Anda di halaman 1dari 25

13 Manfaat Memberikan ASI Eksklusif

Tidak hanya untuk bayi, memberikan ASI eksklusif juga memberikan manfaat bagi ibu. Berikut adalah 13 manfaat yang bisa Si Kecil dan
Anda dapatkan dari pemberian ASI eksklusif:
1. Sistem kekebalan tubuh bayi lebih kuat.
Air susu ibu mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh yang bisa membantunya melawan bakteri dan virus. Jadi, bayi yang
diberi ASI berisiko lebih kecil untuk terserang penyakit, seperti diare, asma, alergi, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan, konstipasi,
sindrom kematian bayi mendadak, dan meningitis. Bayi yang diberi ASI juga berisiko lebih rendah untuk mengalami obesitas dan diabetes
tipe 2 di kemudian hari, ketimbang bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.
2. Membuat Si Kecil Cerdas
Ingin memiliki anak yang cerdas? Coba beri bibit jitu sejak dia masih kecil, yaitu ASI eksklusif. Menurut para ahli, asam lemak yang terdapat
pada air susu ibu memiliki peranan penting bagi kecerdasan otak bayi. Selain itu, hubungan emosional antara Anda dan Si Kecil yang terjalin
selama proses menyusui akan turut memberi kontribusi positif. Berbagai penelitian juga menunjukkan hasil yang mendukung pernyataan
bahwa bayi yang mendapat ASI, memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.
3. Berat badan ideal.
Si Kecil lebih mungkin tumbuh dengan bobot tubuh normal jika diberi ASI eksklusif. Mengapa demikian? Para ahli mengemukakan bahwa
ASI lebih sedikit merangsang produksi insulin ketimbang susu formula. Hormon insulin sendiri dapat memicu pembentukan lemak. Maka,
ASI tidak banyak memicu pembentukan lemak pada bayi. Selain itu, bayi yang diberi ASI juga memiliki kadar leptin lebih tinggi. Leptin
adalah hormon yang memiliki peranan dalam menimbulkan rasa kenyang dan dalam metabolisme lemak.
4. Tulang bayi lebih kuat.
Bayi yang diberi susu selama tiga bulan atau lebih, memiliki tulang leher dan tulang belakang lebih kuat dibanding yang diberikan ASI
kurang dari tiga bulan atau tidak sama sekali. Karena itu ASI eksklusif berperan penting dalam menunjang pertumbuhan tulang bayi yang
kuat.
5. Mendapat limpahan kolesterol.
Pada orang dewasa, kolesterol merupakan asupan yang tidak baik. Namun, itu tidak berlaku pada bayi. Kolesterol sangat dibutuhkan bayi
guna menunjang tumbuh kembangnya dan zat ini banyak ditemukan pada ASI.
6. Mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
ASI eksklusif mampu mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak saat Si Kecil tidur. Penelitian menunjukkan bahwa efek
ASI dalam mengurangi risiko terjadinya SIDS baru akan terlihat jika ASI diberikan secara eksklusif minimal 2 bulan.
7. Memperkuat hubungan ibu dan anak.
Saat menyusui, Anda akan bersentuhan dengan kulit Si Kecil dan saling bertatapan. Hal ini bisa memperkuat hubungan Anda dengannya.
8. Tubuh lebih cepat langsing.
Tahukah Anda bahwa menyusui dapat membakar kalori? Ya, kalori yang terpakai saat menyusui bisa membantu mengurangi berat badan.
Namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
9. KB alami.
Ovulasi bisa terhambat ketika Anda memberikan ASI eksklusif. Untuk mendapatkan manfaatnya, Anda disarankan untuk siap menyusuinya
kapanpun ketika dia membutuhkan.
10. Mengurangi stres.
Menyusui akan merangsang produksi hormon oksitosin yang bisa memuat Anda merasa rileks.
11. Mengurangi perdarahan.
Hormon oksitoksin yang keluar saat menyusui juga dapat membantu rahim berkontraksi. Hal ini bisa mengurangi risiko perdarahan rahim
usai persalinan, sekaligus mempercepat kembalinya bentuk rahim seperti sebelum hamil.
12. Risiko terkena kanker menurun.
Sebenarnya belum diketahui dengan pasti mengapa menyusui bisa mengurangi risiko Anda terkena kanker payudara dan ovarium. Namun
menurut sejumlah penelitian, semakin lama Anda menyusui, semakin Anda terlindungi dari penyakit ini. Hal ini kemungkinan terjadi karena
menyusui bisa menekan produksi hormon estrogen.
13. Hemat uang.
Selama memberikan ASI eksklusif, Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula. Ini bisa menghemat pengeluaran
bulanan Anda.
Selama menyusui, Anda disarankan untuk menjaga asupan yang masuk ke dalam tubuh, karena ditakutkan asupan tersebut bisa
memengaruhi ASI dan memberikan dampak tidak baik pada Si Kecil. Menerapkan pola makan sehat sangat dianjurkan ketika Anda sedang
menyusui, misalnya dengan mengonsumsi sayuran, buah, daging tanpa lemak, makanan berserat, susu, dan banyak minum air.
Program ASI eksklusif sayangnya tidak bisa dijalankan pada wanita yang sedang menjalani kemoterapi untuk kanker, menderita
tuberkulosis, mengonsumsi obat-obatan tertentu, pengguna narkoba, atau penderita HIV. Jika mengalami masalah terkait produksi ASI,
Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
6 Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Seputar ASI Eksklusif
Setelah melahirkan, ibu pasti direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif ke anaknya. Ya, sudah banyak lembaga kesehatan dunia,
seperti WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif kepada bayi. Banyak manfaat untuk bayi dan juga ibu yang didapatkan dari
pemberian ASI eksklusif. Namun, sebenarnya apakah Anda sudah mengetahui dengan pasti apa itu ASI eksklusif?
Apa itu ASI eksklusif?
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) ke bayi baru lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Sampai waktu tersebut, bayi hanya
diperbolehkan menerima ASI dan tidak diperbolehkan menerima makanan atau minuman lainnya, termasuk air putih. Setelah bayi berusia
6 bulan, bayi kemudian diperkenalkan dengan makanan lain. Namun, sebaiknya pemberian ASI masih terus dilanjutkan sampai bayi berusia
2 tahun.
Kadang, di Indonesia, ibu masih suka memberikan air putih, air gula, atau air teh kepada bayi saat menunggu ASI-nya yang belum keluar.
Hal ini sudah menggagalkan pemberian ASI eksklusif, walaupun pemberiannya hanya satu kali saja. Ini tidak dapat dikatakan sebagai ASI
eksklusif, tetapi lebih cocok dikatakan sebagai ASI predominan.
ASI predominan adalah pemberian ASI ke bayi, tetapi juga pernah memberikan sedikit air selain ASI sebagai makanan/minuman prelaktal
kepada bayi sebelum ASI keluar.
Apakah bayi boleh diberi obat saat ASI eksklusif?
Ya, bayi boleh menerima obat-obatan serta vitamin atau mineral tetes saat diperlukan jika bayi sakit. Saat bayi sakit, tentu bayi
memerlukan obat agar ia lekas sembuh. Untuk itu, obat tidak menggagalkan ASI eksklusif. Sebaiknya berikan bayi obat dan teruskan
pemberian ASI eksklusif juga saat bayi sakit. Karena, di dalam ASI eksklusif juga terkandung antibiotik untuk menguatkan sistem kekebalan
tubuh bayi.
Jika susu formula diberikan saat ASI eksklusif apakah masih disebut sebagai ASI eksklusif?
Tentu tidak, yang dikatakan sebagai ASI eksklusif adalah hanya pemberian ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Jika bayi sudah diberi susu
formula saat usianya belum menginjak usia 6 bulan, maka dapat dikatakan bahwa pemberian ASI eksklusif Anda gagal.
Hal ini bisa disebut sebagai ASI parsial, di mana selain diberi ASI, bayi juga diberikan makanan selain ASI (seperti susu formula, bubur, atau
jus buah) sebelum bayi berusia 6 bulan. Walaupun pemberian makanan lain selain ASI hanya diberikan sekali atau dalam waktu yang sangat
jarang, tetapi tetap ini dikatakan sebagai ASI parsial.
Apa saja manfaat ASI eksklusif?
Tentu banyak. ASI merupakan makanan sempurna untuk bayi. Selain ASI, tidak ada makanan lain yang cocok diberikan untuk bayi sampai
usianya 6 bulan. Di dalam ASI, terutama ASI pertama (kolostrum), terdapat kandungan zat gizi dengan komposisi yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Dengan diberi ASI saja, kebutuhan gizi bayi Anda sudah terpenuhi dan bayi Anda kenyang. Dengan begitu,
ASI sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi Anda.
Selain itu, ASI juga mengandung antibodi di mana sangat diperlukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi saat bayi lahir.
Sehingga, pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan risiko bayi terkena berbagai macam penyakit. Sebuah penelitian oleh National
Institute of Environmental  Health Science menunjukkan bahwa bayi yang menerima ASI mempunyai kemungkinan 20% lebih rendah untuk
meninggal di antara usia 28 hari sampai satu tahun daripada bayi yang tidak menerima ASI.
Selain itu, manfaat ASI lainnya adalah:
 Mencegah bayi menderita alergi. Pemberian susu formula, susu sapi, atau susu kedelai pada bayi cenderung membuat bayi
mengalami reaksi alergi.
 Meningkatkan kecerdasan bayi. Pemberian ASI dapat meningkatkan perkembangan kognitif bayi.
 Melindungi bayi dari obesitas. ASI eksklusif yang diberikan pada bayi dapat menurunkan risikonya untuk mengalami kegemukan
saat ia remaja atau dewasa.
Bagaimana cara memberikan ASI yang benar?
Sebaiknya kenali kebiasaan menyusu bayi Anda. Tiap bayi memiliki kebiasan menyusu yang berbeda-beda. Mungkin ada bayi yang menyusu
lebih lama dan lebih jarang, atau ada juga yang menyusui lebih singkat dan lebih sering. Yang terpenting adalah, setelah menyusu, bayi
Anda sudah kenyang.
Pada bulan pertama, bayi Anda mungkin menyusu lebih sering, setiap 2-3 jam sekali atau 8-12 kali per hari. Ini adalah sesuatu yang normal
terjadi, jadi jangan berpikir bahwa bayi Anda masih kelaparan setelah diberikan ASI atau berpikir bahwa produksi ASI Anda hanya sedikit
sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi.
Pada bulan awal setelah kelahiran ini, mungkin bayi Anda akan menyusu selama 20-45 menit. Sebaiknya susui bayi sampai ia berhenti
sendiri untuk menyusu, jangan menghentikan bayi untuk menyusu. Jika bayi sudah puas menyusu pada salah satu payudara Anda,
tawarkan ia menyusu dengan payudara Anda yang lain. Sebaiknya susui bayi Anda sampai payudara Anda kosong, kemudian berganti ke
payudara yang satunya.
Pada bulan kedua, frekuensi menyusu bayi Anda mungkin akan lebih sedikit, sekitar 8-9 kali per hari. Dan pada bulan ketiga, mungkin akan
menurun lagi, sekitar 7-8 kali per hari. Pada saat bulan ke-6, frekuensi menyusu bayi mungkin akan lebih sedikit lagi, bisa hanya 5-6 kali per
hari. Sebaiknya susui bayi Anda ketika ia ingin menyusu, jangan membatasi berapa kali dan berapa lama bayi harus menyusu.
Bagaimana tanda bayi sudah cukup menerima ASI?
Tanda-tanda bayi sudah cukup menerima ASI adalah:
 Payudara Anda terasa lebih lunak setelah menyusu karena bayi Anda sudah mengosongkan payudara Anda
 Bayi Anda terlihat puas setelah menyusu
 Bayi Anda terus mengalami penambahan berat badan setiap bulan
 Bayi Anda sering buang air kecil, Anda harus mengganti popoknya yang sudah basah sebanyak 6-9 kali dalam sehari
 Pada bulan pertama, bayi Anda setidaknya buang air besar sebanyak 3 kali dalam sehari. Feses bayi berwarna kuning terang
seperti mustard. Setelah satu bulan, frekuensi bayi buang air besar akan lebih jarang, tetapi setiap hari pasti ia akan buang air
besar.
menyusui
Pentingnya ASI Eksklusif 6 Bulan bagi Kesehatan Bunda & Bayi
Jakarta - Air Susu Ibu (ASI) tak diragukan lagi manfaatnya bagi kesehatan bayi, juga untuk Bunda yang menyusui. Itulah sebabnya
pemberian ASI eksklusif diwajibkan selama minimal enam bulan, sejak bayi lahir.
Dikutip dari detikcom, pemerintah bahkan mewajibkan Bunda memberikan ASI eksklusif pada si buah hati. Kewajiban itu tertuang dalam
pasal 6 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, yang ditetapkan pada 1 Maret 2012.
"Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya," bunyi peraturan tersebut.
Anjuran pemerintah itu dibuat berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ya, Bunda disarankan menyusui selama enam
bulan penuh, demi menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi yang optimal.
Kenapa 6 bulan?
ASI dibutuhkan karena selama enam bulan pertama kehidupannya, bayi belum memiliki enzim pencernaan yang sempurna. Sehingga, bayi
belum bisa mencerna makanan atau minuman selain ASI.
Lebih dari itu, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah bisa terpenuhi dari ASI. Luar biasa kan, Bun. Jadi, selama enam bulan sejak
pertama dilahirkan, bayi sejatinya hanya membutuhkan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan atau minuman apapun.
Manfaat bagi kesehatan
Pemberian ASI eksklusif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Dengan mengonsumsi ASI, bayi terlindungi dari risiko infeksi akut
seperti diare, pneumonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih.
Sementara itu, menyusui juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Bunda. Dengan memberikan ASI eksklusif, dapat mengurangi risiko
perdarahan setelah melahirkan dan juga menunda kembalinya kesuburan Bunda.
Bunda juga bisa merasakan manfaat lain, seperti penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total, serta penurunan prevalensi
diabetes melitus tipe 2. Yang paling menakjubkan, menyusui bisa mengurangi risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium.
Menurut dr Maria Shanty, salah satu penyebab kanker payudara dipicu oleh hormon estogren dalam tubuh kita. Sementara saat Bunda
menyusui, menurut dr Shanty, hormon estrogen dalam tubuh memiliki tugas tersendiri.
"Sehingga, hormon estrogen tidak akan mengganggu tubuh kita, terutama bagian payudara, karena hormon tersebut punya kesibukan
tersendiri," tegas dokter yang juga Koordinator Penyintas Kanker Payudara Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) seperti dalam
tayangan video di bawah in
KOMPAS.com -Sebanyak 50 persen atau setara 125 orang tenaga layanan kesehatan dari lima kota besar ternyata belum mengetahui
adanya kebijakan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan bayi. Sosialisasi yang tidak memadai menjadi penghalang utama. Hal
tersebut terungkap dalam media gathering Pemahaman Tenaga Kesehatan Mengenai Kebijakan Menyusui di Indonesia di Jakarta, Kamis
