SPERMATOGENESIS
Pengaruh Hormon-Hormon dalam Spermatogenesis
Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh kerja berbagai hormon yang disekresi oleh
kelenjar hipofisis anterior, serta hormon lain yang dihasilkan testes melalui mekanisme
umpan balik negatif (Pujiyanto, 2008).
3. Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang
sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
4. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
5. Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk
merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan
LH.
Tahapan-Tahapan Spermatogenesis
Tahapan-Tahapan Spermatogenesis
1. Tahapan Spermatocytogenesis
Spermatocytogenesis merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali
yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis.
• Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang
menjadi spermatosit primer.
• Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A.
• Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit
primer yang masih bersifat diploid.
• Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan
mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiosis
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid).
• Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk
empat buah spermatid yang haploid juga.
• Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang
lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler
bridge).
3. Tahapan Spermiogenesis
Spermiogenesis merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang
meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup (cap), fase akrosom, dan fase pematangan..
• Spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid
mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari
kepala dan ekor.
• Pembentukan spematid sebagai hasil dari bagian pematangan (maturation)
merupakan sel dengan organel-organel di dalamnya.
3. Estrogen
Estrogen memacu perkembangan ciri kelamin sekunder, perkembangan endometrium,
meningkatkan kadar HDL, menurunkan kadar LDL, dan lain sebagainya. Esterogen
merupakan hormon steroid yang disintesis dari kolesterol. Sintesis estrogen dilakukan di
folikel, korpus luteum dan plasenta. Pemacu sekresi dan produksi oleh FSH dan LH.
Estrogen paling umum antara lain :
• Estriol (C18H24O3); ditandai dengan adanya 2 gugus hidroksil di cincin D.
Diproduksi hanya selama kehamilan di plasenta.
• Estradiol (C18H24O2); merupakan jenis yang paling aktif dan paling umum
ditemui saat pubertas hingga menopaus (17β-estradiol).
o Estradiol disintesis dari testosteron dengan enzim aromatase.
o Estradiol juga diproduksi dari estron sulfat (derivat estron) yang
direaksikan dengan enzim reduktase 17β-hidroksisteroid.
4. LH (Luteinizing hormon)
Memacu ovulasi, memacu perubahan folikel menjadi korpus luteum dan menyiapkan
endometrium untuk implantasi. Sekresi diatur oleh GnRH.
5. Progesteron
Merupakan hormon steroid. Progesteron disintesis dari pregnenolon (derivat dari
kolesterol). Progesteron merupakan prekursor esterogen dan androgen. Disintesis di korpus
luteum, plasenta dan kelenjar adrenal.
Efeknya adalah untuk:
• Mempersiapkan uterus untuk fertilisasi.
• Menurunkan respon imunitas maternal yang kemungkinan mengganggu
kesehatan janin
• Menurunkan kontraksi otot uterus selama kehamilan
• Menghambat laktasi selama kehamilan.
6. Oksitosin
Oksitosin bertugas mempersiapkan kelahiran dan laktasi selain itu memacu sekresi
susu.
7. Prolaktin
Bertugas untuk menstimulasi glandula mammae dan produksi susu.
8. Relaksin
Dihasilkan di corpus luteum, ovarium, plasenta dan korion. Selain itu berfungsi juga untuk
meluaskan tulang pubis dan melunakkan cervik juga merelaksasi otot uterus untuk persiapan
kehamilan.
Pada saat pubertas, antara 4 hingga 10 folikel mulai berkembang walaupun hanya 1-2
yang benar dilepaskan. Di sekitar setiap oosit terdapat zona pellucida, membran granulosa,
dan lapisan sel theca.
Setiap oosit menyelesaikan pembelahan meiosis pertama, membentuk oosit sekunder
dan badan polar.
