Februari 2017
1
Wanita 50 tahun tak sadarkan diri post miokard infark.
Dirawat di ICU dengan ventilator. Tiga bulan pasien tidak
sadarkan diri. Dokter mengatakan bahwa pasien saat ini
sudah mati batang otak dan menjelaskan ke keluarga
pasien untuk lepas ventilator. Keluarga setuju dan dokter
melepasnya. Etik yang dianut oleh dokter adalah...
A. Justice
B. Autonomy
C. Beneficence
D. Non-maleficence
E. Utilitarian
• Wanita 50 tahun tak sadarkan diri post miokard
infark. Dirawat di ICU dengan ventilator. Tiga bulan
pasien tidak sadarkan diri. Dokter mengatakan
bahwa pasien saat ini sudah mati batang otak dan
menjelaskan ke keluarga pasien untuk lepas
ventilator. Keluarga setuju dan dokter melepasnya.
Keadaan pasien makin buruk Keadaan pasien tanpa ditolong Keadaan pasien makin baik
LUKA SEDANG
Korban diduga
mengalami
Memar kebiruan di kekerasan dalam
pergelangan rumah tangga
Luka terbuka 8x3 tangan dan pipi • Pelaku : keluarga pasien
Gejala awal:
• Kurang tenaga
• Nafsu makan berkurang, BB turun
• Mual, nyeri perut
• Spider naevi
Gejala lanjutan:
• Edema dan asites
• Ikterik
• Hipertensi porta
• Palmar eritem
• Ginekomastia
• Gampang berdarah, pruritus
• Ensefalopati
• Feses pucat
a. Striae
b. Tremor
c. Obstruksi
d. Palmar eritema
e. Pembesaran KGB
12
Bayi Tatan, berusia 2 hari dibawa ibunya ke dokter
dengan keluhan terdapat celah di bibir dan langit-
langit sejak lahir sehingga kesulitan menyusu. Pada
pemeriksaan fisik, hasil lainnya dalam batas normal.
Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas adalah...
a. Labioschisis
b. Palatoshisis
c. Labiopalatoschisis
d. Fraktur mandibula
e. Fraktur maksila
Sumbing
•Bibir •Labio
•Langit-langit •Palato
•Gusi •Gnato
a. Labioschisis
b. Palatoshisis
c. Labiopalatoschisis
d. Fraktur mandibula
e. Fraktur maksila
13
Ny. Instan, 43 tahun datang ke IGD dengan keluhan
kelumpuhan, pandangan ganda, kesulitan menelan,
kesulitan bernapas, mual, dan muntah. Sebelumnya
pasien memiliki riwayat mengkonsumsi makanan kaleng.
Kemungkinan organisme penghasil toksin yang
menyebabkan timbulnya keluhan pada pasien tersebut
adalah..
a. Clostridium tetanii
b. Clostridium botulinum
c. Clostridium difficille
d. Plasmodium sp
e. Trypanosoma sp
Botulisme
Gejala:
• Mual
• Muntah
• Nyeri menelan
• Pandangan ganda
• Dilatasi pupil
• Mulit kering yang tidak berkurang dengan minum air
Triple
Single
Atresia
Atresia pylorus
Jejunum
Tips:
Double Double buble-Atresia Duodenum
Hypertrophic pyloric stenosis
(HPS)
Tanda dan gejala:
• Muntah tidak berdarah dan tidak hijau usia 4-8
minggu
• Muntah hampir setiap selesai makan
• Intensitas muntah lama-lama semakin parah
• Kadang muncul hematemesis minima atau bright red
fleck atau coffee-ground appearance (bercak kopi)
• Setelah muntah pasien masih terkesan haus
• Dehidrasi, BB tidak naik, malnutrisi
• String sign
String sign pada barium meal
pasien
Hypertrophic pyloric stenosis
Atresia Esofagus
Tanda dan gejala:
• Biasanya ibu polihidroamnion
• Sering keluar air liur
• Onset tanda dan gejala dapat terdeteksi segera setelah
lahir
• Distres pernapasan jika aspirasi
• Cek untuk defek lain (VACTERL)
• Vertebral defects
• Anorectal malformations
• Cardiovascular defects
• Tracheoesophageal defects
• Renal anomalies
• Limb deformities
a. Atresia esofagus
b. Obstruksi duodenum
c. Obstruksi jejunum
d. Obstruksi ileum
e. Hipertrofi stenosis pilorus
17
Bayi perempuan berusia 2 hari dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan tubuh menjadi kuning beberapa jam setelah lahir. Pasien
lahir ditolong oleh bidan, kehamilan cukup bulan, berat lahir 3500
gram, gerak aktif dan menangis kuat. Pasien dibawa pulang setelah
dipantau 24 jam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan klinis ikterik dari
kepala hingga daerah perut dan lipat paha. Bayi tampak menyusu
kuat. Golongan darah bayi adalah B+ sedangkan golongan darah ibu
adalah O+. BAB dempul dan BAK seperti air teh disangkal. Penyebab
keluhan di atas adalah...
a. Breastfeeding jaundice
b. Breastmilk jaundice
c. Inkompatibilitas ABO
d. Atresia bilier
e. Defisiensi enzim G6PD
Pembahasan
• Usia 2 hari
• Kuning beberapa jam setelah lahir
• Abnormal, fisiologis jika muncul setelah 24 jam
• Berat lahir 3500 gram
• Ikterik dari kepala hingga perut dan lipat paha
• Kadar bilirubin tinggi
• Bayi tampak menyusu kuat
• Bukan breastfeeding jaundice
• Golongan darah Bayi B+, Ibu O+
• Golongan darah beda, inkompatibilitas ABO?
• BAB dempul dan BAK air teh disangkal
• Bukan atresia bilier
• Penyebab?
Defisiensi G6PD
• Defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase
(G6PD) biasanya asimtomatik
• Ikterik neonatorum bisa terjadi sebelum 24 jam
pertama
• Hemolisis mulai 24-72 jam pertama terutama jika
terjadi stres oksidatif atau infeksi
• Yang hancur adalah sel darah merah yang tua
karena kadar G6PD nya paling rendah
Tanda:
• Jaundice dan splenomegali
Inkompatibilitas Rhesus
• Terjadi jika Ayah rhesus +, Ibu rhesus –, dan
kehamilan anak kedua dan seterusnya.
• Anak pertama aman
Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO
• Hemolisis terjadi hanya jika ibu dengan golongan
darah O memiliki anak dengan golongan darah A
atau B.
• Ibu dengan golongan darah A dan B biasanya
memiliki antibodi jenis IgM yang tidak melewati
plasenta, sedangkan ibu dengan golongan darah O
memiliki antibodi IgG terhadap A dan B yang dapat
melewati plasenta dan menyebabkan hemolisis
pada fetus.
a. Breastfeeding jaundice
b. Breastmilk jaundice
c. Inkompatibilitas ABO
d. Atresia bilier
e. Defisiensi enzim G6PD
18
Laki-laki usia 30 tahun, mengeluh nyeri perut hilang timbul
sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh pola BAB yang
tidak teratur. Pada awal minggu munculnya keluhan, pasien
dapat BAB 2-3 kali sehari. Namun di minggu lainnya, pasien
merasa sulit BAB dan hanya BAB 1-2 kali/minggu. Pasien
merupakan seorang akuntan di sebuah perusahaan yang
dituntut oleh pimpinannya untuk menyerahkan laporan 2
minggu sekali. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Diagnosis yang paling mungkin adalah...
a. Inflammatory Bowel Disease
b. Crohn Disease
c. Kolitis ulseratif
d. Irritable bowel syndrome
e. Gastritis
Pembahasan
• Usia 30 tahun
• Nyeri perut hilang timbul sejak 3 bulan
• BAB tidak teratur disertai konstipasi
• Pekerjaan akuntan, dituntut pimpinan untuk
menyerahkan laporan 2 minggu sekali
• Stress tinggi
• Pemeriksaan fisik dalam batas normal
• Tidak ada kelainan irritable bowel syndrome?
• Diagnosis?
Irritable bowel syndrome
“Kumpulan gejala nyeri atau rasa tidak nyaman di
perut yang diasosiasikan dengan abnormalias fungsi
dan pergerakan usus besar, namun ternyata tidak
ditemukan kelainan struktural, biokimia, maupun
sistemik yang mendasari”
• Pengaruh ASI:
• bentuk early (breast feeding) dan
• bentuk late (behubungan dengan ASI)
Sukadi A. Bb IX Hiperblirubiemia. Daam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Saroa GI, Usman A. Buku ajar nenatoloi. Jakarta:
Iktan Dokter Ana Indonesia; 2011.
Non-FISIOLOGIS
IKTERUS NEONATRUM NON FISIOLOGIS
5. Ikterus mentap lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan dan 14
hari pada bayi kurang bulan
Sukadi A. Bb IX Hiperblirubiemia. Daam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Saroa GI, Usman A. Buku ajar nenatoloi. Jakarta:
Iktan Dokter Ana Indonesia; 2011.
http://www.aafp.org/afp/2002/0215/a
fp20020215p599-f1.gif
Gejala Atresia Bilier Kongenital
• Ikterik, urin gelap, feses terang
PF:
• Tidak ada hasil PF yang patognomonik
• Hepatosplenomegali mungkin ada
Lab:
• Hiperbilirubinemia direk
• Hiperbilirubinemia indirek hanya fisiologis hingga 2
minggu pertama sejak kelahiran.
Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
• Hyperbilirubinemia direk (terkonjugasi) = bilirubin
direk > 2 mg/dL atau 20% bilirubin total, dan
SELALU ABNORMAL. Biasanya anak dengan atresia
bilier hanya mengalami kenaikan bilirubin total 6-12
mg/dL, dengan proporsi direk sekitar 50-60%
• Alkaline phosphatase (AP), 5' nucleotidase, gamma-
glutamyl transpeptidase (GGTP), serum
aminotransferases, serum bile acids bisa
meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas
pemeriksaan lab rutin tapi masih belum bisa
membedakan atresia bilier dengan kolestasis
neonatal yang lain
Pembahasan Atresia Bilier
Nilai SGOT dan SGPT yang tidak terlalu tinggi (SGPT
normal 0-35, SGOT normal 0-45) mendukung
diagnosis tersebut ke arah kolestasis ekstrahepatik
atresia bilier.
Kramer
Perkiraan bilirubin serum berdasarkan klinis:
• Kepala dan leher : 4-8 mg/dl
• Tubuh sebelah atas : 5-12 mg/dl
• Tubuh sebelah bawah dan paha : 8-16 mg/dl
• Lengan dan tungkai bawah : 11-18 mg/dl
• Telapak tangan dan telapak kaki : > 15 mg/dl
Atresia Biler Perinatal
• Bentuk klinis:
• Tipe fetal/embrionik: ada kelainan kongenital lain, mis:
defek KV, asplenia, situs inversus abdominal; gejala
kolestasis sejak lahir
• Tipe perinatal: sebelum gejala kolestasis, ada masa bebas
kuning sesudah ikterus fisiologis hilang
Pilihan lain
• Sindrom Alport: sekelompok penyakit genetik yang
melibatkan kelainan membran basal ginjal, biasanya
melibatkan koklea dan mata
• Gejala: hematuria, proteinuria, hipertensi
• Sindrom Alagille: kelainan genetik autosom dominan,
mencakup liver, jantung, tulang, mata, dan ginjal,
dengan wajah yang khas.
• Gejala: jaundice neonatus lama yang berhubungan dengan
jumlah duktus biliaris intrahepatik yang minimal pada hasil
biopsi hati.
a. Atresia bilier perinatal
b. Atresia bilier embrional
c. Hepatitis neonatal idiopatik
d. Allagile syndrome
e. Alport syndrome
20
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan sulit makan sejak 6 bulan lalu. Sejak 2 bulan lalu bila makan
padat dan cair makanan tersebut tidak dapat turun, bahkan setelah
1 jam keluar kembali ke mulut dan dimuntahkan. Selama 1 bulan
terakhir, berat badan menurun. Sebelumnya tidak ada keluhan
seperti ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit
sedang, kompos mentis, TD 120/80 mmHg, suhu 36,7°C, BB 40 kg,
TB 178 cm. Pemeriksaan abdomen dalam batas normal.
Esofagogram menunjukkan gambaran esofagus menyempit seperti
paruh burung. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Akalasia
b. Atresia esofagus
c. Kanker esofagus
d. Nut cracker esofagus
e. Refluks esofagus
Pembahasan
• Sulit makan sejak 6 bulan
• Makanan tidak dapat turun
• Setelah 1 jam keluar kembali ke mulut
• Selama 1 bulan terakhir BB menurun
• Asupan nutrisi berkurang? Keganasan?
• Sebelumnya tidak ada keluhan seperti ini
• Abdomen dalam batas normal
• Eksklusi etiologi saluran cerna bawah
• Esofagogram: esofagus menyempit seperti paruh
burung
• Diagnosis?
Bird beak apperance pada
Akalasia
Pilihan lain
• Atresia esofagus: anak, muntah setelah
makan, air liur berlebih
• Kanker esofagus : GERD kronis, riwayat
merokok/alkohol
• Nutcracker esofagus : nyeri dada
• Refluks esofagus (GERD): heart burn, lidah
pahit, biasanya setelah makan kenyang
a. Akalasia
b. Atresia esofagus
c. Kanker esofagus
d. Nut cracker esofagus
e. Refluks esofagus
21
Anak laki-laki usia 5 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan buang air besar disertai lendir dan berbau sangat
busuk sejak 1 minggu lalu. Keluhan disertai nyeri perut.
Menurut ibunya, tinja anaknya seperti berminyak tanpa
darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit
sedang, afebris dan lain-lain dalam batas normal. Diagnosis
yang paling mungkin adalah...
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Ascariasis
d. Bilharziasis
e. Enterobiasis
Giardiasis
• Disebabkan oleh prozotoza berflagel Giardia
intestinalis (dulu G lamblia)
• Khas: diare berminyak/lendir, bau busuk, tidak
berdarah
Gejala lain:
• Distensi abdomen
• Kentut lebih sering
• Kram perut Pengobatan:
• Mual muntah
• Urtikaria
Metronidazole
Giardia Lamblia (jarang
berdarah)
a. Amubiasis
b. Giardiasis
c. Ascariasis
d. Bilharziasis
e. Enterobiasis
22
Laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu
hati. Nyeri ulu hati sudah dirasakan hilang timbuk sejak 1
tahun yang lalu. Dada terasa panas seperti terbakar dan
terasa mual.Selain itu, pasien terkadang merasa lidah
bagian belakangnya terasa pahit dan asam. Pasien punya
kebiasaan segera berbaring setelah makan. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
a. GERD
b. Gastritis kronis
c. Pankreatitis akut
d. Kolesistitis
e. Kolelitiasis
GERD
Keluhan
• Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik
• Dapat menjalar ke leher
• Muntah
• Rasa asam di mulut
• Terutama setelah makan banyak dan berlemak
• Keluhan ini diperberat dengan posisi berbaring terlentang
• Sering muncul pada malam hari
Faktor risiko
• Usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, konsumsi
kopi, alkohol, coklat, makan berlemak, obat (nitrat, teofilin,
verapamil), pakaian ketat, atau pekerja beban berat
Penatalaksanaan
Komprehensif
• Proton Pump Inhibitor (PPI) dosis tinggi 7-14 hari.
Bila perbaikan signifikan (50-75%) maka diagnosis
dapat ditegakkan sebagai GERD. Dosis: omeprazol
2x20 mg/hari dan lansoprazol 2x 30 mg/hari.
• Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat
diteruskan sampai 4 minggu dan boleh ditambah
dengan prokinetik seperti domperidon 3x10 mg.
• Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka
penggunaan H2 Blocker 2x/hari: simetidin 400-800
mg atau ranitidin 150 mg atau famotidin 20 mg.
