Anda di halaman 1dari 36

BAB II

PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN

A. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku siswa sebagai hasil pendidikan,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda
dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga
berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina
perilaku serta budi pekerti siswa sesuai butir-butir sikap dalam KD pada KI-1 dan KI-2.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD
pada KI-3 dan KD pada KI-4. Sedangkan untuk mata pelajaran lain, KD pada KI-1 dan KD pada KI-2
dirumuskan secara umum dan terakumulasi menjadi satu KD pada KI-1 dan satu KD pada KI-2.

Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan secara berkelanjutan oleh guru mata pelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid
dan relevan dari berbagai sumber. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3
dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer
assessment) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh guru. Hasil penilaian sikap selama
periode satu semester ditulis dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan perilaku siswa.

Melalui pembiasaan dan pembudayaan sikap spiritual dan sikap sosial diharapkan siswa memiliki
keseimbangan dalam hubungannya dengan Tuhan (ketakwaan) dan hubungannya dengan sesama
serta lingkungan (budi pekerti luhur dan peduli lingkungan).

2. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap terutama dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan
wali kelas, melalui observasi yang dicatat dalam jurnal berupa catatan anekdot (anecdotal record)
dan catatan kejadian tertentu (incidental record). .
Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap siswa memiliki perilaku yang baik,
sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik maka sikap siswa tersebut
dianggap baik, sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau kurang baik
yang dijumpai di kelas selama proses pembelajaran dicatat dalam jurnal guru mata pelajaran.
Sedangkan perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dan informasi lain yang valid dan
relevandi luar kelas, selain dicatat guru mata pelajaran, juga menjadi catatan guru BK dan wali
kelas. Penilaian diri dan penilaian antarteman dilakukan sebagai penunjang dan hasilnya
digunakan untuk bahan konfirmasi dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa.

Rangkuman hasil penilaian sikap oleh guru mata pelajaran dan guru BK selama satu semester
dikumpulkan kepada walikelas, kemudian wali kelas menggabungkan dan merangkum dalam
bentuk deskripsi yang akan diisikan ke dalam rapor setiap siswa di kelasnya. Skema penilaian
sikap dapat dilihat pada gambar berikut.
P
U D
O
P D
t
e b
n
ie
a i
a l l r i
s
a
n lv
k k a s s
i
m
u i
a a a s
l
a
n i
n n
ja o
a a l
i
a h
e
a
k a
k
g
w
n n
n
a u
a
s d e l r i
n
g ilu
k l a u
m
k
u a r r
S p
e
n
a j
m a lt
s r
i p
o
d
g p s
-
k e
a
k e ls
a a
p
n
u m j r
p e
g
a b r
a
b
m
u
g
n e
a lj r
s
e
B
n a e l r
l
a
K
y a a j
m
s
a n e r
la
1 b a
s
n
m
( a s a i
t
s
a
u s
k u e e
a t )
tm
k c u a
e
s
a r a e ls
t
im l e a
r
e n s
t
r g
u e s
n
g
m
a
p
u
u
n
b
e r
a
d s
a r
k
a
n
i n
f
r o
m
a s
i /
l a
o
p r
a
n
y
a
g
n
v
a l
i d

Gambar 2.1 Skema penilaian sikap

Berikut ini adalah penjelasan Gambar 2.1 di atas.


a. Observasi
Observasi dalam penilaian sikap siswa merupakan teknik yang dilakukan secara
berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik
(negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Instrumen yang
digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal. Hasil observasi dicatat dalam
jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.
Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi
dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan catatan tersebut
guru membuat deskripsi penilaian sikap siswa selama satu semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian sikap dengan teknik
observasi:

1. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama periode satu
semester.
2. Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh siswa yang mengikuti mata
pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua siswa yang menjadi tanggung
jawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk 1 (satu) kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada wali kelas untuk
diolah lebih lanjut.
4. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada butir-
butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir
sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu jika butir-butir sikap tersebut
muncul/ditunjukkan oleh siswa melalui perilakunya.
5. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan dalam
satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu kali atau
tidak muncul sama sekali.
6. perilaku siswa yang tidak menonjol (sangat baik atau kurang baik) tidak perlu dicatat dan
dianggap siswa tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

Nama Sekolah : SMA Cipete, Jakarta Selatan


Tahun pelajaran : 2014/2015
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia

Butir Pos/
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak lanjut
sikap neg
Meninggalkan Tanggung Dipanggil untuk
1 5/8/2014 Adi -
laboratorium tanpa jawab mem-bersihkan
membersihkan meja meja dan alat
dan alat bahan yang bahan yang sudah
sudah dipakai dipakai.
Dilakukan
pembinaan.
12/8/ 2014 Melapor kepada Diberi apresi-asi/
2 Meity Jujur +
guru bahwa dia pujian atas
memecahkan gelas kejujurannya.
kimia tanpa sengaja Diingatkan agar
ketika sedang lain kali lebih
melakukan berhati-hati
praktikum
12/8/ 2014 Membantu Gotong Diberi apresiasi/
3 Rudy +
membersih-kan royong pujian
gelas kimia yang
dipecahkan oleh
temannya
3/9/2014
4 Bernadus Menyajikan hasil Percaya + Diberi apresiasi/
diskusi kelompok diri pujian
dan menjawab
sanggahan
kelompok lain
dengan tegas
menggunakan
argumentasi yang
logis dan relevan
5 14/10/ Luciana Tidak Disiplin _ Ditanya apa
2014 mengumpulkan alasannya tidak
tugas kimia mengumpulkan
tugas
dst ...
Tabel 2.1: Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran

Jika seorang siswa menunjukkan perilaku yang kurang baik, guru harus segera
menindaklanjutinya dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, sehingga secara bertahap
siswa tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya menjadi lebih baik.

Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan
sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas dan/atau guru BK. Satu jurnal digunakan untuk satu
kelas.

