Anda di halaman 1dari 403

Prediksi UKMPPD

Periode
1
Jasad seorang perempuan usia 18 tahun ditemukan di kamar kosnya dengan
banyak darah dan gumpalan di lantai. Setelah ditelusuri ternyata darah keluar
dari liang vagina. Diketahui sebelumnya bahwa korban sedang hamil usia 13
minggu. Kemungkinan penyebab kematian korban adalah...

A. Perdarahan

B. Trauma tumpul

C. Syok hipovolemik

D. Atonia uteri

E. Sisa plasenta
Jawaban

B. Trauma tumpul
Pembahasan

Penyebab kematian?

• Jasad perempuan usia 18 tahun


– Perdarahan pervaginam

– Sebelumnya sedang hamil usia 13 minggu


Identifikasi Penyebab Kematian
• Identifikasi penyebab kematian :
– Pemeriksaan TKP
– Pemeriksaan Jenazah
• Pemeriksaan Luar  menentukan tanda pasti kematian,
ada/tidaknya tanda kekerasan
• Pemeriksaan Dalam  melihat seluruh organ dalam  dapat
menentukan penyebab pasti kematian
• Pemeriksaan Tambahan  pemeriksaan toksikologi, histo PA,
mikrobiologi, virologi, imunologi, trace evidence (jejak peristiwa)
Pada Kasus
• Korban perempuan, sebelumnya diketahui hamil
• Ada gumpalan darah  kemungkinan percobaan
abortus dengan benda tumpul
• Cara kematian  tidak wajar
• Penyebab kematian  trauma tumpul
• Mekanisme kematian  perdarahan
A. Perdarahan

B. Trauma tumpul

C. Syok hipovolemik

D. Atonia uteri

E. Sisa plasenta
2
Perempuan usia 45 tahun datang sendiri ke poliklinik umum degan keluhan memar pada
mata kanannya. Pasien mengaku lebam tersebut disebabkan oleh tindakan kekerasan
dalam rumah tangga oleh sang suami. Pasien meminta untuk dibuatkan surat yang dapat
dipergunakannya untuk melaporkan tindakan suaminya tersebut ke polisi. Apakah
jenis surat yang dapat diberikan pada pasien tersebut?

A. Surat visum et repertum

B. Surat keterangan medis

C. Surat keterangan dokter

D. Surat keterangan sakit

E. Surat keterangan cacat


Jawaban

B. Surat keterangan medis


Pembahasan
Jenis surat yang dapat diberikan ke polisi?
• Perempuan 45 tahun
– Memar pada mata kanannya
– Mengaku disebabkan oleh tindakan kekerasan dalam rumah
tangga oleh sang suami
– Meminta dibuatkan surat yang dapat dipergunakannya
untuk melaporkan tindakan suaminya tersebut ke polisi
Visum et Repertum

Aspek • Visum et repertum dibuat berdasarkan


penilaian dokter mengenai kondisi klinis pasien
(dalam hal ini korban), dapat berdasarkan

Medis pemeriksaan langsung atau berdasarkan


pemeriksaan yang tercatat di rekam medis.

Aspek • Pelayanan kedokteran yang dilakukan untuk


kepentingan hukum, dan dibuat berdasarkan

Hukum peraturan perundangan yang berlaku.


Jenis VeR
• VeR Hidup
– Definitif  seketika, pasien tidak memerlukan rawat inap atau tindakan
lain
– Sementara  pasien memerlukan rawat inap dan pemeriksaan lanjutan
– Lanjutan  dibuat setelah pasien sembuh/pindah RS/pindah
dokter/pulang paksa
• VeR Jenazah
– Terhadap jenazah untuk mengetahui penyebab, mekanisme dan cara
kematian jenazah
Pada kasus ini
• Seharusnya korban langsung membuat laporan
ke polisi, untuk selanjutnya diberikan surat
permohonan visum (SPV)
• Karena belum ada SPV, maka dapat diberikan
surat keterangan medis yang berisi hasil
pemeriksaan
A. Surat visum et repertum

B. Surat keterangan medis

C. Surat keterangan dokter

D. Surat keterangan sakit

E. Surat keterangan cacat


3
Dilakukan otopsi pada sesosok mayat, ditemukan luka pada pelipis kanan
berbentuk tidak teratur menyerupai bintang. Luka tersebut termasuk
dalama kriteria luka tembak jenis...

A. Luka tembak tempel

B. Luka jarak sangat dekat

C. Luka jarak dekat

D. Luka jarak jauh

E. Luka sangat jauh


Jawaban

A. Luka tembak tempel


Pembahasan

Jenis luka tembak?

• Luka pada pelipis kanan berbentuk tidak


teratur menyerupai bintang 
Luka Tembak
Luka tembak tempel
• terdapat jejas laras, bekas luka menyerupai bintang

Luka tembak sangat dekat (maksimal 15 cm)


• terbentuk akibat anak peluru, mesiu, jelaga dan panas/api  kelim api

Luka tembak dekat


• terbentuk akibat anak peluru dan mesiu
• kelim jelaga (maksimal 30 cm)
• kelim tato (maksimal 60 cm)
Luka tembak jauh (> 60 cm)
• terbentuk akibat komponen anak peluru  kelim kesat dan kelim lecet
A. Luka tembak tempel

B. Luka jarak sangat dekat

C. Luka jarak dekat

D. Luka jarak jauh

E. Luka sangat jauh


4
Ditemukan mayat laki-laki tidak dikenal mengapung di sebuah
sungai. Salah satu kemungkinan mekanisme kematian
pada mayat ini yang paling mungkin terjadi adalah...
A. Fibrilasi ventrikel
B. Hemokonsentrasi darah
C. Edema paru
D. Spasme laring
E. Kerusakan batang otak
Jawaban

A. Fibrilasi ventrikel
Pembahasan

Mekanisme kematian?

• Mayat tenggelam di sungai


– Air tawar  kadar elektrolit lebih rendah dari
kadar elektrolit plasma
Tenggelam
• Air tawar
– Absorpsi cairan masif (elektrolit air tawar << elektrolit
darah  hemodilusi darah, hemolisis), hiperK, hiperCa 
mendorong fibrilasi ventrikel dan penurunan TD

• Air asin
– Air ditarik dari sirkulasi pulmonal  edema pulmoner,
hemokonsentrasi, hipovolemia, hiperMg
A. Fibrilasi ventrikel

B. Hemokonstrasi darah

C. Edema paru

D. Spasme laring

E. Kerusakan batang otak


5
Laki-laki usia 30 tahun dibawa polisi ke Instalasi Kamar Jenazah RS. Menurut
polisi, korban gantung diri di pohon belakang rumahnya. Pada Pemeriksaan
Luar, ditemukan Lebam Mayat pada tungkai bawah warna keunguan, tidak
hilang pada penekanan. Kaku mayat seluruh tubuh, tidak dapat dilawan.
Kapankah perkiraan waktu kematian korban?
A. 30 menit - 2 jam sebelum pemeriksaan luar
B. > 2 jam - 4 jam sebelum pemeriksaan luar
C. > 4 jam - 12 jam sebelum pemeriksaan luar
D. > 12 jam - 18 jam sebelum pemeriksaan luar
E. > 18 jam - 36 jam sebelum pemeriksaan luar
Jawaban

D. > 12 jam - 18 jam sebelum


pemeriksaan luar
Pembahasan
Perkiraan waktu kematian?
• Mayat laki-laki 30 tahun
– Korban gantung diri di pohon belakang rumahnya
• Pemeriksaan luar
– Lebam mayat tungkai bawah, warna keunguan, tidak hilang
pada penekanan  >12 jam
– Kaku mayat seluruh tubuh, tidak dapat dilawan  >12 jam,
<24 jam
Tanda Pasti Kematian
• Lebam mayat/livor mortis
– Muncul  30 menit-2 jam post-mortem

– Hilang dengan penekanan  setelah 2-8 jam

– Menetap  setelah 8-12 jam

• Kaku mayat/rigor mortis


– Muncul  2 jam post-mortem, mulai dari sendi kecil menyebar sentripetal

– Masih bisa dilawan  dalam 2-12 jam

– Lengkap (seluruh sendi)  setelah 12 jam

– Menghilang  setelah 24 jam, sesuai urutan muncul

• Pembusukan/putrefaksi
– Mulai  setelah 24 jam

– Warna kuning kehijauan di perut kanan bawah (katup ileocaecal)

– Setelah 36 jam  menyebar ke seluruh perut dan dada


Pilihan Lain
• > 2 jam - 4 jam sebelum pemeriksaan luar
– Lebam mayat masih hilang dengan penekanan
– Kaku mayat belum lengkap dan masih bisa dilawan

• > 4 jam - 12 jam sebelum pemeriksaan luar


– Lebam mayat bisa hilang/tidak hilang dengan penekanan
– Kaku mayat belum lengkap dan masih bisa dilawan

• > 12 jam - 18 jam sebelum pemeriksaan luar


– Lebam mayat tidak hilang dengan penekanan
– Kaku mayat belum lengkap, sulit dilawan

• > 18 jam - 36 jam sebelum pemeriksaan luar


– Lebam mayat tidak hilang dengan penekanan
– Kaku mayat sudah lengkap, kemudian mulai hilang berdasarkan urutan mulai muncul
A. 30 menit - 2 jam sebelum pemeriksaan luar
B. > 2 jam - 4 jam sebelum pemeriksaan luar
C. > 4 jam - 12 jam sebelum pemeriksaan luar
D. > 12 jam - 18 jam sebelum pemeriksaan
luar
E. > 18 jam - 36 jam sebelum pemeriksaan luar
6
Perempuan usia 25 tahun, seorang karyawan swasta, datang dengan keluhan
bercak merah yang gatal di tangan sejak 2 minggu. Pasien memiliki riwayat
alergi bahan tambahan olester dan pernah ada keluhan yang sama setelah
makan kacang. Sudah diberi hidrokortison 1%. Regio antebrachii papul multipel,
eritematosa, numular, disertai skuama.Apa diagnosis kasus ini?
A. Dermatitis seboroik
B. Dermatitis atopik
C. Dermatitis kontak alergika
D. Dermatitis numularis
E. Dermatitis stasis
Jawaban

B. Dermatitis atopik
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 25 tahun, seorang karyawan swasta
– Bercak merah gatal di tangan sejak 2 minggu
– Riwayat alergi bahan tambahan olester
– Pernah ada keluhan yang sama setelah makan kacang  riwayat atopi
– Sudah diberi hidrokortison 1%
• Regio antebrachii papul multipel, eritematosa, numular, disertai
skuama
– Lesi heterogen  dermatitis et causa alergen
Dermatitis Atopi
• Gatal
• Kulit kering
• Lesi eritematosa dengan predileksi khas
• Gejala dan tanda atopi yang lain (asma, rhinitis alergi,
konjungtivitis alergi) pada pasien atau keluarga
• Pencetus: cuaca, stress, bahan pakaian, dll
Dermatitis Atopi

• Bayi: wajah, pergelangan tangan dan


kaki, lutut
• Anak: lipat siku dan lutut, fleksor,
leher, kadang di wajah dan kelopak
mata
• Remaja dan dewasa: lipat siku dan
lutut, leher, dahi dan sekitar mata,
tangan dan pergelangan tangan, bibir,
kelamin, puting susu, kulit kepala
Tatalaksana
EDUKASI!!!
– Tidak memakai
• Pakaian ketat atau berbahan iritan (wol)
• Kosmetik, parfum, dan bahan iritan lainnya

– Menjaga kebersihan kulit dan pakaian


– Menjaga kelembaban kulit: hidrofilik urea 10%
• Kortikosteroid
– Kulit kepala: desonid krim 0,05%
– Likenifikasi: betametason valerat krim 0,1%
• Antihistamin
– CTM: 3x4 mg, Cetirizin: 1x10 mg, loratadin: 1x10mg
Pilihan Lain
• Dermatitis seboroik  predileksi di daerah dengan banyak kelenjar
minyak seperti tepian rambut kepala, alis, skuama kuning berminyak
• Dermatitis kontak alergika  ada riwayat kontak dengan alergen
(protein) seperti karet, logam
• Dermatitis numularis  lesi dominan gatal, predileksi di tungkai
bawah
• Dermatitis stasis  karena imobilisasi lama, penumpukan darah
balik vena
A. Dermatitis seboroik

B. Dermatitis atopik

C. Dermatitis kontak alergika

D. Dermatitis numularis

E. Dermatitis stasis
7
Laki-laki usia 26 tahun datang dengan keluhan luka pada kemaluan sejak
3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tampak luka pada glans penis
ukuran 2 cm dengan dasar cairan kuning keabuan. Riwayat
promiskuitas. Terapi yang tepat untuk kasus ini adalah...
A. Kloramfenikol 4 x 500 mg selama 7 hari
B. Eritromisin 2 x 500 mg selama 3 hari
C. Ceftriaxone 500 gr dosis tunggal
D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 3 hari
E. Azitromisin 2 gr dosis tunggal
Jawaban

D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
selama 3 hari
Pembahasan
Terapi?
• Laki-laki 26 tahun
– Luka pada kemaluan sejak 3 hari
– Riwayat promiskuitas

• Luka pada glans penis ukuran 2 cm dengan


dasar cairan kuning keabuan  ulkus mole
Chancroid (Ulkus Mole)
• Etiologi  Haemophillus ducreyi (Streptobasilus
Gram negatif)
• Masa inkubasi 4 – 7 hari
• Lesi primer  ulkus dengan dasar eritema,
nyeri, edema, dasar ulkus berisi jaringan
granulasi
Kemenkes RI. Pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual. Jakarta: Kemenkes RI; 2015
Wolff K, Golsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Ed. Volume 1 and 2. Philadelphia: McGraw Hill;
2008
Pendekatan Diagnosis Ulkus Genital

Kemenkes RI. Pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual. Jakarta: Kemenkes RI; 2015
Kemenkes RI. Pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual. Jakarta: Kemenkes RI; 2015
Pengobatan Ulkus Genital

Kemenkes RI. Pedoman


nasional penanganan infeksi
menular seksual. Jakarta:
Kemenkes RI; 2015
School of fish

