Anda di halaman 1dari 16

FORENSIK

1. Traumatologi
2. DVI
3. Otopsi
4. Visum Et Repertum
5. Surat Kematian

Contoh basa kuat soda api , NaOH


Asam kuat  air aki,HcL/air keras
Masuk 10 meter terjadi kenaikan 1 atmosfer—cushing disease
(penyakit karena tekanan)

CIRI LUKA AKIBAT BENDA TAJAM


- Tepi luka rata
- Sudut luka tajam
- Rambut ikut terpotong
- Jembatan jaringan (jaringan normal diantara yang tidak normal)
tidak ada
- Memar/lecet di sekitarnya tidak ada

Luka tusuk tidak boleh lebih besar dari panjang maksimal senjata..
lebar luka 3 cm bisa disebabkan oleh lebar senjata 2 cmjadi terjadi
tambahan lebar luka ??

Identifikasi

1. Panjang luka  ukuran maksimal dari lebar senjata


2. Dalam luka  ukuran minimal dari panjang senjata

Dada (stabil) : untuk luka tusuk di perut tidak dapat diambil kesimpulan
panjang senjatanya karena perut sangat elastic.

- Apakah barang ini untuk melukai orang ini ? jawabannya


tergantung, bisa saja, mungkin dari bentuknya KITA BUKTIKAN
dengan golongan darah korban dan korban dari kulit /keringat,
ludah bisa darah bisa DNA (karena secret orang mengandung
antigen dan dicocokan dengan antibody)
-

- luka lecet/ babras  untuk mengetahui arah tindakan.. kearah


tumpukan epidermis
- Luka geser : luas kasar

ANTE MORTEM POST MORTEM

1.Coklat kemerahan 1.Kekuningan

2.Terdapat sisa-sisa epitel 2.Epidermis terpisah sempurna dari

3.Tanda intravital (+) yakni dermis


radang
3.(-)
4.Sembarang tempat
4.Pada daerah yg ada penonjolan
tulang
LUKA MEMAR LEBAM MAYAT

1. Di sembarang tempat 1. Bagian tubuh yang terendah

2. Pembengkakan (+) 2. (-)

3. Tanda Intravital (+) 3. (-)

4. Ditekan tidak menghilang 4. Menghilang

5. Diiris: tidak menghilang 5. Diiris: dibersihkan dengan kapas


→ bersih

UMUR LUKA
Luka lecet

❑ H+1 s/d +3 → coklat kemerahan (eksudasi darah dan cairan lymphe).

❑ 2 atau 3 hari pelan-pelan bertambah suram &lebih gelap.

❑ Setelah Mg I –II → pembentukan epidermis baru. Biasanya warna keungu-


unguan

❑ Beberapa minggu kemudian akan timbul penyembuhan lengkap

Umur luka memar: kalo ada sel PMN (AKUT), kalo sel MN (kronis/lama)

❑ Mula-mula →pembengkakan.

❑ Kemudian merah kebiruan

❑ H+1 s/d +3 → biru kehitaman.

❑ biru kehijauan, berikutnya coklat dan akhirnya menghilang dalam Mg I – IV.

umur yang pasti luka memar sulit ditentukan.


Ada luka tembak dekat yang hasilnya sama dengan luka tembak jauh jika
tembaknya dengan penghalang.. yang membuat adanya klim lecet karena ada
lands and groves yang bergerak memutar dan kedepan sehingga tubh sperti
diplintir..