(13/6/2013), yang diselenggarakan LSM World Vision Indonesia (WVI) dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Penelitian melibatkan
250 responden tenaga layanan kesehatan, dari rumah sakit pemerintah maupun swasta. Tenaga layanan kesehatan meliputi bidan, suster
dan dokter yang terlibat dalam kelahiran bayi. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari AIMI beberapa kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, dan Tangerang. "Kalau yang di kota besar seperti itu, bagaimana yang di kota kecil," kata Ketua Riset Tim AIMI, Sari Kailaku.
Selain tidak mengetahui Peraturan Pemerintah nomer 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif, responden juga tidak mengetahui
hak bayi atas ASI di UU Kesehatan nomor 36 tahun 2009. Sari menambahkan, beberapa responden yang pernah mendapat sosialisasi tidak
ingat pesan penting dalam kedua aturan tersebut. Para tenaga layanan kesehatan juga terbukti tidak tahu bagaimana mendukung ibu
menyusui bayinya. Menanggapi hal ini Subdit Bina Konsumsi Makanan Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Asep Adam Mutaqin, SKM, MSi mengatakan, moral tenaga layanan kesehatan berperan utama dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
"Kita sudah ada UU dan PP ASI eksklusif, hal ini sebetulnya bisa menjadi dasar hukum ASI eksklusif," ujarnya. Melalui UU dan PP, kata Asep,
tenaga layanan kesehatan yang ketahuan memberi sufor pada bayi di 6 bulan pertama bisa diberikan sanksi. Jenis sanksi mencakup lisan,
tertulis, dan administratif. Pentingnya konselor Asep juga mengakui pentingnya peran konselor ASI di masyarakat, atau di sentra layanan
kesehatan primer. Konselor bertugas memberi pengetahuan ibu hamil manfaat dan pentingnya ASI. Setelah bayi lahir, konselor bertugas
mendampingi ibu dalam menyusui bayinya. Saat ini menurut Asep, Indonesia memiliki total 3.932 konselor. Konselor ini bertugas di
berbagai layanan kesehatan. Minat masyarakat untuk menjadi konselor masih cukup rendah yakni hanya sekitar 10 sampai 12 persen.
Padahal, idealnya satu Puskesmas memiliki satu konselor. Saat ini, Indonesia pun belum memiliki standar konselor sendiri. Standar yang
digunakan adalah keluaran WHO yang terakhir diupdate pada 2011. Standar ini mengharuskan konselor mengikuti pelatihan 40 jam
seputar ASI dan sufor. "Mungkin nanti kita akan mengupdate pengetahuan konselor. Walaupun jumlahnya jauh dari cukup, paling tidak
mereka kompeten," kata Asep.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sanksi Bagi Tenaga Kesehatan yang Tak Dukung ASI ",
Penulis : Rosmha Widiyani
KOMPAS.com - Penelitian kembali membuktikan betapa besarnya manfaat Air Susu Ibu (ASI) bagi perkembangan kecerdasan bayi. Riset
terbaru para ahli di Amerika Serikat menunjukkan, pemberian ASI terbukti dapat mempercepat pertumbuhan otak hingga 30 persen. Bayi
yang mendapat ASI eksklusif seetidaknya selama 3 bulan mengalami pertumbuhan ekstra pada bagian otak yang mengendalikan
kemampuan berbahasa, emosi, dan pemahaman. Penelitian pada bayi usia di bawah empat tahun juga telah menunjukkan bahwa mereka
yang mendapat ASI memperoleh manfaat yang sangat besar terkait perkembangan otaknya. Para ilmuwan dari Brown University Amerika
Serikat menyelidiki 133 bayi, yang di antaranya berasal dari keluarga yang sama dan ada pula yang lahir pada saat bersamaan. Dengan
membandingkan myelin pada bayi yang usianya lebih tua dan muda, peneliti dapat melihat bagaimana ASI berpengaruh pada
pembentukan area putih otak (white matter). Peneliti yang mempublikasikan riset dalam jurnal NeuroImage ini menggunakan Magnetic
Resonance Imaging (MRI) untuk meneliti perbedaan otak bayi yang memperoleh ASI dan susu formula. Hasilnya menunjukkan, bayi yang
mendapat ASI memiliki struktur otak berbeda dengan yang tidak memperoleh ASI. Perbedaan yang sangat signfikan tampak pada struktur
otak saat bayi menginjak usia 2 tahun. "Kami menemukan perbedaan pertumbuhan 20 sampai 30 persen pada area putih. Area ini lebih
kecil pada bayi yang tidak memperoleh ASI," kata pimpinan riset Dr. Sean Deoni. Area putih ini terdiri atas serabut myelin. Myelin terdiri
atas serabut saraf putih putih panjang, yang menghubungkan berbagai area di otak. Area ini digunakan bayi untuk belajar. Hasil riset
menunjukkan, bayi yang hanya memperoleh ASI memiliki proses myelinasi tercepat. Sedangkan bayi dengan asupan susu formula, memiliki
myelinasi yang paling sedikit. Peneliti juga melengkapi hasil scan MRI? dengan hasil tes kemampuan kognitif. Hasil tes mencakup
kemampuan berbahasa, visual, dan kontrol motorik. Dari semua hasil tes, bayi yang mendapat ASI memperoleh hasil lebih baik. Peneliti
juga menemukan, semakin lama bayi diberi ASI otaknya akan semakin berkembang. Terutama pada area otak yang berhubungan dengan
gerakan dan koordinasi. "Sangat luar biasa kita dapat mengetahui sangat banyak perbedaan ini di usia yang sangat dini.? Saya dapat
berargumen, dengan kombinasi dari bukti-bukti penelitian lainnya, memberikan ASI memang benar-benar bermanfaat" kata Deoni.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "ASI Bikin Otak Bayi Tumbuh Lebih Cepat",
https://lifestyle.kompas.com/read/2013/06/12/1116169/ASI-Bikin-Otak-Bayi-Tumbuh-Lebih-Cepat.
Penulis : Rosmha Widiyani
- Demi mendukung keberhasilan program ASI eksklusif, lingkungan atau perusahaan tempat ibu bekerja wajib menyediakan waktu yang
cukup bagi ibu untuk menyusui atau memerah ASI. Idealnya, lingkungan kerja wajib menyediakan waktu 3 sampai 4 jam sekali bagi pekerja
yang berstatus ibu menyusui. Menyusui setiap 3 sampai 4 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi, yaitu 1,5 sampai 2 liter per hari.
Untuk wanita. umumnya menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa awal
menyusui, khususnya empat bulan pertama. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon prolaktin dilepaskan, sehingga
semakin banyak produksi ASI. “Itu ukuran ideal dengan gaji yang tetap utuh. Namun yang lebih penting adalah bagaimana lingkungan kerja
memberikan dukungan agar ibu sukses memberi ASI,” kata dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC dari Sentra Laktasi Indonesia (SELASI).
Lingkungan kerja yang ‘sayang ibu’ akan menyediakan waktu dan tempat yang sesuai bagi ibu untuk memberikan ASI, tanpa mengganggu
jam kerjanya. Maksud ‘sayang ibu’ adalah lingkungan yang dapat mengerti kewajiban dan hak ibu untuk mengasuh bayinya sesuai
melahirkan, termasuk memberi ASI. Lingkungan kerja ‘sayang ibu’ dapat terwujud, apabila ada kerjasama antara ibu dan manajemen
perusahaan. Menurut dokter yang kerap disapa Oei ini, ibu harus menyiapkan diri untuk menyusui sejak masa kehamilan, menggali ilmu
ASI bersama pasangan, dan memantapkan dukungan keluarga dan rekan kerja. Tempat kerja juga harus memiliki kebijakan tertulis terkait
dukungan menyusui dan aturan terkait penyediaan waktu menyusui/memerah ASI selama bekerja. Aturan ini didukung tempat yang sesuai
bagi ibu untuk memberikan ASI. Ruang ASI sebetulnya sudah diatur dalam Permenkes tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui. Syarat utama ruang menyusui adalah bebas dari paparan polutan, misalnya udara dan suara. Lingkungan juga dikondisikan agar
nyaman dan menenangkan perempuan pekerja yang ingin menyusui atau memerah ASI-nya. Ruangan harus cukup lapang, dapat dikunci,
dengan penerangan dan sirkulasi udara baik. Peralatan yang sebaiknya disiapkan adalah wastafel untuk cuci tangan dan tempat duduk yang
nyaman untuk memerah. Jika memungkinkan, dapat ditambah dengan lemari atau kotak pendingin untuk tempat ASI perah. Lokasi ruang
menyusui harus mudah dijangkau oleh semua perempuan pekerja dan diberi tanda yang jelas agar mudah dikenali. Perusahaan juga bisa
kerja sama dengan konselor untuk menyediakan program laktasi bagi ibu menyusui yang bekerja. "Perusahaan bisa kerja sama dengan
puskesmas dan rumah sakit terdekat, atau dengan anggota Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI). Peran konselor akan membantu ibu
tetap menyusui tanpa membuang waktu kerjanya," kata Wiyarni. Konselor akan memberi informasi melalui edukasi pra-natal,
pendampingan saat ibu bersalin, dan mengawal kelancaran proses menyusui sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiap 3 Jam Bekerja, Beri Waktu Buat Ibu Menyusui ",
https://lifestyle.kompas.com/read/2013/05/16/13180737/Tiap.3.Jam.Bekerja..Beri.Waktu.Buat.Ibu.Menyusui....
Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu dari ibunya. Terdengar mudah dilakukan, apalagi dengan rasa sayang dan kebahagiaan ibu
yang baru melahirkan sang bayi.
Faktanya - bertepatan dengan Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia 1-7 Agustus - data pemantauan status gizi di Indonesia pada 2017
menunjukkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama oleh ibu kepada bayinya masih sangat rendah yakni 35,7%.
Artinya ada sekitar 65% bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama lahir. Angka ini masih jauh dari target
cakupan ASI eksklusif pada 2019 yang ditetapkan oleh WHO maupun Kementerian Kesehatan yaitu 50%.
Kampanye tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan telah dikumandangkan lama bahkan sejak 1990. Pada 2005, WHO
menganjurkan pemberian ASI  tetap dilakukan sampai bayi berusia 2 tahun. Cakupan pemberian ASI eksklusif yang cenderung fluktuatif
atau mengalami kenaikan dan penurunan mendorong banyak pihak untuk mengkaji fenomena ini.
Pengetahuan, sikap, dan motivasi ibu masih menjadi faktor-faktor utama perilaku pemberian ASI eksklusif. Selain itu, dukungan keluarga
baik orang tua, mertua, dan suami, serta dukungan tenaga kesehatan masih menjadi faktor eksternal penting dalam pemberian ASI secara
eksklusif. Saya menyajikan temuan dari sejumlah riset yang menjelaskan rendahnya cakupan ASI eksklusif tersebut.
Bukan hanya keputusan ibu
Pemberian ASI eksklusif berarti hanya menjadikan ASI sebagai makanan bayi hingga usia 6 bulan, tanpa tambahan apapun, termasuk air
minum dan susu formula. Namun dalam keadaan mendesak, diperbolehkan memberi vitamin, mineral, dan obat-obatan kepada bayi.
Selain itu, terdapat kondisi medis tertentu, baik pada ibu maupun bayi, yang memperbolehkan pemberian susu formula untuk memenuhi
nutrisi bayi.
Sifat ASI yang kaya nutrisi dan mencegah bayi dari gizi buruk dan stunting telah diketahui oleh sebagian besar ibu. Terutama yang bekerja
sebagai tenaga kesehatan. Selain memiliki pengetahuan yang baik, umumnya tenaga kesehatan memiliki sikap yang positif terhadap ASI
eksklusif. Namun, penelitian di Kota Bandar Lampung pada 2017 menunjukkan bahwa tidak semua tenaga kesehatan, hanya 57,4%,
memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya,
Pemberian ASI eksklusif tidak hanya mengandalkan pengetahuan dan sikap positif. Ketersediaan fasilitas dan waktu untuk memberikan ASI
pada bayi menjadi hal lain yang perlu dipertimbangkan. Besarnya campur tangan keluarga dalam perawatan bayi juga mempengaruhi ibu
dalam praktik pemberian ASI eksklusif ini.
Bidan sebagai “distributor” susu formula
Menurut data riset kesehatan dasar pada 2013, sebagian besar penolong persalinan ibu adalah bidan. Bidan sebagai tenaga kesehatan
mempunyai andil besar dalam memulai pemberian ASI eksklusif, yang disebut dengan inisiasi menyusui dini (IMD). Di luar keadaan medis
yang tidak memungkinkan, bayi harus segera diberikan kepada ibunya untuk segera disusui.
Selama 3 hari pertama, ASI mengandung kolostrum yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh bayi dari penyakit infeksi. Cairan pertama
berwarna kuning yang keluar dari payudara ibu sepenuhnya mengandung kolostrum.
Bidan mempunyai kesempatan besar dalam memotivasi ibu untuk memberi ASI ekslusif, menginformasikan pentingnya ASI sebagai satu-
satunya makanan yang cocok dicerna bayi serta tips memberikan ASI eksklusif bagi ibu pekerja.
Faktanya, penelitian yang dilakukan di salah satu Kecamatan di Kota Medan pada 2015 menunjukkan 41,7% bidan menawarkan susu
formula secara langsung kepada ibu pasca melahirkan.
Sebagai orang yang dipercaya, dihormati, dan memberikan pelayanan kesehatan secara langsung di masyarakat, langkah bidan
menawarkan susu formula itu mudah diterima oleh ibu yang baru melahirkan. Dalam konteks ini, bidan juga menjadi “agen distribusi” susu
formula.
Padahal, susu formula tidak sepenuhnya dapat dicerna oleh usus bayi yang masih sensitif. Pemberian susu formula tidak menambah nutrisi
pada bayi karena kegagalan penyerapan oleh usus bayi.
Mitos air susu tak cukup
Alasan utama ibu tidak konsisten memberikan ASI adalah ketakutan ibu akan kecukupan ASI yang bisa diproduksi. Secara biologis, selama
ibu mengonsumsi makanan bergizi, dan selama terdapat rangsangan dari mulut bayi, maka ASI secara otomatis akan terus diproduksi.
Namun ada pengaruh psikologis ibu pada produksi ASI sehingga ibu menyusui diupayakan untuk selalu bahagia dan dihindarkan dari emosi
negatif.
Di sinilah dibutuhkan peran suami untuk mendukung  istrinya yang sedang menyusui. Suami berperan memberi dukungan secara moril dan
psikis selama ibu menyusui. Hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif ini telah dibuktikan secara ilmiah oleh beberapa
penelitian.
Alasan berbeda terjadi pada ibu menyusui yang bekerja. Sebagian besar ibu menyusui berada pada usia produktif sehingga banyak ibu
menyusui yang bekerja. Waktu bekerja dan tekanan dalam pekerjaan menjadi faktor penghambat ibu yang bekerja untuk memberikan ASI
eksklusif.
Tantangan selanjutnya berasal dari kurangnya pengetahuan keluarga tentang ASI ekslusif. Budaya pemberian makanan tambahan lebih dini
biasanya merupakan anjuran dari orang tua atau mertua. Anjuran tersebut terkadang tidak dapat ditolak karena beberapa alasan. Pertama
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pencernaan bayi yang belum dapat menerima makanan tambahan sebelum usia 6 bulan.
