Anda di halaman 1dari 43

FORENSIK

dr. JEKSON M. SIAHAAN

1
DEFINISI
Thanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan
dengan kematian) dan logos (ilmu).
Thanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik
yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang
terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut.

2
Kematian
Kematian Somatik
Terhentinya 3 pilar atau tonggak kehidupan yaitu Sistem Sirkulasi,
Respirasi, dan Inervasi (SSP).
Kematian molekuler
Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat
setelah kematian somatis.
Sel-sel otak paling cepat mati yaitu kira-kira 4-5 menit tidak mendapat
O2.
Sementara kornea mata masih dapat ditransplantasikan sesudah 6
jam kematian.
Sperma dapat bertahan sampai 24 jam

3
ISTILAH
Mati Suri
Terhentinya 3 sistem penunjang kehidupan (Sirkulasi,
Respirasi,SSP) yg msh irreversibel
Mati Serebral
Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversibel
kecuali batang otak dan serebellum,sedangkan sistem
pernafasan dan kardiovaskuler masih berfungsi
dengan bantuan alat.
Mati Otak/Batang Otak
Yaitu terjadi kerusakan seluruh isi neuronal
intrakranial yang irreversibel termasuk batang otak
dan cerebellum 4
TANDA TANDA KEMATIAN
DINI
LANJUT/Kematian Molekuler ( TANDA PASTI KEMATIAN )
Penurunan suhu
Lebam Mayat (Livor Mortis)
Kaku Mayat (Rigor mortis, Cadaveric Rigidity)
Pembusukan
Adiposere
Mummifikasi

5
Penurunan Suhu
Sympson (Inggris)
Dalam keadaan biasa tubuh tertutup pakaian mengalami
penurunan temperatur 2,5 o F setiap jam pada 6 jam
pertama dan 1,6 2 o F pada 6 jam berikutnya
Jasing P. Modi (India)
2 jam pertama suhu tubuh turun setengah dari perbedaan
antara suhu tubuh dan suhu sekitarnya
2 jam berikutnya, penurunan suhu setengah dari nilai
pertama
2 jam selanjutnya, suhu tubuh turun setengah dari nilai
terakhir atau 1/8 dari perbedaan suhu initial tadi
6
LEBAM MAYAT ( Livor Mortis )
Mulai tampak 20 30 menit paska mati,menetap
setelah 8 12 jam.
Bewarna merah ungu ( livide ) menempati bagian
terbawah tubuh.
Kematian < 6 jam, bila ditekan hilang. Sebelum 6
jam diubah posisi maka lebam mayat akan muncul
di daerah tsb.> 6 jam : menetap.
Aspek medicolegal lebam mayat yaitu : tanda pasti
mati, posisi korban, menentukan saat kematian,
penyebab kematian (Keracunan sianida : merah
7
terang/bright red/cheery red)
KAKU MAYAT(Rigor Mortis,
Cadaveric Rigidity)
Ada 3 stadium yaitu
Stadium relaksasi primer, dimulai 2 - 3
jam paska exitus.
Stadium rigor mortis, terjadi mulai
setelah 3-6 jam paska mati dan selesai
dalam 8-12 jam
Stadium relaksasi sekunder pelan-
pelan menghilang kembali dalam 24-
36 jam. Terjadi proses pembusukan. 8
RELAKSASI PRIMER
Dipertahankan karena adanya metabolisme sel yang masih
berjalan berupa pemecahan cadangan glikongen secara anaerob
untuk menghasilkan energi.Energi ini mengubah ADP ATP. Bila
cadangan glikongen habis maka energi (-).
Pada tahap ini actin dan myosin otot otot berubah menjadi
massa seperti jeli yang kaku (stiffel), sehingga terjadilah suatu
keadaan rigiditas

9
PEMBUSUKAN
Adalah proses degradasi jaringan akibat autolisis
dan kerja bakteri.

ADIPOSERE (LILIN MAYAT)


Terbentuknya bahan yang bewarna
keputihan,lunak atau berminyak, berbau tengik
yang terjadi didalam jaringan lunak tubuh paska
mati.

MUMMIFIKASI
Ialah proses penguapan cairan atau dehidrasi
jaringan yang cukup cepat, sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang dapat menghentikan
pembusukan. 10
11

Larva lalat 36-48 jam,


netas 24 jam kemudian
VISUM ET REPERTUM
(VeR)

OLEH :
dr. JEKSON M. SIAHAAN

12
DEFENISI
Laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter
berdasarkan sumpah/janji yang diucapkan pada waktu
menerima jabatan dokter, memuat berita tentang segala hal
yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti berupa tubuh
manusia/benda yang berasal dari tubuh manusia yang
diperiksa sesuai pengetahuan dgn sebaik-baiknya atas
permintaan penyidik untuk kepentingan peradilan.

