Anda di halaman 1dari 158

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Edukasi Pasien

materi
check list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Azelia Nusadewiarti, MPH

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


A. TEMA
Edukasi pasien, rencana menginformasikan kepada pasien tentang
informasi secara umum tentang penyakit, pemeriksaan penunjang,
tindakan dan terapi, serta rehabilitasi.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mampu menginformasikan kepada pasien informasi secara
umum tentang penyakit, rencana pemeriksaan penunjang, tindakan dan
terapi, rehabilitasi dengan baik dan benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus


• Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup di akhir
• Mahasiswa mampu mengawali dan mengakhiri edukasi pasien
• Mahasiswa mampu menginformasikan kondisi saat ini dan berbagai
kemungkinan diagnosis
• Mahasiswa mampu menyampaikan berbagai tindakan medis yang dilakukan
untuk menegakkan diagnosis, termasuk manfaat risiko serta kemungkinan
efek samping/komplikasi.
• Mahasiswa mampu menyampaikan hasil dan interpretasi tindakan medis
yang telah dilakukan untuk menegakan diagnosis
• Mahasiswa mampu menyampaikan diagnosis.
• Mahasiswa mampu menyampaikan pilihan tindakan medis untuk tujuan
terapi termasuk kelebihan dan kekurangan dari masing-masing cara.
• Mahasiswa mampu menyampaikan prognosis.
• Mahasiswa mampu menyampaikan dukungan/support yang tersedia.
• Mahasiswa mampu menyampaikan rehabilitasi
• Mahasiswa mampu menyampaikan pendidikan kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


C. ALAT DAN BAHAN
• Pasien simulasi
• Meja dan kursi periksa
• Kelengkapan periksa (lembar rekam medis, lembar laboratorium, dll yg
diperlukan)
• Media edukasi (jika diperlukan)
• Hand scrub

D. SKENARIO

Seorang wanita, 50 tahun, dating ke poliklinik Unila dengan keluhan nyeri


dan bengkak pada sendi jari kaki dan tangan sejak 3 hari lalu. Keluhan ini
disertai dengan kesulitan untuk menggerakkan jari tangan dan kaki. Pada
hari keempat, saat bangun tidur pada pasien merasa sendinya lebih kaku.

Hasil pemeriksaan tanda vital T 130/90 mmHg N 120x/mnt. Pada


pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat 7,5mg, jumlah
leukosit 5.600/mm3.

E. DASAR TEORI
Penatalaksanaan Penyakit dengan pendekatan keluarga (5 level prevention)

← Periode Prepatogenesis → ← Periode Patogenesis →


Interaksi antara intrinsik faktor, M M
M
penyebab penyakit & faktor a a
a
ekstrinsik s s
s
a a
a
p P
L
e e
a
n n
n
y y
j
a a
u
k k
t
i i
3

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


t t

d T
i e
n r
i k
e
n
d
a
l
i
↑ ↑ ↑ ↑ ↑
P P D P P
e e e e e
n r t n m
i l e g u
n i k o l
g n s b i
k d i a h
a u t a
t n D a n
a g i n /
n a n / R
n i e
K T h
e K i a
s h n b
e u d i
h s a l
a u k i
t s a t
a n a
n s
i

Preventif Preventif P

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


Primer Sekunder r
e
v
e
n
t
i
f

T
e
r
t
i
e
r

Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)


• Dilakukan pada orang yang sehat/netral
• Edukasi, nutrisi, olahraga, rumah sehat, konseling, genetik, MCU, perhatian
pada perkembangan kepribadian

Perlindungan Khusus (Specific Protection)


• Dilakukan pada orang yang berisiko
• Imunisasi, personal higiene, sanitasi, perlindungan kerja, perlindungan
kecelakaan, penggunaan bahan gizi tertentu, perlindungan terhadap
karsinogenik, menghindari alergen

Deteksi Dini (Early Diagnosis & Prompt Treatment)


• Penemuan kasus (perorangan / kelompok)
• Survei skrining
• Pemeriksaan selektif dengan tujuan pencegahan penyakit berlanjut,
pencegahan menjalarnya penyakit menular, dan pencegahan komplikasi
• Pengobatan awal
Pengobatan dan Tindakan (Disability Limitation)
• Pengobatan lanjut dan lengkap

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


• Penyediaan fasilitas untuk membatasi atau memperpendek masa ketidak
mampuan (perawatan RS dan perawatan di rumah)
• Konsultasi dan rujukan
• Pelayanan spesialis
• Mencegah kematian

Pemulihan (Rehabilitation)
• Penyediaan fasilitas pelatihan di RS dan masyarakat agar kemampuan yang
tersisa dapat dimanfaatkan secara maksimum
• Edukasi masyarakat dan industri agar menerima mereka yang telah
direhabilitasi
• Sedapat mungkin diusahakan supaya semua dapat bekerja Kualitas hidup
yang baik dan bermanfaat

Edukasi pasien pada pasien tergantung kasusnya pada tingkat/level pencegahan


yang ditemukan

F. PROSEDUR EDUKASI PASIEN

Dalam menyampaikan informasi setelah dilakukan anamnesis secara


lengkap, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang teliti serta pemeriksaan
penunjang yang relevan sehingga didapat diagnosis yang tepat, maka kita
akan melakukan edukasi pasien. Dalam melakukan edukasi pasien , maka
kita perlu merencanakan tentang materi informasi yang akan disampaikan,
siapa yang akan diberi informasi, berapa banyak atau sejauh mana, kapan
menyampaikan informasi, dimana tempat menyampaikan informasi dan
bagaimana cara penyampaian informasi.

1. Materi Informasi apa yang disampaikan


• Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis.
• Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis,
termasuk manfaat, risiko, serta kemungkinan efek samping/komplikasi.
• Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis.
• Diagnosis

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


• Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan
masingmasing cara).
• Prognosis.
• Dukungan (support) yang tersedia.

2. Siapa yang diberi informasi


• Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan.
• Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.
• Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan bertanggung
jawab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi sendiri secara langsung

3. Berapa banyak atau sejauh mana


• Untuk pasien: sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu
untuk disampaikan,dengan memerhatikan kesiapan mental pasien.
• Untuk keluarga: sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan sebanyak
yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.

4. Kapan menyampaikan informasi


• Segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan Efektif Dokter-Pasien

5. Di mana menyampaikannya
• Di ruang praktik dokter.
• Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat.
• Di ruang diskusi.
• Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga dan
dokter.

6. Bagaimana menyampaikannya
• Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui
telpon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos,
faksimile, sms, internet.
• Persiapan meliputi:
 materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, prognosis
sudah disepakati oleh tim);

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


 ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang lalu
lalang, suara gaduh dari tv/radio, telepon;
 waktu yang cukup;
 mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh
keluarga/orang yang ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya
lebih dari satu orang).
 Jajaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang akan
dibicarakan.
 Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan
dan amati kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yang akan
diberikan.

Langkah-langkah Menyampaikan Informasi dalam rencana edukasi


Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan
komunikasi,yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition,
Depkes RI, 1999) :
 S = Salam
 A = Ajak Bicara
 J= Jelaskan
 I= Ingatkan

Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.


 Salam:
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu
untuk berbicara dengannya.
 Ajak Bicara:
Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong
agar pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya.
Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami
kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan
pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.
 Jelaskan:
Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh
pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


mengenai penyakit, tindak medis dan terapi, pemeriksaan penunjang yang
relevan, rehabilitasi atau apapun secara jelas dan detil.
 Ingatkan:
yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi
secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir
percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk
persepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah
mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas
bagi kedua belah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan
kesehatan yang penting

G. DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar Azrul, Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbit IDI,
Jakata;1996
2. Gan, Goh Lee, at all, A primer On Family Medicine Practice, Singapore
International Foundation, Singapore, 2004
3. Konsil Kedokteran Indonesia. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta: KKI.
2006
4. Mc Whinney, A Text Book of family Medicine, Oxford University, New York;
1989
5. Poernomo, Ieda SS. Pengertian KIE dan Konseling. Jakarta: Makalah
Perinasia. 2004

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


CHECK LIST LATIHAN EDUKASI PASIEN

Nama :
NPM :
Skenario :
Seorang wanita, 50 tahun, dating ke poliklinik Unila dengan keluhan nyeri dan
bengkak pada sendi jari kaki dan tangan sejak 3 hari lalu. Keluhan ini disertai
dengan kesulitan untuk menggerakkan jari tangan dan kaki. Pada hari keempat,
saat bangun tidur pada pasien merasa sendinya lebih kaku. Hasil pemeriksaan
tanda vital T 130/90 mmHg N 120x/mnt. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan kadar asam urat 7,5mg, jumlah leukosit 5.600/mm3.

Feedbck
Aspek yang dinilai
INTERPERSONAL
Membina sambung rasa (senyum, Salam, sapa serta
tunjukkan bahwa kesediaan meluangkan waktu
untuk berbicara dengannya, kesejajaran)
Ajak Bicara (Membuka pembicaraan dengan baik
(open-ended) menanyakan kondisi, komunikasi
secara dua arah, memahami kecemasannya,
mengerti perasaannya)
CONTENT
Jelaskan/menyampaikan informasi dengan baik
 Keadaan pasien saat ini
 Rencana tindakan medis yang akan dilakukan untuk
menegakkan diagnosis, termasuk manfaat risiko
serta kemungkinan efek samping/komplikasi.
 Pilihan tindakan medis serta second opinion untuk
tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan masing-
masing cara)
 Prognosis dari penyakit

10

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


 Dukungan(support) yang tersedia serta
rehabilitasi
Ingatkan informasi-informasi yang
penting serta resume dari penjelasan
Memberikan informasi tepat sasaran pastikan
pasien/ anggota keluarga pasien yang diberikan
informasi adalah orang yang memang
ditunjuk/dipercaya atau bertanggung jawab
terhadap pasien
Memberikan informasi tepat waktu, tempat, situasi
kondisi memungkinkan, ruangan yang nyaman
untuk memberikan informasi
Memberikan informasi dengan cakupan/jangkauan
yang sesuai (memang diperlukan pasien, dengan
bahasa pasien) dan dapat diterima pasien dengan
baik
Memegang kendali selama komunikasi dan
menutup komunikasi pada waktu yang tepat
PROFESSIONALISM
Melakukan dengan penuh percaya diri
Melakukan dengan kesediaan membantu &
empathy
Melakukan semua informasi sesuai dengan
konteksnya (clinical reasoning)
Melakukan dengan kesalahan minimal

Bandar Lampung, _____________________

___________________________________

11

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Anamnesis Penyakit
Sistem Endokrin

1
materi
check list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Dian Isti Angraini, M.P.H

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 i


Tema
Keterampilan menggali anamnesis sistem endokrin

Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional umum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis sistem endokrin dengan
terarah, cepat, dan tepat
2. Tujuan instruksional khusus
 Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secara urut
 Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup di akhir
 Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan
dengan permasalahan
 Menemukan keluhan utama beserta lamanya
 Menguraikan perkembangan penyakit secara deskriptif dan kronologis
 Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yang baik
 Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yang baik
 Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahami
responden
 Menerapkan dasar teknik komunikasi dan berperilaku yang sesuai
dengan sosio budaya pasien dalam hubungan dokter-pasien
 Mahasiswa dapat menghindari sikap interogasi
 Mahasiswa dapat melakukan crosscheck
 Mahasiswa dapat bersikap netral
- Mahasiswa dapat melaksanakan umpan balik
- Mahasiswa dapat mencatat hasil anamnesis dengan jelas serta
menyimpulkan hasil anamnesis.
- Menyimpulkan dugaan kelainan organ berdasarkan data
anamnesis dalam menjelaskan patofisiologi setiap kelainan/keluhan
- Mengidentifikasi kekurangan dan kesalahan dalam melakukan anamnesis
- Melaporkan hasil anamnesis secara lisan maupun tulisan

Alat dan Bahan


1. Meja dan kursi periksa
2. Lembar rekam medis dan ballpoint

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 2


Skenario
Seorang wanita, 54 tahun datang diantar keluarganya ke poilklinik Unila dengan
keluhan benjolan di leher sejak 6 bulan yang lalu. Keluha disertai dengan penuruan
berat badan yang banyak, mata tampak melotot, berkeringat dingin dan tangan
gemetaran. Lakukan anamnesis kepada pasien !

Prosedur
Anamnesis yang baik akan terdiri dari: Identitas, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga,
anamnesis susunan sistem, anamnesis pribadi.

Identitas:
Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
nama orang tua atau istri atau suami atau penanggung jawab, alamat,
pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama. Untuk memastikan bahwa
pasien yang dihadapi adalah memang benar pasien yang dimaksud, selain itu
juga diperlukan untuk data penelitian , asuransi, dan lain sebagainya.

Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter
atau mencari pertolongan, keluhan utama harus meliputi onset waktu. Daftar
masalah yang dapat dijadikan keluhan utama pasien dengan gangguan sistem
endokrinadalah:
1) Nafsu makanhilang
2) Gangguan gizi (gizi buruk, kurang ataulebih)
3) Berat bayi lahir rendah
4) Kelelahan
5) Penurunan berat badan drastis/mendadak
6) Tremor
7) Gangguan pertumbuhan
8) Benjolan dileher
9) Berkeringat banyak
10) Polifagi, polidipsi,poliuri

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 3


Riwayat penyakit sekarang
Riwayat perjalan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas
mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama, sampai
pasien datang berobat.

Dalam melakukan anamnesis, harus diusahakan mendapatkan data-data


sebagai berikut:
1. Waktu dan lama keluhan berlangsung
2. Sifat dan beratnya serangan, misal mendadak, perlahan-lahan, terus-
menerus, hilang timbul, cenderung bertambah berat atau berkurang
3. Lokalisasi dan penyebarannya, menetap, menjalar , atau berpindah- pindah
4. Hubungan dengan waktu, misalnya pagi lebih sakit daripada siang dan sore.
Atau terus-menerus tidak mengenal waktu
5. Hubungannya dengan aktifitas, misalnya bertambah berat jika melakukan
aktifitas, atau bertambah ringan jika beristirahat.
6. Keluhan-keluhan yang menyertai serangan, misalnya keluhan yang
mendahului serangan, atau keluhan lain yang bersamaan dengan serangan
7. Apakah keluhan pertama kali atau sudah berulang
8. Faktor risiko dan pencetus serangan, termasuk faktor-faktor yang
memperberat atau meringankan serangan
9. Apakah ada saudara sedarah , atau teman-teman dekat yang menderita
keluhan yang sama
10. Perkembangan penyakit, kemungkina telah terjadi komplikasi atau gejala sisa
11. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi keluhan, termasuk obat-
obatan dan tidakan medis.

Setelah semua data terkumpul, usahakan untuk membuat diagnosis sementara


dan diagnosis banding.

Riwayat penyakit dahulu


Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan
terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari
penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi,

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 4


diabetes mellitus, dll), perawatanlama, rawat inap, imunisasi, riwayat
pengobatan dan riwayat menstruasi (untuk wanita).

Anamnesis susunan sistem


Anamnesis susunan sistem bertujuan mengumpulkan data-data positif dan
negatif yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien berdasarkan
alat tubuh yang sakit.

Riwayat penyakit dalam keluarga


Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari
pihakkeluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit
yang menular. Pada penyakit yang bersifat kongenital perlu ditanya juga riwayat
kehamilan dan kelahiran.

Riwayat pribadi
Riwayat pribadi meliputi data-data sosial dan ekonomi (meliputi pendidikan,
pekerjaan, pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan, pola tidur, minum
alkohol atau merokok, obat-obatan,aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi
kesehatan dan kepercayaan).

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 5


Anamnesis Spesifik dengan Contoh Penyakit

1. Diabetes Melitus
Pasien DM biasanya datang dengan :
a. Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
b. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
c. Kegawatdaruratan:hipoglikemia, koma hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum
(KAD), komplikasi ke organ lainnya

Hipoglikemia ditandai dengan kelaparan, gelisah, lemah, takikardia,


berkeringat, sakit kepala, adanya defisit neurologis atau koma. Hiperglikemia
atau KAD ditandai dengan hipotensi,mengantuk,takikardia, dehidrasi, nyeri
perut atau pernafasan Kussmaul. Pada anamnesis riwayat penyakit sekarang
(RPS) ditanyakan: Sejak kapan keluhan mulai dirasakan, bagaimana
kualitasnya. Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung
koroner, obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan
endokrin lain)

RiPD :
 Apakah sebelumnya sudah ada riwayat DM? Bila ya,bagaimana
pengobatan sebelumnya
 Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap,termasuk
terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh tentang perawatan
DM secara mandiri, serta kepercayaan yang diikuti dalam bidang terapi
kesehatan dan pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang
digunakan,perencanaan makan dan program latihanjasmani
 Riwayat komplikasi akut(ketoasidosis diabetik,hiperosmolar
hiperglikemia,dan hipoglikemia)
 Riwayat infeksi sebelumnya,terutama infeksi kulit,gigi,dan traktus
urogenitalis serta kaki

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 6


 Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi pada
ginjal,mata, saluran pencernaan,dll.)
 Riwayat penyakit dan pengobatan diluar DM

Riwayat Pribadi
 Pola makan, status nutrisi, dan riwayat perubahan berat badan
 Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
 Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, dan status ekonomi
 Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi, dan kehamilan.

b. Hipertiroid dan Hipotiroid


1) Hipertiroid RPS
Gejala yang mungkin ditemui adalah penurunan berat badan, tremor,
cemas, palpitasi, gangguan mata dan adanya goiter

RPD:
 Apakah sebelumnya pernah terdiagnosa tirotoksikosis?Apabila iya,
pengobatan apa yang didapat? PTU, beta bloker,karbimazol?
 Apakah ada riwayat penyakitautoimun?

RPK
• Apakah ada riwayat penyakit tiroid dalamkeluarga?
• Riwayat Pribadi
• Bagaimana pola makan? Apakah baik atau bertambah tetapi berat
badan dirasakan semakin menurun?
• Apakah sedang menjalani program diet tpenurunan berat badan atau
pantangan tertentu?
• Bagaimana penurunan berat badan yang dirasakan?
• Apakah ada mengkonsumsi obat-obatan tertentu (misalnya
untuk menurunkan BB, obat tiroid, dsb)

2) Hipotiroid RPS
Pasien hipotiroid seringkali terdiagnosis dengan gejala yang tidak khas. Gejala
yang timbul bisa berupa kelelahan, kelambatan fisik dan mental, intoleransi
terhadap suhu dingin, peningkatan berat badan, konstipasi, carpal tunnel

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 7


syndrome, menorhagia (wanita), demensia, dan hipotermia. Sangat jarang
pasien hipotiroid mengalami koma, dan gejala-gejala yang disebutkan
sebelumnya bisa saja tidak dimiliki oleh pasien lansia.

RPD:
 Apakah sebelumnya ada riwayat atau pernah terdiagnosa hipotoroid?Bila
iya bagaimana terapinya?
 Apakah ada riwayat IHD?
 Apakah ada riwayat hiperkolesterolemia?
 Apakah sebelumnya pernah mendapatkan terapi radio
iodine(untuk tirotoksikosis)?

c. Gejala hirsutisme
Peningkatan berat badan dan pembesaran wajah dan ukuran tubuh
Pertumbuhan yang melambat pada anak-anak
Perubahan kulit : jerawat, infeksi kulit, striae di perut, paha, dan payudara, dll
Perubahan otot dan kulit : sakit punggung, kelemahan otot, nyeri tulang dsb
 Apakah ada riwayat pengobatan kortikosteroid?
 Apakah ada riwayat penyakit paru-paru?

d. Hipopituarism
Terjadi defisiensi satu atau lebih hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari
seperti hormon tiroid, adrenal, dan hormon pertumbuhan.
RPS dapat ditemukan gejal:
 Apakah ada kelelahan dan anoreksia?
 Apakah ada penurunan libido?
 Apakah ada gangguan menstruasi (pada wanita)?
 Apakah ada tanda-tanda depresi?
 Apakah ada kelemahan otot?
 Apakah ada nyeri kepala?
 Apakah ada tanda dan gejala yang mengarah ke
hipotiroid?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 8


RPD:
 Apakah sebelumnya terdapat riwayat adenoma kelenjar pituitari?
 Apakah pasien pernah mendapatkan terapi non-radiasi untuk
gangguan kelenjar pituitari?
 Apakah ada riwayat perdarahan post partum yang berat
(pada wanita)?

