Anda di halaman 1dari 904

Paket D

Februari 2017
1
Wanita 50 tahun tak sadarkan diri post miokard infark.
Dirawat di ICU dengan ventilator. Tiga bulan pasien tidak
sadarkan diri. Dokter mengatakan bahwa pasien saat ini
sudah mati batang otak dan menjelaskan ke keluarga
pasien untuk lepas ventilator. Keluarga setuju dan dokter
melepasnya. Etik yang dianut oleh dokter adalah...
A. Justice
B. Autonomy
C. Beneficence
D. Non-maleficence
E. Utilitarian
• Wanita 50 tahun tak sadarkan diri post miokard
infark. Dirawat di ICU dengan ventilator. Tiga bulan
pasien tidak sadarkan diri. Dokter mengatakan
bahwa pasien saat ini sudah mati batang otak dan
menjelaskan ke keluarga pasien untuk lepas
ventilator. Keluarga setuju dan dokter melepasnya.

• Autonomi  karena atas persetujuan keluarganya


Kaidah Dasar Bioetik (Prima
Facie)
• Beneficence (beneficence = benefit)
• Memberikan yang terbaik kepada pasien.
• Jika dokter tidak melakukan beneficence, pasien tidak
celaka, tetapi pasien tidak mendapat yang terbaik.

• Non-maleficence (non = tidak ; maleficence = jahat)


• Tidak menyakiti atau melakukan apa pun yang
merugikan pasien sama sekali.
• Jika dokter tidak melakukan non-maleficence, pasien
akan celaka
Kaidah Dasar Bioetik (Prima
Facie)
• Autonomy
• Pasien menentukan terapi atas kehendaknya sendiri

• Justice (justice = adil)


• Memberikan perlakuan secara adil. Artinya adil:
• Tidak membeda-bedakan berdasarkan tua-muda, kaya-miskin,
agama, suku, ras, dan lain-lain.
• Melihat kepentingan bersama terlebih dahulu di atas
kepentingan perorangan.
• Memberi sesuai kebutuhan, bukan membagi sama rata.
A. Justice
B. Autonomy
C. Beneficence
D. Non-maleficence
E. Utilitarian
2
Wanita 50 tahun tak sadarkan diri post miokard
infark. Dirawat di ICU dengan ventilator. Tiga bulan
pasien tidak sadarkan diri. Keluarga pasien meminta
untuk lepas ventilator. Siapakah anggota keluarga
yang paling berhak memberi persetujuan tersebut?
A. Orang tua kandung
B. Suami yang sah
C. Anak laki laki yang dewasa
D. Saudara laki laki pasien
E. Orang yang dituakan dalam keluarga
Siapa yang kompeten
memberikan informed consent?
• Pasien yang:
• Dewasa (> 21 tahun) atau telah menikah
• Dalam keadaan sadar (compos mentis dan tidak ada
gangguan kejiwaan)
• Jika tidak memenuhi syarat di atas, keluarga atau
wali dari pasien yang belum dewasa dapat
memberikan informed consent.
Proxy Consent
• Consent yang tidak diberikan oleh pasien sendiri,
dengan syarat pasien tidak dapat memberikan
consent secara pribadi.
• Urutan proxy consent:
• Suami/istri (kalau sudah menikah)
• Ayah/ibu kandung (ayah/ibu adopsi jika tidak ada
kandung)
• Anak-anak kandung
• Saudara-saudara kandung
A. Orang tua kandung
B. Suami yang sah
C. Anak laki laki yang dewasa
D. Saudara laki laki pasien
E. Orang yang dituakan dalam keluarga
3
Seorang dokter membuka praktik umum tanpa
memiliki SIP. Pelanggaran yang dilakukan termasuk
pelanggaran...
A. Misconduct
B. Intentional
C. Nonfeasance
D.Misfeasance
E. Mallfeasance
Malpraktik medis dapat
berupa:
• Tindakan disengaja (intentional/misconduct)
• Tindakan kelalaian (negligence)

Catatan: harus ada kerugian bagi pihak yang


mendapatkan tindakan (pasien).
Tindakan disengaja
(intentional/misconduct)
• Melanggar ketentuan etik, disiplin profesi, hukum
administratif, hukum pidana, atau perdata.
• Contoh:
• Sengaja merugikan pasien
• Fraud (penipuan)
• Penahanan pasien
• Pelanggaran kewajiban simpan rahasia kedokteran
• Aborsi ilegal
• Eutanasia
• Penyerangan seksual
• Keterangan palsu
• Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
belum teruji
• Praktik tanpa SIP
• Praktik di luar kompetensi
Tindakan kelalaian
(negligence)
“Feasance” artinya “to do” atau “melakukan”.

• Nonfeasance (“non” artinya “tidak”): tenaga kesehatan


tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan
ATAU menunda penanganan secara berlebihan.
• Misfeasance (“mis” artinya “salah”): penanganan
dilakukan, tetapi tidak dengan prosedur yang benar.
• Malfeasance (“mal” artinya “jahat”): penanganan yang
diberikan salah dan menyalahi aturan yang ada.
Misfeasance VS Malfeasance

Keadaan pasien makin buruk Keadaan pasien tanpa ditolong Keadaan pasien makin baik

MALfeasance Nonfeasance MISfeasance


A.Misconduct
B. Intentional
C. Nonfeasance
D.Misfeasance
E. Mallfeasance
4
Perempuan, 35 tahun, datang ke IGD untuk meminta
visum atas perlakuan kasar suaminya. Dokter
menolak melakukan visum tanpa surat resmi dari
kepolisian. Siapa yang berhak mengeluarkan surat
permohonan visum?
A. Ajun Inspektur Polisi satu
B. Ajun Inspektur Polisi dua
C. Inspektur Polisi satu
D. Kepala Polisi Resor
E. Brigadir Polisi Dua
VeR
• Kasus: Penyidik yang berhak meminta VeR

• KUHAP pasal 6 ayat (1) mengenai penyidik yang


berhak untuk meminta visum:
• “Pejabat Polisi Negara RI yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang dengan pangkat serendah-
rendahnya Pembantu Letnan Dua. Penyidik pembantu
berpangkat serendah-rendahnya Sersan Dua.”
A. Ajun Inspektur Polisi satu
B. Ajun Inspektur Polisi dua
C. Inspektur Polisi satu
D. Kepala Polisi Resor
E. Brigadir Polisi Dua
5
Perempuan, 25 tahun datang ke dokter dengan luka terbuka
berukuran 8 cm di lengan atas kiri bagian dalam, terletak 3 cm dari
ketiak. Sebagian dari luka sudah tertutup, namun sebagian lagi
masih mengeluarkan nanah dengan permukaan kulit sekitar luka
berwarna kuning kehijauan. Pasien mengatakan luka tersebut
karena jatuh saat sibuk di dapur. Ditemukan pula memar kebiruan
di pergelangan tangan dan pipi. Dokter mencurigai adanya
kekerasan dalam rumah tangga. Menurut KUHP, luka ini termasuk..
A. Luka ringan
B. Luka sedang
C. Luka berat
D. Luka yang mengancam jiwa
E. Kualifikasi luka belum dapat ditentukan karena belum
mendapatkan perawatan
Pembahasan
• Perempuan, 25 tahun, luka terbuka berukuran 8
cm di lengan atas kiri bagian dalam, terletak 3 cm
dari ketiak.
• Sebagian dari luka sudah tertutup, sebagian
terdapat nanah (+) permukaan kulit sekitar luka
berwarna kuning kehijauan
• Memar kebiruan di pergelangan tangan dan pipi.
• Suspek korban KDRT
• Berdasarkan KUHP, luka ini termasuk?
Klasifikasi Luka
• Hukum Pidana Indonesia terkait penganiayaan:
• Penganiayaan ringan (Pasal 352 (1) KUHP)
• Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan
untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan.
• Penganiayaan sedang (Pasal 351 (1) KUHP)
• Penganiayaan yang menyebabkan ‘penyakit’ akibat kekerasan
tersebut pada penderita
• Penganiayaan yang menimbulkan luka berat (Pasal 351
(2) KUHP)
• Penganiayaan yang menimbulkan luka berat. Batasan “luka
berat” dideskripsikan dalam Pasal 90 KUHP
Luka Berat
• Luka Berat Menurut Pasal 90 KUHP :
• Luka berat adalah luka yang memenuhi satu atau lebih
kriteria berikut:
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan
akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya
maut;
• Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan
atau pekerjaan pencariaan;
• Kehilangan salah satu panca indera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selamat empat minggu lebih; atau
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Analisis Soal

LUKA SEDANG

Korban diduga
mengalami
Memar kebiruan di kekerasan dalam
pergelangan rumah tangga
Luka terbuka 8x3 tangan dan pipi • Pelaku : keluarga pasien

cm • Luka pada pasien


menimbulkan penyakit
• Luka pada pasien
A. Luka ringan
B. Luka sedang
C. Luka berat
D. Luka yang mengancam jiwa
E. Kualifikasi luka belum dapat ditentukan karena
belum mendapatkan perawatan
6
Seorang polisi menemukan mayat di pinggir sungai
dengan tangan terikat dan luka di bagian kepala. Pada
hidung mayat terdapat juga gelembung-gelembung udara
yang mudah pecah. Didapatkan adanya lumpur dan air
pada saluran napas. Penyebab kematian adalah…
A. Hipoksia
B. Lumpur dan air
C. Tenggelam
D. Dipukul
E. Terjatuh
Pembahasan
• Mayat di pinggir sungai  tangan terikat dan luka
di bagian kepala
• Pada hidung mayat  gelembung-gelembung
udara yang mudah pecah
• Lumpur (+) dan air (+) pada saluran napas
• Penyebab kematian pada mayat tersebut?
Tanda-tanda Tenggelam
• Busa yang berasal dari hidung dan mulut dan distensi
paru hebat merupakan salah satu tanda klasik kasus
tenggelam
• Bila sternum diangkat saat otopsi, paru-paru akan
terlihat memenuhi rongga mediastinum, sehingga
“rongga kosong” di atas jantung hilang
• Paru-paru menjadi pucat, spongiosa, dan dapat
tertekan pada bagian dalam thorax dengan sangat kuat
sehingga tampak indentasi costa pada permukaan
paru
• Adanya air dalam mulut, saluran pernapasan, paru-
paru, esofagus dan perut bukan petunjuk tenggelam,
karena dapat timbul setelah kematian
A. Hipoksia
B. Lumpur dan air
C. Tenggelam
D. Dipukul
E. Terjatuh
7
Seorang pria ditemukan di pantai dalam keadaan sudah
tidak bernyawa. Mayat mengalami pembusukan lanjut
dan sudah terurai. Tidak ada yang mengaku mengenali
korban. Polisi membawa mayat tersebut ke RS umum
terdapat untuk dilakukan identifikasi identitas.
Pemeriksaan yang paling tepat untuk mengetahui
identitas korban jika masih dapat diteliti adalah...
A. Sidik jari
B. Superimposisi wajah
C. Keterangan keluarga
D. Data medis
E. Properti pakaian
Pembahasan
• Laki-laki, ditemukan di pantai, sudah tidak
bernyawa
• Pembusukan lanjut, sudah terurai
• Tidak ada yang mengenali korban
• Pemeriksaan yang tepat untuk mengetahui
identitas korban?
Identifikasi Forensik
• Merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan menentukan
identitas seseorang  dipastikan bila paling sedikit 2 metode
yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan).
• Metode Identifikasi:
• Metode visual  memperlihatkan wajah jenazah pada orang yang
mungkin mengenalnya
• Pakaian dan perhiasan
• Pemeriksaan dokumen
• Data Medik / identifikasi medik  bernilai tinggi: data umum dan data
khusus; bahkan tengkorak bisa diidentifikasi
• Pemeriksaan gigi
• Pemeriksaan sidik jari  membandingkan sidik jari jenazah dan
antemortem
• Pemeriksaan serologi
• Metode eksklusi
Pilihan Jawaban
• Data Medik / identifikasi medik  memiliki tingkat
ketepatan tinggi; bahkan tengkorak bisa diidentifikasi. Data
yang dapat diperoleh: jenis kelamin, ras, perkiraan umur,
tinggi badan, kelainan pada tulang, dsb.
• Sidik jari  sulit dilakukan karena sudah terurai
• Sidik gigi  seharusnya pemeriksaan gigi, tidak ada kata
sidik
• Pakaian  bobot lebih rendah daripada data medik
• Superimposisi wajah  tidak tercantum dalam metode
identifikasi
• Keterangan keluarga  bukan data primer
A. Sidik jari
B. Superimposisi wajah
C. Keterangan keluarga
D. Data medis
E. Properti pakaian
8
Ditemukan mayat seorang wanita hutan. Polisi
mencurigai bahwa wanita ini diperkosa sebelum
dibunuh. Untuk mengambil sampel sebagai korban
persetubuhan, dokter harus mengambil sampel
dari...
A. Introitus vagina
B. Forniks anterior
C. Forniks posterior
D. Portio
E. Serviks
Pembahasan
• Ditemukan mayat seorang wanita  polisi suspek
wanita ini diperkosa sebelum dibunuh.
• Darimana dokter harus mengambil sampel untuk
pemeriksaan persetubuhan?
Pemeriksaan Persetubuhan
• Sperma dalam vagina  post-koitus
• Masih bergerak dalam waktu 4 – 5 jam
• Masih bisa ditemukan tidak bergerak sampai 24-36 jam
• Bila korban perempuan meninggal masih bisa ditemukan 7-8 hari
• Pemeriksaan persetubuhan:
• Penentuan ada cairan mani dalam labia minor/ vagina diambil dari
forniks posterior
• Adanya ejakulasi pada persetubuhan atau perbuatan cabul melalui
penentuan adanya cairan mani pada pakaian, seprai, kertas tissue,
dsb.
• Teknik pengambilan lendir vagina  swab atau pipet
pasteur
• Spekulum  forniks posterior
• Anak-anak/selaput darah masih utuh  dibatasi dari vestibulum
saja.
A. Introitus vagina
B. Forniks anterior
C. Forniks posterior
D. Portio
E. Serviks
9
Tn. Marco, 23 tahun datang ke UGD diantar polisi dalam
keadaan tangan kanan terdapat luka terbuka. Ia
membawa surat permintaan VER. Hasil pemeriksaan
ditemukan di tangan kanan terdapat luka terbuka dengan
tepi luka tidak rata, sudut luka tumpul, sekitar luka
memar. Jika dirapatkan, p = 9 cm, dalam luka = 3 cm.
Bagaimana penulisan diagnosis dan penyebab luka dalam
kesimpulan VER ?
A. Luka robek dengan persentuhan benda tajam
B. Luka robek dengan persentuhan benda tumpul
C. Luka tusuk dengan persentuhan benda tajam
D. Luka iris dengan persentuhan benda tumpul
E. Luka iris dengan persentuhan benda tajam
Pembahasan
• Laki-laki, 23 tahun, luka
terbuka di tangan kanan 
membawa surat
permintaan VER.
• Hasil pemeriksaan: luka
terbuka dengan tepi luka
tidak rata, sudut luka
tumpul, sekitar luka
memar.
• Jika dirapatkan, p = 9 cm,
dalam luka = 3 cm.
• Bagaimana penulisan
diagnosis dan penyebab
luka dalam kesimpulan VER
?
Vulnus
Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)
• Benda tumpul  tepi luka tidak rata

Vulnus punctum (Tusuk)


• Runcing/tajam  luka terbuka

Vulnus Scissum (Sayat)


• Benda tajam/ jarum  tepi luka tajam, licin

Vulnus Schlopetorum (Tembak)


• Tembakan, granat  pinggiran kehitaman, bisa tidak teratur, kadan
ketemu corpus alienum
Vulnus
Vulnus Morsum (Gigitan)
• Gigitan binatang/manusia  tergantung bentuk gigi

Vulnus Contussum (Kontusio)


• Benturan benda keras  luka tertutup; kerusakan soft
tissue dan ruptur PD (hematoma)

Vulnus Ekskoriasi (Lecet)


• Kecelakaan/jatuh  luka terbuka; lecet  terbatas kulit
saja
A. Luka robek dengan persentuhan benda tajam
B. Luka robek dengan persentuhan benda tumpul
C. Luka tusuk dengan persentuhan benda tajam
D. Luka iris dengan persentuhan benda tumpul
E. Luka iris dengan persentuhan benda tajam
10
Anak perempuan berusia 12 bulan, BB 10 kg, dibawa
ibunya ke IGD RS karena diare cair, warna kuning, tidak
berlendir, tidak berdarah, sejak 3 hari, dengan frekuensi
4-7x/hari, kira-kira volume BAB sebanyak 1/4gelas aqua
setiap kali diare. Anak juga muntah sebanyak 2x setiap
hari. Pada pemeriksaan didapatkan anak tampak rewel,
kehausan dan mata cowong. Diagnosis yang tepat pada
kasus ini adalah...
a. Diare akut tanpa dehidrasi
b. Diare akut dehidrasi ringan-sedang
c. Diare akut dehidrasi sedang
d. Diare akut dehidrasi berat
e. Diare akut dehidrasi sangat berat
Diare akut
• Sejak 3 hari (<14 hari, jadi masih akut)
• Diare cair, warna kuning, tidak berlendir, tidak
berdarah, dengan frekuensi 4-7x/hari, kira-kira
volume BAB sebanyak ¼ gelas aqua setiap kali diare
(bukan disentri)
• Muntah 2x/hari
• Tampak rewel
• Kehausan
• Mata cowong
Penentuan derajat dehidrasi
WHO 1995
a. Diare akut tanpa dehidrasi
b. Diare akut dehidrasi ringan-sedang
c. Diare akut dehidrasi sedang
d. Diare akut dehidrasi berat
e. Diare akut dehidrasi sangat berat
11
Tuan Scotch usia 50 tahun datang dengan keluhan
perut membuncit sejak 2 bulan yang lalu. Riwayat
minum alkohol 2-3 botol perhari sejak kira-kira 20
tahun yang lalu. Apakah tanda klinis khas pada
penyakit ini yang mungkin ditemukan?
a. Striae
b. Tremor
c. Obstruksi
d. Palmar eritema
e. Pembesaran KGB
Pembahasan
Kasus mengarah pada alcohol liver disease
Gejala yang akan timbul adalah gejala SIROSIS

Gejala awal:
• Kurang tenaga
• Nafsu makan berkurang, BB turun
• Mual, nyeri perut
• Spider naevi
Gejala lanjutan:
• Edema dan asites
• Ikterik
• Hipertensi porta
• Palmar eritem
• Ginekomastia
• Gampang berdarah, pruritus
• Ensefalopati
• Feses pucat
a. Striae
b. Tremor
c. Obstruksi
d. Palmar eritema
e. Pembesaran KGB
12
Bayi Tatan, berusia 2 hari dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan terdapat celah di bibir dan langit-
langit sejak lahir sehingga kesulitan menyusu. Pada
pemeriksaan fisik, hasil lainnya dalam batas normal.
Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas adalah...
a. Labioschisis
b. Palatoshisis
c. Labiopalatoschisis
d. Fraktur mandibula
e. Fraktur maksila
Sumbing

•Bibir •Labio
•Langit-langit •Palato
•Gusi •Gnato
a. Labioschisis
b. Palatoshisis
c. Labiopalatoschisis
d. Fraktur mandibula
e. Fraktur maksila
13
Ny. Instan, 43 tahun datang ke IGD dengan keluhan
kelumpuhan, pandangan ganda, kesulitan menelan,
kesulitan bernapas, mual, dan muntah. Sebelumnya
pasien memiliki riwayat mengkonsumsi makanan kaleng.
Kemungkinan organisme penghasil toksin yang
menyebabkan timbulnya keluhan pada pasien tersebut
adalah..
a. Clostridium tetanii
b. Clostridium botulinum
c. Clostridium difficille
d. Plasmodium sp
e. Trypanosoma sp
Botulisme
Gejala:
• Mual
• Muntah
• Nyeri menelan
• Pandangan ganda
• Dilatasi pupil
• Mulit kering yang tidak berkurang dengan minum air

Setelah itu akan diikuti dengan symmetrical descending


paralysis, kelemahan saraf motorik dan otonom, dan
kelemahan otot pernapasan.
Pilihan lain
• Clostridium tetanii: tetanus (rigiditas, riwayat luka
ec besi berkarat)
• Clostridium difficille : kolitis pseudomembranosa
• Plasmodium sp : malaria
• Trypanosoma sp : penyakit tidur ‘lalat tse tse’
a. Clostridium tetanii
b. Clostridium botulinum
c. Clostridium difficille
d. Plasmodium sp
e. Trypanosoma sp
14
Sekelompok rombongan preman diantar oleh satpol
PP ke IGD dengan keluhan buta mendadak pada
kedua mata pasca pesta minuman keras oplosan.
Patofisiologi yang paling mungkin terjadi dan
penyebabnya adalah?
a. Intoksikasi etanol
b. Intoksikasi asam formiat
c. Intoksikasi metanol
d. Oklusi arteri retina sentral
e. Oklusi vena retina sentral
Intoksikasi Metanol atau
Etanol?
Intoksikasi Metanol atau
Etanol?
• Metanol adalah alkohol industri (pelarut kimia)
• Dicampur di minuman keras oplosan karena murah
dan memberikan sensasi mabuk tetapi sebenarnya
sangat toksik!
• Etanol adalah alkohol pada minuman keras pada
umumnya
• Intoksikasi biasanya hanya terjadi pada anak-anak
yang dengan kemampuan detoksifikasi liver belum
optimal. Gejala depresi CNS, takikardia, diuresis,
tapi tanpa kebutaan.
Gejala Intoksikasi Methanol
• Nyeri kepala
• Sulit bernapas/tidak bernapas
• Buta/pandangan kabur
• Dilatasi pupil
• Tekanan darah rendah
• Koma
• Kejang
Kebutaan akibat Metanol
• Funduskopi: peningkatan cup:disc ratio (seperti
glaukoma), hiperemia
• Antidotum: Ethanol atau fomepizole, untuk
menghambat metabolisme metanol sampai dapat
dikeluarkan secara natural ataupun hemodialisis
a. Intoksikasi etanol
b. Intoksikasi asam formiat
c. Intoksikasi metanol
d. Oklusi arteri retina sentral
e. Oklusi vena retina sentral
15
Bayi laki-laki berusia 6 bulan datang dibawa ibunya ke IGD dengan
keluhan perut kembung sejak 3 hari yang lalu. Terdapat riwayat
evakuasi mekonium setelah lebih dari 24 jam pasca lahir. Sejak usia 4
bulan, ibu merasa BAB bayi kurang lancar, hanya 3 hari sekali dan
dibantu oleh obat pencahar. Bayi belum makan apa-apa kecuali ASI
dan sesekali ditambah susu formula karena ibu merasa bayinya kurang
asupan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas
normal, bayi dalam keadaan kakeksia, darm steifung (+), darm contour
(+). Pada saat dilakukan pemeriksaan colok dubur, tinja keluar
menyemprot dengan konsistensi cair. Diagnosis yang tepat untuk kasus
di atas adalah...
a. Morbus Hirschprung
b. Konstipasi fungsional
c. Atresia ani
d. Invaginasi
e. Ileus paralitik
Pembahasan
• Usia 6 bulan
• Kongenital?
• Perut kembung sejak 3 hari yang lalu
• Obstruksi/paralisis
• Evakuasi mekonium setelah >24 jam pasca lahir
• Penyakit Hirschsprung
• Kakeksia
• Muscle wasting
• Darm steifung (+), darm contour (+)
• Ileus
• Tinja keluar menyemprot pada colok dubur
• Penyakit Hirschsprung
• Diagnosis?
BAB menyemprot pada bayi
BAB menyemprot adalah tanda obstruksi kronik pada
saluran cerna, sehingga feses yang mengalami
tekanan tinggi namun masih bisa melewati lubang
anus akan keluar menyemprot. Pada bayi, paling
sering: penyakit Hirschsprung (Megakolon
aganglionik kongenital)
Penyakit Hirschsprung
(Megakolon aganglionik
kongenital)
Tanda dan gejala lain:
• Muntah kuning-kehijauan
(empedu)
• Tidak BAB (mekonium)
dalam 24 jam pertama
• Kuning
• Sulit minum ASI
• Distensi abdomen
progresif
• Sfingter anal ketat,
rektum kosong
a. Morbus Hirschprung
b. Konstipasi fungsional
c. Atresia ani
d. Invaginasi
e. Ileus paralitik
16
Bayi laki-laki berusia 5 hari dibawa ke UGD dengan
keluhan muntah setiap kali menyusu. Bayi juga tampak
sering mengeluarkan liur. Berat bayi lahir adalah 2400
gram, lahir pervaginam. Pemeriksaan radiologi
menunjukkan gambaran single buble sign. Apa
kemungkinan penyebab keluhan pada kasus ini?
a. Atresia esofagus
b. Obstruksi duodenum
c. Obstruksi jejunum
d. Obstruksi ileum
e. Hipertrofi stenosis pilorus
Pembahasan
• Usia 5 hari
• Kongenital?
• Muntah setiap kali menyusu
• Obstruksi saluran gastrointestinal
• Sering mengeluarkan liur
• Atresia esofagus
• Single bubble sign
• Atresia pilorus/hipertofi stenosis pilorus
• Penyebab?
Bubble DJI
Sign Duo-Je-I

Triple
Single
Atresia
Atresia pylorus
Jejunum

Tips:
Double Double buble-Atresia Duodenum
Hypertrophic pyloric stenosis
(HPS)
Tanda dan gejala:
• Muntah tidak berdarah dan tidak hijau usia 4-8
minggu
• Muntah hampir setiap selesai makan
• Intensitas muntah lama-lama semakin parah
• Kadang muncul hematemesis minima atau bright red
fleck atau coffee-ground appearance (bercak kopi)
• Setelah muntah pasien masih terkesan haus
• Dehidrasi, BB tidak naik, malnutrisi
• String sign
String sign pada barium meal
pasien
Hypertrophic pyloric stenosis
Atresia Esofagus
Tanda dan gejala:
• Biasanya ibu polihidroamnion
• Sering keluar air liur
• Onset tanda dan gejala dapat terdeteksi segera setelah
lahir
• Distres pernapasan jika aspirasi
• Cek untuk defek lain (VACTERL)
• Vertebral defects
• Anorectal malformations
• Cardiovascular defects
• Tracheoesophageal defects
• Renal anomalies
• Limb deformities
a. Atresia esofagus
b. Obstruksi duodenum
c. Obstruksi jejunum
d. Obstruksi ileum
e. Hipertrofi stenosis pilorus
17
Bayi perempuan berusia 2 hari dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan tubuh menjadi kuning beberapa jam setelah lahir. Pasien
lahir ditolong oleh bidan, kehamilan cukup bulan, berat lahir 3500
gram, gerak aktif dan menangis kuat. Pasien dibawa pulang setelah
dipantau 24 jam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan klinis ikterik dari
kepala hingga daerah perut dan lipat paha. Bayi tampak menyusu
kuat. Golongan darah bayi adalah B+ sedangkan golongan darah ibu
adalah O+. BAB dempul dan BAK seperti air teh disangkal. Penyebab
keluhan di atas adalah...
a. Breastfeeding jaundice
b. Breastmilk jaundice
c. Inkompatibilitas ABO
d. Atresia bilier
e. Defisiensi enzim G6PD
Pembahasan
• Usia 2 hari
• Kuning beberapa jam setelah lahir
• Abnormal, fisiologis jika muncul setelah 24 jam
• Berat lahir 3500 gram
• Ikterik dari kepala hingga perut dan lipat paha
• Kadar bilirubin tinggi
• Bayi tampak menyusu kuat
• Bukan breastfeeding jaundice
• Golongan darah Bayi B+, Ibu O+
• Golongan darah beda, inkompatibilitas ABO?
• BAB dempul dan BAK air teh disangkal
• Bukan atresia bilier
• Penyebab?
Defisiensi G6PD
• Defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase
(G6PD) biasanya asimtomatik
• Ikterik neonatorum bisa terjadi sebelum 24 jam
pertama
• Hemolisis mulai 24-72 jam pertama terutama jika
terjadi stres oksidatif atau infeksi
• Yang hancur adalah sel darah merah yang tua
karena kadar G6PD nya paling rendah
Tanda:
• Jaundice dan splenomegali
Inkompatibilitas Rhesus
• Terjadi jika Ayah rhesus +, Ibu rhesus –, dan
kehamilan anak kedua dan seterusnya.
• Anak pertama aman
Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO
• Hemolisis terjadi hanya jika ibu dengan golongan
darah O memiliki anak dengan golongan darah A
atau B.
• Ibu dengan golongan darah A dan B biasanya
memiliki antibodi jenis IgM yang tidak melewati
plasenta, sedangkan ibu dengan golongan darah O
memiliki antibodi IgG terhadap A dan B yang dapat
melewati plasenta dan menyebabkan hemolisis
pada fetus.
a. Breastfeeding jaundice
b. Breastmilk jaundice
c. Inkompatibilitas ABO
d. Atresia bilier
e. Defisiensi enzim G6PD
18
Laki-laki usia 30 tahun, mengeluh nyeri perut hilang timbul
sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh pola BAB yang
tidak teratur. Pada awal minggu munculnya keluhan, pasien
dapat BAB 2-3 kali sehari. Namun di minggu lainnya, pasien
merasa sulit BAB dan hanya BAB 1-2 kali/minggu. Pasien
merupakan seorang akuntan di sebuah perusahaan yang
dituntut oleh pimpinannya untuk menyerahkan laporan 2
minggu sekali. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Diagnosis yang paling mungkin adalah...
a. Inflammatory Bowel Disease
b. Crohn Disease
c. Kolitis ulseratif
d. Irritable bowel syndrome
e. Gastritis
Pembahasan
• Usia 30 tahun
• Nyeri perut hilang timbul sejak 3 bulan
• BAB tidak teratur disertai konstipasi
• Pekerjaan akuntan, dituntut pimpinan untuk
menyerahkan laporan 2 minggu sekali
• Stress tinggi
• Pemeriksaan fisik dalam batas normal
• Tidak ada kelainan  irritable bowel syndrome?
• Diagnosis?
Irritable bowel syndrome
“Kumpulan gejala nyeri atau rasa tidak nyaman di
perut yang diasosiasikan dengan abnormalias fungsi
dan pergerakan usus besar, namun ternyata tidak
ditemukan kelainan struktural, biokimia, maupun
sistemik yang mendasari”

• Bukan diagnosis eksklusi


• Dan harus dapat didiagnosis dokter di layanan
primer
Kriteria Diagnosis IBS
Kriteria ROME III
Harus ada:
• Nyeri atau tidak nyaman di abdomen, minimal 3 kali
dalam 1 bulan, selama 3 bulan terakhir
Disertai 2 atau lebih dari:
1. Perbaikan setelah defekasi
2. Awitan diasosiasi dengan perubahan frekuensi BAB
3. Awitan diasosiasi dengan perubahan konsistensi BAB
4. Sudah pernah dialami setidaknya 6 bulan sebelum
diagnosis
Harus cari tanda bahaya untuk
dirujuk
• Usia > 50 tahun
• Anemia
• Berat badan turun tanpa penyebab jelas
• Riwayat keganasan kolorektal di keluarga
• Inflammatory bowel disease
• Celliac sprue
Pilihan lain
• Inflammatory Bowel Disease: diare kronik
berdarah (penyakit Crohn atau kolitis ulseratif)
• Crohn Disease: diare kronik berdarah
• Kolitis ulseratif: diare kronik berdarah
• Gastritis: inflamasi mukosa lambung, gejala
dispepsia
a. Inflammatory Bowel Disease
b. Crohn Disease
c. Kolitis ulseratif
d. Irritable bowel syndrome
e. Gastritis
19
Bayi laki-laki usia 6 minggu diantar ibunya dengan keluhan kuning
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan BAB warna
dempul. Riwayat bayi lahir spontan di RS, segera menangis, berat
lahir 3400 gram. Empat hari setelah lahir, bayi kuning dan membaik
setelah hari ke-10. Pemeriksaan fisik, keadaan umum alert, sklera
ikterik, badan ikterik, hepar teraba 2 cm bawah arcus costa dan lien
tidak teraba. Pada hasil laboratorium didapatkan bilirubin total 11
mg/dL, bilirubin direk 10,2 mg/dL, bilirubin indirek 0,8 mg/dL.
Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus tersebut adalah ...
a. Atresia bilier perinatal
b. Atresia bilier embrional
c. Hepatitis neonatal idiopatik
d. Allagile syndrome
e. Alport syndrome
Pembahasan
• Usia 6 minggu, kuning sejak 1 minggu yang lalu
• Lahir spontan di RS, segera menangis, BBL 3400gr
• BAB warna dempul
• Obtruksi bilier
• Mulai kuning hari ke-4, membaik hari ke-10
• Fisiologis (onset >24 jam setelah lahir, membaik sebelum 2
minggu)
• Hepar 2 cm bawah arcus costa dan lien tidak teraba
Bilirubin total 11 mg/dL, bilirubin direk 10,2 mg/dL,
bilirubin indirek 0,8 mg/dL
• Hepatomegali, bilirubin direk tinggi=hepatik atau post hepatik
• Diagnosis?
IKTERUS NEONATRUM FISIOLOGIS

• Umumnya pada bayi baru lahir

• Kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu pertama >2 mg/dl

• Bayi cukup bulan & mendapatkan ASI, mengalami peningkatan


kadar bilirubin yang lebih tinggi dan menurun lebih lambat
dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula.