Hal tersebut menimbulkan mulainya siklus meiosis dan ditahan pada metafase II,
yang pada tahap ini, oosit tersebut dilepaskan dari ovari pada proses ovulasi. Oosit tidak
akan menyelesaikan siklus meiosis sampai bertemu dengan sperma.
Pembentukan ovum melibatkan penambahan volume sel di samping perolehan
struktur organellar yang menyesuaikan telur untuk penerimaan inti sel sperma, dan
menyokong dari embrio awal.
Struktur Ovum
Minggu Jumlah sel-sel
Tahapan
Kehamilan kecambah (germ cells)
sel-sel kecambah primordial pada
3/4 entoderm dari kantung kuning telur (yolk
sac)
5-6 sel-sel premeiosis: oogonia ∼10000
8 perkembangbiakan karena mitosis 600000
mitosis, meiosis, atresia, maksimum pada
8-20 6-7000000
minggu ke-20
pengurangan oosit (80% dari sel-sel
20-40 1-2000000
kecambah hilang)
lahir-pubertas oosit ke depannya hilang karena atresia 300000
FERTILISASI
Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan (fusi) gamet-gamet haploid, yaitu
sel sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat
terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct
(Fertilisasi In vitro).
Ovulasi
Sebelum membahas Ovulasi. Mari luruskan dulu persepsi mengenai Ovum dan Oosit.
Ovulasi adalah proses lepasnya Oosit (bukan Ovum). Oosit masih berada di tahap Oosit
sekunder.
Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut
ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Untuk membuat
Oosit sekunder menjadi Ootid perlu dirangsang oleh keberadaan sperma. Jika tidak ada
sperma maka Oosit ini tidak ada yang membuahi, sehingga akan ikut luruh bersama dinding
rahim saat menstruasi.
Ketika sperma Jika pada sel terdapat 2 inti sel (pronukleus) dari Sperma dan Oosit
yang belum melebur, juga terdapat 2 badan polar maka saat itu juga ootid kemudian
mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi Ovum yang matang.
Oosit yang baru keluar dari Ovarium memiliki beberapa lapisan pelindung, antara lain:
1. Begitu lepas dari Ovarium, Oosit akan melengkapi Meiosis 1 dan memulai Meiosis 2
(berhenti di Metafase II) sambil bergerak menuju Oviduct dengan bantuan epitel
bersilia.
2. Setelah sperma diejakulasi, sperma bergerak dari serviks (leher rahim), uterus, hingga
tiba di oviduct/tuba fallopi. Dibutuhkan waktu 14-72 jam bagi sperma untuk
membuahi Oosit.
3. Kapasitasi Spermatozoa di Oviduct adalah masa penyesuaian dalam saluran
reproduksi wanita di mana terjadi pelepasan selubung glikoprotein dan protein-protein
plasma semen yang membungkus akrosom yang berlangsung kira-kira 7 jam pada
manusia, selain itu Spermatozoa diberi nutrisi dan ATP oleh jaringan Oviduct.
4. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder
menghasilkan enzim dan senyawa tertentu sehingga terjadi aktivitas yang saling
mendukung. Pada sperma terjadi Reaksi Akrosom, yaitu pelepasan enzim-enzim
yang dapat menembus dinding Oosit, diantaranya:
1. Hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan senyawa hilarunoid yang
terdapat pada lapisan korona radiata.
2. Akrosin, protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida
3. Antifertilizin, antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat
pada oosit sekunder.
Selain sperma, oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu. Senyawa
Genetalia eksterna laki-laki dan perempuan berkembang dari jaringan embrionik yang
sama. Pada kedua jenis kelamin, genetalia eksterna yang belum berdiferensiasi terdiri dari :
Pada usia kehamilan sepuluh sampai dua belas minggu, kedua jenis kelamin dapat
dengan mudah dibedakan berdasarkan gambaran anatomis genetalia eksterna. Tuberkel
genital menghasilkan jaringan erotik yang sangat peka yaitu glans penis pada laki-laki dan
klitoris pada perempuan.
