A. Penilaian Sikap
1. Pengertian
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku siswa sebagai hasil pendidikan,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda
dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga
berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina
perilaku serta budi pekerti siswa sesuai butir-butir sikap dalam KD pada KI-1 dan KI-2.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD
pada KI-3 dan KD pada KI-4. Sedangkan untuk mata pelajaran lain, KD pada KI-1 dan KD pada KI-2
dirumuskan secara umum dan terakumulasi menjadi satu KD pada KI-1 dan satu KD pada KI-2.
Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan secara berkelanjutan oleh guru mata pelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid
dan relevan dari berbagai sumber. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3
dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer
assessment) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh guru. Hasil penilaian sikap selama
periode satu semester ditulis dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan perilaku siswa.
Melalui pembiasaan dan pembudayaan sikap spiritual dan sikap sosial diharapkan siswa memiliki
keseimbangan dalam hubungannya dengan Tuhan (ketakwaan) dan hubungannya dengan sesama
serta lingkungan (budi pekerti luhur dan peduli lingkungan).
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan
wali kelas, melalui observasi yang dicatat dalam jurnal berupa catatan anekdot (anecdotal record)
dan catatan kejadian tertentu (incidental record). .
Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap siswa memiliki perilaku yang baik,
sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik maka sikap siswa tersebut
dianggap baik, sesuai dengan indikator yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau kurang baik
yang dijumpai di kelas selama proses pembelajaran dicatat dalam jurnal guru mata pelajaran.
Sedangkan perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dan informasi lain yang valid dan
relevandi luar kelas, selain dicatat guru mata pelajaran, juga menjadi catatan guru BK dan wali
kelas. Penilaian diri dan penilaian antarteman dilakukan sebagai penunjang dan hasilnya
digunakan untuk bahan konfirmasi dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa.
Rangkuman hasil penilaian sikap oleh guru mata pelajaran dan guru BK selama satu semester
dikumpulkan kepada walikelas, kemudian wali kelas menggabungkan dan merangkum dalam
bentuk deskripsi yang akan diisikan ke dalam rapor setiap siswa di kelasnya. Skema penilaian
sikap dapat dilihat pada gambar berikut.
P
U D
O
P D
t
e b
n
ie
a i
a l l r i
s
a
n lv
k k a s s
i
m
u i
a a a s
l
a
n i
n n
ja o
a a l
i
a h
e
a
k a
k
g
w
n n
n
a u
a
s d e l r i
n
g ilu
k l a u
m
k
u a r r
S p
e
n
a j
m a lt
s r
i p
o
d
g p s
-
k e
a
k e ls
a a
p
n
u m j r
p e
g
a b r
a
b
m
u
g
n e
a lj r
s
e
B
n a e l r
l
a
K
y a a j
m
s
a n e r
la
1 b a
s
n
m
( a s a i
t
s
a
u s
k u e e
a t )
tm
k c u a
e
s
a r a e ls
t
im l e a
r
e n s
t
r g
u e s
n
g
m
a
p
u
u
n
b
e r
a
d s
a r
k
a
n
i n
f
r o
m
a s
i /
l a
o
p r
a
n
y
a
g
n
v
a l
i d
1. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama periode satu
semester.
2. Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh siswa yang mengikuti mata
pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua siswa yang menjadi tanggung
jawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk 1 (satu) kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada wali kelas untuk
diolah lebih lanjut.
4. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada butir-
butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir
sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu jika butir-butir sikap tersebut
muncul/ditunjukkan oleh siswa melalui perilakunya.
5. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan dalam
satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu kali atau
tidak muncul sama sekali.
6. perilaku siswa yang tidak menonjol (sangat baik atau kurang baik) tidak perlu dicatat dan
dianggap siswa tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
Butir Pos/
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak lanjut
sikap neg
Meninggalkan Tanggung Dipanggil untuk
1 5/8/2014 Adi -
laboratorium tanpa jawab mem-bersihkan
membersihkan meja meja dan alat
dan alat bahan yang bahan yang sudah
sudah dipakai dipakai.
Dilakukan
pembinaan.
