MPASI WHO
Hai ibu-ibu.. ada yang masih bingung bagaimana memberi makan pada anak saat umurnya
sudah 6 bulan?
Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan tubuhnya.
Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang, kebutuhan zat gizi tubuh anak
sangat banyak loh. Jangan sampai dia kekurangan asupan zat gizi karena efeknya sangat fatal
sekali, bahkan hingga kelak di usia dewasanya. ASI saja sudah tidak cukup buat anak di atas 6
bulan yaa…
Dalam pemberian MPASI menurut MPASI WHO ini mudah sekali, bayi boleh makan apa saja
dari menu meja makan keluarga dan harus diperhatikan: frequency (frekuensi MPASI), amount
(jumlah takaran MPASI), thickness (tekstur makanan MPASI), variety (jenis), active/responsive
feeding dan higiene.
Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4
kali sehari. Berikan snack 1 – 2 kali sehari.
Pada umur 12 – 24 bulan, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali
sehari dan juga 1 – 2 kali snack tambahan.
Alasan kenapa frekuensi MPASI makan anak harus sering adalah karena anak -terpaksa-
memakan makanan sedikit demi sedikit padahal PR kekosongan asupan kalori dan zat gizi yang
dia miliki begitu serius.
Menghitung umur 1 bulan = 30 hari. Jadi waktu makan MPASI itu bayi umur 5 bulan 30 hari.
Kapasitas ukuran lambung bayi masih kecil yah. Bayi yang baru lahir ukuran lambungnya hanya
sebesar kelereng, umur 3 hari bertambah sebesar bola bekel dan umur 1 minggu bertambah
menjadi sebesar bola pingpong. Nah, ukuran ini berangsur-angsur akan membesar seukuran bola
tenis pada bayi umur 6 – 12 bulan (ada sumber yang menuliskan besarnya lambung bayi
seukuran kepalan tanggannya).
Menurut penelitian, kapasitas lambung bayi itu sekitar 30 gram makanan/kg BB-nya.
Pada awal MPASI di umur 6 bulan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan sekitar 2 – 3
sendok makan per kali pemberian.
Pada umur 6 – 8 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap dari 2 – 3
sendok makan menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) per kali pemberian. Jadi saat bayi umur 6
bulan 2 minggu diharapkan sudah lancar makan sehingga bisa diberikan takaran setengah
mangkok (125 mL) saat makan. –> ukuran cangkir/mangkok yg digunakan 250 mL.
Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ½
cangkir/mangkok (125 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL.
Pada umur 12 – 24 bulan, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ¾ – 1
cangkir/mangkok (175 – 250 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL.
Pada umur 8 bulan bayi sudah bisa dikenalkan dengan makanan finger food.
Pada umur 9 – 11 bulan 29 hari tekstur makanan MPASI dinaikkan menjadi makanan lembek
(nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan makanan-lunak).
Pada umur 12 bulan tekstur makanan MPASI bayi sudah bisa memakan makanan meja keluarga:
makanan yang dicincang kasar, diiris atau dipegang tangan.
Tekstur makanan MPASI ini disesuaikan dengan perkembangan sistema persarafan dan oro-
motorik bayi. Di atas sudah disampaikan tentang kekosongan suplai energi dan zat gizi juga
ukuran lambung yang kecil. Sehingga kita hanya bisa memberikan makanan dalam jumlah
sedikit namun frekuensi sering, juga sebaiknya yang mudah dicerna.
Pemilihan tekstur makanan MPASI ini disesuaikan juga dengan proses pencernaan makanan.
Proses pencernaan makanan ada dua tahap, yaitu pencernaan mekanik oleh kegiatan oro-motorik
gigi-geligi dan pencernaan kimiawi oleh reaksi enzimatik enzim pemecah makanan. Reaksi
enzimatik akan sempurna jika luas permukaan sentuh antar-partikel makin efisien, sehingga
ukuran partikel bahan makanan yang tertelan sebaiknya sudah kecil.