Kedua, karena rasa hormat kepada orang yang telah menjadi ibu terlebih dahulu sehingga meski ibu memiliki pengetahuan tapi tidak
mampu menolak.
Regulasi jadi macan kertas?
Pentingnya pemberian ASI ekslusif telah mencuri perhatian pemerintah dan dituangkan dalam beberapa regulasi. Di awali dengan
Keputusan Menteri Kesehatan pada 2004 tentang pemberian ASI secara ekslusif kepada bayi di Indonesia. Lima tahun berikutnya Undang-
Undang Kesehatan secara spesifik mengharuskan berbagai pihak untuk mendukung ibu dalam memberikan ASI baik melalui penyediaan
waktu maupun fasilitas.
Melalui Pasal 200, UU Kesehatan juga mengatur sanksi pidana penjara setahun dan denda Rp100 juta bagi pihak-pihak - selain ibu - yang
sengaja menghalangi pemberian ASI dari ibu kepada bayinya. Namun hingga saat ini belum ada penerapan sanksi tersebut karena, di
antaranya, kurangnya pengetahuan masyarakat terkait peraturan tersebut.
Regulasi selanjutnya, Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan ini menguraikan secara
spesifik bahwa pemberian ASI pada bayi harus diberikan secara eksklusif.
Beberapa anjuran dalam regulasi tersebut telah dituangkan dalam bentuk munculnya fasilitas ruang laktasi dan kelompok pendukung ASI
eksklusif di masyarakat. Saat ini, ruang laktasi dapat ditemukan di beberapa fasilitas umum, kantor pemerintah, maupun perusahaan
swasta. Hal ini memberikan privasi bagi ibu yang ingin menyusui maupun memompa ASI di tempat bekerja.
Edukasi, edukasi, dan edukasi
Kandungan ASI yang kaya nutrisi tidak dapat digantikan oleh bahan makanan apapun. Karena itu, perlu penyebaran informasi tentang
manfaat ASI eksklusif secara terus menerus dan berulang kepada masyarakat, tidak hanya kepada ibu,  baik melalui media massa, tokoh
agama maupun masyarakat. Sebab, sebelum pelarangan iklan susu formula untuk bayi di semua media massa mulai Maret 2012,
perusahaan susu formula melalui layar kaca telah berhasil menanamkan pengaruh kuat seolah-olah susu formula lebih berkualitas
ketimbang ASI. Sungguh informasi yang keliru.
Internet dan media sosial seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan pengetahuan tentang ASI. Selain
penyebaran informasi searah, media sosial juga dapat menjadi wadah bagi ibu untuk membentuk grup ibu menyusui yang saling
mendukung satu sama lain. Melalui internet pula, ibu dapat membeli alat pompa ASI secara online tanpa perlu keluar rumah. Alat pompa
ASI akan sangat bermanfaat bagi ibu menyusui yang bekerja atau bagi ibu yang memiliki produksi ASI cukup banyak.
Kegiatan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pos pelayanan terpadu (Posyandu) dapat menjadi peluang untuk meningkatkan
pengetahuan tentang ASI ekslusif dan mendukung ibu menyusui untuk memberikan ASI secara ekslusif.
Ibu sebagai tokoh penting dalam mencukupi kebutuhan gizi bayi tidak seharusnya berjalan sendirian. Peran ibu yang sangat penting dalam
kesehatan bayi dan kesehatannya sendiri seharusnya mendapat dukungan dari berbagai pihak. Baik berupa asupan informasi, dukungan
moril, maupun fasilitas. Bukankah setiap orang lahir dari seorang ibu?
Marya Yenita Sitohang, Peneliti Bidang Keluarga dan Kesehatan Pusat Penelitian Kependudukan, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
Inilah bentuk dukungan dari suami, keluarga dan lingkungan kerja yang diperlukan Bunda agar bisa memberikan ASI eksklusif pada bayi
Jika Bunda ingin sukses melakukan proses menyusui hingga anak 2 tahun, jangan sepelekan faktor support system. Percayalah, ketika ibu
gagal memberikan ASI eksklusif pada bayi sebenarnya adalah kegagalan bagi suami, keluarga, dan lingkungan.
“ASI-nya kok, keluarnya cuma sedikit?”
“Wah, ASI kamu cair sekali, banyakin makan sayuran, dong.”
“Kasian tuh, anaknya nangis terus. Mungkin ASInya kurang.”
Familiar dengan komentar seperti di atas? Sudah bisa dipastikan, saat ibu baru yang baru saja melahirkan mendapat komentar seperti itu,
rasanya tentu saja sangat menyebalkan. Terlebih lagi jika mengingat komentar negatif tanpa sadar bisa memengaruhi kualitas dan
produksi  ASI.
Sayangnya, atas nama memberikan perhatian, banyak orang tidak sadar kalau bentuk kalimat seperti itu sama sekali tidak diharapkan oleh
seorang ibu baru. Untuk itulah, penting bagi kita semua untuk lebih hati-hati memberikan komentar.
Memberikan ASI eksklusif pada bayi bukan perkara yang mudah. Perlu dipelajari dan tentu saja perlu dukungan, baik dari suami, keluarga,
termasuk lingkungan pertemanan dan kantor.
Artikel terkait: Ini Bukti Bahwa Menyusui Adalah Pekerjaan Berat yang Tak Bisa Diremehkan
Farahdiba, Sekjen AIMI, saat memberikan presentasi tentang dukungan bagi ibu menyusui di Worklife Balance Fest.
Dalam acara Festival Work Life Balance yang dilangsungkan beberapa waktu lalu, Faradiba mewakili AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui
Indonesia) menegaskan bahwa yang harus tahu dan belajar soal menyusui bukan hanya tugas seorang ibu. Ayah, keluarga, perusahaan
tempat bekerja, lingkungan sekitarnya lainnya juga perlu memahami dan belajar.
“Karena apa? Dukungan ibu menyusui berhasil atau tidaknya juga dikarenakan dukungan suami, kantor, dan lingkungan keluarga. Artinya,
kalau seorang ibu gagal memberikan ASI eksklusif pada bayi, itu juga merupakan kegagalan bersama.”
Ia pun menambahkan, “Seorang ibu jika ditanya mau menyusui atau tidak, jawabannya pasti mau menyusui. Tapi kalau tidak ada
dukungan, akan sulit. Misalnya, saat baru sampai di rumah, belum apa sudah di-judging, diberikan komentar-komentar yang membuat ibu
sedih, itu akan memengaruhi produksi ASI.”
Baca juga : Panduan untuk orangtua baru: Seberapa sering bayi harus menyusu?
Saat seorang ibu merasa mendapat dukungan, apa yang dibutuhkan bisa dipenuhi oleh sistem pendukung, otomatis akan membantu
seorang ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Bahkan sebuah riset yang dipublikasikan UNICEF menyebutkan ketika dukungan selama masa menyusui diberikan, durasi dan kualitas ibu
memberikan ASI eksklusif pada bayi akan terus meningkat.
Bagaimana dengan Bunda, apakah selama ini masih  merasa belum mendapatkan dukungan yang maksimal dari lingkungan terdekat, baik
suami ataupun perusahaan tempat Anda bekerja? Bila belum, berikut ini tipsnya.
Lakukan ini agar memberikan ASI eksklusif pada bayi bisa sukses
1. Ajak suami belajar bersama
Jangan berpikir memberikan ASI eksklusif pada bayi bisa berjalan lancar tanpa usaha. Bunda dan suami harus belajar bersama. Bagaimana
cara peletakan menyusui yang benar, atau bagaimana manajemen memerah ASIP.
2. Mengajak bayi bermain
Salah satu bentuk dukungan suami agar Bunda sukses memberikan ASI eksklusif pada bayi, mintalah suami untuk mengajak si kecil
bermain. Hal ini tidak hanya membangun bonding antara suami dan bayi, namun juga memberikan kesempatan Bunda untuk istirahat.
3. Bangun tengah malam
Saat suami bisa ikut bangun tengah malam, tentu saja menjadi salah satu langkah mendukung Bunda dalam memberikan ASI eksklusif pada
bayi. Hebatnya, tidak sedikit para suami yang rela untuk ikut bangun tengah malam untuk menemani istrinya menyusui, atau memberikan
ASIP sementara Bunda bisa beristirahat dengan tenang.
4. Memanjakan Bunda dengan memberikan pijatan
Salah satu bentuk dukungan memberikan ASI eksklusif pada bayi dari suami adalah dengan memberikan pijatan. Tahukah Bunda kalau
pijatan dapat merangsang produksi hormon oksitosin? Hormon ini bahkan dikenal dengan sebutan ‘hormon cinta’ karena mampu
meredam stres dan menimbulkan rasa bahagia.
Bagaimana dengan bentuk dukungan pihak perusahaan di mana Bunda bekerja untuk mendukung memberikan ASI eksklusif pada bayi?
Dalam hal ini Faradiba, menegaskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mendukung Bunda memberikan ASI eksklusif
pada bayi. Pertama tentu saja memiliki kebijakan bahwa setiap karyawan perempuan mempunyai hak untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayi.
Artinya, sebuah perusahaan harus punya kebijakan memberikan ASI eksklusif pada bayi yang jelas.
Dukungan lain agar Bunda memberikan ASI eksklusif pada bayi yang perlu dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah dengan menyediakan
ruang menyusui yang layak.
“Kalau dulu ruangan hanya di pojokan, atau ditutupi pakai kain saja. Sementara menyusui itu kan sangat privacy. Jadi nggak cukup seperti
itu. Perusahaan perlu membuat ruang laktasi, setidaknya ruang yang bisa ditutup dan ada kursi  nyaman buat ibu memerah ASI,” ujar
Faradiba memaparkan.
Perusaahaan juga perlu memberikan imbauan agar seluruh karyawan bisa mendukung Bunda dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Salah satu bisa dengan cara memberi kesempatan ibu memerah ASI tanpa diganggu selama 15-30 menit.
Dengan dukungan suami, perusahaan, serta lingkungan terdekat seperti ini tentu saja bisa membuat Bunda lebih percaya diri dan maksimal
dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Di zaman modern sekarang ini, semua hal bisa dijadikan serba instan. Mulai dari mie instan sampai susu bayi. Semua itu timbul karena
tuntutan kebutuhan manusia yang tinggi, tingkat sosial ekonomi, dan juga tingkat pendidikan. Tidak sedikit pula ibu-ibu yang memilih untuk
memberikan susu formula daripada ASI karena berbagai alasan antara lain ibu bekerja, persepsi ibu bahwa ASI nya kurang, atau bahkan
adanya anggapan jika tidak memberikan susu formula yang mahal berarti tidak punya uang.
Namun apakah semua alasan tersebut yang pada akhirnya membenarkan kita untuk memilih susu formula dibanding ASI?Bukankah Tuhan
telah menciptakan sebuah kehidupan dalam perut ibu dengan disertai dengan makanannya?
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan
ataupun minuman lain kecuali sirup obat. ESPGAN (European Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition), WHO (World Health
Organization) dan FAO (Food Agriculture Organization) merekomendasikan pemberian ASI selama enam bulan pertama setelah kelahiran.
Selama itu bayi tidak perlu mendapatkan makanan dan minuman apa pun selain ASI.
Secara alamiah, ASI diproduksi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Informasi mengenai jumlah kebutuhan ASI diperoleh
melalui mekanisme pengosongan tempat penyimpanan ASI yang berada di bawah areola (bagian payudara yang berwarna gelap). Sistem
produksi ASI sedemikian teratur dan sudah dipersiapkan sejak ibu dinyatakan hamil. Jadi sangat kecil kemungkinan jumlah produksi ASI
tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa ternyata ASI sudah bisa mengenyangkan dan
memenuhi nutrisi bayi.
Kandungan ASI terdiri dari dua jenis air susu, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang diproduksi pada proses awal menyusui,
diproduksi dalam jumlah banyak dan mengandung protein dan laktosa, tapi kadar lemaknya rendah hanya 1-2 gram/dl atau sama dengan
1-2 gram per 100 ml. Kadar air dalam foremilk cukup tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan cairan bayi.
Jadi ia tidak akan merasa haus meski tidak diberi air minum. Hindmilk adalah air susu yang diproduksi pada akhir proses menyusui. Kadar
lemaknya cukup tinggi 3 kali dibandingkan foremilk tapi jumlahnya lebih sedikit. Karena itu, warna jenis susu ibu ini lebih putih
dibandingkan foremilk. Tingginya jumlah lemak dalam hindmilk akan memenuhi kebutuhan kalori dan rasa kenyang pada bayi.
Adapun manfaat ASI antara lain:
Bagi Ibu
o Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
o Mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan.
o Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan (sebagai KB alami)
o Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional
antara ibu dan anak.
o Praktis, ekonomis, dan tidak repot
o Mengurangi resiko terjadinya kanker payudara pada ibu
Bagi Bayi
o ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat
gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
o Meningkatkan kecerdasan anak. Menurut banyak penelitian, bayi yang diberi ASI memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi
dibanding bayi yang diberi susu formula.
o ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin,
Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
o ASI tidak menyebabkan alergi pada bayi.
o Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Masih banyaknya ibu yang menolak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena berbagai alasan. Semoga artikel ini dapat
memberikan penjelasan untuk ibu-ibu agar mereka berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif untuk bayinya demi masa depan
generasi penerus bangsa.
1 MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH :
dr.rizma Alfiani Rachmi Pengertian ASI (Air Susu Ibu) ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan Dengan kandungan gizi yang
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayisehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening
berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. 2. Pengertian ASI eksklusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. 3. Keunggulan ASI eksklusif mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan mengandung zat kekebalan melindungi bayi dari alergi Aman dan terjamin kebersihannya, karena
langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat di berikan kapan
saja dan dimana saja. Membantu memperbaiki reflex menghisap, menelan, dan pernapasan bayi 4. Kapan dan bagaimana ASI diberikan
Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari keluarga Bayi segera diteteki/disusui segera
mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan Teteki atau
susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi
ASI dari kedua payudara secara bergantian berikan hanya ASI saja sehingga bayi berusia 6bulan Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI
diberikan pula makanan pendamping ASI (MP- ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi
Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2tahun 5. Cara menyusui yang benar Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu
mencuci kedua tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang
telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu
harus dalam keadaan tenang (tidak tegang) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala. Upayakan badan bayi
menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu Tempelkan dagu bayi pada payudara
ibu
2 Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam. Bayi disusui secara bergantian
dari susu sebelah kiri, lalu kesebelah kanan sampai bayi merasa kenyang Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi di
bersihkan dengan kapas yang telah direndam air hangat. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan duu supaya udara yang terhisap
bisa keluar dengan cara meletakan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan
keluar dengan sendirinya. 6. Manfaat ibu memberikan ASI untuk bayi dan keluarga Bagi Ibu: Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu
dengan bayi Mengurangi pendarahan setelah persalinan Mempercepat pemulihan kesehatan ibu Mengurangi resiko terkena kanker
payudara Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap bayi membutuhkan Bagi bayi: Bayi lebih sehat, lincah, dan tidak
cengeng Bayi tidak sering sakit Bagi keluarga Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan pencucian peralatan 7. Cara
menjaga mutu dan jumlah produksi ASI mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan. makan lebih
banyak dari biasanya banyak minum air putih, paling sering sedikit 8 gelas sehari. cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2
jam dan menjaga ketenangan pikiran susui bayi sesering mungkin dari kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian hingga bayi tenang
dan puas. 8. Apa yang perlu diperhatikan untuk membantu keberhasilan asi ekslusif Dukungan suami,orangtua, ibu mertua, dan keluarga
lainnya sangat diperlukan agar upaya pemberian asi esklusif selama 6 bulan bisa berhasil 9. Apakah ibu yang sedang bekerja bisa
memberikan asi eksklusif Ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayi, caranya : Berika ASI sebelum berangkat kerja.
Selama bekerja bayi tetap bisa diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat dan di tampung di gelas yang bersih dan tertutup
untuk diberikan pada bayi dirumah Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa 10. Cara menyimpan ASI dirumah ASI yang
disimpan dirumah ditempat yang sejuk akan tahan selama 6-8jam
3 ASI yang disimpan didalam termos berbisi es batu akan tahan 24jam ASI yang disimpan didalam lemari es akan tahan 3x24jam. ASI yang
disimpan di freezer akan tahan selama 2minggu 11. Cara memberikan ASI yang disimpan Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air
bersih. apabila asi diletakan diruangan sejuk segera berikan sebelum masa simpan berakhir (8jam) apabila asi dusimpan dalam thermos
atau lemari es, asi yang disimpan dalam gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam mangkok berisi air hangat,
kemudian tunggu sampai asi terasa hangat atau tidak dingin Asi diberikan dengan sendok yang bersih, jangan memakai botol atau dot,
karena botol atau dot lebih sulit dibersihkan dang menghindari bingung puting susu pada bayi. 12. Tujuan perawatan payudara dan cara
melakukan perawatan payudara Perawatan payudara sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan dan mempertahankan kelancaran ASI.
Tujuan : Memelihara kebersihan payudara Melancarkan keluarnya ASI Mencegah bendungan pada payudara/mencegah bengkak pada
payudara. Perawatannya dilakukan 2 hari setelah melahirkan,dan dilakukan 2X sehari pada Tuangkan minyak baby oil secukupnya Cara
melakukan perawatan payudara 1. Friction sokong payudara kiri dengan tangan kiri dan payudara kanan dengan tangan kanan,2 atau 3 jari
dari tangan yang berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu,setiap
payudara dilakukan dengan 2x gerakan pagi dan siang hari 2. Massage Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara.urutlah
payudara dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua payudara perlahanlahan.gerakan ini dilakukan
sebanyak 30x 3. Sokong payudara dengan satu tangan,sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi ke
arah putting susu. Gerakan ini dilakukan sebanyak 30x 4. kompres kedua payudara denagn washlap hangat selama 2 menit,kemudian ganti
dengan washlap kompres dingin selama 1menit. Pengompresan dilakukan sebanyak 3x berturut-turut 13. Peran kader untuk mendukung
keberhasilan pemberian ASI eksklusif Mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang ada diwilayah kerjanya.
Memberikan penyuluhan pada ibu hamil dan menyusui di posyandu tentang pentingnya pemberian Asi eksklusif
KOMPAS.com - Makanan pertama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang adalah Air Susu Ibu (ASI). Ya, ASI merupakan satu-
satunya makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Dalam hal ini ASI eksklusif,
yaitu bayi hanya diberikan ASI, tanpa ditambah cairan/minuman atau makanan lain. Singkatnya, ASI eksklusif adalah makanan bergizi
seimbang. Nah, komposisi ASI dari waktu ke waktu ternyata berbeda. Komposisi ASI dibedakan menjadi tiga macam yang masing-masing
memiliki kandungan dan manfaat berbeda terhadap tubuh si kecil. Sebagai informasi juga, komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi kurang bulan (prematur) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (matur).
Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing bayi. Adapun ketiga komposisi ASI tersebut adalah: 1. Kolostrum Kolustrum
adalah air susu yang pertama kali keluar. Inilah ASI yang diproduksi atau disekresi oleh kelenjar payudara ibu sejak hari pertama hingga
ketiga atau keempat usai melahirkan. Adapun jumlahnya mencapai 1-10 mililiter setiap kali dikeluarkan, produksinya bahkan bisa mencapai
50-100 mililiter per hari. Kolostrum berupa cairan kental berwarna kekuningan serta konsentrasinya agak kasar sebab mengandung butiran
lemak dan sel-sel epitel. Kolostrum merupakan zat penting yang tak bisa tergantikan, meskipun komposisi dari kolostrum ini selalu berubah
dari hari ke hari. Pada masa awal kelahiran, bayi lebih banyak membutuhkan zat-zat pembangun (protein) untuk pembentukan sel-sel
tubuhnya serta sangat rentan mengalami infeksi dari lingkungan sekitar. Di masa ini, tubuh bayi memang belum dapat membentuk
kekebalan sendiri secara sempurna. Nah, kolostrum mengandung kadar protein yang tinggi. Pada kolostrum protein yang utama adalah
globulin (gamma Globulin). imunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM), sekretorik (IgAs), laktoferin, lizosin, makrofag, neutrofil dan limfosit. Protein
tersebut berguna sebagai zat antibodi atau kekebalan untuk pertahana tubuh bayi mencegah , menetralisir atau melawan berbagai jenis
penyakit yagn disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit. Menurut dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A., MARS, kolostrum sebanyak 0,2
mililiter ternyata kaya dengan antibodi untuk kekebalan. Misal, antibodi IgAs berfungsi melapisi mukosa saluran cerna, mencegah
menempelnya bakteri pada permukaan epitel dan mencegah kolonisasi bakteri. Singkat kata, kolostrum merupakan cairan pelindung yang
kaya zat antiinfeksi. Selain itu, kolustrum juga mengandung rendah lemak dan laktosa mineral, garam, vitamin A, Nitrogen, dan sel darah
putih. Selain sebagai sumber protein dengan beragam faedahnya serta sebagai asupan gizi bayi yang terbaik, kolostrum juga berfungsi
sebagai pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi atau mekonium sekaligus mempersiapkan saluran
penceranaan makanan bagi bayi pada tahapan usia selanjutnya. Perlu diketahui pula, air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima
menit pertama disebut foremilk. Konsentrasi foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan tinggi protein laktosa, gula, protein,
mineral dan air tapi rendah lemak. Nah, selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk
membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Tentunya bayi membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk. Disarankan ibu untuk
menyusui bayinya sampai tuntas pada satu payudara, baru kemudian dapat berpindah ke payudara yang lain agar bayi mendapatkan
keselurahan kandungan ASI yang dibutuhkan. 2. ASI Transisi/Peralihan ASI transisi atau peralihan merupakan air susu yang keluar atau
diproduksi sejak hari keempat hingga hari kesepuluh atau keempat belas usai melahirkan. Ini merupakan masa peralihan dari kolostrum
hingga menjadi ASI yang matur atau matang. Pada masa ini, volume ASI makin melimpah, berubah warna serta komposisinya. Akan tetapi
kadar imunoglobulin dan protein relatif menurun atau berkurang, sedangkan kadar karbohidrat, lemak dan laktosa meningkat. 3. ASI
Matang/Matur ASI matang umumnya terjadi pada minggu ketiga hingga minggu kelima. Di masa ini, komposisi ASI relatif konstan. Cairan
ASI berwarna putih kekuning-kuningan karena warna garam Ca-caseinat, riboflavin, dan kariten yang terdapat di dalamnya. ASI matur juga
tak menggumpal jika dipanaskan. Kadar karbohidrat dan lemak lebih tinggi dan kadar protein lebih rendah dibandingkan kolostrum dan ASI
transisi. Berikut ini tabel kandungan ASI pada komposisi kolostrum dan ASI matur : Kandungan (per 100 mL) Kolostrum ASI Matur Energi
(kkal) 58 70 Laktosa (gr) 5,3 7,3 Protein Total (gr) 2,3 0,9 IgA (mg) 364 142 Lemak (gr) 2,9 4,2 Vitamin A (µg) 89 67 Vitamin D (µg) - 0,05
Vitamin E (µg) 1280 315 Vitamin K (µg) 0,23 0,21 Thiamin (µg) 15 21 Riboflavin (µg) 25 35 Niacin (µg) 75 150 Asam Folat (µg) - 8,5 Vitamin
B6 (µg) 12 93 Vitamin B12 (ng) 200 26 Vitamin C (mg) 4,4 4,0 Kalsium (mg) 23 28 Natrium (mg) 48 18 Kalium (mg) 74 58 Fosfor (mg) 14 15
Zat Besi (µg) 45 40 Selenium (µg) - 2,0 Magnesium (µg) - 0,6 Zinc (µg) 540 120
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "ASI Eksklusif, Zat Gizi Seimbang untuk Bayi",
https://lifestyle.kompas.com/read/2013/08/13/0927496/ASI.Eksklusif.Zat.Gizi.Seimbang.untuk.Bayi?page=all.
Lodeba (31), warga Jakarta, merasakan betul perbedaan pemberian air susu ibu bagi kedua buah hatinya, Ariela (3,8) dan Dextra (1,1). Pada
kelahiran anak pertamanya, Ariela, pengetahuannya mengenai ASI masih terbatas. Sayangnya, tenaga kesehatan pendamping persalinan
tidak banyak membantu. Setelah persalinan, saya dan bayi dipisahkan. ASI juga tidak langsung diberikan. Air susu saya belum keluar waktu
itu dan perawat khawatir bayi nanti kelaparan sehingga langsung diberi susu formula sejak hari pertama. Setelah itu baru dibarengkan ASI
yang mulai keluar,” ujarnya. Selanjutnya, membiasakan Ariela untuk menyusu butuh perjuangan. ”Baru satu minggu setelah lahir Ariela
bisa menyusu,” ujarnya. Saat kelahiran anak kedua, Dextra, Lodeba mencari lebih banyak informasi tentang ASI. Dia mulai mengenal inisiasi
menyusu dini (IMD) yang mulai ramai diperkenalkan. Persalinan keduanya sungguh berbeda, meskipun di rumah sakit bersalin yang sama.
Kali ini, sesaat setelah melahirkan (tali pusar belum dipotong), perawat meletakkan bayi di dadanya. ”Dextra merayap sendiri mencapai
payudara saya. Dalam waktu lima menit, dia sudah menemukan dan menyusu. Belum ada ASI yang keluar,” ujarnya. Putri keduanya,
Dextra, mendapatkan ASI eksklusif. ”Dextra langsung fasih menyusu. Putri saya yang kedua tubuhnya kuat dan jarang sakit. Biasanya,
kakaknya sakit duluan baru menularkan ke anggota keluarga lainnya,” ujar Deba. Ia berharap para tenaga kesehatan lebih banyak lagi yang
tahu soal pemberian ASI. Inisiasi menyusu dini Pemberian ASI eksklusif idealnya diawali IMD. Setelah itu dilanjutkan ASI eksklusif selama
enam bulan. Jika memungkinkan, dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun. Penelitian Karen M Edmond di Ghana terhadap 10.947 bayi
membuktikan, IMD menurunkan angka kematian neonatus (bayi yang baru lahir) hingga 22 persen. Penelitian itu dipublikasikan di jurnal
Pediatric tahun 2006. Dalam seminar ”Advance Issues on Breastfeeding”, pekan lalu, Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia—sekaligus
dokter spesialis anak—Utami Roesli mengatakan, IMD masih relatif baru diperkenalkan di Indonesia. Berbeda dengan ASI eksklusif yang
mulai disosialisasikan sejak tahun 1980-an walaupun belum banyak dipraktikkan. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan tanpa
menghilangkan kulit putihnya. Setelah tali pusat dipotong, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan
dibiarkan mencari puting susu ibunya. Kulit bayi dibiarkan tetap bersentuhan dengan kulit ibu selama satu jam agar menyusu sendiri.
Selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan, biasanya untuk penimbangan. Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari IMD, antara
lain menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat, bayi mendapat kolostrum yang penting bagi kekebalan tubuh. Kolostrum merupakan cairan
yang pertama kali dikeluarkan kelenjar payudara. Cairan itu mengandung sel darah putih dan antibodi khususnya imunoglobulin (IgA) yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan. IMD juga merangsang produksi ASI, melatih bayi menyusu, mempererat kasih sayang ibu
dan bayi, dan meningkatkan kelangsungan hidup sang bayi. Kontak kulit bayi ke kulit ibu bermanfaat lantaran ibu dan bayi lebih tenang,
pernapasan dan detak jantung lebih stabil. Bayi pun menjadi tidak rewel. Selain itu, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu,
menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Bagi ibu, menyusui akan membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi
perdarahan. Dengan menyusui, kesuburan ibu akan menurun sehingga terhindar dari kehamilan dalam interval waktu singkat.