• Pengaruh ASI:
• bentuk early (breast feeding) dan
• bentuk late (behubungan dengan ASI)

Sukadi A. Bb IX Hiperblirubiemia. Daam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Saroa GI, Usman A. Buku ajar nenatoloi. Jakarta:
Iktan Dokter Ana Indonesia; 2011.
Non-FISIOLOGIS
IKTERUS NEONATRUM NON FISIOLOGIS

1. Ikterus terjadi sebelum usia 24 jam

2. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan


fototerapi

3. Peningkatan kadar bilirubin total >0,5 mg/dL/jam

4. Terdapat manifestasi sakit, seperti: muntah, letargi, malas


menetek, apnea, takipnea, atau suhu yang tidak stabil

5. Ikterus mentap lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan dan 14
hari pada bayi kurang bulan

Sukadi A. Bb IX Hiperblirubiemia. Daam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Saroa GI, Usman A. Buku ajar nenatoloi. Jakarta:
Iktan Dokter Ana Indonesia; 2011.
http://www.aafp.org/afp/2002/0215/a
fp20020215p599-f1.gif
Gejala Atresia Bilier Kongenital
• Ikterik, urin gelap, feses terang
PF:
• Tidak ada hasil PF yang patognomonik
• Hepatosplenomegali mungkin ada
Lab:
• Hiperbilirubinemia direk
• Hiperbilirubinemia indirek hanya fisiologis hingga 2
minggu pertama sejak kelahiran.
Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
• Hyperbilirubinemia direk (terkonjugasi) = bilirubin
direk > 2 mg/dL atau 20% bilirubin total, dan
SELALU ABNORMAL. Biasanya anak dengan atresia
bilier hanya mengalami kenaikan bilirubin total 6-12
mg/dL, dengan proporsi direk sekitar 50-60%
• Alkaline phosphatase (AP), 5' nucleotidase, gamma-
glutamyl transpeptidase (GGTP), serum
aminotransferases, serum bile acids bisa
meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas
pemeriksaan lab rutin tapi masih belum bisa
membedakan atresia bilier dengan kolestasis
neonatal yang lain
Pembahasan Atresia Bilier
Nilai SGOT dan SGPT yang tidak terlalu tinggi (SGPT
normal 0-35, SGOT normal 0-45) mendukung
diagnosis tersebut ke arah kolestasis ekstrahepatik 
atresia bilier.
Kramer
Perkiraan bilirubin serum berdasarkan klinis:
• Kepala dan leher : 4-8 mg/dl
• Tubuh sebelah atas : 5-12 mg/dl
• Tubuh sebelah bawah dan paha : 8-16 mg/dl
• Lengan dan tungkai bawah : 11-18 mg/dl
• Telapak tangan dan telapak kaki : > 15 mg/dl
Atresia Biler Perinatal
• Bentuk klinis:
• Tipe fetal/embrionik: ada kelainan kongenital lain, mis:
defek KV, asplenia, situs inversus abdominal; gejala
kolestasis sejak lahir
• Tipe perinatal: sebelum gejala kolestasis, ada masa bebas
kuning sesudah ikterus fisiologis hilang
Pilihan lain
• Sindrom Alport: sekelompok penyakit genetik yang
melibatkan kelainan membran basal ginjal, biasanya
melibatkan koklea dan mata
• Gejala: hematuria, proteinuria, hipertensi
• Sindrom Alagille: kelainan genetik autosom dominan,
mencakup liver, jantung, tulang, mata, dan ginjal,
dengan wajah yang khas.
• Gejala: jaundice neonatus lama yang berhubungan dengan
jumlah duktus biliaris intrahepatik yang minimal pada hasil
biopsi hati.
a. Atresia bilier perinatal
b. Atresia bilier embrional
c. Hepatitis neonatal idiopatik
d. Allagile syndrome
e. Alport syndrome
20
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan sulit makan sejak 6 bulan lalu. Sejak 2 bulan lalu bila makan
padat dan cair makanan tersebut tidak dapat turun, bahkan setelah
1 jam keluar kembali ke mulut dan dimuntahkan. Selama 1 bulan
terakhir, berat badan menurun. Sebelumnya tidak ada keluhan
seperti ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit
sedang, kompos mentis, TD 120/80 mmHg, suhu 36,7°C, BB 40 kg,
TB 178 cm. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Esofagogram menunjukkan gambaran esofagus menyempit seperti
paruh burung. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Akalasia
b. Atresia esofagus
c. Kanker esofagus
d. Nut cracker esofagus
e. Refluks esofagus
Pembahasan
• Sulit makan sejak 6 bulan
• Makanan tidak dapat turun
• Setelah 1 jam keluar kembali ke mulut
• Selama 1 bulan terakhir BB menurun
• Asupan nutrisi berkurang? Keganasan?
• Sebelumnya tidak ada keluhan seperti ini
• Abdomen dalam batas normal
• Eksklusi etiologi saluran cerna bawah
• Esofagogram: esofagus menyempit seperti paruh
burung
• Diagnosis?
Bird beak apperance pada
Akalasia
Pilihan lain
• Atresia esofagus: anak, muntah setelah
makan, air liur berlebih
• Kanker esofagus : GERD kronis, riwayat
merokok/alkohol
• Nutcracker esofagus : nyeri dada
• Refluks esofagus (GERD): heart burn, lidah
pahit, biasanya setelah makan kenyang
a. Akalasia
b. Atresia esofagus
c. Kanker esofagus
d. Nut cracker esofagus
e. Refluks esofagus
21
Anak laki-laki usia 5 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan buang air besar disertai lendir dan berbau sangat
busuk sejak 1 minggu lalu. Keluhan disertai nyeri perut.
Menurut ibunya, tinja anaknya seperti berminyak tanpa
darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit
sedang, afebris dan lain-lain dalam batas normal. Diagnosis
yang paling mungkin adalah...
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Ascariasis
d. Bilharziasis
e. Enterobiasis
Giardiasis
• Disebabkan oleh prozotoza berflagel Giardia
intestinalis (dulu G lamblia)
• Khas: diare berminyak/lendir, bau busuk, tidak
berdarah

Gejala lain:
• Distensi abdomen
• Kentut lebih sering
• Kram perut Pengobatan:
• Mual muntah
• Urtikaria
Metronidazole
Giardia Lamblia (jarang
berdarah)
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Ascariasis
d. Bilharziasis
e. Enterobiasis
22
Laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu
hati. Nyeri ulu hati sudah dirasakan hilang timbuk sejak 1
tahun yang lalu. Dada terasa panas seperti terbakar dan
terasa mual.Selain itu, pasien terkadang merasa lidah
bagian belakangnya terasa pahit dan asam. Pasien punya
kebiasaan segera berbaring setelah makan. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
a. GERD
b. Gastritis kronis
c. Pankreatitis akut
d. Kolesistitis
e. Kolelitiasis
GERD
Keluhan
• Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik
• Dapat menjalar ke leher
• Muntah
• Rasa asam di mulut
• Terutama setelah makan banyak dan berlemak
• Keluhan ini diperberat dengan posisi berbaring terlentang
• Sering muncul pada malam hari
Faktor risiko
• Usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, konsumsi
kopi, alkohol, coklat, makan berlemak, obat (nitrat, teofilin,
verapamil), pakaian ketat, atau pekerja beban berat
Penatalaksanaan
Komprehensif
• Proton Pump Inhibitor (PPI) dosis tinggi 7-14 hari.
Bila perbaikan signifikan (50-75%) maka diagnosis
dapat ditegakkan sebagai GERD. Dosis: omeprazol
2x20 mg/hari dan lansoprazol 2x 30 mg/hari.
• Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat
diteruskan sampai 4 minggu dan boleh ditambah
dengan prokinetik seperti domperidon 3x10 mg.
• Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka
penggunaan H2 Blocker 2x/hari: simetidin 400-800
mg atau ranitidin 150 mg atau famotidin 20 mg.
Pilihan lain
• Gastritis kronis : dispepsia kronik
• Pankreatitis akut : muntah hijau, nyeri menembus
hingga punggung, amilase & lipase meningkat
• Kolesistitis : Nyeri perut kanan atas setelah
makanan berlemak, demam, BAB dempul,
Murphy’s sign, kuning
• Kolelitiasis : 4F, nyeri perut kanan atas setelah
makanan berlemak, tidak ada demam.
a. GERD
b. Gastritis kronis
c. Pankreatitis akut
d. Kolesistitis
e. Kolelitiasis
23
Perempuan usia 30 tahun, dibawa ke UGD RS oleh keluarganya karena diare dan
muntah hebat sejak 5 jam yang lalu. Keluhan muncul beberapa jam setelah
mengonsumsi udang dan kerang setengah matang pada jamuan makan siang
bersama rekan kerja di restauran sushi Jepang. Keluhan awalnya dimulai dengan
diare profus dan muntah-muntah, tidak demam dan tidak nyeri perut. Pada
pemeriksaan fisik pasien tampak lemah, mukosa mulut kering dan mata sayu.
Didapatkan TD 80/50 mmHg, suhu 37,5°C, nadi 120 x/menit. Pada pemeriksaan
didapatkan diare cair tanpa lendir dan darah, pemeriksaan hapus tinja tidak
ditemukan sel darah. Pemeriksaan darah lengkap didapatkan peningkatan leukosit
dan hematokrit. Pada pemeriksaan didapatkan hipokalemia, kadar bikarbonat
serum rendah. Mikroorganisme yang menyebabkan keadaan tersebut di atas
adalah...
a. Salmonella thypii
b. Campylobacter jejuni
c. Yersenia enterocolitis
d. Shigella disentri
e. Vibrio cholerae
Pembahasan
• Diare dan muntah hebat sejak 5 jam
• Konsumsi udang dan kerang setengah matang
• Diare profus dan muntah-muntah
• Tidak demam dan tidak nyeri perut
• Khas disentri
• Lemah, mukosa mulut kering dan mata sayu
• Dehidras!
• TD 80/50 mmHg, suhu 37,5°C, nadi 120 x/menit
• Shock hipovolemik!
• Diare cair tanpa lendir dan darah
• Eksklusi disentri
• Leukositosis dan hematokrit meningkat, hipokalemia &
bikarbonat serum rendah
• Diagnosis?
Gastroenteritis Kolera
“Diare profus tanpa darah, diare seperti air cucian beras
KHAS Kolera”

• Umumnya tidak nyeri dan tanpa demam


• Tetapi sangat profus sehingga cepat dehidrasi dan dapat
menyebabkan kematian
• Penyebab: Vibrio cholera (Basil, gram negatif, flagel tunggal)

Terapi:
• Penentuan status dehidrasi lalu rehidrasi
• Antibiotik pilihan: doksisiklin, tetrasiklin, Trimethoprim
sulfamethoxazole, ciprofloxacin
a. Salmonella thypii
b. Campylobacter jejuni
c. Yersenia enterocolitis
d. Shigella disentri
e. Vibrio cholerae
24
Perempuan berusia 30 tahun dirujuk ke instalasi rawat darurat karena mengalami
demam dan nafsu makannya menurun selama 3 hari. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan adanya ikterus dan hepatomegali. Uji laboratorium menunjukkan
peningkatan enzim aminotransferase. Menurut pernyataan pasien, 2 tahun lalu ia
telah mendapatkan vaksinasi hepatitis B, namun belum mendapatkan vaksinasi
hepatitis A. Hasil pemeriksaan serologis sebagai berikut : IgM HAV (-), IgG HAV (+),
HbsAg (-), anti-Hbs (+), Total anti Hbc(-), anti-HCV (+). Kesimpulan yang paling
tepat adalah .
a. Saat ini menderita hepatitis A, belum pernah terinfeksi HBV dan menderita
hepatitis C pada masa lalu
b. Saat ini menderita hepatitis A, pernah terinfeksi oleh HBV dan HCV pada masa
lalu
c. Pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu dan saat ini sedang
menderita hepatitis B
d. Pernah terinfeksi oleh HAV pada masa lalu, pernah vaksinasi hepatitis B dan
saat ini sedang menderita hepatitis C
e. Pernah terinfeksi HAV dan HCV pada masa lalu, belum pernah terinfeksi HBV
dan saat ini menderita hepatitis C
Marker Serologi Hepatitis B
TES INTERPRETASI
HBsAg (–)
Total anti-HBc (–)
Anti-HBs (–)
Belum ada kekebalan
HBsAg (–)
Total anti-HBc (+)
Anti-HBs (+)
Kebal karena infeksi natural
HBsAg (–)
Total anti-HBc (–)
Anti-HBs (+)
Kebal karena imunisasi
HBsAg (+) Soal:
Total anti-HBc (+) IgM HAV (-)bukan HepA akut
IgM anti-HBc (+) Infeksi akut IgG HAV (+)pernah HepA
Anti-HBs (–) HbsAg (-)bukan HepB
HBsAg (+) anti-Hbs (+)kebal HepB
Total anti-HBc (+) T anti Hbc(-)kebal karena vaksin
IgM anti-HBc (–) Infeksi kronik anti-HCV (+)sedang HepC
Anti-HBs (–)
Marker Serologi Hepatitis B
Hasil tes yang membingungkan Interpretasi
HBsAg (–) Kemungkinan lain:
Total anti-HBc (+) 1. Infeksi akut ang baru selesai
Anti-HBs (–) 2. Positif-palsu anti-HBc
3. Infeksi kronik “low level”

• Hasil apa yang membedakan sedang terinfeksi


atau sedang tidak?
• Hasil apa yang dapat membedakan infeksi
Hepatitis B akut dan kronik?
• Hasil apa yang membedakan imunitas didapat
akibat vaksin atau infeksi sebelumnya?
Soal:
IgM HAV (-)bukan HepA akut
IgG HAV (+)pernah HepA
HbsAg (-)bukan HepB
anti-Hbs (+)kebal HepB
T anti Hbc(-)kebal karena vaksin
anti-HCV (+)sedang HepC

a. Saat ini menderita hepatitis A, belum pernah terinfeksi


HBV dan menderita hepatitis C pada masa lalu
b. Saat ini menderita hepatitis A, pernah terinfeksi oleh HBV
dan HCV pada masa lalu
c. Pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu dan
saat ini sedang menderita hepatitis B
d. Pernah terinfeksi oleh HAV pada masa lalu, pernah
vaksinasi hepatitis B dan saat ini sedang menderita
hepatitis C
e. Pernah terinfeksi HAV dan HCV pada masa lalu, belum
pernah terinfeksi HBV dan saat ini menderita hepatitis C
25
Ny, Anita, usia 34 tahun datang ke Poliklinik dengan
keluhan nyeri saat berkemih. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal dan
tidak didapatkan nyeri ketok kostovertebrae. Namun
terdapat nyeri tekan suprapubis. Dari hasil pemeriksaan
urin didapatkan bakteri (+). Diagnosis yang paling
mungkin adalah?
A. Pyelonefritis
B. Vesikolitis
C. Uretritis
D. Batu ginjal
E. Sistitis
ISK
ISK Keluhan
Pielonefritis Keluhan :
Demam tinggi, menggigil, nyeri punggung (nyeri ketok CVA positif),
mual, muntah, keluhan kencing tidak terlalu dominan, diare
Pemeriksaan penunjang :
Nitrit esterase (+)
Silinder leukosit(+)
Prostatitis Keluhan :
Demam, discharge (+), nyeri saat kencing
Pemeriksaan RT :
Nyeri tekan prostat (+)
Sistitis Keluhan :
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri tekan suprapubik, hematuria,
demam (-)
Uretritis Keluhan :
Demam (-), disuria, frekuensi tanpa adanya nyeri tekan suprapubik
A. Pyelonefritis
B. Vesikolitis
C. Uretritis
D. Batu ginjal
E. Sistitis
26
Laki-laki, usia 26 tahun dibawa polisi ke UGD setelah
kecelakaan lalu lintas. Terdapat riwayat perut terkena
dashboard mobil. Mengeluh nyeri perut bagian bawah,
dan keluar darah dari MUE. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan adanya fraktur pelvis, dan pada pemeriksaan
RT didapatkan prostat melayang. Apa diagnosis pada
pasien ini?
A. Ruptur uretra posterior
B. Ruptur uretra anterior
C. Ruptur prostat
D. Ruptur ginjal
E. Ruptur VU
Ruptur Uretra
• Klasifikasi :
• Ruptur uretra anterior
• Pars spongiosa
• Pars glandis
•  Straddle injury
• Ruptur uretra posterior
• Pars prostatica
• Pars membranacea
•  fraktur pelvis
Ruptur Uretra
Posterior Anterior
• Gambaran khas • Gambaran khas
• Perdarahan per uretra • Perdarahan per uretra
• Retensi urin • Butterfly hematom
• Kadang retensi urin
• DRE: Floating prostate
• Uretrografi
• Uretrografi • Kontusio: (-)
• Ekstravasi kontras pada uretra pars • Ruptur: Eksravasasi (+) bulbosa
prostato-membranasea
• Tindakan
• Tindakan • Kontusio : observasi 4-6bln,
• Akut : Sitostomi uretrografi ulang
• Stabil : • Ruptur :
• Sistostomi 1 bln
• Primary endoscopic realignment, 1mgg
pasca ruptur • Uroflometri, setelah 3 bln, uretrogram.
Striktura, lakukan sachse
• Urteroplasti, 3 bulan pasca ruptur
• Rail roding catheter • Komplikasi
• Striktur uretra
• Komplikasi
• Striktur uretra
• Disfungsi ereksi
• Inkontinensia urin
Ruptur Uretra

Anterior Posterior
Butterfly Floating
hematoma prostate
A. Ruptur uretra posterior
B. Ruptur uretra anterior
C. Ruptur prostat
D. Ruptur ginjal
E. Ruptur VU
27
Sdr. Rahman, usia 28 tahun datang ke IGD dengan
keluhan nyeri pinggang kanan sejak 4 hari yang lalu,
keluhan disertai demam dan nyeri saat buang air kecil.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88 kali/menit, frekuensi napas 18 kali/menit,
suhu aksila 39,40C, dan didapatkan nyeri ketok CVA (+).
Apa diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. Cystitis
B. Uretritis
C. Pyelonephritis
D. Vesicolitiasis
E. Ureterolitiasis
ISK
ISK Keluhan
Pielonefritis Keluhan :
Demam tinggi, menggigil, nyeri punggung (nyeri ketok CVA positif),
mual, muntah, keluhan kencing tidak terlalu dominan, diare
Pemeriksaan penunjang :
Nitrit esterase (+)
Silinder leukosit(+)
Prostatitis Keluhan :
Demam, discharge (+), nyeri saat kencing
Pemeriksaan RT :
Nyeri tekan prostat (+)
Sistitis Keluhan :
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri tekan suprapubik, hematuria,
demam (-)
Uretritis Keluhan :
Demam (-), disuria, frekuensi tanpa adanya nyeri tekan suprapubik
Pielonefritis
• Tampilan klasik pasien dengan pyelonefritis akut
seperti:
• Demam - tidak selalu ada, namun bila disertai demam
biasanya suhu badan lebih dari 39,4°C
• Nyeri ketok kostovertebral - nyeri bisa ringan, sedang atau
berat
• Mual dan/atau muntah
• Gross hematuria, jarang pada laki-laki dengan pyelonefritis.
Terjadi pada 30-40% wanita, tersering pada wanita muda,
dengan suatu kelainan lain.
Gejala-gejala tersebut biasanya berkembang dalam beberapa
jam atau beberapa hari tetapi dapat muncul secara tidak
bersamaan. Bila pada pasien laki-laki, tua, atau anak-anak
gejala telah berlangsung lebih dari 7 hari, infeksinya harus
dianggap berkomplikasi sampai terbukti sebaliknya.
A. Cystitis
B. Uretritis
C. Pyelonephritis
D. Vesicolitiasis
E. Ureterolitiasis
28
Tn. Maman, usia 60 tahun mengeluh sering BAK tidak
tuntas, sedikit-sedikit tapi sering hingga malam hari
sering terbangun karena ingin BAK. Saat dilakukan RT
didapatkan pembesaran prostat, lunak, permukaan licin,
sulcus hilang dan pole atas tidak teraba. Bagian manakah
dari prostate yang mgalami pembesaran?
A. Zona perifer
B. Zona transisional
C. Zona sentral
D. Zona perifer dan transisional
E. Zona sentral dan transisional
Kelainan Prostat

BPH Ca Prostat
• Gejala Klinis • Gejala Klinis
• Gejala obstruktif • Gejala obstuktif dan iritatif
• Gejala iritatif • Gejala metastasis (tulang)
• Pemeriksaan RT
• Pemeriksaan RT • Pembesaran prostat, berdungkul-
• Pembesaran prostat, dungkul, nyeri
konsistensi kenyal, tidak
nyeri, pool atas tidak teraba • Zona Prostat
• Zona perifer
• Zona Prostat • Pemeriksaan Lab
• Zona transisional • PSA  <4 ng/ml
• Pemeriksaan Lab • TRUS
• USG • Bone scan
• Biopsi
• Skor IPSS
BPH
• Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) terjadi karena adanya
proliferasi sel-sel stromal dan epitelial dari zona periurethral
(zona transitional) prostat dan tumbuh kearah dalam.
• Sedangkan Ca prostat dimulai dari zona perifer prostat,
tumbuh keluar dan menginvasi jaringan sekitarnya.
A. Zona perifer
B. Zona transisional
C. Zona sentral
D. Zona perifer dan transisional
E. Zona sentral dan transisional
29
Tn. Mahmud, usia 61 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
nyeri pinggang kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
demam dan tidak bisa buang air kecil. Pasien riwayat sering minum
susu berkalsium tinggi karena osteoporosis dan suka menahan
kencing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 100 kali/menit, frekuensi napas 16 kali/menit, suhu
39,20C dan nyeri ketok costovertebral kanan (+). Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil Hb 12,4 g/dl, leukosit 10.000/mm3,
MCV dan MCH normal, dan kreatinin 1,31 g/dL. Apa pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis pasien ini?
A. Uretrografi
B. Cystografi
C. Retrograde pyelografi
D. Voiding uretrocystografi
E. Intravenous pyelografi
Pembahasan
• Laki-laki, usia 61 tahun
• Keluhan nyeri pinggang, demam dan tidak bisa BAK
• Riwayat sering minum susu berkalsium tinggi
• Nyeri ketok costovertebral kanan (+)
• Kreatinin 1,31 g/dL

• Apa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis


pasien ini?
Pembahasan
• Nyeri pinggang kanan 2 hari, demam, tidak bisa BAK, sering
minum susu berkalsium tinggi dan suka menahan kencing
didukung oleh adanya nyeri ketok CVA kanan, sedikit
peningkatan SK mengarahkan pada kecurigaan suatu
pyelonefritis dengan preisposisi adanya Batu Saluran
Kencing.
• IVP merupakan modalitas pencitraan standard untuk kasus
batu saluran kencing. IVP memberikan informasi berguna
tentang batu (ukuran, lokasi, radiodensitas) dan lingkungan
sekitarnya (anatomi kaliks, derajat obstruksi), demikian juga
untuk kondisi unit ginjal kontralateralnya (fungsi, anomali).
A. Uretrografi
B. Cystografi
C. Retrograde pyelografi
D. Voiding uretrocystografi
E. Intravenous pyelografi
30
Tn. Budi, berusia 56 tahun datang ke Poliklinik dengan
keluhan nyeri pinggang. Terdapat riwayat kencing
berdarah, nyeri saat berkemih dan keluar batu saat
berkemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan buli-
buli penuh dan nyeri ketok CVA (+). Pada pemeriksaan
BNO-IVP tampak gambaran tanduk rusa. Diagnosis pasien
ini adalah ...
A. Nefrolitiasis
B. Pionefritis
C. Ureterolitiasis
D. Vesikolitiasis
E. Sistitis
Batu Saluran Kencing
Jenis BSK Keluhan
Nefrolithiasis Nyeri kolik terutama di daerah pinggang,
hematuria
Ureterolithiasis Nyeri kolik dari pinggang menjalar sampai
ke kemaluan
Vesicolithiasis BAK dipengaruhi perubahan posisi 
gejala kencing terputus-putus (interupted)
Uretrolithiasis Nyeri di penis saat kencing, retensi urin
Batu Saluran Kemih
Batu Staghorn Batu Ureter Batu Buli-buli
A. Nefrolitiasis
B. Pionefritis
C. Ureterolitiasis
D. Vesikolitiasis
E. Sistitis
31
An. Wahyu, laki-laki usia 11 tahun datang ke IGD RS
bersama orang tuanya dengan keluhan nyeri pada penis
sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya anak menarik kulit
preputium ke belakang dan tidak dapat dikembalikan lagi
sehingga preputium menjepit. Apa diagnosis pasien
tersebut?
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Hipospadi
D. Epispadia
E. Kriptorkismus
Fimosis vs Parafimosis

Fimosis Parafimosis

Dorsumsisi!

KECIL KEJEPIT
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Hipospadi
D. Epispadia
E. Kriptorkismus
32
An. Rio, laki-laki berusia 2 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas dengan keluhan ujung penis anak
menggembung dan jika BAK anak mengeluh nyeri
sehingga anak menangis. Pemeriksaan didapatkan ujung
penis menggembung. Preputium sulit ditarik ke belakang.
Diagnosis pada anak ini adalah...
A. Fimosis
B. Hipospadia
C. Parafimosis
D. Epispadi
E. Hidrokel
Fimosis
• Fimosis adalah kondisi
dimana preputium
tidak dapat diretraksi
melewati glans penis.
• Klasifikasi :
• Fimosis fisiologis
• Fimosis patalogis 
akibat peradangan atau
cedera pada preputium
yang menimbulkan
parut kaku sehingga
menghalangi retraksi.
Gejala Klinis
Gangguan aliran urine

Higiene lokal  infeksi : postitis,


balanitis, balanopstitis.

Corpus smegma
A. Fimosis
B. Hipospadia
C. Parafimosis
D. Epispadi
E. Hidrokel
33
An. Rio, laki-laki berusia 2 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas dengan keluhan ujung penis anak
menggembung dan jika BAK anak mengeluh nyeri
sehingga anak menangis. Pemeriksaan didapatkan ujung
penis menggembung. Preputium sulit ditarik ke belakang.
Tatalaksana yang tepat pada pasien diatas adalah...
A. Antibiotok
B. Analgetik
C. Sirkumsisi
D. Dorsumsisi
E. Rujuk ke urologi
Tatalaksana Fimosis
• Tidak melakukan retraksi yang
dipaksakan  luka dan terbentuk
sikatriks  fimosis sekunder.
• Menjaga personal hygiene
• Fimosis disertai balanitis xerotica
obliterans  diberikan salep
kortikosteroid (betametason) 2
kali/hari (2-8 minggu) pada daerah
preputium  retraksi spontan
• Sirkumsisi
A. Antibiotok
B. Analgetik
C. Sirkumsisi
D. Dorsumsisi
E. Rujuk ke urologi
34
Seorang laki-laki usia 27 tahun, dibawa ke IGD RS karena
riwayat terjatuh dari sepeda motor. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital
dalam batas normal, hematoma pada suprapubis dan close
fracture femur dextra. Pada pasien dipasang kateter urine,
keluar urine 20cc hematuria. Gambaran radiologi didapatkan
hasil fraktur os pubis dan di sekitar buli-buli ada gambaran
radioopak. Apakah diagnosa pada pasien ini?
A. Ruptur uretra anterior
B. Ruptur uretra posterior
C. Ruptur buli ekstraperitoneal
D. Ruptur buli intraperitoneal
E. Ruptur renal
Ruptur Buli-buli

Ruptur Buli
Intraperitoneal

Ruptur Buli
Ekstraperitoneal
Ruptur Buli Intraperitoneal

Trauma tumpul diatas simfisis pubis dalam keadaan buli penuh  tekanan
intrabuli meningkat  daerah dome buli ruptur  urin keluar ke
intraperitoneal  peritonitis
Ruptur Buli Ekstraperitoneal

Trauma tumpul os. Pubis  fraktur os. Pubis  fragmen fraktur


menembus buli  ruptur buli  urin keluar ke ekstraperitoneal (cavum
Retzii dan sekitarnya)
A. Ruptur uretra anterior
B. Ruptur uretra posterior
C. Ruptur buli ekstraperitoneal
D. Ruptur buli intraperitoneal
E. Ruptur renal
35
Ny. Aulia, 30 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
saat berkemih sejak 3 hari yang lalu. Buang air dirasakan lebih
sering, sedikit-sedikit dan tidak bisa ditahan. Keluhan demam,
mengigil, mual dan muntah tidak ada. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali/menit,
frekuensi napas 20 kali/menit, suhu aksila 37,20C dan nyeri
tekan suprapubik (+) . Tatalaksana yang tepat pada kasus di
atas adalah ...
A. Amoksisilin 2x500 mg
B. Levofloxacin 4x500 mg
C. Eritromisin 3x400 mg
D. Ciprofloxacin 2x250 mg
E. Ceftriakson 3x500 mg
Infeksi Saluran Kencing
• ISK Atas : pielonefritis, prostatitis
• ISK Bawah : sistitis, uretritis
Anatomis

• Non komplikata : wanita dewasa,


tidak hamil, tanpa kelainan penyerta
Klinis • Komplikata : laki-laki, wanita hamil,
ISK pada kelainan struktural dan
fungsional
Infeksi Saluran Kencing
• Etilogi terbanyak : bakteri gram (-)
• E. coli  terbanyak
• Enterococci
• Staph. Saprophyticus
• Klebsiella sp.
• Proteus mirabilis
Gejala Klinis
ISK Keluhan
Pielonefritis Keluhan :
Demam tinggi, menggigil, nyeri punggung (nyeri ketok CVA positif),
mual, muntah, keluhan kencing tidak terlalu dominan, diare
Pemeriksaan penunjang :
Nitrit esterase (+)
Silinder leukosit(+)
Prostatitis Keluhan :
Demam, discharge (+), nyeri saat kencing
Pemeriksaan RT :
Nyeri tekan prostat (+)
Sistitis Keluhan :
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri tekan suprapubik, hematuria,
demam (-)
Uretritis Keluhan :
Demam (-), disuria, frekuensi tanpa adanya nyeri tekan suprapubik
Pemeriksaan Penunjang

Bakteriuria
Hematuria
Urinalisis Nitrit (+)
Leukosit >5/LPB

Kultur
Jumlah koloni ≥105/mL
urin
pancaran
tengah
Tatalaksana
• Rawat inap  • Antibiotik oral • Antibiotik oral
seftriakson IV • Siprofloksasin • Siprofloksasin
• Rawat jalan  • Kotrimoksazol • Kotrimoksazol
fluorokuinolon • Nitrofurantoin

Pielonefritis Prostatitis Sistitis

• Antibiotik oral
• Siprofloksasin
• Kotrimoksazol

Uretritis
A. Amoksisilin 2x500 mg
B. Levofloxacin 4x500 mg
C. Eritromisin 3x400 mg
D. Ciprofloxacin 2x250 mg
E. Ceftriakson 3x500 mg
36
An. Yuni, perempuan 9 tahun datang berobat ke Poliklinik
karena keluhan BAK berwarna kemerahan seperti air cucian
daging sejak 2 hari ini. Selain itu anak juga mengalami
bengkak pada kedua kelopak mata dan tungkai. Seminggu
sebelumnya anak mengalami flu dan nyeri tenggorokan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg,
nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit dan suhu
aksila 37,80C. Pada pemeriksaan didapatkan ASTO meningkat.
Tatalaksana yang tepat adalah ...
A. Kotrimoksazol
B. Eritromisin
C. Kotrimoksazol
D. Penisilin
E. Vancomisin
Pembahasan
• An. perempuan 9 tahun
• BAK kemerahan seperti air cucian daging
• Bengkak kedua kelopak mata dan tungkai
• Riwayat flu dan nyeri tenggorokan
• ASTO meningkat

• Tatalaksana yang tepat adalah ...


Nephritic Syndrome vs Nephrotic
Syndrome
Tatalaksana Nephritic
Syndrome
• Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari
dibagi 3 dosis, selama 10 hari
Medikamentosa • Eritromisin 30 mg/kgBB/hari
dibagi 3 dosis, selama 10 hari

• Tirah baring
• Diet nefritik  diet rendah
Suportif garam
A. Kotrimoksazol
B. Eritromisin
C. Kotrimoksazol
D. Penisilin
E. Vancomisin
37
Sdr. Andi, 25 tahun, datang ke UGD RS dengan keluhan
nyeri pada buah zakar sebelah kiri. Nyeri dirasakan
mendadak setelah pasien berolahraga. Tidak ada
demam. Pada pemeriksaan genetalia eksterna
didapatkan skrotum bengkak, nyeri tekan, testis kiri lebih
tinggi dari kanan, dan prehn test (-). Berapa waktu untuk
dilakukan tindakan definitive?
A. 1 jam
B. 2 jam
C. 4 jam
D. 5 jam
E. 7 jam
Torsio Testis dan Epididimitis
Epididimitis (+) Torsio Testis (–)

• Nyeri perlahan (hari) • Nyeri tiba –tiba (jam)


• Onset jarang setelah • Onset setelah bangun tidur
bangun tidur atau aktivitas
• Prehn + (nyeri berkurang) • Prehn – (nyeri tetap)
• Kremaster + • Kremaster –
• Tidak muntah • Muntah
• Demam • Jarang demam
• Terapi empiris • Gawat darurat

Apapun kecurigaannya harus tetap di USG doppler!


Torsio Testis
Tatalaksana
• Detorsi manual
• Operasi  Orchiopexy

• Perubahan iskemia yang irreversible terjadi setelah 6 jam


dari torsi
• Tindakan bedah yang dilakukan segera dalam 4-6 jam
setelah terjadinya nyeri, rata-rata testis yang bisa
diselamatkan adalah sekitar 90 %
A. 1 jam
B. 2 jam
C. 4 jam
D. 5 jam
E. 7 jam
38
Sdr. Andi, 25 tahun, datang ke UGD RS dengan keluhan
nyeri pada buah zakar sebelah kiri. Nyeri dirasakan
mendadak setelah pasien berolahraga. Tidak ada
demam. Pada pemeriksaan genetalia eksterna
didapatkan skrotum bengkak, nyeri tekan, testis kiri lebih
tinggi dari kanan, dan prehn test (-). Apa diagnosis
pasien?
A. Torsio testis kiri
B. Varicocle testis kiri
C. Orkitis kiri
D. Epididimitis kiri
E. Tumor testis kiri
Pembahasan
• Laki-laki, 25 tahun
• Nyeri testis kiri, mendadak
• Skrotum bengkak, nyeri tekan, testis kiri lebih tinggi
dari kanan
• Prehn test (-)

• Apa diagnosis pasien?


Torsio Testis
A. Torsio testis kiri
B. Varicocle testis kiri
C. Orkitis kiri
D. Epididimitis kiri
E. Tumor testis kiri
39
An. Faris, laki-laki umur 3 tahun dibawa ibunya ke dokter
umum dengan keluhan nyeri saat berkemih dan tampak
menggembung pada penis. Hal tersebut sudah terjadi pada
anak sejak lahir. Namun, beberapa hari ini ujung penis anak
tampak merah, nyeri dan anak juga mengalami demam. Dari
pemeriksaan genetalia eksterna tampak ujung preputium kecil
dan gland penis tampak hiperemis, nyeri (+). Apa diagnosis
kasus di atas?
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Balanitis
D. Angioedema
E. Balanopostitis
Pembahasan
• An. laki-laki, 3 tahun
• Nyeri saat berkemih
• Demam
• Ujung preputium kecil
• Gland penis tampak hiperemis, nyeri (+)

• Diagnosis ??
Fimosis
• Fimosis adalah kondisi
dimana preputium
tidak dapat diretraksi
melewati glans penis.
• Fimosis bisa
menyebabkan balanitis
 infeksi pada gland
penis akibat hygiene
diri yang kurang
Gejala Klinis Fimosis
Gangguan aliran urine

Higiene lokal  infeksi : postitis,


balanitis, balanopstitis.

Corpus smegma
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Balanitis
D. Angioedema
E. Balanopostitis
40
An. Dion, laki-laki umur 2 tahun dibawa ibunya ke
Puskesmas karena sejak lahir kencing tidak melalui ujung
kemaluan. Pada pemeriksaan tampak penis bengkok
kearah ventral, OUE tidak di ujung penis, gland penis
lebih mendatar, dan preputium menumpuk di dorsum
penis. Diagnosis pasien adalah ...
A. Parafimosis
B. Fimosis
C. Hipospadia
D. Mikropenis
E. Burried penis
OUE tidak terletak pada tempat yang
normal
Hipospadia  Bawah
Epispadia  Atas (dorsum) (ventral)
A. Parafimosis
B. Fimosis
C. Hipospadia
D. Mikropenis
E. Burried penis
41
Seorang pria dirawat dengan keluhan pneumonia di
Rumah Sakit, pasien dirawat selama 12 hari, dan
diberikan antibiotik intravena selama perawatan. Pasien
terbaring lama selama perawatan. Saat ini pasien
mengeluh sakit di daerah pinggang. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nyeri CVA dan dari pemeriksaan
laboratorium ditemukan peningkatan ureum dan
creatinin spesifik. Apa diagnosis pasien di atas?
A. GGA
B. GGK
C. Glomerulonefritis Akut
D. Sindroma Nefrotik
E. Pielonefritis
Gagal Ginjal Akut
• Sindroma Klinis yang ditandai oleh penurunan fungsi
ginjal yang cepat (biasanya dalam beberapa hari) 
menyebabkan azotemia (pe↑ BUN) yang berkembang
cepat

• Pe↓ fungsi ginjal :


• Pe↓ GFR :
• Produksi urin < 400 ml/hari
• kadar kreatinin serum me↑
• kadar BUN (nitrogen urea darah) ↑
Acute Kidney Injury
• Aminoglycoside antibiotics, non-steroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs), contrast agents, and angiotensin converting
enzyme inhibitors (ACEIs) are the most common cause of
AKI in hospitalized patients (2). The risk of contrast-induced
nephropathy is highest in diabetics and chronic kidney
disease diabetes (9).
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
A. GGA
B. GGK
C. Glomerulonefritis Akut
D. Sindroma Nefrotik
E. Pielonefritis
42
Nn. Alin, 25 tahun datang ke IGD karena demam dan
mengigil sejak 1 hari yang lalu disertai dengan kencing
keruh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, suhu aksila 39°C, dan
nyeri ketok CVA (+). Hasil pemeriksaan urin ditemukan
leukosit 20-30/LPB, eritrosit 0-1/LPB dan nitrit (+). Terapi
empiris pada kasus diatas adalah ...
A. Ciprofloxacin 2x400 mg
B. Cefotaxime 2x1 gr IV
C. Ceftriaxone 3x500 mg IV
D. Co-Amoxiclaf 3x1 gr
E. Seftazidin 3x1 gr IV
Pembahasan
• Perempuan, 25 tahun
• Demam dan mengigil
• Kencing keruh
• Nyeri ketok CVA (+)
• UL : leukosit 20-30/LPB, nitrit (+)

• Terapi empiris pada kasus diatas adalah ...


Gejala Klinis
ISK Keluhan
Pielonefritis Keluhan :
Demam tinggi, menggigil, nyeri punggung (nyeri ketok CVA positif),
mual, muntah, keluhan kencing tidak terlalu dominan, diare
Pemeriksaan penunjang :
Nitrit esterase (+)
Silinder leukosit(+)
Prostatitis Keluhan :
Demam, discharge (+), nyeri saat kencing
Pemeriksaan RT :
Nyeri tekan prostat (+)
Sistitis Keluhan :
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri tekan suprapubik, hematuria,
demam (-)
Uretritis Keluhan :
Demam (-), disuria, frekuensi tanpa adanya nyeri tekan suprapubik
Terapi
• Terapi pielonefritis non komplikata
• Antibiotika empiris
• Antibiotik parenteral
• Ceftriaxone
• Cefepime
• Fluorokuinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin)
• Terapi antibiotika parenteral  diganti dengan obat oral setelah 24-
48 jam
• Antibiotik oral
• Rawat jalan  fluorokuinolon untuk basil Gram negatif
• Penyebab lain  Trimetoprim-sulfametoxazole
• Simptomatis
• Analgetik-antipiretik
• Antiemetik
A. Ciprofloxacin 2x400 mg
B. Cefotaxime 2x1 gr IV
C. Ceftriaxone 3x500 mg IV
D. Co-Amoxiclaf 3x1 gr
E. Seftazidin 3x1 gr IV
43
Tn. Fahmi, 28 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan
keluhan BAK sedikit-sedikit dan nyeri. BAK disertai sedikit
darah, selain itu pasien juga merasakan panas tinggi sejak 3
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, frekuensi napas 20
kali/menit, suhu aksila 40°C, dan nyeri ketok CVA. Pada
pemeriksaan urin didapatkan nitrit esterase (+). Apa diagnosis
kasus diatas?
A. Pielonefritis
B. Sistitis
C. Prostatitis
D. Nefrolitiasis
E. Vesicolithiasis
Pembahasan
• Laki-laki, 28 tahun
• Demam tinggi
• Nyeri ketok CVA
• Nitrit esterase (+)

• Apa diagnosis kasus diatas?