Umur 10 bulan merupakan waktu kritis bayi diharapkan sudah bisa memakan tekstur makanan
MPASIsemi-padat (“lumpy” solid food) sehingga mulai kenalkan makanan lembek tanpa saring
di umur 9 bulan. Jika terlambat menaikkan tekstur makanan maka anak akan semakin sulit
memakan makanan yang lebih padat. Umur 12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu
melakukan gerakan rotasi sehingga sudah bisa lebih canggih dalam mengunyah tekstur makanan
MPASI kasar. Pada saat ini bayi telah siap memakan makanan meja sesuai yang dimakan oleh
keluarga.
Jika bayi dipaksa makan makanan padat dini-sendiri contohnya seperti dalam baby led
weaningharus diperhatikan juga risiko tersedak yang masih sangat besar. Ibunya udah
bisa manuver Heimlichbelom nih? Banyak loh bayi yang berakhir mengenaskan karena
tersedak, hiks.
“Baby-led weaning (BLW) means forgetting purées and weaning spoons and simply letting your
baby feed himself.” Sekilas tentang baby led weaning bisa dibaca
di: http://www.babycentre.co.uk/a1007100/baby-led-weaning
Selain itu bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk memanipulasi makanan tekstur padat
untuk bisa mengunyahnya hingga menjadi partikel yang lebih kecil untuk ditelan. Akibatnya
bayi akan memakan jumlah makanan yang lebih sedikit (karena capek dan bosan -dipaksa-
mengunyah) sehingga asupan makanannya kurang dan kekosongan kebutuhan tubuhnya akan
tetap kosong.
Jika ibu ingin bayi mendapatkan manfaat zat gizi secara optimal dari makanan yang dia makan
maka sebaiknya ibu pilih menu dengan tekstur makanan MPASI sesuai tahap perkembangan bayi
ya.
Pencernaan serta organ tubuh bayi sudah siap mengolah bahan makanan lain selain ASI dan susu
formula. Jadiii… bayi sudah boleh makan berbagai jenis bahan makanan, bukan hanya buah aja.
Pada umur 6 bulan, ginjal bayi telah berkembang dengan baik sehingga mampu mengeluarkan
produk sisa metabolisme termasuk dari bahan pangan tinggi protein seperti daging. Jadi, bukan
menjadi alasan menunda pemberian daging merah, ikan dan telur. Supaya bayi tumbuh
berkembang dengan baik sebaiknya kawal dengan pemberian menu protein hewani plus nabati.
Variasi bahan makanan dalam MPASI WHO ini memakai menu kualitas 4 bintang sesuai
pedoman umum gizi seimbang. Bayi berumur 6 bulan sudah boleh makan aneka ragam jenis
bahan makanan dari kelas karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur-mayur dan buah-
buahan.
Jadi yaaa… tidak ada alasan gak boleh kasih makanan ini-itu (padahal ortu mampu
menyediakan) hanya karena takut anak tidak bisa mencernanya dan ginjal tidak kuat. Baca, baca
Makanan pertama -yang buat saya monumental, haha- prioritaskan memilih sumber karbohidrat
(bubur serealia seperti bubur beras, bubur jagung, kentang tumbuk, pisang kerok, sukun) dan
segerakan memberikan bahan pangan sumber zat besi hewani.
Tambahkan minyak atau margarin setengah hingga satu sendok teh ke dalam bubur bayi untuk
meningkatkan kandungan energi serta supaya makanan licin dan mudah ditelan bayi. Ibu bisa
menggunakan minyak apapun yang tersedia di rumah selama minyaknya masih bersih dan bagus
bukan minyak bekas menggoreng. Tambahkan minyak ketika bubur akan disajikan ke bayi.
Tidak perlu ditambah minyak jika makanan sudah ditumis atau digoreng dengan minyak.
