Anda di halaman 1dari 11

FIl S UF

T IK A DA N
SEMIO A
IKIR A NN Y
PEM
Anggota Kelompok
SYAHDIRA AMANDA WAHYUNI ROHIMA

MARIANA ARDILA SHOUFI AZURA

NABILA ELINAR WIJAYA EVI HAFIZA TIANNUR


Umberto Eco
Kedua karya ini mengarah ke aspek-
Umberto Eco sebagai ahli semiotika yang menghasilkan
aspek masa lalu dan masa kini
dalam teori tentang tanda, seperti
salah sa- tu teori mengenai tanda yang paling
halnya pada sekumpülan naskah komprehensif dan kontemporer. Paul Cobley dan Litza
yang bersifat intelektual dan naskah Jansz dalam Introducing Semiotics menulis, Umberto Eco
lainnya. Namun saya rugu mereka pernah berupaya menjawab secara panjang lebar
mampu menangkap betapa tentang luas wilayah dan batas-batas semiotika, dalam
cemerlangnya hasil konsepsi yang pernyataannya, kemudian tampak jelas bagi kita bahwa
dapat dihasilkan dua orang tersebut. yang sesungguhnya hendak dia katakan adalah
Keseluruhan sejarah umat manusia.
e r n y a ia
lu sio n e n t u k-
a re vo in a n b
io ti k u n g k
u i s e m k e m i d an
Me la l gk a n b v e r s .
b a n n , s u h a s a
e n g em g a ra m ba
m
b e
kr
n
e
t
a
u
t
k
iv
g
p
i
a
t
e
a
im
l a
s, a
n

a
g
n
na
t

Seba ikan semi bjek subv at


i
h
s
a
os
ln
o
i a
y
t i
l
a
k
d

a
a
De
s
la
rr
tr
id
u k
a
t
,K
u
e
r
ral
r
i

s
s

i
t

d
e

an
va
Julia Kristeva
ad io ih Julia Kristeva selain sebagai tokoh semiotika juga sebagai tokoh
menj re sebaga steva mel satu
u s s u n . K r i a g a i teoretisi feminis. Orientasi psikoanalisisnya dalam karyanya selalu
Sa n g k ara e a n seb
o r meletakkan perhatiannya pada bahasa dan segala manifestasinya.
pemb ka Saussu g g a l,
t i tu n
semio yang 0 m a k n a
i r u ang Julia Kristiva lahir di Bulgaria pada tahun 1941 ini mencapai reputasi
a c a na a r k an n j e la jah yang Istimewa sebagai seorang linguis dan ahli semiotik ketika ia
w
m e naw m m e di r n ya
hany
a d i d ala o la k ha n bergabung dengan kelompok Tel Quel di Paris pada akhir 1960-an
b ka n , m e n a n d a
a ya h
diseb olo g is n
n pe r u b a dan tahun 1965 ia berangkat ke Paris untuk menuntut ilmu. la
t e m ai a g e
epis se b a g masuk ke dalam kehidupan intelektual Paris, aktif mengikuti
b j ek s a.
su i ba h a seminar Roland Barthes dan terlibat dalam dunia pemikiran
v er s
sub kesastraan
Algirdas Julien Greimas lahir di Lithuania pada tahun 1917. la
pertama kali datang ke Prancis untuk belajar hukum di
Algirdas Julien Universitas Grenoble. Saat ia sedang di kota itu, ia mulai
berminat kepada kultur Abad Pertengahan. Sesudah
menyelesaikan licence ès lettres pada ta- hun 1939, Greimas
Greimas mulai mempelajari dialek franco-provencale. la kembali ke
Lithuania pada tahun 1940, hanya untuk
menyaksikan in- vasi yang dilakukan oleh Jerman dan Rusia.