Gejala Klinis
ISK Keluhan
Pielonefritis Keluhan :
Demam tinggi, menggigil, nyeri punggung (nyeri ketok CVA positif),
mual, muntah, keluhan kencing tidak terlalu dominan, diare
Pemeriksaan penunjang :
Nitrit esterase (+)
Silinder leukosit(+)
Prostatitis Keluhan :
Demam, discharge (+), nyeri saat kencing
Pemeriksaan RT :
Nyeri tekan prostat (+)
Sistitis Keluhan :
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri tekan suprapubik, hematuria,
demam (-)
Uretritis Keluhan :
Demam (-), disuria, frekuensi tanpa adanya nyeri tekan suprapubik
A. Pielonefritis
B. Sistitis
C. Prostatitis
D. Nefrolitiasis
E. Vesicolithiasis
44
Tn. Bobi, usia 67 tahun masuk Rumah Sakit dengan
keluhan sulit BAK sejak 1 hari SMRS. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu dan semakin parah
sejak 1 minggu terakhir. Pada pemeriksaan colok dubur
didapatkan pembesaran prostat bernodul. Pemeriksaan
penunjang yang tepat pada kasus ini adalah ...
A. TURS
B. PSA
C. USG
D. Foto BNO
E. IPSS
Kelainan Prostat

BPH Ca Prostat
• Gejala Klinis • Gejala Klinis
• Gejala obstruktif • Gejala obstuktif dan iritatif
• Gejala iritatif • Gejala metastasis (tulang)
• Pemeriksaan RT
• Pemeriksaan RT • Pembesaran prostat, berdungkul-
• Pembesaran prostat, dungkul, nyeri
konsistensi kenyal, tidak
nyeri, pool atas tidak teraba • Zona Prostat
• Zona perifer
• Zona Prostat • Pemeriksaan Lab
• Zona transisional • PSA  <4 ng/ml
• Pemeriksaan Lab • TRUS
• USG • Bone scan
• Biopsi
• Skor IPSS
A. TURS
B. PSA
C. USG
D. Foto BNO
E. IPSS
45
Wanita, usia 45 tahun datang ke tempat praktek dokter
umum dengan keluhan utama bengkak di kaki kanan.
Pasien merupakan penderita Ca mammae yang saat ini
masih menjalani kemoterapi. Pasien memiliki riwayat
tirah baring yang lama karena penyakitnya. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil D-dimer
meningkat. Diagnosis pada kasus ini adalah?
A. Phlebitis
B. Trombosis vena dalam
C. Iskemik arteri akut
D. Penyakit burger
E. Penyakit arteri perifer
Trombosis Vena Dalam
• Trombosis vena dalam (DVT) ditandai dengan
adanya bekuan darah pada vena, paling sering
terjadi pada ekstremitas bawah
• Anamnesis:
• Kram (kaku otot) betis yang menetap selama beberapa
hari dan menyebabkan tidak nyaman
• Kaki bengkak, nyeri tungkai bawah
• Riwayat trombosis sebelumnya
• Riwayat trombosis dalam keluarga
Trombosis Vena Dalam
Faktor Risiko Didapat
• Usia lanjut (>40 thn)
• Riwayat tromboemboli sebelumnya
• Pasca operasi, pasca trauma
• Imobilisasi lama
• Gagal jantung kongestif
• Pasca MCI
• Paralisis tungkai bawah
• Penggunaan estrogen
• Kehamilan atau pasca melahirkan
• Varises
• Obesitas
• Sindrom antibodi antifosfolipid
• hiperhomosisteinemia

Trombofilia Herediter
• Activated protein C resistance
• Protrombin G20210A
• Defisiensi antitrombin
• Defisiensi protein C
• Defisiensi protein S
• disfibrinogenemia
Scoring Wells
Kriteria Skor
Kanker aktif (sedang terapi dalam 1-6 bulan atau paliatif) 1
Paralisis, paresis, imobilisasi 1
Terbaring selama > 3 hari 1
Nyeri tekan terlokalisir sepanjang vena dalam 1
Seluruh kaki bengkak 1
Bengkak betis unilateral 3 cm lebih dari sisi asimtomatik 1
Pitting edema unilateral 1
Vena superfisial kolateral 1
Diagnosis alternatif yang lebih mungkin dari DVT 2
A. Phlebitis
B. Trombosis vena dalam
C. Iskemik arteri akut
D. Penyakit burger
E. Penyakit arteri perifer
46
Tn. Antoni, usia 60 tahun datang ke iGD RS dengan keluhan
penurunan kesadaran, terpasang kateter foley sejak seminggu
yang lalu karena kesulitan BAK. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 70/40 mmHg, tidak respons
terhadap terapi cairan, denyut nadi 110 kali/menit, laju napas
24 kali/menit dan suhu aksila 38,50C. Pemeriksaan lain dalam
batas normal. Diagnosis yang tepat pada pasien diatas
adalah?
A. SIRS
B. Sepsis
C. Sepsis berat
D. Syok sepsis
E. Disfungsi multiorgan
Sepsis
SOFA Criteria

SOFA Criteria > 2 define as organ dysfunction


A. SIRS
B. Sepsis
C. Sepsis berat
D. Syok sepsis
E. Disfungsi multiorgan
47
Tn. Umar, 60 tahun memiliki riwayat stroke, gagal jantung
kronik dan riwayat gangguan ritme jantung. Dokter
meresepkan obat antikoagulan untuk mencegah stroke
berulang. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan untuk
memantau efek terapi antikoagulan?
A. BT
B. APTT
C. PT
D. CT
E. Hitung trombosit
Koagulasi
Terapi Antikoagulan
Efek Terapi Antikoagulan
• PT beserta perhitungan turunan
dari PT (INR) merupakan parameter
yang digunakan untuk menilai jalur
ekstrinsik dari kaskade koagulasi,
khususnya terkait penggunaan
antikoagulan.
ISI: international sensitivity index
MNPT: mean normal PT laboratory • Dalam penggunaan antikoagulan,
misal warfarin, target INR adalah 2-
3.
A. BT
B. APTT
C. PT
D. CT
E. Hitung trombosit
48
Tn. Cahyo usia 38 tahun datang ke tempat praktek dokter
pribadi dengan keluhan bentol-bentol di seluruh tubuh
disertai gatal. Keluhan timbul setelah pasien makan
seafood. Pasien merupakan seorang supir truk. Obat
apakah yang sebaiknya diberikan kepada pasien untuk
mengatasi keluhannya?
A. Loratadin
B. Klorfeneramin
C. Epinefrin
D. Dipenhidramin
E. CTM
Reaksi Hipersensitivitas
Antihistamin-H1
Non Sedative (2nd
Sedative (1st Generation) Generation)
• Difenhydramin • Terfenadine
• Chlorpheniramine
• Astemizol
• Embramin
• Prometazin • Cetirizine
• Cyproheptadin • Loratadin
• Bisulepin
• Dimetinden
• Azatadin
• klemastin
A. Loratadin
B. Klorfeneramin
C. Epinefrin
D. Dipenhidramin
E. CTM
49
Sdr. Aldi, usia 17 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan demam
selama 7 hari. Demam memberat ketika malam har. Ada mual,
muntah dna tidak BAB selama 3 hari. Pasien memiliki riwayat alergi
obat kloramfenikol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 20
kali/menit dan suhu aksila 380C, sklera normal, hepar sedikit
membesar, dan tidak didapatkan tanda-tanda perforasi usus. Apa
tatalaksana yang tepat pada pasien ini?
A. Tiamfenikol iv
B. Cefixim oral selama 7 hari
C. Ceftriakson oral selama 7 hari
D. Kotrimoksazol 100-200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
selama 7 hari
E. Trimetropin sulfat
Demam Tifoid
• Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi akut,
sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
• Gejala Klinis :
• Demam persisten
• nyeri kepala
• gejala abdomen (biasanya berupa nyeri epigastrium, diare
atau konstipasi), mual, muntah
• bradikardi relatif
• lidah yang tremor dan berselaput
• meteorismus.
• hepatomegali, splenomegali
Patofisiologi Demam Tifoid

S. typhi masuk  sampai usus halus  menembus sel epitel  ke lamina propria
 difagosit makrofag  berkembang biak dalam makrofag  ke Plak Peyeri 
KGB mesenterika  duktus torasikus  bakterimia  ke hepar& lien 
bakterimia dan diekskresikan bersama cairan empedu ke lumen usus
Pemeriksaan Penunjang

Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Primer
Tatalaksana Demam Tifoid
• Kloramfenikol 4x500 mg PO atau IV  7 hari bebas demam
• Kotrimoksazol 2x2 tablet
• 1 tablet kotrimoksazol :
• Sulfametoksazol 400mg dan Trimetoprim 80 mg
• Diberikan selama 2 minggu.
• Ampisilin dan Amoksisilin 50-150mg/KgBB selama 2 minggu
• Sefalosporin generasi ketiga IV 4 gr dalam dekstrosa 100cc diberikan
selama ½ jam sekali sehari selama 3-5 hari.
• Cefixime dapat diberikan 7-14 hari
• Golongan Fluorokionolon :
• Norfloksasin 2x400mg/hari selama 14 hari
• Siprofloksasin 2x500mg selama 6 hari
• Ofloksasin 2x400 mg/hari selama 7 hari
• Pefloksasin 400 mg/hari selama 7 hari
• Fleroksasin 400 mg/hari selama 7 hari
A. Tiamfenikol iv
 pasien riwayat alergi kloramfenikol, satu golongan
B. Cefixim oral selama 7 hari
C. Ceftriakson oral selama 7 hari
 sediaan hanya injeksi
D. Kotrimoksazol 100-200 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis selama 7 hari
 dosis 2 x 2 tablet/hari dan diberikan selama 14 hari
E. Trimetropin sulfat
 diberikan bersama dengan sulfametoksazol
50
Ny. Ani usia 25 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
badan lemas, lesu, pucat dan kulit tampak kekuningan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg,
nadi 108 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit dan suhu
aksila 36,50C. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 5,5 g/dL,
leukosit 5500/mm3, trombosit 200.000/mm3, retikulosit 3,7%
dan tes coomb direct dan indirect (+). Apa jenis komponen
darah yang diberikan paada pasien ini?
A. Washed red cell
B. Packed red cell
C. Whole blood cell
D. Fresh frozen plasma
E. Konsetrat trombosit
Anemia Hemolitik Autoimun
• Anemia Hemolitik Autoimum adalah anemia
hemolitik yang ditandai oleh adanya antibodi
terhadap sel darah merah yang menyebabkan umur
eritrosit menjadi lebih pendek.
• Gejala Klinis :
• Anemia
• Bila hemolisisnya berat : demam, menggigil, mual,
muntah, nyeri perut, ikterus
• Splenomegali
• Bila anemia berat bisa terjadi gagal jantung
Pemeriksaan Penunjang
• Anemia normokrom normositer
Pemeriksaaan • Retikulosit tinggi

Darah dan HDT • Polikromasi, eritrosit berinti, sferositosis,


eritrosit mengalami fragmentasi

• Urobilinuria
Pemeriksaan • Hemoglobinuria

Urin
• Direct Coomb’s test (+)
• Indirect Coomb’s test (+)
Coomb’s test
ROULEAUX FORMATION

Hapusan Darah Tepi AIHA

Rouleaux formation
(eritrosit tumpuk  uang
logam)

240
Transfusi Darah
Transfusi Darah
Jenis Darah Indikasi

Whole Blood • Perdarahan akut dengan hipovolemia


• Transfusi Tukar (Exchange transfusion)
• Pengganti darah merah endap (packed red cell) saat memerlukan transfusi sel
darah merah
Packed Red Cell • Pengganti sel darah merah pada anemia
• Anemia karena perdarahan akut (setelah resusitasi cairan kristaloid atau koloid)
Washed Erythrocyte • Transfusi masif pada neonatus sampai usia < 1 tahun
• Transfusi intrauterin
• Penderita dengan anti-IgA atau defisiensi IgA dengan riwayat alergi transfusi berat
• Riwayat reaksi transfusi berat yang tidak membaik dengan pemberian premedikasi
Trombocyte • Perdarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit
Concentrates • Pencegahan perdarahan karena trombositopenia (gangguan sumsum tulang)
kurang dari 10.000 /micro liter
• Profilaksis perdarahan pada pre operatif dengan trombosit kurang atau sama
dengan 50.000 /microliter, kecuali operasi trepanasi dan cardiovaskuler kurang
atau sama dengan 100.000 micro liter
Transfusi Darah
Jenis Darah Indikasi
Cryoprecipitate • Alternatif terapi F VIII konsentrat pada defisiensi :
- Faktor von Willebrand (von Willebrand’s disease)
- Faktor VIII (hemofilia A)
- Faktor XIII
• Sumber fibrinogen pada gangguan koagulopati dapatan misalnya
DIC
Fresh Frozen • Defisiensi faktor koagulasi (penyakit hati, overdosis
Plasma antikoagulan-warfarin, kehilangan faktor koagulasi pada
penerima transfusi dalam jumlah besar)
• DIC
• TTP
A. Washed red cell
B. Packed red cell
C. Whole blood cell
D. Fresh frozen plasma
E. Konsetrat trombosit
51
Nn. Anik usia 20 tahun datang ke Poliklinik dengan
keluhan lesu dan pucat selama 2 minggu ini. Selama 2
bulan sebelumnya pasien selalu buang air besar disertai
dengan darah. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil Hb turun. Pada pemeriksaan
hematologi, apa yang akan ditemukan?
A. MCV turun
B. MCH naik
C. MCHC naik
D. Red cell distribution width naik
E. Eritrosit naik
Anemia
A. MCV turun
B. MCH naik
C. MCHC naik
D. Red cell distribution width naik
E. Eritrosit naik
52
Seorang laki-laki dengan penyakit TB paru datang ke
Poliklinik dengan keluhan lemas badan. Dari
pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan
gambaran normokrom normositer. Pada
pemeriksaan lab akan ditemukan ...
A. TIBC normal
B. TIBC menurun
C. Fe serum meningkat
D. Ferritin menurun
E. Transferin menurun
Anemia
Anemia Normokrom
Normositer
A. TIBC normal
B. TIBC menurun
C. Fe serum meningkat
D. Ferritin menurun
E. Transferin menurun
53
Sdr. Amin usia 25 tahun datang ke Poliklinik dengan
keluhan demam, pusing dan mual. Riwayat pasien
berpergian ke NTT 2 minggu yang lalu. Hasil
pemeriksaan apusan darah didapatkan gambaran
maurer spot. Tatalaksana pasie tersebut adalah?
A. Kina + primakuin
B. Klorokuin + primakuin
C. Amodiaquin + artesunat + kina
D. Amodiaquin + artesunat + klorokuin
E. Amodiaquin + artesunat + primakuin
Malaria
• Malaria merupakan penyakit infeksi akut hingga kronik
yang disebabkan oleh satu atau lebih spesies
plasmodium, ditandai dengan panas tinggi bersifat
intermitten, anemia dan hepato-splenomegali.
• Etiologi :
• Plasmodium  parasit (protozoa)
• Hidup dalam organ dan pembuluh darah manusia
• Empat spesies :
• Plasmodium vivax  malaria tertiana
• Plasmodium falciparum  malaria tropikana
• Plasmodium malariae  malaria kuartana
• Plasmodium ovale  malaria ovale
Malaria
• Penularan :
1. Alamiah (natural infection)  gigitan nyamuk Anophelles
2. Non alamiah :
• Malaria bawaan (kongenital)
• Secara mekanik  transfusi darah, jarum suntik
• Diagnosis :
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
• Hapusan darah tepi :
• Tetes tebal  ada/tidaknya plasmodium
• Tetes tipis  identifikasi spesies plasmodium, tingkat parasitemia
Kurva Suhu
Pada Penderita
Malaria
Tertiana

Quartana

Tropika /
subtertiana
Gambaran Hapusan Darah
Tepi
Plasmodium falciparum Plasmodium vivax

Trofozoit intraeritrosit berbentuk cincin, Eritrosit membesar (1.5-2 kali), bentuk


terletak marginal (accole), titik Maurer ameboid, terdapat titik Schuffner,
pada eritrosit, gametosit berbentuk gametosit berbentuk bulat, skizon berisi
sabit/pisang/sosis 12-24 merozoit
Gambaran Hapusan Darah
Tepi
Plasmodium malariae Plasmodium ovale

Eritrosit sedikit lebih kecil, bentuk Eritrosit berbentuk ovale dan


band-form/basket-form, terdapat membesar (1-1.25 kali), kadang
titik Ziemann, merozoit dalam skizon terdapat fimbriae, skizon berisi 8-12
membentuk formasi rosette merozoit
Tatalaksana
Plasmodium Tatalaksana
P. Falciparum Lini pertama : ACT 3 hari + primakuin 1 hari
Lini kedua : Kina 7 hari + doksisiklin/tetrasiklin 7 hari + primakuin 1 hari
P. Vivax/ovale Lini pertama : ACT 3 hari + primakuin 14 hari
Lini kedua : kina 7 hari + primakuin 14 hari
P. Malariae ACT selama 3 hari

ACT : Artemisinin Combination Therapy


• Artesunat + amodiakuin
• Dihidroartemisinin + piperakuin
Dosis :
- Amodiakuin 10 mg/kgBB/hari
- Artesunat 4 mg/kgBB/hari
- Primakuin 0.75 mg/kgBB/hari
- Dihidroartemisinin 2-4 mg/kgBB
- Piperakuin 16-32 mg/kgBB
- Kina 10 mg/kgBB/kali  3kali/hari
A. Kina + primakuin
B. Klorokuin + primakuin
C. Amodiaquin + artesunat + kina
D. Amodiaquin + artesunat + klorokuin
E. Amodiaquin + artesunat + primakuin
54
Ny. Winda, usia 28 tahun datang berobat bersama
suaminya ke Poliklinik dengan keluhan bengkak pada
tungkai bawah kanan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien baru
menyelesaikan pengobatan doksisiklin 3 minggu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan edema tungkai kanan
sampai paha dengan gambaran permukaan kulit
berlekuk-lekuk atau gambaran Peau d’Orange. Apa
diagnosis pada pasien tersebut?
A. Limfangitis akut
B. Miksedema
C. Filariasis
D. Limfadenopati
E. Limfangioma
Filariasis
• Penyakit yang disebabkan cacing Filariidae, dibagi menjadi 3
berdasarkan habitat cacing dewasa di hospes:
• Kutaneus: Loa loa, Onchocerca volvulus, Mansonella streptocerca
• Limfatik: Wuchereria bancroftii, Brugia malayi, Brugia timori
• Kavitas tubuh: Mansonella perstans, Mansonella ozzardi
• Fase gejala filariasis limfatik
• Mikrofilaremia asimtomatik
• Adenolimfangitis akut: limfadenopati yang nyeri, limfangitis
retrograde, demam, tropical pulmonary eosinophilia (batuk, mengi,
anoreksia, malaise, sesak)
• Limfedema ireversibel kronik
Filariasis
• Grading limfedema (WHO, 1992):
• Grade 1 - Pitting edema reversible with limb elevation
• Grade 2 - Nonpitting edema irreversible with limb
elevation
• Grade 3 - Severe swelling with sclerosis and skin changes
Peau • Peau D’Orange is a symptom
where the skin takes on the
d’Orange appearance of an orange peel
• •The cause is lymphatic edema,
where there is accumulation of
water in the lymphoid tissue. Hair
follicles are fixed  appear as
pits
• •Commonly related to breast
tumor, but can happened in any
conditions with lymphatic
obstruction, e.g. lymphedema
• Panjang: lebar kepala
sama
Wuchereria
• Inti teratur
bancroftii • Tidak terdapat inti di
ekor

• Perbandingan
panjang:lebar kepala
Brugia malayi 2:1
• Inti tidak teratur
• Inti di ekor 2-5 buah

• Perbandingan
panjang:lebar kepala
Brugia timori 3:1
• Inti tidak teratur
• Inti di ekor 5-8 buah
Patofisiologi
Filariasis
• Pemeriksaan penunjang:
• Deteksi mikrofilaria di darah
• Deteksi mikrofilaria di kiluria dan cairan hidrokel
• Antibodi filaria, eosinofilia
• Biopsi KGB
• Pengobatan:
• Tirah baring, elevasi tungkai, kompres
• Antihelmintik (ivermectin, DEC, albendazole)
• DEC: 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
• Ivermectin hanya membunuh mikrofilaria: 150 ug/kgBB SD/6 bln, atau /tahun bila
dikombinasi dengan DEC SD
• DEC + Albendazol 400 mg/tahun selama 5 tahun
• Suportif
• Pengobatan massal dengan albendazole + ivermectin (untuk endemik Onchocerca
volvulus) atau albendazole + DEC (untuk nonendemik Onchocerca volvulus) guna
mencegah transmisi
• Bedah (untuk kasus hidrokel/elefantiasis skrotal)
• Diet rendah lemak dalam kasus kiluria
A. Limfangitis akut
B. Miksedema
C. Filariasis
D. Limfadenopati
E. Limfangioma
55
Sdr. Rudi, usia 26 tahun datang ke praktik dokter umum dengan keluhan diare. Diare sudah dialami
4 hari, frekuensi 3-4 kali/hari, disertai rasa tidak nyaman di perut. Pasien merupakan seorang
wisatawan. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit, laju
pernapasan 20 kali/menit, suhu 37,80C. Hasil pemeriksaan feses didapatkan gambaran seperti
dibawah ini :

Terapi yang diberikan adalah?


A. Tetrasiklin tab 3 x 500 mg selama 7 hari
B. Metronidazol tab 3 x 500 mg selama 7 hari
C. Albendazol tab 400 mg single dose
D. Mebendazol tab 500 mg single dose
E. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB selama 3 hari
Giardiasis
Gejala Klinis
• Incubation period : 1-2 week
• Asymptomatic
• Acute infectious diarrhea
• Chronic diarrhea with failure to thrive and abdominal
pain or cramping
• Symptomatic
• Occur more frequently in children than in adults
• acute diarrhea
• Low-grade fever, nausea, and anorexia, abdominal
distention and cramps, bloating, malaise, flatulence
Diagnosis

Microscopic  pemeriksaan feses

Stool enzyme immunoassay (EIA) or direct


fluorescent antibody tests

Biopsi atau aspirasi cairan duodenum/jejunum


Giardia lamblia

Giardia lamblia Giardia lamblia (cyst) Giardia lamblia (tropozoit)


Tatalaksana

First
• Metronidazole
• 15 mg/kg/hari, 3 kali sehari selama 5-7 hari
• Tinidazole
• Untuk anak >3 tahun

Line • 50 mg/kg/hari, 1 kali sehari


• Nitazoxanide

Second • Furazolidone
• 6 mg/kg/hari, 4 kali sehari, selama 10 hari
• Albendazole

line • Untuk anak >6 tahun


• 400 mg/hari, 1 kali selama 5 hari
A. Tetrasiklin tab 3 x 500 mg selama 7 hari
B. Metronidazol tab 3 x 500 mg selama 7 hari
C. Albendazol tab 400 mg single dose
D. Mebendazol tab 500 mg single dose
E. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB selama 3 hari
56
Tn. Ardi usia 35 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
nyeri kepala dan demam sejak 6 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan nyeri otot serta tidak bisa BAB.
Sebelumnya, 8 hari yang lalu, pasien membeli es kelapa
muda di pinggir jalan. Hasil pemeriksaan biakan agar SS
tampak koloni jernih. Pada pemeriksaan biokimia laktosa
negatif, gerak aktif, TSIA K/A, gas negatif, H2S (+). Kuman
apa yang dimaksud?
A. Salmonella sp
B. Salmonella typhi
C. Shigella
D. Amoeba
E. E.coli
Enterobacteriaceae
• Sifat Enterobacteriaceae (bakteri enterik)
• Berbentuk batang, Gram negatif, tak berspora, fakultatif
anaerob, memfermentasi glukosa, mereduksi nitrat
menjadi nitrit, dan uji oxidase negatif
• Klasifikasi
• Memfermentasi laktosa
• Non fermentasi laktosa/sukrosa
Alur Pemeriksaan
Tinja, usap dubur, darah, cairan
tubuh, sputum, pus, urin, hapusan
tenggorok, dll

KALDU SELENIT

• AGAR Eosin
Methylene Blue
(EMB)
• AGAR MacCONKEY
• AGAR Salmonela
• TSI (Triple Sugar Iron) Shigella (SS)
• Slant/aerobic
• Butt/anaerobic
• KIA (Kligler Iron Agar)
Tes MIU (Motility, Indolase,
and Urease production)
• Untuk menunjukkan adanya flagel/alat gerak bakteri, serta produksi indolase dan
urease
• Sering dipakai untuk membedakan salmonella dengan shigella

Vibrio cholerae

E. coli MOTIL

Salmonella

Klebsiella
NON
MOTIL
Shigella disentriae
A. Salmonella sp
B. Salmonella typhi
C. Shigella
D. Amoeba
E. E.coli
57
An. Budi usia 5 tahun datang ke RS dengan keluhan
lebam-lebam pada lutut dan kaki. Paman pasien juga
sering mengalami hal yang sama. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan bleeding time normal, clotting
time memanjang, PT normal dan APTT memanjang.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini adalah?
A. Hemofilia
B. Talasemia
C. Rematoid juvenile
D. Kekurangan besi
E. Kekurangan vitamin B12
Hemofilia
• Hemophilia is the most common inherited bleeding
disorder.
• There are:
• Hemophilia A : deficiency of factor VIII
• Hemophilia B : deficiency of factor IX (christmas disease)
• X-linked recessive disorders
Hemofilia
• Bleeding:
• usually deep (hematoma, hemarthrosis)
• spontaneous or following mild trauma
• Type:
• Hemarthrosis
• Hematoma
• intracranial hemorrhage
• Hematuria
• Epistaxis
• Bleeding of the frenulum (baby)
A. Hemofilia
B. Talasemia
C. Rematoid juvenile
D. Kekurangan besi
E. Kekurangan vitamin B12
58
Anak Feni usia 5 tahun datang dibawa ibunya ke UGD RS
dengan keluhan lemas. Keluhan disertai mudah lelah dan
perut membuncit sejak usia 3 tahun. Riwayat transfusi
berulang sebanyak 5 kali. Pemeriksaan fisik didapatkan facies
colley (+), konjungtiva pucat, hepar dan lien teraba membesar.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 5 gr/dl, leukosit
9.000/mm3, trombosit 200.000/mm3, retikulosit 30%, Fe
serum 3 gr, TIBC 30 mg. Diagnosis yang tepat adalah?
A. Thalasemia
B. Anemia defisiensi besi
C. Anemia penyakit kronis
D. Anemia keganasan
E. Anemia aplastik
Thalasemia
• Penyakit genetik dgn supresi produksi hemoglobin karena defek pada
sintesis rantai globin (pada orang dewasa rantai globin terdiri dari
komponen alfa dan beta)
• Diturunkan secara autosomal resesif
• Secara fenotip :
• Mayor (transfusion dependent)
• Intermedia (gejala klinis ringan, jarang butuh transfusi)
• Minor/Trait (asimtomatik)
• Secara genotip :
• Thalassemia beta  yang mayoritas ditemukan di Indonesia
• Tergantung tipe mutasi, bervariasi antara ringan (β++, β+) ke berat (β0)
• Thalassemia alfa
• α-thal 2/silent carrier state: delesi 1 gen
• α -thal 1/α -thal carrier: delesi 2 gen: anemia ringan
• Penyakit HbH: delesi 3 gen: anemia hemolitik sedang, splenomegali
• Hydrops foetalis / Hb Barts: delesi 4 gen, mati dalam kandungan
Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan : pucat, lemas
• Riwayat keluarga +
• Riwayat transfusi

Pemeriksaan Fisik
• Anemia kronik, hepatosplenomegali, ikterik
• Perubahan penulangan, osteoporosis
• Perubahan bentuk wajah  facies cooley
• Hiperpigmentasi kulit akibat penimbunan besi

Laboratorium
• “Hair on end” pd foto kepala
• Apusan darah: mikrositik, hipokrom, anisositosis, poikilositosis, sel
target, fragmented cell, normoblas +, nucleated RBC, howell-Jelly
body, basophilic stippling
• Analisis Hb
Laboratorium Thalasemia
Apusan Darah Tepi Facies Colley dan “Hair on
End”

Mikrositik, hipokrom, anisositosis,


poikilositosis, sel target, fragmented cell,
normoblas +, nucleated RBC, howell-Jelly
body, basophilic stippling
Tatalaksana
Transfusi darah

Medikamentosa

• Asam folat 2x1mg/hari


• Kelasi besi
• Vitamin E
• Vitamin C (dosis rendah, pada terapi denga n deferoxamin)

Splenektomi

Transplantasi (sumsum tulang, darah umbilikal)

Fetal hemoglobin inducer

Terapi gen
59
An. Dewi, 10 tahun dibawa orang tuanya dengan keluhan
lemas, sering mimisan dan demam. Terdapat riwayat bila
demam pasien diberi minum antibiotik oleh orang tuanya.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan pansitopenia, anemia
normositik normokromik. Gambaran darah tepi limfositosis
relatif, neutropenia, tidak ada sel granulasi imatur dan
polikromasi eritrosit. Pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis adalah?
A. Indeks besi darah
B. Kadar B12 dan asam folat
C. Biopsi sumsum tulang
D. Coomb test
E. Kadar bilirubin direct/indirect
Anemia
Anemia Aplastik
• Anemia aplastik adalah anemia yang ditandai
dengan Pansitopenia (anemia, lekopenia dan
trombositopenia) dalam darah tepi disertai
hiposelularitas dari sumsum tulang.
• Gejala klinis :
• Perdarahan karena trombositopenia
• Anemia
• Demam akibat infeksi  leukopenia
Gold Standart
• Bone Marrow Puncture : dry aspirate, hypocellular
with fat (>70% yellow marrow)
A. Indeks besi darah
B. Kadar B12 dan asam folat
C. Biopsi sumsum tulang
D. Coomb test
E. Kadar bilirubin direct/indirect
60
By. Adelia, usia 8 bulan, tidak mau makan dan malas
minum ASI. Anak terlihat lemas dan lesu. Hasil
laboratorium darah lengkap Hb 6,5 gr/dl, leukosit dan
trombosit dalam batas normal. Indeks eritrosit MCV 70 fl,
MCH 22 pg. Gambaran darah tepi didapatkan sel pensil
(+) dan sel target (+). Apa diagnosis kasus di atas?
A. Thalasemia
B. Anemia defisiensi Fe
C. Anemia defisiensi vitamin B12
D. Anemia hemolitik
E. Anemia sideroblastik
Anemia
Diagnosis
Gambaran Apusan Darah Tepi
• Normokrom normositer
• Sel target
• Sel pensil
Tatalaksana Menurut IDAI
Dosis Suplementasi Besi
A. Thalasemia
B. Anemia defisiensi Fe
C. Anemia defisiensi vitamin B12
D. Anemia hemolitik
E. Anemia sideroblastik
61
By. Adelia, usia 8 bulan, tidak mau makan dan malas
minum ASI. Anak terlihat lemas dan lesu. Hasil
laboratorium darah lengkap Hb 6,5 gr/dl, leukosit dan
trombosit dalam batas normal. Indeks eritrosit MCV 70 fl,
MCH 22 pg. Gambaran darah tepi didapatkan sel pensil
(+) dan sel target (+). Pemeriksaan apa yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis kasus di atas?
A. SI, TIBC, Feritin serum
B. Serum vitamin B12
C. Asam folat
D. Sumsum tulang
E. Test Coomb
Diagnosis Anemia Defisiensi
Besi
A. SI, TIBC, Feritin serum
B. Serum vitamin B12
C. Asam folat
D. Sumsum tulang
E. Test Coomb
62
An. Putu, usia 7 tahun dibawa ke dokter oleh orang
tuanya dengan keluhan pucat, lemas dan sering
berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik anak tampak
pucat, konjungtiva anemis, atrofi papil lidah (+). Temuan
hasil laboratorium yang paling mungkin pada kasus
tersebut adalah?
A. SI naik, TIBC naik, Feritin turun
B. SI turun, TIBC naik, Feritin turun
C. SI turun, TIBC naik, Feritin naik
D. SI naik, TIBC turun, Feritin turun
E. SI naik, TIBC naik, Feritin naik
Anemia Normokrom
Normositer
A. SI naik, TIBC naik, Feritin turun
B. SI turun, TIBC naik, Feritin turun
C. SI turun, TIBC naik, Feritin naik
D. SI naik, TIBC turun, Feritin turun
E. SI naik, TIBC naik, Feritin naik
63
An. Uki berusia 5 tahun dibawa ke Rumah Sakit oleh
orang tuanya dengan keluhan pucat sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan disertai dengan lemas dan nafsu makan
menurun sejak 6 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat. Hasil laboratorium
didapatkan Hb 6,8 gr/dl, MCV 70 fl, MCH 30 pg. Apa
tatalaksana yang tepat?
A. Besi elemental
B. Vitamin K
C. Vitamin B12
D. Kalium
E. Asam folat
Anemia Defisiensi Besi
Tatalaksana Menurut IDAI
Dosis Suplementasi Besi
A. Besi elemental
B. Vitamin K
C. Vitamin B12
D. Kalium
E. Asam folat
64
Laki-laki 52 tahun dengan keluhan sesak saat berjalan
100 m, diperberat jika berbaring dan berkurang saat
duduk. Pasien memiliki riwayat hipertensi 5 tahun. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah
160/100 mmHg. Pemeriksaan fisik ditemukan edema
pretibia dan JVP 5+2 cm . Apa kelainan anatomis dr
penyakit jantung tersebut?
A. Regurgitasi mitral
B. Regurgitasi trikuspid
C. VSD
D. Stenosis aorta
E. Stenosis pulmonal
Pembahasan
• Pasien memiliki keluhan utama yaitu dyspnea on
effort dengan berjalan kaki 100 meter disertai
dengan orthopnea  gagal jantung
• Gagal jantung yang mana harus dilihat lagi dengan
keluhan-keluhan lain yang ada  pasien ada
edema di pretibial (pitting edema) dan JVP yang
meningkat  gagal jantung kanan atau gagal
jantung kiri yang meluas ke kanan
• Faktor Risiko pasien ini adalah hipertensi  HHD 
pelebaran katup mitral  regurgitasi  gagal
jantung kiri yang meluas ke kanan
A. Regurgitasi mitral
B. Regurgitasi trikuspid
C. VSD
D. Stenosis aorta
E. Stenosis pulmonal
65
Pasien laki-laki berusia 50 tahun datang dengan
tekanan darah 150/90 mmHg. Apa kelainan yang
dapat terjadi jika keluhan tersebut tidak diobati pada
pasien?
A. Hiperplasia
B. Metaplasia
C. Hipertrofi
D. Aplasia
E. Atrofi
Pembahasan
• Ketika pasien memiliki faktor risiko hipertensi, otot
jantung akan dipaksa untuk bekerja lebih keras.
• Jika suatu jaringan harus bekerja lebih keras untuk
mencapai fungsinya hiperplasia atau hipertrofi
• Hiperplasia  penambahan jumlah sel  ingat
bahwa sel jantung tidak dapat lagi membelah
• Hipertrofi  penambahan ukuran atau volume dari
suatu sel  pada pasien hipertensi  HHD
A. Hiperplasia
B. Metaplasia
C. Hipertrofi
D. Aplasia
E. Atrofi
66
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
bahu kiri. Keluhan disertai keringat dingin dan muntah.
Durasi lebih dari 30 menit. Pada Pemeriksaan tanda vital
ditemukan tekanan darah 160/100 mmHg. Apa
pemeriksaan penunjang pertama kali yg dilakukan?
A. EKG
B. Echocardiography
C. Enzim jantung
D. CT-Scan
E. USG Jantung
Pembahasan
• Pasien ini sudah pasti Acute Coronary Syndrome
(ACS)
• Pasien ACS akan dibagi menjadi peningkatan ST
elevasi atau tidak (dari EKG)
• Jika ada peningkatan ST elevasi  STEMI
• Jika tidak ada peningkatan ST elevasi  NSTEMI
atau UAP  tergantung ada atau tidak peningkatan
enzim  jika ada NSTEMI
A. EKG
B. Echocardiography
C. Enzim jantung
D. CT-Scan
E. USG Jantung
67
Pasien laki-laki 50 tahun keluhan nyeri jari kaki. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan rutin konsumsi obat
hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah 160/110 mmHg,
nafas 12 kali/menit, nadi 88 kali/menit, suhu 36,8oC.
Dilakukan pemeriksaan asam urat didapatkan 10 mg/dl.
Obat hipertensi apa yg memperparah keadaan pasien ?
A. Captopril
B. Amlodipin
C. Hidroklorothiazid
D. Valsartan
E. Verapamil
Pembahasan
• Soal ini menggiring ke pokok permasalahan
antihipertensi yang kontraindikasi pada pasien
dengan gout atau asam urat yang tinggi.
• Obat antihipertensi yang dapat menaikkan kadar
asam urat adalah diuretic, dalam hal ini HCT karena
bekerja di renal.
A. Captopril
B. Amlodipin
C. Hidroklorothiazid
D. Valsartan
E. Verapamil
68
Seorang laki2 berusia 62 th datang ke klinik dengan
keluhan badan terasa lemas. Riwayat diabetes melitus
dan hipertensi sejak 5 tahun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 140/90, nadi nafas suhu dalam
batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDP 120 GDPP 250 Ureum 70 Kreatinin 1,9.
Pemeriksaan urin ditemukan protein (+) glukosa (++)
leukosit 1-3/LPB eritrosit 1-2/LPB epitel (+).
Antihipertensi apakah yang tepat diberikan pada pasien?
• Candesartan
• Bisoprolol
• Diltiazem
• Hidroklorotiazid
• Propanolol
JNC VIII
• Candesartan
• Bisoprolol
• Diltiazem
• Hidroklorotiazid
• Propanolol
69
Seorang laki-laki usia 57 thn datang ke IGD dengan
keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan kiri.
Terasa seperti ditindih. Nyeri dirasakan selama 30 menit.
Pasien pernah mengalami serangan jantung 2 bulan yang
lalu namun gejala sembuh sendiri. Tekanan darah 150/90
mmHg, nafas 28 kali/menit, nadi 95 kali/menit. Apakah
terapi awal yang sebaiknya diberikan pada pasien ini?
A. Diltiazem
B. Nitrogliserin sublingual
C. Morfin oral
D. Aspirin oral
E. Ketorolac
Tatalaksana ACS
• Nitrat / ISDN sublingual 5 mg  bisa diulang 2 kali
lagi apabila masih nyeri
• Aspirin 4 x 80 mg
• Clopidogrel 4 x 75 mg
• Oksigen
• Morfin (jika dibutuhkan)

Cara hafalin : MONACO


Tapi yang paling awal harus ISDN, untuk membuka
vena cava setelah itu baru yang lain menyusul
A. Diltiazem
B. Nitrogliserin sublingual
C. Morfin oral
D. Aspirin oral
E. Ketorolac
70
Seorang pasien berusia 60 tahun datang dengan keluhan
nyeri dada kiri terutama saat beraktivitas. Keluhan
dirasakan selama 30 menit dan tidak menghilang saat
beristirahat. Tekanan darah 140/90 mmHg, nafas
24x/menit, nadi 103x/menit. Pemeriksaan EKG
didapatkan ST elevasi pada V1-6. Apakah diagnosis yang
paling mungkin pada pasien ini?
A. Angina pektoris stabil
B. Angina pektoris tidak stabil
C. Infark miokard anterior
D. Infark ventrikel kanan
E. Infark miokard inferior
Lead EKG pada ACS
A. Angina pektoris stabil
B. Angina pektoris tidak stabil
C. Infark miokard anterior
D. Infark ventrikel kanan
E. Infark miokard inferior
71
Pria 55 tahun dibawa ke IGD tidak sadarkan diri
sesudah jatuh d kamar mandi. Saat dating diperiksa
EKG dan menunjukkan sinus bradikardi. Penangan yg
dilakukan?
A. Kardioversi
B. Resusitasi Jantung Paru
C. Adrenalin
D. Defibrilasi 200 joule
E. Adenosin
Pembahasan
• Pertama kali kita bisa lihat jika pasien ini
merupakan pasien bradikardi.
• Sama seperti takikardi, kita harus melihat apakah
pasien dalam kondisi yang stabil atau tidak.
• Pada pasien ini, dapat dikatakan bahwa pasien
dalam kondisi yang tidak stabil  penurunan
kesadaran
• Obat yang dapat diberikan adalah atropine (SA),
dopamine, atau epinephrine
A. Kardioversi
B. Resusitasi Jantung Paru
C. Adrenalin
D. Defibrilasi 200 joule
E. Adenosin
72
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan lemah lengan dan tungkai kanan sejak 5 hari yang lalu, tiba-
tiba saat bangun tidur. Tidak terdapat keluhan sakit kepala, mual
muntah kejang maupun penurunan kesadaran. Dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran komposmentis, TD 220/120
mmHg, nadi 94x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,90C,
pada pemeriksaan neurologic diperoleh parese N.VII dan N.XII
dextra tipe sentral, hemiparesis dextra, RF++/++, RP -/-,
hemihipestesi dextra. Apakah pemeriksaan penunjang gold
standard untuk mengkonfirmasi diagnosis tersebut?
A. SPECT
B. Arteriografi
C. CT scan kepala
D. EEG
E. PET scan
Ini soal To The POIN
• Ingat! Ketika ada soal dengan FAST!  stroke
• Gold standard untuk mengetahui apakah ini stroke
atau bukan dan jenis stroke adalah CT-Scan
• Mengapa bukan arteriografi? Arteriografi
digunakan untuk mengetahui lokasi sumbatan pada
stroke iskemik
A. SPECT
B. Arteriografi
C. CT scan kepala
D. EEG
E. PET scan
73
Pasien datang dengan keluhan demam, nyeri sendi
berpindah-pindah, nodul eritema dan gangguan
ekstrapiramidal. Pada pemeriksaan jantung
didapatkan murmur holosistolik di MCL. Apa criteria
minor penyakit diatas?
A. Demam
B. Chorea
C. Poliatralgia
D. Nodul subkutaneus
E. Poliartritis migraine
Penyakit Jantung Rematik
Kriteria JONES
Cara Menghafal Kriteria
JONES
• J  Joint involvement (poliathritis)
• O  Ooo.. Myocard (carditis)
• N  Nodul subkutan
• E  Eritema marginatum
• S  Sidenham Chorea
A. Demam
B. Chorea
C. Poliatralgia
D. Nodul subkutaneus
E. Poliartritis migraine
74
Seorang anak diantar oleh ibunya dengan keluhan
tidak sadarkan diri setelah tertelan kelereng. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan napas tidak ada, nadi
karotis tidak teraba. Tindakan yang dilakukan
selanjutnya adalah…
A. Melakukan pijat jantung luar
B. Intubasi
C. Membuka jalan napas
D. Torakostomi
E. Pemberian oksigen
Soal to the POIN!
• Tidak teraba arteri  RJP langsung!
A. Melakukan pijat jantung luar
B. Intubasi
C. Membuka jalan napas
D. Torakostomi
E. Pemberian oksigen
75
Seorang laki-laki, 50 tahun, dating ke IGD dengan keluhan
berdebar-debar. Setelah diperiksa EKG, hasilnya adalah
seperti berikut:

Diagnosis pasien ini adalah:


A. Ventrikel takikardi
B. Ventrikel fibrilasi
C. Atrial fibrilasi
D. Atrial flutter
E. Torsade de Point
Cara mudah untuk diagnosis
EKG
• Pertama kali coba liat QRSnya apakah sempit atau
lebar.
• QRS menyimpulkan bagaimana arus listrik yang ada di
ventrikel --> ketika lebar maka perambatan terjadi di
ventrikel.
• QRS yang sempit  arus tetap berasal dari atrium
• Jika QRS lebar
• Teratur  Ventrikular takikardi
• Tidak teratur  Ventrikular Fibrilasi
• Jika QRS sempit
• Jika P tidak ada dan teratur SVT
• Jika P ada dan seperti gigi hiu  atrial flutter
• Jika tidak beraturan  atrial fibrilasi
EKG
• VT

• VF
EKG
• SVT

• Atrial flutter

• AF
A. Ventrikel takikardi
B. Ventrikel fibrilasi
C. atrial fibrilasi
D. Atrial flutter
E. Torsade de Point
76
Seorang pasien laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan
tidak sadarkan diri dan kemudian diperiksa EKG.
Ditemukan hasil EKG sebagai berikut:

Tatalaksana yang tepat adalah:


A. Defibrilasi
B. Pijat Jantung Luar
C. Adrenalin
D. Sulfas Atrofin
E. Kardioversi
ACLS Cardiac Arrest Algorithm.

Robert W. Neumar et al. Circulation. 2010;122:S729-S767

Copyright © American Heart Association, Inc. All rights reserved.