Gambar 1 : Diferensiasi Seks Genetalia Eksterna. (a) Stadium belum berdiferensiasi
(7Minggu). (b) Perkembangan laki-laki. (c) Perkembangan perempuan. (Rudi, 2010)
Perbedaan utama antara glans penis dan klitoris adalah ukuran klitoris yang lebih
kecil dan ditembusnya glans penis oleh muara uretra. Uretra adalah saluran (tabung) tempat
keluarnya urin dari kandung kemih dan pada laki-laki juga berfungsi untuk penyaluran keluar
semen melalui penis. Pada laki-laki lipatan uretra berfusi mengelilingi uretra. Swelling
genital juga berfusi untuk membentuk skrotum dan prepusium, lipatan kulit yang melebihi
ujung penis dan sedikit banyak menutupi glans penis. Pada perempuan, lipatan uretra dan
swelling genital tidak menyatu di garis tengah tetapi masing-masing berkembang menjadi
labia minora dan mayora. Alur uretra tetap terbuka, menjadi akses ke inferior melalui muara
uretra dan orifisium (mulut ) vagina.
Bila genetalia eksterna laki-laki dan perempuan berkembang dari jaringan embriotik
yang sama, tidak demikian halnya pada saluran reproduksi. Pada semua embrio, laki-laki
(XY) atau perempuan (XX) terbentuk dua sistem duktus primitif yaitu duktus Wolfii dan
duktus Mulleri. Pada laki-laki, saluran reproduksi berkembang dari duktus Wolfii dan duktus
Mulleri berdegenerasi, sedangkan pada perempuan duktus Mulleri yang berkembang menjadi
saluran reproduksi dan ductus Wolfii mengalami regresi. Karena kedua system duktus
tersebut sudah ada sebelum diferensiasi jenis kelamin terjadi, keduanya memiliki potensi
untuk berkembang mengikuti kedua jalur saluran reproduksi laki-laki dan perempuan.
Perkembangan saluran reproduksi mengikuti jalur laki-laki atau perempuan ditentukan oleh
ada tidaknya dua hormon yang disekresikan oleh testis janin; testosteron dan Mullerian
inhibiting factor (MIF). Suatu hormone yang dikeluarkan oleh plasenta. Testesteron memicu
perkembangan duktus Wolfii menjadi saluran reproduksi laki-laki (epididimis, ductus
deferens, duktus ejakulatorius, dan vesika seminalis). Hormon ini, setelah diubah menjadi
Dihidrotestosteron (DHT), juga bertanggung jawab dalam diferensiasi genetalia eksterna
menjadi penis dan skrotum. Sementara itu, MIF menyebabkan regresi duktus Mulleri. Tanpa
adanya testosteron dan MIF pada laki-laki, duktus Mulleri berkembang menjadi saluran
reproduksi perempuan (oviduktus dan uterus), sedangkan duktus Wolfii mengalami regresi,
dan genetalia eksterna berdiferensiasi menjadi klitoris dan labia.
3. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN ASPEK GENETIKA PADA
REPRODUKSI.
Organ reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian; eksterna dan interna.
1. Mons Pubis
Jaringan lemak di bawah kulit. Melindungi simpisis pubis. Pengaruh hormon
menyebabkan tumbuh rambut.
2. Labia mayora
Sama dengan skrotum pada pria. Jaringan kulit terdiri dari kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea. Melindungi intoitus vagina dan meatus uretra
3. Labia minora
Terdiri dari jaringan erektil dan jaringan ikat yang berubah warna serta menebal saat
rangsangan seksual.
4. Clitoris
Sama dengan penis pada pria. Jaringan erektik yang sensitif. Terdiri dari banyak
jaringan syaraf dan pembuluh darah.
