Anda di halaman 1dari 23

FISIOLOGI LATIHAN PADA PENYAKIT

JANTUNG

dr. Dewi Nur Fiana.,SP.KFR


 
Respon Fisiologis Akut Latihan
Aerobik
• Metabolisme energi
• Peningkatan kadar kortisol darah
• Peningkatan lipolisis
• Respon kardiopulmonal
• Respon hematologis
• Respon ginjal
• Efek psikologis dan analgesik
Adaptasi Fisiologis Latihan
Aerobik
• Peningkatan ambilan oksigen maksimal
Ambilan oksigen maksimal (VO2max) adalah laju konsumsi
oksigen yang tertinggi pada latihan maksimal, ditandai dengan
tidak adanya kenaikan lebih lanjut walaupun intensitas latihan
ditambah.
• Adaptasi sentral
Curah jantung akan meningkat akibat meningkatnya isi
sekuncup, walaupun denyut nadi maksimal akan tetap sama
atau bahkan sedikit berkurang.
• Adaptasi perifer
Peningkatan VO2max juga terjadi akibat adaptasi perifer berupa
peningkatan perbedaan kadar oksigen antara arteri dan vena.
Kandungan oksigen vena akan menurun, menunjukkan ekstraksi
oksigen yang lebih besar pada tingkat jaringan. Kandungan oksigen
arteri tidak meningkat walaupun hemoglobin total meningkat.

• Adaptasi respiratorik
Latihan aerobik dapat sedikit menurunkan kecepatan pernafasan
dan volume tidal serta menurunkan ventilasi pada latihan dengan
intensitas yang ringan. Adaptasi sistem respiratorik terlihat saat
latihan saja, oleh karena itu kepentingan fungsionalnya lebih kecil
dibandingkan adaptasi lainnya.
• Adaptasi metabolik
Latihan aerobik mengubah respon metabolik otot pada latihan
submaksimal, terjadi peningkatan laktat di dalam darah dan otot
yang lebih sedikit, kurangnya ketergantungan pada karbohidrat
dan meningkatnya oksidasi asam lemak. Keseluruhan adaptasi
yang terjadi ini membantu peningkatan aerobik oleh latihan

• Adaptasi termoregulasi
Perbaikan kemampuan regulasi suhu ditandai dengan keringat
akan bertambah, dimulai pada suhu yang lebih rendah dan
dengan kandungan garam yang lebih sedikit
• Adaptasi hormonal
Latihan aerobik yang teratur akan mengurangi kapasitas sel beta
pankreas untuk mensekresikan insulin tetapi sensitivitas insulin
dalam ambilan glukosa otot akan meningkat.
Kadar hormon pertumbuhan juga akan dipertahankan pada
kadar puncaknya, hormon adenokortikotropin juga akan
meningkat sehingga kadar kortisol meningkat.
Kortisol akan meningkatkan mobilisasi asam lemak bebas dan
menghemat karbohidrat serta mempotensiasi proses lipolisis.
Sekresi aldosteron oleh korteks adrenal juga meningkat sehingga
reabsorbsi sodium bertambah dan menstimulasi pengeluaran
hormon antidiuretik.
Adaptasi ini penting untuk mencegah dehidrasi saat latihan.
• Adaptasi neurologis
Adaptasi neurologis pada laihan aerobik dikaitkan dengan
peningkatan recruitment unit motorik, peningkatan koordinasi
neuromuskuler dan pengurangan energi yang diperlukan untuk
melakukan suatu aktivitas. Penelitian pada binatang
menunjukkan adanya perubahan pada jaringan saraf yaitu ujung
saraf membesar, peningkatan pengeluaran neurotransmiter dan
peningkatan aktivitas asetilkolinesterase di neuromuscular
junction.
• Adaptasi kognisi dan status mental
Penelitian-penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya fungsi
kognitif yang lebih baik pada usia lanjut dikaitkan dengan
kapasitas aerobik. Selain itu, laihan aerobik juga efektif dalam
memperbaiki mood, gejala depresi dan kecemasan baik pada
individu sehat maupun pada pasien psikiatri. Latihan juga dapat
meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi rasa ngantuk pada
siang hari.
• Adaptasi tulang dan jaringan ikat
Tulang dan jaringan ikat beradaptasi terhadap pembebanan
mekanik. Pembebanan mekanik akan meningkatkan masa tulang
dan mengurangi demineralisasi tulang yang muncul pada proses
penuaan. Latihan aerobik juga akan memperngaruhi ligamen
dan tendon karena perlekatannya pada tulang Ligamen yang
rusak akan membaik dengan lebih cepat jika diberikan program
latihan setelah cedera
• Adaptasi kapasitas fungsional
Latihan akan meningkatkan kapasitas fungsional maksimal dan
power output. Pasien dengan keterbatasan fisiologis akibat
penuaan, penyakit atau disabilitas adalah kandidat utama
latihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas fungsional.

