F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
18
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-
ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul
dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah
organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan
sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos
(pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan
nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa
didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu
alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan
per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran
material yang dapat mensuplai industri.
19
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit dan
berbahaya dari sampah yang umum.
Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan dan
pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu mendisinfeksi sampah
medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit dan
rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.
Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat-obatan, yang dihasilkan
oleh fasilitas-fasilitas kesehatan. Sampah-sampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi.
Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahan-
bahan; bahan lainnya dapat didaur-ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati-hati
dan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini
dapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil di
India dan rumah sakit umum besar di Amerika.
Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampah
domestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secara
kimia.
Produksi Bersih
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk
samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan
produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip-
prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian
misalnya dengan menerapkan Prinsip 3R, 4R, 5R. (Sumber: www.walhi.or.id)
20
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
LAMA BARU
REDUCE
Angkut
Angkut
Pengolahan
Buang Sanitary Landfill/ Pengendalian gas
Waste to Energy Methan & CO2 (CDM)
Manfaat Sampah
Sampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak manfaatnya seperti dapat
dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan dapat didaur-ulang bagi sampah
anorganik.
Dalam sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri yang dapat menghasilkan vitamin
B12 yang samajenisnya dengan vitamin B12 yang dihasilkan oleh hewan. Yang paling aktif
dapat memfermentasikan sampah dan kotoran sungai sehingga dihasilkan vitamin B12
adalah bakteri-bakteri yang termasuk Streptomyces. Kadar vitamin B12 dalam sampah
dan kotoran sungai berkisar 4,2 – 8,2 µg untuk setiap satu gram berat kering. Diperkirakan
dari 26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberian
sampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu meningkatkan
berat badan ternak. Sampah dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40-85%,
mineral 15-70%, nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah
tangga, sampah restoran, kertas, kotoran ternak, limbah pertanian dan industri yang
bersifat sampah organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
21
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Pengertian Zero Waste adalah bahwa mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu
proses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah” atau diminimalisir terjadinya
“sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce,
Reuse, Recycle).
Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang
bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya,
mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-
limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan
pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah tangga.
22
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
23
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
24
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Pemilahan Sampah
25
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Berdasarkan uraian tentang 3-R, 4-R atau 5-R tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sangat
penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan dilakukan di TPA, karena ini akan
memerlukan sarana dan prasarana yang mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di
sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal
dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnya
kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan berarti
upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis
atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. Manajemen
Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak
dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali
dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui
pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.
Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode,
yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu
tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan
satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas
dipisah tersendiri. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri.
Sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-sampah elektronik (seperti
kulkas, radio, TV), keramik, furniture dll. ditangani secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan
sampah jenis ini perlu diatur, misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap
3 bulan sekali.
Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan model pemilahan antara
sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah tangga memiliki tiga keranjang sampah
untuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu untuk sampah kering (an-organik), satu untuk bekas
makanan, dan satu lagi untuk sisa-sisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkut
oleh tiga truk berbeda yang memiliki jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambil
jenis sampah yang menjadi tugasnya. Sehingga pemilahan sampah tidak berhenti pada level
rumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai berikutnya, bahkan sampai pada TPA.
Sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur ulang menjadi barang-
barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas melakukan pemilahan, maka
pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas kebersihan tinggal mengangkutnya setiap
hari dan tidak lagi kesulitan untuk memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swasta
dapat memproses sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini,
maka volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.
Pemanfaatan sampah
Teknik-teknik pemrosesan dan pengolahan sampah yang secara luas diterapkan di lapangan,
khususnya di negara industri antara lain adalah:
26
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
27
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
28
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
29
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Pengertian
Pengelolaan Sampah Terpadu berbasis masyarakat adalah suatu pendekatan pengelolaan
sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan,
dilaksanakan (jika feasible), dikontrol dan dievaluasi bersama masyarakat. Dalam
pengertian ini pemeran (penguasa, kekuatan) utama dalam pengelolaan sampah adalah
masyarakat. Bukan pemerintah atau lembaga lainnya seperti LSM dan lain – lain.
Pemerintah dan lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan fasilitator.
