gel-like substance) ke dalam
canalis intervertebralis akibat kerusakan
anulus fibrosus corpus intervertebral.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya HNP
dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:
• Faktor risiko yang tidak
dapat dirubah :
– Umur yang makin
bertambah maka risiko
akan semakin tinggi.
– Laki-laki lebih banyak
daripada wanita.
– Riwayat cedera punggung
atau HNP sebelumnya
• Faktor yang dapat dirubah
:
MANIFESTASI KLINIS
• Bila herniasi terjadi ke
arah :
1. Posterolateral, di samping
nyeri pinggang, juga akan
memberikan gejala dan
tanda-tanda sesuai
dengan radiks dan saraf
yang terkena.
2. Posterosentral,
mengakibatkan nyeri
pinggang oleh karena
menekan ligamentum
lonngitudinale yang
• Hernia Nucleus Pulposus ke arah
posterosentral di bawah vertebrae
L2 tidak akan melibatkan medula
spinalis.
• Kemungkinan yang terkena adalah
cauda equina dengan gejala dan
tanda:
- rasa nyeri mulai dari pinggang,
daerah perineum, tungkai sampai
kaki
-refleks lutut dan tumit
menghilang yang sifatnya
unilateral atau asimetris.
• rasa nyerinya akan bertambah, bila
ada kenaikan tekanan intratekal
maupun intradiskal misalnya pada
Hernia Nucleus Pulposus Pada Daerah
Lumbal
• Paling sering terjadi
• Herniasi terjadi peralihan dari segmen
yang lebih mobile ke yang kurang
mobile (perbatasan lumbosakral dan
servikotorakal).
• Paling sering L4-L5 atau L5-S1. Arah
herniasi yang paling sering adalah
posterolateral.
• Manifestasi klinis :
- iskhialgia yang nyeri, biasanya
berpusat pada daerah gluteus
posterior, tibialis
posterior/lateral dan kaki
lateral/dorsal.
- parestesia atau tebal (70%
kasus) sesuai dengan
dermatom radiks yang terkena
2. PEMERIKSAAN FISIK
• Skoliosis
• Lipatan bokong sisi yang
sakit lebih rendah dari pada
sisi yang sehat
• Tes-tes :
1. Tes LASEQUE ( Straight
Leg Raising / SLR )
2. Tes laseque menyilang
atau tes
O’Connell
3. Tes untuk menaikkan
tekanan intratekal
:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EMG (elektromiografi)
Dengan pemeriksaan EMG dapat
ditemukan radiks mana yang terkena
dan sejauh mana gangguannya, masih
dalam taraf iritasi ataukah sudah ada
kompresi.
2. Foto lumbal
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah
ada penyempitan jarak tulang yang satu
dengan yang diatas atau dibawahnya,
adakah instabilitas atau spondilolistesis.
3. CT. Myelografi
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah
adanya filling defect.
4. Magnetic Resonance
Imaging
Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat
apakah ada protusio ataupun squester dari
bantalan tulang yang menekan pada sistem
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
Kelemahan otot
GEJALA KLINIS
Before After
Treatment
• AChE inhibitor
– Pyridostigmine bromide (Mestinon)
• Starts working in 30-60 minutes and lasts 3-6 hours
• Individualize dose
• Adult dose:
– 60-960mg/d PO
– 2mg IV/IM q2-3h
• Caution
– Check for cholinergic crisis
• Others: Neostigmine Bromide
Treatment
• Immunomodulating therapies
– Prednisone
• Most commonly used corticosteroid in US
• Significant improvement is often seen after a decreased
antibody titer which is usually 1-4 months
• No single dose regimen is accepted
– Some start low and go high
– Others start high dose to achieve a quicker response
• Clearance may be decreased by estrogens or digoxin
• Patients taking concurrent diuretics should be
monitored for hypokalemia
Treatment
Behavioral modifications
• Diet
– Patients may experience difficulty
chewing and swallowing due to
oropharyngeal weakness
• If dysphagia develops, liquids should
be thickened
– Thickened liquids decrease risk for
aspiration
• Activity
– Patients should be advised to be as
active as possible but should rest
161. B. Miastenia Gravis
• Laki-laki 55 tahun, kelopak mata sulit dibuka
sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan kelemahan anggota gerak
yang dipicu oleh aktivitas dan membaik
setelah istirahat. Wartenberg test (+).
Apakah diagnosis untuk pasien ini ?
