Anda di halaman 1dari 29

Kasus Forensik Kekerasan dan Asfiksia

Mekanis pada Anak Usia 2 Tahun

102018008 WILSON DHARMA VIRYA


102018083 DANIEL
102018149 TOGU JASTIN LODEWIYK S
102018016 GHISFARANTI
102018069 NURUL AMELIA AGUSTIN
102018080 PAULINA WARE DANI
102018128 NAOMI REGINA P . BR TOBING
SKENARIO

Seorang anak laki-laki 2 th ditemukan di dalam sebuah rumah dalam keadaan


sudah meninggal, dengan banyak darah yang tercecer di lantai. Didekat mayat
anak, ditemukan ibunya dalam keadaan kejang-kejang dan dari mulutnya keluar
busa. Oleh warga, ibu dan anak tersebut dibawa ke rumah sakit, dan kejadian ini
dilaporkan ke polisi. Di IGD, si ibu berhasil diselamatkan oleh tim medis,
sedangkan anaknya dipastikan sudah meninggal sebelum tiba di RS dan dikirim ke
Ins.Forensik untuk dilakukan otopsi. Oleh pihak kepolisian meminta anda untuk
melakukan otopsi, tetapi ayah dari korban menolak melakukan otopsi.
Rumusan Masalah Hasil Pemeriksaan TKP Saksi

• Seorang anak laki-laki 2 • Lebam pada punggung, • Gelas berisi cairan • Tidak ada orang yang
th ditemukan di dalam tidak hilang pada pembasmi serangga masuk atau keluar
sebuah rumah dalam penekanan • Sebuah pisau rumah
keadaan sudah • Kaku mayat seluruh berlumuran darah • Beberapa hari terakhir
meninggal, dengan tubuh • Barang berharga tidak ibu dan ayah sering
banyak darah yang • Kuku jari tangan dan hilang bertengkar hebat
tercecer di lantai. kaki berwarna kebiruan • Pintu dan jendela rumah • Saat kejadian, ayah
Didekat mayat anak dan • Pergelangan tangan kiri tidak ada tanda bekerja di kantor
ditemukan ibunya dalam terdapat luka terbuka kerusakan
keadaan kejang-kejang tepi rata, dasar jaringan
dan dari mulutnya keluar otot, tanpa pembuluh
busa. darah terpotong
• Seluruh permukaan bibir
atas dan bawah
terdapat memar biru
kehitaman
• Dinding paru dan
jantung terdapat bintik
perdarahan
• Pelebaran pembuluh
daran pada organ
0 PEMERIKSAAN 0 INTERPRETASI
2 LUAR & DALAM 3 TEMUAN
01 ASPEK HUKUM & MEDIKOLEGAL
0 VISUM ET
4 REPERTUM

MIND MAP
Aspek Hukum dan Medikolegal
Dalam menentukan putusan perkara pidana setidak-tidaknya membutuhkan dua alat bukti
yang sah ditambah dengan keyakinan hakim bahwa memang benar telah terjadi tindak
pidana dan bahwa terdakwa yang bersalah melakukannya.

Alat Bukti yang Sah Menurut Pasal 184 KUHAP:

1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa

Dan juga, hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Kewajiban Dokter dalam Membantu Peradilan
Pasal 133 KUHAP
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan maupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah
mayat.
Pejabat yang Berwenang Meminta Visum et Repertum

Pasal 133 KUHAP


Yang berwenang adalah penyidik, dan menurut pasal 6 (1) KUHAP, penyidik
adalah
a. Pejabat polisi negara Republik Indonesia
b. Pejabat PNS tertentu yang diberikan wewenang

Tetapi, yang membutuhkan Visum et Repertum adalah kasus pidana umum,


sehingga penyidiknya adalah penyidik polisi dan penyidik pembantu.
Apabila penyidik sudah meminta untuk dilakukan pemeriksaan bedah mayat maka
bersifat ”mutlak” atau obligatory dan tidak dapat ditolak. Keluarga korban hanya
diberitahu mengenai maksud dan tujuan bedah mayat sehingga tidak meminta
persetujuan dari keluarga korban.