MATERI PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF A. Pengertian ASI Eksklusif ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam
organis yang disekresi oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama ASI. ASI Eksklusif adalah bayi diberi ASI saja pada 0-
6 bulan tanpa pemberian apapun, termasuk susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan tambahan apapun. B. Komposisi ASI ASI
memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh bayi seperti: 1. Protein Mengandung asam amino esensial, taurin yang tinggi untuk
pertumbuhan mata. 2. Karbohidrat 3. Lemak Lemak ASI merupakan: a. Sumber kalori b. Sumber vitamin yang larut c. Sumber asam lemak
yang esensial 4. Mineral ASI mengandung mineral yang lengkap sampai umur 6 bulan. 5. Air 88% dari ASI terdiri dari air yang berfungsi
untuk meredakan rasa haus untuk melarutkan zat-zat yang ada didalamnya. 6. Vitamin Vitamin dalam ASI lengkap diantaranya vitamin A, D,
C. 7. Kalori 90% dari karbohidrat dan lemak, 10% dari protein. C. Keunggulan ASI ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
memiliki keunggulan : 1. Memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan
yang dibutuhkan. 2. Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal. 3. Memiliki zat anti infeksi dan antibody. 4. Tidak akan pernah basi.
5. Mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. 6. Selalu aman dan bersih. D. Keuntungan ASI 1. Bagi bayi
a. Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik b. Kolostrum/susu jolong/susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk
mencegah infeksi c. ASI mengandung campuran yang tepat berbagai bahan makanan untuk bayi d. ASI mudah dicerna oleh bayi e. ASI saja
tanpa makanan tambahan adalah cara terbaik f. Pemberian ASI disarankan sampai 1 tahun 2. Bagi Ibu a. Pemberian ASI selama beberapa
hari pertama membuat rahim berkontraksi dan cepat memperlambat perdarahan. b. Mempercepat penurunan berat badan c. Ibu
menyusui yang haidnya belum muncul kecil kemungkinan untuk hamil kembali d. Penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya
kepada bayi 3. Bagi Semua Orang a. ASI selalu bersih dan bebas hama yang menyebabkan infeksi b. ASI selalu tersedia dan gratis c. Tidak
menuntut persiapan khusus d. Tanpa memberi makanan tambahan kecil kemungkinan ibu menjadi hamil dalam 6 bulan pertama E. Upaya-
upaya Memperbanyak ASI ASI tidak mencukupi, biasanya disebabkan Ibu/bayinya/keduanya untuk menambah kesediaan isi maka, Ibu: 1.
Sarankan ibu beristirahat cukup 2. Pengaturan makanan yang baik a. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti
seperti mie, jagung, ubi, kentang, roti, dan sebagainya. b. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur, daging, ayam,
ikan segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya. c. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung,
sawi, daun katuk, wortel, buncis, dan sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu merangsang produksi ASI. d. Pilihlah buah-
buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan mineral. 3. Perlu minum
dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam 1 hari akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan bergizi seperti susu,
air, kacang-kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya. 4. Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas,
terlalu dingin, terlalu panas, mengandung alkohol untuk menjaga alat-alat pencernaan. 5. Tidak disarankan untuk minum jamu setelah
melahirkan. 6. Yang penting tidak ada makanan pantangan untuk ibu menyusui. 7. Yakinkan kembali pada ibu bahwa ia dapat memproduksi
ASI lebih banyak. Untuk bayi, bayi harus: 1. Menyusui bayinya setiap 2 jam, siang, dan malam hari, sementara hal ini akan menambah
ketersediaan ASI (menyusui selama 10-15 menit disetiap payudara). 2. Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui. 3. Susui bayi
ditempatkan yang tenang dan nyaman. 4. Tidurkan bayi di samping ibu. 5. Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.
F. Apa yang harus dilakukan bila ibu bayi bekerja atau pergi? 1. Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja. 2. Bila payudara
terasa penuh, ASI dapat dikeluarkan dan disimpan. 3. ASI dapat disimpan 6 jam pada suhu kamar 24 jam dalam lemari es. 4. ASI
dimasukkan dalam tempat / gelas / botol yang benar dan bersih. 5. ASI tersebut dapat diberikan kepada bayi segera setelah ibu sampai
dirumah. 6. ASI tidak boleh dipanaskan secara langsung di atas api. G. Pemberian ASI sangat penting, mengingat: 1. Air susu ibu adalah
satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa empat bulan pertama kehidupannya. 2. Bayi segera harus disusui
setelah lahir, pada dasarnya setiap ibu dapat menyusui anaknya dan hendaknya disusui secara tepat. 3. Ibu hendaknya sesering mungkin
menyusui anaknya karena demikian air susu ibu bertambah banyak dan cukup untuk kebutuhan bayi. 4. Pemberian susu botol yang
penanganannya tidak bersih, dapat menimbulkan sakit dan kematian. 5. Ibu hendaknya menyusui anaknya hingga tahun kedua kehidupan
anak dan jika mungkin untuk waktu yang lebih lama.