Riwayat Pribadi
Apakah pernah mengkonsumsi obat-obat seperti tiroksin, hidrokortison,
testosteron, estrogen atau hormon pertumbuhan?

e. Akromegali
Merupakan sindrom akibat adanya kelebihan hormon pertumbuhan, yang
salah satunya disebabkan adanya tumor pada kelenjar pituitari.
Pada RPS gejala yang bisa ditimbulkan adalah:
• Apakah ada perubahan bentuk dan ukuran wajah bila dibandingkan dengan
sebelumnya (supraorbital membesar, telinga dan hidung menebal, tonjolan
rahang menebal)?
• Apakah terdapat pembesaran ukuran kaki (yang dilihat dari ukuran
sepatu)dan tangan (dinilai dari ukuran cincin)?
• Apakah ada penglihatan kabur dan penurunan penglihatan perifer ( lapang
pandang)?
• Apakah ada tanda-tanda hiperglikemia (polidipsi,poliuria)?
• Apakah ada sakit kepala, kelelahan dan peningkatan berat badan?
• Apakah ada gangguan menstruasi (pada wanita)?
• Apakah ada gejala galaktorea (keluarnya air susu di luar masa laktasi) pada
pria, wanita dan bayi?
• Apakah ada gejala impotensi? Apakah berkeringat banyak? Apakah ada
atralgia?
• Apakah ada carpal tunnel syndrome?
• Apakah sebelumnya ada tanda dan gejala akromegali?
• Apakah sebelumnya ada riwayat pengobatan, radiasi dan pembedahan di
daerah kepala?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 9


• Apakah ada tanda hipopituitarism sebelumnya?

Riwayat Pribadi
 Apakah pasien sedang mengkonsumsi obat agonis
dopamineergik dan atau bromokriptin?
 Apakah pasien sedang menggunakan terapi sulih
hormon?(tiroksin, kortikosteroid)?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 10


Anamnesis Spesifik dengan Contoh Keluhan Utama

1) Penurunan berat badan


Penurunan berat badan bisa merupaka keluhan utama atau keluhan
tambahan, bisa terjadi pada diabetes melitus, hipertiroid, depresi, sedang
dalam program penurunan berat bada, keganasan, penyakit infeksi kronis
dan sebagainya.
Contoh hal yang ditanyakan pada Riwayat Penyakit Sekarang (RPS):
 Sejak kapan BB dirasa menurun?
 Berapa BB sebelumnya dan sekarang?
 Bagaimana nafsu makan pasien belakangan ini? hipo: turun
 Bagaimana pola makan pasien belakangan ini? hipo: nafsu turun tapi sintal
 Apakah ada keluhan sering buang air kecil?
 Apakah pasien merasa sering haus atau banyak minum belakangan ini?
 Apakah ada keluhan gatal-gatal dikulit yang tidak jelas penyebabnya?
 Apakah ada keluhan sering merasa kesemutan atau kebas diujung-ujung jari?
 Apakah pasien sulit sembuh bila mengalami luka?
 Apakah pasien merasakan ada penurunan fungsi penglihatan belakangan ini?
 Apakah pasien merasakan ada benjolan di daerah leher?
 Apakah pasien sering merasa berdebar-debar?
 Apakah pasien sering merasa kepanasan dan berkeringat tanpa
alasan yang jelas?
 Apakah pasien merasa tangan sering gemetar?
 Apakah pasien belakangan ini sering mengalami demam?
 Apakah pasien merasakan ada perubahan di daerah mata?
 Apakah pasien ada gangguan menstruasi? (bila wanita)
 Apa saja usaha yang sudah dilakukan untuk menaikkan BB?
Bagaimana hasilnya?

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):


 Apakah pasien pernah didiagnosis mengalami hipertensi atau diabetes melitus?
 Apakah pasien pernah didiagnosis mengalami penyakit tiroid?
 Apakah pasien pernah didiagnosis mengalami suatu keganasan?
 Apakah pasien pernah didiagnosis mengalami diabetes melitus
gestasional ketika hamil? (bila wanita)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 11


 Apakah pasien pernah menlahirkan anak dengan bobot diatas
4000 gram?(bila wanita)
 Apakah pasien sering mengalami keguguran? (bilawanita)
 Apakah pasien pernah dirawat diRS?

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK):


 Apakah ada keluarga yang mengalami hipertensi, diabetes
melitus,hipertiroid, atau keganasan?
 Bila ada,siapa?

Riwayat kebiasaan:
 Apakah pasien sedang dalam program diet tertentu?
 Apakah pasien sering mengonsumsi makanan yangmanis?
 Apakah pasien sering mnegonsumsi makanan yang mengandung lemak?
 Berapa kali pasien beolahraga dalam satu minggu?
 Apakah pasien sering mengonsumsi alkohol?
 Berapa banyak pasien mengonsumsi garam dalam sehari?
 Berapa banyak pasien minum air putih dalam sehari?

2) Tremor
Pasien datang dengan keluhan tremor (gemetar seluruh badan) Pada RPS,
ditanyakan:
 Sejak kapan tremor dirasakan?
 Apakah ada keluhan cepat lelah, jantung berdebar-debar dan
berkeringat banyak?
 Apakah ada demam terus menerus tanpa rasa menggigil?
 Apakah terdapat penurunan berat badan walaupun asupan
makan baik atau bertambah?
 Apakah pasien mengeluh gelisah dan cepat marah?
 Apakah ada rambutrontok?
 Apakah telah ada penyakit dengan gejala yang sama? Bila iya,
kapan, bagaimana pengobatan dan keluhan yang dirasakan
setelahnya?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 12


3) Gangguan gizi (gizi buruk, kurang atau lebih)
Pada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Anamnesis terdiri dari anamnesis awal dan anamnesis lanjutan.

Anamnesis awal (untuk kedaruratan):


RPS
1. Kejadian mata cekung yang baru sajamuncul
2. Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan
muntah dan diare (encer/darah/lendir)
3. Kapan terakhir berkemih
4. Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin.
5. Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami
dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi segera.

Anamnesis lanjutan
(untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana selanjutnya,
dilakukan setelah kedaruratan ditangani):
RPD
1. Pernah sakit campak dalam 3 bulanterakhir
2. Batuk kronik RPK
3. Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung Riwayat Kelahiran
4. Berat badanlahir
5. Riwayat Tumbuh Kembang
6. Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri, bicara dan lain-lain
7. Apakah ditimbang setiapbulan
8. Riwayat Imunisasi
9. Riwayat makan
10. Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit
11. Riwayat pemberian ASI
12. Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
13. Hilangnya nafsu makan
14. Riwayat Pribadi/Sosioekonomi
15. Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang social anak)
16. Diketahui atau tersangka infeksi HIV
17. Kontak dengan pasien campak atau tuberculosis paru

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 13


Daftar Pustaka

1. Bate‘s. (2007). Guide To Phycal Examination And History Taking. Ed 9.Philadelphia.


2. Perkeni.2011.Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe2 di
Indonesia. Perkeni :Jakarta.
3. Gleadle,J.(2007).At a glance anamnesis dan pemeriksaan
fisik.Jakarta:Penerbit Erlangga

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 14


CHECK LIST LATIHAN ANAMNESIS SISTEM ENDOKRIN

Nama :
NPM :

Skenario
Seorang wanita, 54 tahun datang diantar keluarganya ke poilklinik Unila dengan
keluhan benjolan di leher sejak 6 bulan yang lalu. Keluha disertai dengan penuruan
berat badan yang banyak, mata tampak melotot, berkeringat dingin dan tangan
gemetaran. Lakukan anamnesis kepada pasien !

No Prosedur/ Aspek Latihan Umpan Balik


ITEM INTERAKSI DOKTER-PASIEN
1 Mengucapkan salam pada awal wawancara
2 Mempersilakan duduk berhadapan
3 Memperkenalkan diri
Informed
4  menjelaskan kepentingan penggalian informasi
yang benar tentang sakit pasien
Consent
5  Meminta waktu ijin untuk melakukan
&alloanamnesis jika
diperlukan
ITEM PROSEDURAL
Menanyakan identitas pasien :
Nama , Umur , jenis kelamin (dicatat saja tidak perlu
6 ditanyakan), alamat lengkap, pekerjaan, agama dan suku
bangsa
Pastikan menggali identitas tidak terkesan interogasi
tidak harus berurutan dicari lengkap, boleh diselang-

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 15


seling saat anamnesis berlangsung

Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang


7 Menanyakan keluhan utama
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
8 Menanyakan keluhan lain/tambahan
9 Menggali informasi tentang riwayat penyakit sekarang
(waktu dan lama, sifat, lokalisasi dan
penyebaran,hubungan dengan waktu dan aktifitas,
keluhan yang mendahului dan menyertai, pertama kali/
tidak, faktor resiko dan pencetus,
upaya pengobatan & hasilnya)
10 Menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita
(Penyakit-penyakit yang meningkatkan prevalensi
penyakit pada kelainan endokrin yangdikeluhkan)
11 Menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga
(riwayat orang tua atau anggota keluarga lainnya dengan
DM, hipo/hipertiroid, dsb)
12 Menggali informasi tentang riwayat Pribadi
(riwayat merokok, minuman alkohol, obat-obatan,
pola diet, aktifitas )
ITEM PENALARAN KLINIS
Melakukan cross check (paraphrase atau pengulangan
13 terhadap apa yang dikatakan pasien)
Melakukan umpan balik (menanyakan hal-hal yang kurang
14 jelas, atau pertanyaan yang kurang jelas).
15 Mencatat semua hasil anamnesis
16 Menyimpulkan dan menginterpretasikan hasil anamnesis
ITEM PROFESIONALISME
17 Percaya diri, bersikap empati, tidak menginterogasi
18 Mengakhiri anamnesis dengan sikap yang baik

Bandar Lampung, _____________________

___________________________________

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 16


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 17
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Anamnesis Pediatri
(Alloanamnesis)

2
materi
check list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Oktadoni Saputra., M.Med.Ed
dr. Dian Isti Angraini M.P.H Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 1
dr. Anisa Nuraisa Djausal
TEMA:
Keterampilan Komunikasi Anamnesis Pediatrik (alloanamnesis)

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan instruksional umum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis pediatrik (alloanamnesis) dengan
baik dan benar
2. Tujuan instruksionalkhusus
 Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secaraurut
 Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup diakhir
 Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan dengan
permasalahan
 Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yangbaik
 Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yangbaik
 Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahami responden
 Mahasiswa dapat menghindari sikap interogasi
 Mahasiswa dapat melakukan crosscheck
 Mahasiswa dapat bersikap netral
 Mahasiswa dapat melaksanakan umpanbalik
 Mahasiswa dapat mencatat hasil anamnesis dengan jelas serta menyimpulkan
hasil anamnesis.

ALAT DAN BAHAN


Meja dan kursi periksa
Lembar rekam medis pasien

SKENARIO
Seorang anak perempuan, umur 2 tahun 1 bulan , datang diantar ibunya ke
polilinik Unila dengan keluhan tampak lelah dan lesu. Anak tampak kurus dan
lebih pendek dari teman sebayanya. Anak rewel dan menangis saat berada di
ruang periksa anda. Lakukan Alloanamnesis pada orang tua pasien.

DASAR TEORI
3. Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara.
Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut sebagai
autoanamnesis, atau dilakukan terhadap orangtua, wali, orang yang dekat

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 2


dengan pasien, atau sumber lain, yang disebut sebagai alloanamnesis.
Termasuk di dalam alloanamnesis adalah semua keterangan dari dokter.yang
merujuk, catatan rekaman medik (lihat status pediatrik di lampiran 1), dan
semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri. Oleh karena
bayi dan sebagian besar anak belum dapat memberikan keterangan sendiri,
maka anamnesis pediatri lebih menggunakan alloanamnesis daripada
autoanamnesis.
(Modifikasi Buku Panduan Skill Lab FK UGM, 2001)

4. Teknik Anamnesis
Dalam melakukan anamnesis, pemeriksa harus berupaya agar tercipta
suasana yang kondusif agar orangtua, pengantar, atau pasiennya dapat
mengemukakan keadaan pasien dengan spontan, wajar, namun tidak
berkepanjangan. Pada saat yang tepat pemeriksa perlu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci dan spesifik sehingga dapat diperoleh
gambaran keadaan pasien yang lebih jelas dan akurat. Anak yang sudah besar
(usia sekolah- lanjut) seringkali dapat menceritakan sendiri keadaan sakitnya,
bahkan seringkali cukup rinci dan jelas sehingga membantu pembuatan
anamnesis.
Biasanya orang yang paling berkompeten untuk memberikan informasi
tentang keadaan anak adalah ibu pasien, terutama pada anak usia balita.
Terkadang bagi ibu yang bekerja, anamnesis didapatkan dari
pramusiwi/babysitter.
Anamnesis biasanya dilakukan dengan wawancara secara tatap muka, dan
keberhasilannya untuk sebagian besar tergantung pada kepribadian,
pengalaman dan kebijakan pemeriksa. Sebelum mempelajari cara melakukan
anamnesis, beberapa keterampilan komunikasi perlu dimiliki. Keterampilan
tersebut adalah menunjukkan empati, melakukan cross check dan
mendapatkan umpan balik.

a. Menunjukkan empati
Empati adalah kemampuan untuk dapat merasakan dan memahami perasaan
orang lain. Empati dapat dilakukan melalui menjadi pembicara dan pendengar
yang baik, dapat bertanya dengan baik,menjaga suasana, serta memahami
bahasa verbal dan non verbal.
Cara menunjukkan empati :

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 3


Pertama kali melakukan pembicaraan yang baik, sambung rasa tetap
dilakukan. Caranya adalah melalui:
 Membangun kepercayaan
Pendekatan yang dilakukan memang berfungsi sebagai alat untuk
membangun kepercayaan. Pewawancara/dokter harus dapat meyakinkan
bahwa dia adalah orang yang tepat untuk dipercaya. Duduk dengan tegak,
biarkan keyakinan dan ketenangan bersinar keluar dari dada. Jangan lupa
wajah cerah dan tersenyum. Ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan
adalah demi kepentingan bersama. Dokter membawa kepentingan agar
pasiennya dapat mengungkapkan permasalahannya dan pasien atau
keluarganya membawa kepentingan dan permasalahannya sendiri. Disini
dokter harus netral dan tidak memihak, siapun pasienitu.
 Berikan kesempatan.
Agar pasien dapat mempercayai anda, berikan mereka kesempatan untuk
berbicara, bertanya atau mengungkapkan perasaan mereka.
 Sederajat.
Ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan adalah sederajat, dalam arti bukan
antara raja dan hamba sahaya, tetapi antara individu yang sederajat dengan
individu atau beberapa individu yang sederajat.
 Siapa yang diajakberbicara.
Perhatikan siapa yang kita ajak berkomunikasi, satu orang, dua orang, atau
beberapa orang? Mereka berasal dari mana, latar belakangnya apa
(pendidikan, status sosial ekonomi).
 Mengetahui tujuan melakukan wawancara; seorang dokter harus tahu tujuan
komunikasi yang dilakukan.
 Menggali informasi, memberikan informasi, atau menjawab pertanyaan dan
keluhan? Jangan lupa untuk selalu menggunakan bahasa yang sesuai dengan
latar belakang responden.

b. Melakukan cross-check
Cara melakukan cross-check :
Pada saat-saat tertentu seseorang dokter perlu melakukan cross-check
terhadap pertanyaan pasien. Cross-check ini diperlukan agar dokter tidak
salah atau keliru menangkap pembicaraan pasien.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 4


Cross-check dapat dilakukan dengan:
 Lakukan paraphrase
Ulanglah beberapa bagian kalimat yang dinyatakan pasien.
Contoh :― Nyerinya bagaikan tersengat listrik, begitu Pak Marudi?, bisa diceritakan
lebih lanjut serangannya kapan saja?.
 Pengulangan bias dilakukan dengan seluruh kalimat,bila
diperlukan. Terutama bila menghadapi stagnasi (diam
terlalu lama)
Contoh :― Tadi Bapak mengatakan sangat menderita akhir-akhir ini, mau
kerja susah, mau tidur susah, dapat diceritakan lebih lanjut Pak, sejak
kapan Bapak merasakan penderitaan tersebut?.
 Pertanyaan dapat menggunakan cara dan bahasa yang benar dengan hasil
yang sama.
 Cross-check dapat dilakukan di akhir anamnesis dengan memberikan
ringkasan terhadap data yang telah di ungkapkan pasien. ― Jadi Ibu
Sumirah sudah menderita nyeri di kepala sejak dua tahun yang lalu,
kumat-kumatan, dan sudah pernah diobati sendiri,dst‖.

c. Mendapatkan umpan balik


Selain mendapatkan data yang diperlukan, seorang dokter juga memerlukan
umpan balik dari pasiennya. Umpan balik diperlukan agar dokter mengetahui,
pertanyaannya jelas atau tidak, informasi atau keterangan yang diberikan
dapat diterima dengan jelas atau tidak.

Cara mendapatkan umpan balik adalah sebagai berikut :


 Bila ada pertanyaan mendapatkan jawaban ― dahi berkerut, berarti pasien
tidak paham dengan pertanyaan yang diajukan. Tanyakan pada pasien:
Apakah Bapak kurang begitu jelas pertanyaan saya?‖Bila jawabannya
ya,cobalah untuk bertanya kembali, gunakan bahasa yang lebih sederhana
dan singkat.
 Setelah anda memberikan nasehat atau informasi, berikan kesempatan
pada pasien untuk bertanya, adakah informasi/nasehat yang kurangjelas.
 Umpan balik dapat diberikan pasien setelah selesai anamnesis. Tanyakan
pada pasien apakah ada hal-hal yang kurang jelas, atau pertanyaan yang
kurang jelas.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 5


B. PROSEDUR ANAMNESIS
Sistematika dalam melakukan anamnesis adalah dengan menanyakan:
identitas pasien dengan lengkap, keluhan utama, riwayat perjalanan
penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat pasien ketika di
dalam kandungan ibu, riwayat kelahiran, riwayat makanan, riwayat
imunisasi, dan riwayat tumbuh kembang. Setelah dilakukan anamnesis
secara lengkap, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang telitu dan
pemeriksaan penunjang yang relevan sehingga didapatkan diagnosis
yang tepat.
(Matondang CS, dkk. Diagnosis Fisik pada Anak, edisi 2)

1. IdentitasPasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam
anamnesis. Identitas ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud, dan tidak keliru dengan
anak lain. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik
secara medis, etika, maupun hukum. Unsur-unsur yang terdapat pada
identitas pasien adalah:
 Nama
 Umur
Sebaiknya ditanyakan tanggal kelahiran anak. Hal ini penting untuk
identitas, untuk mengetahui periode usia anak (neonatus, bayi,
prasekolah, sekolah, akil baligh) yang mempunyai ke-khas-an sendiri
dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk
menginterpretasikan data pemeriksaan klinis apakah sesuai/ normal
pada umurnya.
 Jeniskelamin
 Nama orangtua
 Alamat : ditulis secara lengkap
 Umur, pendidikan dan pekerjaan orangtua
 Agama dan suku bangsa
 Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk
memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan
kesehatan keluarga pasien. Dalam resume riwayat keluarga sebaiknya
dibuat pedigri, sehingga tergambar dengan jelas hubungan antara
anggota keluarga, terutama apabila ditemukan kelainan yang
mempunyai aspek genetik herediter atau familial.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 6
2. Keluhan utama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien
dibawa berobat. Perlu diketahui bahwa keluhan utama tidak selalu
keluhan yang pertama disampaikan oleh orangtua pasien; hal ini
terutama pada orangtua yang pendidikannya rendah, yang kurang
dapat mengemukakan esensi masalah.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


 Keluhan tambahan
Keluhan tambahan merupakan keluhan/gejala lain selain keluhan utama.
 Riwayat perjalanan penyakit
Pada riwayat perjalanan penyakit disusun cerita yang kronologis, terinci
dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum terdapat
keluhan sampai dibawa berobat. Bila pasien telah dibawa berobat
sebelumnya, hendaknya ditanyakan kapan berobat, kepada siapa, dan
obat apa yang telah diberikan serta bagaimana hasil dari pengobatan
tersebut. Bila orangtua mempunyai salinan resep, pemeriksa dapat
memproleh informasi yang cukup lengkap; tetapi bila tidak, dapat
ditanyakan nama, jenis, warna atau kemasan obat (kapsul, tablet, sirup,
puyer), serta dosis obat yang diminum (berapa tablet/bungkus/sendok
dan berapa kali diberikan dalam satu hari). Hendaknya juga ditanyakan
efek samping dan kemungkinan alergi.

