Anda di halaman 1dari 987

Pembahasan Paket 2

1-50

Bimbel iMedicine Indonesia


We Make UKMPPD Easier
2018
Dr. Tohari Masidi Amin
082112659290
1. Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan
kesadaran. Pasien sebelumnya mengeluh tiba-tiba sakit kepala
saat bekerja 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien kemudian
muntah-muntah dan lumpuh separuh tubuh bagian kanan.
Kesadaran pasien dengan cepat menurun. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah 220/120, nadi 98 kali/menit, laju
respirasi 22 kali/menit, dan temperature 37,5 derajad C. pada
pemeriksaan neurologis didapatkan motoric hemiplegi kanan tipe
UMN dan paresis nervus VII kanan tipe sentral. Diagnosis pasien
ini adalah…
a. Stroke non hemoragik ec. Thrombosis
b. Stroke non hemoragik ec. Emboli
c. Stroke perdarahan ec. Perdarahan subarachnoid
d. Stroke perdarahan ec. Perdarahan intraserebral
e. Perdarahan epidural
1. D. Stroke perdarahan ec Perdarahan
Intraserebral
• laki-laki usia 50 tahun
• Penurunan kesadaran
• Nyeri kepala tiba-tiba, muntah-muntah dan
lumpuh separuh tubuh
• TD 220/120
• Hemiplegi kanan tipe UMN
• Parese N.VII kanan sentral
Stroke iskemik Vs Hemoragik

Pasien sadar, datang dengan • Penurunan kesadaran


defisit neurologis (bicara pelo, • Muntah proyektil
hemiparesis) • Nyeri kepala
TD biasanya tidak terlalu • TD amat tinggi
tinggi
Stroke iskemik Vs Stroke hemoragik
• Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan intraserebral
• Klinis: • Klinis:
– Anamnesis: defisit neurologis – Anamnesis: defisit neurologis
akut (seringnya hemiparesis) akut +penurunan
– PF: kesadaran umumnya tidak kesadaran+nyeri
menurun kepala+muntah proyektil
– tanda lesi UMN (hiperrefleks, – PF: tanda lesi UMN, hipertensi
ada refleks patologis) – Penunjang (CT Scan): area
– Penunjang (CT Scan): area hiperdens di serebrum
hipodens serebrum • Tatalaksana:
• Tatalaksana: – Bedah, Medikamentosa
– Trombolitik (r-TPA)  3-4,5 jam • Antihipertensi
• Agen diuretik osmotik (misal
setelah onset
manitol)
– Aspirin
2. Penyidik meminta dokter melakukan VER hari Selasa
jam 09.00-12.00. seorang mayat ditemukan gantung diri.
Pada pemeriksaan ditemukan lebam mayat berwarna
merah gelap pada ujung jari kaki dan tidak hilang dengan
penekanan. Kaku mayat ditemukan pada seluruh tubuh
kecuali sendi lutut dan terdapat warna kehijauan di perut
kanan bawah. Perkiraan waktu kematiannya adalah…
a. Selasa 00.00-03.00
b. Selasa 03.00-06.00
c. Senin 21.00-24.00
d. Senin 09.00-12.00
e. Senin 06.00-09.00
2. E. Senin 06.00-09.00
• Dokter melakukan VER hari Selasa jam 09.00-
12.00
• Ditemukan lebam mayat berwarna merah
gelap pada ujung jari kaki dan tidak hilang
dengan penekanan
• Kaku mayat ditemukan pada seluruh tubuh
kecuali sendi lutut
• Terdapat warna kehijauan di perut kanan
bawah
• Rigor mortis (kaku mayat)
– Mulai tampak 2 jam setelah kematian, dari luar
ketengah
– Lengkap 12 jam setelah kematian
– Dipertahankan 12 jam
– Menghilang dengan urutan yg sama
• Livor mortis (lebam mayat) adalah
bercak/lebab/ Noda besar merah
kebiruan/merah ungu pada lokasi terendah
tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit.
– Mulai tampak 20-30 mnt setelah kematian
– Menetap 8-12 jam seletelah kematian
• Dekomposisi adalah proses degenerasi
jaringan terutama protein akibat autolisis dan
kerja bakteri pembusuk, terutama Clostridium
welchii
– Mulai tampak 24 jam setelah kematian
– Larva lalat muncul 36-48 jam setelah kematian,
lalu menetas 24 jam berikutnya
3. Seorang laki-laki berusia 30 tahun ditawat di ruang ICU
selama 1 bulan karena koma. Orang tua pasien tidak
memiliki cukup uang sehingga mereka memutuskan
untuk tidak memberikan pertolongan yang
mempertahankan hidup pasien. Apakah tipe euthanasia
yang paling tepat untuk keadaan diatas…
a. Auto euthanasia
b. Active authanasia
c. Passive euthanasia
d. Voluntary euthanasia
e. Involuntary euthanasia
3. C Passive Euthanasia
E. Pasif E. Aktif
✓ Percepat kematian ✓ Secara aktif ambil
dengan cara : tindakan yang baik secara
✓ Tolak berikan / amnil langsung / tidak langsung
tindakan pertolongan biasa yg mengakibatkan
✓ Contoh : tidak diberikan kematian
antibiotik pada psien ✓ Contoh :
pneumonia berat ✓ Berikan tablet sianida pada
pasien
✓ Suntikan zat yg mematikan
tubuh
• E. Voluntary • E. Involuntary
– Percepat kematian atas – Percepat kematian tanpa
permintaan pasien persetujuan / permitan
– Ada kala tidak harus pasien bahkan
dibuktikan dengan bertentangan dng pasien
pernytaan tertulis dari • E. Nonvoluntary
pasien, asal ada bukti – Percepatan kematian
lain yang mendukung sesuai dengan keinginan
yaitu saksi yang disampaikan lewat
pihak ke II (keluarga)
atas keputusan
pemerintah
4. Mayat laki-laki berusa sekitar 30 tahun
ditemukan dengan luka tembak pada
ekstremitas atas. Pada pemeriksaan luar
ditemukan luka tembak masuk dan luka tembak
keluar. Luka tembak keluar umumnya memiliki
sifat…
a. Mempunyai kelim tattoo
b. Mempunyai kelim kesat
c. Mempunyai kelim lecet
d. Lebih kecil dari luka tembak masuk
e. Lebih besar dari luka tembak masuk
4. E. Lebih besar dari luka tembak
masuk
2. LUKA TEMBAK KELUAR

BENTUK TDK BERATURAN OK ANAK PELURU TLH BERUBAH


BENTUK DAN KEKUATAN PELURU SUDAH BERKURANG.
PROFIL LUKA TEMBAK MASUK
KLIM JELAGA

1. JARAK SANGAT DEKAT ( < 10 CM )


Lubang Luka
Klim Lecet KILM TATTO
Klim Tatto
Klim Jelaga

2. JARAK DEKAT ( 10 – 30 CM )
Lubang Luka
Klim Lecet
Klim Tatto KLIM LECET

3. JARAK JAUH ( > 30 CM )


Lubang Luka
Klim Lecet

LUBANG LUKA
TEMBAKAN JARAK JAUH
JARAK TEMBAK SANGAT DEKAT

SELURUH KOMPONEN YG KELUAR DARI


LARAS SENJATA SAMPAI KE TUBUH KORBAN
TEMBAKAN JARAK SANGAT DEKAT DAN DEKAT

HANYA ANAK PELURU & MESUI TDK HABIS TERBAKAR YG SAMPAI


KETUBUH KORBAN
TEMBAK TEMPEL
5. Seorang anak korban kekerasan seksual diantar polisi
ke RS. Polisi membawa surat permintaan visum. Pada
pemeriksaan tidak ditemukan robekan pada selaput dara.
Pada bibir kemaluan kecil ditemukan warna kemerahan
yang berlebihan akibat kekerasan tumpul. Kesimpulan
pada visum et repertum berisi tentang…
a. Waktu dan tempat dilakukan pemeriksaan terhadap
korban
b. Ada tidaknya suatu pencabulan
c. Ada tidaknya tanda-tanda persetubuhan
d. Nama dan identitas penyidik yang meminta visum et
repertum
e. Sumpah jabatan sesuai dengan UU No.8 tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana
5. C. Ada tidaknya tanda – tanda
persetubuhan
PEMERIKSAAN MEDIK
KASUS KEJAHATAN SEKSUAL
DITUJUKAN UNTUK MENENTUKAN :

1. TANDA – TANDA MATURITAS.


2. TANDA – TANDA PERSETUBUHAN
3. TANDA – TANDA KEKERASAN
4. MENGGUMPULKAN SISA PERSETUBUHAN
YG TERSISA ( TRACE EVIDENCE )
5. TANDA – TANDA KEMUNGKINAN KELAINAN
PSIKOLOGIS
TANDA - TANDA PERSETUBUHAN

A. ROBEKAN SELAPUT DARA


/MEMAR DAN LECET PADA
MULUT DAN LIANG SENGGAMA

B. DITEMUKAN SPERMA

C. ADANYA KEHAMILAN

D. PENYAKIT MENULAR
SEKSUAL

DESKRIPSI ROBEKAN
SELAPUT DARA :

1. LOKASI
2. BARU / LAMA
3. SAMPAI DASAR / TIDAK
BARANG BUKTI LAIN :

1. CELANA DALAM & BAJU YG DIPAKAI PADA


KEJADIAN .
2. RAMBUT KEMALUAN.
3. SWAB BEKAS GIGITAN.
4. FOTO BEKA S GIGITAN.
5. JARINGAN BAWAH KUKU.
ANUS NORMAL

ANUS CORONG

JAM 6

JAM 3 JAM 9

JAM 12
6. Seorang laki-laki berusia penderita TB ingin pindah
pengobatan di rumah sakit lain. Datang ke RS ingin
meminta rekam medis. Bagian administrasi tidak
mengizinkan tetapi memberikan resume. Sebagai dokter
apa yang anda lakukan…
a. Meminta administrasi RS untuk memberikan salinan
b. Meminta administrasi langsung memberikan rekam
medis
c. Membuat resume sesuai autoanamnesis
d. Mendukung bagian administrasi RS agar tidak
memberikan rekam medis
e. Menerangkan rekam medis tidak boleh diberikan
karena dokumen rahasia RS
6. A. Meminta administrasi RS untuk
memberikan salinan
KERAHASIAAN
- Informasi : diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan,
riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi, nakes tertentu, petugas pengelola dan
pimpinan sarana yankes
- Informasi tersebut dapat dibuka :
✓ untuk kepentingan kesehatan pasien
✓ memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum atas perintah pangadilan
✓ Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan UU
✓ Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien
- Permintaan RM untuk tujuan tersebut harus dilakukan secara
tertulis kepada pimpinan sarana yankes
7. Jenazah bayi laki-laki ditemukan ditempat
pembuangan sampah oleh warga. Pada pemeriksaan
ditemukan memar di sekitar mulut dan hidung bayi. Tali
pusat sudah terpotong dan tampak berwarna kehijauan.
Untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini, maka
diperlukan pemeriksaan. Pemeriksaan apa yang dilakukan
untuk menentukan penyebab kematian bayi tersebut…
a. Uji apung paru
b. Tes getah paru
c. Menemukan mikroorganisme di paru
d. Menemukan tanda bendungan paru
e. Menemukan hematom di kepala
7. A. Uji apung paru
• Pada pemeriksaan ditemukan memar di
sekitar mulut dan hidung bayi
• Tali pusat sudah terpotong dan tampak
berwarna kehijauan
Infanisida
• Ibu kandung yang membunuh anak sendiri
tidak lama/pada saat dilahirkan. Motif adalah
takut ketahuan bahwa ia melahirkan sang
anak.
Kriteria infantisida
• Viabel, usia gestasi > 28 minguu, BB >1000 gr,
lingkar kepala >32, panjang tumit-kepala >35,
tidak ada cacat bawaan
• Lahir hidup (dada mengembang, konsistensi paru
seperti pons, permukaan paru seperti marmer, uji
apung paru positif)
• Tanpa adanya tanda perawatan , yakni plasenta
masih ada, tapi pusat belum dipotong, verniks
kaseosa masih ada, tanpa adanya makanan/susu,
tidak ada pakaian yang dikenakan
8 .Seorang anak berusia 7 tahun dibawa ibunya ke RS
dengan keluhan pucat dan penurunan nafsu makan. Anak
tersebut tinggal di daerah tambang dan sering berpergian
tanpa alas kaki. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva yang pucat. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 9/dL dan eritrosit yang hipokromik
mikrositer. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia hemolitik autoimun
c. Anemia pernisiosa
d. Anemia penyakit kronis
e. Anemia defisiensi vitamin B12
8. A. Anemia defisiensi besi
• Seorang anak berusia 7 tahun
• pucat dan penurunan nafsu makan.
• Anak tersebut tinggal di daerah tambang dan
sering berpergian tanpa alas kaki.
• Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb
9/dL dan eritrosit yang hipokromik mikrositer
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia
mikrositik hipokrom, Serum Iron ↓, Feritin↓,
TIBC ↑, sel pensil. Terapi : suplementasi besi.

• Anemia makrositik : karena defisiensi B12 (pada


post-op gastrointestinal), asam folat, liver disease
• Defisiensi B6 (piridoksin) : glositis, keilosis, letargi,
irritable, kejang, gangguan sensoris
• Defisiensi B1 (thiamine) : kelemahan, mudah
tersinggung, gangguan memori, kehilangan nafsu
makan, gangguan tidur, rasa tidak enak perut dan
penurunan berat badan, beri-beri (berat)
Dosis suplemen besi
Pria Dewasa
19 tahun ke atas 8 mg/hari
14-18 tahun 11 mg/hari
Wanita Dewasa
Hamil 27 mg/hari
Menyusui dengan usia di bawah
10 mg/hari
19 tahun
Meyusui dengan usia di atas 19
9 mg/hari
tahun
51 tahun ke atas 8 mg/hari
19-50 tahun 18 mg/hari
14-18 tahun 15 mg/hari
Anak-anak
9-13 tahun 8 mg/hari
4-8 tahun 10 mg/hari
1-3 tahun 7 mg/hari
7-12 bulan 11 mg/hari
9. Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ke UGD
dengan keluhan muka sembab, ascites, rambut mudah
patah dan kemerahan, mata sembab, dan piting edema.
Pengukuran antropometri didapatkan BB 7 kg dan TB 85
cm. diagnosis yang paling tepat untuk penyakit diatas
adalah…
a. Kwashiokor
b. Masamus
c. Gangguan ginjal
d. Obesitas
e. Reaksi obat
9. A. Kwasiorkor
• Anak laki-laki berusia 2 tahun
• Muka sembab, ascites, rambut mudah patah
dan kemerahan, mata sembab, dan piting
edema.
• Pengukuran antropometri didapatkan BB 7 kg
dan TB 85 cm
Gizi Buruk – Diagnosis
• Diagnosis gizi buruk ditegakkan atas dasar klinis dan atau antoprometri
1. Terlihat sangat kurus dan atau edema
2. Antropometri
a. Anak usia <5 tahun (WHO): z-score BB/TB < -3,00 SD
b. Anak dengan organomegali: LLA < 11,5 cm atau LLA/U < 70%
• Klasifikasi
• Kwashiorkor: edema pada kedua punggung kaki, rambut kemerahan
dan mudah dicabut, kurang aktif, rewel, cengeng, pengurusan otot,
crazy pavement dermatosis
• Marasmus: wajah seperti orang tua, kulit terlihat longgar, iga
gambang, baggy pants, kulit paha berkeriput
• Tipe Campuran

• Perhatikan: edema punggung kaki bilateral; sedangkan ascites dapat


saja merupakan organomegali.
Gizi Buruk – Klasifikasi
• Kwashiorkor: • Marasmus:
• Perubahan mental sampai apatis • Penampilan wajah seperti orang
• Anemia tua, terlihat sangat kurus
• Perubahan warna dan tekstur • Perubahan mental, cengeng
rambut, mudahdicabut/rontok • Kulit kering, dingin dan
• Gangguan sistem gastrointestinal mengendor, keriput
• Pembesaran hati(dermatosis) • Lemak subkutan menghilang
• Atrofi otot hingga turgor kulit berkurang
• Otot atrofi sehingga kontur
• Edema simetris pada kedua tulang terlihat jelas
punggung kaki, dapat sampai
seluruh tubuh • Kadang-kadang terdapat
bradikardia
• Tekanan darah lebih rendah
dibandigkan anak sehat yang
sebaya

• Tipe Campuran
10. Bayi baru lahir tampak kebiruan, merintih,
suhu tubuh 35 derajad C. tindakan yang harus
dilakukan pertama kali adalah…
a. Termoregulasi
b. Pemberian O2
c. Pemasangan IV line
d. Pemasangan ETT
e. Resusitasi Jantung
10. A. Termoregulasi
• Bayi baru lahir tampak kebiruan, merintih,
suhu tubuh 35 derajad C. tindakan yang harus
dilakukan pertama kali adalah…
11. Seorang anak berusia 5 tahun dibawa orang tuanya
dengan keluhan lemas pada kedua kaki yang terjadi tiba-tiba
sejak 1 minggu yang lalu. Kelemahan awalanya dari kedua kaki
yang makin lama makin naik hingga paha. Riwayat diare 1
bulan yang lalu dan sembuh dengan sendirinya. Pemeriksaan
reflex menunjukkan arefleksia pada kaki dan gangguan perasa.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah…
a. Poliomyelitis
b. Sindrom Guillain-Barre
c. Stroke non hemorrhagic
d. Infective polioneuritis
e. Scurvy
11. B Sindrom Gullain-Barre
• Anak berusia 5 tahun
• Lemas pada kedua kaki yang terjadi tiba-tiba
sejak 1 minggu yang lalu.
• Kelemahan awalanya dari kedua kaki yang
makin lama makin naik hingga paha. Riwayat
diare 1 bulan yang lalu dan sembuh dengan
sendirinya.
• Pemeriksaan reflex menunjukkan arefleksia
pada kaki dan gangguan perasa.
GBS
• Penyakit yang menyebabnya demielinisasi sebagai
akibat dari aktivitas sistem imun setelah terjadinya
infeksi.
• Gejala yang muncul meliputi kelemahan yang
ascending disertai penurunan refleks.
• Tatalaksana definitif meliputi IVIG ataupun
plasmapheresis
• Tatalaksana suportif dapat berupa steroid,
analgesik dan dapat diberikan fisioterapi
Terapi
• Plasmafaresis
• IVIG
• Suportif (terutama pada pasien dengan
acaman gagal napas)
12. Seorang anak berusia 8 bulan dibawa oleh ibunya dengan
keluhan buang air besar 5 x/hari selama 4 hari. Anak tersebut
tampak lemas, tidak mau menyusu, mata cowong dan cubitan
kulit perut kembali dalam 3 detik. Terapi yang harus diberikan
pada pasien ini adalah…
a. Pemberian cairan rehidrasi oral 50-100 mL tiap kali buang air
besar
b. Pemberian cairan rehidrasi oral 100-200 mL tiap kali buang
air besar
c. Pemberian cairan intravena 250 cc dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan dengan 600 cc dalam 5 jam pertama.
d. Pemberian cairan intravena 250 cc dalam 30 menit pertama,
dilanjutkan dengan 600 cc dalam 2,5 jam pertama.
e. Pemberian cairan melalui pipa nasogastric 170 cc/jam selama
6 jam pertama dilanjutkan dengan pemberian cairan
intravena secukupnya.
12. C. Pemberian cairan intravena 250 cc dalam 1 jam
pertama, dilanjutkan dengan 600 cc dalam 5 jam
pertama.
• anak berusia 8 bulan
• keluhan buang air besar 5 x/hari selama 4
hari.
• Anak tersebut tampak lemas, tidak mau
menyusu, mata cowong dan cubitan kulit
perut kembali dalam 3 detik.
Lintas Diare:
Lima Langkah Tuntaskan Diare
13. Seorang bayi berusia 6 hari dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan kuning. Kuning timbul sejak
bayi berusia 3 hari dari bagian mata, wajah hingga perut.
Pemeriksaan fisik pada bayi tidak ditemukan kelainan,
bayi tidak demam, tampak sehat dan minum ASI seperti
biasanya. Riwayat kelahiran bayi ini lahir spontan dengan
BBL 2700 gram, usia kandungan 37 minggu, air ketuban
jernih da bayi lahir langsung menangis. Ayah dan ibu bayi
ini warga Negara Indonesia. Ibu dan bayi ini bergolongan
darah B. penyebab ikretus yang paling mungkin dialami
bayi ini adalah…
a. Icterus neonatorum karena inkompatibilitas rhesus
b. Icterus neonatorum karena inkompatibilitas ABO
c. Icterus neonatorum fisiologis
d. Icterus neonatorum karena sepsis
e. Icterus neonatoru karena infeksi TORCH
Penyebab Bayi Kuning Normal
1. Pembentukan bilirubin berlebihan
- Volume sel darah merah/kgBB bayi lebih besar
- Umur sel darah merah bayi lebih pendek
 pemecahan sel darah merah tinggi
- Besarnya bilirubin yang kembali dari usus ke
pembuluh darah
2. Gangguan perubahan bilirubin
3. Pengeluaran bilirubin lebih rendah
IKTERUS FISIOLOGIS

• Ikterus fisiologis pada BCB


– Awitan terjadi setelah 24 jam
– Memuncak pada 3 sampai 5 hari
– Menurun setelah 7 hari
• BCB rata-rata memiliki kadar bilirubin serum puncak
5-6 mg/dL
• Ikterus fisiologis berlebihan  bilirubin serum
puncak 7-15 mg/dL pada BCB.
Ikterus Fisiologis

14
12
10
8
S.Bili mg/dl
6
4
2
0
HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7
IKTERUS NON FISIOLOGIS
• Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
• Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
• Tingkat cutoff
> 15 mg/dl (12 mg) pada bayi cukup bulan
> 10 mg/dl pada bayi prematur
• Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
• Tanda-tanda penyakit lain
Hiperbilirubinemia fisiologis vs
non-fisiologis
20
18
16
14
12
fisiologis
10
non- fisiologis
8
6
4
2
0
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
Kramer
Zone SBR
(µmol/L)

1 100
2 150
3 200
4 250
5 > 250

1 mg% = 17.1 µmol/L


14. Anak laki-laki berusia 10 tahun diantar ibunya ke
puskesmas, mengeluh kencing berwarna merah dan bengkak
pada kedua kaki. Satu minggu sebelumnya pasien pernah
mengalami batuk pilek yang tidak diobati. Pemeriksaan fisik
didapatkan edema pada kedua tungkai. Hasil urinalisis
menunjukkan eritrosit (+), dengan sedimen urine: eritrosit 4-
5/lp, leukosit 2-3/lp, dan bakteri (+). Organisme penyebab
pada anak ini adalah…
a. Streptococcus hemoliticus
b. Streptococcus viridians
c. Staphyloccocus saprofit
d. Pseudomonas aeruginosa
e. Haemophylus influenza
14. A. Streptococcus hemoliticus
• Anak laki-laki berusia 10 tahun
• Mengeluh kencing berwarna merah dan bengkak
pada kedua kaki.
• Pasien pernah mengalami batuk pilek yang tidak
diobati. Pemeriksaan fisik didapatkan
• Edema pada kedua tungkai.
• Hasil urinalisis menunjukkan eritrosit (+), dengan
sedimen urine: eritrosit 4-5/lp, leukosit 2-3/lp,
dan bakteri (+).
Nefritik vs Nefrotik
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Gejala yang sering
streptoccal dikeluhkan à bengkak
Sindroma nefritik akut
Batasan: SNA (glomerulonefritis akut) adalah
sidroma klinik yg ditandai oliguri, kelainan
urinalisis (proteinuri < 2 g/hr),
hematuria,azotemia, hipertensi, bendungan
sirkulasi, kenaikan tek.vena jugularis,
hepatomegali, edema.

75
Etiologi :
1. Glomerulopati (GP)idiopatik /primer
a. GP akut proliferatif
b. GP mesangioproliferatif (IgA)
(penyakit Burger)
c. GP membranoproliferatif.
2. GP post-infeksi:
a. post-infection streptococcus b haemolitik
b. endokarditis bakterialis (nefritis Lohlein)
c. stphylococcus albus ( shunt nephritis)
d. abses visceral
e. hepatitis B

76
3. Disseminated Lupus Erythematosus (DLE)
4. Vaskulitis:
a. poliarteritis nodosa
b. Wagener Granulomatosis
c. henoch-Schonlein purpura
d. Krioglobulinemia
5. Nephritis herediter.

77
Klinis:
1. Riwayat infeksi streptokok
2. Oliguri dan hematuri tanpa rasa sakit.
3. Hipertensi terutama pada anak2
4. Sembab & bendungan sirkulasi:
- kardiomegali
- bendungan paru akut
- kenaikan tek.vena jugularis.
- hepatomegali
5. bradikardi

78
Pemeriksaan & diagnosis
1.diagnosis:
a. kelainan urinalisis: proteinuri, hematuri
b. foto thorax: kardiomegali&bend.paru
c. ECG: voltase rendah, T inverted, QT >
2. Diagnosis perjalanan penyakit:
a. faal ginjal kenaikan BUN & kreatin
b. elektrolit serum: Na.turun, K naik.
c. protein darah tetap/turun, profil lemak normal
d. ggn.faktor pembekuan: fibrinogen, F.VII, fibrinolitik

79
Diagnosis etiologi
A. pem.serologi: - ASO titer
- kompleks imun
- antiimunoglobulin
- serum komplemen
B. pem.histopatologi.

80
Pengobatan darurat:
1. Mengatasi bendungan sirkulasi dan paru:
a. posisi tidur setengah duduk
b. oksigen
c. diuresis paksa : lasix intravena
d. morfin
e. obat antihipertensi oral
f. hemodialisis: bila tx 24 jam gagal/GGA
2. Ensefalopati hipertensi akut :
a. hidralazin 20 mg I.V. & diuretik furosemid
b. nifedipin im. /sublingual dan furosemid

81
Pengobatan suportif
1. Diet: a. tinggi kalori 35 kal./kgBB/hr
b. lemak tak jenuh
c. rendah protein 0,5-0,75/kgBB/hr
d. elektrolit: Na.&K. dibatasi
Ca. 600-1000 mg/hr
2. Cairan: harus dibatasi untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh.

82
15. Seorang anak dengan BB 12 kg mengalami
demam sejak kemarin. Dokter akan meresepkan
paracetamol syrup. Dosis yang dituliskan di resep
tersebut adalah…
a. 3 dd Cth I
b. 2 dd Cth I
c. 3 dd Cth II
d. 3 dd C I
e. 3 dd C II
15. A. 3 dd Cth I
PENULISAN RESEP YANG TEPAT
DAN RASIONAL
• Rasional : Rasio kemanfaatan lebih besar dari
pd resiko efek samping yg ditimbulkan obat.
• Penulisan resep yg rasional tdp motto :
- Tepat Obat
- Tepat Dosis
- Tepat Bentuk sediaan
- Tepat Penderita
- Tepat Indikasi
Dr. Hari
Jl. Durian 10
Surabaya
SID : …. SIP : ………………………………

Surabaya, 30 Maret 2007

R/ Cap Amoksisilin 500 mg No. XV


S. 3 dd cap I (paraf)

Pro : Tn Amir
Usia : Dws
16. Bayi laki-laki berusia 3 bulan dibawa ibunya
ke puskesmas untuk imunisasi. saat diperiksa,
ternyata bayi tersebut demam tinggi, diare dan
tampak sakit sedang. Hal yang harus dilakukan
terhadap imunisasi tersebut adalah…
a. Imunisasi tetap dilanjutkan
b. Imunisasi peroral saja
c. Imunisasi dengan dosis dikurangi
d. Imunisasi ditunda hingga bayi sehat
e. Imunisasi ditunda hingga bayi sehat dan
imunisasi diulang dari awal
16. D. Imunisasi ditunda hingga bayi
sehat
Perlu diperhatikan pada anak sebelum imunisasi
• Pernah mengalami kejadian ikutan yg berat
• Alergi terhadap bahan dalam vaksin
• Sedang terapi steroid, radioterapi/kemotx
• Menderita sakit yg menurunkan imunitas
• Tinggal serumah dg org lain yg imunitasnya turun atau dalm
terapi yg menurunkan imun
• Bulan lalu mendapat vaksin virus hidup (campak, poliomielitis,
rubela)
• Pada 3 bln lalu mendpt imunoglobulin/ transfusi darah
17. Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dibawa oleh orang tuanya
karena berat badannya tidak mau meningkat walaupun sudah
diberikan makan secara teratur, anak tampak lesu dan batuk yangtidak
sembuh selama 1 bulan. Sehari- hari pasien diasuh oleh neneknya yang
ternyata baru didiagnosis menerita TB paru. pasien juga tidak memiliki
riwayat imunisasi BCG sebelumnya. Uji tuberculin pada pasien
menunjukkan reaksi positif sebesar 12 mm. yang harus dilakukan pada
anak ini adalah…
a. Cek sputum BTA
b. Berikan OAT
c. Pemberian antibiotic
d. Imunisasi BCG
e. Pemberian mukolitik saja
17. B. Berikan OAT
• laki-laki berusia 1 tahun
• dibawa oleh orang tuanya karena berat badannya
tidak mau meningkat walaupun sudah diberikan
makan secara teratur, anak tampak lesu dan
batuk yang tidak sembuh selama 1 bulan.
• pasien diasuh oleh neneknya yang ternyata baru
didiagnosis menerita TB paru.
• pasien juga tidak memiliki riwayat imunisasi BCG
sebelumnya.
• Uji tuberculin pada pasien menunjukkan reaksi
positif sebesar 12 mm
TB Anak – Klasifikasi (ATS/CDC)
Class Contact Infection Disease Management
• Kontak dinilai dengan adanya kontak
0 - - - - dengan pasien TB di sekitar
lingkungan
I + - - 1st proph.
• Infeksi dinilai dengan uji Mantoux
II + + - 2nd proph. • Disease dinilai dengan TB scoring
menurut WHO
III + + + OAT thera.
• Prinsipnya skor >= 6 diberikan OAT
• Kurang dari itu, lihat apakah perlu diberikan
kemoprofilaksis atau tidak, syaratnya:
– Ada paparan TB  kemoprofilaksis primer (INH 6
bulan)
– Ada bukti infeksi (mantoux (+) )  kemoprofilaksis
sekunder (INH 6-9 bulan)
– Hal yang perlu dilakukan: bila anak skor TB kurang
dari 6, tex mantoux untuk cari tahu bukti infeksi. Bila
negatif dan belum di BCG, vaksin BCG selama
umurnya belum sampe 5 tahun. Kalau positif kasih
kemoprofilaksis sekunder
PENCEGAHAN TB ANAK

• Kemoprofilaksis primer • Kemoprofilaksis


– Diberikan untuk sekunder
mencegah infeksi – Diberikan untuk
– Diberikan pada anak mencegah sakit TB
dengan kontak TB (+) – Diberikan pada kontak
tetapi uji tuberkulin (-) TB (+), uji mantoux (+),
– Obat: INH 5-10 tetapi klinis (-), Ro (-)
mg/kgBB/hari selama 6 – Obat: INH 5-10
bulan mg/kgBB/hari selama 6-
9 bulan
Tatalaksana TB paru
• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
– Pasien baru TB paru BTA positif.
– Pasien baru TB paru BTA negatif foto toraks positif
– Pasien baru TB ekstra paru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
– Pasien kambuh
– Pasien gagal
– Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)
18. Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dibawa oleh orang
tuanya karena berat badannya tidak mau meningkat walaupun
sudah diberikan makan secara teratur dan batuk yang tidak
sembuh selama 1 bulan disertai demam selama 3 minggu.
Sehari-hari, pasien diasuh oleh neneknya yang ternyata baru
diketahui menderita TB paru. pasien juga tidak memiliki
riwayat imunisasi BCG sebelumnya. Uji tuberculin pada pasien
menunjukkan reaksi positif sebesar 12 mm. pasien belum
pernah mendapat pengobatan TB sebelumnya. Regimen
pengobatan yang tepat adalah…
a. 2 RHE/4 RH
b. 2 RHZ/4 RH
c. 2 RH/4RHZ
d. 2 RH/4RHE
e. 6 RH
18. B. 2 RHZ/4 RH
• laki-laki berusia 1 tahun
• dibawa oleh orang tuanya karena berat badannya
tidak mau meningkat walaupun sudah diberikan
makan secara teratur, anak tampak lesu dan
batuk yang tidak sembuh selama 1 bulan.
• pasien diasuh oleh neneknya yang ternyata baru
didiagnosis menerita TB paru.
• pasien juga tidak memiliki riwayat imunisasi BCG
sebelumnya.
• Uji tuberculin pada pasien menunjukkan reaksi
positif sebesar 12 mm
TB Anak – Klasifikasi (ATS/CDC)
Class Contact Infection Disease Management
• Kontak dinilai dengan adanya kontak
0 - - - - dengan pasien TB di sekitar
lingkungan
I + - - 1st proph.
• Infeksi dinilai dengan uji Mantoux
II + + - 2nd proph. • Disease dinilai dengan TB scoring
menurut WHO
III + + + OAT thera.
• Prinsipnya skor >= 6 diberikan OAT
• Kurang dari itu, lihat apakah perlu diberikan
kemoprofilaksis atau tidak, syaratnya:
– Ada paparan TB  kemoprofilaksis primer (INH 6
bulan)
– Ada bukti infeksi (mantoux (+) )  kemoprofilaksis
sekunder (INH 6-9 bulan)
– Hal yang perlu dilakukan: bila anak skor TB kurang
dari 6, tex mantoux untuk cari tahu bukti infeksi. Bila
negatif dan belum di BCG, vaksin BCG selama
umurnya belum sampe 5 tahun. Kalau positif kasih
kemoprofilaksis sekunder
PENCEGAHAN TB ANAK

• Kemoprofilaksis primer • Kemoprofilaksis


– Diberikan untuk sekunder
mencegah infeksi – Diberikan untuk
– Diberikan pada anak mencegah sakit TB
dengan kontak TB (+) – Diberikan pada kontak
tetapi uji tuberkulin (-) TB (+), uji mantoux (+),
– Obat: INH 5-10 tetapi klinis (-), Ro (-)
mg/kgBB/hari selama 6 – Obat: INH 5-10
bulan mg/kgBB/hari selama 6-
9 bulan
Tatalaksana TB paru
• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
– Pasien baru TB paru BTA positif.
– Pasien baru TB paru BTA negatif foto toraks positif
– Pasien baru TB ekstra paru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
– Pasien kambuh
– Pasien gagal
– Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)
19. Seorang anak berusia 8 bulan dibawa ibunya ke puskesmas
dengan keluhan buang air besar 6 kali/hari selama 3 hari,
mata cowong, rewel dan cubitan kulit perut kembali kurang
dari 2 detik. Terapi yang diberikan pada anak ini adalah…

a. URO 500 cc dan tablet zinc 1/2 tablet selama 10-14 hari
b. URO 500 cc dan tablet zinc 1 tablet selama 10-14 hari
c. URO 800 cc dan tablet zinc 1/2 tablet selama 10-14 hari
d. URO 800 cc dan tablet zinc 1 tablet selama 10-14 hari
e. URO 1000 cc dan tablet zinc 1 tablet selama 10-14 hari
19. B. URO 500 cc dan tablet zinc 1
tablet selama 10-14 hari
• Seorang anak berusia 8 bulan dibawa ibunya
ke puskesmas dengan keluhan buang air besar
6 kali/hari selama 3 hari
• mata cowong, rewel dan cubitan kulit perut
kembali kurang dari 2 detik.
20. Seorang anak perempuan berusia 1 tahun dibawa ke
unit gawat darurat RS karena sesak nafas sejak kemarin.
Keluhan didahului batuk selama 1 minggu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien dengan kesadaran
menurun, frekuensi jantung 148 x/menit, laju pernafasan
42x/menit, suhu aksila 39 derajad C, dan saturasi oksigen
48 persen. Pemeriksaan paru didapatkan suara krepitasi
di kedua lapang paru. diagnosis yang tepat unutk kasus
diatas adalah…
a. Laryngitis akut
b. Bronchitis kronis
c. Asma bronkiale
d. Syok septic
e. Pneumonia
20. E. Pneumonia
• Seorang anak perempuan berusia 1 tahun
• dibawa ke unit gawat darurat RS karena sesak
nafas sejak kemarin. Keluhan didahului
• batuk selama 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien dengan
• kesadaran menurun, frekuensi jantung 148
x/menit, laju pernafasan 42x/menit, suhu aksila
39 derajad C, dan saturasi oksigen 48 persen.
• Pemeriksaan paru didapatkan suara krepitasi di
kedua lapang paru
• Patogenesis
• Stadium I (4 – 12 jam pertama)  kongesti
• Stadium II (48 jam berikutnya)  hepatisasi
merah
• Stadium III (3 – 8 hari)  hepatisasi kelabu
• Stadium IV (7 – 11 hari)  resolusi
• Stadium kongesti  respon peradangan awal 
pelepasan mediator-mediator inflamasi & komplemen 
prningkatan permeabilitas kapiler paru  perpindahan
eksudat  interstisium  edema
• Stadium hepatisasi merah  alveolus terisi sel darah
merah, eksudat, fibrin, leukosit  lobus padat  paru
merah
• Stadium hepatisasi kelabu  sel darah putih
mengkolonisasi paru  fagositosis sisa2 sel & eritrosit
diresorbsi  lobus berisi fibrin & leukosit  paru kelabu
• Stadium resolusi  sisa2 fibrin & eksudat lisis 
diabsorbsi makrofag paru kembali ke semula
Diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO (2009)
1. Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan sesak napas dan napas
cepat
2. Pneumonia
– Bila tidak ada sesak napas
– Ada napas cepat dengan laju napas:
• Anak umur < 2 bulan : > 60 x/mnt
• Anak umur 2-11 bulan: > 50 x/mnt
• Anak umur 1-5 tahun : > 40 x/mnt
• Anak umur > 5 tahun : > 30 x/mnt
Diagnosis
3. Pneumonia berat
– Bila ada sesak napas (pernapasan cuping hidung
dan atau retraksi)
– Dalam keadaan sangat berat dapat dijumpai :
• Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau
memuntahkan semuanya
• Kejang, letargis atau tidak sadar
• Sianosis
• Distress pernapasan berat
Tatalaksana Bronkopneumonia
• Dasar tatalaksana :
– Pengobatan kausal dan suportif
– Penanggulangan penyakit penyerta
– Pemantauan & mengatasi komplikasi

• Terapi antibiotik harus segera diberikan pada


anak dengan pneumonia yg diduga
disebabkan oleh bakteri
Tatalaksana Rawat Jalan
• Ringan : 1st line Ab - Oral
– Amoksisilin 25 mg/kgBB
– Kotrimoksazol 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB sulfametoksazol

• Makrolid : terapi alternatif beta-laktam utk


pengobatan inisial pneumonia, dengan
mempertimbangkan aktivitas ganda thd
S.pneumoniae dan bakteri atipik
Tatalaksana Rawat Inap
• 1st line Ab : beta-laktam atau kloramfenikol
• 2nd line Ab : gentamisin, amikasin, sefalosporin
• Terapi Ab diteruskan 7-10 hari pd pneumonia
tanpa komplikasi
• Kombinasi beta-laktam, ampisilin/amoksisilin
+ kloramfenikol : pneumonia berat 2-24 bulan
• Penisillin G 25.000 U/kgBB tiap 4 jam
• Kloramfenikol 15 mg/kgBB tiap 6 jam
• Seftriakson 50 mg/kgBB tiap 12 jam
Tatalaksana Rawat Inap
• Pada neonatus & bayi kecil : terapi awal Ab IV
sesegera mungkin  sering tjd sepsis dan
meningitis  rekomendasi Ab spektrum luas :
kombinasi beta-laktam / klavulanat dengan
aminoglikosid / sefalosporin generasi ketiga

• Bila keadaan sudah stabil  Ab Oral 10 hari


Tatalaksana Rawat Inap
• Pada balita & anak lebih besar :
– Ab beta-laktam dengan/tanpa klavulanat
– Ab beta-laktam/klavulanat + makrolid baru (IV) /
sefalosporin generasi ketiga  kasus lebih berat

• Keadaan stabil  Ab Oral dan rawat jalan


21. Seorang bayi perempuan berusia 7 bulan dibawa ke
unit gawat darurat karena kejang. Enam jam sebelumnya
pasien mendapat imunisasi DPT ke-3, kemudian
mengalami demam tinggi yang tidak diobati dan disusul
oleh munculnya kejang. Kejang ini merupakan kejadian
yang pertama kali terjadi, dialami di seluruh tubuh,
berlangsung selama 2-3 menit dan setelah kejang bayi
sadar kembali. Diagnosis yang paling mungkin adalah…
a. Kejang demam kompleks
b. Kejang karena infeksi intracranial
c. Kejang demam sederhana
d. Epilepsy general
e. Epilepsy diprovokasi demam
21. C Kejang Demam Sederhana
Kejang Demam
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal > 380C) tanpa infeksi, gangguan elektrolit,
atau gangguan metabolik lain
• Kejang demam kompleks, 1 dari kriteria berikut
• Lebih dari 15 menit
• Fokal (tidak generalisata, misalnya meliputi satu ekstremitas
saja)
• Berulang dalam 24 jam
• Kejang demam sederhana, tidak boleh memenuhi
satupun kriteria diatas
Evaluasi
• Pemeriksaan
• Sesuai indikasi untuk menyingkirkan diagnosis : darah rutin, gula
darah, elektrolit, urinalisis, feses, dll
• Pemeriksan CSF menyingkirkan meningitis terutrama bayi < 12 bulan
(sangat dianjurkan) dan 12 -18 bulan (dianjurkan)
• CT scan dan MRI bila ada indikasi
• Tatalaksana
• Antipiretik: PCT 10-15 mg/kgBB/kali 4-5 kali perhari
• Anti kejang
• Pengobatan rumatan selam 1 tahun bebas kejang
• Asam valproat atau fenobarbital
22. Seorang laki-laki 40 tahun datang diantar
istrinya ke dokter dengan keluhan pusing. Pusing
dirasakan seperti berputar dan memberat jika
pasien berpindah posisi secara cepat seperti saat
bangun tidur. Keluhan disertai dengan nyeri ulu hati
sampai mual. Pada pemeriksaan didapatkan
nistagmus dan uji Romberg (+). Apakah diagnosis
yang tepat untuk kasus diatas?
a. Benign paroxysmal positional vertigo
b. Disfungsi vestibular bilateral
c. Vertigo sentral
d. Vertigo perifer
e. Meniere
22. A. Benigh Paroxysmal Positional
Vertigo
23. D. Atresia Bilier
• Anak 2 keluhan seluruh badan terlihat kuning
sejak usia 1 bulan.
• Muntah-muntah dan rewel terutama setiap
kali selesai menyusu.
• Pada pemeriksaan fisik bayi tampak lemah,
nadi 120 x/menit, rr 30 x/menit, seluruh
tubuh kuning. Perut membuncit. BAB seperti
dempul dan BAK seperti air teh.
• Apa diagnosisnya?
Ikterus Neonatorum – Klasifikasi,
Etiologi
• Ikterus Fisiologis • Etiologi
– Terjadi pada bayi aterm (5-6 – Produksi ↑ (hemolisis):
mg/dl) hematoma, ABO/Rh
– Onset ikterus setelah 24 jam inkompatibilitas, G6PD def,
pertama sferositosis, polisitemia
– Puncak ikterus pada hari ke 3-5 – ↓sekresi bil: prematur,
– Ikterus membaik dalam 1 hipotiroid, bayi ibu DM, def
minggu enzim konjugasi
– ↑sirkulasi enterohepatik:
• Ikterus Patologis ↓asupan enteral
– Dapat terjadi pada semua bayi (breastfeeding jaundice),
– Onset ikterus <24 jam stenosis pilorus, atresia usus,
– Puncak ikterus lebih lambat MH
– Ikterus membaik dalam 2 – Gangguan obstruktif:
minggu kolestasis, atresia bilier, kista
koledokus
– Mekanisme campuran: sepsis
Ikterus Neonatorum – Warning Sign!