Penyidik dapat menerapkan Pasal 222 KUHP yang akan memberikan sanksi pidana
apabila keluarga menghalang-halangi guna pemeriksaan jenazah untuk keadilan.
Pemeriksaan Luar

Pemeriksaan luar pada tubuh mayat harus dilakukan dengan cermat, meliputi
segala sesuatu yang telihat, tercium maupun teraba, baik terhadap benda yang
menyertai mayat, pakaian, perhiasan, sepatu dan lain-lain.
Pemeriksaan luar meliputi:
Label mayat Disunat atau tidak
Tutup dan bungkus mayat Identitas Khusus ( cacat bawaan, tatoo, jaringan parut)
Perhiasan korban Rambut, alis mata, bulu mata, kumis dan jenggot
Pakaian korban Mata kanan dan kiri
Benda di samping mayat Hidung, telinga, mulut, gigi, lidah
Kaku mayat dan lebam mayat Luka
Jenis kelamin Ada tidaknya patah tulang
Ras Pembusukan
Perkiraan Usia Perubahan kuku
Tinggi badan
Warna kulit
Tanda-tanda Kematian
• Suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah pada bagian-
bagian tubuh yang terletak paling bawah namun bukan daerah
1. Lebam Mayat yang tertekan akibat berhentinya pompa jantung dan pengaruh
gaya gravitasi.
• Timbul antara 15 menit sampai 1 jam setelah kematian. Pada
awalnya lebam mayat pada penekanan akan menghilang
• Lebam mayat akan menetap sekitar 12 jam setelah kematian.

• Kaku mayat disebut juga rigor mortis atau postmortem rigidity, adalah
suatu keadaan dimana terjadi pemecahan ATP menjadi ADP dan
2. Kaku Mayat penumpukan asam laktat yang tidak bisa diresintesis kembali menjadi ATP
karena tidak adanya oksigen yang masuk ke tubuh.
• Kaku mayat muncul sekitar 2 jam setelah kematian dan setelah 12 jam
menjadi sempurna pada seluruh tubuh dan sukar dilawan.
Tanda-tanda Kematian
• Pada 30-60 menit pertama suhu tubuh tidak akan mengalami
penurunan, baru setelah itu akan mengalami penurunan.
• Suhu tubuh akan turun sama seperti suhu sekitar
3. Penurununan Suhu
Mayat (Algor Mortis) • Hal yang dapat mempercepat turunnya suhu mayat adalah
suhu lingkugan rendah, badan kurus, dan pakaian tipis.

• Pembusukan terjadi karena proses autolisis dan aktifitas


4. Pembusukan mikroorganisme.
• Tanda pembusukan yang mulai terjadi 24-36 jam setelah
kematian adalah warna kehijauan pada kulit yang diawali dari
perut samping kanan bagian bawah.
Tanda-tanda Kematian

Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,


5. Lilin Mayat (Adipocere) lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam
jaringan lunak tubuh pasca mati.

Mummifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan


6. Mummifikasi menyebabkan pengeringan dengan cepat sehingga dapat
menghentikan proses pembusukan.
Asfiksia

Asfiksia dapat disebabkan karena pencekikan, penyumbatan


jalan pernafasan, dan penyumbatan lubang pernafasan.

Pada bagian tubuh dapat ditemukan tardieu’s spot pada dahi, diatas kelopak mata, dibawah
konjungtiva dan di dekat pelipis. Sianosis dapat ditemukan pada kuku jari sementara pewarnaan
ungu pada kulit dapat terlihat pada ekstremitas bawah atau bagian bawah dari ekstremitas atas.
Traumatologi Forensik

Luka Akibat Kekerasan Benda Tajam


• Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau luka sayat, luka
tusuk dan luka bacok.
• Gambaran umum luka yang diakibatkan benda tajam dapat berupa tepi dan
dinding luka yang rata, tidak terdapat jembatan jaringan dan luka yang
berbentuk garis atau titik.
• Kulit di sekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak
menunjukkan adanya luka lecet atau memar, kecuali bila bagian gagang turut
membentur kulit.
Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul

• Luka ini merupakan luka dengan yang disebabkan oleh benda-benda yang
memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa memar
(kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka/robek
(vulnus laseratum).

• Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan


warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah
menjadi ungu atau hitam, setelah 4-5 hari akan berwarna hijau yang kemudian
akan berubah menjadi kuning dalam 7-10 hari, dan akhirnya menghilang
dalam 14-15 hari.
Interpretasi Hasil Temuan
1. Tanda kematian:
• Lebam mayat
Pada kasus ini ditemukan lebam mayat pada punggung yang tidak hilang pada penekanan.
Korban mungkin telah meninggal sekitar 12 jam yang lalu.