- arah tembakan juga bisa dilihat dari banyaknya tattoage dimana arah
tembak menuju ke jumlah tattoage yang sedikit

HIPOTERMIS

Suhu kritis bagi manusia 27 derahat cecius, bahkan suhu 25-28 bisa terjadi fibrliasi
ventrikel..sehinnga kebutuhan darah tidak terpenuhi

1. systemic hipotermi
bila suhu kurang dari 35
bisa karena iklim, alcohol, obat, penyakit  sering karena kecelakaan
missal terkunci di ruang pendingin kematian karena fibrilasi ventrikel
Hasil Pemeriksaan:
- lebam mayat menjadi warna merah terang
- kulit bewarna merah agak merah muda terutama pada anggota gerak

2. Local Hipotermi
Akut : kulit warna merah kebiruan karena capillary congestion dan
keradangan ringan
Kronik : nodul kemerahan, ulcerasi, hemorage, jaringan parut
a. HIPERTERMIS
1. Luka Bakar kering (Burns/Dry heat) missal sinar matahari, nyala api, benda
padat yang panas
2. Luka bakar basah (scalds/Moist heat)

a.Luka bakar oleh cairan ( scalds)

- derajat I : hyperemia

- derajat II : vesikula

b.Luka bakar kering ( dry heat )

Bisa derajat I sampai IV, tergantung dari tingkat panas dan lama kontak,
kemerahan sampai dengan hangus.Misal terbakar api,terkena barang panas dll.

DVI
Indonesia supermarket bencana—sifat mendadak dan tidak terduga bisa
mengenai kapan saja, dmn saja, siapa saja

Sehingga dari bencana tadi menimbulkan kerusakan baik harta benda maupun
nyawa perlu pertolongan yang melibatkan macam2 profesi dan disiplin ilmu

No 24 tahun 2012 bencana adalah peristiwa yang mengganggu masyarakat,


bisa alam bisa akibat ulah manusia atau kecanggihan teknologi atua social

DVI : proses untuk mengidentifikasi korban mati

Berdasarkan guideline Interpol

Diperlukanny DVI untuk :

- Bagian dari proses penyidikan


- HAM (korban) untuk surat kematian

Harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah

Sarana primer : finger print 100, dental record 99,9, DNA antara 99-100

Sarana Sekunder : dari data medis (seperti luka jaringan parut) dan property
(seperti kacamata, baju dll)

Cocok bila : 1 sarana primer/ 2 sarana sekunder

Menggunakan form ada 2 : warna kuning dan merah/pink


- Kuning untuk ante mortem
- Merah untuk post mortem

Siapa yang bertanggung jawab atas DVI ?polisi

Dibantu ahli forensic, ahli fotografi, ahli finger print dll

Ada 5 fase pada DVI :

1. TKP : Menemukan mencari dan mencatat barang yang ada disana baik
tubuh maupun property
2. Post Mortem : setelah dievakuasi ada pemeriksaan, Jangan lupa
dokumentasipengambilan sidik jari dan kalo bisa DNA
3. Ante Mortem : saat klg mencari, Mendapat data : DNA, gigi geligi, data
medis, dan property korban sebelum meninggal dunia
4. Rekonsialiasi: pencocokan, membandingkan data post dan ante
mortem..disinilah menentukan orang sudah teridentifikasi atau belum
5. Debriefing : evaluasi kegiatan DVIapa kekurangannya sehingga untuk
perbaikan kedepannya, untuk peningkatan proses identifikasi berikutnya

Contoh TKP, body bag untuk mengangkut korban

TKP adalah…

1. Tempat suatu tindak pidana terjadi atau


2. Tempat akibat yang ditimbulkannya
3. Tempat dimana tersangka atau korban atau barang bukti ditemukan

1. BILA BELUM DIIDENTIFIKASI ?maka dimakamkan tapi ditandai dan ada


datanya. Bisa digali lagi, bila ada informasi tambahan

OTOPSI
Tujuan : anatomi untuk pendidikan, klinik untuk mengetahui diagnose, forensic
untuk mengetahui sebab kematian

OTOPSI FORENSIK : permintaan penyidik (bisa polisi atau militer POMAD


POMAU)meminta harus ada SPVR (surat permintaan visum repertum)
Pembedahan jenazah tujuan unutk membantu proses peradialan sebab
kematian berupa Visum et Repertum harus diserahkan pada peminta

DASAR HUKUM OTOPSI FORENSIK


• UU RI No 36Th 2009 Pasal 122

(1) Utk kepentingan Hkm dpt dilakukan otopsi forensik.