12/8/ 2014 Melapor kepada Diberi apresi-asi/
2 Meity Jujur +
guru bahwa dia pujian atas
memecahkan gelas kejujurannya.
kimia tanpa sengaja Diingatkan agar
ketika sedang lain kali lebih
melakukan berhati-hati
praktikum
12/8/ 2014 Membantu Gotong Diberi apresiasi/
3 Rudy +
membersih-kan royong pujian
gelas kimia yang
dipecahkan oleh
temannya
3/9/2014
4 Bernadus Menyajikan hasil Percaya + Diberi apresiasi/
diskusi kelompok diri pujian
dan menjawab
sanggahan
kelompok lain
dengan tegas
menggunakan
argumentasi yang
logis dan relevan
5 14/10/ Luciana Tidak Disiplin _ Ditanya apa
2014 mengumpulkan alasannya tidak
tugas kimia mengumpulkan
tugas
dst ...
Tabel 2.1: Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran
Jika seorang siswa menunjukkan perilaku yang kurang baik, guru harus segera
menindaklanjutinya dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, sehingga secara bertahap
siswa tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya menjadi lebih baik.
Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan
sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas dan/atau guru BK. Satu jurnal digunakan untuk satu
kelas.
b. Penilaian diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan penilaian dengan cara meminta siswa untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri
siswa dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaiandiri dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian siswa, antara lain:
dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena mereka diberi kepercayaan untuk
menilai dirinya sendiri;
siswa menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan
penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki;
dapat mendorong, membiasakan, dan melatih siswa untuk berbuat jujur, karena mereka
dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan
secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat
dipahami siswa, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi siswa. Lembar
penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap siswa dalam situasi
yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan siswa mengidentifikasi kekuatan atau
kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan siswa menilai dirinyasecara
subjektif.Penilaian diri oleh siswa perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
Menjelaskan kepada siswa tujuan penilaian diri.
Menentukan indikator yang akan dinilai.
Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian
(rating scale).
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya!
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan ulangan.
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya pada saat mengerjakan tugas.
3 Saya melaporkan kepada guru ketika menemukan
barangyang tertinggaldi kelas.
4 Saya berani mengakui kesalahan saya.
5 Saya melakukan tugas-tugas dengan baik.
6 Saya berani menerima risiko atas tindakan yang saya
lakukan.
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang
ditetapkan.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh.
... ...
Pernyataan pada format di atas hanya contoh. Pernyataan tersebut ada yang bersifat positif
(No.3 s.d.10) dan ada yang bersifat negatif (No.1, 2). Pada waktu membuat rekapitulasi, guru
perlu memilahnya dengan bijaksana. Guru hendaknya berkreasi menyusun sendiri pernyataan
atau pertanyaan yang lebih sesuai untuk format penilaian diri siswanya.
Penilaian diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Contoh 2: lembar penilaian diri menggunakan skalapenilaian (rating scale) pada waktu
kegiatan kelompok
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu yang sebenarnya! Keterangan angka pada setiap kolom sebagai berikut: 4
artinya selalu; 3 = sering; 2 = jarang, dan 1 = tidak pernah.
2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru!
Skor
No Pernyataan
4 3 2 1
Selama kegiatan kelompok, saya:
1 mengusulkan ide kepada kelompok
2 sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3 tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4 menertawakan pendapat teman yang nyeleneh
5 aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6 melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun
tidak sesuai dengan pendapat saya
dst
c. Penilaian antarsiswa/antarteman
A
sebagaimana diagram pada gambar berikut.
penilaian antarteman
E
B
D
C Gambar 2.2 Diagram
Petunjuk
1. Amatilah perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok!
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek () jika temanmu menunjukkan perilaku
yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau tanda strip (-) jika
temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut!
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!
B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan siswa yang meliputi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta kecakapan berpikir tingkat
rendah hingga tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3
yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik
penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan
dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus.
Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai ketuntasan belajar
(mastery learning), juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan
pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran (diagnostic). Untuk itu, pemberian umpan balik
(feedback) kepada siswa dan guru merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian
dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang
dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang
0-100.
Ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan paling rendah 60. Namun secara bertahap
sekolah harus meningkatkan kriteria ketuntasan di atas 60 dengan mempertimbangkan kondisi
siswa dan pendukung pembelajaran.
Penilaian
Pengetahuan
Tes lisan Kuis dan tanya jawab
Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok di sekolah dan/atau di luar sekolah
Penugasan
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut adanya respons
dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah
berikut:
1) Menetapkan tujuan tes, apakah tujuan tes untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif,
atau sumatif.
2) Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan
ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal.
Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarahkarena sesuai dengan tujuan tes dan
proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.
3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.
4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Untuk soal
pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena
jawabannya sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif.Untuk soal uraian disediakan
pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban dan rubrik dengan rentang skornya.
5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.
Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda (PG) dan uraian.
Contoh Kisi-Kisi
... PG
30 PG
2 3.5 Membandingkan Ikatan Disajikan hasil uji 31 Uraian
ikatan ion, ikatan Kimia kepolaran senyawa,
kovalen, dan ikatan siswa dapat menyimpul-
logam serta sifat kan kepolaran senyawa
zatnya dengan benar
32 Uraian
33 Uraian
Selanjutnya dalam mengembangkan butir soal perlu memperhatikan kaidah penulisan butir
soal yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan
saja.
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.
Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi.
Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban benar atau
semua jawaban salah.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar
kecilnya angka atau kronologis kejadian.
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Menggunakan bahasa yang komunikatif.
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
Contoh butir soal pilihan ganda mata pelajaran kimia berdasarkan contoh kisi-kisi di
atas
Rumusan butir soal:
Perhatikan data percobaan uji larutan berikut!
Larutan Pengamatan pada
No Elektroda Lampu
(1) tidak ada gelembung Padam
(2) sedikit gelembung Padam
(3) sedikit gelembung Redup
(4) banyak gelembung Redup
(5) banyak gelembung Menyala
Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit berturut-
turut ditunjukkan oleh larutan nomor .
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (5)
D. (4) dan (5)
E. (5) dan (1) Kunci: E
Konstruksi
Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai
Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
Ada pedoman penskoran
Bahasa
Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
Pertanyaan:
Tunjukkan data pengamatan yang kurang tepat dan beri 5 alasan terhadap jawabanmu yang
berkaitan dengan kepolaran!
Pedoman penskoran
Jawaban Skor
Data nomor 2 dan nomor 3 2
Alasan: 8
1. Kepolaran senyawa dipengaruhi oleh keelektronegatifan dan 1
bentuk molekul
1
2. Adanya perbedaan keelektronegatifan dapat menyebabkan kepolaran 1
3. Bentuk molekul yang simetris dapat menyebabkan suatu senyawa menjadi 1
tidak polar,
1
karena kutub yang terbentuk akan saling meniadakan
4. Pada semua bahan yang diperiksa ada perbedaan keelektronegatifan sehingga 1
faktor utama yang berpengaruh adalah bentuk molekul
5. Bentuk molekul bahan 2 adalah tidak simetris, bersifat polar dan 1
bentuk molekul bahan 3 adalah simetris, bersifat non polar 1
Skor maksimal 10
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya secara
lisan, dan dapat diberikan secara klasikal pada waktu pembelajaran. Jawaban siswa dapat
berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.Tes lisan menumbuhkan sikap siswa untuk berani
berpendapat.
Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan:
Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan dapat juga
digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning).
Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada kompetensi
dasar yang dinilai
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengonstruksi jawabannya sendiri.
Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur dan/atau meningkatkan
pengetahuan.Penugasan yang digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan
(assessment of learning)dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan penugasan
yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)diberikan sebelum
dan/atau selama proses pembelajaran.Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau
proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.
Rambu-rambu penugasan:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh siswa, selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa menunjukkan
kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Contoh penugasan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : XII /1
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Kompetensi Dasar:
3.1. Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan gerak salah satu permainan bola besar
untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
Indikator:
Menganalisis taktik dan strategi (pola menyerang dan bertahan) permainan sepakbola.
Rincian tugas:
1. Amatilah/tontonlah pertandingan sepak bola di lapangan/televisi/internet, atau media lain.
2. Perhatikan taktik dan strategi yang muncul, baik pertahananmaupun penyerangan dalam
pertandingan tersebut.