Nama Sekolah : SMA Cipete


Kelas/Semester : X/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015

No Waktu Nama Kejadian/perilaku Butir sikap Pos/neg


1 12/7/2014 Adi Tidak mengikuti sholat Jum Ketakwaan -
No Waktu Nama Kejadian/perilaku Butir sikap Pos/neg
at yang dilaksanakan di
sekolah
Bagas Mengganggu teman yang Toleransi _
sedang berdoa sebelum beragama
makan siang di kantin
2 27/8/2014 Budiman Menjadi imam sholat dzuhur Ketakwaan +
di musholla sekolah
Bernadus Mengingatkan teman untuk Toleransi +
sholat dzuhur di musholla beragama
sekolah
3 15/9/2014 Meity Mengajak temannya berdoa Ketakwaan +
sebelum bertanding basket
di lapangan sekolah

4 17/12/2014 Bernadus Menjadi ketua panitia Ketakwaan +


peringatan hari besar
keagamaan di sekolah
5 20/12/2014 Adi Membantu teman memper- Toleransi +
siapkan perayaan keagamaan beragama
yang berbeda dengan
agamanya di sekolah.
dst
Tabel 2.2 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali kelas

Nama Sekolah : SMA Cipete


Kelas/Semester : X/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015

No Waktu Nama Kejadian/perilaku Butir sikap Pos/neg


1 16/7/2014 Betty menolong seorang lanjut usia Santun +
menyeberang jalan di depan
sekolah
2 17/8/2014 Budiman menjadi pemimpin upacara Percaya diri +
HUT RI di sekolah
Rudy Terlambat mengikuti upacara Disiplin -
3 8/9/2014 Adi mengakui pekerjaan rumah- Jujur +
nya dikerjakan oleh kakak-
nya
4 19/9/2014 Cheppy lupa tidak menyerahkan Tanggung -
surat izin tidak masuk jawab
sekolah dari orang tuanya
5 12/10/2014 Luciana memungut sampah yang Kebersihan +
berserakan di halaman
sekolah.
6 15/11/2014 Betty mengoordinir teman-teman Kepedulian +
sekelasnya mengumpulkan
bantuan untuk korban
bencana alam.
dst
Tabel 2.3 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial yang dibuat guru BK atau wali kelas

b. Penilaian diri

Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan penilaian dengan cara meminta siswa untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri
siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaiandiri dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian siswa, antara lain:

dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena mereka diberi kepercayaan untuk
menilai dirinya sendiri;

siswa menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan
penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki;

dapat mendorong, membiasakan, dan melatih siswa untuk berbuat jujur, karena mereka
dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan
secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat
dipahami siswa, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi siswa. Lembar
penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap siswa dalam situasi
yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan siswa mengidentifikasi kekuatan atau
kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan siswa menilai dirinyasecara
subjektif.Penilaian diri oleh siswa perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Menjelaskan kepada siswa tujuan penilaian diri.
Menentukan indikator yang akan dinilai.
Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian
(rating scale).

Contoh 1: lembar penilaian diri menggunakan daftar cek (checklist):


Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................

Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya!
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan ulangan.
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya pada saat mengerjakan tugas.
3 Saya melaporkan kepada guru ketika menemukan
barangyang tertinggaldi kelas.
4 Saya berani mengakui kesalahan saya.
5 Saya melakukan tugas-tugas dengan baik.
6 Saya berani menerima risiko atas tindakan yang saya
lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh.
... ...
Pernyataan pada format di atas hanya contoh. Pernyataan tersebut ada yang bersifat positif
(No.3 s.d.10) dan ada yang bersifat negatif (No.1, 2). Pada waktu membuat rekapitulasi, guru
perlu memilahnya dengan bijaksana. Guru hendaknya berkreasi menyusun sendiri pernyataan
atau pertanyaan yang lebih sesuai untuk format penilaian diri siswanya.
Penilaian diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

Contoh 2: lembar penilaian diri menggunakan skalapenilaian (rating scale) pada waktu
kegiatan kelompok

Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................

Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya! Keterangan angka pada setiap kolom sebagai berikut: 4
artinya selalu; 3 = sering; 2 = jarang, dan 1 = tidak pernah.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!

Skor
No Pernyataan
4 3 2 1
Selama kegiatan kelompok, saya:
1 mengusulkan ide kepada kelompok
2 sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3 tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4 menertawakan pendapat teman yang nyeleneh
5 aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6 melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun
tidak sesuai dengan pendapat saya
dst

c. Penilaian antarsiswa/antarteman

Penilaian antarsiswa/antarteman merupakan penilaian dengan cara meminta siswa untuk


saling menilai perilaku temannya.Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman
dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarteman.

Kriteria instrumen penilaian antarteman:

sesuai dengan indikator yang akan diukur


indikator dapat diukur melalui pengamatan siswa
kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi
munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami siswa
menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh siswa
indikator menunjukkan sikap/perilaku siswa dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan
dapat diukur
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat siswa mengerjakan kegiatan
kelompok. Misalnya setiap siswa diminta melakukan pengamatan/penilaian terhadap dua
orang temannya, dan dia juga akan dinilai oleh dua orang teman dalam kelompoknya,

A
sebagaimana diagram pada gambar berikut.

penilaian antarteman
E
B
D
C Gambar 2.2 Diagram

Diagram di atas menggambarkan saling menilai sikap/perilaku antarteman.


Siswa A mengamati dan menilai B dan E; A juga dinilai oleh B dan E
Siswa B mengamati dan menilai A dan C; B juga dinilai oleh A dan C
Siswa C mengamati dan menilai B dan D; C juga dinilai oleh B dan D
Siswa D mengamati dan menilai C dan E; D juga dinilai oleh C dan E
Siswa E mengamati dan menilai D dan A; E juga dinilai oleh D dan A

Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer assessment)


menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu bekerja kelompok.

Petunjuk
1. Amatilah perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok!
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek () jika temanmu menunjukkan perilaku
yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau tanda strip (-) jika
temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut!
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!

Nama teman yang dinilai : 1. 2. .


Nama penilai : .
Kelas/Semester : .

No Pernyataan/Indikatoryang diamati Teman 1 Teman 2


1 Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2 Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3 Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan
masalah
4 Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
5 Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok
6 Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7 Teman saya menertawakan pendapat teman yang
nyeleneh
8 Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya
Pernyataan-pernyataan untuk Indikator yang diamati pada format di atas hanya contoh.
Pernyataan tersebut ada yang bersifat positif (nomor 1, 2, 3, 6, 8) dan ada yang bersifat negatif
(nomor 4, 5, dan 7).
Guru hendaknya dapat berkreasi membuat sendiri pernyataanatau pertanyaan yang lebih sesuai
untuk indikator yang diamati dengan memperhatikan kriteria instrumen penilaian antarteman.
Lembar penilaian diri dan penilaian antarteman yang telah diisi dikumpulkan kepada guru,
selanjutnya dipilah dan dibuat rekapitulasinya untuk ditindaklanjuti. Guru dapat menganalisis
jurnal atau data/informasi hasil observasi penilaian sikap yang dilakukannya dengan
data/informasi hasil penilaian diri dan penilaian antarteman (triangulasi) sebagai bahan
pembinaan. Hasil analisis dinyatakan dalam deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial yang
perlu segera ditindaklanjuti. Kepada siswa yang menunjukkan banyak perilaku positif diberi
apresiasi/pujian dan siswa yang menunjukkan banyak perilaku negatif diberi motivasi sehingga
selanjutnya siswa tersebut dapat membiasakan diri berperilaku baik (positif).