Ulkus Mole/Chancroid

Kemenkes RI. Pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual. Jakarta: Kemenkes RI; 2015
Wolff K, Golsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th Ed. Volume 1 and 2. Philadelphia: McGraw Hill;
2008
A. Kloramfenikol 4 x 500 mg selama 7 hari

B. Eritromisin 2 x 500 mg selama 3 hari

C. Ceftriaxone 500 gr dosis tunggal

D. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 3 hari

E. Azitromisin 2 gr dosis tunggal


8
Laki-laki usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan muncul bintik-
bintik kemerahan pada kedua kakinya. Keluhan dirasakan setelah 3 hari yang
lalu bermain bola di lapangan berumput. Status dermatologis: makula
eritematosa, papul dan vesikel di pedis bilateral. Tatalaksana yang tepat
adalah...
A. Mometasone furoate cream 0.1%
B. Mupirocin cream 0.1%
C. Ureic acid 0.1%
D. Calcipotriol
E. Tacrolimus
Jawaban

A. Mometasone furoate
cream 0.1%
Pembahasan
Tata laksana?
• Laki-laki 15 tahun
– Bintik-bintik kemerahan kedua kaki
– Setelah 3 hari yang lalu bermain bola di lapangan berumput

• Status dermatologis  makula eritematosa, papul dan


vesikel di pedis bilateral  dermatitis kontak iritan
Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
(DKA) (DKI)
Definisi Peradangan kulit yang diawali Peradangan kulit non
proses sensitisasi, berhubungan imunilogis karena adanya
dengan atopi (riwayat rhinitis bahan iritan
alergi, asma, konjungtivitis alergi)
Jenis bahan Bukan bahan iritan Pelarut, pelumas, deterjen,
serbuk kayu, bahan asam/basa
Manifestasi Gatal. Efloresensi  eritema Iritan kuat  gejala akut (kulit
klinis berbatas tegas, papul, vesikel, perih, panas, terbakar.
erosi, eksudasi, bula. Lokasi Efloresensi  eritema, edema,
tersering  lengan, wajah bula), iritan lemah  gejala
(kosmetik), leher (kalung, parfum), kronis (kulit kering, eritema,
telinga (anting) skuama, likenifikasi). Lesi
berbatas tegas sesuai daerah
yang terena iritan
Hanifati S, Menaldi SL. Dermatitis. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius, FKUI; 2014
Etiologi DKA

Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
DKI Kronik pada ibu rumah tangga yang
terpapar deterjen

DKA pada bibir akibat penggunaan lipstick


DKA subakut karena nikel
Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
Diagnosis
• Uji tempel (patch test)
Persiapan uji tempel

• Kulit bebas dermatitis


• Lokasi uji tidak berdekatan dengan lesi dermatitis karena aan
menyebabkan positif palsu
• Bebas dari kelainan kulit lain yang menyulitkan pembacaan uji
• Bebas dari rambut lebat
• Bebas dari kosmetik/salep
• Bebas kortikosteroid topikal 2 minggu sebelum uji

Lokasi tes

• Pilihan utama  punggung


• Lokasi lain  lengan atas lateral, lengan bawah volar
Uji Tempel
• Bahan ditempelkan pada kulit dengan jarak cuup jauh  agar
tidak terjadi reaksi silang
• Penempelan dipertahankan 24 jam (rata-rata)
• Interpretasi

+ atau - Hanya eritema lemah


+ Eritema, infiltrasi (edema), papul
++ Eritema, infiltrasi, papul, vesikel
+++ Bula
NT Tidak diujikan

Sulaksmono M. Keuntungan dan kerugian patch test (uji tempel) dalam upaya menegakkan diagnosa penyakit kulit akibat kerja (occupational dermatosis) [skripsi].
Surabaya: Universitas Airlangga
Tatalaksana
• Mencegah paparan dengan iritan / alergen pemicu

• Jika paparan pada kulit telapak tangan : gunakan sarung tangan

• Akibat iritan kuat yg menyebabkan luka bakar kimiawi : irigasi antidot


topikal spesifik

• Simptomatik : antihistamin oral utk ↓ gatal

• Prinsip umum :

✓ Penggunaan krim pelembab

✓ Steroid topikal utk ↓ inflamasi : secara umum potensi sedang


(flucinolone acetonide)

✓ Antibiotik apabila ada infeksi sekunder


Pilihan Lain

• Mupirocin cream 0.1%  untuk pioderma

• Calcipotriol  untuk psoriasis, keratostatik

• Tacrolimus  imunosupresan
A. Mometasone furoate cream 0.1%

B. Mupirocin cream 0.1%

C. Ureic Acid 0.1%

D. Calcipotriol

E. Tacrolimus
9
Laki-laki 34 tahun datang dengan keluhan bercak berwarna putih di
kulit, awalnya hanya satu. Pasien hanya berobat di mantri, diberikan
kortikosteroid, tetapi tidak sembuh dan bertambah banyak. Diagnosis
pasien ini adalah...
A. Nevus pigmentosus
B. Vitiligo
C. Ptiriasis vesikolor
D. Melasma
E. Ptiriasis rosea
Jawaban

C. Ptiriasis vesikolor
Pembahasan

Diagnosis?

• Laki-laki 34 tahun
– Bercak putih di kulit, awalnya hanya satu

– Diberikan kortikosteroid, tetapi tidak sembuh dan


bertambah banyak  infeksi jamur, memburuk
dengan kortiksteroid
Pitiriasis Versikolor
• Disebabkan Malassezia furfur

• Gejala
– Makula hipo- atau hiper- pigmentosa dengan skuama halus

– Biasanya ada daerah kulit yang lembab

– Lampu Wood: kuning keemasan

– KOH10%: hifa pendek dengan spora bulat berkelompok


spaghetti and meatball
Tata Laksana

• Topikal: suspensi selenium sulfida 1,8%

• Sistemik:
– Ketokonazol: Dewasa 200 mg/hari ; Anak 3
mg/kgBB/hari

– Itrakonazol: Dewasa 100 mg/hari ; Anak (tidak


dianjurkan)
Pemeriksaan Lampu Wood
Pitriasis versikolor Tinea Eritrasma

• Kuning • Kuning kehijauan • Merah / coral red


keemasan
Pilihan Lain
• Nevus pigmentosus  tumor jinak berupa
massa lunak
• Vitiligo  makula hipopigmentasi
• Melasma  makula hiperpigmentasi
• Ptiriasis rosea  herald patch, lesi konformasi
pohon natal terbalik
A. Nevus pigmentosus

B. Vitiligo

C. Ptiriasis vesikolor

D. Melasma

E. Ptiriasis rosea
10
Laki-laki usia 50 tahun datang ke puskesmas karena ada luka di dahinya.
Awalnya hanya benjolan mengkilap, lama kelamaan menjadi luka yang semakin
meluas. Diagnosis pasien ini adalah...

A. Squamous cell carcinoma

B. Basal cell carcinoma

C. Melanoma maligna

D. Keratosis seboroik

E. Keratosis aktinik
Jawaban

B. Basal cell carcinoma


Pembahasan

Diagnosis?

• Laki-laki 50 tahun
– Luka di dahinya

– Awalnya hanya benjolan mengkilap, lama kelamaan


menjadi luka yang semakin meluas
3 Keganasan Kulit Tersering
Karsinoma Sel Karsinoma Sel Basal Melanoma
Skuamosa
Plak atau tumor padat Papul atau nodus Asimetri: bentuk lesi
yang permukaannya mengkilap yang berubah asimetri
berbenjol-benjol dan dapat menjadi lesi ulseratif dan Border: tepi tidak tegas
ditemukan ulkus di atasnya destruktif (ulkus roden) Color: warna ireguler
Diameter: >6mm
Elevation: lesi meninggi
Gambaran Histologis
• KSS
– Terdapat mutiara tanduk, yaitu lapisan keratin yang tersusun
konsentris
– Pada kasus yang lebih lanjut, dengan diferensiasi sangat buruk,
tidak terbentuk mutiara tnaduk karena diferensiasi keratin tidak
terjadi
• KSB
– Terbentuk lakuna peritumor akibat retraksistroma di sekitar
tumor
Pilihan Lain

• Squamous cell carcinoma  hiperkeratotik

• Melanoma maligna  asimetris, warna banyak

• Keratosis seboroik  lesi berbenjol

• Keratosis aktinik  lesi bersisik


A. Squamous cell carcinoma

B. Basal cell carcinoma

C. Melanoma maligna

D. Keratosis seboroik

E. Keratosis aktinik
11
Laki-laki usia 34 tahun datang ke pskesmas dengan keluhan gatal di kedua kaki. Keluhan telah
dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan sudah diberi salep yang dibeli di warung namun tidak
membaik. Hingga sekarang kedua kaki pasien tebal, kering, dan pecah-pecah. Pasien bekerja sebagai
petugas kebersihan kota dan setiap hari mengenakan sepatu boot berbahan karet. Status
dermatologis didapatkan lesi hiperkeratotik dan eritema bilateral pada kedua kaki, fissura, skuama
dan eskoriasi. Diagnosis yang tepat adalah...

A. Dermatitis kontak alergi

B. Dermatitis kontak iritan

C. Tinea pedis Moccasin

D. Kandidiasis pedis

E. Neurodermatitis
Jawaban

A. Dermatitis kontak alergi


Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 34 tahun
– Gatal kedua kaki sejak 1 bulan terakhir
– Sudah diberi salep warung namun tidak membaik
– Sekarang kedua kaki pasien tebal, kering, dan pecah-pecah
– Petugas kebersihan kota, setiap hari mengenakan sepatu boot berbahan
karet
• Status dermatologis didapatkan lesi hiperkeratotik dan eritema
bilateral pada kedua kaki, fissura, skuama dan eskoriasi
Dermatitis Kontak
Dermatitis Kontak Alergi Dermatitis Kontak Iritan
(DKA) (DKI)
Definisi Peradangan kulit yang diawali Peradangan kulit non
proses sensitisasi, berhubungan imunilogis karena adanya
dengan atopi (riwayat rhinitis bahan iritan
alergi, asma, konjungtivitis alergi)
Jenis bahan Bukan bahan iritan Pelarut, pelumas, deterjen,
serbuk kayu, bahan asam/basa
Manifestasi Gatal. Efloresensi  eritema Iritan kuat  gejala akut (kulit
klinis berbatas tegas, papul, vesikel, perih, panas, terbakar.
erosi, eksudasi, bula. Lokasi Efloresensi  eritema, edema,
tersering  lengan, wajah bula), iritan lemah  gejala
(kosmetik), leher (kalung, parfum), kronis (kulit kering, eritema,
telinga (anting) skuama, likenifikasi). Lesi
berbatas tegas sesuai daerah
yang terena iritan
Hanifati S, Menaldi SL. Dermatitis. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius, FKUI; 2014
Dermatitis Kontak Alergi
• Reaksi hipersensitivitas tipe lambat / 4

• Gatal kulit akibat reaksi alergi terhadap suatu


substansi yang berkontak dengan kulit.

✓ Reaksi kulit dapat terjadi beberapa jam, hari,


hingga tahun setelah kontak pertama

✓ Beratnya reaksi kulit tidak berbanding lurus


dengan jumlah allergen yang terpapar

• Karakteristik umum lesi DKA :

✓ Sebagian besar : lesi hanya mencakup area kulit


tempat kontak dengan allergen terjadi

✓ Dapat merah, bengkak, dan melepuh atau


kering dan kasar
Etiologi DKA

Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
DKI Kronik pada ibu rumah tangga yang
terpapar deterjen

DKA pada bibir akibat penggunaan lipstick


DKA subakut karena nikel
Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatricks’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 7th Ed. Philadelphia: McGraw Hill; 2013
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Tinea pedis Moccasin  biasa asimetris, erosion atau
skuama di daerah interdigitalis, skuama biasa juga menutupi
daerah plantar. Pada kasus ini dapat menjadi dd, namun
vignette tidak terlalu spesifik mengarah ke dx ini
D. Kandidiasis pedis
E. Neurodermatitis
12
Laki-laki usia 42 tahun datang dengan keluhan timbul kutil seperti jengger
ayam di penisnya. Pasien mengaku seminggu lalu berhubungan dengan PSK.
Apa penyebab penyakit pasien?

A. HPV tipe 6

B. HPV tipe 7

C. HPV tipe 10

D. HPV tipe 14

E. HPV tipe 16
Jawaban

A. HPV tipe 6
Pembahasan

Etiologi?

• Laki-laki 42 tahun
– Kutil seperti jengger ayam di penis

– Seminggu lalu berhubungan dengan PSK


• Kondiloma akuminata
Infeksi Menular Seksual

IMS

Duh tubuh Ulkus Benjolan

Bakterial Human papilloma


Uretritis Candida Trikomoniasis Sifilis
vaginosis virus (HPV)

Moluskum
Gonorrhea Chancroid
kontagiosum

Non- Limfogranuloma
spesifik venerum (LGV)

Herpes simpleks
Kondiloma Akuminata
• Infeksi HPV
– Tipe 6 &11  kondiloma akuminata
– Tipe 16 & 18  kanker serviks

• Efloresensi
– Papul dengan permukaan datar, verukosa, atau
lobulated; multipel dan tersebar diskret
– Mirip jengger ayam (kondilomatosa)

• Predileksi  daerah yang terkena trauma saat


berhubungan
• Manifestasi  gatal, duh tubuh, pendarahan
post-koitus, biasanya tidak nyeri
Moluskum Kontagiosum

• Penyebab  Poxvirus

• Papul miliar atau lentikular, warna putih seperti lilin,


berbentuk kubah dengan lekukan di tengah (delle). Bila
dipijat, tampak keluar massa warna putih seperti nasi
Kondiloma akuminata Moluskum kontagiosum
Etiologi HPV tipe 6 dan 11 Poxvirus
Khas • Kutil kelamin tidak nyeri • Delle
• Membesar mirip jengger ayam • Dipijatkeluar massa putih
mirip nasi

Tatalaksana • Tinktura podofilin 10-25% • Ekstraksi badan moluskum


• Podofilotoksin 0,5% • Elektrokauterisasi/bedah beku
• Asam trikloroasetat/TCA
80-90%
• Salep asam salisilast 20-40%
• Imiquimod 5%
• Bedah skapel/beku/litrik/laser
Tatalaksana Kondiloma Akuminata
• Terapi • Edukasi
– Farmakologis – Periksa pasangan seksual
• Tingtura podofilin 10-25% – Gunakan kondom
• Asam trikloroasetat 80-90%
– Vaksin (pencegahan)
• Podofilotoksin 0,5%
– Konseling periksa HIV dan
– Non-farmakologis
sifilis (jika ada fasilitas)
• Krioterapi nitrogen cair
• Krioterapi CO2 padat
• Elektrokauterisasi
• Pembedahan

Pedoman IMS Kemenkes 2011


A. HPV tipe 6

B. HPV tipe 7

C. HPV tipe 10

D. HPV tipe 14

E. HPV tipe 16
13
Laki-laki usia 27 tahun tangannya tersiram air keras. Tampak
luka bakar di pergelangan tangan hingga telapak tangan. Apa
tindakan awal yang harus dilakukan?
A. Bilas dengan air mengalir selama 30 menit
B. Bilas dengan larutan isotonik
C. Debridement dan pembedahan
D. Balut dengan kasa
E. Bilas dengan larutan basa
Jawaban
Pembahasan

Tindakan awal?