• Ikterus yang timbul pada saat lahir atau sejak


hari pertama kehidupan
• Kenaikan bilirubin berlangsung cepat
(>5mg/dL)
• Kadar bilirubin serum >12 mg/dL
• Ikterus menetap pada usia 2 minggu atau
lebih
• Peningkatan bilirubin direk >2mg/dL
Ikterus Neonatorum – DDx/
• Ikterik pada 24 jam pertama • Ikterik yang muncul sesudah satu
– Dapat disebabkan erythroblastosis minggu
fetalis, perdarahan tersembunyi, – breast milk ikterik, septicemia,
sepsis, atau infeksi intrauterine, atresia congenital, hepatitis,
termasuk sifilis, rubella, sitomegalo, galaktosemi, hipotiroidisme,
rubella, dan toxoplasmosis kongenital anemia hemolitik kongenital
• Ikterik yang muncul pada hari ke- (spherocytosis), anemia hemolitik
2 atau ke-3 akibat obat.
– Umumnya fisiologis, Crigler-Najjar • Ikterik yang persisten selama satu
syndrome dan breast feeding ikterik, bulan
sepsis bakteri atau infeksi saluran – kondisi hyperalimentation-
kemih, maupun infeksi lainnya seperti associated cholestasis, hepatitis,
sifilis, toksoplasmosis, cytomegalic inclusion disease,
sitomegalovirus, atau enterovirus. syphilis, toxoplasmosis, familial
nonhemolytic icterus, atresia bilier,
atau galaktosemia. Ikterik fisiologis
dapat berlangsung beberapa
minggu pada kondisi hipotiroid
atau stenosis pilori
Atresia bilier

• Kelainan kongenital
dimana duktus biliaris
komunis tidak terbentuk
atau terobstruksi total.
• Angka kejadian di USA
1/10.000 – 1/15.000 kasus
• Gejala obstruksi biasa
didapatkan di usia 1 – 6
minggu.
Ikterus Neonatorum - Tatalaksana

Usia Fototerapi Transfusi


• Tatalaksana (Bil tot) Tukar (Bil
indir)
– Fototerapi <24 jam 10-12 mg/dl 20 mg/dl
• NCB-SMK: bil tot ≥ 12
24-48 jam 12-15 mg/dl 20-25 mg/dl
mg/dl
48-72 jam 15-18 mg/dl 25-30 mg/dl
• NKB sehat: bil tot > 10
mg/dl >72 jam 18-20 mg/dl 25-30 mg/dl
– Transfusi tukar
• Bil indirek ≥ 20 mg/dl
• Digunakan bil indirek
karena ditakutkan
kernikterus
24. Pria 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan cepat
lelah. Ia sudah 55 tahun didiagnosa DM tipe 2 dan rutin
minum sulfonilirea dan metformin.tapi saat dicek glukosa
darah tetap tinggi. Dokter menyarankan mengganti
dengan insulin. Edukasi apa yang harus disampaikan
tentang pengganti obat tersebut?
a. Ada risiko hipoglikemi
b. Terjadi penurunan nafsu makan
c. Terjadi peningkatan BB
d. Risiko thrombosis
e. Risiko keganasan
24. A. Ada risiko hipoglikemi
Efek samping insulin
• Hipoglikemia
• Kenaikan berat badan
• Edema insulin
• Lipodistrofi (lipoartrofi dan lipohipertrofi)

• Perkeni 2015
25. Seorang laki-laki usia 20 tahun kecelakaan
denga GCS E2M5V2 pemeriksaan fisik TD 140/90
mmHg, nadi 113 x/menit, napas dan suhu
normal, pada pemeriksaan CT – scan didapatkan
lesi hiperdens bikonkaf.diagnosis?
a. Comusio serebri
b. Kontusio serebri
c. Perdarahan subarachnoid
d. Perdarahan epidural
e. Perdarahan subdural
25. D. Perdarahan epidural
• Pemeriksaan CT – scan didapatkan lesi
hiperdens bikonveks
• Periode sadar dalam jangka waktu tertentu di
antara 2 periode tidak sadar  lucid interval
• Diagnosis: Perdarahan epidural
• Gambaran pada ct scan: gambaran bikonveks
(cembung)
Jenis perdarahan pada CT scan
• Contusio • Intraventricular
serebri Hemorrhage

• Subarachnoid
Hemorrhage
Jenis perdarahan pada CT scan
• Perdarahan • PerdarahanSubdural
Epidural
26. Ditemukan sesosok mayat laki-laki tua di dalam
sebuah mobil dalam keadaan AC dihidupkan dan
pintu serta jendela yang terkunci. Dari hasil
pemeriksaan ditemukan darah berwarnacherry red
dan terdapat kongesti pada jantung dan paru zat
apa yang menyebabkan kematian?
a. O2
b. CO
c. CO2
d. Arsen
e. Nitrogen
26. B. CO
Secara umum pada pasien yang meninggal akibat
asfiksia akan ditemukan tanda berikut:
1. Sianosis
– Kurangnya oksigen menyebabkan darah lebih encer
dan lebih gelap. Warna lebam mayat merah kebiruan
gelap dan terbentuk lebih cepat.
– Distribusi lebam lebih luas akibat kadar CO2 yang
tinggi dan aktivitas fibrinolisin dalam darah sehingga
darah sukar membeku dan mudah mengalir.
– Pada kasus keracunan sianida dan CO, lebam jenazah
berwarna merah terang meskipun tidak selalu
demikian, sebab masing-masing mempunyai kadar
oskihemoglobin dan CO-Hb yang tinggi.
2. Kongesti Vena
– Kongesti yang khas asfiksia bila kongesti sistemik pada kulit dan
organ selain paru-paru, termasuk dilatasi jantung kanan.
– Dapat terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial
haemorrages) atau disebut tardieu’s spot; akiba peningkatan
permeabilitas kapiler & rpecahnya endotel kapiler krn
hipoksia.
– Tardieu spot mudah terjadi pada jaringan longgar, atau organ
dengan membran transparan (pleura, perikardium)
– Asfiksia hebat, bintik perdarahan ditemukan pada faring dan
laring.
3. Edema
– akibat kerusakan pembuluh kapiler  permeabilitas
meningkat edema terutama pada paru-paru.
27. Seorang laki-laki usia 19 tahun dibawa ke IGD karena
tidak sadar post kecelakaan kepala pasienterbentur aspal.
Pasien sesampainya di IGD terbangun. Dilakukan
pemeriksaan fisik dengan hasil tekanan darah 150/90
mmHg, nadi 68 x/menit, napas 20 x/menit, suhu 36,9
derajat C. Tidak ditemukan deficit nuerologis. Sesaat
kemudian pasienjatuh tidak sadar kembali. Apakah
diagnosis pasien ini?
a. Epidural hematoma (EDH)
b. Subural hematoma (SDH)
c. Contusio serebri
d. Commusio serebri
e. Perdarahan subarachoid (PSA)
• Sesaat pasca KLL pasien tidak sadar  lalu
sadar kembali  kembali tidak sadar
• Periode sadar dalam jangka waktu tertentu di
antara 2 periode tidak sadar  lucid interval
• Diagnosis: Perdarahan epidural
• Gambaran pada ct scan: gambaran bikonveks
(cembung)
Jenis perdarahan pada CT scan
• Contusio • Intraventricular
serebri Hemorrhage

• Subarachnoid
Hemorrhage
Jenis perdarahan pada CT scan
• Perdarahan • PerdarahanSubdural
Epidural
28. Seorang anak berusia 5 tahun datang keluhan
bengkak d seluruh tubuh sejak 3 hari. Keluhan bengkak di
kelopak mata pada pagi hari dan berkurang disiang hari
dan sekarang bengkak didapatkan di kedua kaki dan
perut. Pada pemerikaan urine: leukositosis, proteinuria,
ureum 20, eri: 4-6/lp,serum kreatinin 0,6. Diagnosa
pasien tersebut adalah….
a. Sindroma nefritis akut
b. Malnutrisi
c. Sindroma nefrotik
d. ISK
e. GGA
28. C. Sindroma nefrotik
Nephrotic syndrome
• Gejala klasik sindrom nefrotik à proteinuria,
hipoalbuminemia, edema
• Kriteria proteinuria pada sindrom nefrotik:
• Dewasa à >3.5 g/hari
• Anak-anak à >40 mg/m2/jam pada urin 24 jam
Nefritik vs Nefrotik
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Gejala yang sering
streptoccal dikeluhkan à bengkak
29. B. GNA
• Laki-laki, 16 tahun, mengeluh BAK terlihat
agak merah dan bengkak-bengkak di wajah,
perut, dan ekstremitas.
• Pasien mengaku 2 minggu sebelumnya batuk
pilek dan nyeri menelan selama +/- 1 minggu.
• PF: TD 140/90, nadi 80, RR 28. Lab: proteinuri,
hematuri.
• Diagnosis?
GNAPS
• GNAPS terjadi akibat deposisi kompleks imun (Rx
hipersensitifitas tipe 3) pada GBM dan atau
mesangium sehingga terjadi reaksi inflamasi
gangguan fungsi ginjal  komplikasi: ensefalopati
hipertensif, gagal jantung, edema paru dan gagal
ginjal
• Didahului oleh infeksi Streptococcus beta
hemoliticus group A nefritogenik (tipe 4, 12, 16, 25,
dan 49) di saluran napas atas. Reaksi Ag-Ab terjadi
setelah infeksi saluran napas atas telah usai.
Jawaban Lain
• Sindrom Nefrotik
– Keluhan utamanya adalah edema yang masif. Keluhan
hematuria biasanya hanya mikroskopik. Disertai parameter lab
lain : Hipoalbuminemia, proteinuria, hiperkolesterolemia
• GNA (Glomerulonefritis akut)
– Merupakan sebutan lain untuk glomerulonefritis akut pasca
streptococcus. Jika ada pilihan GNAPS maka jawaban yang
sesuai adalah GNAPS.
• GNK (Glomerulonefritis kronik)
– Contohnya pada nefritis lupus
30. Pasien perempuan 4 minggu yang lalu berobat ke poli jiwa.
Obat diminum 3 hari,muncul keluhan: mata mendelik,
melotot ke atas dan leher terpuntir kesamping. Lalu pasienke
puskesmas, diberi obat membaik. Lalu tidak minum obat lagi.
Keluhan mata mendelik, melotot ke atas dan leher terpuntir
ke samping. Lalu pasien ke puskesmas, diberi obat membaik.
Lalu tidak minum obat lgi. Keluhan mata mendelik, melotot ke
atas dan leher terpuntit disebut?
a. Diskinesia tardif
b. Akatisia
c. Bradikinesia
d. Rigiditas
e. Distonia
Ekstrapiramidal sindrom yang
disebabkan antipsikotik
• Akatisia : perasaan subjektif tidak isa diam,
gelisah
• Diskinesia tardif : gerakan mengecap ngecap
mulut
• Distonia akut : leher terpluntir, mata mendelik
• Sindrom neuroleptik maligna : gangguan tanda
vital

Terapi : triheksiphenidil
31. Wanita 52 tahun bekerja sebagai guru, dengan
keluhan mata terasa pegal dan sering pusing.
Pandangan jauh tidak bermasalah. Pemeriksaan
didapatkan visus turun, kornea dan konjunctiva
dalam batas normal, pupil bulat, refleks cahaya
positif, COA tidak dangkal, lensa jernih. C/D ratio
0.4, gonioskopi: sudut terbuka. Diagnosis?
a. Glaukoma sudut terbuka
b. Glaukoma sudut tertutup
c. Glaukoma kongestif akut
d. Myopi
e. Hipermetropi
31. E. Hipermetrop
Prinsip Kekuatan lensa
• Miopia à diambil kekuatan lensa sferis negatif
terlemah yang menghasilkan visus terbaik

• Hipermetropia à diambil kekuatan lensa sferis positif


terkuat yang menghasilkan visus terbaik

• Presbiopia à digunakan kekuatan lensa sferis positif


sesuai dengan usia

• Astigmatisme à digunakan lensa silindris positif atau


negatif disertai Axis yang sesuai
32. Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik
24 jam, mengaku telah menjadi korban
penganiayaan. Terdapat luka lecet di pelipis kanan.
Korban datang bersama polisi dengan membawa
surat permintaan visum. Sikap anda yang tepat
adalah?
a. Mengobati dan membuatkan visum
b. Mengobat dan merujuk ke spesialis forensic
c. Mengobati dan menganjurkan lapor ke polisi
terlebih dahulu
d. Tidak mengobati, langsung rujuk RS
e. Tidak mengobati dan menyuruh lapor polisi
32. A. Mengobati dan membuat visum
V. E. R
Adalah keterangan tertulis dari seorang dokter
tentang barang bukti
Berupa tubuh manusia / bagian tubuh manusia
Atas permintaan penyidik utk kepentingan peradilan

KEPENTINGAN V.E.R

1. Sebagai pengganti barang bukti.


2. Sebagai alat bukti sah dipengadilan
3. Sarana untuk analisa proses kejadian
INSTANSI YG BERHAK MINTA V.E.R

* PENYIDIK / PEMBANTU PENYIDIK KEPOLISIAN


* PENYIDIK TNI
* HAKIM ( KHUSUS VER PSIKIATRI )

PEMBUAT VISUM ET REPERTUM


DOKTER / DOKTER SPESIALIS KLINIK/
DOKTER SPESIALIS FORENSIK

PROSEDUR

1. PERMINTAAN TERTULIS
2. KORBAN DIANTAR PETUGAS.
SURAT
PERMINTAAN
VISUM ET REPERTUM
SURAT KETERANGAN MEDIK
1. Surat yang dikeluarkan oleh dokter
menjelaskan mengenai kondisi kesehatan seseorang
Untuk kepentingan yang sifatnya tidak pro justisia
( non litigasi )
2. Model surat berbeda-beda tergantung kebutuhan.
3. Keterangan tdk terlalu detail dan dapat ditambahkan
penjelasan khusus.
( misalnya pada pemeriksaan hari ini tdk ditemukan
tanda2 penggunaan narkoba )

1. Surat ket. Sehat / sakit


2. Surat ket. Asuransi.
3. Surat ket. Lain yg dibutuhkan pasien

Waspadai ok Rahasia Kedokteran masih melekat erat


pada pasiennya
33. Seorang dokter ingin mengetahui apakah bayi
yang lahir akan mengalami gangguan pertumbuhan
selama usia balita. Ia memulai penelitian dengan
mengumpulkan data-data bayi yang lahir prematur
di suatu rumah sakit dan diikuti sampai dengan usia
5 tahun. Apakah jenis penelitian yang paling cocok?
a. Case control
b. Cohort
c. Cross-sectional
d. Clinical trial
e. Descriptive
33. B. Cohort
• Cohort : penilaian prospektif, diikuti follow up.
Terdisi dari dua kelompok, yakti terpajan vs
tidak terpajan. Diteulusuri ke depan apakah
timbul penyakit atau tidak timbul penyakit
(menghitung RR)
• Case control : penilaian retrospektif, umumnya
digunakan paa kasus langka/jarang. Erdisri dari
kasus (dengan penyakit) dan kontrol (tanpa
penyakit) lalu ditelusuri kebelakang (menghitung
odd ratio)
• Crossectional : penilaian sewaktu terhadap
individu, menilai asosiasi buka kausalitas.
Keunggulan relatif cepat dan murahdengan
menghitung RR
• Clinical trial : eksperimen
• 34. Perempuan usia 54 tahun datang ke poliklinik
umum dengan keluhan nyeri di kedua lutut selama 6
bulan terakhir. Nyeri memberat jika beraktivitas dan
membaik dengan istirahat. Bangun pagi kedua lutut
kaku, 10 menit kemudian hilang pemeriksaan fisik
didapatkan, obesitas TD=110/70 mmHg, ROM
berkurang nyeri.gerak, krepitasi. Pemeriksaan
penunjang yang disarankan adalah…
a. Rheumatoid faktor
b. Foto genu
c. MRI genu
d. Tes ana
e. ASTO
34. B. Foto genu
Foto Rontgen
Penyempitan celah sendi yang seringkali
asimetris

Osteofit pada pinggir sendi

Peningkatan densitas (sclerosis) tulang


subkondral

Kista tulang

Perubahan struktur anatomi sendi


2.4 Etiologi dan Faktor Resiko

Cedera Sendi,
Penyakit
Umur Pekerjaan,
Metabolik
Olahraga

Kelainan
Jenis Kelamin Kegemukan
Pertumbuhan

Suku Bangsa Genetik Faktor Lain


2.7 Gejala Klinis

Kekakuan

Gangguan
Pembengkakan
Pergerakan

Nodus Heberden
Deformitas
dan Bouchard
Tabel 2.1. Gambaran Radiologis Pada OA Menurut Kellgren & Lawrence

Grade of
Description
Osteoarthritis

0 No radiographic findings of osteoarthritis

1 Minute osteophytes of doubtful clinical significance

2 Definite osteophytes with unimpaired joint space

3 Definite osteophytes with moderate joint space narrowing

Definite osteophytes with severe joint space narrowing


4
and subchondral sclerosis

Sumber : American Journal of Roentgenology, 29 Juni 2006


Radiografi Konvensional pada MRI : menunjukkan focal grade 3
lutut : menunjukkan terjadinya cartilage defect
penyempitan celah sendi pada
kompartemen lateral (panah
merah).
A. Radiografi Konvensional : B. Axial CT Scan :
(sunrise pateilar projection) Terdapat kista kecil di bagian apex patela
C. MRI : T1 weighted D. MRI : T2 weighted
Terdapat kista kecil di bagian Terjadi cartilage denudation
apex patella
A. Radiografi Konvensional : tampak B. MRI : tampak adanya sclerosis subchondral
adanya sclerosis subchondral,
penyempitan ruang sendi, dan
osteofit
A. Radiografi B. CT Scan : tampak C. MRI : osteophytosis
Konvensional : adanya osteophytosis terlihat lebih jelas dan
pembentukan pada kompartemen nyata
osteofit medial dan lateral Terdapat intercondylar
osteophyte
35. Pasien wanita datang dengan keluhan
penglihatan menurun. Hanya bisa melihat
lambaian tangan pemeriksa. Visus pasien
tersebut adalah?
a. 1/~
b. 1/300
c. 1/60
d. 6/40
e. 1/30
35. B 1/300
• Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart'
dari jarak yang ditentukan, biasanya 5 atau 6
meter. Digunakan jarak sepanjang itu karena pada
jarak tersebut mata normal akan relaksasi dan
tidak berakomodasi.
• Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan
penghitungan jari. Penghitungan jari di mulai
pada jarak tepat di depan Snellen Chart => 5 atau
6 m. Dapat menghitung jari pada jarak 6 m =>
visusnya 6/60
• Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu,
maka dilakukan pemeriksaan penglihatan dengan
lambaian tangan.
Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien.
Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau atas
bawah. Bila pasien dapat menyebutkan arah lambaian,
berarti visusnya 1/300
• Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka
dilakukan penyinaran, dapat menggunakan 'pen light‘.
Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~.
• Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan
visusnya = 0
36. Wanita usia 38 tahun datag dengan keluhan
pusing seperti berputar keluhan membaik bila
pasien menutup mata. Didapatkan keluhan
penurunan pendengaran berdenging. Tes provokasi
negatif. Diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Meniere`s disease
b. BPPV
c. Migren
d. Ciuster headache
e. Tension type headache
36. A. Meniere disease
Trias meniere disease
• Pusing berputar
• Tuli sensorineural
• Tinitus

Terapi
• Diuretik (HCT)
• Sedatif (dzp)
• Betahistin
Perbedaan Vertigo Sentral dan
Perifer
37. Wanita 35 tahun datang ke klinik untuk control. Mengeluh
sesak napas yang mengalami 3xserangan dalam seminggu
pernah serangan 1x pada malam hari sampai terbangun dari
tidur, pasien rutin menggunakan obat budesonid inhales
100mg pagi dan sore, apabila serangan ini memakai
salbutamol. Terapi yang tepat adalah…
a. Naikkan dosis budesonide jadi 200 mg
b. Dosis budesonide tetap 100 tapi dipakai pagi,sore dan
malam
c. Ganti jadi budesonide oral
d. Ganti budesonide jadi fluticason agar efeknya jadi lebih
baik
e. Naikkan dosis salbutamol
37. A. Naikan dosis budesonide jadi
200 mg
38. Anak laki-laki 15 tahun datang dengan keluhan
hidung sebelah kiri keluar darah sejak 2 tahun yang lalu.
Perdarahan hilang timbul dan dapat berhenti sendiri.
Pemeriksaan fisik tampak anemis pada konjungtiva dan
terdapat massa merah kebiruan setinggi konka media kiri
yang mudah berdarah. Pemeriksaan lanjutan yang
dilakukan adalah…
a. Rontgen waters
b. Rontgen sinus
c. Rontgen soft tissue leher
d. Angiografi
e. Biopsy
38. A Rontgen Waters
Berbagai Posisi X Ray
• Waters: menilai sinus maksila, frontal, etmoid,
sphenoid
• Caldwell: Menilai sinus frontal, etmoid,
bola orbita, dinding orbita medial, os
zigoma, os nasal, septum nasi, mandibula
• Lateral: menilai sinus sphenoid
• Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus
eksternus, TMJ
39. Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa dinas
sosial karena berjalan-jalan tanpa arah. Penampilan
pasien sangat lusuh dan tidak terawatt. Padasaat
ditanyai pasien mempertahankan posisi yang aneh.
Pasien menaruh pandangan curiga pada semua
orang. Pasien akhirnya bercerita bahwa ia meyakini
adalah orang paling mendeita di dunia ini. Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Skizofrenia paranoid
b. Skizofrenia katatonik
c. Skizofrenia hebefrenik
d. Skizofrenia simpleks
e. Skizoafektif
39. B. Skizofrenia katatonik
• SKIZOFRENIA KATATONIK
Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang
menonjol dari :
(1) Stupor atau mutisme
(2) Gaduh gelisah
(3) Mematung
(4) Negativisme
(5) Rigiditas
(6) Fleksibilitas serea
(7) Otomatisme perintah
KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( F20 )

A. Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat


jelas dari kelompok (1) atau dua gejala
kelompok (1) yang kurang jelas atau dua
gejala yang jelas dari kelompok (2)
1. Paling sedikit satu gejala yang amat jelas atau
dua gejala yang kurang jelas.
(a) PIKIRAN ANEH
( Pikiran bergema , sisipan pikiran , pikiran dapat disedot,
atau pikiran dapat disiarkan )
(b) WAHAM ANEH
(waham dikendalikan , waham dipengaruhi,
waham tak berdaya, waham persepsi )
(c) HALUSINASI AUDITORIK
( suara mengomentari terus menerus ; suara-suara
berdiskusi; suara salah satu bagian tubuhnya
(d) WAHAM TAK MUNGKIN
( waham yang menurut budaya tidak wajar dan tak
mungkin )
2. PALING SEDIKIT DUA GEJALA BERIKUT :

(a) HALUSINASI MENETAP


• Setiap hari selama 1 bulan atau lebih ; atau
• Disertai waham mengambang tanpa kandungan
afektif yang jelas ; atau
• Disertai ide berlebihan dan menetap
(b) INKOHERENSI / PEMBICARAAN TAK RELEVAN
( akibat NEOLOGISME ; aru8s pikiran
terputus/tersisipi )
(c). KATATONIA
( gaduh; gelisah; mematung;fleksibilitas serba;
negativisme; mutisme; stupor )
(d). GEJALA NEGATIF
( sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi
emosi tumpul/ tak serasi )
B. Gejala berlangsung terus menerus paling
sedikit satu bulan

C. Bila memenuhi kriteria episode manik atau


depresif, maka gejala psikotik ( A ) harus
mendahuluinya

D. Tidak disebabkan oleh penyakit otak atau


intoksinasi atau lepas zat.
40. Seorang wanita usia 30 tahun jatuh dari sepeda motor
dan menapak dengan telapak tangan kanan. Pergelangan
tangan kanan terasa nyeri dan bengkak. Pada
pemeriksaan radiologi didapatkan fraktur transversal
pada tulang radius 2 cm proksimal dari garis sendi, ujung
tulang menuju arah dorsal, angulasi arah radius, dan
avulsi proc styloideus ulna. Apa jenis fraktur yang dialami
wanita tersebut?
a. Fraktur monteggia
b. Fraktur galeazzi
c. Fraktur smith
d. Fraktur coles
e. Shift fracture
40. B Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi: adalah fraktur radius distal
disertai dislokasi atau subluksasi sendi
radioulnar distal
• Fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi
radioulnar joint distal. Fragmen distal angulasi ke
dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba
tonjolan ujung distal ulna. Fraktur dislokasi
Galeazzi terjadi akibat trauma langsung pada
wrist, khususnya pada aspek dorsolateral atau
akibat jatuh dengan outstreched hand dan
pronasi forearm. Pasien dengan nyeri pada wrist
atau midline forearm dan diperberat oleh
penekanan pada distal radioulnar joint
41. Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa berobat
dengan keluhan nyeri telinga disertai dengan demam,
mual muntah, dan penurunan nafsu makan. Tiga hari
sebelumnya pasien batuk pilek. Dari otoskopi didapatkan
membrane timpani intak, hiperemis, mononjol. Diagnosis
yang paling mungkin pada kasus ini adalah…
a. OMA stadium oklusi
b. OMA stadium hiperemis
c. OMA stadium resolusi
d. OMA serosa akut
e. OMA stadium supurasi
41. B. OMA stadium hiperemis

• Buku THT FKUI - RSCM


OMA
STADIUM OTITIS MEDIAAKUT TATALAKSANA

OKLUSI: Retraksi membrantimpani Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

HIPEREMIS: membran timpani hiperemis + Antibiotik + tetes hidung + analgetik +


edema miringotomi

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI Antibiotik + miringotomi

PERFORASI: membran timpani RUPTUR,pasien Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5


merasa ‘sembuh’ karena nyeri berkurang hari)

RESOLUSI: membran timpani menutup. Resolusi


gagal jadi otitis media supuratif kronik (OMSK) >
6 minggu antibiotik
42. Seorang pasien perempuan mengeluh pendengaran
kedua telinganya menurun. Pasien telah bekerja
dibandara sejak 8 tahun yang lalu. Pemeriksaan rinne +/+,
weber lateralisasi ke kanan. Diagnosis pasien ini adalah..
a. Conductive hearing loss, kanan lebih berat dari kiri
b. Conductive hearing loss, kiri lebih berat dari kanan
c. Sensorineural hearing loss, kanan lebih berat dari kiri
d. Sensorineural hearing loss, kiri lebih berat dari kanan
e. Tuli campuran
42. D. Sensorineural hearing loss, kiri lebih
berat dari kanan
TES RINNE (+) KEMUNGKINAN:
TELINGA KANAN • KANAN: NORMAL/TULI SENSORINEURAL
• KIRI à RINNE (-): TULI KONDUKTIF

KEMUNGKINAN:
• KANAN: NORMAL/TULI SENSORINEURAL
TES WEBER
(LATERALISASI KE SISI SEHAT)
LATERALISASI KIRI
• KIRI à TULI KONDUKTIF (LATERALISASI KE
SISI SAKIT)

TES SCHWABACH KEMUNGKINAN:


KANAN = PEMERIKSA • KANAN: NORMAL
KIRI MEMANJANG • KIRI à TULI KONDUKTIF (MEMANJANG)
Tes Rinne
UNTUK MENGETAHUI ADANYA TULI KONDUKSI

Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satutelinga

Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cmdi depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu talalagi

Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan

Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga
kiri ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya,
yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras

Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga à normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli
konduktif bilateral
Lateralisasi ke kiri à tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan à tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)

Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala segera
dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid pemeriksa
terlebih dahulu, baru ke pasien

Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu kepemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à tidak terdengar lagi à normal atau tuli konduktif
•Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa à masih terdengar à tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à tidak terdengar lagi à normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien à masih terdengar à tuli konduktif (BC memanjang)
43. Seorang laki-laki usia 50 tahun, datang dengan keluhan
sesak napas. Sering BAK dan BAK banyak. Sering lapar namun
badan terasa lemas sehabis makan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD: 150/100 mmHg, nadi: 78x/menit,
napas:20x/menit, suhu: 37 derajat C. dari pemeriksaan
penunjang didapatkan kreatinin 1,1, gula darah 220 mg/dl,
kolesterol 228 mg/dl. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Sindroma metabolik
b. Hipertensi
c. Hiperglikemia
d. Ketoasidosis
e. Asidosis metabolic
43. A. Sindroma Sindrom
metabolik Metabolik
• Nama lain: sindrom X,
sindrom resistensi insulin
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan
risiko penyakit
kardiovaskular danDM.
• Manifestasi utama:
• Obesitas sentral
• Dislipidemia berupa
hipertrigliseridemia dan
HDL rendah
• Hiperglikemia
• Hipertensi

Sumber: Harrison’s19th ed
Kriteria Sindrom
Metabolik

Pada kolom sebelah kanan, cut off lingkar perut berbeda-bedaantarras

Sumber: Harrison’s19th ed
44. Seorang mahasiswa berusia 21 tahun datang ke
dokter dengan keluhan gatal-gatal di bagian muka dan
leher beberapa saat setelah makan makanan laut. Pada
pemeriksaan ditemukan bercak kemerahan, edem di
muka dan leher. Pasien sedang berada pada minggu ujian
di kampus. Apakah obat antihistamin yang paling tepat?
a. Difenhidramin
b. Loratadin
c. Siklizin
d. CTM
e. Dimenhidrina
44. B. Loratadin

1) Antagonis reseptor H1

Umumnya disebut obat antihistamin /


antihistaminika ialah antagonis H1 yg beraksi
melalui blokade reseptor histamin H1, sedangkan
efeknya pada reseptor-H2 dan H3 dapat diabaikan.

Obat: loratadin, terfenadin dan astemizol, efek


mengantuk sangat lemah
Efek obat antihistamin dapat bermanifestasi :
• Sedasi
• Efek antimual & antimuntah.
Doksilamin, mempunyai efek mencegah
mabuk gerak (motion sickness) tetapi tidak
menghilangkan mabuk yang sudah ada
• Efek antiparkinsonisme dan antimuskarinik
Obat antihistamin golongan etanolamin dan
etilendiamin yang punya efek antimuskarinik,
sering menimbulkan retensio urine &
penglihatan kabur, dapat untuk mengurangi
rhinorrhoea
•Efek blokade adrenoseptor-α, antiserotonin dan anestetik
lokal.
Obat antihistamin mempunyai efek α-blockade yg
mengakibatkan tekanan darah turun. Antagonis reseptor-
H1 (misal: siproheptadin) mempunyai efek blokade
reseptor serotonin. Difenhidramin & prometazin
mempunyai efek anestetik lokal melalui blokade sodium
channel pada membran sel eksitabel.
Antagonis reseptor H1 sering digunakan dalam
terapi alergi seperti rhinitis dan urtikaria

Antagonis H1 (misal difenhidramin & prometazin) juga


dapat mengurangi gejala mabuk & gangguan vestibuler.

Dosis dan efek beberapa obat antihistamin generasi I dan


II LIHAT Diktat Farmakologi I hal. 86
2) Antagonis reseptor H2

Antagonis reseptor-H2 dapat mengakibatkan


timbulnya blood dyscrasia sebagai granulositopenia.
Turunan ketiga dari imidazol, misalnya simetidin,
tidak punya gugus tiourea, sehingga relatif tidak
menimbulkan granulositopenia. Senyawa lain
(ranitidin, oksmetidin, famotidin dan nizatidin)
merupakan antagonis reseptor H2 baru yang lebih
aman

Antagonis reseptor-H2 dalam klinik digunakan pada


terapi ulkus peptik, sindroma Zollinger-Ellison dan
keadaan hiperasiditas.
45. Seorang perempuan usia 30 tahun mengeluhkan tidak
bisa tidur. Keluhan ini dirasakan sejak kejadian
perampokan yang menewaskan suaminya 1 bulan lalu.
Pasien tidak memperlihatkan emosi terdapat lingkungan
sekitarnya. Pasien sering melihat flashback kejadian
tersebut dan menghindari lingkungan atau hal-hal yang
berkaitan dengan kejadian itu. Diagnosis pada pasien ini
adalah…
a. Reaksi stress akut
b. Gangguan penyesuaian
c. Gangguan stress pascatrauma
d. Gangguan penyesuaian
e. Depresi
45. C. Gangguan stress pasca trauma

Gangguan Stress Pasca Trauma


• Diagnosis ditegakka bila gangguan muncul dalam
kurun waktu 6 bulan setelah kejadia traumatik
berat
• Terdapat bayang-bayang dari kejadian traumatik
tersebut berulang kali (flashbacks)
• Terdapat gangguan otonomik, afek atau tingkah
laku yang tidak khas

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


• Psikotik akut à adanya gejala psikotik yang lebih dari
1 hari, kurang dari 1 bulan, terjadi tiba-tiba, terdapat
labilitas emosi
• Gangguan stress akut à reaksi terhadap stressor,
yang harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas
antara stressor yang luar biasa dengan gejala
(biasanya beberapa menit atau segera setelah
kejadian)
• Gangguan panik à serangan anxietas berat (selain
fobia) selama minimal 1 bulan, dimana keadaan
pencetus sebenarnya tidak bahaya, tidak dapat
diprediksi
• Fobiaà anxietas yang dicetuskan oleh situasi atau
objek yang jelas, yang sebenarnya saat kejadian tidak
membahayakan

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


46. Seorang laki-laki usia 56 taun, menegeluhkan
sesak napas. Demam, tidak ada menggigil dan
keluar keringat banyak. Pasien diagnosis TB paru
dan akan diberikan OAT. Riwayat hepatitis B. OaT
manakah yang tidak boleh diberikan?
a. Rifampisin
b. INH
c. Pirazinamid
d. Etambutol
e. Streptomisin
46. C. Pirazinamid

• Pedoman TB nasional 2014


Hepatitis Imbas Obat
Penatalaksanaan
1.Bila klinik (+) (Ikterik [+], gejala mual, muntah [+])
OAT Stop
2.Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali,: OAT stop
3.Bila gejala klinis (-), Laboratorium terdapat
kelainan:
a. Bilirubin > 2 ®OAT Stop
b. SGOT, SGPT > 5 kali : OAT stop
c. SGOT, SGPT > 3 kali teruskan pengobatan,
dengan pengawasan
Panduan OAT yang dianjurkan :
1. Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ)
2. Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium.
3. Bila klinik dan laboratorium normal kembali
(bilirubin, SGOT, SGPT), maka tambahkan H (INH)
desensitisasi sampai dengan dosis penuh (300 mg).
4. Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium
saat INH dosis penuh , bila klinik dan laboratorium
normal , tambahkan rifampisin, desensitisasi sampai
dengan dosis penuh (sesuai berat badan).
5. Sehingga paduan obat menjadi RHES
6. Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi
47. Anak laki-laki,18 bulan, berak cair 5x/hari
selama 2 minggu, berbau asam. Makan-minum
(+), oralit (+). 2 hari terakhir perut kembung,
kadang muntah, anus terlihat merah. Terlihat
kehausan dan rewel. Pemeriksaan yang
dianjurkan?
a. ADT
b. Urea breath test
c. Kultur feses
d. Feses lengkap
e. Urinalisis
47. D. Feses lengkap
• Pemeriksaan tinja dapat dilakukan untuk
menyingkirkan adanya amebiasis. Temuan tropozoit
atau kista amuba atau giardia mendukung diagnosis
amebiasis atau giardiasis. Berikan metronidazol 7,5
mg/kgBB 3 kali sehari untuk kasus amebiasis dan
metronidazol 5 mg/kgBB 3 kali sehari untuk kasus
giardiasis selama 5 hari. Temuan leukosit dalam jumlah
banyak (>10/lpb) atau makrofag mendukung diagnosis
Shigella atau bakteri invasive lain. Temuan Trichuris
Trichiura, mengarahkan kita pada peranan trichuriasis
sebagai penyebab disentri.
48. Wanita usia 60 tahun, mengeluh nyeri ulu hati, BAB
kehitaman, berkunang-kunang jika dari duduk ke berdiri.
Pasien mempunyai riwayat sering meminum obat aspirin
2 tahun terakhir untuk mengurangi nyeri pada sendi
lututnya. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang apa saja
yang dapat muncul pada pasien ini?
a. Nyeri epigastrium, sklera ikterik, leukosit meningkat
b. Sklera ikterik, conjungtiva anemis, trombosit menurun
c. Nyeri supra pubis, bising usus meningkat,
haemoglobin turun
d. Nyeri epigastrium, conjungtiva anemis, haemoglobin
turun
e. Nyeri epigastrium, tekanan darah turun, trombosit
meningkat, sclera ikterik
48. E. Nyeri epigastrium, tekanan darah
turun, trombosit meningkat, sklera ikterik
Gastritis
• Definisi
Radang mukosa lambung ok iritasi
etiologi : OAINS/NSAID,asam lambung,Helikobacter pylori
• Gastritis Akut:
iritasi akut sept alkohol, obat OAINS , makanan,zat korosif dll
Gastritis erosive : krn OAINS, zat2 korosif
gejala : nyeri epigastrium,nausea, hematemesis-melena
diagnosis : gastroskopi
terapi : stop penyebab, antasida, H2 bloker, PPI, sitoprotektif
• Gastritis Kronis:
Auto imun, hipersekretorik, atrofi superfisial, infeksi
Helikobacter pylori
Klinis
• Syndrom dispepsia:
nyeri epigastrium (ulu hati), kembung, begah,
mual , muntah, anoreksia, tambah berat
karena stress.
• Kelainan fisik minimal , nyeri tekan di
epigastrium
• Pemeriksaan penunjang : endoskopi
kel : hiperemis, hipersekresi, refluks empedu ,
erosi, tidak ditemukan ulkus
TERAPI
• Diet : diet lambung :
lunak, tidak merangsang, porsi kecil tapi sering
STOP/JANGAN: makan/minum asam, pedas, sayur mgd
gas, kopi, soft drink, obat OAINS/kortikosteroid
Jika ada mematemesis-melena : Puasa
• Obat-obatan :
Penetral asam lambung : antasid
AH2 bloker : ranitidin, cimetidin
Sitoprotektif: sukralfat, rebamipide,teprenon
Proton pump inhibitor (PPI):
omeprazol,pantoprazol,rabeprazol,esomeprazol
Simtomatis : anti mual, anti kembung, anti perdarahan
bila hematemesis-melena, dsb
CONT….
• Obat-obatan :
Penetral asam lambung : antasid
AH2 bloker : ranitidin, cimetidin
Sitoprotektif: sukralfat, rebamipide,teprenon
Proton pump inhibitor (PPI):
omeprazol,pantoprazol,rabeprazol,esomeprazol
Simptomatis : anti mual, anti kembung, anti
perdarahan bila hematemesis-melena, dsb
Komplikasi

• Perdarahan
pada Gastritis Erosiva
• Kolik abdomen ; nyeri hebat
• Dehidrasi : muntah – muntah hebat,
intake kurang
49. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun
mengeluh diare sejak 2 minggu yang lalu dan
semakin memberat hingga mencapai 9x/hari,
disertai lendir dan darah. Keluhan juga disertai
demam dan nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 90x/menit, napas 26x/menit, suhu
39 derajat C. tetapi yang paling tepat untuk pasien
ini adalah ….
a. Asam nalidiksat
b. Metronidazole
c. Ciprofloksasin
d. Contrimoksazol
e. Amoksisilin
49. C. Ciprofloksasin
Penatalaksanaan
• Atasi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
• Diet
• Antibiotik
1. Kuinolon
2. Kotrimoksazol 2 kali 2 tablet per hari
• Pengobatan Simptomatik
Etiologi
Disentri basiler (shigellosis) disebabkan oleh kuman genus
Shigella, basil non motil, gram negatif, famili
Enterobactericeae.