B. Penilaian Pengetahuan

1. Pengertian Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan siswa yang meliputi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta kecakapan berpikir tingkat
rendah hingga tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik
penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan
dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus.

Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai ketuntasan belajar
(mastery learning), juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan
pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Untuk itu, pemberian umpan balik
(feedback) kepada siswa dan guru merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian
dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang
dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang
0-100.

Ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan paling rendah 60. Namun secara bertahap
sekolah harus meningkatkan kriteria ketuntasan di atas 60 dengan mempertimbangkan kondisi
siswa dan pendukung pembelajaran.

2. Teknik Penilaian Pengetahuan


Berbagai teknik penilaian pada kompetensi pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan. Namun tidak menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai, misalnya
portofolio dan observasi. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut.
Benar-Salah, Pilihan Ganda, Menjodohkan, Isian/Melengkapi, Uraian
Tes tertulis

Penilaian
Pengetahuan
Tes lisan Kuis dan tanya jawab

Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok di sekolah dan/atau di luar sekolah
Penugasan

Teknik lain, misalnya:


portofolio, observasi

Gambar 2.3 Skema penilaian pengetahuan


Berikut ini adalah penjelasan dari skema pada gambar di atas.

a. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respons
dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah
berikut:
1) Menetapkan tujuan tes, apakah tujuan tes untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif,
atau sumatif.
2) Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan
ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal.
Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarahkarena sesuai dengan tujuan tes dan
proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Untuk soal
pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena
jawabannya sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif.Untuk soal uraian disediakan
pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban dan rubrik dengan rentang skornya.
5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.

Contoh Kisi-Kisi

Nama Sekolah : SMA Cipete Jakarta selatan


Kelas/Semester : X /Semester 2
Tahun pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Kimia
No Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
1 3.8 Menganalisis sifat Sifat Disajikan tabel hasil 1 PG
larutan berdasarkan larutan percobaan uji larutan,
daya hantar siswa dapat menentukan
listriknya. senyawa yang
merupakan larutan
elektrolit dan non
elektrolit dengan tepat.

... PG
30 PG
2 3.5 Membandingkan Ikatan Disajikan hasil uji 31 Uraian
ikatan ion, ikatan Kimia kepolaran senyawa,
kovalen, dan ikatan siswa dapat menyimpul-
logam serta sifat kan kepolaran senyawa
zatnya dengan benar
32 Uraian
33 Uraian

Selanjutnya dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah penulisan butir
soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

1) Tes tulis bentuk pilihan ganda


Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk
tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban
tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan
lainnya disebut pengecoh (distractor).
Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.
Substansi/Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: Urgensi, Keberlanjutan,
Relevansi, dan Keterpakaian).
Pilihan jawaban homogen dan logis.
Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.

Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan
saja.
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar atau
semua jawaban salah.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Contoh butir soal pilihan ganda mata pelajaran kimia berdasarkan contoh kisi-kisi di
atas
Rumusan butir soal:
Perhatikan data percobaan uji larutan berikut!
Larutan Pengamatan pada
No Elektroda Lampu
(1) tidak ada gelembung Padam
(2) sedikit gelembung Padam
(3) sedikit gelembung Redup
(4) banyak gelembung Redup
(5) banyak gelembung Menyala

Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit berturut-
turut ditunjukkan oleh larutan nomor .
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (5)
E. (5) dan (1) Kunci: E

2) Tes tulis bentuk uraian


Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut siswa untuk mengorganisasikan dan menuliskan
jawaban dengan kalimatnya sendiri.

Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.


Substansi/Materi
Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai
Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas

Konstruksi
Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
Ada pedoman penskoran

Bahasa
Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

Contoh Rumusan butir soal uraian berdasarkan contoh kisi-kisi di atas:

Perhatikan informasi berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 31.


Siswa kelas X SMA Cipete Jakarta Selatan secara berkelompok melakukan percobaan Uji
Kepolaran Senyawa terhadap berbagai bahan. Setelah melakukan pengamatan hasil
percobaan, mereka mencatat data, mengolah, dan menginterpretasikannya. Selanjutnya
perwakilan kelompok menyajikan hasil percobaan di depan kelas dan ditanggapi kelompok
lain.
Berikut ini adalah data dan interpretasi hasil percobaan yang disajikan oleh kelompok 3.

Bahan Aliran zat cair terhadap penggaris


No Kesimpulan
dibelokkan tidak dibelokkan
1 C2H5OH V Polar
2 CH3COOH V Tidak Polar
3 CCl4 V Polar
4 H2O V Polar
5 CH4 V Tidak Polar
Kelompok 1 menanggapi hasil percobaan kelompok 3 yang berbeda dengan hasil percobaan
mereka. Menurut kelompok 1 ada bahan yang perlu diperiksa ulang karena hasil
pengamatannya kurang tepat, sehingga kesimpulannya meragukan.

Pertanyaan:
Tunjukkan data pengamatan yang kurang tepat dan beri 5 alasan terhadap jawabanmu yang
berkaitan dengan kepolaran!
Pedoman penskoran

Jawaban Skor
Data nomor 2 dan nomor 3 2
Alasan: 8
1. Kepolaran senyawa dipengaruhi oleh keelektronegatifan dan 1
bentuk molekul
1
2. Adanya perbedaan keelektronegatifan dapat menyebabkan kepolaran 1
3. Bentuk molekul yang simetris dapat menyebabkan suatu senyawa menjadi 1
tidak polar,
1
karena kutub yang terbentuk akan saling meniadakan
4. Pada semua bahan yang diperiksa ada perbedaan keelektronegatifan sehingga 1
faktor utama yang berpengaruh adalah bentuk molekul
5. Bentuk molekul bahan 2 adalah tidak simetris, bersifat polar dan 1
bentuk molekul bahan 3 adalah simetris, bersifat non polar 1
Skor maksimal 10

b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya secara
lisan, dan dapat diberikan secara klasikal pada waktu pembelajaran. Jawaban siswa dapat
berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.Tes lisan menumbuhkan sikap siswa untuk berani
berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan:
Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan dapat juga
digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning).
Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada kompetensi
dasar yang dinilai
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengonstruksi jawabannya sendiri.
Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.

Contoh pertanyaan untuk tes lisan dalam pembelajaran.


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester :X/1
Kompetensi Dasar : 3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan
pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja
berdasarkan pengamatan dan percobaan.