• Laki-laki 27 tahun
– Tangannya tersiram air keras

– Tampak luka bakar di pergelangan tangan hingga


telapak tangan
• Trauma kimia
Luka Bakar Derajat 1

• Hanya mengenai epidermis

• Akan sembuh spontan 5-7 hari

• Gejala
– Nyeri

– Hiperemis
• Luka bakar derajat 2A
– Mengenai sebagian dermis (dermis papilare)

• Nyeri

• Bula

• Kulit berwarna merah dan mengkilap

• Jika ditekan, kulit menjadi putih/blanch

• Luka bakar derajat 2B


– Mengenai dermis retikular

• Nyeri, kadang sensasi berkurang jika ujung saraf rusak

• Bula

• Kulit berwarna merah pucat

• Jika ditekan, kulit tidak menjadi putih/blanch


Luka Bakar Derajat 3

• Mengenai seluruh
lapisan kulit
• Gejala:
– Kulit sangat
merah/cherry red
– Tidak nyeri karena
kehilangan sensorik
Tatalaksana

• Hentikan proses terbakar

• Irigasi air biasa 15-20 menit

• Lepas semua pakaian yang terkena cairan kimia

• Jaga status cairan


A. Bilas dengan air mengalir selama 30
menit
B. Bilas dengan larutan isotonik
C. Debridement dan pembedahan
D. Balut dengan kasa
E. Bilas dengan larutan basa
14
Laki-laki usia 20 tahun mengeluh adanya luka-luka di kemaluannya.
Sebelumnya ditemukan vesikel bergerombol yang kemudian pecah dan
meninggalkan ulkus dangkal dengan tepi tidak indurasi, dasarnya bersih.
Pengobatan yang tepat untuk pasien ini adalah...
A. Acyclovir 5 x 200 mg selama 5 hari
B. Acyclovir 6 x 200 mg selama 7 hari
C. Acyclovir 7 x 200 mg selama 7 hari
D. Acyclovir 5 x 400 mg selama 7 hari
E. Acyclovir 4 x 800 mg selama 7 hari
Jawaban

A. Acyclovir 5 x 200 mg
selama 5 hari
Pembahasan

Terapi?

• Laki-laki 20 tahun
– Luka-luka di kemaluannya

– Sebelumnya vesikel bergerombol kemudian pecah


meninggalkan ulkus dangkal dengan tepi tidak
indurasi, dasarnya bersih  HSV
IMS

Duh tubuh Ulkus Benjolan

Uretritis Gonorea Human papiloma


Sifilis
& non-spesifik virus (HPV)

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Etiologi Gejala Terapi

Ulkus durum/bersih:
Treponema Benzatin penisilin 2,4 juta IU
Sifilis dasar bersih, keras,
pallidum (IM), dosis tunggal
tidak nyeri, tepi rata

Siprofloksasin 2x500 mg (3
Ulkus mole/kotor:
Haemophilus hari)
Chancroid dasar kotor, nyeri,
ducreyi Eritromisin 4x500 mg (7 hari)
lunak, tepi tidak teratur
Azitromisin 1g (dosis tunggal)

Limfogra- Doksisiklin 2x100 mg (14


Ulkus yang tidak nyeri
nuloma Chlamydia hari)
Pembesaran KGB
venerum trachomatis Eritromisin 4x500 mg (14
unilateral yang nyeri
(LGV) hari)

Awalnya muncul
Asiklovir 5x200 mg
Herpes Herpes vesikel multipel,
- Primer 7 hari
simplex simplex virus kemudian pecah
- Rekuren 5 hari
menjadi ulkus
Infeksi Herpes
Herpes
• Herpes simplex virus/HSV
– HSV 1 di daerah perioral
– HSV 2 di daerah kelamin/herpes genital.

• Infeksi herpes pada ibu hamil  herpes


neonatal: erupsi vaskular, keterlibatan mata,
mulut, dan neurologis
A. Acyclovir 5 x 200 mg selama 5 hari

B. Acyclovir 6 x 200 mg selama 7 hari

C. Acyclovir 7 x 200 mg selama 7 hari

D. Acyclovir 5 x 400 mg selama 7 hari

E. Acyclovir 4 x 800 mg selama 7 hari


15
Perempuan usia 22 tahun, datang dengan keluhan muncul bisul. Status
dermatologikus: lesi komedo dan papula dengan makula eritema yang tersebar
di dahi. Patogenesis awal penyakit ini adalah...

A. Hiperkeratinisasi infundibulum

B. Proliferasi Propionibacterium acne

C. Hiperandrogen

D. Peradangan pilosebasea

E. Produksi sebum berlebih


Jawaban

E. Produksi sebum berlebih


Pembahasan
Patofisiologi awal?
• Perempuan 22 tahun
– Bisul

• Status dermatologikus  lesi komedo dan


papula dengan makula eritema yang tersebar di
dahi  akne vulgaris
Akne Vulgaris

• Peradangan folikel pilosebasea kronik yang


diinduksi dengan peningkatan produksi
sebum, perubahan pola keratinisasi,
peradangan, dan kolonisasi Propionibacterium
acnes
Klasifikasi PERDOSKI
Komedo Akne papulopustular
Akne nodular-kistik
Tatalaksana
• Mengurangi produksi sebum
– Mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak

• Menjaga kebersihan
– Mencuci wajah

• Medikamentosa
– Topikal
• Bahan iritan: sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), as. salisilat (2-5%), asam retinoat (0,025-0,1%)

• Antibiotik: oksitetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindamisin 1%

• Antiradang: hidrokortison 1%

– Sistemik
• Tetrasiklin 250 – 1000 g/hari

• Eritromisin 4x250 mg/hari


A. Hiperkeratinisasi infundibulum

B. Proliferasi Propionibacterium acne

C. Hiperandrogen

D. Peradangan pilosebasea

E. Produksi sebum berlebih


16
Laki-laki usia 65 tahun mengeluhkan ada banyak lentingan di telinga kiri. Lentingan
terasa nyeri, namun keluhan penurunan pendengaran disangkal. Tiga hari sebelumnya
pasien sempat demam dan mual-mual. Muka merot (-). Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan vesikel bergerombol di telinga kiri, nyeri wajah sisi kiri (+). Komplikasi
tersering yang dapat terjadi pada pasien ini adalah...
A. Trigeminal neuralgia
B. Parese N.V
C. Post herpetic neuralgia
D. Bell’s palsy
E. Paresis N.VII
Jawaban

E. Paresis N.VII
Herpes Zoster
• Biasanya pada
dewasa – lansia
• Faktor predisposisi:
immunocompromis
ed (tidak selalu)
• Reaktivasi VZV
laten di ganglia
sensori

Wolff K, Johnson R, Saavedra A, Fitzpatrick T. Fitzpatrick's color atlas and


synopsis of clinical dermatology. 1st ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2013.
Gejala
• Riwayat varicella/cacar air
• Gejala prodromal: demam, malaise, nyeri kepala
• Gatal atau nyeri
• Efloresensi khas: vesikel dengan persebaran dermatomal
– Bisa berawal dari papul
– Jika vesikel pecah dapat terbentuk krusta
– Dasar eritematosa
– Vesikel bisa berisi air, maupun hemoragik
– Lesi baru masih bisa muncul hingga 7 hari
Persarafan Dermatomal
• Pemeriksaan penunjang
– Tidak rutin

– Tzanck test: sel datia berinti banyak (multinucleated giant cells)


• Tatalaksana
– Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari  indikasi: HZ oftalmikus & defisiensi imunitas
• Jika masih ada lesi baru  bisa lanjutkan sampai 2 hari setelah lesi baru tidak timbul lagi

– Anti-nyeri!  bisa pakai NSAID (nyeri ringan) / opioid lemah (tramadol) (nyeri
moderate)

– Simpromatik demam  parasetamol

– Mengurangi gatal dan mencegah vesikel pecah: bedak salisilat 2% (konsentrasi rendah
1-2% bersifat keratoplastik; konsentrasi tinggi 3-20% bersifat keratolitik)

– Lesi erosif dan basah: kompres terbuka (NaCl)

• Komplikasi:
– Sindrom Ramsay-Hunt: tinnitus, paresis nervus VII  biasanya pada HZ di wajah

– HZ ophthalmicus

– Postherpetic neuralgia
Ramsay Hunt Syndrome
Ramsay Hunt Syndrome
Postherpetic Neuralgia/
Neuralgia Pasca Herpetika
• Kerusakan saraf bebas  hipersensitif  muncul
rasa nyeri terhadap stimulus ringan (Alodinia)

• Tatalaksana:
– Gabapentin 3x300mg (titrasi = hari pertama 1x, hari kedua
2x, dan hari ketiga 3x)

– Pilihan lain: pregabalin, antidepresan trisiklik (amitriptilin)

Neuralgia pasca herpetika tidak bisa diobati dengan NSAID. Karena nyeri
muncul bukan karena inflamasi, tapi karena kerusakan saraf. Sehingga
diberikan GABAPENTIN
Pilihan Lain

• Post-herpetic neuralgia  juga dapat terjadi,


namun dalam kasus ini lebih spesifik ke
kemungkinan Ramsay Hunt syndrome
A. Trigeminal neuralgia

B. Parese N.V

C. Post-herpetic neuralgia

D. Bell’s palsy

E. Paresis N.VII
17
Laki-laki usia 8 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan gatal seluruh badan
setelah memanjat pohon. Dari cerita pasien, batang pohon tersebut banyak
berisi semut api. Dari pemeriksaan fisik didapatkan urtikaria multipel pada
seluruh badan. Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Emolien
B. Prednison PO
C. Salep gentamisin
D. Kompres NaCl 0,9%
E. Salep flukonazol
Jawaban

B. Prednison PO
Pembahasan

Tata laksana?

• Laki-laki 8 tahun
– Gatal seluruh badan setelah memanjat pohon

– Batang pohon tersebut banyak berisi semut api

• Urtikaria generalisata
Urtikaria
• Edema lokal mendadak dan menghilang perlahan-lahan, meninggi, berwarna
pucat (di tengah) dan kemerahan. Dapat disertai angioedema.

• Pencetus
– Fisik  panas, dingin, UV, sinar matahari

– Gigitan serangga

– Makanan  telur, udang, ikan, kacang, dll

– Obat-obatan  NSAID, penisilin, dll

– Trauma fisik  pakaian, tas, dll

– Autoimun
Klasifikasi
• Waktu
– Akut (<6 minggu atau 4 minggu terus-menerus)
– Kronik (>6 minggu)

• Morfologi klinis
– Papular : papul
– Gutata : sebesar tetesan air
– Girata : lebih besar dari gutata
Klasifikasi
• Luas dan dalamnya
– Lokal: karena gigitan serangga atau kontak

– Generalisata: karena makanan atau obat

– Angioedema

• Mekanisme
– Imunologik
• IgE  hipersensitivitas tipe 1

• Komplemen  hipersensitivitas tipe 2 dan 3

• Kontak  hipersensitivitas tipe 4

– Non- imunologik

– Idiopatik
Pemeriksaan
• Eosinofil

• Uji gores/scratch test  demografisme

• Ice cube test


– Urtikaria muncul setelah kulit diberi es

• Tes air hangat


– Urtikaria muncul setelah diberi air hangat
Terapi
• Atasi reaksi anafilaksis lain yang menyertai (angioedema,
syok)
• Menghindari pajanan
• Farmakologis
– Antihistamin non-sedatif (cetirizine 1x10 mg, loratadin
1x10mg)
– Krim menthol 1%  antipruritus
– Prednison PO 3x20 mg, jika generalisata
A. Emolien

B. Prednison PO

C. Salep gentamisin

D. Kompres NaCl 0,9%

E. Salep flukonazol
18
Perempuan usia 46 tahun mengeluhkan ada benjolan pada kedua matanya.
Benjolan berwarna putih dan dirasa tidak gatal. Pasien rutin kontrol ke
poliklinik jantung karena memiliki penyakit jantung koroner. Apa saran yang
anda berikan untuk pasien ini terkait benjolan pada matanya?
A. Mengatur pola makan
B. Menurunkan berat badan
C. Menghindari sinar matahari
D. Menggunakan pelindung mata
E. Konsultasi ke spesialis bedah
Jawaban

A. Mengatur pola makan


Pembahasan

Edukasi?