Peran dan Fungsi


Sebagai alat bukti yang sah dalam proses pembuktian
perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia.
VeR memuat keterangan atau pendapat dokter
13
mengenai hasil pemeriksaan medis.
Jenis VeR
Jenis Permintaan terdiri dari :
a. Visum Orang Hidup.
VeR Perlukaan, kejahatan, susila, psikiatri, perkosaan, dll
Visum perlukaan Tdd :
- Visum seketika (defenitif)
- Visum Sementara
- Visum Lanjutan.

b. Visum Orang Meninggal atau jenazah


- Visum dengan pemeriksaan luar
- Visum dengan pemeriksaan luar dan dalam
14
VeR ORANG HIDUP
Visum Seketika (defenitive).
Visum yang langsung diberikan setelah korban selesai
diperiksa Plg srg di bt dr.
Visum Sementara.
Visum yg di berikan pada korban yang masih dalam
perawatan. Digunakan untuk menentukan jenis
kekerasan, dan petunjuk menginterogasi tersangka. NO
Kesimpulan
Visum Lanjutan
Diberikan setelah korban sembuh atau meninggal dan
merupakan lanjutan dari visum sementara yang telah 15

diberikan sebelumnya.
16
Bentuk dan Susunan VeR

Dibuat secara tertulis, sebaiknya diketik, diatas kertas putih


dengan kepala surat institusi yang melakukan pemeriksaan,
dalam bahasa Indonesia tanpa memuat singkatan dan istilah
asing

17
Prof. Muller dkk :
Krangka dasar VeR tdd :
1. Pro Justitia
- Bagian atas sudut kiri
- Untuk pengadilan
- Tidak perlu diatas kertas bermaterai

2. Pendahuluan
- Identitas Pemohon VeR
- Identitas Dokter Pemeriksa
- Tempat dilakukannya pemeriksaan
- Tanggal & jam pemeriksaan
- identitas korban.
- Keterangan dll, spt kapan dan dimana korban
dirawat, meninggal, cara dan sebab kematian.

3. Pemberitaan 18
Hasil pemeriksaan medis secara objektif
4. Kesimpulan
- Bersifat subjektif
- Memuat pendapat pribadi dokter yang memeriksa
- Penyebab kematian
- Jenis Kekerasan
- Cara kematian
- Kualifikasi luka

5. Penutup
ditutup dengan mencantumkan sumpah dokter yang
tercantum dalam Staadblad / Lembaran Negara Tahun 1937
No. 350
19
Tata Cara Permintaan VeR
sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan

1. Diminta oleh penyidik


2. Permintaan Tertulis
3. Dijelaskan pemeriksaan untuk apa
4. Diantar langsung oleh penyidik
5. Mayat dibuat label
6. Tidak boleh visum diminta tanggal yang lalu
20
21
22
23
24
25
26
HANGING (PENGGANTUNGAN)
Adalah keadaan dimana leher dijerat dengan
ikatan, daya jerat ikatan tersebut memanfaatkan
berat badan tubuh sendiri atau kepala
Berdasarkan letak ke lantai dibedakan menjadi :
Tergantung Total (Complete)
Kedua kaki tidak mnyentuh tanah dan sepenuhnya
dipengaruhi oleh BB korban
Setengah tergantung (Partial)
Kedua kaki menyentuh tanah dan tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh BB korban, misalnya pada korban
yang tergantung dengan posisi berlutut
27
Kualifikasi Luka Pada Visum
et Repertum
1. Luka ringan / luka derajat I/ luka golongan C
KUHP pasal 352 ayat 1.
2. Luka sedang / luka derajat II / luka golongan B
KUHP pasal 351 ayat 1.
3. Luka berat / luka derajat III / luka golongan A
KUHP pasal 90

28
29
Observasi Haging Strangulasi
Motif Bunuh diri Pembunuhan
Tanda asfiksia Kurang jelas Jelas
Tanda jeratan di leher Miring, tidak kontiniu Horizontal dan kontiniu
Letak jeratan Antara dagu dan laring Di bawah tiroid
Bekas tali Keras, kering, coklat tua, Lunak dan kemerahan
seperti kulit disamak
Lecet setentang tali Jarang dijumpai Umumnya dijumpai
Tanda perlawanan Tidak ada Sering ada
Fraktur laring dan trachea Jarang Sering
Fraktur os. Hyoid Sering Jarang
Dislokasi Vertebra Judicial Hanging/Hukuman Jarang
gantung (+) karena korban
dijatuhkan terhentak. Terjadi
dislokasi vertebra servikalis 2
dan 3