Indikator : 1. Siswa dapat menyebutkan cabang-cabang biologi yang


berhubungan dengan informasi yang diberikan.
2. Siswa dapat menjelaskan urutan tingkat organisasi
kehidupan.

Pertanyaan : 1. Salah satu penyakit degeneratif pada manusia usia lanjut


(manula) adalah diabetes mellitus yang berkaitan dengan
menurunnya fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin.
Sebutkanlah cabang-cabang biologi yang berhubungan
dengan penyakit tersebut.
2. Jelaskan organisasi kehidupan dari tingkat yang paling kecil
sampai tingkat paling besar!

c. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau meningkatkan
pengetahuan.Penugasan yang digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan
(assessment of learning)dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan penugasan
yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)diberikan sebelum
dan/atau selama proses pembelajaran.Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau
proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.

Rambu-rambu penugasan:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh siswa, selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa menunjukkan
kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

Contoh penugasan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : XII /1
Tahun Pelajaran : 2014/2015

Kompetensi Dasar:
3.1. Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan gerak salah satu permainan bola besar
untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik.

Indikator:
Menganalisis taktik dan strategi (pola menyerang dan bertahan) permainan sepakbola.

Rincian tugas:
1. Amatilah/tontonlah pertandingan sepak bola di lapangan/televisi/internet, atau media lain.
2. Perhatikan taktik dan strategi yang muncul, baik pertahananmaupun penyerangan dalam
pertandingan tersebut.
3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan menggunakan
bahasa Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami. Laporan meliputipendahuluan
(tujuan penyusunan laporan, nama pertandingan, tempat, waktu dan tim yang bertanding)
dan pelaksanaan (hasil pengamatan taktik dan strategi permainan).

Contoh rubrik penilaian laporan tugas PJOK

Kriteria Skor Indikator


Memuat: (1) tujuan penyusunan laporan, (2) nama
Pendahuluan 4
pertandingan, (3) tempat, (4) waktu, dan (5) tim yang
bertanding
Memuat tujuan dan 3 dari 4 butir lainnya
3
Memuat tujuan dan 2 dari 4 butir lainnya
2
Tidak memuat tujuan penyusunan laporan, ada salah
1
satu atau lebih dari 4 butir lainnya
0 Tidak memuat tujuan dan 4 butir lainnya

Taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan diulas


Pelaksanaan 4
dengan lengkap
Taktik atau strategi pertahanan dan penyerangan diulas
3
dengan lengkap
Taktik atau strategi pertahanan atau penyerangan diulas
2
dengan lengkap
Taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan diulas
1
tidak lengkap

Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada saran untuk


Kesimpulan 4
perbaikan penugasan berikutnya yang feasible
Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada saran untuk
3
perbaikan penugasan berikutnya tetapi kurangfeasible
Terkait dengan pelaksanaan tugas tetapi tidak ada saran
2
Tidak terkait dengan pelaksanaan tugas dan tidak ada
1
saran

Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover dan


Tampilan laporan 4
foto/gambar
Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover atau
3
foto/gambar
Kriteria Skor Indikator
Laporan dilengkapi cover atau foto/gambar tetapi
2
kurang rapi atau kurang menarik
Laporan kurang rapi dan kurang menarik, tidak
1
dilengkapi cover dan foto/gambar

Mudah dipahami, pilihan kata tepat, dan ejaan semua


Keterbacaan 4
benar
Mudah dipahami, pilihan kata tepat, beberapa ejaan
3
salah
Kurang dapat dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan
2
beberapa ejaan salah
Tidak mudah dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan
1
banyak ejaan yang salah

Contoh pengisian hasil penilaian tugas


Skor untuk
Juml Nilai
skor

Keterbacaan
Pelaksanaan

Kesimpulan
Pendahulua

Tampilan
No Nama

1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 x 4= 20.
Nilai tugas = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = (14 : 20) x 100 = 70.

d. Observasi
Observasi bukan hanya dilakukan untuk menilai sikap, namun penilaian terhadap pengetahuan
siswa dapat juga dilakukan melalui observasi selama proses pembelajaran, misalnya pada
waktu diskusi atau kegiatan kelompok.Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.

Contoh format observasi terhadap diskusikelompok


Pernyataan/Indikator
Kebenaran Ketepatan
Nama Gagasan ....
konsep istilah
Y T Y T Y T Y T
Adi
Aulia
Budi
...

Keterangan: Diisi tanda cek (): Y = ya/benar/tepat; T = tidak tepat


Hasil yang diperoleh dari observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan
penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses pembelajaran khususnya pada
indikator yang belum muncul.

C. Penilaian Keterampilan
1. Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa
terhadap kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian keterampilan menuntut siswa
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.Penilaian inidimaksudkan untuk mengetahui
apakah pengetahuan yang sudah dikuasai siswa dapat digunakan untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).

Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan dibuat dalam bentuk angka 0 100.
Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan optimum paling rendah 60. Secara
bertahap satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajardi atas 60.

2. Teknik Penilaian Keterampilan


Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian
praktik/kinerja, proyek,dan portofolio. Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik KD pada KI-4 pada mata pelajaran yang akan diukur.Instrumen yang digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar berikut.

Skema penilaian keterampilan

Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan saling mendukung proses pembelajaran


Praktik/ Kinerja

Kegiatan penyelidikan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil proyek dalam kurun waktu tertentu.
Proyek
Penilaian Keterampilan

Rekaman hasil pembelajaran dan penilaian yang memperkuat kemajuan dan kualitas pekerjaan siswa
Portofoliooo

Gambar 2.3 Skema penilaian keterampilan


Teknik lain:
Mis: Tertulis
Penjelasan gambar di atas sebagai berikut.
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang berupa
keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian kinerja yang menekankan pada
hasil (produk) biasa disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang
menekankan pada proses dan produk dapat disebut penilaian praktik. Aspek yang dinilai
dalam penilaian kinerja adalah proses pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-
duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan menggunakan alat dan atau bahan serta
prosedur kerja dalam menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Contoh penilaian kinerja yang menekankan pada proses adalah berpidato, membaca karya
sastra, memanipulasi peralatan laboratorium sesuai keperluan, dan memainkan alat musik.
Contoh penilaian proses yang melibatkan aktivitas fisik adalahmelempar/menendang bola,
bermain tenis, berenang, koreografi, dan menari. Contoh penilaian kinerja yang
menekankan pada produk misalnyamenyusun karangan, melukis, dan menyulam. Contoh
penilaian kinerja yang menekankan pada proses dan produk misalnya pembuatan
makanan tradisional.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja adalah:
1) mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan mempengaruhi hasil
akhir (output).
2) menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang
terbaik.
3) mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang akan diukur.
Kemampuan atau produk yang akan dihasilkan tersebut tidak perlu terlalu banyak
atau rinci, yang pentingharus dapat diamati (observable).
4) memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek kemampuan yang sudah
dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (jika ada pembandingnya).

Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubrik
penilaian untuk mengamati perilaku siswa dalam melakukan praktik atau produk yang
dihasilkan.

Contoh penilaian kinerja/praktik

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/Semester : XI /2
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Kompetensi Dasar : 4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur
dan fungsi jaringan pada organ-organ pencernaan yang
menyebabkan gangguan sistem pencernaan dan teknologi
terkait sistem pencernaan, serta melakukan uji zat
makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan
makanan serta mengaitkannya dengan kebutuhan energi
bagi setiap individu melalui berbagai bentuk media
informasi.

Indikator : Siswa dapat melakukan uji zat makanan yang terkandung


dalam berbagai jenis bahan makanan

Rubrik penilaian kinerja/praktik Biologi


Kriteria Skor Indikator
3 Pemilihan alat dan bahan tepat
Persiapan
2 Pemilihan alat atau bahan tepat
(Skor maks = 3)
1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
0 Tidak menyiapkan alat dan/atau bahan

Pelaksanaan 3 Merangkai alat tepat dan rapi


(Skor maks = 7) 2 Merangkai alat tepat atau rapi
1 Merangkai alat tidak tepat dan tidak rapi
0 Tidak membuat rangkaian alat

2 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat


1 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat
0 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat
Kriteria Skor Indikator

Memperhatikan keselamatan kerja dan


2
kebersihan
Memperhatikan keselamatan kerja atau
1
kebersihan
Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan
0
kebersihan

3 Mencatat dan mengolah data dengan tepat


2 Mencatat atau mengolah data dengan tepat
1 Mencatat dan mengolah data tidak tepat
0 Tidak mencatat dan mengolah data
Hasil
(Skor maks = 6)
3 Simpulan tepat
2 Simpulan kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat
0 Tidak membuat simpulan

Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan


3
dan Isi laporan benar
Laporan Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan
2
(Skor maks = 3) atau Isi laporan benar
Sistematika tidak sesuai dengan kaidah penulisan
1
dan Isi laporan tidak benar
0 Tidak membuat laporan

Contoh pengisian format penilaian kinerja/praktik Biologi.

Skor untuk Juml


Persiapan Pelaksanaan Hasil Laporan skor
No Nama Nilai
1 Adi 3 5 4 2 14 74
... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3= 19.
Nilai praktik = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai praktik Adi = (14 : 19) x 100 = 73,68 dibulatkan menjadi 74.

Dalam penilaian kinerja dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya
persiapan 20%, Pelaksanaan dan Hasil 50%, serta Pelaporan 30%.

a. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yangharus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek
dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, inovasi
dan kreativitas,kemampuan penyelidikan dan kemampuan siswa menginformasikan
matapelajaran tertentu secara jelas.

Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran, beberapa mata
pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang bukan serumpun.
Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai langkah
awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktifitas secara nyata.Dalam penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, serta inovasi dan kreativitas.

Pengelolaan yaitu kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau mata pelajaran.

Keaslian. Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya sendiri
dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan dan
dukungan terhadap proyek yang dilakukan siswa.

Inovasi dan kreativitas. Proyek yang dilakukan siswa terdapat unsur-unsur baru
(kekinian) dan sesuatu yang unik, berbeda dari biasanya.

Contoh Penilaian Proyek


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester :X/1
Kompetensi Dasar : 4.4 Kemampuan melakukan penelitian sosial yang
sederhana untuk mengenali ragam gejala sosial
dan hubungan sosial di masyarakat.
Indikator : Siswa dapat melakukan penelitian mengenai
permasalahan sosial yang terjadi pada masyarakat
di lingkungan sekitarnya.

Rumusan tugas proyek:


a. Lakukan penelitian mengenai permasalahan sosial yang berkembang pada masyarakat
di lingkungan sekitar tempat tinggalmu, misalnya pengaruh keberadaan mal bagi
masyarakat sekitarnya (kamu bisa memilih masalah lain yang sedang berkembang di
lingkunganmu).
b. Tugas dikumpulkan sebulan setelah hari ini. Tuliskan rencana penelitianmu, lakukan,
dan buatlah laporannya. Dalam membuat laporan perhatikan latar belakang, perumusan
masalah, kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan, penggunaan
bahasa, dan tampilan laporan!

Rubrik penilaian proyek:


Skor
No Aspek yang dinilai
maks
1 Perencanaan 6
Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
Skor
No Aspek yang dinilai
maks
2 Pelaksanaan 12
a.Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap = 1)
c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak sesuai =
1)
d.Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
3 Pelaporan hasil 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2;
tidak sesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1)

Skor maksimal 30

Nilai proyek = (skor perolehan : skor maksimal) x 100.

Dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya perencanaan 20%,
pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.

b. Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi


yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa
dalam satu periode tertentu.Ada beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi,
portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat memilih tipe portofolio yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dasar dan/atau konteks mata pelajaran.
Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru bersama
siswa.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa dapat menilai
perkembangan kemampuan siswa dan terus melakukan perbaikan.Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya.
Portofolio siswa disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatan sehingga
dapat dilihat perkembangan kualitasnya dari waktu ke waktu.

Dalam kurikulum 2013, portofolio digunakan sebagai salah satu bahan penilaian. Hasil
penilaian portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk pengisian
rapor/laporan penilaian kompetensi siswa. Portofolio merupakan bagian dari penilaian
autentik, yang langsung dapat menyentuh sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.

Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya siswasecara bertahap dan pada
akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dipilihbersama oleh guru dan
siswa. Karya-karya terpilih yang menurut guru dan siswaadalah karya-karya terbaik
disimpan dalam buku besar/album/stofmap sebagai dokumen portofolio. Guru dan siswa
harus sama-sama memahami alasan mengapa karya-karyatersebut disimpan di dalam
koleksi portofolio.Setiap karya pada dokumen portofolio harus memiliki makna atau
kegunaan bagi siswa, guru, dan orang lain yang mengamati.Selain itu, diperlukan
komentar dan refleksi dari guru,orangtua siswa,atau pengamat pendidikan yang memiliki
keterkaitan dengan karya-karya yang dikoleksi.