• Perempuan 46 tahun
– Benjolan pada kedua matanya, berwarna putih dan
dirasa tidak gatal

– Rutin kontrol ke poliklinik jantung karena memiliki


penyakit jantung koroner  dislipidemia
Xanthelasma
• Plak kekuningan pada kantus
medialis palpebra (xanthoma
pada palpebra).
• Deposisi material kaya
kolesterol pada palpebra.
• Akumulasi lipid pada sel busa di
kulit, erat hubungannya dengan
hiperlipidemia.
Tata Laksana

• Kontrol kadar lipid


– Statin

– Modifikasi diet, rendah lemak

• Eksisi surgikal  indikasi kosmetik


A. Mengatur pola makan

B. Menurunkan berat badan

C. Menghindari sinar matahari

D. Menggunakan pelindung mata

E. Konsultasi ke spesialis bedah


19
Laki-laki usia 20 tahun datang ke IGD dengan luka bakar. Pada pemeriksaan,
didapatkan luas luka bakar adalah sebagai berikut: derajat 1= 5%, derajat 2A =
10%, derajat 2B = 20%, derajat 3 = 15%. Berat badan pasien adalah 50 kg.
Rehidrasi yang tepat untuk dilakukan adalah...
A. Ringer laktat 9L dalam 24 jam
B. NaCl 0,9% 9L dalam 24 jam
C. Ringer laktat 10L dalam 24 jam
D. Normosaline 10 L dalam 24 jam
E. NaCl 0,9% 10 L dalam 24 jam
Jawaban

A. Ringer laktat 9 L dalam 24


jam
Pembahasan
Rehidrasi?
• Laki-laki berusia 20 tahun
– Luka bakar

• Luas luka bakar: derajat 1= 5%, derajat 2A = 10%,


derajat 2A = 20%, derajat 3 = 15%  TBSA 45%
• BB 50 kg
Rehidrasi Luka Bakar
• Cairan yang digunakan = Ringer Laktat
• Derajat I tidak dihitung
• 4 x luas luka bakar derajat II – III% x BB 24jam
• 50% rehidrasi diberikan 8 jam, 50% sisanya dalam 16
jam

• 4 x (10 + 20 + 15) x 50 = 9.000 ml = 9 Liter


Luka Bakar Derajat 1

• Hanya mengenai
epidermis
• Akan sembuh spontan
5-7 hari
• Gejala
– Nyeri
– Hiperemis
Luka bakar derajat 2A Luka bakar derajat 2B

• Mengenai sebagian dermis • Mengenai dermis retikular


(dermis papilare) • Gejala
• Gejala • Nyeri, kadang sensasi
• Nyeri berkurang jika ujung saraf
• Bula rusak
• Kulit berwarna merah dan • Bula
mengkilap • Kulit berwarna merah
• Jika ditekan, kulit menjadi pucat
putih/blanch • Jika ditekan, kulit tidak
menjadi putih/blanch
Luka Bakar Derajat 3

• Mengenai seluruh
lapisan kulit
• Gejala:
– Kulit sangat
merah/cherry red
– Tidak nyeri karena
kehilangan sensorik
Rule of Nine
A. Ringer laktat 9 L dalam 24 jam

B. NaCl 0,9% 9 L dalam 24 jam

C. Ringer laktat 10 L dalam 24 jam

D. Normosaline 10 L dalam 24 jam

E. NaCl 0,9% 10 L dalam 24 jam


20
Laki-laki usia 18 tahun datang dengan keluhan nyeri seperti terbakar saat BAK sejak 3
hari yang lalu, disertai cairan berwarna seperti susu dan kental. Dari pemeriksaan
mikroskopis didapatkan netrofil dengan diplokokus negatif intraselular. Apakah terapi
yang tepat pada kasus ini?

A. Cefixime 400 mg PO dosis tunggal

B Ceftriaxone 250 mg IM + azitromycin 1 gr PO dosis tunggal

C. Penicillin G 2,4 juta IU dosis tunggal

D. Cefixime 400 mg PO dosis tunggal + doksisiklin 2x100 mg PO selama 7 hari

E. Azitromycin 1 g PO dosis tunggal


Jawaban

D. Cefixime 400 mg dosis


tunggal + doksisiklin 2x 100 mg
selama 7 hari
Pembahasan
Terapi?
• Laki-laki 18 tahun
– Sensasi terbakar saat BAK
– Duh tubuh kental seperti susu

• Diplokokus gram negatif intraselular


– Khas untuk N. gonorrhae
Pembahasan
Uretritis secara umum dibagi menjadi
• Uretritis gonore (Penyebab Neisseria gonorrhoeae)
• Uretritis nongonore (Penyebab Chlamydia trachomatis
50%, sisanya Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma
hominis, Trichomonas vaginalis, Herper simpleks virus,
Gardnerella vaginalis, alergi dan bakteri)

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Dari pemeriksaan mikroskopis didapatkan netrofil
dengan diplokokus gram negatif intraselular 
diagnosis pasti uretritis gonore.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Tatalaksana
Pertimbangan melakukan pengobatan untuk kedua infeksi
gonore dan klamidiosis disebabkan:
• Tingginya insidens infeksi klamidia bersamaan dengan
gonore (25-50%)
• Tingginya insidens infeksi klamidia dan gonore disertai
komplikasi
• Kesukaran teknik pemeriksaan klamidia.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Mengingat pertimbangan tersebut, CDC (2011)
dan WHO (2010) merekomendasikan agar
pengobatan uretritis gonore tidak menggunakan
lagi penisilin atau derivatnya dan diberikan juga
obat untuk uretritis klamidia secara bersamaan

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
Obat pilihan utama untuk uretritis gonore adalah
sefiksim 400mg dosis tunggal per oral.
Obat pilihan utama untuk uretritis nongonore
adalah doksisiklin 2 x 100mg selama 7 hari atau
azitromisin 1 gram dosis tunggal atau eritromisin
untuk penderita yang tidak tahan tetrasiklin.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketujuh, 2015.
A. Cefixime 400 mg PO dosis tunggal

B. Ceftriaxone 250 mg IM + azitromycin 1 gr PO dosis tunggal

C. Penicillin G 2,4 juta IU dosis tunggal

D. Cefixime 400 mg PO dosis tunggal + doksisiklin

2x100 mg PO selama 7 hari

E. Azitromycin 1 g PO dosis tunggal


21
Anak berusia 6 tahun datang dengan keluhan borok di betis kanan.
Awalnya, pasien mengaku digigit nyamuk, terasa gatal dan digaruk, lama
kelamaan menjadi borok dan tampak kemerahan di sekitarnya. Pada
pemeriksaan kulit, didapatkan krusta. Diagnosis pasien ini adalah…
A. Pemfigus vulgaris
B. Selulitis
C. Ektima
D. Impetigo krustosa
E. Impetigo bullosa
Jawaban

C. Ektima
Pembahasan
Diagnosis?
• Anak 6 tahun
– Borok di betis kanan
– Awalnya digigit nyamuk, terasa gatal dan digaruk, lama
kelamaan menjadi borok dan tampak kemerahan di
sekitarnya

• Status dermatologikus  krusta


Ektima = Impetigo Ulseratif
• Infeksi kulit mencakup epidermis dan dermis
• Etiologi
o Streptococcus beta – hemolitikus (tersering)
o Staphylococcus aureus
• Predileksi : ekstremitas
• Ulkus dangkal, punched-out  indurasi (+); tertutup krusta; pus (+)
• Terapi :
o Wound toilet biasanya NaCl 0,9%
o Antibiotik topikal : asam fusidat 2% atau mupirocin 2%
cream
o Antibiotik oral jika ulkus banyak atau tidak respons
dengan topikal
Ektima

• Pemeriksaan penunjang pewarnaan Gram,


kultur

• Diagnosis banding  folikulitis, impetigo krustosa

• Tatalaksana

• Sabun antibakteri

• Salep antibiotik (lesi sedikit) : neomisin, asam


fusidat 2%, mupirosin dan basitrasin

• Antibiotik oral (lesi luas) : amoksisilin + asam


klavulanat, azitromisin, klindamisin

• Edukasi jaga kebersihan tubuh


Pilihan Lain
• Pemfigus vulgaris  kelainan auto-imun berupa bula
• Selulitis  infeksi jaringan subkutan batas tidak tegas
• Impetigo krustosa  predileksi di wajah
• Impetigo bullosa  predileksi di tungkai, bentuk bula
A. Pemfigus vulgaris

B. Selulitis

C. Ektima

D. Impetigo krustosa

E. Impetigo bullosa
22
Laki-laki usia 29 tahun datang berobat dengan keluhan gatal di punggug sejak lima hari
yang lalu yang disertai dengan muncul bercak kemerahan yang bertambah banyak di
punggungnya. Awalnya pasien menyadari muncul sebuah bercak kemerahan yang
berukuran setelapak tangan, kemudian diikuti dengan munculnya bercak lain yang
berukuran lebih kecil dan tersebar. Apa nama sebutan untuk bercak yang
pertama kali muncul pada kasus di atas?
A. Ruam Auzpits
B. Punched-out lesion
C. Herald patch
D. Ruam morbiliformis
E. Ruam korimbiformis
Jawaban

C. Herald patch
Pembahasan

Sebutan bercak paling awal?

• Laki-laki 29 tahun
– Bercak merah gatal di punggung sejak 5 hari lalu

– Awalnya muncul bercak besar, disusul bercak kecil


yang banyak dan menyebar
• Pitiriasis rosea
Pitiriasis Rosea

• Erups kulit akut yang sembuh


sendiri
• Terdapat 1 lesi inisial yang
cukup besar  Herald patch
• Diikuti lesi-lesi lebih kecil di
badan, lengan, dan tungkai atas
A. Ruam Auspitz

B. Punched out lesion

C. Herald patch

D. Ruam morbiliformis

E. Ruam korimbiformis
23
Perempuan usia 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan gatal dan kemerahan pada
seluruh badan dan ekstremitas sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien minum obat
antibiotik dari dokter karena keluhan batuk pilek. Satu tahun yang lalu pasien pernah
mengalami hal serupa setelah mengkonsumsi obat antibiotik yang sama. Pada
pemeriksaan fisik lokalis di dapatkan makula, papula eksantema eritema, dan urtika
seluruh tubuh, bibir. Apa tatalaksana yang tepat pada pasien?
A. Antibiotik sistemik
B. Kortikosteroid sistemik
C. Kortikosteroid topikal
D. Resusitasi cairan
E. Transfusi darah
Jawaban

B. Kortikosteroid sistemik
Pembahasan
Tata laksana?

• Perempuan 25 tahun
– Gatal dan kemerahan seluruh badan dan ekstremitas sejak 3 jam

– Sebelumnya minum obat antibiotik dari dokter karena keluhan batuk pilek

– Satu tahun yang lalu mengalami hal serupa setelah mengkonsumsi obat
antibiotik yang sama

• Pemeriksaan fisik lokalis  makula, papula eksantema eritema, dan urtika


seluruh tubuh, bibir
– Urtikaria ec reaksi anafilaksis
Reaksi Anafilaksis
• Sindrom klinis akibat reaksi alergi sistemik, cepat, dan hebat
• Gangguan respirasi, sirkulasi, pencernaan, dan kulit
• Etiologi
– Makanan  udang, kepiting, kerang, ikan, kacang-kkacangan, buah beri,
putih telur, dan susu
– Obat  penisilin, anestesi IV, relaksan otot, aspirin, NSAID, opioid,
vitamin B1, asam folat, kontras IV
– Latihan fisik
– Cuaca dingin
Tanda Klinis
• Dispnea
• Sianosis
• Hipotensi
• Takikardia
• Edema periorbital
• Konjungtiva hiperemis
• Sinkop
Tata Laksana

• Syok anafilaksis
– Posisi tredelenburg  menaikkan aliran balik vena

– Oksigen 3-5 lpm

– Infus

– Adrenalin 1:1000 0,3-0,5 ml IM, setiap 5-10 menit

– Aminofilin (untuk bronkospasme)  250 mg IV


Tata Laksana

• Reaksi anafilaksis
– Anti-histamin  difenhidramin HCl 5-20 mg IV

– Kortikosteroid  deksametason 5-10 mg IV


Pilihan Lain

• Antibiotik sistemik  bukan karena infeksi

• Kortikosteroid topikal  tidak ada efek


sistemik

• Resusitasi cairan  tidak ada tanda syok

• Transfusi darah  tidak ada tanda anemia


A. Antibiotik sistemik

B. Kortikosteroid sistemik

C. Kortikosteroid topikal

D. Resusitasi cairan

E. Transfusi darah
24
Laki-laki usia 57 tahun mengeluh bercak kehitaman. Bercak tersebut berada di
hampir semua bagian tubuh. Pasien bekerja sebagai petani dan sering terpapar
matahari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan makula hiperpigmentasi
berukuran 3 mm – 2 cm batas tegas pada punggung tangan kiri dan kanan,
punggung badan dan wajah. Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Melanoma maligna
B. Melasma
C. Lentigo
D. Keratosis seboroik
E. Karsinoma sel skuamosa
Jawaban

C. Lentigo
Pembahasan
Diagnosis
• Laki-laki 57 tahun
– Bercak kehitaman di hampir semua bagian tubuh
– Bekerja sebagai petani dan sering terpapar matahari

• Makula hiperpigmentasi 3 mm - 2 cm batas tidak


tegas pada punggung tangan kiri dan kanan,
punggung badan dan wajah
Lentigo

• Hiperpigmentasi pada kulit, kebanyakan pada


dewasa

• Akibat paparan sinar ultraviolet dari matahari


Pilihan Lain
• Melanoma maligna  keganasan

• Melasma  hiperpigmentasi difus pada ibu


hamil/kelainan tiroid/pil kontrasepsi

• Keratosis seboroik  tumor jinak keratinosit, lesi


menimbul, plak verukosa, papul atau nodus
hiperpigmentasi Karsinoma sel skuamosa  ulkus
A. Melanoma maligna

B. Melasma

C. Lentigo

D. Keratosis seboroik

E. Karsinoma sel skuamosa


25
Laki-laki usia 32 usia tahun mengeluh luka di kemaluan sejak 1 bulan lalu. Tidak
gatal dan tidak nyeri. Keluhan disertai lemas, nyeri kepala, dan ruam di tubuh.
Pemeriksaan fisik: demam subfebris, limfadenopati inguinalis, dan luka di
kemaluan berbentuk bulat batas tegas licin. Diagnosis pasien ini adalah...