A. Defibrilasi
B. Pijat jantung luar
C. Adrenalin
D. Sulfas Atrofin
E. Kardioversi
77
Seorang anak usia 5 tahun datang diantar orang tuanya
dengan biru dibibir dan diujung-ujung jari, makin
membiru bila anak menangis, biru sudah tampak pada
saat bayi namun saat ini keadaan makin jelas, saat
serangan tampak anak jongkok untuk mengurangi gejala.
Diagnosis pada kasus diatas adalah
A. TGA
B. TOF
C. ASD
D. VSD
E. PDA
Kardiovaskular
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang dengan keluhan
nyeri dada di bagian sternal dan dirasakan menjalar ke
lengan kiri, nyeri tidak menghilang dengan istirahat dan
obat dibawah lidah, pada EKG ditemukan ST elevasi di
II,III, AVF. Diagnosis pada kasus diatas adalah:
A. UAP
B. NSTEMI inferior
C. Infark miokard
D. STEMI inferior
E. STEMI lateral
Lead EKG pada ACS
Pembahasan
• Pasien sudah menunjukkan adanya nyeri dada yang
khas angina, yaitu:
• Nyeri di dada kiri
• Seperti tertekan dan tidak dapat ditunjuk secara pasti
dengan jari
• Menjalar
• Otonom tereksitasi (berkeringat, mual, muntah)
• EKG pasien menunjukkan adanya ST elevasi 
STEMI
• ST Elevasi di lead II, III, dan aVF  inferior
A. UAP
B. NSTEMI inferior
C. Infark miokard
D. STEMI inferior
E. STEMI lateral
78
Seorang perempuan mengeluhakan gatal pada
kemaluan. Kemudian keluar keputihan yang berbau
asam dan bergumpal seperti susu. Pasien mengaku
tidak pernah melakukan hububungan seksual bebas.
Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan adalah ...
A. Vaginal swab
B. Pap smear
C. IVA
D. Biopsi
E. Whiff test dengan KOH 10%
• Gatal, keputihan, berbau asam, bergumpal seperti
susu, tidak pernah melakukan hububungan seksual
bebas  Candida
IMS

Discharge Ulkus Benjolan

Uretritis
Human papiloma
Gonorea & non- Sifilis
virus (HPV)
spesifik

Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum

Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)

Trikomonas Herpes simplex


Candida
• Gatal, bau asam
• Discharge putih, kental, bergumpal seperti susu

• KOH10%: pseudohifa dan ragi


Uretritis

• Gejala
• Laki-laki
• Disuri, polikisuria
• Duh tubuh kental, warna putih atau kuning kehijauan, kadang
disertai darah
• Nyeri saat ereksi
• Perempuan
• Biasanya asimptomatik
• Duh tubuh kental, warna putih atau kuning kehijauan
Uretritis gonorea VS Uretritis
non-spesifik
• Gonorea  Neisseria gonorhea
• Non-spesifik  C. Trachomatis, Ureaplasma
urealyticum

• Mengapa perlu dibedakan? Karena tatalaksananya


berbeda

• Bagaimana cara membedakan?


• Pemeriksaan mikroskopik  GONOREA = diplokokus
gram negatif
BV (bakterial vaginosis)
• Etiologi: Gardnerella vagginallis

• Kriteria Amsel
• Discharge putih keabuan
• pH >4,5
• Whiff test/tes amin (KOH10%): Discharge bau amis
• Mikroskopik: ditemukan clue cell
Trikomoniasis
• Etiologi: Trichomonas vaginalis

• Vagina: bau ikan busuk, gatal, eritema, edema


• Discharge kuning kehijauan dan berbusa
• Serviks strawberi
Terapi (hafalin yang merah saja)
Uretritis Candida BV Trikomoniasis

• Gonore • Klotrimazol 500mg • Metronidazol 2gr ATAU • Metronidazol 2gr ATAU


• Sefiksim 400mg ATAU intravaginal ATAU • Metronidazol 2x500mg (7 • Metronidazol 2x500mg (7
• Seftriakson 250mg IM • Klotrimazol/mikonazol hari) ATAU hari) ATAU
ATAU 1x200mg intravagina (3 • Klindamisin 3x300mg (7 • Tinidazol 2gr
• Kanamisin 2gr IM hari )ATAU hari)
• Gonore dengan komplikasi • Nistatin 1x100.000IU
intravagina (7 hari) ATAU
• Sefiksim 1x400mg (5
hari) ATAU • Itrakonazol* 200mg ATAU
• Seftriakson 1x250mg IM • Flukonazol* 150mg ATAU
(3 hari) ATAU • Ketokonazol* 2x200mg (5
• Kanamisin 1x2gr IM (3 hari)
hari)
• Non-spesifik
• Doksisiklin 2x100mg
peroral (7 hari) ATAU
• Azitromisin 1gr ATAU • *tidak boleh untuk ibu
• Tetrasiklin 4x500mg (7 hamil
hari) ATAU
• Eritromisin 4x500mg (7
hari)
Bingung..??
Uretritis Candida BV Trikomonas
Discharge Putih, kuning- Putih, Putih keabuan Kuning kehijauan,
kehijauan bergumpal berbusa
seperti susu
Bau - Asam Amis Ikan busuk
Khas - - Clue cell Serviks merah
(strawberi)
Tatalaksana Gonore: Nistatin Metronidazol Metronidazol
- Sefiksim 400mg intravagina 2x500mg (7hari) 2x500mg (7hari)
dosis tunggal 100.00 IU
Non-spesifik: (7hari)
- Doksisiklin 2x10
mg (7hari)
A. Vaginal swab
B. Pap smear  skrining Ca cervix
C. IVA  skrining Ca cervix
D. Biopsi  diagnosis kanker
E. Whiff test dengan KOH 10%  Pada Candida,
tidak dilakukan Whiff test. Tetapi dilakukan
pemeriksaan mikroskopik dengan menambahkan
KOH 10% ke preparat
79
Laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan benjolan di
bahu kiri sebesar kacang. Pada pemeriksaan,
didapatkan massa lunak, mobile, dan tidak nyeri.
Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah....
A. Kista Ateroma
B. Hematoma
C. Limfoma
D. Lipoma
E. Limfadenitis
• benjolan di bahu kiri sebesar kacang
• PF: massa lunak, mobile, dan tidak nyeri

• Lipoma
Lipoma
• Tumor jinak jaringan lemak
• Gejala
• Asimptomatik
• Dapat membesar, tapi lambat
• PF: Massa lunak, mobile, berbatas tegas, tidak nyeri, dan
tidak ada tanda inflamasi
• Tatalaksana  ekstraksi lipoma
A. Kista Ateroma  memiliki pungta
B. Hematoma  memar
C. Limfoma  keganasan sel limfosit
D. Lipoma
E. Limfadenitis  peradangan KGB: massa di daerah KGB
(lipat paha, leher, dll) konsistensi lunak atau fluktuatif,
eritema, disertai nyeri, dapat diikuti gejala sistemik
berupa demam
80
Wanita 25 tahun mengeluh muncul bercak putih di
punggung. Jika dalam pemeriksaan lampu wood
tampak bintik-bintik kuning keemasan, diagnosis
pasien ini adalah...
A. Psoriasis
B. Eritrasma
C. Pitriasis versikolor
D.Tinea korporis
E. Dermatitis alergi
Pemeriksaan Lampu wood
Pitriasis versikolor Tinea Eritrasma

• Kuning • Kuning • Merah / coral


keemasan kehijauan red
Pitiriasis Versikolor
• Disebabkan Malassezia furfur
• Gejala
• Makula hipo- atau hiper- pigmentosa dengan skuama
halus
• Biasanya ada daerah kulit yang lembab
• Lampu Wood: kuning keemasan
• KOH10%: hifa & yeast  spaghetti and meatball
• Tatalaksana
• Topikal: selenium sulfida 1,8%
• Sistemik: Ketokonazol atau itrakonazol
A. Psoriasis
B. Eritrasma
C. Pitriasis versikolor
D.Tinea korporis
E. Dermatitis alergi
81
Perempuan, berusia 20 tahun mengeluhkan tangan
menjadi kemerahan dan perih sejak 1 minggu lalu. Pasien
bekerja di salon sejak tahun lalu. Setiap hari, ia
berhubungan dengan alat-alat kosmetik dan cat pewarna
rambut. Pada pemeriksaan, didapatkan papul eritema.
Diagnosis yang mungkin untuk pasien ini adalah ...
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Atopi
D. Psoriasis
E. Urtikaria
• Bekerja di salon setahun, keluhan muncul
seminggu, merah, gatal, papul eritema 
dermatitis kontak iritan (DKI)
DKI VS DKA

DKA DKI
Etiologi Karet, logam, kosmetik, Baham kimia yang
perhiasan bersifat iritan:
detergen, asam, dll
Onset Akut Kronik
Gejala Gatal, kulit kering, Pedih, panas, terbakar,
eritema, skuama, eritema,edema, buka,
likenifikasi nekrosis
Pemeriksaan penunjang Uji tempel (patch test) Uji tempel (patch test)
Uji gores (scratch test)
Uji tusuk (prick test)
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Atopi
D. Psoriasis
E. Urtikaria
82
Seorang laki-laki 28 tahun datang dan mengeluhkan
muncul bercak merah di seluruh tubuh, seperti
berikut. Diagnosis yang mungkin untuk kasus ini
adalah...
A. Pitiriasis rosea
B. Pitiriasis versikolor
C. Tinea korporis
D. Pioderma
E. Leukoderma
Pitiriasis rosea
• Lesi pohon cemara  Khas pitiriasis rosea

• Awalnya muncul lesi herald patch


83
Laki-laki 46 tahun, dengan keluhan bercak hitam
menonjol pada punggung dengan rambut di
tengahnya. Bercak membesar, dengan tepi yang
iregular dan warna yang tidak seragam. Diagnosis
yang paling tepat adalah...
A. Melasma
B. Nevus pigmentosa
C. Melanoma maligna
D. Karsinoma sel basal
E. Karsinoma sel skuamosa
• Bercak hitam menonjol pada punggung dengan
rambut di tengahnya.
• Bercak membesar, dengan tepi yang iregular dan
warna yang tidak seragam

• Melanoma maligna
3 Keganasan kulit tersering
Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Basal Melanoma
Plak atau tumor padat Papul atau nodus Asimetri: bentuk lesi
yang permukaannya mengkilap yang berubah asimetri
berbenjol-benjol dan menjadi lesi ulseratif dan Border: tepi tidak tegas
dapat ditemukan ulkus di destruktif (ulkus roden) Color: warna ireguler
atasnya Diameter: >6mm
Elevation: lesi meninggi
A. Melasma
B. Nevus pigmentosa
C. Melanoma maligna
D. Karsinoma sel basal
E. Karsinoma sel skuamosa
84
Laki-laki 27 tahun datang dengan gatal kemerahan di
seluruh tubuh sejak 2 bulan ini. Gatal bertambah
berat bila cuaca dingin dan hilang dalam waktu ± 30
menit. Pemeriksaan Ice cube test (+). Diagnosis
pasien tersebut adalah…..
A. Urtikaria kronik
B. Dermatitis numularis
C. Dermatitis akut
D. Urtikaria akut
E. Malaria
• Gatal kemerahan di seluruh tubuh sejak 2 bulan,
gatal bertambah berat bila cuaca dingin dan hilang
dalam waktu ± 30 menit. Pemeriksaan Ice cube test
(+)  urtikaria
Urtikaria
• Edema lokal yang timbul mendadak dan
menghilang perlahan-lahan, meninggi, berwarna
pucat (di tengah) dan kemerahan
• Pencetus
• Fisik: panas, dingin, UV, sinar matahari
• Gigitan serangga
• Makanan: telur, udang, ikan, kacang, dll
• Obat-obatan: NSAID, penisilin, dll
• Trauma fisik: pakaian, tas, dll
• Autoimun
Klasifikasi
• Waktu
• Akut (<6 ming atau 4 ming terus-menerus)
• Kronik (>6 ming)
• Morfologi klinis
• Papular : papul
• Gutata : sebesar tetesan air
• Girata : lebih besar dari gutata
• Luas dan dalamnya
• Lokal: karena gigitan serangga atau kontak
• Generalisata: karena makanan atau obat
• Angioedema
• Mekanisme
• Imunologik
• IgE  hipersensitivitas tipe 1
• Komplemen  hipersensitivitas tipe 2 dan 3
• Kontak  hipersensitivitas tipe 4
• Non- imunologik
• Idiopatik
Urtikaria

• Pemeriksaan
• Eosinofil
• Uji gores/scratch test  demografisme

• Ice cube test


• Urtikaria muncul setelah kulit diberi es

• Test air hangat


• Urtikaria muncul setelah diberi air hangat
A. Urtikaria kronik
B. Dermatitis numularis
C. Dermatitis akut
D. Urtikaria pigmentosa
E. Malaria
85
Seorang anak laki laki 5 tahun, datang dengan bercak
merah pada kedua pipi dan lengan. Ayah kandung
dan kakak kandung pasien memiliki riwayat asma.
Diagnosis untuk kasus ini adalah…
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Dermatitis atopi
D. Dermatitis numularis
E. Neurodermatitis
• bercak merah pada kedua pipi dan lengan, ayah
dan kakak asma  dermatitis atopi
Dermatitis atopi

• Predileksi:
• Bayi: wajah, pergelangan
tangan dan kaki, lutut
• Anak: lipat siku dan lutut,
fleksor, leher, kadang di
wajah dan kelopak mata
• Remaja dan dewasa: lipat
siku dan lutut, leher, dahi
dan sekitar mata, tangan
dan pergelangan tangan,
bibir, kelamin, puting susu,
kulit kepala
Dermatitis atopi
• Gatal
• Kulit kering
• Iktiosis : kulit seperti sisik ikan
• Gejala dan tanda atopi yang lain (asma, rhinitis
alergi, konjungtivitis alergi) pada pasien atau
keluarga
• Pencetus: emosi, bahan pakaian, dll
Tatalaksana
• Tidak memakai
• Pakaian ketat atau berbahan iritan (wol)
• Kosmetik, parfum, dan bahan iritan lainnya
• Menjaga kebersihan kulit dan pakaian
• Menjaga kelembaban kulit: hidrofilik urea 10%
• Kortikosteroid
• Kulit kepala: desonid krim 0,05%
• Likenifikasi: betametason valerat krim 0,1%
• Antihistamin
• CTM: 3x4 mg, Setirizin: 1x10 mg, loratadin: 1x10mg
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Dermatitis atopi
D. Dermatitis numularis
E. Neurodermatitis
86
Laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan
penglihatan menurun perlahan di kedua mata. Pasien
mengidap DM dan hipertensi lama. Pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan cotton wool spot dengan
neovaskularisasi. Apa diagnosis yang paling tepat?
a. Ablasio retina
b. Katarak
c. Retinopati DM
d. Retinopati hipertensi
e. Degenerasi makula terkait usia
Pembahasan
• Laki-laki usia 55 tahun
• Sudah tua, penyakit degeneratif
• Penglihatan menurun perlahan di kedua mata
• Katarak? AMD? Retinopati diabetik? Edema makula?
• DM dan hipertensi lama
• Risiko retinopati diabetik dan hipertensif
• Cotton wool spot dengan neovaskularisasi
• Retinopati diabetik tipe proliferatif!
• Diagnosis?
Retinopati Diabetik
Nonproliferative diabetic retinopathy (NPDR)
• Mild: minimal 1 mikroaneurisma
• Moderate: perdarahan, mikroaneurisma, dan hard exudates
• Severe (4-2-1): perdarahan dan mikroaneurisma di 4 kuadran, venous beading di
2 kuadran, dan kelainan mikrovaskular intraretina pada 1 kuadran.
Proliferative diabetic retinopathy (PDR)
• Neovascularization: tanda paling khas PDR
• Perdarahan preretina
• Perdarahan vitreous
• Proliferasi jaringan fibrovaskular
• Ablasio retina traksional

Clinically significant Macular edema (bisa terjadi pada NPDR dan PDR)
Retinopati Diabetik
a. Ablasio retina
b. Katarak
c. Retinopati DM
d. Retinopati hipertensi
e. Degenerasi makula terkait usia
87
Bayi laki-laki usia 1 bulan dibawa ke dokter dengan
keluhan kedua matanya terus menerus berair hingga
membasahi pipi. Pada pemeriksaan fisik, tidak ada injeksi
konjungtiva, tidak ada sekret, tidak ada kesan
peningkatan tekanan intraokular per palpasi. Apakah
kemungkinan diagnosis yang paling tepat?
a. Epifora kongenital
b. Konjungtivitis sicca
c. Sindrom Horner
d. Obstruksi duktus nasolakrimal
e. Buftalmos kongenital
Pembahasan
• Usia 1 bulan, kedua matanya terus menerus berair
hingga membasahi pipi
• Produksi berlebihan atau drainase yang kurang?
• Tidak ada injeksi konjungtiva, tidak ada sekret,
tidak ada kesan peningkatan tekanan intraokular
per palpasi
• Belum ada infeksi, bukan glaukoma
• Diagnosis?
Etiologi Obstruksi Duktus
Nasolakrimal (ODNL) Kongenital
Etiologi Obstruksi Duktus
Nasolakrimal (ODNL) Kongenital
1. Kegagalan membran pada ujung duktus lakrimalis
(valve of Hasner) untuk membuka secara normal
pada saat lahir
2. Tidak adanya pungtum lakrimal
3. Sistem lakrimal yang sempit atau stenosis
4. Tulang hidung menutupi keluarnya duktus
lakrimal
Tanda dan gejala ODNL
Kengenital
• Epifora, pada minggu-minggu pertama kehidupan
• kelopak mata merah dan bengkak dengan sekret kuning kehijauan
karena drainase buruk (dakriosistitis)

Tatalaksana
• 90% membaik spontan dalam 1 tahun
• Masase lakrimal
• Antibiotik topikal, bila sekret mukopurulen

Bila tidak membaik secara spontan:


• Probing
• Intubasi nasolakrimal
• Dakriosistorinostomi: pembedahan membuat saluran antara kantung
lakrimal dengan hidung tengah
Pilihan lain
• Epifora: keluar air mata berlebihan,
• Konjungtivitis sicca: dry eye (mata kering)
• Sindrom Horner: trias klasik – ptosis, miosis,
anhidrosis
• Buftalmos kongenital: glaukoma kongenital
a. Epifora kongenital
b. Konjungtivitis sicca
c. Sindrom Horner
d. Obstruksi duktus nasolakrimal
e. Buftalmos kongenital
88
Wanita usia 28 tahun, datang ke IGD dengan mengeluh
perih pada mata kanannya setelah terkena pemutih baju
ketika mencuci. Pada pemeriksaan fisik mata didapatkan
hiperemis konjungtiva dan edema kornea. Tatalaksana
apa yang harus segera dilakukan?
a. Irigasi 500 cc NaCl
b. Irigasi >15 menit dengan air steril
c. Tes lakmus
d. Antibiotik dan anti inflamasi
e. Obat oral anti nyeri
Luka bakar kimia pada mata
• Irigasi secepatnya dengan cairan salin steril
minimal 15-30 menit; jika tidak ada, gunakan air
keran. Instruksikan pasien untuk membuka kelopak
mata selebar mungkin. Rujuk ke dokter mata
setelah kondisi umum stabil.
• Trauma basa lebih berbahaya! Karena menembus
lapisan mata lebih dalam daripada asam yang
akan menggumpal
• Prinsip terapi: mengurangi inflamasi, nyeri, dan
risiko infeksi (obat yang sering digunakan: midriatik
sikloplegik, antibiotik mata, analgesik, dan toksoid).
Pilihan lain
• Irigasi 500 cc NaCl: kurang adekuat
• Tes lakmus: prioritas ke sekian
• Antibiotik dan antiinflamasi: bukan tatalaksana akut
• Obat oral antinyeri: bukan tatalaksana akut
a. Irigasi 500 cc NaCl
b. Irigasi >15 menit dengan air steril
c. Tes lakmus
d. Antibiotik dan anti inflamasi
e. Obat oral anti nyeri
89
Seorang wanita usia 30 tahun, datang dengan keluhan
kedua mata terasa kering dan sering terasa mengganjal
sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
visus AVOD 6/6, mata tenang, dan tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan slit-lamp. Hasil funduskopi
normal. Pasien juga mengeluhkan mulut yang terasa
kering sejak 2 tahun terakhir. Apa pemeriksaan
penunjang yang perlu dilakukan?
a. Uji Schirmer
b. Uji Anel
c. Uji Lapangan Pandang
d. Uji Hirschberg
e. Uji Pupilary Swinging Test
Pembahasan
• Wanita usia 30 tahun
• Mata terasa kering dan mengganjal sejak 6 bulan
terakhir
• Dry eyes syndrome? Computer eyes syndrome?
• AVOD 6/6, mata tenang
• Slit-lamp dan funduskopi normal
• Mulut yang terasa kering sejak 2 tahun
• Pemeriksaan penunjang?
• Diagnosis kerja: dry eyes
Tes Schirmer untuk menentukan
apakah produksi air mata cukup
Pilihan lain
• Uji Anel: patensi duktus nasolakrimal
• Uji Lapangan Pandang: glaukoma
• Uji Hirschberg: derajat strabismus
• Uji Pupilary Swinging Test: refleks pupil tidak
langsung
a. Uji Schirmer
b. Uji Anel
c. Uji Lapangan Pandang
d. Uji Hirschberg
e. Uji Pupilary Swinging Test
90
Bayi Tatan, usia 6 bulan dibawa oleh ibunya ke
puskesmas karena matanya terus berair dan keluar sekret
berwarna kuning. Pada pemeriksaan fisik tanda vital
dalam keadaan baik. Pada pemeriksaan oftalmologis
konjungtiva tampak normal dan sekret berwarna
kekuningan pada punctum duktus nasolakrimalis. Apa
diagnosisnya?
a. Dakriosistitis
b. Dakrioadenitis
c. Dry eyes
d. Perdarahan subkonjungtiva
e. Obstruksi duktus nasolakrimalis
Pembahasan
• Usia 6 bulan
• Mata berair
• Sekret berwarna kuning pada punctum duktus
nasolakrimalis
• Ada infeksi
• Konjungtiva normal
• Eksklusi kongjungtivitis
• Diagnosis?
• Kemungkinan akibat dakriosistitis karena lokasi dan
tanda obstruksi drainase air mata
Dakrioadenitis vs Dakriosistitis
• Bagaimana membedakan?
• Apa yang terinfeksi: Kelenjar
atau duktus?
• Lokasi anatomis: supratemporal
atau inframedial
Tatalaksana Dakriosistitis
• Antibiotik oral
• Kultur cairan lakrimal
• Kompres hangat
• Dakriosistorinostomi
a. Dakriosistitis
b. Dakrioadenitis
c. Dry eyes
d. Perdarahan subkonjungtiva
e. Obstruksi duktus nasolakrimalis
91
Seorang nenek usia 60 tahun datang dengan keluhan
penglihatan buram mendadak. Pasien mengaku
mengidap diabetes melitus dan hipertensi sejak lima
tahun lalu dan saat ini menggunakan insulin. Ketika
dilakukan funduskopi, terdapat gambaran cherry red
spot. Diagnosis pada pasien ini adalah ?
a. Retinopati hipertensi
b. Retinopati diabetik
c. Retinitis pigmentosa
d. Oklusi arteri retina akut
e. Oklusi vena retina akut
Pembahasan
• Nenek usia 60 tahun
• Penglihatan buram mendadak
• Diabetes melitus dan hipertensi
• Retipati diabetik atau hipertensif?
• Saat ini menggunakan insulin
• Cherry red spot
• Central retinal artery occlusion (CRAO)
• Diagnosis?
• Jangan terkecoh dengan DM dan hipertensi, cherry red
spot khas CRAO
Cherry Red Spot
Tanda
• Defek pupil aferen
• Tanda arteritis temporal
• Nervus optik pucat/bengkak
• Perdarahan splinter
• Cherry-red spot
• Ground glass retina
• Emboli (20% pasien)
• Segmentasi boxcar pada retina dan vena (bentuk
parah)
• Murmur jantung, bruit karotis
Gejala
• Visus turun sangat akut, tanpa nyeri
• Amaurosis fugax
• Gejala temporal arteritis
• Penyebab emboli: fibrilasi atrium, endokarditis
koagulopati, hiperkoagulabilitas, aterosklerosis
• Tekanan langsung pada bola mata saat operasi lama
Pilihan lain
• Retinopati hipertensi: mata tenang visus turun
perlahan, copper wire.
• Retinopati diabetik: mata tenang visus turun
perlahan, cotton wool spot, neovaskularisasi
• Retinitis pigmentosa: genetik, bone spicule
• Oklusi vena retina akut: mata tenang visus turun
mendadak, perdarahan flameshape (seperti api)
a. Retinopati hipertensi
b. Retinopati diabetik
c. Retinitis pigmentosa
d. Oklusi arteri retina akut
e. Oklusi vena retina akut
92
Anak laki-laki, usia 1 tahun, karena dirasa mata kirinya agak
berbeda. Bagian hitam dari mata kiri tidak sama dengan mata
kanan, dengan kelopak mata kiri tertutup sebagian, serta
tidak pernah berkeringat pada wajah sebelah kiri. Tidak ada
riwayat trauma. Pada Pemeriksaan Fisik, tanda vital dalam
batas normal, pupil anisokor 5 mm / 3 mm, Ptosis (+) palpebra
sinistra. Pemeriksaan Rontgen Paru dan CT scan kepala dalam
batas normal. Apabila penyakit ini diturunkan secara
autosomal dominan, diagnosa yang tepat adalah?
a. Raeder syndrome
b. Wallenberg syndrome
c. Arnold Chiari Malformation
d. Horner syndrome
e. Pancoast syndrome
Sindrom Horner
• Gangguan saraf simpatis mata
• Triad klasik:
• Miosis (konstriksi pupil)
• Ptosis (kelopak mata turun)
• Anhidrosis (setengah wajah tidak berkeringat)
• Penyebab:
• Lesi primer neuron, stroke batang otak, trauma
pleksus brakialis, tumor, iskemia arteri karotis,
neoplasma fosa kranial
Pilihan lain
• Raeder syndrome
• SOL paratrigeminal – nyeri wajah unilateral + trias Horner
• Wallenberg syndrome
• Stroke pada PICA – gangguan sensoris dan wajah
kontralateral, trias Horner, diplopia, nistagmus
• Arnold Chiari Malformation
• Herniasi tonsil otak – disfagia, insomnia, nistagmus,
kelemahan ekstremitas
• Pancoast syndrome
• Tumor apeks paru – gangguan saraf simpatis, bisa
menyebabkan sindrom Horner juga
a. Raeder syndrome
b. Wallenberg syndrome
c. Arnold Chiari Malformation
d. Horner syndrome
e. Pancoast syndrome
93
Perempuan, usia 35 tahun, datang dengan keluhan kedua
mata berair dan gampang kotor sejak 1 bulan yang lalu.
Mata pasien juga terasa terganjal. Pada pemeriksaan fisik
AVOD 6/6 AVOS 6/6, tampak bulu mata kanan maupun
kiri melengkung ke arah dalam. Kelopak mata tampak
normal. Diagnosis pada pasien ini adalah?
a. Entropion
b. Trikiasis
c. Sikatriks
d. Ptosis
e. Eksoftalmus
Pembahasan
• Perempuan, usia 35 tahun,
• Kedua mata berair dan gampang kotor sejak 1 bulan
yang lalu, terasa terganjal.
• AVOD 6/6 AVOS 6/6
• Visus tidak terganggu
• Tampak bulu mata melengkung ke arah dalam
• Trikiasis atau entropion (biasanya kongenital/geriatrik dan
pada orang asia bermata sipit)
• Kelopak mata tampak normal
• Bukan entropion atau ektropion
• Diagnosis?
Trikiasis
Entropion
a. Entropion
b. Trikiasis
c. Sikatriks
d. Ptosis
e. Eksoftalmus
94
Perempuan usia 55 tahun datang dengan keluhan
terdapat benjolan di balik kelopak mata kiri. Benjolan
terasa nyeri, namun tidak terdapat penurunan visus.
Tidak terdapat injeksi. Kelenjar yang mengalami
gangguan pada kasus tersebut adalah?
a. Kelenjar Zeiss
b. Kelenjar Moll
c. Kelenjar Meibom
d. Kelenjar nasolakrimal
e. Kalenjar lakrimal
Kelenjar kelopak mata

TIPS:
Naro BOMB jangan keliatan, jadi ya
MeiBOM di internal…
a. Kelenjar Zeiss
b. Kelenjar Moll
c. Kelenjar Meibom
d. Kelenjar nasolakrimal
e. Kalenjar lakrimal
95
Laki-laki berusia 32 tahun datang dengan keluhan
nyeri mata kanan disertai penglihatan buram. Pada
pemeriksaan mata didapatkan injeksi sklera (+), COA
didapatkan sel flare, keratik presipitat, dan efek
Tyndall (+). Tatalaksana yang paling tepat?
a. Steroid
b. Antibiotik
c. Antiviral
d. Asetazolamid
e. Kompres dingin
Efek Tyndall:
Peradangan pada bilik mata
depan
Penyebab Uveitis Anterior
Unilateral, akut (<3bulan)
• Idiopatik
• HLA-B27
• Behçet's disease
• Sarkoidosis
• Trauma
• Infections (herpes, CMV, syphilis, endophthalmitis)
Unilateral, kronik
• Infeksi (Herpes, retinal necrosis, CMV, Syphilis, Rubella)
• Sarkoidosis
• Endophthalmitis Kronik
Bilateral
• Sarcoidosis
• Lyme disease
• Fuchs heterochromic iridocyclitis (rare cause)
• Juvenile idiopathic arthritis
• Retinal necrosis
• Tubulointerstitial nephritis and uveitis syndrome
Gejala Uveitis Anterior
• Visus : biasanya tidak turun
• Conjunctiva: injeksi perilimbal (ciliary flush)
• Cornea: Keratic precipitates (KPs), keratopathy , stroma
• Anterior chamber: Flare, cells, hipopion (jika ada,
berhubungan dengan HLA-B27, Behçet disease
• Iris: sinekia posterior, atrofi iris, heterokromia,
iridosiklitis
• Lens dan vitreous: Posterior subcapsular cataracts (jika
sering iritis)
• Posterior segment: edema saraf optik, vasculitis,
retinochoroiditis.
Keratic precipitates (KPs),
Keratic precipitates (KPs),

Hipopion Atrofi iris


Tatalaksana Uveitis Anterior
• Steroid: mengurangi peradangan karena
patofisiologi utama uveitis anterior adalah proses
peradangan
• Siklopegik (atropin): mencegah sinekia posterior
akibat inflamasi kronik terutama pada iris
a. Steroid
b. Antibiotik
c. Antiviral
d. Asetazolamid
e. Kompres dingin
96
Laki-laki, usia 50 tahun datang dengan keluhan mata kiri
semakin buram sejak 1 tahun yang lalu dan memberat 2
bulan terakhir, memiliki riwayat hipertensi dan gula
darah yang tidak terkontrol. Mata merah (-), sakit (-),
trauma (-), dan sakit kepala (-). Pada pemeriksaan
funduskopi mata kiri ditemukan optic disc edema (+)
cotton wool spot (+), AV crossing (+). Diagnosis adalah?
a. Retinopati hipertensif
b. Retinopati DM non proliferative
c. Retinopati DM proliferative
d. Central and branch retinal vein occlusion
e. Central and branch retinal artery occlusion
Pembahasan
• Usia 50 tahun mata kiri semakin buram sejak 1
tahun yang lalu dan memberat 2 bulan
• Hipertensi dan gula darah tidak terkontrol.
• Mata merah (-) sakit (-) trauma (-) sakit kepala (-)
• Optic disc edema (+) cotton wool spot (+), AV
crossing (+)
• Cotton wool spot bisa juga terjadi di retinopati DM,
tetapi AV crossing hanya ada di retinopati hipertensif
• Diagnosis?
a. Retinopati hipertensif
b. Retinopati DM non proliferative
c. Retinopati DM proliferative
d. Central and branch retinal vein occlusion
e. Central and branch retinal artery occlusion
97
Laki-laki, usia 27 tahun, datang karena matanya terkena
air aki saat bekerja di bengkel. Pada pemeriksaan mata
didapatkan visus menurun, kemosis, injeksi konjungtiva,
kornea edema. Apa tatalaksana yang tepat ?
a. Tetes pantokain – irigasi 2 L- debridement- siklopegik-
antibiotik salep
b. Tetes pantokain- irigasi 2 L- debridement-
manajemen TIO
c. Irigasi 2 L- debridement-siklopegik
d. Irigasi 2 L- debridement-awasi TIO
e. Irigasi 2 L- debridement-salep mata
Luka bakar kimia pada mata
• Irigasi secepatnya dengan cairan salin steril
minimal 15-30 menit; jika tidak ada, gunakan air
keran. Instruksikan pasien untuk membuka kelopak
mata selebar mungkin. Rujuk ke dokter mata
setelah kondisi umum stabil.
• Trauma basa lebih berbahaya! Karena menembus
lapisan mata lebih dalam daripada asam yang
akan menggumpal
• Prinsip terapi: mengurangi inflamasi, nyeri, dan
risiko infeksi (obat yang sering digunakan: midriatik
sikloplegik, antibiotik mata, analgesik, dan toksoid).
Tatalaksana
• Irigasi dengan normal saline 15-30 menit sampai pH
normal 7,3. Minimal 2 liter dalam 30 menit
• Eversi kelopak mata untuk mencegah perlengketan
konjungtiva palpebra dengan bulbi
• Debridemen unutk reepitelisasi sempurna kornea
• Steroid untuk mengurani inflamasi dan migrasi
fibroblas serta sintesis kolagen
• Siklopegik untuk mencegah iritis dan sinekia posterior
• Asam askorbat untuk membantu pembentukan
kolagen matur oleh fibroblas kornea
Tatalaksana
• Beta bloker/ inhibitor karbonik anhidrase
(asetazolamid 500 mg) untuk menurunkan TIO dan
mencegah glaukoma sekunder
• Antibiotik untuk profilaksis (tetrasiklik dan/atau
doksisiklin)
• Asam hyaluronik untuk membantu reepitelisasi.
• Asam sitrat untuk menghambat aktivitas netrofil
dan mengurangi inflamasi.
a. Tetes pantokain – irigasi 2 L - debridement-
siklopegik-antibiotik salep
b. Tetes pantokain- irigasi 2 L - debridement-
manajemen TIO
c. Irigasi 2 L- debridement-siklopegik
d. Irigasi 2 L- debridement-awasi TIO
e. Irigasi 2 L- debridement-salep mata
98
Seorang wanita berusia 27 tahun. Datang dengan keluhan
jerawat pada wajah yang muncul saat menstruasi. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan komedo, papul, dan pustul.
Apa hormon yang mempengaruhi hal tersebut?
a. Estrogen
b. Testosteron
c. LH
d. FSH
e. Progesteron
The science behind jerawat
dan menstruasi
• Setengah bulan pertama yang bermain adalah
estrogen, setengah kedua pemain utamanya adalah
progesteron. Ketika mendekati mens, dua-duanya
jatuh.
• Testosteron juga ada pada wanita (lebih sedikit
saja), dan kadarnya tidak naik turun. Testosteron
yang relatif tinggi pada menstruasi akan
mengaktivasi kelenjar sebasea untuk mengeluarkan
sebum
• Pada beberapa wanita, sebum menjadi makanan
untuk P. Acnes.