Karya siswa yang dapat disimpan sebagi dokumen portofolio antara lain: karangan, puisi,
gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dsb.
Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga yang mendorong siswa mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Guru dapat memanfaatkan portofolio untuk mendorong
siswamencapai sukses dan membangun kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini
berdampak pada peningkatan upaya siswauntuk mencapai tujuan individualnya. Di
samping ituguru pun akan merasa lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian
karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan siswanya.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, gurudan siswa perlu menentukan hal-hal yang
harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
setiap siswa memiliki dokumen portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil
belajar pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
menentukan hasil kerja/karya apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
guru memberi catatan berisi komentar dan masukan untuk ditindaklanjuti siswa.
siswa harus membaca catatan guru dan dengan kesadaran sendiri danmenindaklanjuti
masukan yang diberikanguru dalam rangka memperbaiki hasil kayanya.
catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan siswa perlu diberi tanggal,
sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar siswa.

Rambu-rambu penyusunan dokumen portofolio.


1. Dokumen portofolio berupa karya/tugas siswa dalam periode tertentu dikumpulkan
dan digunakan oleh guru untuk mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan.
2. Dokumen portofolio disertakan pada waktu penerimaan rapor kepada orangtua/wali
siswa, sehingga orangtua/wali mengetahui perkembangan belajar putera/puterinya.
Orangtua/wali siswa diharapkan dapat memberi komentar/catatan pada dokumen
portofolio sebelum dikembalikan ke sekolah.
3. Gurupada kelas berikutnya menggunakan portofolio sebagai informasi awal siswa
yang bersangkutan.
BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN DAN
PENGOLAHAN HASIL PENILAIAN

A. Pelaksanaan Penilaian

1. Perumusan Indikator

Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu merumuskan indikator pencapaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD) dan
Kompetensi Inti (KI) pada setiap mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi diperlukan
untuk penyusunan instrumen penilaian dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk Kompetensi Dasar pada KI-3 dan KI-4 sesuai dengan
keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut dan perilaku yang dapat diobservasi sebagai
pemenuhan kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2. untuk pegetahuan dan pengetahuan.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.


Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai; persyaratan konstruksi
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan
bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.

Indikator untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan mengandung


kata kerja operasional. Indikator tersebut digunakan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan
butir soal atau tugas. Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan
merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi
dasar tertentu dan menjadi acuan dalam penilaian kompetensi dasar mata pelajaran. Setiap
kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator pencapaian
pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk mengukur pencapaian kompetensi sikap
digunakan indikator penilaian sikap yang dapat diamati.

a. Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dalam rangka mengetahui perkembangan sikap siswa
dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Indikator
sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn
diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang tersurat.
Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran lain tidak selalu dapat diturunkan secara langsung dari KD pada KI-1, melainkan
dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum.
Berikut ini contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; (2) menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya; (3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan; (4)
bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; (5) mensyukuri kemampuan
manusia dalam mengendalikan diri; (6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu; (7)
berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha; (8) menjaga
lingkungan hidup di sekitar sekolah; (9) memelihara hubungan baik dengan sesama umat
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa; (10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
bangsa Indonesia; (11) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya.

b. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial siswa dalam
menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sikap sosial dikembangkan
terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.

Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn
dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata
pelajaran tersebut. Sementara indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan
dalam perilaku sosial secara umum. Sebagai contoh: tidak menyontek dalam ujian,
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.

Disamping itu, pada mata pelajaran tertentu pada KD tertentu, dapat dikembangkan
indikator yang secara spesifik sesuai dengan karakteristik KD pada mata pelajaran tersebut.

Berikut contoh indikator-indikator umum sikap sosial:


(1) jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Indikator jujur antara lain:
tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber);
mengungkapkan perasaan apa adanya;
menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan;
membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya;
mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki;

(2) disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
Indikator disiplin antara lain:
datang tepat waktu;
patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah;
mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar;

(3) tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Indikator
tanggung jawab antara lain:
melaksanakan tugas individu dengan baik;
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat;
mengembalikan barang yang dipinjam;
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
menepati janji;
tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri;
melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta;

(4) toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan. Indikator toleransi antara lain:
tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat;
menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya;
dapat menerima kekurangan orang lain;
dapat mememaafkan kesalahan orang lain;
mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan;
tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain;
kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain
agar dapat memahami orang lain lebih baik;
terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru;

(5) gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas. Indikator
gotong royong antara lain:
terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah;
kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan;
bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;
aktif dalam kerja kelompok;
memusatkan perhatian pada tujuan kelompok;
tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri
dengan orang lain;
mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama;

(6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun
pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
Indikator santun atau sopan antara lain:
menghormati orang yang lebih tua;
tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur;
tidak meludah di sembarang tempat;
tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
bersikap 3S (salam, senyum, sapa);
meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang
milik orang lain;
memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan;

(7) percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Indikator percaya diri antara lain:
berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
mampu membuat keputusan dengan cepat
tidak mudah putus asa
tidak canggung dalam bertindak
berani presentasi di depan kelas
berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai kebutuhan satuan pendidikan.
Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata pelajaran.

c. Pengetahuan
Indikator pada kompetensi pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan
menggunakan kata kerja operasional. Beberapa kata kerja operasional yang dapat
digunakan antara lain:
mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama,
mengurutkan, memberi contoh, meniru, dan memasangkan;
memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan, menjelaskan,
mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan, menemukan, membuat laporan,
mengemukakan, membuat tinjauan, memilih, dan menceritakan;
menerapkan: mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan,
membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan, merancang persiapan,
menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan menggunakan;
menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan, membandingkan,
membedakan, membuat diagram, menginventarisasi, memeriksa, dan menguji;
mengevaluasi: vmembuat penilaian, menyusun argumentasi atau alasan, menjelaskan
apa alasan memilih, membuat perbandingan, menjelaskan alasan pembelaan,
memperkirakan, dan memprediksi;
mencipta (create): mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan, mengelola,
mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan mengulas.

Berikut contoh indikator yang dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar Matematika


Umum kelas X.

No. Kompetensi Dasar Indikator

1. 3.2 Menjelaskan sistem persamaan Menjelaskan masalah nyata ke dalam


linear tiga variabel dengan sistem persamaan liniear
menggunakan masalah kontekstual
Menentukan langkah-langkah
penyelesai sistem persamaan linear
tiga variabel

d. Keterampilan
Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi, menghitung,
merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan, menceritakan kembali,
mempraktikkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan, dan menyajikan.
Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas XI Umum.

