Anda di halaman 1dari 23

Faktor yang Mempengaruhi Gizi Kurang

pada Anak
Avelia Iliq - 102016281
Grace Raveena Widelia Worumi - 102018031
Yulistina - 102018044
Nerissa Arviana Yusmin - 102018060
Feliciano Oliver Nurhakim - 102018064
Shindie Dona Kezia Lethulur - 102018135
Mahanaim Haga -102018137
Togu Jastin Lodewiyk Simarmata-102018149
Skenario 10
• Seorang anak laki-laki berusia 6 bulan dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan dalam 1 bulan pemantauan
berat badan hanya naik sedikit.
Rumusan Maslah
• Seorang anak laki-laki berusia 6 bulan mengalami susah
naik berat badan.
Hipotesis
• Seorang anak laki-laki mengalami gizi kurang
Anamnesis Mind Map

Epidemiologi Pemeriksaan

MPASI Status Gizi


Anamnesis
• Identitas : Seorang anak laki-laki berusia 6 bulan
• Keluhan : berat badan susah naik
• RPS : Berat badan di rasakan sulit naik sejak mulai usia 4 bulan. Tidak ada sakit seserius
ini.
• Riwayat diet dan nutrisi : ASI sejak lahir-sekarang. MPASI pertama sejak usia 5 bulan, 2x
berupa bubur susu encer @125cc yang dihabiskan dalam 2x pemberian selang 30 menit.
Buah diberikan berupa puree papaya dan pisang. Dicoba penambahan susu formula, tetapi
anak tidak mau.
• RPD : -
• RPK : -
• Riwayat Imunisasi : Sesuai Usia.
• Riwayat kelahiran cukup bulan, BB=2700 g, PB= 48 cm, LK = 34 cm .
• Riwayat tumbuh kembang : usia 1 bulan = 3500 g, 3 bulan = 4500 g, 4 bulan = 5100 g, 5
bulan = 5500 g, PB = 60 cm. Perkembangan sesuai usia.
• Riwayat sosial ekonomi: orang tua berpenghasilan menengah keatas.
Pemeriksaan
• Keadaan umum : tidak sedang sakit
• Kesadaran : compos mentis
• TTV : dalam batas normal
• BB : 5700 g
• TB : 62 cm
• BB/PB < -2
Pengukuran Status Gizi
• Pengukuran Klinis
Perubahan-perubahan yang terjadi dan dihubungkan dengan kekurangan zat
gizi
• Pengukuran Antropometrik
Pengukuran tinggi badan,berat badan, dan lingkar lengan atas berdasarkan
IMT
• Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris dilakukan pada berbagai
jaringan tubuh (darah dan urin).
Antropometri

BB/TB Sangat kurus <-3SD


atau Kurus -3SD s/d <-2SD
BB/PB Normal -2SD s/d 2SD
  Kegemukan >2SD
Antropometri

Gizi sangat kurang <-3SD


BB/U Gizi Kurang -3SD s/d <-2SD
Gizi Normal -2SD s/d 2SD
Gizi Lebih >2SD
Antropometri

Sangat kurang <-3SD


PB/U Pendek -3SD s/d <-2SD
Normal > 2SD
Epidemiologi
MP-ASI

Tujuan pemeberian makanan pendamping ASI


adalah untuk menambah energy dan zat-zat
gizi yang diperlukan bayi
Manfaat :
• menghindari terjadinya kekurangan gizi
• mencegah resiko adalah masalah gizi,
defisiensi zat gizi mikro (zat besi, zink
kalsium, vitamin A, vitamin C dan folat),
• mencegah penyakit
• mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal
Pola Pemberian Makanan
Umur Jenis Makanan
(bulan) ASI Makanan Lumat Makanan Makanan Keluarga
U

lembek/lunak
m
u
r
(

0-6 x
b Jenis Makanan
u
l
a

6-8 x x
n
)

8-12 x x x
a
k M
a a
M
n k
a

12-24 x x x x
a a
k
n n
a
a
n
L n
A a

>24 x
e
S n
m K
I
b e
L
e l
u
k u
m
/ a
a
l r
t
u g
n a
a
k

 ASI tetap
0
-
6
Ö

 MP-ASI, seperti bubur susu dan makanan lumat (bubur lumat, sayuran, daging,
6
-
8
Ö Ö

dan buah yang dilumatkan, biskuit, dan lain-lain) sebanyak 2-3 x sehari.
8
-
Ö Ö Ö
1

 MP-ASI bertahap sesuai umur anak, pada tahap awal 2-3 sdm kemudian secara
2
1
2

bertahap ditambah mencapai 1/2 atau 125 cc setiap kali makan.