Inilah 10 pertanyaan yang sering kita pertanyakan ketika menyusui. Semoga bermanfaat.

Ibu yang baru memiliki bayi masih perlu belajar menyusui dengan baik
Untuk ibu yang menyusui bayinya dengan ASI, berikut ini daftar pertanyaan yang sering dijumpai :
1. Bagaimana agar produksi ASI cukup untuk bayi saya?
Susuilah bayi setiap 2-3 jam dengan perlekatan dan hisapan yang baik. Sebagian besar ibu dapat memproduksi ASI lebih dari kebutuhan
bayinya. Ketika bayi menyusu pada payudara, sinyal dari payudara tersalurkan ke otak dan otak memerintahkan payudara untuk
memproduksi ASI.
Prinsipnya adalah supply & demand. Maksudnya, payudara akan memproduksi ASI sesuai permintaan (hisapan) bayi. Semakin sering ibu
menyusui bayi, semakin banyak ASI yang dihasilkan. Penambahan jumlah ASI tidak langsung terjadi saat itu juga, tetapi butuh waktu
beberapa hari.
Pertanyaan selanjutnya tentang Growth Spurts di halaman berikut ini :
2. Apakah yang dimaksud dengan “growth spurts”?
Begitu banyak manfaat ASI bagi anak. Jadi, jangan pernah ragu untuk memberikan ASI pada putra-putri Anda.
Growth spurts adalah saat-saat ketika bayi tumbuh sangat pesat dan membutuhkan susu lebih banyak daripada biasanya. Pada masa ini,
lebih sering minta disusui dan tidur lebih singkat. Growth spurts biasanya terjadi pada usia 2-3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan seterusnya.
Masa ini berlangsung selama 2-3 hari tetapi mungkin juga hingga seminggu. Bagaimana dengan kecukupan produksi ASI? Jangan khawatir,
karena adanya prinsip supply & demand maka payudara akan beradaptasi untuk mencukupi kebutuhan ASI pada masa growth spurts.
3. Apa tanda-tanda bayi lapar?
 gerakan cepat pada mata di bawah bulu mata ketika ia mulai bangun
 gerakan menghisap dan menjilat pada mulutnya
 memasukkan tangan ke mulut
 menggeliat (ngulet) dan gerakan tubuhnya bertambah
Selanjutnya kapan berpindah payudara? Temukan jawabannya di halaman berikut ini:
 
4. Kapan sebaiknya saya berhenti menyusui bayi pada 1 payudara?
Untuk mudahnya, gunakan batasan waktu 15-20 menit untuk setiap payudara. Namun bila bunda sudah lebih terbiasa, bunda bisa
mengetahui kapan payudara terasa kosong dan saatnya menawarkan payudara lain.
Untuk menjaga keseimbangan antara kedua payudara, selalu mulai dari payudara yang lebih penuh. Biasanya, pada payudara kedua bayi
sudah tidak dapat menyusu hingga habis. Jadi ketika menyusui berikutnya, mulailah dari payudara kedua ini.
5. Apakah aman menyusui ketika makan obat?
Bacalah petunjuk pada setiap kemasan obat atau konsultasikan dengan dokter. Pada umumnya parasetamol aman untuk ibu menyusui.
6. Apakah aman menyusui ketika saya sakit?
Pada umumnya ibu tetap dapat menyusui ketika sakit, kecuali pada beberapa kondisi dan penyakit tertentu misalnya HIV/AIDS, sedang
dalam pengobatan kanker, TBC aktif. Hubungi dokter untuk mendapatkan informasi selengkapnya, dan bacalah artikel terkait ini : Anda
Dilarang Menyusui Jika…
7. Apa yang harus saya makan dan minum selama menyusui?
Makanlah setiap kali merasa lapar dan berhenti makan bila merasa kenyang. Makanan yang harus dimakan adalah sama seperti ketika saat
hamil trimester terakhir, namun ditambah 150-200 kalori per harinya.
Baca juga artikel menarik ini :

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita tahu bahwa bayi mendapat ASI yang cukup? Temukan jawabannya di halaman berikut ini :
 
8. Bagaimana saya tahu bahwa bayi mendapat suplai ASI yang cukup?
Bila konsumsi ASI cukup, jumlah diaper basah setiap harinya minimal 6 buah, dan diaper kotor (buang air besar) minimal 1 buah. Hitungan
ini berlaku untuk bayi berusia 6 hari atau lebih. Selain itu, bayi yang kenyang cenderung tidak rewel, mengantuk dan tidur pulas. Bayi yang
kenyang biasanya mengantuk seperti “drunken master” sehingga sulit sekali ditegakkan kepalanya ketika digendong.
9. Bagaimana cara saya tahu bahwa susu mengalir ke mulut bayi ketika ia menyusu?
Pada awalnya bayi akan menghisap dengan cepat, lalu setelah ASI mulai keluar, hisapan berubah menjadi lambat dan lebih dalam. Setiap
beberapa kali hisapan, mulut bayi membuka lebih lebar dalam jeda waktu yang lebih lama.
Pada saat jeda inilah susu mengalir ke mulutnya dan ia menelannya. Kita akan mendengar suara bayi menelan susu, misalnya “kaa, kaa,
kaa” atau suara lainnya. Selain itu, bila kita menyusui dengan benar kita tidak akan merasa sakit.
Indikator lainnya adalah dari payudara sendiri. Bila sudah dihisap oleh bayi hingga kosong atau hampir kosong, payudara menjadi lunak.
10. Bagaimana cara menghentikan bayi yang sedang menyusu?
Masukkan jari ke mulut bayi dari samping (sudut mulut). Lalu keluarkan puting dari mulut bayi. Cara lainnya adalah menarik dagu bayi ke
bawah. Jangan menarik payudara tanpa melakukan salah satu dari 2 cara di atas, karena akan menyebabkan payudara terluka.
Ada banyak pertanyaan dari para calon Moms dan Moms yang baru melahirkan mengenai ASI dan menyusui buah hati mereka. Untuk
menambah pengetahuan mengenai ASI dan menyusui ini, Moms bisa simak hasil perbincangan Tim Mother&Baby Indonesia bersama dr.
I.G.A.N Partiwi SpA, MARS saat MB InstaLive dan FBLive beberapa waktu lalu dengan tema “ASI dan Menyusui”.
 

T: Apakah ada efek bagi ibu yang tengah hamil namun kondisinya masih menyusui?

J: Sebetulnya, kondisi hamil dan masih menyusui boleh saja, tapi sebaiknya lihat juga usia batitanya. Kalau sang kakak sudah di atas 1
tahun, lebih bagus jika dipersiapkan untuk proses penyapihan. Ini akan berlangsung selama 2-3 bulan. Selain itu, keadaan ibu yang sedang
hamil sebenarnya membuat kondisi payudara mempersiapkan untuk si janin. Jadi komposisi ASI akan berubah dan biasanya akan berhenti
pada usia kehamilan 4-5 bulan. Jadi lebih baik bagi ibu yang sedang hamil menyiapkan untuk janin di dalam kandungan.
 
T: Bagaimana agar ASI tidak muncrat saat mencapai LDR (let down reflex) ketika menyusui?

J: Saat bayi mulai menyusu, kadar hormon oksitosin mulai meningkat. Ketika oksitosin naik, akan terjadi let down reflex. Mungkin
masalahnya ada di awal. Kalau bayi sudah berusia 3-4 bulan, ia sudah lihai. Tapi di awal, biasanya bayi juga masih belajar, artinya volume
ASI yang masuk dengan refleks antara mengisap, lalu bernapas, dan menelan, bayi masih harus belajar. Sehingga kadang-kadang ia tidak
keburu kalau ASI terlalu banyak. Ibunya tentu saja yang harus memerhatikan ini. Biasanya jika usia bayi baru 2-3 minggu atau sebulan, ia
akan kesulitan jika ASI terlalu banyak atau over produksi. Jadi untuk mengatasinya, kita perah dulu sedikit sampai keluarnya ASI-nya tidak
terlalu banyak atau kencang, sehingga bayinya bisa mengatur saat ia harus mengisap, bernapas, dan bsa menelan.
 
T: Bolehkah mencampur ASI perahan pertama dengan perahan kedua lalu dimasukkan ke dalam freezer?

J: Sebetulnya memerah ASI, misalnya setiap 3 jam, jika masih dalam waktu 24 jam masih boleh dicampur, misalnya karena setiap memerah
hanya menghasilkan sedikit. Cuma tentu saja kalau kita selalu buka-tutup botol penyimpan ASI, atau kita perah dari payudara kemudian
kita taruh kembali, itu akan memaparkan infeksi. Tapi untuk mudahnya, mungkin setiap 2-3 kali perahan atau dalam waktu 3-9 jam itu
masih bisa, bahkan boleh 24 jam sebetulnya. Jadi prinsipnya masih bisa.
 
T: Bagaimana tanda bayi cukup ASI?

J: Yang paling gampang adalah mengetahui berat badannya. Untuk mengetahui cukup atau tidak, di awal kita akan diminta untuk
menghitung berapa kali bayi buang air kecil (BAK), biasanya 6-8 kali. Itu juga harus dikonfirmasi dengan kenaikan berat badan (BB). Karena
seringkali bayi berumur 2-3 minggu itu buang airnya sering dan buang air besar (BAB) juga banyak, tapi berat badannya tidak naik. Jadi
sebagai panduan, di awal memang kecukupan ASI bisa dihitung dengan frekuensi BAK, itu untuk sekitar 2 minggu pertama. Tapi kecukupan
ASI dinilai paling objektif dengan kenaikan BB-nya. Tiga bulan pertama kenaikan BB-nya minimal harus 150 gram per minggu.
 
T: Kapan saat memompa ASI yang tepat, sebelum atau sesudah menyusui berlangsung, dan berapa lama durasinya?
J: Saya sering mengingatkan kalau kita memompa tidak perlu buru-buru. Karena bayi itu perlu waktu untuk terampil. Kemudian kalau kita
kebanyakan memompa, sering kali persediaan ASI di freezer penuh, tapi BB bayi tidak bagus. Jadi saya biasanya mengatakan bahwa jika
Anda mau menabung ASI, BB bayi harus benar dulu.

Paling mudah, 1 bulan pertama harus naik, minimal 600 gram, paling bagus 1 kg. Tapi lain soal kalau BB bayi sudah naik banyak dalam
waktu 2 minggu, sementara ASI ibu masih berlimpah, silakan dipompa. Namun prinsipnya jangan buru-buru. Biasanya saya menyarankan
memompa setelah bayi berusia 1 bulan, karena dari situ kita bisa tahu apakah produksi ASI ibu cukup atau kurang. Jadi tabungan ASI itu
betul-betul untuk back up saja.

Sedangkan untuk durasi memompa dan sebelum atau sesudah menyusui, kita sebaiknya lihat kondisi. Jika bayinya masih merasa kurang,
pastinya jangan terburu-buru untuk memompa. Tapi kalau let down reflex-nya tinggi, maka bisa dipompa terlebih dulu. Jadi tergantung
kondisi. Untuk durasi menyusui sekitar 20 menit pada masing-masing payudara, tapi itu juga tergantung volume ASI. Kuncinya, menyusui
harus habis di satu payudara, baru pindah ke payudara yang lain.
T: Apa saja bahan-bahan dalam kosmetik atau obat yang mesti dihindari oleh ibu menyusui?

J: Pada umumnya semua obat itu aman, kecuali beberapa obat, misalnya untuk kemoterapi. Lalu ada yang mengganggu produksi ASI
seperti obat untuk pilek yang mengandung efedrin, itu tidak disarankan. Adapun untuk kosmetik masih aman dan diperbolehkan.
 
T: Bayi saya usia 1,5 bulan dan full ASI, tapi seminggu ini dia belum BAB. Apa penyebabnya?

J: Sebenarnya ada beberapa penyebab yang membuat anak tidak BAB. Biasanya saya anjurkan kepada ibu untuk melakukan diet daily
product, contohnya makanan yang mengandung susu atau telur, karena itu bisa jadi manifestasi awal bahwa bayi sensitif terhadap
makanan tertentu yang dikonsumsi sang ibu. Tapi jika bayi tersebut tidak rewel, bisa tidur, yang kita perlu lakukan adalah memijat perut
bayi.
 
T: Bagaimana kiat menjaga produksi ASI tetap lancar saat ibu masuk bekerja?

J: Saat bekerja, jangan lupa untuk makan dan minum, selalu merasa relaks, dan patuhi jadwal memerah ASI, karena seringkali ibu lupa
akibat banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ini bisa mengakibatkan produksi ASI menurun. Suami dan orang-orang terdekat dan di
sekelilingnya juga perlu memberi dukungan dan mengingatkan. Jenis pekerjaan juga berpengaruh pada produksi ASI, seperti tingkat stres
yang tinggi dan beban pekerjaan banyak, misalnya selalu pulang malam dari kantor. (Susanto Wibowo/Dok. Freepik)
#ASI ,  #menyusui ,  #tanya jawab ASI ,  #tanya jawab menyusui
erbagai pertanyaan seputar masalah ASI, apa sajakah itu ? Berikut adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan :
1. Jika ibu mengalami kesundulan (hamil lagi dalam jarak dekat), apakah pemberian ASI harus dihentikan?
 