Shaw JC. Acne: effect of hormones on pathogenesis and management. Am J Clin Dermatol. 2002;3(8):571-8.
WebMD. How Your Period Affects Acne.
a. Estrogen
b. Testosteron
c. LH
d. FSH
e. Progesteron
99
Tn. X, usia sekitar 35 tahun, dibawa oleh keluarga dengan
keluhan tidak bisa diajak berkomunikasi sejak 1 hari. Dua
tahun yang lalu pasien tervonis DM. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital, suhu 38,2°C, Nadi=102x/ment, TD
98/68 mmHg, dan frekuensi nafas 25x/menit.
Pemeriksaan tambahan: GDS 380 mg/dL dan Keton (+).
Hasil pemeriksaan analisis gas darah apa yang
diharapkan?
a. Normal
b. Asidosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Alkalosis metabolik
Soal Bonus
Ini adalah kasus ketoasidosis diabetik. Terjadi asidosis metabolik
a. Normal
b. Asidosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Alkalosis metabolik
100
Anak usia 12 tahun dibawa ibunya dengan keluhan
benjolan di leher sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengalami penurunan BB dan terlihat kurus. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/90 mmHg, nadi
120x/menit, napas 36x/menit, suhu 37,0°C, mata
menonjol keluar, benjolan berbatas tidak tegas,
permukaan licin, simetris, mobile, nyeri tekan tidak ada.
Diagnosis pada pasien tersebut adalah…
a. Nodul tiroid
b. Struma multinodular toksik
c. Penyakit Grave
d. Tiroiditis Hashimoto
e. Karsinoma coli
Hipertiroidisme
• Hipertiroidisme: kelenjar produksi tiroid berlebihan
• Tirotoksikosis: gejala klinis akibat peningkatan
tiroid dalam darah
• Penyakit Graves: penyakit autoimun penyebab
sebagian besar kasus hipertiroidisme
Diagnosis penyakit Graves

TIROTOKSI
KOSIS

STRUMA
DIFUS

OFTALMOPATI
Spesifik untuk Penyakit
Graves
• Oftalmopati
• spasme kelopak mata atas dengan retraksi
• gerakan kelopak mata yang lamban
• eksoftalmus dengan proptosis
• pembengkakan supraorbital dan infraorbital
• Edema pretibial
• Kemosis
• Ulkus kornea
• Dermopati
• Akropaki
• Bruit
Tirotoksikosis
• Berdebar-debar
• Tremor
• Iritabilitas
• Intoleran terhadap panas
• Keringat berlebihan
• Penurunan berat badan
• Peningkatan rasa lapar
• Diare
• Gangguan reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)
• Mudah lelah
• Pembesaran kelenjar tiroid
• Sukar tidur
• Rambut rontok
Diagnosis Banding

1. Hipertiroidisme primer: penyakit Graves, struma


multinudosa toksik, adenoma toksik, metastase karsinoma
tiroid fungsional, struma ovari,mutasi reseptor TSH,
kelebihan iodium (fenomena Jod Basedow).
2. Tirotoksikosis tanpa hipotiroidisme: tiroiditis sub akut,
tiroiditis silent, destruksi tiroid, (karena aminoidarone,
radiasi, infark adenoma) asupan hormon tiroid berlebihan
(tirotoksikosis faktisia)
3. Hipertiroidisme sekunder: adenoma hipofisis yang
mensekresi TSH, sindrom resistensi hormon tiroid, tumor
yang mensekresi HCG, tirotoksikosis gestasional.
4. Ansietas
a. Nodul tiroid
b. Struma multinodular toksik
c. Penyakit Grave
d. Tiroiditis Hashimoto
e. Karsinoma coli
101
Pasien seorang perempuan 13 tahun datang ke poliklinik
dengan keluhan dada berdebar, badan terasa lemah, tidak
tahan panas, dan sulit tidur. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
keadaan umum gelisah, tekanan darah 125/80 mmHg, napas
23 x/menit, proptosis kedua kelopak mata, pemesaran
kelenjar di daerah leher yang difus dan ikut bergerak saat
menelan Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan TSHs
0,18 (rendah) FT4 4,8 (tinggi). Penyebab keluhan pasien
adalah...
a. Obat-obatan
b. Infeksi
c. Tumor
d. Autoimun
e. Resistensi hormon tiroid
Penyakit Graves
• Pertama, banyak mekanisme yang menyebabkan
tirotoksikosis
• Tapi pada soal ini, karena ada oftalmopati dan
pembesaran kelenjar yang difus, yang
menyebabkan tirotoksikosis adalah Graves
• Penyakit Graves adalah penyakit autoimun
• Autoantibodi TSI (thyroid-stimulating
immunoglobulin) berikatan dengan reseptor
thyrotropin dan terjadi stimulasi terus menerus
a. Obat-obatan
b. Infeksi
c. Tumor
d. Autoimun
e. Resistensi hormon tiroid
102
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oelh
ibunya dengan keluhan nyeri perut disertai mual dan
muntah. Pasien sering terbangun malam hari untuk BAK
dan sering haus. Dari pemeriksan fisik didaptakan
tampak kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari
pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dl, keton (+).
Tatalaksana awal pada pasien adalah pemberian…
a. D5%
b. Cairan isotonik
c. NaCl 0,9%
d. NaCl 3%
e. Ringer Laktat
a. D5%
b. Cairan isotonik
c. NaCl 0,9%
d. NaCl 3%
e. Ringer Laktat
103
Seorang anak laki-laki usia 13 tahun diantar oleh ibunya
dengan keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah.
Pasien sering terbangun malam hari untuk BAK dan
sering haus. Dari pemeriksan fisik didaptakan tampak
kurus dan turgor kulit sangat lambat. Dari pemeriksaan
lab didapatkan GDS 550 mg/dl, keton (+++). Diagnosis
pada pasien adalah …
a. Gastroenteritis
b. Hiperosmolar non ketotik
c. Gagal ginjal akut
d. DM insipidus
e. Diabetik ketoasidosis
Soal bonus KAD
Gejala
• Pusing/muntah
• Haus/sering BAK
• Nyeri perut
• Sesak
Penyebab
• Insulin tidak mencukupi
• Infeksi
• Infark
• Kokain
• Kehamilan
Temuan klinis
• Takikardia
• Dehidrasi/hipotensi
• Takipnea/Napas Kussmaul
• Letargi/koma

Harrison’s Principles of Internal Medicine


Ketoasidosis Diabetik vs Kondisi
Hiperosmolar Nonketotik
a. Gastroenteritis
b. Hiperosmolar non ketotik
c. Gagal ginjal akut
d. DM insipidus
e. Diabetik ketoasidosis
104
Seorang laki-laki, 42 th, mengeluh sering lemas,
mudah haus, cepat lapar, riwayat orang tua
menderita DM, memeriksakan diri ke dokter, hasil
pemeriksaan GDP 120 mg/dl dan GDS 190 mg/dl,
pemeriksaan apa yang selanjutnya dilakukan ?
a. Tes toleransi glukosa oral
b. C-peptide
c. Glukosa urin
d. Ulang pemeriksaan GDS atau GDP
e. Tes HbA1c
Keluhan khas YES
Tapi hasil GDS atau GDP tidak memenuhi?
ULANG 1x lagi
a. Tes toleransi glukosa oral
b. C-peptide
c. Glukosa urin
d. Ulang pemeriksaan GDS atau GDP
e. Tes HbA1c
105
Anak 3 tahun dengan perawakan pendek, muka
sembap, bibir tebal, hidung pesek, tidak bisa bicara,
kulit kering, dan mudah kedinginan. Apa diagnosis
kerja pada pasien ini?
a. Hipoparatiroidisme
b. Hipotiroid
c. Hipertiroid
d. Sindrom Patau
e. Penyakit Graves
Hipothyroid Kongenital
• Salah satu penyebab retardasi mental yang sangat
mungkin dicegah!
• Diagnosis ditegakkan sebelum usia 2 minggu
• Pemberian hormon tiroid (levotiroksin) sebelum
usia 3 minggu.
• Bila terdeteksi setelah usia 3 bulan, sudah terjadi
penurunan IQ bermakna.
Hipothyroid Kongenital
Biasanya asimtomatik, tapi bisa
tampak:
• Wajah sembab, melongo, lidah tebal
dan menjulur keluar

Seiring dengan bertambah dewasa,


muncul:
• Tersedak
• Konstipasi, rambut mudah patah
• Kuning
• Atrofi otot
• Sulit minum ASI
• Perawakan pendek (failure to thrive)
• Mengantuk
• Ceroboh
a. Hipoparatiroidisme
b. Hipotiroid
c. Hipertiroid
d. Sindrom Patau
e. Penyakit Graves
106
Seorang wanita datang dengan keluhan bengkak
pada payudara kiri sebesar kira-kira 2 cm, bengkak
meningkat pada saat haid, pada pemeriksaan
didapatkan sel fibroid. Apakah diagnosis pada pasien
ini ?
a. Mastitis
b. Ca. Mamae
c. Fibrocystic Mamae
d. Fibroadenoma Mamae
e. Tumor Philloides
Benjolan di Payudara
Tumor Awitan Gejala
Mastitis 18-50 tahun Demam, sedang menyusui, nyeri,
eritema, hangat
Ca mammae 30- Batas tidak jelas, kulit jeruk,
menopaus berdarah, retraksi, masa di aksila,
keras, nyeri
Fibrocystic mammae 20-40 tahun Massa membesar dan makin nyeri
saat mens, kadang ada sekret
Fibroadenoma <30 tahun Keras, tidak nyeri, mobile
mammae
Tumor Philloides 30-55 tahun Stroma intralobular, seperti “daun”,
tumbuh sangat cepat, merah dan
hangat
Papilloma intraductal 45-50 tahun Nyeri, di duktus besar, sekret serosa
atau berdarah
a. Mastitis
b. Ca. Mamae
c. Fibrocystic Mamae
d. Fibroadenoma Mamae
e. Tumor Philloides
107
Seorang anak 5 tahun datang ke RS dengan keadaan
lemas, pucat, dan kurus, ibu pasien mengeluhkan
pasien tidak mau makan, dan terlihat bengkak pada
mata dan tungkai. Apa diagnosis pasien?
a. Marasmus
b. Kwarshiorkor
c. Marasmus-kwarshiorkor
d. Anemia defisiensi besi
e. Gangguan ginjal akut
Marasmus atau Kwarshiorkor?

CARA INGAT:
Hanya di Kwarshiorkor yang ada O nya. O melambangkan Oedema.
Oedema ini akibat kekurangan protein kronik.
Variasi soal

Bagaimana penampakan
orang dengan tipe gabungan
marasmik-kwarshiorkor?
KEP berat
1. Marasmus
a. Tampak sangat kurus,tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Cengeng rewel
d. Baggy pants appearance
e. Perut cekung
f. Iga gambang
2. Kwashiokor
a. Edema dan perut buncit
b. Wajah membulat dan sembab
c. Mata sayu
d. Rambut tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
rontok
e. Perubahan status mental, apatis dan rewel
f. Pembesaran hati
g. Hipotrofi otot
h. Kulit coklat kehitaman dan terkelupas
3. Marasmik- kwashiorkor
Campuran kwashiorkor dan marasmus, dengan BB/U< 60 % baku median
WHO-NCHS disertai oedema yang tidak mencolok.
(DEPKES RI. 1999)
a. Marasmus
b. Kwashiorkor
c. Marasmus-kwarshiorkor
d. Anemia defisiensi besi
e. Gangguan ginjal akut
108
Perempuan datang dengan keluhan terdapat pembesaran pada
leher bagian depan. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, semua
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik benjolan nodular
bilateral dan bergerak dengan gerakan menelan. Tidak ada
penurunan berat badan, tidak ada gampang berkeringat, tidak ada
rasa berdebar-debar, dan hanya kadang merasa lelah jika bekerja
sampai larut malam. Dari pemeriksaan kadar T4 dan T3, didapatkan
hasil normal. Kadar TSH juga masih dalam batas normal. Apa
diagnosa pada kasus diatas?
a. Normal
b. Struma nodosa non toksik
c. Tirotoksikosis
d. Penyakit Graves
e. Tiroiditis Hashimoto
Soal to the POIN
Pembesaran kelenjar tiroid tanpa gejala
hiper/hipotiroid dan kadar TSH,T4,T3 yang normal
adalah struma nodosa nontoksik.
a. Normal
b. Struma nodosa non toksik
c. Tirotoksikosis
d. Penyakit Graves
e. Tiroiditis Hashimoto
109
Laki-laki, 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
berdebar-debar sejak 2 hari yang lalu. keluhan disertai
keringat berlebih dan pasien merasa makan banyak namun BB
tidak bertambah. Berat badan saat ini 46 kg, tinggi 154 cm, TD
120/80 mmHg, N 100 x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu
37,6°C. Apa tatalaksana medikamentosa yang akan anda
diberikan?
a. PTU 300 mg dosis tunggal
b. PTU 100 mg dosis terbagi
c. PTU 300 mg dosis terbagi
d. PTU 600 mg dosis tunggal
e. PTU 100 mg dosis tunggal
Penatalaksanaan
Komprehensif Tirotoksikosi
Penatalaksanaan
1. Pemberian obat simptomatis
2. Propanolol dosis 40-80 mg dalam 2-4 dosis.
3. PTU 300-600 mg dalam 3 dosis bila klinis Graves jelas

Rencana Tindak Lanjut


• Diagnosis pasti dan penatalaksanaan awal pasien tirotoksikosis
dilakukan pada pelayanan kesehatan sekunder
• Bila kondisi stabil, di pelayanan primer

Konseling dan Edukasi


• Pengenalan tanda dan gejala krisis tiroid
• Kontrol dan minum obat teratur
a. PTU 300 mg dosis tunggal
b. PTU 100 mg dosis terbagi
c. PTU 300 mg dosis terbagi
d. PTU 600 mg dosis tunggal
e. PTU 100 mg dosis tunggal
110
Seorang wanita, 51 tahun mengeluh muntah darah
sejak 1 hari yang lalu. Muntah darah berwarna
merah dan dalam jumlah yang cukup banyak. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70, nadi 82
x/menit, spider nevi (+), hepatomegaly, dan asites.
Penyebab hematemesis pada pasien ini adalah...
a. Esofagitis erosif
b. Sindroma Mallory-Weis
c. Pecahnya varises esofagus
d. Perforasi ulkus gaster
e. Pneumonia berat
Pikirkan etiologi perdarahan
variseal setiap kali ada perdarahan
saluran cerna atas yang disertai
tanda sirosis!
Patogenesis
Perdarahan Saluran Cerna
Atas
110
Laki-laki 34 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pada pemeriksaan, didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 78x/menit, napas
16x/menit, suhu 36,8oC. Pada kaki kanan daerah tibia,
ditemukan luka terbuka dengan dasar luka yang kotor
dan tampak tulang menonjol keluar. Pulsasi arteri distal
sudah tidak teraba. Berdasarkan klasifikasi Gustillo,
derajat fraktur pada pasien ini adalah...
A. I
B. II
C. IIIb
D. IIIc
E. IV
Klasifikasi fraktur terbuka
(Gustillo & Anderson)

I II IIIa IIIb IIIc


Luka <1cm, Luka >1cm Kerusakan Periosteum Terjadi
tidak ada Tidak ada jaringan lunak sudah tidak kerusakan
kontaminasi kerusakan yang berat, intak arteri
jaringan lunak tapi tulang
yang berat masih ditutupi
jaringan lunak
Klasifikasi Fraktur Terbuka Gustilo-
Anderson
• Derajat I, II, dan III dibedakan berdasarkan panjang
luka
• Derajat III A-B-C dibedakan berdasarkan lapisan
jaringan yang rusak

• Tidak ada jaringan yang


I II III IIIA lepas
• Ada Fraktur kominutif

• < 1 cm • 1 – 10 • > 10 • Ada jaringan lunak yang


cm cm IIIB hilang
• Terlihat tulang

IIIC • Kerusakan pembuluh darah


• Dan saraf
A. I
B. II
C. IIIb
D. IIIc
E. IV
111
Perempuan 29 tahun mengeluhkan nyeri pinggang
sejak 1 minggu yang lalu. Tidak ada gangguan
motorik atau sensorik. Pada pemeriksaan foto polos,
didapatkan gibus di daerah T9-T10. Diagnosis untuk
kasus ini adalah..
A. Spondilitis tuberkulosa
B. Degenerasi vertebra
C. HNP torakal
D.Spondilolitesis
E. Kompresi tulang belakang
• Nyeri pinggang sejak 1 minggu
• Tidak ada keluhan sensorik dan motorik
• Gibus

• Spondilitis TB/Pott disease


Spondilitis TB Pott disease
• Pada fase awal: hanya nyeri pinggang
• Pada fase lanjut: kehilangan fungsi motorik dan
sensorik ekstremitas
• Khas: GIBUS (teraba pada PF atau foto Xray)
A.Spondilitis tuberkulosa
B. Degenerasi vertebra
C. HNP torakal
D.Spondilolitesis
E. Kompresi tulang belakang
112
Laki-laki 22 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh dari
atap rumah. Pada foto polos, didapatkan fraktur
distal radius disertai dislokasi radioulnar. Jenis fraktur
yang dialami pasien adalah...
A. Fraktur Galeazzi
B. Fraktur Smith
C. Fraktur Colles
D. Fraktur Montegia
E. Fraktur Ulnaris
• Fraktur distal radius disertai dislokasi radioulnar

• Fraktur Galeazzi
Berbagai macam fraktur
• Galeazzi
• Montegia
• Colles
• Smith
Galeazzi VS Montegia

• Galeazzi
• Dislokasi radioulnar
• Fraktur 1/3 distal radius
• Montegia
• Dislokasi head radius
• Fraktur ½ proksimal ulna

• GFR-MU
Galeazzi Fraktur Radius
Montegia fraktur Ulna
Colles Vs Smith

• Colles
• Terjatuh dengan tangan
ekstensi
• Fragmen distal yang mengalami
fraktur, terletak pada bagian
palm/punggung tangan  mirip
fork/garpu

• Smith
SMITH
• Terjatuh dengan tangan fleksi
• Fragmen distal yang mengalami COLLES
fraktur, terletak pada bagian
volar/telapak

• collES  EkStensi
• smIth  Inward/fleksi
A. Fraktur Galeazzi
B. Fraktur Smith
C. Fraktur Colles
D. Fraktur Montegia
E. Fraktur Ulnaris
113
Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan nyeri
tungkai kanan bawah sejak 6 bulan lalu. Keluhan
disertai keluar nanah dari tungkai kanan.
Sebelumnya, pasien mengalami fraktur tungkai
bawah kanan, tapi tidak diobati. Dari foto X-Ray
didapatkan gambaran sebagai berikut. Diagnosis
kasus ini adalah
A. Osteomielitis kronis
B. Osteomielitis akut
C. Osteosarkoma
D. Fraktur malunion
E. Fraktur non-union
• Nyeri tungkai kanan bawah sejak 6 bulan lalu
• Keluhan disertai keluar nanah dari tungkai kanan
• Sebelumnya, pasien mengalami fraktur tungkai
bawah kanan, tapi tidak diobati

• Osteomielitis
Osteomielitis
• Demam
• Tanda-tanda radang di lokasi
osteomielitis: edema, nyeri, hangat
• Leukositosis
• Xray:
• Selulitis
• Sequestrum: serpihan tulang yang
sudah mati
• Involucrum: tulang yang baru
terbentuk
• Pada kasus, terdapat riwayat fraktur yang tidak
diobati  neglected fracture
• Neglected fracture dapat menimbulkan komplikasi
berupa osteomielitis kronik
A. Osteomielitis kronis
B. Osteomielitis akut
C. Osteosarkoma
D. Fraktur malunion
E. Fraktur non-union
114
Laki-laki 21 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan rasa
terbakar dan kesemutan pada tungkai kanan. Saat ini
pasien tidak dapat menggerakkan kakinya. Saat
digerakkan secara pasif, pasien merasa nyeri.
Sebelumnya, kakinya terbentur keras saat bermain
sepakbola. Pada pemeriksaan, didapatkan nyeri, pucat,
bengkak, dan pulsasi distal melemah. Diagnosis pada
pasien ini adalah.....
A. Ankle sprain
B. Compartement Syndrome
C. Dislokasi Genu
D. Dislokasi Ankle
E. Fraktur tibia
• Rasa terbakar dan kesemutan pada tungkai kanan
• Tidak dapat menggerakkan kakinya
• Saat digerakkan secara pasif, pasien merasa nyeri
• Sebelumnya, kakinya terbentur keras saat bermain
sepakbola
• PF: nyeri, pucat, bengkak, dan pulsasi distal melemah

• Sindrom kompartemen
Sindrom Kompartemen
6P
• Painfull
• Pallor/Pucat
• Parestesia
• Paralisis
• Pulseless
• Poikilotermia/suhu dingin
115
Laki-laki 28 tahun, pemain sepakbola mengeluh nyeri
kemerahan di daerah betis kanan. Tampak massa
pada pertengahan betis. Diagnosa yang paling
mungkin pada kasus di atas adalah......
A. Ruptur M. gastrocnemius
B. Strain M. gastrocnemius
C. Tendinitis
D. Rhabdomiosarkoma
E. Osteoartritis
• Nyeri kemerahan di daerah betis kanan
• Tampak massa pada pertengahan betis

• Ruptur M. gastrocnemius
Ruptur gastrocnemius

• Biasanya pada olahragawan


• Nyeri yang dapat menjalar ke ankle
• Edema
• Khas: defek dapat tervisualisasi sebagai massa di
betis
A. Ruptur M. gastrocnemius
B. Strain M. gastrocnemius
C. Tendinitis
D. Rhabdomiosarkoma
E. Osteoartritis
116
Perempuan 70 tahun mengeluh tidak dapat
menggerakkan kaki setelah jatuh 1 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan edema,
deformitas, nyeri, krepitasi. ROM aktif dan pasif
terbatas. Kemungkinan diagnosis pada kasus di atas
adalah.....
A. Fraktur collum femoris
B. Fraktur femur
C. Fraktur pelvis
D. Fraktur asetabulum
E. Fraktur ramus pubis
• Tidak dapat menggerakkan kaki setelah jatuh 1 hari
yang lalu
• PF: edema, deformitas, nyeri, krepitasi. ROM aktif
dan pasif terbatas

• Fraktur collum femoris


• Soal ini tidak khas menggambarkan suatu fraktur tertentu,
sehingga digunakan pendekatan epidemiologis

• Fraktur collum femoris


• Paling sering pada pasien geriatri
• Collum femoris merupakan bagian terlemah dari tulang femur dan
kejadian fraktur seringkali diawali dengan trauma/jatuh pada pasien
geriatri atau trauma hebat pada pasien muda
• Fraktur pelvis
• Juga sering pada geriatri
• Biasanya diikuti perubahan gait atau keterlibatan organ dalam pelvis
(tidak ada di soal)
A. Fraktur collum femoris
B. Fraktur femur
C. Fraktur pelvis
D. Fraktur asetabulum
E. Fraktur ramus pubis
117
Nn. Ria, 24 tahun, jatuh dari ketinggian dan
mengalami hipestesia setinggi umbilikus. Batas saraf
yang terkena sesuai dermatom adalah?
A. T1
B. T4
C. T10
D. L2
E. S1
Dermatom
A. T1
B. T4
C. T10
D. L2
E. S1
118
Tn. Ricky, 40 th dibawa ke UGD karena mengalami nyeri
kepala hebat, muntah dan penurunan kesadaran. Tiga
jam yang lalu, pasien mengalami benturan pada
kepalanya. Pada saat kejadian pasien sempat pingsan
beberapa menit, lalu membaik dengan sendirinya.
Apakah fenomena yang terjadi?
A. Lucid interval
B. Herniasi serebri
C. Brill hematoma
D. Komosio serebri
E. Amnesia retrograd
Soal to the POIN!
• Jelas dikatakan ada lucid interval  Pasien sempat
sadar
• HATI-HATI! Liat lucid intervalnya berapa lama?
• Akut  EDH  pecahnya a. meningia media
• Kronik (mingguan)  SDH
• Intraserebral haemorrhage  harus ada deficit
neurologis atau gejala peningkatan TIK
• SAH  biasanya bukan karena trauma, lebih ke
arah aneurisma  pecahnya bridging vein
A. Lucid interval
B. Herniasi serebri
C. Brill hematoma
D. Komosio serebri
E. Amnesia retrograd
119
Ny. Windu, 57 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri di
pinggang menjalar ke lutut kiri sejak empat bulan yang lalu. Keluhan
disertai dengan rasa baal dan kesemutan. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan: TD 120/80 mmhg, FN 80 x/menit, FP 20 x/menit, S
37oC, GCS 15. Pemeriksaan motoris: Ekstremitas atas 5555/5555,
ekstremitas bawah 5555/5555, refleks fisiologis normal, refleks
patologis tidak ada. Pemeriksaan sensoris: parestesia di L2 dan
hiporefleks di lutut kiri bawah. Pemeriksaan lain dalam batas
normal. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk
menegakkan diagnosis adalah?
A. EEG
B. MRI
C. EMG
D. CT Scan
E. Foto polos lumbal
Pembahasan
• Pasien mengeluhkan nyeri di pinggang yang
menjalar hingga lutut dengan kesemutan dan baal.
• Pemeriksaan sensoris: parestesia di L2 dan
hiporefleks di lutut kiri bawah.
• Diagnosis kerja yang paling mungkin adalah LBP
akibat HNP
• HNP  nucleus puplosus yang menekan saraf
spinal  jaringan lunak  MRI
A. EEG
B. MRI
C. EMG
D. CT Scan
E. Foto polos lumbal
120
Tn. Eka 70 tahun dibawa keluarga karena suka marah-marah
dan suka bicara sendiri. Keluhan memberat 6 bulan lalu,
sampai lupa nama anaknya. Suka jalan2 keluar rumah dan
tidak bisa tidur. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Neurologis GCS E4V4M6, Tidak ada rangsang meningeal
ataupun kelemahan motorik. Pemeriksaan refleks dalam batas
normal. Inkontinensia urin (+). Yang umumnya merupakan ciri
awal demensia adalah ?
A. Kelemahan umum
B. Cachexia
C. Hemiparesis
D. Delirium
E. Disorientasi
Pembahasan
• Tahapan awal pasien menderita demensia, tergantung
demensia yang dimiliki
• Demensia Alzheimer akan kehilangan ingatan dari
informasi yang baru dipelajari
• Vascular demesia akan kesulitan berpikir cepat atau
konsentrasi
• Demensia badan Lewy mencerminkan kemampuan
pasien berfluktuasi dari hari ke hari, terkadang
halusinasi juga ada.
• Demesia frontotemporal akan mencerminkan pasien
keluar dari karakter, lebih ke habit yang kompulsif dan
memiliki masalah dengan Bahasa.
A. Kelemahan umum
B. Cachexia
C. Hemiparesis
D. Delirium
E. Disorientasi
121
Tn Andon, 31 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
tungkai dan lengannya lemas dan mati rasa sejak 1 bulan yang
lalu. Sebelumnya sudah mengalami nyeri punggung sejak 2
bulan yang lalu. Riwayat batuk sejak 6 bulan yang lalu dan
tidak diobati. Pekerjaan pasien sehari-hari seorang buruh tani.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan paraparese, hipoestesi
mulai dari bawah procesus xyphoideus, reflex patologi (+),
gibbus pada vertebra torakal VI, hasil test mantoux ≥ 15 mm.
Diagnosa yang tepat pada kasus adalah?
A. Myelitis tuberkulosa
B. Spondilitis tuberkulosa
C. Spondilitis tuberkulosa dengan arachnoiditis
D. Spondilitis tuberkulosa dengan radikulopati
E. Spondilitis tuberkulosa dengan mielopati
Pembahasan
• Pasien datang dengan keluhan tungkai dan lengan
lemas serta mati rasa
• Riwayat nyeri punggung 2 bulan yang lalu
• Riwayat batuk 6 bulan lalu
• PF : Paraparese dengan adanya gibus
• Melihat gibus  pikirkan spondylitis TB
Spondilitis TB
• Penyakit TB yang menyerang tulang belakang
• Penyebaran dari paru dapat melalui hematogen
maupun limfogen
• Gejala pada spondylitis TB adalah:
• Demam, malaise, berkurangnya BB
• Pertama kali gejala adalah nyeri punggung.
• Defisit neurologis seperti paraplegia, paresis, hipestesia,
nyeri radikuler, dan sindrom kauda ekuina
• Nyeri bisa disertai dengan gangguan sensorik dan
gangguan sfingter jika tidak ditangani dengan baik
• Pada pemeriksaan radiologi dapat dijumpai gibus
Mielopati dan Radikulopati
• Mielopati merupakan penekanan pada spinal cord
sehigga biasanya keluar dengan symptoms yang
simetris
• Radikulopati merupakan penekanan pada salah
satu radiks  biasanya unilateral
A. Myelitis tuberkulosa
B. Spondilitis tuberkulosa
C. Spondilitis tuberkulosa dengan arachnoiditis
D. Spondilitis tuberkulosa dengan radikulopati
E. Spondilitis tuberkulosa dengan mielopati
122
Tn Kambah, 60th datang dengan keluhan kaki kanan sulit
digerakkan sejak 3 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan pasien sulit melakukan gerakan flexor kaki
kanan saat berjalan, lengan aduksi dan fleksi.
Pemeriksaan motorik saat berjalan kaki pasien
membentuk setengah lingkaran dengan jari kaki lebih
dulu menyentuh lantai daripada tumit. Sistem apakah yg
terganggu:
A. Sistem limbik
B. Sistem saraf simpatis
C. Sistem ekstrapiramidal
D. Sistem piramidalis
E. Sistem saraf parasimpatis
Pembahasan
• Jika bingung dan tidak ada
yang mengerti  ingatlah
gerakan kaki atau tangan
akan dijalankan oleh
traktus piramidalis  dari
korteks melalui decucasio
piramidalis menyilang
(ingat-ingat pada soal
stroke yang kolateral akibat
jaras ini)
A. Sistem limbik
B. Sistem saraf simpatis
C. Sistem ekstrapiramidal
D. Sistem piramidalis
E. Sistem saraf parasimpatis
123
Ny. Tri, 40 tahun datang ke puskesmas untuk kontrol
penyakit lenting-lenting pada wajah bagian kanan yang
terjadi 2 bulan yg lalu. 1 minggu terakhir pasien
mengeluhkan nyeri kepala pada daerah bekas luka
tersebut meskipun sudah tidak ada lenting. Tatalaksana
yang sesuai berdasarkan patofisiologi pada kasus adalah:
A. Gabapentin 100-300 mg/hari
B. Kalium diklofenak 2x100mg/hari
C. Natrium diklofenak 3x500mg/hari
D. Vitamin neurotropik + KCl 3x100mg/hari
E. Asetaminofen 3x500 mg/hari
Pembahasan
• Pasien datang
akibat nyeri karena
bekas lenting-
lenting
• Ini soal bonus 
neuralgia post
herpetic 
pengobatan utama
 gabapentin
A. Gabapentin 100-300 mg/hari
B. Kalium diklofenak 2x100mg/hari
C. Natrium diklofenak 3x500mg/hari
D. Vitamin neurotropik + KCl 3x100mg/hari
E. Asetaminofen 3x500 mg/hari
124
An. Dodi, 10 tahun, datang dengan keluhan bahu kanan
digigit anjing 30 menit yang lalu. Anjing tersebut berhasil
ditangkap dan diawasi. Dokter lalu membersihkan luka
gigitan anjing tersebut. Apakah tindakan selanjutnya
yang dilakukan pada pasien ini?
A. Mencari anjing yang tinggal dekat dengan anjing
tersebut
B. Memberi vaksin rabies
C. Memberi vaksin rabies dan serum anti rabies
D. Mengobservasi anak tersebut
E. Merawat inap anak tersebut
Rabies
Keluhan yang dialami pasien berdasarkan stadium rabies yang
dialami:
• Stadium prodromal
• Gejala awal berupa demam, malaise, mual dan rasa nyeri di
tenggorokan selama beberapa hari.
• Stadium sensoris
• Penderita merasa nyeri, merasa panas disertai kesemutan pada
tempat bekas luka kemudian disusul dengan gejala cemas, dan
reaksi yang berlebihan terhadap rangsang sensoris.
• Stadium eksitasi
• Tonus otot dan aktivitas simpatis menjadi meninggi dan gejala
hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dan pupil dilatasi.
Stadium ini berlangsung hingga pasien meninggal
• Stadium paralisis
• Jika pasien tidak meninggal, pasien akan mengalami paresis.
Rabies
Pasien terkadang lupa daerah mana yang tergigit.
Anamnesis penderita terdapat riwayat tergigit,
tercakar atau kontak dengan anjing, kucing, atau
binatang lainnya yang:
• Positif rabies (hasil pemeriksaan otak hewan tersangka)
• Mati dalam waktu 10 hari sejak menggigit (bukan
dibunuh)
• Tak dapat diobservasi setelah menggigit (dibunuh, lari,
dan sebagainya)
• Tersangka rabies (hewan berubah sifat, malas makan,
dan lain-lain).
Pencegahan Rabies
Penanganan Rabies
• Isolasi pasien
• Fase awal : Cuci luka gigitan dengan air sabun atau detergen
selama 5 – 10 menit dan bilas dengan air mengalir. Lakukan
debridement dan alcohol 40 -70%.
• Fase lanjut : Tidak ada terapi. Hanya suportif!
• Pemberian serum anti rabies pada daerah luka sebanyak-
banyaknya dan kemudian sisanya IM. Heterolog (dari kuda)
40 IU/kgBB atau Homolog (dari manusia) 20 IU/kgBB
• Vaksin anti rabies dalam waktu 10 hari infeksi dengan dosis
0,5 mL dengan jadwal:
• Hari 0, 3, 7,14, 28 (regimen Essen atau rekomendasi WHO)
• Hari 0, 7, 21 (regimen Zagreb/rekomendasi Depkes RI)
A. Mencari anjing yang tinggal dekat dengan anjing
tersebut
B. Memberi vaksin rabies
C. Memberi vaksin rabies dan serum anti rabies
D. Mengobservasi anak tersebut
E. Merawat inap anak tersebut
125
Ny. Mira, 27 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala hebat di
sejak 2 hari yang lalu. Ia juga merasakan demam dan pandangannya
dobel. Sejak 2 bulan sebelumnya, telinganya sering mengeluarkan
cairan yang kental dan agak berbau. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 38oC, nadi 90 kali/menit, RR 20 kalimenit,
kesadaran CM, mata: terdapat paresis nervus VI kanan, pada telinga
didapatkan adanya perforasi atik dan terdapat kolesteatom. Pada
CT Scan didapatkan lesi hipodens tunggal berbatas tegas, berbentuk
bulat dengan ring enhancement. Tatalaksana untuk kasus diatas
adalah?
A. Antiviral
B. Drainase dan Antibiotik
C. Antifungal
D. IVIG
E. Koreksi penyakit dasar
Pembahasan
• Pasien memiliki keluhan
nyeri kepala hebat dan
pandangan double  adanya
penekanan pada intracranial
• Keluhan demam dan riwayat
infeksi telinga sebelumnya
infeksi
• CT-scan  gambaran cincin
 abses otak  harus
dikeluarkan dan diberikan AB
A. Antiviral
B. Drainase dan Antibiotik
C. Antifungal
D. IVIG
E. Koreksi penyakit dasar
126
Tn Joko, 75 tahun dibawa ke IGD oleh istrinya dengan keluhan sulit
makan karena tidak bisa membuka mulut. Sejak dua hari yang lalu
mulut terasa kaku sulit untuk dibuka. Pasien bekerja sebagai petani,
dua minggu yang lalu pernah tertusuk paku di ladang dan lukanya
tidak diobati. Status generalis: TD 180/80 mmHg, FN 80 x/mnt, FP
24 x/mnt, abdomen seperti papan. Status neurologis: Trismus (+),
opistotonus (+), kejang refleks (+), kejang spontan (+).Tatalaksana
tetanus yang paling tepat?
A. Tetanus imunoglobulin 3000-6000 Unit, antikonvulsan,
metronidazol
B. Tetanus toksoid, antikonvulsan, metronidazol
C. Tetanus imunoglobulin 3000-6000 Unit, antikonvulsan,
ciprofloksasin iv
D. Tetanus toksoid, antikonvulsan
E. Tetanus imunoglobulin 3000-6000 Unit, antikonvulsan, tetanus
toksoid, metronidazol
Profilaksis Tetanus pada Luka
•Manajemen Luka
Dapatkan riwayat imunisasi tetanus.
•> 10 tahun  TT dan berikan immunoglobulin
•< 10 tahun  tidak diperlukan
•Awasi pernapasan  jangan sampai menurun
•Ruang isolasi
•Jika kejang  diazepam 0,5 mg/kgBB/kali (dosis
optimum 10 mg/kali, dosis maksimal 480 mg/hari)
•Anti Tetanus Serum (ATS)  50.000 unit IM diikuti
50.000 unit IV lambat (cek hipersensitivitas)
•Antibiotik:
•First Choice : Penisilin Prokain 1,2 juta unit IM setiap 6 jam selama
10 hari
•Tetrasiklin 30-50 mg/kgBB/hari bagi 4 dosis
•Eritromisin 50 mg/kgBB/hari bagi 4 dosis
•Metronidazole 15 mg/kgBB/jam diikuti dengan 7,5 mg/kgBB/jam tiap
6 jam
A. Tetanus imunoglobulin 3000-6000 Unit,
antikonvulsan, metronidazol
B. Tetanus toksoid, antikonvulsan, metronidazol
C. Tetanus imunoglobulin 3000-6000 Unit,
antikonvulsan, ciprofloksasin iv
D. Tetanus toksoid, antikonvulsan
E. Tetanus imunoglobulin 3000-6000 Unit,
antikonvulsan, tetanus toksoid, metronidazol
127
Ny. Ena, 57 thn, datang dengan keluhan nyeri kepala
berat dan disertai hemiparese kanan ringan. Dokter
mengatakan keluhan ini disebabkan kelainan pada
elektrolit tubuh. Elektrolit apa yang dimaksud oleh
dokter tersebut?
A. Kalium
B. Natrium
C. Chlorida
D. Magnesium
E. Calcium
Diagnosis selain Stroke
Hemiparesis
A. Kalium
B. Natrium
C. Chlorida
D. Magnesium
E. Calcium
128
Ny. Triana, 20 tahun mengeluhkan nyeri pada wajah
kiri seperti tertusuk-tusuk terutama dibawah mata
kiri sejak 2 hari lalu. Nyeri sangat hebat dan
dirasakan terutama bila minum minuman dingin.
Obat untuk pasien tersebut adalah?
A. Carbamazepin
B. Ergotamin
C. NSAID
D. Kortikosteroid
E. Antibiotik
Neuralgia Trigeminal
ANAMNESIS
Pasien datang dengan beberapa keluhan:
 Nyeri wajah unilateral bersifat tertusuk, tercetus oleh
mengunyah atau aktifitas yang menyentuh daerah sekitar.
 Sifat nyeri:
o Lebih sering pada sisi kanan wajah
o Nyeri dapat dilokalisasi oleh pasien
o Berat
o Menusuk
o Mendadak
o Aktifitas pada wajah, bahkan menyentuh akan
membangkitkan rasa nyeri
Kriteria diagnosis neuralgia trigeminal berdasarkan
International Headache Society (IHS):
• Serangan nyeri paroksismal beberapa detik sampai 2
menit melibatkan 1 atau lebih cabang N.Trigeminal
dan memenuhi kriteria B dan C.
• Nyeri paling sedikit memenuhi 1 karakteristik berikut:
• Kuat, tajam, superfisial, atau rasa menikam
• Dipresipitasi dari trigger area atau oleh faktor
pencetus.
• Jenis serangan stereotipik pada tiap individu
• Tidak ada defisit neurologis
• Tidak berkaitan dengan gangguan lain
Ingat! Neuralgia Trigeminal dapat dibagi menjadi dua,
yaitu klasik (idiopatik) dan simptomatik (akibat
penyakit saraf lainnya)
Terapi Neuralgia Trigeminal
Beberapa contoh:
• Karbamazepin per oral 100 – 600 mg/hari
• Gabapentin per oral 1200 – 3600 mg/hari
• Fenitoin per oral 200 – 400 mg/hari
A. Carbamazepin
B. Ergotamin
C. NSAID
D. Kortikosteroid
E. Antibiotik
129
Ny Mina, 27 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala
hebat di sisi kiri sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
seperti berdenyut dan terasa makin memberat. Nyeri
dirasakan memberat jika ia mendengar suara ramai dan
berada di tempat terang sehingga ia tidak masuk kerja.
Patofisiologi paling tepat penyebab keluhan pada pasien
ini adalah ?
A. Kontraksi terus menerus otot perikranial
B. Sumbatan Pembuluh darah otak akibat aterosklerosis
C. Vasodilatasi pembuluh darah dan perangsangan
nosiseptor
D. Pecahnya Pembuluh darah subarachnoid
E. Adanya Space Occupying Lesion di otak
Nyeri Kepala
• Nyeri kepala primer (mudahnya):
• TTH  nyeri pada keseluruhan kepala (bilateral), seperti
tertindih atau terikat, tidak boleh ada mual-muntah
• Migrain  nyeri dapat satu sisi (unilateral), seperti
berdenyut, bisa ada mual-muntah, atau fotofobia dan
fonofobia
• Kluster  nyeri pada periorbita hingga orbita. Bisa
diikuti oleh hipersekresi dari kelenjar (misalkan kelenjar
air mata)
Pathophysiology of Migrain
A. Kontraksi terus menerus otot perikranial
B. Sumbatan Pembuluh darah otak akibat
aterosklerosis
C. Vasodilatasi pembuluh darah dan perangsangan
nosiseptor
D. Pecahnya Pembuluh darah subarachnoid
E. Adanya Space Occupying Lesion di otak
130
Ny. Pina, 23 tahun datang dengan keluhan nyeri
kepala berat seperti ditusuk, nyeri dirasakan semakin
memberat disertai dengan mata merah, pilek. Terapi
yang paling tepat diberikan pada kasus ini?
A. Ergot
B. Karbamazepin
C. Paracetamol
D. Asam valproate
E. O2 10 liter/menit, obat golongan triptan
Nyeri Kepala Kluster
Anamnesis:
• Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supra
orbita, dan/atau temporal yang unilateral
• Setidaknya disertai 1 gejala tambahan sebagai
berikut:
• Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi ipsilateral
• Kongesti nasal dan/atau rhinorrhoea ipsilateral
• Edema palpebral ipsilateral
• Dahi atau wajah berkeringat ipsilateral
• Miosis dan/atau ptosis ipsilateral
• Perasaan gelisah atau agitasi
Pengobatan Nyeri Kepala
Kluster
• Terapi abortif:
• Oksigen (masker) 100% 7 liter/menit selama 15 menit
• Dihidroergitamin (DHE) 0,5 – 1,5 mg IV
• Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg
• Terapi profilaksis
• Indikasi :
• Nyeri sulit dihilangkan dengan terapi abortif
• Nyeri setiap hari dan berlangsung di atas 15 menit
• Obat: Chalcium Channel Blocker, seperti Verapamil 120 –
160 mg/hari dibagi 3 hingga 4 dosis
A. Ergot
B. Karbamazepin
C. Paracetamol
D. Asam valproate
E. O2 10 liter/menit, obat golongan triptan
131
Tn. Gunardi, 21 tahun, mengeluh nyeri pada kepala sejak 6
jam lalu. Nyeri dirasakan di kepala sebelah kanan, terasa
berdenyut. Sebelum merasa nyeri kepala pasien seperti
melihat sinar yang amat terang. Keluhan nyeri kepala
bertambah jika keadaan terang atau ramai. Keluhan serupa
sudah dirasakan beberapa kali sebelumnya. Tekanan darah
130/70, Nadi 80x/menit, saraf kranial dan motorik normal.
Apa kemungkinan diagnosis yang paling tepat?
A. Kluster Headache
B. Tension Type Headache
C. Common migraine
D. Classic migraine
E. Neuralgia Trigeminal
Nyeri Kepala
• Pada pasien ini, nyeri kepala telah berlangsung
sekitar 3 bulan  nyeri kepala kronik 
kemungkinan besar adalah nyeri kepala primer
• Nyeri kepala primer (mudahnya):
• TTH  nyeri pada keseluruhan kepala (bilateral), seperti
tertindih atau terikat, tidak boleh ada mual-muntah
• Migrain  nyeri dapat satu sisi (unilateral), seperti
berdenyut, bisa ada mual-muntah, atau fotofobia dan
fonofobia
• Kluster  nyeri pada periorbita hingga orbita. Bisa
diikuti oleh hipersekresi dari kelenjar (misalkan kelenjar
air mata)
Pembahasan
• Pasien ini masuk ke dalam Migrain karena sifatnya
adalah berdenyut.
• Ada dua jenis migraine, yaitu:
• Klasik  dengan aura
• Common  tanpa aura
• Pasien ini memiliki aura dengan melihat cahaya
sangat terang klasik
A. Kluster Headache
B. Tension Type Headache
C. Common migraine
D. Classic migraine
E. Neuralgia Trigeminal
132
Wanita 36 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar. Ia
adalah istri camat. Selain itu, ia juga gemetar dan merasa
takut jika memberikan sambutan di depan banyak orang.
Diagnosis pada pasien adalah…
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Gangguan fobia sosial
C. Gangguan somatoform
D. Gangguan depresi ringan
E. Gangguan serangan panik
• Istri camat
• Berdebar-debar
• Gemetar dan merasa takut jika memberikan
sambutan di depan banyak orang