Myastenia Gravis
• Autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin di
taut neuromuskular
• Kelemahan, terutama otot kecil (levator
palpebra)- ptosis terutama di sore hari ketika
lelah
• Wartenberg test (+) Uji dengan fitostigmin
• AChE inhibitor (piridosigmin)
162. B. Sepeda statis
• Laki-laki 48 tahun, nyeri dan kesemutan pada
bokong kiri, menjalar ke paha kiri bagian lateral
hingga ke betis. Nyeri sampai mengganggu
aktivitas, timbul ketika berjalan, menekuk kaki,
dan duduk. Nyeri mereda jika pasien berbaring.
• PF : TD 140/90 mmHg, nadi 90x/menit, tanda
vital dan pemeriksaan umum lain dalam batas
normal.
• Pada pemeriksaan neurologis didapatkan lasegue
pada kaki kiri menurun, refleks APR menghilang,
atrofi pada betis kiri.
• Dx ; HNP
• HNP dapat membaik dengan membungkukkan
badan namun ada juga yang merasa lebih
nyaman jika menengadahkan tubuhnya ke
belakang. Untuk HNP yang berat biasanya
membutuhkan operasi tapi bagi kasus awal yang
ringan dan cepat mendapatkan penanganan yang
tepat dapat sembuh dengan olahraga diantaranya
renang.
Tatalaksana: Carbamazepine
Penting !!!
Membedakan tiga tipe nyeri kepala
primer :
–TTH terikat, tertekan, bilateral, berkaitan
dengan stress, disertai ketegangan otot leher,
intensitas ringan-sedang
–Migrain berdenyut, biasanya unilateral,
disertai mual, muntah, fotofobia, fonofobia,
dapat disertai aura (classic migrain) ataupun
tidak (common migrain), intensitas sedang-
berat
–Cluster Konsensus
Sumber: seperti nasional
ditusuk, unilateral,
penanganan nyeri kepala
di indonesia
periorbita, dapat menjalar ke
Tension Migraine headache Cluster headache
headache
Kualitas Ditekan/diikat Berdenyut Menusuk
Intensitas Ringan atau Sedang atau berat Berat sekali
sedang
Lokasi Bilateral Unilateral Unilateral
Memberat dengan Tidak Ya Tidak
aktivitas
Mual Ada/tidak Ada Tidak ada
Muntah Tidak ada Ada Tidak ada
Fotofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Fonofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Aura Tidak ada Ada (classic)/tidak Tidak ada
(common)
Lakrimasi, injeksi
Gejala penyerta konjungtiva, rinorea,
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral
Tatalaksana nyeri kepala
(ringkasan)
• Tension headache
– Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin,
dan parasetamol
– Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin
ataunortriptilin)
• Migraine headache
– hindari pencetus
– terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
– Bila tidak respon opioid dan analgetik
yang mengandung
butalbital
• Cluster headache
– Akut: triptan atau ergot dengan
164. C. Lucid Interval
• Pria dibawa ke igd dalam keadaan tidak sadar
post kll 8 jam lalu. Riwayat muntah
menyemprot (+). Sampai di RS pasien
kemudian kejang dan kembali tidak sadarkan
diri. 2 jam kemudian pasien sadar, namun 4
jam setelah sadar pasien kembali tidak sadar.
• Dx : Perdarahan Epidural
Demensia Frontotemporal:
• Penyakit progresif dengan fokus kelainan pada korteks serebral,
regio frontotemporal
• Sindroma awalnya terdiri dari afasia yang progresif tanpa
kelainan fungsi kognitif dan perilaku umum. Gejala demensia
muncul pada fase lanjut
• Dapat disertai kelainan perilaku terkait lobus frontal (disinhibisi,
impulsif, dll)
Sumber: eMedicine
166. D. Demielinisasi
• Seorang pasien berusia 70 tahun datang
dengan keluhan gangguan memori, pasien
sering lupa meletakan benda-benda.
• PF : TD 120/80, HR 76 x/m, RR 20 x/m, S 36
derajad C.
• Pemeriksaan neurologi menunjukan sesuai
dengan gejala demensia.
Bagaimanakah hasil patologi anatomi otak
dari pasien tersebut ?
Lesi primer pada demensia vaskular
subkortikal berupa infark lakunar dan lesi
iskemia substansia alba disertai demielinisasi
dan hilangnya akson, menurunnya jumlah
oligodendrosit, astrosit reaktif daerah
subkortikal. Infark lakunar adalah stroke infark
pembuluh darah kecil atau small vessel stroke
misal kapsula interna, basal ganglia, korona
radiata, thalamus dan batangotak dengan lesi
kecil diameter sekitar 1 cm akibat oklusi satu
a) Alfa syn-nuclei bodies Demensia Lewy Body
b) Plaques and tangle Demensia Alzheimer
c) Inclusion body Demensia Lewy Body
d) Protein prion Demensia Alzheimer
167. D. Manuver Brand darof
• Seorang perempuan 20 tahun datang dengan
keluhan pusing berputar terutama ketika
bangun tidur.