5. ostium vagina
lubang masuk vagina yang dilapisi lapisan tipis disebut hymen
6. ostium uretra eksterna
lubang paling luar saluran urin
7. perineum
jaringan fibromuskuler di antara vagina dan anus. Melindungi bagian bawah dari
organ urinarius dan tractus digestivus. Tempat dilakukan episiotomi saat proses
melahirkan untuk memperlebar jalan lahir
b. Genitalia Interna
1. Ovarium
Tempat dihasilkannya ovum. Terdiri dari korteks berisi folikel primordial yang
berkembang menjadi folikel primer, sekunder, dan de graaf berisi oosit di bawah
pengaruh horman FSH dan LH. Dan bagian medula berisi pembuluh darah.
2. Tuba Uterina/Tuba Fallopi
Saluran tempat jalan ovum ke uterus. Terdiri dari 3 pars. Berbentuk seperti rumbai
adalah fimbriae yang menangkap ovum agar masuk ke tuba ketika terjadi ovulasi.
Pars infundibulum, pars ampulla yaitu bagian paling lebar dan luas yang biasa
menjadi tempat bertemunya ovum dan sperma, pars isthmus yang merupakan bagian
paling sempit.
3. Uterus
Terdiri dari 3 pars. Fundus uteri, corpus uteri, isthmus uteri. Dilapisi tiga jenis tunica.
Yang paling luar adalah tunica serosa atau perimetrium, tunica muscularis atau
myometrium, dan tunica mucosa atau endometrium. Endometrium dibagi menjadi tiga
lapisan yaitu stratum basalis, stratum spongiosa, dan stratum funsionalis, dimana
hanya stratum basal yang tidak ikut luruh ketika menstruasi berlansung.
4. Serviks
Bagian menyempit penghubung uterus dan vagina.
5. Vagina
Organ kopulasi. Terdapat kelenjar Bartholini sebagai pelumas/lubrikan saat coitus.
Sebagai jalan lahir dan jalan keluarnya darah dari peluruhan endometrium uterus saat
menstruasi.
Ligament;
a. Mesometrium – portion of the broad ligament that supports the uterus laterally
b. Lateral cervical ligaments – extend from the cervix and superior part of the vagina to
the lateral walls of the pelvis
c. Uterosacral ligaments (cardinal) – paired ligaments that secure the uterus to the
sacrum
Vaskularisasi
a. Plexus venosus dan pelvis minor dengan aliran ke dalam v. Illiaca interna
b. V. Ovarica bermuara ke dalam v. Cava inferuor pada sisi kanan dan v. Renalis sinistra
pada sisi kiri
Glandula mammae;
Tiap glandula memiliki 15-25 lobulus, tiap lobulus terhubung hingga ke ductus lactiferus.
Terdiri dari jaringat ikat dan jaringan lemak. Daerah pigmen gelap disekeliling puting disebut
areola.
Organ reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian, eksterna dan interna.
- Cutis
- Tunica dartos
- Fascia spermatica eksterna
- M. Cremaster
- Fascia spermatica interna
b. Genitalia interna terdiri atas testis, saluran genital, dan kelenjar tambahan.
Testis :
Saluran genital:
a. epididymis
b. Ductus deferens
c. Ductus ejaculatorius
Kelenjar Tambahan:
a. Vesika seminalis
menghasilkan cairanlendir yang mengandung fruktosa, asam askorbat dan asam amino
sebagai makanan dan pelindung sperma sebelum membuahi ovum
b. Kelenjar prostat
Menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat
asam pada saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak
dengan aktif .
A. ginjal
Vaskularisasi;
B. Vesica Urinaria
- terdapat trigonum vesica yang dibentuk oleh dua ostium ureteris dan satu ostium uretra
internum.
Penyempitan uretra
1. Ovarium
• Pada bagian paling luar dilapisi oleh epitel kuboid yaitu epithelium
germinativum.