(2) dilakukan SpF. atau dr. lain (SpF - / refer jauh)

(3) tersedianya yan forensik tanggung jwb PEMDA.

Persiapan : administrasi (SPVR, informed concent), jenazah (label), alat (alat ukur,
alat bedah, alat tambahan, jarum, benang yang kuat, alat pelindungan diri

Bahan Pengawet

1. Alkohol 96 % untuk toksikologi


2. Formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologianatomi

INDORMASI UNTUK DOKTER SEBELUM MELAKUKAN OTOPSI

1. Anamnesis
2. Kecelakaan lalu lintas
a. Bagaimana kecelakaan terjadi
b. Siapakah korban
c. Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat sejenis
Amphetamine dsb
3. Kecelakaan lain (kerja)
Dokter harus diberitahu benda yang menyebabkan kecelakaan
3. Pembunuhan, bunuh diri → cara, posisi ditemukan, surat terakhir.
4. Kematian mendadak → riwayat pengobatan
5. Kematian setelah berobat / perawatan → obat-obat / tindakan yang pernah
diberikan
6. Tanggal dan jam korban ditemukan meninggal, tanggal dan jam korban
terakhir terlihat masih hidup

TEKNIK OTOPSI

1. Pemeriksaan Luar
2. Pemeriksaan Dalam : Insisi bentuk I, insisi bentuk Y
3. Pemeriksaan tambahan khusus

METODE PENGELUARAN ORGAN

1. Virchoe : satu2 dikeluarkannya


2. Rokistanky :Seluruhnya dikeluarkan
3. Removal by system 1 sistem
PEMERIKSAAN LUAR  Diskripsi luka : jenis, sifat, ukuran (luka terbuka harus
dirapatkan dulu) & lokasi ( absis dan ordinat)

• Identifikasi
• Pakaian
• Perubahan Post Mortem
• Panjang dan berat badan
• Kepala-leher
• Dada
• DLL
PEMERIKSAAN DALAM
Yang perlu diperhatikan :
1. Rongga perut perlu diinspeksi dulu sebelum rongga dada dibuka
2. Pemeriksaan dalam kepala harus dilakukan setelah rongga dada
kosongbisa terjadi perdarahan
Diskripsikan organ dari hasil :
• Inspeksi
• Palpasi
• Pengukuran : diukur dulu baru diiris kecuali jantung
• Pengirisan

PENGIRISAN ORGAN
- Satu kali irisan
- Irisan yang lain sejajar dengan irisan sebelumnya
- Dilakukan sedemikian rupa shg lapang pandang luas
- Sesuatu yang ditemukan pada irisan tidak boleh disiram dengan air, ttp
dihapus /usap dengan pisau
-
Insisi bentuk I :
• Dimulai sedikit dibawah Cart. Thyroidea → Proc. Xiphoideus → 2 cm
paramedian kiri / hindari umbilicus → Symphysis

Insisi bentuk Y
• Laki-laki :
Insisi dimulai dari Acromion Ka-Ki → lurus kebawah →Proc. Xiphoideus → 2
cm paramedian ki / ½ lingkar pusar ki→ Symphysis
• Perempuan :
Insisi dimulai dari Acromion Ka – Ki → lurus kebawah → melingkari mamma
→ Proc. Xiphoideus → 2 cm paramedian ki / ½ lingkar pusar ki→ Symphysis
Pericard : Y dan Y terbalik sehingga seperti layangandiisi cairan lalu insisi kalo
ada gelembung berarti positif emboli udara v.cava inf dipotong lalu v pulmo
lalu potong v, cafa sup, aortametode VIRCHOW
KALAU ROKISTANSY biasa pada janin
Jantung kanan dlu baru kiri
Iris myokard dengan irisan dendeng atau tipis untuk mengetahui daerah infark
Kalau putih : cold myokard infark, kalo merah :acute myocard

Respiratorius Tract :
Trakea, kedua bronkii, kedua paru dikeluarkan sebagai satu unit
Diseksi selanjutnya sbb:
- Trakea dan kedua bronkii dibuka dengan gunting pada bagian posterior
- Cabang bronki dibuka dengan gunting sejauh jauhnya ke dalam paru-paru
- Bronki dipotong dihilus
- Insisi paru-paru
o Paru-paru → hilus menghadap keatas dan basis menghadap desektor
o Insisi dari Apex → ke basis paru-paru
o Insisi lainnya dibuat sejajar dengan irisan pertama
Kepala
- Insisi pada kulit kepala mulai dari mastoidkanan ke mastoid kiri melalui
vertex  diperdalam sampai tulang
- Kulit kepala bersama galea dikelupas sejauh jauhnya ke muka dan belakang
- Dibuat lingkaran dengan benang 1,5 cm di atas orbita  protuberantia
occipitalisdigergaji menurut lingkaran tadi
- Calvarium dilepaskan secara tumpul duramater

HYPOFISIS
CIRCULUS WILISI :
CEREBELLUM ; dipisahkan dari cerebri dari pedunculus cerebelii
CEREBRUM
Diletakkan dengan bagian inferior keatas → diiris pada tempat :
1. 2 ½ cm di muka pucuk lobus Temporalis
2. Chiasma Opticum
3. Infundibulum
4. Corpora Mamillaria
5. Pedunculi Cerebri
6. Splenum Corpori Callosi
7. 2 ½ cm muka ujung Lobus Occipitalis
8.

TRAKTUS DIGESTIVUS
1. ESOFAGUS-Duodenum proksima
2. Duodenum proksimal-rectus
Usus halus dan besar dilepaskan dari mesenterium sampai duodenum dan colon
sigmoid
Diikat 2 tempat dlu baru dipotong
Usus besar dibuka melalui salh satu taenia

LIEN
– A dan V Lienalis dipotong bagian hilus → lien dikeluarkan dengan
melepaskan jaringan sekitar hilus secara tumpul dan tajam
– Insisi lien secara longitudinal
– Irisan lain sejajar dengan irisan I
VESICA FELEA
– Hati diletakkan dengan permukaan diaphragma kebawah,
permukaan bawah keatas dan kandung empedu ke desektor
– Kandung empedu ditekan → ductus choledochus mengembung →
dindingnya digunting sedikit → dengan ujung gunting lumen duct.
Choledochus dibuka sampai papilla vateri

TRACTUS UROGENITALIS

– Pada orang laki-laki dikeluarkan sebagai satu unit ( kedua ren beserta gld.
Suprarenalis, ureter, prostat, vesica urinaria dan rectum). Kedua testis
dikeluarkan tersendiri.
– Pada orang wanita dikeluarkan sebagai satu unit ( kedua ren beserta gld.
Suprarenalis, ureter, vesica urinaria, uterus, adnexa dan rectum)
• REN :
– Hilus menghadap kebawah → Ren diiris mulai dari konveksitas ke
arah hilus
– Ujung gunting dimasukkan ke pelvis renalis → ureter dibuka sampai
vesica urinaria
– A. Renalis dibuka
– Simpai dijepit dengan pinset dan Ren dikupas → ditimbang
VESICA URINARIA :

V. Urinaria dibuka dengan gunting mulai dari urethra ke arah cranial

PROSTAT :

– Prostat dipisahkan dari V. Urinaria → ditimbang

– Diiris frontal mulai pertengahan lobus medialis. Irisan lain dibuat


sejajar dengan irisan pertama

TESTIS :