3. Buatlah laporan hasil pengamatanmu dengan tampilan yang menarik dan menggunakan
bahasa Indonesia yang benar sehingga mudah dipahami. Laporan meliputipendahuluan
(tujuan penyusunan laporan, nama pertandingan, tempat, waktu dan tim yang bertanding)
dan pelaksanaan (hasil pengamatan taktik dan strategi permainan).
Keterbacaan
Pelaksanaan
Kesimpulan
Pendahulua
Tampilan
No Nama
1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 x 4= 20.
Nilai tugas = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = (14 : 20) x 100 = 70.
d. Observasi
Observasi bukan hanya dilakukan untuk menilai sikap, namun penilaian terhadap pengetahuan
siswa dapat juga dilakukan melalui observasi selama proses pembelajaran, misalnya pada
waktu diskusi atau kegiatan kelompok.Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik.
C. Penilaian Keterampilan
1. Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa
terhadap kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian keterampilan menuntut siswa
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.Penilaian inidimaksudkan untuk mengetahui
apakah pengetahuan yang sudah dikuasai siswa dapat digunakan untuk mengenal dan
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life).
Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan dibuat dalam bentuk angka 0 100.
Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan optimum paling rendah 60. Secara
bertahap satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajardi atas 60.
Kegiatan penyelidikan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil proyek dalam kurun waktu tertentu.
Proyek
Penilaian Keterampilan
Rekaman hasil pembelajaran dan penilaian yang memperkuat kemajuan dan kualitas pekerjaan siswa
Portofoliooo
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format observasi dan rubrik
penilaian untuk mengamati perilaku siswa dalam melakukan praktik atau produk yang
dihasilkan.
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3= 19.
Nilai praktik = (Jumlah skor perolehan: skor maks) x 100.
Pada contoh di atas nilai praktik Adi = (14 : 19) x 100 = 73,68 dibulatkan menjadi 74.
Dalam penilaian kinerja dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya
persiapan 20%, Pelaksanaan dan Hasil 50%, serta Pelaporan 30%.
a. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yangharus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek
dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, inovasi
dan kreativitas,kemampuan penyelidikan dan kemampuan siswa menginformasikan
matapelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dapat dilakukan dalam satu atau lebih KD, satu mata pelajaran, beberapa mata
pelajaran serumpun atau lintas mata pelajaran yang bukan serumpun.
Penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai langkah
awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktifitas secara nyata.Dalam penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, keaslian, serta inovasi dan kreativitas.
Pengelolaan yaitu kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
Relevansi yaitu kesesuaian topik, data, dan hasilnya dengan KD atau mata pelajaran.
Keaslian. Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya sendiri
dengan mempertimbangkan kontribusi guru dan pihak lain berupa bimbingan dan
dukungan terhadap proyek yang dilakukan siswa.
Inovasi dan kreativitas. Proyek yang dilakukan siswa terdapat unsur-unsur baru
(kekinian) dan sesuatu yang unik, berbeda dari biasanya.
Skor maksimal 30
Dapat juga dibuat pembobotan pada aspek yang dinilai, misalnya perencanaan 20%,
pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.
b. Penilaian Portofolio
Dalam kurikulum 2013, portofolio digunakan sebagai salah satu bahan penilaian. Hasil
penilaian portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk pengisian
rapor/laporan penilaian kompetensi siswa. Portofolio merupakan bagian dari penilaian
autentik, yang langsung dapat menyentuh sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya siswasecara bertahap dan pada
akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dipilihbersama oleh guru dan
siswa. Karya-karya terpilih yang menurut guru dan siswaadalah karya-karya terbaik
disimpan dalam buku besar/album/stofmap sebagai dokumen portofolio. Guru dan siswa
harus sama-sama memahami alasan mengapa karya-karyatersebut disimpan di dalam
koleksi portofolio.Setiap karya pada dokumen portofolio harus memiliki makna atau
kegunaan bagi siswa, guru, dan orang lain yang mengamati.Selain itu, diperlukan
komentar dan refleksi dari guru,orangtua siswa,atau pengamat pendidikan yang memiliki
keterkaitan dengan karya-karya yang dikoleksi.
Karya siswa yang dapat disimpan sebagi dokumen portofolio antara lain: karangan, puisi,
gambar/lukisan,surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dsb.
Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa bangga yang mendorong siswa mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Guru dapat memanfaatkan portofolio untuk mendorong
siswamencapai sukses dan membangun kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini
berdampak pada peningkatan upaya siswauntuk mencapai tujuan individualnya. Di
samping ituguru pun akan merasa lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian
karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan siswanya.
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, gurudan siswa perlu menentukan hal-hal yang
harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
setiap siswa memiliki dokumen portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil
belajar pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
menentukan hasil kerja/karya apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
guru memberi catatan berisi komentar dan masukan untuk ditindaklanjuti siswa.
siswa harus membaca catatan guru dan dengan kesadaran sendiri danmenindaklanjuti
masukan yang diberikanguru dalam rangka memperbaiki hasil kayanya.
catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan siswa perlu diberi tanggal,
sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar siswa.
A. Pelaksanaan Penilaian
1. Perumusan Indikator
Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu merumuskan indikator pencapaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD) dan
Kompetensi Inti (KI) pada setiap mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi diperlukan
untuk penyusunan instrumen penilaian dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk Kompetensi Dasar pada KI-3 dan KI-4 sesuai dengan
keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut dan perilaku yang dapat diobservasi sebagai
pemenuhan kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2. untuk pegetahuan dan pengetahuan.
a. Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dalam rangka mengetahui perkembangan sikap siswa
dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Indikator
sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn
diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang tersurat.
Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran lain tidak selalu dapat diturunkan secara langsung dari KD pada KI-1, melainkan
dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum.
Berikut ini contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; (2) menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya; (3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan; (4)
bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; (5) mensyukuri kemampuan
manusia dalam mengendalikan diri; (6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu; (7)
berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha; (8) menjaga
lingkungan hidup di sekitar sekolah; (9) memelihara hubungan baik dengan sesama umat
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa; (10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
bangsa Indonesia; (11) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya.
b. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial siswa dalam
menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sikap sosial dikembangkan
terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn
dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata
pelajaran tersebut. Sementara indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan
dalam perilaku sosial secara umum. Sebagai contoh: tidak menyontek dalam ujian,
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
Disamping itu, pada mata pelajaran tertentu pada KD tertentu, dapat dikembangkan
indikator yang secara spesifik sesuai dengan karakteristik KD pada mata pelajaran tersebut.
(2) disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
Indikator disiplin antara lain:
datang tepat waktu;
patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah;
mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar;
(3) tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Indikator
tanggung jawab antara lain:
melaksanakan tugas individu dengan baik;
menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat;
mengembalikan barang yang dipinjam;
mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
menepati janji;
tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri;
melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta;
(4) toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan. Indikator toleransi antara lain:
tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat;
menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya;
dapat menerima kekurangan orang lain;
dapat mememaafkan kesalahan orang lain;
mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan;
tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain;
kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain
agar dapat memahami orang lain lebih baik;
terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru;
(5) gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas. Indikator
gotong royong antara lain:
terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah;
kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan;
bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;
aktif dalam kerja kelompok;
memusatkan perhatian pada tujuan kelompok;
tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri
dengan orang lain;
mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama;
(6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun
pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
Indikator santun atau sopan antara lain:
menghormati orang yang lebih tua;
tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur;
tidak meludah di sembarang tempat;
tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
bersikap 3S (salam, senyum, sapa);
meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang
milik orang lain;
memperlakukan orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan;
(7) percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Indikator percaya diri antara lain:
berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
mampu membuat keputusan dengan cepat
tidak mudah putus asa
tidak canggung dalam bertindak
berani presentasi di depan kelas
berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai kebutuhan satuan pendidikan.
Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata pelajaran.
c. Pengetahuan
Indikator pada kompetensi pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan
menggunakan kata kerja operasional. Beberapa kata kerja operasional yang dapat
digunakan antara lain:
mengingat: menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama,
mengurutkan, memberi contoh, meniru, dan memasangkan;
memahami: menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan, menjelaskan,
mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan, menemukan, membuat laporan,
mengemukakan, membuat tinjauan, memilih, dan menceritakan;
menerapkan: mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan,
membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan, merancang persiapan,
menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan menggunakan;
menganalisis: menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan, membandingkan,
membedakan, membuat diagram, menginventarisasi, memeriksa, dan menguji;
mengevaluasi: vmembuat penilaian, menyusun argumentasi atau alasan, menjelaskan
apa alasan memilih, membuat perbandingan, menjelaskan alasan pembelaan,
memperkirakan, dan memprediksi;
mencipta (create): mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan, mengelola,
mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan mengulas.
d. Keterampilan
Indikator pencapaian kompetensi keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: mengidentifikasi, menghitung,
merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan, menceritakan kembali,
mempraktikkan, mendemonstrasikan, mendeskripsikan, dan menyajikan.
Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas XI Umum.
2. Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakuan setiap hari selama pembelajaran satu semester.
Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran serta siswa.
Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran.Sikap siswa di
luar jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK,
dan wali kelas mencatat perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera
setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut.
c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa. Penilaian proses dilakukan melalui ulangan harian yang dapat dilakukan
melalui tes tertulis, tes lisan, maupun penugasan. Cakupan ulangan harian meliputi seluruh
indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan cakupan penugasan disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dasar.
Penilaian hasil belajar dilakukan melalui ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir
semester (UAS). UTS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung 8 -
9 minggu. Cakupan UTS meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut. UAS merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran di akhir semester. Cakupan UAS meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada satu semester.
d. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik selama proses
pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui penilaian produk, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah pembelajaran. Penilaian kompetensi
keterampilan dapat juga dilakukan melalui ulangan harian sesuai karakteristik kompetensi
dasar sedangkan penilaian keterampilan pada UTS dan UAS sesuai karakteristik setiap mata
pelajaran.
1) Penilaian Kinerja
Intensitas (frekuensi) pelaksanaan penilian kinerja ditentukan guru berdasarkan tuntutan
KD dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian kinerja meliputi:
2) Penilaian proyek
Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata pelajaran atau
lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian proyek:
3) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian kompetensi
dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk mendeskripsikan capaian keterampilan
dalam satu semester. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian portofolio:
2. Setiap deskripsi terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan dan
sikap yang belum tercapai yang memerlukan pembunaan dan pembimbingan.
3. Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
4. Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Berikut cotoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas.
Gilang:
Selalu bersyukur dan selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan serta
memiliki toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai
berkembang
Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap sosial oleh wali kelas:
Gilang:
Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif
dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat
Catatan:
Kriteria penilaian sikap dibuat oleh sekolah disesuaikan dengan peraturan dan karakteristik
sekolah sebagai rujukan untuk menentukan nilai akhir deskripsi sikap siswa minimal BAIK pada
rapor.
2. Nilai Pengetahuan
Nilai kompetensi pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian ulangan harian (UH), ulangan tengah
semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS) untuk mengetahui pencapaian kompetensi
pada setiap KD pada KI-3. Laporan hasil belajar baik yang dilakukan melalui UH, UTS maupun
UAS adalah kompetensi setiap KD.
Ulangan harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan, maupun lisan, dll sesuai
dengan karakteristik masing-masing KD. Ulangan harian dapat dilakukan lebih dari satu kali
untuk KD yang gemuk (cakupan materi yang luas dan komplek) sehingga ulangan harian tidak
perlu menunggu selesainya pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu ulangan harian untuk
KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup oleh KD tersebut. Bagi KD
dengan cakupan materi sedikit, ulangan harian dapat dilakukan setelah pembelajaran lebih dari
satu KD.
Penilaian aspek pengetahuan yang dilakukan oleh Guru dengan berbagai teknik penilaian dalam
satu semester, kemudian hasil penilaian tersebut direkap dan didokumentasikan pada tabel
pengolahan nilai sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih
dari satu kali maka nilai akhir KD tersebut adalah reratanya. Untuk menghasilkan nilai akhir
pencapaian pengetahuan mata pelajaran tersebut yaitu dengan cara merata-ratakan hasil
pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Setelah itu diklasifikasikan dalam bentuk
predikat dengan menggunakan tabel ketuntasan belajar dan selanjutnya hasil akhir kompetensi
pengetahuan diperjelas dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan histori
pencapaian KD selama satu semester.
Contoh rancangan penilaian pengetahuan pada mata pelajaran Matematika kelas X semester I.
Hasil penilaian disimpan pada tabel berikut
Contoh pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Matematika kelas X semester I.