Fungsi motivator adalah memberikan dorongan agar masyarakat siap memikirkan dan
mencari jalan keluar terhadap persoalan sampah yang mereka hadapi. Tetapi jika
masyarakat belum siap, maka fungsi pemerintah atau lembaga lain adalah menyiapkan
terlebih dahulu. Misalnya dengan melakukan pelatihan, study banding dan
memperlihatkan contoh – contoh program yang sukses dan lain – lain. Fungsi fasilitator
adalah memfasilitasi masyarakat untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah secara baik
dan berkesinambungan. Jika masyarakat mempunyai kelemahan dibidang teknik
pemilahan dan pengomposan maka tugas fasilitator adalah memberikan kemampuan
masyarakat dengan berbagai cara misalnya dengan memberikan pelatihan, begitu juga
jika masyarakat lemah dalam hal pendanaan, maka tugas fasilitator adalah membantu
mencari jalan keluar agar masyarakat mampu mendapat pendanaan yang dibutuhkan,
tetapi harus dilakukan secara hati – hati jangan sampai membuat masyarakat tergantung.
30
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
dikelola oleh pihak lain biasanya mereka kurang bertanggung jawab bahkan cenderung
destruktif.
Intinya adalah bagaimana mengarahkan kekuatan masyarakat (social capital) untuk
memecahkan masalah sampah. Bukan untuk melawan program pengelolaan sampah.
Sebab tidak jarang ditemukan program – program yang baik untuk masyarakat, karena
tidak melibatkan masyarakat dihalangi, ditolak dan dirusak sendiri oleh masyarakat.
Disamping itu kemampuan pemerintah baik dari sisi manajemen dan pendanaan masih
sangat terbatas, misalnya kemampuan pemda kabupaten Tangerang dalam mengelola
sampah hanya sebesar 30 persen. Jika tanggung jawab sampah hanya diserahkan pada
pemerintah maka mustahil permasalahan sampah dapat terselesaikan secara baik dan
berkelanjutan.
Berbasis masyarakat bukan berarti dalam pengoperasiannya selalu harus dilakukan oleh
masyarakat, tetapi boleh juga dilakukan oleh lembaga atau badan profesional yang
mampu dan diberi mandat oleh masyarakat. Yang penting adalah apa yang layak dan
realistis dilakukan untuk memecahkan masalah sampah yang dihadapi oleh masyarakat
trersebut. Misalnya kalau secara realistis masyarakat tidak mampu dari sisi waktu dan
manajemen untuk mengoperasikan maka jangan diserahkan pengeoperasiannya pada
masyarakat. Lebih baik masyarakat didorong untuk mencari dan menunjuk lembaga
profesional atau perorangan yang mampu dan dipercaya untuk mengoperasikan.
Mekanisme Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat sangat
beragam tergantung siapa yang mengambil inisistif, ditingkat mana kita mulai dan siapa
saja (stakeholders) yang dilibatkan. Jika inisiatif datang dari LSM biasanya dimulai dari
penentuan calon lokasi, kemudian dilanjutkan dengan proses berikutnya. Namun jika
inisiatif datang dari pemerintah pusat, maka tahapannya tentu lebih panjang. Misalnya,
jika inisiatifnya datang dari pemerintah pusat biasanya, ada beberapa tahapan yang biasa
dilakukan antara lain: (1). Penentuan Calon Pemda (longlist). (2). Sosialisasi dan promosi
program kepada pemerintah daerah. (3). Seleksi pemerintah daerah yang berminat (short
list). (4). Penentuan calon lokasi masyarakat (long list lokasi masyarakat), (5). Sosialisasi ke
masyarakat, (6). Seleksi masyarakat (short list masyarakat), (7). Pembentukan kelompok
masyarakat. (8) Pelatihan dan Penyusunan rencana kerja masyarakat. (9). Pelaksanaan
program, monitoring dan evaluasi program pada berbagai tingkatan (ditingkat
masyarakat, ditingkat pemda dan ditingkat nasional).