Pilihan lain
• Gastritis kronis : dispepsia kronik
• Pankreatitis akut : muntah hijau, nyeri menembus
hingga punggung, amilase & lipase meningkat
• Kolesistitis : Nyeri perut kanan atas setelah
makanan berlemak, demam, BAB dempul,
Murphy’s sign, kuning
• Kolelitiasis : 4F, nyeri perut kanan atas setelah
makanan berlemak, tidak ada demam.
a. GERD
b. Gastritis kronis
c. Pankreatitis akut
d. Kolesistitis
e. Kolelitiasis
23
Perempuan usia 30 tahun, dibawa ke UGD RS oleh keluarganya karena diare dan
muntah hebat sejak 5 jam yang lalu. Keluhan muncul beberapa jam setelah
mengonsumsi udang dan kerang setengah matang pada jamuan makan siang
bersama rekan kerja di restauran sushi Jepang. Keluhan awalnya dimulai dengan
diare profus dan muntah-muntah, tidak demam dan tidak nyeri perut. Pada
pemeriksaan fisik pasien tampak lemah, mukosa mulut kering dan mata sayu.
Didapatkan TD 80/50 mmHg, suhu 37,5°C, nadi 120 x/menit. Pada pemeriksaan
didapatkan diare cair tanpa lendir dan darah, pemeriksaan hapus tinja tidak
ditemukan sel darah. Pemeriksaan darah lengkap didapatkan peningkatan leukosit
dan hematokrit. Pada pemeriksaan didapatkan hipokalemia, kadar bikarbonat
serum rendah. Mikroorganisme yang menyebabkan keadaan tersebut di atas
adalah...
a. Salmonella thypii
b. Campylobacter jejuni
c. Yersenia enterocolitis
d. Shigella disentri
e. Vibrio cholerae
Pembahasan
• Diare dan muntah hebat sejak 5 jam
• Konsumsi udang dan kerang setengah matang
• Diare profus dan muntah-muntah
• Tidak demam dan tidak nyeri perut
• Khas disentri
• Lemah, mukosa mulut kering dan mata sayu
• Dehidras!
• TD 80/50 mmHg, suhu 37,5°C, nadi 120 x/menit
• Shock hipovolemik!
• Diare cair tanpa lendir dan darah
• Eksklusi disentri
• Leukositosis dan hematokrit meningkat, hipokalemia &
bikarbonat serum rendah
• Diagnosis?
Gastroenteritis Kolera
“Diare profus tanpa darah, diare seperti air cucian beras
KHAS Kolera”
Terapi:
• Penentuan status dehidrasi lalu rehidrasi
• Antibiotik pilihan: doksisiklin, tetrasiklin, Trimethoprim
sulfamethoxazole, ciprofloxacin
a. Salmonella thypii
b. Campylobacter jejuni
c. Yersenia enterocolitis
d. Shigella disentri
e. Vibrio cholerae
24
Perempuan berusia 30 tahun dirujuk ke instalasi rawat darurat karena mengalami
demam dan nafsu makannya menurun selama 3 hari. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan adanya ikterus dan hepatomegali. Uji laboratorium menunjukkan
peningkatan enzim aminotransferase. Menurut pernyataan pasien, 2 tahun lalu ia
telah mendapatkan vaksinasi hepatitis B, namun belum mendapatkan vaksinasi
hepatitis A. Hasil pemeriksaan serologis sebagai berikut : IgM HAV (-), IgG HAV (+),
HbsAg (-), anti-Hbs (+), Total anti Hbc(-), anti-HCV (+). Kesimpulan yang paling
tepat adalah .
a. Saat ini menderita hepatitis A, belum pernah terinfeksi HBV dan menderita
hepatitis C pada masa lalu
b. Saat ini menderita hepatitis A, pernah terinfeksi oleh HBV dan HCV pada masa
lalu
c. Pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu dan saat ini sedang
menderita hepatitis B
d. Pernah terinfeksi oleh HAV pada masa lalu, pernah vaksinasi hepatitis B dan
saat ini sedang menderita hepatitis C
e. Pernah terinfeksi HAV dan HCV pada masa lalu, belum pernah terinfeksi HBV
dan saat ini menderita hepatitis C
Marker Serologi Hepatitis B
TES INTERPRETASI
HBsAg (–)
Total anti-HBc (–)
Anti-HBs (–)
Belum ada kekebalan
HBsAg (–)
Total anti-HBc (+)
Anti-HBs (+)
Kebal karena infeksi natural
HBsAg (–)
Total anti-HBc (–)
Anti-HBs (+)
Kebal karena imunisasi
HBsAg (+) Soal:
Total anti-HBc (+) IgM HAV (-)bukan HepA akut
IgM anti-HBc (+) Infeksi akut IgG HAV (+)pernah HepA
Anti-HBs (–) HbsAg (-)bukan HepB
HBsAg (+) anti-Hbs (+)kebal HepB
Total anti-HBc (+) T anti Hbc(-)kebal karena vaksin
IgM anti-HBc (–) Infeksi kronik anti-HCV (+)sedang HepC
Anti-HBs (–)
Marker Serologi Hepatitis B
Hasil tes yang membingungkan Interpretasi
HBsAg (–) Kemungkinan lain:
Total anti-HBc (+) 1. Infeksi akut ang baru selesai
Anti-HBs (–) 2. Positif-palsu anti-HBc
3. Infeksi kronik “low level”
Anterior Posterior
Butterfly Floating
hematoma prostate
A. Ruptur uretra posterior
B. Ruptur uretra anterior
C. Ruptur prostat
D. Ruptur ginjal
E. Ruptur VU
27
Sdr. Rahman, usia 28 tahun datang ke IGD dengan
keluhan nyeri pinggang kanan sejak 4 hari yang lalu,
keluhan disertai demam dan nyeri saat buang air kecil.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88 kali/menit, frekuensi napas 18 kali/menit,
suhu aksila 39,40C, dan didapatkan nyeri ketok CVA (+).
Apa diagnosis yang tepat pada kasus ini?
A. Cystitis
B. Uretritis
C. Pyelonephritis
D. Vesicolitiasis
E. Ureterolitiasis
ISK
ISK Keluhan
Pielonefritis Keluhan :
Demam tinggi, menggigil, nyeri punggung (nyeri ketok CVA positif),
mual, muntah, keluhan kencing tidak terlalu dominan, diare
Pemeriksaan penunjang :
Nitrit esterase (+)
Silinder leukosit(+)
Prostatitis Keluhan :
Demam, discharge (+), nyeri saat kencing
Pemeriksaan RT :
Nyeri tekan prostat (+)
Sistitis Keluhan :
Disuria, frekuensi, urgensi, nyeri tekan suprapubik, hematuria,
demam (-)
Uretritis Keluhan :
Demam (-), disuria, frekuensi tanpa adanya nyeri tekan suprapubik
Pielonefritis
• Tampilan klasik pasien dengan pyelonefritis akut
seperti:
• Demam - tidak selalu ada, namun bila disertai demam
biasanya suhu badan lebih dari 39,4°C
• Nyeri ketok kostovertebral - nyeri bisa ringan, sedang atau
berat
• Mual dan/atau muntah
• Gross hematuria, jarang pada laki-laki dengan pyelonefritis.
Terjadi pada 30-40% wanita, tersering pada wanita muda,
dengan suatu kelainan lain.
Gejala-gejala tersebut biasanya berkembang dalam beberapa
jam atau beberapa hari tetapi dapat muncul secara tidak
bersamaan. Bila pada pasien laki-laki, tua, atau anak-anak
gejala telah berlangsung lebih dari 7 hari, infeksinya harus
dianggap berkomplikasi sampai terbukti sebaliknya.
A. Cystitis
B. Uretritis
C. Pyelonephritis
D. Vesicolitiasis
E. Ureterolitiasis
28
Tn. Maman, usia 60 tahun mengeluh sering BAK tidak
tuntas, sedikit-sedikit tapi sering hingga malam hari
sering terbangun karena ingin BAK. Saat dilakukan RT
didapatkan pembesaran prostat, lunak, permukaan licin,
sulcus hilang dan pole atas tidak teraba. Bagian manakah
dari prostate yang mgalami pembesaran?
A. Zona perifer
B. Zona transisional
C. Zona sentral
D. Zona perifer dan transisional
E. Zona sentral dan transisional
Kelainan Prostat
BPH Ca Prostat
• Gejala Klinis • Gejala Klinis
• Gejala obstruktif • Gejala obstuktif dan iritatif
• Gejala iritatif • Gejala metastasis (tulang)
• Pemeriksaan RT
• Pemeriksaan RT • Pembesaran prostat, berdungkul-
• Pembesaran prostat, dungkul, nyeri
konsistensi kenyal, tidak
nyeri, pool atas tidak teraba • Zona Prostat
• Zona perifer
• Zona Prostat • Pemeriksaan Lab
• Zona transisional • PSA <4 ng/ml
• Pemeriksaan Lab • TRUS
• USG • Bone scan
• Biopsi
• Skor IPSS
BPH
• Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) terjadi karena adanya
proliferasi sel-sel stromal dan epitelial dari zona periurethral
(zona transitional) prostat dan tumbuh kearah dalam.
• Sedangkan Ca prostat dimulai dari zona perifer prostat,
tumbuh keluar dan menginvasi jaringan sekitarnya.
A. Zona perifer
B. Zona transisional
C. Zona sentral
D. Zona perifer dan transisional
E. Zona sentral dan transisional
29
Tn. Mahmud, usia 61 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan
nyeri pinggang kanan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
demam dan tidak bisa buang air kecil. Pasien riwayat sering minum
susu berkalsium tinggi karena osteoporosis dan suka menahan
kencing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 100 kali/menit, frekuensi napas 16 kali/menit, suhu
39,20C dan nyeri ketok costovertebral kanan (+). Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil Hb 12,4 g/dl, leukosit 10.000/mm3,
MCV dan MCH normal, dan kreatinin 1,31 g/dL. Apa pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis pasien ini?
A. Uretrografi
B. Cystografi
C. Retrograde pyelografi
D. Voiding uretrocystografi
E. Intravenous pyelografi
Pembahasan
• Laki-laki, usia 61 tahun
• Keluhan nyeri pinggang, demam dan tidak bisa BAK
• Riwayat sering minum susu berkalsium tinggi
• Nyeri ketok costovertebral kanan (+)
• Kreatinin 1,31 g/dL
Fimosis Parafimosis
Dorsumsisi!
KECIL KEJEPIT
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Hipospadi
D. Epispadia
E. Kriptorkismus
32
An. Rio, laki-laki berusia 2 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas dengan keluhan ujung penis anak
menggembung dan jika BAK anak mengeluh nyeri
sehingga anak menangis. Pemeriksaan didapatkan ujung
penis menggembung. Preputium sulit ditarik ke belakang.
Diagnosis pada anak ini adalah...
A. Fimosis
B. Hipospadia
C. Parafimosis
D. Epispadi
E. Hidrokel
Fimosis
• Fimosis adalah kondisi
dimana preputium
tidak dapat diretraksi
melewati glans penis.
• Klasifikasi :
• Fimosis fisiologis
• Fimosis patalogis
akibat peradangan atau
cedera pada preputium
yang menimbulkan
parut kaku sehingga
menghalangi retraksi.
Gejala Klinis
Gangguan aliran urine
Corpus smegma
A. Fimosis
B. Hipospadia
C. Parafimosis
D. Epispadi
E. Hidrokel
33
An. Rio, laki-laki berusia 2 tahun dibawa orang tuanya ke
Puskesmas dengan keluhan ujung penis anak
menggembung dan jika BAK anak mengeluh nyeri
sehingga anak menangis. Pemeriksaan didapatkan ujung
penis menggembung. Preputium sulit ditarik ke belakang.
Tatalaksana yang tepat pada pasien diatas adalah...
A. Antibiotok
B. Analgetik
C. Sirkumsisi
D. Dorsumsisi
E. Rujuk ke urologi
Tatalaksana Fimosis
• Tidak melakukan retraksi yang
dipaksakan luka dan terbentuk
sikatriks fimosis sekunder.
• Menjaga personal hygiene
• Fimosis disertai balanitis xerotica
obliterans diberikan salep
kortikosteroid (betametason) 2
kali/hari (2-8 minggu) pada daerah
preputium retraksi spontan
• Sirkumsisi
A. Antibiotok
B. Analgetik
C. Sirkumsisi
D. Dorsumsisi
E. Rujuk ke urologi
34
Seorang laki-laki usia 27 tahun, dibawa ke IGD RS karena
riwayat terjatuh dari sepeda motor. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital
dalam batas normal, hematoma pada suprapubis dan close
fracture femur dextra. Pada pasien dipasang kateter urine,
keluar urine 20cc hematuria. Gambaran radiologi didapatkan
hasil fraktur os pubis dan di sekitar buli-buli ada gambaran
radioopak. Apakah diagnosa pada pasien ini?
A. Ruptur uretra anterior
B. Ruptur uretra posterior
C. Ruptur buli ekstraperitoneal
D. Ruptur buli intraperitoneal
E. Ruptur renal
Ruptur Buli-buli
Ruptur Buli
Intraperitoneal
Ruptur Buli
Ekstraperitoneal
Ruptur Buli Intraperitoneal
Trauma tumpul diatas simfisis pubis dalam keadaan buli penuh tekanan
intrabuli meningkat daerah dome buli ruptur urin keluar ke
intraperitoneal peritonitis
Ruptur Buli Ekstraperitoneal
Bakteriuria
Hematuria
Urinalisis Nitrit (+)
Leukosit >5/LPB
Kultur
Jumlah koloni ≥105/mL
urin
pancaran
tengah
Tatalaksana
• Rawat inap • Antibiotik oral • Antibiotik oral
seftriakson IV • Siprofloksasin • Siprofloksasin
• Rawat jalan • Kotrimoksazol • Kotrimoksazol
fluorokuinolon • Nitrofurantoin
• Antibiotik oral
• Siprofloksasin
• Kotrimoksazol
Uretritis
A. Amoksisilin 2x500 mg
B. Levofloxacin 4x500 mg
C. Eritromisin 3x400 mg
D. Ciprofloxacin 2x250 mg
E. Ceftriakson 3x500 mg
36
An. Yuni, perempuan 9 tahun datang berobat ke Poliklinik
karena keluhan BAK berwarna kemerahan seperti air cucian
daging sejak 2 hari ini. Selain itu anak juga mengalami
bengkak pada kedua kelopak mata dan tungkai. Seminggu
sebelumnya anak mengalami flu dan nyeri tenggorokan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg,
nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit dan suhu
aksila 37,80C. Pada pemeriksaan didapatkan ASTO meningkat.
Tatalaksana yang tepat adalah ...
A. Kotrimoksazol
B. Eritromisin
C. Kotrimoksazol
D. Penisilin
E. Vancomisin
Pembahasan
• An. perempuan 9 tahun
• BAK kemerahan seperti air cucian daging
• Bengkak kedua kelopak mata dan tungkai
• Riwayat flu dan nyeri tenggorokan
• ASTO meningkat
• Tirah baring
• Diet nefritik diet rendah
Suportif garam
A. Kotrimoksazol
B. Eritromisin
C. Kotrimoksazol
D. Penisilin
E. Vancomisin
37
Sdr. Andi, 25 tahun, datang ke UGD RS dengan keluhan
nyeri pada buah zakar sebelah kiri. Nyeri dirasakan
mendadak setelah pasien berolahraga. Tidak ada
demam. Pada pemeriksaan genetalia eksterna
didapatkan skrotum bengkak, nyeri tekan, testis kiri lebih
tinggi dari kanan, dan prehn test (-). Berapa waktu untuk
dilakukan tindakan definitive?
A. 1 jam
B. 2 jam
C. 4 jam
D. 5 jam
E. 7 jam
Torsio Testis dan Epididimitis
Epididimitis (+) Torsio Testis (–)
• Diagnosis ??
Fimosis
• Fimosis adalah kondisi
dimana preputium
tidak dapat diretraksi
melewati glans penis.
• Fimosis bisa
menyebabkan balanitis
infeksi pada gland
penis akibat hygiene
diri yang kurang
Gejala Klinis Fimosis
Gangguan aliran urine
Corpus smegma
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Balanitis
D. Angioedema
E. Balanopostitis
40
An. Dion, laki-laki umur 2 tahun dibawa ibunya ke
Puskesmas karena sejak lahir kencing tidak melalui ujung
kemaluan. Pada pemeriksaan tampak penis bengkok
kearah ventral, OUE tidak di ujung penis, gland penis
lebih mendatar, dan preputium menumpuk di dorsum
penis. Diagnosis pasien adalah ...