Hindari makanan dan minuman manis seperti teh, soda, atau biskuit manis. Jangan memberikan
makanan yang keras dan berpotensi untuk tersedak. Hindari pemberian makanan asin seperti
ikan asin.
Bubur nasi dimasak dari nasi keluarga dalam pelatihan MPASI WHO di Perinasia.
Bolehkah MPASI sayur dan buah saja?
Makan ala diet vegetarian yaitu hanya memberikan bayi makanan buah sayur serta bahan pangan
nabati lain -sudah dibuktikan dari serangkaian penelitian para ahli- tidak bisa memenuhi
kekosongan zat gizi yang diperlukan bayi (alasannya sudah saya jelaskan di atas), KECUALI ibu
juga memberikan bayi suplementasi dan produk makanan yang telah difortifikasi di bawah
pengawasan dokter anak.
Jika pilihan MPASI ibu hanya buah dan sayuran yang boleh dimakan bayi, tentu bayi akan
rentan mengalami kekurangan gizi dan energi, dengan risiko bayi sembelit karena makan
melebihi kapasitas pencernaannya (ingat bahwa bayi membutuhkan lebih banyak makanan jika
kandungan kalorinya makin sedikit).
Untuk bayi yang terlahir dari keluarga yang sangat kuat dan jelas riwayat alerginya, AAP
merekomendasikan menunda pemberian susu sapi hingga usia anak 1 tahun, telur hingga usia
anak 2 tahun dan kacang tanah, kacang-kacangan, dan ikan hingga anak 3 tahun (AAP, 1998).
Namun demikian, penelitian yang membuktikan adanya manfaat penundaan atau pembatasan
makanan dalam MPASI belum ada (Halken dan Host, 2001) sehingga para ahli internasional
tidak merekomendasikan pembatasan diet pada MPASI anak (WHO/IAACI, 2000).
Kejadian alergi makanan terjadi pada sekitar 2 – 8% anak berumur kurang dari 3 tahun, tandanya
biasanya langsung muncul dalam beberapa jam setelah anak makan. Gejala yang mungkin timbul
antara lain gejala saluran pencernaan (diare, muntah, sakit perut), gejala saluran pernafasan
(batuk, mengi, infeksi telinga), gejala di kulit (bercak merah atau gatal) dan gejala sistemik (syok
anafilaksis hingga BB anak susah naik bahkan gagal tumbuh). Alergi juga bisa muncul lambat
setelah 72 jam terpapar alergen, jadi setelah 3 hari baru muncul gejala alergi.
Konsultasikan dengan dokter spesialis anak terkait MPASI pada anak dari keluarga dengan
riwayat alergi.
Pemberian air putih bagi bayi yang sudah makan MPASI berguna sebagai suplai cairan juga
untuk mencegah sembelit. Lebih lengkapnya bisa dibaca di link berikut ini: minum air putih.
Bagaimana dengan gula dan garam?
Jreng jreeenggg… semua sumber yang saya baca tidak merekomendasikan makanan manis, asin
dan berbumbu tajam sebab asupan garam dan gula pada bayi harus dibatasi. Dalam “booklet
pemberian makan” dari Unicef dan panduan MPASI dari WHO juga IDAI, di bubur MPASI
sudah boleh ditambahkan sedikit garam beryodium. Garam berfungsi sebagai sumber yodium,
namun pemakaiannya juga harus dibatasi secukupnya supaya jangan sampai berlebihan.
Kekurangan asupan yodium berisiko menyebabkan kerusakan otak, penurunan IQ serta
mengganggu tumbuh kembang anak. Sumber yodium lain yang bisa ibu pilih adalah sea food,
ikan air tawar, rumput laut, susu dan produk turunan susu.
dan dalam buku “MPASI rumahan bagi bayi” dari WHO boleh ditambahkan sedikit gula. Gula
adalah salah satu bahan makanan berkalori tinggi yang mudah dijangkau. Pemakaian gula juga
harus dibatasi secukupnya. Makanan bayi tidak boleh terlalu manis dan terlalu asin.