4 spesies Shigella yang menyebabkan disentri :


a. S. dysentriae (serogroup A)
b. S. flexneri (serogroup B)
c. S. bondii (serogroup C)
d. S. sonnei (serogroup D)
Penegakan diagnosis
• Anamnesis
- Disentri basiler : nyeri perut bagian bawah, diare
mengandung darah dan lendir,demam,tenesmus
dan nafsu makan berkurang
- Disentri amoeba : timbul penyakit perlahan, perut
kembung, dan nyeri perut ringan. Timbul diare
ringan 4-5 kali sehari,feses berbau busuk dan
kadang bercampur darah dan lendir.
• Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum
» Sikap/keadaan umum : tampak lemah/gelisah
» Derajat kesadaran : compos mentis
• Tanda vital
» Tekanan darah: normal
» Suhu :febris
» Respirasi : normal/meningkat
» Nadi: normal/meningkat
• Mata : konjungtiva anemia (-/-), sclera ikterik (-/-)
• Mulut : sianosis (-/+)
• Hidung : nafas cuping hidung (-), secret (-)
• Thoraks : jantung-paru dbn
• Abdomen
Inspeksi : (datar/cembung)
Auskultasi: BU (+) meningkat
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (+)
• Ekstremitas: akral dingin (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan mikroskopik tinja  adanya
eritrosit dan leukosit PMN.
• GOLD STANDART  dilakukan kultur dan
bahan tinja segar atau hapus rectal.
• Pemeriksaan sigmoidoskopi dilakukan bila
segera diperlukan kepastian diagnosis apakah
gejala yang terjadi merupakan disentri atau
manifestasi akut kolitis ulserativa.
50. Seorang anak laki-laki usia 7 tahun datang ke IGD
dengan keluhan buang air besar lebih dari 5x/hari.
Keluhan ini sudah brlangsung sejak 3 hari yang
lalu.konsistensi bab encer, ampas tidak ada, lendr tidak
ada, darah tidak ada. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
turgor kulit lambat kembali, ubun-ubun cekung, akral
dingin. Apa yang terjadi pada pasien?
• Syok sepsis
• Syok hipovolemik
• Syok kardiogenik
• Syok neurogenic
• Syok anafilatik
50. B. Syok hipovelemik
Syok Hipovolemik
• Mekanisme utama: volume darah dan plasma
yang tidak adekuat
Contoh klinik:
• Perdarahan
• Kehilangan cairan seperti mutah, mencret,
luka bakar
Syok kardiogenik
• Mekanisme utama: Kegagalan pompa miokard
karena kerusakan intrinsik miokardial atau
tekanan ekstrinsik atau obstruksi aliran ke
luar
Contoh klinik:
• infark miokard
• Ruptur jantung
• Aritmia
Syok septik
• Mekanisme utama: vasodilatasi perifer dan
penimbunan darah , jejas membran sel , jejas
endotel disertai disseminated intravascular
coagulation
Contoh klinik:
• Infeksi bakteri yang luas
Syok neurogenik
• Mekanisme utama: vasodilatasi perifer
disertai penimbun an darah
Contoh klinik:
• Anestesi
• Jejas medula spinalis
Pembahasan Paket 2
51-100

Bimbel iMedicine Indonesia


We Make UKMPPD Easier
2018
Dr. Tohari Masidi Amin
082112659290
51. Seorang bayi perempuan berusia 3 minggu
dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluan selalu
muntah satu ja setelah diberi ASI. Tidak ada
kelainan selama kehamilan dan kelahiran. Tidak ada
kelainan dalam satu minggu terakhir. Kondisi yang
paling mungkin pada pasien ini adalah…
a. Atresia ani
b. Atresia duodenum
c. Stenosis pylorus
d. Atresia esofagus
e. Hernia kongenital
51. C. Stenosis pilorus
EPIDEMIOLOGY

• · Predominant age: Infancy; onset


usually at 2-4 weeks of age, rarely as
late as 5 months of age.

• · Predominant sex: Male > Female (4:1)

245
ETIOLOGY
• Pylorospasm secondary to reduced
tissues nitric oxide level(a mediator of
relaxation) may lead to hypertrophic P.S.

• Erythromycine exposure (early)

246
DIAGNOSIS
• SIGNS AND SYMPTOMS
• History
• · Nonbilious projectile vomiting after feeding
increasing frequency and severity
• (2nd -4th week of life)
• · Emesis may become blood tinged from
vomiting-induced gastric irritation
• · Hunger due to inadequate nutrition
• · Diminished stools
• · Weight loss

247
Physical Exam
• · Palpable, firm, mobile mass ("olive"-like) in
right upper quadrant
• · Palpable 70-90% of the time.
• · Epigastric distention
• · Visible gastric peristalsis after feeding
• · Rarely, jaundice when starvation leads to
decreased glucuronyl transferase activity
resulting in indirect hyperbilirubinemia.
(1)[B]
• · Late signs: Dehydration, weight loss

248
249
52. Seorang anak mengeluh nyeri pada lutut
bawah, dan terdapat bengkak yang semakin
lama semakin besar. Dari gambaran radiologinya
didapatkan gambaran sunburst appearance dan
segitiga codman. Diagnosis?
a. Osteoarthritis
b. Osteokondroma
c. Giant cell carcinoma
d. Sarcoma ewings
e. Sarcoma osteogenic
52. E. Sarcoma osteogenic
Definition
• Osteosarcoma is an aggressive malignant
neoplasm arising from primitive transformed
cells of mesenchymal origin (and thus a
sarcoma) that exhibit osteoblastic
differentiation and produce malignant osteoid.
• It is the most common histological form of
primary bone cancer in age 12-25yrs.

251
Sites of predlection:
• Osteosarcoma :It originates more frequently
in the metaphyseal region of tubular long
bones, with 42% occurring in the femur

252
Skeletal distribution : most common at
Knee region

253
osteosarcoma

254
Clinical Presentation
• Painful mass arising from bone
• Metastasize early

255
Plain Xray

• The area of tumor mass may be Lytic,


sclerotic or mixed

256
Codman triangle

257
Codman triangle

258
53. Pasien berusia 28 tahun dibawa ke UGD karena
mengeluh nyeri perut bawah mendadak, tidak ada
demam dan keputihan. TD: 80/60 mmHg, nadi:
112x/menit, laju pernapasan 24x/menit, laju pernapasan
24x/menit, kojuntiva anemis, abdomen distensi, nyeri
tekan dan nyeri lepas (+), perdarahan pervaginam
(+),nyeri goyang serviks (+), Hb=8,0 g/dL,pemeriksaan
kehamilan (+). Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Abortus imminens
b. Apendisitis akut
c. Mola hidatidosa
d. Peritonitis
e. Kehamilan ektopik terganggu
53. E Keamilan ektopik terganggu

• Pars ampularis 78%


• Pars isthmica 12%
• Ovarium 4%
• Cornual (pars interstitsialis ) 2%
• Servical 1%
Trias kehamilan ektopik terganggu
• Amenore
• Nyeri abdomen
• Perdarahan pervaginam
DIAGNOSIS
HEMATOSALPING
Akumulasi darah dalam tuba falopii.
• Amenorea – perdarahan per vaginaM tidak teratur – nyeri
panggul .
• Vaginal Toucher : nyeri parametrium – nyeri goyang servik -
uterus sedikit membesar.
• Diagnosa Banding :
– Salpingitis.
– Torsi kista ovarium.
– Abortus insipien.
HEMATOKEL
Hematoma dalam CD-Cavum Douglassi akibat abortus tuba atau
ruptura tuba dan darah terkumpul dalam CD.
• Amenorea – perdarahan pervaginam – nyeri panggul –
gangguan miksi (sering buang air kecil dan disuria ) , takipneu
dan demam.
• Vaginal Toucher : masa panggul dengan batas jelas dalam CD.
• Kuldosintesis : cairan darah kehitaman yang tidak membeku.
HEMOPERITONEUM
Darah berada dalam cavum peritoneum akibat kehamilan tuba
yang ruptur.
• Gambaran klinik yang paling sering terlihat
– Amenorea atau perdarahan per vaginam yang tidak teratur.
– Renjatan : pucat , hipotensi , nadi cepat dan lemah.
– Distensi abdomen disertai dengan tanda cairan bebas ~ defance
muscular dan shifting dullness
• VT : nyeri goyang servik dan nyeri parametrium.
• Ultrasonografi : tanda cairan bebas , uterus kosong.
• Kuldosintesis : cairan dalam cavum douglas.
54. Wanita 45 tahun datang ke puskesmas dengan
membukuk dan pincang, pasien sebelumnya
mengeluh sakit di lutut kanan setiap pagi hari
setelah bangun tidur, pada saat istirahat dan terasa
kaku. Pemeriksaan fisik didapatkan
pembengkakkanpada lutut kanan, pengerakan
sendi terbatas, atrofi pada otot betis. Diagnosis
kasus tersebut adalah….
a. Gout
b. OA
c. Osteomyelitis
d. Osteoporosis
e. RA
54. B. OA
2.4 Etiologi dan Faktor Resiko
Cedera Sendi,
Penyakit
Umur Pekerjaan,
Metabolik
Olahraga

Kelainan
Jenis Kelamin Kegemukan
Pertumbuhan

Suku Bangsa Genetik Faktor Lain


2.7 Gejala Klinis

Kekakuan

Gangguan
Pembengkakan
Pergerakan

Nodus Heberden
Deformitas
dan Bouchard
Foto Rontgen
Penyempitan celah sendi yang seringkali
asimetris

Osteofit pada pinggir sendi

Peningkatan densitas (sclerosis) tulang


subkondral

Kista tulang

Perubahan struktur anatomi sendi


Tabel 2.1. Gambaran Radiologis Pada OA Menurut Kellgren & Lawrence

Grade of
Description
Osteoarthritis

0 No radiographic findings of osteoarthritis

1 Minute osteophytes of doubtful clinical significance

2 Definite osteophytes with unimpaired joint space

3 Definite osteophytes with moderate joint space narrowing

Definite osteophytes with severe joint space narrowing


4
and subchondral sclerosis

Sumber : American Journal of Roentgenology, 29 Juni 2006


Radiografi Konvensional pada MRI : menunjukkan focal grade 3
lutut : menunjukkan terjadinya cartilage defect
penyempitan celah sendi pada
kompartemen lateral (panah
merah).
A. Radiografi Konvensional : B. Axial CT Scan :
(sunrise pateilar projection) Terdapat kista kecil di bagian apex patela
C. MRI : T1 weighted D. MRI : T2 weighted
Terdapat kista kecil di bagian Terjadi cartilage denudation
apex patella
A. Radiografi Konvensional : tampak B. MRI : tampak adanya sclerosis subchondral
adanya sclerosis subchondral,
penyempitan ruang sendi, dan
osteofit
A. Radiografi B. CT Scan : tampak C. MRI : osteophytosis
Konvensional : adanya osteophytosis terlihat lebih jelas dan
pembentukan pada kompartemen nyata
osteofit medial dan lateral Terdapat intercondylar
osteophyte
55. Seorang laki-laki 18 tahun datang dengan
keluhan nyeri dikaki setelah bermain sepak bola.
Hasil pemeriksaan fisik, dilakukan penekanan di
muskulus gastrocnemius dan tidak ada gerakan
fleksi di plantar pedis pemeriksaan ini disebut?
a. Thompson test
b. Thomas test
c. Phalen test
d. Allen test
e. Murray test
55. A. Thompson test
56. Laki-laki 17 tahun diantar ke puskesmas dengan
keluhan patah tulang terbuka tungkai bawah kanan.
Perdarahan hebat pada tungkat bawah kanan.
Pemeriksaan fisik: kesadaran menurun, suara
mendengkur seperti kumur-kumur,TD: 90/60
mmHg, nadi:120x/menit lemah, RR: 16x/menit,
akral dingin. Tindakan pertama kali yang dilakukan
adalah…
a. Bebaskan jalan napas, posisikan kepala
b. Napas buatan mouth to mouth
c. Angkat kedua tungkai, tubuh di alas papan keras
d. Pasang IV line, RL, dan vasopressor
e. Bidai kedua tungkai
56. A. Bebaskan jalan napas
KONSEP ATLS
(PRIMARY SURVEY)

A. Airway dengan proteksi vertebra


servikal
B. Breathing
C. Circulation
D. Disability
E. Exposure dan Environment
280
TANDA-TANDA OBJEKTIF
MENILAI JALAN NAFAS

LIHAT (LOOK)
•KESADARAN
•RETRAKSI DADA & PERUT
•TANDA DISTRES NAFAS
•WARNA KULIT

DENGAR (LISTEN)
•ADANYA SUARA-SUARA
ABNORMAL

RABA (FEEL)
•LOKASI TRAKEA
•UDARA NAFAS
A- Airway
Korban sadar atau tidak ?

Tak sadar → bebaskan jalan


Sadar → ajak bicara
nafas (jaw thrust, head tilt, chin lift)
jika suara jelas → airway
Ada nafas?
bebas
(lihat, dengar, raba nafas)

Ada nafas
Tidak ada nafas
–berikan nafas buatan Ada suara tambahan?
–berikan oksigen

282
TANDA SUMBATAN / OBSTRUKSI

Snoring •Gelisah (karena hipoksia)


Mendengkur : Pangkal lidah
•Gerak otot nafas tambahan,
retraksi sela iga
Gurgling •Sianosis (tanda lambat)
Suara Berkumur : Cairan
MAKIN

Crowing Sound
PARAH

Stridor : Kejang / Edema Pita


Suara

283
MEMBEBASKAN JALAN NAFAS
Sumbatan pangkal lidah
jaw thrust
chin lift
head tilt
airway orofaringeal
airway nasofaringeal
intubasi
Bersihkan cairan
penghisap / suction
Sumbatan/edema plica vocalis
cricothyroidotomy
284
Korban tak sadar  jangan diberi bantal
 jangan diganjal bahu
285
Cara paling aman : JAW THRUST
286
57. Seorang wanita dibawa ke IGD RS setelah 1
jam yang lalu melahirkan, dan saat ini
mengalami perdarahan pervaginam, yang mulai
ada sejak plasenta dilahirkan. Hal apa yang
pertama kali dilakukan pada pasien ini…
a. Bimanual kompresi
b. Eksplorasi
c. Oemberian oksitosin
d. Pemberian as. Tranexamat
e. Diberikan pinjatan perut
57. B. Eksplorasi
Etiologi
4T
• Tone - Atoni uterus
• Tissue - Sisa plasenta/bekuan
• Trauma - laserasi, ruptur,inversio
• Thrombin - koagulopati
1. Atonia uteri

Masase uterus, pasang minimal 2 IV line


Oksitosin 20-40 IU dlm RL 500 cc 20-40 tts, Ergometrin 0,2 mg IM/IV

Perlukaan (-), retensio/ sisa plasenta (-)


Uterus tidak berkontraksi
Ergometrin 0,2 mg dapat diulang 15’ dari I
Misoprostol 1000 mcg rektal

Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS

Ligasi arteri atau histerektomi


Postpartum
Hemorrhage

• Management - Bimanual Massage


2. RETENSIO PLASENTA
• Plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir
• Plasenta sudah lepas, inkarseratio plasenta
• Plasenta adhesiva, plasenta akreta-perkreta
• Perasat Brandt-Andrew
• Manual plasenta
• Bila diagnosis plasenta inkreta  histerektomi
Plasenta manual
• Dilakukan bila plasenta belum lahir 30 menit setelah
bayi lahir
• Berikan sedativa dan analgetik jika diperlukan
(untuk relaksasi dan mencegah refleks vagal)
• Masukkan tangan secara obstetrik dengan
menelusuri bagian bawah tali pusat, sementara
tangan yang lain menahan fundus uteri
• Lepaskan implantasi plasenta
• Jika plasenta tidak dapat dilepaskan  plasenta
akreta
3. INVERSIO UTERI
• Bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga
fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum
uteri
• Derajat 1, 2, 3
• Terjadi tiba-tiba pada kala III, akibat tindakan
• Gejala : nyeri, perdarahan
• Diagnosis : fundus uteri tidak teraba, pada derajat 3
dapat ditemui ostium tubae
• Reposisi pervaginam segera dalam anestesi umum, bila
perlu laparotomi
• Replacement of Inverted Uterus
• Replacement of Inverted Uterus
4. PERLUKAAN & PERISTIWA LAIN
DALAM PERSALINAN

• Perlukaan vulva
– Pada primipara hati-hati laserasi periuretral
– Ruptur perineum grade 1, 2, 3 , 4. Pemberian laksans
dan diet rendah serat pada grade 3-4
• Perlukaan vagina
– Sering pada ekstraksi dengan forceps
– Dapat terjadi kolpaporeksis. Hati-hati  fistula
• Robekan serviks
– Lakukan eksplorasi
• Ruptura uteri
- Lakukan eksplorasi kavum uteri
– Ditemukan sebagian besar pada bagian bawah uterus
– Ruptura uteri spontan, ruptura uteri traumatik (pada
versi ekstraksi), ruptura uteri pada parut uteri (lebih
sering pada seksio sesarea klasik dibanding profunda)
• Emboli air ketuban
– Masuknya air ketuban melalui vena endoserviks atau
sinus vena yang terbuka di daerah tempat perlekatan
plasenta
– Adanya rambut lanugo, verniks kaseosa, mekoneum
menyumbat pemb darah kapiler. Zat asing dari janin
menimbulkan reaksi anafilaksis
• Hematoma obstetrik
– Karena pertolongan persalinan, karena penjahitan luka
episiotomi atau ruptura perinei yang kuarng sempurna
– Hematoma infralevatorial atau supralevatorial
– Lakukan eksplorasi dan hemostasis
58. Seorang perempuan 25 tahun GIP0A0 hamil 35
minggu datang dengan keluhan air yang keluar dari
jalan lahir terus-menerus sejak 2 jam yang lalu.
Pemeriksaan tekanan darah: 110/70 mmHg, N:90
x/menit, RR:20 x/menit, S:37 derajat C.leopold:
presentasi kepala punggung kiri, nitrazin test(+),
DJJ: 155x/menit.penanganan yang tepat adalah…
a. Memperbolehkan pulang
b. Beri dexamethasone
c. Observasi 4 jam
d. Persalinan perabdominal
e. Induksi persalinan
58. C. Observasi 4 jam
Definisi

– Pecahnya ketuban sebelum dimulainya


– proses persalinan
– preterm < 37 minggu (PPROM)
term  37 minggu (TPROM)
Manajemen Umum

➢ Nilai kesejahteraan ibu dan bayi


➢ Pastikan diagnosis
➢ Nilai keadaan servik dengan pemeriksaan spekulum (steril)
➢ Cegah pemeriksaan servik digital
➢ Nilai kondisi yang memerlukan manajemen lanjutan
mis. kenaikan suhu atau takikardi pada fetus dan ibu
➢ nilai adanya indikasi untuk segera memulai persalinan
Manajemen pada kehamilan aterm

➢ Hindari pemeriksaan dalam


➢ Nilai adanya infeksi
➢ Pertimbangkan pemberian antibiotik bila terjadi
ketuban pecah dini yang telah lama
➢ Manajemen aktif atau manajemen ekspektatif
tergantung pada keadaan dan keinginan pasien
Manajemen pada kehamilan preterm
(34-37 mgg)

➢ Hindari pemeriksaan dalam


➢ Pertimbangkan steroid antenatal
➢ Profilaksis antibiotik intrapartum
➢ Pantau tanda-tanda infeksi secara klinis (nadi, suhu dan
denyut jantung bayi)
➢ Pemberian antibiotik yang sesuai bila terjadi korioamnionitis
Manajemen pada preterm (<34 mgg)

➢ Hindari pemeriksaan dalam


➢ Berikan steroid
➢ Pemberian antibiotik antepartum dan intrapartum
➢ Pantau tanda-tanda infeksi secara klinis (monitor suhu dan nadi ibu,
denyut jantung janin, dan munculnya kontraksi uterus yang iritabel)
➢ Pemberian antibiotik yang sesuai bila terjadi korioamnionitis
➢ Pertimbangkan untuk merujuk ke pusat yang lebih memadai bila
mungkin
➢ Perawatan ekspektatif
59. Seorang laki-laki usia 25 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 1 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik, tidak didapatkan kelainan. Pasien
minta dibuatkan surat keterangan sakit untuk 3 hari.
Berdasarkan etik kedokteran, apa yang seharusnya
dilakukan dokter tersebut?
a. Tidak membuatkan surat keterangan sakit
b. Membuatkan surat keterangan sakit karena pasien
memang sakit dan butuh istirahat
c. Membuatkan surat keterangan sakit untuk 1 hari
d. Membuatkan surat keterangan sakit untuk 3 hari
e. Membuatkan surat keterangan sakit tapi dikosongi
lama harinya
59. A. Tidak membuat surat
keterangan sakit
Surat Keterangan Sehat/Bebas Narkoba
tidak disebutkan secara jelas, hanya dalam Pasal
7 KODEKIdisebutkan “Seorang dokter hanya
memberi surat keterangan dan pendapat yang
telah diperiksa sendiri kebenarannya“.
Kewenangan seorang dokter dijelaskan dlm Pasal 20 ayat (1)
Permenkes 2052/2011 dan UU PRAKTIK Kedokteran Pasal 35
ayat (1) ;
” Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda
registrasi mempunyai wewenang melakukan praktik
kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang
dimiliki, yang terdiri atas:
a. mewawancarai pasien;
b. memeriksa fisik dan mental pasien;
c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
g. menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang
praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
Sesuai ketentuan perundang-undangan
diatas, seorang dokter (umum maupun spesialis)
berhak menerbitkan surat keterangan, sesuai
kompetensi dan harus melalui prosedur
pemeriksaan yg lege artis dan pasien benar
mendapatkan surat keterangan tersebut serta
dapat dipertanggungjawabkan.
• Apabila dokter terbukti telah memberikan surat
keterangan kepada pasien tanpa melalui prosedur
yg ditentukan tsb jelas secara moral dokter telah
melanggar kode etik profesi (Kodeki 2012)
• Sementara Dokter yg dengan sengaja
mengeluarkan Surat Keterangan tanpa melakukan
Pemeriksaan terhadap diri pasien secara langsung
dapat dituduh membuat Surat Keterangan Palsu
dengan ancaman 4 tahun Penjara.
• Pasal 267 KUHP
(1) seorang dokter yang dengan sengaja membuat
surat keterangan palsu tentang ada tidaknya penyakit-
penyakit, kelemahan atau cacat, dapat dijatuhi
hukuman penjara paling tinggi 4 tahun
• (2) seorang dokter yang dengan sengaja membuat
suatu surat keterangan palsu dengan tujuan
memasukkan seseorang ke dalam rumah sakit jiwa
atau dikeluarkan dari rumah sakit tersebut dapat
dikenakan penjara paling tinggi 8 tahun 6 bulan.
60. Seorang laki-laki 55 tahun datang dengan
keluhan adanya bercak keputihan di lengan dan
badanya, terasa gatal terutama saat berkeringat.
Pada pemeriksaan tampak makula hipopigmentasi
berbatas tegas dengan skuama halus diatasnya. Apa
diagnosis yang tepat?
a. Tinea corporis
b. Tinea versikolor
c. Dermatitis atopic
d. Psoriasis vulgaris
e. Ptiriasis rosea
Definisi
• Tinea Korporis
Gangguan kulit yang terjadi pada orang dari segala
usia yang disebabkan oleh jamur dermatofit yaitu
Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton,
yang lebih umum menyebabkan tinea korporis adalah
T.rubrum, T.mentagrophytes, dan M.canis

Prevalensi pria = wanita


Tinea korporis yang berasal dari binatang sering
pada anak-anak
Etiologi
• Trichophyton
-T. Rubrum
-T. Mentagrophytes
• Microsporum
- M. Canis

• Epidermohyton
Manfestasi Klinis
- Gatal
- Lesi berbatas tegas
- Tepi lesi tampak radang
lebih aktif
- Bagian tengah
cenderung
menyembuh/tenang
(central healing)
- Pola polisiklik
- Lesi besar
- Plak bersisik
- eritema
Pemeriksaan

• KOH 20%

• Pembiakan
• Wood Lamp
Penatalaksanaan
1. Terapi Topikal
➢ Golongan Azol-Imidazol
- Ekonazol 1%
- Ketokonazol 2%
- Klotrimazol 1%
- Mikonazol 2%
➢ Golongan Alilamin
- Naftifine 1%
- Butenafin 1%
- Terbinafin 1%
Penatalaksanaan...
2. Terapi Sistemik
➢ Griseofulvin 500-1000 mg/hari
➢ Ketokonazol 200 mg/hari
➢ Flukonazol 100-200 mg
➢ Itrakonazol 100-200 mg/hari
➢ Terbinafin 250 mg
61. Seorang wanita usia 45 tahun, datang ke dokter
umum mengeluhkan selama 6 bulan ini siklus
menstruasinya tidak teratur. Pasien juga
mengeluhkan sulit tidur, perut kembung, muka yang
terasa panas secara tiba-tiba, dan sakit pada
kemaluan saat berhubungan. Pasien tidak mau
dipasang IUD. Pilihan kontrasepsi yang tepat untuk
pasien ini adalah..
a. Pil kombinasi
b. Implant
c. Depoprovera
d. Suntikan 1 bulan sekali
e. Kondom saja
61. E. KONDOM
Apa itu Kondom?
Sarung karet tipis penutup penis yg fungsinya
menampung cairan sperma pada saat pria
berejakulasi

Bagaimana cara kerjanya?


✓ Mencegah pertemuan spermatozoa (sel
mani) dengan sel telur (ovum) pd waktu
bersenggama
✓ Penghalang langsung dgn cairan terinfeksi
CARA SEDERHANA:
Kondom…
Tingkat keberhasilan (Efektifitas)?
80-95%

Keuntungannya?
☺ Murah, mudah didapat, tdk perlu resep dokter
☺ Mudah dan dapat dipakai sendiri
☺ Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
Kondom…
Kerugiannya?
 Selalu hrs memakai kondom yg baru
 Selalu hrs ada persediaan
 Kadang-kadang ada yg tdk tahan (alergi)
terhadap karetnya
 Tingkat kegagalannya cukup tinggi, bila
terlambat memakainya
 Dpt sobek bila memasukkannya tergesa-
gesa
Kondom…
Cara penggunaannya?
Dengan cara menyarungkan pd alat kelamin laki-laki yg
sdh tegang (keras), dari ujung zakar (penis) sampai ke
pangkalnya pd saat akan bersenggama. Sesudah selesai
bersenggama, agar segera melepaskan kondom sebelum
penis menjadi lemas

Efek/ akibat sampingnya?


 Alergi terhadap karet
Kondom…
Tempat mendapatkannya?
✓ Rumah sakit
✓ Klinik KB, Puskesmas
✓ Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK),
Pos Alat Keluarga Berencana Desa
(PAKBD), dan Pembantu Petugas
Keluarga Berencana Desa (PPKBD)
✓ Apotik
✓ Dokter, Bidan swasta
Kondom…
Kunjungan ulang:
Jika persediaan habis, pemakai dpt
kembali ke klinik

Ingat!!!
Kondom adalah alat kontrasepsi yg dual
proteksi, maksudnya adalah bahwa
kondom selain dpt mencegah kehamilan, jg
dpt mencegah penularan penyakit seksual
62. Seorang ibu usia 28 tahun,G2P1A0, hamil 12 minggu
datang dengan keluhan keluar darah dan jaringan dari
vagina, dirasakan keluar sejak 3 jam yang lalu. Kesadaran
compos mentis, TD: 120/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, dan
frekuensi napas: 16x/menit. Dari pemeriksaan VT
didapatkan ostium uteri terbuka 1 cm dan teraba jaringan
sebesar ibu jari. Penatalaksanaan selanjutnya pada pasien
tersebut adalah…
a. Rawat dan observasi
b. Pemasangan infus
c. Rujuk untuk operasi
d. Lanjutkan kehamilan
e. Kuretase
62. E. Kuretase
Abortus
• Definisi: pengeluaran • Diagnosis
hasil konsepsi sebelum • Perdarahanpervaginam
janin dapat hidup di luar • Nyeri perut
kandungan à <22 • Pengeluaran sebagian
minggu (WHO)/ <20 produk konsepsi
minggu/<500 gram • Serviks dapat tertutup/
terbuka
• Etiologi
• Ukuran uterus lebih kecil
• Janin: kelainangenetic/ dari seharusnya
kromosom
• Ibu: infeksi, hormonal, • Penunjang: USG
imunologis, anatomis,
sinekia uteri
• Ayah: kelainan sperma
Sumber : Buku Ilmu Kebidanan(Sarwono Prawirohardjo)
Jenis – Jenis Abortus
Jenis Abortus Portio Jaringan Tatalaksana
Iminens Tertutup (-) Tirah baring
Insipiens Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase
Inkomplit Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase
Komplit Tertutup (+) Tidak ada tindakan khusus
Abortus lainnya
Abortus habitualis: telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut
Abortus septik: abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion : fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan
keluhan apa – apa (perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan(Sarwono Prawirohardjo)


Tatalaksana
Khusus
Umum
(inkomplit)
Perdarahan
Tanda vital à tanda ringan/sedang DAN
syok <16 minggu à forsep
ataujari

Tanda sepsis à Ab
hingga 48 jam bebas Perdarahan berat
demam (ampisilin, DAN >16 minggu à
gentamisin, AVM
metronidazole)

Evakuasi tidak dapat


Rujuk keRS segera dilakukan à
ergometrin 0,2 mg IM

Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan


Diagnosis Serviks Besar uterus Gejala lain

Abortus Tertutup Sesuai dengan usia Uterus lunak


iminens kehamilan

Abortus Terbuka Sesuai dengan usia Uterus lunak


insipiens kehamilan

Abortus Terbuka Lebih kecil dari usia Uterus lunak


inkomplit kehamilan Keluar jaringan

Abortus Tertutup Lebih kecil dari usia Uterus kenyal


komplit kehamilan Keluar jaringan

Abortus septik : abortus + komplikasi infeksi pelvis  Demam, nyeri


perut, sekret vagina
63. Seorang wanita 30 tahun mengeluh terus
menerus keluar darah haid selama 3 bulan terakhir.
Keluhan disertai nyeri perut bawah. Pasien
membawa hasil histopatologi dirinya dan
didapatkan hasil leiomyoma. Leimyoma merupakan
jaringan…
a. Epitel
b. Otot polos
c. Kelenjar
d. Mesenkim
e. Otot lurik
63. B Otot Polos

Leiomioma uteri
Tumor jinak uterus yang terdiri dari otot polos dan jaringan ikat dari
uterus. Sering disebut sebagai Mioma, Fibroid, Fibromioma.
insidens 20-25% pada wanita berusia diatas 35 tahun.
Estrogen berpengaruh atas timbulnya mioma uteri. Pada jaringan mioma,
terdapat jumlah reseptor estrogen yang lebih tinggi dibandingkan
jaringan miometrium sekitarnya.
Hubungan antara moima dengan hormon estrogen maka :
1. Mioma uteri membesar pada usia reproduksi dan regresi pada
pascamenopause
2. Mioma uteri sangat responsif terhadap terapi obat GnRH analog

Gejala klinik mioma :


1. Perdarahan/menorhagia, karena permukaan kavum uteri yang lebih
luas dan adanya gangguan kontraksi uterus akibat massa tumor
2. Penekanan pada kandung kemih, ureter, rektum atau organ
rongga panggul lainnya
3. Nyeri : akibat degenerasi mioma atau kontraksi uterus berlebihan
pada mioma submukosum
4. Infertilitas : dapat disebabkan distorsi tuba, gangguan implantasi
pada endometrium, oklusi kanalis endoserviks, dan sebagainya
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi menjadi :
1. Mioma intramural, tumbuh di dalam dinding uterus (lapis miometrium)
2. Mioma subserosum, dibawah lapisan serosa uterus/peritoneum,
tumbuh ke arah rongga peritoneum
3. Mioma submukosum, dibawah lapisan mukosa uterus/endometrium,
tumbuh ke arah kavum uteri (dapat bertangkai dan keluar ke vagina
melalui kanalis servikalis, disebut myoma geburt/polip fibroid)
4. Mioma parasitik, mioma yang terlepas dari jaringan induknya,
kemudian melekat pada jaringan lain (misalnya omentum/ligamentum/
usus) kemudian mendapat vaskularisasi dan tumbuh parasitik
5. Mioma peduncularis, mioma yang tumbuh menjadi massa sendiri
di dalam rongga perut
Diagnosis banding
- Adenomiosis, neoplasma ovarium, kehamilan
Pertimbangan terapi mioma uteri bila :
1. Tumor besar mengisi rongga pelvis, diameter melebihi 8 cm
2. Perdarahan abnormal yang tidak terkendali dengan medikamentosa
3. Pertumbuhan tumor cepat (curiga degenerasi ganas miosarkoma)
4. Tumor membesar dan tidak mengecil pada postmenopause

Pilihan terapi :
1. Pembedahan, histerektomi (jika tidak ada rencana hamil lagi), atau
miomektomi (pada usia reproduksi/masih rencana hamil). Namun
jika massa tumor terlalu besar tau luas, kadang tidak memungkinkan
hanya dilakukan pengangkatan massa tumor, sehingga tetap
dilakukan histerektomi
2. Pengecilan tumor sementara dengan obat-obatan GnRH analog,
medroxyprogesteron, danazol (testoteron)

Maskroskopik pascaoperasi : mioma memiliki lapisan kapsul yang


tegas, dapat dipisahkan/dikupas dari massa tumornya
64. Seorang laki-laki 50 tahun datang dengan
keluhan sesak napas sejak 7 hari yang lalu disertai
batuk dengan dahak kuning kental. Riwayat batuk-
batuk 3 tahun yang lalu, TD: 100/70 mmHg, RR:
26x/menit. Pada pemeriksaan foto rontgen thorax
didapatkan gambaran honeycomb apperence.
Diagnosis yang paling tepat adalah….
a. Asma bronchial
b. PPOK
c. Bronkiektasis
d. Emfisema
e. Efusi pleura
64. C. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah pelebaran Pemeriksaan Fisis
abnormal bronkus ukuran
medium disertai destruksi • Ronki basah, ronki kering,
jaringan dinding bronkus, mengi
umumnya akibat infeksi lama. Pemeriksaan Penunjang
• X-ray dan CT-scan:
DIAGNOSIS honeycombing
Anamnesis
• Batuk kronik produktif, dahak TATA LAKSANA
tiga lapis • Antibiotik
• Hemoptisis • Terapi dada
• Sesak napas
• Malaise

• Medscape
Pemeriksaan Radiologi
• CT scan
• Foto Thorax
65. Seorang wanita 37 tahun G3P2A0, dibawa ke puskesmas
karena persalinan tidak maju sejak kemarin dirumah dukun.
Pemeriksaan fisik: VS dalam batas normal, TFU 37 cm, lingkar
perut ibu 95 cm, bagian punggung janin dikanan ibu, DJJ: 140
x/menit his 3x dalam 10 menit, durasi 30-35 detik. Bagian
terendah janin kepala, perliman2/5, pembukaan serviks 10 cm,
ketuban utuh, penerunan kepala sejajar bidang hodge 3, panggul
kesan normal, apakah penatalaksanaan yang tepat untuk khusus
diatas?
a. Tunggu partus spontan
b. Drip oxytosin
c. Rehidrasi
d. Pecahkan ketuban
e. SC
65. C. Pecahkan Ketuban

MEMBAHAS ULANG LANGKAH


STANDART
( 58 LANGKAH ).

• Terdiri dari 10 langkah besar.


• Dipecah rinci menjadi 58
langkah.
I. MENGENALI GEJALA DAN
TANDA KALA DUA.
1. Mendengar dan melihat adanya tanda
kala dua :
➢ Do - ran.
➢ Tek – nus
➢ Per – jol.
➢ Vul – ka.
II. MENYIAPKAN
PERTOLONGAN PERSALINAN.
2. Tempat, Alat & obat untuk resusitasi :
Masukan spuit dlm tempat instrument
Buka ampul oxytocin
3. Pakai pelindung diri lengkap.
4. Mencuci tangan sesuai standart , keringkan.
5. Pakai sarung tangan satu
6. Masukkan oxytocin dlm tabung suntik, pakai
kedua sarung tangan.
III. PASTIKAN PEMBUKAAN
LENGKAP DAN KEADAAN
JANIN BAIK
7. Bersihkan vulva
8. Lakukan periksa dalam – pecah ketuban
9. Dekontaminasi sarung tangan – lepaskan
10. Periksa DJJ
66. Anak 9 tahun dibawa ibunya dengan keluan
gatal. Gatal disela jari, tangan, bokong dan terasa
gatal saat malam hari. Pasien tinggal di pondok
pesantren, dan terdapat teman seasramanya yang
mengalami keluhan serupa. Diagnosa pada pasien
ini adalah…
a. Tinea pedis
b. Tinea cruris
c. Scabies
d. Cutaneous larva migran
e. Oxyuriasis
66. C. Scabies
Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian
hominis dan produknya

Epidemiologi
Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan,
di semua geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan
kelas sosial.