• PF nistagmus horizontal.
• Dx : BPPV
Apakah terapi yang dapat pasien lakukan di
rumah ?
BPPV
• Migraine headache
• hindari pencetus
• terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
• Bila tidak responàopioid dan analgetik yang
mengandung
• butalbital
• Terapi preventif : amitriptilin, propanolol, as
valproat.
169. A. Melakukan Pemberantasan
Jentik
• Seorang dokter di suatu puskesmas mendapati
tingginya angka kejadian DBD, dokter ingin
melakukan pencegahan terhadap transmisi
penularan DBD.
Program pencegahan yang mencegah penyakit
DBD pada transmisinya adalah?
Program Pemberantasan Sarang
Nyamuk
1. Memelihara ikan cupang, pemakan jentik
nyamuk
2. Menaburkan bubuk abate pada kolam atau
bak tempat penampungan air, setidaknya 2
bulan sekali.
3. Menggunakan obat nyamuk, baik obat
nyamuk bakar, semprot atau elektrik
4. Menggunakan krim pencegah gigitan nyamuk
5. Melakukan pemasangan kawat kasa di lubang
jendela/ventilasi untuk mengurangi akses
170. A. Point-source epidemic
• Puskesmas tiba-tiba menerima banyak pasien
yang diare dan sakit perut setelah datang ke
acara pesta pernikahan.
Apakah tipe epidemi yang terjadi ?
• Point source epidemic ( common source
epidemic ) keadaan wabah yang ditandai
dengan timbulnya gejala penyakit yang
cepat, masa inkubasi penyakit yang pendek,
episode penyakit merupakan peristiwa
tunggal, waktu munculnya penyakit jelas,
lenyapnya penyakit dalam waktu cepat.
Misalnya kejadian keracunan makanan di
suatu pesta / segera setelah pesta berakhir.
• Propagated epidemic ( contagious disease
epidemic ) adalah keadaan wabah yang
ditandai dengan timbulnya gejala penyakit
yang lama, masa inkubasi penyakit yang
171. A. Odds Ratio
• Seorang dokter melakukan studi tentang
frekuensi tumor otak dan riwayat penggunaan
telepon seluler. Dikumpulkan 30 orang
penderita glioblastoma multiformis dan 30
orang normal. Ditelusuri faktor risiko
penggunaan telepon selulernya. Usia dan jenis
kelamin dilakukan matching.
• Desain Penelitisn : Case Control
Parameter yang diukur adalah ?
DESAIN PENELITIAN
1. Observasional : ciri khas tidak ada
perlakuan/intervensi (hanya diamati)
– Lap. Kasus Lap. Lengkap profil suatu penderita,
untuk kasus langka atau kasus baru
– Case Series : Gambaran beberapa penderita yg
sama
– Cross Sectional : Penilaian sewaktu thd individu,
menilai hubungan bukan kausalitas. Menghitung
relative risk (RR)
– Case Control : Penilaian retrospektif, umum
digunakan pada kasus jarang/langka. Terdiri dari
2. Eksperimental :
– Ada intervensi dari peneliti
– Dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat yang
lebih kuat
172. A. Cohort Prospektif
• Dokter di puskesmas ingin mengetahui
hubungan antara minum minuman bersoda
dengan terjadinya karies gigi. Dokter tersebut
mengikuti pasien yang minum soda dan tidak
minum soda selama satu tahun untuk dilihat
terjadi nya karies. Akan tetapi, kelompok yang
minum soda sudah meminum soda 3 bulan
sebelum penelitian tersebut.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah?
1. Studi Kohort Prospektif
– Studi kohort prospektif dengan pembanding
interna, kohort yang terpilih sama sekali belum
terpapar oleh faktor risiko dan belum mengalami
efek, kemudian sebagian terpapar secara alamiah
lalu dilakukan deteksi kejadian efek pada kedua
kelompok tersebut
– Studi kohort prospektif dengan pembanding
eksternal, ada kelompok yang terpapar faktor
risiko namun belum memberikan efek dan
kelompok lain tanpa paparan dan efek
2. Studi kohort retrospektif
– Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan
efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau
sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian
variabel tersebut diukur melalui catatan historis.
– Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama
dengan kohort prospektif, namun pada studi ini,
pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah
terjadi.
173. E. Cor Pulmonale
• Laki-laki usia 50 tahun sesak napas memberat
sejak 2 bulan lalu. riwayat batuk lama (+) ,
merokok sejak muda, 1 bungkus/hari.
• PF : TD 130/80 mmHg, nadi 90 x/menit, suhu
37 derajad C, RR 28 x/menit, distensi vena
jugular, ronkhi kasar, kesan paru hipersonor.