Pada umumnya, hal-hal berikut yang perlu ditanyakan dan diketahui


pada riwayat perjalanan penyakit:
 Lamanya keluhan berlangsung
 Bagaimana sifat terjadinya gejala
 Lokalisasi dan sifat keluhan lokal
 Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya
 Terdapatnya hal yang mendahului keluhan
 Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah
pernah sebelumnya; bila sudah pernah, dirinci apakah intensitas dan
karakteristiknya sama atau berbeda, dan interval antara keluhan-
keluhan tersebut.
 Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling
pasien yang menderita keluhan yangsama.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 7
 Upaya yang dilakukan dan bagaimana hasilnya.

a. Riwayat penyakit yang pernah diderita


Penyakit yang pernah diderita anak sebelumnya perlu diketahui,
karena mungkin ada hubungannya dengan penyakit sekarang, atau
setidak-tidaknya memberikan informasi untuk membantu penegakan
diagnosis dan tatalaksana penyakitnya sekarang. Misalnya anak yang
pernah mengalami kejang demam kompleks bila sekarang datang
dengan tanda-tanda kejang demam, besar kemungkinan anak tersebut
sekarang mengalami kejang demam kompleks berulang.

b. Riwayat kehamilan ibu


 Umur ibu saat hamil
 Keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit,
serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.
 Berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa
(dokter spesialis, dokter umum, bidan, perawat/mantri,dukun).
 Apakah ibu mendapat TT/toksoid tetanus (terutama pada kasus
tetanusneonatarum).
 Obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda/ TM
I(kemungkinan menderita cacat bawaan).
 Kebiasaan ibu selama hamil: ditanyakan apakah ibu merokok,
minuman keras, dan catatan makanan ibu selama kehamilan
(khususnya BBLR).
 Jarak kelahiran (jarak kelahiran yang dekat berhubungan dengan
KEP, infeksi berulang seperti diare dan ISPA serta BBLR)
 Jumlah kelahiran, termasuk aborsi (paritas yang tinggi berhubungan
dengan KEP, infeksi berulang seperti diare dan ISPA serta BBLR)

c. Riwayat kelahiran
Yang harus ditanyakan pada riwayat kelahiran mencakup:
 Tanggal dan tempat kelahiran
 Siapa yang menolong
 Cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, vakum, bedah Caesar).
Pada kelahiran dengan instrument ditanyakan indikasi dari tindakan
tersebut.
 Adanya kehamilan ganda
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 8
 Keadaan segera setelah kelahiran/ APGAR; lebih baik bila bisa
melihat catatan medis dari rumah bersalin, puskesmas,dll. Kalau
tidak ada cukup ditanyakan apakah bayi langsung menangis atau
tidak,warna kulit kemerahan/biru/merah dan biru,gerakan
aktif/tidak.
 Morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir (asfiksia, trauma
lahir, infeksi intrapartum, ikterus dsb yang mungkin berhubungan
dengan keadaansekarang).
 Masa kehamilan (apakah cukup bulan, kurang bulan, atau lebihbulan)
 Berat dan panjang bayi (mengetahui masa gestasi dan menilai
kesesuaian masa gestasi denganBB/PB)

Tabel 2. APGAR SKOR


Skor 0 1 2
Badan merah Seluruh tubuh
A: Appearance Pucat
ekstremitas biru kemerahan

P: Pulse Tidak ada <100 >100


Menangis, batuk,
G: Grimace Tidak ada Sedikit gerakan bersin
mimik
Ekstremitas
A: Activity Lumpuh Gerakan aktif
sedikit
fleksi
R: Respiratory Tidak ada Lemah dan tak Menangis kuat
effort teratur
JUMLAH

APGAR skor= Normal (7-10), Agak rendah (4-6), rendah (0-3)


(Sumber :Williams Obstetrics, 21st edition. 2001)

d. Riwayat makanan
Pada anamnesis tentang riwayat makan diharapkan dapat diperoleh data tentang:

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 9


a. Makanan yang dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka waktu
pendek (beberapa waktu sebelum sakit) ataupun jangka panjang
(sejak bayi).
b. Kualitas dan kuantitas; apakah adekuat atau tidak; yaitu memenuhi
angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan.

Pada bayi untuk memperkirakan kuantitas dan kualitas makanan yang


diterima perlu ditanyakan:
a. Susu apa yang diberikan : ASI ataukah PASI (pengganti ASI), atau keduanya.
b. Apabila diberikan ASI apakah secara eksklusif
c. Cara pemberian ASI/ PASI
d. On demand atau ad libitum, ataukah dengan jadwal tertentu.
e. Volume pemberian ASI/PASI.
f. Untuk PASI tanyakan jenis dan mereknya, takaran, frekuensi, dan
jumlah setiap kali pemberian.
g. Pemberian makanan tambahan (MPASI): umur berapa mulai, jenis dan
jumlahnya, serta jadwal pemberian.

Pada hakekatnya anamnesis tentang ambilan (intake) makanan ini


merupakan analisis makanan secara kasar. Hasil analisis ini berperan
terutama pada kasus kelainan gizi dan gangguan tumbuh kembang, serta
harus digabungkan dengan data lain, yaitu hasil pemeriksaan fisis,
laboratorium, dan antropometris, sehingga akhirnya dapat disimpulkan
status nutrisi pasien secara lebih akurat.

e. Riwayat Imunisasi

Status imunisasi pasien penting untuk ditanyakan, meliputi imunisasi rutin lengkap.
Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan.

a. Imunisasi Dasar: Hepatitis B, BCG, Polio, DPT, Hib, dan MR.


Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam
diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan
Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan
diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib
3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak
atau MR).

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 10


b. Imunisasi lanjutan: MMR (mumps, measles, rubella), hepatitis-A, Hib
(untuk mencegah infeksi Haemophilus influenza tipe b), Influenza,
Pneumokokus (PCV), HPV (Human Papilloma Virus) dan Tifoid.
c. Imunisasi ulangan/booster
Informasi tentang imunisasi diperlukan untuk mengetahui status
perlindungan pediatrik yang diperoleh, mungkin dapat membantu
diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (misalnya penyakit polio
hamper tidak pernah terjadi pada anak yang sudah mendapat imunisasi
polio secara benar). Informasi tentang imunisasi juga dapat dipakai
sebagai umpan balik tentang perlindungan pediatrik yang diberikan.

Gambar 1. Jadwal imunisasi (Rekomendasi IDAI 2017)


( Sumber : Sari Pediatri Vol 13 No. 1 Juni 2017 )

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 11


f. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1) Riwayat pertumbuhan
Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita dapat ditelaah
dari kurva berat badan terhadap umur dan panjang badan/ tinggi
badan terhadap umur. Data ini dapat diperoleh dari KMS atau kartu
pemeriksaan kesehatan lainnya (dari dokter umum, podiatrist,
BKIA). Data BB dan PB/TB selanjutnya dipetakan pada peta
pertumbuhan (growth chart) BB dan PB/TB. Bila tidak ada data
tertulis, tanyakan BB saat lahir, usia 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun dan 3
tahun; apakah sesuai dengan standar normal (NCHS, depkes,WHO)

Kurva PB/TB menggambarkan status pertumbuhan yang sebenarnya


dan dapat mendeteksi riwayat penyakit kronik, KEP, penyakit
endokrin, dll. Kurva BB penting diketahui pada balita khususnya
bayi, untuk mengetahui riwayat pertumbuhan, riwayat kesehatan
anak (BB anak mudah sekali turun, terutama pada keadaan krisis
baik aspek fisik maupun psikososial. Penilaian kurva BB dan TB/PB
hendaknya disepadankan dengan data riwayat penyakit yang pernah
diderita dan riwayat makan pasien.

Catatan dapat dimuat dalam Kartu Menuju Sehat

2) Riwayat Perkembangan
Status perkembangan pasien perlu ditelaah secara rinci untuk
mengetahui apakah semua tahapan perkembangan dilalui dengan
mulus atau terdapat penyimpangan. Penilaian perkembangan bisa
menggunakan KPSP tes (Untuk lebih jelasnya akan dibicarakan di
materi CSLberikutnya―KPSP).

Pada anak balita perlu ditanyakan:


 Perkembangan motorik kasar
 Perkembangan motorik halus
 Perkembangan social -personal
 Perkembangan bahasa –adaptif

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 12


Pada anak usia sekolah perlu ditanyakan:
 Perkembangan, yang secara kasar dapat diketahui dengan
menelaah prestasi belajar anak.
 Menars dan telars (berhubungan dengan kelainanendokrin)
 Umur pada saat tumbuh rambut pubik (berhubungan dengan kelainan
endokrin)
 Ada atau tidaknya kelainan tingkah laku danemosi

DAFTAR PUSTAKA
 Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM.Yogyakarta
 Anonim. 2008. Professional Buku Pedoman Imunisasi Di Indonesia -IDAI Edisi
III. Jakarta.Indonesia
 Gary Cunningham. Et al. 2001. Williams Obstetrics, 21st edition.McGraw-Hill
 Matondang CS, dkk. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 2.Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 13


Checklist Anamnesis Pediatrik

Nama :
NPM :
Skenario :
Seorang anak perempuan, umur 2 tahun 1 bulan , datang diantar ibunya ke
polilinik Unila dengan keluhan tampak lelah dan lesu. Anak tampak kurus dan
lebih pendek dari teman sebayanya. Anak rewel dan menangis saat berada di
ruang periksa anda. Lakukan Alloanamnesis pada orang tua pasien.

Umpan
No Prosedur/ Aspek Latihan
Balik
ITEM INTERAKSI DOKTER-PASIEN
1 Mengucapkan salam pada awal wawancara
2 Mempersilakan duduk berhadapan
3 Memperkenalkan diri
Informed
4  menjelaskan kepentingan penggalian
informasiyang benar tentang sakit pasien(anak)
Consent
5
 Meminta waktu & ijin untuk
melakukanalloanamnesis
ITEM PROSEDURAL
Menanyakan identitas pasien :
Nama (anak dan orang tua), Umur (anak dan orang
tua), jenis kelamin (dicatat saja tidak perlu ditanyakan),
6 alamat lengkap, pendidikan & pekerjaan orang tua,

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 14


agama dan suku bangsa Pastikan menggali identitas
tidak terkesan interogasi
tidak harus berurutan dicari lengkap, boleh diselang-
seling saat anamnesis berlangsung
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
a. Menanyakan keluhan utama
7
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
8 b.Menanyakan keluhan lain/ tambahan
c.Menggali informasi tentang riwayat penyakit
sekarang (Lama, sifat, lokalisasi, berat-ringan gejala, hal
9
yang mendahului, pertama kali/ tidak, saudara lain
yang terkena,
upaya pengobatan & hasilnya)
10 Menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita
Menggali informasi tentang riwayat kehamilan ibu
11 Gali faktor resiko selama kehamilan, umur saat hamil,
Peny. Saat kehamilan, ANC berapa kali, TT, obat-obatan,
dll.
Menanyakan riwayat kelahiran pasien
12 (per vaginam/bukan, Normal/tidak, yang membantu
persalinan siapa?, dimana? BB/PB bayi, APGAR skor
bayi.)
Menggali informasi tentang riwayat makan (kuantitas
13
dan kualitas makanan jangka pendek dan jangka
panjang)
ASI ekslusif, PASI, MPASI, dll.
Menanyakan riwayat imunisasi
14
Menggali informasi tentang riwayat pertumbuhan pasien
15
Menggali informasi tentang riwayat perkembangan
16 pasien
KPSP)
ITEM PENALARAN KLINIS
Melakukan cross check (paraphrase atau pengulangan
17 terhadap apa yang dikatakan pasien)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 15


Melakukan umpan balik (menanyakan hal-hal yang
18 kurang
jelas, atau pertanyaan yang kurang jelas).
19 Mencatat semua hasil anamnesis
20 Menyimpulkan dan menginterpretasikan hasil anamnesis
ITEM PROFESIONALISME
21 Percaya diri, bersikap empati, tidak menginterogasi
22 Mengakhiri anamnesis dengan sikap yang baik

Bandar Lampung, _____________________

___________________________________

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 16


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 17
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Pemeriksaan Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak

3
materi
check list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Dwita Oktaria, M.Pd.Ked
dr. Nisa Karima., M.Sc Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | i
A. Tema Pembelajaran
Pemeriksaan pertumbuhan anak dengan pemeriksaan antropometri dan
perkembangan anak dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP).
B. Tujuan
Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
C. Alat danBahan
Pertumbuhan:
Timbangan bayi
Baby Length board atau infantometer
Tabel Z Score
Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak
umur 0-72 bulan.
Alat Bantu pemeriksaan berupa:
o Pensil,
o Kertas
o Bola sebesar bolatennis
o Kerincingan
o Kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6buah
o Kismis
o Kacang tanah
o Potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1cm.
D. Skenario
Bu Ani 25 tahun,datang dengan membawa anaknya yang berusia 1,5 tahun
dengan keluhan, belum bisa berjalan.
Lakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tugas Mahasiswa perseorangan : Membuat Video penilaian antropometri


dan KPSP secara mandiri dengan mencari balita yang ada disekitar tempat
tinggalnya. Bila dalam masa isoman, wajib lapor kepada PJ Blok.
E. Dasar Teori
Pertumbuhan
1. Berat Badan
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan
pada bayi baru lahir (neonatus). Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal
atau BBLR. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan
klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai
dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Menggambarkan jumlah protein,
lemak, air dan mineral pada tulang
Ada 2 macam timbangan untuk anak:
1. Tipe Salter spring balance:
Timbangan gantung (Posyandu). Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian
100 g
2. Tipe Bathroom scale:
 Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau
 Menimbang anak bersama ibunya
 Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 g
Untuk bayi 0 sampai 24 bulan dapat menggunakan baby scale.
2. Tinggi Badan
Terdapat 2 istilah pengukuran pertumbuhan skeletal menurut umur. Ukuran
Panjang Badan (PB) digunakan untuk anak umur 0 sampa 24 bulan yag diukur
telentang. Bila anak umur 0 sampai 24 bulan diukur berdiri, maka hasil
pengukurannya dikoreksi menambahkan 0,7 cm. Ukuran Tinggi Badan (TB)
digunakan untuk umur di atas 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak diukur
telentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7
cm.
Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah
kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB
akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Merupakan parameter paling
penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak
diketahui dengan tepat.
Alat ukur :
Ada beberapa macam alat ukur:
1. Baby length board (infantometer)
 Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun
 Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm
2. Vertical measures (microtoise):

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 3


 Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau>)
 Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm

3. Interpretasi Status Gizi


Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur
(BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi
Badan (BB/TB).

1) BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
2) TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
3) BB/TB adalah berat badan anak dibandingkan dengan tinggi badan yang
dicapai.

Ketiga nilai indeks status gizi diatas dibandingkan dengan baku pertumbuhan
WHO. Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal
menurut baku pertumbuhan WHO. Contoh perhitungan Z score BB/U: (BB
anak – BB standar)/standar deviasi BB
standar Batasan untuk kategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U,
BB/TB menurut WHO dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Kategori Status Gizi Balita

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 4


Perkembangan

Formulir KPSP adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining /
pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48,
54, 60, 66 dan 72 bulan.

Bila anak berusia dintaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih
kecil dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan
adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang
diberikan adalah KPSP 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan
anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan
umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining
terdekat yang lebih muda.

Interpretasi hasil KPSP :


Hitunglah berapa jawaban Ya.
o Jawaban Ya : Bila ibu/pengasuh anak menjawab:anak bisa atau pernah
atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
o Jawaban Tidak : Bila ibu/pengasuh anak menjawab:anak belum
pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak
tahu.
Jumlah jawaban Ya
o 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya
(S)
o 7 atau 8, perkembangan anak meragukan(M)
o 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan(P)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 5


Untuk jawaban―Tidak‖,perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian)

Intervensi:
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
 Beri pujian kepada Ibu karena telah mengasuh anak dengan baik.
 Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
 Berikan stimulasi perkembangan anak setiap saat,sesering
mungkin,sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
 Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
Posyandu secara teratur sebulan 1kali dan setia pada kegiatan Bina
Keluarga Balita(BKB).Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36 – 72
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
 Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan
pada anak berumur kurang dari 24bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)


 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada
anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa
7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP
kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah
berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
 Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan
lagi.
 Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8
jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah
sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.

F. Prosedur

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 6


Cara mengukur atau menimbang berat badan menggunakan bathroom scale
yaitu:
1. Letakkan timbangan berat badan yang telah distandarisasi pada
permukaan yang keras dan datar
2. Pasien tidak menggunakan alas kaki dan menggunakan pakaian yang tipis
dalam proses penimbangan
3. Pasien tidak menggunakan alas kaki dan menggunakan pakaian yang tipis
dalam proses penimbangan
4. Pasien berdiri tepat di tengah timbangan, pandangan lurus ke depan
5. Meminta klien untuk berdiri tegak lurus dan rileks tanpa dibantu
6. Petugas membaca berat badan dengan melihat angka yang ditunjukkan
oleh timbangan (tingkat ketelitian 0,1 kg)
Untuk bayi 0 sampai 24 bulan dapat menggunakan baby scale. Cara
mengukur atau menimbang berat badan menggunakan baby scale yaitu:
1. Letakkan anak tersebut pada mangkuk timbangan dengan pakaian
seminimal mungkin secara hati-hati
2. Catat angka yang ditunjuk oleh jarum pada lembar penentuan status gizi
untuk BB.
3. Utamakan keselamatan anak pada saat penimbangan
4. Berikan kembali anak pada ibunya setelah dilakukan pencatatan

Cara mengukur dengan menggunakan baby leghth board


1. Letakkan alat pada meja datar
2. Lepaskan alas kaki serta aksesoris kepala
3. Orang tua bertugas memegang kedua telinga anak sehingga posisi kepala
anak berada pada posisi mata membentuk sudut 90° dengan papan dan
kepala menyentuh bagian atas dari alat.
4. Pegang lutut atau tibia dari anak sehingga kaki dapat berada pada posisi
lurus menyentuh bagian bawah dari alat.

Gambar 2 .Cara mengukur panjang badan (PB) anak

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 7


Cara mengukur dengan menggunakan mikrotoa :
1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar
sehingga tepat 2 meter.
2. Lepaskan sepatu atau sandal.
3. Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna
4. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus
lurus menempel pada dinding.
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa

Gambar 3. Cara mengukur tinggi badan anak

Skrining KPSP

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 8


o Pada waktu pemeriksaan / skrining, anak harus dibawa.
o Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun
anak lahir dan menjadikannya dalam bulan.
o Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh :
bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3
bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
o Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan
umur anak.
o KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan,yaitu:
 Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh:
―Dapatkah bayi makan kue sendiri?
 Perintahkan kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh:―Pada posisi
bayi anda telentang, tariklah bayi anda pada pergelangan
tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk.
o Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab,
oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
o Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban
tersebut pada formulir.
o Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan.
o Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
.
KPSP pada bayi 3 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Pada waktu bayi telentang, apakah masing- Gerak kasar
masing lengan dan tungkai bergerak
dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah satu
atau kedua tungkai atau lengan bayi
bergerak tak terarah/tak terkendali.
2 Pada waktu bayi telentang apakah ia Sosialisasi
melihat dan menatap wajah anda? dan
kemandirian

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 9


3 Apakah bayi dapat mengeluarkan suara- suara Bicara dan
lain (ngoceh), disamping menangis? bahasa
4 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

5 Pada waktu bayi telentang, apakah. Ia dapat Gerak halus


mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir
sampai pada sisi yang lain?

6 Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan Sosialisasi


tersenyum, apakah ia tersenyum kembali &
kepada anda? kemandirian
7 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, Gerak kasar
apakah ia dapat mengangkat kepalanya
seperti pada gambar ini?

8 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, Gerak kasar


apakah ia dapat mengangkat kepalanya
sehingga membentuk sudut 45° seperti pada
gambar ?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 10


9 Pada waktu bayi telungkup dialasyangdatar, Gerak kasar
apakah ia dapat mengangkat kepalanya
dengan tegak seperti pada gambar?

K
u
e
s
i 10 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak Bicara dan
o digelitik atau diraba-raba? bahasa
n
KPSP Praskrining untuk Bayi 6 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang
lain?

2 Dapatkah bayi mempertahankan posisi gerak kasar


kepala dalam keadaan tegak dan stabil?
Jawab TIDAK bila
kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau
ke
3 Sentuhkan pensil di punggung tangan atau gerak halus
ujung jari bayi. (jangan meletakkan di atas
telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat
menggenggam pensil itu selama beberapa
detik?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 11


4 Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah Gerak kasar
ia dapat mengangkat dada dengan kedua
lengannya sebagai penyangga seperti pada
gambar ?

5 Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira Bicara &


bernada Bahasa
tinggi atau memekik tetapi bukan menangis?
6 Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, gerak kasar
dari telentang ke telungkup atau sebaliknya?

7 Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn Sosialisasi&


ketika melihat mainan yang lucu, gambar kemandirian
atau binatang peliharaan pada saat ia
bermain sendiri?
8 Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada gerak halus
benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang
logam? Jawab
TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
9 Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan gerak halus
agak jauh namun masih berada dalam
jangkauan tangannya?
10 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi
jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 12


Kuesioner Praskrining untuk Bayi 9 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah
kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh
kembali seperti gambar sebelah kanan.