A. Parafimosis
B. Fimosis
C. Hipospadia
D. Mikropenis
E. Burried penis
OUE tidak terletak pada tempat yang
normal
Hipospadia Bawah
Epispadia Atas (dorsum) (ventral)
A. Parafimosis
B. Fimosis
C. Hipospadia
D. Mikropenis
E. Burried penis
41
Seorang pria dirawat dengan keluhan pneumonia di
Rumah Sakit, pasien dirawat selama 12 hari, dan
diberikan antibiotik intravena selama perawatan. Pasien
terbaring lama selama perawatan. Saat ini pasien
mengeluh sakit di daerah pinggang. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nyeri CVA dan dari pemeriksaan
laboratorium ditemukan peningkatan ureum dan
creatinin spesifik. Apa diagnosis pasien di atas?
A. GGA
B. GGK
C. Glomerulonefritis Akut
D. Sindroma Nefrotik
E. Pielonefritis
Gagal Ginjal Akut
• Sindroma Klinis yang ditandai oleh penurunan fungsi
ginjal yang cepat (biasanya dalam beberapa hari)
menyebabkan azotemia (pe↑ BUN) yang berkembang
cepat
BPH Ca Prostat
• Gejala Klinis • Gejala Klinis
• Gejala obstruktif • Gejala obstuktif dan iritatif
• Gejala iritatif • Gejala metastasis (tulang)
• Pemeriksaan RT
• Pemeriksaan RT • Pembesaran prostat, berdungkul-
• Pembesaran prostat, dungkul, nyeri
konsistensi kenyal, tidak
nyeri, pool atas tidak teraba • Zona Prostat
• Zona perifer
• Zona Prostat • Pemeriksaan Lab
• Zona transisional • PSA <4 ng/ml
• Pemeriksaan Lab • TRUS
• USG • Bone scan
• Biopsi
• Skor IPSS
A. TURS
B. PSA
C. USG
D. Foto BNO
E. IPSS
45
Wanita, usia 45 tahun datang ke tempat praktek dokter
umum dengan keluhan utama bengkak di kaki kanan.
Pasien merupakan penderita Ca mammae yang saat ini
masih menjalani kemoterapi. Pasien memiliki riwayat
tirah baring yang lama karena penyakitnya. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil D-dimer
meningkat. Diagnosis pada kasus ini adalah?
A. Phlebitis
B. Trombosis vena dalam
C. Iskemik arteri akut
D. Penyakit burger
E. Penyakit arteri perifer
Trombosis Vena Dalam
• Trombosis vena dalam (DVT) ditandai dengan
adanya bekuan darah pada vena, paling sering
terjadi pada ekstremitas bawah
• Anamnesis:
• Kram (kaku otot) betis yang menetap selama beberapa
hari dan menyebabkan tidak nyaman
• Kaki bengkak, nyeri tungkai bawah
• Riwayat trombosis sebelumnya
• Riwayat trombosis dalam keluarga
Trombosis Vena Dalam
Faktor Risiko Didapat
• Usia lanjut (>40 thn)
• Riwayat tromboemboli sebelumnya
• Pasca operasi, pasca trauma
• Imobilisasi lama
• Gagal jantung kongestif
• Pasca MCI
• Paralisis tungkai bawah
• Penggunaan estrogen
• Kehamilan atau pasca melahirkan
• Varises
• Obesitas
• Sindrom antibodi antifosfolipid
• hiperhomosisteinemia
Trombofilia Herediter
• Activated protein C resistance
• Protrombin G20210A
• Defisiensi antitrombin
• Defisiensi protein C
• Defisiensi protein S
• disfibrinogenemia
Scoring Wells
Kriteria Skor
Kanker aktif (sedang terapi dalam 1-6 bulan atau paliatif) 1
Paralisis, paresis, imobilisasi 1
Terbaring selama > 3 hari 1
Nyeri tekan terlokalisir sepanjang vena dalam 1
Seluruh kaki bengkak 1
Bengkak betis unilateral 3 cm lebih dari sisi asimtomatik 1
Pitting edema unilateral 1
Vena superfisial kolateral 1
Diagnosis alternatif yang lebih mungkin dari DVT 2
A. Phlebitis
B. Trombosis vena dalam
C. Iskemik arteri akut
D. Penyakit burger
E. Penyakit arteri perifer
46
Tn. Antoni, usia 60 tahun datang ke iGD RS dengan keluhan
penurunan kesadaran, terpasang kateter foley sejak seminggu
yang lalu karena kesulitan BAK. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 70/40 mmHg, tidak respons
terhadap terapi cairan, denyut nadi 110 kali/menit, laju napas
24 kali/menit dan suhu aksila 38,50C. Pemeriksaan lain dalam
batas normal. Diagnosis yang tepat pada pasien diatas
adalah?
A. SIRS
B. Sepsis
C. Sepsis berat
D. Syok sepsis
E. Disfungsi multiorgan
Sepsis
SOFA Criteria
S. typhi masuk sampai usus halus menembus sel epitel ke lamina propria
difagosit makrofag berkembang biak dalam makrofag ke Plak Peyeri
KGB mesenterika duktus torasikus bakterimia ke hepar& lien
bakterimia dan diekskresikan bersama cairan empedu ke lumen usus
Pemeriksaan Penunjang
• Urobilinuria
Pemeriksaan • Hemoglobinuria
Urin
• Direct Coomb’s test (+)
• Indirect Coomb’s test (+)
Coomb’s test
ROULEAUX FORMATION
Rouleaux formation
(eritrosit tumpuk uang
logam)
240
Transfusi Darah
Transfusi Darah
Jenis Darah Indikasi
Quartana
Tropika /
subtertiana
Gambaran Hapusan Darah
Tepi
Plasmodium falciparum Plasmodium vivax
• Perbandingan
panjang:lebar kepala
Brugia malayi 2:1
• Inti tidak teratur
• Inti di ekor 2-5 buah
• Perbandingan
panjang:lebar kepala
Brugia timori 3:1
• Inti tidak teratur
• Inti di ekor 5-8 buah
Patofisiologi
Filariasis
• Pemeriksaan penunjang:
• Deteksi mikrofilaria di darah
• Deteksi mikrofilaria di kiluria dan cairan hidrokel
• Antibodi filaria, eosinofilia
• Biopsi KGB
• Pengobatan:
• Tirah baring, elevasi tungkai, kompres
• Antihelmintik (ivermectin, DEC, albendazole)
• DEC: 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari
• Ivermectin hanya membunuh mikrofilaria: 150 ug/kgBB SD/6 bln, atau /tahun bila
dikombinasi dengan DEC SD
• DEC + Albendazol 400 mg/tahun selama 5 tahun
• Suportif
• Pengobatan massal dengan albendazole + ivermectin (untuk endemik Onchocerca
volvulus) atau albendazole + DEC (untuk nonendemik Onchocerca volvulus) guna
mencegah transmisi
• Bedah (untuk kasus hidrokel/elefantiasis skrotal)
• Diet rendah lemak dalam kasus kiluria
A. Limfangitis akut
B. Miksedema
C. Filariasis
D. Limfadenopati
E. Limfangioma
55
Sdr. Rudi, usia 26 tahun datang ke praktik dokter umum dengan keluhan diare. Diare sudah dialami
4 hari, frekuensi 3-4 kali/hari, disertai rasa tidak nyaman di perut. Pasien merupakan seorang
wisatawan. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 kali/menit, laju
pernapasan 20 kali/menit, suhu 37,80C. Hasil pemeriksaan feses didapatkan gambaran seperti
dibawah ini :
First
• Metronidazole
• 15 mg/kg/hari, 3 kali sehari selama 5-7 hari
• Tinidazole
• Untuk anak >3 tahun
Second • Furazolidone
• 6 mg/kg/hari, 4 kali sehari, selama 10 hari
• Albendazole
KALDU SELENIT
• AGAR Eosin
Methylene Blue
(EMB)
• AGAR MacCONKEY
• AGAR Salmonela
• TSI (Triple Sugar Iron) Shigella (SS)
• Slant/aerobic
• Butt/anaerobic
• KIA (Kligler Iron Agar)
Tes MIU (Motility, Indolase,
and Urease production)
• Untuk menunjukkan adanya flagel/alat gerak bakteri, serta produksi indolase dan
urease
• Sering dipakai untuk membedakan salmonella dengan shigella
Vibrio cholerae
E. coli MOTIL
Salmonella
Klebsiella
NON
MOTIL
Shigella disentriae
A. Salmonella sp
B. Salmonella typhi
C. Shigella
D. Amoeba
E. E.coli
57
An. Budi usia 5 tahun datang ke RS dengan keluhan
lebam-lebam pada lutut dan kaki. Paman pasien juga
sering mengalami hal yang sama. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan bleeding time normal, clotting
time memanjang, PT normal dan APTT memanjang.
Diagnosis yang paling tepat pada kasus ini adalah?
A. Hemofilia
B. Talasemia
C. Rematoid juvenile
D. Kekurangan besi
E. Kekurangan vitamin B12
Hemofilia
• Hemophilia is the most common inherited bleeding
disorder.
• There are:
• Hemophilia A : deficiency of factor VIII
• Hemophilia B : deficiency of factor IX (christmas disease)
• X-linked recessive disorders
Hemofilia
• Bleeding:
• usually deep (hematoma, hemarthrosis)
• spontaneous or following mild trauma
• Type:
• Hemarthrosis
• Hematoma
• intracranial hemorrhage
• Hematuria
• Epistaxis
• Bleeding of the frenulum (baby)
A. Hemofilia
B. Talasemia
C. Rematoid juvenile
D. Kekurangan besi
E. Kekurangan vitamin B12
58
Anak Feni usia 5 tahun datang dibawa ibunya ke UGD RS
dengan keluhan lemas. Keluhan disertai mudah lelah dan
perut membuncit sejak usia 3 tahun. Riwayat transfusi
berulang sebanyak 5 kali. Pemeriksaan fisik didapatkan facies
colley (+), konjungtiva pucat, hepar dan lien teraba membesar.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 5 gr/dl, leukosit
9.000/mm3, trombosit 200.000/mm3, retikulosit 30%, Fe
serum 3 gr, TIBC 30 mg. Diagnosis yang tepat adalah?
A. Thalasemia
B. Anemia defisiensi besi
C. Anemia penyakit kronis
D. Anemia keganasan
E. Anemia aplastik
Thalasemia
• Penyakit genetik dgn supresi produksi hemoglobin karena defek pada
sintesis rantai globin (pada orang dewasa rantai globin terdiri dari
komponen alfa dan beta)
• Diturunkan secara autosomal resesif
• Secara fenotip :
• Mayor (transfusion dependent)
• Intermedia (gejala klinis ringan, jarang butuh transfusi)
• Minor/Trait (asimtomatik)
• Secara genotip :
• Thalassemia beta yang mayoritas ditemukan di Indonesia
• Tergantung tipe mutasi, bervariasi antara ringan (β++, β+) ke berat (β0)
• Thalassemia alfa
• α-thal 2/silent carrier state: delesi 1 gen
• α -thal 1/α -thal carrier: delesi 2 gen: anemia ringan
• Penyakit HbH: delesi 3 gen: anemia hemolitik sedang, splenomegali
• Hydrops foetalis / Hb Barts: delesi 4 gen, mati dalam kandungan
Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan : pucat, lemas
• Riwayat keluarga +
• Riwayat transfusi
Pemeriksaan Fisik
• Anemia kronik, hepatosplenomegali, ikterik
• Perubahan penulangan, osteoporosis
• Perubahan bentuk wajah facies cooley
• Hiperpigmentasi kulit akibat penimbunan besi
Laboratorium
• “Hair on end” pd foto kepala
• Apusan darah: mikrositik, hipokrom, anisositosis, poikilositosis, sel
target, fragmented cell, normoblas +, nucleated RBC, howell-Jelly
body, basophilic stippling
• Analisis Hb
Laboratorium Thalasemia
Apusan Darah Tepi Facies Colley dan “Hair on
End”
Medikamentosa
Splenektomi
Terapi gen
59
An. Dewi, 10 tahun dibawa orang tuanya dengan keluhan
lemas, sering mimisan dan demam. Terdapat riwayat bila
demam pasien diberi minum antibiotik oleh orang tuanya.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan pansitopenia, anemia
normositik normokromik. Gambaran darah tepi limfositosis
relatif, neutropenia, tidak ada sel granulasi imatur dan
polikromasi eritrosit. Pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis adalah?
A. Indeks besi darah
B. Kadar B12 dan asam folat
C. Biopsi sumsum tulang
D. Coomb test
E. Kadar bilirubin direct/indirect
Anemia
Anemia Aplastik
• Anemia aplastik adalah anemia yang ditandai
dengan Pansitopenia (anemia, lekopenia dan
trombositopenia) dalam darah tepi disertai
hiposelularitas dari sumsum tulang.
• Gejala klinis :
• Perdarahan karena trombositopenia
• Anemia
• Demam akibat infeksi leukopenia
Gold Standart
• Bone Marrow Puncture : dry aspirate, hypocellular
with fat (>70% yellow marrow)
A. Indeks besi darah
B. Kadar B12 dan asam folat
C. Biopsi sumsum tulang
D. Coomb test
E. Kadar bilirubin direct/indirect
60
By. Adelia, usia 8 bulan, tidak mau makan dan malas
minum ASI. Anak terlihat lemas dan lesu. Hasil
laboratorium darah lengkap Hb 6,5 gr/dl, leukosit dan
trombosit dalam batas normal. Indeks eritrosit MCV 70 fl,
MCH 22 pg. Gambaran darah tepi didapatkan sel pensil
(+) dan sel target (+). Apa diagnosis kasus di atas?
A. Thalasemia
B. Anemia defisiensi Fe
C. Anemia defisiensi vitamin B12
D. Anemia hemolitik
E. Anemia sideroblastik
Anemia
Diagnosis
Gambaran Apusan Darah Tepi
• Normokrom normositer
• Sel target
• Sel pensil
Tatalaksana Menurut IDAI
Dosis Suplementasi Besi
A. Thalasemia
B. Anemia defisiensi Fe
C. Anemia defisiensi vitamin B12
D. Anemia hemolitik
E. Anemia sideroblastik
61
By. Adelia, usia 8 bulan, tidak mau makan dan malas
minum ASI. Anak terlihat lemas dan lesu. Hasil
laboratorium darah lengkap Hb 6,5 gr/dl, leukosit dan
trombosit dalam batas normal. Indeks eritrosit MCV 70 fl,
MCH 22 pg. Gambaran darah tepi didapatkan sel pensil
(+) dan sel target (+). Pemeriksaan apa yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis kasus di atas?
A. SI, TIBC, Feritin serum
B. Serum vitamin B12
C. Asam folat
D. Sumsum tulang
E. Test Coomb
Diagnosis Anemia Defisiensi
Besi
A. SI, TIBC, Feritin serum
B. Serum vitamin B12
C. Asam folat
D. Sumsum tulang
E. Test Coomb
62
An. Putu, usia 7 tahun dibawa ke dokter oleh orang
tuanya dengan keluhan pucat, lemas dan sering
berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik anak tampak
pucat, konjungtiva anemis, atrofi papil lidah (+). Temuan
hasil laboratorium yang paling mungkin pada kasus
tersebut adalah?
A. SI naik, TIBC naik, Feritin turun
B. SI turun, TIBC naik, Feritin turun
C. SI turun, TIBC naik, Feritin naik
D. SI naik, TIBC turun, Feritin turun
E. SI naik, TIBC naik, Feritin naik
Anemia Normokrom
Normositer
A. SI naik, TIBC naik, Feritin turun
B. SI turun, TIBC naik, Feritin turun
C. SI turun, TIBC naik, Feritin naik
D. SI naik, TIBC turun, Feritin turun
E. SI naik, TIBC naik, Feritin naik
63
An. Uki berusia 5 tahun dibawa ke Rumah Sakit oleh
orang tuanya dengan keluhan pucat sejak 1 minggu yang
lalu. Keluhan disertai dengan lemas dan nafsu makan
menurun sejak 6 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat. Hasil laboratorium
didapatkan Hb 6,8 gr/dl, MCV 70 fl, MCH 30 pg. Apa
tatalaksana yang tepat?