Fakta: Hal ini masih kontroversial. Ada dokter kandungan yang melarang ibu hamil menyusui karena khawatir terjadi kontraksi rahim yang
bisa menyebabkan keguguran. Namun ada juga yang tidak melarang. Belum ada penelitian yang betul-betul membuktikan hal tersebut.
Juga tak ada anjuran yang pasti dalam keadaan bagaimana seorang ibu hamil harus ekstra hati-hati. Kalau memang merasa nyeri perut dan
memiliki riwayat keguguran, bermasalah dengan kandungan, atau malah pernah mengalami perdarahan, sebaiknya hentikan. Akan tetapi
kalau kehamilannya sehat-sehat saja alias tidak ada masalah, pemberian ASI bisa diteruskan.
2. Apakah ASI bisa berubah rasa dan warna?
Fakta: Rasa ASI memang bisa berubah dan lebih variatif sesuai dengan makanan yang dikonsumsi ibu. Komposisinya pun tergantung usia
anak. Warna ASI juga bisa berubah sesuai kebutuhan zat gizi yang diperlukan bayi. Inilah urutan perubahan tersebut: - Kolostrum ASI yang
pertama keluar adalah kolostrum yang warnanya agak kekuning-kuningan. Kolostrum banyak mengandung zat antibodi yang bermanfaat
bagi tubuh. - Mature milk Setelah beberapa hari, tubuh ibu memproduksi susu matang (mature milk) dengan komposisi:
1. Foremilk
Selama 5 menit pertama ASI yang keluar berwarna kebiru-biruan dan tampak encer, dinamakan foremilk. Di dalamnya terkandung protein,
laktosa dan nutrisi lainnya.
1. Hindmilk
Selanjutnya, ASI yang diproduksi tubuh disebut hindmilk. Warnanya putih dan mengandung banyak lemak.
3. Apakah obat aman dikonsumsi ibu menyusui yang sedang sakit?
Fakta: Rata-rata obat yang diresepkan dokter untuk ibu menyusui kala sakit aman bagi si bayi. Kalaupun ada yang sampai terbawa melalui
ASI, pengaruhnya tidak signifikan atau membahayakan bayi. Konsumsi obat juga tidak menyebabkan berkurangnya produksi ASI, kecuali
obat-obatan yang mengandung hormon estrogen seperti pil KB, atau obat jenis diuretik yang menyebabkan berkurangnya produksi ASI.
dan kecukupan gizinya. Sebaiknya ibu pun tidak diet karena komposisi ASI bisa terganggu selain prod
4. Payudara jadi kendur bila menyusui?
Fakta: Justru proses menyusui membuat payudara jadi kencang. Karena adanya kontraksi dari otot-otot dan kelenjar payudara.
 
5. Bisakah ASI dikeluarkan kembali setelah menyusuinya terhenti sementara?
Fakta: Sangat mungkin ibu yang pernah menyusui dan memberhentikan ASI-nya kemudian ingin menyusui lagi. Caranya dengan proses
relaktasi, yaitu dirangsang melalui isapan bayinya. Butuh waktu beberapa hari untuk bisa keluar lagi. Lebih mudah bila usia bayi kurang dari
2 bulan dibanding bayi 6 bulan ke atas. Namun prinsipnya, bila bayi sering didekatkan, maka suara, tangisan, isapan pada puting susu dan
kedekatan ibu dengan bayinya akan membantu produksi ASI kembali, berapa pun usia si bayi.
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian
yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau
tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini
banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi
oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan
susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif
dipandang dari segi gizi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat
bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan
yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini
sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI
termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu
Ibu (GNPP-
ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan
kualitas manusia Indonesia”. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi
berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu
mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan makanan
yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan
bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat
menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu
meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya
sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini
merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui
sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang
memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994
menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah
umur 2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu
66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI
saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari
pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada
bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah
produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut
modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki
pengetahuan tentang manfaat ASI .
PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara
eksklusif saai umur bayi 4 bulan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.
TUJUAN PENULISAN
1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI   EKSKLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus.
– Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi.
– Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi
usia 4 bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae
ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun
2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi
adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
2. BAGAIMANA MENCAPAI ASI EKSKLUSIF
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam
satu jam setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih
sekalipun. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu
maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran
agar tenang.
3. KESALAHPAHAMAN MENGENAI ASI EKSKLUSIF
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi,
pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO
4. KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI.
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat
untuk:
* Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
* Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam
organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
* Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
* Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada
bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
b.  Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan
anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d.  Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang
menyusui empat bulan.
5. MANFAAT ASI
Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga
bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan
bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena
masih memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
6. PROSES TERBENTUKNYA ASI
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
 Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
 Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin
beralih menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution
Komposisi ASI ideal untuk bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap
penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu
terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI.  Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin
dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui
sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan
terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk
diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI
perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan
menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease,
dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian
anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. Menyusui
bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini
sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar
bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Untuk Ibu
1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko
perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu
formula, air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan
akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum
menyusui.
Untuk Keluarga
1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi
akan sakit.
3.Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4.Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
5.Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6.Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Untuk Masyarakat dan Negara
1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.
PRODUKSI ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran Air Susu.
Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior
untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu
dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis
merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara
dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu
memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke
dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus
lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk
kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang
terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Tentang colostrum
– Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
– Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
– Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,
lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
– Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
– Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
– Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
– Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI
Mature.
– Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml
colostrum.
– Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat
lebih tinggi atau lebih rendah.
– Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
– PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
– Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan
ASI Mature.
– Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi
menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
– Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
B. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
1. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
2. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu
ke 3 – ke 5.
3. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi.
4. Volume semakin meningkat.
C. Air Susu Mature
– ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
– Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-
satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
– ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur
yang sesuai untuk bayi.
– Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
– Tidak menggumpal bila dipanaskan.
– Volume: 300 – 850 ml/24 jam
– Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)
Volume Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-
450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4 – 6 bulan
pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan
oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang
dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1
liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya
dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak
berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml
dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan
dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan
digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa
peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang
kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di
daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang
hanya diberi ASI.
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih,
terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung
lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan
sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi.
Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak,
sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan
dengan lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari
satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer.
Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”,
mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi,
sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi
dan terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam
laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-
mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-
bahan pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi
dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang  diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama
kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada aanak
yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu,
meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai
pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
– Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,
disamping bahaya pemberian susu botol.
– Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau
kenaikan berat badan ibu hamil.
– Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
– Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum
hamil.
– Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang
hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
– Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara
melakatkan bayi pada payudara ibu.
– Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
– Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu
dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
– Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman
lainnya.
– Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
– Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI
tidak terhambat.
– Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
– Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai
demam.
– Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
– Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak
dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu
dalm jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).
Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa ASI dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda
produksi ASI tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi
selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam
pertumbuhannya, atau mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim ibu.
Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan
makanan anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu. Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang
tradisional dan ideal, yang biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa hidup empat sampai enam bulan
pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan makanan tambahan yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang bisa
mencukupi gizi.
Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan makanan yang paling utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa
keuntungan.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi, manfaatnyabagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat
ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan
kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 4bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan
selama 2 tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat
memenuhi kebutuhan bayi pada 4 bulan pertama.
Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut:
– Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang
antara ibu dan anak.
– Berikan Kolostrum
– Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
– Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.
– Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.
Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air
susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi
jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu
dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang
setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan
tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI.
Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang
menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan
disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk
menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting
susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang
untuk menghasilkan ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah
payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap
putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi,
tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI
dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di
rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam
keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu
buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.
Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu
buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan
progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini
dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang
paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu
sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada
waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
BAB III
PEMBAHASAN
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi
selama 4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat
gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya,
sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui
lebih dini. Untuk itu dalam Bab pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan, dan kemungkinan faktor-faktor yang
mempengaruhi tidak diberikannya ASI Ekslusif.”
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah
ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian
menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan
khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh. Antara lain:
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek,
kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka itu umumnya tetap
tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI
dengan makanan olahan lain.
c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar
dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi,
terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar
menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru
lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang
mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan
pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu
menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu
yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang
sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek
kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang
bergizi tinggi jauh dari jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan
ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya
akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan
yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada ibu –ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah
daripada ibu – ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan padat yang terlalu dini.Sebahagian besar
dilakukan oleh ibu- ibu yang berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah yang menyebabkannya.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik.
Apabila pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka “let down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama
halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan “du demand” (permintaan) akan menolong
pengeluaran ASI.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi.
Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu
merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat
yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan mengenai hal –
hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baaru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung
jawab ruang bersaliiin dan perawatan dirumah sakit,rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir
ataupun tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat
disebagian besar rumah
sakit /klinik bersalin.
Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan
para ibu – ibu saat ini.
Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain :
– Motivasi untuk menyusui.
Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu proses yang normal, dan tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu
menyusui bayinya. Kebiasaan itu adpat diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi para gadis yang melihatnya, sehingga ada kemauan
naluriah melakukan hal yang sama. Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka ingin melakukan hal yang serupa. Sebaliknya,
kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-nalu serta sembunyi-sembunyi menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat gadis-gadis
disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan sesuatu hal yang harus dihindarkan.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui,
hendaknya ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa
menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah para gadis remaja. Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk
tujuan mencegah marasmus. Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan “humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan
kebiasaan menyusui yang pada hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu, murah serta praktis semakin kurang diminati
dan dihindari. Kemajuan dibidang kesehatan lingkungan dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi sangat praktis
sehingga para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi masalah tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan
diberi motivasi agar kembali pada praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi hubungan ibu dan anak
dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat manusia.
KETERAMPILAN MENYUSUI
Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting susu, susu yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam
menyusui) bisa dipecahkan dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya dalam memposisikan ibu dan bayi dengan
benar.
Posisi Ibu :
•           Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan atau
bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding atau sandaran kasur.
•           Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan memberikan tumpuan ketika ibu menggendong bayi.
•           Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi yang cukup tinggi.
•           Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan menggunakan bantal sebagai penyangga
kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas.
Posisi bayi :
•           Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan mengenakan pakaian yang sederhana pada bayi atau bahkan tidak
mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak dengan ibu.
•           Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap payudara. Posisi leher pada lipatan lengan, badan terbaring
disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh tangan.
•           Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan badan ibu.
•           Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan memutar leher bayi untuk mencapai putting susu
ibu.
•           Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga lengan.
•           Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan lengan yang atas bila mengganggu bisa ditahan
dengan menggunakan ibu jari lengan yang menggendong.
Posisi payudara :
•           Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang menyusui. Secara manual pijatlah payudara untuk
mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan melembabkan payudara ibu.
•           Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di bawahnya dan ibu jari di atasnya.
•           Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap susu, hal ini bertujuan untuk menghindari
kontaminasi.
Memulai menyusui :
•           Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir bayi dengan lembut untuk merangsang refleks
menghisap pada bayi.
•           Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah payudara dan dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.
•           Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu, dengan ini nyeri pada payudara selama menyusui bisa
dihindari.
•           Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.
•           Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi payudara dengan baik, tahan berat payudara
dengan tangan sehingga berat payudara tidak seluruhnya membebani mulut dan bibir bayi.
•           Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara
ketika bayi masih menghisap. Maka hentikan dahulu hisapan bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-lahan, hal ini bertujuan
agar penghentian menyusui ini tidak melukai payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga infeksi payudara.
TANDA CUKUP ASI
Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan
berapa banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.
Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
•           Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur untuk menyusui.
•           Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya
menghisap dan menelan ASI yang diberikan.
•           Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara setiap menyusui.
•           Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk
memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka
pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi menyusui menjadi lebih singkat.
•           Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.
•           Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.
•           Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat pula
TIPS SUKSES ASI EKSKLUSIF
Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan walaupun ASI-ku tidak termasuk yang berlimpah dan sukses KB alamiah sampai si 
kecil 7 bulan.
1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan, semakin  sering
dihisap, maka semakin banyak berproduksi.
2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan  semakin mempercepat produksi ASI.
3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit 
pertama   justru banyak mengandung lemak yang dapat mengenyangkan bayi.  Jangan  lakukan posisi menyusui tiduran sampe ketiduran
kalau ibus  punya  kebiasaan tidur “pingsan”. Bisa2 bayinya ketindihan dan gak bisa bernafas.
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah makanan. 
Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun katuk segar  lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro
ASI atawa  Lancar  ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa  dilakukan  kapan saja sementara menyusui waktunya cuma
sebentar  sementara  manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk kecerdasan dan  daya  tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI  mendadak kering.
7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot
tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat  mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.
8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa kita MAMPU untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.
Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas
kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal  yang sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran sebelum 
khirnya  muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan ASI,  maka dapat membantu mencegah infeksi dan
mengurangi rasa  akit yang  diderita bayi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan
pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.
B. SARAN
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu
hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau
petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI.  Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu  formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang
bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral
yang utama bagi bayi.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. World Health Organization (WHO) mengeluarkan
rekomendasi tentang pemberian ASI eksklusif (bayi hanya diberikan ASI tanpa cairan atau makanan lain, kecuali suplemen vitamin, mineral,
dan atau obat-obatan untuk keperluan medis) sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI sampai dua tahun pertama
kehidupannya.
Hasil rapid assesment Kementerian Kesehatan Tahun 2011, menemukan banyak rumah sakit pemerintah dan swasta yang
menerima sponsor dan hadiah dari perusahaan susu formula, hal ini tentunya melemahkan upaya peningkatan cakupan keberhasilan ASI
eksklusif di Indonesia. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif secara nasional hanya 33,6%, dan 35% menurut WHO Global Data Bank 2012,
sehingga peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat mutlak diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan promosi ASI eksklusif di
Indonesia.