2 Pernahkah anda melihat bayi memindahkan Gerak halus


mainan atau kue kering dari satu tangan ke
tangan yang lain? Benda-benda panjang
seperti sendok atau kerincingan bertangkai
tidak ikut dinilai.
3 Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan Gerak halus
selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian
jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba
mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja
atau di belakang kursi?
4 Apakah bayi dapat memungut dua benda Gerak halus
seperti mainan/kue kering, dan masing- masing
tangan memegang satu benda pada saat yang

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 13


sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah
melakukan perbuatan ini.
5 Jika anda mengangkat bayi melalui Gerak kasar
ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia
menyangga sebagian berat badan dengan kedua
kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan
sebagian berat badan tertumpu pada kedua
kakinya.
6 Dapatkah bayi memungut dengan tangannya Gerak halus
benda- benda kecil seperti kismis,
kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan
gerakan miring atau menggerapai seperti
gambar?

7 Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, Gerak kasar


dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?

8 Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi


9 Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam- Bicara &
diam Bahasa
10 Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di Sosialisasi &
luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba kemandirian
mendapatkannya dengan mengulurkan lengan
atau badannya?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 14


Kuesioner Praskrining untuk Bayi 12 Bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di Sosialisasi &
pojok, kemudian muncui dan menghilang kemandirian
secara berulang- ulang di hadapan anak,
apakah ia mencari anda atau mengharapkan
anda muncul kembali?
2 Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Gerak halus
Coba ambil pensil tersebut dengan
perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan
pensil itu kembali?
3 Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau Gerak kasar
lebih
dengan berpegangan pada kursi/meja?
4 Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata Bicara &
yangsama,misalnya:―ma-ma atau―papa bahasa
Jawab YA bila ia mengeluarkan salah—satu suara
tadi.
5 Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak kasar
posisi berdiri tanpa bantuan anda?
6 Apakah anak dapat membedakan anda Sosialisasi &
dengan orang yang belum ia kenal? la akan kemandirian
menunjukkan sikap malu- malu atau ragu-
ragu pada saat permulaan bertemu dengan
orang yang belum dikenalnya.
7 Apakah anak dapat mengambil Benda kecil Gerak halus
seperti kacang atau kismis, dengan meremas
di antara ibu jari dan jarinya seperti pada
gambar?

8 Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa Gerak kasar

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 15


bantuan?
9 Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak Bicara &
(tidak perlu kata-kata yang lengkap). Apakah bahasa
ia mencoba meniru
menyebutkan kata-kata tadi ?
10 Tanpa bantuan, apakah anak dapat Gerak halus
mempertemukan dua kubus kecil yang ia
pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup
panel tidak ikut dinilai.

Kuesioner Praskrining untuk 15 bulan


No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Tanpa bantuan, apakah anak dapat Gerak halus
mempertemukan
dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup,
panci tidak ikut dinilai
2 Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan Gerak kasar
dengan
berpegangan?
3 Tanpa bantuan, apakah anak dapat Sosialisasi &
bertepuk tangan atau melambai-lambai? kemandirian
Jawab TIDAK bila ia membutuhkan
kemandirianbantuan.
4 Apakah anak dapat mengatakan―papa‖ketika Bicara &
ia memanggil/melihat ayahnya, atau Bahasa
mengatakan ―mama ‖ memanggil/melihat
ibunya?Jawab YA bila anak mengatakan
salah satu diantaranya.
5 Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama kira-kira 5 detik?
6 Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama 30 detik atau lebih?
7 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 16


lantai dan kemudian berdiri kembali?

8 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi &


diinginkannya tanpa menangis atau kemandirian
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk,
menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan
9 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang Gerak kasar
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-
huyung?
10 Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gerak halus
seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan menggunakan ibu seperti pada
gambar ini

Kuesioner Praskrining untuk Anak 18 bulan


No PEMERIKSAAN YA TIDAK

1 Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk Sosialisasi


tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK &
bila ia membutuhkan bantuan. kemandirian
2 Apakah anak dapat Bicara &
mengatakan―papa‖ketika bahasa
amemanggil/melihat ayahnya, atau
mengatakan
―mama‖jika memanggil/melihat ibunya?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 17


3 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama kira-kira 5 detik?
4 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama 30 detik atau lebih?
5 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai clan kemudian
berdiri kembali?
6 Apakah anak dapat menunjukkan apa Sosialisasi &
yang diinginkannya tanpa menangis atau kemandirian
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk,
menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
7 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang Gerak kasar
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-
huyung?
8 Apakah anak anak dapat mengambil benda Gerak halus
kecil seperti kacang, kismis, atau potongan
biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar ?

9 Jika anda menggelindingkan bola ke anak, Gerak halus;


apakah ia Sosialisasi &
menggelindingkan/melemparkan kemandirian
kembali bola pada anda?
10 Apakah anak dapat memegang sendiri Sosialisasi &
cangkir/gelas dan minum dari tempat kemandirian
tersebut tanpa tumpah?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 18


Kuesioner Praskrining untuk Anak 21 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK

1 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar


apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
2 Apakah anak dapat menunjukkan apa Sosialisasi &
yang diinginkannya tanpa menangis atau kemandirian
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk,
menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
3 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang Gerak kasar
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-
huyung?
4 Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gerak halus
seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
seperti pada gambar ?

5 Jika anda menggelindingkan bola ke anak, Gerak halus


apakah ia menggelindingkan/melemparkan
kembali bola pada anda?
6 Apakah anak dapat memegang sendiri Sosialisasi &
cangkir/gelas clan minum dari tempat kemandirian
tersebut tanpa tumpah?
7 Jika anda sedang melakukan pekerjaan Sosialisasi &
rumah tangga, apakah anak meniru apa kemandirian
yang anda lakukan?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 19


8 Apakah anak dapat meletakkan satu kubus Gerak halus
di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan
kubus itu? Ya/Tidak Kubus yang digunakan
ukuran 2.5-5.0 cm
9 Apakah anak dapat mengucapkan paling Bicara &
sedikit 3 kata yang mempunyai artI selain bahasa
papa dan mama ?.

10 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 Gerak kasar


langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? (Anda mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik mainannya)

Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan


No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan Sosialisasi &
rumah tangga, apakah anak meniru apa kemandirian
yang anda lakukan?
2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah Gerak halus
kubus di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang
digunakan ukuran 2.5 — 5 cm.
3 Apakah anak dapat mengucapkan paling Bicara & bahasa
sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain
"papa" dan "mama"?
4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 Gerak kasar
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? (Anda mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik
mainannya).
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya Gerak halus
seperti: baju, rok, atau celananya? (topi ; sosialisasi &
dan kaos kaki tidak ikut dinilai) kemandirian

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 20


6 Dapatkah anak berjalan naik tangga
sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga
dengan posisi tegak atau berpegangan
pada dinding atau pegangan tangga.
Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang.
7 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan
anda, dapatkah anak menunjuk dengan
benar paling sedikit satu bagian badannya
(rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian
badan yang lain)?
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa
banyak tumpah?
9 Dapatkah anak membantu
memungut mainannya sendiri atau
membantu mengangkat piring jika
diminta?
10 Dapatkah anak menendang bola kecil
(sebesar bola tenis) ke depan tanpa
berpegangan pada apapun?
Mendorong tidak ikut dinilai.

Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan


No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak melepas pakaiannya Sosialisasi &
seperti: baju, rok, Sosialisasi & atau kemandirian
celananya? (topi dan kaos kaki tidak
ikut dinilai)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 21


2 Dapatkah anak berjalan naik tangga Gerak kasar
sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga
dengan posisi tegak atau berpegangan
pada dinding atau pegangan tangga. Jawab
TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan
anak naik tangga atau anak harus
berpegangan pada seseorang.
3 Tanpa bimbingan, petunjuk atau Bicara &
bantuan anda, dapatkah anak menunjuk Bahasa
dengan benar paling seclikit satu bagian
badannya (rambut, mata, hidung, mulut,
atau bagian badan yang lain)?
4 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Sosialisasi &
banyak tumpah? kemandirian
5 Dapatkah anak membantu Bicara &
memungut mainannya sendiri atau bahasa
membantu mengangkat piring jika
diminta?
6 Dapatkah anak menendang bola kecil Gerak kasar
(sebesar bola tenis) Gerak kasar ke depan
tanpa berpegangan pada apapun?
Mendorong tidak ikut dinilai.
7 Bila diberi pensil, apakah anak Gerak halus
mencoret- coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
8 Dapatkah anak meletakkan 4 buah Gerak halus
kubus satu persatu di atas kubus yang
lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5
cm.
9 Dapatkah anak menggunakan 2 kata Bicara &
pada saat berbicara seperti―minta bahasa
minum‖,―mau tidur‖?
―Terimakasih ‖dan―Dadag
‖tidakikutdinilai.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 22
10 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara &
gambar-gambar ini tanpa bantuan? bahasa

Kuesioner Praskrining untuk Anak 36 bulan


No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret- Gerak halus
coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?
2 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus Gerak halus
satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan
kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –
5 cm
3 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat Bicara &
berbicara seperti―minta minum‖;―mautidur‖? bahasa
―Terimakasih‖dan―Dadag‖tidakikutdinilai.
4 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara &
gambar- gambar ini tanpa bantuan? bahasa

5 Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah Gerak kasar


perut

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 23


atau dada anda dari jarak 1,5 meter?
6 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara &
memberi isyarat dengan telunjuk atau mata Bahasa
pada saat memberikan perintah berikut ini:
―Letakkan kertas ini dilantai‖.
―Letakkan kertas in idikursi‖.
―Berikan kertas ini kepada ibu‖.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah
tadi?
7 Buat garis lurus ke bawah sepanjang Gerak halus
sekurang- kurangnya 2.5 cm. Suruh anak
menggambar garis lain di samping garis tsb.

8 Letakkan selembar kertas seukuran buku di Gerak kasar


lantai. Apakah anak dapat melompati
bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?
9 Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi
dan
kemandirian
10 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak kasar
sejauh sedikitnya 3 meter?

Kuesioner Praskrining untuk Anak 42 bulan


No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak mengenakan Sosialisasi &
sepatunya sendiri? Kemandirian
2 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda Gerak kasar
tiga sejauh sedikitnya 3 meter?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 24


3 Setelah makan, apakah anak mencuci Sosialisasi &
clan mengeringkan tangannya dengan kemandirian
balk sehingga anda ticlak perlu
mengulanginya?
4 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar
berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya clan beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu
2 detik atau lebih?
5 Letakkan selembar kertas seukuran Gerak kasar
buku ini di lantai. Apakah anak dapat
melompati panjang kertas ini dengan
mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?
6 Jangan membantu anak dan jangan Gerak halus
menyebut lingkaran. Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Dapatkah
anak menggambar lingkaran?

7 Dapatkah anak meletakkan 8 buah Gerak halus


kubus satu persatu di atas yang lain
tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5
cm.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 25


8 Apakah anak dapat bermain petak Sosialisasi &
umpet, ular naga atau permainan lain kemandirian
dimana ia ikut bermain clan mengikuti
aturan bermain?
9 Dapatkah anak mengenakan celana Sosialisasi &
panjang, kemeja, baju atau kaos kaki kemandirian
tanpa di bantu? (Tidak termasuk
kemandirian memasang kancing,
gesper atau ikat pinggang)

Kuesioner Praskrining untuk Anak 48 bulan


No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda Gerak kasar
tiga sejauh sedikitnya 3 meter?
2 Setelah makan, apakah anak mencuci Sosialisasi &
dan mengeringkan tangannya dengan kemandirian
baik sehingga anda tidak perlu
mengulanginya?
3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar
berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam
waktu
2 detik atau lebih?
4 Letakkan selembar kertas seukuran Gerak kasar
buku ini di lantai. Apakah anak dapat
melompati panjang kertas ini dengan
mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?
5 Jangan membantu anak dan jangan Gerak halus
menyebut lingkaran. Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Dapatkah
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 26
anak menggambar lingkaran?

6 Dapatkah anak meletakkan 8 buah Gerak halus


kubus satu persatu di atas yang lain
tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5
cm.
7 Apakah anak dapat bermain petak Sosialisasi &
umpet, ular naga atau permainan lain kemandirian
dimana ia ikut bermain dan mengikuti
aturan bermain?
8 Dapatkah anak mengenakan celana Sosialisasi &
panjang, kemeja, baju atau kaos kaki kemandirian
tanpa di bantu? (Tidak termasuk
memasang kancing, gesper atau ikat
pinggang)
9 Dapatkah anak menyebutkan nama Bicara & bahasa
lengkapnya tanpa dibantu? Jawab
TIDAK jika ia hanya menyebutkan
sebagian namanya atau ucapannya sulit
dimengerti.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 27


Kuesioner Praskrining untuk Anak 54 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak meletakkan 8 buah Gerak halus
kubus satu persatu di atas yang lain
tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2-5 – 5
cm.
2 Apakah anak dapat bermain petak umpet, Sosialisasi &
ular naga atau permainan lain dimana ia ikut kemandirian
bermain dan mengikuti aturan bermain?
3 Dapatkah anak mengenakan celana Sosialisasi &
panjang, kemeja, baju atau kaos kaki kemandirian
tanpa di bantu? (Tidak termasuk
memasang kancing, gesper atau ikat
pinggang)
4 Dapatkah anak menyebutkan nama Bicara & bahasa
lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK
jika ia hanya menyebut sebagian namanya
atau ucapannya sulitdimengerti.
5 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban Bicara & Bahasa
anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan. "Apa yang kamu
lakukan jika kamu kedinginan?" "Apa yang
kamu lakukan jika kamu lapar?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"

Jawab YA biia anak merjawab ke 3


pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan
gerakan atau isyarat.

Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah


"menggigil" ,"pakai mantel‘ atau "masuk
kedalam rumah‘.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah
"makan" Jika lelah, jawaban yang benar

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 28


adalah"mengantuk",
"tidur", "berbaring/tidur-tiduran", "istirahat"
atau "diam sejenak"
6 Apakah anak dapat mengancingkan bajunya Sosialisasi &
atau pakaian boneka? kemandirian
7 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar
berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak ands kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
8 Jangan mengoreksi/membantu anak. Gerak halus
Jangan menyebut kata "lebih panjang".
Perlihatkan gambar kedua garis
ini pada anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih
panjang?" Minta anak menunjuk garis
yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar
ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis
yang lebih panjang sebanyak 3 kali
dengan benar?

9 Jangan membantu anak dan jangan Gerak halus


memberitahu nama gambar ini, suruh
anak menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Berikan 3
kali kesempatan. Apakah anak dapat
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 29
menggambar seperti contoh ini?

10 Ikuti perintah ini dengan seksama. Bicara & bahasa


Jangan memberi isyarat dengan telunjuk
atau mats pads saat memberikan
perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini
di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah
kursi". "Letakkan kertas ini di
depan kamu" "Letakkan kertas
ini di belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di
atas",
"di bawah", "di depan" dan "di belakang‖

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 30


Kuesioner Praskrining untuk Anak 60 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
Isi titik-titik di bawah ini dengan Bicara &
jawaban anak. Jangan membantu bahasa
kecuali mengulangi pertanyaan.
"Apa yang kamu lakukan jika kamu
kedinginan?" "Apa yang kamu lakukan
jika kamu lapar?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"

Jawab YA bila anak merjawab ke 3


pertanyaan tadi dengan benar, bukan
dengan gerakan atau isyarat.

Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah


"menggigil" ,"pakai mantel‘ atau "masuk
kedalam rumah‘.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah
"makan" Jika lelah, jawaban yang benar
adalah "mengantuk", "tidur",
"berbaring/tidur-tiduran",
"istirahat" atau "diam sejenak"
2 Apakah anak dapat mengancingkan Sosialisasi &
bajunya atau pakaian boneka? kemandirian
3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar
berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak ands
kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 31


4 Jangan mengoreksi/membantu Gerak halus
anak.
Janganmenyebutkata―lebihpanjang‖.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada
anak.

Tanyakan:―Mana
garisyanglebihpanjang?‖Minta anak
menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar
lembar ini dan ulangi pertanyaan
tersebut. Setelah anak menunjuk, putar
lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan
tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis
yang lebih panjang sebanyak 3 kali
dengan benar?

5 Jangan membantu anak dan jangan Gerak halus


memberitahu nama gambar ini, suruh
anak menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Berikan 3
kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar
seperti contoh ini?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 32


6 Ikuti perintah ini dengan seksama. Bicara &
Jangan memberi isyarat dengan bahasa
telunjuk atau mats pads saat
memberikan perintah berikut ini:
―Letakkankertasinidiataslantai‖.―Letakka
nkertasinidibawahkursi‖.―Letakkankert
as
inididepankamu‖―Letakkankertasinidi
belakang kamu‖ Jawab YA hanya jika
anak
mengertiarti―diatas‖,―dibawah‖,―didepan‖
dan―dibelakang‖
7 Apakah anak bereaksi dengan tenang Sosialisasi &
dan tidak rewel (tanpa menangis atau kemandirian
menggelayut pada anda) pada saat
andameninggalkannya?
8 Jangan menunjuk, membantu atau Bicara &
membetulkan, katakan pada anak : bahasa
―Tunjukkansegiempatmerah‖
―Tunjukkansegiempatkuning‖
‗Tunjukkansegiempatbiru‖
―Tunjukkansegiempathijau‖
Dapatkah anak menunjuk keempat
warna itu dengan benar?
9 Suruh anak melompat dengan satu Gerak kasar
kaki beberapa kali tanpa berpegangan
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut
dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3
kali dengan satu kaki?
10 Dapatkah anak sepenuhnya Sosialisasi &
berpakaian sendiri tanpa bantuan? kemandirian

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 33


Kuesioner Praskrining untuk Anak 66 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jangan membantu anak dan jangan Gerak halus
memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini di kertas
kosong yang tersedia. Berikan 3 kali
kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?

2 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara &


memberi isyarat dengan telunjuk atau mats bahasa
pads saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai". "Letakkan
kertas ini di bawah kursi". "Letakkan kertas
ini di depan kamu" "Letakkan kertas ini di
belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di
atas", "di bawah", "di depan" dan "di
belakang‖
3 Apakah anak bereaksi dengan tenang dan Sosialisasi &
tidak rewel (tanpa menangis atau kemandirian
menggelayut pada anda) pada saat anda
meninggalkannya?
4 Jangan menunjuk, membantu atau Bicara &
membetulkan, katakan pada anak : bahasa

"Tunjukkan segi empat merah" "Tunjukkan


segi empat kuning"
‗Tunjukkansegiempatbiru‖ "Tunjukkan segi
empat hijau"
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu
dengan benar?
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 34
5 Suruh anak melompat dengan satu kaki Gerak kasar
beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3 kali dengan satukaki?

6 Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian Sosialisasi &


sendiri tanpa bantuan? kemandirian
7 Suruh anak menggambar di tempat kosong Gerak halus
yang tersedia. Katakan padanya: "Buatlah
gambar orang". Jangan memberi perintah
lebih dari itu.
Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila
ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian
tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan
seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap
pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak
menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
8 Pada gambar orang yang dibuat pada nomor Gerak halus
7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6
bagian tubuh?
9 Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat- Bicara &
kalimat yang belum selesai ini, jangan bahasa
membantu kecuali mengulang pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus ………
"Jika api panas maka es ………
"Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang
………
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus
kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
10 Apakah anak dapat menangkap bola kecil Gerak kasar
sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar
tidak ikut dinilai)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 35


Kuesioner Praskrining untuk Anak 72 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jangan menunjuk, membantu atau Bicara &
membetulkan, katakan pada anak : Bahasa

―Tunjukkan segi empat merah‖


―Tunjukkansegiempatkuning‖
―Tunjukkan segi empat biru‖
―Tunjukkan segi empat hijau‖
Dapatkah anak menunjuk keempat warna
itu dengan benar?
2 Suruh anak melompat dengan satu kaki Gerak kasar
beberapa kali tanpa berpegangan
(lompatan dengan dua kaki tidak ikut
dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3
kali dengan satu kaki?
3 Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian Sosialisasi &
sendiri tanpa bantuan? kemandirian
4 Suruh anak menggambar di tempat Gerak halus
kosong yang tersedia. Katakan padanya:
"Buatlah gambar orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu.
Jangan bertanya/ mengingatkan anak bila
ada bagian yang belum tergambar. Dalam
memberi nilai, hitunglah berapa bagian
tubuh yang tergambar. Untuk bagian
tubuh yang berpasangan seperti mata,
telinga, lengan dan kaki, setiap pasang
dinilai satu bagian. Dapatkah anak
menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 36


5 Pada gambar orang yang dibuat pada Gerak halus
nomor 7, dapatkah anak menggambar
sedikitnya 6 bagian tubuh?
6 Tulis apa yang dikatakan anak pada Sosialisasi &
kalimat- kalimat yang belum selesai ini, kemandirian
jangan membantu kecuali mengulang
pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus "Jika api
panas maka es
"Jika ibu seorang wanita maka ayah
seorang
Apakah anak menjawab dengan benar
(tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)
?
7 Apakah anak dapat menangkap bola kecil Gerak kasar
sebesar bola tenis/bola kasti hanya
dengan menggunakan kedua tangannya?
(Bola besar tidak ikut dinilai).
8 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar
berpegangan. Jika perlu tunjukkan
caranya dan beri anak ands kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 11 detik atau lebih?