A. Besi elemental
B. Vitamin K
C. Vitamin B12
D. Kalium
E. Asam folat
Anemia Defisiensi Besi
Tatalaksana Menurut IDAI
Dosis Suplementasi Besi
A. Besi elemental
B. Vitamin K
C. Vitamin B12
D. Kalium
E. Asam folat
64
Laki-laki 52 tahun dengan keluhan sesak saat berjalan
100 m, diperberat jika berbaring dan berkurang saat
duduk. Pasien memiliki riwayat hipertensi 5 tahun. Pada
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah
160/100 mmHg. Pemeriksaan fisik ditemukan edema
pretibia dan JVP 5+2 cm . Apa kelainan anatomis dr
penyakit jantung tersebut?
A. Regurgitasi mitral
B. Regurgitasi trikuspid
C. VSD
D. Stenosis aorta
E. Stenosis pulmonal
Pembahasan
• Pasien memiliki keluhan utama yaitu dyspnea on
effort dengan berjalan kaki 100 meter disertai
dengan orthopnea gagal jantung
• Gagal jantung yang mana harus dilihat lagi dengan
keluhan-keluhan lain yang ada pasien ada
edema di pretibial (pitting edema) dan JVP yang
meningkat gagal jantung kanan atau gagal
jantung kiri yang meluas ke kanan
• Faktor Risiko pasien ini adalah hipertensi HHD
pelebaran katup mitral regurgitasi gagal
jantung kiri yang meluas ke kanan
A. Regurgitasi mitral
B. Regurgitasi trikuspid
C. VSD
D. Stenosis aorta
E. Stenosis pulmonal
65
Pasien laki-laki berusia 50 tahun datang dengan
tekanan darah 150/90 mmHg. Apa kelainan yang
dapat terjadi jika keluhan tersebut tidak diobati pada
pasien?
A. Hiperplasia
B. Metaplasia
C. Hipertrofi
D. Aplasia
E. Atrofi
Pembahasan
• Ketika pasien memiliki faktor risiko hipertensi, otot
jantung akan dipaksa untuk bekerja lebih keras.
• Jika suatu jaringan harus bekerja lebih keras untuk
mencapai fungsinya hiperplasia atau hipertrofi
• Hiperplasia penambahan jumlah sel ingat
bahwa sel jantung tidak dapat lagi membelah
• Hipertrofi penambahan ukuran atau volume dari
suatu sel pada pasien hipertensi HHD
A. Hiperplasia
B. Metaplasia
C. Hipertrofi
D. Aplasia
E. Atrofi
66
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar ke
bahu kiri. Keluhan disertai keringat dingin dan muntah.
Durasi lebih dari 30 menit. Pada Pemeriksaan tanda vital
ditemukan tekanan darah 160/100 mmHg. Apa
pemeriksaan penunjang pertama kali yg dilakukan?
A. EKG
B. Echocardiography
C. Enzim jantung
D. CT-Scan
E. USG Jantung
Pembahasan
• Pasien ini sudah pasti Acute Coronary Syndrome
(ACS)
• Pasien ACS akan dibagi menjadi peningkatan ST
elevasi atau tidak (dari EKG)
• Jika ada peningkatan ST elevasi STEMI
• Jika tidak ada peningkatan ST elevasi NSTEMI
atau UAP tergantung ada atau tidak peningkatan
enzim jika ada NSTEMI
A. EKG
B. Echocardiography
C. Enzim jantung
D. CT-Scan
E. USG Jantung
67
Pasien laki-laki 50 tahun keluhan nyeri jari kaki. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan rutin konsumsi obat
hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah 160/110 mmHg,
nafas 12 kali/menit, nadi 88 kali/menit, suhu 36,8oC.
Dilakukan pemeriksaan asam urat didapatkan 10 mg/dl.
Obat hipertensi apa yg memperparah keadaan pasien ?
A. Captopril
B. Amlodipin
C. Hidroklorothiazid
D. Valsartan
E. Verapamil
Pembahasan
• Soal ini menggiring ke pokok permasalahan
antihipertensi yang kontraindikasi pada pasien
dengan gout atau asam urat yang tinggi.
• Obat antihipertensi yang dapat menaikkan kadar
asam urat adalah diuretic, dalam hal ini HCT karena
bekerja di renal.
A. Captopril
B. Amlodipin
C. Hidroklorothiazid
D. Valsartan
E. Verapamil
68
Seorang laki2 berusia 62 th datang ke klinik dengan
keluhan badan terasa lemas. Riwayat diabetes melitus
dan hipertensi sejak 5 tahun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 140/90, nadi nafas suhu dalam
batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDP 120 GDPP 250 Ureum 70 Kreatinin 1,9.
Pemeriksaan urin ditemukan protein (+) glukosa (++)
leukosit 1-3/LPB eritrosit 1-2/LPB epitel (+).
Antihipertensi apakah yang tepat diberikan pada pasien?
• Candesartan
• Bisoprolol
• Diltiazem
• Hidroklorotiazid
• Propanolol
JNC VIII
• Candesartan
• Bisoprolol
• Diltiazem
• Hidroklorotiazid
• Propanolol
69
Seorang laki-laki usia 57 thn datang ke IGD dengan
keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke lengan kiri.
Terasa seperti ditindih. Nyeri dirasakan selama 30 menit.
Pasien pernah mengalami serangan jantung 2 bulan yang
lalu namun gejala sembuh sendiri. Tekanan darah 150/90
mmHg, nafas 28 kali/menit, nadi 95 kali/menit. Apakah
terapi awal yang sebaiknya diberikan pada pasien ini?
A. Diltiazem
B. Nitrogliserin sublingual
C. Morfin oral
D. Aspirin oral
E. Ketorolac
Tatalaksana ACS
• Nitrat / ISDN sublingual 5 mg bisa diulang 2 kali
lagi apabila masih nyeri
• Aspirin 4 x 80 mg
• Clopidogrel 4 x 75 mg
• Oksigen
• Morfin (jika dibutuhkan)
• VF
EKG
• SVT
• Atrial flutter
• AF
A. Ventrikel takikardi
B. Ventrikel fibrilasi
C. atrial fibrilasi
D. Atrial flutter
E. Torsade de Point
76
Seorang pasien laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan
tidak sadarkan diri dan kemudian diperiksa EKG.
Ditemukan hasil EKG sebagai berikut:
Uretritis
Human papiloma
Gonorea & non- Sifilis
virus (HPV)
spesifik
Moluskum
Candida Chancroid
contagiosum
Limfogranuloma
BV
venerum (LGV)
• Gejala
• Laki-laki
• Disuri, polikisuria
• Duh tubuh kental, warna putih atau kuning kehijauan, kadang
disertai darah
• Nyeri saat ereksi
• Perempuan
• Biasanya asimptomatik
• Duh tubuh kental, warna putih atau kuning kehijauan
Uretritis gonorea VS Uretritis
non-spesifik
• Gonorea Neisseria gonorhea
• Non-spesifik C. Trachomatis, Ureaplasma
urealyticum
• Kriteria Amsel
• Discharge putih keabuan
• pH >4,5
• Whiff test/tes amin (KOH10%): Discharge bau amis
• Mikroskopik: ditemukan clue cell
Trikomoniasis
• Etiologi: Trichomonas vaginalis
• Lipoma
Lipoma
• Tumor jinak jaringan lemak
• Gejala
• Asimptomatik
• Dapat membesar, tapi lambat
• PF: Massa lunak, mobile, berbatas tegas, tidak nyeri, dan
tidak ada tanda inflamasi
• Tatalaksana ekstraksi lipoma
A. Kista Ateroma memiliki pungta
B. Hematoma memar
C. Limfoma keganasan sel limfosit
D. Lipoma
E. Limfadenitis peradangan KGB: massa di daerah KGB
(lipat paha, leher, dll) konsistensi lunak atau fluktuatif,
eritema, disertai nyeri, dapat diikuti gejala sistemik
berupa demam
80
Wanita 25 tahun mengeluh muncul bercak putih di
punggung. Jika dalam pemeriksaan lampu wood
tampak bintik-bintik kuning keemasan, diagnosis
pasien ini adalah...
A. Psoriasis
B. Eritrasma
C. Pitriasis versikolor
D.Tinea korporis
E. Dermatitis alergi
Pemeriksaan Lampu wood
Pitriasis versikolor Tinea Eritrasma
DKA DKI
Etiologi Karet, logam, kosmetik, Baham kimia yang
perhiasan bersifat iritan:
detergen, asam, dll
Onset Akut Kronik
Gejala Gatal, kulit kering, Pedih, panas, terbakar,
eritema, skuama, eritema,edema, buka,
likenifikasi nekrosis
Pemeriksaan penunjang Uji tempel (patch test) Uji tempel (patch test)
Uji gores (scratch test)
Uji tusuk (prick test)
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Atopi
D. Psoriasis
E. Urtikaria
82
Seorang laki-laki 28 tahun datang dan mengeluhkan
muncul bercak merah di seluruh tubuh, seperti
berikut. Diagnosis yang mungkin untuk kasus ini
adalah...
A. Pitiriasis rosea
B. Pitiriasis versikolor
C. Tinea korporis
D. Pioderma
E. Leukoderma
Pitiriasis rosea
• Lesi pohon cemara Khas pitiriasis rosea
• Melanoma maligna
3 Keganasan kulit tersering
Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Basal Melanoma
Plak atau tumor padat Papul atau nodus Asimetri: bentuk lesi
yang permukaannya mengkilap yang berubah asimetri
berbenjol-benjol dan menjadi lesi ulseratif dan Border: tepi tidak tegas
dapat ditemukan ulkus di destruktif (ulkus roden) Color: warna ireguler
atasnya Diameter: >6mm
Elevation: lesi meninggi
A. Melasma
B. Nevus pigmentosa
C. Melanoma maligna
D. Karsinoma sel basal
E. Karsinoma sel skuamosa
84
Laki-laki 27 tahun datang dengan gatal kemerahan di
seluruh tubuh sejak 2 bulan ini. Gatal bertambah
berat bila cuaca dingin dan hilang dalam waktu ± 30
menit. Pemeriksaan Ice cube test (+). Diagnosis
pasien tersebut adalah…..
A. Urtikaria kronik
B. Dermatitis numularis
C. Dermatitis akut
D. Urtikaria akut
E. Malaria
• Gatal kemerahan di seluruh tubuh sejak 2 bulan,
gatal bertambah berat bila cuaca dingin dan hilang
dalam waktu ± 30 menit. Pemeriksaan Ice cube test
(+) urtikaria
Urtikaria
• Edema lokal yang timbul mendadak dan
menghilang perlahan-lahan, meninggi, berwarna
pucat (di tengah) dan kemerahan
• Pencetus
• Fisik: panas, dingin, UV, sinar matahari
• Gigitan serangga
• Makanan: telur, udang, ikan, kacang, dll
• Obat-obatan: NSAID, penisilin, dll
• Trauma fisik: pakaian, tas, dll
• Autoimun
Klasifikasi
• Waktu
• Akut (<6 ming atau 4 ming terus-menerus)
• Kronik (>6 ming)
• Morfologi klinis
• Papular : papul
• Gutata : sebesar tetesan air
• Girata : lebih besar dari gutata
• Luas dan dalamnya
• Lokal: karena gigitan serangga atau kontak
• Generalisata: karena makanan atau obat
• Angioedema
• Mekanisme
• Imunologik
• IgE hipersensitivitas tipe 1
• Komplemen hipersensitivitas tipe 2 dan 3
• Kontak hipersensitivitas tipe 4
• Non- imunologik
• Idiopatik
Urtikaria
• Pemeriksaan
• Eosinofil
• Uji gores/scratch test demografisme
• Predileksi:
• Bayi: wajah, pergelangan
tangan dan kaki, lutut
• Anak: lipat siku dan lutut,
fleksor, leher, kadang di
wajah dan kelopak mata
• Remaja dan dewasa: lipat
siku dan lutut, leher, dahi
dan sekitar mata, tangan
dan pergelangan tangan,
bibir, kelamin, puting susu,
kulit kepala
Dermatitis atopi
• Gatal
• Kulit kering
• Iktiosis : kulit seperti sisik ikan
• Gejala dan tanda atopi yang lain (asma, rhinitis
alergi, konjungtivitis alergi) pada pasien atau
keluarga
• Pencetus: emosi, bahan pakaian, dll
Tatalaksana
• Tidak memakai
• Pakaian ketat atau berbahan iritan (wol)
• Kosmetik, parfum, dan bahan iritan lainnya
• Menjaga kebersihan kulit dan pakaian
• Menjaga kelembaban kulit: hidrofilik urea 10%
• Kortikosteroid
• Kulit kepala: desonid krim 0,05%
• Likenifikasi: betametason valerat krim 0,1%
• Antihistamin
• CTM: 3x4 mg, Setirizin: 1x10 mg, loratadin: 1x10mg
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Dermatitis atopi
D. Dermatitis numularis
E. Neurodermatitis
86
Laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan
penglihatan menurun perlahan di kedua mata. Pasien
mengidap DM dan hipertensi lama. Pada pemeriksaan
funduskopi ditemukan cotton wool spot dengan
neovaskularisasi. Apa diagnosis yang paling tepat?
a. Ablasio retina
b. Katarak
c. Retinopati DM
d. Retinopati hipertensi
e. Degenerasi makula terkait usia
Pembahasan
• Laki-laki usia 55 tahun
• Sudah tua, penyakit degeneratif
• Penglihatan menurun perlahan di kedua mata
• Katarak? AMD? Retinopati diabetik? Edema makula?
• DM dan hipertensi lama
• Risiko retinopati diabetik dan hipertensif
• Cotton wool spot dengan neovaskularisasi
• Retinopati diabetik tipe proliferatif!
• Diagnosis?
Retinopati Diabetik
Nonproliferative diabetic retinopathy (NPDR)
• Mild: minimal 1 mikroaneurisma
• Moderate: perdarahan, mikroaneurisma, dan hard exudates
• Severe (4-2-1): perdarahan dan mikroaneurisma di 4 kuadran, venous beading di
2 kuadran, dan kelainan mikrovaskular intraretina pada 1 kuadran.
Proliferative diabetic retinopathy (PDR)
• Neovascularization: tanda paling khas PDR
• Perdarahan preretina
• Perdarahan vitreous
• Proliferasi jaringan fibrovaskular
• Ablasio retina traksional
Clinically significant Macular edema (bisa terjadi pada NPDR dan PDR)
Retinopati Diabetik
a. Ablasio retina
b. Katarak
c. Retinopati DM
d. Retinopati hipertensi
e. Degenerasi makula terkait usia
87
Bayi laki-laki usia 1 bulan dibawa ke dokter dengan
keluhan kedua matanya terus menerus berair hingga
membasahi pipi. Pada pemeriksaan fisik, tidak ada injeksi
konjungtiva, tidak ada sekret, tidak ada kesan
peningkatan tekanan intraokular per palpasi. Apakah
kemungkinan diagnosis yang paling tepat?
a. Epifora kongenital
b. Konjungtivitis sicca
c. Sindrom Horner
d. Obstruksi duktus nasolakrimal
e. Buftalmos kongenital
Pembahasan
• Usia 1 bulan, kedua matanya terus menerus berair
hingga membasahi pipi
• Produksi berlebihan atau drainase yang kurang?
• Tidak ada injeksi konjungtiva, tidak ada sekret,
tidak ada kesan peningkatan tekanan intraokular
per palpasi
• Belum ada infeksi, bukan glaukoma
• Diagnosis?