• Adaptasi psikologis
Latihan teratur akan memberikan banyak keuntungan psikologis.
Aktivitas fisik yang teratur akan membawa perasaan sehat,
kepercayaan diri yang lebih tinggi, memperbaiki depresi dan
kecemasan, ketegangan serta mood.
ADAPTASI LATIHAN
BERDASARKAN WAKTU
• Siklus Superkompensasi
• Overload
• Restorai
• Adaptasi
• Reversal
• Stimulus primer pada siklus initerjadi pada tahap overload.
Tahap iniditandai peningkatan kapasitas kerja yang dilakukan
otot pada saat latihan yang melebihi kapasitasnya saat
aktivitas normal. Hal ini menyebabkan penurunan sementara
dari fungsi otot dikarenakan otot menjadi lelah. Penurunan
sementara dari fungsi otot merupakan ciri utama tahap
overload.
• Tahap restorasi ditandai dengan adanya mekanisme
regeneratif untuk mengembalikan kapasitas latihan ke tingkat
sebelum pelatihan.
• Perjalanan waktu pemulihan berbeda untuk setiap fungsi
organ. Biasanya, denyut jantung, respirasi, tingkat
neurohormonal, dan suhu tubuh kembali normal dalam
beberapa menit atau jam. Cadangan karbohidrat dan
perbaikan kerusakan otot, memerlukan waktu lebih
lama,sampai beberapa hari.
• Tahap adaptasi, di mana kerusakan jaringan dan organ akan
dikompensasi.
• Perubahan fisiologis dalam tahap ini meliputi penambahan
massa otot , kekuatan, kepadatan mitokondria, aktivitas enzim
aerobik, dan kapasitas penyimpanan nutrisi.
• Sistem kardiovaskular akan ikut menyesuaikan dengan cara
meningkatkan aliran pembuluh kapiler diotot, peningkatan
volume darah, peningkatan volume ventrikel akhir diastolik kiri,
dan stroke volume maksimal.
• Setiap siklus latihan akan menghasilkan tingkat kebugaran yang
lebih tinggi, yang memungkinkan untuk menerima beban kerja
dan manfaat latihan yang lebih besar pada latihan berikutnya.
Setelah latihan dihentikan, adaptasi secara bertahap akan
menghilang -tahap ini disebut tahap reversal.
Pola Adaptasi Latihan Berdasarkan Waktu
Perbedaan Respon Fisik Terhadap Latihan Pada
Keadaan Sehat dan Sakit.