Rasa Bubur
Lidah bayi berbeda dengan lidah manusia dewasa. Bayi bisa tetap lahap dengan rasa alami
makanan. Masalahnya beberapa kasus akan berakhir dengan bayi malas makan dan lebih
memilih menyusu karena rasa MPASI “hambar” sedangkan ASI ibu kaya rasa, hasilnya bayi jadi
kurus. Ibu bisa memakai sedikit garam, gula, keju, margarin, mentega, aneka ragam racikan
bumbu atau ASIP supaya bubur terasa lebih lezat bagi bayi
Bumbu yang bisa digunakan sebagai perasa bubur yang disukai anak Indonesia:
(Pesan moral: jadi busui jangan picky eater kalau gak mau anak picky eater :D).
5. Pemberian makan dengan cara
aktif/responsif
MPASI bukan hanya sekedar makanan namun juga cara makan, kapan waktu makan, tempat
makan, dan faktor pemberi makanan sehingga dalam MPASI WHO ini juga diperhatikan faktor
psikososial anak.
Suapi bayi dan perhatikan anak yang lebih besar serta beri bantuan bila dia membutuhkan. Beri
anak makanan dengan sabar dan penuh perhatian, dorong anak untuk mau makan namun jangan
paksa anak untuk makan.
Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur dan metode makan.
Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan perhatiannya.
Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga mencurah cinta dan saling
berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol dengan kontak mata yang penuh
kehangatan.
Jika anak menolak sendok coba berikan makan dengan menggunakan tangan. Pastikan tangan
ibu bersih yaa.
Jarang ada penelitian tentang anak yang dibiarkan makan sendiri tanpa bantuan sejak
dini seperti dalam baby led weaning.
Metode pemberian makan aktif responsif (jadi ibu menyuapi anak tapi anak juga dilibatkan
secara aktif untuk makan) telah terbukti dari berbagai penelitian yang dilakukan bisa membuat
anak makan lebih banyak.
Papilla lidah yang sehat akan membuat anak mudah merasakan rasa makanan sehingga nafsu
makannya menjadi baik. Pencernaan yang berkembang sempurna membantu bayi makin efektif
mencerna makanan.
Terdapat enzim percerna karbohidrat, lemak dan protein di dalam ASI sehingga proses
pencernaan zat gizi dalam makanan akan semakin efisien.
6. Higienitas
MPASI WHO sangat menekankan kebersihan. Pada masa-masa ini bayi sangat rentan terkena
diare sehingga ibu harus memastikan kebersihan makanan, air, alat makan, proses memasak dan
tangan (pemberi makan maupun bayi). Cuci tangan ibu dan bayi dengan air serta sabun saat mau
memasak, mau makan dan setelah dari toilet (sabun biasa, tidak perlu sabun antibakteri).
Disarankan menggunakan peralatan makan yang mudah dibersihkan seperti cangkir, mangkok
dan sendok, bukan botol-sendok, dot atau pipet. Makanan bayi bisa disimpan di kulkas dalam
rentang yang tidak terlalu lama (misal ibu bekerja menyiapkan makanan untuk 1 hari, jangan 3
hari apalagi 1 minggu yah, dudududuu..).
Masak dengan benar hingga makanan matang. Bubur bayi yang tidak disimpan di kulkas
sebaiknya segera digunakan dalam waktu 2 jam. Pastikan makanan mentah yang dimakan bayi
bersih dan aman. Pisahkan makanan mentah dan matang.
Jadi kalo di cara makan ala MPASI WHO ini cukup dengan makanan yang ada di meja makan
keluarga. Ambil nasi dari nasi keluarga (kenapa memasak bubur dari nasi bukan beras? Supaya
hanya dibutuhkan tambahan air sedikit agar tidak terlalu encer, juga biar cepet masaknya) lalu
pisahkan sayur juga lauk yang belum dibumbui bumbu-bumbu tajam (misal merica atau cabe).