Penentuan calon pemda, biasanya didasarkan pada beberapa kriteria misalnya urgensi
persoalan sampah yang ada, kemampuan APBD serta kerjasama. Sosialisasi kepada
Pemda biasanya lebih ditekankan pada pemecahan masalah persampahan yang ada
dikota tersebut, serta memperkenalkan pendekatan berbasis masyarakat, keuntungan
dan kerugiannya, prosedur dan mekanisme pendanaannya baik sumber maupun sistem
31
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
pencairan dana. Disamping itu diperkenalkan pula contoh – contoh praktek unggulan yang
pernah dan sedang dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan program berbasis masyarakat umumnya pemda terbentur pada
kepres no 80 atau yang sudah diperbaharui tentang sistem pengadaan barang dan jasa
pemerintah. Karena sampai saat ini belum ada pedoman umum tentang pelaksanaan
proyek yang berbasis masyarakat, terutama yang nilainya diatas Rp 50 juta ke atas. Hal ini
tentunya menjadi bahan diskusi dan pemikiran semua pihak dimasa mendatang.
Walaupun begitu, program – program pembangunan yang berbasis masyarakat sudah
banyak juga yang terlaksana, misalnya saja program SANIMAS, sanitasi berbasis
masyarakat.
Dalam seleksi pemda biasanya disusun suatu kriteria untuk menetapkan pemda yang
berhak ikut dalam program tersebut, biasanya dilihat dari urgensi, permasalahan sampah
yang dihadapi, kesediaan pemda untuk berkontribusi dan keseriusan pemda untuk
memecahkan masalah tersebut dan lain – lain. Penentuan calon lokasi masyarakat
biasanya ditentukan oleh pemda berdasarkan pada kepadatan penduduk dan
permasalahan sampah yang dihadapi, dan kesediaan . Umumnya didaerah kumuh dan
miskin. Setelah ditentukan calon lokasi, maka beberapa pemimpin formal dan informal
dari calon lokasi tersebut diundang oleh pemda untuk diinformasikan tentang rencana
pemda dalam program penanganan sampah. Dalam kesempatan ini diperkenalkan
tentang kondisi persampahan yang ada. sistem penanganannya, keuntungan dan
kerugiannya, teknologi yang diterapkan, kriteria calon masyarakat yang bisa ikut dalam
program dan lain – lain.
Dalam seleksi masyarakat biasanya disusun suatu kriteria antara lain: ketersediaan lahan
untuk pengolahan sampah, adanya kelompok yang siap bertanggung jawab, kesiapan
masyarakat untuk berkontribusi (minimal pada saat operasi dan maintenance) dan lain –
lain. Setelah masyarakat diseleksi maka dilakukan pembentukan kelompok yang
difasilitasi oleh fasilitator dari LSM dan atau Pemda. Ditetapkan pengurus (ketua,
sekretaris, bendahara) dan anggota, serta disusun
anggaran dasar kelompok. Didalam kelompok didiskusikan segala hal antara lain
mengenai hak dan kewajiban kelompok. Alternatif teknologi yang akan digunakan,
alternatif pengorganisasian, alternatif sumber dan pengelolaan keuangan, Alternatif
penyebaran informasi program dan lain – lain. Semua hal yang didiskusikan didalam
kelompok kemudian dituangkan dalam rencana kerja kelompok masyarakat atau yang
sering dikenal dengan rencana kerja masyarakat. Rencana kerja masyarakat biasanya
terdiri dari DED (detail engineering desain), RAB (rencana anggaran biaya) dan schedule
pelaksanaan. Rencana kerja harus disetujui dan ditandatangani oleh pihak pihak yang
bekerjasama.
Setelah rencana kerja disusun maka dilaksanakan kegiatan konstruksi pembangunan
tempat pegolahan sampah terpadu (jika opsi ini dipilih). Sebagai sarana pengurangan
32
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
(reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycleable). Setelah dilaksanakan
kontruksi dan pengoperasian maka dilakukan kontrol (monitoring) dan evaluasi. Biasanya
untuk 3 bulan pertama evaluasi dilakukan secara intensif, minimal satu kali perminggu,
namun setelah itu frekuensinya bisa dikurangi bisa menjadi satu bulan sekali, tergantung
pada kebutuhan lapangan. Hal yang cukup penting dalam pengelolaan sampah berbasis
masyarakat adalah melakukan survey kepuasan pengguna (user satisfactory survey), hal
ini biasanya dilakukan setahun sekali. Untuk melakukan survey dapat bekerjasama dengan
mahasiswa yang sedang dan akan membuat skripsi.