Namun menjadi masalah utama pada daerah yang padat


dengan gangguan sosial, sanitasi yang buruk, dan negara
dengan keadaan perekonomian yang kurang.
ETIOLOGI

1. Sarcoptes scabiei varian hominis


2. filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, superfamili Sarcopte

Morfologi Ukuran Bentuk dewasa


1. Tungau kecil 1. betina berkisar antara 330 – 4 pasang kaki, 2 pasang
2. Berbentuk oval 450 mikron x 250 – 350 didepan sebagai alat untuk
3. punggungnya mikron melekat dan 2 pasang kaki
cembung 2. Jantan 200 – 240 mikron x 150 kedua pada betina
4. Bagian perutnya rata – 200 mikron berakhir dengan rambut,
5. Tidak bermata sedangkan pada jantan
pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan
keempat dengan alat perekat
Manifestasi Klinis

Cardinal Sign
Dapat didiagnosis jika ditemukan 2 dari 4

1. Pruritus nocturna
2. Sekelompok orang
3. Adanya terowongan
4. Menemukan Sarcoptes scabiei
Jenis Obat Dosis Keterangan
Permethrin Dioleskan selama 8-14 jam, Terapi lini pertama di US dan kehamilan
kategori B
5% cream diulangi setelah 7 hari.

Lindane 1% lotion Dioleskan selama 8 jam setelah itu Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun
dibersihkan, olesan kedua diberikan kebawah, wanita selama masa kehamilan
1 minggu kemudian. dan laktasi.

Crotamiton Dioleskan selama 2 hari berturut- Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitasnya
turut, lalu diulangi dalam 5 hari. tidak sebaik topikal lainnya.
10% cream

Precipitatum Sulfur Dioleskan selama 3 hari lalu Aman untuk anak kurang dari 2 bulan dan
wanita dalam masa kehamilan dan laktasi,
5-10% dibersihkan.
tetapi tampak kotor dalam pemakaiannya
dan data efisiensi obat ini masih kurang.

Benzyl Benzoat Dioleskan selama 24 jam lalu Efektif namun dapat menyebabkan
dibersihkan dermatitis pada wajah
10% lotion

Ivermectin Dosis tunggal oral, bisa diulangi Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman.
selama 10-14 hari Dapat digunakan bersama bahan topikal
200 υg/kg
lainnya. Digunakan pada kasus-kasus
scabies berkrusta dan scabies resisten.
Pencegahan

- Orang-orang yang kontak langsung atau dekat dengan


penderita harus diterapi. Mencegah penyebaran scabies
karena seseorang mungkin saja telah mengandung tungau
scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.

- Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei,


bantal, handuk dan pakaian yang digunakan dalam 5 hari
terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara
panas.
- Menjaga Higientitas personal
67. Pasien perempuan 28 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan perdarahan pervaginam sejak melahirkan anak
pertamanya 2 minggu yang lalu, berat bayi 3.000 g.
perdarahan sebanyak 3 pembalut penuh dan berbau busuk.
Pasien sempat dirawat nginap 3 hari pasca melahirkan.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Payudara keras dan
berisi penuh air susu. Namun uterus teraba diantara simfisis
dan umbilicus. Terapi apa yang tepat pada pasien ini ?
a. Pijat putting payudara
b. Histerektomi
c. Ligasi arteri uterine
d. Kuretase
e. Uterotonik dan antibiotic
67. E. Uterotonik dan antibiotik
Terapi
• Ampisilin (gram -)
• Gentamisin (gram +)
• Metronidazol (anaerob)
68. Seorang wanita usia 25 tahun, G2P0AI Datang ke
dokter dengan keluhan pandangan kabur dan nyeri
kepala.pada pemiriksaan fisik di dapatkan TD;170/130
mmHg, N; 120 kali/menit, RR; 20X/MENIT. Pasien
mengaku pada kehamilan sebelumnya pasien juga
mengalami hal serupa.tindakan paling tepat yang di
lakukan oleh dokter?
a. Konsultasi ke dokter spesialisasi mata
b. Suntik magnesium sulfat
c. Memulangkan pasien dan menyarankan pasien untuk
tirah baring
d. Menyarankan paien untuk rawat inap sambil
diobervasi
e. Induksi persalinan
68. B. Suntik Magnesium sulfat
Hipertensi dalam kehamilan

Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-


kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6
jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.
Hipertensi Dalam Kehamilan

• Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi


disertai dengan proteinuriapada umur
kehamilan lebih dari 20 minggu atau seger
setelah persalinan

• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai


kejang tonik klonik disusul dengan koma

Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan


Hipertensi dalam Kehamilan
• Hipertensi kronik
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
• Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau
diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan <20
minggu
• Tidak ada proteinuria(diperiksa dengan tes celupurin)
• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata,
jantung, dan ginjal

Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan


Hipertensi dalam Kehamilan
• Preeklampsia Ringan
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan
> 20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan
pemeriksaan proteinuria
protein kuantitatif 1+ atau
menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam

• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan
>20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organlain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
• Sakit kepala , skotomapenglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu

• Impending eklamsia à PEB disertai salah satu gejala dari nyeri


kepala hebat, gangguan visus, muntah2, nyeri epigastrium, atau
kenaikan tekanan darah yang progresif

• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4
awal 4 g 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara perlahan IV
selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan masing-
masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan

Dosis • Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%)


rumatan 6 dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer
g MgSO4 Laktat/ Ringer Asetat, lalu berikan secara IV
dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6
jam, dan diulang hingga 24 jam setelah
persalinan ataukejang berakhir (bila eklampsia)
69. Seorang anak laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD
RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada awal
inspeksi tampak kesulitan bernapas.Dari pemeriksaan
VITAL SIGN di dapatkan TD: 80/50 mmHg,nadi:120
x/menit,Napas :30 x/menit.Pada inspeksi didapatkan jejas
pada dada.Pada perkusi di dapatkan redup dari basal paru
hingga tengah.Pada auskultasi di dapatkan suara paru
menghilang.Diagnosis klinis yang tepat adalah …..
a. Pneumothorax
b. Tamponade cordis
c. Hemtothorax
d. Contusio miokrad
e. Contusio pulmonum
69. C. Hemtothorax

Definisi
Hematotoraks adalah suatu keadaan dimana
terdapat penumpukan darah dari dalam cavum
pleura diantara pleura parietalis dan pleura
viseralis.
Patofisiologi
Trauma Nyeri
pada thorax Inflamasi
daerah
trauma V a
a r
Laserasi paru + laserasi pembuluh darah s t
intrakostalis / arteri mamae interna o e
k r
Kehilangan o i
Perdarahan  darah darah dari n o
terakumulasi di rongga pleura tubuh s l
t
Menekan Cardiac r
Fibrin + kontaminasi i
deposit paru output ↓
bakteri k
s
Gangguan Tekanan darah i
Fibrothorax bakterimia ↓
pengembangan paru

Hambat Gangguan Aliran darah


pengembangan Septic shock ventilasi ke perifer ↓
paru

O2 ↓, CO2↑
Gejala Klinis
Berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering muncul
adalah :
 Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali
sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin berat. Penderita
bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan mulut terbuka.
 Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan
tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih
nyeri pada gerak pernapasan.
 Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
 Denyut jantung meningkat.
 Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang
kurang.
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi :
a. Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
b. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
 Palpasi :
a. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
b. Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit
 Perkusi :
a. Suara ketok pada sisi yang sakit pekak
b. Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi
 Auskultasi :
a. Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang
b. Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negatif
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran Radiologik :
1. Pada keadaan dini dimana cairan yang ada di
dalam cavum pleura masih kurang dari 200 cc,
maka pada foto tegak dengan posisi PA belum
terlihat bayangan cairan secara radiologis,
karena terletak di belakang difragma. Kadang-
kadang hanya terlihat sebagai sinus yang
tumpul. Tetapi, pada foto dengan posisi lateral.
2. Bila cairan sudah banyak (lebih dari 300 cc),
akan terlihat gambaran radiologis yang klasik,
berupa :
a. Perselubungan padat dengan sinus yang
tertutup.
b. Permukaan atas cairan yang berbentuk
concave
c. Bila cairan cukup banyak akan mendorong
jantung, mediastinum atau trachea ke sisi
yang lain.
70. Seorang wanita berusia 18 tahun dengan
keluhan pendarahan dari jalan lahir disertai nyeri
dan demam tinggi.Sebelumnya pasien pergi
kedukun kemudian di masukan sesuatu ke jalan
lahir kemudian timbul bercak bercak darah. Dari
pemeriksaan dalam di dapatkan ostium uteri
eksternal terbuka,terdapat gumpalan,Berbau
busuk.Diagnosis pada kasus ini adalah…..
a. Abortus septic
b. Abortus imminens
c. Abortus insipient
d. Abortus inkomplet
e. Aburtus komplet
70. A. Abortus septic
Abortus septik adalah abortus yang mengalami
komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari
infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran
kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus
tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika
terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan
dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
abortus tidak aman dengan menggunakan
peralatan.
Abortus
• Definisi: pengeluaran • Diagnosis
hasil konsepsi sebelum • Perdarahanpervaginam
janin dapat hidup di luar • Nyeri perut
kandungan à <22 • Pengeluaran sebagian
minggu (WHO)/ <20 produk konsepsi
minggu/<500 gram • Serviks dapat tertutup/
terbuka
• Etiologi
• Ukuran uterus lebih kecil
• Janin: kelainangenetic/ dari seharusnya
kromosom
• Ibu: infeksi, hormonal, • Penunjang: USG
imunologis, anatomis,
sinekia uteri
• Ayah: kelainan sperma
Sumber : Buku Ilmu Kebidanan(Sarwono Prawirohardjo)
Jenis – Jenis Abortus
Jenis Abortus Portio Jaringan Tatalaksana
Iminens Tertutup (-) Tirah baring
Insipiens Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase
Inkomplit Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase
Komplit Tertutup (+) Tidak ada tindakan khusus
Abortus lainnya
Abortus habitualis: telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut
Abortus septik: abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion : fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan
keluhan apa – apa (perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan(Sarwono Prawirohardjo)


71. Wanita datang ke dokter dengan keluhan tidak bisa
hamil, sudah menikah 3 tahun. Suami tidak didapatkan
kelianan. Pada pasien didapatkan edometriosis yang
menyebabkan terdapatnya jaringan perut, fibrosis pada
kedua tuba falopii dekat ampula. Apa yang menyebabkan
infertilitas pada pasien tersebut?
a. Gangguan hormon yang menyebabkan ovum tidak
matang
b. Sperma tidak dapat mmasuk uterus
c. Sperma tidak dapat masuk ke tempat fertilitas
d. Ovum tidak dapat berkembang
e. Ovum yang sudah di buahi tidak bisa implantasi ke
uterus
71. C. Sperma tidak dapat masuk
ketempat fertilitas

Definisi ENDOMETRIOSIS
• Endometriosis adalah jaringan ektopik (tidak pada permukaan
dalam uterus) yang memiliki susunan kelenjar atau stroma
endometrium atau kedua-duanya dengan atau tanpa
makrofag yang berisi hemosiderin dan fungsinya mirip dengan
endometrium karena berhubungan dengan haid dan bersifat
jinak, tetapi dapat menyebar ke organ-organ dan susunan
lainnya.

377
LOKASI

378
Manifestasi klinis
1. Dismenorea.
2. Dispareunia.
3. Diskezia.
4. Gangguan miksi dan hematuria.
5. Gangguan haid dan siklusnya.
6. Infertilitas.

379
diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
– Laparoskopi.
– Biopsi

*Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi


tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air
kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang
adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing

380
Pencegahan
• Kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk
endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang
berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan
karena regresi endometrium dalam sarang-sarang
endometriosis.

381
72. Seorang perempuan 23 tahun datang dengan
keluhan keputihan.Pada pemeriksaan mikroskopis
di dapatkan mikroorganisme berbentuk bulat,
berwarna pink, dan di dalamnya seperti berudu
berekor.Terapi pasien tersebut yang tepat adalah….
a. Metronidazol
b. Ciprofloxacin
c. Amoxicilin
d. Cefadroxil
e. Cefixime
72. A. Metronidazol
Klinis Khas
KeputihanTerapi
Penunjang

Bakterial vaginosis keputihan berbau “clue cell” Whiff test Metronidazol 2 x 500
(etiologi: Gardnerella) amis (+) pH > 5 mg selama 7 hari

Trikomoniasis keputihan kehijauan, Pewarnaan basah Metronidazol2 x 500


(etiologi : berbuih, dispareunia, dengan NaCl mg selama 7 hari
Trichomonas ) “strawberry servix
appearance”

Kandidiasis keputihan kental Pewarnaan KOH : Klotrimazol


vulvovaginal (etiologi seperti keju / susu, pseudohifa intravaginal, Nistatin
: Candida) gatal, eritema vulva intravaginal
vagina
74. Pasien 65 tahun sesak napas sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat sesak sering di alami setelah beraktifitas sejak 3
tahun yang lalu, semakin lama semakin berat. Enam bulan
yang lalu pasien tidak mampu lagi bekerja. Riwayat sering
batuk berdahak sejak 3 tahun lalu. Pasien merokok lebih dari
40 tahun, 1-2 bungkus per hari. Pada pemeriksaan fisis di
dapatkan purse lip breathing, hipertrofi otot otot bantu
bernapasan.Pada auskultasi di dapatkan wheezing pada kedua
lapang paru. TD: 140/90 mmHg. Kondisi ko-morbid apa yang
bisa terjadi pada penyakit ini?
a. Fibrosis paru
b. Diabetes mellitus
c. Bronkitis kronik
d. Hipertensi
e. Tuberkolosis
74. D. Hipertensi
Definisi
• Gagal jantung adalah suatu keadaan
patofisiologis dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk
kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian
cukup.
Etiologi
• Gagal jantung paling sering disebabkan oleh
gagal kontraktilitas miokard, seperti yang
terjadi pada infark miokard, hipertensi lama,
atau kardiomiopati. Penyakit katup jantung,
kongenital.
Kriteria Framingham
▪ Kriteria Major ▪ Kriteria Minor
 Paroksismal nokturnal dipsnea  Edema ekstremitas
 Distensi vena leher  Batuk malam hari
 Ronkhi paru  Dipsnea d’effort
 Kardiomegali  Hepatomegali
 Edema paru akut  Efusi pleura
 Gallop S3
 Penurunan kapasitas
 Peninggian tekanan vital 1/3 dari normal
vena jugularis
 Takikardi (>120x/menit)
 Refluks hepatojugular
Diagnosis gagal jantung  min 1 kriteria Major dan 2 kriteria
minor
75. Pasien 65 tahun, sesak napas sejak 3 hari yang lalu. Riwayat sesak
sering dialami setelah beraktifitas sejak 3 tahun yang lalu,semakin
lama semakin berat. Enam bulan yang lalu pasien tidak mampu
bekerja. Riwayat sering batu berdahak sejak 3 tahun lalu.Pasien
mrokok besar dari 40 tahun, 1-2 bungkus per hari. Pada pemeriksaan
fisis di dapatkan purse lip breathing, hipertrofi otot-otot bantu
pernapasan . Pada auskultasi di dapatkan wheezing pada kedua lapang
paru. Hasil pemeriksaan foto thoraks yang mendukung diagnosis
adalah?
a. Hipoinflasi paru
b. Diafragma letak tinggi
c. Infiltrat pada apeks
d. Hiperinflasi paru
e. Penyempitan ruang retrosternal
75. D Hiperinflasi Paru

Foto toraks PPOK dijumpai:


• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran udara yang • Sesak progresif, persisten,
tidak sepenuhnya reversibel, memberat dengan aktivitas,
progresif, berhubungan berat, sukar bernapas
dengan respon inflamasi paru • Batuk kronik
terhadap partikel/gas • Batuk kronik berdahak
berbahaya, disertai efek
ekstraparu • Riwayat faktor risiko
• Gabungan antara obstruksi
saluran napas kecil &
kerusakan parenkim • Pemeriksaan Penunjang:
• Spirometri
• DPL & AGD
• Faktor Risiko:
• Radiologi toraks
• Asap rokok, polusi udara, stres (hiperinflasi/hyperaerated
oksidatif, genetik, tumbuh lungs, hiperlusens, ruang
kembang paru, sosial ekonomi retrosternal melebar,
diafragma mendatar, jantung
pendulum)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Tatalaksana PPOK
Tatalaksana eksaserbasi akut
• Antibiotik à makrolid
• Bronkodilator à inhalasi (IV + inhalasi jika di
ranap), B-2 agonis = antikolinergik
• Xantin utk memperkuat otot diafragma
• Kortikosteroid à min. derajat sedang, prednisone
30 mg/hari 1-2 minggu
• Ventilasi mekanik à hanya pada eksaserbasi berat

PPOK. PDPI, 2003


76. Seorang bayi perempuan berusia 1 bulan di bawa ke
IGD dengan keluhan sesak napas . Sebelumnya terdapat
riwayat panas, batuk, dan ingusan. Dari pemeriksaan si
dapatkan nadi: 142x/menit, naps : 58x/menit,T: 38,7
derajad C. Pemeriksaan dada: inspeksi: sonor, auskultasi:
ekspirasi memajang ke dua himotoraks, suara bronkial,
terdapat ronki halus di kedua lapang paru. Bibir pucat
kebiruan. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini
adalah…
a. Bronkiolitis
b. Bonkopneumonia
c. Sindrom croup
d. Pertusis
e. Asma bronkial
76. A Bronkiolitis

• Menurut Wohl, bronkiolitis adalah inflamasi bronkioli pada


bayi <2 tahun.
• Berdasarkan guideline dari UK, bronkiolitis adalah penyakit
seasonal viral yang ditandai dengan adanya panas, pilek,
batuk, dan mengi.
• Pada pemeriksaan fisis ditemukan inspiratory crackles dan/
atau high pitched expiratory wheeze.
• Etiologi bronkiolitis antara lain adalah Respiratory Syncytial
Virus (RSV) (tersering), Rhinovirus,Adenovirus,
Parainfluenzae virus, Enterovirus, dan Influenzae virus.
• Bronkiolitis merupakan penyebab tersering perawatan
rumah sakit pada anak usia 2-6 bulan dan sering terjadi
misdiagnosis dengan asma.
Anamnesis
• Sering terjadi pada anak berusia <2 tahun. Sembilan puluh persen (90%)
kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit terjadi pada bayi
berusia <1 tahun. Insidens tertinggi terjadi pada usia 3-6 bulan.
• Anak yang menderita bronkiolitis mengalami demam atau riwayat demam,
namun jarang terjadi demam tinggi.
• Rhinorrhea, nasal discharge (pilek), sering timbul sebelum gejala lain
seperti batuk, takipne, sesak napas, dan kesulitan makan.
• Batuk disertai gejala nasal adalah gejala yang pertama muncul pada
bronkiolitis. Batuk kering dan mengi khas untuk bronkiolitis.
• -Poor feeding.
• Banyak penderita bronkiolitis mempunyai kesulitan makan yang
berhubungan dengan sesak napas, namun gejala tersebut bukan hal
mendasar untuk diagnosis bronkiolitis
• Bayi dengan bronkiolitis jarang tampak ”toksik”. Bayi dengan tampilan
toksik seperti mengantuk, letargis, gelisah, pucat, motling, dan takikardi
membutuhkan penanganan segera.

Sumber:
IDAI 2009
• Napas cepat merupakan gejala utama pada lower respiratory tract
infection (LRTI), terutama pada bronkiolitis dan pneumonia.
• Retraksi dinding dada (subkosta, interkosta, dan supraklavikula) sering
terjadi pada penderita bronkiolitis. Bentuk dada tampak hiperinflasi
dan keadaan tersebut membedakan bronkiolitis dari pneumonia.
• Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru sering ditemukan (tapi
tidak selalu) pada penderita bronkiolitis. Di UK, crackles merupakan tanda
utama bronkiolitis. Bayi dengan mengi tanpa crackles lebih sering
dikelompokkan sebagai viral-induced wheeze dibandingkan bronkiolitis.
• Di UK, high pitched expiratory wheeze merupakan gejala yang sering
ditemukan pada bronkiolitis, tapi bukan temuan pemeriksaan fisis yang
mutlak. Di Amerika, diagnosis bronkiolitis lebih ditekankan pada adanya
mengi.
• Apnea dapat terjadi pada bronkiolitis, terutama pada usia yang sangat
muda, bayi prematur, atau berat badan lahir rendah.
Pengobatan
• Bronkiolitis pada umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Pasien bronkiolitis dengan klinis ringan dapat rawat jalan,
jika klinis berat harus rawat inap. Terapi suportif seperti
pemberian oksigen, nasal suction masih dapat digunakan.
Fisioterapi dada dengan vibrasi dan perkusi tidak
direkomendasikan untuk pengobatan penderita bronkiolitis
yang tidak dirawat di ruang intensif.

• Menurut penelitian, pemberian antiviral, antibiotik, inhalasi


β2-agonis, inhalasi antikolinergik (ipratropium) dan inhalasi
kortikosteroid tidak direkomendasikan. Belum ada
penelitian yang dapat menunjang rekomendasi pemberian
leukotriene receptor antagonist (Montelukast) pada pasien
dengan bronkiolitis.
77. Wanita 25 tahun G1P0A0 Hmil 10 minggu
dengan keluhan mual dan muntah . sejak 1 minggu
tidak bisa makan apapun. Saat ini merasakan nyeri
ulu hati, mual dan muntah, mata tampak cekung
dan konjungtiva tampak anemis. TD: 90/60 mmHg,
HR: 96x/menit, RR: 20X/MENIT.Pengobatan apa
yang di berikan?
a. Piridoksin p.o
b. Domperidon p.o
c. Ondancenntron IV
d. Dexametason IV
e. Metoclopramid p.o
77. A. Piridoksin PO
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Mual muntah selama kehamilan yang
berlebihan sehingga menimbulkan tanda2
klinis.
• Pengaruh hormon HCG
• Tatalaksana :
- Cegah dehidrasi
- Small frequent feeding
- Anti muntah : B6, ondansentron
78. Seorang wanita usia 65 tahun datang sengan
keluhan gatal di tengkuk dan punggung kaki.
Pada pemeriksaan dermatologis tampak plakat
berbatas tegas dan likenifikasi. Apa diagonis
yang tepat?
a. Dermatitis kronis
b. Dermatitis atopi
c. Dermatitis numularis
d. Dermatitis seboroik
e. Neurodermatitis
78. E. Neurodermatitis
Neurodermatitis
• Penyakit kulit yang ditandai dengan sensasi
gatal kronis pada kulit
• Gejala : sensasi gatal yang menyengat , kulit
menjadi kasar, bersisik , dan menebal
(likenifikasi = seperti kulit kayu) dan menjadi
lebih gelap dari kulit yang lain
predileksi : leher, genital, permukaan
ekstensor kaki
• Th/ steroid topikal potensi tinggi
Morfologi kulit
• Papul : penonjolan diatas permukaan kulit,
sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil
dari 0,5 cm dan beisikan zat padat
• Pustul : vesikel yang berisi nanah
• Vesikel : Gelembung berisi cairan serum,
beratap, berukuran diameter kurang dari
0,5cm, dan mempunyai dasar
• Bula : Vesikel berukuran besar
79. Laki-laki usia 23 tahun mengalami kecelakaan
lalu lintas. Pasien mengalami penurunan kesadaran
. Lalu pasien di periksa roentgen dan di dapatkan
gambaran radiologi hemithorax dextra radiolusen
yang avaskuler,dengan batas paru radiopaque tipis,
mediastinum bergeser ke kiri. Apakah
penatalaksanaan pasien tersebut….
a. Pasang iv line
b. Pasang oksigen
c. Catheter foley
d. Thoracosinthesis
e. Manuver jalan napas
79. D. Thoracosinthesis

Palpasi
Inspeksi (fremitus) Perkusi Auskultasi

Sisi sakit
Efusi pleura tertinggal Melemah Redup Menurun

Trakea terdorong
Pneumotoraks ke sisi sehat Melemah Hipersonor Menurun

Trakea tertarik
Atelektasis ke sisi sakit Melemah Redup Menurun
Pneumotoraks – Definisi, Gejala Klinis,
Diagnosis & Tatalaksana

• Adanya udara di dalam Tata laksana


kavitas pleura –Pneumotraks spontan
primer atau iatrogenik:
• Gejala: sesak napas dan aspirasi jarum sederhana
nyeri dada akut –Pneumotoraks spontan
– Bila ada hipotensi, hipoksia, sekunder/traumatik:
trakea terdorong ke sisi yang pemasangan chest tube dan
sehat, atau takikardia  tension WSD
pneumothorax –Tension pneumothorax:
• Ro toraks: radiolusensi, dekompresi jarum darurat,
terlihat gambaran avaskuler dilanjutkan dengan
dengan pleural line pemasangan chest tube dan
WSD
80. Seorang laki-laki 30 tahun kecelakaan datang ke
IGD dengan keluhan sesak napas dan terdapat jelas
di dada kanan, TD: 90/60 mmHg, nadi: 100 x/mnt,
frekuensi napas: 32x/mnt terdapatan peningkatan
tekanan vena jugularis, gerakan dada kanan
tertinggal jika bernapas. Diagnosa yang tepat
adalah…
a. Pneumothoraks dekstra
b. Efusi pleura dekstar
c. Hematopneumothoraks
d. Hematothoraks
e. Tension pneumothpraks
80. E. Tension pneumothoraks
Pneumotoraks – Definisi, Gejala Klinis,
Diagnosis & Tatalaksana
• Adanya udara di dalam Tata laksana
kavitas pleura –Pneumotraks spontan
primer atau iatrogenik:
• Gejala: sesak napas dan aspirasi jarum sederhana
nyeri dada akut –Pneumotoraks spontan
– Bila ada hipotensi, hipoksia, sekunder/traumatik:
trakea terdorong ke sisi yang pemasangan chest tube dan
sehat, atau takikardia  tension WSD
pneumothorax –Tension pneumothorax:
• Ro toraks: radiolusensi, dekompresi jarum darurat,
terlihat gambaran avaskuler dilanjutkan dengan
dengan pleural line pemasangan chest tube dan
WSD
81. Seorang wanita 35 tahun datang dengan
keluhan adanya gelembung geembung berisi cairan
di tungkai kanannya. Keluhan timbul setelah
tersiram bahan kimia di tempat kerjanya.Pada
pemeriksaan tampak bula dengan dasar eritema
berisi cairan. Apa diagnosis yang tepat?
a. Urtikaria
b. Tinea cruris
c. Dermatitis kontak iritan
d. Dermatitis kontak alergi
e. Impetigo bullosa
81. C. Dermatitis kontak iritan
DEFINISI
• Dermatitis kontak adalah dermatitis yang
disebabkan oleh bahan/ substansi yang
menempel pada kulit.
• Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu
dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak
alergi.
• Keduanya dapat bersifat akut dan kronis.
GAMBARAN KLINIS
• Dermatitis kontak iritan akut
kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel
atau bula
GAMBARAN KLINIS
Dermatitis Kontak Iritan Lambat (delayed)
• gejala obyektif tidak muncul hingga 8 – 24 jam
atau lebih setelah pajanan.
• gambaran klinisnya mirip dengan dermatitis
kontak iritan akut.
• Contohnya adalah dermatitis yang disebabkan
oleh serangga yang terbang pada malam hari,
dimana gejalanya muncul keesokan harinya
berupa eritema yang kemudian dapat menjadi
vesikel atau bahkan nekrosis.
GAMBARAN KLINIS
• DKI Kronis/kumulatif
 Penyebabnya ialah kontak berulang ulang dengan iritan lemah.
 Kelainan baru nyata setelah kontak berminggu-minggu atau bulan, bahkan
tahun
 Berhubungan dengan pekerjaan
 Kulit kering, eritema, skuama, dan lambat laun akan menjadi
hiperkeratosis dan dapat berbentuk fisura
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
adanya pajanan yang menyebabkan iritasi. makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura
predominan setelah terbentuk vesikel

onset dari gejala terjadi dalam beberapa tampak kulit berlapis, kering, atau melepuh
menit sampai jam
DKI kumulatif terjadi akibat pajanan bentuk sirkumskrip tajam pada kulit
berulang dari suatu bahan iritan yang
merusak kulit.
Penderita merasakan sakit, rasa terbakar, rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
rasa tersengat, dan rasa tidak nyaman akibat
pruritus yang terjadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PATCH TEST menentukan substansi yang menyebabkan dermatitis kontak
iritan dan digunakan untuk mendiagnosis DKA

KULTUR BAKTERI Curiga komplikasi infeksi sekunder bakteri.

PEMERIKSAAN KOH untuk mengetahui adanya mikologi pada infeksi jamur


superficial seperti infeksi candida

PEMERIKSAAN Ig E Peningkatan immunoglobulin E dapat menyoking adanya


riwayat atopi pada pasien
PENATALAKSANAAN
• Prinsip pengobatan dermatitis kontak iritan adalah
dengan menghindari bahan iritan, melakukan proteksi (
seperti penggunaan sarung tangan)
• Terapi medikamentosa:
Pengobatan topikal:
• Untuk lesi basah diberikan kompres larutan salin atau
kalium permanganas 1/10000. Sedangkan untuk lesi
kering diberikan krim hidrokortison 1- 2.5%,
fluosinolon 0.25% atau triamsolon 0.025% atau
desoksimetason 0.025% sesuai dengan indikasi.
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan sistemik:
Diberikan antihistamin CTM 3 x 5 mg/hari atau
mebidrolin napadisilat 2 x 50 mg/ hari atau
loratadin 10 mg/ hari untuk mengatasi gejala
simtomatisnya seperti pruritus.
Bila berat dapat diberikan kortikosteroid (
prednisone atau metil prednisolon) per oral 20-
30 mg/ hari.
• Jika terjadi infeksi sekunder diberikan amoksisilin
atau eritromisin. Bila sudah ada perbaikan dapat
dilakukan tes tempel
82. Seorang laki-laki usia 50 tahun dayang dengan
keluhan dada sering terasa sakit dan kadang berdebar-
debar. Ayah pasien meninggal karena sakit jantung. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Gambaran
hasil EKG dan echokadiografi dengan hasil normal. Pada
pasien juga di lakukan endoskopi dengan hasil normal.
Kepada pasien disampaikan bahwa pasien tidak sakit,
Namun pasien tidak dapat menerimanya. Diagnosis
pasien ini adalah?
a. Gangguan depresi
b. Gangguan panic
c. Gnagguan skizoafektif
d. Gangguan cemas menyeuruh
e. Somatoform
82. E. Gangguan Somatoform
• Gangguan Hipokondriasis
– Keyakinan akan memiliki suatu penyakit (datangdg diagnosis)
• Malingering
– Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal, seperti malas kerja atau mendapatkan
narkoba à bukan penyakit
• Factitious disorder
– Pura-pura sakit karena ingin mendapat perhatian atau perawatan, bukan karena
tujuan eksternal à penyakit
• Gangguan somatisasi
• Banyak keluhan fisik, tetapi di pemeriksaan fisis tidak ada kelainan
• Co/ Gangguan nyeri somatisasi à hanya 1 keluhan berupa nyeri hilang timbul
tanpa kelainan fisik
• Penyakit psikosomatik
– Penyakit-penyakit fisik yang memiliki aspek mental (co/ hipertensi dengan stres)
à pasiennya beneran sakit, dan psikologis memengaruhi penyakit tersebut

Sumber : Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III


83. Perempuan hamil datang dengan suami untuk
memeriksakan kehamilan. Dari pemeriksaan di dapatkan
moluscum contagiosum yang parah dan dapat
memengaruhi kehamilan. Dari anamnesis tidak di
dapatakan factor resiko pada pasien dan suami, namun
setelah di gali berhubungan sengan beberapa laki-laki lain
sebelumnya. Pasien meminta agar dokter tidak memberi
tahu suaminya tentang penyakit pasien. Tindakan dokter
yang tepat adalah….
a. Mengobati pasien tanpa memberi tahu suami
b. Meminta pasien untuk mengajak suami melakukan
pemeriksaan dan pengobatan
c. Memberi tahu suami tentang penyakit pasien
d. Mengambil darah suami dan dapatkan untuk
pemeriksaan lain
e. Mengobati pasien dan suami
83. B. Meminta pasien untuk mengajak suami
melakukan pemeriksaan dan pengobatan
Moluskum kontagiosum
• Disebabkan oleh virus Pox.
• Penyakit ini terutama menyerang anak
dan kadang juga orang dewasa. Jika
pada orang dewasa, tergolong
penyakit akibat hubungan seksual
(PHS). Komplikasi:
• Transmisi melalui kontak kulit • Infeksi bakteri
langsung dan otoinokulasi. sekunder: impetigo
• Kelainan kulit berupa papul multipel • Konjungtivitis
berwarna putih berbentuk kubah,di apabila kelopak mata
terlibat
tengahnya berlekuk (delle) dan bila
dipijat keluar massa putih seperti nasi • Scar pasca-tindakan
• Tatalaksana: bedah beku/kuretase Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
http://www.dermnetnz.org/viral/molluscum-contagiosum.html
84. Seorang perempuan berumur 57 tahun datang ke UGD
rumah sakit dengan keluhan sesak yang semakin memberat
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi
tapi tidak pernah kontrol ke dokter. Dilakukan pemeriksaan
fisik, TD 210/110 mmHg, nadi 100x/menit, RR 24x/menit,
suhu 35,5 derajad C. Pada kedua lapang paru ronkhi +/+,
gallop +/+. Apakah yang menyebabkan pasien sesak?
a. Cairan eksudat masuk ke alveolus
b. Cairan transudat masuk ke alveolus
c. Penurunan tekanan hidrostasis dan plasma protein
d. Peningkatan tekanan plasma protein
e. Masuknya cairan ke pleura (efusi pleura)
84. C. Penurunan tekanan hidrosttik
dan plasma protein

• Edema Paru Akut  timbunan cairan di


pembuluh darah dan parenkim paru akibat
gagal jantung akut

• Gejala: sesak, kardiomegali, gallop, murmur,


aritmia, ronki basah bilateral paru, wheezing,
akral dingin dan basah, saturasi O2 <90%,
batswing appearance pd rontgen dada.
• Gagal Jantung (GJ): kumpulan gejala sesak dan
fatik karena kelainan struktur atau fungsi jantung
• GJ sistolik: penurunan kontraksi jantung  curah
jantung menurun
• GJ diastolik: gangguan relaksasi dan pengisian
ventrikel
• GJ kiri: kelemahan ventrikel kiri ↑ tekanan
vena pulmonal  sesak dan ortopnea
• GJ kanan: kelemahan ventrikel kanan  edema
perifer, hepatomegali, JVP ↑
Algoritme Syok/Edema paru akut
85. Seorang laki-laki berumur 67 tahun diantar
keluarganya ke rumah sakit karena berbicara ngaco
sejak 6 jam yang lalu. Dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan GCS 234, TD 130/70, nadi 100x/menit, RR
28x/menit. GDA 35 mg/dl. Apakah terapi pertama kali
yang dilakukan?
a. Infus Ringer Laktat
b. Injeksi dextrose 5 persen
c. Injeksi dextrose 20 persen
d. Injeksi dextrose 40 persen
e. Injeksi dexamethasone
85. D. Injeksi dextrose 40%
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa
darah < 60 mg/dL ,atau kadar glukosa darah ,<80
mg/dL,dengan gejala klinis ,hipoglikemia pada DM
terjasi karena;
• Kelebihan obat / dosis obat ; terutama insulin
,atau obat hipoglikemia oral
• Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif
menurun ; gagal ginjal kronik pasca persalinan
• Asupan makan tidak adekuat ; jumlah kalori atau
waktu makan tidak tepat
• Kegiatan jasmani berlebihan
• DIAGNOSIS
GEJALA DAN TANDA KLINIS ;
• Stadium parasimpatik; lapar, mual, tekanan darah turun
• Stadium gangguan otak ringan; lemah lesu, sulit bicara, kesulitan
menghitung sementara
• Stadium simpatik; keringat dingin pada muka, bibir atau tangan
gemetar
• Stadium gangguan otak berat; tidak sadar, dengan atau tanpa
kejang

ANAMNESIA
• Penggunan insulin atau obat hipoglemik oral ; dosis terakhir, waktu
pemakaian terakhir, perubahan dosis.
• Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi
• Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya
• Lama menderita DM, komplikasi DM
• Penyakit penyerta: ginjal, hati, dll.
• Penggunaan obat sistematik lainnya; penghambat adrenergi kB, dll
• Pemeriksaan fisik; pucat, diaphoresis, tekanan
darah, frekuensi denyut jantung, penurunan
kesadaran, deficit neurologik fokal transient.