Pada tahun 1956, Greimas menerbitkan sebuah artikel yang


berpengaruh dan penting tentang karya Saussure, yang
memanfaatkan karya dua tokoh penting lainnya, yaitu Maurice
Merleau Ponty dan Claude Lévi Strauss. Sepuluh tahun kemudian,
dalam tahun-tahun penuh ketenangan strukturalisme sekitar
tahun 1966, bersama R. Barthes, J. Dubois, dan tokoh lainnya,
Greimas mendirikan jurnal Langages dan juga menerbitkan karya
awalnya tentang semantik struktural
yaitu Sémantique structurale (Semantik Struktural).
Tzvetan Todorov
Hubungan dengan Barthes yang menjadi pembimbingnya
dalam
menyelesaikan doctorat de toisieme cycle pada tahun 1966
memungkinkannya untuk menyumbangkan artikel pada
Tzvetan Todorov lahir di Bulgaria dan datang ke jurnal semiotika interdisipliner yang berpengaruh, yaitu
Communications. Dua artikel awalnya pun diterbitkan Salah
Paris pada tahun 1963. Setelah menyelesaikan satunya, berjudul La description de la signification en
sarjana tingkat pertamanya dan dengan litterature meninjau berbagai tingkatan analisis struktural
rekomendasi yang diperoleh- nya dari Universitas dan menekankan bahwa dalam analisis struktural ini bentuk
objek literer lebih utama daripada substansi isinya yang
Sofia, perjumpaan dan pergulatan pertama terkait dengan semantik .
Todorov dengan karakter dan lingkungan
konservatif Sorbonne pra-1968 berlangsung saat ia
melamar untuk melakukan penelitian tentang teori
sastra di fakultas sastra perguruan tinggi tersebut.
Dalam karya inilah Riffaterre mendeklarasikan sebuah pengertian puisi yang
tidak sekadar membawa nuansa baru, namun juga membuatnya lekat dengan
semiotika, yaitu bahwa sebuah puisi mengatakan sesuatu yang berbeda dari
makna
yang dikandungnya . Riffaterre memperkenalkan istilah Superreader, yakni
sintesis pengalaman membaca dari sejumlah pembaca dengan kompetensi yang
berbeda-beda.
Pokok-pokok pemikiran Riffaterre dalam semiotika adalah apa
yang kerap disebut-sebut para ahli sebagai «a dialectic between text and reader»,
dialektika antara tataran mimetik dan tataran semiotik serta pada pihak lain
dialektik antara teks dan pembaca. Pertentangan antara arti dan makna
memainkan peranan yang sangat menentukan. Jadi, maksud karya sastra adalah
arti yang dihubungkan dengan konsep, seseorang , situasi, dan sebagainya telah
Michael
terimajinasikan.
Riffaterr
acqes Derrid
Jacques Derrida adalah filsuf postmodern yang
paling akurat. Ji ka Foucault adalah murid Nietzsche yang paling sejati, maka
Derrida adalah penafsir postmodern yang terpenting tentang Nietzsche, kata
Stanley J. Apa yang dikatakan Grenz, tidaklah berlebihana Pembaca yang jeli
akan segera mengenali bahwa-melalui gagasan-gagasan tentang inter pretant dan
rantai abadi semiosis banyak argumen yang mesti dibuat Derrida berkenaan
dengan teorinya tentang tanda, telah tersirat dalam 'semiotika' Charles Sanders
Peirce. Akan tetapi, beberapa komentator mengatakan bahwa ia justru seorang
filsuf yang anti-hermenuetik.
Di Inggris, seperti dituturkan Cobley dan Jansz , selama 1970-an dan awal
1980-an, baik Foucault maupun Lacan yang berpengaruh terutama karena teori
filmnya, meskipun dalam ben- tuk yang sudah diacak-acak, menjadi figur-figur
intelektual terkemuka.
ada pertanyaan?
Kesimpulan
pemikiran para filsuf semiotika yang disebutkan adalah bahwa
mereka semua memiliki kontribusi yang signifikan dalam pengembangan teori
semiotika, yang mempelajari tanda-tanda dan sistem-sistem tanda dalam bahasa
dan budaya. Umberto Eco memperkenalkan konsep semiotika interpretatif dan
tekstual, sementara Julia Kristeva menyumbangkan pemikiran tentang semiotika
abjek dan simbolis. Algirdas Julien Greimas terkenal dengan pengembangan teori
semiotika struktural, sedangkan Tzvetan Todorov menerapkan pendekatan
semiotik untuk memahami genre sastra fantastis. Michael Riffaterre
mengembangkan konsep interpretasi tertutup dan terbuka, serta teori
transposition. Jacques Derrida, di sisi lain, memperkenalkan konsep dekonstruksi
yang menolak ide kesatuan dan kestabilan makna dalam teks. Secara keseluruhan,
kontribusi mereka telah membantu dalam memperluas pemahaman kita tentang
tanda-tanda, bahasa, dan budaya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai