1. Traumatologi
2. DVI
3. Otopsi
4. Visum Et Repertum
5. Surat Kematian
Luka tusuk tidak boleh lebih besar dari panjang maksimal senjata..
lebar luka 3 cm bisa disebabkan oleh lebar senjata 2 cmjadi terjadi
tambahan lebar luka ??
Identifikasi
Dada (stabil) : untuk luka tusuk di perut tidak dapat diambil kesimpulan
panjang senjatanya karena perut sangat elastic.
UMUR LUKA
Luka lecet
Umur luka memar: kalo ada sel PMN (AKUT), kalo sel MN (kronis/lama)
❑ Mula-mula →pembengkakan.
- arah tembakan juga bisa dilihat dari banyaknya tattoage dimana arah
tembak menuju ke jumlah tattoage yang sedikit
HIPOTERMIS
Suhu kritis bagi manusia 27 derahat cecius, bahkan suhu 25-28 bisa terjadi fibrliasi
ventrikel..sehinnga kebutuhan darah tidak terpenuhi
1. systemic hipotermi
bila suhu kurang dari 35
bisa karena iklim, alcohol, obat, penyakit sering karena kecelakaan
missal terkunci di ruang pendingin kematian karena fibrilasi ventrikel
Hasil Pemeriksaan:
- lebam mayat menjadi warna merah terang
- kulit bewarna merah agak merah muda terutama pada anggota gerak
2. Local Hipotermi
Akut : kulit warna merah kebiruan karena capillary congestion dan
keradangan ringan
Kronik : nodul kemerahan, ulcerasi, hemorage, jaringan parut
a. HIPERTERMIS
1. Luka Bakar kering (Burns/Dry heat) missal sinar matahari, nyala api, benda
padat yang panas
2. Luka bakar basah (scalds/Moist heat)
- derajat I : hyperemia
- derajat II : vesikula
Bisa derajat I sampai IV, tergantung dari tingkat panas dan lama kontak,
kemerahan sampai dengan hangus.Misal terbakar api,terkena barang panas dll.
DVI
Indonesia supermarket bencana—sifat mendadak dan tidak terduga bisa
mengenai kapan saja, dmn saja, siapa saja
Sehingga dari bencana tadi menimbulkan kerusakan baik harta benda maupun
nyawa perlu pertolongan yang melibatkan macam2 profesi dan disiplin ilmu
Sarana primer : finger print 100, dental record 99,9, DNA antara 99-100
Sarana Sekunder : dari data medis (seperti luka jaringan parut) dan property
(seperti kacamata, baju dll)
1. TKP : Menemukan mencari dan mencatat barang yang ada disana baik
tubuh maupun property
2. Post Mortem : setelah dievakuasi ada pemeriksaan, Jangan lupa
dokumentasipengambilan sidik jari dan kalo bisa DNA
3. Ante Mortem : saat klg mencari, Mendapat data : DNA, gigi geligi, data
medis, dan property korban sebelum meninggal dunia
4. Rekonsialiasi: pencocokan, membandingkan data post dan ante
mortem..disinilah menentukan orang sudah teridentifikasi atau belum
5. Debriefing : evaluasi kegiatan DVIapa kekurangannya sehingga untuk
perbaikan kedepannya, untuk peningkatan proses identifikasi berikutnya
TKP adalah…
OTOPSI
Tujuan : anatomi untuk pendidikan, klinik untuk mengetahui diagnose, forensic
untuk mengetahui sebab kematian
Persiapan : administrasi (SPVR, informed concent), jenazah (label), alat (alat ukur,