Didapatkan pula edema pada kedua tungkai.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
COR PULMONALE
disfungsi dari ventrikel kanan yang
dihubungkan dengan kelainan fungsi paruatau
struktur paru atau keduanya.
Kor pulmonal dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit yang dapat digolongkan kedalam:
- Kelainan parenkim paru
bronkitis,emfisema,penyakit interstisial
paru,dan berbagaipenyakit pembuluh darah
pulmonal
- Kelainan yang disebabkan oleh penyakit di
Secara patofisiologi penyakit ini dibagi menjadi
beberapa tahap:
• Meningkatnya resistensi pada pembuluh
darah pulmonal yang disebabkan olehpenyakit
paru primer
• Meningkatnya tekanan arteri pulmonal
• Meningkatnya kerja ventrikel kanan yang
disertai denganhipertrofi dan dilatasiventrikel
kanan
• Pada tingkat yang lebih lanjut dapat
Diagnosis Diagnosis fisik
• Fatigue,takipnu,exertional • P2 mengeras
dyspneu,batuk • JVP meningkat
• Keluhan gagal jantung • Ventrikel kanan teraba di
kanan parasternal kanan
• Tanda PPOK • Fase dekompensasi
• Asidosis,hiperkapnia,hipoksi gallop S3
a,polisitemia,hiperviskositas
darah
174. C. Captropil
• Laki-laki usia 60 tahun datang untuk
pemeriksaan kesehatan. DM tidak terkontrol
sejak 2 tahun,
• PF : TD 150/90, urinalisis
mikroalbuminemia, pemeriksaan EKG
hipertrofi ventrikel kiri.
Dx : DM Tipe 2 + HT grade I
Apakah terapi yg tepat?
Hipertensi pada Diabetes Melitu
• Indikasi jika à TD sistolik > 140 mmHg
dan / atau TD diastolik ≥ 90 mmHg
• Target à sistolik < 140 mmHg dan
diastolic < 90 mmHg
• Pengelolaan :
• Non-farmakologi
• Modifikasi gaya hidup dengan menurunkan
berat badan, meningkatkan aktivitas fisik,
menghentikan rokok dan alcohol,
mengurangi konsumsi garam
• Farmako
logi
• Penyekat Reseptor angiotensin II
• Penghambar ACE
• Penyekat reseptor beta selektif, dosis
rendah
• Diuretik dosis rendah
• Penghambat reseptor alfa
• Anatgonis kalsium
13 g% pada
pria dan di
bawah 12 g%
pada wanita
• Berdasarkan
pendekatan
morfologi,
anemia
diklasifikasikan
menjadi:
1. Anemia
makrositik
Anemia Defisiensi Besi
• Anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh (depleted iron
store) sehingga penyediaan besi
untuk eritropoesis berkurang, yang
pada akhirnya pembentukan
hemoglobin berkurang
• Anemia defisiensi besi dapat
disebabkan oleh:
1. Rendahnya masukan besi
2. Gangguan absorpsi
3. Kehilangan besi akibat
GEJALA KLINIS
•Anemia pada akhirnya
menyebabkan kelelahan, sesak
nafas, kurang tenaga dan gejala
lainnya. Gejala yang khas
dijumpai pada defisiensi besi,
tidak dijumpai pada anemia
jenis lain, seperti :
•Atrofi papil lidah
•Glositis : iritasi lidah
•Keilosis : bibir pecah-pecah
•Koilonikia : kuku jari tangan
pecah-pecah dan bentuknya
seperti sendok.
Ig E
Reaksi tubuh akibat
salah makan Sistem imun
(alergi makanan)
Non Ig E
Tidak keracunan
Enzimatik
Non sistem imun
Farmakologi
(intoleransi makanan
Tidak diketahui
Alergi Makanan
Ig E Campuran (Ig E Non Ig E (Sel T)
dan Non Ig E)
Oral Allergy
syndrome
Serangan Asma
Akut
Syok Anafilaktik
• Bahan makanan yg menimbulkan alergi – Ig E :
telur, susu sapi, udang, kerang, kacang2an,
kacang kedelai
Makanan dapat dicerna
Bentuk molekul besar
dapat msk sirkulasi menarik air & garam ke sal pencernaan
Ke usus besar/kolon
Bakteri dlm kolon asam, karbondioksida, methan, hidrogen dan
Hidrogen sulfat
Flatulence, mual, muntah, diare, dll
Monoamin Makanan Efek Gejala
farmakologi
16-Apr-18
Gambaran Klinik
• Asimetris wajah
• Suara serak
16-Apr-18 1
Alur Deteksi Dini Kanker Paru
Deteksi Dini Kanker Paru
(Skrining)