Stakeholder Terkait
Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat perlu melibatkan semua pihak
yang terkait dan berkepentingan (stakeholders). Tetapi harus hati – hati sebab jika terlalu
banyak yang terlibat bisa terjadi lebih banyak diskusi daripada bekerja. Perlu dilakukan
analisa yang tepat mengenai fungsi dan peran stakeholder. Di Pemda perlu ada leading
sektor yang bisa mengkoordinasikan dan memimpin program. Karena programnya
berbasis masyarakat maka perlu ada fasilitator handal yang mampu memfasilitasi baik
secara teknik maupun sosial. Biasanya teman – teman LSM mempunyai kemampuan
dibidang ini.
Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan program pengelolaan sampah terpadu berasal dari patungan (share)
dari berbagai pihak terutama dari masyarakat dan pemerintah daerah. Masyarakat
biasanya hanya mampu berkontribusi antara 2 – 4 persen untuk investasi, dan 100 persen
pada tahap operasi dan perawatan. Selebihnya merupakan dana pemda dan atau
pemerintah pusat, swasta dan atau donor (jika ada).
Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat merupakan sinergi kekuatan
dana dari pemerintah daerah dipadukan dengan kekuatan sosial masyarakat (social
capital) serta kekuatan teknologi dari para ahli (LSM, Universitas, konsultan dll). (sumber:
anonim)
33
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
SAMPAH ORGANIK
KERTAS
KONSTRUKSI
PLASTIK
METAL
LAIN-LAIN
KACA
Cara/Metode Pengelolaan
a. Pemilahan sampah
Memilah sampah adalah langkah awal dalam pengelolaan sampah. Dulunya, hanya
dikenal pemilahan sampah basah dan sampah kering. Cara ini dapat dikembangkan
lagi dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya yang lebih spesifik. Misalnya,
sampah kering dipisahkan lagi menjadi sampah kertas, plastik, kaleng, dan kaca.
34
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
b. Proses 3R
35
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
36
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
• Reuse
Reuse berarti menggunakan kembali barang atau produk. Contohnya:
- Menggunakan sikat gigi bekas sebagai sikat untuk membersihkan sepatu atau
barang-barang
- Menyumbangkan benda-benda lama atau pakaian layak yang tidak terpakai
lagi kepada panti-panti asuhan atau panti sosial. Jika memungkinkan, tas atau
pakaian yang sudah lama bisa didesain ulang menjadi tas/pakaian/aksesoris
baru.
- Menyimpan kardus dari kiriman barang. Jangan langsung dibuang karena
mungkin akan terpakai saat akan mengirimkan barang lagi.
• Recycle
Recycle atau proses daur ulang adalah cara yang paling umum dilakukan saat ini.
Biasanya, barang-barang yang didaur ulang ini adalah jenis barang yang tidak
dapat dipakai kembali atau merupakan bahan sisa (sampah anorganik).
Jika tidak mampu mendaur ulang sampah sendiri, sebaiknya lakukan pemisahan
sampah, kemudian jual ke tempat loak atau biarkan pemulung mengambilnya.
Biasanya, barang-barang ini nanti akan dibawa ke pabrik pengolahan sendiri
untuk mendaur ulang material-material pembentuknya.
37
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Komposting
Sampah organik (sampah mudah membusuk) yang ada di rumah dapat diolah menjadi
kompos dengan alat-alat yang sederhana. Misalnya dengan menggunakan takakura
untuk skala rumah tangga.
38
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Sampah
makanan
Corong
Pemisah/ Tangki pencampur Pemisah Fermenter Fermenter Penyimpan
penuang
penghancur bergravitasi asam metan kotoran
Material inert
Air olahan
Penimbunan/ dewater Ke STP
pembakaran
Pembong-
karan
Belt atau baut tekan
Padatan
kotoran
Kompos
Pengomposan
aerob
1. PENGOMPOSAN
39
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
b. Manfaat pengomposan
Aspek Ekonomi :
• Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
• Mengurangi volume/ukuran limbah
• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
• Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat
pembuangan sampah
• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
• Meningkatkan kesuburan tanah
40
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
41
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
§ Digunakan oleh pekerja untuk melindungi kaki selama bekerja agar terhindar
dari bahan-bahan berbahaya
8. Sarung tangan
§ Digunakan oleh pekerja untuk melindungi tangan selama melakukan
pemilahan bahan dan untuk kegiatan lain yang memerlukan perlindungan
tangan
9. Masker
§ Digunakan oleh pekerja untuk melindungi pernafasan dari debu dan gas
bahan terbang lainnya
Tahapan Pengomposan
1. Pemilahan Sampah
§ Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik
(barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan
teliti karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yang
dihasilkan
2. Pengecil Ukuran
§ Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga
sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos
3. Penyusunan Tumpukan
§ Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran
kemudian disusun menjadi tumpukan.
§ Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan
dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m.
§ Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yang
berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
4. Pembalikan
§ Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan
udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di
setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu
penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
5. Penyiraman
§ Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu
kering (kelembaban kurang dari 50%).
§ Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras
segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
§ Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka
tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum diperas
sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perlu
dilakukan pembalikan.
42
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
6. Pematangan
§ Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan semakin
menurun hingga mendekati suhu ruangan.
§ Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman.
Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.
7. Penyaringan
§ Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai
dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat
dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses.
§ Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan yang
baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.
8. Pengemasan dan Penyimpanan
§ Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan
kebutuhan pemasaran.
§ Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan
terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh
bibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak diinginkan yang
mungkin terbawa oleh angin. (Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Kompos)
43
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
• Jika komposter sudah penuh, sampah bagian bawah yang sudah berubah menjadi
kompos dapat dipanen atau didiamkan selama 30 hari menunggu hingga semua
sampah di bagian atas berubah menjadi kompos
2. PEMBUATAN BIOGAS
Limbah organik lain yang dapat diolah adalah limbah/ kotoran yang berasal dari hewan
ternak. Kotoran ternak mengandung zat-zat yang dapat menjadi sumber gas metana
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas, dalam hal ini gas.
a) Alat
• Drum volume 200 liter
• Drum volume 120 liter
44
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
45
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
• Masukan drum yang bervolume 120 liter dengan kran dalam keadaan terbuka.
Tekanlah drum kecil tersebut hingga mencapai dasar drum besar. Usahakan tidak
ada udara dalam drum kecil tersebut.
• Jika permukaan drum bervolume 120 liter tidak terbenam, keluarkan kembali
drum tersebut dan tambahkan kembali bahan-bahan organik dan air ke dalam
drum bervolume 200 liter sampai mencukupi untuk membenamkan drum
bervolume 120 liter.
• Bila sudah diyakini bahwa drum bervolume 120 liter terbenam seluruhnya dalam
campuran bahan-bahan organik yang terdapat di dalam drum bervolume 200 liter
dan bagian dalam drum bervolume 120 liter tersebut telah penuh berisi bahan-
bahan organik, tutuplah keran yang terdapat pada drum bervolume 120 liter tadi
(lihat gambar).
• Biarkanlah drum-drum tadi selama 3 - 4 minggu. Selama waktu ini proses
fermentasi akan berlangsung dan gas yang dihasilkan akan terjebak di dalam
drum bervolume 120 liter. Gas ini akan menyebabkan drum bervolume 120 liter
terdorong ke atas.
• Sambil menunggu proses fermentasi berlangsung, periksalah apakah ada
kebocoran gas dari drum bervolume 120 liter. Bila terjadi kebocoran segera di
tambal dengan cat atau aspal. Untuk mengetahui adanya kebocoran dapat
dilakukan dengan cara membasahi permukaan drum bervolume 120 liter dengan
air sabun. Kebocoran akan terlihat dengan adanya buih pada daerah yang bocor
tersebut.
• Setelah diketahui drum bervolume 120 liter berisi gas, periksalah gas tersebut
untuk meyakinkan bahwa gas yang terbentuk merupakan gas yang dapat
digunakan untuk bahan bakar. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membuka
kran dan menyalakan api di atas pipa penyalur gas.
f) Catatan
• Waktu yang diperlukan untuk memproduksi gas sekitar 3 - 4 minggu, setelah itu
gas akan diproduksi secar kontinyu selama 8 minggu. Selama 8 minggu ini,
separuh dari total gas yang diproduksi dibentuk pada 2 - 3 minggu pertama,
sisanya dibentuk pada 5 - 6 minggu terakhir.