Ada, bersama buih dari mulut


Perdarahan pada saluran Sangat jarang dan hidung
pernapasan
Air ludah Mengalir dari salah satu sudut Tdk ada 30
mulut
Tardeus spot (btk pdrahan) Jarang Tidak ada
Muka Pucat Sianosis dan kongesti
Istilah
Penyebab kematian: perlukaan atau penyakit yang menimbulkan
kekacauan fisik sehingga menghasilkan kematian . Contoh: luka tembak,
luka tusuk, kanker, aterosklerosis
Mekanisme kematian: Kekacauan fisik yang dihasilkan oleh penyebab
kematian Contoh: perdarahan, kerusakan jaringan otak Beberapa
penyebab bisa memiliki mekanisme yang sama (perdarahan bisa
disebabkan oleh luka tusuk, luka tembak, atau kanker) Sebaliknya, satu
penyebab bisa menghasilkan kematian melalui beberapa mekanisme (luka
tembak bisa menghasilkan perdarahan, bisa juga menghasilkan kerusakan
jaringan otak)
Cara kematian: menjelaskan bagaimana penyebab kematian itu datang .
Cara kematian bisa dikelompokkan menjadi: wajar, pembunuhan, bunuh
diri, kecelakaan, atau tidak dapat dijelaskan

31
DRAWING
Dry drowning (Drowning type 1)
Mati tenggelam tanpa ada air di saluran pernafasan. Mungkin
karena spasme laring atau inhibisi vagal yang mengakibatkan
jantung berhenti sebelum korban tenggelam
Wet drowning
Tenggelam baik di air tawar (type 2a) terjadi hipoksia dan fibrilasi
ventrikel, berakhir dgn kematian akibat anoksia otak maupun air
laut (type 2b) exit karena oedem paru
Immersion Syndrome
Mati tenggelam krn msk ke air dingin yg menyebabkan inhibisi
vagal
Secondary drowning
Tdk sesungguhnya mati tenggelam, tetapi sudah dirawat akibat
tengelam
32
Tanda-tanda patognomonik:
Washer womans hands
Adalah tangan berwarna putih dan berkeriput. Bila
ditemukan washer womans hands artinya korban berada
lama diair.
Cutis anserina
Adalah bulu kulit seperti bulu angsa oleh karena kontraksi
musculus erektor villus.
Cadeveric spasme
Bila kasus drowning jangan lupa periksa tangannya, lihat
tangannya akan terkepal erat mengnggam tumbuh-
tumbuhan, batu,pasir karena ia berusaha menggapai
apapun untuk pertolongan. Bila dijumpai cadeveric spasme
artinya pasien masih hidup baru jatuh keair. 33
Lanjutan Tanda Patognomonik
Buih halus dari hidung
Orang yang mati tenggelam cairan masuk ketractus respiratorius
oleh karena proses pernapasan air keluar masuk dan bercampur
dengan mucin dan surfactan sehingga keluarla buih.
Sifat bujh: warna putih,kecil,bersambung sukar pecah.

34
INFANTICIDE
Infanticide adalah pembunuhan anak yang
dilakukan ibu kandungnya yang akan
melahirkan atau beberapa saat setelah
melahirkan.
Beda dengan kasus pembunuhan : bayi
sempat dirawat dulu sebelum dibunuh
Tekhnik Rokitanskys evisceration adalah
cocok khususnya untuk autopsi pada bayi-
bayi.
35
Perbedaan Anak lahir hidup Anak lahir mati
Dada Cembung atau bentuk tong, Pipih,lingkaran lebih kecil
lingkaran dada lebih besar dari abdomen dan jarak
dari abdomen dan jarak interkostal sempit
interkostal lebih>
Diaphragma
Paru-paru Pada Iga 6-7 Pada Iga 3-4
a. Posisi Ruang thorax terisi
Terletak diruang thorax
tumpang tindin dengan dibelakang jantung dan
jantung dan timus yang kelenjar timus dengan
tertutup pleura yang tegang
tertutup pleura yang
Besar berkerut dan longgar
b. Volume Tumpul Kecil
c. Pinggir Merah muda Tajam
d. Warna Seragam, merah kebiruan
Perbandingan berat paru Perbandingan berat paru
e. Static test dengan tubuh 1:35 dengan tubuh 1;70
+ -
f. Test lambung usus + -
g. Test apung paru 36
37
- Adanya lanugo

Gambaran Mozaik (spt marmer krn 38


adanya berbagai tingkatan aerasi
39
40
Tanda bayi matur
PB > 45cm, BB 2500 - 3500 g, dan LK > 34 cm
Testis dua duanya sudah turun (laki - laki) atau labia mayora
sudah menutupi labia minora (perempuan)
Panjang kuku melebihi panjang jari

41
Luka tembak
LT tempel terdapat jejas laras
LT sangat dekat (maksimal 15 cm) terbentuk akibat anak
peluru, mesiu, jelaga dan panas/api kelim api
LT dekat terbentuk akibat anak peluru dan mesiu kelim
jelaga (maksimal 30 cm), kelim tato (maksimal 60 cm)
LT jauh (> 60 cm) terbentuk akibat komponen anak peluru
kelim kesat dan kelim lecet

42
Tetap berusaha, yang
pasti TUHAN YESUS akan
melihat segala usaha kita
Selamat belajar
Jesus Bless
43

Anda mungkin juga menyukai