Etiologi Obstruksi Duktus
Nasolakrimal (ODNL) Kongenital
Etiologi Obstruksi Duktus
Nasolakrimal (ODNL) Kongenital
1. Kegagalan membran pada ujung duktus lakrimalis
(valve of Hasner) untuk membuka secara normal
pada saat lahir
2. Tidak adanya pungtum lakrimal
3. Sistem lakrimal yang sempit atau stenosis
4. Tulang hidung menutupi keluarnya duktus
lakrimal
Tanda dan gejala ODNL
Kengenital
• Epifora, pada minggu-minggu pertama kehidupan
• kelopak mata merah dan bengkak dengan sekret kuning kehijauan
karena drainase buruk (dakriosistitis)
Tatalaksana
• 90% membaik spontan dalam 1 tahun
• Masase lakrimal
• Antibiotik topikal, bila sekret mukopurulen
TIPS:
Naro BOMB jangan keliatan, jadi ya
MeiBOM di internal…
a. Kelenjar Zeiss
b. Kelenjar Moll
c. Kelenjar Meibom
d. Kelenjar nasolakrimal
e. Kalenjar lakrimal
95
Laki-laki berusia 32 tahun datang dengan keluhan
nyeri mata kanan disertai penglihatan buram. Pada
pemeriksaan mata didapatkan injeksi sklera (+), COA
didapatkan sel flare, keratik presipitat, dan efek
Tyndall (+). Tatalaksana yang paling tepat?
a. Steroid
b. Antibiotik
c. Antiviral
d. Asetazolamid
e. Kompres dingin
Efek Tyndall:
Peradangan pada bilik mata
depan
Penyebab Uveitis Anterior
Unilateral, akut (<3bulan)
• Idiopatik
• HLA-B27
• Behçet's disease
• Sarkoidosis
• Trauma
• Infections (herpes, CMV, syphilis, endophthalmitis)
Unilateral, kronik
• Infeksi (Herpes, retinal necrosis, CMV, Syphilis, Rubella)
• Sarkoidosis
• Endophthalmitis Kronik
Bilateral
• Sarcoidosis
• Lyme disease
• Fuchs heterochromic iridocyclitis (rare cause)
• Juvenile idiopathic arthritis
• Retinal necrosis
• Tubulointerstitial nephritis and uveitis syndrome
Gejala Uveitis Anterior
• Visus : biasanya tidak turun
• Conjunctiva: injeksi perilimbal (ciliary flush)
• Cornea: Keratic precipitates (KPs), keratopathy , stroma
• Anterior chamber: Flare, cells, hipopion (jika ada,
berhubungan dengan HLA-B27, Behçet disease
• Iris: sinekia posterior, atrofi iris, heterokromia,
iridosiklitis
• Lens dan vitreous: Posterior subcapsular cataracts (jika
sering iritis)
• Posterior segment: edema saraf optik, vasculitis,
retinochoroiditis.
Keratic precipitates (KPs),
Keratic precipitates (KPs),
Shaw JC. Acne: effect of hormones on pathogenesis and management. Am J Clin Dermatol. 2002;3(8):571-8.
WebMD. How Your Period Affects Acne.
a. Estrogen
b. Testosteron
c. LH
d. FSH
e. Progesteron
99
Tn. X, usia sekitar 35 tahun, dibawa oleh keluarga dengan
keluhan tidak bisa diajak berkomunikasi sejak 1 hari. Dua
tahun yang lalu pasien tervonis DM. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital, suhu 38,2°C, Nadi=102x/ment, TD
98/68 mmHg, dan frekuensi nafas 25x/menit.
Pemeriksaan tambahan: GDS 380 mg/dL dan Keton (+).
Hasil pemeriksaan analisis gas darah apa yang
diharapkan?
a. Normal
b. Asidosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Alkalosis metabolik
Soal Bonus
Ini adalah kasus ketoasidosis diabetik. Terjadi asidosis metabolik
a. Normal
b. Asidosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Alkalosis metabolik
100
Anak usia 12 tahun dibawa ibunya dengan keluhan
benjolan di leher sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengalami penurunan BB dan terlihat kurus. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/90 mmHg, nadi
120x/menit, napas 36x/menit, suhu 37,0°C, mata
menonjol keluar, benjolan berbatas tidak tegas,
permukaan licin, simetris, mobile, nyeri tekan tidak ada.
Diagnosis pada pasien tersebut adalah…
a. Nodul tiroid
b. Struma multinodular toksik
c. Penyakit Grave
d. Tiroiditis Hashimoto
e. Karsinoma coli
Hipertiroidisme
• Hipertiroidisme: kelenjar produksi tiroid berlebihan
• Tirotoksikosis: gejala klinis akibat peningkatan
tiroid dalam darah
• Penyakit Graves: penyakit autoimun penyebab
sebagian besar kasus hipertiroidisme
Diagnosis penyakit Graves
TIROTOKSI
KOSIS
STRUMA
DIFUS
OFTALMOPATI
Spesifik untuk Penyakit
Graves
• Oftalmopati
• spasme kelopak mata atas dengan retraksi
• gerakan kelopak mata yang lamban
• eksoftalmus dengan proptosis
• pembengkakan supraorbital dan infraorbital
• Edema pretibial
• Kemosis
• Ulkus kornea
• Dermopati
• Akropaki
• Bruit
Tirotoksikosis
• Berdebar-debar
• Tremor
• Iritabilitas
• Intoleran terhadap panas
• Keringat berlebihan
• Penurunan berat badan
• Peningkatan rasa lapar
• Diare
• Gangguan reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)
• Mudah lelah
• Pembesaran kelenjar tiroid
• Sukar tidur
• Rambut rontok
Diagnosis Banding
CARA INGAT:
Hanya di Kwarshiorkor yang ada O nya. O melambangkan Oedema.
Oedema ini akibat kekurangan protein kronik.
Variasi soal
Bagaimana penampakan
orang dengan tipe gabungan
marasmik-kwarshiorkor?
KEP berat
1. Marasmus
a. Tampak sangat kurus,tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Cengeng rewel
d. Baggy pants appearance
e. Perut cekung
f. Iga gambang
2. Kwashiokor
a. Edema dan perut buncit
b. Wajah membulat dan sembab
c. Mata sayu
d. Rambut tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
rontok
e. Perubahan status mental, apatis dan rewel
f. Pembesaran hati
g. Hipotrofi otot
h. Kulit coklat kehitaman dan terkelupas
3. Marasmik- kwashiorkor
Campuran kwashiorkor dan marasmus, dengan BB/U< 60 % baku median
WHO-NCHS disertai oedema yang tidak mencolok.
(DEPKES RI. 1999)
a. Marasmus
b. Kwashiorkor
c. Marasmus-kwarshiorkor
d. Anemia defisiensi besi
e. Gangguan ginjal akut
108
Perempuan datang dengan keluhan terdapat pembesaran pada
leher bagian depan. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, semua
dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik benjolan nodular
bilateral dan bergerak dengan gerakan menelan. Tidak ada
penurunan berat badan, tidak ada gampang berkeringat, tidak ada
rasa berdebar-debar, dan hanya kadang merasa lelah jika bekerja
sampai larut malam. Dari pemeriksaan kadar T4 dan T3, didapatkan
hasil normal. Kadar TSH juga masih dalam batas normal. Apa
diagnosa pada kasus diatas?
a. Normal
b. Struma nodosa non toksik
c. Tirotoksikosis
d. Penyakit Graves
e. Tiroiditis Hashimoto
Soal to the POIN
Pembesaran kelenjar tiroid tanpa gejala
hiper/hipotiroid dan kadar TSH,T4,T3 yang normal
adalah struma nodosa nontoksik.
a. Normal
b. Struma nodosa non toksik
c. Tirotoksikosis
d. Penyakit Graves
e. Tiroiditis Hashimoto
109
Laki-laki, 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
berdebar-debar sejak 2 hari yang lalu. keluhan disertai
keringat berlebih dan pasien merasa makan banyak namun BB
tidak bertambah. Berat badan saat ini 46 kg, tinggi 154 cm, TD
120/80 mmHg, N 100 x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu
37,6°C. Apa tatalaksana medikamentosa yang akan anda
diberikan?
a. PTU 300 mg dosis tunggal
b. PTU 100 mg dosis terbagi
c. PTU 300 mg dosis terbagi
d. PTU 600 mg dosis tunggal
e. PTU 100 mg dosis tunggal
Penatalaksanaan
Komprehensif Tirotoksikosi
Penatalaksanaan
1. Pemberian obat simptomatis
2. Propanolol dosis 40-80 mg dalam 2-4 dosis.
3. PTU 300-600 mg dalam 3 dosis bila klinis Graves jelas
• Fraktur Galeazzi
Berbagai macam fraktur
• Galeazzi
• Montegia
• Colles
• Smith
Galeazzi VS Montegia
• Galeazzi
• Dislokasi radioulnar
• Fraktur 1/3 distal radius
• Montegia
• Dislokasi head radius
• Fraktur ½ proksimal ulna
• GFR-MU
Galeazzi Fraktur Radius
Montegia fraktur Ulna
Colles Vs Smith
• Colles
• Terjatuh dengan tangan
ekstensi
• Fragmen distal yang mengalami
fraktur, terletak pada bagian
palm/punggung tangan mirip
fork/garpu
• Smith
SMITH
• Terjatuh dengan tangan fleksi
• Fragmen distal yang mengalami COLLES
fraktur, terletak pada bagian
volar/telapak
• collES EkStensi
• smIth Inward/fleksi
A. Fraktur Galeazzi
B. Fraktur Smith
C. Fraktur Colles
D. Fraktur Montegia
E. Fraktur Ulnaris
113
Anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan nyeri
tungkai kanan bawah sejak 6 bulan lalu. Keluhan
disertai keluar nanah dari tungkai kanan.
Sebelumnya, pasien mengalami fraktur tungkai
bawah kanan, tapi tidak diobati. Dari foto X-Ray
didapatkan gambaran sebagai berikut. Diagnosis
kasus ini adalah
A. Osteomielitis kronis
B. Osteomielitis akut
C. Osteosarkoma
D. Fraktur malunion
E. Fraktur non-union
• Nyeri tungkai kanan bawah sejak 6 bulan lalu
• Keluhan disertai keluar nanah dari tungkai kanan
• Sebelumnya, pasien mengalami fraktur tungkai
bawah kanan, tapi tidak diobati
• Osteomielitis
Osteomielitis
• Demam
• Tanda-tanda radang di lokasi
osteomielitis: edema, nyeri, hangat
• Leukositosis
• Xray:
• Selulitis
• Sequestrum: serpihan tulang yang
sudah mati
• Involucrum: tulang yang baru
terbentuk
• Pada kasus, terdapat riwayat fraktur yang tidak
diobati neglected fracture
• Neglected fracture dapat menimbulkan komplikasi
berupa osteomielitis kronik
A. Osteomielitis kronis
B. Osteomielitis akut
C. Osteosarkoma
D. Fraktur malunion
E. Fraktur non-union
114
Laki-laki 21 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan rasa
terbakar dan kesemutan pada tungkai kanan. Saat ini
pasien tidak dapat menggerakkan kakinya. Saat
digerakkan secara pasif, pasien merasa nyeri.
Sebelumnya, kakinya terbentur keras saat bermain
sepakbola. Pada pemeriksaan, didapatkan nyeri, pucat,
bengkak, dan pulsasi distal melemah. Diagnosis pada
pasien ini adalah.....
A. Ankle sprain
B. Compartement Syndrome
C. Dislokasi Genu
D. Dislokasi Ankle
E. Fraktur tibia
• Rasa terbakar dan kesemutan pada tungkai kanan
• Tidak dapat menggerakkan kakinya
• Saat digerakkan secara pasif, pasien merasa nyeri
• Sebelumnya, kakinya terbentur keras saat bermain
sepakbola
• PF: nyeri, pucat, bengkak, dan pulsasi distal melemah
• Sindrom kompartemen
Sindrom Kompartemen
6P
• Painfull
• Pallor/Pucat
• Parestesia
• Paralisis
• Pulseless
• Poikilotermia/suhu dingin
115
Laki-laki 28 tahun, pemain sepakbola mengeluh nyeri
kemerahan di daerah betis kanan. Tampak massa
pada pertengahan betis. Diagnosa yang paling
mungkin pada kasus di atas adalah......
A. Ruptur M. gastrocnemius
B. Strain M. gastrocnemius
C. Tendinitis
D. Rhabdomiosarkoma
E. Osteoartritis
• Nyeri kemerahan di daerah betis kanan
• Tampak massa pada pertengahan betis
• Ruptur M. gastrocnemius
Ruptur gastrocnemius
• Fobia sosial
Fobia Sosial
• Takut akan kondisi sosial, termasuk
• Berinteraksi sosial (misalnya berbicara dengan
orang)
• Diamati (misalnya saat sedang makan)
• Di depan orang banyak (misalnya memberi
pidato)
Bedakan.!
• Skizofrenia paranoid
SPEKTRUM SKIZOFRENIA
Yang
termasuk
• Gejala psikosis gejala psikosis
hanya 3 ini.!
• Gejala lainnya
• Delusi/waham
• Katatonia
• Halusinasi • Gejala negatif
• Gangguan bicara
Deskripsi Waktu
• Gangguan somatisasi
Gangguan somatoform dan
factitious
Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit serius hanya
berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis agar terlihat sakit
(contoh: sengaja minum antikoagulan agar mengalami hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya (contoh:
berpura-pura sakit karena mau menghindari panggilan sidang
pengadilan).
BIAR INGET..!!
•Semua gejala ada, mulai dari pusing, sakit perut, mual, pegal-
omatisasi
pegal
• Klasifikasi
• Bipolar 1: manik + depresi
• Bipolar 2: hipomanik + depresi
A. Skizoafektif dengan manik
B. Manik dengan gejala psikotik
C. Depresi berat dengan gejala psikotik
D. Gangguan bipolar episode kini depresif
E. Gangguan bipolar episode kini manik
137
Wanita 40 tahun dibawa keluarganya karena sering
berperilaku aneh sejak 2 minggu ini. Pasien tampak
bicara dan tertawa sendiri. Pasien mengaku sering
melihat arwah suaminya dan arwah tersebut
mengikutinya. Keluhan ini muncul setelah suami pasien
dibunuh oleh perampok yang masuk ke rumahnya 2
minggu lalu. Diagnosis yang sesuai untuk pasien adalah...
A. Stres akut pasca trauma
B. Skizofrenia
C. Depresi berat dengan ciri psikotik
D. Psikotik akut
E. Ansietas
• Berperilaku aneh sejak 2 minggu ini
• Tampak bicara dan tertawa sendiri
• Melihat arwah suaminya dan arwah tersebut
mengikutinya
• Keluhan ini muncul setelah suami pasien dibunuh
oleh perampok yang masuk ke rumahnya 2 minggu
lalu
• Psikotik akut
SPEKTRUM SKIZOFRENIA
Yang termasuk
Gejala psikosis gejala psikosis
hanya 3 ini.!
1. Delusi/waham • Gejala lainnya
• Katatonia
2. Halusinasi • Gejala negatif
3. Gangguan bicara
Deskripsi Waktu
• Masokisme
Gangguan seksual
Nama Gangguan Deskripsi
Voyeuristic Senang mengintip orang yang sedang telanjang,
membuka baju, atau berhubungan seksual (tanpa
sepengetahuan orang tersebut).
• Exhibitionist (exhibition =
pameran): suka
memamerkan alat kelamin
• Vaginismus
VAGINISMUS
• Spasme otot di daerah vagina secara involunter,
persisten, dan rekuren
• Gangguan tersebut menyebabkan tekanan dan
ganggun interpersonal
• Gangguan tidak termasuk aksis sebelumnya
(somatisasi, pengobatan, dll)
A. Voyerisme
B. Serangan panik
C. Fetihisme
D. Trauma psikologis
E. Vaginismus
140
Seorang wanita 25 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan selalu merasa cemas jika keluar rumah. Keluhan
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien selalu merasa
takut keluar rumah, selalu cemas dan curiga. Jika
dipegang, pasien langsung menghindar dan ketakutan.
Sebelumnya tas dan barang-barang pasien dicuri ketika
sedang berbelanja. Diagnosis yang mungkin adalah...
A. Gangguan cemas
B. Gangguan obsesi kompulsif
C. Serangan panik
D. Skizofrenia
E. Malingering
• Sejak 2 minggu: takut keluar rumah, selalu cemas
dan curiga
• Jika dipegang, pasien langsung menghindar dan
ketakutan.
• Sebelumnya tas dan barang-barang pasien dicuri
ketika sedang berbelanja
• Skizofrenia hebefrenik
SPEKTRUM SKIZOFRENIA
Yang
termasuk
• Gejala psikosis gejala psikosis
hanya 3 ini.!
• Gejala lainnya
• Delusi/waham • Katatonia
• Halusinasi • Gejala negatif
• Gangguan bicara
Deskripsi Waktu
Psikosis Min 1 gejala psikosis < 1 bulan
akut
Skizofrenifo Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan, tetapi tidak bertahan hingga 6
rm bulan
Skizofrenia Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan dan bertahan hingga 6 bulan
(tanpa obat)
Skizoafektif Min 2 gejala psikosis +
mania atau depresi
BIAR INGET..!!