Keterangan:
1. Penetapan batas ketuntasan = 70
2. KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai pengetahuan pada KD
75+68+ 70
= = 71
3.1 3
71+65+ 84+89+ 83
= = 78
3. Nilai akhir rapor 5
4. Deskripsi berisi beberapa kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh siswa dan
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang kuasai siswa adalah
KD 3.4 dan yang perlu diitngkatkan pada KD 3.2.
Contoh deskripsi diatas: Memiliki kemampuan mendeskripsikan operasi aritmetika
pada fungsi, namun perlu peningkatan pemahaman masalah kontekstual
menggunakan konsep sistem persamaan linear tiga variabel
3. Penilaian Keterampilan
Nilai kompetensi keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk), proyek,
dan portofolio. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika penilaian
dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian yang dilakukan dengan
teknik berbeda (kinerja dan proyek) maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD
pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian kompetensi keterampilan pada
rapor menggunakan angka pada skala 0 100 dan diklasifikasikan dengan predikat (A-D) serta
dilengkapi deskripsi singkat capaian kompetensi. Sementara karya siswa terbaik sebagai hasil dari
penilaian kinerja dan proyek dari setiap KD pada KI-4 dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Kumpulan sampel karya tersebut merupakan SEBAGIAN bahan untuk mendeskripsikan capaian
keterampilan siswa yang ditulis di rapor. Portofolio tersebut tidak dinilai lagi dengan angka.
Portofolio diberikan kepada siswa dan orang tua siswa pada akhir semester.
Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Seni Tari kelas X yang dilakukan
melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali dan KD 4.2 sebanyak 2 kali, KD 4.4 melalui produk
sekali, dan Proyek 1 kali, kemudian untuk KD 4.3 dan 4.4 melalui proyek secara bersamaan.
Keterangan:
1. Pada KD 4.1, 4.2, dan 4.3 Skor Akhir diperoleh berdasarkan nilai optimum, sedangkan
untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan teknik yang berbeda.
2. Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan skor akhir pada setiap KD.
92+75+87+78,50
NA = = 83,125
3. Nilai keterampilan 4 83 (pembulatan).
4. Nilai akhir keterampilan dilengkapai deskripsi kompetensi singkat yang menonjol
berdasarakan histori pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.
5. Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah: Memiliki keterampilan meragakan
ragam gerak tari sesuai dengan iringan
Contoh 2:
Pengolahan capaian kompetensi keterampilan.
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : X/1
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta ddik yang sudah
mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan. Pembelajaran remedial dan
pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kompetensi
sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan
pembinaan karakter setiap siswa.
3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai
indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah
berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal KD
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa,
tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih)
dari siswa yang normal.
B. Rapor
Penilaian oleh guru digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar (rapor)
siswa. Hasil pencapaian kompetensi siswa tersebut disimpan dalam bentuk portofolio perkembangan
siswa. Dokumen tersebut dianalisis untuk mengetahui perkembangan capaian kompetensi siswa dan
digunakan untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan pada siswa (program remedial atau
program pengayaan).
Hasil penilaian oleh guru meliputi pencapaian kompetensi siswa pada kompetensi sikap (sikap
spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah karena
karakternya berbeda. Laporan kompetensi sikap berupa deskripsi. Deskripsi sikap spiritual dan sikap
sosial setiap mata pelajaran menjadi lampiran sikap spiritual dan sikap sosial dalam rapor. Hasil
penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0
100) dan dilengkapi kulafikasi predikat (A D) serta dilengkapi dengan deskripsi singkat yang
menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol. Contoh format laporan hasil belajar (rapor)
terlampir.
C. Kriteria Kenaikan Kelas
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang
diikuti.
2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan
dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah ketuntasan belajar. Apabila ada mata pelajaran
yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata
semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.
Catatan:
Penetapan kriteria BAIK pada nilai sikap menjadi kewenangan satuan pendidikan.
Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru dengan
mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan
lainnya yang berlaku di sekolah tersebut.
Berikut contoh ilustrasi penentuan kenaikan kelas berdasarkan ketuntaan belajar untuk pengetahuan
60 dan ketuntasan belajar untuk keterampilan 60.