- Ö Ö Ö Ö
2
4

 jus buah dan biskuit 1-2 Xsehari


>
2
4
Ö
Faktor-Faktor Gizi Buruk
• Faktor langsung
-Kurangnya asupan gizi dari makanan.
-Penyakit infeksi.

• Faktor Tidak Langsung


-Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat
-Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak
-Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai

• Masalah Utama
-Kemiskinan
-Tingkat Pendidikan
-Tingkat Pengetahuan
Tatalaksana
• Tatalaksana Gizi Buruk menurut WHO, atau
• Berdasarkan perhitungan target BB-ideal:
BB-ideal x RDA menurut usia-tinggi
=5,7 kg x 110-120
= 627 - 684
Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk
menghindari sindrom refeeding.
Penentuan cara pemberian
• Enteral
 pemberian nutrisi jangka pendek dapat dilakukan melalui pipa nasogastrik
atau nasoduodenal atau nasojejunal.
 jangka panjang dapat dilakukan melalui gastrostomi atau jejunostomi.

• Parenteral
 jangka pendek (kurang dari 14 hari) dapat digunakan akses perifer,
 jangka panjang harus menggunakan akses sentral.
Penentuan Jenis Makanan
Jenis sediaan makanan untuk enteral disesuaikan dengan fungsi
gastrointestinal dan dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :
• Polimerik, yang terbuat dari makronutrien intak yang ditujukan untuk fungsi
gastrointestinal yang normal, terbagi menjadi formula standar dan formula
makanan padat kalori
• Oligomerik (elemental), biasanya terbuat dari glukosa polimer, protein
terhidrolisat, trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain triglyceride)
• Modular, terbuat dari makronutrien tunggal
Pada pemberian parenteral, pemberian jenis preparat sesuai dengan usia,
perhitungan kebutuhan dan jalur akses vena. Untuk neonatus dan bayi
beberapa asam amino seperti sistein, taurin, tirosin, histidin merupakan asam
amino yang secara khusus/kondisional menjadi esensial, sehingga dibutuhkan
sediaan protein yang bisa berbeda antara bayi dan anak.
Pemantauan dan Evaluasi
pemantauan efektivitas berupa monitoring pertumbuhan
 pasien rawat inap : evaluasi dan monitoring dilakukan setiap hari, dengan
membedakan antara pemberian jalur oral/enteral dan parenteral.
 pasien rawat jalan : evaluasi dilakukan sesuai kebutuhan.
Prognosis
• Prognosis pada gizi kurang dapat menjadi buruk apabila telah terjadi
komplikasi infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan tidak ditangani
dengan cepat. Prognosis dapat juga baik apabila malnutrisi bisa diatasi
dengan cepat dan tepat. Pada anak dengan gizi kurang di usia lebih muda,
bisa terjadi penurunan tingkat kecerdasan dibandingkan dengan anak yang
mendapatkan keadaan malutrisi pada usia lebih dewasa.
Kesimpulan
Berdasarkan gejala klinis yang didapat pada pasien di kasus, anak laki-laki
dengan BB 5700g dan PB 62cm tersebut menderita gizi kurang. Pada gizi
kurang, dipengaruhi oleh faktor langsung (kurangnya asupan gizi makanan,
penyakit infeksi) dan faktor tidak langsung (ketersediaan pangan yang bergizi,
pola asuh anak dan perawatan kesehatan).
Gizi kurang merupakan kondisi dimana seseorang yang kekurangan nutrisi,
atau keadaan nutrisinya di bawah standar rata-rata.. Masalah gizi kurang dapat
ditangani dengan pemberian asupan gizi yang seimbang secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan pada tahap tersebut. Formula yang dipilih dapat
disesuaikan dengan tahap dan tujuan dari pemberian tambahan kalori dan
nutrisi lainnya.
Thank You
Stay Safe and Happy

Anda mungkin juga menyukai