alat bedah, alat tambahan, jarum, benang yang kuat, alat pelindungan diri
Bahan Pengawet
1. Anamnesis
2. Kecelakaan lalu lintas
a. Bagaimana kecelakaan terjadi
b. Siapakah korban
c. Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat sejenis
Amphetamine dsb
3. Kecelakaan lain (kerja)
Dokter harus diberitahu benda yang menyebabkan kecelakaan
3. Pembunuhan, bunuh diri → cara, posisi ditemukan, surat terakhir.
4. Kematian mendadak → riwayat pengobatan
5. Kematian setelah berobat / perawatan → obat-obat / tindakan yang pernah
diberikan
6. Tanggal dan jam korban ditemukan meninggal, tanggal dan jam korban
terakhir terlihat masih hidup
TEKNIK OTOPSI
1. Pemeriksaan Luar
2. Pemeriksaan Dalam : Insisi bentuk I, insisi bentuk Y
3. Pemeriksaan tambahan khusus
• Identifikasi
• Pakaian
• Perubahan Post Mortem
• Panjang dan berat badan
• Kepala-leher
• Dada
• DLL
PEMERIKSAAN DALAM
Yang perlu diperhatikan :
1. Rongga perut perlu diinspeksi dulu sebelum rongga dada dibuka
2. Pemeriksaan dalam kepala harus dilakukan setelah rongga dada
kosongbisa terjadi perdarahan
Diskripsikan organ dari hasil :
• Inspeksi
• Palpasi
• Pengukuran : diukur dulu baru diiris kecuali jantung
• Pengirisan
PENGIRISAN ORGAN
- Satu kali irisan
- Irisan yang lain sejajar dengan irisan sebelumnya
- Dilakukan sedemikian rupa shg lapang pandang luas
- Sesuatu yang ditemukan pada irisan tidak boleh disiram dengan air, ttp
dihapus /usap dengan pisau
-
Insisi bentuk I :
• Dimulai sedikit dibawah Cart. Thyroidea → Proc. Xiphoideus → 2 cm
paramedian kiri / hindari umbilicus → Symphysis
Insisi bentuk Y
• Laki-laki :
Insisi dimulai dari Acromion Ka-Ki → lurus kebawah →Proc. Xiphoideus → 2
cm paramedian ki / ½ lingkar pusar ki→ Symphysis
• Perempuan :
Insisi dimulai dari Acromion Ka – Ki → lurus kebawah → melingkari mamma
→ Proc. Xiphoideus → 2 cm paramedian ki / ½ lingkar pusar ki→ Symphysis
Pericard : Y dan Y terbalik sehingga seperti layangandiisi cairan lalu insisi kalo
ada gelembung berarti positif emboli udara v.cava inf dipotong lalu v pulmo
lalu potong v, cafa sup, aortametode VIRCHOW
KALAU ROKISTANSY biasa pada janin
Jantung kanan dlu baru kiri
Iris myokard dengan irisan dendeng atau tipis untuk mengetahui daerah infark
Kalau putih : cold myokard infark, kalo merah :acute myocard
Respiratorius Tract :
Trakea, kedua bronkii, kedua paru dikeluarkan sebagai satu unit
Diseksi selanjutnya sbb:
- Trakea dan kedua bronkii dibuka dengan gunting pada bagian posterior
- Cabang bronki dibuka dengan gunting sejauh jauhnya ke dalam paru-paru
- Bronki dipotong dihilus
- Insisi paru-paru
o Paru-paru → hilus menghadap keatas dan basis menghadap desektor
o Insisi dari Apex → ke basis paru-paru
o Insisi lainnya dibuat sejajar dengan irisan pertama
Kepala
- Insisi pada kulit kepala mulai dari mastoidkanan ke mastoid kiri melalui
vertex diperdalam sampai tulang
- Kulit kepala bersama galea dikelupas sejauh jauhnya ke muka dan belakang
- Dibuat lingkaran dengan benang 1,5 cm di atas orbita protuberantia
occipitalisdigergaji menurut lingkaran tadi
- Calvarium dilepaskan secara tumpul duramater
HYPOFISIS
CIRCULUS WILISI :
CEREBELLUM ; dipisahkan dari cerebri dari pedunculus cerebelii
CEREBRUM
Diletakkan dengan bagian inferior keatas → diiris pada tempat :
1. 2 ½ cm di muka pucuk lobus Temporalis
2. Chiasma Opticum
3. Infundibulum
4. Corpora Mamillaria
5. Pedunculi Cerebri
6. Splenum Corpori Callosi
7. 2 ½ cm muka ujung Lobus Occipitalis
8.