• Fobia sosial
Fobia Sosial
• Takut akan kondisi sosial, termasuk
• Berinteraksi sosial (misalnya berbicara dengan
orang)
• Diamati (misalnya saat sedang makan)
• Di depan orang banyak (misalnya memberi
pidato)
Bedakan.!

Fobia Sosial Agorafobia

• Takut akan kondisi sosial • Takut tidak bisa


(berinteraksi, bicara melarikan diri dari
depan umum, dll) kondisi tertentu
(keramaian, di luar
rumah, ruang terbuka,
dll)
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Gangguan fobia sosial
C. Gangguan somatoform
D. Gangguan depresi ringan
E. Gangguan serangan panik
133
Seorang wanita 25 tahun datang dengan keluhan merasa tidak
berharga sebagai istri. Pasien tidak memiliki hasrat terhadap
suaminya untuk berhubungan seksual. Riwayat saat kecil
melihat orang tua berhubungan seksual dan merasa jijik. Pada
pemeriksaan fisik, tidak ditemukan kelainan. Diagnosis yang
tepat pada pasien adalah…
A. Depresi berat
B. Hypoactive sexual disorder
C. Anorgasmic disorder
D. Female sexual arousal disorder
E. Impotensi
• Merasa tidak berharga sebagai istri
• Tidak memiliki hasrat terhadap suaminya untuk
berhubungan seksual
• Riwayat saat kecil melihat orang tua berhubungan seksual
dan merasa jijik

• Female sexual arousal disorder


Female sexual arousal disorder
• Tidak tertarik dengan hal yang berbau seksual, baik
melihat gambar atau melakukan hub seksual.
A. Depresi berat
B. Hypoactive sexual disorder  kurang atau tidak
ada keinginan melakukan hubungan seksual
C. Anorgasmic disorder  orgasme terlambat atau
tidak diikuti rasa senang
D.Female sexual arousal disorder
E. Impotensi
134
Laki-laki 24 tahun dibawa keluarganya karena sering
mengamuk sejak 3 hari lalu. Menurut keluarganya, 2 bulan
lalu pasien merasa ada seseorang yang ingin menyakiti dan
membunuhnya. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah ...
A. Skizofrenia paranoid
B. Skizoafektif
C. Depresi dengan gejala psikotik
D. Psikotik akut
E. Skizofrenia hebefrenik
• Mengamuk sejak 3 hari lalu.
• 2 bulan lalu pasien merasa ada seseorang yang ingin
menyakiti dan membunuhnya.

• Skizofrenia paranoid
SPEKTRUM SKIZOFRENIA
Yang
termasuk
• Gejala psikosis gejala psikosis
hanya 3 ini.!
• Gejala lainnya
• Delusi/waham
• Katatonia
• Halusinasi • Gejala negatif
• Gangguan bicara
Deskripsi Waktu

Psikosis Min 1 gejala psikosis < 1 bulan


akut
Skizofrenifo Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan, tetapi tidak bertahan hingga 6
rm bulan
Skizofrenia Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan dan bertahan hingga 6 bulan
(tanpa obat)
Skizoafektif Min 2 gejala psikosis +
mania atau depresi
BIAR INGET..!!

• PSIKOSIS AKUT: gejala psikosis tidak sampai 1 bulan

• SkizofreniFORM (form = mirip) = mirip skizofrenia minimal 2


gejala psikosis yang berlangsung 1 bulan, tetapi tidak bertahan
lebih dari 6 bulan

• Skizofrenia: minimal 2 gejala psikosis yang berlangsung 1 bulan


dan bertahan lebih dari 6 bulan

• SkizoAFEKTIF (AFEK = perasaan) = minimal 2 gejala psikosis +


perasaan (depresi atau mania)

• NB: sejauh ini, skizofreniform jarang keluar.. :D


Klasifikasi Menurut DSM IV
• Paranoid: menganggap orang lain hendak
menyakitinya, (biasanya gejala berupa halusinasi
auditorik atau waham kejar)
• Disorganisasi/hebefrenik: tidak bisa merawat diri
sendiri (tidak mandi, tidak makan, tidak
berpakaian)
• Katatonik: gerakan motorik abnormal
• Undiferensiasi: tidak termasuk golongan di atas
• Residual
A. Skizofrenia paranoid
B. Skizoafektif
C. Depresi dengan gejala psikotik
D. Psikotik akut
E. Skizofrenia hebefrenik
135
Seorang laki-laki 38 tahun datang ke IGD dengan keluhan
sesak napas sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan disertai mual,
muntah, nyeri kepala, dan tidak nafsu makan. Keluhan ini
dirasakan setelah berpisah dari istri dan anaknya sejak 6 bulan
lalu. Pada pemeriksaan, didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 83x/menit, napas 20x/menit. Pada pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan kelainan. Diagnosis pada pasien
ini adalah...
A. Gangguan cemas
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan depresi
D. Gangguan hipokondriasis
E. Gangguan cemas menyeluruh
• Sesak napas, mual, muntah, nyeri kepala, dan tidak
nafsu makan.
• Sejak berpisah dari istri dan anaknya sejak 6 bulan
lalu.

• Gangguan somatisasi
Gangguan somatoform dan
factitious
Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit serius hanya
berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis agar terlihat sakit
(contoh: sengaja minum antikoagulan agar mengalami hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya (contoh:
berpura-pura sakit karena mau menghindari panggilan sidang
pengadilan).
BIAR INGET..!!
•Semua gejala ada, mulai dari pusing, sakit perut, mual, pegal-
omatisasi

pegal

•KONvert = mengubah suatu kejadian buruk menjadi


versi

penyakit motorik atau sensorik. Cerita klasiknya, tangan


lumpuh saat ngerjain skripsi yang ga kelar-kelar, jadi buta
setelah lihat suami selingkuh.

•Heboh, karena merasa menderita penyakit tertentu meski


ipokondriasis

hasil pemeriksaan normal. Misalnya, merasa sakit jantung


karena suaminya sakit jantung atau sakit kanker karena perut
membuncit.
BIAR INGET..!!

• Factitious (Fact: fakta) = membuat FAKTA PALSU.


Misalnya minum antikoagulan supaya hematuria.
• MALINGering = namanya juga maling, pasti bohong.!
Misalnya pura-pura sakit perut karena ga mau
sekolah.
A. Gangguan cemas
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan depresi
D. Gangguan hipokondriasis
E. Gangguan cemas menyeluruh
136
Wanita 30 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sering
keluar rumah untuk menemui kenalannya. Pasien juga
berbicara terus menerus. Dari pemeriksaan status mental
tampak riasan yang mencolok. Pasien memilki riwayat ingin
bunuh diri, tidak mau makan, tidak mau bicara, dan tidak
keluar rumah 3 bulan yang lalu. Diagnosis pada pasien ini
adalah…
A. Skizoafektif dengan manik
B. Manik dengan gejala psikotik
C. Depresi berat dengan gejala psikotik
D. Gangguan bipolar episode kini depresif
E. Gangguan bipolar episode kini manik
• Sering keluar rumah untuk menemui kenalannya
• Berbicara terus menerus
• Riasan yang mencolok.
• Riwayat ingin bunuh diri, tidak mau makan, tidak mau
bicara, dan tidak keluar rumah 3 bulan yang lalu.

• Gangguan bipolar episode kini manik


BIPOLAR
• Terminologi
• Manik : kelebihan energi hingga mengganggu
keseharian
• Hipomanik: kelebihan energi, tapi TIDAK mengganggu
keseharian
• Depresi: sedih dan tidak tertarik melakukan apapun

• Klasifikasi
• Bipolar 1: manik + depresi
• Bipolar 2: hipomanik + depresi
A. Skizoafektif dengan manik
B. Manik dengan gejala psikotik
C. Depresi berat dengan gejala psikotik
D. Gangguan bipolar episode kini depresif
E. Gangguan bipolar episode kini manik
137
Wanita 40 tahun dibawa keluarganya karena sering
berperilaku aneh sejak 2 minggu ini. Pasien tampak
bicara dan tertawa sendiri. Pasien mengaku sering
melihat arwah suaminya dan arwah tersebut
mengikutinya. Keluhan ini muncul setelah suami pasien
dibunuh oleh perampok yang masuk ke rumahnya 2
minggu lalu. Diagnosis yang sesuai untuk pasien adalah...
A. Stres akut pasca trauma
B. Skizofrenia
C. Depresi berat dengan ciri psikotik
D. Psikotik akut
E. Ansietas
• Berperilaku aneh sejak 2 minggu ini
• Tampak bicara dan tertawa sendiri
• Melihat arwah suaminya dan arwah tersebut
mengikutinya
• Keluhan ini muncul setelah suami pasien dibunuh
oleh perampok yang masuk ke rumahnya 2 minggu
lalu

• Psikotik akut
SPEKTRUM SKIZOFRENIA
Yang termasuk
Gejala psikosis gejala psikosis
hanya 3 ini.!
1. Delusi/waham • Gejala lainnya
• Katatonia
2. Halusinasi • Gejala negatif
3. Gangguan bicara
Deskripsi Waktu

Psikosis Min 1 gejala psikosis < 1 bulan


akut
Skizofrenifo Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan, tetapi tidak bertahan hingga 6
rm bulan
Skizofrenia Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan dan bertahan hingga 6 bulan
(tanpa obat)
Skizoafektif Min 2 gejala psikosis +
mania atau depresi
BIAR INGET..!!
• PSIKOSIS AKUT: gejala psikosis tidak sampai 1 bulan

• SkizofreniFORM (form = mirip) = mirip skizofrenia 


minimal 2 gejala psikosis yang berlangsung 1 bulan,
tetapi tidak bertahan lebih dari 6 bulan

• Skizofrenia: minimal 2 gejala psikosis yang


berlangsung 1 bulan dan bertahan lebih dari 6 bulan

• SkizoAFEKTIF (AFEK = perasaan) = minimal 2 gejala


psikosis + perasaan (depresi atau mania)

• NB: sejauh ini, skizofreniform jarang keluar.. :D


A. Stres akut pasca trauma  tidak ada halusinasi
B. Skizofrenia  min 1 bulan
C. Depresi berat dengan ciri psikotik  tidak nampak
gejala depresi
D. Psikotik akut
E. Ansietas  tidak ada halusinasi
138
Laki-laki 32 tahun datang ke IGD karena memasukan kawat ke
lubang penis sampai kandung kemih. Saat kawat ditarik keluar,
timbul rasa sakit dan terjadi perdarahan. Pasien sering
melakukan hal ini karena menimbulkan rasa nikmat. Menurut
istrinya, sejak satu tahun ini, kadang-kadang pasien mengikat
penisnya dengan tali atau menusukkan penisnya dengan
kawat sampai berdarah. Gangguan apa yang dialami pasien…
A. Sadism
B. Voyeurisme
C. Eksibionisme
D. Masokisme
E. Fetihisme
• Memasukan kawat ke lubang penis sampai kandung kemih.
Saat kawat ditarik keluar, timbul rasa sakit dan terjadi
perdarahan.
• Sering melakukan hal ini karena menimbulkan rasa nikmat.
• Sejak satu tahun ini, kadang-kadang pasien mengikat
penisnya dengan tali atau menusukkan penisnya dengan
kawat sampai berdarah

• Masokisme
Gangguan seksual
Nama Gangguan Deskripsi
Voyeuristic Senang mengintip orang yang sedang telanjang,
membuka baju, atau berhubungan seksual (tanpa
sepengetahuan orang tersebut).

Exhibitionistic Senang memperlihatkan alat kelamin kepada orang lain.


Frotteuristic Senang menyentuh atau bergesekkan dengan orang lain
(tanpa persetujuan orang tersebut).

Masokisme Senang disakiti


Sadisme Senang menyakiti pasangan seksual
Fetishistic Senang dengan benda mati atau bagian tubuh
nongenital.
BIAR INGET..!!
• Sadism: sadis, suka menyakiti
pasangan
• Masokisme: suka disakiti

• Exhibitionist (exhibition =
pameran): suka
memamerkan alat kelamin

• Voyeuristic (Voyeur = tukang


mengintip): mengintip orang
lain melakukan hal-hal
berbau seksual
BIAR INGET..!!

• Fetihism (Fetish = benda mati): Senang dengan


benda mati atau bagian tubuh nongenital.

• Frotteuristic (Frotage = menggosok): Senang


menyentuh atau bergesekkan dengan orang lain
(tanpa persetujuan orang tersebut).
A. Sadism
B. Voyerisme
C. Eksibionisme
D. Masokisme
E. Fetihisme
139
Wanita 25 tahun mengeluh tidak memiliki anak setelah 1
tahun menikah. Pasien mengaku tidak pernah berhasil
dilakuan penetrasi ke vagina. Pada pemeriksaan fisik dan
penunjang tidak ditemukan kelainan. Tidak ada disfungsi
ereksi pada suami. Diagnosis yang mungkin untuk pasien
adalah...
A. Voyerisme
B. Serangan panik
C. Fetihisme
D. Trauma psikologis
E. Vaginismus
• Tidak pernah berhasil dilakuan penetrasi ke vagina

• Vaginismus
VAGINISMUS
• Spasme otot di daerah vagina secara involunter,
persisten, dan rekuren
• Gangguan tersebut menyebabkan tekanan dan
ganggun interpersonal
• Gangguan tidak termasuk aksis sebelumnya
(somatisasi, pengobatan, dll)
A. Voyerisme
B. Serangan panik
C. Fetihisme
D. Trauma psikologis
E. Vaginismus
140
Seorang wanita 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan selalu merasa cemas jika keluar rumah. Keluhan
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien selalu merasa
takut keluar rumah, selalu cemas dan curiga. Jika
dipegang, pasien langsung menghindar dan ketakutan.
Sebelumnya tas dan barang-barang pasien dicuri ketika
sedang berbelanja. Diagnosis yang mungkin adalah...
A. Gangguan cemas
B. Gangguan obsesi kompulsif
C. Serangan panik
D. Skizofrenia
E. Malingering
• Sejak 2 minggu: takut keluar rumah, selalu cemas
dan curiga
• Jika dipegang, pasien langsung menghindar dan
ketakutan.
• Sebelumnya tas dan barang-barang pasien dicuri
ketika sedang berbelanja

• Reaksi stres akut  termasuk dalam Gangguan


cemas
INGAT..!!
• Gangguan Cemas tidak sama dengan Gangguan Cemas
Menyeluruh

• Gangguan cemas/anxiety disorder merupakan


spektrum kelainan yang didalamnya termasuk
• Gangguan cemas menyeluruh
• Serangan panik
• Fobia
• Gangguan pasca trauma (PTSD, reaksi stres akut, gangguan
penyesuaian)
• OCD
• Dll...
Gangguan Pasca Trauma
Kejadian yang dianggap traumatis: diancam mati,
luka berat, diperkosa. Bisa dialami sendiri, dialami
oleh keluarga atau teman dekat, atau menyaksikan
langsung.
Gangguan Deskripsi Durasi
Gangguan stres Stres setelah kejadian traumatis. <1 bulan
akut
Posttraumatic Stres setelah kejadian traumatis. >1 bulan
stress disorder
(PTSD)
Gangguan Gangguan kegiatan sehari-hari setelah terjadi <6 bulan
penyesuaian suatu stresor yang mestinya tidak berakibat
berat (contoh: pindah rumah, putus dengan
pacar, masalah pekerjaan, tinggal).
A. Gangguan cemas
B. Gangguan obsesi kompulsif
C. Serangan panik
D. Skizofrenia
E. Malingering
141
Wanita usia 37 tahun dibawa tetangganya dengan keluhan
sering keluar rumah sambil berteriak minta tolong. Menurut
tetangganya, 2 minggu yang lalu telah terjadi kebakaran di
rumah pasien yang menewaskan anggota keluarganya. Pasien
juga suka tertawa sendiri dan tidak mau mandi atau makan.
Diagnosis untuk pasien adalah...
A. Psikosis akut
B. Psikosis kronik
C. Skizofrenia hebefrenik
D. Skizofrenia paranoid
E. Stres akut pasca trauma
• Sering keluar rumah sambil berteriak minta tolong
• 2 minggu lalu, anggota keluarganya tewas dalam kebakaran
• Pasien juga suka tertawa sendiri dan tidak mau mandi atau
makan

• Skizofrenia hebefrenik
SPEKTRUM SKIZOFRENIA
Yang
termasuk
• Gejala psikosis gejala psikosis
hanya 3 ini.!
• Gejala lainnya
• Delusi/waham • Katatonia
• Halusinasi • Gejala negatif
• Gangguan bicara

Deskripsi Waktu
Psikosis Min 1 gejala psikosis < 1 bulan
akut
Skizofrenifo Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan, tetapi tidak bertahan hingga 6
rm bulan
Skizofrenia Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan dan bertahan hingga 6 bulan
(tanpa obat)
Skizoafektif Min 2 gejala psikosis +
mania atau depresi
BIAR INGET..!!
• PSIKOSIS AKUT: gejala psikosis tidak sampai 1 bulan

• SkizofreniFORM (form = mirip) = mirip skizofrenia minimal 2


gejala psikosis yang berlangsung 1 bulan, tetapi tidak
bertahan lebih dari 6 bulan

• Skizofrenia: minimal 2 gejala psikosis yang berlangsung 1


bulan dan bertahan lebih dari 6 bulan

• SkizoAFEKTIF (AFEK = perasaan) = minimal 2 gejala psikosis +


perasaan (depresi atau mania)

• NB: sejauh ini, skizofreniform jarang keluar.. :D


Klasifikasi Menurut DSM IV
• Paranoid: menganggap orang lain hendak
menyakitinya, (biasanya gejala berupa halusinasi
auditorik atau waham kejar)
• Disorganisasi/hebefrenik: tidak bisa merawat diri
sendiri (tidak mandi, tidak makan, tidak
berpakaian)
• Katatonik: gerakan motorik abnormal
• Undiferensiasi: tidak termasuk golongan di atas
• Residual
A. Psikosis akut
B. Psikosis kronik
C. Skizofrenia hebefrenik
D.Skizofrenia paranoid
E. Stres akut pasca trauma
142
Wanita 23 tahun dibawa suaminya dengan keluhan suka
berdandan berlebihan. Pasien lebih sering keluar rumah
dan menjadi suka berbelanja barang-barang yang
sebenarnya tidak dibutuhkan. Selain itu, pasien menjadi
sulit tidur. Terapj yang tepat untuk kasus ini adalah...
A. Litium
B. Risperidon
C. Fluoksetin
D. Amitriptilin
E. Diazepam
• suka berdandan berlebihan
• Sering keluar rumah
• Suka berbelanja barang-barang
• Sulit tidur

• Bipolar tipe 1 kini episode manik


BIPOLAR
• Terminologi
• Manik : kelebihan energi hingga mengganggu keseharian
• Hipomanik: kelebihan energi, tapi TIDAK mengganggu
keseharian
• Depresi: sedih dan tidak tertarik melakukan apapun

• Klasifikasi
• Bipolar 1: manik + depresi
• Bipolar 2: hipomanik + depresi
PSIKOFARMAKA
• Antipsikotik
• Generasi 1/tipikal : haloperidol, klorpromazin
• Generasi 2/atipikal: risperidon 2 x 1mg
• Mood stabilizer (untuk bipolar)
• Litium 3 x 300mg
• Asam valproat 3 x 250mg
• Antidepresan (untuk depresi dan bipolar episode
depresi)
• Fluoksetin 1 x 20mg
• Sertralin 1x 50mg
A. Litium
B. Risperidon
C. Fluoksetin
D. Amitriptilin
E. Diazepam
143
Laki-laki berusia 40 tahun dibawa keluarganya dengan
keluhan gelisah sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
disertai banyak bicara yang masih dapat dimengerti dan
sulit dihentikan. Pasien merasa diri sangat hebat dan
dapat mengobati orang sakit karena diutus Tuhan.
Keadaan seperti ini sudah kambuh 2 kali, diantara
kekambuhan tersebut pasien sembuh sempurna. Pada
pemeriksaan tidak didapatkan kelainan organik. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
A. Gangguan bipolar episode manik
B. Skizofrenia paranoid
C. Gangguan waham menetap
D. Gangguan obsesif
E. Gangguan kompulsif
• Gelisah sejak 2 minggu yang lalu
• Banyak bicara yang masih dapat dimengerti dan
sulit dihentikan.
• Merasa diri sangat hebat dan dapat mengobati
orang sakit karena diutus Tuhan
• Keadaan seperti ini sudah kambuh 2 kali, di antara
kekambuhan tersebut pasien sembuh sempurna

• Bipolar episode manik dengan ciri psikotik


BIPOLAR
• Terminologi
• Manik : kelebihan energi hingga mengganggu keseharian
• Hipomanik: kelebihan energi, tapi TIDAK mengganggu
keseharian
• Depresi: sedih dan tidak tertarik melakukan apapun

• Klasifikasi
• Bipolar 1: manik + depresi
• Bipolar 2: hipomanik + depresi
A. Gangguan bipolar episode manik
B. Skizofrenia paranoid
C. Gangguan waham menetap
D. Gangguan obsesif
E. Gangguan kompulsif
144
Seorang laki-laki usia 32 tahun dibawa oleh keluarganya
karena sejak 2 bulan lalu sering marah-marah. Ia
mengatakan ada yang membisikinya bahwa tetangganya
membicarakan hal buruk tentangnya. Ia juga mengatakan
bahwa dirinya adalah Tuhan yang bisa melihat masa lalu
dan masa depan serta bisa melihat hari kiamat. Salah
satu waham yang dimiliki pasien adalah…
A. Waham kebesaran
B. Waham berdosa
C. Waham derealisasi
D. Waham keagamaan
E. Waham paranoid
• 2 bulan lalu: marah-marah.
• Ia mengatakan ada yang membisikinya bahwa
tetangganya membicarakan hal buruk tentangnya
 waham paranoid
• Ia juga mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan
yang bisa melihat masa lalu dan masa depan serta
bisa melihat hari kiamat  waham kebesaran
WAHAM: kepercayaan kuat
yang hanya dimiliki diri sendiri
Jenis waham Deskripsi
Persecutory/paranoid Percaya bahwa dirinya akan disakiti orang lain.
Referential/rujukan Percaya bahwa peristiwa tertentu merupakan pertanda yang ditujukan
bagi dirinya.
Grandiose/kebesaran Percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan hebat, kaya, atau
terkenal.
Erotomania Percaya bahwa orang lain jatuh cinta dengan dirinya.
Nihilistik Percaya bahwa akan terjadi bencana besar.
Somatik Kepercayaan yang berhubungan dengan kesehatan atau fungsi organ.
Thought withdrawal Percaya bahwa pikirannya telah diambil kekuatan luar.
Thought insertion Percaya bahwa ada pikiran yang dimasukkan kekuatan luar.
Delusion of control Percaya bahwa tindakannya dikendalikan kekuatan luar.
A. Waham kebesaran
B. Waham berdosa
C. Waham derealisasi
D. Waham keagamaan
E. Waham paranoid
145
Anak 12 tahun diantar ibunya berobat dengan
keluhan mendadak buta dan nyeri kepala. Keluhan
muncul saat anak melihat kedua orangtuanya
bertengkar. Pada pemeriksaan, tidak ditemukan
kelainan. Diagnosis pada pasien adalah...
A. Gangguan penyesuaian
B. Gangguan konversi
C. Gangguan somatisasi
D. Malingering
E. Gangguan kepribadian
• keluhan mendadak buta dan nyeri kepala
• Keluhan muncul saat anak melihat kedua
orangtuanya bertengkar

• Gangguan konversi
Gangguan somatoform dan
factitious
Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit serius hanya
berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis agar terlihat
sakit (contoh: sengaja minum antikoagulan agar mengalami
hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya (contoh:
berpura-pura sakit karena mau menghindari panggilan sidang
pengadilan).
BIAR INGET..!!
•Semua gejala ada, mulai dari pusing, sakit perut, mual, pegal-
omatisasi

pegal

•KONvert = mengubah suatu kejadian buruk menjadi


versi

penyakit motorik atau sensorik. Cerita klasiknya, tangan


lumpuh saat ngerjain skripsi yang ga kelar-kelar, jadi buta
setelah lihat suami selingkuh.

•Heboh, karena merasa menderita penyakit tertentu meski


ipokondriasis

hasil pemeriksaan normal. Misalnya, merasa sakit jantung


karena suaminya sakit jantung atau sakit kanker karena perut
membuncit.
BIAR INGET..!!

• Factitious (Fact: fakta) = membuat FAKTA PALSU.