No. Kompetensi Dasar Indikator


1 4.1 Merancang dan mengajukan masalah 1. Menyatakan masalah nyata ke
nyata berupa masalah program linear, dalam model matematika
dan menerapkan berbagai konsep dan 2. Menentukan fungsi objektif
aturan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear dan menentukan
nilai optimum dengan menggunakan
fungsi selidik yang ditetapkan

2. Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakuan setiap hari selama pembelajaran satu semester.
Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran serta siswa.
Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran.Sikap siswa di
luar jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK,
dan wali kelas mencatat perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera
setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut.

b. Penilaian Sikap Sosial


Pelaksanaan penilaian sikap sosial dilakukan setiap hari selama pembelajaran satu semester.
Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran serta siswa.
Penilaian sikap sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap
sosial di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sikap siswa di luar jam pelajaran
diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas
mencatat perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah
perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut.

c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa. Penilaian proses dilakukan melalui ulangan harian yang dapat dilakukan
melalui tes tertulis, tes lisan, maupun penugasan. Cakupan ulangan harian meliputi seluruh
indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan cakupan penugasan disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dasar.

Penilaian hasil belajar dilakukan melalui ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir
semester (UAS). UTS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8 -
9 minggu. Cakupan UTS meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut. UAS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran di akhir semester. Cakupan UAS meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada satu semester.

d. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik selama proses
pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui penilaian produk, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran. Penilaian kompetensi
keterampilan dapat juga dilakukan melalui ulangan harian sesuai karakteristik kompetensi
dasar sedangkan penilaian keterampilan pada UTS dan UAS sesuai karakteristik setiap mata
pelajaran.

1) Penilaian Kinerja
Intensitas (frekuensi) pelaksanaan penilian kinerja ditentukan guru berdasarkan tuntutan
KD dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian kinerja meliputi:

a) menjelaskan rubrik penilaian kepada siswa sebelum pelaksanaan penilaian.


b) memberikan tugas secara rinci kepada siswa.
c) memastikan ketersediaan dan kelengkapan alat serta bahan yang digunakan.
d) melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
e) membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian.
f) melakukan penilaian dilakukan secara individual.
g) mencatat hasil penilaian.
h) mendokumentasikan hasil penilaian.

2) Penilaian proyek
Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata pelajaran atau
lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian proyek:

a) menjelaskan rubrik penilaian kepada siswa sebelum pelaksanaan penilaian.


b) memberikan tugas kepada siswa.
c) memberikan pemahaman yang sama kepada siswa tentang tugas yang harus
dikerjakan.
d) melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan proyek.
e) memonitor pengerjaan proyek siswa dan memberikan umpan balik pada setiap
tahapan pengerjaan proyek.
f) membandingkan kinerja siswa dengan rubrik penilaian.
g) memetakan kemampuan siswa terhadap pencapaian kompetensi minimal.
h) memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun siswa.
i) mendokumentasikan hasil penilaian.

3) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian kompetensi
dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan capaian keterampilan
dalam satu semester. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian portofolio:

a) melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya pada


saat kegiatan tatap muka, tugas terstruktur atau tugas mandiri tidak terstruktur,
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran.
b) melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan
atau disepakati bersama dengan siswa;
c) siswa mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi dirinya;
d) mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah ditentukan;
e) memberi umpan balik terhadap karya siswa secara berkesinambungan dengan cara
memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut, cara
memperbaikinya dan diinformasikan kepada siswa;
f) memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan
danmenyimpan portofolio masing-masing dalam satu map atau folder di rumah
masing masing atau di loker sekolah;
g) setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, siswa diberikesempatan
untuk memperbaikinya;
h) membuat kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan dan
penyerahankarya hasil perbaikan kepada pendidik;
i) memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio dengan
caramenempel di kelas;
j) mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang
telahdiberi identitas masing-masing siswa untuk bahan laporan kepada sekolah
danorang tua siswa;
k) mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
pesertadidik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu untuk
bahanlaporan kepada sekolah dan atau orang tua siswa;
l) memberikan nilai akhir portofolio masing-masing siswa disertai umpan balik.
B. Pengolahan Hasil Penilaian

1. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial


Langkah-langkah untuk membuat rekapitulasi penilaian kompetensi sikap selama satu semester:

a. Wali kelas, guru mata pelajaran, danguru BK mengelompokkan (menandai) catatan-catatan


jurnal ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial.
b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK membuat rumusan deskripsi singkat sikap
spiritual dan sikap sosial sesuai dengan catatan-catatan jurnal untuk setiap siswa yang ditulis
dengan kalimat positif. Deskripsi tersebut menyebutkan sikap/perilaku yang sangat baik
dan/atau baik dan yang perlu bimbingan.
c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata pelajaran dan guru
BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata
pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan
deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap siswa.
d. Deskripsi yang ditulis pada kompetensi sikap spiritual dan aspek sosial adalah aspek yang
menonjol, sedangkan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang belum mencapai kriteria
(indikator) dideskripsikan sebagai aspek yang perlu pembimbingan.
e. Dalam hal siswa tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap siswa tersebut diasumsikan
BAIK.
f. Rekap hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh wali kelas sebagai
deskripsi untuk mengisi buku rapor pada kolom hasil belajar sikap.

Rambu-rambu deskripsi pencapaian sikap:

1. Sikap yang ditulis adalah spritual dan sikap sosial.

2. Setiap deskripsi terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan dan
sikap yang belum tercapai yang memerlukan pembunaan dan pembimbingan.

3. Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.

4. Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

5. Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotovasi dan bahan refleksi.

Berikut cotoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.

Gilang:
Selalu bersyukur dan selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan serta
memiliki toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai
berkembang
Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap sosial oleh wali kelas:

Gilang:
Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif
dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat

Catatan:
Kriteria penilaian sikap dibuat oleh sekolah disesuaikan dengan peraturan dan karakteristik
sekolah sebagai rujukan untuk menentukan nilai akhir deskripsi sikap siswa minimal BAIK pada
rapor.

2. Nilai Pengetahuan

Nilai kompetensi pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian ulangan harian (UH), ulangan tengah
semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS) untuk mengetahui pencapaian kompetensi
pada setiap KD pada KI-3. Laporan hasil belajar baik yang dilakukan melalui UH, UTS maupun
UAS adalah kompetensi setiap KD.

Ulangan harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan, maupun lisan, dll sesuai
dengan karakteristik masing-masing KD. Ulangan harian dapat dilakukan lebih dari satu kali
untuk KD yang gemuk (cakupan materi yang luas dan komplek) sehingga ulangan harian tidak
perlu menunggu selesainya pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu ulangan harian untuk
KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup oleh KD tersebut. Bagi KD
dengan cakupan materi sedikit, ulangan harian dapat dilakukan setelah pembelajaran lebih dari
satu KD.

Berikut pengolahan nilai kompetensi KD pada KI-3.