• Didalamnya terdapat tunika albuginea yang merupakan jaringan pengikat
padat
• Jaringan interstitial ovarium terdiri dari :
o Cortex ovarii
Stroma terdiri atas :
o Sel sel berbentuk sebagai kumparan(fusiform)
o Sel mirip otot polos tanpa miofilamen
o Anyaman serabut retikuler
o Medulla dan hilus ovarii
Jaringan pengikat longgar :
o Sel sel fibroblas
o Sel sel otot polos
o Serabut kolagen
2. Tuba uterina fallopi
Merupakan dua pipa saluran mengandung otot polos yang berpangkal pada uterus dan
berakhir terbuka sebagai infundibulum dalam cavum peritonei. Ruangannya bermuara
dalam cavum peritonei.
Bagian bagian :
o Infundibulum
o Ampulla
o Isthmus
o Pars interstitialis
3. Uterus
Bagian bagian :
o Fundus uteri
o Corpus uteri
o Cervix uteri
o Portio vaginalis uteri
o Endometrium
o Merupakan membrana mucosa
o Mengandung glandula uterina
o Ketebalan dan struktur tergantung :
▪ Daerah yang dilapisi
▪ Periode yang terkait dengan siklus menstruasi
o Lapisan :
▪ Stratum functionale (luruh ketika menstruasi)
▪ Stratum basale
o Myometrium
o Merupakan lapisan dinding yang paling tebal
o Otot polos
o Berubah apabila dalam keadaan hamil
o Perimetrium
o Daerah fundus : ditutupi oleh peritoneum viscerale sehingga merupakan tunica
serosa
o Daerah lain : merupakan tunica adventitia
4. Vagina
o Membrana mucosa
• Epitel gepeng berlapis
Sel sel epitel sedikit mengandung butir butri keratohialin
• Lamina propria
▪ Jaringan pengikat longgar banyak serabut elastis
▪ Anyaman pembuluh darah
• Tunica muscularis
▪ Stratum longitudinale
Otot polos yang memanjang terutama membentuk lapisan luar
▪ Stratum circulare
Lapisan dalam, lebih tipis
• Tunica adventitia
Jaringan pengikat padat tipis
▪ Mengandung banyak anyaman pembuluh vena, serabut elastis,
dan serabut saraf.
8. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN HISTOLOGI REPRODUKSI PRIA
1. Penis dan urethra pars cavernosa
Corpus cavernosum penis terdiri dari 3 bagian yaitu :
• 2 buah corpora cavernosa penis
Merupakan jaringan spongiosa yang dibentuk oleh sinus sinus disebut caverne,
tidak sama besarnya makin ke perifer makin sempit
• Sebuah corpus cavernosum urethrae dengan di dalamnya terdapat urethra pars
cavernosa. Epitel urethra : epitel silinris berlapis/epitel silindris bertingkat.
2. Testis dan epididimis
- Testis
Terbungkus oleh jaringan padat yang disebut tunica albuginea.
- Ductus epididymis
o Dindingnya terdiri atas epitel silindris bertingkat dengan sel sel yang
berstereo cilia. Epitelnya mengandung 2 macam sel yaitu sel silindri
dan sel basal.
o Epitel tersebut melekat pada membrana basalis yang dibawahnya
terdapat lamina propria.
o Pada dindingnya terdapat sedikit sel sel otot polos yang berjalan
sirkuler
3. Glandula prostata
- Epitelnya merupakan silindris selapis/bertingkat.
- Terlihat stroma fibro musculer yaitu terdiri atas jaringan ikat padat dengan
otot otot polos diantaranya.
- Didalamnya terdapat alveolic yang mempunyai tunica mucosa yang melipat
lipat dan kelenjar kelenjar.