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 37


9 Jangan membantu anak clan jangan Gerak halus
memberitahu nama gambar ini, Suruh
anak menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia- Berikan 3
kalikesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti
contoh ini?

10 lsi titik-titik di bawah ini dengan jawaban bicara & bahasa


anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bila
anak menanyakannya.
"Sendok dibuat dari apa?" "Sepatu dibuat
dari apa?" "Pintu dibuat dari apa?"
Apakah anak dapat menjawab ke 3
pertanyaan di atas dengan benar?
Sendok dibuat dari besi, baja, lastik,kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain,
plastik,
kayu.

G. Daftar Pustaka
1. Bagian IKKOM FK Unila (2019). Buku Penuntun Praktikum Antropometri TA
2018-2019. Bandar Lampung
2. Kemenkes RI. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 38


Checklist Latihan Pemeriksaan
Keterampilan Antropometri dan KPSP

Nama :
NPM :

Skenario
Seorang anak 2 tahun 3 bulan datang dibawa ibunya ke poliklin unila dengan
keluhan rewel, tidak mau makan dan berat badan turun. Dari pemeriksaan
didapatkan anak belum bisa berlari dan gampang terjatuh. Anak juga tampak lebih
kecil dibandingakan teman sebayanya

Tugas Mahasiswa perseorangan


Membuat Video penilaian antropometri dan KPSP secara mandiri dengan mencari
balita yang ada disekitar tempat tinggalnya. Bila dalam masa isoman, wajib lapor
kepada PJ Blok.

NO KRITERIA Umpan
Balik
1 Mempersiapkan instrument pemeriksaan antropometri dan
formulir KPSP
2 Memperkenalkan diri kepada orangtua bayi /anak
3 Menjelaskan tujuan pemeriksaan antropometri dan KPSP pada
orangtua
4 Mencatat nama anak, tanggal lahir, tanggal
5 Melakukan pemeriksaan BB anak
6. Melakukan pemeriksaan TB anak
7 Mencatat hasil BB TB
8 Menentukan status gizi anak
9 Menentukan formulir yang sesuai dengan umur anak
10 Melakukan pemeriksaan KPSP secara berurutan
11 Menentukan hasil pemeriksaan (scoring)
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 39
12 Menginterpretasikan hasil pemeriksaan sbb:
Sesuai :S
Meragukan :M
Penyimpangan :P
13 Memberikan advis / konsultasi kepada orangtua
14 Mengucapkan terimakasih kepada orangtua

Bandar Lampung, …………………..

…………………………………………………

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 40


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 | 41
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Anamnesis Penyakit
Tropik Infeksi

4
materi
check list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Dina Tri Amalia

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 1


A. TEMA:
Keterampilan Komunikasi Anamnesis Penyakit Tropik Infeksi

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1.Tujuan instruksional umum


Mahasiswa mampu melakukan anamnesis penyakit tropik infeksi
dengan baik dan benar
2. Tujuan instruksional khusus
 Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secaraurut
 Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup
diakhir
 Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan
dengan permasalahan terutama masalah penyakit tropikinfeksi
 Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yangbaik
 Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yangbaik
 Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang
dipahamiresponden
 Mahasiswa dapat menghindari sikapinterogasi
 Mahasiswa dapat melakukan crosscheck
 Mahasiswa dapat bersikapnetral
 Mahasiswa dapat melaksanakan umpanbalik
 Mahasiswadapatmencatathasilanamnesisdenganjelassertamenyimp
ulkanhasil anamnesis.

C. ALAT DAN BAHAN


 Meja dan kursi periksa

D. SKENARIO
Seorang pasien laki - laki berumur 20 tahun, datang ke poliklink
Universitas Lampung dengan keluhan demam terus menerus sejak 3 hari
yang lalu. Pasien juga mengeluh menggil pada malam hari, mual, muntah
dan baru saja berwisata ke Pulau Komodo.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 2


E. DASAR TEORI
Penyakit infeksi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama
di dunia. Hal ini disebabkan karena penyakit infeksi menjadi penyebab
kesakitan dan kematian tertinggi, terutama di negara-negara tropik
seperti Indonesia. Penyakit tropik infeksi dapat disebabkan oleh berbagai
jenis bakteri, virus, jamur maupunparasit.
Jenis penyakit tropik infeksi antara lain:
 Penyakit Infeksi oleh Bakteri: TBC, difteria, pertusis, tetanus
neonatorum, demam tifoid, kusta, pes, antraks.
 Penyakit Infeksi oleh Virus : DBD, chikungunya, campak, hepatitis,
rabies, HIV-AIDS, varisela, flu burung, SARS, polio.
 Penyakit Infeksi oleh Jamur : histoplasmosis, koksidioidomikosis,
kandidiasis
 Penyakit Infeksi oleh Parasit: malaria, cacing, filariasis

Beberapa penyakit tropik infeksi yang telah dikenal sejak lama dan masih
tetap menjadi masalah seperti malaria dan demam berdarah, akhir-akhir
ini menunjukkan kecenderungan peningkatan angka kesakitan maupun
kematian. Di sisi lain, berbagai penyakit yang secara klinis hanya
menunjukkan gejala ringan dan dianggap tidak mengancam jiwa (non life
threatening) seperti malaria tanpa penyulit, toksoplasmosis dan infeksi
cacing, sering kali tidak terdiagnosis, bahkan terlepas dari perhatian kita
sehingga tidak tertangani dengan baik. Untuk menghindari hal ini, selain
dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium sebagai penunjang diagnosis
maka kita perlu melakukan anamnesis yang baik. Sebab anamnesis yang
baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis
penyakit tertentu.

Anamnesis adalah wawancara yang dilakukan dokter kepada pasien.


Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien sendiri
(autoanamnesis) tetapi dapat juga dilakukan dengan menanyai keluarga
atau yang menemani pasien misal pada anak –anak atau bila pasien dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 3


keadaan gawat (allo-anamnesis). Dalam melakukan anamnesis diperlukan
teknik komunikasi dengan rasa empati yang tinggi dan teknik komunikasi
ini terdiri atas komunikasi verbal dan nonverbal yang harus diperhatikan.
Pada saat anamnesis, tanyakanlah hal-hal yang logis mengenai penyakit
pasien, dengarkan dengan baik apa yang dikatakan pasien serta jangan
memotong pembicaraan pasien bila tidak perlu. Selain melakukan
komunikasi verbal, maka selama anamnesis juga harus diperhatikan
tingkah laku non verbal yang secara tidak sadar ditunjukkan oleh pasien,
misalnya gelisah, cemas, kesakitan, dan lain sebagainya. Anamnesis yang
baik akan berhasil bila kita membangun hubungan yang baik dengan
pasien, sehingga pasien merasa aman dan nyaman untuk menceritakan
masalah penyakitnya dengandokter.

Diagnosis dan penatalaksanaan penderita penyakit tropik infeksi dalam


praktek sehari-hari masih sering berdasarkan gejala klinis terutama febris
atau demam. Demam pada umumnya diartikan sebagai suhu tubuh di atas
37,20C. Berikut akan kita bahas beberapa tipe demam yang akan kita
jumpai sehingga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis:
a. Demam septik : pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke
tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat
di atas normal pada pagi hari,sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat.Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten : pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun
setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat
dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
Demam remiten ditemukan pada demam tifoid fase awal dan berbagai
penyakit virus.
c. Demam intermiten : pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke
tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam
seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 4


dua hari bebas demam di antara dua serangan demam disebut
kuartana. Misal: malaria vivax, malaria ovale, malaria malariae
d. Demam kontinyu : pada tipe demam kontinyu, variasi suhu sepanjang
hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Variasi diurnal yang terjadi
antara 0,55-0,82oC. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi
sekali disebut hiperpireksia. Contoh demam kontinyu meliputi demam
tifoid, malaria falciparum, dansebagainya.
e. Demam siklik : pada tipe demam siklik, terjadi kenaikan suhu badan
selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk
beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu


penyakit tertentu, tetapi kadang-kadang sama sekali tidak dapat
dihubungkan dengan suatu sebab yang jelas. Bila demam disertai keadaan
seperti sakit otot, rasa lemas, tak nafsu makan dan mungkin ada pilek,
batuk dan tenggorok sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau
common cold. Dalam praktek, 90% dari para pasien dengan demam yang
baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-
limiting seperti influenza atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini
tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap suatu infeksi
bakterial.

Beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan pada demam adalah:
A. Cara timbul demam
B. Lama demam
C. Sifat harian demam
D. Tinggi demam
E. Keluhan dan gejala lain yang menyertai demam
Demam yang tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit virus.

Demam Belum Terdiagnosis (Fever of Unknown Origin)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 5


Yaitu suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus
menerus selama 3 minggu dengan suhu badan di atas 38,30C dan tetap
belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu
minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan
penunjang medis lainnya.

Demam Obat (Drug Fever)


Diperkirakan bahwa efek samping pengobatan berupa demam obat terjadi
pada 3-5% dari seluruh reaksi obat yang dilaporkan. Salah satu ciri demam
obat adalah bahwa demam akan timbul tidak lama setelah pasien mulai
dengan pengobatan. Tipe demam obat dapat berupa remiten, intermiten,
hektik, atau kontinyu. Demam dengan cepat menghilang bila pengobatan
dihentikan dan merupakan sebuah tanda patognomonis untuk jenis
demam ini.

F. PROSEDUR

Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, anamnesis sistem, riwayat
penyakit dalam keluarga, dan riwayat pribadi.

1. Identitas Pasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam
anamnesis. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik
secara medis, etika, maupun hukum. Identitas diperlukan untuk
memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah memang benar pasien
yang dimaksud, selain itu juga diperlukan untuk data penelitian ,
asuransi, dan lain sebagainya. Identitas meliputi: nama lengkap pasien,
umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan,
suku bangsa, dan agama. Alamat pasien harus ditanyakan secara jelas
dan lengkap sebab selain untuk keperluan data pasien, juga untuk

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 6


mengetahui apakah pasien berasal dari daerah endemik suatu
penyakit. Riwayat pekerjaan juga penting ditanyakan untuk
menganalisis resiko penyakit dari lingkungan kerja pasien. Misalnya
orang-orang yang bekerja di sawah, pertanian, perkebunan,
peternakan, pekerja tambang, pekerja di rumah potong hewan, atau
orang
– orang yang mengadakan perkemahan di hutan, serta dokter hewan
memiliki resiko tinggi untuk tertular penyakit leptospirosis.

2. Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang dirasakan pasien yang
membawanya pergi ke dokter untuk berobat. Keluhan utama sangat
dibutuhkan dalam mengumpulan informasi masalah. Bahkan untuk
pasien yang datang hanya untuk sekedar pemeriksaan rutin. Dalam
menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu,
berapa lama pasien mengalami hal tersebut. Misalnya : buang air besar
encer seperti cucian beras sejak 1 hari yang lalu.

Seringkali keluhan utama bukan merupakan kalimat yang pertama kali


diucapkan oleh pasien, sehingga dokter harus pandai-pandai
menentukan yang mana keluhan utama pasien dari sekian banyak
cerita yang disampaikan oleh pasien. Hal lain yang juga harus
diperhatikan adalah pasien mengeluhkan hal-hal yang sebenarnya
bukan masalah pokok atau keluhan utamanya, misalnya mengeluh
lemas dan tidak nafsu makan sejak beberapa hari lalu, tetapi
sesungguhnya ia mengalami demam yang tidak diceritakan segera pada
waktu ditanyakan dokter.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat perjalan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci


dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 7


utama, sampai pasien datang berobat. Pasien diminta menceritakan
gejala-gejala yang muncul dengan kata-katanya sendiri. Informasi
tambahan tentang keluhan pasien dapat diperoleh dengan
mengajukan pertanyaan yang spesifik. Riwayat perjalanan penyakit
disusun dalam bahasa Indonesia yang baik sesuai dengan apa yang
diceritakan pasien, tidak boleh menggunakan bahasa kedokteran,
apalagi melakukan interpretasi dari apa yang dikatakan oleh pasien.
Dalam mewawancarai pasien gunakanlah kalimat terbuka (kata
tanyaapa, mengapa, bagaimana, bilamana), bukan kalimat tertutup/
kata tanya yang mendesak sehingga pasien hanya dapat ya dan tidak,
kecuali bila akan memperjelas sesuatu yang kurang jelas.

Dalam melakukan anamnesis , harus diusahakan mendapatkan data-


data sebagai berikut:
1. Waktu dan lama keluhan berlangsung
2. Sifat dan beratnya serangan, misalnya mendadak, perlahan-lahan,
terus-menerus, hilang timbul, cenderung bertambah berat atau
berkurang
3. Lokalisasi dan penyebarannya, menetap, menjalar , atau
berpindah-pindah
4. Hubungan dengan waktu, misalnya pagi lebih sakit daripada siang
dan sore, atau terus- menerus tidak mengenal waktu
5. Hubungannya dengan aktifitas, misalnya bertambah berat jika
melakukan aktifitas, atau bertambah ringan jika beristirahat.
6. Keluhan-keluhan lain yang menyertai serangan, misalnya keluhan
yang mendahului serangan, atau keluahan lain yang bersamaan
dengan serangan
7. Apakah keluhan pertama kali atau sudah berulang
8. Faktor risiko dan pencetus serangan , termasuk faktor-faktor yang
memperberat atau meringankan serangan
9. Apakah ada saudara sedarah , atau teman-teman dekat yang
menderita keluhan yang sama

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 8


10. Riwayat perjalanan ke daerah endemis untuk penyakit tertentu,
misalnya malaria, kolera, dan lain sebagainya. Memastikan juga
asal/tempat tinggal pasien dari daerah endemis atautidak.
11. Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi
atau gejala sisa
12. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi keluhan dan
bagaimana hasilnya, jenis- jenis obat yang telah diminum oleh
pasien, juga tidakan medis yang dilakukan (riwayat pengobatan
kuratif maupun preventif)
Setelah semua data terkumpul , usahakan untuk membuat diagnosis
sementara dan diagnosis diferensial.

4. Riwayat penyakit dahulu

Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya


hubungan penyakit yang pernah diderita dengan penyakit sekarang.
Tanyakan pula apakah pasien pernah mengalami kecelakaan, operasi,
riwayat alergi obat dan makanan. Obat -obatan yang pernah diminum
oleh pasien juga harus ditanyakan, misalnya riwayat minum obat
malaria 1 bulan sebelumnya, termasuk pengobatan dengan steroid,
kontrasepsi, transfusi, kemoterapi, dan riwayat imunisasi. Bila pasien
pernah melakukan berbagai pemeriksaan medis, maka harus dicatat
dengan seksama, termasuk hasilnya.

5. Anamnesis susunan sistem

Anamnesis susunan sistem bertujuan mengumpulkan data-data positif


dan negatif yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien
berdasarkan alat tubuh yang sakit. Anamnesis ini juga dapat menjaring
masalah pasien yang terlewat pada waktu pasien menceritakan
Riwayat penyakit Sekarang. Hal ini dirasa perlu untuk latihan
mahasiswa dalam melakukan anamnesis.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 9


a. Kepala : sakit kepala, pusing berputar,dll
b. Mata : mata kuning, penglihatan kabur, fotofobia, lakrimasi, nyeri
belakang mata (retro-orbital), kelopak mata cekungdll
c. Telinga : nyeri telinga, keluar cairan dari telinga, pendengaran
berkurang,dll
d. Hidung : pilek, mimisan,bersin,dll
e. Mulut : bibir kering, pecah-pecah, sariawan,dll
f. Tenggorok : nyeri menelan, susah menelan, suara serak,dll
g. Leher : pembesaran/ nyeri kelenjar gondok, pembesaran/ nyeri
kelenjar getah bening, pembengkakan jaringan lunak pada leherdll
h. Jantung : berdebar-debar, sesak, nyeri dada,dll
i. Paru : batuk (kering, berdahak, darah), sesak nafas,dll
j. Gastrointestinal - anorektal : diare (BAB cair dan banyak, BAB
berdarah, BAB seperti cucian beras), mual, muntah, susah BAB
(konstipasi), perut kembung, nyeri perut, muntah darah, BAB
berdarah, nafsu makan menurun, rasa gatal maupun nyeri pada
anusdll
k. Saluran kemih:nyeri BAK,tidak bisa BAK,BAK sedikit/tidak
ada(oligouri/anuri),
BAK berdarah (hematuri), BAK berwarna gelap( seperti air teh), dll
l. Daerah inguinal dan kelamin : nyeri dan bengkak penis maupun
vagina, buah zakar nyeri dan bengkak, keputihan, pembesaran KGB
inguinal, nyeri inguinaldll
m. Neurologik : kejang, gangguan kesadaran, kesemutan,dll
n. Psikologik : disorientasi, gelisah,dll
o. Kulit : ruam kulit, gatal, rasa panas pada kulit, kulit kuning, pucatdll
p. Muskuloskeletal : nyeri sendi, bengkak sendi, nyeri otot, kejang
otot, kelemahan otot, nyeri tulang
q. Ekstrimitas : bengkak tungkai, nyeri tungkai, gatal pada kakidll

6. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 10


Penting untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial , atau
penyakit infeksi. Pada penyakit kongenital perlu ditanya juga riwayat
kehamilan dan kelahiran.

7. Riwayat Pribadi

Riwayat pribadi meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan, dan


kebiasaan. Perlu juga ditanyakan apakah pasien mengalami kesulitan
dalam kehidupan sehari-hari seperti masalah keuangan, pekerjaan dan
sebagainya. Kebiasaan pasien yang juga harus ditanyakan adalah
riwayat merokok, minuman alkohol, dan penyalahgunaan obat-obat
terlarang (Narkoba)

Pasien- pasien yang sering melakukan perjalan juga harus ditanyakan


tujuan perjalanan yang telah dilakukan untuk mencari kemungkinan
tertular penyakit infeksi tertentu di tempat tujuan perjalanannya. Bila
ada indikasi, riwayat perkawinan dan kebiasaan seksualnya harus
ditanyakan. Anamnesis juga mengenai lingkungan tempat tinggal
pasien, termasuk keadaan rumahnya, sanitasi, sumber air minum,
ventilasi, jamban, tempat pembuangan sampah dansebagainya.

Pada penularan penyakit infeksi, faktor lingkungan mempunyai


pengaruh yang sangat penting. Berbagai penyakit infeksi ditularkan
lewat sekret nasofaringeal, ekskret urine dan feses, lewat kontak,
lewat binatang vektor, atau bahkan lewat partikel udara. Misalnya :
pada penyakit demam tifoid, Salmonella typhi ditransmisikan lewat
saluran gastrointestinal, terutama oleh makanan atau air
terkontaminasi yang kemudian masuk ke saluran cerna. Maka,
mungkin saja penderita tertular penyakit lewat teman/ keluarga satu
rumah yang menderita keluhan yang sama. Lingkungan rumah
penderita yang banyak tikusnya, hal ini dapat menjadi suatu dugaan
keterkaitan dengan penyakit

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 11


leptospirosis. Kebiasaan memelihara binatang seperti kucing, anjing
juga perlu ditanyakan untuk mengetahui faktor resiko terinfeksi
penyakit.

Anamnesis mengenai kebiasaan makan dan minum seharti-hari pasien


juga penting ditanyakan. Misalnya, pasien yang memiliki kebiasaan
memakan ikan mentah, tidak memasak air yang akan diminum, atau
memakan tumbuhan yang tidak dimasak, memiliki resiko tinggi
terinfeksi cacing hati, dan sebagainya.

G. Daftar Pustaka
 Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM.Yogyakarta
 Soedarmo,SumarmoS.P,dkk.2010.BukuAjarInfeksidanPediatriTropis.IDAI
: Jakarta
 Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I dan Jilid
III. Ilmu Penyakit Dalam FKUI:Jakarta
 Widoyo. 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
dan Pemberantasannya. Erlangga:Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 12


Chek List Anamnesis Penyakit Yang Berhubungan Dengan
Keluhan Demam (Tropik Infeksi)

Nama :
NPM :

Skenario :
Seorang pasien laki - laki berumur 20 tahun, datang ke poliklink Universitas
Lampung dengan keluhan demam terus menerus sejak 3 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh menggil pada malam hari, mual, muntah dan baru
saja berwisata ke Pulau Komodo.