• PSIKOSIS AKUT: gejala psikosis tidak sampai 1 bulan
• Klasifikasi
• Bipolar 1: manik + depresi
• Bipolar 2: hipomanik + depresi
PSIKOFARMAKA
• Antipsikotik
• Generasi 1/tipikal : haloperidol, klorpromazin
• Generasi 2/atipikal: risperidon 2 x 1mg
• Mood stabilizer (untuk bipolar)
• Litium 3 x 300mg
• Asam valproat 3 x 250mg
• Antidepresan (untuk depresi dan bipolar episode
depresi)
• Fluoksetin 1 x 20mg
• Sertralin 1x 50mg
A. Litium
B. Risperidon
C. Fluoksetin
D. Amitriptilin
E. Diazepam
143
Laki-laki berusia 40 tahun dibawa keluarganya dengan
keluhan gelisah sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan
disertai banyak bicara yang masih dapat dimengerti dan
sulit dihentikan. Pasien merasa diri sangat hebat dan
dapat mengobati orang sakit karena diutus Tuhan.
Keadaan seperti ini sudah kambuh 2 kali, diantara
kekambuhan tersebut pasien sembuh sempurna. Pada
pemeriksaan tidak didapatkan kelainan organik. Apakah
diagnosis pada pasien ini?
A. Gangguan bipolar episode manik
B. Skizofrenia paranoid
C. Gangguan waham menetap
D. Gangguan obsesif
E. Gangguan kompulsif
• Gelisah sejak 2 minggu yang lalu
• Banyak bicara yang masih dapat dimengerti dan
sulit dihentikan.
• Merasa diri sangat hebat dan dapat mengobati
orang sakit karena diutus Tuhan
• Keadaan seperti ini sudah kambuh 2 kali, di antara
kekambuhan tersebut pasien sembuh sempurna
• Klasifikasi
• Bipolar 1: manik + depresi
• Bipolar 2: hipomanik + depresi
A. Gangguan bipolar episode manik
B. Skizofrenia paranoid
C. Gangguan waham menetap
D. Gangguan obsesif
E. Gangguan kompulsif
144
Seorang laki-laki usia 32 tahun dibawa oleh keluarganya
karena sejak 2 bulan lalu sering marah-marah. Ia
mengatakan ada yang membisikinya bahwa tetangganya
membicarakan hal buruk tentangnya. Ia juga mengatakan
bahwa dirinya adalah Tuhan yang bisa melihat masa lalu
dan masa depan serta bisa melihat hari kiamat. Salah
satu waham yang dimiliki pasien adalah…
A. Waham kebesaran
B. Waham berdosa
C. Waham derealisasi
D. Waham keagamaan
E. Waham paranoid
• 2 bulan lalu: marah-marah.
• Ia mengatakan ada yang membisikinya bahwa
tetangganya membicarakan hal buruk tentangnya
waham paranoid
• Ia juga mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan
yang bisa melihat masa lalu dan masa depan serta
bisa melihat hari kiamat waham kebesaran
WAHAM: kepercayaan kuat
yang hanya dimiliki diri sendiri
Jenis waham Deskripsi
Persecutory/paranoid Percaya bahwa dirinya akan disakiti orang lain.
Referential/rujukan Percaya bahwa peristiwa tertentu merupakan pertanda yang ditujukan
bagi dirinya.
Grandiose/kebesaran Percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan hebat, kaya, atau
terkenal.
Erotomania Percaya bahwa orang lain jatuh cinta dengan dirinya.
Nihilistik Percaya bahwa akan terjadi bencana besar.
Somatik Kepercayaan yang berhubungan dengan kesehatan atau fungsi organ.
Thought withdrawal Percaya bahwa pikirannya telah diambil kekuatan luar.
Thought insertion Percaya bahwa ada pikiran yang dimasukkan kekuatan luar.
Delusion of control Percaya bahwa tindakannya dikendalikan kekuatan luar.
A. Waham kebesaran
B. Waham berdosa
C. Waham derealisasi
D. Waham keagamaan
E. Waham paranoid
145
Anak 12 tahun diantar ibunya berobat dengan
keluhan mendadak buta dan nyeri kepala. Keluhan
muncul saat anak melihat kedua orangtuanya
bertengkar. Pada pemeriksaan, tidak ditemukan
kelainan. Diagnosis pada pasien adalah...
A. Gangguan penyesuaian
B. Gangguan konversi
C. Gangguan somatisasi
D. Malingering
E. Gangguan kepribadian
• keluhan mendadak buta dan nyeri kepala
• Keluhan muncul saat anak melihat kedua
orangtuanya bertengkar
• Gangguan konversi
Gangguan somatoform dan
factitious
Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit serius hanya
berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis agar terlihat
sakit (contoh: sengaja minum antikoagulan agar mengalami
hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya (contoh:
berpura-pura sakit karena mau menghindari panggilan sidang
pengadilan).
BIAR INGET..!!
•Semua gejala ada, mulai dari pusing, sakit perut, mual, pegal-
omatisasi
pegal
• Cara ingat
• 3 bulan terdengar oleh doppler (alat canggih)
• 4 bulan terasa gerakan janin oleh ibu yang sudah pengalaman
(multigravida), kalau yang belum pengalaman (primigravida)
terasa 4,5 bulan
• 5 bulan terdengar oleh fetoskop (alat kuno)
A. >8 minggu
B. >12 minggu
C. >16 minggu
D. >20 minggu
E. >24 minggu
147
Wanita 20 tahun G2P1A0 hamil 33 minggu datang
dengan keluhan keluar darah dari lubang kemaluan
tanpa rasa nyeri. Pada pemeriksaan, tinggi fundus
uteri sesuai dengan usia kehamilan. Apa
pemeriksaan penunjang yang paling akurat dalam
mendiagnosis pasien tersebut?
A. USG transabdominal
B. USG transvaginal
C. USG transperineal
D. USG Doppler
E. MRI
• Keluar darah tanpa rasa nyeri curiga plasenta
previa USG transvaginal (PPV 98% & NPV 100%)
• Salpingitis
Salpingitis
• Endometritis
Endometritis
• Endometriosis
Endometriosis
• Gejala
• Nyeri perut bawah, nyeri goyang serviks, nyeri tekan
adneksa Ditemukan pada PID, KET, dan apendisitis
• Demam
• Dispareunia
• Perdarahan post-koitus
• Gangguan menstruasi: menoragia, metroragia
• Duh vagina
IUD
• Cara kerja
• Memicu reaksi inflamasi menghalangi fertilisasi
• IUD jenis tertentu (MIRENA) ditambahkan progesteron untuk mengentalkan
lendir dan mengganggu pergerakan tuba
• Pemasangan
• Postpartum
• Langsung setelah plasenta lahir (<20 menit) atau dalam 48 jam postpartum
• > 4 minggu setelah melahirkan
• Saat haid pasien pasti tidak hamil, pemasangan lebih mudah, nyeri berkurang
• Follow up: 1 minggu dan 3 bulan setelah pemasangan, kemudian tiap 6
bulan
• Komplikasi: infeksi, perforasi, jika terjadi kehamilan bayi berisiko cacat
• Efek samping:
• Perdarahan setelah pemasangan hilang setelah 1 minggu
• Nyeri dan kram perut bawah
• Gangguan pada suami saat berhubungan benang IUD dipotong atau diselipkan
• Kontraindikasi
• Sedang hamil
• Infeksi di daerah genital, PID, paska abortus septik
• Kanker endometrium, kanker serviks
A. Kanker serviks
B. Kista ovarium
C. Penyakit radang panggul
D. Abses tuba falopi
E. Mioma uteri
154
Wanita 30 tahun dibawa ke UGD dengan perdarahan
pada jalan lahir setelah melahirkan di bidan 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan, didapatkan fundus uteri teraba 3
jari di bawah pusat dengan uterus teraba keras. Pada
pemeriksaan dalam, terlihat robekan vagina hingga
mengenai otot perineum hingga sfingter ani eksterna.
Derajat berapakah ruptur perineum pada pasien ini?
A. 1
B. 2
C. 3A
D. 3B
E. 3C
Derajat ruptur perineum
Sumber: buku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI & WHO
A. < 8 kg
B. 8-11 kg
C. 12-18 kg
D. 11-16 kg
E. 16-20 kg
157
Wanita 25 tahun G1P0A0 hamil 26 minggu datang untuk
pemeriksaan kehamilan rutin. Hasil pemeriksaan
laboratorium pasien, menunjukkan IgM Toxoplasma (-)
dan IgG Toxoplasma (+). Tidak ada faktor risiko lain pada
pasien. Bagaimana penjelasan pada pasien ini?
A. Informasikan ke pasien bahwa keadaan normal, tidak
perlu tindakan
B. Perlu pemeriksaan serologi toxoplasma ulang 3 bulan
kemudian
C. Pemberian obat spiramisin
D. Perlu pemeriksaan penunjang USG dalam menentukan
tatalaksana
E. Lakukan amniosentesis untuk pemeriksaan apakah
fetus sudah terinfeksi
• G1P0A0 hamil 26 minggu datang untuk
pemeriksaan kehamilan rutin.
• Laboratorium: IgM Toxoplasma (-) dan IgG
Toxoplasma (+).
• Tidak ada faktor risiko lain pada pasien
• IgM (-) & IgG (-) = belum pernah terinfeksi dan tidak memiliki kekebalan tubuh
• IgM (+) & IgG (-) = saat ini sedang terinfeksi dan tidak memiliki kekebalan tubuh
• IgM (-) & IgG (+) = sudah pernah terinfeksi dan sudah memiliki kekebalan tubuh
• IgM (+) & IgG (+) cek aviditas IgG, jika hasilnya rendah artinya terjadi infeksi akut
• Hidramnion
Hidramnion/polihidramnion
Poli = banyak ; hidro = cairan ;
amnion = ketuban
• Polihidramnion = cairan ketuban
>2000ml
• Penyebab = janin dengan atresia
esofagus
• Faktor risiko
• Ibu dengan DM
• Riwayat polihidramnion di keluarga
• Gejala
• Uterus lebih besar dari usia kehamilan
dan tegang
• Sulit meraba janin atau mendengar DJJ
• Jika berat, ibu dapat mengalami
edema tungkai, oligouria, sesak
A. Makrosomia bayi besar (BBL >4000gr),
B. Gemeli janin kembar, DJJ >1, balotemen >1
C. Hidramnion
D. Hidrops fetalis penumpukan cairan pada rongga
tubuh, pada USG tampak edema anasarka
E. Hidrocephalus CSF berlebihan yang
menyebabkan ukuran kepala terlalu besar
159
Wanita 27 tahun dengan G1P0A0 dirujuk ke RS karena
kehamilan lewat waktu. Saat ini, usia kehamilan 42-43
minggu. Pada pemeriksaan, didapatkan tinggi fundus
uteri sesuai usia kehamilan dengan presentasi kepala dan
his 1-2 x dalam 10 menit selama 20 detik. Saat
pemeriksaan dalam, didapatkan serviks tebal arah
posterior dengan pembukaan 2 dan ketuban utuh.
Dilakukan pemeriksaan non-stress test, hasilnya baik.
Tindakan yang sebaiknya dilakukan ialah...
A. Amniotomi
B. Pimpin persalinan
C. Induksi pematangan serviks
D. Augmentasi persalinan
E. SC emergensi
• G1P0A0 usia kehamilan 42-43 minggu.
• PF: tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan
dengan presentasi kepala dan his 1-2 x dalam 10
menit selama 20 detik.
• VT: serviks tebal arah posterior dengan pembukaan
2 dan ketuban utuh.
• Dilakukan pemeriksaan non-stress test, hasilnya
baik
• Kehamilan posterm
Kehamilan posterm
• Kehamilan posterm = kehamilan usia >42 minggu
penuh (294 hari) sejak hari pertama haid terakhir
• Faktor risiko:
• Riwayat kehamilan posterm pada kehamilan sebelumnya
• Tatalaksana
• 41 minggu: tawarkan induksi persalinan
• 41 – 42 minggu: pemeriksaan non-stress test dan
volume cairan amnion
• 42 minggu: induksi persalinan
Non stress test
• Cek gerakan dan heart rate janin 20-30 menit
Induksi persalinan
• Tradisional
• Merangsang puting payudara, hub seksual oksitosin↑
• Mekanik = pematangan serviks
• Laminaria
• Kateter foley
• Medikamentosa
• Oksitosin
• Misoprostol
• Prostaglandin
A. Amniotomi
B. Pimpin persalinan
C. Induksi pematangan serviks
D. Augmentasi persalinan persalinan sudah
berjalan (tanpa induksi), namun diberikan oksitosin
untuk mempercepat
E. SC emergensi
160
Wanita 28 tahun datang dengan keluhan nyeri mendadak
dan hebat pada perut bagian bawah kiri disertai mual
dan muntah. Sebelumnya, pasien sering mengalami nyeri
saat menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur.
Selain itu, darah menstruasi yang keluar sangat banyak.
Pada pemeriksaan, didapatkan suhu 38oC. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya
leukositosis. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien
ialah...
A. Myoma uteri
B. Hiperplasia endometrium
C. Endometriosis
D. Kista ovarium
E. Torsio kista ovarium
• Keluhan nyeri mendadak dan hebat pada perut
bagian bawah kiri disertai mual dan muntah.
• Sebelumnya, pasien sering mengalami nyeri saat
menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur.
Selain itu, darah menstruasi yang keluar sangat
banyak.
• PF: suhu 38oC.
• Laboratorium: leukositosis
Kista korpus
Fungsional
luteal
Kista theca-
lutein
Kista Ovarium
Endometriosis
Teratoma
Nonfungsional
(dermoid)
dll
Gejala keduanya mirip, bedanya pada ruptur ada gejala
perdarahan (lemas, pucat, dll). Untuk membedakan lebih
Komplikasi lanjut, pakai pemeriksaan penunjang (USG, CTscan, dll)
• Torsio
• Nyeri (akut abdomen) gawat darurat
• Mual, muntah
• Risiko infeksi
• Ruptur
• Perdarahan syok
• Cairan tumpah ke peritoneum sepsis
• Nyeri (akut abdomen)
• Mual muntah
A. Myoma uteri
B. Hiperplasia endometrium
C. Endometriosis
D. Kista ovarium
E. Torsio kista ovarium
161
Seorang pasien, 24 tahun, datang dengan keluhan batuk
darah sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa bahwa
keluhan ini adalah kekambuhan karena mengaku pernah
berobat tuberculosis selama tiga bulan dan keluhan
sudah membaik. Menurut anda apakah kategori pasien
ini yang paling tepat?
A. TB baru BTA positif
B. TB default
C. TB kambuh
D. TB MDR
E. TB Ekstra Paru
Klasifikasi Pasien TB
berdasarkan Waktu
• Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah
mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau
sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1
bulan (˂ dari 28 dosis)
• Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang
sebelumnya pernah menelan OAT selama 1 bulan
atau lebih (≥ dari 28 dosis)
• Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak
diketahui
Klasifikasi Pasien yang Pernah
Diobati TB
• Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis
TB berdasarkan hasil pemeriksaanbakteriologis atau klinis
(baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB
yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan
terakhir.
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up):adalah pasien yang pernah diobati dan
dinyatakan lost to follow up (klasifikasi inisebelumnya
dikenal sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat
/default).
• Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil
akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
A. TB baru BTA positif
B. TB default
C. TB kambuh
D. TB MDR
E. TB Ekstra Paru
162
Pasien asma dating ke UGD dengan keluhan sesak.
Setelah dilakukan 2 kali nebulizer, sesak berulang
tetapi wheezing masih ada. Penatalaksanaan
selanjutnya adalah…
A. Aminofilin IV
B. Kortikosteroid IV
C. Observasi 1 hari
D. Nebulizer ulang
E. Adrenalin IV
Tatalaksana
Asma
A. Aminofilin IV
B. Kortikosteroid IV
C. Observasi 1 hari
D. Nebulizer ulang
E. Adrenalin IV
163
Pria, 38 tahun, dating dengan keluhan sesak yang timbul
mendadak setelah ia mengangkat peti kayu yang berat.