Misalnya minum antikoagulan supaya hematuria.
• MALINGering = namanya juga maling, pasti bohong.!
Misalnya pura-pura sakit perut karena ga mau
sekolah.
A. Gangguan penyesuaian
B. Gangguan konversi
C. Gangguan somatisasi
D. Malingering
E. Gangguan kepribadian
146
Pada usia kehamilan berapakah DJJ dapat
didengarkan mengunakan Doppler?
A. >8 minggu
B. >12 minggu
C. >16 minggu
D. >20 minggu
E. >24 minggu
• DJJ
• Dopler : > 12 minggu = 3 bulan
• Fetoskop : >20 minggu = 5 bulan
• Gerakan janin
• >12 minggu  baru terasa sekitar 16 minggu = 4 bulan
(multigravida) dan 18 minggu = 4,5 bulan (primigravida)

• Cara ingat
• 3 bulan terdengar oleh doppler (alat canggih)
• 4 bulan terasa gerakan janin oleh ibu yang sudah pengalaman
(multigravida), kalau yang belum pengalaman (primigravida)
terasa 4,5 bulan
• 5 bulan terdengar oleh fetoskop (alat kuno)
A. >8 minggu
B. >12 minggu
C. >16 minggu
D. >20 minggu
E. >24 minggu
147
Wanita 20 tahun G2P1A0 hamil 33 minggu datang
dengan keluhan keluar darah dari lubang kemaluan
tanpa rasa nyeri. Pada pemeriksaan, tinggi fundus
uteri sesuai dengan usia kehamilan. Apa
pemeriksaan penunjang yang paling akurat dalam
mendiagnosis pasien tersebut?
A. USG transabdominal
B. USG transvaginal
C. USG transperineal
D. USG Doppler
E. MRI
• Keluar darah tanpa rasa nyeri  curiga plasenta
previa  USG transvaginal (PPV 98% & NPV 100%)

• Untuk memastikan kelainan dalam obstetri, USG


transvaginal jauh lebih akurat dibandingkan USG
abdomen. Namun dalam kehamilan, tidak
dilakukan secara rutin, kecuali ada keluhan. Jadi
kalau ANC, cukup pakai USG abdomen.
Plasenta previa
• Perdarahan warna merah segar
• Tidak nyeri
• Tidak ada kontraksi uterus
• Usia kehamilan >22ming
SOLUSIO PLASENTA VS
PLASENTA PREVIA

Solusio Plasenta Plasenta Previa

• Nyeri • Tidak nyeri


• Darah kehitaman • Darah merah segar
• Perdarahan sedikit, tapi • Perdarahan banyak, sesuai
tidak sesuai klinis klinis
• Biasanya syok • Biasanya tidak sampai syok
• Kemungkinan janin tidak • Kemungkinan janin selamat
selamat
SOLUSIO PLASENTA VS
PLASENTA PREVIA
148
Wanita 26 tahun datang dengan suaminya ke dokter dengan
keluhan nyeri perut bawah sejak 4 hari lalu. Keluhan disertai
demam naik turun, anyang-anyangan, dan nafsu makan
menurun. Pasien mengaku nyeri saat senggama. Riwayat
keluar duh tubuh (+), penyakit menular seksual (-). Riwayat
menstruasi terakhir 5 hari lebih awal dan banyak. Pada
pemeriksaan, didapatkan suhu 37,7°C, nadi 90x/menit, napas
20x/menit, tekanan darah 100/70 mmHg, dan terdapat nyeri
tekan regio suprapubik. Pada pemeriksaan genitalia interna,
tampak serviks hiperemis, uterus dan adnexa bilateral nyeri
saat digerakkan. Diagnosis yang tepat adalah...
a. Salpingtis
b. Endometritis
c. Appendisitis
d. Sistitis
e. Tumor ovarium
• Nyeri perut bawah sejak 4 hari lalu.
• Keluhan disertai demam naik turun, anyang-anyangan, dan nafsu
makan menurun. Pasien mengaku nyeri saat senggama.
• Riwayat keluar duh tubuh (+), penyakit menular seksual (-).
Riwayat menstruasi terakhir 5 hari lebih awal dan banyak.
• PF: suhu 37,7°C, nadi 90x/menit, napas 20x/menit, tekanan darah
100/70 mmHg, dan terdapat nyeri tekan regio suprapubik.
• Pada pemeriksaan genitalia interna: serviks hiperemis, uterus dan
adnexa bilateral nyeri saat digerakkan

• Salpingitis
Salpingitis

• Salah satu bentuk PID tersering


• Inflamasi pada tuba falopii
(salphinx), biasanya karena infeksi
(C.trachomatis)
• Gejala:
• Nyeri perut bawah
• Dispareunia
• Duh tubuh
• Riw IMS
• Demam
• Nyeri goyang portio, nyeri tekan
adneksa
• Komplikasi: KET, infertilitas
a. Salpingtis
b. Endometritis
c. Appendisitis
d. Sistitis
e. Tumor ovarium
149
Wanita 28 tahun dengan P1A0 datang dengan keluhan
perdarahan banyak serta berbau tidak enak yang keluar
dari kemaluan. Keluhan ini disertai demam, mual, dan
nyeri kepala. Pasien baru melahirkan 10 hari yang lalu di
puskesmas. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 100x/menit, napas 18 x/menit, dan
suhu 38OC. Pada pemeriksaan dalam, didapatkan lokia
berbau dan purulen. Kemungkinan diagnosis pada pasien
ialah...
A. Mastitis
B. Endometritis
C. Kista ovarium
D. Inversio uterus
E. Sistitis
• Perdarahan banyak serta berbau tidak enak yang keluar
dari kemaluan.
• Keluhan ini disertai demam, mual, dan nyeri kepala.
• Pasien baru melahirkan 10 hari yang lalu di puskesmas.
• PF: tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 100x/menit,
napas 18 x/menit, dan suhu 38OC.
• Pada pemeriksaan dalam, didapatkan lokia berbau dan
purulen.

• Endometritis
Endometritis

• Endometritis adalah infeksi uterus, biasanya merupakan


komplikasi persalinan yang tidak steril.
• Gejala
• Demam >38oC
• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Nyeri tekan uterus
• Subinvolusi uterus
• Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
• Pokoknya, kalau ada wanita baru melahirkan + demam +
lokia berbau dan purulen + subinvolusi uterus, hampir pasti
endometritis
A. Mastitis
B. Endometritis
C. Kista ovarium
D. Inversio uterus
E. Sistitis
150
Wanita, 48 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri saat bersenggama sejak 1 minggu lalu.
Pasien sudah tidak haid sejak 2 tahun yang lalu.
Penyebab paling mungkin dari keluhan di atas
adalah...
A. Hiperestrogen
B. Hipoestrogen
C. Endometriosis
D. Vaginitis
E. Vaginismus
• Nyeri saat bersenggama, tidak haid sejak 2 tahun
lalu  menopause
• Pada menopause terjadi hipoestrogen  lubrikan
kurang  nyeri saat bersenggama
A. Hiperestrogen
B. Hipoestrogen
C. Endometriosis
D. Vaginitis
E. Vaginismus
151
Wanita 23 tahun G1P0 hamil 33 minggu memiliki riwayat
HIV dan menggunakan narkoba, datang ke dokter untuk
konsultasi tentang pemberian ASI setelah melahirkan.
Diketahui pasien telah mendapatkan terapi ARV sejak
usia kehamilan 8 minggu saat terdiagnosis HIV. Nasihat
apa yang sebaiknya diberikan kepada ibu?
A. ASI diberikan, tidak perlu diberikan susu formula
B. ASI sebaiknya tidak diberikan, hanya susu formula saja
C. ASI dan susu formula dapat diberikan secara berganti-
gantian
D. Perlu dilakukan rapid test ulang terhadap ibu sebelum
memberikan ASI
E. Uji mikrobiologi klinik pada ASI disarankan sebelum
diberikan
Sumber: Buku Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Kemenkes RI.
A. ASI diberikan, tidak perlu diberikan susu formula
B. ASI sebaiknya tidak diberikan, hanya susu formula
saja
C. ASI dan susu formula dapat diberikan secara
berganti-gantian
D. Perlu dilakukan rapid test ulang terhadap ibu
sebelum memberikan ASI
E. Uji mikrobiologi klinik pada ASI disarankan
sebelum diberikan
152
Wanita 28 tahun datang dengan keluhan nyeri yang
tidak tertahankan saat haid. Volume dan lama haid
masih dalam batas normal. Selain itu, pasien sering
merasa nyeri saat BAB dan BAK. Pasien belum
memiliki anak, meskipun sudah 5 tahun menikah.
Pada pemeriksaan bimanual, didapatkan massa dan
nyeri tekan. Diagnosis yang mungkin adalah….
A. Endometriosis
B. Polip servisks
C. Kista nabothi
D. Kista bartholin
E. Kista ovarium
• Nyeri yang tidak tertahankan saat haid. Volume dan
lama haid masih dalam batas normal.
• Nyeri saat BAB dan BAK.
• Pasien belum memiliki anak, meskipun sudah 5
tahun menikah.
• Pemeriksaan bimanual, didapatkan massa dan nyeri
tekan.

• Endometriosis
Endometriosis

• Jaringan endometrium yang tidak terletak


dalam kavum uteri.
• Gejala
• Dismenorea
• Menoragia
• Pendarahan berat yang ireguler
• Dispareunia
• Subfertil
• Nyeri pelvis, perut bawah, atau punggung
• Palpasi bimanual: nyeri tekan atau teraba masa
• Penunjang Gambar kemungkinan lokasi endometriosis
• USG, CT-scan, MRI
• Mikroskopik: kelenjar endometrium dan
stroma
A. Endometriosis
B. Polip servisks
C. Kista nabothi
D. Kista bartholin
E. Kista ovarium
153
Wanita 35 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah. Keluhan disertai dengan demam. Pasien
baru saja memasang IUD 2 minggu yang lalu. Pasien
memiliki riwayat berganti-ganti pasangan seksual. Pada
pemeriksaan, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 90 x/menit, napas 16 x/menit dan suhu 38oC. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukosit
20.000/uL. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
A. Kanker serviks
B. Kista ovarium
C. Penyakit radang panggul
D. Abses tuba falopi
E. Mioma uteri
• Nyeri perut bagian bawah.
• Keluhan disertai dengan demam.
• Pasien baru saja memasang IUD 2 minggu yang lalu.
• Pasien memiliki riwayat berganti-ganti pasangan
seksual.
• PF: tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit,
napas 16 x/menit dan suhu 38oC.
• Laboratorium: leukosit 20.000/uL

• Penyakit radang panggul


PID/penyakit radang pnggul

• Gejala
• Nyeri perut bawah, nyeri goyang serviks, nyeri tekan
adneksa Ditemukan pada PID, KET, dan apendisitis
• Demam
• Dispareunia
• Perdarahan post-koitus
• Gangguan menstruasi: menoragia, metroragia
• Duh vagina
IUD
• Cara kerja
• Memicu reaksi inflamasi  menghalangi fertilisasi
• IUD jenis tertentu (MIRENA) ditambahkan progesteron untuk mengentalkan
lendir dan mengganggu pergerakan tuba
• Pemasangan
• Postpartum
• Langsung setelah plasenta lahir (<20 menit) atau dalam 48 jam postpartum
• > 4 minggu setelah melahirkan
• Saat haid  pasien pasti tidak hamil, pemasangan lebih mudah, nyeri berkurang
• Follow up: 1 minggu dan 3 bulan setelah pemasangan, kemudian tiap 6
bulan
• Komplikasi: infeksi, perforasi, jika terjadi kehamilan  bayi berisiko cacat
• Efek samping:
• Perdarahan setelah pemasangan  hilang setelah 1 minggu
• Nyeri dan kram perut bawah
• Gangguan pada suami saat berhubungan benang IUD dipotong atau diselipkan
• Kontraindikasi
• Sedang hamil
• Infeksi di daerah genital, PID, paska abortus septik
• Kanker endometrium, kanker serviks
A. Kanker serviks
B. Kista ovarium
C. Penyakit radang panggul
D. Abses tuba falopi
E. Mioma uteri
154
Wanita 30 tahun dibawa ke UGD dengan perdarahan
pada jalan lahir setelah melahirkan di bidan 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan, didapatkan fundus uteri teraba 3
jari di bawah pusat dengan uterus teraba keras. Pada
pemeriksaan dalam, terlihat robekan vagina hingga
mengenai otot perineum hingga sfingter ani eksterna.
Derajat berapakah ruptur perineum pada pasien ini?
A. 1
B. 2
C. 3A
D. 3B
E. 3C
Derajat ruptur perineum

• 1: pada epitel vagina atau


kulit perineum
• 2: hingga otot perineum
•3
• 3a: <50% sfingter ani eksterna
• 3b: >50% sfingter ani eksterna
• 3c: hingga sfingter ani interna
• 4: hingga mukosa rektum
A. 1
B. 2
C. 3A
D. 3B
E. 3C
155
Wanita 25 tahun datang dengan keluhan menstruasi
yang panjang dan dirasakan banyak sekali. Saat ini
pasien sudah menstruasi selama 7 hari, belum
berhenti, dan masih menggunakan 8-9 pembalut
setiap hari. Kelainan pada pasien ini adalah...
A. Masih dalam batas normal
B. Menoragia
C. Metroragia
D. Polimenorea
E. Oligomenorea
Terminologi kelainan menstruasi
• Amenorea (a = tidak)
• Primer: tidak pernah menstruasi sama sekali
• Sekunder: pernah menstruasi, kemudian tidak menstruasi selama 3 bulan berturut-turut
• Menoragia/hipermenorea (hiper = banyak): jumlah perdarahan pada menstruasi yang
lebih banyak (>8 pembalut/hari) atau durasi lebih panjang daripada biasanya
• Hipomenorea (hipo = sedikit): jumlah perdarahan menstruasi yang lebih sedikit atau
durasi yang lebih pendek daripada biasanya
• Polimenorea (poli = banyak): mengalami menstruasi >1x dalam sebulan, biasanya siklus
menstruasi pendek (<21 hari)
• Oligomenorea (oligo = sedikit): kebalikan polimenorea siklus menstruasi panjang (>35 hari)
• Metroragia: perdarahan yang muncul di luar siklus menstruasi (ireguler)
A. Masih dalam batas normal
B. Menoragia
C. Metroragia
D. Polimenorea
E. Oligomenorea
156
Wanita 27 tahun, G1P0A0 hamil 8 minggu. Sebalum
hamil, BMI pasien 17kg/m2. Berapakah pertambahan
berat badan selama hamil yang normal untuk kasus
ini?
A. < 8 kg
B. 8-11 kg
C. 12-18 kg
D. 11-16 kg
E. 16-20 kg
Pertambahan BB selama
kehamilan
BMI sebelum hamil Peningkatan total BB hingga akhir masa kehamilan
<18,5 kg/m2 12,5 – 18 kg
(underweight) - Trimester I: 1,5 – 2 kg
- Trimester II: 4,5 – 6,5 kg
- Trimester III: 6,5 – 9,5 kg
18,5 - 25 kg/m2 (normal) 8 – 18 kg (1-2 kg / bulan)
>25 kg/m2 (obesitas) <7 kg (< 1 kg / bulan)

Sumber: buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI & WHO
A. < 8 kg
B. 8-11 kg
C. 12-18 kg
D. 11-16 kg
E. 16-20 kg
157
Wanita 25 tahun G1P0A0 hamil 26 minggu datang untuk
pemeriksaan kehamilan rutin. Hasil pemeriksaan
laboratorium pasien, menunjukkan IgM Toxoplasma (-)
dan IgG Toxoplasma (+). Tidak ada faktor risiko lain pada
pasien. Bagaimana penjelasan pada pasien ini?
A. Informasikan ke pasien bahwa keadaan normal, tidak
perlu tindakan
B. Perlu pemeriksaan serologi toxoplasma ulang 3 bulan
kemudian
C. Pemberian obat spiramisin
D. Perlu pemeriksaan penunjang USG dalam menentukan
tatalaksana
E. Lakukan amniosentesis untuk pemeriksaan apakah
fetus sudah terinfeksi
• G1P0A0 hamil 26 minggu datang untuk
pemeriksaan kehamilan rutin.
• Laboratorium: IgM Toxoplasma (-) dan IgG
Toxoplasma (+).
• Tidak ada faktor risiko lain pada pasien

• IgM (-) dan IgG (+) menunjukan infeksi lama dan


pasien memiliki kekebalan sehingga tidak perlu
khawatir tertular
Interpretasi hasil serologi

• IgM (-) & IgG (-) = belum pernah terinfeksi dan tidak memiliki kekebalan tubuh
• IgM (+) & IgG (-) = saat ini sedang terinfeksi dan tidak memiliki kekebalan tubuh
• IgM (-) & IgG (+) = sudah pernah terinfeksi dan sudah memiliki kekebalan tubuh
• IgM (+) & IgG (+)  cek aviditas IgG, jika hasilnya rendah artinya terjadi infeksi akut

• Pada infeksi akut, tatalaksananya adalah


• Trimester I : spiramisin
• Trimester II dan III : sulfadiazin dan pirimetamin
A. Informasikan ke pasien bahwa keadaan normal,
tidak perlu tindakan
B. Perlu pemeriksaan serologi toxoplasma ulang 3
bulan kemudian
C. Pemberian obat spiramisin
D. Perlu pemeriksaan penunjang USG dalam
menentukan tatalaksana
E. Lakukan amniosentesis untuk pemeriksaan apakah
fetus sudah terinfeksi
158
Wanita 27 tahun G4P3A0 hamil 28 minggu datang
untuk pemeriksaan kehamilan rutin. Pada
pemeriksaan didapatkan tinggi fundus uteri 36 cm,
tekanan darah 120/80 mmHg, protein urin (-), bagian
janin sulit diraba. Kemungkinan diagnosis kasus ini
adalah...
A. Makrosomia
B. Gemeli
C. Hidramnion
D. Hidrops fetalis
E. Hidrosefalus
• Hamil 28 minggu
• PF: tinggi fundus uteri 36 cm, tekanan darah
120/80 mmHg, protein urin (-), bagian janin sulit
diraba

• Hidramnion
Hidramnion/polihidramnion
Poli = banyak ; hidro = cairan ;
amnion = ketuban
• Polihidramnion = cairan ketuban
>2000ml
• Penyebab = janin dengan atresia
esofagus
• Faktor risiko
• Ibu dengan DM
• Riwayat polihidramnion di keluarga
• Gejala
• Uterus lebih besar dari usia kehamilan
dan tegang
• Sulit meraba janin atau mendengar DJJ
• Jika berat, ibu dapat mengalami
edema tungkai, oligouria, sesak
A. Makrosomia  bayi besar (BBL >4000gr),
B. Gemeli  janin kembar, DJJ >1, balotemen >1
C. Hidramnion
D. Hidrops fetalis  penumpukan cairan pada rongga
tubuh, pada USG tampak edema anasarka
E. Hidrocephalus  CSF berlebihan yang
menyebabkan ukuran kepala terlalu besar
159
Wanita 27 tahun dengan G1P0A0 dirujuk ke RS karena
kehamilan lewat waktu. Saat ini, usia kehamilan 42-43
minggu. Pada pemeriksaan, didapatkan tinggi fundus
uteri sesuai usia kehamilan dengan presentasi kepala dan
his 1-2 x dalam 10 menit selama 20 detik. Saat
pemeriksaan dalam, didapatkan serviks tebal arah
posterior dengan pembukaan 2 dan ketuban utuh.
Dilakukan pemeriksaan non-stress test, hasilnya baik.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan ialah...
A. Amniotomi
B. Pimpin persalinan
C. Induksi pematangan serviks
D. Augmentasi persalinan
E. SC emergensi
• G1P0A0 usia kehamilan 42-43 minggu.
• PF: tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan
dengan presentasi kepala dan his 1-2 x dalam 10
menit selama 20 detik.
• VT: serviks tebal arah posterior dengan pembukaan
2 dan ketuban utuh.
• Dilakukan pemeriksaan non-stress test, hasilnya
baik

• Kehamilan posterm
Kehamilan posterm
• Kehamilan posterm = kehamilan usia >42 minggu
penuh (294 hari) sejak hari pertama haid terakhir
• Faktor risiko:
• Riwayat kehamilan posterm pada kehamilan sebelumnya
• Tatalaksana
• 41 minggu: tawarkan induksi persalinan
• 41 – 42 minggu: pemeriksaan non-stress test dan
volume cairan amnion
• 42 minggu: induksi persalinan
Non stress test
• Cek gerakan dan heart rate janin 20-30 menit
Induksi persalinan
• Tradisional
• Merangsang puting payudara, hub seksual  oksitosin↑
• Mekanik = pematangan serviks
• Laminaria
• Kateter foley
• Medikamentosa
• Oksitosin
• Misoprostol
• Prostaglandin
A. Amniotomi
B. Pimpin persalinan
C. Induksi pematangan serviks
D. Augmentasi persalinan  persalinan sudah
berjalan (tanpa induksi), namun diberikan oksitosin
untuk mempercepat
E. SC emergensi
160
Wanita 28 tahun datang dengan keluhan nyeri mendadak
dan hebat pada perut bagian bawah kiri disertai mual
dan muntah. Sebelumnya, pasien sering mengalami nyeri
saat menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur.
Selain itu, darah menstruasi yang keluar sangat banyak.
Pada pemeriksaan, didapatkan suhu 38oC. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya
leukositosis. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien
ialah...
A. Myoma uteri
B. Hiperplasia endometrium
C. Endometriosis
D. Kista ovarium
E. Torsio kista ovarium
• Keluhan nyeri mendadak dan hebat pada perut
bagian bawah kiri disertai mual dan muntah.
• Sebelumnya, pasien sering mengalami nyeri saat
menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur.
Selain itu, darah menstruasi yang keluar sangat
banyak.
• PF: suhu 38oC.
• Laboratorium: leukositosis

• Torsio kista ovarium


Kista ovarium

• Kantung berisi cairan atau semi-cairan di dalam atau di


permukaan ovarium
• Gejala
• Biasanya asimptomatik
• Menstruasi tidak teratur, menoragia, dismenorea
• Dispareunia
• Kembung, gangguan pencernaan (cepat kenyang), BAK, dan
BAB
Jenis kista ovarium
Kista folicular

Kista korpus
Fungsional
luteal

Kista theca-
lutein
Kista Ovarium
Endometriosis

Teratoma
Nonfungsional
(dermoid)

dll
Gejala keduanya mirip, bedanya pada ruptur ada gejala
perdarahan (lemas, pucat, dll). Untuk membedakan lebih
Komplikasi lanjut, pakai pemeriksaan penunjang (USG, CTscan, dll)

• Torsio
• Nyeri (akut abdomen)  gawat darurat
• Mual, muntah
• Risiko infeksi

• Ruptur
• Perdarahan  syok
• Cairan tumpah ke peritoneum  sepsis
• Nyeri (akut abdomen)
• Mual muntah
A. Myoma uteri
B. Hiperplasia endometrium
C. Endometriosis
D. Kista ovarium
E. Torsio kista ovarium
161
Seorang pasien, 24 tahun, datang dengan keluhan batuk
darah sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa bahwa
keluhan ini adalah kekambuhan karena mengaku pernah
berobat tuberculosis selama tiga bulan dan keluhan
sudah membaik. Menurut anda apakah kategori pasien
ini yang paling tepat?
A. TB baru BTA positif
B. TB default
C. TB kambuh
D. TB MDR
E. TB Ekstra Paru
Klasifikasi Pasien TB
berdasarkan Waktu
• Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah
mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau
sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1
bulan (˂ dari 28 dosis)
• Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang
sebelumnya pernah menelan OAT selama 1 bulan
atau lebih (≥ dari 28 dosis)
• Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak
diketahui
Klasifikasi Pasien yang Pernah
Diobati TB
• Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis
TB berdasarkan hasil pemeriksaanbakteriologis atau klinis
(baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB
yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan
terakhir.
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up):adalah pasien yang pernah diobati dan
dinyatakan lost to follow up (klasifikasi inisebelumnya
dikenal sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat
/default).
• Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil
akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
A. TB baru BTA positif
B. TB default
C. TB kambuh
D. TB MDR
E. TB Ekstra Paru
162
Pasien asma dating ke UGD dengan keluhan sesak.
Setelah dilakukan 2 kali nebulizer, sesak berulang
tetapi wheezing masih ada. Penatalaksanaan
selanjutnya adalah…
A. Aminofilin IV
B. Kortikosteroid IV
C. Observasi 1 hari
D. Nebulizer ulang
E. Adrenalin IV
Tatalaksana
Asma
A. Aminofilin IV
B. Kortikosteroid IV
C. Observasi 1 hari
D. Nebulizer ulang
E. Adrenalin IV
163
Pria, 38 tahun, dating dengan keluhan sesak yang timbul
mendadak setelah ia mengangkat peti kayu yang berat.
Laju nafas pasien 30x/menit. Dada kiri tidak
mengembang. Perkusi hipersonor. Rontgen: tampak
hiperlusen avascular. Apa diagnosis yang tepat?
A. Hematothorax
B. Pneumothorax
C. Efusi Pleura
D. TB Paru
E. Brokiektasis
Pneumothorax
• Artinya: Udara bebas dalam rongga pleura.
• Jenis:
• Pneumotoraks spontan primer
Tanpa riwayat penyakit paru atau trauma sebelumnya
ataupun trauma, terjadi pada individu yang sehat.
Terutama lebih sering pada laki, tinggi dan kurus, dan
perokok.
• Pneumotoraks spontan sekunder
Dengan riwayat penyakit paru sebelumnya (PPOK, TB
paru, dll).
Gejala dan Tanda
Pneumothorax
• Keluhan
• Sesak napas
• Nyeri dada tajam, tiba-tiba, dan semakin nyeri saat
inspirasi atau batuk
• PF Paru, bagian yang terkena akan:
• Inspeksi: lebih menonjol dan tertinggal pada pernapasan
• Palpasi: fremitus menurun
• Perkusi: hipersonor dan pergeseran mediastinum ke
arah yang sehat
• Auskultasi: suara napas melemah dan jauh
Pemeriksaan Penunjang
Pneumothorax
• Foto toraks
• Pleural line dan gambaran avaskuler di sisi yang sakit.
Bila disertai darah atau cairan lainnya, akan tampak air
fluid level.
• Pulse oxymetry
• Untuk menilai apakah telah terjadi gagal napas.
A. Hematothorax
B. Pneumothorax
C. Efusi Pleura
D. TB Paru
E. Brokiektasis
164
Seorang laki-laki 18 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak
nafas yang memberat sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan
batuk sejak 3 bulan yang lalu, disertai demam malam hari, dan
penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nafas 28x/menit, suhu
37,6oC dan ronkhi basah kasar di seluruh lapang paru. Pemeriksaan
rontgen toraks seperti gambar di samping.
Apa diagnosis yang paling mungkin?
A. Tuberkulosis
B. Tuberkulosis milier
C. Bronkiektasis
D. Pneumonia atipikal
E. Pneumonia komunitas
Pembahasan
• Ini adalah soal bonus!
• Batuk lama yang ditambah dengan penurunan
nafsu makan dan keringat di malam hari  curiga
TB
• Nah sekarang apakah TB yang biasa atau milier 
ini gampang banget  MILIer ada seperti titik-titik
A. Tuberkulosis
B. Tuberkulosis milier
C. Bronkiektasis
D. Pneumonia atipikal
E. Pneumonia komunitas
165
Seorang laki-laki berusia 45 tahun mengeluh batuk
selama 1 bulan. Kemudian dating berobat ke puskesmas.
Dilakukan pemeriksaan BTA hasilnya positif sehingga
pasien dinyatakan menderita TB dan dokter
merencanakan untuk pengobatan selama 6 bulan. Kapa
evaluasi dengan BTA dilakukan?
A. Sebelum memulai pengobatan
B. Sebelum dan sesudah pengobatan
C. Sebelum pengobatan, sesudah fase intensif, dan
setelah fase lanjutan
D. Sebelum fase intensif dan setelah fase lanjutan
E. Pada akhir pengobatan
Ini to the POIN!
• Pemeriksaan BTA pada pasien TB kategori 1 
sebelum pengobatan, setelah fase intensif dan
setelah pengobatan
A. Sebelum memulai pengobatan
B. Sebelum dan sesudah pengobatan
C. Sebelum pengobatan, sesudah fase intensif, dan
setelah fase lanjutan
D. Sebelum fase intensif dan setelah fase lanjutan
E. Pada akhir pengobatan
166
Seorang laki-laki berusia 67 tahun dating ke UGD RS dengan
keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai
demam, batuk berdahak, dan nafsu makan menurun. Riwayat
merokok 12 batang per hari selama 40 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg,
denyut nadi 72 kali per menit, nafas 37 kali per menit,
terdapat ronkhi basah pada lapangan paru kanan disertai
wheezing pada kedua lapang paru. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 10,5g%, leukosit 9000 sel/uL.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Bronkhitis kronik
B. TB paru
C. Tumor paru
D. Pneumonia
E. PPOK eksaserbasi akut
PPOK
Indikator SESAK PPOK:
• Progresif (sesak bertambah berat seiring
berjalannya waktu)
• Bertambah berat dengan aktivitas
• Persisten (menetap sepanjang hari)
• Pasien mengeluh, “Perlu usaha untuk bernapas”
• Berat, sukar bernapas, terengah-engah
Keluhan PPOK
• Sesak napas
• Kadang-kadang mengi
• Batuk kering atau berdahak yang produktif
• Rasa berat di dada
Pembahasan
• Kata kunci pada soal ini sebenarnya adalah sesak
dan riwayat merokok disertai wheezing
• Jika ada dua kata kunci ini  waspada ke arah
PPOK
• Jika mengarah ke PPOK  pilihan jawaban bisa ke
bronchitis kronik (dahulu menjadi salah satu bagian
PPOK) atau PPOK eksaserbasi akut.
• Diagnosis ke arah PPOK eksaserbasi akut karena
ada data bahwa pasien mengalami demam, batuk
berdahak, dan nafsu makan menurun indikasi ke
arah pencetus (infeksi)
A. Bronkhitis kronik
B. TB paru
C. Tumor paru
D. Pneumonia
E. PPOK eksaserbasi akut
167
Seorang laki-laki berumur 58 tahun dating ke poliklinik
dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak sudah 3
bulan yang makin memberat. Pasien adalah perokok
sejak usia 12 tahun. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, nafas 24
kali/menit, nadi 100 kali/menit, hipersonor seluruh
lapangan paru. Manakah terapi yang merupakan
kontraindikasi untuk pasien pada kasus di atas?
A. Amlodipin tablet
B. Propanolol tablet
C. Amlodipin tablet
D. Valsartan tablet
E. Cefepime untuk eksaserbasi akut
Pembahasan
• Pasien berusia tua dengan keluhan utama sesak
dan batuk yang kronik dengan riwayat merokok
lama  PPOK
• Pada PPOK  penyempitan bronkus  beta dua
adrenergic tidak boleh dihambat
• Propanolol  beta blocker non selective  juga
dapat menghambat reseptor beta 2 adrenergic 
kontraindikasi
A. Amlodipin tablet
B. Propanolol tablet
C. Amlodipin tablet
D. Valsartan tablet
E. Cefepime untuk eksaserbasi akut
168
Pasien dating dengan keluhan utama batuk-batuk kurang lebih
3 minggu. Pemeriksaan sputum BTA +2/+2/+3. OAT yang
tersedia di puskesmas adalah dalam bentuk KDT (4KDT dan 2
KDT). Bila berat badan pasien 43 kg, bagaimana pemberian
OAT yang tepat pada pasien ini?
A. 2 bulan 1 tablet 4KDT setiap hari dan 1 x 1 2KDT dalam 4
bulan
B. 2 bulan 3 tablet 4KDT setiap hari dan 1x1 2KDT dalam 4
bulan
C. 2 bulan 3 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x3 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
D. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x4 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
E. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x1 2KDT dalam 4
bulan
Pengobatan TB
Pengobatan TB
A. 2 bulan 1 tablet 4KDT setiap hari dan 1 x 1 2KDT
dalam 4 bulan
B. 2 bulan 3 tablet 4KDT setiap hari dan 1x1 2KDT
dalam 4 bulan
C. 2 bulan 3 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x3 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
D. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x4 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
E. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x1 2KDT
dalam 4 bulan
169
Seorang laki-laki berusia 43 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS
dengan keluhan sesak nafas sejak 6 jam yang lalu. Keluhan
dirasakan memberat sehabis bersepeda. Pasien mempunyai riwayat
sesak nafas sejak kecil yang berulang dan biasanya pasien
menggunakan obat inhaler. Riwayat keluarga juga menderita
penyakit yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatka status gizi
baik, kesadaran kompos mentis, tampak sesak, berbicara beberapa
kata dalam satu napas, tekanan darah 130/80 mmHg, nafas
48x/menit, denyut nadi 115x/menit, dan didapatkan wheezing pada
kedua lapang paru. Apakah golongan obat yang diberikan pada
pasien ini?
A. Mukolitik
B. Ekspektoran
C. Analgesik-antipiretik
D. Parasimpatomimetik
E. simpatomimetik
Pembahasan
• Diagnosis pasien ini sangat mudah dengan melihat
keluhan pasien yang datang dengan sesak dan
memiliki riwayat penyakit sesak berulang
(kemungkinan besar asma)  diagnosis saat ini
adalah asma eksaserbasi akut
• Asma adalah penyempitan otot polos pada
bronkus. Untuk membuka otot polos ini, kita
membutuhkan obat yang bekerja pada reseptor
beta adrenergic  simpatomimetik
A. Mukolitik
B. Ekspektoran
C. Analgesik-antipiretik
D. Parasimpatomimetik
E. simpatomimetik
170
Pasien laki-laki usia 55 tahun dating dengan keluhan
sesak sejak 1 minggu terakhir disertai batuk berdahak.
Pasien memiliki riwayat DM tidak terkontrol. Pada pasien
didapatkan suara dasar paru melemah pada hemitoraks
kanan, dan pada foto toraks didapatkan opasitas
homogeny di seluruh paru kanan. Diagnosis yang tepat
pada pasien ini adalah…
A. Pneumonia
B. Bronkitis kronik
C. Empiema
D. Bronkopneumonia
E. Tuberkulosis paru
Pembahasan
• Pasien mengeluhkan batuk berdahak yang akut 
pilihan akan jatuh ke pneumonia,
bronkopneumonia, dan empyema
• Ketika foto rontgen mengatakan adanya opasitas
homogen paru kanan  pneumonia dan empyema
masih menjadi DD karena pneumonia dapat lobaris
• Namun, PF menunjukkan adanya suara paru yang
melemah tampa ditunjukkan adanya ronkhi 
empyema
• Empiema adalah terisinya rongga pleura dengan
cairan  suara paru akan melemah
Empiema
Pneumonia Lobaris
A. Pneumonia
B. Bronkitis kronik
C. Empiema
D. Bronkopneumonia
E. Tuberkulosis paru
171
Pasien laki-laki usia 45 tahun datang dengan penurunan
kesadaran setelah menambrak truk karena
mengemudi kecepatan tinggi. Pada pemeriksaan pasien
tampak mengorok dan gelisah. Pasien telah
dilakukan elevasi kepala dan pemasangan collar neck. Apa
pengebab pasien mengorok dan gelisah ?
A. Ruptur trakea
B. Corpus alienum jalan nafas
C. Lidah jatuh dan hipoksia
D. Pasien gemuk dan gangguan pasca trauma
E. Pasien mabuk karena intoksikasi alcohol
Pembahasan
• Pada soal ini  suara mengorok bisa diakibatkan
oleh korpus alienum atau lidah pasien sendiri yang
terjatuh
• Paling sering yang terjadi adalah lidah pasien yang
terjatuh dan jawaban hipoksia membuat pasien
gelisah benar.
A. Ruptur trakea
B. Corpus alienum jalan nafas
C. Lidah jatuh dan hipoksia
D. Pasien gemuk dan gangguan pasca trauma
E. Pasien mabuk karena intoksikasi alcohol
172
Dr. Romi ingin melakukan penelitian mengenai hepatitis
C dan riwayat IVDU. Dokter Wita mengumpulkan 100
orang penderita hepatitis B dan 100 orang orang yang
tidak menderita hepatitis B, kemudian dicari riwayat
IVDU sebelumnya pada semua subjek penelitian. Desain
penelitian apakah yang digunakan dr. Wita?
A. Kohort
B. Potong lintang
C. Kasus kontrol
D. RCT
E. Penelitian in vivo
Diagram Waktu untuk Riset
Cara Pikir Case Control
Cara Pikir Kohort

Ingat! Kohort prospektif


dan restrospektif hanya
bergantung pada waktu
A. Kohort
B. Potong lintang
C. Kasus kontrol
D. RCT
E. Penelitian in vivo
173
Data disuatu desa X selama 1 tahun. Jumlah seluruh
warga 5000 jiwa, kematian 250 jiwa, kelahiran bayi
50 (10 bayi lahir mati), kematian bayi 45 jiwa (40 jiwa
meninggal dibawah usia 1 tahun). Berapakah angka
kematian bayi?
A. (45/50)
B. (40/40)
C. (50/50)
D. (45/40)
E. (45/60)
STATISTIK VITAL
• Insidens: jumlah kasus baru dalam satu
periode/populasi berisiko
• Prevalensi: jumlah kasus baru dan lama dalam satu
periode/populasi berisiko

Angka kematian ibu per 100 ribu bayi lahir hidup

Angka kematian neonatus (<28 hari)


per 1 ribu bayi lahir hidup
Angka kematian bayi (<1 tahun)
Angka kematian balita
Pembahasan
• Angka kematian bayi diambil dari jumlah kematian
bayi (< 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
kelahiran bayi hidup  40/40
A. (45/50)
B. (40/40)
C. (50/50)
D. (45/40)
E. (45/60)
174
Dr. Amanda ingin melakukan penelitian terhadap
penyakit Multiple Sclerosis. Karena prevalensi penyakit
yang relatif jarang, ketika menemui salah seorang pasien
dengan penyakit tersebut, Dr. Amanda meminta
informasi dari pasien tersebut tentang temannya yang
menderita penyakit yang sama. Demikian seterusnya
hingga ia dapat melengkapi jumlah sampel. Teknik
sampling di atas termasuk teknik...
A. Redundancy sampling
B. Snowball sampling
C. Systematic sampling
D. Simple random sampling
E. Consecutive sampling
Pengambilan sampel
• Gampang kok!
• Sampel acak
• Simpel randomization/ acak sederhana  tutup mata terus pilih,
simpel kan?
• Systematic randomization/ acak sistematik  setiap 3 nomor
diambil sistematis kan?
• Stratification randomization/ acak startifikasi  kalau pengetahuan
anak SD, kelas mempengaruhi nggak?
• Cluster randomization/ acak kluster  gampangnya adalah per
wilayah kerja
• Sampel tidak acak
• Consecutive  setiap ngeliat pasien yang masuk kriteria  lgsg
masukin
• Judmental  ya menurut penilaian peneliti
• Convenient  seenak jidat peneliti
Pembahasan
• Slide di atas merupakan pengambilan sample yang
paling umum.
• Soal ini merupakan salah satu soal yang tidak
umum  satu responden mencarikan temannya
dan mencarikan lagi temannya  seperti bola salju
yang bergulir  snowball sampling
A. Redundancy sampling
B. Snowball sampling
C. Systematic sampling
D. Simple random sampling
E. Consecutive sampling
175
Pada sebuah penelitian potong lintang berbasis populasi
peneliti ingin mengetahui faktorfaktor risiko yang
berhubungan dengan hipertensi. Ternyata didapatkan
hubungan dengan obesitas, merokok, dan aktifitas fisik.
Peneliti ingin mengetahui faktor mana yang paling
berperan pada hipertensi. Uji apa yang sesuai? (Peneliti
menggunakan variabel nominal dikotom.)
A. Regresi linier
B. Regresi logistik
C. Regresi loglinier
D. Regresi multipel
E. Korelasi Pearson
Yang perlu diingat hanya INI!
• Regresi adalah uji statistic untuk menganalisis
banyak variable factor risiko
• Regresi logistic  jika semua factor risiko
bervariabel nominal
• Regresi linier  jika semua factor risiko bervariabel
numerik
A. Regresi linier
B. Regresi logistik
C. Regresi loglinier
D. Regresi multipel
E. Korelasi Pearson
176
An. Bebe, usia 11 tahun dibawa ibunya ke praktek dokter
umum dengan keluhan cepat Lelah dan bibir kebiruan,
terutama setelah aktifitas fisik. Setelah dilakukan
anamnesis, PF, dan pemeriksaan laboratorium, Dokter
mendiagnosis pasien dengan kelainan jantung bawaan.
Dokter selanjutnya merujuk ke dokter spesialis anak di RS
untuk penanganan pasien ini. Apakah jenis rujukan yang
paling sesuai?
A. Collateral referral
B. Split referral
C. Periodic referral
D. Interval referral
E. Cross referral
Jenis Rujukan Antar-Dokter
• Interval: ke satu dokter lain, dalam jangka waktu
tertentu tanpa dokter primer.
• Split: ke beberapa dokter lain, dalam jangka waktu
tertentu tanpa dokter primer.
• Collateral: ke dokter lain untuk masalah kesehatan
tertentu sambil dirawat juga oleh dokter primer.
• Cross: alih rawat
A. Collateral referral
B. Split referral
C. Periodic referral
D. Interval referral
E. Cross referral
177
Tn. Anthony, usia 70 tahun, datang ke puskesmas karena
sesak nafas. Dokter puskesmas kesulitan dalam
melakukan anamnesis karena pasien hanya bisa bahasa
Belanda. Manakah jenis barrier di bawah ini yang paling
tepat menggambarkan ilustrasi diatas?
A. Barrier psikologis
B. Barrier fisik
C. Barrier semantik
D. Barrier intelektual
E. Barrier budaya
PENGHALANG KOMUNIKASI
• lingkungan terlalu berisik
Fisik • tempat tidak nyaman

Budaya • sulitnya mengajak ibu bersalin di RS karena budaya melahirkan di rumah


oleh masyarakat tertentu di Papua

• dokter tidak mengerti bahasa setempat


Bahasa/Semantik • penggunaan bahasa medis yang tidak dimengerti pasien

• saat pasien sudah mulai ingin bercerita tentang masalahnya, dokter


Perceptual beberapa kali melihat HP dan terkesan tidak ingin mendengarkan cerita
oleh pasien sehingga pasien tidak bercerita lagi.