A. Sifilis primer

B. Sifilis sekunder

C. Sifilis tersier

D. Herpes genitalis

E. Ulkus mole
Jawaban

B. Sifilis sekunder
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 32 tahun
– Luka di kemaluan sejak 1 bulan
– Tidak gatal dan tidak nyeri
– Lemas, nyeri kepala, dan ruam di tubuh
• Pemeriksaan fisik  demam subfebris, limfadenopati
inguinalis, dan luka di kemaluan berbentuk bulat batas tegas
licin
Sifilis
• Infeksi kronis oleh Treponema Pallidum
• Dibagi menjadi:
– Stadium I (primer)
• Ulkus genital soliter, tidak nyeri (dapat sembuh sendiri setelah 3-10 minggu)

– Stadium II (sekunder)
• Kemerahan di kulit, tidak gatal, disebut The Great Immitator  roseola sifilatika, papul,
pustul, konfluensi
• Demam, pembesaran KGB, nyeri tenggorok, sakit kepala, nyeri otot, dan letih
• Lesi mukosa

– Stadium III (tersier)  guma, nyeri tulang, aneurisma aorta, aortitis, neurosifilis
– Laten
• Asimtomatik
Diagnosis Banding Lesi Benjolan
Genital
Etiologi Gejala Terapi
Ulkus durum/bersih: dasar Benzatin penisilin 2,4 juta
Treponema
Sifilis bersih, keras, tidak nyeri, tepi IU
pallidum
rata (IM), dosis tunggal
Siprofloksasin 2x500 mg (3
hari)
Haemophilus Ulkus mole/kotor: dasar kotor, Eritromisin 4x500 mg (7
Chancroid
ducreyi nyeri, lunak, tepi tidak teratur hari)
Azitromisin 1g (dosis
tunggal)
Doksisiklin 2x100 mg (14
Ulkus yang tidak nyeri
Limfogranuloma Chlamydia hari)
Pembesaran KGB unilateral
venerum (LGV) trachomatis Eritromisin 4x500 mg (14
yang nyeri
hari)
Awalnya muncul vesikel Asiklovir 5x200 mg
Herpes simplex
Herpes simplex multipel, kemudian pecah - Primer 7 hari
virus
menjadi ulkus - Rekuren 5 hari
A. Sifilis primer

B. Sifilis sekunder

C. Sifilis tersier

D. Herpes genitalis

E. Ulkus mole
26
Perempuan usia 56 tahun datang dengan keluhan nyeri lutut. Nyeri lutut terutama
dirasakan saat pagi hari dan terasa kaku. Tidak ada riwayat trauma. Tanda-tanda
vital dalam batas normal. Berat badan 70 kg, tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan
McMurray (+). Struktur manakah yang mengalami kelainan?

A. Meniskus

B. Ligamentum cruciatum

C. Ligamentum patella

D. Ligamentum poplitea

E. Os patella
Jawaban

A. Meniskus
Pembahasan
Struktur yang bermasalah?

• Perempuan 56 tahun

– Nyeri lutut terutama saat pagi hari dan terasa kaku

– Tidak ada riwayat trauma

• Tanda-tanda vital dalam batas normal.

• Berat badan 70 kg, tinggi badan 160 cm  obese

• Pemeriksaan McMurray (+)


Cedera Meniskus
• Etiologi
– Olahraga
• Gerakan memutar lutut pada telapak kaki yang tidak bergerak
• Jongkok berulang
• Tabrakan

– Degeneratif  kartilago semakin tua akan semakin kaku dan tipis


• Gejala dan tanda
– Nyeri
– Kaku
– McMurray (+)
– Apley (+)
• Fungsi
meniskus
 shock
absorber
Cedera Meniskus
A.Meniskus

B. Ligamentum cruciatum

C.Ligamentum patella

D.Ligamentum poplitea

E. Os patella
27
Seorang laki-laki sedang bermain sepak bola, tiba-tiba lututnya
ditendang oleh lawannya. Keluhan nyeri (+). Pada pemeriksaan fisik
arteri dorsalis pedis tidak teraba. Arteri manakah yang
mengalami cedera?
A. Arteri tibialis posterior
B. Arteri tibilais anterior
C. Arteri peroneus
D. Arteri femoralis
E. Arteri poplitea
Jawaban

B. Arteri tibilais anterior


Pembahasan
Arteri yang cedera?

• Seorang laki-laki sedang bermain sepak bola


– Lututnya ditendang oleh lawannya

– Nyeri

• Arteri dorsalis pedis tidak teraba  kerusakan


arteri proksimal, bagian anterior genu
Vaskularisasi Arteri Genu
A. Arteri tibialis posterior

B. Arteri tibilais anterior

C. Arteri peroneus

D. Arteri femoralis

E. Arteri poplitea
28
Seorang laki-laki mengalami kecelakaan lalu lintas. Terdapat luka terbuka
pada tungkai bawah kaki kirinya. Luka terbuka tampak kotor, sepanjang
15 cm, tulang mencuat keluar, sensasi nyeri (+), arteri dorsalis pedis dan
arteri tibialis posterior masih teraba. Apakah diagnosis pasien ini?
A. Fraktur terbuka tibia derajat 1
B. Fraktur terbuka tibia derajat 2
C. Fraktur terbuka tibia derajat 3A
D. Fraktur terbuka tibia derajat 3B
E. Fraktur terbuka tibia derajat 3C
Jawaban

D. Fraktur terbuka tibia


derajat 3B
Pembahasan
Diagnosis?
• Seorang laki-laki
– Kecelakaan lalu lintas
– Luka terbuka tungkai bawah kaki kiri, tampak kotor, sepanjang 15
cm, tulang mencuat keluar, sensasi nyeri (+), arteri dorsalis pedis
dan arteri tibialis posterior masih teraba
• Gustillo Anderson  >1 cm sudah pasti lebih grade 1, sensasi
masih bagus bukan 3C
Klasifikasi Fraktur Terbuka
(Gustillo & Anderson)

I II IIIa IIIB IIIC


Luka <1cm, Luka >1cm Kerusakan Periosteum Terjadi
tidak ada Tidak ada jaringan lunak sudah tidak kerusakan
kerusakan yang berat, tapi intak, perlu soft
kontaminasi arteri
jaringan lunak tulang masih tissue transfer
yang berat ditutupi jaringan untuk
lunak menutupi luka
Klasifikasi Fraktur Terbuka Gustillo-Anderson

• Derajat I, II, dan III dibedakan berdasarkan panjang luka

• Derajat III A-B-C dibedakan berdasarkan lapisan jaringan


yang rusak

I II III IIIA • Luka masih dapat ditutupi


jaringan lunak
• Ada Fraktur kominutif

•<1 • 1 – 10 • > 10 • Ada jaringan lunak


cm cm cm IIIB yang hilang
• Terlihat tulang

• Kerusakan pembuluh
IIIC darah
• Dan saraf
A. Fraktur terbuka tibia derajat 1

B. Fraktur terbuka tibia derajat 2

C. Fraktur terbuka tibia derajat 3A

D. Fraktur terbuka tibia derajat 3B

E. Fraktur terbuka tibia derajat 3C


29
Laki-laki usia 20 tahun datang ke UGD diantar keluarganya dengan keluhan nyeri lutut
sebelah kiri sejak 1 jam yang lalu setelah terjatuh dari pertandingan bola basket. TD:
120/80 mmHg, RR: 22 kali/menit, N: 88 kali/menit, S: 36.6 C. Pemeriksaan lokalis lutut
kiri nyeri, bengkak, ngilu, dan terdengar bunyi klik saat digerakan. Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit pasien ini adalah...

A. EMG

B. MRI

C. CT-scan

D. USG

E. Foto polos genue AP/Lat


Jawaban

B. MRI
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang?
• Laki-laki 20 tahun
– Nyeri lutut kiri sejak 1 jam
– Setelah terjatuh dari pertandingan bola basket
• TD: 120/80 mmHg, RR: 22 kali/menit, N: 88 kali/menit, S:
36.6 C
• Lutut kiri nyeri, bengkak, ngilu, dan terdengar bunyi klik saat
digerakan  suspek ruptur ligamen
Pemeriksaan Ligamen Lutut

Ligamen yang Nama


Diperiksa Pemeriksaan
Ligamen krusiatum Lachman test
anterior (ACL) Anterior drawer test
Ligamen krusiatum Posterior drawer test
posterior (PCL) Posterior sag sign
Ligamen kolateral Valgus stress test
medial (tibial) (MCL)
Ligamen kolateral Varus stress test
lateral (fibular) (LCL)
Meniskus McMurray test

https://www.aafp.org/afp/2003/0901/p907.pdf
Pemeriksaan Ligamen Lutut:
Lachman Test

Femur ditahan

Tibia ditarik

https://www.aafp.org/afp/2003/0901/p907.pdf
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan awal  foto polos

• Pemeriksaan lanjutan  MRI (visualisasi


jaringan lunak lebih baik)
A. EMG

B. MRI

C. CT-scan

D. USG

E. Foto polos genue AP/Lat


30
Seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri tungkai. Sebelumnya ada
riwayat sering patah tulang. Kadar kalsium dan fosfor rendah, klirens
kreatinin menurun dan PTH meningkat. Apa penyebab kondisi pada
pasien ini?
A. Gangguan absorbsi Ca
B. Kadar Ca terlalu tinggi
C. Gangguan pembentukan tulang
D. Gangguan destruksi tulang
E. Defisiensi vit D
Jawaban

D. Gangguan destruksi tulang


Pembahasan
Penyebab kelainan?

• Seorang laki-laki
– Nyeri tungkai

– Sebelumnya ada riwayat sering patah tulang

• Kadar kalsium dan fosfor rendah, ekskresi kalsium


dan kreatinin melambat  ada gagal ginjal
Hormon Paratiroid

Hormon PTH:
• Ca serum dengan
pelepasan Ca dan
fosfat dari matriks
tulang
• Penyerapan Ca
oleh ginjal
Hormon Paratiroid
Hiperparatiroidisme
• Peningkatan sekresi hormone paratiroid
• Dibagi menjadi
– Hiperparatiroidisme primer
• Disebabkan oleh single adenoma (85%), multiple
adenoma/hyperplasia (15%), parathyroid carcinoma.

– Hiperparatiroid sekunder
• Berkaitan dengan segala kondisi yang menyebabkan kalsium
darah rendah  CKD, steroid jangka panjang
• Tanda dan gejala: mudah lelah, kelemahan otot,
mual, muntah, konstipasi, aritmia jantung, nyeri di
daerah punggung dan demineralisasi tulang,
fraktur patologis dan nephrolithiasis.
• Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar total
Ca serum dan kadar hormone paratiroid
meningkat.
A. Gangguan absorbsi Ca

B. Kadar Ca terlalu tinggi

C. Gangguan pembentukan tulang

D. Gangguan destruksi tulang

E. Defisiensi vit D
31
Pemain sepakbola usia 25 tahun mengeluh nyeri pada kaki kanan setelah dijegal
oleh pemain lawan 30 menit yang lalu. Saat kejadian, langsung terasa nyeri,
terdengar suara pop, dan seketika langsung bengkak. Tes Thompson (+),
kekuatan plantarfleksi motorik kaki kanan 2/5. Diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah...
A. Ruptur parsial tendon Achilles
B. Ruptur total tendon Achilles
C. Ruptur parsial ligamen kolateral fibular
D. Ruptur total ligamen kolateral fibular
E. Ruptur meniskus
Jawaban

A. Ruptur parsial tendon


Achilles
Pembahasan
Diagnosis?
• Pemain sepakbola 25 tahun
– Nyeri pada kaki kanan setelah dijegal oleh pemain lawan 30
menit yang lalu.
– Langsung terasa nyeri, terdengar suara pop, dan seketika
langsung bengkak
• Tes Thompson (+), kekuatan motorik kaki kanan 2/5 
masih bisa bergerak
Soal To The POIN

Thompson=Achilles
Ruptur Tendon Achilles

• Riwayat trauma/jatuh saat berolahraga, dapat


terdengar bunyi “pop” saat trauma

• Nyeri tajam

• Tidak bisa jinjit dan jalan menjadi sulit

• Saat diraba, akan ada gap di belakang ankle


Tes Thompson (+)
Menekan betis

- Jika kaki plantarfleksi = tendon Achilles intak


+ Jika kaki tidak bergerak = tendon Achilles ruptur
A. Ruptur parsial tendon Achilles

B. Ruptur total tendon Achilles

C. Ruptur parsial ligamen kolateral fibular

D. Ruptur total ligamen kolateral fibular

E. Ruptur meniskus
32
Laki-laki usia 12 tahun datang diantar ibunya ke IGD dengan keluhan demam
menggigil, ada pembengkakan lokal dan nyeri pada tungkai kiri setelah
kecelakaan motor 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
deformitas tungkai kiri, luka terbuka, dan edema. Pemeriksaan penunjang
untuk memudahkan terapi pada pasien ini adalah...
A. DL
B. CT-scan
C. Kreatinin serum
D. BUN
E. X-ray
Jawaban

E. X-ray
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang?
• Laki laki 12 tahun datang diantar ibunya ke IGD
– Demam menggigil
– Pembengkakan lokal dan nyeri pada tungkai kiri
setelah kecelakaan motor 1 minggu yang lalu

• Deformitas tungkai kiri, luka terbuka, dan edema


– Fraktur terbuka, osteomielitis?
Osteomielitis

• Definisi
– Peradangan tulang karena infeksi bakteri

• Etiologi (terbanyak S. aureus)


– Kontaminasi dari luar

– Pemasangan prostese

– Bakteremia
Osteomielitis

• Klasifikasi (banyak sistem klasifikasi yang


dipakai)
– Akut  dalam 2 minggu

– Subakut  1 – beberapa bulan

– Kronis  setelah beberapa bulan


Osteomielitis
• Tanda dan gejala
– Demam (akut)

– Tanda-tanda radang di lokasi osteomielitis: edema,


nyeri, hangat

• Penunjang
– Leukositosis

– X-ray:Tes inisial (ACR guideline)


• Selulitis

• Sequestrum  serpihan tulang yang sudah mati

• Involucrum  tulang yang baru terbentuk

– CT-scan, MRI  lebih sensitif dan spesifik untuk


jaringan lunak
A. DL

B. CT-scan

C. Kreatinin serum

D. BUN

E. X-ray
33
Laki-laki usia 25 tahun mengeluhkan nyeri pada lutut kanan. Pasien
merupakan seorang atlet tenis dan baru saja selesai melakukan latihan
rutin. Pada pemeriksaan didapatkan lutut tidak bisa diputar ke arah
dalam. Apa diagnosis pasien ini?
A. Ruptur meniskus medial
B. Ruptur ligamen krusiatus anterior (ACL)
C. Ruptur ligamen krusiatus posterior (PCL)
D. Ruptur meniskus lateral
E. Fraktur patella
Jawaban

D. Rupture meniskus lateral


Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki
– Nyeri pada lutut kanan setelah main tenis
• Riwayat trauma