• Pola dasar siklus kompensasi berlaku pada keadaan sakit dan sehat.
Beberapa perbedaan penting harus diperhatikan:
• 1. Pada penyakit kardiovaskular kapasitas latihan dibatasi. Akibatnya,
terdapat aktivitas fisik lebih rendah dari tingkat normal dan
mengakibatkan kelelahan dan pengurangan sementara fungsi organ
selama fase overload.
• 2. Seorang pasien dengan penyakit kardiovaskular akan
membutuhkan lebih banyak waktu untuk regenerasi berikutnya
karena kelebihan beban,yang menyebabkan siklus
supercompensation memanjang.
• 3. Perubahan intrinsik perifer terkait dengan berbagai macam
penyakit kardiovaskular akan mengakibatkan kemampuan otot rangka
untuk merespon pada tahap overload dengan cara hipertrofi otot dan
peningkatanenergi melalui jalur metabolisme oksidatif akan
terganggu.
Efektivitas latihan
Efek Latihan Aerobik
Terhadap Kekuatan Otot
Faktor-faktor yang menentukan kekuatan otot adalah:
• 1. Jumlah persentase unit motor yang berperan dalam kontraksi
• 2. Jumlah relative unit yang tidak sinkron terhadap arah gerakan
• 3. Ukuran unit motorik
• 4. Aliran darah melalui jaringan
• 5. Panjang serabut (myofilament overlap)
• 6. Diameter serabut, jumlah serabut di dalam otot
• 7. Lama aktivitas (tingkat kelelahan)
• 8. Jenis serabut pada otot (serabut merah, putih, intermediate)
• 9. Adanya summation, tetanus dll
• 10. Faktor intrinsic (ATPase, densitas jembatan-x)
• Latihan aerobic menghasilkan peningkatan jumlah kapiler
otot, jumlah mitokondria dan sintesis mioglobin.
• Latihan tahanan/beban (khususnya anaerobic) menghasilkan
hipertrofi otot dan peningkatan mitochondria, myofilamen,
dan simpanan glikogen.
• Kekuatan kontraksi dipengaruhi oleh ukuran otot dan susunan
otot. Ukuran unit motorik dan perekruitan unit motorik, dan
panjang otot saat awal kontraksi. Latihan beban atau
hambatan/tahanan (angkat beban), akan merangsang
pembesaran sel akibat sintesis miofilamen yang banyak.
Latihan daya tahan (senam aerobik) menghasilkan
peningkatan mitokondria, glikogen dan densitas kapiler.
Efek Latihan Aerobik
Terhadap Keseimbangan
• Keseimbangan dalam bidang sagital dan frontal dipertahankan
oleh 2 sistem yang berbeda, sehingga didefinisikan sebagai
kemampuan mengontrol pusat masa tubuh (centre of mass)
dalam hubungannya dengan dasar tumpuan (base of support).
• Pada penelitian yang dilakukan oleh Lentell dkk, didapatkan
bahwa propriosepsi memegang peranan penting terhadap
keseimbangan. Propriosepsi memberikan umpan balik
terhadap kontrol postur dan desain gerakan sesaat dan ketika
gerakan sedang berlangsung.
• Kemampuan untuk mengontrol posisi tubuh terhadap
lingkungan sekitarnya melibatkan interaksi yang kompleks
antara sistem muskuloskeletal dan juga sistem saraf. Pada
sistem ini, interaksi antara masukan sensori dalam mendeteksi
posisi tubuh di ruang dan kekuatan dari sistem
muskuloskeletal, membuat suatu kontrol postur yang
seimbang dan akhirnya menciptakan suatu gerakan. Pada teori
ini, muskuloskeletal berperan dalam keseimbangan termasuk
didalamnya adalah peran lingkup gerak sendi, karakter dari
otot itu sendiri dan korelasi bagian-bagian tubuh secara
biomekanikal.
•  
“ Every accomplishment starts
with the decicion to try”

Anda mungkin juga menyukai

  • Modul Kardiologi
    Modul Kardiologi
    Dokumen75 halaman
    Modul Kardiologi
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • Terapi Cairan Perioperatif
    Terapi Cairan Perioperatif
    Dokumen22 halaman
    Terapi Cairan Perioperatif
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • Abdomen Akutdr - Billy
    Abdomen Akutdr - Billy
    Dokumen33 halaman
    Abdomen Akutdr - Billy
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • RK GBS
    RK GBS
    Dokumen67 halaman
    RK GBS
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • CSL 4
    CSL 4
    Dokumen227 halaman
    CSL 4
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • CSL 3
    CSL 3
    Dokumen158 halaman
    CSL 3
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • CSL 2
    CSL 2
    Dokumen153 halaman
    CSL 2
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • SENGKENIT DAN TUNGAUunprinted
    SENGKENIT DAN TUNGAUunprinted
    Dokumen63 halaman
    SENGKENIT DAN TUNGAUunprinted
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • Bedah 1
    Bedah 1
    Dokumen10 halaman
    Bedah 1
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • Kutu, Tuma Pinjalunprinted
    Kutu, Tuma Pinjalunprinted
    Dokumen60 halaman
    Kutu, Tuma Pinjalunprinted
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat
  • Gumaisha Skripsi
    Gumaisha Skripsi
    Dokumen68 halaman
    Gumaisha Skripsi
    Aditya Andra Perdana
    Belum ada peringkat