Di Asia Tenggara capaian ASI eksklusif menunjukan angka yang tidak banyak perbedaan. Sebagai perbandingan, cakupan ASI
Eksklusif di India sudah mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24% Secara nasional cakupan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0– bulan di Indonesia berfluktuasi dalam empat tahun terakhir, menurut data Susenas cakupan ASI Eksklusif
sebesar 34,3% pada tahun 2009 , tahun2010 menunjukkan bahwa baru 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tahun 2011 angka itu naik
menjadi 42%. Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012 (SDKI 2012) menunjukkan bahwa sebanyak 27 % bayi di
Indonesia mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan umur 4-5 bulan. Sedangkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas 2013)
mendapatkan 30,2% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI saja pada 24 jam terakhir
Setelah diteliti lebih mendalam ternyata faktor penyebab utama terjadinya kematian pada bayi baru lahir dan balita adalah
penurunan angka pemberian inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif . Di Jakarta, durasi rata-rata pemberian ASI eksklusif hanya
berlangsung selama 18 hari. Di Jakarta utara hanya sekitar 17,9 % bayi baru lahir yang diberi IMD dalam 1 jam pertama persalinan dan
hanya sekitar 28% bayi dibawah 6 bulan yang diberi ASI eksklusif (Wahana, 2007).

II. Definisi
A.  ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI   Eksklusif
menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan
lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan
obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6
bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping
ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung
nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat
makanan (Hubertin, 2004).
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh
bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).
B. Pengelompokan ASI Eksklusif
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari
ke-4. Kolostrum sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air  ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi
saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi
pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya.
C. Manfaat ASI Eksklusif
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling
sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:

1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI
memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk
bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap
penyakit dari pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI
dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi
karena mudah dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan
mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI
( Roesli, 2000 )
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko
perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat
langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak
menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya.
ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu
steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti
keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif,
jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu
repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2005 ).
4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat,
penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat
menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009 )
D. Fisiologi Pengeluaran Asi Eksklusif
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang.
Pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi
sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu menyebabkan prolaktin dikeluarkan
dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi.
Refleks yang terjadi pada ibu adalah: 
1.    Refleks prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar hipofise bagian depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke
dalam peredaran darah yang menye-babkan sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon
prolaktin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi oleh sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi
menyebabkan produksi ASI berkurang, mekanisme ini disebut supply and demand.

2.    Refleks oksitosin (let down reflex)


Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian belakang untuk mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah.
Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke
duktuli menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi
engorgement (pembengkakan payudara), tetapi sebaliknya memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi  sehingga mempercepat terlepasnya plasenta dari dinding rahim dan mengurangi
perdarahan setelah persalinan. Let down reflex dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Sedangkan untuk refleks pada bayi adalah:
a)      Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah sentuhan, membuka mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting
untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung mengangkap puting dan areola.
b)      Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan
areola, lidah dan langit – langit sehingga menekan sinus laktiferus yang berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang
mengeluarkan ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.
c)      Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.
E. Komposisi Asi Eksklusif
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik,
berikut komposisi ASI:
1. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi
menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Protein – Protein dalan ASI  berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk
mengandum whey di bandingkan dengan casein.
3. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian
OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber   energi meninggkatkan absorbs kalsium dan
merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi.
6. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang sering menyebabkan diare pada
bayi.
8. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan
bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang
mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot.

Ada beberapa 4 posisi menyusui yang dapat dicoba, masing-masing memiliki kelebihan dan dapat dicoba sesuai dengan keadaan Anda
dan bayi. Anda dapat mencobanya dan memilih posisi yang paling nyaman dan praktis bagi Anda dan bayi, dan tentu dapat menggunakan
posisi yang berbeda-beda sesuai situasi Anda pada saat itu
1.      Posisi Cradle (Klasik) Posisi ini adalah yang paling banyak dipraktekkan ibu menyusui.
Cara:
a)    Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman).
b)   Jaga agar posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah. Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu.
c)    Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat
akan menyusui dengan payudara kanan).
d)   Kepala dan leher bayi ditempatkan pada lekuk siku. Dekatkan kepala (bibir) bayi pada payudara dengan mengangkat lengan (bukan
membungkuk).
Tips:
Untuk lebih nyaman, siku dapat ditumpangkan pada lengan kursi, atau dapat menggunakan bantal pada pangkuan atau bantal menyusui
sebagai penyangga. Terbaik untuk: Bayi secara umum: sehat, cukup bulan lahir spontan (normal). Wanita yang baru saja operasi Caesar
mungkin merasa agak sakit karena tekanan pada perut lebih tinggi dengan posisi ini. Lebih mudah dilakukan pada bayi berusia satu bulan
atau lebih, karena otot leher lebih kuat. Menyusui saat sedang bepergian, karena tidak terlalu memerlukan bantal atau penyangga (lengan
ibu berfungsi sebagai penyangga)
2.      Posisi Cross-Cradle
Cara:
a)      Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman).
b)      Jaga agar posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah. Tangan ibu pada sisi yang berseberangan dengan payudara yang
menyusui, memegang kepala dan leher bayi (tangan kanan digunakan bila akan menyusui dengan payudara kiri, dan sebaliknya) Punggung
dan bokong bayi disangga dengan lengan bawah ibu pada tangan yang sama.
c)      Tangan dapat digunakan untuk mengarahkan bayi ke payudara.
Tips:
Jangan mendorong kepala bayi terlalu kuat ke payudara karena kadang bayi justru secara refleks akan melawan. Duduk tegak, bayi
didekatkan pada payudara, bukan sebaliknya Anda membungkuk untuk mendekatkan payudara pada bayi
Terbaik untuk: Hari-hari pertama setelah kelahiran Ibu yang baru belajar menyusui Bayi prematur dan berat lahir rendah yang refleks isap
serta otot lehernya masih lemah, serta sering terlepas dari puting. Dengan posisi ini telapak tangan Anda menyangga kepala dan leher bayi
dengan cukup baik .
3.      Posisi Football
Dinamakan football karena Anda memegang bayi seperti memegang bola football (menurut saya kalau versi perempuan: tas tangan,
mungkin seharusnya dinamakan Handbag Position agar lebih komunikatif bagi para wanita), yaitu pada sisi tubuh (di bawah ketiak).
Cara:
a)    Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu, dengan daerah bokong pada lipat siku ibu.
b)   Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat
akan menyusui dengan payudara kanan).
c)    Lengan ibu tidak ditempatkan di depan tubuh, namun di samping (seperti mengempit tas) Telapak tangan ibu menyangga kepala dan
leher bayi, seluruh tubuh bayi menghadap ke payudara (sisi tubuh) ibu Letakkan penyangga (bantal atau bantal menyusui) pada sisi tubuh
yang digunakan, di bawah lengan ibu dan tubuh bayi.

Tips:
Pada saat akan mulai menyusui, mungkin tangan sisi yang berseberangan perlu menyangga payudara dengan membuat bentuk seperti
huruf C, untuk membantu mempertemukan mulut bayi dan puting. Gunakan kursi yang agak lebar dengan sandaran tangan yang rendah.
Posisi ini adalah satu-satunya yang memungkinkan wajah bayi menghadap wajah Anda (bukan tubuhnya), sehingga Anda dapat menjalin
kontak mata yang mesra dengan bayi.
Terbaik untuk: Ibu yang baru menjalani operasi Caesar (yang sudah boleh duduk), karena bayi tidak menyentuh daerah luka, dan posisi
ini tidak membuat tekanan pada perut meningkat. Bayi kembar Ukuran payudara sangat besar .
4.    Posisi Berbaring Miring
Posisi ini merupakan posisi favorit sebagian ibu, terutama saat sedang sangat lelah dan mengantuk namun berjuang untuk tetap
menyusui bayi secara langsung.
Cara:
a)    Berbaringlah miring pada satu sisi tubuh, tangan bagian bawah dilipat ke atas atau menyangga kepala. Kepala boleh berbaring pada
bantal atau disangga oleh telapak tangan.
b)   Dengan tangan bagian atas, posisikan tubuh bayi juga miring menghadap tubuh Anda, perut bayi menempel pada perut Anda. Arahkan
kepala dan mulut bayi pada puting, dapat menggunakan bantal bayi yang diletakkan di bawah kepala bayi atau di bawah payudara,
tergantung ukuran payudara, dengan tujuan agar mulut bayi sama tinggi dengan puting.
Tips:
Anda dapat meletakkan guling untuk menyangga punggung Anda, dan juga guling bayi di belakang bayi untuk menyangga
punggungnya, sehingga tangan Anda tidak perlu terus menahan tubuh bayi agar tetap miring. Tubuh Anda sebaiknya tidak terlalu miring ke
arah bayi, untuk berjaga-jaga bila Anda tertidur, agar tidak menimpa bayi atau membuat hidungnya tertutup. Bayi sebaiknya tidur di
tempat tidur/boks tersendiri, untuk meminimalkan risiko SIDS (sudden infant death syndrome). Jadi bila selesai menyusui, segera
kembalikan bayi ke boksnya.
H. Cara Menyimpan ASI yang Benar
a)      Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan
dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik.
b)      Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
c)      Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
d)     Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan ( + 2 minggu).
e)      Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk
membekukan makanan).
f)       Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6 bulan)
III.FAKTOR YANG PENGARUHI KETIDAKBERHASILAN ASI EKSKLUSIF
A. Faktor Internal
1. Ketersediaan ASI
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi menyusui dini, menjadwal pemberian ASI, memberikan
minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot, kesalahan pada posisi dan
perlekatan bayi pada saat menyusui (Badriul, 2008 ).
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting
ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby crawl.
Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak melakukan
inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi ASI (Maryunani, 2009).
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada
malam hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya
produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali
bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak kaki
bayi agar bayi tetap menghisap (Badriul, 2008).
2. Pekerjaan atau aktivitas
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Wanita yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil,
melahirkan, dan menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan sampai dewasa.
Karena itulah wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun
(pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005).
Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada
penitipan anak, dan harus kembali kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat (Mardiati, 2006). Cuti melahirkan di Indonesia rata-
rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup. Bekerja bukan
alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15
menit. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin banyak tabungan ASI perah, seamakin besar
peluang menyelesaikan program ASI eklusif (Danuatmaja, 2003).
3. Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan
memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa lalunya.
Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya.
Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah menyusui (Erlina,
2008).
Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini
menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak pula
petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin (Prasetyono, 2005).
Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif, ibu dan keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan
pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang baik dan benar, dan siapa harus dihubungi
jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui.
4. Kelainan pada payudara
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada
pembuluh darah di payudara sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat menyusui ibu
pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi demam
(Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi
hanya menghisap pada puting. Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Puting lecet juga dapat terjadi pada
akhir menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan isapan. Disamping itu, pada saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol
dan sabun dapat menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat menyusui karena sakit (Maulana, 2007).
5. Kondisi kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama
sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya,
seperti penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah Sakit
atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui dan
penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan karena produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan
menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberi makanan tambahan.

B. Faktor Eksternal
1. Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang
komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap
dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui (Arifin, 2004).
Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap
tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap
ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis maupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi
secara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal
memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang luas (Erlina, 2008).
2. Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia
menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001).
Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain
kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut,
masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun sesudah
menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)
3. Pengganti ASI (PASI) atau susu formula
Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi
kriteria pangan berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui
merupakan hal tersulit yang selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu
formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).
Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula
kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun
1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).
4. Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum
dilakukan. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa
83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan
bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian
cairan sebagai minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi sebaiknya diberi cairan. Air
dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).

IV.PENUTUP
A.Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif
merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI  Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja
tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir
sampai berumur 6 bulan.
B. Saran
1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk  pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan.
2. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang
dibutuhkan oleh sang bayi.
V.Evaluasi
SOAL
1.      Apa yang dimaksud dengan ASI Eklusif ?
2.      Apa saja manfaat ASI ekslusif ?
3.      Sebutkan Cara penyimpanan ASI ekslusif yang benar ?

JAWABAN
1.      ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan
obat
2.      Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan
3.      Cara Penyimpanan
a)      Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan
dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik.
b)      Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
c)      Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
d)     Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan ( + 2 minggu).
e)      Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk
membekukan makanan).
f)       Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6 bulan)

Anda mungkin juga menyukai