• Lutut tidak bisa diputar ke arah dalam


– McMurray (+)
• Tanda ruptur meniskus
• Tidak bisa ke arah medial  ruptur meniskus lateral
Cedera Meniskus
• Etiologi
– Olahraga
• Gerakan memutar lutut pada telapak kaki yang tidak bergerak
• Jongkok berulang
• Tabrakan

– Degeneratif  kartilago semakin tua akan semakin kaku dan tipis


• Gejala dan tanda
– Nyeri
– Kaku
– McMurray (+)
– Apley (+)
• Fungsi
meniskus
 shock
absorber
Cedera Meniskus
Pilihan Lain
• Ruptur meniskus medial  McMurray (+) tidak bisa
diputar ke arah lateral
• Ruptur anterior cruciate ligament (ACL)  anterior drawer
(+)
• Ruptur posterior cruciate ligament (PCL)  posterior
drawer (+)
• Fraktur patella  krepitasi saat palpasi
A. Ruptur meniskus medial

B. Ruptur ligamen krusiatus anterior (ACL)

C. Ruptur ligamen krusiatus posterior (PCL)

D. Ruptur meniskus lateral

E. Fraktur patella
34
Perempuan usia 56 tahun mengeluhkan nyeri pada sendi lutut ketika turun
tangga dan jongkok. Nyeri menghilang jika pasien beristirahat. Keluhan ini
sudah muncul 3 tahun lalu, namun semakin memberat 3 bulan lalu. Pada
pemeriksaan, ditemukan krepitasi. Pada foto rontgen lutut, tampak celah sendi
menyempit. Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus ini adalah...
A. Reumatoid artritis
B. Osteoartritis
C. Artritis gout
D. Pseudogout
E. Osteoporosis
Jawaban

B. Osteoartritis
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 56 tahun
– Nyeri pada sendi lutut ketika turun tangga dan jongkok
– Nyeri menghilang jika pasien beristirahat
– Sudah muncul 3 tahun lalu, namun semakin memberat 3 bulan
lalu
• PF  krepitasi (+)
• Rontgen celah sendi menyempit  tanda OA
Osteoartritis
• Penyakit sendi degeneratif
• Faktor risiko
– Laki-laki >60 tahun
– Perempuan >50 tahun atau sudah menopause
– Obesitas
• Gejala
– Nyeri sendi yang progresif
– Nyeri muncul saat beraktivitas dan menghilang saat istirahat  ROM
berkurang
– Kaku di pagi hari <1 jam
– Perubahan gaya berjalan
– PF: krepitasi
Gambaran X-ray pada OA
Kellgren-Lawrence

Osteofit besar
Pasti ada osteofit
Pasti ada
Kemungkinan Celah sendi sangat
osteofit Pasti celah sendi
sempit
ada osteofit menyempit
Kemungkinan
Sklerosis, Kista
celah sendi Sklerosis
subkondral
menyempit Kemungkinan ada
Pasti ada deformitas
deformitas tulang
tulang
Tatalaksana
• Hindari aktivitas weight bearing
– Naik turun tangga
– Membawa beban yang berat
– Lompat-lompat, dll

• Perbanyak olahraga non-weight bearing


– Sepeda statis
– Berenang, dll

• Menurunkan berat badan


• NSAID
– Non-selective: ibuprofen, Na-diklofenak
– Selektif: meloksikam
Pilihan Lain
• Reumatoid artritis  banyak sendi, terutama jari
tangan (PIP dan DIP)
• Gout artritis  biasanya monoartritis, predileksi PIP
digiti I manus, ada faktor risiko asam urat tinggi
• Pseudogout  menyerupai gout
• Osteoporosis  tulang menjadi lebih rapuh, mudah
fraktur
A.Reumatoid artritis

B.Osteoartritis

C.Artritis gout

D.Pseudogout

E. Osteoporosis
35
Laki-laki usia 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada kaki kanan
setelah mengalami kecelakaan. Pada pemeriksaan, didapatkan sendi panggul
fleksi, endorotasi, dan adduksi. Ruang lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah...

A. Fraktur kaput femur dekstra

B. Fraktur kolum femur dekstra

C. Fraktur shaft femur dekstra

D. Dislokasi sendi panggul dekstra anterior

E. Dislokasi sendi panggul dekstra posterior


Jawaban

E. Dislokasi sendi panggul


dekstra posterior
Pembahasan
Diagnosis?

• Laki-laki 40 tahun
– Nyeri pada kaki kanan setelah mengalami kecelakaan

• PF  sendi panggul fleksi, endorotasi, dan adduksi

• Ruang lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri


– Dislokasi
Dislokasi Sendi Panggul
• Anterior • Posterior
– Rotasi eksterna – Rotasi interna

– Abduksi – Adduksi

– Fleksi
A. Fraktur kaput femur dekstra

B. Fraktur kolum femur dekstra

C. Fraktur shaft femur dekstra

D. Dislokasi sendi panggul dekstra anterior

E. Dislokasi sendi panggul dekstra


posterior
36
Laki-laki usia 51 tahun datang dengan keluhan benjolan pada leher. Keluhan disertai dengan
penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan, mimisan, dan mudah terserang penyakit. Tanda vital
dalam batas normal, kecuali suhu 37,9 C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan Hb, Ht,
dan trombosit, kecuali leukosit yang kadarnya 55.000/mm3. Pada pemeriksaan BMP (Bone Marrow
Punction) ditemukan megakariosit menurun, trombositopenia, dan didapatkan hiperselularitas
limfoblast. Apakah diagnosis pasien?

A. Leukemia

B. Anemia megaloblastik

C. Multiple myeloma

D. Limfoma Hodgkin

E. Limfoma non-Hodgkin
Jawaban

A. Leukemia
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 51 tahun
– Benjolan pada leher
– Penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan
– Mimisan, dan mudah terserang penyakit  tanda trombositopenia dan
leukopenia
• Tanda vital dalam batas normal, kecuali suhu 37,9 C.
• Hb, Ht, dan trombosit turun, leukosit 55.000/mm3
• BMP (Bone Marrow Punction)  megakariosit menurun, trombositopenia,
dan didapatkan hiperselularitas limfoblast
Leukemia
Leukemia
Leukemia Akut
Leukemia Akut
Limfoma Hodgkin
• Proliferasi sel B berlebihan
• Etiologi: virus Epstein-Barr, HIV, M. tuberculosis
• Gejala
– Limfadenopati, tidak nyeri
– Demam
– BB turun
– Hepatosplenomegali
– Keringat malam
– Biopsi: Reed-Sternberg cell
A. Leukemia

B. Anemia megaloblastik

C. Multiple myeloma

D. Limfoma Hodgkin

E. Limfoma non-Hodgkin
37
Perempuan usia 58 tahun dibawa ke UGD RS karena penurunan kesadaran. Pasien demam dan
mual sehari sebelumnya. Demam tidak mereda walaupun sudah minum obat demam. Pasien
memiliki riwayat diabetes melitus tidak terkontrol. Pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, nadi 120
kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit, temperatur axilla 40 derajat celcius. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukosit 16.000/mm3 dan hitung jenis 0/0/17/55/22/6.Apakah
pemeriksaan penunjang untuk tatalaksana antibitok definitif yang tepat?

A. Kultur darah sebelum pemberian antibiotik

B. Kultur darah sesudah pemberian antibiotik

C. Kultur sputum sebelum pemberian antibiotik

D. Kultur sputum setelah pemberian antibiotik

E. Kultur cairan LCS setelah pemberian antibiotik


Jawaban

A. Kultur darah sebelum


pemberian antibiotik
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang?
• Perempuan 58 tahun
– Penurunan kesadaran
– Demam dan mual sehari, tidak mereda walaupun sudah minum obat
demam
– Riwayat diabetes melitus tidak terkontrol
• TD 100/70 mmHg, nadi 120 kali/menit, frekuensi napas 24
kali/menit, temperatur axilla 40 derajat celcius  SIRS
• Leukosit 16.000/mm3 dan hitung jenis 0/0/17/55/22/  sepsis
Hour-1 Bundle: Initial Resuscitation
For Sepsis And Septic Shock
• 1) Measure lactate level.*
• 2) Obtain blood cultures before administering antibiotics
• 3) Administer broad-spectrum antibiotics
• 4) Begin rapid administration of 30mL/kg crystalloid for
hypotension or lactate ≥4 mmol/L
• 5) Apply vasopressors if hypotensive during or after fluid
resuscitation to maintain a mean arterial pressure ≥ 65 mm Hg.
*Remeasure lactate if initial lactate elevated (> 2 mmol/L).
A. Kultur darah sebelum pemberian
antibiotik
B. Kultur darah sesudah pemberian antibiotik
C. Kultur sputum sebelum pemberian antibiotik
D. Kultur sputum setelah pemberian antibiotik
E. Kultur cairan LCS setelah pemberian antibiotik
38
Anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan gelisah dan demam. Demam tinggi sejak 5 hari
disertai mual dan pegal-pegal. Demam sempat turun 2 hari yang lalu dan muncul lagi 1 hari.
Pemeriksaan fisik: kesadaran delirium, TD 80 palpasi, HR 120 kali/menit, dan RR 30 kali/menit.
Hasil pemeriksaan darah: Hb 11.5 g/dL, Ht 35%, leukosit 3.500/mm3, trombosit 20.000/mm3, LED
45, ALT 400 mg/dL, AST 350 mg/dL, dan albumin 2 mg/dL. Pemeriksan penunjang yang tepat
untuk kasus ini adalah...

A. Rapid ICT IgM/IgG anti dengue

B. Rapid ICT NS-1 antigen dengue

C. Rapid ICT anti-malaria

D. IgM anti Salmonella typhi

E. Widal
Jawaban

A. Rapid ICT IgM/IgG anti


dengue
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang?
• Anak laki-laki 10 tahun
– Gelisah dan demam
– Demam tinggi sejak 5 hari disertai mual dan pegal-pegal
– Demam sempat turun 2 hari yang lalu dan muncul lagi 1 hari
• Delirium, TD 80 palpasi, HR 120 kali/menit, dan RR 30 kali/menit 
syok
• Hb 11.5 g/dL, Ht 35%, leukosit 3.500/mm3, trombosit 20.000/mm3,
LED 45,ALT 400 mg/dL,AST 350 mg/dL, dan albumin 2 mg/dL
Infeksi Dengue
• Infeksi oleh Dengue virus (DEV) yang diperantarai
nyamuk Aedes aegypti

• Terdapat 4 jenis virus dengue,


– DEV 1

– DEV 2

– DEV 3

– DEV 4
Gejala
• Demam

– Hari 0-3: demam tinggi

– Hari 4-5: demam turun  fase kritis

– Hari 6-7: demam, tidak setinggi 3 hari pertama

• Nyeri otot

• Nyeri retro-ortbita

• Nyeri perut, mual, muntah

• Plasma leakage: asites, efusi

• Perdarahan: petekiae, BAB hitam, muntah darah, mimisan


Laboratorium
• Leukositopenia

• Trombositopenia

• Hematokrit meningkat

• NS1 (hari 1-3) , IgM (hari 3-5), IgG (hari >5)


Klasifikasi

DB Demam + minimal 2: sakit kepala, nyeri Leukositopenia


retro-orbita, mialgia Trombositopenia
DBD 1 Gejala di atas + tourniquet (+) Trombositopenia
DBD 2 Gejala di atas + ptekiae Ht meningkat
DBD 3 Gejala di atas + syok terkompensasi >20%
DBD 4 Syok tidak terkompensasi (tensi
dan nadi tidak terukur)
Tatalaksana

DB Minum peroral DPL/hari, urin, suhu, tanda


Antipiretik perdarahan
DBD 1 Isotonik 5-7ml/kg TTV+perfusi tiap 1-4jam
Respon baik 3-5ml/kg  2-3ml/kg Urin tiap 4-6 jam
DBD 2
Respon jelek 7-10ml/kg DPL tiap 4-6 jam
DBD 3 Bolus kristaloid 5-10ml/kg (1 jam) TTV, perfusi, urin
DBD Bolus kristaloid 20ml/kg (15 TTV, perfusi, urin
4 menit)
Kapan perlu transfusi trombosit?
• Masih terjadi perdebatan mengenai perlunya transfusi trombosit pada
pasien DHF
• Sumber yang sebelumnya mengatakan: transfusi diberikan jika trombosit
<20.000 atau ditemukan tanda-tanda perdarahan yang hebat
• Namun penelitian terbaru menyatakan: pemberian trombosit pada pasien
trombositopenia berat tidak memperingan perdarahan yang terjadi

• http://saripediatri.idai.or.id/abstrak.asp?q=727
A. Rapid ICT IgM/IgG anti dengue

B. Rapid ICT NS-1 antigen dengue

C. Rapid ICT anti-malaria

D. IgM anti Salmonella typhi

E. Widal
39
Laki laki usia 50 tahun datang dengan keluhan lemah badan yang dirasakan sejak 6 bulan
yang lalu. Pasien rutin mengkonsumsi alkohol sejak usia 30 tahun. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva anemis dan shifting dullness
positif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8 g/dL, LED 40,trombosit
240.000/mm3, dan MCV 102 fL. Apa diagnosis yang tepat untuk pasien ini?