TRAKTUS DIGESTIVUS
1. ESOFAGUS-Duodenum proksima
2. Duodenum proksimal-rectus
Usus halus dan besar dilepaskan dari mesenterium sampai duodenum dan colon
sigmoid
Diikat 2 tempat dlu baru dipotong
Usus besar dibuka melalui salh satu taenia
LIEN
– A dan V Lienalis dipotong bagian hilus → lien dikeluarkan dengan
melepaskan jaringan sekitar hilus secara tumpul dan tajam
– Insisi lien secara longitudinal
– Irisan lain sejajar dengan irisan I
VESICA FELEA
– Hati diletakkan dengan permukaan diaphragma kebawah,
permukaan bawah keatas dan kandung empedu ke desektor
– Kandung empedu ditekan → ductus choledochus mengembung →
dindingnya digunting sedikit → dengan ujung gunting lumen duct.
Choledochus dibuka sampai papilla vateri
TRACTUS UROGENITALIS
– Pada orang laki-laki dikeluarkan sebagai satu unit ( kedua ren beserta gld.
Suprarenalis, ureter, prostat, vesica urinaria dan rectum). Kedua testis
dikeluarkan tersendiri.
– Pada orang wanita dikeluarkan sebagai satu unit ( kedua ren beserta gld.
Suprarenalis, ureter, vesica urinaria, uterus, adnexa dan rectum)
• REN :
– Hilus menghadap kebawah → Ren diiris mulai dari konveksitas ke
arah hilus
– Ujung gunting dimasukkan ke pelvis renalis → ureter dibuka sampai
vesica urinaria
– A. Renalis dibuka
– Simpai dijepit dengan pinset dan Ren dikupas → ditimbang
VESICA URINARIA :
PROSTAT :
TESTIS :
LEHER
PEMERIKSAAN KHUSUS
– Pemeriksaan histopatologi
– Pemeriksaan mikrobiologi
– Pemeriksaan virologi
– Pemeriksaan immunologi
– Pemeriksaan toksikologi
– Pemeriksaan trace evidence
PENYEBAB EMBOLI UDARA VENA
• Luka pada vena leher
• APC dengan cara penyemprotan
• Tubal patency test
• Artificial pneumo peritoneum
• Jalan udara yang dapat menyebabkan kematian pada emboli udara vena :
100-150 cc
PENYEBAB EMBOLI UDARA ARTERI
• Luka tusuk di paru
• Artificial Pneumo Thorax
• Pneumonectomy
VISUM ET REPERTUM
VeR bisa menjadi alat bukti yang sah (pasal 180 bentuk surat)
VER ADALAH…
- Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter yang sudah disumpah dari hasil
pengamatan banrang bukti yang diduga tindak pidana ,
⬜ laporan tertulis untuk Justisi yang dibuat oleh dokter berdasar sumpah,
tentang segala sesuatu yang diamati (terutama yang dilihat dan ditemukan)
pada benda yang diperiksa (Visum = dilihat, Repertum = ditemukan).
TAPI TIDAK semua ver menjadi alat bukti yang sah.. harus asda syarat formil
(struktur penulisan dari pembukaan dll) dan syarat materiil (isi sesuai dengan
barang yang diperiksa)
MACAM VISUM
Surat kematian
PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 15 TAHUN 2010, NOMOR 162/MENKES/PB/I/2010, PASAL 2 AYAT (1).
UU RI NO. 23 TAHUN 2006, TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau yang mewakili kepada
instansi pelaksana atau UPTD instansi pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal kematian.
SURAT KEMATIAN
1. Formulir A
2. Formulir B
3. Formulir M
4. Formulir I
5. Kutipan akta kematian
Srt A B M I Kutipan akta
Kemati kematian
an
AUTOPSI VERBAL