Laju nafas pasien 30x/menit. Dada kiri tidak
mengembang. Perkusi hipersonor. Rontgen: tampak
hiperlusen avascular. Apa diagnosis yang tepat?
A. Hematothorax
B. Pneumothorax
C. Efusi Pleura
D. TB Paru
E. Brokiektasis
Pneumothorax
• Artinya: Udara bebas dalam rongga pleura.
• Jenis:
• Pneumotoraks spontan primer
Tanpa riwayat penyakit paru atau trauma sebelumnya
ataupun trauma, terjadi pada individu yang sehat.
Terutama lebih sering pada laki, tinggi dan kurus, dan
perokok.
• Pneumotoraks spontan sekunder
Dengan riwayat penyakit paru sebelumnya (PPOK, TB
paru, dll).
Gejala dan Tanda
Pneumothorax
• Keluhan
• Sesak napas
• Nyeri dada tajam, tiba-tiba, dan semakin nyeri saat
inspirasi atau batuk
• PF Paru, bagian yang terkena akan:
• Inspeksi: lebih menonjol dan tertinggal pada pernapasan
• Palpasi: fremitus menurun
• Perkusi: hipersonor dan pergeseran mediastinum ke
arah yang sehat
• Auskultasi: suara napas melemah dan jauh
Pemeriksaan Penunjang
Pneumothorax
• Foto toraks
• Pleural line dan gambaran avaskuler di sisi yang sakit.
Bila disertai darah atau cairan lainnya, akan tampak air
fluid level.
• Pulse oxymetry
• Untuk menilai apakah telah terjadi gagal napas.
A. Hematothorax
B. Pneumothorax
C. Efusi Pleura
D. TB Paru
E. Brokiektasis
164
Seorang laki-laki 18 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak
nafas yang memberat sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan
batuk sejak 3 bulan yang lalu, disertai demam malam hari, dan
penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nafas 28x/menit, suhu
37,6oC dan ronkhi basah kasar di seluruh lapang paru. Pemeriksaan
rontgen toraks seperti gambar di samping.
Apa diagnosis yang paling mungkin?
A. Tuberkulosis
B. Tuberkulosis milier
C. Bronkiektasis
D. Pneumonia atipikal
E. Pneumonia komunitas
Pembahasan
• Ini adalah soal bonus!
• Batuk lama yang ditambah dengan penurunan
nafsu makan dan keringat di malam hari curiga
TB
• Nah sekarang apakah TB yang biasa atau milier
ini gampang banget MILIer ada seperti titik-titik
A. Tuberkulosis
B. Tuberkulosis milier
C. Bronkiektasis
D. Pneumonia atipikal
E. Pneumonia komunitas
165
Seorang laki-laki berusia 45 tahun mengeluh batuk
selama 1 bulan. Kemudian dating berobat ke puskesmas.
Dilakukan pemeriksaan BTA hasilnya positif sehingga
pasien dinyatakan menderita TB dan dokter
merencanakan untuk pengobatan selama 6 bulan. Kapa
evaluasi dengan BTA dilakukan?
A. Sebelum memulai pengobatan
B. Sebelum dan sesudah pengobatan
C. Sebelum pengobatan, sesudah fase intensif, dan
setelah fase lanjutan
D. Sebelum fase intensif dan setelah fase lanjutan
E. Pada akhir pengobatan
Ini to the POIN!
• Pemeriksaan BTA pada pasien TB kategori 1
sebelum pengobatan, setelah fase intensif dan
setelah pengobatan
A. Sebelum memulai pengobatan
B. Sebelum dan sesudah pengobatan
C. Sebelum pengobatan, sesudah fase intensif, dan
setelah fase lanjutan
D. Sebelum fase intensif dan setelah fase lanjutan
E. Pada akhir pengobatan
166
Seorang laki-laki berusia 67 tahun dating ke UGD RS dengan
keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai
demam, batuk berdahak, dan nafsu makan menurun. Riwayat
merokok 12 batang per hari selama 40 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg,
denyut nadi 72 kali per menit, nafas 37 kali per menit,
terdapat ronkhi basah pada lapangan paru kanan disertai
wheezing pada kedua lapang paru. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 10,5g%, leukosit 9000 sel/uL.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
A. Bronkhitis kronik
B. TB paru
C. Tumor paru
D. Pneumonia
E. PPOK eksaserbasi akut
PPOK
Indikator SESAK PPOK:
• Progresif (sesak bertambah berat seiring
berjalannya waktu)
• Bertambah berat dengan aktivitas
• Persisten (menetap sepanjang hari)
• Pasien mengeluh, “Perlu usaha untuk bernapas”
• Berat, sukar bernapas, terengah-engah
Keluhan PPOK
• Sesak napas
• Kadang-kadang mengi
• Batuk kering atau berdahak yang produktif
• Rasa berat di dada
Pembahasan
• Kata kunci pada soal ini sebenarnya adalah sesak
dan riwayat merokok disertai wheezing
• Jika ada dua kata kunci ini waspada ke arah
PPOK
• Jika mengarah ke PPOK pilihan jawaban bisa ke
bronchitis kronik (dahulu menjadi salah satu bagian
PPOK) atau PPOK eksaserbasi akut.
• Diagnosis ke arah PPOK eksaserbasi akut karena
ada data bahwa pasien mengalami demam, batuk
berdahak, dan nafsu makan menurun indikasi ke
arah pencetus (infeksi)
A. Bronkhitis kronik
B. TB paru
C. Tumor paru
D. Pneumonia
E. PPOK eksaserbasi akut
167
Seorang laki-laki berumur 58 tahun dating ke poliklinik
dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak sudah 3
bulan yang makin memberat. Pasien adalah perokok
sejak usia 12 tahun. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, nafas 24
kali/menit, nadi 100 kali/menit, hipersonor seluruh
lapangan paru. Manakah terapi yang merupakan
kontraindikasi untuk pasien pada kasus di atas?
A. Amlodipin tablet
B. Propanolol tablet
C. Amlodipin tablet
D. Valsartan tablet
E. Cefepime untuk eksaserbasi akut
Pembahasan
• Pasien berusia tua dengan keluhan utama sesak
dan batuk yang kronik dengan riwayat merokok
lama PPOK
• Pada PPOK penyempitan bronkus beta dua
adrenergic tidak boleh dihambat
• Propanolol beta blocker non selective juga
dapat menghambat reseptor beta 2 adrenergic
kontraindikasi
A. Amlodipin tablet
B. Propanolol tablet
C. Amlodipin tablet
D. Valsartan tablet
E. Cefepime untuk eksaserbasi akut
168
Pasien dating dengan keluhan utama batuk-batuk kurang lebih
3 minggu. Pemeriksaan sputum BTA +2/+2/+3. OAT yang
tersedia di puskesmas adalah dalam bentuk KDT (4KDT dan 2
KDT). Bila berat badan pasien 43 kg, bagaimana pemberian
OAT yang tepat pada pasien ini?
A. 2 bulan 1 tablet 4KDT setiap hari dan 1 x 1 2KDT dalam 4
bulan
B. 2 bulan 3 tablet 4KDT setiap hari dan 1x1 2KDT dalam 4
bulan
C. 2 bulan 3 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x3 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
D. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x4 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
E. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x1 2KDT dalam 4
bulan
Pengobatan TB
Pengobatan TB
A. 2 bulan 1 tablet 4KDT setiap hari dan 1 x 1 2KDT
dalam 4 bulan
B. 2 bulan 3 tablet 4KDT setiap hari dan 1x1 2KDT
dalam 4 bulan
C. 2 bulan 3 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x3 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
D. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x4 2KDT,
3x/minggu dalam 4 bulan
E. 2 bulan 4 tablet 4 KDT setiap hari dan 1x1 2KDT
dalam 4 bulan
169
Seorang laki-laki berusia 43 tahun dibawa keluarganya ke UGD RS
dengan keluhan sesak nafas sejak 6 jam yang lalu. Keluhan
dirasakan memberat sehabis bersepeda. Pasien mempunyai riwayat
sesak nafas sejak kecil yang berulang dan biasanya pasien
menggunakan obat inhaler. Riwayat keluarga juga menderita
penyakit yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatka status gizi
baik, kesadaran kompos mentis, tampak sesak, berbicara beberapa
kata dalam satu napas, tekanan darah 130/80 mmHg, nafas
48x/menit, denyut nadi 115x/menit, dan didapatkan wheezing pada
kedua lapang paru. Apakah golongan obat yang diberikan pada
pasien ini?
A. Mukolitik
B. Ekspektoran
C. Analgesik-antipiretik
D. Parasimpatomimetik
E. simpatomimetik
Pembahasan
• Diagnosis pasien ini sangat mudah dengan melihat
keluhan pasien yang datang dengan sesak dan
memiliki riwayat penyakit sesak berulang
(kemungkinan besar asma) diagnosis saat ini
adalah asma eksaserbasi akut
• Asma adalah penyempitan otot polos pada
bronkus. Untuk membuka otot polos ini, kita
membutuhkan obat yang bekerja pada reseptor
beta adrenergic simpatomimetik
A. Mukolitik
B. Ekspektoran
C. Analgesik-antipiretik
D. Parasimpatomimetik
E. simpatomimetik
170
Pasien laki-laki usia 55 tahun dating dengan keluhan
sesak sejak 1 minggu terakhir disertai batuk berdahak.
Pasien memiliki riwayat DM tidak terkontrol. Pada pasien
didapatkan suara dasar paru melemah pada hemitoraks
kanan, dan pada foto toraks didapatkan opasitas
homogeny di seluruh paru kanan. Diagnosis yang tepat
pada pasien ini adalah…
A. Pneumonia
B. Bronkitis kronik
C. Empiema
D. Bronkopneumonia
E. Tuberkulosis paru
Pembahasan
• Pasien mengeluhkan batuk berdahak yang akut
pilihan akan jatuh ke pneumonia,
bronkopneumonia, dan empyema
• Ketika foto rontgen mengatakan adanya opasitas
homogen paru kanan pneumonia dan empyema
masih menjadi DD karena pneumonia dapat lobaris
• Namun, PF menunjukkan adanya suara paru yang
melemah tampa ditunjukkan adanya ronkhi
empyema
• Empiema adalah terisinya rongga pleura dengan
cairan suara paru akan melemah
Empiema
Pneumonia Lobaris
A. Pneumonia
B. Bronkitis kronik
C. Empiema
D. Bronkopneumonia
E. Tuberkulosis paru
171
Pasien laki-laki usia 45 tahun datang dengan penurunan
kesadaran setelah menambrak truk karena
mengemudi kecepatan tinggi. Pada pemeriksaan pasien
tampak mengorok dan gelisah. Pasien telah
dilakukan elevasi kepala dan pemasangan collar neck. Apa
pengebab pasien mengorok dan gelisah ?
A. Ruptur trakea
B. Corpus alienum jalan nafas
C. Lidah jatuh dan hipoksia
D. Pasien gemuk dan gangguan pasca trauma
E. Pasien mabuk karena intoksikasi alcohol
Pembahasan
• Pada soal ini suara mengorok bisa diakibatkan
oleh korpus alienum atau lidah pasien sendiri yang
terjatuh
• Paling sering yang terjadi adalah lidah pasien yang
terjatuh dan jawaban hipoksia membuat pasien
gelisah benar.
A. Ruptur trakea
B. Corpus alienum jalan nafas
C. Lidah jatuh dan hipoksia
D. Pasien gemuk dan gangguan pasca trauma
E. Pasien mabuk karena intoksikasi alcohol
172
Dr. Romi ingin melakukan penelitian mengenai hepatitis
C dan riwayat IVDU. Dokter Wita mengumpulkan 100
orang penderita hepatitis B dan 100 orang orang yang
tidak menderita hepatitis B, kemudian dicari riwayat
IVDU sebelumnya pada semua subjek penelitian. Desain
penelitian apakah yang digunakan dr. Wita?
A. Kohort
B. Potong lintang
C. Kasus kontrol
D. RCT
E. Penelitian in vivo
Diagram Waktu untuk Riset
Cara Pikir Case Control
Cara Pikir Kohort
• pasien tidak ingin bercerita kepada dokter yang baru dia kenal
Interpersonal • dokter tidak ingin menggali lebih banyak tentang hal-hal yang
menurutnya tidak penting
Gender • pasien wanita enggan diperika oleh dokter laki-laki karena alasan beda
jenis kelamin
Emosional • pasien yang baru terdiagnosis HIV yang enggan bercerita karena terpukul
secara emosional.
A. Barrier psikologis
B. Barrier fisik
C. Barrier semantik
D. Barrier intelektual
E. Barrier budaya
178
Pada suatu daerah didapati kasus batuk rejan. Kepala
puskesmas menganjurkan pemberian vaksinasi DPT.
Apa prinsip pemberian vaksinasi tersebut. Tindakan
ini termasuk…
A. Promosi kesehatan
B. Proteksi spesifik
C. Pencegahan komplikasi
D. Deteksi dini
E. Pembatasan kecacatan
Level of Prevention
Primer
• sebelum penyakit
• HP health promotion, SP specific protection
• promosi hidup sehat, imunisasi
Sekunder
Tersier
• sudah ada penyakit tapi tapi dicegah supaya tidak progresif, mencegah komplikasi
menjadi parah, meningkatkan kualitas hidup
• DL disability limitation, R rehabilitation
• pencegahan ulkus diabetik menjadi lebih parah, rehabilitasi pasien PPOK
A. Promosi kesehatan
B. Proteksi spesifik
C. Pencegahan komplikasi
D. Deteksi dini
E. Pembatasan kecacatan
179
Anak Adis, 4 tahun, datang ke Puskesmas diantar ibunya dengan keluhan
batuk pilek yang hilang timbul, 5 kali dalam 4 bulan terakhir. Keluhan
disertai dahak, ingus cair dan demam ringan serta nafsu makan berkurang.
Dokter mendiagnosis sebagai bronkopneumonia. Pasien merupakan anak
ke dua dari tiga bersaudara, tinggal di sebuah rumah semi permanen
dengan lingkungan yang padat. Ia tampak kurus dan lebih kecil
dibandingkan dengan anak seusianya. Apa pelayanan yang paling tepat
dilakukan oleh Puskesmas?
A. Memberikan terapi nutrisi kepada anak tersebut sesuai dengan
penyakitnya
B. Memberikan pengobatan kepada anak tersebut, kemudian
mengunjungi rumah untuk mengetahui risiko pada keluarga tersebut
C. Melakukan kunjungan rumah keluarga tersebut untuk mengetahui
kondisi anak
D. Membuat catatan khusus pada status pasien ini setelah kunjungan
rumah
E. Merujuk anak ke Rumah Sakit Umum
Kedokteran Keluarga
Berikut ini merupakan prinsip kedokteran keluarga
berdasarkan:
Vidiawati D. PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
PADA PRAKTIK DOKTER DI LAYANAN PRIMER DAN
DIAGNOSIS HOLISTIK [slide]. Divisi Kedokteran
Keluarga – Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
FKUI
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
1. Berkomitmen pada ‘person’ bukan pada ilmu, bukan pada kelompok
penyakit, bukan pada teknik khusus
Tidak terbatas pada masalah kesehatan tertentu, semua masalah
kesehatan harus ditangani
Tidak terbatas pada saat penyakit terobati, sebelum penyakit
timbul sudah melakukan pencegahan, setelah penyakit hilang
harus memulihkan
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
http://img.tfd.com/mk/S/X2604-S-75.png
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
6. Dokter keluarga tinggal dan berpenampilan
dalam habitat yang sama dengan pasiennya
• memahami persepsi, perilaku kesehatan dan budaya
• mengerti sejarah lingkungan sekitar
http://med.fsu.edu/images/videothumb/TourImmokaleePatientsThumb.jpg
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
7. Dokter keluarga melihat pasien di tempat
tinggalnya
• Patient centered medical home telah kembali
dikemukakan untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan pasien yang
sebenarnya
• Dengan mendiagnosiss secara dini, dengan peralatan
yang tepat, maka penyebaran penyakit atau
perkembangan penyakit dapat dicegah
http://www.wellnet.com/sites/default/files/MedicalHome.jpg
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
8. Dokter keluarga melihat lebih sensitif untuk
melihat masalah yang sebenarnya terjadi
• Evidence based medicine melatih dokter untuk menjadi
obyektif dan berpendekatan positif
• Namun berkeahlian untuk membaca emosi, memahami
persepsi dan sensitif terhadap keadaan merupakan hal
yang penting
Prinsip-prinsip kedokteran keluarga
9. Dokter keluarga merupakan manajer sumber daya
• Dengan wawasannya, dokter yang mengetahui apa yang
ada pada:
• Pasien
• Keluarga
• Komunitas
• Jaringan pelayanan kesehatan
• Untuk menjadi sumber daya yang
• bermanfaat bagi penatalaksanaan
• pasien
A. Memberikan terapi nutrisi kepada anak tersebut
sesuai dengan penyakitnya
B. Memberikan pengobatan kepada anak tersebut,
kemudian mengunjungi rumah untuk mengetahui
risiko pada keluarga tersebut
C. Melakukan kunjungan rumah keluarga tersebut
untuk mengetahui kondisi anak
D. Membuat catatan khusus pada status pasien ini
setelah kunjungan rumah
E. Merujuk anak ke Rumah Sakit Umum
180
Dokter di puskesmas kecamatan SukaMakan
mengadakan penyuluhan dengan tema “Ibu sehat,
bayi selamat”. Yang termasuk sasaran primer dalam
promosi kesehatan tersebut adalah...