A. Anemia defisiensi besi

B. Anemia mikrositik

C. Anemia normositik

D. Anemia makrositik

E. Anemia hemolitik
Jawaban

D. Anemia makrositik
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki laki 50 tahun
– Lemah badan sejak 6 bulan
– Rutin mengkonsumsi alkohol sejak usia 30 tahun

• Konjungtiva anemis dan shifting dullness positif


• Hb 8 g/dL, LED 40,trombosit 240.000/mm3, dan MCV
102 fL  makrositik
lelah
Anemia
penglihatan
letih berkunang-
kunang

lesu
telinga
berdenging
Anemia
Gejala Anisocytosis Poikilocytosis
penurunan
Lemah anemia konsentrasi UKURAN BENTUK
4L bervariasi bervariasi
ANISOCYTOSIS Serum besi N
Thalasemmia

Sideroblastik
Mikrositik
Hipokromik
Defisiensi besi
Serum besi
Penyakit kronik
Penyakit kronik
Anemia

Anemia hemolitik
Retikulosit 
Normositik
Perdarahan akut
Normokromik

Anemia aplastik
Retikulosit N/
Leukemia
Defisensi folat
Makrositik
Defisiensi B12
Poikilocytosis
Elliptosis (ovalosit) Sel target ( Mexican Hat Cell, Sel Sabit
Sel pencil Bull’s eye cell)

Thalassemia
Thalassemia Hemoglobin
Anemia opati
Deifisiensi Penyakit
Besi hati kronik

Echinocytes ( burr cell, sea


Akantosit (spurr cell)
urchin cell)
• Penyakit
hati • Penyakit
menahun ginjal
dengan kronik
anemia (uremua)
hemolitik • Defisiensi
• Pasca piruvat
splenekto kinasei
mi
A. Anemia defisiensi besi

A. Anemia mikrositik

B. Anemia normositik

C. Anemia makrositik

D. Anemia hemolitik
40
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya dengan keluhan
edema periorbita, didapatkan TD 140/90, protenuria (+). Setahun
sebelumnya pernah mengalami hal yang sama. Kompleks imun
apakah yang bekerja pada penyakit tersebut?
A. IgA
B. IgM
C. IgD
D. IgG
E. IgE
Jawaban

D. IgG
Pembahasan
Kompleks imun yang bekerja?
• Anak laki-laki 7 tahun
– Edema periorbita
– TD 140/90  hipertensi
– Protenuria (+)
– Setahun sebelumnya pernah mengalami hal yang sama
 nefritik
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis
Sindrom Nefrotik
• Proteinuria masif (>+2)
– Kriteria proteinuria:
Dewasa  >3.5 g/hari
Anak-anak  >40 mg/m2/jam pada urin 24 jam

• Hipoalbuminemia (<2,5 g/dl)


• Edema anasarka
• Hiperkolestrolemia
Etiologi
• Kongenital
• Primer/Idiopatik
• Sekunder (mengikuti penyakit sistemik antara
lain lupus eritematosus sistemik (LES), purpura
Henoch Schonlein)
• Kebanyakan diperantarai oleh IgG
Nephritic Syndrome vs Nephrotic Syndrome
Penyakit Glomerular
Sindrom Nefrotik
Tatalaksana
Pilihan Lain

• IgA  IgA juga bisa pada kasus Berger disease,


namun tak spesifik di vignette
A. IgA

B. IgM

C. IgD

D. IgG

E. IgE
41
Laki-laki usia 38 tahun mengalami diare yang terus-menerus sejak 3
minggu lalu. Pasien memiliki riwayat menggunakan narkoba suntik.
Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan laboratorium apa
yang perlu diperiksa?
A. CD4+ dan viral load
B. Viral load
C. Anti-HIV
D. CD4+
E. CD4+ dan anti-HIV
Jawaban

C. Anti-HIV
Pembahasan

Pemeriksaan penunjang?

• Laki-laki 38 tahun
– Diare yang terus-menerus sejak 3 minggu lalu 
diare kronis

– Riwayat menggunakan narkoba suntik  faktor


risiko HIV
Gejala HIV/AIDS
• Demam >1 bulan

• Diare kronik

• Infeksi oportunistik (jamur, dll)

• BB ↓ >10%

• Riwayat penularan melalui: hub seksual, transfusi darah,


narkoba suntik, feto-maternal
Alur
Diagnosis
Alur Diagnosis

HASIL INTERPRETASI
A1(+) A2(+) A3(+) Pasti HIV
A1(+) A2(+) A3(-) Indeterminate  ulangi 1 bulan lagi
A1(+) A2(-) A3(-)
A1(-) Tidak HIV

• A1: ELISA  mengecek antibodi


• A2, A3: Western blot
Stadium Infeksi HIV
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
BB tidak turun BB↓ <10% BB↓ >10% Wasting syndrome
• Asimptomat • Keilitis • Kandidosis • Kandidiasis esofagus
ik, mungkin angularis oral • Limfoma
hanya • Rash • Diare >1 • Sarkoma kaposi
limfadenopa • Herpes bulan • Pneumoni
ti zoster dalam • Pneumonia pneumositis
5 th • TB paru • TB ekstraparu
• ISPA • Anemia • Toksoplasmosis
berulang • Neutropeni • Meningitis
• Ulkus mulut a kriptokokus
• Trombosit ↓ • Ensefalopati HIV
Terapi ARV

• ARV dimulai pada HIV stadium 3-4 atau CD4 <350


• Profilaksis kotrimoksasol 1x960 mg: HIV stadium 2-4 atau CD4 <200
Pilihan Lain
• Viral load
– Menghitung konsentrasi virus dalam darah
– Menentukan kemungkinan penularan

• CD4+
– Menghitung jumlah CD4+ dalam tubuh
– Menentukan pemberian ARV dan kemungkinan
penularan
A. CD4+ dan viral load

B. Viral load

C. Anti-HIV

D. CD4+

E. CD4+ dan anti-HIV


42
Perempuan usia 30 tahun diberi injeksi levofloxacin di IGD, lima menit
kemudian saat diperiksa didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi
50 kali/menit, akral dingin, dan keringat dingin. Reaksi apa yang
terjadi pada pasien ini?
A. Reaksi hipersensitivitas tipe 1
B. Reaksi hipersensitivitas tipe 2
C. Reaksi hipersensitivitas tipe 3
D. Reaksi hipersensitivitas tipe 4
E. Reaksi hipersensitivitas tipe 5
Jawaban

A. Reaksi hipersensitivitas tipe 1


Pembahasan
Reaksi hipersensitivitas tipe?
• Perempuan 30 tahun diberi injeksi levofloxacin di
IGD
– Lima menit kemudian tekanan darah 80/50, mmHg,
nadi 50 kali/menit, akral dingin, dan keringat dingin
• Hipotensi, bradikardia, hipoperfusi  syok
• Anafilaksis  efek langsung dari alergen  tipe I
Hipersensitivitas
• Asma bronkial
Hipersensitivitas tipe
• Rinitis alergi
cepat, reaksi alergi
Tipe 1 • Urtikaria
IgE spesifik dan sel
• Dermatitis atopi
mast
• Reaksi anafilaksis
Reaksi sitotoksik, reaksi
• Reaksi transfusi
antibody dependent
Tipe 2 • Miasthenia gravis
Ikatan antibodi-antigen
• Graves’ disease
dan MAC
Reaksi kompleks imun
• SLE
Tipe 3 Kompleks antibodi-
• Glomerulonefritis
antigen
• Dermatitis kontak
Hipersensitivitas tipe
• DM tipe I
Tipe 4 lambat (> 24 jam)
• Reumatoid artritis
Sel T
• Sklerosis multipel
Anafilaksis
• Reaksi hipersensitivitas tipe I

• Manifestasi  mulai muncul 5-30 menit sejak antigen masuk (IV), beberapa menit-2
jam (PO)
– Gatal dan kemerahan kulit, urtikaria

– Bronkokonstriksi

– Hipotensi, bradikardia

– Akral dingin

– Sinkop

– Keluhan GI

• Terapi patensi jalan napas, epinefrin IM vastus lateralis, antihistamin,


kortikosteroid
A. Reaksi hipersensitivitas tipe 1

B. Reaksi hipersensitivitas tipe 2

C. Reaksi hipersensitivitas tipe 3

D. Reaksi hipersensitivitas tipe 4

E. Reaksi hipersensitivitas tipe 5


43
Seorang pasien datang dengan riwayat digigit tawon. Pada pemeriksaan
ditemukan pasien dalam kondisi syok dan akan diinjeksikan adrenalin.
Bagaimanakah pemberian dan dosis yang tepat?
A. 0,1 mg/kgBB IM
B. 0,3 mg IM
C. 0,6 mg IV
D. 1 mg IM
E. 10 mcg/kgBB IO
Jawaban

B. 0,3 mg IM
Pembahasan

Dosis adrenalin?

• Riwayat digigit tawon

• Syok anafilaktik
Syok
• Syok = Kegagalan sistem sirkulasi untuk menyalurkan
darah ke organ vital (kegagalan perfusi organ vital)

• Gejala
- Hipotensi
- Penurunan kesadaran
- Takikardi (kecuali syok neurogenik), nadi lemah
- Urin output turun
- CRT >2”
Klasifikasi
• Kardiogenik  kegagalan jantung untuk memompa
• Hipovolemik  penurunan volume intravaskular
• Distributif  gangguan pada distribusi darah akibat vasodilatasi
berlebih (syok sepsis, syok anafilaksis, syok neurogenik)
• Obstruktif  terjadi obstruksi pada pembuluh darah besar
(tamponade jantung, emboli paru)

• NB: kadang ada yang mengelompokan syok kardiogenik ke dalam


syok obstruktif.
Cara membedakan
Hipovolemik Sumber perdarahan (riwayat trauma) atau dehidrasi hebat

Ada gejala HF (ronki, S3) atau gejala ACS


Kardiogenik
Riwayat serangan jantung, DM, hipertensi

Demam, ada fokus infeksi


Sepsis
Akral hangat (warm shock) atau dingin (cold shock)

Bradikardia, akral hangat (warm shock)


Neurogenik
Riwayat trauma, terutama daerah spinal

Riwayat kontak dengan alergen


Anafilaktik
Sesak, urtikaria, angioedem
Terapi
Syok anafilaktik (alergen memicu produksi sitokin yang menimbulkan
vasodilator berlebih  vasodilator)
• Epinefrin (1:1.000) 0,3-0,5mg (0,3 mg) IM pada dewasa dan
0,01mg/kg pada anak SC atau IM bisa diulang sapai 3x selisih 10-15
menit. Bila hipotensi berlanjut, bisa menggunakan epinefrin i.v.
1:10.000 (100mcg/mL) dengan titrasi 1-10mcg/ menit.
• Sesak: inhalasi salbutamol, aminofilin, metilprednisolon 1-2 mg/kg
• Angioedema: difenhidramin
A. 0,1 mg/kgBB IM

B. 0,3 mg IM

C. 0,6 mg IV

D. 1 mg IM

E. 10 mcg/kgBB IO
44
Perempuan usia 23 tahun mengeluh demam hilang timbul sejak 5 hari yang lalu.
Pasien baru saja pulang dari bekerja di Papua. Pada hapusan tebal ditemukan
sel darah merah berukuran normal dengan warna pucat di tengah, didapatkan
ring berwarna biru dengan inti merah, terdapat bentuk accole. Apakah
diagnosis pasien ini?
A. Malaria tropikana
B. Malaria malariae
C. Malaria kuartana
D. Malaria ovale
E. Malaria knowlesi
Jawaban

A. Malaria tropikana
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 23 tahun
– Demam hilang timbul sejak 5 hari
– Baru saja pulang dari bekerja di Papua
• Hapusan darah tebal  sel darah merah berukuran normal
dengan warna pucat di tengah, didapatkan ring berwarna
biru dengan inti merah, terdapat bentuk accole
Malaria
Infeksi Plasmodium
yang diperantarai
nyamuk Anopheles
P. falciparum Demam setiap hari Trofozoit: cincin, accole, titik Maurer
Tropikana Malaria serebral: koma Gametosit: sabit/pisang/sosis

P. vivax Demam setiap 2 hari Eritrosit membesar hingga 2x lipat


Tertiana Titik schuffner
Gametosit: bulat

P. ovale Demam setiap 2 hari Eritrosit membesar 1,25x lipat


Tertiana Titik schuffner

P. malariae Demam setiap 3 hari Eritrosit: ada semacam band


Kuartana Merozoit: rosette
Kurva Suhu Pada
Penderita Malaria
Tertiana

Quartana

Tropika /
subtertiana
Gejala Malaria
• Demam tinggi hingga menggigil
• Hemolisis  anemia, ikterik, oligouria, hepato-
splenomegali
• Riwayat berpergian ke daerah endemik
• Malaria berat: penurunan kesadaran, kejang

• Gold standard = apusan darah tebal dan tipis


Gambaran Hapusan Darah Tepi
Plasmodium falciparum Plasmodium vivax

Trofozoit intraeritrosit berbentuk cincin, Eritrosit membesar (1.5-2 kali), bentuk


terletak marginal (accole), titik Maurer ameboid, terdapat titik Schuffner,
pada eritrosit, gametosit berbentuk gametosit berbentuk bulat, skizon berisi
sabit/pisang/sosis 12-24 merozoit
Gambaran Hapusan Darah Tepi
Plasmodium malariae Plasmodium ovale

Eritrosit sedikit lebih kecil, bentuk Eritrosit berbentuk ovale dan


band-form/basket-form, terdapat membesar (1-1.25 kali), kadang
titik Ziemann, merozoit dalam skizon terdapat fimbriae, skizon berisi 8-12
membentuk formasi rosette merozoit
Malaria Serebral
• Sequestrasi mikrovaskular serebral  ensefalopati difus
 penurunan kesadaran

• Manifestasi klinis yang berat dari malaria P. falciparum

• Angka mortalitas 25-50%, dapat menyebabkan kematian


bila tidak ditangani dalam waktu 24-72 jam
Malaria Serebral
• Tanda dan gejala :

– Trias malaria : demam, menggigil, dan berkeringat

– Sakit kepala

– Nyeri tengkuk, kaku otot dan kejang umum

– Sering dijumpai splenomegali dan hepatomegali

– Gangguan kesadaran atau koma (biasanya dalam 24 -72


jam)
Malaria Serebral

• Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan dengan mikroskop sediaan darah tebal dan
tipis :
• Bentuk aseksual P. falcifarum; tidak ditemukan infeksi lain

– Dapat ditemukan hipoglikemia, hiponatremia,


hipofosfatemia

– Peningkatan limfosit pada analisis CSF

– CT dan MRI: edema serebral


A. Malaria tropikana

B. Malaria malariae

C. Malaria kuartana

D. Malaria ovale

E. Malaria knowlesi
45
Perempuan usia 20 tahun mengeluhkan badan lemas. nyeri sendi, sariawan di
mulut tapi tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis, didapatkan ruam makular di
wajah berbentuk kupu-kupu. Pada pemeriksaan laboratorium, Anti dsDNA
(+), ANA (+). Tatalaksana yang tepat pasien ini adalah…
A.Antibiotik
B. Steroid
C.Analgetik
D.Antipiretik
E. Kemoterapi
Jawaban