Penilaian aspek pengetahuan yang dilakukan oleh Guru dengan berbagai teknik penilaian dalam
satu semester, kemudian hasil penilaian tersebut direkap dan didokumentasikan pada tabel
pengolahan nilai sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih
dari satu kali maka nilai akhir KD tersebut adalah reratanya. Untuk menghasilkan nilai akhir
pencapaian pengetahuan mata pelajaran tersebut yaitu dengan cara merata-ratakan hasil
pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Setelah itu diklasifikasikan dalam bentuk
predikat dengan menggunakan tabel ketuntasan belajar dan selanjutnya hasil akhir kompetensi
pengetahuan diperjelas dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan histori
pencapaian KD selama satu semester.

Contoh rancangan penilaian pengetahuan pada mata pelajaran Matematika kelas X semester I.
Hasil penilaian disimpan pada tabel berikut

Contoh pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Matematika kelas X semester I.

Keterangan:
1. Penetapan batas ketuntasan = 70
2. KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai pengetahuan pada KD
75+68+ 70
= = 71
3.1 3
71+65+ 84+89+ 83
= = 78
3. Nilai akhir rapor 5
4. Deskripsi berisi beberapa kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh siswa dan
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang kuasai siswa adalah
KD 3.4 dan yang perlu diitngkatkan pada KD 3.2.
Contoh deskripsi diatas: Memiliki kemampuan mendeskripsikan operasi aritmetika
pada fungsi, namun perlu peningkatan pemahaman masalah kontekstual
menggunakan konsep sistem persamaan linear tiga variabel
3. Penilaian Keterampilan

Nilai kompetensi keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk), proyek,
dan portofolio. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika penilaian
dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian yang dilakukan dengan
teknik berbeda (kinerja dan proyek) maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD
pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian kompetensi keterampilan pada
rapor menggunakan angka pada skala 0 100 dan diklasifikasikan dengan predikat (A-D) serta
dilengkapi deskripsi singkat capaian kompetensi. Sementara karya siswa terbaik sebagai hasil dari
penilaian kinerja dan proyek dari setiap KD pada KI-4 dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Kumpulan sampel karya tersebut merupakan SEBAGIAN bahan untuk mendeskripsikan capaian
keterampilan siswa yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak dinilai lagi dengan angka.
Portofolio diberikan kepada siswa dan orang tua siswa pada akhir semester.

Contoh pengolahan nilai kompetensi keterampilan.

Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Seni Tari kelas X yang dilakukan
melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali dan KD 4.2 sebanyak 2 kali, KD 4.4 melalui produk
sekali, dan Proyek 1 kali, kemudian untuk KD 4.3 dan 4.4 melalui proyek secara bersamaan.

KD Praktik Produk Proyek Portofolio Skor


Akhir
4.1 87 87
4.2 66 75 75
4.3 92 92
4.4 75 82 78,50
Rerata 83,125

Keterangan:
1. Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Skor Akhir diperoleh berdasarkan nilai optimum, sedangkan
untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan teknik yang berbeda.
2. Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir pada setiap KD.
92+75+87+78,50
NA = = 83,125
3. Nilai keterampilan 4 83 (pembulatan).
4. Nilai akhir keterampilan dilengkapai deskripsi kompetensi singkat yang menonjol
berdasarakan histori pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.
5. Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: Memiliki keterampilan meragakan
ragam gerak tari sesuai dengan iringan
Contoh 2:
Pengolahan capaian kompetensi keterampilan.
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X/1

Menangkap makna Nilai Menyunting Nilai


KD 4.7 opti- KD 4.8 opti-
No Nama
1 2 3 mum 1 2 3 mum
1 Yenny 85 88 98 98 82 80 86 86
2 dst

Menyusun teks Rerata


Nilai Nilai
No Nama KD 4.9 nilai
Optimum Rapor
1 2 3 Optimum
1 Yenny 70 74 73 74 86 A
2 dst

Dokumen hasil penilaian keterampilan (praktik, produk, proyek) dikumpulkan dalam


bentuk portofolio yang merupakan lampiran rapor yang diberikan kepada orangtua/wali
sebagai informasi awal guru di kelas berikutnya
BAB IV
PEMANFAATAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

A. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta ddik yang sudah
mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan. Pembelajaran remedial dan
pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kompetensi
sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan
pembinaan karakter setiap siswa.

1. Bentuk Pelaksanaan Remedial


Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa, langkah berikutnya adalah memberikan
perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial
antara lain:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang
dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau
semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik
perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang
lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal
pembelajaran klasikal siswa mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa
pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan
implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu
atau beberapa siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip
pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tes akhir. Siswa perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu
menguasai kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan
belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang
mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

2. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:


a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa yang memiliki minat tertentu diberikan
pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-
temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri siswa belajar mengenai sesuatu yang diminati.
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga
siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
d. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang
belum diketahui siswa. Dengan demikian tersedia waktu bagi siswa untuk memperoleh
kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas
maupun kapabilitas masing-masing.

3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai
indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah
berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal KD
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa,
tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih)
dari siswa yang normal.

B. Rapor

Penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar (rapor)
siswa. Hasil pencapaian kompetensi siswa tersebut disimpan dalam bentuk portofolio perkembangan
siswa. Dokumen tersebut dianalisis untuk mengetahui perkembangan capaian kompetensi siswa dan
digunakan untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan pada siswa (program remedial atau
program pengayaan).

Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian kompetensi siswa pada kompetensi sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah karena
karakternya berbeda. Laporan kompetensi sikap berupa deskripsi. Deskripsi sikap spiritual dan sikap
sosial setiap mata pelajaran menjadi lampiran sikap spiritual dan sikap sosial dalam rapor. Hasil
penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0
100) dan dilengkapi kulafikasi predikat (A D) serta dilengkapi dengan deskripsi singkat yang
menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol. Contoh format laporan hasil belajar (rapor)
terlampir.
C. Kriteria Kenaikan Kelas

Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang
diikuti.

2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.

3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.

4. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan
dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah ketuntasan belajar. Apabila ada mata pelajaran
yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata
semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.

Catatan:

Penetapan kriteria BAIK pada nilai sikap menjadi kewenangan satuan pendidikan.

Ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan


belajar lebih dari 60 sesuai dengan kondisi siswa dan sumber daya pendidikan di satuan
pendidikan tersebut.

Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru dengan
mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan
lainnya yang berlaku di sekolah tersebut.

Berikut contoh ilustrasi penentuan kenaikan kelas berdasarkan ketuntaan belajar untuk pengetahuan
60 dan ketuntasan belajar untuk keterampilan 60.

Semester 1 Semester 2 Rerata


Semester 1 Semester 2 Rerata

Anda mungkin juga menyukai