No Prosedur/ Aspek Latihan Umpan Balik


ITEM INTERAKSI DOKTER-PASIEN
1 Mengucapkan salam pada awal wawancara
2 Mempersilakan duduk berhadapan
3 Memperkenalkan diri
Informed : menjelaskan kepentingan
4 penggalian informasi yang benar tentangsakit
Pasien
Consent: Meminta waktu & ijin untuk
5 melakukan alloanamnesis jikadiperlukan
ITEM PROSEDURAL
6 Menanyakan identitas pasien :
Nama , Umur , jenis kelamin (dicatat saja
tidak perlu ditanyakan), alamat lengkap,
pekerjaan, agama dan sukubangsa
Pastikan menggali identitas tidak terkesan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 13


interogasi
tidak harus berurutan dicari lengkap, boleh
diselang-seling saat anamnesis berlangsung
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
7 a. Menanyakan keluhan utama
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
8 b. Menanyakan keluhan lain/ tambahan
 Menggali informasi tentang riwayat
penyakit sekarang, waktu dan lama
 Sifat, lokalisasi dan penyebaran, hubungan
dengan waktu dan aktifitas, keluhan yang
mendahului dan menyertai , serangan,
keluhan muncul pertama kali/ sudah
berulang, faktor resiko dan pencetus
serangan, riwayat keluarga dengan keluhan
9
yang sama, riwayat perjalanan ke daerah
endemis untuk penyakit tertentu,
perkembangan penyakit, upaya pengobatan
& hasilnya
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
(menanyakan riwayat penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, adanya riwayat operasi,
10 riwayat alergi obat dan makanan, riwayat
obat
-obatan yang pernah diminum, riwayat
transfusi, riwayat imunisasi, dan riwayat
pemeriksaan medis yang pernah dilakukan
sebelumnya).
Menanyakan riwayat penyakit dalam
11 keluarga (riwayat penyakit herediter, familial,
atau penyakit infeksi dalam keluarga)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 14


12 Menggali informasi tentang riwayat Pribadi
(riwayat merokok, minuman alkohol, dan
penyalahgunaan obat-obat terlarang, pola
diet, aktifitas, anamnesis mengenai
lingkungan tempat tinggal pasien, termasuk
keadaan rumahnya, sanitasi, sumber air
minum, ventilasi, tempat pembuangan
sampah, anamnesis kebiasaan makan dan
minum, serta kebiasan memelihara binatang
peliharaan, dan sebagainya)
ITEM PENALARAN KLINIS
Melakukan cross check (paraphrase atau
13 pengulangan terhadap apa yang dikatakan
pasien)
Melakukan umpan balik (menanyakan hal-hal
14 yang kurang jelas, atau pertanyaan yang
kurang jelas).
15 Mencatat semua hasil anamnesis
Menyimpulkan dan menginterpretasikan
16
hasil anamnesis
ITEM PROFESIONALISME
17 Percaya diri, bersikap empati, tidak
menginterogasi
Mengakhiri anamnesis dengan sikap yang
18
baik

Bandar Lampung, _____________________

___________________________________

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung | 15


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Anamnesis Penyakit
Hematoimunologi

5
materi
check list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Dina Tri Amalia
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 i
Dr. Anggi Setiorini, M.Sc
A. TEMA
Keterampilan Komunikasi Anamnesis Penyakit Hematoimunologi
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan instruksional umum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis penyakit hematoimunologi
dengan baik dan benar
2. Tujuan instruksional khusus
 Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secara urut
 Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup di akhir
 Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan
dengan permasalahan terutama masalah penyakit hematoimunologi
 Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yang baik
 Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yang baik
 Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahami
responden
 Mahasiswa dapat menghindari sikap interogasi
 Mahasiswa dapat melakukan cross check
 Mahasiswa dapat bersikap netral
 Mahasiswa dapat melaksanakan umpan balik
 Mahasiswa dapat mencatat hasil anamnesis dengan jelas serta
menyimpulkan hasil anamnesis.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 2


C. ALAT DAN BAHAN
 Pasien Simulasi
 Meja dan kursi periksa

D. SKENARIO
Seorang pasien perempuan berumur 15 tahun, datang ke praktek anda
dengan keluhan badan lemah, lesu, cepat lelah serta mata berkunang-
kunang sejak 2 minggu yang lalu. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut

E. DASAR TEORI
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara.
Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut sebagai
autoanamnesis, atau dilakukan terhadap orangtua, wali, orang yang dekat
dengan pasien, atau sumber lain, yang disebut sebagai alloanamnesis.
Termasuk di dalam alloanamnesis adalah semua keterangan dari dokter
yang merujuk, catatan rekaman medik, dan semua keterangan yang
diperoleh selain dari pasiennya sendiri.

Dalam melakukan anamnesis, pemeriksa harus berupaya agar tercipta


suasana yang kondusif agar orangtua, pengantar, atau pasiennya dapat
mengemukakan keadaan pasien dengan spontan, wajar, namun tidak
berkepanjangan. Pada saat yang tepat pemeriksa perlu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci dan spesifik sehingga dapat
diperoleh gambaran keadaan pasien yang lebih jelas dan akurat.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 3


Anamnesis biasanya dilakukan dengan wawancara secara tatap muka, dan
keberhasilannya untuk sebagian besar tergantung pada kepribadian,
pengalaman dan kebijakan pemeriksa. Dalam melakukan anamnesis,
diperlukan teknik komunikasi dengan rasa empati yang tinggi dan teknik
komunikasi itu terdiri atas komunikasi verbal dan non verbal yang harus
diperhatikan. Kemudian rahasia harus dipegang kuat karena pasien datang
dengan rasa kepercayaan. Bila anamnesis dilakukan dengan baik maka lebih
kurang 70% diagnosis penyakit sudah dapat ditegakkan.

Berikut akan kita bahas beberapa keluhan yang disebabkan oleh penyakit
hematoimunologi, sehingga diharapkan dengan teknik anamnesis yang baik
dapat membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit hematoimunologi:
1. Gejala sistemik, berupa:
- Berat badan menurun 10% dalam waktu 6 bulan
- Demam tinggi 380C selama ±1minggu tanpa sebab yang jelas
- Keringat malam
- Pembesaran kelenjar getah bening
2. Anemia. Gejala anemia dapat digolongkan menjadi tiga jenis gejala, yaitu:
 Gejala umum anemia.
Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia terdiri dari
rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinitus), mata
berkunang-kunang, kaki terasa dingin sesak napas, dan dispepsia.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 4


 Gejala khas masing-masing anemia. Gejala ini khas untuk masing-masing
jenis anemia. Sebagai contoh:
 anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis, dan kuku sendok (koilonychia)
 anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi
vitamin B12
 anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, dan hepatomegali
 anemia aplastik : perdarahan dan tanda – tanda infeksi
 Gejala penyakit dasar
Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia
sangat bervariasi tergantung dari penyebab anemia tersebut. Misalnya
gejala akibat infeksi cacing tambang : sakit perut, pembengkakan parotis
dan warna kuning pada telapak tangan. Pada kasus tertentu sering
gejala penyakit dasar lebih dominan, seperti misalnya pada anemia
akibat penyakit kronik oleh karena artritis reumatoid.
3. Keluhan organ (misalnya lambung, nasofaring)

F. PROSEDUR
Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, anamnesis sistem, riwayat
penyakit dalam keluarga, dan riwayat pribadi.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 5


1. Identitas Pasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis.
Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik secara medis, etika,
maupun hukum. Identitas diperlukan untuk memastikan bahwa pasien yang
dihadapi adalah memang benar pasien yang dimaksud, selain itu juga
diperlukan untuk data penelitian , asuransi, dan lain sebagainya.
Identitas meliputi:
 Nama lengkap pasien
 Umur atau tanggal lahir
 Jenis kelamin
 Golongan darah
 Alamat
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Suku bangsa
 Agama.
Dalam penyakit hematoimunologi, anamnesis mengenai usia, jenis kelamin,
ketinggian tempat tinggal penting untung ditanyakan. Karena hal – hal
tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi variasi kadar
hemoglobin dan eritrosit suatu pasien.

2. Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang dirasakan pasien yang
membawanya pergi ke dokter untuk berobat. Keluhan utama sangat

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 6


dibutuhkan dalam mengumpulan informasi masalah. Bahkan untuk pasien
yang datang hanya untuk sekedar pemeriksaan rutin. Perlu diketahui bahwa
keluhan utama tidak selalu keluhan yang pertama disampaikan oleh
orangtua pasien; hal ini terutama pada orangtua yang pendidikannya
rendah, yang kurang dapat mengemukakan esensi masalah.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Riwayat perjalan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan
jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama,
sampai pasien datang berobat. Pasien diminta menceritakan gejala-gejala
yang muncul dengan kata-katanya sendiri. Informasi tambahan tentang
keluhan pasien dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan yang
spesifik. Riwayat perjalanan penyakit disusun dalam bahasa Indonesia yang
baik sesuai dengan apa yang diceritakan pasien, tidak boleh menggunakan
bahasa kedokteran, apalagi melakukan interpretasi dari apa yang dikatakan
oleh pasien. Dalam mewawancarai pasien gunakanlah kalimat terbuka (kata
tanya apa, mengapa, bagaimana, bilamana), bukan kalimat tertutup/ kata
tanya yang mendesak sehingga pasien hanya dapat ya dan tidak, kecuali
bila akan memperjelas sesuatu yang kurang jelas.

Dalam melakukan anamnesis , harus diusahakan mendapatkan data-data


sebagai berikut:
1. Waktu dan lama keluhan berlangsung
- prod sel darah terganggu —> muncul lebam tiba2
- kelainan degradasi sel darah —> morfologi, keganasan —> sel darah muda juga lisis
- terjadi pengeluaran, perdarah, lisis —> eri banyak yang keluar —> perdarahan akut: trauma—>
perdarahan kronis —> melena
- bisa karen apenyakit komorbid —> DM YANG JAGA MAKANAN SHG INTAKE MAKANAN
KURANG, gagal ginjal —> apolipoprotein terganggu produksinya seg mengganggu prod eri, SLE,
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021
infeksi cacing sehingga terganggu abrop nutrisi terutama Fe, 7
- intake obat —> menganggu absorp Fe, meningkatkan atau menurunkan apolipoprotein, obat
kortikosteroid shg imunosupresibersifat toxic —> mempercepat lisis darah
- perdarahan saluran cerna —> hematemesis, melena
- nsaid dalam jangka lama—> muntah darah
2. Sifat dan beratnya serangan, misalnya mendadak, perlahan-lahan,
terus-menerus, hilang timbul, cenderung bertambah berat atau
berkurang
3. Lokalisasi dan penyebarannya, menetap, menjalar, atau berpindah-
pindah
4. Hubungan dengan waktu, misalnya pagi lebih sakit daripada siang dan
sore, atau terus-menerus tidak mengenal waktu
5. Hubungannya dengan aktifitas, misalnya bertambah berat jika
melakukan aktifitas, atau bertambah ringan jika beristirahat.
6. Keluhan-keluhan lain yang menyertai serangan, misalnya keluhan yang
mendahului serangan, atau keluahan lain yang bersamaan dengan
serangan
7. Apakah keluhan pertama kali atau sudah berulang
8. Faktor risiko dan pencetus serangan , termasuk faktor-faktor yang
memperberat atau meringankan serangan.
Berikut adalah beberapa faktor resiko penyakit hematoimunologi
antara lain:
 Riwayat penggunaan obat (misalnya : fenilbutazon, senyawa sulfur,
antikonvulsan, NSAID, dll)
 Riwayat terpapar bahan-bahan toksik seperti radiasi, obat-obatan
atau senyawa kimia tertentu (ex : benzena)
 Asupan nutrisi tidak adekuat : vegetarian, diet yang tidak seimbang
(sering pada peminum alkohol, usia belasan tahun, beberapa bayi),
makanan banyak serat, rendah vitamin C dan rendah daging,dll.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 8


ITP —> MUNCUL PURPURA TIBA TIBA —> ADA KELAINAN PADA PEMBEKUAN DARAH KARENA
KOFAKTORNYA YANG KURANG
 Keperluan yang meningkat : kehamilan, bayi, prematuritas, anak
dalam masa pertumbuhan, keganasan peningkatan hematopoiesis
(anemia hemolitik kronik), hemolisis, dan lain sebagainya
 Malabsorbsi : akibat neoplasma, obat-obatan (fenitoin, kolkisin,
neomisin, dll), enteritis, gastrektomi, dan lain sebagainya.
Adanya perdarahan menahun yang dapat berasal dari:
 saluran cerna : akibat tukak peptik, pemakaian salisilat atau
NSAID, infeksi cacing tambang dll
 saluran genitalia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia
 saluran kemih : hematuria
 saluran napas : hempotoe
9. Apakah ada saudara sedarah , atau teman-teman dekat yang menderita
keluhan yang sama
10. Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi atau
gejala sisa
11. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengurangi keluhan dan bagaimana
hasilnya, jenis-jenis obat yang telah diminum oleh pasien, juga tidakan
medis yang dilakukan (riwayat pengobatan kuratif maupun preventif)
Setelah semua data terkumpul, usahakan untuk membuat diagnosis
sementara dan diagnosis diferensial.

4. Riwayat penyakit dahulu


Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya
hubungan penyakit yang pernah diderita dengan penyakit sekarang.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 9


Tanyakan pula apakah pasien pernah mengalami kecelakaan, operasi,
riwayat alergi obat dan makanan. Obat -obatan yang pernah diminum
oleh pasien juga harus ditanyakan, termasuk pengobatan dengan steroid,
kontrasepsi, transfusi, kemoterapi, dan riwayat imunisasi. Bila pasien
pernah melakukan berbagai pemeriksaan medis, maka harus dicatat
dengan seksama, termasuk hasilnya.

5. Riwayat penyakit dalam keluarga


Penting untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial , atau
penyakit infeksi. Pada penyakit kongenital perlu ditanya juga riwayat
kehamilan dan kelahiran.

6. Riwayat pribadi

Riwayat pribadi meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan, dan


kebiasaan. Perlu juga ditanyakan apakah pasien mengalami kesulitan
dalam kehidupan sehari-hari seperti masalah keuangan, pekerjaan dan
sebagainya. Kebiasaan pasien yang juga harus ditanyakan adalah riwayat
merokok, minuman alkohol, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang
(Narkoba). Bila ada indikasi, riwayat perkawinan dan kebiasaan seksualnya
harus ditanyakan. Anamnesis juga mengenai lingkungan tempat tinggal
pasien, termasuk keadaan rumahnya, sanitasi, sumber air minum,
ventilasi, jamban, tempat pembuangan sampah dan sebagainya.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 10


Anamnesis mengenai pola diet/ kebiasaan makan dan minum sehari-hari
pasien juga penting ditanyakan.

Pasien dengan asupan nutrisi yang tidak mencukupi seperti seseorang


yang sedang menjalani diet ketat, vegetarian, ataupun peminum alkohol,
memiliki resiko terjadinya defisiensi kobalamin dan asam folat. Hal ini
menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik.

G. DAFTAR PUSTAKA
 Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM. Yogyakarta
 Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I dan Jilid II.
Ilmu Penyakit Dalam FKUI: Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 11


CHECK LIST
ANAMNESIS PENYAKIT TERKAIT SISTEM HEMATOIMUNOLOGI

Nama ;
NPM :
Skenario
Seorang pasien perempuan berumur 15 tahun, datang ke praktek anda dengan
keluhan badan lemah, lesu, cepat lelah serta mata berkunang-kunang sejak 2
minggu yang lalu. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut.

N
Prosedur/ Aspek Latihan Umpan Balik
o
ITEM INTERAKSI DOKTER-PASIEN
Mengucapkan
1 salam pada awal wawancara
Mempersilakan
2 duduk berhadapan
Memperkenalkan
3 diri
Informed
 4
menjelaskan kepentingan penggalian
informasi yang benar tentang sakit pasien
Consent
 5
Meminta waktu & ijin untuk melakukan
alloanamnesis jika diperlukan
ITEM PROSEDURAL
Menanyakan identitas pasien :
Nama , Umur , jenis kelamin (dicatat saja
tidak
6 perlu ditanyakan), golongan darah,
alamat lengkap, pekerjaan, agama dan suku
bangsa

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 12


Pastikan menggali identitas tidak terkesan
interogasi
tidak harus berurutan dicari lengkap, boleh
diselang-seling saat anamnesis berlangsung
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
a. Menanyakan keluhan utama
7
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
b. Menanyakan
8 keluhan lain/ tambahan
c. Menggali informasi tentang riwayat
penyakit sekarang
 waktu dan lama
 sifat
 lokalisasi dan penyebaran
 hubungan dengan waktu dan aktifitas
 keluhan yang mendahului dan menyertai
9
serangan
 keluhan muncul pertama kali/ sudah
berulang
 faktor resiko dan pencetus serangan
 riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
 perkembangan penyakit
 upaya pengobatan & hasilnya
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
(menanyakan riwayat penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, adanya riwayat
operasi,
1 riwayat alergi obat dan makanan,
riwayat
0 obat -obatan yang pernah diminum,
riwayat transfusi, riwyat imunisasi, dan
riwayat pemeriksaan medis yang pernah
dilakukan sebelumnya).
Menanyakan riwayat penyakit dalam
keluarga
1
(riwayat
1 penyakit herediter, familial, atau
penyakit infeksi dalam keluarga)
Menggali informasi tentang riwayat Pribadi
1
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 13
(riwayat
2 merokok, minuman alkohol, dan
penyalahgunaan obat-obat terlarang, pola
diet/ kebiasaan makan dan minum,
aktifitas, anamnesis mengenai lingkungan
tempat tinggal pasien)

ITEM PENALARAN KLINIS


Melakukan cross check (paraphrase atau
1
pengulangan terhadap apa yang dikatakan
3
pasien)
Melakukan umpan balik (menanyakan hal-
1
hal yang kurang jelas, atau pertanyaan yang
4
kurang jelas).
1
Mencatat semua hasil anamnesis
5
Menyimpulkan
1 dan menginterpretasikan
hasil
6 anamnesis
ITEM PROFESIONALISME
Percaya
1 diri, bersikap empati, tidak
menginterogasi
7
Mengakhiri
1 anamnesis dengan sikap yang
baik
8

Bandar Lampung, ……………………….

……………………………………………………

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 14


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Pemeriksaan Limfe/
Kelenjar Getah Bening

6
materi
check list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Fajrian Damhuri
dr. Dwita Oktaria, M. Pd. Ked
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 i
1. Tema Pembelajaran
Keterampilan pemeriksaan limfe/ kelenjar getah bening (KGB)

2. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan persiapan pemeriksaan kelenjar getah
bening
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening

3. Level Kompetensi

Keterampilan Level Of Expexcted Ability

Palpasi kelenjar limfe -1- -2- -3- 4-

4. Alat dan Bahan


1. Model seluruh badan
2. Alkohol gliserin
3. Tissue

5. Skenario
Seorang anak usia 7 tahun datang dengan keluhan lemas dan pucat. Keluahan
sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan demam yang
tidak teralu tinggi, nafsu makan berkurang yang menyebabkan berat badan
berkurang. Keluhan mual dirasakan dan merasa perut terdapat benjolan.
Pasien juga mengeluhkan sering memar bila terbentur sesuatu. Bila
menggosok gigi pasien mengeluhkan gusi sering berdarah. Pasien juga
merasakan ada benjolan di leher, ketiak, dan selangkangan. Pasien belum
pernah berobat. Keluhan serupa tidak ada pada keluarga pasien

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 2


6. Dasar teori / Rujukan
Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh
kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya
didaerah submandibular (bagian bawah rahang bawah; sub:
bawah;mandibula:rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal
pada orang sehat. Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel
pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen
(protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya.
Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB
akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya.

Gambar 1. Kelenjar getah bening kepala dan leher

Kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih
banyak karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa
antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh. Sehingga apabila
ada infeksi antigen, KGB dapat membesar. Pembesaran kelenjar getah bening
dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG
itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau karena
datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah
bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 3


penyakit metabolit makrofag (gaucher disease). Dengan mengetahui lokasi
pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi kemungkinan
terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.

Saluran Limfe
Terdapat dua batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang saluran
kanan. Ductus thoracicus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisterna khili di
depan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan thorax
menyimpang ke sebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-
vena besar di sebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya ke dalam vena-
vena itu. Ductus thoracicus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali
dari bagian yang menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang saluran
kanan).