• pasien tidak ingin bercerita kepada dokter yang baru dia kenal
Interpersonal • dokter tidak ingin menggali lebih banyak tentang hal-hal yang
menurutnya tidak penting

Gender • pasien wanita enggan diperika oleh dokter laki-laki karena alasan beda
jenis kelamin

Emosional • pasien yang baru terdiagnosis HIV yang enggan bercerita karena terpukul
secara emosional.
A. Barrier psikologis
B. Barrier fisik
C. Barrier semantik
D. Barrier intelektual
E. Barrier budaya
178
Pada suatu daerah didapati kasus batuk rejan. Kepala
puskesmas menganjurkan pemberian vaksinasi DPT.
Apa prinsip pemberian vaksinasi tersebut. Tindakan
ini termasuk…
A. Promosi kesehatan
B. Proteksi spesifik
C. Pencegahan komplikasi
D. Deteksi dini
E. Pembatasan kecacatan
Level of Prevention
Primer

• sebelum penyakit
• HP health promotion, SP specific protection
• promosi hidup sehat, imunisasi

Sekunder

• sudah ada penyakit tapi masih asimtomatik


• ED early diagnosis DAN PT prompt treatment
• mamografi untuk deteksi Ca, penanganan DM sebelum komplikasi

Tersier

• sudah ada penyakit tapi tapi dicegah supaya tidak progresif, mencegah komplikasi
menjadi parah, meningkatkan kualitas hidup
• DL disability limitation, R rehabilitation
• pencegahan ulkus diabetik menjadi lebih parah, rehabilitasi pasien PPOK
A. Promosi kesehatan
B. Proteksi spesifik
C. Pencegahan komplikasi
D. Deteksi dini
E. Pembatasan kecacatan
179
Anak Adis, 4 tahun, datang ke Puskesmas diantar ibunya dengan keluhan
batuk pilek yang hilang timbul, 5 kali dalam 4 bulan terakhir. Keluhan
disertai dahak, ingus cair dan demam ringan serta nafsu makan berkurang.
Dokter mendiagnosis sebagai bronkopneumonia. Pasien merupakan anak
ke dua dari tiga bersaudara, tinggal di sebuah rumah semi permanen
dengan lingkungan yang padat. Ia tampak kurus dan lebih kecil
dibandingkan dengan anak seusianya. Apa pelayanan yang paling tepat
dilakukan oleh Puskesmas?
A. Memberikan terapi nutrisi kepada anak tersebut sesuai dengan
penyakitnya
B. Memberikan pengobatan kepada anak tersebut, kemudian
mengunjungi rumah untuk mengetahui risiko pada keluarga tersebut
C. Melakukan kunjungan rumah keluarga tersebut untuk mengetahui
kondisi anak
D. Membuat catatan khusus pada status pasien ini setelah kunjungan
rumah
E. Merujuk anak ke Rumah Sakit Umum
Kedokteran Keluarga
Berikut ini merupakan prinsip kedokteran keluarga
berdasarkan:
Vidiawati D. PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
PADA PRAKTIK DOKTER DI LAYANAN PRIMER DAN
DIAGNOSIS HOLISTIK [slide]. Divisi Kedokteran
Keluarga – Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
FKUI
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
1. Berkomitmen pada ‘person’ bukan pada ilmu, bukan pada kelompok
penyakit, bukan pada teknik khusus
Tidak terbatas pada masalah kesehatan tertentu, semua masalah
kesehatan harus ditangani
Tidak terbatas pada saat penyakit terobati, sebelum penyakit
timbul sudah melakukan pencegahan, setelah penyakit hilang
harus memulihkan
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga

2. Menggali dan memahami apa yang


terjadi sebagai latar belakang
penyakit yang ada.
• Untuk mempelajari konteks penyakit,
harus melihat lingkungan kehidupan
pasien dan berwawasan luas
• Pada kondisi lanjut, dan ketika pasien
sudah ke rumahsakit, seringkali
latarbelakang menjadi absurd dan tidak
tampak lagi
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga

3. Melihat bahwa setiap


pertemuan dengan pasien
adalah kesempatan untuk
pencegahan penyakit atau untuk
mempromosikan kesehatan
pasien dan keluarganya
• Rata-rata seorang dokter keluarga
bertemu 4 x dengan pasien dalam 1
tahun, sehingga kesempatan itu
harus digunakan sebaik baiknya
untuk mengaplikasikan pencegahan
http://www.managemypractice.com/
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga

4. Pada saat praktik selalu


berwawasan bahwa pasien
merupakan bagian dari ‘population
at risk”
• Melihat pasien bukan hanya pada
individu pasien tetapi sebagai bagian
dari komunitas
• Misalnya pasien dengan keluhan infeksi
namun secara epidemiologi memiliki
risiko penyakit degeneratif, maka http://ije.oxfordjournals.org/content/32/1/1/F1.medium.gif

pencegahan dan deteksi dini dimulai


disini
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
5. Melihat bahwa dirinya merupakan bagian dari
jaringan pelayanan kesehatan
• Pada suatu pusat pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari tim pelayanan
• Pada suatu wilayah merupakan bagian dari banyak
pemberi pelayanan kesehatan

http://img.tfd.com/mk/S/X2604-S-75.png
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
6. Dokter keluarga tinggal dan berpenampilan
dalam habitat yang sama dengan pasiennya
• memahami persepsi, perilaku kesehatan dan budaya
• mengerti sejarah lingkungan sekitar

http://med.fsu.edu/images/videothumb/TourImmokaleePatientsThumb.jpg
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
7. Dokter keluarga melihat pasien di tempat
tinggalnya
• Patient centered medical home telah kembali
dikemukakan untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan pasien yang
sebenarnya
• Dengan mendiagnosiss secara dini, dengan peralatan
yang tepat, maka penyebaran penyakit atau
perkembangan penyakit dapat dicegah

http://www.wellnet.com/sites/default/files/MedicalHome.jpg
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
8. Dokter keluarga melihat lebih sensitif untuk
melihat masalah yang sebenarnya terjadi
• Evidence based medicine melatih dokter untuk menjadi
obyektif dan berpendekatan positif
• Namun berkeahlian untuk membaca emosi, memahami
persepsi dan sensitif terhadap keadaan merupakan hal
yang penting
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
9. Dokter keluarga merupakan manajer sumber daya
• Dengan wawasannya, dokter yang mengetahui apa yang
ada pada:
• Pasien
• Keluarga
• Komunitas
• Jaringan pelayanan kesehatan
• Untuk menjadi sumber daya yang
• bermanfaat bagi penatalaksanaan
• pasien
A. Memberikan terapi nutrisi kepada anak tersebut
sesuai dengan penyakitnya
B. Memberikan pengobatan kepada anak tersebut,
kemudian mengunjungi rumah untuk mengetahui
risiko pada keluarga tersebut
C. Melakukan kunjungan rumah keluarga tersebut
untuk mengetahui kondisi anak
D. Membuat catatan khusus pada status pasien ini
setelah kunjungan rumah
E. Merujuk anak ke Rumah Sakit Umum
180
Dokter di puskesmas kecamatan SukaMakan
mengadakan penyuluhan dengan tema “Ibu sehat,
bayi selamat”. Yang termasuk sasaran primer dalam
promosi kesehatan tersebut adalah...
A. Ibu hamil
B. Anak balita
C. Ibu menyusui
D. Kepala desa
E. Kepala dinas kesehatan
SASARAN PROMOSI
KESEHATAN
• Primer: target langsung
• Sekunder: orang yang dihormati/disegani sasaran
primer
• Tersier: pembuat kebijakan kesehatan
A. Ibu hamil
B. Anak balita
C. Ibu menyusui
D. Kepala desa
E. Kepala dinas kesehatan
181
Pada sebuah penelitian, Dokter Ignatius melakukan
penelitian tentang efektivitas film komdei terhadap
kejadian depresi. Didapatkan data bahwa dari 80 orang
yang depresi dan menonton film komedi, 40 orang di
antaranya mengalami perbaikan. Berapa odds pada
penelitian ini?
A. 0,5
B. 0,6667
C. 1,0
D. 2,0
E. 4,0
Pembahasan
• Kita menggunakan prinsip karena takut lupa rumus
• Odds ratio kita temukan pada case control?
• Odds adalah perbandingan pasien yang mendapatkan
event dibandingkan yang tidak dalam suatu kelompok
• Oleh karena itu odds ratio adalah perbandingan antara
yang mendapatkan event pada kelompok risiko
dibanding pada kelompok tidak risiko, seperti di slide
setelah ini
• Odds pada soal ini adalah perbandingan yang sehat
dibandingkan tidak pada kelompok yang sama-sama
diberikan film komedi = 40/40 = 1
Perhitungan Odds Ratio
• Perhitungan odds dan odds ratio digunakan untuk
case control
Penyakit
+ -
Faktor
+ A B
Risiko
_ C D

𝐴/𝐶 𝐴 × 𝐷
𝑂𝑅 = =
𝐵/𝐷 𝐵 × 𝐶
A. 0,5
B. 0,6667
C. 1,0
D. 2,0
E. 4,0
182
Pada suatu wilayah, diketahui jumlah karyawan laki-laki
yang menderita HIV pada tanggal 1 Januari 2014 adalah
sebanyak 50 dari 1000 orang. Pada tanggal 1 Januari
2015 didapatkan angka HIV sebanyak 62 kasus dari 1000
orang, dimana sudah termasuk 50 orang yang sudah
terdeteksi sebelumnya. Berapa prevalensi HIV pada
tanggal 1 Januari 2015?
A. 5%
B. 6,2%
C. 1,2%
D. 50%
E. 62%
STATISTIK VITAL
• Insidens: jumlah kasus baru dalam satu
periode/populasi berisiko
• Prevalensi: jumlah kasus baru dan lama dalam satu
periode/populasi berisiko

Angka kematian ibu per 100 ribu bayi lahir hidup

Angka kematian neonatus (<28 hari)


per 1 ribu bayi lahir hidup
Angka kematian bayi (<1 tahun)
Angka kematian balita
Pembahasan
• Ingat! Prevalensi adalah jumlah kasus baru dan
lama jadi yang dipakai adalah angka 62 pada 1000
orang  6,2%
A. 5%
B. 6,2%
C. 1,2%
D. 50%
E. 62%
183
Penyakit ISPA merupakan penyakit nomor 1 tersering di
desa SukaSenang. Kepala puskesmas ingin melakukan
intervensi agar kejadian penyakit dapat diturunkan.
Sebelumnya, kepala puskesmas melakukan studi tentang
distribusi penyakit ISPA di tiap daerah kerjanya. Apakah
desain yang dilakukan kepala puskesmas ini…
A. Deskriptif
B. Eksperimental
C. Analitik
D. Deskriptif analitik
E. Kasus kontrol
Pembahasan
• Ingat! Pada soal ini sangat gambling bahwa dokter
hanya ingin mengetahui persebaran penyakit 
apakah butuh analisis statistic?  TIDAK 
jawabannya deskriptif.
A. Deskriptif
B. Eksperimental
C. Analitik
D. Deskriptif analitik
E. Kasus kontrol
184
Seorang peneliti ingin meneliti hubungan antara
kejadian ada atau tidaknya diare dengan perilaku
mencuci tangan sebelum makan. Mencuci tangan
dikelompokkan menjadi ya dan tidak. Uji yang tepat
digunakan adalah…
A. Uji Mann Whitney
B. Uji Chi kuadrat
C. Uji ANOVA
D. Uji Kruskall Walis
E. Uji T tidak berpasangan
Pembahasan
• Variabel bebas  mencuci dan tidak mencuci 
kategorik
• Variabel terikat  diare dan tidak diare 
kategorik
• Ingat! Kategorik-kategorik berapa kali berapapun
masukin ke chi-square terlebih dahulu.
A. Uji Mann Whitney
B. Uji Chi kuadrat
C. Uji ANOVA
D. Uji Kruskall Walis
E. Uji T tidak berpasangan
185
Dokter puskesmas Sentani ingin melakukan riset tentang
hubungan PHBS terhadap tingkat pendidikan masyarakat
di wilayah kerjanya. Pengambilan sampel dibagi
masyarakat sama rata berdasarkan pengelompokan
tingkat pendidikan (dasar, menengah, dan tinggi) dengan
teknik acak. Penentuan sampel termasuk dalam teknik…
A. Simple random sampling
B. Stratified random proportional sampling
C. Stratified random non-proportional sampling
D. Cluster random sampling
E. Purposive sampling
Pengambilan sampel
• Gampang kok!
• Sampel acak
• Simpel randomization/ acak sederhana  tutup mata terus pilih,
simpel kan?
• Systematic randomization/ acak sistematik  setiap 3 nomor
diambil sistematis kan?
• Stratification randomization/ acak startifikasi  kalau pengetahuan
anak SD, kelas mempengaruhi nggak?
• Cluster randomization/ acak kluster  gampangnya adalah per
wilayah kerja
• Sampel tidak acak
• Consecutive  setiap ngeliat pasien yang masuk kriteria  lgsg
masukin
• Judmental  ya menurut penilaian peneliti
• Convenient  seenak jidat peneliti
A. Simple random sampling
B. Stratified random proportional sampling 
mengapa proportional karena dibagi sama rata
C. Stratified random non-proportional sampling
D. Cluster random sampling
E. Purposive sampling
186
Seorang anak laki-laki, berusia 2 tahun , datang dengan
demam dan batuk. Pada pemeriksaan fisik mulut di bagian
daerah tonsil didapatkan pseudomembran berwarna hijau
hitam sulit dilepas, jika dilepas berdarah. Dari hasil kultur
ditemukan koloni hitam pada sediaan agar medium telurit.
Pada pemeriksaan fisik, hasil tekanan darah, denyut nadi, dan
frekuensi napas dalam batas normal, tetapi terjadi
peningkatan leukosit. Apa diagnosis kerja anda sebagai dokter
yang menangani?
a. Botulisme
b. Faringitis
c. Tonsillitis
d. Croup
e. Difteri
Difteri
• Sakit tenggorokan
• Demam tidak tinggi, lemas
• Sakit kepala
• Serak
• Pseudomembran warna abu yang berdarah jika
diangkat
• Bull’s neck (limfadenopati servikal)
‘Pseudomembran’ Tonsilitis vs Difteri
Koloni hitam di agar Telurit
a. Botulisme
b.Faringitis
c. Tonsillitis
d.Croup
e.Difteri
187
Tn. Rhino usia 30 tahun datang ke klinik dokter umum
dengan keluhan hidung tersumbat sejak remaja. Keluhan
lain hidung gatal-gatal dan keluar cairan bening. Keluhan
dirasakan setiap bangun pagi dan apabila terkena debu.
Pada rhinoskopi anterior didapatkan konka membesar.
Diagnosis?
a. Rhinitis alergi
b. Rhinitis vasomotor
c. Rhinitis medikamentosa
d. Rhinitis kronik
e. Rhinitis akut
Rhinitis Alergi
• Rekomendasi WHO Initiative ARIA (Allergic Rhinitis
and it’s Impact on Asthma) 2001
Berdasarkan keberlangsungan:
1. Intermiten (gejala < 4 hari/minggu ATAU < 4
minggu)
2. Persisten
Berdasarkan keparahan:
1. Ringan
2. Sedang atau berat (bila mengganggu tidur atau
aktivitas harian)
Keluhan dan Temuan
Keluhan Temuan
• Trias alergi 1. Allergic shiners
• dermatitis atopi 2. Allergic salute
• rinitis alergi
• asma alergi 3. Nasal crease
• Ingus encer 4. Facies adenoid (Mulut sering terbuka,
lengkung langit-langit tinggi, akan
• Bersin (patologik: lebih dari lima kali) menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi)
• Hidung tersumbat 5. Dinding posterior faring granuler dan edema
(cobblestone appearance), dinding lateral
• Hidung gatal faring menebal
• Mata gatal 6. Geographic tongue
• Banyak air mata 7. Rinoskopi anterior:
1. Mukosa edema, basah pucat/kebiruan, sekret
encer
Faktor Risiko 2. Kronis atau penyakit granulomatous: deviasi
atau perforasi septum
• Riwayat atopi. 3. Polip/tumor/edema atau hipertrofi konka
inferior
• Kelembaban tinggi (kendusif untuk
pertumbuhan jamur) 8. Dermatitis atopi
• Debu
• Tungau
Pilihan lain
Rhinitis Vasomotor:
• Akan ada riwayat predisposisi:
1. Obat-obatan penekan simpatis (Ergotamin,
Klorpromazine, anti hipertensi, dan
vasokonstriktor topikal)
2. Iritasi rokok, udara dingin, kelembaban udara
yang tinggi, serta bau yang menyengat
3. Endokrin (kehamilan, masa pubertas, pemakaian
kontrasepsi oral, dan hipotiroidisme)
4. Psikis (cemas, tegang, dan stress)
Pilihan lain
Rinitis medikamentosa
• akan ada riwayat pemakaian vasokonstriktor topikal
(tetes hidung atau semprot hidung) dalam waktu
yang lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan
sumbatan hidung yang menetap.
Rhinitis kronik dan akut
• Kurang spesifik, batas waktu 12 minggu.
a. Rhinitis alergi
b. Rhinitis vasomotor
c. Rhinitis medikamentosa
d. Rhinitis kronik
e. Rhinitis akut
188
Perempuan 46 tahun datang dengan nyeri kepala
berputar. Pasien juga mengeluhkan telinga
berdenging tanpa penurunan pendengaran. Mual
muntah disangkal. Diagnosis?
a. Menierre disease
b. Hipotensi orthostatik
c. Neuritis vestibular
d. Myelopathy
e. Arthrosis cervicalis
Vertigo Tinitus SNHL
BPPV + - -
Meniere + + +
Labirintitis + - +
Neuritis + + -
Vestibularis
a. Menierre disease
b. Hipotensi orthostatik
c. Neuritis vestibular
d. Myelopathy
e. Arthrosis cervicalis
189
Pasien laki-laki usia 20 tahun datang dengan keluhan
nyeri seluruh kepala sejak 1 hari SMRS. Pasien sedang
batuk pilek sejak 7 hari yang lalu dan tidak diobati. Pada
pemeriksaan rhinoskopi anterior terdapat nasal
discharge purulen di meatus media. Apa diagnosisnya?
a. Sinusitis maxilaris akut
b. Sinusitis frontalis akut
c. Rhinitis akut
d. Rhinitis kronis
e. Sinusitis ethmoidalis akut
Paling sering

Paling sering

Sphenoid Sinus
Kriteria Diagnosis Rinosinusitis
Akut AAO

Sekurangnya 2 faktor mayor, yang salah satu harus:


1. hidung tersumbat, atau
2. keluar sekret dari hidung atau post-nasal discharge yang purulen
dan dapat disertai:
1. nyeri pada wajah
2. hiposmia / anosmia
HARUS KURANG DARI 12 minggu untuk akut!
Pemeriksaan
Rinoskopi anterior:
• Edema dan hiperemia konka
• Sekret mukopurulen
• Jika di meatus media: sinusitis maksila/etmoid anterior/frontal
• Jika di meatus superior: sinusitis etmoid posterior/sfenoid

Klasifikasi Rinosinusitis akut


1. Rinosinusitis akut viral (common cold): Bila durasi gejala < 10 hari
2. Rinosinusitis akut pasca-viral:
a. Peningkatan intensitas gejala setelah 5 hari, atau
b. Persisten > 10 hari namun masih < 12 minggu
3. Rinosinusitis akut bakterial: (minimal 3 gejala di bawah)
a. Sekret berwarna atau purulen
b. Nyeri pada wajah
c. Demam, suhu > 38°C
d. Peningkatan LED / CRP
e. Double sickening (perburukan setelah perbaikan)
Gejala PENTING!
Lokasi sinusitis berdasarkan Nyeri tekan!
• Pipi  maksila
• Antara/belakang bola mata  etmoid
• Dahi atau seluruh kepala frontal
• Verteks/oksipital/belakang bola mata/mastoid 
sfenoid (paling jarang)
Pembahasan
Jadi di manakah letak sinusitis pada pasien ini?
• Pertama: lokasi nyeri seluruh kepala  frontal
(dahi atau seluruh kepala )
• Kedua: lokasi sekret purulen  meatus media sinusitis
maksila/etmoid anterior/frontal
• Jangan terkecoh dengan sinusitis tersering! (maksila
dan etmoid) Kecuali memang jika nyeri tekan wajah
sesuai
a. Sinusitis maxilaris akut
b. Sinusitis frontalis akut
c. Rhinitis akut
d. Rhinitis kronis
e. Sinusitis ethmoidalis akut
190
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke praktik
dokter keluarga dengan keluhan hidung sering gatal-gatal dan
bersin sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan ini dirasakan hampir
setiap hari disertai ingus encer dan hidung tersumbat. Dokter
keluarga yang memeriksa mendapatkan kedua kavum nasi
sempit, konka edema, permukaan licin, terdapat sekret jernih.
Tidak terdapat nyeri pada kedua pipi dan dahi. Apakah
pemeriksaan yang paling tepat?
a. IgE
b. Hitung eosinofil
c. Skin prick test
d. Tes provokasi
e. Pemeriksaan darah lengkap
Pembahasan
• Pertama harus dimengerti ini adalah kasus Rhinitis
alergi (kavum nasi sempit, konka edema, permukaan
licin, terdapat sekret jernih, dan gatal-gatal), bukan
sinusitis (tidak terdapat nyeri pada kedua pipi dan
dahi).
• Kemungkinan alergen belum diketahui tetapi
diagnosis paling mungkin adalan rhinitis alergi
• Pemeriksaan yang paling dibutuhkan ada 2:
• Skin prick test
• IgE spesifik alergen
• Pada kasus ini skin prick dipilih untuk menentukan
alergen apa yang menjadi pencetus dan lebih tersedia
daripada IgE
a. IgE
b. Hitung eosinofil
c. Skin prick test
d. Tes provokasi
e. Pemeriksaan darah lengkap
191
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang dengan
keluhan nyeri pada puncak hidung sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan disertai demam dan nyeri kepala. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan benjolan sebesar biji
jagung, kemerahan, licin, mengkilat, dan nyeri bila
ditekan pada puncak hidung. Pada pemeriksaan
rhinoskopi anterior tampak kavum nasi kanan dan kiri
normal. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Vestibulitis
b. Furunkulosis
c. Eksema
d. Papiloma
e. Abses septum hidung
Pembahasan

Vestibulitis Eksema

Furunkulosis Papiloma
Papilloma
Gejala:
• tersering: Obstruksi unilateral
• lain: epistaksis, sekret hidung, epifora, nyeri wajah
Pemeriksaan Fisik:
• Massa poliploid unilateral, ireguler, terlihat rapuh,
berdarah jika dipegang, warna kelabu kemerahan, dan
dapat memanjang dari vestibulum ke nasofaring.
Septum nasal biasanya terdorong ke sisi kontralateral
Abses septum hidung
• Kebanyakan disebabkan oleh trauma yang kadang tidak
disadari
Gejala:
• Hidung tersumbat progresif
• Nyeri berat, terutama di puncak hidung
• Demam
• Sakit kepala
Pemeriksaan Fisik:
• Pembengkakan septum, bulat, licin
SEGERA tatalaksana:
• Insisi dan drainase, antibiotik dosis tinggi, analgetik-
antipiretik
a. Vestibulitis
b. Furunkulosis
c. Eksema
d. Papiloma
e. Abses septum hidung
192
Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS
dengan keluhan keluar darah dari hidung yang tidak
berhenti sejak 30 menit yang lalu. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan ini
sudah berapa kali dialami oleh pasien. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter didapatkan bahwa perdarahan
berasal dari rongga hidung bagian belakang. Apakah
tindakan yang tepat?
a. Menekan hidung dari luar selama 10-15 menit
b. Dikaustik dengan AgNO3 25-30%
c. Tampon anterior
d. Tampon Bellocq
e. Tampon efedrin
Tatalaksana Epistaksis Umum
1. Perbaiki KU, periksa dalam posisi duduk kecuali bila
penderita sangat lemah baringkan dengan kepala
dimiringkan.
2. Metode Trotter: Tegakkan kepala, tekan cuping hidung
ke arah septum selama 3-5 menit.
3. Jika perdarahan berhenti, buka dengan spekulum dan
bersihkan dengan suction (cairan, sekret maupun
darah yang sudah membeku).
4. Jika perdarahan tidak berhenti, masukkan kapas + 2 cc
larutan Pantokain 2% atau 2 cc larutan Lidokain 2%
yang ditetesi 0,2 cc larutan Adrenalin 1/1000 selama
10-15 menit kapas lalu dikeluarkan dan evaluasi.
Tatalaksana Epistaksis
Spesifik
ANTERIOR
POSTERIOR
• Jika sumber
perdarahan terlihat, • Pasang Tampon Belocq.
kaustik. Lalu beri salep
antibiotik.
• Jika masih berdarah,
tampon anterior
selama 2 x 24 jam.
Berikan antibiotik
sistemik dan analgetik.
a. Menekan hidung dari luar selama 10-15 menit
b. Dikaustik dengan AgNO3 25-30%
c. Tampon anterior
d. Tampon Bellocq
e. Tampon efedrin
193
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ibunya ke
poliklinik RS dengan hidung tersumbat sebelah kanan
disertai sekret yang bau sejak 2 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan rongga hidung kanan
tampak lendir dan krusta. Apakah terapi yang paling
tepat?
a. Cuci hidung
b. Antibiotik
c. Irigasi sinus
d. Polip ekstraksi
e. Ekstraksi benda asing
Pembahasan
• Pertama, harus tahu bahwa ini mengarah pada kasus
benda asing di hidung
• Anak kecil
• hidung tersumbat unilateral
• sekret yang bau
• tampak lendir dan krusta
• Kejadian akut
• Tatalaksana benda asing di hidung:
A. Ekstraksi manual dengan pengait tumpul atau pinset. Hati-hati
agar tidak sampai mendorong benda asing lebih dalam
sehingga masuk ke saluran napas bawah.
B. Untuk lintah, sebelum ekstraksi, teteskan air tembakau dan
biarkan 5 menit hingga lintah terlepas dari mukosa hidung.
C. Antibiotik PO 5 hari bila infeksi sekunder
a. Cuci hidung
b. Antibiotik
c. Irigasi sinus
d. Polip ekstraksi
e. Ekstraksi benda asing
194
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke
poliklinik oleh ibunya dengan keluhan keluar cairan dari
telinga kiri sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini diawali
dengan infeksi saluran nafas atas. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis dengan febris
39°C. Membran timpani kiri menonjol (bulging) dengan
supurasi telinga tengah. Apakah diagnosis paling
mungkin?
a. Meringitis bulosa
b. Otitis media supuratif kronik
c. Mastoiditis akut
d. Otitis media akut
e. Mastoiditis kronik
Otitis Media Akut
• Keluhan (tergantung stadium OMA yang sedang dialami)
• Stadium oklusi tuba Telinga terasa penuh, nyeri,
pendengaran dapat berkurang.
• Stadium hiperemis Nyeri telinga makin intens, demam,
rewel dan gelisah (pada bayi / anak), muntah, nafsu makan
hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri.
• Stadium supurasi Sama seperti stadium hiperemis, tapi
disertai pus
• Stadium perforasi Keluar sekret dari liang telinga
• Stadium resolusi Setelah sekret keluar, intensitas keluhan
berkurang (suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih
tenang. Bila perforasipermanen, pendengaran dapat tetap
berkurang.
Hasil Otoskopi Berbagai Stadium
OMA
a. Meringitis bulosa
b. Otitis media supuratif kronik
c. Mastoiditis akut
d. Otitis media akut
e. Mastoiditis kronik
195
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa
orangtuanya ke poliklinik dengan keluhan nyeri menelan
yang hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran tonsil dengan
kedua tonsil tidak hiperemis, permukaan tonsil
berbenjol-benjol, kripta melebar, dan terdapat debris.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Tonsilitis kronik
b. Tonsilitis akut
c. Tonsilitis lakunaris
d. Tonsilitis atrofikan
e. Tonsilitis parenkhimatosa
Tonsilitis Akut vs Kronik
Tonsillitis Akut (GABHS, pneumococcus, S. viridan, S. pyogenes):
• Tonsil ≥ T2.
• Detritus.
• Detritus saja  Tonsilitis folikularis
• Detritus bergabung, membentuk alur  Tonsillitis lakunaris
• Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior udem dan hiperemis.
• Kelenjar limfe leher dapat membesar
• Nyeri tekan, odinofagia, otalgia
• Demam, malaise

Tonsilitis Kronik
• Tonsil membesar, permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan berisi detritus.
• Pembesaran kelenjar limfe submandibula dan tonsil yang mengalami perlengketan.
• Halitosis, terasa kering

Tonsilitis difteri:
• Tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas
• Pseudomembran yang berdarah jika diangkat.
a. Tonsilitis kronik
b. Tonsilitis akut
c. Tonsilitis lakunaris
d. Tonsilitis atrofikan
e. Tonsilitis parenkhimatosa
196
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa oleh
ibunya ke puskesmas dengan keluhan nyeri telinga kanan
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan didahului demam dan
pilek sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan temperatur 38,5°C, nyeri tekan tragus pada
telinga kanan (-), terlihat MAE tenang dan membran
timpani hiperemis. Apakah terapi yang paling tepat
diberikan?
a. Antibiotik tetes hidung dan analgetik
b. Antibiotik dan tetes telinga H2O2 3%
c. Tetes telinga antibiotik
d. Tetes hidung efedrin dan analgetik
e. Analgetik dan tetes telinga H2O2 3%
Pembahasan
• Nyeri telinga didahului Stadium oklusi tuba Telinga terasa penuh,
nyeri, pendengaran dapat berkurang.
demam, tanpa nyeri Stadium hiperemis Nyeri telinga makin intens,
tekan tragus yang masih demam, rewel dan gelisah (pada bayi / anak),
< 12 minggu muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya
sering memegang telinga yang nyeri.
• Adalah Otitis Media Stadium supurasi Sama seperti stadium
Akut hiperemis, tapi disertai pus
Stadium perforasi Keluar sekret dari liang
• Stadium OMA? telinga
• MAE tenang dan Stadium resolusi Setelah sekret keluar,
intensitas keluhan berkurang (suhu turun,
membran timpani nyeri mereda, bayi / anak lebih tenang. Bila
hiperemis perforasipermanen, pendengaran dapat tetap
berkurang.
• Stadium hiperemis
Tatalaksana OMA
Topikal
• Stadium oklusi tuba,
• Efedrin 5% tetes hidung
• Stadium perforasi,
• H2O2 3%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit, didiamkan selama 2 – 5 menit.
• Asam asetat 2%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit.
• Ofloxacin, 2 kali sehari, 5 – 10 tetes di telinga yang sakit, selama maksimal 2 minggu.
Sistemik
• Antibiotik (Amoxicilin)
• Dewasa: 3 x 500 mg/hari selama 10-14 hari.
• Anak: 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi 3 dosis per hari.
• Antihistamin (bila terdapat tanda-tanda alergi)
• Dekongestan, analgetik / antipiretik

BELUM dibutuhkan H2O2 ATAU antibiotik topikal jika belum stadium


PERFORASI!
a. Antibiotik tetes hidung dan analgetik
b. Antibiotik dan tetes telinga H2O2 3%
c. Tetes telinga antibiotik
d. Tetes hidung efedrin dan analgetik
e. Analgetik dan tetes telinga H2O2 3%
197
Seorang anak berusia 3 tahun dibawa ke poliklinik
dengan keluhan bengkak di depan telinga kanannya sejak
3 hari yang lalu. Anak menjadi rewel dan sering
mengeluh nyeri. Pada pemeriksaan telinga kanan
didapatkan pembengkakan di depan tragus bewarna
merah dan apabila ditekan keluar sekret purulen dari
lubang pada ujungnya. Apa diagnosis yang paling
mungkin?
a. Fistula preaurikuler
b. Abses preaurikuler
c. Furunkel preaurikuler
d. Hematom aurikuler
e. Perinkondritis aurikuler
Fistula Preaurikular

Malformasi kongenital

Eritem
Nyeri tekan
Terinfeksi Abses
Sekret purulen
Pilihan Lain

Furunkel biasanya di liang telinga Perikonditis Aurikuler


(kasus otitis eksterna)
a. Fistula preaurikuler
b. Abses preaurikuler
c. Furunkel preaurikuler
d. Hematom aurikuler
e. Perinkondritis aurikuler
198
Seorang anak 8 tahun dengan keluhan demam tinggi.
Pada Pemeriksaan fisik ditemukan strawberry
tongue, faring hiperemis, tonsil hiperemis T2-T2.
Terapi antibiotik pilihan yang tepat pada pasien ini
adalah?
a. Klotrimoksazol
b. Ofloksasin
c. Penisilin
d. Cefixim
e. Metronidazole
Strawberry Toungue

Demam Scarlet
Demam Scarlet
Disebut juga skarlatina
Group A Streptococcus
Gejala:
• Sakit tenggorokan dan
menelan
• Demam
• Bintik merah di tubuh
• Muntah
• Malaise
• Pembengkakan tonsil dan
KGB
• Sakit perut (pada anak yang
sangat muda)
Pengobatan
Tujuan:
1. Mencegah demam rematik akut
2. Mengurangi penyebaran infeksi
3. Mencegah glomerulonefritis pasca streptokokus
4. Mempersingkat durasi penyakit

Antibiotik
1.Penisilin
2. Sefalospoin generasi I juga masih bisa
3. Jika alergi penisilin: klindamisin atau eritromisin
Berapa hari? 10 hari!
a. Klotrimoksazol
b. Ofloksasin
c. Penisilin
d. Cefixim
e. Metronidazole
199
Seorang wanita 19 tahun datang dengan keluhan tidak bisa
mencium bau sama sekali sejak 3 minggu ini. 3 bulan
sebelumnya penciuman normal namun semakin lama semakin
berkurang dan akhirnya hilang. Teman-teman pasien banyak
yang menjauhi pasien karena tercium bau yang tidak enak jika
berda di dekat pasien. Pada PF didapatkan lubang hidung
lapang, crusta +++, foetor ex nasal (+). Tes penghidu
didapatkan anosmia total. Apa diagnosis yang tepat?
a. Sinusitis
b. Ca nasofaring
c. Angiofibroma
d. Rhinitis atrofikans
e. Trauma saraf penghidu
Rinitis Atrofik
Ozaena
• Kondisi kronik dengan penyebab yang belum diketahui
Tanda dan gejala:
• Krusta kering dan tebal di rongga hidung
• Atrofi mukosa hidung dan tulang di bawahnya
• Bau yang sangat busuk (foetor)
• Anosmia/cacosmia
• Perdarahan hidung (epistaksis)
• Obstruksi hidung
• Infeksi sekunder (deformitas, faringitis, otitis media
Tatalaksana:
• Topikal – sistemik – pembedahan
a. Sinusitis
b. Ca nasofaring
c. Angiofibroma
d. Rhinitis atrofikans
e. Trauma saraf penghidu
200
Seorang anak laki-laki 3 tahun bersama orang tuanya
datang ke puskesmas dengan keluhan belum bisa bicara.
Riwayat persalinan lama dan ditolong dukun. Pasien jika
dipanggil diam saja dan tidak berespon jika mendengar
suara yang keras. Pemeriksaan membran timpani intak.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Tuli konduktif
b. Tuli campuran
c. Tuli sensorineural
d. Tuli konduktif kongenital
e. Tuli sensorineural kongenital
Pembahasan
• Onset usia muda dan riwayat persalinan menandakan tuli yang
dimaksud kemungkinan besar kongenital
• Kemungkinan juga bukan konduktik karena membran timpani masih
tampak dan intak
• Jadi, kemungkinan terbesar adalah tuli sensorineural kongenital!

Sekilas Tentang Tulis Kongenital


50 % genetik – 50 % non genetik

Etiologi Non-genetik:
• Prematuritas
• Infeksi post-natal
• Obat ototoksik
• Infeksi maternal CMV atau rubella
a. Tuli konduktif
b. Tuli campuran
c. Tuli sensorineural
d. Tuli konduktif kongenital
e. Tuli sensorineural kongenital

Anda mungkin juga menyukai