Anda di halaman 1dari 12

Transmisi Gelombang pada Pemecah Gelombang Tenggelam… (I Ketut Dharma Setiawan)

TRANSMISI GELOMBANG PADA PEMECAH GELOMBANG


TENGGELAM BLOK BETON BERKAIT

WAVE TRANSMISION ON INTERLOCKING CONCRETE BLOCK


SUBMERGED BREAKWATER
I Ketut Dharma Setiawan
Balai Litbang Pantai, Pusat Litbang Sumber Daya Air
Jl. Gilimanuk - Singaraja KM.122, Musi, Gerokgak, Musi, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali
E-mail: ketut.darma@yahoo.com

ABSTRAK
Oleh karena keterbatasan armor dari batu alam yang mempunyai berat yang sangat besar sebagai lapis
lindung breakwater, dewasa ini banyak dilakukan penelitian breakwater dari material beton. Salah satu
alternatifnya adalah struktur pemecah gelombang ambang rendah blok beton berkait untuk
menghindari berat blok beton yang sangat tinggi, maka dilakukan penguncian antara sesama blok beton
sehingga didapat berat unit blok beton yang lebih ringan dan kuncian blok beton yang dapat
menyebabkan blok beton tersebut stabil dalam menerima gempuran gelombang. Lokasi penelitian model
fisik breakwater tenggelam blok beton berkait dilakukan pada saluran 2 Dimensi Laboratorium Balai
Pantai, Pusat Litbang Sumber Daya Air. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah Saluran
Flume 2 Dimensi, mesin pembangkit gelombang reguler, wave dumper, wave probe, komputer kendali
dan model blok beton berkait. Hasil penelitian menunjukkan peredaman energi gelombang dipengaruhi
oleh dimensi breakwater blok beton berkait yang dicirikan oleh kedalaman air di atas puncak bangunan
dan lebar puncak bangunan. Unjuk kerja Breakwater blok beton berkait cukup berdaya guna sebagai
bangunan pelindung pantai bawah air ditinjau dari transmisi dengan koefisien transmisi tertinggi
adalah 0,97 dan koefisien transmisi terendah adalah 0,43.
Kata Kunci: Model fisik, Pemecah Gelombang Tenggelam, koefisien Transmisi

ABSTRACT
When a large dimension of rock needed for an armored layer of breakwater, the scarcity of it became a
major adversity, because of that many research subject of using concrete as a substitute for rock
performed. One of the research are the usage of concrete block for submerged breakwater as a method for
avoiding a very large concrete block, but still able to withstood wave forces. The key is in the interlocking
of each concrete block so it could achieve the desired result with a lesser dimension concrete block. The
research was performed in Laboratory of Coastal Experimental Station, Water Resource Research Center,
using a 2D channel. The facility used were flume channel, regular wave generator machine, wave dumper,
wave probe, and computer for processing data. The experiment indicate that the wave energy attenuation
depends on the dimension of interlocking concrete block type submerged breakwater. The dimension
represented in the form of relation of the distance of water level to structure’s crest and the crest’s width.
The performance of the structure evaluated by observing its transmission coefficient. The largest
transmission coefficient obtained is 0,97 and the smallest is 0,43.
Keywords: Physical Model, Submerged breakwater, Transmission coefficient.

101
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.8, No.2, Desember 2017: 101 - 112