Ductus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe
dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan
menuangkan isinya ke dalam vena yang berada di sebelah bawah kanan leher.
Sewaktu suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak
pada pembengkakan kelenjar yang sakit atau lipat paha dalam hal sebuah jari
tangan atau jari kaki terkena infeksi.

Fungsi
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian lain tubuh.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 4


Gambar 2. Aliran limfe (sumber : www.australiancolonhealth.com)

7. Prosedur
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening :
1. Lakukan informed consent
2. Cuci tangan WHO
3. Minta pasien untuk berhadapan dengan pemeriksa
4. Area kepala dan leher
a. Inspeksi daerah leher
b. Palpasi menggunakan bantalan dari jari telunjuk dan jari tengah dengan
gerakan memutar secara lembut, minta pasien untuk rileks. Palpasi
secara sistematis/berurutan:

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 5


 Preauricular
 Posterior auricular
 Occipital
 Tonsilar
 Submandibular
 Submental
 Superficial servical
 Posterior servikal, parotid
 Deep servikal
 Supraclavicular
c. Rasakan ukuran, bentuk, batas, mobility, konsistensi dan nyeri

5. Area lengan
a. Inspeksi kedua lengan pasien, nilai dari ujung jari hingga bahu
 Minta pasien untuk mengangkat kedua lengannya ke arah depan
 Nilai ukuran, kesimetrisan dan lihat apakah ada pembengkakan
b. Palpasi epitrochlear node
 Minta pasien untuk memfleksikan siku 90° dan angkat serta tahan
lengan pasien dengan tangan pemeriksa (bagian kanan dengan
bagian kanan dan sebaliknya)
 Palpasi di lekukan antara otot biceps dan triceps, sekitar 3 cm di atas
epycondilus medial. Jika teraba nilai ukuran konsistensi dan nyeri.

6. Area tungkai
a. Inspeksi kedua ekstremitas bawah pasien dari pangkal paha dan bokong
hingga kaki. Minta pasien untuk berdiri dengan santai. Nilai ukuran,
kesimetrisan dan lihat apakah ada pembengkakan.
b. Palpasi kelenjar limfe inguinal superfisial, termasuk grup vertikal dan
horizontal
 Palpasi inguinal kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
 Nilai ukuran, konsistensi, persebaran dan nyeri.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 6


Analisis Hasil Pemeriksaan:
1) Palpasi kelenjar limfe daerah kepala dan leher
a. Kelenjar limfe tonsillar yang ada pulsasi kemungkinan itu adalah arteri
karotis
b. Pembesaran kelenjar limfe supraklavikula, terutama sebelah kiri harus
dicurigai sebagai keganasan yang meta[stasis dari torakal atau abdominal
c. Kelenjar limfe yang teraba lunak kemungkinan merupakan inflamasi,
kelenjar limfe yang teraba keras atau yang tidak bergerak kemungkinan
merupakan keganas
d. Limfadenopati yang difus harus dicurigai sebagai HIV atau AIDS

2) Palpasi kelenjar limfe daerah lengan dan tungkai:


a. Edema kelenjar limfe di lengan dan tangan mungkin akibat dari diseksi
kelenjar limfe aksila dan terapi radiasi
b. Limfe epitrochlear yang membesar kemungkinan merupakan infeksi lokal
atau distal atau berhubungan dengan limfadenopati generalisata.
c. Limfadenopati berarti pembesaran kelenjar limfe dengan atau tanpa nyeri.
Coba untuk membedakan antara limfadenopati lokal dan generalisata
dengan menemukan (1) lesi penyebab di drainage area atau (2)
pembesaran limfe setidaknya di area yang tidak berdekatan.

3) KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus
diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan,
kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat
digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.
 "Ukuran : normal bila diameter <1cm (pada epitroclear >0,5cm dan lipat
paha >1,5cm dikatakan abnormal)
 Bentuk
 Batas
 Mobilitas
 Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 7



Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat
seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada
proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
 Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak
bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis,
keganasan.
4) Bila nodul tumbuh dengan cepat, menempel ke jaringan di bawahnya, atau
keras biasanya menandakan keganasan

8. Daftar Pustaka

Anonim. 2007. Skills Lab Jilid 8 Tahun Akademik 2007/2008. Clinical Skill’s
Laboratory. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Keterampilan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia: Jakarta.
Lymphatic Drainage in Body. Akses from :
http://www.australiancolonhealth.com.2Fmanual-lymphatic-drainage.
Szilagy, Peter G. 2002. Bate’s guide to phsycal examination. McGraw-Hill.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 8


CHECK LIST
PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING

Nama :
NPM :
Skenario :
Seorang anak usia 7 tahun datang dengan keluhan lemas dan pucat. Keluahan
sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan demam yang tidak
teralu tinggi, nafsu makan berkurang yang menyebabkan berat badan berkurang.
Keluhan mual dirasakan dan merasa perut terdapat benjolan. Pasien juga
mengeluhkan sering memar bila terbentur sesuatu. Bila menggosok gigi pasien
mengeluhkan gusi sering berdarah. Pasien juga merasakan ada benjolan di leher,
ketiak, dan selangkangan. Pasien belum pernah berobat. Keluhan serupa tidak ada
pada keluarga pasien

No Prosedur/ Aspek Latihan Umpan Balik


ITEM INTERAKSI DOKTER-PASIEN
Mengucapkan salam pada awal wawancara,
1
memperkenalkan diri
2 Cuci tangan WHO
3 Mempersilakan duduk berhadapan
Informed
4  Menjelaskan kepentingan pemeriksaan fisik guna
mengetahui tentang sakit pasien
5 Consent

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 9


 Meminta waktu & ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik
ITEM PROSEDURAL
Area kepala leher:
Inspeksi daerah leher
Palpasi menggunakan bantalan dari jari telunjuk dan jari
tengah dengan gerakan memutar secara lembut, minta
pasien untuk rileks. Palpasi secara sistematis/berurutan
a. Preauricular
b. Posterior auricular
6
c. Occipital
d. Tonsilar
e. Submandibular
f. Submental
g. Superficial servical
h. Posterior servikal, parotid
i. Deep servikal
j. Supraclavicular
Rasakan ukuran, bentuk, batas, mobility, konsistensi dan
nyeri
Area lengan:
Inspeksi kedua lengan pasien, nilai dari ujung jari hingga
bahu
a. Minta pasien untuk mengangkat kedua lengannya ke
arah depan
b. Nilai ukuran, kesimetrisan dan lihat apakah ada
7
pembengkakan
Palpasi epitrochlear node
a. Minta pasien untuk memfleksikan siku 90° dan angkat
serta tahan lengan pasien dengan tangan pemeriksa
(bagian kanan dengan bagian kanan dan sebaliknya)
b. Palpasi di lekukan antara otot biceps dan triceps, sekitar 3

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 10


cm di atas epycondilus medial. Jika teraba nilai ukuran
konsistensi dan nyeri
Area tungkai
Inspeksi kedua ekstremitas bawah pasien dari pangkal paha
dan bokong hingga kaki. Minta pasien untuk berdiri dengan
santai. Nilai ukuran, kesimetrisan dan lihat apakah ada
8 pembengkakan.
Palpasi kelenjar limfe inguinal superfisial, termasuk grup
vertikal dan horizontal
a. Palpasi inguinal kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
b. Nilai ukuran, konsistensi, persebaran dan nyeri.
ITEM PROFESIONALISME
9 Cuci tangan WHO
10 Melakukan dengan penuh percaya diri
11. Melakukan dengan kesalahan minimal

Bandar Lampung,

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 11


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Pemeriksaan
Sirkulasi Perifer

7
materi
cek list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Azelia Nusadewiarti, MPH

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 i


A. TEMA
Keterampilan Prosedural Pemeriksaan Sirkulasi Perifer terdiri dari beberapa item
pemriksaan sbb:
1. Pemeriksaan Sistem Pembuluh Darah Perifer
2. Capillary Refill Time
3. Rumple Leede

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mampu menginformasikan kepada pasien informasi secara umum
tentang penyakit, rencana pemeriksaan penunjang, tindakan dan terapi,
rehabilitasi dengan baik dan benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus


• Mahasiswa mampu memahami dan melakukan prosedur pemeriksaan
sirkulasi perifer pada ekstremitas superior dan inferior
• Mahasiswa mampu memahami dan melakukan prosedur pemeriksaan
penilaian Capillary Refill Time
• Mahasiswa mampu memahami dan melakukan prosedur Rumple Leed serta
aplikasinya pada klinis

C. ALAT DAN BAHAN


- Tempat tidur
- Kursi & Meja Periksa
- Stetoskop
- Tensimeter
- Alat Tulis/bullpen
- Senter
- Wastafel
- Handuk

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 2


D. SKENARIO
Anak laki-laki, berusia 12 tahun, datang ke UGD RS Medika dengan keluhan
demam 4 hari terus menerus secara mendadak, disertai lemas, tangan dan kaki
dingin. Anda yang kebetulan bertugas saat itu curiga pasien menderita. Dengue
Shock Syndrome, karena di daerah itu sedang banyak kasus DBD. Lakukan
Pemeriksaan sirkulasi perifer pada pasien ini secara cepat, tepat serta
interpretasinya!

E. DASAR TEORI
1. Arteri
Pulsasi arteri dipalpasi bila letaknya dekat dengan permukaan tubuh. Di daerah
lengan, terdapat tiga arteri yang terletak dekat permukaan tubuh, yaitu arteri
brachialis, arteri radialis dan arteri ulnaris. Arteri brachialis dapat dipalpasi tepat
di atas siku, medial dari tendon dan otot biseps. Pulsasi arteri radialis dapat
dirasakan dipermukaan flexor, bagian lengan sebelah lateral. Pulsasi arteri
ulnaris dapat diraba di permukaan flexor, bagian lengan sebelah medial. Di
daerah kaki, pulsasi arteri dapat diraba di empat tempat, yaitu arteri femoralis,
arteri poplitea, arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior. Pulsasi arteri
femoralis dapat diraba tepat dibawah ligamentum inguinalis, pulsasi arteri
poplitea dapat diraba dibawah lutut. Dibawah lutut, arteri poplitea terbagi
menjadi dua cabang, cabang bagian anterior menjadi arteri dorsalis pedis yang
dapat dipalpasi di bagian dorsum pedis, lateral tendon ekstensor dari jempol
kaki. Cabang posterior menjadi arteri tibialis posterior dapat diraba ketiba dia
berjalan di melewati maleolus medialis.

Penilaian pulsasi arteri dinilai berdasarkan gradasi 0-4 :


4+ = Bounding
3+ = Increased
2+ = Brisk, expected
1+ = Diminished, weaker than expected
0 = Absent, unable to palpate

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 3


 Pulsasi Arteri Poplitea
Lutut pasien difleksikan dan kaki dalam posisi relaksasi. Letakkan ujung jari-jari
tangan hingga bertemu di garis tengah dibelakang lutut, kemudian tekan dalam-
dalam ke arah popliteal fossa. Denyut Popliteal seringkali sulit dicari
dibandingkan denyut lainnya. Denyut ini terletak lebih ke dalam dan berasa
lebih difus.

Gambar 23. Prosedur pemeriksaan arteri poplitea


(Sumber: Szilagy, Peter G. 2002. Bate’s guide to phsycal examination. McGraw-Hill)

Jika kamu tidak bisa merasakan denyut popliteal dengan cara ini, cobalah
dengan cara meminta pasien untuk tengkurap. Fleksikan lutut pasien 90°,
biarkan kaki bagian bawah relaks berlawanan arah dengan bahumu/lengan atas
dan tekan dalam-dalam fossa popliteal menggunakan dua ibu jari.

 Pulsasi Arteri Dorsalis Pedis


Rasakan denyut dorsum kaki (bukan di ankle) lateral dari tendon ekstensor
jempol kaki. Jika pulsasi tidak dapat teraba, lakukan ekplorasi dorsum kaki lebih
lateral.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 4


Gambar 24. Palpasi Arteri Dorsalis Pedis

 Pulsasi arteri tibialis posterior


Tekuk dan letakkan dua jari dibelakang, di bawah maleolus medialis

Gambar 25. Palpasi Arteri Tibialis Posterior

2. Vena
Vena dari lengan, bersama dengan vena lain dari trunkus superior dan vena
daerah kepala dan leher ditampung di vena cava superior dan masuk dalam
atrium kanan. Vena dari ekstremitas inferior ditampung di vena cava inferior.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 5


Deep veins dari kaki membawa sekitar 90% darah dari venous return ekstremitas
inferior. Vena superfisialis yang berlokasi subkutan termasuk diantaranya vena
safena magna. Vena anastomosa menghubungkan dua vena safena, sementara
vena perforantes menghubungkan vena safena dengan deep veins

3. Sistem Limfatik
Sistem limfatik terdiri dari jaringan vaskular ekstensif yang mengalirkan cairan
yang disebut lymph dari jaringan tubuh dan mengembalikannya lagi ke sirkulasi
vena. Kelenjar getah bening bisa berbentuk bulat, oval, atau bentuk kacang yang
bervariasi besar-kecilnya tergantung lokasinya. Beberapa kelenjar getah bening,
seperti preauriculars berukuran sangat kecil. Sedangkan kelenjar getah bening
didaerah inguinal berukuran relatif lebih besar-seringkali berdiameter 1 cm atau
2 cm pada orang dewasa.

Sistem limfatik mempunyai peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Sel-
sel yang berada dalam lymph nodes menelan cellular debris and bakteri dan
memproduksi antibodi. Hanya superficial lymph nodes yang dapat di rasakan
dengan pemeriksaan fisik. Yang dapat diperiksa fisik termasuk cervical nodes,
axillary nodes, dan nodes di lengan dan kaki.

4. Edema
Edema menunjukkan adanya cairan berlebihan didalam tubuh. Edema dibagi
dua, yaitu edema intraseluler dan edema ekstraseluler. Untuk edema
ekstraseluler, terdapat dua penyebab umum yang sering dijumpai (1) Kebocoran
abnormal cairan dari plasma ke ruang interstitial dengan melintasi kapiler (2)
Kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstitium ke dalam
darah.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 6


Gambar 26. Edema pedis (Sumber: Bate’s, 2002)

Cara Menilai edema:

Bandingkan kaki kanan dan kaki kiri, perhatikan ukuran, vena yang prominens,
tendon dan tulang. Cek apakah terdapat adanya edema pitting, dengan cara tekan
secara perlahan bagian kaki dengan menggunakan ibu jari tangan selama kurang
lebih 5 detik. Pada kondisi normal tidak terdapat edema. Jika terdapat edema,
biasanya dinilai dari angka 1 sampai dengan 4.

Gambar 27. Prosedur pemeriksaan edema


(Sumber: Szilagy,Peter G. 2002. Bate’s guide to phsycal examination. McGraw-Hill)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 7


5. Capillary Refill Time (CRT)
CRT dalah waktu yang digunakan oleh darah untuk mengisi kapiler yang kosong.
Pemeriksaan CRT merupakan faktor penting untuk penilaian fungsi sirkulasi,
mengetahui perfusi jaringan. Jika CRT memanjang ini dapat menjadi pertanda
adanya syok sirkulasi, yang merupakan tganda gawat darurat. Cara pemeriksaan
CRT adalah dengan memegang tangan lebih tinggi dari jantung untuk
menghindari terjadinya refluks vena. Kemudian tekan kuku sampai berubah
menjadi putih, lepaskan, kemudian catat waktu sampai kuku kembali ke warna
semula. Catatan waktu CRT normalnya kurang dari 2 detik.

Gambar 28. Pemeriksaan Capillary Refill Time

6. Tes Rumple Leed

Uji Rumple Leed atau lazim dikenal dengan uji Torniquet merupakan
pemeriksaan yang menandakan fragilitas kapiler meningkat, untuk mengetahui
tanda perdarahan pada kulit. Uji torniquet biasanya positif pada kasus-kasus
penyakit virus seperti demam berdarah, demam chikungunya atau campak dan
penyakit bakteri semisal tifus abdominalis. Uji torniquet dikatakan positif jika

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 8


terdapat lebih dari sama dengan 10 ptechiae dalam diameter 2,8 cm (±1 inchi) di
lengan bawah bagian depan (volar) termasuk pada lipatan siku (fossa cubiti).

Gambar 29. Uji Rumple Leed

F. PROSEDUR EDUKASI PASIEN


1. Interaksi Dokter-Pasien
Sebelum melakukan pemeriksaan maupun tindakan, dokter diharuskan
membina sambung rasa yang baik dengan pasien. Jelaskan dan informasikan
prosedur yang akan dikerjakan kepada pasien. Jelaskan sesuai dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh pasien. Tidak terkesan menakut-nakuti tetapi juga
tidak terkesan menutup-nutupi. Jelaskan prosedur, indikasi, tujuan, efek
samping dan kemungkinan komplikasi dari pemeriksaan atau tindakan yang akan
dilakukan. Setelah itu mintalah persetujuan terhadap pemeriksaan atau
tindakan yang akan dilakukan. Selain untuk etikomedikolegal, hal ini juga
berguna agar pasien menjadi kooperatif dan siap dengan pemeriksaan atau
tindakan yang akan kita lakukan.

2. Persiapan
Dalam pemeriksaan sirkulasi perifer, CRT dan rumple leed test, tidak banyak
peralatan yang diperlukan. Cukup pasien, meja & kursi serta bed periksa,
stetoskop, tensimeter, alat tulis serta penerangan/senter secukupnya. Namun
dalam hal ini diperlukan keterampilan pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 9


Pastikan semua peralatan tersebut sudah tersedia dan siap pakai di ruang
periksa. Selain persiapan alat, persiapan diri penolong juga harus dilakukan
dengan mencuci tangan menurut WHO dengan menggunakan sabun dan air
mengalir sebelum dan sesudah pemeriksaan.

3. Pemeriksaan Arteri dan Vena Perifer


Lakukanlah Inspeksi secara menyeluruh terhadap system sirkulasi pada darah
tepi. Amati dengan seksama bentuk, ukuran, simetrisitas, ada tidak bendungan
atau pembengkakan pada pembuluh darah vena di bawah kulit. Prioritaskan
pada ke empat ekstrimitas superior dan posterior. Jangan lupa memperhatikan
warna kulit, tekstur kulit serta kuku. Gangguan perfusi jaringan yang lama akan
tampak perbedaan pada ujung-ujung ekstrimitas. Tampak lebih gelap dan
tekstur kasar misal pada kaki penderita Dibetes Mellitus (DM) akibat
vaskulopati. Pada kuku pemeriksa amati warna, bentuk serta kelainan jika ada
pada kuku tersebut. Warnanya apakah pucat atau bahkan sianosis (kebiruan).
Terjadinya clubbing finger (jari tabuh) dimana jika kedua kuku bersesuaian
kedua tangan yang berbeda di tempelkan menghilangnya celah kuku dan
terbentuk sudut di distal ujung kuku akibat jari regio distal phalang dan kuku
menggelembung (rounded and bulbous) seperti ujung stik drum pada penderita
hipoksia yang lama/kronis.

Gambar 30. Struktur dan Bagian-bagian kuku (Sumber: Swartz, Textbook of


Physical Diagnosis. 4th ed)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 10


Gambar 31. Clubbing Finger
(Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 6th ed)

Cara lain menilai clubbing finger adalah dengan menilai sudut Lovibonds (lihat
gambar) yang pada orang normal sekitar 160°. Pada clubbing finger bisa menjadi
180 atau lebih. Cara pemeriksaan seperti pada gambar berikut.

Gambar 32. Perbandingan jari normal dan Clubbing finger serta cara
pemeriksaannya (Sumber: Swatz’s Textbook of Physical Diagnosis, 4th edition)

4. Palpasi Arteri Radialis


Untuk mempalpasi arteri radialis gunakanlah permukaan jari 2 dan jari 3
diletakkan pada bagian flexor, lateral lengan (pergelangan tangan sebelah
luar). Rabalah kedua tangan kanan dan kiri secara bersamaan. Bandingkan
apakah denyut nadi sam/serentak. Jika sama baru mulailah menilai nadi
tangan sebelah kanan/ kiri bergantian. hitunglah denyut nadi per menit,

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 11


teratur tidaknya, kuat lemahnya/ isi dan tegangan cukup. Nilailah apakah
kondisi nadi tersebut dalam keadaan normal untuk masing-masing sisi.

5. Palpasi Arteri Popliteal


Mintalah pasien menkuk lutut (posisi fleksi). Bisa dilakukan dengan pasien
posisi supine atau pronasi. Letakkan permukaan jari 2-4 kedua belah tangan di
fossa poplitea, tekan dalam. Rasakan pulsasi terutama di jari tengah dan
telunjuk. Kemudian hitunglah jumlah denyut, teratur atau tidak, keras atau
pelan. Lakukan secara bergantian pada kedua sisi.