- Corpus amylaceum merupakan lapisan concronent yang dibentuk oleh alveoli
4. Glandula vesicula dan prostata
- Tunica mucosa glandula vesicula lebih berlipat lipat daripada tunica mucosa
glandula prostata
- Epitelnya selindris selapis
- Sel mempunya inti yang gelap
- Protoplasma lebih merah dan padat daripada epitel glandula prostata
5. Ductus deferens
- Dinding sangat tebal dibandingkan lumennya
- Epitelnya merupakan epitel silindris bertingkat berkinocilia
9. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN HISTOLOGI TRAKTUS URINARIA
1. Ginjal
Cortex terdiri dari :
- Pars radiata = processus ferreini
Didalamnya terdapat
o Ansa henle
o Ductus colligens
o Verbinding stuck
Medulla terdiri
- Ansa henlei
- Ductus colligentes
- Ductus papillaris bellini
Vascularisasi
A. FILTRASI GLOMERULUS
Proses penyaringan plasma bebas protein dari glomerulus ke
kapsul bowman
Cairan dari glomerulus ke dalam kapsul bowman yang mengalami filtrasi melalui 3
lapisan membran glomerulus : dinding kapiler glomerulus, membran basal, dan
lapisan dalam kapsul bowman
Membran basal
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya utama yang menginduksi filtrasi
glomerulus. Tidak terdapat semacam mekanisme transpor aktif, melainkan hanya
gerakan fisik pasif yang serupa dengan kapiler lain
Gaya dorong total tekanan darah kapiler glomerulus 55 mmHg, dua gaya
yang melawan arah filtrasi 45 mmHg sehingga didapat tekanan filtrasi neto 10
mmHg
Laju filtrasi sebenarnya, laju filtrasi glomerulus (LFG) bergantung pada
filtrasi netto dan sifat membran glomerulus (luas permukaan dan permeabelitas
dalam Kf)
LFG : Kf x tekanan filtrasi netto
Faktor yang mempengaruhi LFG : koefisien filtrasi dan tekanan filtrasi netto
Hal yang mengalami perubahan spontan adalah tekanan darah glomerulus
yang berasal dari arteri sistemik
Regulasi kontrolnya berupa : otoregulasi (menurunkan) dan kontrol
simpatis ekstrinsik (meningkatkan)
Otoregulasi (regulasi sendiri/lokal)
Miogenik
Sel makula densa yang terdapat pada tubulus ginjal akan mendeteksi
masuknya kadar garam cairan tubulus
Ketika volume dan tekanan darah arteri kurang, maka baroreseptor yang terdapat
pada
Permeabelitas glomerulus
Total curah jantung ke sistem tubuh : 5000 mL/menit atau 5 liter 22persen dari
total curah jantung dialirkan ke ginjal, yakni 1140 mL/menit
Sekitar 20persen plasma darah yang mengalir ke ginjal terfiltrasi oleh glomerulus yakni
125 mL/menit (pria) dan 115 mL/menit (wanita)
B. REABSORPSI TUBULUS
180 liter plasma bebas protein (filtrat glomerulus) mengalir sepanjang tubulus
kemudian zat-zat yang masih berguna bagi tubuh direabsorpsi dari lumen ke kapiler
peritubular untuk di resirkulasi melalui vena (kembali ke sistemik)
Dari 180 liter filtrat yang mengalir, 178,5 liter direabsorbsi, sisanya 1,5 liter akan
mengalami sekresi tubulus
Berikut zat yang direabsorpsi : air 99, natrium 99.5, glukosa 100, urea 50, Ca2+, PO43-,
Cl-
Reabsorpsi aktif : melawan gradien. Contoh : glukosa, asam amino, Na+, PO43-
Reabsorpsi pasif : mengikuti penurunan gradien konsentrasi. Contoh : air, urea, Cl-
Transpor Na+
Peran penting (memfasilitasi) dalam reabsorpsi air, urea, asam amino, glukosa, ion
Cl-
Di bawah kontrol hormon, mengatur tekanan darah arteri dan volume CES
Na+ dari lumen (konsentrasi tinggi) menuju sel tubulus (konsentrasi rendah)
melewati membrana luminal secara transpor pasif
Na+ dari sel tubulus (konsentrasi rendah) memasuki ruang lateral (cairan interstium
berkonsentrasi tinggi) melewati membran basolateral dengan fasilitas Na+ K+
pump basolateral yang memerlukan energi
Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh transpor aktif sekunder dependen Na+
Menggunakan peran pembawa kotranspor khusus yang telah diaktifkan oleh Na+
Setelah mencapai sel tubulus, asam amino dan glukosa berdifusi pasif
kedalam kapiler plasma
Ambang ginjal glukosa : Tm tercapai, terdapat glukosa dalam urine yang diekresikan.