A. Ibu hamil
B. Anak balita
C. Ibu menyusui
D. Kepala desa
E. Kepala dinas kesehatan
SASARAN PROMOSI
KESEHATAN
• Primer: target langsung
• Sekunder: orang yang dihormati/disegani sasaran
primer
• Tersier: pembuat kebijakan kesehatan
A. Ibu hamil
B. Anak balita
C. Ibu menyusui
D. Kepala desa
E. Kepala dinas kesehatan
181
Pada sebuah penelitian, Dokter Ignatius melakukan
penelitian tentang efektivitas film komdei terhadap
kejadian depresi. Didapatkan data bahwa dari 80 orang
yang depresi dan menonton film komedi, 40 orang di
antaranya mengalami perbaikan. Berapa odds pada
penelitian ini?
A. 0,5
B. 0,6667
C. 1,0
D. 2,0
E. 4,0
Pembahasan
• Kita menggunakan prinsip karena takut lupa rumus
• Odds ratio kita temukan pada case control?
• Odds adalah perbandingan pasien yang mendapatkan
event dibandingkan yang tidak dalam suatu kelompok
• Oleh karena itu odds ratio adalah perbandingan antara
yang mendapatkan event pada kelompok risiko
dibanding pada kelompok tidak risiko, seperti di slide
setelah ini
• Odds pada soal ini adalah perbandingan yang sehat
dibandingkan tidak pada kelompok yang sama-sama
diberikan film komedi = 40/40 = 1
Perhitungan Odds Ratio
• Perhitungan odds dan odds ratio digunakan untuk
case control
Penyakit
+ -
Faktor
+ A B
Risiko
_ C D
𝐴/𝐶 𝐴 × 𝐷
𝑂𝑅 = =
𝐵/𝐷 𝐵 × 𝐶
A. 0,5
B. 0,6667
C. 1,0
D. 2,0
E. 4,0
182
Pada suatu wilayah, diketahui jumlah karyawan laki-laki
yang menderita HIV pada tanggal 1 Januari 2014 adalah
sebanyak 50 dari 1000 orang. Pada tanggal 1 Januari
2015 didapatkan angka HIV sebanyak 62 kasus dari 1000
orang, dimana sudah termasuk 50 orang yang sudah
terdeteksi sebelumnya. Berapa prevalensi HIV pada
tanggal 1 Januari 2015?
A. 5%
B. 6,2%
C. 1,2%
D. 50%
E. 62%
STATISTIK VITAL
• Insidens: jumlah kasus baru dalam satu
periode/populasi berisiko
• Prevalensi: jumlah kasus baru dan lama dalam satu
periode/populasi berisiko
Paling sering
Sphenoid Sinus
Kriteria Diagnosis Rinosinusitis
Akut AAO
Vestibulitis Eksema
Furunkulosis Papiloma
Papilloma
Gejala:
• tersering: Obstruksi unilateral
• lain: epistaksis, sekret hidung, epifora, nyeri wajah
Pemeriksaan Fisik:
• Massa poliploid unilateral, ireguler, terlihat rapuh,
berdarah jika dipegang, warna kelabu kemerahan, dan
dapat memanjang dari vestibulum ke nasofaring.
Septum nasal biasanya terdorong ke sisi kontralateral
Abses septum hidung
• Kebanyakan disebabkan oleh trauma yang kadang tidak
disadari
Gejala:
• Hidung tersumbat progresif
• Nyeri berat, terutama di puncak hidung
• Demam
• Sakit kepala
Pemeriksaan Fisik:
• Pembengkakan septum, bulat, licin
SEGERA tatalaksana:
• Insisi dan drainase, antibiotik dosis tinggi, analgetik-
antipiretik
a. Vestibulitis
b. Furunkulosis
c. Eksema
d. Papiloma
e. Abses septum hidung
192
Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke IGD RS
dengan keluhan keluar darah dari hidung yang tidak
berhenti sejak 30 menit yang lalu. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan ini
sudah berapa kali dialami oleh pasien. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter didapatkan bahwa perdarahan
berasal dari rongga hidung bagian belakang. Apakah
tindakan yang tepat?
a. Menekan hidung dari luar selama 10-15 menit
b. Dikaustik dengan AgNO3 25-30%
c. Tampon anterior
d. Tampon Bellocq
e. Tampon efedrin
Tatalaksana Epistaksis Umum
1. Perbaiki KU, periksa dalam posisi duduk kecuali bila
penderita sangat lemah baringkan dengan kepala
dimiringkan.
2. Metode Trotter: Tegakkan kepala, tekan cuping hidung
ke arah septum selama 3-5 menit.
3. Jika perdarahan berhenti, buka dengan spekulum dan
bersihkan dengan suction (cairan, sekret maupun
darah yang sudah membeku).
4. Jika perdarahan tidak berhenti, masukkan kapas + 2 cc
larutan Pantokain 2% atau 2 cc larutan Lidokain 2%
yang ditetesi 0,2 cc larutan Adrenalin 1/1000 selama
10-15 menit kapas lalu dikeluarkan dan evaluasi.
Tatalaksana Epistaksis
Spesifik
ANTERIOR
POSTERIOR
• Jika sumber
perdarahan terlihat, • Pasang Tampon Belocq.
kaustik. Lalu beri salep
antibiotik.
• Jika masih berdarah,
tampon anterior
selama 2 x 24 jam.
Berikan antibiotik
sistemik dan analgetik.
a. Menekan hidung dari luar selama 10-15 menit
b. Dikaustik dengan AgNO3 25-30%
c. Tampon anterior
d. Tampon Bellocq
e. Tampon efedrin
193
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ibunya ke
poliklinik RS dengan hidung tersumbat sebelah kanan
disertai sekret yang bau sejak 2 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan rongga hidung kanan
tampak lendir dan krusta. Apakah terapi yang paling
tepat?
a. Cuci hidung
b. Antibiotik
c. Irigasi sinus
d. Polip ekstraksi
e. Ekstraksi benda asing
Pembahasan
• Pertama, harus tahu bahwa ini mengarah pada kasus
benda asing di hidung
• Anak kecil
• hidung tersumbat unilateral
• sekret yang bau
• tampak lendir dan krusta
• Kejadian akut
• Tatalaksana benda asing di hidung:
A. Ekstraksi manual dengan pengait tumpul atau pinset. Hati-hati
agar tidak sampai mendorong benda asing lebih dalam
sehingga masuk ke saluran napas bawah.
B. Untuk lintah, sebelum ekstraksi, teteskan air tembakau dan
biarkan 5 menit hingga lintah terlepas dari mukosa hidung.
C. Antibiotik PO 5 hari bila infeksi sekunder
a. Cuci hidung
b. Antibiotik
c. Irigasi sinus
d. Polip ekstraksi
e. Ekstraksi benda asing
194
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke
poliklinik oleh ibunya dengan keluhan keluar cairan dari
telinga kiri sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini diawali
dengan infeksi saluran nafas atas. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis dengan febris
39°C. Membran timpani kiri menonjol (bulging) dengan
supurasi telinga tengah. Apakah diagnosis paling
mungkin?
a. Meringitis bulosa
b. Otitis media supuratif kronik
c. Mastoiditis akut
d. Otitis media akut
e. Mastoiditis kronik
Otitis Media Akut
• Keluhan (tergantung stadium OMA yang sedang dialami)
• Stadium oklusi tuba Telinga terasa penuh, nyeri,
pendengaran dapat berkurang.
• Stadium hiperemis Nyeri telinga makin intens, demam,
rewel dan gelisah (pada bayi / anak), muntah, nafsu makan
hilang, anak biasanya sering memegang telinga yang nyeri.
• Stadium supurasi Sama seperti stadium hiperemis, tapi
disertai pus
• Stadium perforasi Keluar sekret dari liang telinga
• Stadium resolusi Setelah sekret keluar, intensitas keluhan
berkurang (suhu turun, nyeri mereda, bayi / anak lebih
tenang. Bila perforasipermanen, pendengaran dapat tetap
berkurang.
Hasil Otoskopi Berbagai Stadium
OMA
a. Meringitis bulosa
b. Otitis media supuratif kronik
c. Mastoiditis akut
d. Otitis media akut
e. Mastoiditis kronik
195
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa
orangtuanya ke poliklinik dengan keluhan nyeri menelan
yang hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran tonsil dengan
kedua tonsil tidak hiperemis, permukaan tonsil
berbenjol-benjol, kripta melebar, dan terdapat debris.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Tonsilitis kronik
b. Tonsilitis akut
c. Tonsilitis lakunaris
d. Tonsilitis atrofikan
e. Tonsilitis parenkhimatosa
Tonsilitis Akut vs Kronik
Tonsillitis Akut (GABHS, pneumococcus, S. viridan, S. pyogenes):
• Tonsil ≥ T2.
• Detritus.
• Detritus saja Tonsilitis folikularis
• Detritus bergabung, membentuk alur Tonsillitis lakunaris
• Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior udem dan hiperemis.
• Kelenjar limfe leher dapat membesar
• Nyeri tekan, odinofagia, otalgia
• Demam, malaise
•
Tonsilitis Kronik
• Tonsil membesar, permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan berisi detritus.
• Pembesaran kelenjar limfe submandibula dan tonsil yang mengalami perlengketan.
• Halitosis, terasa kering
Tonsilitis difteri:
• Tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas
• Pseudomembran yang berdarah jika diangkat.
a. Tonsilitis kronik
b. Tonsilitis akut
c. Tonsilitis lakunaris
d. Tonsilitis atrofikan
e. Tonsilitis parenkhimatosa
196
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa oleh
ibunya ke puskesmas dengan keluhan nyeri telinga kanan
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan didahului demam dan
pilek sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan temperatur 38,5°C, nyeri tekan tragus pada
telinga kanan (-), terlihat MAE tenang dan membran
timpani hiperemis. Apakah terapi yang paling tepat
diberikan?
a. Antibiotik tetes hidung dan analgetik
b. Antibiotik dan tetes telinga H2O2 3%
c. Tetes telinga antibiotik
d. Tetes hidung efedrin dan analgetik
e. Analgetik dan tetes telinga H2O2 3%
Pembahasan
• Nyeri telinga didahului Stadium oklusi tuba Telinga terasa penuh,
nyeri, pendengaran dapat berkurang.
demam, tanpa nyeri Stadium hiperemis Nyeri telinga makin intens,
tekan tragus yang masih demam, rewel dan gelisah (pada bayi / anak),
< 12 minggu muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya
sering memegang telinga yang nyeri.
• Adalah Otitis Media Stadium supurasi Sama seperti stadium
Akut hiperemis, tapi disertai pus
Stadium perforasi Keluar sekret dari liang
• Stadium OMA? telinga
• MAE tenang dan Stadium resolusi Setelah sekret keluar,
intensitas keluhan berkurang (suhu turun,
membran timpani nyeri mereda, bayi / anak lebih tenang. Bila
hiperemis perforasipermanen, pendengaran dapat tetap
berkurang.
• Stadium hiperemis
Tatalaksana OMA
Topikal
• Stadium oklusi tuba,
• Efedrin 5% tetes hidung
• Stadium perforasi,
• H2O2 3%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit, didiamkan selama 2 – 5 menit.
• Asam asetat 2%, 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang sakit.
• Ofloxacin, 2 kali sehari, 5 – 10 tetes di telinga yang sakit, selama maksimal 2 minggu.
Sistemik
• Antibiotik (Amoxicilin)
• Dewasa: 3 x 500 mg/hari selama 10-14 hari.
• Anak: 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi 3 dosis per hari.
• Antihistamin (bila terdapat tanda-tanda alergi)
• Dekongestan, analgetik / antipiretik
Malformasi kongenital
Eritem
Nyeri tekan
Terinfeksi Abses
Sekret purulen
Pilihan Lain
Demam Scarlet
Demam Scarlet
Disebut juga skarlatina
Group A Streptococcus
Gejala:
• Sakit tenggorokan dan
menelan
• Demam
• Bintik merah di tubuh
• Muntah
• Malaise
• Pembengkakan tonsil dan
KGB
• Sakit perut (pada anak yang
sangat muda)
Pengobatan
Tujuan:
1. Mencegah demam rematik akut
2. Mengurangi penyebaran infeksi
3. Mencegah glomerulonefritis pasca streptokokus
4. Mempersingkat durasi penyakit
Antibiotik
1.Penisilin
2. Sefalospoin generasi I juga masih bisa
3. Jika alergi penisilin: klindamisin atau eritromisin
Berapa hari? 10 hari!
a. Klotrimoksazol
b. Ofloksasin
c. Penisilin
d. Cefixim
e. Metronidazole
199
Seorang wanita 19 tahun datang dengan keluhan tidak bisa
mencium bau sama sekali sejak 3 minggu ini. 3 bulan
sebelumnya penciuman normal namun semakin lama semakin
berkurang dan akhirnya hilang. Teman-teman pasien banyak
yang menjauhi pasien karena tercium bau yang tidak enak jika
berda di dekat pasien. Pada PF didapatkan lubang hidung
lapang, crusta +++, foetor ex nasal (+). Tes penghidu
didapatkan anosmia total. Apa diagnosis yang tepat?
a. Sinusitis
b. Ca nasofaring
c. Angiofibroma
d. Rhinitis atrofikans
e. Trauma saraf penghidu
Rinitis Atrofik
Ozaena
• Kondisi kronik dengan penyebab yang belum diketahui
Tanda dan gejala:
• Krusta kering dan tebal di rongga hidung
• Atrofi mukosa hidung dan tulang di bawahnya
• Bau yang sangat busuk (foetor)
• Anosmia/cacosmia
• Perdarahan hidung (epistaksis)
• Obstruksi hidung
• Infeksi sekunder (deformitas, faringitis, otitis media
Tatalaksana:
• Topikal – sistemik – pembedahan
a. Sinusitis
b. Ca nasofaring
c. Angiofibroma
d. Rhinitis atrofikans
e. Trauma saraf penghidu
200
Seorang anak laki-laki 3 tahun bersama orang tuanya
datang ke puskesmas dengan keluhan belum bisa bicara.
Riwayat persalinan lama dan ditolong dukun. Pasien jika
dipanggil diam saja dan tidak berespon jika mendengar
suara yang keras. Pemeriksaan membran timpani intak.
Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Tuli konduktif
b. Tuli campuran
c. Tuli sensorineural
d. Tuli konduktif kongenital
e. Tuli sensorineural kongenital
Pembahasan
• Onset usia muda dan riwayat persalinan menandakan tuli yang
dimaksud kemungkinan besar kongenital
• Kemungkinan juga bukan konduktik karena membran timpani masih
tampak dan intak
• Jadi, kemungkinan terbesar adalah tuli sensorineural kongenital!
Etiologi Non-genetik:
• Prematuritas
• Infeksi post-natal
• Obat ototoksik
• Infeksi maternal CMV atau rubella
a. Tuli konduktif
b. Tuli campuran
c. Tuli sensorineural
d. Tuli konduktif kongenital
e. Tuli sensorineural kongenital