– Tunica Vaginalis dibuka dengan gunting → testis dan Epididymis


dikeluarkan. Testis diiris melintang melalui jaringan Testis dan
Epididymis

– Funiculus Spermaticus diiris ganda melintang

LEHER

– Yang dikeluarkan : Lidah, Palatum Molle, Kedua Tonsil, Trachea,


Larynx, Oesophagus, tulang rawan leher, gld. Parathyreoidea, gld.
Thyreoidea

PEMERIKSAAN KHUSUS

– Pemeriksaan pncumo thorax :ADA 2 cara

– Pemeriksaan emboli udara

– Percobaan getah paru-paru (longsap proof) :kecurigaan mati karena


tenggelam, diusap parenkimnya baru ditusuk diglass object adakah
zat air

– Percobaan apung paru-paru (docimasia pulmonum hydrostatica =


longdrijfproef) :dugaan pembunuhan anak2

– Emboli lemak :patah tulang panjang masuk jantung lemaknya,


pemeriksaan sudan 3 di paru, bila warna orange berarti positif

– Pemeriksaan histopatologi
– Pemeriksaan mikrobiologi
– Pemeriksaan virologi
– Pemeriksaan immunologi
– Pemeriksaan toksikologi
– Pemeriksaan trace evidence
PENYEBAB EMBOLI UDARA VENA
• Luka pada vena leher
• APC dengan cara penyemprotan
• Tubal patency test
• Artificial pneumo peritoneum
• Jalan udara yang dapat menyebabkan kematian pada emboli udara vena :
100-150 cc
PENYEBAB EMBOLI UDARA ARTERI
• Luka tusuk di paru
• Artificial Pneumo Thorax
• Pneumonectomy

VISUM ET REPERTUM

- POLISI bisa mengajukan Pendapat ahli/org berkeahlian Khusus (120 KUHAP)


dan Dugaan perkara pidana berwenang dengan meminta Keterangan ahli
ked. Kehakiman /Dr. Ahli lain (KUHAP 133)

VeR bisa menjadi alat bukti yang sah (pasal 180 bentuk surat)

VER ADALAH…

- Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter yang sudah disumpah dari hasil
pengamatan banrang bukti yang diduga tindak pidana ,

⬜ laporan tertulis untuk Justisi yang dibuat oleh dokter berdasar sumpah,
tentang segala sesuatu yang diamati (terutama yang dilihat dan ditemukan)
pada benda yang diperiksa (Visum = dilihat, Repertum = ditemukan).

TAPI TIDAK semua ver menjadi alat bukti yang sah.. harus asda syarat formil
(struktur penulisan dari pembukaan dll) dan syarat materiil (isi sesuai dengan
barang yang diperiksa)
MACAM VISUM

1. Visum et Repertum korban hidup


2. Visum et Repertum mayat / Jenazah
3. Visum et Repertum pemeriksaan TKP
4. Visum et Repertum penggalian mayat
5. Visum et Repertum mengenai umur
6. Visum et Repertum psikiatrik
7. Visum et Repertum mengenai barang bukti lain

Surat kematian
PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 15 TAHUN 2010, NOMOR 162/MENKES/PB/I/2010, PASAL 2 AYAT (1).
UU RI NO. 23 TAHUN 2006, TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada
instansi pelaksana atau UPTD instansi pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal kematian.

Guna Surat Kematian  bukti meninggal, statistic, pemakaman, data penyakit


juga buat statistik
Dahulu penduduk Indonesia dibagi 2 golongan yaitu :
1. Golongan yang terkena Reglemen Catatan Sipil :
• Golongan Eropah
• Golongan Cina
• Golongan Indonesia Kristen
• Golongan Indonesia Asli (misalnya Raden Mas, perwira
angkatan perang, dll)
2. Golongan yg tidak kena Reglemen Catatan Sipil.