300mL/menit
Misal : jumlah filtrasi glukosa 625 mg/menit dari konsentrasi glukosa plasma 500 mg/100
mL. 625 mg/menit (375 direabsorpsi, 250 dieksresikan)
Reabsorpsi aktif Na+ menyebabkan reabsorpsi pasif Cl- H2O dan urea
Reabsorpsi klorida
Reabsorpsi pasif karena gradien konsentrasi yang tercipta dari reabsorpsi aktif
Na+ Tidak diatur lajunya oleh ginjal
Reabsorpsi H2O
Tubulus proximal dan ansa henle pars descends permeabel terhadap H2O
sehingga masih dapat bekerja tanpa vasopresin H2O menembus membran luminal
dengan bantuan kanal air dari membran luminal yang ada dan juga lewat celah-
celah sel tubulus H2O mengikuti tekanan osmotik yang tercipta ketika Na+
menembus membran basolateral dengan Na+ K+ pumpnya. Sehingga kondisi sel
tubulus lebih encer dibandingkan ruang lateral (interstisium). H2O bergerak
mengikuti tekanan osmotik ini (encer ke pekat) menuju ruang lateral dan menembus
kapiler darah secara difusi
Reabsorpsi urea
Direabsorpsi setengahnya
Bergerak dari lumen tubulus ke kapiler karena gradien konsentrasi yang tercipta
dari H2O
H2O yang bergerak dari tubulus menuju kapiler menyebabkan tubulus lebih pekat
C. SEKRESI TUBULUS
Filtrat dari tubulus kemudian mendapatkan tambahan zat yang harus
dikeluarkan dari kapiler peritubulus menuju lumen tubulus untuk
diekskresikan sebagai urin 80persen plasma tak terfiltasi sebagian jumlahnya
akan mengalami sekresi ke lumen tubulus
Bahan-bahan yang disekresikan keluar melalui urine dari kapiler : ion H+, ion
Sekresi dilakukan dengan arah berlawanan, dari kapiler ke ruang lateral secara
difusi pasif (konsentrasi tinggi ke rendah:akibat reabsorpsi K+ di tubulus
proximal)
**Tubulus proximal**
Reabsorpsi : Na+, Cl-, glukosa dan asam amino, Ca2+ dan PO43-
(kontrol hormon paratiroid:mengubah ambang ginjal), H2O, urea, K+
(seluruhnya reabsorpsi) Sekresi : H+, ion organik
Zat-zat yang direabsorbsi antara lain : Na+, glukosa, asam amino, H2O, Cl-, urea
Aldosteron merangsang reabsorpsi di tubulus distal dan koligentes Bersihan plasma
adalah volume plasma yang dibersihkan dari suatu bahan per menit
Laju bersihan suatu bahan (mL/menit) : konsentrasi bahan dalam urin (jumlah/mL
urin) x laju aliran urin (mL/menit)/konsentrasi bahan dalam plasma (jumlah/ml
plasma)
Bahan yang terfiltrasi, tetapi tidak tereabsorpsi dan tersekresikan
hanya substansi inulin. Laju bersihan inulin sama dengan LFG
Jika suatu bahan difiltrasi dan direabsorpsi tetapi tidak disekresi, maka
clearance rate-nya lebih kecil dari LFG
Jika suatu bahan difiltrasi dan disekresi tetapi tidak direabsorpsi, makan
clearance rate-nya lebih besar dari LFG
Fraksi filtrasi : fraksi plasma yang mengalir melalui glomerulus : LFG/PAH (aliran
plasma
Osmolaritas urin
Ginjal melalui mekanisme sistem aliran balik medula (struktur anatomis nefron
dengan ductus koligentes menembus medula hanya dengan arah ascenden, vasa
recta loop henle tajam lurus menuju medula, struktur vertikal ansa henle) dapat
menciptakan urin dengan osmolaritas beragam
Permeabel H2O
Pars descendens
Impermeabel H2O
Fase I
Fase III
Melalui transpor aktif NaCl dan difusi pasif H2O lagi ke interstisium
Sampai dengan fase ke-VI osmolaritas pars descends ansa henle selalu
mencapai isotonik dengan interstisium, dan mencapai perbedaan gradien
200 mosm/liter dengan pars ascendens
Proses ini berlangsung secara terus menerus, berselang, antara tindakan
penyesuaian (pengaturan NaCl dan H2O) dan aliran urin ke frame
berikutnya
12. MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN PROSES BERKEMIH DAN
PERKEMBANGAN PENGATURAN BERKEMIH
Miksi (berkemih)
Pengisian kandung kemih akan memberikan persepsi dan keinginan untuk berkemih
oleh korteks serebri secara sadar
Ketika kandung kemih sudah tidak mampu lagi menahan urin yang begitu banyak,
maka refleks miksi tidak bisa lagi dihambat. Sinyal inhibitatorik refleks ke
neuron motorik sfingter eksternus semakin kuat mengalahkan sinyal eksitatorik
volunter membuat sfingter eksternus melemas dan kandung kemih mengosongkan
dirinya
Yang diatur dalam asam-basa ginjal adalah konsentrasi H+ atau CO2 dan HCO3-
antara plasma dan tubulus
NH3
FAKTOR I NTRINSIK
Renin sebagai enzim akan merubah angiotensinogen (dari hati, dalam plasma
memiliki kadar tinggi) menjadi angiotensin I. Ketika melewati sirkulasi paru,
angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh ACE (angiotensin converting enzym)
sebagai perangsang disekresikannya aldosteron
Aldoseteron akan meningkatkan aktivitas reabsorpsi Na+ dalam tubulus. Na+ dan Cl-
dihemat dalam CES (interstisium antara lumenal tubulus dengan kapiler peritubuler)
secara osmotis menahan H2O CES (H2O dikonservasi, hemat).
o Dihasilkan oleh sel granular otot atrium jantung ketika terjadi peregangan kuat
(volume dan tekanan darah kuat)
o Mendorong natriuresis dan diuresis (eksresi natrium dan eksresi air)
o Tujuan utama menurunkan tekanan darah sistemik, menghambat reabsorpsi
Na+ sehingga seksresi Na+ meningkat
o Menghambat ginjal mensekresikan renin dan korteks adrenal untuk
mensekresikan aldosteron
o Meningkatkan LFG melalui : melemaskan sel mesangium sehingga luas
permukaannya bertambah, meningkatkan dilatasi arteriol aferen sehingga
tekanan darah glomerulus meningkat
o Defisiensi ANP dapat menyebabkan hipertensi
Hal yang ditekan : sistem RAA, otot polos arteriol aferen (vasodilatasi),
reabsorpsi Na+, sistem saraf simpatis
o Peran vasopressin
Berikut prosesnya :
o Vasopresin dari aliran darah menuju membran basolateral sel tubulus distal
dan koligentes
o Vasopresin berikatan dengan reseptornya yang spesifik pada membran
basolateral
o Sistem pembawa pesan kedua cAMP aktif di dalam sel
o cAMP membentuk fasilitas bagi H2O untuk dikeluarkan dari lumen tubulus,
yakni kanal aquaporin
o Kanal ini membuat membran luminal tidak lagi impermeabel terhadap H2O