Trias whipple untuk hipoglikemia secara


umum;
1. gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
2. kadar glukosa plasma rendah
3. Gejala mereda setelah kadar glukosa
plasma meningkat
Terapi
Stadium permulaan ( sadar )
• Berikan gula murni 30 gram ( 2 sendok makan ) atau sirop /permen atau
gula murni ( bukan pemanis pengganti gula atau gula diit /gula diabetes )
dan makanan yang mengandung karbohidrat
• Hentikan obat hipoglikemik sementara
• Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam
• Pertahankan GD sekitar 200 mg/dL ( bila sebelumnya tidak sadar)
• Cari penyebab

Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga


hipoglikemia );
1) Diberikan larutan destrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50 mL)bolus intra
vena ,
2) Diberikan cairan dekstrosa 10 % per infuse ,6 jam perkolf
3) Periksa GD sewaktu (GDs) ,kalau memungkinkan dengan glukometer
• Bila GDs < 50 mg /dL-- + bolus dekstrosa 40% 50 ml IV
• Bila GDs < 100 mg /dL --+ bolus dekstrosa 40 % 25 mL IV
4. periksa GDs setiap satu jam setelah pemberian dekstrosa 40%
• bila GDs < 50 mg/dL -- + bolus dekstrosa 40 % 50 mL IV
• bila GDs <100 mg/dL -- +bolus dekstrosa 40 % 25 mL IV
• bila GDs 100 – 200 mg /dL -- tanpa bolus dekstrosa 40 %
• bila GDs > 200 mg/dL – pertimbangan menurunkan kecepatam drip dekstrosa
10 %
5. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 berturut –turut ,pemantauan GDs setiap 2 jam,
dengan protocol sesuai diatas, bila GDs >200 mg/dL – pertimbangkan mengganti
infuse dengan dekstrosa 5 % atau NaCI 0,9
6. Bila GDs >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut- turut ,pemantauan GDs setiap 4
jam, dengan protocol sesuai diatas . bila GDs > 200 mg/dL – pertimbangkan
mengganti infuse dengan dekstrosa 5 % atau NaCI 0.9 %
7. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut, slinding scale setiap 6 jam :
GD ---- RI
( mg/dL ) (unit, subkutan )
<200 0
200-250 5
250-300 10
300-350 15
>350 20
8) bila hipoglikemia belum teratasi,
dipertimbangkan pemberian antagonis insulin
seperti; adrenalin, kortison dosis tinggi, atau
glikagon 0,5-1 mg IV / IM ( bila penyebabnya
insulin )
9) bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200 mg/dL.
hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam
atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan 2
mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 - 2 g/kgBB IV
setiap 6-8 jam, cari penyebab lain penurunan
kesadaran
86. Laki-laki 28 tahun, keluhan mata kanan merah. PF:
visus kanan menurun, terdapat vesikel-vesikel di
palpebra superior et inferior dextra, hanya disisi mata
kanan. Apa tatalaksana yg tepat dilakukan?
a. kompres hangat, asiklovir 5x400mg selama 5
hari
b. kompres dingin, asiklovir 5x400mg selama 5 hari
c. kompres hangat, asiklovir 5x800mg selama 5
hari
d. kompres hangat, asiklovir 5x800mg selama 7
hari
e. kompres dingin, asiklovir 5x800 mg selama 5 hari
86. C. Kompres hangat, asiklovir 5x800mg selama 5 hari
Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva

Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana


Bakteri staphylococci Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
streptococci, sensasi terbakar, biasanya bilateral, Air mata buatan
gonocci kelopak mata susah membuka,
Corynebacteri injeksi konjungtiva difus, discharge
um strains mukopurulen, papil (+)

Virus Adenovirus Mata berair unilateral, merah, rasa Memburuk pada hari 3-5,
herpes tidak nyaman, fotofobia, edema sembuh sendiri dalam 7-14
simplex virus kelopak mata, limfadenopati hari
or varicella- preaurikular, konjungtivitis folikular, Air mata buatan: mencegah
zoster virus pseudomembran (+/-) kekeringan dan mengurangi
inflamasi
Antiviral àherpes simplex
virus atau varicella-zoster
virus

http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
• Herpes zoster (cacar ular)
– Vesikel berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan
edema. Lokalisasi unilateral dan dermatomal. Sangat nyeri.
– Dx: tes Tzanck  ditemukan sel datia berinti banyak
– Obat antiviral untuk herpes zoster oftalmikus dan pasien
imunodefisiensi: asiklovir 5x800 mg (7 hari) atau valasiklovir
3x1000 mg (1 hari)
• Varisela (cacar air, chicken pox)
– Demam diikuti papul, vesikel tear drops, eritematosa.
Penyebaran di badan kemudian menyebar ke muka dan
ekstremitas. Terasa gatal.
– Dx: tes Tzanck  ditemukan sel datia berinti banyak
– Tx: simptomatik
87. Seorang perempuan usia 30 tahun datang
dengan keluhan bercak merah di dada dan
punggung sejak 6 hari yang lalu. Kadang terasa
gatal. Pada pemeriksaan dermatologiskus di daerah
toraks didapatkan lesi eritematosa berbentuk oval
dengan skuama halus kolaret tersebar dengan pola
mengikuti garis-garis iga. Apakah diagnosis yang
tepat untuk kasus di atas?
a. Pitiriasis versikolor
b. Pitiriasis rosea
c. Eritroderma
d. Psoriasis vulgaris
e. Dermatitis seboroik
87. B. Pitirasis rosea
88. Seorang perempuan, G3P2A0 hamil 38 minggu
memiliki riwayat satu bulan sebelumnya TD 120/80,
tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya. Saat ini
pasien tidak memiliki keluhan, pemeriksaan fisik TD
180/90, serta pemeriksaan penunjang Hb 10gr/dl,
leukosit 10000, dan protein urin (-). Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Preeklampsia
b. Hipertensi gestasional
c. Hipertensi kronik
d. PEB
e. Superimposed preeclampsia
88. D. PEB
Hipertensi Dalam Kehamilan
• Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi
disertai dengan proteinuriapada umur
kehamilan lebih dari 20 minggu atau seger
setelah persalinan

• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai


kejang tonik klonik disusul dengan koma

Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan


Hipertensi dalam Kehamilan
• Hipertensi kronik
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
• Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau
diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan <20
minggu
• Tidak ada proteinuria(diperiksa dengan tes celupurin)
• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata,
jantung, dan ginjal

Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan


Hipertensi dalam Kehamilan
• Preeklampsia Ringan
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan
> 20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan
pemeriksaan proteinuria
protein kuantitatif 1+ atau
menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam

• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan
>20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organlain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
• Sakit kepala , skotomapenglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau
trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu

• Impending eklamsia à PEB disertai salah satu gejala dari nyeri


kepala hebat, gangguan visus, muntah2, nyeri epigastrium, atau
kenaikan tekanan darah yang progresif

• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Buku SakuPelayanan KesehatanIbu di Fasilitas KesehatanDasar danRujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4
awal 4 g 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara perlahan IV
selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan masing-
masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4
40%) IM di bokong kiri dan kanan

Dosis • Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%)


rumatan 6 dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer
g MgSO4 Laktat/ Ringer Asetat, lalu berikan secara IV
dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6
jam, dan diulang hingga 24 jam setelah
persalinan ataukejang berakhir (bila eklampsia)
89. Seorang perempuan 34 tahun, G4P3A0
hamil 40 minggu mengalami persalinan macet,
tampak kepala bayi sudah diluar setelah
persalinan dibantu oleh bidan Puskesmas.
Riwayat DM tak terkontrol sejak 5 tahun lalu.
Tutle sign (+). Perkiraan berat badan bayi 4200
gram. Diagnosa yang tepat adalah?
A. After coming Head
B. Retensio bayi
C. Distosia bahu
D. Kala I lama
E. Kala II lama
89. C. Distosia bahu
Definisi
• Tertahannya bahu depan
diatas simfisis
• Ketidakmampuan
melahirkan bahu pada
persalinan normal

Insidens
• 1 - 2 per 1000 kelahiran
• 16 per 1000 kelahiran bayi
> 4000 g
Faktor risiko
• Kehamilan lewat waktu
• Obesitas pada ibu
• Bayi makrosomia
• Riwayat distosia bahu
sebelumnya
• Kelahiran lewat operasi
• Persalinan lama
• Diabetes yang tidak
terkontrol
Diagnosis
• Kepala bayi melekat pada perineum,
(‘turtle’ sign)
• Kala II persalinan yang memanjang
• Gagal untuk lahir walau dengan usaha
maksimal dan gerakan yang benar
Ask for help
Lift - bokong
- kaki } Manuver McRobert
Anterior disimpaction of shoulder
- rotate to oblique
- suprapubic pressure
Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood
Manual removal of posterior arm
Lift - McRobert’s Manoeuver
90. Seorang perempuan 28 tahun mengalami nyeri kepala
sebelah kiri sejak 3 hari lalu. Nyeri kepala terasa
berdenyut dan terkadang menjalar ke tengkuk. nyeri
kepala disertai mual dan muntah sehingga mengganggu
pekerjaan pasien. Fotofobia dan fonofobia positif.
Sebelum nyeri kepala muncul pasien merasa melihat
bintik bintik hitam. Tanda vital dalam batas normal. Tidak
ada kelainan sentral. Diagnosa paling tepat adalah?
A. Cluster headache
B. Migrain tanpa aura
C. Migrain dengan aura
D. Migrain opthalmoplegi
E. Tension type headache
90. C. Migrain dengan aura
Tension headache Migraine headache Cluster headache

Kualitas Ditekan/diikat Berdenyut Menusuk


Intensitas Ringan atau sedang Sedang atau berat Berat sekali
Lokasi Bilateral Unilateral Unilateral
Memberat dengan aktivitas Tidak Ya Tidak
Mual Ada/tidak Ada Tidak ada
Muntah Tidak ada Ada Tidak ada
Fotofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Fonofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Aura Tidak ada Ada (classic)/tidak (common) Tidak ada
Lakrimasi, injeksi konjungtiva,
Gejala penyerta rinorea, dan perspirasi wajah
yang ipsilateral
Membedakan tiga tipe nyeri kepala primer :
–TTH  terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress,
disertai ketegangan otot leher, intensitas ringan-sedang
–Migrain  berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual,
muntah, fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic
migrain) ataupun tidak (common migrain), intensitas sedang-
berat
–Cluster  seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat menjalar
ke temporal/retroorbita, gejala tambahan: lakrimasi, diplopia,
rinore, kongesti nasal, edema palpebra, injeksi konjungtiva
Sumber: Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di indonesia
Tatalaksana nyeri kepala (ringkasan)
• Tension headache
– Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
– Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)
• Migraine headache
– hindari pencetus
– terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
– Bila tidak respon  opioid dan analgetik yang mengandung
butalbital
• Cluster headache
– Akut: triptan atau ergot dengan metoclopramide
– Preventif: Calcium channel blockers, amitriptilin
91. Tn X usia 60 tahun, sesak sejak 2 hari yang lalu, Keluhan
dirasakan semakin memberat terutama ketika mandi dan
berganti pakaian. Keluhan membaik dengan beristirahat.
Pasien dengan hipertensi tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan:
TD 160/110 mmHg, tidak ada edema tungkai. Hasil Rontgen
menyatakan kardiomegali dan bending pembuluh darah paru.
Diagnosis pasien ini adalah?
a. NYHA I
b. NYHA II
c. NYHA III
d. NYHA IV
e. NYHA V
91. C. NYHA III
• NYHA I : without limitation of physical
activity
• NYHA II : slight limitation of physical activity,
comfortable at rest
• NYHA III : marked limitation of physical
activity (walking short distance 20-100 m),
comfortable at rest
• NYHA IV : severe limitation, discomfort even
at rest
• 92. Seorang wanita 35 tahun datang ke UGD
dengan keluhan demam sejak 1 hari yang lalu
disertai nyeri pinggang kanan, menggigil, 2 hari
sebelumnya mengeluh sering kencing berwarna
kuning keruh. Pada pemeriksaan carik celup nitrit
positif, leukosit esterase +3, BJ urin 1.035, pH 5,5,
darah (+) urobilinogen (+). Parameter apa yang
menegakkan diagnosis diatas?
a. Nitrit dan leukosit esterase
b. Nitrit dan darah
c. pH dan BJ
d. Darah dan leukosit esterase
e. Urobilinogen
93. Tn.Y usia 55 tahun mengeluh buang air kecil
tidak tuntas, nyeri, dan berwarna merah. Setelah
berobat ke dokter di diagnosa adenocarcinoma
prostat. Sehingga akan dilakukan pembedahan
TURP. Zona apa pada prostat yang sering
menimbulkan keganasan?
a. Zona transisional
b. Zona Perifer
c. Zona central
d. Zona transisional dan central
e. Zona central dan perifer
93. B. Zona perifer
Menurut Mcneal zona prostat dibagi 5, yaitu :

1. Zona transisional (paling sering BPH, biopsi


melalui TUR)
2. Zona fibromuscular,
3. Zona perifer (paling banyak terjadi ca prostat-
lokasi biopsi per rectal)
4. Zona centralis
5. Zona lateral
94. Seorang perempuan 56 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan sering berkemih, nyeri dan anyang-
anyangan sejak 5 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri pada daerah atas simfisis. Pemeriksaan
laboratorium ditemukan leukosit 25/lp. Pada
pemeriksaan BNO-IVP didapatkan vesika urinaria tampak
menebal dan tidak teratur. Apa diagnosis pada pasien ?
a. Sistitis
b. Refluks urethra
c. Vesikolithiasis
d. Uretritis
e. Servicitis
94. A. Sistitis

Definisi : Radang mukosa kandung kemih akut,


biasanya ringan & sembuh sendiri
atau berat disertai penyulit pielonefritis

Predisposisi - infeksi menurun / menaik


- trauma
- sisa urin
- pengantin (honeymoon cystitis)
GAMBARAN KLINIS
- Anamnesis
- Polakisuria
- Nokturia
- Disuria
- Pd : 36 – 48 jam setelah koitus
- Pd dg prostatitis terselubung akan
manifes setelah koitus
- Pemeriksaan fisis
- Nyeri tekan sop
- Lab
- Umumnya tdk terdapat lekositosis
- Urin : sedimen lekosit
PENGOBATAN
- Pencegahan
: dg sistitis akut rekuren setelah koitus :
diberi 1 gram sulfonamid
- Umum - alkalinisasi urin : bikarbonat
- antispasme
- Khusus : anti biotika
95. Seorang laki - laki 45 tahun datang dengan
keluhan lemas. Terdapat riwayat DM pada pasien.
Saat ini pasien sedang mengonsumsi obat
Prednison, Natrium diklofenak, Asam mefenamat
untuk keluhan nyeri lutut yang dideritanya. Obat
manakah yang dapat meningkatkan kadar gula
darah pasien?
a. Sulfonilurea
b. Insulin
c. Prednison
d. Asam mefenamat
e. Natrium diklofenak
95. C. Prednison
96. Seorang perempuan usia 43 tahun datang dengan keluhan
mual, muntah, nyeri perut dan demam yang dirasakan sejak 1
hari yang lalu. 2 hari lalu pasien mengkonsumsi makanan
berlemak. Nyeri perut dirasakan di daerah epigastrium. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen pada
kuadran kanan atas menjalar ke pundak. BB 72 kg, TB 165cm.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah?
a. Pankreatitis akut
b. Kolelitiasis
c. Kolesisititis Akut
d. Gastroduodenitis
e. Perforasi Ulkus Peptikum
96. B. Kolelitiasis
• Gejala kolelitiasis : Nyeri perut kanan atas
intermiten, tanpa ikterik.

• Nyeri dipicu oleh makanan yang tinggi lemak


• Cairan empedu terekskresi saat makanan yang
mengandung lemak masuk ke usus  kontraksi
sistem bilier  karena ada sumbatan/inflamasi
pada sitem bilier, kontraksi akan menimbulkan
nyeri
Kolangitis Kolesistitis Koledokolitiasis kolelitiasis

Demam + + - -

Ikterik + - + -

Murphy sign + + - -

Kolik -/+ -/+ + +


97. Seorang wanita 35 tahun datang dengan
keluhan sering buang air kecil, kesemutan, sering
haus dan lapar. Pasien juga mengeluhkan terjadi
penurunan berat badan sebesar 10 kg selama 1
bulan. Ayah pasien menderita DM. Sebelumnya
pasien belum pernah mengonsumsi obat apapun.
Setelah diperiksa didapatkan GDS 184 mg/dl.
Tindakan apa yang harus dilakukan dokter?
a. Memberi edukasi untuk gaya hidup sehat
b. Memulai terapi oral DM
c. Memberikan insulin
d. Meminta untuk memeriksakan diri 2 bulan lagi
e. Memberikan kombinasi 2 OHO
97. A. Memberi edukasi untuk gaya hidup sehat
Diabetes
• Terjadi akibat destruksi sel beta MellitusTipe 1
pankreas à defisiensi insulin
absolut Tanda
• Suseptibilitas genetic + stimulus • Sangat kurus/malnutrisi
lingkungan/infeksi à inisiasi proses &Tanda dehidrasi
autoimun à destruksi massa sel beta
pankreas • Tanda komplikasi DM:
• Onset biasanya < 20 tahun, • Palingsering: retinopati
tetapi bisa kapan saja diabetikum

Gejala Diagnosis
• Hiperglikemia: Glikosuria à Diuresis • Gula darah: GDS, GDP,
osmotic à polyuria + nokturia à HbA1c
dehidrasi à polydipsia dan rasa haus
• Keton urin: starvation state,
• Penurunan BBe.c. ↑ gluconeogenesis jika + kemungkinan DKA ↑
• Malaise nonspesifik
• Tanda dan gejala ketoasidosis Sumber: Harrison’s 19th ed
emedicine.medscape.com/article/919999-workup#c10
Diabetes Care. 2015;38(suppl1):S1-S93
98. Seorang pasien 25 tahun datang ke IGD dengan
keluhan demam sejak 3 hari lalu. Pasien juga
mengeluh gusi berdarah dan muncul bercak merah
pada lengan. Pemeriksaan fisik didapatkan TD:
110/80 HR 110 x/menit, suhu 38. Petekie (+).
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9,8
gr/dL, HT 43 persen, Leukosit 4500, Trombosit
25.000. Diagnosis pasien adalah?
a. Dengue fever
b. DHF Grade I
c. DHF Grade II
d. DHF Grade III
e. DHF Grade IV
98. C. DHF Grade II
Gejala Klinis
 Demam tinggi selama 2 – 7 hari.
 Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut :
 Uji bendung positif
 Ptekie, ekimosis, purpura
 Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)
 Hematemesis atau melena
 Trombositopenia ( PLT< 100.000/ul)
 Terdapat minimal 1 dari tanda plasma leakage:
 Hematokrit meningkat > 20% dibanding standar umur dan
jenis kelamin
 Hematokrit turun >20% setelah mendapat cairan
 Efusi pleura, asites
• 99. Ny. B, usia 40 tahun, datang ke UGD
dengan keluhan muntah darah sejak 3 hari
yang lalu. Ada riwayat minum jamu-jamuan.
Oleh dokter sudah dipasang NGT dan
dilakukan bilas lambung. Terapi kombinasi
awal yang tepat adalah?
a. Antibiotik dan analgetik
b. Antibiotik dan mukoprotektan
c. Antasida dan mukoprotektan
d. Antasida dan antibiotic
e. PPI dan mukoprotektan
99. E. PPI dan mukoprotektan
DEFINISI
TERMINOLOGI
Ulkus Peptikum (UP)/ peptic ulcer :
tdr dr: Ulkus lambung (gastric ulcer/tukak lambung)
dan
ulkus duodenum(duodenal ulcer/tukak duodenum)

Ulkus peptikum (UP)


➢ Secara anatomis, kerusakan atau hilangnya jaringan mukosa, submukosa
sampai lapisan otot dari SCBA
➢ Secara klinis, hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam dgn
diameter > 5 mm yang dapat diamati secara endoskopis atau radiologis

487
Klinis & Diagnosis
• Anamnesa:
Nyeri ulu hati dipengaruhi makanan (ulkus lambung me stlh
makan, ulkus duodeni me setlh makan dan me  1,5-3 jam
setlh mkn, & night pain) , sindrom dispepsia, anoreksia, BB
turun
• Pemeriksaan Fisik :
Nyeri tekan ulu hati/epigastrium, pain pointing
• Diagnosis :
Endoskopi : lesi ulkus , perdarahan
X-foto dgn Barium Meal : niche mukosa
Pemeriksaan Kuman Helikobakter pylori:
Tes Serologi, CLO(campylobacter like organism),
UBT(urease breath test), biakan

488
Diagnosis :

Endoskopi : lesi ulkus , perdarahan


X-foto dgn Barium Meal : niche mukosa
Pemeriksaan Kuman Helikobakter pylori: Tes
Serologi, CLO(campylobacter like organism),
UBT(urease breath test), biakan

489
ALAT ENDOSCOPY

490
491
Terapi
• Diet : sama dgn gastritis, bila perdarahan,
dipuasakan
• Obat-obatan :
Sama dengan gastritis tapi ditambah
Antibiotik (eradikasi HP) bila terbukti test
serologi HP (+)
Terapi tripel 1-2 minggu:
PPI 2x1, amoxicilin(AMO) 2x1gr,
claritromisin(CLA)2x500mg
atau PPI, MET,CLA atau PPI,AMO, MET
492
100. Seorang pria berusia 50 tahun datang ke RS dengan
keluhan tidak sadar dan demam tinggi secara kontinu.
Pada urin bag terlihat urin berwarna agak kehitaman. Hb
= 5,5 gr/dL dan pada pemeriksaan SADT didapatkan
multiple ring form pada eritrosit yang tidak membesar.
Apa penyebab urin berwarna agak kehitaman?
a. Kompleks antigen – antibody pada glomerulus ginjal
b. Adhesi eritrosit pada endotel
c. Eritrosit bersequestrasi pada mikrovaskular ginjal
d. Hemolisis intravascular yang massif
e. Perkembang biakan seksual pada eritrosit
100. C eritrosit bersequetasi pada
mikrovaskular ginjal

Malaria
• Penyakit malaria adalah penyakit infeksi
parasit yang disebabkan oleh genus
Plasmodium yang termasuk golongan
protozoa melalui perantaraan tusukan
(gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki
endemisitas tinggi.
Gejala Klinis
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara
berurutan:
• Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus
dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan
gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini
berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya
temperatur.
• Periode panas
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas
tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40oC atau lebih, penderita membuka selimutnya,
respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan
dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat
sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
• Periode berkeringat
Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita
merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan
dapat melakukan pekerjaan biasa.
Gejala klinis
Plasmodium Masa Tipe Relaps Recrudensi Manifestasi Klinik
Inkubasi Panas
(hari) (Jam)
Falsiparum 9-14 24,36,4 - + Gejala gastrointestinal;
8 hemolisis; anemia; ikterus;
hemoglubinuria; kelainan
retina; syok; hipoglikemi;
edema paru; gangguan
kehamilan; kematian
Vivax 12-17 48 + - Anemia kronik; splenomegali;
ruptur limpa
Ovale 16-18 48 + - Anemia kronik; splenomegali;
ruptur limpa

Malariae 18-40 72 - + Rekrudensi sampai 50 thn,


splenomegali menetap, limpa
jarang ruptur, sindroma
nefrotik
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan dengan mikroskopik
Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada
penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam
darah tepi. Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan
ada/tidaknya parasit malaria, spesies dan stadium Plasmodium dan
kepadatan parasit.
- Semi kuantitatif:
(-) : tidak ditemukan parasit dalam LPB
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++) : ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB
- Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah
tebal atau sediaan darah tipis.
B. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic
Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen
parasit malaria, dengan menggunakan metoda
immunokromatografi dalam bentuk dipstik.

C. Tes Serologi
Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik
terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat
minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic
sebab antibodi baru terbentuk setelah beberapa hari
parasitemia. Titer >1:200 dianggap sebagai infeksi baru,
dan tes >1:20 dinyatakan positif.
Penatalaksanaan
• Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan
Obat Anti Malaria (OAM) kombinasi.
• Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk
pengobatan yang lebih baik dan mencegah
terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat
anti malaria. Pengobatan kombinasi malaria
harus:
– Aman dan toleran untuk semua umur.
– Efektif dan cepat kerjanya.
– Resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi, dan
– Harga murah dan terjangkau.
Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin
dengan golongan aminokuinolin, yaitu:

• Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC)


Yang terdiri atas Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP). 1 (satu)
tablet FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg
piperakuin. Obat ini diberikan per – oral selama tiga hari dengan
range dosis tunggal harian sebagai berikut: Dihydroartemisinin dosis
2-4 mg/kgBB; Piperakuin dosis 16-32mg/kgBB.

• Artesunat – Amodiakuin
Kemasan artesunat – amodiakuin yang ada pada program
pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4
tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.
Komplikasi
• Malaria selebral.  Malaria Algid

• Gagal ginjal akut  Kecenderungan Perdarahan

• Kelainan hati (malaria biliosa)  Edema Paru

• Hipoglikemia  Manifestasi Gastro-intestinal

• Blackwater fever (malaria  Hiponatremia

haemoglobinuria)  Gangguan metabolik lainnya


Pembahasan Paket 2
101-150
Bimbel iMedicine Indonesia
We Make UKMPPD Easier
2018
Dr. Tohari Masidi Amin
082112659290
101. A. Taenia Solium
• Laki-laki 28 tahun , mual muntah dan mencret,
kebiasaan makan daging babi setengah
matang
• Pemfis : edema disertai eritema pada lengan
kiri atas.
• Pemeriksaan Penunjang  eosinofilia.
• Diagnosis : Taeniasis
Mikroorganisme penyebab keluhan kasus di
atas?
TAENIASIS
• Etiologi : Taenia solium (hospes perantara babi ) dan Taenia
Saginata (hospes perantara sapi)
• Jika telur Taenia sp. tertelan – muncul sitiserkosis di otot,
mata, hingga otak. Diagnosis menjadi sistiserkosis
• JIka daging (sapi/babi) yang mengandung sistiserkus
tertelan-cacing dewasa dalam usus- diagnosis menjadi
taeniasis
• GEJALA GI : gang.pencernaan,mual
muntah,diare,konstipasi,rasa tidak nyaman perut, disertai
gejala konstitusi seperti lelah,anoreksia,pusing,BB turun.
Dapat terjadi obstruksi usus
PERBEDAAN KARAKTERISTIK
T. saginata T. solium

Penyakit Taeniasis Taeniasis dan


sistiserkosis
Panjang cacing 4-12 m 2-4 m & 8 m
dws
∑ proglotid 1000-2000 800-1000
Skolek Tanpa Punya rostelum + kait-
rostelum/kait-kait kait
Proglotid Keluar sendiri scr Keluar bersama tinja
aktif satu-satu 2-3 progl.
Matang Ovarium 2 lobus Ovarium trilobus
Gravid 15-30 cabang 7-12 cabang lateral
lateral
∑ telur/proglotid 100.000 30.000-50.000
Larva Cystisercus bovis Cystisercus cellulose
Hospes Sapi Babi
• Telur : bulat , dinding tebal, struktur radial,
berisi embrio heksaskan atau onkosfer
TATALAKSANA
• Penderita Taeniasis diobati dengan
praziquantel, dosis 10mg/kg dosis tunggal
• Pemberian albendazole turut menjadi terapi
pilihan saat ini dengan dosis 400mg 2x sehari,
selama 8-30 hari atau mebendazole 100 mg 3x
sehari selama 2 hingga 4 minggu
102. B. Isoniazid
• Tn. X sedang dalam pengobatan OAT
mengeluh Namun saat ini pasien kesemutan
pada tangan.
• Obat OAT yang kemungkinan menyebabkan
keluhan diatas adalah?
103. A. Kadar Hormon Estrogen
Menurun
• Perempuan 70 tahun nyeri punggung.
• Rontgen : Kompresi berbentuk baji pada
vertebra L3 dan L4 dan struktur vertebra
porotik.
• BMD score -2,5.
• Diagnosis : Osteoporosis
• Apakah yang mendasari pathogenesis
kelainan tersebut?
Menurut WHO pada International
Consensus Development Conference,di Roma,
Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan
sifat-sifat khas berupa massa tulang yang
rendah, disertai perubahan mikroarsitektur
tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang,
yang pada akhirnya menimbulkan akibat
meningkatnya kerapuhan tulang dengan risiko
terjadinya patah tulang.
PENYEBAB OSTEOPOROSIS
1. Osteoporosis pascamenopause terjadi
karena kurangnya hormon estrogen yang
membantu mengatur pengangkutan kalsium
kedalam tulang . Gejala biasanya muncul
pada perempuan berusia 51-75 tahun tetapi
dapat muncul lebih cepat. Hormon estrogen
produksinya mulai menurun 2-3 tahun
sebelum menopause dan terus berlangsung
3-4 tahun setelah menopause. Hal ini
berakibat menurunnya massa tulang
3. Osteoporosis sekunder  disebabkan oleh
keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit
ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan
kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid,
dan adrenal) serta obat-obatan (misalnya
kortikosteroid, barbiturat, antikejang, dan
hormon tiroid yang berlebihan).
4. Osteoporosis juvenil idiopatik  sering
terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang
memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal,
Komplikasi yang paling umum terjadi pada
osteoporosis adalah fraktur kompresi vertebra.
Gejala yang dapat diindikasikan sebagai Fraktur
Kompresi
1.Mendadak, mederita nyeri punggung
2.Nyeri saat berdiri atau berjalan yang semakin
memburuk
3.Nyeri saat berbaring
4.Nyeri saat membungkuk atau memutar
Hasil Bone Mineral Density (BMD)
➢Di atas Standar Deviasi (SD) (-1)  normal
➢Antara SD (-1) dan (-2,5)  osteopenia
Osteopenia kondisi saat kepadatan tulang
lebih rendah dari rata-rata, tapi belum
serendah tulang osteoporosis,
➢Di bawah SD (-2,5)  osteoporosis.
104. A. Pemberian Dobutamin
• Tn.X 50 tahun penurunan kesadaran,
sebelumnya pasien mengeluh sesak secara
tiba-tiba dan belakangan ini sering nyeri dada.
• Riwayat Hipertensi (+), DM (+)
• Pemfis : TD 80/50, RR 22x/m, HR 110x/m,
suhu afebris. Akral dingin dan ronki pada
kedua lapang paru.
• Diagnosis : Syok Kardiogenik
• Tatalaksana awal yang diberikan ?
105. C. Intoleransi Laktosa
• An. usia 3 bulan mencret 1 bulan, terutama
setelah minum susu sapi. Saat tidak diberi
susu sapi, mencret berhenti
• PF : BB 5.5 kg, HR 140 x/menit, RR 40 x/menit,
suhu 36.5 derajad C, ubun-ubun besar cekung.
Clini test (+).
Apa penyebab mencret pada anak tersebut?
Laktase <<  laktosa tidak dicerna 
fermentasi oleh bakteri  gejala kembung,diare
asam, eritema anal
CLINITEST  menilai ada tidaknya karbohidrat
pereduksi (laktosa)
Lactose Intolerance
• Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan
mencerna laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa akibat kurang enxim lactase di
duodenum
• Gejala berupa BAB cair,kembung,nyeri ,banyak
buang gas,mual dan borborigmi
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan eritema
natum
Intoleransi Laktosa Primer
• Merupakan bentuk intoleransi laktosa paling
umum
• Pada awal kehidupan memiliki laktase dalam
jumlah banyak, penting bagi balita karena
sumber energi utamanya adalah susu
• Saat anak-anak mengganti sumber makanan
dari susu ke makanan yang lain, produksi
laktase berkurang, tapi cukup tinggi untuk
mencerna produk susu, tapi pada penderita
intoleransi primer, produksi lactase berkurang
Intoleransi Laktosa Primer
• Kekurangan lactase akibat di usu biasanya
sekunder dari :
1. Gastroenteritis
2. Celiac disease
3. Crohn’s disease
4. Ulcerative colitis
5. Kemoterapi
6. Antibiotik lama
Intoleransi laktosa kongenital
• Kondisi langka, ditemukan pada bayi baru
lahir
• Diturunkan secara resesif autosomal,sehingga
bayi tidal memproduksi lactase
• Gagal tumbuh kembang sejak lahir.
106. C. Pubertas Prekoks
• Anak, 2 tahun 8 bulan keluhan keluar darah
dari kemaluan sejak 3 minggu yang lalu dan
berlangsung tiap bulan. Payudara semakin
membesar, muncul bulu halus pada kemaluan
dan ketiak.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah?
107. A. Cetirizine
• Gatal- gatal setelah makan udang
• ibu mengalami keluhan sama
• Diberi CTM  ngantuk disekolah
Obat yang sebaiknya diberikan pada pasien
adalah?
• Antihistamin (AH) dapat dibedakan berdasarkan reseptornya dalam tubuh
yaitu Antihistamin tipe 1 (AH 1), tipe 2 (AH 2), tipe 3 (AH 3), dan tipe 4 (AH
4). Namun hingga saat ini yang berkembang masih Antihistamin tipe 1 (AH
1) dan Antihistamin tipe 2 (AH 2). Antihistamin tipe 2 (AH 2) umumnya
digunakan sebagai terapi gangguan gastrointestinal, sementara untuk
kelainan kulit umumnya digunakan Antihistamin tipe 1 (AH 1).
• AH1 dibedakan berdasarkan penemuannya dalam 2 kelompok atas dasar
kerjanya terhadap SSP menjadi generasi I dan II. AH1 generasi 1 lebih
memiliki kemampuan sedativa daripada AH 1 generasi 2, karena sifat AH
generasi 1 yang lebih lipid soluable, sehingga mudah masuk ke CNS dan
memblokade reseptor otonom,sementara AH1 generasi 2 kurang lipid
soluable sehingga sulit menembus CNS.
• . Antihistamin tipe H-1
a. AH-1 generasi I (klasik/sedatif)
• Yang termasuk golongan ini adalah:
– Alkilamin (propilamin) : bromfeniramin maleat, klorfeniramin
maleat dan tanat, deksbromfeniramin maleat, deksklorfeniramin
maleat, dimentinden maleat, tripolidin hidroklorida, feniramin
maleat/pirilamin maleat
– Etanolamin (Aminoalkil eter) :karbioksamin maleat, difenhidramin
sitrat dan hidroklorida, doksilamin suksinat, embramin hidroklorida,
mefenhidramin metilsulfat, trimetobenzamin sitrat, dimenhidrinat,
klemastin fumarat
– Etilendiamin : mepiramin maleat, pirilamin maleat, tripenelamin
sitrat dan hidroklorida, antazolin fosfat
– Fenotiazin : dimetotiazin mesilat, mekuitazin, metdilazin dan
metdilazin hidroklrida, prometazin hidroklorida dan teoklat,
trieprazin tartrat
– Piperidin : azatadin maleat, siproheptadin hidroklorida, difenilpralin
hidroklorida, fenindamin tartrat
– Piperazin : hidroksizin hidroklorida dan pamoat (fitzpatrick)
“Low sedating” atau antihistamin AH 1 generasi II dan III
Beberapa AH-1 yang diperkenalkan dalam 2 dekade terakhir
ditemukan dengan cara menyaring beberapa komponen dan secara
kimia berhubungan AH-1 generasi yang lama. Sebagai contoh
misalnya: akrivastin berhubungan dengan tripolidin, cetirizin adalah
metabolit dari hidroksizin, levocetirizin adalah enantiomer dari
cetirizin, desloratadin adalah metabolik dari terfenadin. (Simons)
- AH 1 generasi II
Yang termasuk golongan ini adalah:
• Akrivastin
• Astemizole
• Cetirizin
• Loratadin
• Mizolastin
• Terfenadin
• Ebastin
- AH-1 generasi III
Yang termasuk golongan ini adalah:
• Levocetirizin
• Desloratadin
• Fexofenadin
108. B.
Anemia Defisiensi Besi
• Anak 8 tahun pucat dan sering mengantuk
ketika beraktivitas
• PF : konjungtiva anemis, atrofi dari papil lidah,
hepatosplenomegali (-)
• Lab : Hb 5 g/dl
Diagnosis yang paling tepat adalah?
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi
anemia mikrositik hipokrom, Serum
Iron ↓, Feritin↓, TIBC ↑, sel pensil.
Terapi : suplementasi besi.

• Anemia makrositik : karena


defisiensi B12 (pada
post-op gastrointestinal), asam folat,
liver disease
• Defisiensi B6 (piridoksin) : glositis,
keilosis, letargi, irritable, kejang,
gangguan sensoris
• Defisiensi B1 (thiamine) :
kelemahan, mudah tersinggung,
109. C. Dilarang Makan udang Lagi
• Anak usia 7 tahun , gatal, kemerahan dan
bengkak di lengan setelah makan udang 3 hari
lalu. Riwayat keluhan yang sama sejak 4
tahun.
• PF : eritema, edema dengan bagian pucat di
tengahnya. Dokter mendiagnosis urtikaria.
Tatalaksana nonfarmakologi pada pasien
adalah?
URTIKARIA
• Reaksi Imunologis (terutama hipersensitivitas tipe
1)
• Edema batas tegas,kemerahan,bagian tengah
dapat lebih pucat,mendadak dan menghilang
perlahan-lahan,gatal
• Ice cube test dapat positif
• Pemeriksaan Penunjang : Uji cukit kulit (skin prick
test) dan IgE RAST
• Dapat bersifat akut (<4 minggu) atau kronik (>6
minggu)
• Tatalaksana Nonfarmakologis
Hindari faktor pencetus!!!
110. A. Minggu Pertama
• An. K, demam sejak 6 hari yang lalu, demam
meningkat terutama pada malam hari.
• TTV: TD: 110/80 S: 38.6 Nadi: 86x RR: 22x.
• PF: organomegali (-).
• Lab: Hb: 12.6; HT: 36 persen; Leukosit: 4600;
Trombosit: 200000. Tes Widal: Titer O: 1/320
Titer H: 1/320, s. parathypi (-).
• Diagnosis : Typhoid Fever
Kapan waktu yang tepat untuk pemeriksaan kultur
darah?
Thypoid
• Gejala khas pada typhoid
– Stepwise fever pattern  pola demam
dimana suhu akan turun di pagi dan suhu
semakin tinggi dari hari ke hari.
– Minggu pertama: gejala gastrointestinal (nyeri
perut,
konstipasi), batuk, sakitkepala.
– Akhir minggu pertama: suhu masuk fase
plateau (39-400C), muncul rose spot (salmon-
colored, blanching, truncal, maculopapules)
– Minggu kedua: gejala di atas meningkat,
dapat ditemukan splenomegali.
Bradikardirelatif, dicrotic pulse (double beat,
the second beat weaker than the first)
– Minggu ketiga:takipnue, distensi perut,
diarehijau-kuning (pea soup diarrhea), dapat
masuk thypoid state(apatis, confusion,
• Pemeriksaan tifoid: pada
minggu pertama dapat
dilakukan pemeriksaan tubex
atau kultur darah dengan
media empedu dimana kuman
tersekuestrasi di empedu
• Pada minggu kedua, mengalami
bakteremia
sehingga dapat diperiksa
menggunakan widal
– Hasil positif jika terjadi kenaikan titer
4x lipat atau
111. D. Anemia Defisiensi Asam
Folat
• An S, 8 tahun, lemas dan pucat, 2 hari diare
dan mendapat pengobatan kotrimoxazol
• Lab: Hb 8, pada sediaan apus darah tepi
ditemukan gambaran Heinz Body.
Apa penyebab anemia pada anak ini?
Megaloblastic Macrocytic
Anemia

macrocyte = erythrocyte with MCV >


normal .
macrocyte/microcyte depend on the
balance between nuclei & cytoplasmic
maturation .

(nuclear dividing stopped when


intracellular Hb
production reach a proper level ) .
If nuclear maturation delayed ( in DNA
synthesis’s defect ) or cytoplasmic
maturation ↑ 558
( increase of EPO’s activities ) → critical
VITAMIN B12 ASAM FOLAT

-Food from animal -Limited sources


products (vegetable ,
-Heat stabile fruits)
-Storage : enough for -Heat labile
3 yrs -Storage enough only
-Relatively low needs for 3
(only 1% of folate mths
requirements) -Higher folate needs
CAUSE OF CAUSE OF
DEFICIENCY DEFICIENCY
-Vegetarian (seldom) -Nutrition
-Impaired Intrinsic (alcoholism, goat’s
Factor milk diet)
(pernicious anemia) -Prematurity
-Gastrectomy -Hemodyalisis 559
Anemia Def. Asam Folat
ETIOLOGI
• Kurangnya asupan asam folat
• Kebutuhan asam folat yang meningkat, misalnya pada
kehamilan3.
• Defisiensi asam folat pada sindrom malabsorbsi seperti
penyakitdegenerative atau radang difus pada usus, penyakit
celiac, enteritiskarena infeksi kronis dan fistula
enteroenterik 4.
• Malabsorbsi folat kongenital, suatu defek resesif autosom
dalamabsorbsi asam folat di usus dan ketidakmampuan
mentransfer asamfolat dari plasma ke susunan saraf pusat5.
• Defisiensi asam folat yang terkait obat misalnya
antikonvulsan,kontrasespsi oral, metrotreksat, pirimetamin,
• Deficiency of Folic acid:

- Inadequate diet
(intake < / demand ↑ in
pregnancy -
lactation , child’s growth /
malabsorption
in tropical sprue / bowel
resection / small
intestine inflammation )

- Drug’s effect (anti-epilepsi) 561


PENATALAKSANAAN
Bila diagnosis sudah ditegakkan atau pada
anak dengan sakit berat, asam folat diberikan
secara oral atau parenteral dengan dosis 1-5
mg/24 jam. Jika diagnostik spesifik diragukan,
50-100 mikrogram/24 jam folat dapat diberikan
selama satu minggu sebagai uji diagnostic atau 1
mikrogram/24 jam sianokobalamin parenteral
untuk kecurigaan defisiensi vitamin B12.
Terapi pemberian asam folat harus
diteruskan sampai 3-4 minggu.
112. A. Invaginasi
• sakit perut dan diare kadang berdarah.
• PF : anak menangis dan mengangkat kedua
kakinya. Kesan tampak kesakitan. Palpasi
abdomen defans muskular +, teraba masa di
perut kiri atas.
Diagnosis yang paling mungkin adalah ?
• Diagnosis • Tatalaksana
– Paling sering – Barium enema
umur 6 bulan-1 • Diagnosis:
tahun gambaran
– Gambaran klinis: meniskus.
• Awal: kolik yang • Tekanan cairan
sangat hebat barium akan
disertai muntah. mereduksi
Anak menangis intususepsi.
kesakitan. • Reduksi berhasil
• Lebih lanjut: bila beberapa
kepucatan pada bagian usus
telapak tangan, halus telah terisi
perut kembung, barium/udara.
tinja berlendir – Pasang NGT
bercampur – Resusitasi cairan.
darah (currant
jelly stool) dan – Antibiotik jika ada
dehidrasi. tanda infeksi
– Palpasi abdomen (demam,
teraba massa peritonitis)
seperti sosis. – Lakukan
– Ultrasonografi: PEMERIKSAAN
Buku Saku Pedoman Pelayanan
tampak tanda ULANG SEGERA
Kesehatan Anak di Rumah Sakit,
oleh dokter
113. D. 9 bulan
• An. A usia 6 tahun demam sejak 3 hari dengan
ruam kemerahan dengan batas tidak tegas di
belakang telinga + konjungtivitis
• Diagnosis : Campak
Kapan pemberian imunisasi yang paling tepat
pada kasus diatas?
DEFINISI
Campak adalah penyakit virus akut ,
menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu ,
stadium prodormal dan stadium erupsi dan
stadium konvalesens .
MANIFESTASI KLINIS
• Masa Inkubasi 10-12 hr
• Stadium Prodormal
3C ( Coryza, cough, conjungtivitis)
• Stadium Erupsi
Demam, ruam makuloeritromatosus,
Koplik Spot
• Stadium Konvalesens
Demam , bekas hiperpigmentasi.
TATALAKSANA
• Tanpa penyulit  rawat jalan simptomatik
• Dengan penyulit/hiperpireksia, dehidrasi,
kejang, asupan oral sulit  rawat inap
• Antipiretik, antitusif, ekspektoran,
antikonvulsif
• Vit A 100.000 IU peroral/hari dengan
malnutrisi dilanjutkan 1500 IU/hari
• Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder
• Cairan intravena bila terjadi dehidrasi
PENCEGAHAN
• PECEGAHAN PRIMER
1. Penyuluhan tentang pentingnya
imunisasi campak
2. Imunisasi Campak 9 bulan , Imunisasi
MMR
• PENCEGAHAN SEKUNDER
1. Mencegah perluasan infeksi
2. Pengobatan Simptomatik
3. Diet
• PENCEGAHAN TERTIER
KIPI Campak dan MMR
Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi
campak dan MMR berupa rasa tidak nyaman di
bekas penyuntikan vaksin. Selain itu dapat
terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5-12 hari
setelah penyuntikan, yaitu demam tidak tinggi
atau erupsi kulit halus/tipis yang berlangsung
kurang dari 48 jam. Pembengkakan kelenjar
getah bening di belakang telinga dapat terjadi
sekitar 3 minggu pasca imunisasi MMR.
114. A. Vitamin A
• Anak laki-laki 11 bulan mata terdapat bintik
berbusa dan keluar cairan sejak 2 minggu yang
lalu.
• PF : hiperkeratosis folikularis.
• Diagnosis : Defisiensi Vitamin A
Pemberian vitamin yang tepat adalah....
Hiperkeratosis folikularis adalah penyakit
kulit karena kekurangan vitamin A. Di negara
maju, hyperkeratosis paling sering terjadi
sebagai akibat dari malabsorpsi karena
penyebab bedah atau medis, seperti operasi
bypass usus kecil, kolektomi, dan insufficiensi
pancreas. Namun, hiperkeratosis folikularis juga
dapat berkembang jika pasien diet kalori
terbatas yaitu dengan kalori < 700 kcal dan ketat
menghindari sayuran, buah dan lemak.
Pada kulit terjadi hiperkeratosis folikularis
terutama pada folikel rambut, dalam
perkembangannya menjadi sumbatan keratotik
intrafolikuler bagian sentral, yang tampak
berupa papula pigmentasi. Umumnya sumbatan
ini tampak sebagai spina atau seperti tanduk,
yang lainnya dapat tertutup oleh sisik-sisik yang
melekat longgar dan jika sisik diangkat akan
menimbulkan lubang
Pemeriksaan penunjang hiperkeratosis
folikularis
1. Pemeriksaan histopatologi
2. Pemeriksaan pembantu/laboratorium 
pemeriksaan kadar vitamin serum,
– Normal lebih dari 20 πg/100 cc serum.
Penatalaksaan pada hiperkeratosis
folikularis yaitu dengan pemberian vitamin A
dosis tinggi yaitu 500.000 IU yang diberikan
selama beberapa hari. Contoh dari vitamin
dalam bentuk krim atau losio adalah yang
mengandung asana retinoat 0,05% yang
berfungsi menormalkan proliferasi epidermal
juga mempunyai daya keratolitik ringan
115. A. Xanthelasma
• Wanita 45 Tahun, di sekitar mata terdapat
bintil - bintil sudah 2 bulan, tidak ada merah
tidak ada gatal.
• Diagnosis?
MANIFESTASI KLINIS
• Timbul plak irregular di kulit, warna
kekuningan sering kali disekitar mata (Ukuran
xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30
mm), adakalanya simetris dan cenderung
bersifat permanen.
• Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya
mengeluh untuk alasan estetika.
• Xanthelasma atau xanthelasma palpebra
biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata
atas. Lesi berwarna kekuningan dan lembut
• PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Karena 50% pasien dengan xanthelasma
mempunyai gangguan lipid, maka disarankan
untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan
LDL.
• PEMERIKSAAN HISTOLOGI
Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma.
Sel-sel ini merupakan histiosit dengan deposit
lemak intraseluler terutama dalam retikuler
dermis atas. Lipid utama yang disimpan pada
TATALAKSANA
Tujuan utama terapi adalah untuk
mengontrol kelainan yang mendasari untuk
mengurangi perkembangan xanthelasma dan
xanthoma. Xanthelasma dapat dihilangkan
dengan pengelupas trichloroacetic, bedah, laser
atau cryoterapi. Penghilangan xanthelasma
dapat menyebabkan timbulnya scar dan
perubahan pigmen, tetapi tidak jika
menggunakan trichloroacetic. Komponen
herediter yang diturunkan menyebabkan
116. E. Astigmatisme Miopia
Kompositus
• Seorang pasien dengan penurunan tajam
penglihatan.
• PF : visus koreksi OD 6/6 dengan S-3 C-1 sudut
90, OS S-2,5 C-0,5 sudut 75.
Apa diagnosis pasien ?
KELAINAN REFRAKSI
• Kelainan refraksi disebut juga “refraksi
anomali”, ada 4 macam kelainan refraksi yang
dapat mengganggu penglihatan dalam klinis,
yaitu:
1. Miopia
2. Hipermetropia
3. Astigmatisma
4. Afakia
1. Miopia
Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana
sinar-sinar sejajar masuk ke bola mata tanpa
akomodasi akan dibiaskan didepan retina. Untuk
mengoreksinya dipakai lensa sferis minus.
2. Hipermetropia
Hipermetropia (hyperopia) atau ‘Far –
sightedness’ adalah suatu kelainan refraksi
daripada mata dimana sinar – sinar yang
berjalan sejajar dengan sumbu mata tanpa
3. Astigmatisma
Astigmatisma adalah suatu kondisi dengan
kurvatura yang berlainan sepanjang meridian
yang berbeda-beda pada satu atau lebih
permukaan refraktif mata ( kornea, permukaan
anterior atau posterior dari lensa mata ),
akibatnya pantulan cahaya dari suatu sumber
atau titik cahaya tidak terfokus pada satu titik di
retina. Pada astigmatisma, karena adanya variasi
dari lengkungan kornea atau lensa pada
3.1.1. Simple astigmatisma
Berkas cahaya pada satu meridian terfokus
tepat did retina, dan cahaya pada meridian yang
lain terfokus pada titik didepan retina disebut
simple myopic astigmatisma. Jika cahaya itu
terfokus dibelakang retina disebut simple
hypermetropic astigmatisma. Contoh : C – 2 x
900 atau C 2 x 900.
117. B. Presbiopia
• Perempuan usia 60 pandangan kabur saat
melihat dekat atau saat membaca.
• Diagnosis : Presbiopia
Apakah kondisi yang dimaksud?
PRESBIOPIA
• Daya akomodasi mulai melemah akibat usia
• Koreksi dengan lensa positif, dan perkiraan
kekuatan lensa sesuai dengan usia
• Umumnya memerlukan lensa progresif

40-45 46-50 51-55 56-60 >60


+1.0 D +1.5 D +2.0 D +2.5 D +3.0 D
118. E . Glaukoma Sekunder
• Pasien sakit kepala hebat dan nyeri pada mata
3 hari , Pandangan kabur dan mual muntah.
Riwayat menggunakan analgesik untuk
keluhan di lutut.
• Diagnosis : Glaukoma Sekunder
Apa diagnosisnya ?
GLAUKOMA
• DEFINISI :
Suatu sindroma dimana :
- TIO 
- defek lapangan pandang (DP)
- atrofi/excavatio N II.

TIO normal : 10 – 20 mmHg.


Suspek : 20 - 25 mmHg
Glaukoma : > 25 mmHg
HUMOR AKUOUS :
Processus ciliar

BMB

pupil

BMD
 
trabekel suparachoroid
(difusi)→ 20%

canalis Schlemm

v. aquous (80%)
KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologinya (SUGAR) :
1. Glaukoma primer ( tek BM tidak
dik.penyb):
 sudut terbuka → sudut
iridokornea > 45
 sudut tertutup → sudut
iridokornea < 45
2. Glaukoma sekunder :
TIO  karena penyakit mata.
3. Glaukoma kongenital.
GLAUKOMA PRIMER SUDUT
TERBUKA :
=SIMPLE KRONIK /OPEN ANGLE
GL
80% dari semua glaukoma

ETIOLOGI :
▫ belum jelas
▫ diduga sklerosis/fibrosis
jar.trabekel
→ lumen kecil.
3 TANDA KARDINAL :
1. TIO 
2. Ekskavasio glaukomatous (CDR)
→ Nestrov ⇒ mekanik (tek.  menekan N. II)
→ Anderson ⇒vaskular (tek.  → pembuluh
darah terjepit → terjadi nekrosis di tempat yg
divaskularisasi)
3. Defek Lap. pandang :
 Baring of the blind spot (pelebaran bintik buta)
 Scotoma arcuata (scotoma hanya pada 1
kuadran)
TERAPI :
A.Medikamentosa :
- Parasimpatomimetik :
Miotikum  mperbesar
outflow HA
Pilokarpin 2-4%mbantu
melebarkan
trabekel.
- Simpatomimetik :
Efinefrin 0,5-2%menurunkan
prod.HA
- Karbonik anhidrase :

Asetosolamide,diamox,glaukon,gli
serol
- Parenteral :
Manitol infus.
B.Operasi dilakukan bl:
- TIO tetap tinggi > 22 mm Hg
- Lap.pandang menyempit
- penderita tdk patuh
- jauh dari RS/klinik
GL.PRIMER SDT TERTUTUP

 GLAUKOMA KONGESTIF AKUT


= CLOSED ANGLE GLAUKOMA
Kenaikan mendadak TIO> 40 –50
mmHg
Disertai tanda kongestif, mata
merah
kornea edema disertai sakit
kepala,mual,
dan muntah.
ETIOLOGI : belum diketahui, diduga
 GEJALA KLINIK :
• A. Stadium I (prodormal) :
 halo (melihat seperti ada
pelangi)
 sakit kepala ringan
 gangguan akomodasi
☺ Objektif :
• injeksio perikorneal ringan
• kornea edema
• COA dangkal
• pupil mid dilatasi
B. Stadium II (fase akut → kongestif):
¤ sakit kepala hebat
¤ mual & muntah
¤ visus menurun ↓↓
☺ Objektif :
◦ palpebra edema
◦ konjungtiva kemosis
◦ kornea edema
◦ COA dangkal
◦ Iris → kripte (-)
◦ Pupil → mid dilatasi, reflex cahaya ↓
◦ Sineksia anterior → Iris melengket ke
kornea
◦ Glaukoma Flecken →bercak iris pada
lensa
C. Stadium Kongestif Kronik :
- unkontrol
- visus jelek ↓
- tanda kongestif ↓↓
- TIO < 45 mmHg
D. Gl.Absolut :
- mata keras spt batu
- td kongesti (-) kec
perikorneal(+)
- TIO 40 mmHg
- visus O
•  THERAPI :
A. Stadium I → prodormal :
pilokarpin : menyebabkan mata
miosis
timolol : menurunkan prod. HA
carbonic anhidrase :
menghambat katalisator
B. Stadium Kongestif Akut → 70% V
=0
Miotikum → pilokarpin setiap 5
menit
Diamox → 3 x 1/ hari (50 mg)
Operasi :
 Iridektomi perifer (iris
dilubangi)
 Filtrasi : ▪ trabekulektomi
▪ katup
 Iridotomi laser
D. Glaukoma Absolut :
 Enukleasi (mengangkat bola
mata)
 suntikan alkohol retrobuler
• Penanganan

• PRINSIP UTAMA   TIO


PILOCARPIN 2% 1 TETES/JAM
TIMOLOL MALEAT 0,5% 2X
/HARI
CARBONIC ANHIDRASE
INHIBITOR
(DIAMOX) 500-1000 mg

• SETELAH TIO   IRIDEKTOMI


• GLAUKOMA SEKUNDER
→ Terjadi akibat penyakit mata
 AKIBAT PERUBAHAN LENSA :
Dislokasi lensa
Inlumensi lensa (Fakotopik)
Fakotoksik
Fakolitik
•  AKIBAT PERUBAHAN UVEA :
A.  Uveitis anterior (Iris
meradang
terjadi pelepasan sel-sel shg
terjadi
penyumbatan trabekel).
 Produksi humor aquous 
 Sel radang → sumbatan
trabekel
 Viskositas 
B. Tumor uvea
119. E. Hifema Traumatik
• Laki-laki 25 tahun penglihatan mata kanan
marah dan buram sejak 1 hari yang lalu karena
terkena bola tenis.
• PF : edema palpebra, khemosis, edema
kornea, darah pada 1/4 COA, iris dan pupil
normal.
• HIPEMA : merupakan
penimbunan darah di dalam bilik
mata depan,yg biasanya
diakibatkan trauma tumpul.
• Kausa : trauma tumpul
mengakibatkan bocornya
pembuluh darah ke dalam bmd.
• Gejala : penglihatan
menurun,sakit,mual
• Komplikasi : glaukoma
• Terapi : istirahat ,tidur dgn kepala
agak tinggi,kompres dingin, bl
ANTERIOR CHAMBER
INJURIES
HYPHEMA
Blood in the
Anterior
Chamber
Symptoms
Pain, Blurred vision,
History of blunt trauma
Sign
Blood in the Anterior
Chamber. Gross layering
or clot or both, usually
visible without a slit
lamp. A total (100%)
hyphema may be black
ANTERIOR CHAMBER
INJURIES
HYPHEMA
Workup Factors with poor outcome:
1. History: 1. Poor visual acuity (worse
Mechanism of than 20/200)
injury, approximate 2. Sickle cell disease/trait with
time and day, time increased IOP
of visual loss, 3. Medically uncontrollable
Medications IOP
(Aspirin, NSAIDs,
Warfarin), History 4. Large initial hyphema
or family history of 5. Recent Aspirin, NSAIDs use
sickle cell 6. Delayed presentation
disease/traits.
2. Complete Ocular
Examination
3. CT scan of the
orbit
ANTERIOR CHAMBER
HYPHEMA
INJURIES
Treatment For increased IOP
For all patients Non-sickle cell/Trait
1. Complete bed rest or 1. Beta blocker
hospitalization 2. If unsuccessful add alpha agonist or
2. Place a shield over the topical carbonic anhydrase inhibitor.
injured eye AVOID PG analogs
3. Atropine 3. If still unsuccessful add
Acetazolamide
4. Mild analgesics
5. Topical steroids drops Sickle cell disease/trait
(Traumatic iritis develop 2-
3 days) 1. Beta blocker
6. NO aspirin or NSAIDs 2. All other agents should be used
carefully.
3. AVOID systemic diuretics.
.
120. E. Folikel
• Anak umur 8 tahun suka mengusek-usek
kedua mata. Mata kadang-kadang merah dan
berair, bersin-bersin di pagi hari namun
menghilang dengan sendirinya.
• PF : injeksi konjungtiva.
• Diagnosis : Konjungtivitis vernal
Hal lain yg bisa diydapatkan dari pemeriksaan
adalah ?
KONYUNGTIVITIS VERNAL
• Konj. akbt alergi yaitu
hipersensitivitas terhdp berbagai
alergen spt.obat ,bakteri dan
toksik.
• Gejala:
- gatal ,bengkak,berair ,belek
- merah ,sakit agak demam,silau
,rekuren
- papil besar pd konj. Tarsal
(cobble stone)
121. B. Istirahat semi
fowler+siklopegik
• Anak 14 tahun datang ,jatuh, mata kiri
terbentur meja.
• PF : hematom palpebra kiri, perdarahan
subkonjungtiva kiri dan kornea keruh, terdapat
hifema kurang dari 1 mm.
Penatalaksanaan yang tepat untuk pasien
tersebut?
• HIPEMA : merupakan
penimbunan darah di dalam bilik
mata depan,yg biasanya
diakibatkan trauma tumpul.
• Kausa : trauma tumpul
mengakibatkan bocornya
pembuluh darah ke dalam bmd.
• Gejala : penglihatan
menurun,sakit,mual
• Komplikasi : glaukoma
• Terapi : istirahat ,tidur dgn kepala
agak tinggi,kompres dingin, bl
ANTERIOR CHAMBER
HYPHEMA
INJURIES
Treatment For increased IOP
For all patients Non-sickle cell/Trait
1. Complete bed rest or 1. Beta blocker
hospitalization 2. If unsuccessful add alpha agonist or
2. Place a shield over the topical carbonic anhydrase inhibitor.
injured eye AVOID PG analogs
3. Atropine 3. If still unsuccessful add
Acetazolamide
4. Mild analgesics
5. Topical steroids drops Sickle cell disease/trait
(Traumatic iritis develop 2-
3 days) 1. Beta blocker
6. NO aspirin or NSAIDs 2. All other agents should be used
carefully.
3. AVOID systemic diuretics.
.
122. C. Labirinitis
• Wanita 20 tahun, pusing berputar . Semakin
berat saat merubah posisi, demam, mual,
pendengaran telinga kanan menurun. Saat ini
pasien batuk pilek 7 hari.
• Riwayat keluar cairan dari telinga 3 bulan yg
lalu
• PF : cairan serous di kanalis auditorius
eksterna dan perforasi membran timpani.
Diagnosa yang tepat?
123. A. Stapedal refleks
• laki-laki 10 tahun telinga kanan berdenging
dan penurunan pendengaran
• PF : kedua membran timpani intak, dari hasil
pemeriksaan garputala, rinne telinga kanan
negatif, weber lateralisasi kekiri.
• Diagnosis : Otosklerosis
• Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan
untuk diagnosis?
Refleks stapedius memiliki fungsi menjaga
koklea dari suara keras. Dan ketika refleks
dikeluarkan, otot stapedius pada kedua telinga
akan berkontraksi,dengan menguatkan osikulasi,
dimana jalur ini disusun oleh koklea,
saraf vestibulokoklearis (N.VIII), nucleus koklear
ventral, kompleks olivari superior,nucleus
motorik fasialis dan cabang motorik saraf fasialis
(N.VII). Ketidakhadiranrefleks akustikus dapat
berarti ketulian pada derajat yang cukup kuat
124. Karsinoma Nasofaring
• Laki - laki 50 tahun keluar darah dari hidung,
hidung tersumbat. Berat badan turun dan
sering demam hilang timbul. Riwayat
merokok.
• PF: rhinoskopi terdapat massa di cavum nasi,
besar, kemerahan, mudah berdarah.
Diagnosis?
Manifestasi Klinis
• Gejala telinga:
– rasa penuh di telinga,
– rasa berdengung,
– rasa tidak nyaman di telinga
– rasa nyeri di telinga,
– otitis media serosa sampai perforasi membran
timpani
– gangguan pendengaran tipe konduktif, yang
biasanya unilateral
Manifestasi Klinis
• Gejala hidung:
– ingus bercampur darah,
– post nasal drip,
– epistaksis berulang
– Sumbatan hidung unilateral/bilateral

• Gejala telinga, hidung, nyeri kepala >3 minggu


 sugestif KNF
Manifestasi Klinis
• Gejala lanjut  Limfadenopati servikal
• Penyebaran limfogen
• Konsistensi keras, tidak nyeri, tidak mudah
digerakkan
• Soliter
• KGB pada leher bagian atas jugular superior,
bawah angulus mandibula
Manifestasi Klinis
• Gejala lokal lanjut  gejala saraf
• Penjalaran petrosfenoid  dapat mengenai
saraf anterior (N II-VI), sindroma petrosfenoid
Jacob
• Penjalaran petroparotidean  mengenai saraf
posterior (N VII-XII), sindrom horner, sindroma
petroparatoidean Villaret
DIAGNOSIS
• Rhinoskopi posterior •DPL
• Nasofaring •Evaluasi gigi geligi
direct/indirect •Audiometri
• Biopsi •Neurooftalmologi
•Ro Torax
• CT Scan/ MRI •USG Abdomen,
• FNAB KGB Liver Scinthigraphy
• Titer IgA anti : •Bone scan
– VCA: sangat
sensitif,
kurang
spesifik
– EA: sangat kurang
sensitif,
spesifitas tinggi
PENGOBATAN
• Radioterapi
Stadium dini tumor primer
Stadium lanjut tumor primer (elektif),
KGB membesar
• Kemoterapi
Stadium lanjut / kekambuhan sandwich
• Operasi
– sisa KGB  diseksi leher radikal
– Tumor ke ruang paranasofaringeal/ terlalu besar
125. A. Angina Ludwig
• Wanita 28 tahun nyeri pada leher kiri disertai
kaku pada leher. Pasien juga demam, sulit
membuka mulut dan bicara.
• PF : TD 120/80 N92 x/mnt RR 20 x/menit S 38
derajad C, karies M1 dan M2, mandibula kiri
dan dasar lidah hiperemis, edema, ada pus,
trigonum mandibula edema, hiperemis,
terdapat benjolan yang keras dan nyeri tekan.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien
tersebut?
• Angina Ludwig ialah infeksi ruang
submandibular berupa selulitis atau flegmon
yangprogresif.Karakter spesifik yang
membedakan angina Ludwig dari infeksi oral
lainnya ialah infeksi ini harus melibatkan dasar
mulut serta kedua ruang submandibularis
(sublingualis dan submaksilaris)pada kedua
sisi (bilateral).
• Dilaporkan sekitar 90% kasus angina Ludwig
disebabkan oleh odontogen baik melalui
• Organisme yang paling banyak ditemukan
pada penderita melalui isolasi adalah
Streptococcus viridians dan Staphylococcus
aureus.
• Manifestasi klinis dari angina Ludwig
meliputi pembengkakan, nyeri dan
terdorongnya lidah ke atas;
pembengkakan leher dan jaringan ruang
submandibular yang keras seperti papan;
malaise;demam; disfagia.
• Penatalaksaan angina Ludwig memerlukan
tiga fokus utama, yaitu:
126. D. Rhinitis Alergi
• Perempuan 17 tahun sering bersin-bersin,
keluar cairan jernih dari hidung, gatal pada
hidung dan mata. Keluhan sering timbul jika
pasien membersihkan lantai dengan sapu.
riwayat asma(+)
• PF : ditemukan konka udem, pucat, dan
terdapat sekret encer.
KLASIFIKASI RINITIS ALERGI
• Dahulu, menurut sifat
berlangsungnya :
– Rinitis alergi musiman (seasonal, hay
fever)
– Rinitis alergi sepanjang tahun
(perenial)
• Saat ini  menurut WHO-ARIA
• Berdasarkan terdapatnya gejala :
– Rinitis alergi intermiten
• Gejala terdapat < 4 hari/minggu
• atau < 4 minggu
– Rinitis alergi persisten
KLASIFIKASI RINITIS ALERGI
• Berdasarkan tingkat ringan beratnya
penyakit:
– Ringan, berarti tidak terdapat salah satu dari :
• gangguan tidur
• gangguan aktifitas sehari-hari/malas/olahraga
• gangguan pekerjaan atau sekolah
• Gejala dirasakan mengganggu
– Sedang-berat, berarti didapatkan satu atau lebih
hal-hal di atas
Gejala RA

bersin
rinore
Gatal
hidung
Post nasal drip
Sumbatan
hidung

• Keluhan terberat pada pagi hari


PEMERIKSAAN FISIK
• Anak-anak : Allergic
shiner, Allergic Salute,
Allergic Crease, Allergic
Facies
Rinoskopi anterior
• Mukosa edema, basah, pucat-kebiruan
disertai adanya sekret yang banyak,
bening dan encer
• konka inferior hipertrofi

Nasoendoskopi  kelainan yang tidak


terlihat di rinoskopi anterior
PENATALAKSANAAN
• Tujuan pengobatan : me(-) gej, perbaikan
kualitas hidup, m(-) ES obat, edukasi,
mengubah jalannya peny / terapi kausal
• CARA :
• Penghindaran allergen (avoidance) dan
eliminasi
• Edukasi
• Medikamentosa/farmakoterapi
• Imunoterapi
• Pembedahan (jika perlu)  untuk mengatasi
hipertrofi konka, komplikasi rinosinusitis dan
polip hidung
ARIA Guidelines:
Recommendations for
Management of Allergic
Rhinitis Moderate
Mild severe
Moderate
persistent persistent
severe
intermittent

Mild Intra-nasal steroid


intermittent
Local cromone
Leukotriene receptor antagonists
Second-generation nonsedating H1 antihistamine
Intranasal decongestant (<10 days) or oral decongestant
Allergen and irritant avoidance
ARIA = Allergic Rhinitis and its Impact on Immunotherapy
Asthma.
Bousquet et al. J Allergy Clin Immunol. 2001;108 (5
suppl):S147.
127. C. Rhinitis Ozaena
• Perempuan 30 tahun hidung tersumbat,
adanya gangguan penghidu. Teman-teman
pasien mengeluhkan adanya bau yang tidak
enak berasal dari hidung pasien.
• PF : Ditemukan krusta berwarna kehijauan.
Tidak terdapat massa pada hidung.
Diagnosis yang tepat adalah?
RHINITIS OZAENA
• Rhinitis atrofi atau ozaena adalah infeksi
hidung kronik, yang ditandai oleh adanya
atrofi progresif pada mukosa dan tulang
konka. Salah satu gejala yang timbul adalah
mukosa hidung menghasilkan sekret yang
kental dan cepat mengering sehingga
terbentuk krusta yang berbau busuk. Orang di
sekitar penderita yang biasanya tidak tahan
dengan bau tersebut, tetapi pasien sendiri
tidak merasakannya karena hiposmia atau
• Pengobatan medis terbaik rhinitis atrofi
hanya bersifat paliatif. Termasuk dengan
irigasi dan membersihkan krusta yang
terbentuk, terapi sistemik dan lokal dengan
endokrin, steroid dan antibiotik; vasodilator;
pemakaian iritan jaringan lokal ringan
seperti alkohol; dan salep pelumas.
Penekanan terapi utama adalah
pembedahan, yaitu usaha-usaha langsung
mengecilkan rongga hidung, dan dengan
128. B. Dimenhidrinate
• Perempuan 35 tahun sering pusing berputar
saat naik kereta api. Tidak ada riwayat keluar
cairan, demam, dan penggunaan obat
ototoksik.
• PF : TTV dalam batas normal, pemeriksaan yg
lain dalam batas normal.
• Diagnosis : Motion Sickness
Terapi farmakologis yang tepat?
129. B. Abses Bezold
• Pasien datang dengan keluhan sering keluar
cairan dari telinga sejak 3 tahun terakhir.
• PF : perforasi atik serta koleastoma dan sekret.
Kemudian di bawah telinga, tampak massa,
fluktuatif, ada nyeri tekan serta tanda radang.
Diagnosisnya?
Bezold abscess may occur in both
children and adults with well-developed
mastoid bones. Both may have had a history
of recurrent otitis media or chronic otitis
media with tympanic membrane perforation
and a draining ear. Prior mastoid surgery for
cholesteatoma normally causes further
thinning of the mastoid walls making it easier
for infection to spread.
An important early clinical sign of a
coalescent mastoiditis on physical
130. C . Pertusis Fase Paroksismal
• Anak 1 tahun 10 bulan batuk berat selama 3
minggu ini. Keluhan disertai muntah. Riwayat
vaksin hanya BCG.
• PF : TD 90/60mmHg Nadi 120x/menit RR
60x/menit suhu 36 derajad C. Batuk
paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi.
Diagnosisnya adalah?
131. A . Cerebral Palsy
• Anak 1 bulan, tidak mau minum ASI. Setiap
minum ASI muntah, gerak tidak aktif, lemah.
Pasien lahir prematur 34 minggu dengan BB
2400 gr, sempat di rawat 2 minggu di bidan
desa.
• PF : tetraplegi, flaccid, hiperreflek, strabismus
dan tonus otot lemah. Diagnosis yang tepat?
CEREBRAL PALSY
1. Hemiplegia.
2. Double Hemiplegia.
3. Diplegia (hypotonic, dystonic,
spasticity, ataxic).
4. Ataxia.
5. Dysequilibrium Syndrome.
6. Dyskinetic.
7. Mixed.
Early Signs of Cerebral Palsy

1. Birth History
a) Prematurity.
b) Seizures.
c) Low apgars.
d) Intracranial haemorrhage.
e) Periventricular
leucomalacia.

2. Delayed Milestones
3. Abnormal Motor
Performance
a) Handedness.
b) Reptilian crawl.
Early Signs of Cerebral Palsy

4. Altered Tone.

5. Persistence of primitive
reflexes.

6. Abnormal posturing.
Treatment of Cerebral Palsy
1. Parent guidance.
2. Physiotherapy - Bobath method.
Peto.
Doman-Delacato.
3. Orthopaedic.
4. Speech and Occupational Therapy.
5. Medical.
6. Psychiatric.
Management of Spasticity in
Cerebral Palsy
1. Oral Medicines: Baclofen
Diazepam
Tizanidine
Dantrolene
2. Intrathecal Baclofen.
3. Botulinum Toxin.
4. Selective Posterior Rhizotomy.
132. C. Glomerulonefritis Akut
• 6 tahun diantar ikedua kelompak mata
bengkak setiap bangun tidur, terkena infeksi
kulit 1 bulan yang lalu.
• PF : TD 130/90, Nadi 100 x/menit, RR 26
x/menit, suhu 37.3 derajad C. Pemeriksaan
urinalisis eritrosit +3, proteinuri +1,
urobilinogen +, bilirubin -, ureum 79, kreatinin
1.5.
Diagnosa yang tepat? GNAPS
• Gomerulonefritis akut post
streptokok adalah proliferasi dan
inflamasi glomerulus karena
mekanisme imunologik yang
terjadi setelah infeksi
streptokokus beta-hemolitik
golongan A diluar ginjal
• Sindrom nefritik akut ialah
sindrom yang terdiri atas gejala
glomerulonefritis akut dan gejala
gangguan faal ginjal.
DASAR DIAGNOSIS
 Umumnya usia > 4 tahun.
 Penyakit timbul 10-14 hari setelah
infeksi streptokokus beta-hemolitik
golongan A di luar ginjal (saluran
napas bagian atas, kulit, telinga,dsb)
 diikuti gejala nefritis akut :
1. kelainan kemih
(oliguria,Hematuria, proteinuria),
2. silinder uria (
granuler/eritrosit/lekosit,
lekosituria),
3. edema,
4. hipertensi sakit kepala,
5. kelainan biokimiawi darah
(meningkatnya kadar ureum dan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada waktu masuk rumah sakit.
1. Darah
Hb, Ht, lekosit, hitung jenis, laju endap darah,
ureum, kreatinin, albumin, globulin, total
protein, kolesterol, elektrolit (Na, K, Cl, Ca, P),
ASTO, CRP. komponen C3 dan C4.
2.Faal ginjal: berdasarkan nomogram
(kreatinin plasma dan umur dalam
bulan) Faal ginjal normal = Kkr  94
ml/men/1.73 m2
3. Kemih segar
Warna, kekeruhan, reduksi, sedimen, eritrosit,
lekosit torak eritrosit/granuler, berbagai
macam epitel dan sebagainya.
4. Hapusan tenggorok dan kulit/otitis media :
PENGOBATAN

 PPC 50.000 Ul/kg/hari, selama 10


hari berturut-turut. alergi dapat
diganti dengan eritromisin.

 Diet :
2.1 Pada keadaan tensi, diuresis dan
ureum/kreatinin normal.
◦ Cukup kalori dan cukup cairan.
◦ Fase akut penyakit : diit nefritis I (protein
1 g/kg/hr, garam 1 g/hr)
◦ Fase penyembuhan (keadaan klinik dan
laboratorik membaik: diit nefritis II
(protein 2 g/kg/hari, garam 2 g/hari).
◦ Setelah sembuh : diit biasa.
2.3. Pada tensi, diuresis kurang
dangan gangguan faal ginjal ringan :
diit nefritis 1/2 (protein 1/2
g/kg/hari, garam 1/2 g/hari) dan
pembatasan cairan
(intake=insensible water loss +
conconmitant water losses).
2.4 Pengobatan hipertensi
133. E. Kultur Feses
• Anak 10 tahun, keluhan panas dirasakan
memberat 10 hari, dirasakan panas terus
menerus sejak 2 hari terakhir. Berat badan
turun dan ada diare.
• PF : Tanda vital TD 120/80, HR 80 x/m, RR: 22
x/m. didapatkan hepar teraba 1 jari di bawah
arc costae.
• Diagnosa : Suspect Abses Hepar Amuba
• Pemeriksaan penunjang yg tepat utk diagnosa
?
ABSES HEPAR AMUBA
Nyeri perut kanan atas merupakan keluhan
yang menonjol, pasien tampak sakit berat, dan
demam. Seeto dkk melaporkan bahwa gejala
abses hati amuba secara umum bersifat
nonspesifik, 72% pasien mengeluh demam dan
nyeri di perut kanan atas. Selain itu anoreksia
ditemukan pada 39% kasus dan penurunan
berat badan pada 29% kasus. Pada pemeriksaan
fisis, 83% kasus dilaporkan demam dan 69%
dengan hepatomegali yang disertai nyeri tekan.
134. C. Epilepsi
• Anak 5 tahun dibawa ke UGD karena kejang.
Kejang 1 jam yang lalu, seluruh badan, mata
melirik ke atas, selama 10 menit, tidak
didahului demam. kejang serupa saat berusia
4 tahun. Riwayat Kejang Demam saat usia 1
tahun
• Tanda vital dbn
Diagnosis yang mungkin?
E T I O L O G I
1. Primer /Idiopatik
- genetik (5-10 %)
-tidak dapat dibuktikan adanya lesi pd otak
2. Sekunder
ada kelainan serebral yg mempermudah terjadinya
respon kejang.
Penyebab kejang sekunder a.l:
a.Cedera kepala : cedera selama atau sebelum kelahiran,
kecelakaan
b. Arterio Venous Malformation (AVM)
c. Ensefalitis,Meningitis,Eclampsia
d. Gangguan metabolisme & nutrisi
ex: hipokalemia,defisiensi vit.B6
e. Gangguan sirkulasi & neoplasma
f. Obat-Obat:
MAO-blockers,klorpromazin,penyalahgunaan obat
& alkohol
Jenis epilepsi yg paling sering
dijumpai:
1. Petit mal/ absence
antara beberapa detik – 30
detik
2. Grand mal/tonik- klonik
Lama serangan 1 – 2 menit
3. Status epileptikus
Serangan lebih dari 30
menit,cepat tanpa diselingi
keadaan sadar.
Diagnosa
1. Anamnesa
2. EEG
3. CT Scan
4. MRI

Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan primer pd penderita
epilepsi adalah terapi untuk mencegah
terjadinya serangan kejang atau
mengurangi frekuensinya sehingga pasien
dapat hidup normal.
2. Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi
dan etiologinya :
a. Petit mal : 2-3 sudah cukup.
b. Grand mal : > 5 tahun
3. Penghentian mendadak harus dihindari.
4. Pertimbangkan bedah otak mikro jika terapi
obat tidak efektif sama sekali.
5. Pengobatan psikososial
DRUG Partial Generalized Absence Atypical
Seizure Tonic- Absence
Clonic/
Grand Mal
Drug of Carbamazepi Valproate Ethosuximi Valproate
ne Carbamazepi de
Choice Phenytoin ne Valproate
Valproate Phenytoin

Alternati Lamotrigine Lamotrigine Clonazepa Clonazepam


Gabapentine Topiramate m Lamotrigine
ve Topiramate Primidone Lamotrigin Topiramate
Tiagabine Phenobarbita e Felbamate
Primidone l
Phenobarbit
al
135. B. Acute Tubular Necrosis

• Anak 2 tahun diare sejak 2 hari, hari ini diare


kurang dari 10x, pasien tidak mau minum,
kencing terakhir 6 jam yang lalu,
• PF : turgor kulit menurun sangat lambat, pada
pemeriksaan lab Ureum 80, Creatinin 2.
Dokter IGD segera melakukan pertolongan
dan memberikan cairan sesuai WHO, namun
keluhan tidak membaik.
Apa diagnosisnya ?
136. B. Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktif
• Anak 5 tahun penurunan konsentrasi saat
berada dikelas sejak 6 bulan yang lalu. jaln-
jalan dikelas ketika guru sedang memberikan
penjelasan. mudah teralihkan perhatian.
Pasien suka berbicara hingga tidak tuntas
mengerjakan tugas.
• Apa diagnosis anak tersebut ? ADHD
Karakteristik (berdasarkan
DSM V):
1. Inattention
2. Hyperactivity
3. Impulsive

Kriteria diagnostic  DSM


V
(Diagnostic and Statistical
DIAGNOSIS

• Kriteria DSM V  dapat mengenali tiga sub-


tipe ADHD:
1. Gejala tidak mampu memusatkan
perhatian :
6 poin (atau >) selama 6 bln  ADHD/I

2. Gejala hiperaktif-impulsif : 6 poin (atau >)


selama 6 bln 
ADHD/HI
3. Gejala keduanya : 6 poin (atau >) selama
6 bln  ADHD/C
Contoh Intervensi

Perilaku Akademik Medication

1. Self- 1. Peer 1. Stimulan


monitorin Tutoring (ritalin,
g 2. Instructio methylph
2. Peer- nal enidate,
monitorin modifica dll)
g tion 2. Antidepr
3. Instructio 3. Compute esan
nal r- 3. Obat
choice Assisted lain
137.E. Cerebral Malaria
• Anak penurunan kesadaran disertai kejang,
sebelumnya demam hilang timbul. Pasien
baru saja pulang dari flores
• PF anak tertidur, sulit untuk dibangunkan,
kaku kuduk positif pemeriksaan refleks
fisiologis dan patologis dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien
tersebut?
Diagnosis Malaria Berat
Ditemukan P. falciparum bentuk aseksual ditambah minimal satu
keadaan berikut :
• Malaria serebral (penurunan kesadaran, kejang, koma)
• Anemia berat (Hb<5 g/dl atau hematokrit < 15) pada hitung
parasit > 10.000/ul
• Gagal ginjal akut
• Udema paru/ARDS
• Hipoglikemia
• Renjatan
• Perdarahan spontan atau disertai KID
• Kejang berulang
• Asidosis
• Makroskopik hemoglobinuria
• Hiperparasitemia >5% pada daerah hipoendemis (non imun)
• Ikterus (Bilirubin >3 mg/dl)
• Hiperpireksia
• Kelemahan otot/gangguan neurologis
• Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yg padat
pada pembuluh darah kapiler jaringan otak
Pengobatan
• P falciparum
lini pertama : Artesdiaquin

(Amodiaquin,Artesunat) 8 tab 3
hari tambah
primaquin 3 tab
lini kedua : Kina + primaquin
• P vivax/ovale
Lini I : Artesdiaquin
(Amodiaquin,Artesunat) 8
tab 3 hari tambah
primaquin 3 tab +
Pengobatan malaria berat
1. Tindakan umum/suportif
Oksigenisasi, cairan, nutrisi, monitoring
2. Pengobatan simtomatik
Antipiretik
Bila kejang diberi antikonvulsan
3. Antimalaria
Kina iv dengan cara 1 ampul kina 500 mg
dilarutkan dalam
500 cc D5 diberikan dalam 8 jam terus menerus
sampai
penderita dapat minum obat
4. Mengatasi penyulit/komplikasi
Malaria serebral
Anemia berat
Hipoglikemia
Renjatan
Gagal ginjal akut
Pengobatan Pencegahan
1. Klorokuin Basa 5 mg / kg BB / minggu
2. Doksisiklin 1.5 mg / Kg BB / hari :
Untuk daerah yg efikasi P. Falcifarum terhadap
klorokuin < 75 %
Maksimal untuk 3 bulan
Kontra Indikasi anak < 8 thn dan ibu hamil
Diberikan 1 minggu sebelum berangkat ke daerah
endemis s.d
4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis
malaria
138. A. Infeksi CMV pada
kehamilan
• Anak usia 1,5 tahun terlambat mengucapkan
kata-kata. dibunyikan lonceng, anak tidak
merespon. Tidak ada riwayat sakit saat
kehamilan. Bayi lahir langsung menangis, tidak
ada riwayat kuning yang lama dan kejang
sebelumnya. Tidak ada riwayat ketulian pada
keluarga.
• PF : telinga dalam batas normal.
Apakah faktor resiko yang mungkin
menyebabkan kondisi tersebut?
TORCH pada bayi
• Kelainan terkait Rubella:
- Katarak kongenital
- Tuli kongenital
- Kelainan jantung bawaan

• Kelainan terkait toksoplasmosis :


• hidrosefalus, retinokoroiditis, kelainan
psikomotorik, kalsifikasi intrakranial

• Kelainan terkait infeksi CMV:


• ikterik, retardasi mental
Herpes Simpleks
• HERPES GENITALIS PADA KEHAMILAN
• Virus dapat sampai ke sirkulasi fetal
serta menyebabkan kematian janin
(mortalitas 60%)

Kelainan yang dapat timbul antara lain:


• Ensefalitis
• Keratokonjungtivitis
• Hepatiitis
• Dermatitis
139. D . Eritema nodosum
leprosum
• Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan
bercak bentol kemerahan di lengan dan
tungkai , demam (+) 6 bulan sebelumnya
pengobatan di puskesmas tapi tidak
teratur,keluhan saat itu adalah bercak
kemerahan di tangan disertai baal.
• Diagnosisnya? Eritema nodosum leprosum
Reaksi Kusta
• Reaksi kusta adalah interupsi dengan episode
akut pada perjalanan penyakit yang kronik
• ENL (Eritema Nodosum Leprosum)
– Terutama timbul pada tipe lepromatosa, dapat
juga pada tipe borderline. Makin tinggi tingkat
multibasilarnya makin besar kemungkinan ENL
– ENL lebih banyak terjadi pada pengobatan tahun
kedua, dimana banyak basil lepra mati dan
hancur sehingga banyak antigen dilepaskan,
bereaksi dengan antibodi, dan mengaktifkan
sistem komplemen. Kompleks imun tersebut
beredar dalam sirkulasi darah dan melibatkan
berbagai organ
– Pada kulit: timbul nodus eritema dan nyeri
biasanya di lengan dan
tungkai.
– Pada organ lain: neuritis akut, iridosiklitis,
limfadenitis, artritis, orkitis, nefritis.
– ENL dapat disertai gejala konstitusi ringan sampai
Reaksi Kusta
• Reaksi reversal
– Hanya terjadi pada tipe borderline
(Li, BL, BB, BT,
Ti)
– Yang memegang peranan utama
adalah sistem imunitas seluler
– Umumnya terjadi pada 6 bulan
pertama
– Gejala utama: sebagian atau
seluruh lesi yang ada bertambah
aktif atau timbul lesi baru yang
Reaksi Kusta
• Fenomena Lucio
– Reaksi kusta yang sangat berat,
terjadi pada kusta
tipe lepromatosa non
nodular difus.
– Gambaran klinis: plak atau infiltrat
difus, berwarna merah muda,
bentuk tak teratur, nyeri. Lesi
terutama di ekstremitas namun
dapat di seluruh tubuh. Lesi yang
berat tampak lebih eritematosa,
disertai purpura, bula, dengan cepat
nekrosis. Lesi lambat menyembuh
Reaksi Reversal

ENL

Fenomena Lucio
140. A. Alopecia Areata
• Laki-laki 25tahun rambut rontok , Makin lama
makin banyak sehingga rambut jadi menipis.
Riwayat dermatitis kontak di kepala.
• PF : tanda inflamasi di kepala (-), tes cabut
rambut + dengan ujung proximal membentuk
gada, putih dan keras.
Diagnosis?
TIPE ALOPESIA
• Alopesia universalis: kebotakan yang
mengenai seluruh rambut yang ada
pada tubuh.