SURAT KEMATIAN
1. Formulir A
2. Formulir B
3. Formulir M
4. Formulir I
5. Kutipan akta kematian
Srt A B M I Kutipan akta
Kemati kematian
an

Ket Pemeriksaa Sebab penyakit Peny./jejas , Laporan keluarga→


n Kematian kematian menular+/- hal ikhwal pejabat berwenang
,kecelakaan→k (nakes, lurah
ronologis /polisi)→ capil
→kematian
Peneri Keluarga Dinkes TK Keluarga Dinkes TK I - keluarga
ma II Kemenkes
Pembu Dr. Dr. Dr. Nakes Pejabat capil
at
Isi Identitas =A & Identitas =A, tanpa nama
jenazah & waktu jenazah && rangkaian
Dr. T4 & pelaporan, Dr. ket. sebab kematian
waktu Px, Dugaan meninggal
ttd Dr. sebab ok peny.
kematian Menular +/-
FORM BARU  Surat Keterangan Kematian :
• Identitas
• Waktu meninggal
• Tempat meninggal
• Pemulasaraan Jenazah
• Tanda tangan ( dokter dan menerima jenazah)

FORMULIR KETERANGAN PENYEBAB KEMATIAN (FKPK)


• u/ kepentingan statistik penyebab kematian (seluruh masyarakat
)diperlukan pencatatan penyebab kematian yang memenuhi standart
internasional
• FKPK merupakan instrumen penyebab kematian yang memenuhi kriteria
International Classification of Diseases-10 (ICD-10) yang dapat digunakan
langsung oleh dokter yang memeriksa atau yang merawat almarhum/ah
sebelum meninggal

ada nama penyakit sesuai ICD 10 untuk statistic penyakit


Sumber pengisisan FKPK : RS(rekam medis),Rumah –kematian di rmah (kuisioner
autopsy verbal)melalui anamnesis

AUTOPSI VERBAL

• adalah suatu penelusuran rangkaian peristiwa, keadaan, gejala dan tanda


penyakit yang mengarah pada kematian melalui wawancara dengan
keluarga atau pihak lain yang mengetahui kondisi sakit dari almarhum

pengangkutan jenazah keluar kota


• Apabila jenazah hendak diangkut keluar kota, maka harus memdapat
persetujuan dari ;

• Kantor Dinas Kesehatan Kota / Kab. setempat.


• Izin dari pembantu gubernur atau kepala daerah setempat → Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKK)

• Syarat-2 pengangkutan jenazah keluar kota ialah :


• Bukan meninggal karena penyakit menular
• Jenazah dimasukkan dalam peti kayu yang kuat dan rapat serta
didempul.
• Sampai ditempat harus langsung dibawa ke makam

PENGIRIMAN JENAZAH KELUAR NEGERI


• Jenazah harus diawetkan dengan formalin 10%
• Dimasukkan dalam peti logam, misalnya seng, timah dll.
• Alas peti logam dilapisi bahan absorbent, misalnya serbuk gergaji.
• Peti logam ditutup rapat dan disolder.
• Peti logam ini kemudian dimasukkan kedalam peti kayu yang tebalnya kira-
kira minimal 3 cm dan diusahakan jangan sampai peti logam bergerak
• Peti kayu ini dipaku dengan sekrup, dengan jarak masing-masing 20 cm
• Peti kayu ini kemudian diperkuat dengan melingkarinya memakai plat dari
logam.
• Kemudian peti dimasukkan kedalam peti barang yang terbuat dari kayu.
• Peti yang berisi jenazah ini harus diletakkan dibagian dari kapal atau
pesawat terbang yang jauh dari makanan atau minuman dan tidak
menghalangi lalu lalang dari penumpang atau awak kapal
• Harus ada proses verbal yang syah dari polisi tentang pemasukan jenazah
tersebut
• Harus ada keterangan dari dokter yang menyatakan bahwa jenazah
tersebut tidak meninggal karena penyakit menular.
• Semua surat-surat keterangan yang bersangkutan harus disertakan dengan
jenazah untuk ditanda tangani oleh dokter pelabuhan

Anda mungkin juga menyukai