• 2. Setelah waktu 8 minggu dilalui, gas tidak akan banyak terbentuk, maka unit
biogas dapat dikosongkan kembali dan isinya dapat digunakan sebagai starter
untuk pembuatan biogas berikutnya.
• 3. Dalam pembuatan starter kotoran sapi yang digunakan diusahakan yang masih
baru (hangat). (Sumber: file.upi.edu - Diana Rochintaniawati: Pembuatan Biogas)
3. PEMBUATAN BIOBRIKET
Pengolahan sampah organik lainnya adalah dengan membuat biobriket. Bahan utama
biobriket adalah ampas tanaman, umumnya tanaman ladang seperti jagung, tebu,
46
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
maupun kelapa sawit. Pembuatan biobriket ini digagas oleh Basriyanta, Ketua Lembaga
Sentra Inovasi Energi.
a) Biobriket dari Bonggol Jagung
Untuk pembakaran sampah, digunakan sistem pembakaran sendiri. Maksudnya
adalah dengan menyulut sebagian sampah kering dengan api. Setelah itu api
menjalar dan membakar sampah lainnya hingga menjadi arang. Langkah
berikutnya, menghancurkan arang dengan cara menumbuk dan mengayaknya.
Karbon hasil ayakan itu dicampur dengan perekat agar padat. Pemadatan dilakukan
agar bahan bakar mempunyai nilai kalori yang tinggi, sampai 5.000 kal/g. Sebagai
bahan perekat, digunakanlah tepung kanji. Bahan lain sebagai perekat adalah
blotong atau limbah produksi gula. Sekilo tapioka diencerkan dalam 10 kg air
hangat dan diaduk merata hingga menjadi lem. Campuran karbon dan lem
dimasukkan ke pencetak berupa pipa PVC sepanjang 10 cm dan berdiameter 1 inci.
Kemudian campuran tersebut dipres hingga padat sepanjang 6 cm. Hasil cetakan
lantas dijemur hingga kering selama 2 hari. Biobriket basah dioven selama 2 jam.
Sumber panas dalam oven itu adalah panas pembakaran sampah. Proses
pembuatan biobriket sejak pembakaran daun-daun hingga pemadatan mencapai 2
jam; jika menggunakan tongkol jagung, 4 jam. (Sumber: trubus-online.co.id)
47
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
dihaluskan, dan disaring menjadi bubuk. Setelah diberi campuran perekat (tepung
kanji), bubuk lalu dicetak. Dalam prosesnya, hanya arang yang berwarna hitam pekat
yang diolah karena lebih berkualitas dalam menghasilkan energi. Arang daun ini
ditumbuk hingga halus dan dicampur dengan tepung kanji dengan takaran 1:4.
Tepung kanji yang digunakan hanya sedikit karena hanya sebagai perekat. Setelah
tercampur rata, adonan ini dicetak sesuai kebutuhan dan dijemur hingga kering.
Setelah dijemur sampai kadar airnya hilang, terbentuklah briket sampah yang siap
pakai.
Selain bisa menggantikan minyak tanah, arang briket juga ramah lingkungan karena
tak mengandung zat kimia yang membahayakan. Briket ini juga hemat dan bisa
menyala lebih lama, yakni enam jam terus-menerus tanpa perlu dikipasi. Setelah
dipakai, ampas briket sampah tetap bermanfaat sebagai pupuk tanaman.
(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)
Contoh-contoh biobriket
(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)
48
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Dana bisa mencapai Rp. 40.000.000,- jika kita juga menyewa bangunan untuk tempat
usaha. Minimal, kit aharus mengeluarkan dana sebesar Rp. 4.500.000,- per tahun
untuk menyewa bangunan yang luasnya 50 m². Sebagian besar modal awal
dialokasikan untuk membeli mesin. Jika kita ingin mngurangi jumlah modal awal, kita
bisa mengurangi biaya pembelian dengan hanya membeli mesin pencacah saja.