• Alopesia totalis: kebotakan yang


mengenai seluruh rambut kepala.

• Alopesia areata: kebotakan yang


terjadi setempat-setempat dan
Alopesia
Areata
Etiologi: belum diketahui, sering dihubungkan
dengan adanya infesi fokal, kelainan endokrin
dan stres emosional. Sebagian penderita
menunjukan keadaan neurotik dan trauma
Gejala klinis: ditandai dengan adanya bercak
prikis.
dengan kerontokan rambut pada kulit kepala,
alis, janggut, dan bulu mata. Bercak ini
berbentuk bulat atau lonjong. Pada daerah
yang botak, ada rambut yang terputus, bila
rambut ini dicabut terlihat bulbus yang atrofi,
Pengobatan: beberapa
kasus dapat sembuh
spontan. Penyuntikan
interelasi dengan
trimasinolon asetonid
,aplikasi topikal
dengan kortikosteroid.
juga dengan penutulan
fenol 95% yang
dinetralisasikan
dengan alkohol setiap
minggunya.
141. A. Aciclovir
• Laki-laki 15 tahun demam 3 hari diikuti
lentingan di badan kemudian menyebar ke
seluruh tubuh.
• TTV normal,
• giemsa Tzanck test ditemukan sel datia berinti
banyak.
• Diagnosis : Varicella Zoster
Apa terapi farmakologi yang tepat?
Varisela (Cacar air)
Definisi :
Cacar air atau Varisela : penyakit infeksi akut primer
menular, disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV),
yang menyerang kulit dan mukosa, dan ditandai
Etiologi:
dengan adanya vesikel-vesikel
Varicella Zoster - Infeksi : kekebalan yang
Virus berlangsung lama; serangan
kedua jarang terjadi,
Varicella Zoster biasanya menjadi laten
Virus
- Menjadi Herpes zoster : 15
Infeks % dewasa dan kadang pada
i Infeksi anak
prime sekun
r der - Pada pasien yang status
imun
Herpes Zoster/
menurun(immunocompromi
Varise Shingles/
la
se)  timbul penyulit
Dampa/ Cacar
Ular hingga kematian
Patogenesis

Hari 1 VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui  mukosa


traktus respiratorius bagian atas (orofaring)
Hari 4- Mengalami multiplikasi awal  penyebaran virus ke
6 pembuluh darah dan saluran limfe : viremia primer 
virus ke sel RE limfe, hati, organ lain  berkumpul
dalam makrofag mekanisme pertahanan tubuh
(interferon, sel NK dan respon imun)
7-14 Virus dapat bertahan dari respons imun non-spesifik 
hari Jumlah >> banyak
Viremia sekunder  virus berkumpul di dalam Limfosit
T  menyebar ke kulit dan mukosa dan bereplikasi di
epidermis : lesi varisela.
14-21 Lesi awal : infeksi kapiler endotel papil dermis  epitel
hari dermis, folikel dan kel sebasea demam dan malaise
Diagnosa

• Dapat ditegakkan secara klinis


dengan gambaran lesi kulit yg
khas :
• Muncul setelah masa prodromal
singkat & ringan
• Lesi berkelompok dibagian sentral
• Perubahan lesi yg cepat dr
makula, vesikula, pustula hingga
krusta
• Terdapatnya semua tingkatan lesi
Varisela
Penatalaksan
aan Non
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
• Isolasi untuk mencegah penularan
• Bila demam tinggi, kompres
dengan air hangat
• Upayakan agar vesikel tidak pecah
: gunakan bedak
• Jangan menggaruk vesikel
• Kuku jangan dibiarkan panjang
• Bila hendak mengeringkan badan,
cukup tempelkan handuk pada
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medikamentosa:
• Simtomatik
- Antipiretik (parasetamol) jarang
diperlukan. Pemakaian aspirin
tidak digunakan lagi karena dapat
mengakibatkan sindrom reye pada
pasien
- Antihistamin
- Bedak kocok (lotio calamine)
mengurangi gatal
- Pemberian Asiklovir - Diberikan dalam
24 jam pertama (tidak > 72 jam)
- Neonatus: 500 mg/m2 iv tiap 8 jam,
selama 10 hari
- Anak (2-12 tahun) 20 mg/kg (maks 800
142. D. Anemia e.c Hookworm
disease
• Pria 29 tahun mudah lelah dan mual sejak 1
bulan, pasien pekerja di tambang,
• ttv normal,
• PF : konjungtiva anemis, ekstremitas terdapat
rash kemerahan (ground icth) di dorsum pedis
dekstra, Hb 8 gr .
• Apa Diagnosis paling mungkin? Anemia Def Fe
e.c cacing tambang
ANCYLOSTOMIASIS /
NECATORIASIS
• Telur menetas – larva rabditiform – larva
filariform – menembus kulit – kapiler darah –
jantung – paru – bronkus – trakea – laring –
batuk – usus halus (dewasa)
• Larva menyebabkan ground itch, cacing
dewasa menyebabkan anemia defisiensi besi
• Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan
pemeriksaan feses penderita melalui
mikroskop dan menemukan telur cacing pada
feses tsb. Ditambah lagi dengan pemeriksaan
143. B. injeksi dexamethasone 5
mg/ampul, 3x1
• laki-laki 43 tahun , kulit tubuh merah dan
mengelupas setelah mengkonsumsi cefixime
tablet . Riwayat alegi amoxicillin (+)
• PF : efloresensi berupa epidermiolisis lebih
dari 30 persen luas permukaan tubuh, pada
bibir terdapat krusta hemoragik, nikolsky sign
(+)
• Dx : TEN
Terapi yg tepat?
• TEN yang biasa juga disebut sindrom Lyell’s,
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.Nekrosis epidermis yang tebal disertai
lepuhan, tanpa disertaiinflamasi dari dermis
yang mengenai >30% permukaan tubuh.
b.Terdapat dua atau lebih mukosa yang
erosi (orofaring, hidung, mata,traktus
genitalia, dan traktus respiratoris
Pada NET yang terpenting ialah terjadinya
epidermolisis, yaitu epidermis yang terlepas
TATALAKSANA
Bagi seorang dokter emergensi, 2 hal yang
paling penting dalam tatalaksana TEN adalah
menghentikan obat yang menyebabkan TEN dan
memasukkan TEN kedalam kategori luka bakar.
Penanganan selama di unit gawat darurat
adalah:
– mempertahankan homeostasis elektrolit dan
cairan
– menyediakan analgesik yang adekuat
– mencegah sekunder infeksi
1. Terapi simptomatik
Terapi suportif pada NET meliputi penatalaksanaan untuk
keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi yang dapat
mengancam jiwa. NET berhubungan erat dengan hilangnya cairan
akibat erosi kulit yang dapat menyebabkan hipovolemia dan
ketidakseimbangan elektrolit. Untuk itu penggantian cairan yang
hilang harus dilakukan secepatnya, setiap hari. Pemberian antibiotik
profilaksis tidak disarankan.
2. Terapi spesifik
Karena dasar penyakit ini adalah mekanisme imunologis dan
sitotoksik, maka pemberian imunosupresif dan/atau antiinflamasi
diberikan untuk mencegah progresivitas penyakit.
– Kortikosteroid
Beberapa penelitian menyatakan pemberian kortikosteroid
dapat mencegah perkembangan penyakit tahap awal.–
Imunoglobulin intravena
144. B. Griseovulfin
• Anak usia 5 tahun keluhan gatal di kulit
kepala. keluhan ini disertai rambut rontok
pada bagian gatal tersebut.
• PF: UKK papul eritem, bercak melebar
berwarna keabuan, rambut berwarna abu-
abu, tidak mengkilat dan mudah patah.
• PF : pemeriksaan wood's lamp  efluoresensi
berwarna hijau kekuningan.
• Dx : Tinea Capitis
Apa terapi yang tepat untuk kasus tersebut?
3 Bentuk Tinea Capitis :
1. Grey patch ringworm.
disebabkan oleh genus Microsporum dan
sering ditemukan pada anak – anak. Penyakit
mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar
rambut. Papul ini melebar dan membentuk
bercak yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan
penderita adalah rasa gatal. Warna rambut
menjadi abu – abu dan tidak berkilat lagi.
Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya,
2. Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang
berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan
yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan
sel radang yang padat disekitarnya. Bila
penyebabnya Microsporum caniis dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini
lebih sering dilihat, agak kurang bila
penyebabnya adalah Trichophyto violaceum.
Kelainan ini dapat menimbulkan jaringan parut
3. Black dot ringworm
Black dot ringworm terutama disebabkan
oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton
violaceum. Pada permulaan penyakit, gambaran
klinisnya menyerupai kelainan yang di sebabkan
oleh genus Microsporum. Rambut yang terkena
infeksi patah, tepat pada rambut yang penuh
spora. Ujung rambut yang hitam di dalam folikel
rambut ini memberi gambaran khas, yaitu black
dot, Ujung rambut yang patah kalau tumbuh
TATALAKSANA
Pada masa sekarang dermatofitosis pada
umumnya dapat diatasi dengan pemberian
griseofulvin yang bersifat fungistatik.
Griseofulvin akan terkumpul pada lapisan
keratin pada rambut, kuku menimbulkan
resistensi terhadap invansi jamur, namun
pengobatan harus berlangsung dalam waktu
lama karena waktu yang dibutuhkan griseofulvin
untuk menghasilkan lapisan keratin yang
resisten cukup lama sekitar 4 – 6 minggu. Pada
145. A. Luka robek karena benda
tajam
• Pria 35 tahun mengalami pembacokan oleh
orang yang tidak diketahui. Pasien menangkis
dengan tangannya.
• PF : luka terbuka, ujing lancip, tepi rata, dasar
luka berupa otot. Penyebab luka tersebut
adalah ?
146. B. Respect For Individual
• Seorang pasien mengatakan pada dokter akan
mendonorkan matanya setelah meninggal
pada pasien yang membutuhkan. Setelah
meninggal, dokter menyampaikan permintaan
pasien pada keluarga, namun keluarga tidak
setuju. Dokter memperlihatkan inform
consent yang telah ditandatangani oleh
pasien.
Masalah yang dihadapi dokter berkaitan
dengan?
1. Medical Indication
medical indications menuntut dokter agar dalam
melakukan tindakan medis mendasarkan pada
indikasi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara moral dengan mempertimbangkan,
bagaimana patien dapat memperoleh
keuntungan dari tindakannya (medical and
nursing care) dan bagaimana pula patien dapat
dihindarkan dari hal-hal yang menyakitkan.
2.Patient’s preferences
3. Quality of life
Quality of life menuntut dokter agar
memperhatikan kualitas hidup pasien dengan
mempertimbangakan:
1. Apa prospeknya, baik dengan atau tanpa
tindakan medis, untuk kembali menuju
kehidupan normal?
2. Apa kekurangan yang masih akan dialami
pasien jika seandainya tindakan pengobatan
mengalami keberhasilan?
4. Contextual features
Contextual feature menuntut dokter untuk
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Adakah isu-isu keluarga yang dapat
mempengaruhi keputusan medis?
2. Adakah isu-isu provider (dokter dan
perawat) yang dapat mempengaruhi keputusan
medis?
3. Adakah faktor-faktor finansial dan ekonomi
yang dapat mempengaruhi keputusan medis?
147. Gangguan Cemas Menyeluruh
• Wanita usia 30 tahun khawatir berlebih,
misalnya jika suami terlambat pulang sang istri
khawatir terjadi sesuatu dengan suaminya.
Keluhan di sertai dengan sering berdebar
debar, pusing dan keringat dingin.
• Pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam
batas normal.
• Diagnosa nya adalah?
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized
Anxiety Disorder, GAD) merupakan kondisi
gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional
bahkan terkadang tidak realistik terhadap
berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari,
berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
bulan. Kecemasan yang dirasakan sulit untuk
dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-
Penatalaksanaan Gangguan Cemas
Menyeluruh
1. Psikoterapi
a. Psikodinamik (Insight), ditujukan untuk
mengungkap konflik masa lalu yang mendasari
dan merupakan sumber kecemasan yang
sebenarnya
b. CBT (Cognitive-Behavioral Therapy), dengan
cognitive restructuring, yaitu mengidentifikasi
pikiran-pikiran yang berhubungan dengan
kecemasan lalu menggantinya dengan respon
‘coping’ yang lebih positif
148. B. Bipolar Episode Kini depresi
• Perempuan 17 tahun sering murung,
menyendiri di kamar, tidak mau berbicara
dengan siapapun, makan dan minum harus di
suruh sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan muncul
karena pasien tidak lulus ujian nasional
sekolah.
• 2 tahun yang lalu pasien seorang yang
periang, senang belajar sampai tidak mau
untuk tidur  manik
Diagnosa yang telat pada pasien tersebut
149. B. Gangguan Psikotik Akut
• Wanita 20 tahun sering tertawa sendiri,
melompat-lompat, dan terkadang menangis.
Pasien merasa ingin dibunuh oleh mantan
pacarnya yang sudah meninggal. Pasien juga
sering mendengar bisikan untuk menyuruhnya
bunuh diri.
• Pada saat pemeriksaan pasien kooperatif,
mood labil, afek terbatas. Keluhan ini muncul
sudah selama 10 hari.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah ?
PSIKOTIK

• Psikotik adalah gangguan jiwa,


yang ditandai dengan ketidak
mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya
terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau/aneh

• Psikotik akut adalah suatu


gangguan kejiwaan yang terjadi
selama 1 hari sampai kurang dari
Etiologi
• Didalam DSM III: faktor psikososial => psikosis reaktif
singkat, tetapi kriteria tersebut telah dihilangkan dari
DSM IV.
• Perubahan dalam DSM IV menempatkan diagnosis
gangguan psikotik singkat didalam kategori yang sama
dengan banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya yang
penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis
kemungkinan termasuk gangguan yang
heterogen(Kaplan dan Sadock, 2003).
• Etiologi BELUM pasti, tapi sebagian besar di jumpai
pada pasien dengan gangguan kepribadian mungkin
memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap
perkembangan gejala psikotik.
• Satu atau lebih faktor stres berat, seperti:
(peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah
pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian orang
yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat
Kriteria Diagnosis
 Merupakan Gangguan psikosis akut dan
sementara adalah sekelompok gangguan
jiwa yang :
1. Onsetnya akut ( 2 minggu)
2. Polimorfik : beraneka-ragam dan
berubah cepat (waham, halusinasi,gejala emosi
yang bervariasi)
3. Skizofrenia-like : gejala skizofrenia yang khas
4. Adanya stes akut yang berkelanjutan
5. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan
berlangsung
6. Tidak ada penyebab organik, seperti trauma
kapitis, delirium, demensia
Cara Penanganan Gangguan Psikotik Akut
1. Indikasi rawat inap (hospitalisasi)
– Pemeriksaan dan perlindungan
pada pasien.
2. Farmakoterapi
– Obat utama Antipsikotik
(Haloperidol)
150. B. Sublimasi
• Wanita 36 tahun datang ke dokter untuk
mengetahui penyakitnya. Dokter
memberitahukan bahwa pasien menderita ca
mamae stadium lanjut. Setelah pulang
kerumah, suaminya menanyakan hasil
konsultasinya dengan dokter dan dijawab oleh
istrinya (sudah tidak apa apa, jangan
khawatir). Mekanisme defensif yang
digunakan adalah ?
Mekanisme Pertahanan
• Represi  motivated forgetting  menolak
semua ingatan, keinginan dan pikiran yang
tidak diinginkan, dan membuangnya ke dalam
ketidaksadaran  lupa akan kejadian yang
traumatis
• Denial  menolak untuk mempercayai
informasi yang menjadi penyebab kecemasan
 beranggapan bahwa info tsb tidak benar
Mekanisme Pertahanan
• Rasionalisasi  usaha untuk membuktikan
bahwa perilaku individu adalah benar dan
dapat diterima  ketika ditolak dari tempat
kerja, mengatakan bahwa tidak ingin bekerja
di tempat tersebut
• Displacement (pemindahan)  memindahkan
perilaku atau pemikiran pada obyek lain yang
tidak mengancam  marah pada atasan,
namun karena cemas, lalu memarahi istrinya
Mekanisme Pertahanan
• Regresi  kembali ke tahapan perkembangan
yang sebelumnya  untuk menghindari
kecemasan yang dialami  ketika adik lahir,
anak sulung menjadi mudah menangis untuk
mendapatkan perhatian orangtua
• Proyeksi  atribusi terhadap perilaku yang
tidak baik kepada orang lain  adiksi
terhadap pornografi, namun menuduh orang
lain sebagai pecandu pornografi
Mekanisme Pertahanan
• Reaksi Formasi  menampilkan diri secara
berkebalikan dengan dirinya yang sesungguhnya
 untuk menyembunyikan kebenaran yang tidak
baik, mis: bergabung dengan komunitas agama
untuk menutupi kehidupannya yang tidak
beriman
• Sublimasi  mengubah dorongan seksual atau
agresivitas menjadi bentuk yang lebih dapat
diterima  pembentukan perilaku sosial uang
membangun
Pembahasan Paket 2

151-200
Bimbel iMedicine
Indonesia
We Make UKMPPD Easier
2018
Dr. Tohari Masidi Amin
082112659290
151. A. Gangguan Somatisasi
• Wanita 35 tahun nyeri kepala, pandangan
kabur, nyeri dada, mual muntah, nyeri sendi,
dan nyeri perut sejak 6 tahun lalu. cemas
terhadap kondisinya tersebut dan sering
memeriksakan kondisinya ke dokter namun
dokter mengatakan semua dalam batas
normal.

Apakah diagnosis kasus tersebut?


Pilihan Lainnya
• Hipokondriasis  yakin dirinya mengidap
penyakit tertentu (biasanya satu penyakit,
misalnya penykit X, dan sangat yakin terhdap
penyakit X tersebut ) namun hasil pemeriksaan
normal
• Gangguan konversi  ada stressor psikis (+)
kemudian muncul gangguan panca indera misal
buta atau lumpuh
• Psikosomatis  keluhan fisik yang disebabkan
atau diperburuk oleh faktor psikologis (pikiran).
152. B. Fluoxetin 1 x 5 mg
• Ny M 50 dibawa ke RS oleh anaknya karena
berbicara kacau. Pasien sebelumnya coba minum
racun serangga namun usaha digagalkan oleh
anak. Suami pasien meninggal di RS 1 minggu
sebelumnya, sejak saat itu pasien sedih karena
merasa bersalah tidak bisa menyelamatkan
suaminya. Sejak beberapa hari ini pasien ingin
bunuh diri.
• Dx : Depresi Berat
• Penatalaksanaan yang tepat?
• RINGAN ; gangguan ringan dalam keseharian
• SEDANG ; Gangguan mulai nyata, muncul
gejala somatis (gangguan seksual,keluhan
tubuh)
• BERAT ; umumnya dengan ciri psikotik
153. C. EEG
• Anak 15 tahun menurut ibunya anak tersebut
sekarang mengalami penurunan prestasi
belajar disekolahnya, dan menurut teman
teman sekolahnya pasien sering terlihat tiba-
tiba bengong seperti melamun dan kemudian
sadar kembali dapat melakukan aktifitas biasa.
• Tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan penunjang pada kasus tsb?
ILAE
CLASSIFICATION OF SEIZURES
Seizures

Partial Generalized

Simple
Partial

Complex
Partial

Secondarily
Generalized
ILAE
CLASSIFICATION OF SEIZURES
Seizures

Partial Generalized

Absence

Myoclonic

Atonic

Tonic

Tonic-Clonic
Etiologi Epilepsi
• Idiopatik: etiologi tdk diketahui, tdk terdapat
lesi struktural di otak, tdk ada defisit
neurologik. Diperkirakan: genetik.
• Simptomatik: bangkitan epilepsi disebabkan
oleh lesi struktural otak, mis: cedera kepala,
infeksi SSP, tumor otak, dll
• Kriptogenik: dianggap simptomatik, tetapi
belum diketahui penyebabnya, ct: West
Syndrome, Lennox-Gestaut Syndrome.
DIAGNOSIS EPILEPSI –
Anamnesis
ANAMNESIS
a. Gejala sebelum, selama, dan
pasca bangkitan
b. Ada tidaknya penyakit yg
diderita yg mungkin menjadi
penyebab
c. Usia awitan, durasi, frekuensi,
interval terpanjang antar
bangkitan
d. Riwayat epilepsi sebelumnya
dan respons terhadap terapi
DIAGNOSIS EPILEPSI – Pemeriksaan
Fisis
1. P. FISIS UMUM
Amati tanda2 gangguan yg berhub
dgn epilepsi, mis: trauma
kepala, infeksi telinga,
kongenital, kecanduan alkohol,
kelainan kulit
(neurofakomatosis), dll
2. P. FISIS NEUROLOGIS
Amati adanya gejala neurologik
DIAGNOSIS EPILEPSI – Pemeriksaan
Penunjang
1. EEG
Rekaman EEG paling berguna
pada dugaan suatu bangkitan.
EEG membantu menunjang
diagnosis dan penentuan jenis
bangkitan maupun sindroma
epilepsi, dan kadang2 dpt
membantu menentukan
prognosis dan penentuan
perlu/tidaknya pengobatan AED.
2. Brain Imaging: CT Scan kepala,
MRI, PET, SPECT
Absenc
e
seizure
s
Bangkitan Absans

• Gangguan kesadaran mendadak


(‘absence’), berlangsung
beberapa detik.
• Selama bangkitan kegiatan
motorik terhenti dan pasien
diam tanpa reaksi
• Mata memandang jauh ke depan
• Mungkin terdapat automatisme
• Pemulihan kesadaran segera
Antiepileptics - indications
• Often used antiepileptics with broad indication spectrum
(with exception of absences):
– Carbamazepine, valproate, lamotrigine, phenytoin
• Partial seizures
– Carbamazepine, phenytoin, valproate, lamotrigine
– Alternatives: gabapentin, topiramate, tiagabine
• Tonic-clonic (grand mal)
– phenytoin, carbamazepine, valproate
– Alternatives: lamotrigine, topiramate, phenobarbital
(primidone)
• Absence (petit mal)
– Ethosuximide
– Valproate – especially in the case that tonic-clonic seizures
are also present
– Alternatives: lamotrigine
• Myoclonic
– clonazepam, valproate
– Alternatives: lamotrigine

Neurology Department
Muhammad Akbar
Hasanuddin University
Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya

Kejang Umum (generalized


Kejang seizures)
parsial Tonic- Abscense Myoclonic,
clonic atonic
Karbamazepin Valproat Etosuksimi Valproat
Drug of Fenitoin Karbamazepin
d
choice Valproat Fenitoin
Valproat

Alternatives Lamotrigin Lamotrigin Clonazepa Klonazepa


Gabapentin Topiramat m m
Topiramat Primidon Lamotrigin Lamotrigin
Tiagabin Fenobarbita Topiramat
Primidon l Felbamat
Fenobarbital
Neurology Department
Muhammad Akbar
Hasanuddin University
Penghentian OAE
• Penghentian OAE didiskusikan dgn
penyandang epilepsi dan keluarganya setelah
bebas bangkitan minimal 2 tahun
• Gambaran EEG normal
• Harus dilakukan bertahap, umumnya 25% dari
dosis semula, setiap bulan dalam jangka
waktu 3-6 bulan
• Bila digunakan lebih dari 1 OAE, maka
penghentian dimulai dari 1 OAE yang bukan
utama.
154. B. Carpal Tunnel Syndrome
• Wanita usia 50 tahun ibu jari, telunjuk dan jari
tengah tangan terutama tangan kanan terasa
kebas. Keluhan memberat saat malam hari,
dan membaik jika mengibaskan pergelangan
tangan.
Apakah diagnosis yang tepat ?
DEFINISI
• Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma
dengan gejala kesemutan dan atau rasa nyeri
pada pergelangan tangan sebagai akibat
adanya tekanan pada saraf medianus dalam
terowongan karpal yang letaknya di
pergelangan tangan
FAKTOR RESIKO & ETIOLOGI
Tanda klinis
Keluhan :
• Kesemutan, kebas, kelemahan
• Makin parah saat malam hari
• Flick sign
Atrophy
Pemeriksaan Fisik

Tes Phalen
Tinel’s sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Nerve Conduction Study
TERAPI
• Konservatif : - istirahatkan pergelangan tangan
- obat oral (NSAIDs & Vitamin B6)
-Wrist splint
155. C. Nephrolitiasis
• Tn. Abdi 52 tahun datang dengan nyeri
pinggang kanan sejak 5 hari yang lalu. Nyeri
ketok CVA +.
• Pemeriksaan radiologis tampak beberapa lesi
kecil kecil radio opak pada pielum.
Apa diagnosa yang mungkin pada kasus ini?
Nefrolitiasis
• Nefrolitiasis merupakan suatu endapan dalam
ginjal yang berbentuk seperti batu atau kristal
yang dapat menghambat saluran ginjal,
saluran kemih dan kandung kemih.
• Ada yang dibentuk dari kalsium, fosfat, atau
asam urat. Umumnya, terdiri atas kombinasi
berbagai jenis komponen tersebut
Faktor resiko

• Hiperkalsiuria
• Hipositraturia
• Hiperurikosuria
• Hiperoksaluria
• Ginjal Spongiosa
Medulla
• Faktor diet
Gejala klinis
• Nyeri sering bersifat kolik (ritmik).
Lokasi nyeri akan bergantung pada
letak batu.
• Batu diginjal itu sendiri mungkin
asimtomik kecuali apabila batu
tersebut menyebabkan obstruksi
atau timbul infeksi
• Hematuria
• Penurunan pengeluaran urine
• Pengenceran urine
Komplikasi
• Hidronefrosis
• Gagal ginjal
• Infeksi
• Kanker ginjal akibat peradangan
dan cedera berulang.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
• OAINS
- Ketorolac 30 mg IV
- Ibuprofen 600-800mg PO/8 jam
• Kortikosteroid
- Prednisone 10mg PO 2x/hari
• Obat Urikosurik
- Allopurinol 100-300mg PO setiap hari
• Diuretic
- Thiazid 25-50mg/hari
Non-medikamentosa
– ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan
melalui tubuh untuk memecah batu. menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan
melalui saluran kemih.
– Endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu,
dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih
melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran
kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau
melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
– Tindakan Bedah dilakukan jika batu tidak merespon
terhadap bentuk penanganan lainnya.
156. D. Sindrom Cauda Equina
• Perempuan kelemahan anggota gerak bawah
setelah jatuh terduduk. sadle anastesi (+) dan
gangguan BAB dan BAK.
• Tanda vital dalam batas normal.
• Px kekuatan anggota gerak bawah
33333/33333.
• Terdapat penurunan sensasi terhadap nyeri
dan suhu dari setinggi dermatom lumbal,
Apakah diagnosis pasien tersebut ?
157. B. Hernia Nukleus Pulposus
• Laki-laki berusia 40 tahun nyeri pada
punggung bawah sebelah kiri yang menjalar
ke tungkai bawah kiri sejak 6 bulan yang lalu.
• Nyeri bertambah bila pasien batuk, bersin,
atau mengejan, kram pada betis kiri.
• Pasien merupakan kurir dan sering
mengangkat berat.
• Pasien menyangkal adanya riwayat trauma
maupun demam.
Apa diagnosis kasus tersebut ?
PENDAHULUAN
• DEFINISI :
Hernia Nucleus Pulposus adalah keluarnya
nucleus pulosus (gel-like substance) ke dalam
canalis intervertebralis akibat kerusakan
anulus fibrosus corpus intervertebral.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terjadinya HNP
dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:
• Faktor risiko yang tidak
dapat dirubah :
– Umur yang makin
bertambah maka risiko
akan semakin tinggi.
– Laki-laki lebih banyak
daripada wanita.
– Riwayat cedera punggung
atau HNP sebelumnya
• Faktor yang dapat dirubah
:
MANIFESTASI KLINIS
• Bila herniasi terjadi ke
arah :
1. Posterolateral, di samping
nyeri pinggang, juga akan
memberikan gejala dan
tanda-tanda sesuai
dengan radiks dan saraf
yang terkena.
2. Posterosentral,
mengakibatkan nyeri
pinggang oleh karena
menekan ligamentum
lonngitudinale yang
• Hernia Nucleus Pulposus ke arah
posterosentral di bawah vertebrae
L2 tidak akan melibatkan medula
spinalis.
• Kemungkinan yang terkena adalah
cauda equina dengan gejala dan
tanda:
- rasa nyeri mulai dari pinggang,
daerah perineum, tungkai sampai
kaki
-refleks lutut dan tumit
menghilang yang sifatnya
unilateral atau asimetris.
• rasa nyerinya akan bertambah, bila
ada kenaikan tekanan intratekal
maupun intradiskal misalnya pada
Hernia Nucleus Pulposus Pada Daerah
Lumbal
• Paling sering terjadi
• Herniasi terjadi peralihan dari segmen
yang lebih mobile ke yang kurang
mobile (perbatasan lumbosakral dan
servikotorakal).
• Paling sering L4-L5 atau L5-S1. Arah
herniasi yang paling sering adalah
posterolateral.
• Manifestasi klinis :
- iskhialgia yang nyeri, biasanya
berpusat pada daerah gluteus
posterior, tibialis
posterior/lateral dan kaki
lateral/dorsal.
- parestesia atau tebal (70%
kasus) sesuai dengan
dermatom radiks yang terkena
2. PEMERIKSAAN FISIK
• Skoliosis
• Lipatan bokong sisi yang
sakit lebih rendah dari pada
sisi yang sehat
• Tes-tes :
1. Tes LASEQUE ( Straight
Leg Raising / SLR )
2. Tes laseque menyilang
atau tes
O’Connell
3. Tes untuk menaikkan
tekanan intratekal
:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EMG (elektromiografi)
Dengan pemeriksaan EMG dapat
ditemukan radiks mana yang terkena
dan sejauh mana gangguannya, masih
dalam taraf iritasi ataukah sudah ada
kompresi.
2. Foto lumbal
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah
ada penyempitan jarak tulang yang satu
dengan yang diatas atau dibawahnya,
adakah instabilitas atau spondilolistesis.
3. CT. Myelografi
Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah
adanya filling defect.
4. Magnetic Resonance
Imaging
Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat
apakah ada protusio ataupun squester dari
bantalan tulang yang menekan pada sistem
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF

1. Tirah baring 3-6 minggu


Idealnya tidur terlentang dengan alas datar
dan keras.
maksud jika anulus fibrosus masih utuh 
gel kembali
2. Simtomatis
- Analgetik
- muscle relaxant
- Kortikosteroid
3. Fisioterapi
Dengan pemanasan daerah nyeri
4. Traksi Pelvis atau Traksi Lumbal
158. C.MRI thorakolumbosacral
• Laki-laki usia 45 tahun nyeri punggung bawah
menjalar hingga kedua tungkai, riwayat
terjatuh dengan posisi terduduk 3 tahun yang
lalu. pemriksaan patrick test (+), parastesia (+)
kedua tungkai.
• Dx : HNP
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat?
159. B. Amigdala
• Pasien kecelakaan mobil, riwayat hilang
kesadaran 10 menit. Pasien menjadi sering
lupa, hasil pemeriksaan fisik pupil anisokor,
refleks pupil kanan dan kiri melambat
hemiparesis dextra.
Dimanakah letak lesi yang terjadi ?
160. C. Lesi di neuromuscular
junction
• Laki-laki 30 tahun keluhan sulit membuka
mata sejak 1 bulan yang lalu, kelemahan
anggota gerak dan memberat saat beraktivitas
dan membaik saat istirahat.
• PF  dalam batas normal. Wartenberg test
(+).
• Dx : Myastenia Gravis
apakah kelainan yang mendasari penyakit ini ?
Miastenia gravis

adalah suatu penyakit autoimun


dimana persambungan otot dan saraf (
neuromuscular junction ) berfungsi
secara tidak normal dan menyebabkan
kelemahan otot menahun.
Patofisiologi
Sistem kekebalan yang membentuk Antibodi tubuh
(Ig G)

menyerang reseptor Ach yang terdapat pada sisi otot


dari neuromuscular junction

akibatnya terjadi kekurangan relatif dari Ach di pelat


ujung motoris dari otot lurik

Kelemahan otot
GEJALA KLINIS

1. Kelemahan pada otot wajah


2. Kelemahan pada kelopak mata
( kelopak mata jauh )
3. Kelemahan pada otot mata, sehing
ga terjadi penglihatan ganda.
4. Kelemahan pada lengan dan tung
kai.
5. Kelelahan otot yang berlebihan
setelah melakukan olahraga.
6. Bisa terjadi kesulitan dalam berbi
cara dan menelan.

Sekitar 10% penderita mengalami


kelemahan otot yang diperlukan untuk
pernafasan.
GEJALA KLINIS
Diagnosa
1. Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala,
yaitu jika seseorang mengalami
kelemahan umum.
2. Tes edrofonium ( Pharmacological testing
)
3. Elektromiogram
4. Tes darah untuk mengetahui adanya
antibodi dalam terhadap asetilkolin.
5. CT scan dada untuk menemukan adanya
timoma.
Workup
Pharmacological testing

Before After
Treatment
• AChE inhibitor
– Pyridostigmine bromide (Mestinon)
• Starts working in 30-60 minutes and lasts 3-6 hours
• Individualize dose
• Adult dose:
– 60-960mg/d PO
– 2mg IV/IM q2-3h
• Caution
– Check for cholinergic crisis
• Others: Neostigmine Bromide
Treatment
• Immunomodulating therapies
– Prednisone
• Most commonly used corticosteroid in US
• Significant improvement is often seen after a decreased
antibody titer which is usually 1-4 months
• No single dose regimen is accepted
– Some start low and go high
– Others start high dose to achieve a quicker response
• Clearance may be decreased by estrogens or digoxin
• Patients taking concurrent diuretics should be
monitored for hypokalemia
Treatment
Behavioral modifications
• Diet
– Patients may experience difficulty
chewing and swallowing due to
oropharyngeal weakness
• If dysphagia develops, liquids should
be thickened
– Thickened liquids decrease risk for
aspiration

• Activity
– Patients should be advised to be as
active as possible but should rest
161. B. Miastenia Gravis
• Laki-laki 55 tahun, kelopak mata sulit dibuka
sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan kelemahan anggota gerak
yang dipicu oleh aktivitas dan membaik
setelah istirahat. Wartenberg test (+).
Apakah diagnosis untuk pasien ini ?
Myastenia Gravis
• Autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin di
taut neuromuskular
• Kelemahan, terutama otot kecil (levator
palpebra)- ptosis terutama di sore hari ketika
lelah
• Wartenberg test (+) Uji dengan fitostigmin
• AChE inhibitor (piridosigmin)
162. B. Sepeda statis
• Laki-laki 48 tahun, nyeri dan kesemutan pada
bokong kiri, menjalar ke paha kiri bagian lateral
hingga ke betis. Nyeri sampai mengganggu
aktivitas, timbul ketika berjalan, menekuk kaki,
dan duduk. Nyeri mereda jika pasien berbaring.
• PF : TD 140/90 mmHg, nadi 90x/menit, tanda
vital dan pemeriksaan umum lain dalam batas
normal.
• Pada pemeriksaan neurologis didapatkan lasegue
pada kaki kiri menurun, refleks APR menghilang,
atrofi pada betis kiri.
• Dx ; HNP
• HNP  dapat membaik dengan membungkukkan
badan namun ada juga yang merasa lebih
nyaman jika menengadahkan tubuhnya ke
belakang. Untuk HNP yang berat biasanya
membutuhkan operasi tapi bagi kasus awal yang
ringan dan cepat mendapatkan penanganan yang
tepat dapat sembuh dengan olahraga diantaranya
renang.