B. Steroid
Pembahasan
Tata laksana?
• Perempuan 20 tahun
– Lemas, sariawan tidak nyeri, nyeri sendi
• Pemeriksaan fisik
– Butterfly rash
• Pemeriksaan penunjang
– Anti ds DNA dan ANA positif
• Kesimpulan: SLE
4 dari 11 kriteria
Tata Laksana
A. Antibiotik

B. Steroid

C. Analgetik

D. Antipiretik

E. Kemoterapi
46
Laki-laki usia 34 tahun datang dengan keluhan lemas. Pasien memiliki riwayat meminum
jamu herbal untuk menambah berat badannya, namun sekarang sudah berhenti karena
telah mencapai berat badan yang diinginkan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD:
110/80 mmHg, N: 96 kali/menit, P: 18 kali/menit, S: 36,8 C. Wajah tampak merah dan
bengkak, Buffalo Hump (+), dan tampak striae keunguan di perut. Hasil pemeriksaan
GDS: 180 mg/dL. Apa diagnosisnya?
A. DM tipe 1
B. Intoleransi glukosa puasa
C. DM tipe 2
D. Cushing syndrome
E. Pseudo-cushing disease
Jawaban

D. Cushing syndrome
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 34 tahun
– Lemas
– Riwayat meminum jamu herbal untuk menambah berat badannya,
sekarang sudah berhenti  pemakaian kortikosteroid lama
• TD: 110/80 mmHg, N: 96 kali/menit, P: 18 kali/menit, S: 36,8 C
• Wajah merah dan bengkak, Buffalo Hump (+), dan tampak striae
keunguan di perut  tanda hiperkortisolemia
• GDS: 180 mg/dL
Hiperkortisolisme
• Peningkatan hormon kortisol  aksis HPA
• Klasifikasi
– Primer  kelainan di adrenal  Cushing’s syndrome
• Kortisol tinggi
• ACTH rendah

– Sekunder  kelainan di hipofisis (Cushing’s disease) atau adrenal


ektopik
• Kortisol tinggi
• ACTH tinggi
• Tes supresi deksametason dosis tinggi
Pemeriksaan
Tes Supresi Deksametason
• Berfungsi untuk menentukan apakah kadar ACTH dari hipofisis dapat ditekan atau tidak. Dilakukan jika penyebab
iatrogenik disingkirkan
• Dosis rendah (1 mg), dosis tinggi (8 mg)

• Cushing syndrome (tumor adrenal tumor)


– Dosis rendah  kortisol darah tidak menurun
– ACTH  rendah
– Dosis tinggi jarang dilakukan

• Cushing syndrome (tumor ektopik penghasil ACTH)


– Dosis rendah  kortisol darah tidak menurun
– ACTH  tinggi
– Dosis tinggi  kortisol darah tidak menurun

• Cushing syndrome (Cushing disease)


– Dosis rendah  kortisol darah tidak menurun
– ACTH  tinggi
– Dosis tinggi  kortisol darah menurun
Pilihan Lain
• DM tipe 1  C-peptide naik
• Intoleransi glukosa puasa  GDP terganggu,
GDS normal
• DM tipe 2  gejala klasik DM
• Pseudo-cushing disease  Cushing temporer,
kebanyakan karena alkoholisme, depresi
A. DM tipe 1

B. Intoleransi glukosa puasa

C. DM tipe 2

D. Cushing syndrome

E. Pseudo-cushing disease
47
Seorang perempuan datang dengan keluhan benjolan di leher depan
sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ada keluhan jantung berdebar dan mata
melotot. Tetangga pasien memiliki riwayat serupa. Apakah faktor
risiko kondisi pada pasien ini?
A. Defisiensi iodium
B. Genetik
C. Autoimun
D. Lingkungan
E. Inflamasi
Jawaban

A. Defisiensi iodium
Pembahasan
Faktor risiko?
• Seorang perempuan
– Benjolan di leher depan sejak 1 tahun
– Tidak ada keluhan jantung berdebar dan mata melotot
 bukan hipertiroidisme, terutama Graves disease
– Tetangga pasien memiliki riwayat serupa  goiter
endemik
Klasifikasi Goiter WHO
• Grade 0:Tidak ada goiter (tiroid tidak teraba/terlihat)

• Grade 1: tiroid membesar dan teraba, tetapi tidak


terlihat pembesaran pada posisi leher normal

• Grade 2: leher membengkak, terlihat pada posisi


normal dengan pembesaran tiroid yang teraba
Iodine Deficiency Disorder
Gangguan Defisiensi Yodium ada 3
1. Goiter: tiroid membesar
2. Hipotiroid: capek, BB naik, tidak tahan dingin, kulit kering, konstipasi,
depresi
3. Kretinisme: retardasi mental
Indeks Wayne
• Ketika gejala klinis tidak konsisten…
• Atau ketika manifestasi klinis sulit terlihat…
• Atau ketika tes biokimia tidak tersedia…

Gunakan Indeks Wayne untuk diagnosis Hipertiroidisme

• 9 Gejala, 10 Tanda dengan bobot masing-masing


• Range -25 hingga +45
• Interpretasi:
o >19: hipertiroid toksik
o 11-19: ekuivokal
o < 11: eutiroid

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3169861/
Indeks Wayne
Gejala Skor Tanda Ada Tidak Ada
Dispnea +1 Tiroid teraba +3 -3
Palpitasi +2 Bruit tiroid +2 -2
Lelah +2 Eksoftalmus +2 -
Memilih panas -5 Retraksi kelopak +2 -
Memilih dingin +5 Lid Lag +1 -
Keringat berlebihan +3 Hiperkinesis +4 -2
Cemas +2 Tangan panas +2 -2
Nafsu makan ↑ +3 Tangan lembab +1 -1
Nafsu makan ↓ -3 Nadi >80/mnt - -3
BB ↑ -3 Nadi >90/mnt +3 -
BB ↓ +3 Fibrilasi atrial +4 -
A. Defisiensi iodium

B. Genetik

C. Autoimun

D. Lingkungan

E. Inflamasi
48
Seorang pasien datang dengan penurunan kesadaran, memiliki
riwayat DM tipe 2 sejak beberapa tahun lalu. Didapatkan GDS
46 mg/dL. Tatalaksana pada kasus tersebut adalah...
A. Bolus IV D40% 25 mL
B. Bolus IV D40% 50 mL
C. Bolus IV D20% 20 mL
D. Bolus IV D10% 100 mL
E. Glukosa oral
Jawaban

B. Bolus IV D40% 50 mL
Hipoglikemia

• PERKENI 2015  hipoglikemia adalah


menurunnya kadar glukosa darah <70 mg/dl
atau >70 mg/dl dengan gejala klinis
Penyebab Hipoglikemia
• Dosis obat berlebihan, terutama insulin dan
obat hipoglikemia oral.
• Gagal ginjal kronik dan pascapersalinan.
• Asupan makan tidak kuat (kalori kurang atau
terlambat makan)
• Kegiatan jasmani berlebihan.
Diagnosis Hipoglikemia (Trias Whipple)

• Gejala sesuai dengan hipoglikemia

• Kadar glukosa plasma rendah

• Gejala membaik setelah kadar glukosa plasma


ditingkatkan
Gejala
Hipoglikemia
Penanganan Hipoglikemia pada Pasien Sadar

• Memberi gula murni 30 gram (2 sendok


makan) atau sirop/permen + makanan yang
mengandung karbohidrat

• Menghentikan sementara obat hipoglikemik

• Glukosa darah dipantau tiap 1-2 jam


Penanganan Koma Hipoglikemia
• Dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (50 mL) bolus
intravena.
• Dekstrosa 10% infus 6 jam/kolf
• Periksa GDS/1 jam setelah dekstrosa 40%:
– GDS <50 mg/dL  bolus dekstrosa 40% 50 mL IV
– GDS <100 mg/dL  bolus dekstrosa 40% 25 mL IV
– GDS 100-200 mg/dL  tidak diberi bolus dekstrosa 40%
– GDS >200 mg/dL  pertimbangkan menurunkan kecepatan drip
dekstrosa 10%
Penanganan Koma Hipoglikemia
• Bila GDS >100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut,
GDS dipantau/2 jam. Ikuti protokol sebelumnya. Bila
GDS >200, pertimbangkan mengganti menjadi
dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%

• Bila setelah itu GDS >100 mg/dL sebanyak 3 kali


berturut-turut, hentikan protokol hipoglikemia.
Pembahasan

Tata laksana?

• Seorang pasien
– Penurunan kesadaran, riwayat DM tipe 2 sejak
beberapa tahun

– GDS 46 mg/dL  hipoglikemia berat


A. Bolus IV D40% 25 mL

B. Bolus IV D40% 50 mL

C. Bolus IV D20% 20 mL

D. Bolus IV D10% 100 mL

E. Glukosa oral
49
Perempuan usia 34 tahun datang dengan keluhan pembesaran leher. Keluhan
disertai dengan dada berdebar-debar dan sering berkeringat. BB turun 5 kg
dalam 1 bulan. TD 110/70 mmHg, N: 128 kali/menit, P 24 kali/menit, S: 38 C.
Pada pemeriksaan didapatkan tiroid T1, tremor (+). Pengobatan yang
paling tepat ialah...
A. PTU 3 x 50 mg
B. PTU 3 x 100 mg
C. Propanolol 3 x 40 mg
D. Propanolol 3 x 10 mg
E. Propanolol 2 x 100 mg
Jawaban

B. PTU 3 x 100 mg
Pembahasan
Pengobatan?

• Perempuan 34 tahun
– Pembesaran leher

– Dada berdebar-debar, sering berkeringat. BB turun 5 kg dalam 1 bulan


 tanda hipermetabolisme

– TD 110/70 mmHg, N: 128 kali/menit, P 24 kali/menit, S: 38 C. Pada


pemeriksaan didapatkan tiroid T1, tremor (+)  hipertiroidisme
Tirotoksikosis
• Tirotoksikosis adalah manifestasi klinis akibat
kelebihan hormon tiroid yang beredar
disirkulasi.
• Tiroktosikosis di bagi dalam 2 kategori, yaitu
– Berhubungan dengan hipertiroidisme
– Tidak berhubungan dengan hipertiroidisme
Gejala Klinis
• Berdebar-debar, tremor

• Iritabilitas, sukar tidur

• Intoleran terhadap panas, keringat berlebihan

• Penurunan berat badan , peningkatan rasa lapar, diare

• Gangguan reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)

• Mudah lelah

• Pembesaran kelenjar tiroid

• Rambut rontok
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Fisik – Spesifik untuk penyakit
Graves
– Benjolan di leher depan
• Oftalmopati
– Takikardia
• Edema pretibial
– Demam
• Kemosis
– Exopthalmus
• Ulkus kornea
– Tremor • Dermopati

• Akropaki

• Bruit
Pemeriksaan Penunjang

• Darah rutin, SGOT, SGPT, gula darah sewaktu

• EKG

• Pemeriksaan konsentrasi tiroksin bebas di


dalam plasma (serum free T4 & T3 meningkat
dan TSH sedikit hingga tidak ada)
Diagnosis Banding
1. Hipertiroidisme primer :
– Penyakit Graves, struma multinudosa toksik, adenoma toksik, metastase karsinoma tiroid
fungsional, struma ovari,mutasi reseptor TSH, kelebihan iodium (fenomena Jod Basedow).

2. Tirotoksikosis tanpa hipotiroidisme :


– Tiroiditis sub akut, tiroiditis silent, destruksi tiroid, (karena aminoidarone, radiasi, infark
adenoma) asupan hormon tiroid berlebihan (tirotoksikosis faktisia)

3. Hipertiroidisme sekunder :
– Adenoma hipofisis yang mensekresi TSH, sindrom resistensi hormon tiroid, tumor yang
mensekresi HCG, tirotoksikosis gestasional.

4. Ansietas
Penatalaksanaan Komprehensif
Tirotoksikosis
Penatalaksanaan
1. Pemberian obat simptomatis
2. Propanolol dosis 40-80 mg dalam 2-4 dosis.
3. PTU 300-600 mg dalam 3 dosis bila klinis Graves jelas

Rencana Tindak Lanjut


• Diagnosis pasti dan penatalaksanaan awal pasien tirotoksikosis dilakukan pada pelayanan
kesehatan sekunder
• Bila kondisi stabil, di pelayanan primer

Konseling dan Edukasi


• Pengenalan tanda dan gejala krisis tiroid
• Kontrol dan minum obat teratur
A. PTU 3 x 50 mg

B. PTU 3 x 100 mg

C. Propanolol 3 x 40 mg

D. Propanolol 3 x 10 mg

E. Propanolol 2 x 100 mg
50
Perempuan usia 47 tahun datang ke puskesmas untuk check up. Pasien
memiliki riwayat DM 4 tahun yang lalu. Satu tahun terakhir sudah tidak
komsumsi obat, dari 3 kali selama 1 tahun terakhir GDP selalu normal, namun
GD2PP sedikit tinggi. Obat DM apa yang seharusnya diberikan untuk
pasien?
A. Acarbose
B. Mitiglinide
C. Metformin
D. Glibenklamid
E. Glimepirid
Jawaban

C. Metformin
Pembahasan
Obat DM yang cocok?
• Perempuan 47 tahun
– Check up
– Riwayat DM 4 tahun
– Satu tahun terakhir sudah tidak komsumsi obat, dari 3 kali
selama 1 tahun terakhir GDP selalu normal, namun
GD2PP sedikit tinggi  kontrol glukosa post-
prandial
Pengobatan DM
OHO
“OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah,
dapat diberikan sampai dosis optimal.”

Cara Kerja:
A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid
B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis: metformin
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
E. DPP-IV inhibitor

Cara Pakai:
1. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan. Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan
2. Metformin : sebelum / pada saat / sesudah makan
3. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama suapan pertama
4. Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan
5. DPP-IV inhibitor: bersama makan dan atau sebelum makan
OHO berdasarkan cara kerja
ADA 5 golongan:
1. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan
tiazolidindion
2. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea
dan glinid
3. Penghambat glukoneogenesis: metformin
4. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
5. DPP-IV inhibitor

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia (2011)


Guideline
A. Acarbose

B. Mitiglinide

C. Metformin

D. Glibenklamid

E. Glimepirid

Anda mungkin juga menyukai