• Kaku mayat
Kaku mayat pada seluruh tubuh. Kaku mayat yang sudah lengkap memberikan petunjuk
perkiraan waktu kematian sekitar 12 jam yang lalu.
Interpretasi Hasil Temuan
2. Identifikasi umum
Jenis kelamin: laki-laki
Umur: 2 tahun
Bangsa: Indonesia

3. Pemeriksaan terhadap mulut dan rongga mulut


Pada seluruh permukaan bibir atas dan bawah terdapat memar bewarna biru
kehitaman. Kemungkinan akibat kekerasan tumpul pada mulut.
Interpretasi Hasil Temuan
4. Pemeriksaan terhadap tanda kekerasan
• Letak luka:
Pada pergelangan tangan kiri ditemukan adanya satu luka terbuka tepi rata, dasar jaringan
otot dengan tidak ada pembuluh darah yang terpotong.
• Jenis luka:
Luka terbuka tepi rata yang memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam.
• Tepi luka: Rata
• Dasar luka: jaringan otot
Interpretasi Hasil Temuan
5. Pemeriksaan Dalam

JANTUNG

Ditemukan banyak bintik perdarahan


serta pelebaran pembuluh darah pada
organ.
PARU-
PARU
•Pada dinding paru ditemukan
banyak bintik perdarahan serta
pelebaran pembuluh darah pada
organ menunjukkan terjadinya
asfiksia.
Interpretasi Hasil Temuan
Hasil olah TKP: ditemukan gelas berisi cairan pembasmi serangga, satu buah pisau berlumuran darah,
tidak ada barang berharga yang hilang, tidak ada kerusakan pada pintu dan jendela rumah.

Keterangan saksi : tidak ada yang melihat orang lain yang masuk atau keluar dari rumah, si ibu dan
ayahnya sering bertengkar hebat beberapa hari terakhir. Saat kejadian ayahnya sedang bekerja di kantor.
Teknik Pembuatan Visum et Repertum

1. Pro Justitia
2. Pendahuluan
3. Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)
4. Kesimpulan
5. Penutup
Contoh Visum et Repertum
Contoh Visum et Repertum
Aspek Hukum

KUHP Pasal 341


“Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”

KUHP Pasal 342


“Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa ia akan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan
rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”
Berdasarkan pada ketentuan Pasal 341 dan 342 KUHP, unsur yang harus dipenuhi untuk
dapat dituntut melakukan tindak pidana pembunuhan anak atau bayi adalah sebagai berikut:
a. Pelaku : ibu kandung
b. Korban : anak kandung
c. Waktu : pada saat korban dilahirkan atau tidak lama kemudian setelah korban dilahirkan
d. Motif : karena rasa takut diketahui orang lain jika pelaku telah melahirkan anak
KUHP Pasal 338
“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.”

KUHP Pasal 340


“Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Pasal 80:
(1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan
terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).

(3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).

(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


Kesimpulan
• Pada pemeriksaan mayat anak laki-laki berusia 2 tahun ditemukan lebam mayat pada punggung
yang tidak hilang pada penekanan serta kaku mayat pada seluruh tubuh, diperkiraan waktu
kematian sekitar 12 jam yang lalu. Pada pemeriksaan luar ditemukan memar bewarna biru
kehitaman di seluruh permukaan bibir atas dan bawah akibat pembekapan. Pada pergelangan
tangan kiri, terdapat luka terbuka tepi rata, dasar jaringan otot dengan tidak ada pembuluh darah
yang terpotong yang memberi petunjuk bahwa terdapat kekerasan benda tajam. Pada kuku jari-jari
tangan dan kaki bewarna kebiruan diduga disebabkan oleh asfiksia. Pada pemeriksaan ditemukan
bintik perdarahan pada paru-paru dan jantung, serta pelebaran pembuluh darah pada organ. Hal ini
menunjukkan telah terjadi proses asfiksia yang berakibat kematian.

• Sebab mati pada kasus ini adalah pembekapan yang mengakibatkan tersumbatnya jalan nafas
sehingga menyebabkan mati lemas, sedangkan mekanisme kematian adalah asfiksia.

Anda mungkin juga menyukai