6. Palpasi Arteri Dorsalis Pedis


Gunakan permukaan volar jari 2 dan jari 3, diletakkan pada dorsum kaki,
lateral dari tendon ekstensor ibu jari kaki. Hitunglah jumlah denyut,
keteraturan, keras lemahnya denyutan arteri. Bandingkan untuk kedua sisi.

7. Pemeriksaan Edema & Vena


Inspeksi. Bandingkan kedua kaki kanan dan kiri. Perhatikan jika tampak
pembengkakaan pada kaki serta batasnya. Apakah hanya sebatas dorsum kaki
atau sampai pretibia. Perhatikan vena- vena prominens. Perhatikan lokasi,
ukuran serta ada tidaknya bendungan.

8. Capillary Refill Time (CRT)


CRT dilakukan untuk menilai perfusi jaringan. Mulailah dengan meletakkan
tangan lebih tinggi dari jantung. Tekan kuku pasien dengan menggunakan
telunjuk dan ujung kuku ibu jari tangan dominan pemeriksa. Tekanlah selama
5 detik (sampai berwarna putih) kemudian lepaskan. Amati dan hitung waktu
sampai kuku berubah seperti semula. Evaluasi hasil.bandingkanlah untuk
tangan sebelahnya. Normalnya, CRT <2 detik. Jika terjadi pemanjangan CRT
menunjukkan gangguan pada perfusi jaringan misalnya pada pasien syok.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 12


9. Tes Rumple Leed (Uji Torniket/Uji Bendung Kapiler)
Sebelumnya pemeriksa sudah harus mempunyai keterampilan pemeriksan
Tekanan Darah. Pasien dilakukan pengukuran tekanan darah dulu untuk
mendapatkan nilai sistolik dan diastolic. Kemudian dilakukan manset di pompa
kembali dan dikunci pada nilai tengah antara sistolik dan diastolic atau dengan
rumus :

Pompaan Manset = (Sistole + Diastole)


2

Pembendungan kapiler dengan manset ini dilakukan selama 5-10 menit.


Kemudian setelah selesai, lepaslah manset dan perhatikan bagian distal
bendungan tepat di daerah volar lengan atau daerah fossa cubiti apakah
timbul ptekiae. Buatlah lingkaran (dengan menggunakan kertas karton yang
dibuat lingkaran) dengan diameter 2 inchi atau sekitar 5,08 cm, kemudian
hitunglah jumlah ptekiae yang terjadi. Interpretasikan apakah tes torniket
positif atau negatif.
Jangan lupa untuk menjelaskan prosedur dan meminta ijin pasien sebelum
melakukan tindakan, menjelaskan pada pasien bahwa lengan akan terasa
pegal dan menjelaskan hasil pemeriksaan dengan interpretasinya serta
menutup pemeriksaan dengan baik.

10. Penutup
Setelah selesai pemeriksaan tutuplah pemeriksaan dengan baik. Lakukan
prosedur cuci tangan seperti sebelum pemeriksaan. Kemudian menjelaskan
dan menyimpulkan keseluruhan hasil pemeriksaan kepada pasien,
interpretasi, saran dan rencana lanjutan terhadap pasien tersebut. Jika semua
sudah jelas, ucapkanlah terimakasih kepada pasien atas kerjasamanya dan
akhirilah kunjungan dengan senyum dan salam

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 13


G. DAFTAR PUSTAKA
1. Freedberg, Irwin M. et al. 2003. Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine 6th ed. New York.
2. Swartz, Mark. H. Textbook of Physical Diagnosis : History and Examination.
4th edition. W.B. Saunders Company. Philadelphia
3. Szilagy, Peter G. 2002. Bate’s guide to phsycal examination. McGraw-Hill

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 14


CHECK LIST
LATIHAN PEMERIKSAAN SIRKULASI PERIFER

Nama :
NPM :
Skenario :
Anak laki-laki, berusia 12 tahun, datang ke UGD RS Medika dengan keluhan
demam 4 hari terus menerus secara mendadak, disertai lemas, tangan dan kaki
dingin. Anda yang kebetulan bertugas saat itu curiga pasien menderita. Dengue
Shock Syndrome, karena di daerah itu sedang banyak kasus DBD. Lakukan
Pemeriksaan sirkulasi perifer pada pasien ini secara cepat, tepat serta
interpretasinya!

No Prosedur/ Aspek Latihan Feedback


Interaksi Dokter-Pasien
1. Senyum, Salam dan Sapa pasien & anamnesis yang diperlukan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan; prosedur, indikasi, tujuan,
efek samping dan kemungkinana komplikasi
3. Mintalah persetujuan terhadap pemeriksaan atau tindakan yang
akan dilakukan
CONTENT
PERSIAPAN
4. Persiapkan alat
5. Cucilah tangan dengan prosedur WHO
6. Lap dan keringkan tangan
PEMERIKSAAN
Inspeksi menyeluruh :
7.
 Bentuk, ukuran, warna kulit
8.  Bentuk, warna serta kelainan pada kuku

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 15


 Instruksikan pasien untuk menempelkan kuku yang
9. bersesuaian jari kanan dan kiri secara bergantian. (Amati ada
tidaknya Clubbing Finger)
10. Palpasilah arteri radialis secara benar
11. Palpasilah arteri brachialis secara benar
12. Palpasilah arteri poplitea secara benar
13. Palpasilah arteri dorsalis pedis secara benar
Pemeriksaan Edema
14. Inspeksi kaki kanan dan kiri terhadap ada tidaknya edema, perhatikan
vena-vena prominens
15. Tekanlah kaki kanan kiri secara bergantian menggunakan ibu jari.

16. Lepaskan dan perhatikan ada tidaknya edema


Pemeriksaan Capillary Refill Time
17. Mintalah pasien meluruskan tangan/ usahakan tangan lebih tinggi
dari jantung
18. Tekan kuku pasien dengna menggunakan telunjuk dan ibu jari selama
5 detik (sampai berwarna putih)
19. Lepaskan sambil diamati dan dihitung sampai warna kuku
berubah seperti semula
Tes Rumple Leed
20. Lakukan pengukuran tekanan darah dengan benar
21. Jelaskan kepada pasien hasil Sistole & Diastole pasien
22. Sekali lagi, informasikan bahwa manset akan dipompa kembali

23. Setelah 5 menit (simulasi) lepaslah manset dengan benar

Bandar Lampung,

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 16


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

CSL 3
Prosedur Injeksi &
Vena Puncture

8
materi
chek list

lembar penilaian
kumpul penilaian

By:
dr. Dian Isti Angraini, M.P.H

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 i


A. TEMA
Prosedur Injeksi iv, im, sc dan pengambilan darah vena (vena puncture)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Instruksional Umum


Mampu melakukan prosedur tindakan berbagai macam injeksi dan vena puncture.

2. Tujuan Instruksional Khusus


 Mampu melakukan prosedur injeksi intravenous;
 Mampu melakukan prosedur injeksi intramuskular;
 Mampu melakukan prosedur injeksi subcutan;
 Mampu melakukan prosedur pengambilan darah vena (vena puncture)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Spuit disposable 1cc, 3cc dan 5cc;
2. Kapas alcohol 70%;
3. Kapas kering;
4. Needle 23/27;
5. Handshoen steril;
6. Manekin vena, kulit dan otot;
7. Aquadest;
8. Tabung sample;
9. Tourniquet;
10. Plester

D. SKENARIO
Tn. Budi, 50 tahun, datang ke Poliklinik Unila dengan keluhan demam sejak 5 hari
yang lalu. Keluhan lain yang dirasakan adalah muntah dan badan terasa sangat
lemas. Kemudian dokter mengambil sampel darah Tn. Budi untuk melihat
gambaran laboratorium darah serta merencanakan memberikan vitamin melalui
penyuntikan untuk Tn. Budi

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 2


E. DASAR TEORI
TEKNIK INJEKSI (Teknik penyuntikkan)
Indikasi :
Subkutan:
Pemberian obat dengan volume sedikit seperti insulin, heparin, and beberapa
vaksin.

Intramuskuler:
Pemberian obat yang tidak dapat diserap dengan subkutan volume besar (10 mL).
Kontraindikasi:
Alergi terhadap komponen penyuntikkan (alergi obat);
Infeksi aktif atau dermatitis pada daerah penyuntikan;
Koagulopati.

INJEKSI INTRAVENA
Penyuntikkan secara intravena diberikan menggunakan teknik (sama dengan pungsi
vena) sebagai berikut : Sebuah tourniket dipasang di sekeliling lengan atas dan
sebuah vena yang jelas dipilih pada fossa antecubiti. Pada saat jarum dengan spuit
yang mengandung obat yang akan disuntikkan sudah dimasukkan ke dalam vena
dan darah terhisap masuk ke dalam spuit, tourniket dilepaskan dan obat
dimasukkan. Pemberian obat dalam volume besar, seperti yang dibutuhkan dalam
kemoterapi, dipermudah dengan memasang sebuah “wing needle” dapat difiksasi
secara temporer dengan menggunakan plester. Obat-obat yang perlu diberikan
dalam jangka waktu lama paling baik diberikan melalui set infus intravena setelah
pemasangan sebuah kanula intravena.
Setelah obat disuntikkan melalui “wing needle“, spuit dan jarum harus dibuang dan
penyuntikkan selanjutnya diberikan dengan mempergunakan sebuah jarum dan
spuit yang baru. Tindakan ini akan mencegah tahap memasukkan kembali jarum
yang lama untuk pemakaian lebih lanjut-suatu tindakan yang akan meletakkan
seorang dokter pada risiko mendapatkan luka inokulasi dari batang jarum.

Posisi
Penderita harus berbaring terlentang dengan lengan yang akan dipunksi diletakkan
dengan baik disisi badan. Untuk punksi vena femoralis, lipatan paha harus terlihat
dengan melakukan ekstensi tungkai dan sedikit abduksi.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 3


Peralatan
1. Sebuah spuit 21G;
2. Sebuah spuit (ukuran bergantung pada jumlah obat yang dibutuhkan);
3. Botol sampel;
4. Tourniket atau manset tekanan darah.

Hal-hal penting
Jangan biarkan penderita melakukan fleksi lengan bawah setelah jarum ditarik
karena seringkali akan timbul hematom akibat tindakan tersebut. Risiko terluka
akibat batang jarum dikurangi bila jarum yang telah digunakan dibuang segera
tanpa dimasukkan kembali ke dalam sarungnya.

Komplikasi
1. Trauma struktur setempat;
2. Pembentukan hematom;
3. Trombosis.

INJEKSI VENA CUBITI

Gambar 70. Injeksi vena cubiti dan pemasangan torniket

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 4


Gambar 71. Penyuntikkan intravena

PENYUNTIKKAN INTRAMUSKULAR
Teknik ini biasanya digunakan untuk pemberian analgesia dan antibiotik secara intermitten
maupun beberapa vaksin (DPT, Hepatitis B dan A, HPV, dan TT). Gunakan jarum berukuran
21G untuk penyuntikan secara intramuskular ke dalam bokong atau paha dan gunakan
jarum berukuran 23G untuk penyuntikkan intradeltoid. Daerah yang aman buat garis
imajiner dari spina iliaka posterior superior ke femoral head, Daerah di atas garis ini daerah
yang aman (kuadran atas luar bokong) Pegang spuit 3 cc (jarum ukuran 23) dengan tangan
dominan. Spuit yang telah berisi obat-obatan pastikan tidak ada gelembung udara.
Kemudian kulit yang akan disuntik dengan ibu jari dan telunjuk dilebarkan, suntikkan
dengan sudut 90 derajat antara jarum dan kulit sedalam kira-kira 2,5 cm. Aspirasi spuit
untuk memastikan tidak menyuntik pembuluh darah, apabila tidak ada darah yang
teraspirasi maka suntikan obat tersebut. Setelah menyuntik, pijat dengan kapas alkohol

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 5


Gambar 72. Tempat penyuntikan intramuskular (gluteus)

PENYUNTIKKAN SUBKUTAN

Gambar 73. Penyuntikkan subcutan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 6


Penyuntikan subkutan dipergunakan untuk pemberian anestesi lokal, heparin,
vaksin (campak tunggal atau MMR, Varicella ) dan insulin. Cari daerah yang bebas
scarring dan bebas infeksi. Biasanya dipilih daerah lengan, paha depan, dan perut
bawah. Dengan spuit 3 cc (jarum 27), pegang dengan tangan dominan,pastikan
spuit tidak ada gelembung udara.
Sterilisasi dengan kapas alkohol, kemudian kulit yang akan disuntik dengan ibu jari
dan telunjuk dicubit, sehingga jaringan subkutan bebas dari otot. Suntikkan dengan
sudut 45 derajat antara jarum dengan kulit, kemudian cubitan dilepaskan.
Aspirasi spuit untuk memastikan tidak menyuntik pembuluh darah, apabila tidak
ada darah yang teraspirasi maka suntikkan obat tersebut. Setelah menyuntik, tekan
dengan kapas alkohol

Gambar 74. Penyuntikkan subkutan di regio deltoid (gambar atas) dan sudut
penyuntikkan Intramuskuler 900, Subkutan 450

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 7


VENA PUNCTURE
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit
(skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling
umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan
venipuncture.
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak
dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.
Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati
karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan saraf median.

Gambar 75. Vena superficialis yang digunakan untuk


pengambilan darah vena

Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan
darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 8


dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih
kecil.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah:


1. Lengan pada sisi mastectomy;
2. Daerah edema;
3. Hematoma;
4. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan;
5. Daerah bekas luka;
6. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular;
7. Daerah intra-vena line;
8. Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer
dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.
Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara
vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer). Beberapa hal penting
yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah:
1. Pemasangan turniket (tali pembendung)
a. Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total);
b. Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masuknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3. Penusukan
a. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
b. Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 9


4. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara
yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat
pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang
terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran
jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil
adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G. Selain itu pula berbagai ukuran syring
disesuaikan dengan volume yang dapat diisi 1 cc, 3 cc, 5 cc dan 10 cc.

Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Gambar 76. Prosedur pengambilan darah vena

F. PROSEDUR EDUKASI PASIEN


INJEKSI INTRAVENA
1. Persiapkan alat dan bahan;
2. Gunakan sarung tangan;
3. Pasang torniket pada lengan atas di atas fossa antecubiti, pasang torniket cukup
kuat sehingga vena terlihat;

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 10


4. Lakukan sterilisasi dengan kapas alkohol 70% pada daerah yang akan dilakukan
injeksi;
5. Spuit yang telah berisi obat pastikan tidak ada gelembung udara;
6. Pegang spuit 3 cc (jarum 23) dengan tangan dominan, arah jarum searah dengan
posisi vena kemudian posisi ujung jarum tajam dibawah;
7. Kemudian suntikan dengan posisi sudut antara jarum dan kulit 10-20 derajat;
8. Lepaskan torniket perlahan kemudian suntikan obat;
9. Setelah menyuntik tekan dengan kapas alcohol, lepaskan spuit, tutup kembali
(onehand) dan buang pada tempat yang telah disediakan.

INJEKSI INTRAMUSKULAR
1. Persiapkan alat dan bahan;
2. Gunakan sarung tangan;
3. Sterilkan daerah gluteus yang akan diinjeksi;
4. Daerah yang aman sebagai lokasi injeksi dicari dengan membuat garis imajiner
dari spina iliaka posterior superior, tuber ischiadicum, dan tuberositas mayor.
Daerah 1/3 di atas garis ini daerah yang aman (kuadran atas luar bokong);
5. Pegang spuit 3 cc (jarum ukuran 23) dengan tangan dominan. Spuit yang telah
berisi obat pastikan tidak ada gelembung udara;
6. Kulit yang akan disuntik dilebarkan dengan ibu jari dan telunjuk, suntikkan
dengan sudut 90 derajat antara jarum dan kulit sedalam kira-kira 2,5 cm;
7. Aspirasi spuit untuk memastikan tidak menyuntik pembuluh darah, apabila tidak
ada darah yang teraspirasi maka suntikan obat tersebut setelah menyuntik,
tekan dengan kapas alcohol;
8. Lepaskan spuit, tutup kembali (one hand) dan buang pada tempat yang telah
disediakan.

INJEKSI SUBKUTAN
1. Persiapkan alat dan bahan;
2. Gunakan sarung tangan;
3. Cari daerah yang bebas scarring dan bebas infeksi. Biasanya dipilih daerah
lengan, paha depan, dan perut bawah;

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 11


4. Pegang spuit 3 cc (jarum 27) dengan tangan dominan, pastikan spuit yang telah
berisi obat tidak ada gelembung udara;
5. Sterilisasi dengan kapas alkohol, kemudian kulit yang akan disuntik dengan ibu
jari dan telunjuk dicubit, sehingga jaringan subkutan bebas dari otot;
6. Suntikkan dengan sudut 45 derajat antara jarum, kemudian cubitan dilepaskan;
7. Aspirasi spuit untuk memastikan tidak menyuntik pembuluh darah, apabila tidak
ada darah yang teraspirasi maka suntikan obat tersebut;
8. Setelah menyuntik, tekan dengan kapas alcohol;
9. Lepaskan spuit, tutup kembali (onehand) dan buang pada tempat yang telah
disediakan

Komplikasi:
1. Cedera pada arteri dan saraf;
2. Abses (steril dan infeksi). Lakukan teknik yang baik dan rotasi tempat injeksi;
3. Perdarahan;
4. Dapat dikontrol dengan menekan daerah perdarahan.

VENA PUNCTURE
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan: syring, kapas alkohol 70%, tali
pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah
ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih
ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat;
2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin;
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan;
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb;
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas;
6. Minta pasien mengepalkan tangan;
7. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku;

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 12


8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis
dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan;
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi;
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum
telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit
(dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena;
11. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien
membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah
serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan;
12. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.

G. DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar Azrul, Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbit IDI,
Jakata;1996
2. Gan, Goh Lee, at all, A primer On Family Medicine Practice, Singapore
International Foundation, Singapore, 2004
3. Konsil Kedokteran Indonesia. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta: KKI.
2006
4. Mc Whinney, A Text Book of family Medicine, Oxford University, New York;
1989
5. Poernomo, Ieda SS. Pengertian KIE dan Konseling. Jakarta: Makalah Perinasia.
2004

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 13


CHECK LIST
KETERAMPILAN PROSEDUR INJEKSI DAN VENA PUCTURE

Nama :
NPM :
Skenario :
Nn. G, datang ke Poliklinik Unila dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu. Keluhan
lain yang dirasakan adalah muntah dan badan terasa sangat lemas. Kemudian dokter
mengambil sampel darah Tn. Budi untuk melihat hasil laboratorium darah rutin dan
merencanakan memberikan vitamin melalui penyuntikan untuk Tn. Budi

No Item Feedback
Penilaian
Interpersonal
1. Senyum, salam, sapa dan membina sambung rasa
2. Melakukan informed consent
Item Prosedural
3. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum/ needle,
manekin lengan- kulit-otot, syring, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk
pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan
jumlah sampel yang akan diambil, pilih
ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang
dengan erat
4. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah;
usahakan
pasien senyaman mungkin
5. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di
lembar

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 14


permintaan.

6. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau


konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.
7. Cuci tangan WHO dan pakai sarung tangan steril
INJEKSI INTRAVENA
8. Pasang torniket hingga vena terlihat
9. Sterilisasi dengan kapas alkohol 70% daerah yang akan
dilakukan
Injeksi
10. Pastikan spuit yang telah berisi obat tidak ada gelembung
udara
11. Pegang spuit dengan tangan dominan, arah jarum
searah dengan posisi vena, posisi ujung jarum tajam
di bawah
12. Suntikan dengan posisi sudut antara jarum dan kulit 10-
20 derajat
13. Lepaskan torniket perlahan kemudian suntikan obat
14. Setelah menyuntik tekan dengan kapas alcohol
15. Lepaskan spuit, tutup kembali (one hand) dan buang
pada tempat
yang telah disediakan
INJEKSI INTRAMUSKULAR
16. Sterilkan daerah gluteus yang akan diinjeksi
17. Cari daerah aman untuk injeksi
18. Pastikan spuit yang telah berisi obat tidak ada
gelembung udara
19. Pegang spuit dengan tangan dominan
20. Lebarkan kulit yang akan disuntik dengan ibu jari dan
telunjuk, suntikkan dengan sudut 90 derajat antara
jarum dan kulit sedalam kira-
kira 2,5 cm
21.
suntikan obat tersebut

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 15


22. Setelah menyuntik tekan dengan kapas alkohol
23. Lepaskan spuit, tutup kembali (one hand) dan buang
pada tempat yang telah disediakan

Bandar Lampung,

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2021 16

Anda mungkin juga menyukai