Untuk menu sesuaikan saja dengan masakan yang ibu masak dengan tekstur dan jumlah
menyesuaikan tahap perkembangan anak. Boleh sih pakai blender, food processor atau yang
lainnya, tapi kalo buat tipe ibu malas nyupir (nyuci piring) macam saya akhirnya jadi males
banget. Penggunaan blender tidak boleh dengan menambah air karena tekstur bubur akan encer.
Cara memasak bubur MPASI WHO
menurut Perinasia:
1. Ambil nasi satu mangkok ditambah air satu mangkok. (air bisa kaldu atau santan)
2. Tambahkan bumbu, sayur-mayur dan lauk-pauk. Bumbu utuh saja, bawang cukup dibelah dua
dan jangan ikut dilumatkan. Sayur dan lauk yang diiris halus.
3. Masak di atas api hingga air habis sehingga nasi telah menjadi bubur lembik.
4. Ambil bubur lembik lalu lumatkan dengan saringan kawat.
5. Ambil hasil pelumatan bubur dibalik saringan kawat sehingga menjadi bubur lumat.
6. Sajikan dengan ditambahkan sedikit minyak atau margarin atau mentega sebagai sumber
penambahan kalori karena permasalahan gizi di Indonesia banyak anak kurang asupan kalori.
Tambahkan minyak sekitar setengah sendok teh (UNICEF) hingga satu sendok teh (WHO)
disesuaikan kebutuhan serta kondisi anak. Jika bubur telah tinggi kalori/lemak maka batasi
penambahan minyak. Jika bubur hanya mengandung sedikit sekali kalori apalagi pada anak
dengan kondisi kurang gizi bahkan bisa ditambahkan minyak sekitar setengah hingga satu
sendok makan (Pelatihan MPASI Perinasia). Penambahan minyak ini cukup dikira-kira, jangan
terlalu banyak sebab bisa mempengaruhi rasa bubur. Untuk penambahan santan kurang-lebih
bisa sama dengan pemakaian minyak. Pada penambahan margarin/mentega tentu sebaiknya
takaran lebih sedikit sebab rasanya lebih kuat. Jika masakan sudah ditumis/digoreng maka tidak
perlu lagi menambah minyak dalam bubur di mangkok.
Hasil oleh-oleh memasak MPASI di Pelatihan MPASI PERINASIA ^_^ Ini dimasak dalam
waktu yang sangat singkat loh, hanya sekitar 10 menit dan tidak merepotkan. Jadi kata siapa
memasak MPASI sulit?
Sebenarnya pemberian MPASI itu tidak sulit ya, namun jika salah pilih akan sangat merugikan
bayi. MPASI yang salah akan membuat:
Jangan sampai otak anak jadi kecil gara-gara kurang gizi yaa.. >_<
Ciri ada sesuatu yang salah di MPASI ya berat badan anak susah naik, grafik pertambahan berat
badan jelek dan anak sering banget sakit. Bisa dilihat dari gambar ada gambaran CT scan anak di
usia yang sama, anak kurang gizi otaknya lebih kecil dan banyak yang kosong jadi akhirnya ya
jadi anak yang bodoh. Padahal anak ASI -sudah dibuktikan dari penelitian jangka panjang-
seharusnya tumbuh berkembang dengan baik, pintar, aktif dan sehat.
Jika ragu dengan MPASI ibu bisa mendiskusikannya dengan dokter anak atau dokter spesialis
gizi klinik yang pro-ASI dan komunikatif. Dokter spesialis anak adalah orang yang sekolah
kedokteran dan mendalami permasalahan anak selama 12 tahun, jadi mereka pastilah tahu apa
yang harus anak makan. Daripada berimprovisasi dengan akibat masa depan anak terancam kan?