Saat berenang maka tubuh akan berusaha untuk


terapung oleh sebab itu otot-otot di daerah
punggung akan berkontraksi dan membuat
• Berenang  jenis latihan aerobik  kemampuan
jantung-paru akan membaik yang dampaknya
dapat memperbaiki aliran darah juga keadaan
umum penderita.
• Berbagai latihan Sports Therapy yang melibatkan
otot-otot punggung disertai dengan latihan
aerobik tidak terlalu berat intensitasnya dan
mampu untuk dilakukan oleh para penderita HNP.
• Bagi penderita yang tak mampu berenang atau
karena sesuatu hal yang tak memungkinkan
mereka untuk berenang maka latihan bersepeda
statis yang menggunakan sandaran punggung
disertai dengan latihan back up secara teratur 
163. A. Neuralgia Trigeminal
• laki-laki usia 35 tahun nyeri kepala, nyeri juga
dirasakan ketika membasuh muka, menggosok
gigi. Pasien juga merasakan nyeri pada muka
jika disentuh dan terkena angin.
Apakah kemungkinan diagnosis pasien
tersebut ?
Neuralgia
trigeminal
• Neuralgia trigeminal  nyeri di wajah yang
berat seperti ditusuk,
mengikuti distibusi sensoris nervus kranialis V,
rekuren dan kronik
• Gejala dan tanda: nyeri wajah unilateral,
biasanya sisi wajah kanan, seperti
tertusuk,mengikuti distribusi nervus trigeminus
 biasanya menjalar ke area maksila atau
mandibula
Frekuensi serangan bervariasi dari <1x/hari sampai
>10 kali/jam  ratusan kali/hari
Pemicu:
Mengunyah, berbicara, tersenyum Minum minuman
dingin/panas Sikat gigi, bercukur, terpajan udara dingin

Tatalaksana: Carbamazepine
Penting !!!
Membedakan tiga tipe nyeri kepala
primer :
–TTH  terikat, tertekan, bilateral, berkaitan
dengan stress, disertai ketegangan otot leher,
intensitas ringan-sedang
–Migrain  berdenyut, biasanya unilateral,
disertai mual, muntah, fotofobia, fonofobia,
dapat disertai aura (classic migrain) ataupun
tidak (common migrain), intensitas sedang-
berat
–Cluster Konsensus
Sumber: seperti nasional
ditusuk, unilateral,
penanganan nyeri kepala
di indonesia
periorbita, dapat menjalar ke
Tension Migraine headache Cluster headache
headache
Kualitas Ditekan/diikat Berdenyut Menusuk
Intensitas Ringan atau Sedang atau berat Berat sekali
sedang
Lokasi Bilateral Unilateral Unilateral
Memberat dengan Tidak Ya Tidak
aktivitas
Mual Ada/tidak Ada Tidak ada
Muntah Tidak ada Ada Tidak ada
Fotofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Fonofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Aura Tidak ada Ada (classic)/tidak Tidak ada
(common)
Lakrimasi, injeksi
Gejala penyerta konjungtiva, rinorea,
dan perspirasi wajah
yang ipsilateral
Tatalaksana nyeri kepala
(ringkasan)
• Tension headache
– Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin,
dan parasetamol
– Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin
ataunortriptilin)
• Migraine headache
– hindari pencetus
– terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
– Bila tidak respon  opioid dan analgetik
yang mengandung
butalbital
• Cluster headache
– Akut: triptan atau ergot dengan
164. C. Lucid Interval
• Pria dibawa ke igd dalam keadaan tidak sadar
post kll 8 jam lalu. Riwayat muntah
menyemprot (+). Sampai di RS pasien
kemudian kejang dan kembali tidak sadarkan
diri. 2 jam kemudian pasien sadar, namun 4
jam setelah sadar pasien kembali tidak sadar.
• Dx : Perdarahan Epidural

Apa nama istilah kondisi tersebut ?


TRAUMA KEPALA
Lucid Interval (adanya fase sadar
diantara 2 fase tidak sadar karena
bertambahnya
 Epidural volume darah).
hematoma:
 Interval lucid
 robeknya a.meningeal
media
 Subdural hematoma
 penuru
Hemiparesis nan
cephalgia
 robeknya bridging vein
dan
kesadaran,
 Subarachnoid
hemorrhage (stroke)
 Thunderclap
headache,
tanda
meningeal, Penurunan
kesadaran
 Paresis, ataxi
 Etiologi: robeknya
hype a,
aneurysma
sthesia,
Penurunan
 Intracerebral
kesadaran
165. B. Demensia Vaskular
• Laki-laki 75 tahun diantar keluarganya karena
sering merasa lupa sejak 6 bulan terakhir,
aktivitas sehari-hari pasien harus dibantu oleh
keluarganya.
• PF : tekanan darah 190/100, nyeri kepala,
demam, trauma (-), riwayat stroke (+)
• Pemeriksaan neurologis  penurunan fungsi
memori.
Apa diagnosis kasus tersebut ?
Penyebab DEMENSIA :
D  drugs
E  emotional
M  metabolik atau endokrin
E  Eye and ear (disfungsi mata dan telinga)
N  nutritional
T  Tumor dan trauma
I  Infeksi
A  arteriosklerotic (komplikasi penyakit
arteriosklerosis,mis; infark
miokard, gagal jantung, dll) dan alkohol
Demensia Vaskular
• Awalnya disebut sebagai “demensia senilis”
 “demensia vaskular”
• Merupakan sindrom terkait beberapa
mekanisme vaskular
• Jenis demensia paling umum setelah
demensia Alzheimer

Keypoint untuk demensia vaskular:


• Terdapat riwayat penyakit vaskular (stroke,
HT, DM, PAD)
• Rentang usia 55-75 tahun
• Lupa hal-hal sederhanapada awalnya 
berkembang sulit mengurus diri sendiri
• Onset gradual
• Penurunan fungsi kognitif dapat
bersifatakut atau subakut setelah kejadian
neurologis (seperti stroke)
Demensia Alzheimer:
• Penurunan fungsi kognitif dan perilaku, bersfat didapat
• Sulit menyerap informasi baru
• Bersifat progresif
• Usia > 65 tahun
• Terapi : inhibitor kolinesterase, antagonis NMDA

Demensia dengan Lewy bodies:


• Berhubungan dengan Parkinson
• Gejala utama : fluktuasi kesadaran sepanjang hari, halusinasi
visual
• Terapi : inhibitor kolinesterase

Demensia Frontotemporal:
• Penyakit progresif dengan fokus kelainan pada korteks serebral,
regio frontotemporal
• Sindroma  awalnya terdiri dari afasia yang progresif tanpa
kelainan fungsi kognitif dan perilaku umum. Gejala demensia
muncul pada fase lanjut
• Dapat disertai kelainan perilaku terkait lobus frontal (disinhibisi,
impulsif, dll)
Sumber: eMedicine
166. D. Demielinisasi
• Seorang pasien berusia 70 tahun datang
dengan keluhan gangguan memori, pasien
sering lupa meletakan benda-benda.
• PF : TD 120/80, HR 76 x/m, RR 20 x/m, S 36
derajad C.
• Pemeriksaan neurologi menunjukan  sesuai
dengan gejala demensia.
Bagaimanakah hasil patologi anatomi otak
dari pasien tersebut ?
Lesi primer pada demensia vaskular
subkortikal berupa infark lakunar dan lesi
iskemia substansia alba disertai demielinisasi
dan hilangnya akson, menurunnya jumlah
oligodendrosit, astrosit reaktif daerah
subkortikal. Infark lakunar adalah stroke infark
pembuluh darah kecil atau small vessel stroke
misal kapsula interna, basal ganglia, korona
radiata, thalamus dan batangotak dengan lesi
kecil diameter sekitar 1 cm akibat oklusi satu
a) Alfa syn-nuclei bodies  Demensia Lewy Body
b) Plaques and tangle  Demensia Alzheimer
c) Inclusion body  Demensia Lewy Body
d) Protein prion  Demensia Alzheimer
167. D. Manuver Brand darof
• Seorang perempuan 20 tahun datang dengan
keluhan pusing berputar terutama ketika
bangun tidur.
• PF  nistagmus horizontal.
• Dx : BPPV
Apakah terapi yang dapat pasien lakukan di
rumah ?
BPPV

• BPPV : vertigo • Diagnosis Banding


yang dicetuskan • Neuritis vestibuler :
oleh perubahan gejala spt vertigo perifer,
posisi kepala, ada ada riwayat infeksi virus,
nistagmus horizontal ke
nistagmus rotatory
telinga yang sehat.
ke arah telinga yang Disertai nyeri
sakit. • Labirinitis : Vertigo dan
• PF yang penurunanpendengaran,
menunjang adalah tidak ada tinnitus.
Tatalaksana:
• Vestibulosupresan
• CRP (canalith repositioning procedure) dengan
maneuver Epley  kanalitiasis pada kanal
anterior & posterior, dilakukan setelah Dix-
Hallpike
• Perasat Liberatory (Semont)  kupulolitiasis
• Latihan Brandt-Daroff  untuk gejala sisa
ringan, dapat
dilakukanmandiri
168. A. Fotofobia dan Fonofobia
• Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala
satu bagian, berdenyut, disertai mual muntah.
Nyeri diperberat ketika aktivitas, saat ini
pasien hanya bisa beristirahat.
• Dx : Migrain without aura
Apakah anamnesis tambahan yang dapat
menegakkan diagnosis pasien tersebut ?
Tatalaksana nyeri
kepala
• Tension headache
• Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin,
dan parasetamol
• Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin
atau nortriptilin)

• Migraine headache
• hindari pencetus
• terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
• Bila tidak responàopioid dan analgetik yang
mengandung
• butalbital
• Terapi preventif : amitriptilin, propanolol, as
valproat.
169. A. Melakukan Pemberantasan
Jentik
• Seorang dokter di suatu puskesmas mendapati
tingginya angka kejadian DBD, dokter ingin
melakukan pencegahan terhadap transmisi
penularan DBD.
Program pencegahan yang mencegah penyakit
DBD pada transmisinya adalah?
Program Pemberantasan Sarang
Nyamuk
1. Memelihara ikan cupang, pemakan jentik
nyamuk
2. Menaburkan bubuk abate pada kolam atau
bak tempat penampungan air, setidaknya 2
bulan sekali.
3. Menggunakan obat nyamuk, baik obat
nyamuk bakar, semprot atau elektrik
4. Menggunakan krim pencegah gigitan nyamuk
5. Melakukan pemasangan kawat kasa di lubang
jendela/ventilasi untuk mengurangi akses
170. A. Point-source epidemic
• Puskesmas tiba-tiba menerima banyak pasien
yang diare dan sakit perut setelah datang ke
acara pesta pernikahan.
Apakah tipe epidemi yang terjadi ?
• Point source epidemic ( common source
epidemic )  keadaan wabah yang ditandai
dengan timbulnya gejala penyakit yang
cepat, masa inkubasi penyakit yang pendek,
episode penyakit merupakan peristiwa
tunggal, waktu munculnya penyakit jelas,
lenyapnya penyakit dalam waktu cepat.
Misalnya kejadian keracunan makanan di
suatu pesta / segera setelah pesta berakhir.
• Propagated epidemic ( contagious disease
epidemic ) adalah keadaan wabah yang
ditandai dengan timbulnya gejala penyakit
yang lama, masa inkubasi penyakit yang
171. A. Odds Ratio
• Seorang dokter melakukan studi tentang
frekuensi tumor otak dan riwayat penggunaan
telepon seluler. Dikumpulkan 30 orang
penderita glioblastoma multiformis dan 30
orang normal. Ditelusuri faktor risiko
penggunaan telepon selulernya. Usia dan jenis
kelamin dilakukan matching.
• Desain Penelitisn : Case Control
Parameter yang diukur adalah ?
DESAIN PENELITIAN
1. Observasional : ciri khas  tidak ada
perlakuan/intervensi (hanya diamati)
– Lap. Kasus  Lap. Lengkap profil suatu penderita,
untuk kasus langka atau kasus baru
– Case Series : Gambaran beberapa penderita yg
sama
– Cross Sectional : Penilaian sewaktu thd individu,
menilai hubungan bukan kausalitas. Menghitung
relative risk (RR)
– Case Control : Penilaian retrospektif, umum
digunakan pada kasus jarang/langka. Terdiri dari
2. Eksperimental :
– Ada intervensi dari peneliti
– Dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat yang
lebih kuat
172. A. Cohort Prospektif
• Dokter di puskesmas ingin mengetahui
hubungan antara minum minuman bersoda
dengan terjadinya karies gigi. Dokter tersebut
mengikuti pasien yang minum soda dan tidak
minum soda selama satu tahun untuk dilihat
terjadi nya karies. Akan tetapi, kelompok yang
minum soda sudah meminum soda 3 bulan
sebelum penelitian tersebut.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah?
1. Studi Kohort Prospektif
– Studi kohort prospektif dengan pembanding
interna, kohort yang terpilih sama sekali belum
terpapar oleh faktor risiko dan belum mengalami
efek, kemudian sebagian terpapar secara alamiah
lalu dilakukan deteksi kejadian efek pada kedua
kelompok tersebut
– Studi kohort prospektif dengan pembanding
eksternal, ada kelompok yang terpapar faktor
risiko namun belum memberikan efek dan
kelompok lain tanpa paparan dan efek
2. Studi kohort retrospektif
– Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan
efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau
sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian
variabel tersebut diukur melalui catatan historis.
– Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama
dengan kohort prospektif, namun pada studi ini,
pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah
terjadi.
173. E. Cor Pulmonale
• Laki-laki usia 50 tahun sesak napas memberat
sejak 2 bulan lalu. riwayat batuk lama (+) ,
merokok sejak muda, 1 bungkus/hari.
• PF : TD 130/80 mmHg, nadi 90 x/menit, suhu
37 derajad C, RR 28 x/menit, distensi vena
jugular, ronkhi kasar, kesan paru hipersonor.
Didapatkan pula edema pada kedua tungkai.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
COR PULMONALE
disfungsi dari ventrikel kanan yang
dihubungkan dengan kelainan fungsi paruatau
struktur paru atau keduanya.
Kor pulmonal dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit yang dapat digolongkan kedalam:
- Kelainan parenkim paru 
bronkitis,emfisema,penyakit interstisial
paru,dan berbagaipenyakit pembuluh darah
pulmonal
- Kelainan yang disebabkan oleh penyakit di
Secara patofisiologi penyakit ini dibagi menjadi
beberapa tahap:
• Meningkatnya resistensi pada pembuluh
darah pulmonal yang disebabkan olehpenyakit
paru primer
• Meningkatnya tekanan arteri pulmonal
• Meningkatnya kerja ventrikel kanan yang
disertai denganhipertrofi dan dilatasiventrikel
kanan
• Pada tingkat yang lebih lanjut dapat
Diagnosis Diagnosis fisik
• Fatigue,takipnu,exertional • P2 mengeras
dyspneu,batuk • JVP meningkat
• Keluhan gagal jantung • Ventrikel kanan teraba di
kanan parasternal kanan
• Tanda PPOK • Fase dekompensasi 
• Asidosis,hiperkapnia,hipoksi gallop S3
a,polisitemia,hiperviskositas
darah
174. C. Captropil
• Laki-laki usia 60 tahun datang untuk
pemeriksaan kesehatan. DM tidak terkontrol
sejak 2 tahun,
• PF : TD 150/90, urinalisis 
mikroalbuminemia, pemeriksaan EKG 
hipertrofi ventrikel kiri.
Dx : DM Tipe 2 + HT grade I
Apakah terapi yg tepat?
Hipertensi pada Diabetes Melitu
• Indikasi jika à TD sistolik > 140 mmHg
dan / atau TD diastolik ≥ 90 mmHg
• Target à sistolik < 140 mmHg dan
diastolic < 90 mmHg
• Pengelolaan :
• Non-farmakologi
• Modifikasi gaya hidup dengan menurunkan
berat badan, meningkatkan aktivitas fisik,
menghentikan rokok dan alcohol,
mengurangi konsumsi garam
• Farmako
logi
• Penyekat Reseptor angiotensin II
• Penghambar ACE
• Penyekat reseptor beta selektif, dosis
rendah
• Diuretik dosis rendah
• Penghambat reseptor alfa
• Anatgonis kalsium

Note : Penghambat ACE, penyekat


reseptor angiotensin II (ARB =
angiotensin II receptor blocker), dan
antagonis kalsium golongan non-
dihidropiridin dapat memperbaiki
albuminuria
Sumber : uptodate: Treatment hypertension in patients
175. C. Tromboangitis obliterans
• Pasien laki-laki 45 tahun, datang dengan
keluhan nyeri pada jari kaki dan tangan
disertai gangrene yang berwarna kehitaman.
• pasien memiliki riwayat merokok.

• Apa diagnosis yang mungkin?


Buerger disease
Disebut juga thromboangiitis
obliterans
•Karakteristik:
• inflamasi progresif dan trombosis pada
arteri dan vena kecil dan sedang pada
tangan dan kaki
• Asosiasi kuat dengan penggunaan
rokok
• Gejala: nyeri,unremitting ischemic
ulcerations, dan gangren kehitaman
pada jari kaki dan tangan
Medsc
ape
176. A. Heparin
• Pria 50 tahun, nyeri kedua paha tiba-tiba sejak
2 hari yang lalu. Tidak ada riwayat sesak nafas,
nyeri dada, maupun nyeri saat berjalan
sebelumnya. Pasien perokok berat dengan
riwayat penyakit jantung.
• DDimer (+), pada pemeriksaan penunjang
ditemukan clotting pada vena extremitas
bawah.
• Obat apa yang pertama kali diberikan?
Acute Limb
Ischemia
• Terjadi penurunan aliran darah
secara tiba- tiba pada
ekstremitas
• Dapat terjadi akibat emboli atau
trombosis
• Limb ischaemia diklasifikasikan
berdasarkan onset dan
beratnya penyakit
Acute
Limb
Ischem
ia
Iskemik Tungkai Akut
• Nyeri akut, sebab
thrombosis atau emboli
• Segera revaskularisasi
dalam 6 jam untuk
menghindari kehilangan
tungkai
• Tatalaksana:
• Embolektomi
• Trombolisis
• Heparin bolus 100 U/kg,
lanjut 150U/kg/jam
177. A. Tromboflebitis
• Seorang wanita 30 tahun datang karena nyeri
pada kaki. Beberapa hari lalu pasien mual dan
muntah sehingga harus dirawat di rumah sakit
selama beberapa hari.
• Pada pemeriksaan fisik tangan tampak merah,
bengkak dan nyeri.
Diagnosis pasien tersebut?
Thromboflebitis
• Inflamasi pada vena akibat
thrombosis
• Paling sering pada tungkai bawah
• Gejala: nyeri, inflamasi, edema,
varises
• Etiologi:
• Riwayat bepergian jauh
• Kondisi estrogen tinggi, mis. hamil,
KB, hormon therapy
• Gangguan koagulasi
• Penggunaan kateter IV
• Tatalaksana: stocking, NSAID,
heparin/warfarin
Medsca
179. C.Hipokromik Mikrositer
• Pria 25 tahun mudah pusing dan lemas, nafsu
makan menurun, dan mudah lelah bila
beraktivitas.
• PF : konjungtiva anemis.
• Lab : Hb 8 gr/dL. Dari pemeriksaan feses
ditemukan telur parasit berbentuk oval,
berukuran 40x65 mikron, tidak berwarna,
berdinding tipis transparan. MCV 72.
Anemia apakah yang terjadi pada pasien?
Anemia
• Pendekatan awal dalam hal
pucat/anemia adalah anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium yang
cukup bermanfaat adalah nilai
morfologi eritrosit (MCV, MCH, dan
MCHC) serta hitung retikulosit
• Indikatornya:
• MCV: rata-rata volume eritrosit (femtoliter
à μm3)
• MCH: rata-rata massa hemoglobin per
eritrosit (pikogram)
• MCHC: rata-rata hemoglobin pada sel-sel
• Anemia : Hb <

13 g% pada
pria dan di
bawah 12 g%
pada wanita
• Berdasarkan
pendekatan
morfologi,
anemia
diklasifikasikan
menjadi:
1. Anemia
makrositik
Anemia Defisiensi Besi
• Anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh (depleted iron
store) sehingga penyediaan besi
untuk eritropoesis berkurang, yang
pada akhirnya pembentukan
hemoglobin berkurang
• Anemia defisiensi besi dapat
disebabkan oleh:
1. Rendahnya masukan besi
2. Gangguan absorpsi
3. Kehilangan besi akibat
GEJALA KLINIS
•Anemia pada akhirnya
menyebabkan kelelahan, sesak
nafas, kurang tenaga dan gejala
lainnya. Gejala yang khas
dijumpai pada defisiensi besi,
tidak dijumpai pada anemia
jenis lain, seperti :
•Atrofi papil lidah
•Glositis : iritasi lidah
•Keilosis : bibir pecah-pecah
•Koilonikia : kuku jari tangan
pecah-pecah dan bentuknya
seperti sendok.

Lab : hipokromik mikrositer,


anisositosis, poikilositosis,
180. A. Steroid
• Seorang ibu hamil datang dengan keluhan
lemas
• PF : konjungtiva anemis,Spenomegali,
• Lab Hb 8, Hmt 30, AL 5.000, AT 250.000, MCV
90, MCH 30, Coomb Test (+).
Apa terapi yang sesuai?

Dx : Anemia Hemolitik Autoimun


181.C, Rhematoid Artritis
• Wanita usia 30 nyeri pada kedua tangan.
Keluhan dirasakan pagi hari setelah bangun
tidur selama 30 menit sampai 1 jam. keluhan
dirasakan sudah 1 minggu hilang timbul
selama 1 tahun.
• PF didapatkan edem dan nyeri tekan pada
sendi metakarphopalangeal dan proksimal
sendi interphalang.
• Pada pemeriksaan serologi Rhematoid factor
(+).
182. E. Tidak dapat melakukan
aktivitas
• Wanita 65 tahun datang ke tempat praktek
Anda dengan keluhan nyeri pada kaki, nyeri
terutama pada pagi hari dan pasien tidak
dapat melakukan aktivitas.
• Tanda vital dalam batas normal, BB 65 kg, TB
156 cm.
• PF : pergelangan kaki varus, pergelangan kaki
nyeri, lutut lateral nyeri, terdapat pembesaran
tulang.
Apakah alasan yang mendasari pasien ini harus
183. E. Metronidazole
• Perempuan 45 tahun, datang dengan keluhan
demam sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai
mual dan nyeri perut kanan atas. Riwayat 2
minggu lalu diare pada saat usia 30 tahun
sembuh sendiri.
• TTV dbn kecuali suhu 38.
• Px fisik hepar 3 jari di bawah arcus costae
kenyal, nyeri tekan positif.
Apa antibiotik empiris yang diberikan ke pasien?
ABSES HEPAR AMUBA
Nyeri perut kanan atas merupakan keluhan
yang menonjol, pasien tampak sakit berat, dan
demam. Seeto dkk melaporkan bahwa gejala
abses hati amuba secara umum bersifat
nonspesifik, 72% pasien mengeluh demam dan
nyeri di perut kanan atas. Selain itu anoreksia
ditemukan pada 39% kasus dan penurunan
berat badan pada 29% kasus. Pada pemeriksaan
fisis, 83% kasus dilaporkan demam dan 69%
dengan hepatomegali yang disertai nyeri tekan.
184. A. Intoleransi Makanan
• Seorang pasien 20 tahun datang dengan
keluhan diare dan nyeri perut setelah
mengkonsumsi susu. Pasien jarang
mengkonsumsi susu karena sebelumnya bila
mengkonsumsi susu akan muncul keluhan
serupa.
• Ayah pasien menderita hal yang sama.
Apa diagnosis yang mungkin?
Keracunan

Ig E
Reaksi tubuh akibat
salah makan Sistem imun
(alergi makanan)

Non Ig E
Tidak keracunan

Enzimatik
Non sistem imun
Farmakologi
(intoleransi makanan

Tidak diketahui
Alergi Makanan
Ig E Campuran (Ig E Non Ig E (Sel T)
dan Non Ig E)

Rhinitis Akut Dermatitis Atopik Dietary protein


enteropathy

Urtikaria Eosinophilic Protein induced


Esofagitis enterocolitis and
proctitis

Angioedema Eosinophilic Celiac disease


Gastroenteritis

Oral Allergy
syndrome
Serangan Asma
Akut
Syok Anafilaktik
• Bahan makanan yg menimbulkan alergi – Ig E :
telur, susu sapi, udang, kerang, kacang2an,
kacang kedelai

• Gejala : urtikaria, eksim,rhinokonjungtivitis,


asma, mual-muntah, diare
Intoleransi Makanan
• Disebabkan tidak adanya zat
kimia atau enzim yg
dibutuhkan untuk mencerna
suatu makanan.
• Intoleransi karbohidrat
• Intoleransi laktosa
• Intoleransi fruktosa
• Intoleransi gluten
• Sensitif thd zat tambahan :
Patofisiologi Intoleransi makanan
Enzim <<<


Makanan  dapat dicerna
Bentuk molekul besar

dapat msk sirkulasi  menarik air & garam ke sal pencernaan 
Ke usus besar/kolon

Bakteri dlm kolon  asam, karbondioksida, methan, hidrogen dan
Hidrogen sulfat

Flatulence, mual, muntah, diare, dll
Monoamin Makanan Efek Gejala
farmakologi

Dopamin Kacang2an Simpatomime Hipertensi


tik
Pelepasan
noradrenalin
endogen
Feniletilamin Makanan yg Simpatomime Migrain, krisis
difermentasik tik hipertensi
an keju, Pelepasan
anggur merah noradrenalin
endogen

Serotonin Sayuran, Vasodilatasi


Buah-buahan otot,
vasokontriksi
pembuluh
darah
Tyramin Keju, ekstrak Simpatomime
jamur, anggur, tik yang
saus kedelai melepaskan
• Histamin dalam makanan berasal dari
degradasi histidin oleh mikroorganisme 
misal pd keju, alkohol dan makanan
fermentasi

• Histamin dpt diinaktivasi oleh di-aminoxidase


(DAO) yg bnyk dihasilkan dalam saluran
gastrointestinal
Contoh :
• Mengonsumsi ikan yg sdh busuk
 histidin berubah mjd histamin
oleh bakteri di sal pencernaan,
DAO dinon aktifkan oleh diamin
yg dihasilkan oleh ikan busuk 
efek histamin spt eritema,
vasodilatasi, takikardi, hipertensi,
migrain, muntah dan diare
• Obat2an yg dpt menghambat
kerja DAO :
Intoleransi Karbohidrat
• Tidak mampu mencerna gula
dan starch secara lengkap krn
< enzim tertentu
• Gejala : perut terasa penuh,
muntah dan kram perut
setelah 5-30 menit
mengonsumsi karbohidrat,
dapat terjadi diare, berat
badan menurun.
185. A. Botulisme
• Seorang pasien, datang dengan keluhan nyeri
perut. Keluhan disertai adanya mual, muntah,
1 hari yang lalu pasien makan makanan
kaleng.
• PF : gangguan penglihatan ganda, dan
gangguan syaraf berupa kelemahan otot-otot
wajah,
• Apakah diagnosis kasus diatas?
• Botulisme adalah kondisi keracunan serius
yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan
bakteri Clostridium botulinum.
• Racun yang dihasilkan bakteri ini menyerang
sistem saraf seperti otak, tulang belakang,
saraf lainnya, dan menyebabkan kelumpuhan
otot. Kelumpuhan yang terjadi bisa
menyerang otot-otot yang mengendalikan
pernapasan. Bakteri ini biasanya bisa masuk
ke dalam tubuh melalui makanan maupun
• Penderita botulisme perlu menjalani rawat
inap di rumah sakit. Tujuan dari pengobatan
botulisme adalah untuk menetralisir racun
dan membantu fungsi tubuh (seperti
pernapasan) berjalan normal, hingga
penderita pulih kembali.
• Beberapa perawatan bagi penderita botulisme
:
– Pemberian antitoksin.
– Pemberian antibiotik. Prosedur ini
186. C. Sucralfat
• Pasien datang dengan keluhan muntah darah.
Sebelumnya pasien nyeri perut bagian atas,
perut terasa panas, memberat setelah makan.
• Cek endoskopi ada erosi pada esofagus distal
(mallory weis tear).
Apakah tatalaksana yang tepat?

DX : Acute Esophageal Syndrome


Spot films show barium (arrows) in linear mucosal tear near gastroesophageal
junction.
Tears may be in distal esophagus, gastric fundus, or extend across the GE junction.
• Protektan mukosa biasanya diresepkan dalam
1 –2 minggu untuk mempercepat
penyembuhan . Sucralfate (1gr/oral) untuk 1-2
minggu untuk mengurangi faktor yang
menyebabkan perlukaan, misalnya : asam,
asam empedu yang mengganggu
penyembuhan luka.
187. A. SGOT,SGPT,HBSAg
• Laki-laki , usia 45th, demam sejak 5 hari yang
lalu, tidak reda setelah minum obat anti
panas. Keluhan disertai air kencing seperti teh.
• VS : TD 110/70, N 85, suhu 38 PF : dbn
• Pemeriksaan yang diperlukan untuk
mendukung diagnosis?

Dx : Drug(NSAID) Induced Hepatitis


188. B. Hepatitis B
• Laki-laki 55 tahun badan terasa lemas sejak 3
hari. Tidak ada riwayat minum obat, jamu.
• PF : td 130/80 hr 96 rr 24 t 37.2, sklera ikterik.
Pemeriksaan hb 11,5 IgM leukosit 5200
trombosit 350000, SGOT 899 SGPT 1299, IgM
anti HAV( - ) HBsAg ( - ) IgM anti HBc (+) anti
HbeAg (+).
Diagnosis pasien adalah ?
Serologi hepatitis B
Imunitas terhadap Hep B
• Dosis: 0,1,6 bulan
• Imunitas terjadi jika pada pasien sudah
terdapat anti- Hbs sehingga yang
diperlukan adalah menenangkan pasien.
• HBIG (pasif imunitas) dan vaksin Hep B
(aktif imunitas) hanya diberikan pada
pasien yang tidak diketahui status
imunitasnya terhadap Hep B setelah
pajanan.
• Pasif imunitas sebaiknya diberikan dalam
24 jam setelah pajanan.
• Status HBsAg pasien tidak diperlukan
karena sudah kebal.
189. D. Abses Hepar
• Perempuan 38 tahun bab cair. Pasien juga
mengeluhkan mual, muntah, dan demam.
• PF : TD 130/90 N 86x/m RR 24x/m S 39.0C
pemeriksaan abdomen didapatkan
pembesaran hepar 2 jari dibawah arcus
costae, konsistensi keras, permukaan rata, tepi
tumpul.
Apa diagnosis yang mungkin pada pasien?
ABSES HEPAR AMUBA
Nyeri perut kanan atas merupakan keluhan
yang menonjol, pasien tampak sakit berat, dan
demam. Seeto dkk melaporkan bahwa gejala
abses hati amuba secara umum bersifat
nonspesifik, 72% pasien mengeluh demam dan
nyeri di perut kanan atas. Selain itu anoreksia
ditemukan pada 39% kasus dan penurunan
berat badan pada 29% kasus. Pada pemeriksaan
fisis, 83% kasus dilaporkan demam dan 69%
dengan hepatomegali yang disertai nyeri tekan.
190. D. Tumor Paru Primer
• Laki-laki berusia 60 tahun datang dengan
keluhan batuk berdarah. Berat badan turun 10
kg dalam 3 bulan terakhir. Riwayat merokok 12
tahun.
• PF : TTV dalam batas normal, pemeriksaan
paru terdapat penurunan vokal fremitus paru
kanan, perkusi pekak SIC 3 ke bawah. Suara
dasar paru kanan menurun.
• Pemeriksaan thorax didapatkan gambaran
coin lession pada paru kanan.
Kanker Paru
Definisi:
Semua keganasan mengenai paru,
baik berasal
dari paru sendiri maupun dari
tempat lain yang
ber metastasis ke paru

– Asal terutama dari epitel bronkus (


± 90 – 95 % )
16-Apr-18
Macamnya Kanker Paru
• Primer : Berasal dari organ
paru sendiri

• Metastase : Berasal dari organ di


luar paru
seperti :
- Mamma
- Ginjal
- Ovarium
16-Apr-18
Gambaran Klinik
Tidak banyak berbeda dari penyakit paru lain
• Terdiri dari keluhan subyektif dan temuan obyektif

• Dari anamnesa didapatkan :


Keluhan utama  sangat beragam

Sering juga yang pertama terlihat adalah gejala


akibat metastasis dan keluhan akibat perjalanan
penyakit

Ada pula gelaja yang tidak khas , seperti :


** Berat badan berkurang ** Demam hilang
timbul serta
** Nafsu makan menurun ** Gejala
paraneoplatik

16-Apr-18
Gambaran Klinik

1. Pengaruh kanker terhadap


saluran nafas :

** Berupa iritasi dan gangguan


mekanik,
Batuk-batuk kronis ,
Hemoptysis

** Infeksi paru / pneumonitis


16-Apr-18 berulang
Gejala klinik :

• Asimetris wajah

• Bengkak atau sembab muka dan


leher

• Suara serak

• Sembab lengan dengan rasa nyeri

• Pelebaran vena pada leher / dada

• Kelainan bentuk torak : Hidrotoraks


16-Apr-18 Atelektasis 1
• Perubahan sendi kecil –kecil

• Pembesaran kelenjar leher,


axila, subclavicula,
supraclavicula, dll

• Kelainan pemeriksaan fisik


paru

• Kelainan alat-alat lain


16-Apr-18
Pemeriksaan Penunjang
- Bronkoskopi
- Biopsi aspirasi
trantorakal
- Punksi dan biopsi pleura
- CT scanning
- Biopsi kelenjar getah bening
- Mediastinoskopi
- Torakotomi explorasi
- Tumor marker

16-Apr-18 1
Alur Deteksi Dini Kanker Paru
Deteksi Dini Kanker Paru
(Skrining)

Golongan Risiko Tinggi Bukan GRT dengan gejala


batuk
(GRT) kronik, sesak nafas
batuk darah, berat badan
turun

Foto toraks, sitologi sputum dan


bronkoskopi autoflouresen Diagnostik dan terapi
penyakit paru
non kanker

Semua hasil (- ) Ada hasil yang (+) Curiga kanker paru

Re-skrining Teruskan prosedur Teruskan


prosedur
4 – 6 bulan diagnostik kanker paru diagnostik kanker
16-Apr-18 paru
191. C. Emfisema
• Laki-laki usia 63 tahun datang dengan keluhan
sesak sejak 5 hari yang lalu. Pasien memliki
riwayat merokok 2 bungkus/hari
• PF : Pasien tampak sakit berat, sianosis, dan
ada retraksi interkosatl. TD 130/90 N 120
x/menit RR 30 x/menit T 37,8 derajad C.
• RO thorax  gambaran barrel chest (+),
hiperlusen avascular kedua lapang paru, sel
iga melebar.
Diagnosis ?
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran • Sesak progresif,
udara yang tidak persisten,
sepenuhnya memberat dengan
reversibel, progresif, aktivitas, berat,
berhubungan sukar bernapas
dengan respon • Batuk kronik
inflamasi paru • Batuk kronik
terhadap
partikel/gas berdahak
berbahaya, disertai • Riwayat faktor risiko
efek ekstraparu
• Gabungan antara
obstruksi saluran • Pemeriksaan
napas kecil & Penunjang:
kerusakan parenkim
• Spirometri
• DPL & AGD
• Faktor Risiko:
• Radiologi toraks
• Asap rokok, polusi (hiperinflasi/hypera
udara, stres erated lungs,
oksidatif, genetik, hiperlusens, ruang
tumbuh kembang retrosternal
Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia
Foto toraks PPOK
dijumpai:
•Hiperinflasi/Hiperl
usen
•Diafragma
mendatar
•Corakan
bronkovaskuler
meningkat
•Jantung pendulum
Tatalaksana PPOK
Tatalaksana eksaserbasi akut
• Antibiotik à makrolid
• Bronkodilator à inhalasi (IV + inhalasi
jika di ranap), B-2 agonis =
antikolinergik
• Xantin utk memperkuat otot
diafragma
• Kortikosteroid à min. derajat sedang,
prednisone 30 mg/hari 1-2 minggu
• Ventilasi mekanik à hanya pada
eksaserbasi berat
PPOK. PDPI,
192. B. Torsio Testis
• Laki laki datang nyeri pada scrotum kanan
yang muncul mendadak saat bangun tidur.
• Px fisik scrotum kanan tampak membengkak,
terlihat testis kanan lebih tinggi dari yang kiri,
dan testis kanan lebih horizontal. Saat di testis
kanan dinaikkan terasa lebih nyeri,
diagnosisnya adalah?
dd/ nyeri
skrotum
Wajib
Dibedakan
• Torsio testis • Epididimitis
- Nyeri testis - Nyeri testis akut
mendadak - Prehn sign (+)
- “Bell Claper”  - Refleks
salah kremaster (+)
satu testis lebih - Bisa disertai
tinggi discharge
- Phren sign (-) purulen.
- Refleks
kremaster (-)
KEGAWATAN
Phern’s sign
• Positif bila nyeri berkurang
dengan melakukan elevasi pada
testis yang nyeri

• Negatif bila nyeri tidak berkurang


dengan melakukan elevasi pada
testis yang nyeri

• Phern’s sign positif  khas


untuk epididimitis
193. C. Menghambat Na-K-ATPase
• Laki-laki 45 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu.
• PF : didiagnosis dengan gagal jantung. Salah
satu obat yang diberikan adalah digoksin.
Bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?
Mekanisme Kerja Digoksin :
– Hambatan langsung ikatan membrane sodium
dan potassium teraktivasi adenosine
triphosphatase (Na+/K+ -ATPase), menyebabkan
kenaikan konsentrasi kalsium intraselular.
– Lambatnya peningkatan kalsium kedalam sel
selama potensial aksi ; akibat dari masuknya
kalsium kedalam sel saat ini menyebabkan
timbulnya plateau pada potensial aksi.
194. D. Amlodipin
• Laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan
sesak napas. Pasien memiliki riwayat
hipertensi s10 tahun  diterapi dengan
captopril 3x25 mg.
• PF : TD 130/80 mmHg, nadi 87 x/menit,
respirasi 18x/menit. Tidak didapatkan adanya
tanda kongesti.
• Pada pemeriksaan EKG didapatkan hipertrofi
ventrikel kiri dan kardiomegali.
Obat apa yang perlu ditambahkan selain
Regresi LVH tergantung kepada respon dari
penggunaan obat anti hipertensi, atau pada
beberapa kasus, tergantung kepada tipe terapi
yang digunakan. Beberapa penelitian klinis
membuktikan bahwa penggunaan ACE inhibitor,
ARB, aliskiren (direct renin inhibitor), CCB
(khususnya diltiazem, verapamil, amlodipine)
dan beberapa simpatolitik agen (termasuk
metildopa dan alfa-bloker) dapat menghasilkan
regresi LVH. Sebaliknya diuretik, beta blocker,
195. Pendekatan step down
dengan PPI dilanjutkan dengan
AH-2
• Wanita 35 tahun datang ke UGD dengan
keluhan nyeri dada seperti terbakar yang
dirasakan sejak 6 bulan lalu dan memberat
sejak 1 minggu ini. Keluhan dirasakan
memberat setelah makan. Keluhan lain
berupa mual dan muntah. Riwayat sering
berbaring setelah makan.
• PF didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi
92x/menit, RR 20x/menit. Status generalis
dalam batas normal.
196. D. Laparotomi Eksplorasi
• Pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAK
sejak 3 jam yang lalu setelah mengalami
kecelakaan motor saat akan berangkat ke
kantor.
• PF : nyeri tekan suprabupik, pada pemeriksaan
sistografi didapatkan ektravasasi cairan
intraperitoneal.
Tindakan pertama yang dapat dilakukan
terhadap pasien?
197. Luka bakar grade 2 sebesar
27 persen
• Seorang pria 20 tahun dibawa ke UGD karena
tersengat listrik.Pasien tidak sadarkan diri dan
ditemukan luka bakar pada kedua ekstremitas
atas dan sebagian dadanya. Beberapa bula
telah pecah dengan dasar luka putih
kemerahan dan basah.
Seberapa besar derajat luka pasien?
Rule of Nine
Tatalaksana Luka
Bakar
• Resusitasi cairan dengan rumus
Parkland
– 4 cc x Luas luka bakar (dalam %) x Berat
badan (dalam kg)
– Jumlah cairan yang diberikan dalam 24
jam
• ½ diberikan dalam 8 jam setelah kejadian,
½ diberikan dalam 16 jam kemudian
• Analgesik
• Nutrisi seimbang
• Monitoring dan pencegahan infeksi
198. C. Melepas Fiksasi
• Anak, 16 tahun datang setelah kecelakaan.
Pada pemeriksaan KU baik, tidak ada
penurunan kesadaran, lengan bawah kanan
edema. Lengan bawah kemudian di fiksasi,
setelah 3 jam difiksasi, pasien mengeluh nyeri
hebat, disertai rasa baal.
Tatalaksana tepat yang diberikan?
199.D. Nervus VI
• Pasien laki-laki 60 tahun mengeluhkan
diplopia. Riwayat kerja PNS dengan adanya
riwayat hipertensi dan DM. TTV: TD 180/100
mmHG, HR,RR,suhu dalam batas normal.
• PF ditemukan diplopia dan mata tidak dapat
bergerak ke arah temporal.
Apa yang terjadi pada mata pasien?
200. D. Atresia Duodenal
• Bayi usia 3 hari dibawa ibunya dengan keluhan
mual -muntah setiap diteteki beberapa jam,
menurut ibunya sejak lahir perut bayi sudah
besar dan makin kembung sampai saat ini,
pasien pernah BAB, terdapat retensi kehijauan
• (gambar BNO terdapat 1 gelembung besar
lusen dibawah diafragma dan 1 gelembung
lusen lebih kecil tepat dibawah kurvatura
gelembung besar).
Kelainan pasien ini ialah?

Anda mungkin juga menyukai