Sementara itu, untuk proses pengadukan, kita bisa melakukannya secara manual
dengan menggunakan cangkul tanpa bantuan mesin pengaduk. Dengan hanya
membeli mesin pencacah, kita bisa menghemat modal Rp. 10.000.000,-
B. PEMBIAYAAN
Komponen biaya utama adalah transportasi dan tenaga kerja. Transportasi yang
utama adalah pengangkutan serbuk gergaji ke lokasi, terutama ongkos bongkar
muatnya. Tenaga kerja terutama untuk pencampuran dan pembalikan. Biaya untuk
tempat dan fasilitas windrow relatif kecil dibandingkan kedua komponen tadi. Untuk
pengomposan 2.628 meter kubik sampah organik, kita membutuhkan biaya-biaya
sebagai berikut:
Keterangan Nilai (Rp.)
A. Biaya Tetap
1. Sewa tempat (Rp. 5.000.000 : 12) 420.000
2. Depresiasi peralatan (Rp. 35.000.000 : 12) 3.000.000
B. Biaya Variabel
1. Upah tenaga kerja (25 orang) 12.000.000
2. Perlengkapan kerja 450.000
3. Inokulan EM4 1.150.000
4. Molase 76.000
5. Plastik/ karung pengemasan 750.000
49
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
Jika dalam sebulan kita bisa memproduksi kompos sebanyak 25 ton dengan harga
penjualan Rp. 1.000,- per kilogram, maka kita akan memperoleh pemasukan sebesar
Rp. 25.000.000,-. Dari jumlah ini kita akan memperoleh keuntungan bersih Rp.
5.654.000,- setelah dikurangi biaya rutin/ bulanan. Dengan keuntungan bersih lebih
dari Rp. 5.000.000,- modal kita akan kembali dalam jangka waktu 5 – 6 bulan.
C. TENAGA KERJA
Dalam usaha pengomposan, kita membutuhkan banyak tenaga kerja, terutama untuk
proses pengadukan dan pembalikan secara manual. Namun, jika kita sudah memiliki
mesin pengaduk sendiri, maka jumlah tenaga kerja pun dapat dikurangi. Biasanya
untuk mengolah kompos di lahan seluas 500 m², kita membutuhkan minimal 25 orang
pekerja. Di antara mereka ada yang bertugas menyortir sampah dengan memisahkan
sampah organic dari sampah anorganik, atau sampah organic yang bagus dari sampah
organic yang terkontaminasi, sebagian pekerja lainnya bertugas melakukan
pencacahan bahan baku, baik secara manual maupun dengan menggunakan mesin,
dan sisanya bertugas mengaduk dan membolak-balik kompos. Mereka juga bertugas
sebagai pengawas kualitas kompos.
D. PENYALURAN/ DISTRIBUSI
Setelah proses produksi, tahap selanjutnya adalah pemasaran dan aplikasi akhir.
Untuk aplikasi di daerah sekitar, tidaklah perlu dilakukan pengemasan. Selain karena
faktor biaya, pengemasan juga akan menimbulkan masalah baru, yaitu sampah
plastik. Aplikasi lainnya adalah pengemasan terselubung, yaitu penjualan kompos
yang digabung dalam paket penjualan bibit tanaman, baik tanaman hias maupun
tanaman buah-buahan. Penggabungan bisnis pengomposan dan pembibit - an
merupakan simbiosis yang menguntungkan, baik dari pemanfaatan tenaga kerja
maupun jumlah penjualan kompos yang meningkat. Pengembangan selanjut –nya,
usaha penjualan kompos diintegrasikan dengan bisnis untuk pengerjaan landscape
dan/ atau perawatan taman sehingga siklus pemanfaatan kompos dan pembuatan
kompos dari sampah kebun dapat terintegrasi. Dengan bahan baku yang melimpah
ruah, kita dapat memproduksi kompos sesuai permintaan tanpa harus takut
kekurangan bahan baku. 1 kg kompos dapat kita jual dengan harga rata-rata Rp.
1.000,-. Dengan harga penjualan yang murah, kita tetap dapat mengais keuntungan
karena permintaan terhadap kompos tidak pernah berhenti bahkan cenderung
meningkat. Ketika usaha pengomposan telah berkembang, akan lebih baik jika kita
mengembangkannya melalui program kemitraan. Kita bisa bekerja sama dengan
kelompok-kelompok tani yang membutuhkan kompos dalam kegiatan mereka atau
50
H H
F-XC A N GE F-XC A N GE
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u-tr a c k c u-tr a c k
51