PENDAHULUAN gelombang oleh sekelompok batu karang yang


hidup di perairan dangkal. Sila Dharma (1994)
Erosi pantai bisa terjadi secara alami oleh melakukan penelitian unjuk kerja terumbu
serangan gelombang atau karena adanya buatan (artificial reef) sebagai peredam energi
kegiatan manusia seperti penebangan hutan gelombang dengan menggunakan material batu
bakau, pengambilan karang pantai, pecah dan Armono (2004) meneliti terumbu
pembangunan pelabuhan atau bangunan pantai buatan bentuk kubah berlubang “HSAR”
lainnya, perluasan areal tambak ke arah laut (Hemispherical submerged artificial reef) dan
tanpa memperhatikan wilayah sempadan pantai menyatakan bahwa dalam jumlah yang besar
dan sebagainya. Dampak dari erosi pantai ini HSAR dapat efektif mereduksi energi gelombang.
dapat merusak kawasan pemukiman dan Keberhasilan penerapan teknologi terumbu
prasarana kota yang berupa mundurnya garis buatan ditentukan oleh beberapa faktor
pantai (Triatmodjo, 1999). Secara alami, pantai diantaranya kesesuaian parameter lingkungan,
berfungsi sebagai pertahanan alami terhadap jenis dan bentuk material, serta kekuatan
gempuran gelombang. Akumulasi sedimen di struktur. Terumbu buatan bentuk kubah
pantai menyerap dan memantulkan energi yang berlubang mempunyai kemampuan dapat
terutama berasal dari gelombang. Apabila menghasilkan pusaran-pusaran dan turbulensi
seluruh energi gelombang terserap maka pantai yang menguntungkan dan menyediakan tempat
dalam kondisi seimbang. Sebaliknya, pantai perlindungan bagi ikan.
dalam kondisi tidak seimbang. apabila muncul
proses erosi dan akresi pantai yang selanjutnya Oleh karena keterbatasan armor dari batu
menyebabkan kerusakan garis pantai. alam yang mempunyai berat yang sangat besar
sebagai lapis lindung breakwater, dewasa ini
Besarnya gelombang yang dapat merusak banyak dilakukan penelitian breakwater dari
daerah pantai adalah bersumber dari gelombang material beton. Salah satu alternatifnya adalah
perairan laut dalam dan tergantung pada tinggi struktur pemecah gelombang tenggelam tipe
gelombang. Rambatan gelombang yang menuju blok beton berkait untuk menghindari berat blok
pantai dari laut dalam akan mengalami beton yang sangat tinggi, maka dilakukan
perubahan bentuk struktur gelombang, penguncian (interlocking) antara sesama blok
akibatnya akan terbentuk tinggi gelombang yang beton sehingga didapat berat unit blok beton
besar dan akhirnya menjadi pecah. Apabila yang lebih ringan dan kuncian blok beton yang
gelombang pecah tersebut dekat dengan pantai dapat menyebabkan blok beton tersebut stabil
maka pantai yang tidak mempunyai dalam menerima gempuran gelombang.
perlindungan alami / buatan akan dengan Penggunaan material beton sangat ramah
mudah rusak (Triatmodjo, 1999). lingkungan karena dengan permukaan beton
Sebelum memulai memilih konstruksi yang kasar maka biota laut seperti terumbu
bangunan pantai, adalah penting untuk karang akan cepat hidup sehingga perlindungan
mengidentifikasi dan memahami penyebab pemecah gelombang kedepannya akan menjadi
kerusakan daerah pantai baik akibat jangka obyek wisata tambahan.
pendek maupun jangka panjang. Salah satu Modifikasi dalam hal bentuk material blok
metode penanggulangan erosi pantai akibat beton berkait dilakukan dalam penelitian ini
gelombang adalah penggunaan struktur untuk kemudahan dalam hal pelaksanaan
pelindung pantai dimana struktur tersebut sehingga bisa mendapatkan struktur pemecah
berfungsi sebagai peredam energi gelombang gelombang tenggelam yang handal, lebih cepat
dan mengurangi energi gelombang di sisi darat dan mudah dari segi pelaksanaan konstruksi
struktur (Ranasinghe dan Turner 2006). akan tetapi dengan perubahan bentuk belum
Pengurangan energi gelombang yang diketahui parameter yang berpengaruh dan nilai
menghantam pantai dapat dilakukan dengan koefisien transmisi dari model yang dimodifikasi
membuat bangunan pemecah gelombang sejajar ini.
pantai (offshore breakwater). Dengan adanya
bangunan pemecah gelombang, gelombang yang KAJIAN PUSTAKA
datang menghantam pantai sudah pecah pada Bangunan Pemecah Gelombang
suatu tempat yang agak jauh dari pantai
Menurut Shore Protection Manual (1984),
sehingga energi gelombang yang sampai di
pemecah gelombang dapat diklasifikasikan dari
pantai cukup kecil.
berbagai aspek antara lain :
Beberapa tahun ini penelitian untuk tipe
1 Dari aspek posisinya terhadap garis pantai,
breakwater tenggelam lebih banyak dilakukan
breakwater dibedakan menjadi shore
karena adanya kecenderungan peredaman
connected breakwater yang salah satunya

102 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 102


Transmisi Gelombang pada Pemecah Gelombang Tenggelam… (I Ketut Dharma Setiawan)

terhubung dengan garis pantai dan offshore kerusakan fatal. Disamping itu karena biasanya
breakwater yang tidak terhubung dengan pemecah gelombang monolit berdinding tegak,
garis pantai. sehingga energi gelombang yang datang tidak
2 Dari aspek posisinya terhadap permukaan dapat terserap/terpatahkan dan dipantulkan
air laut (SWL) dibedakan dalam breakwater kembali, dan hal ini dapat membahayakan
tidak tenggelam (subaerial breakwater) tempat lain. (Nur Yuwono, 2004)
yaitu breakwater yang puncaknya berada Transmisi Gelombang
diatas permukaan air dan breakwater Transmisi gelombang adalah penerusan
tenggelam (submerged breakwater) yang gelombang melalui sebuah bangunan.
permukaannya berada di bawah permukaan Parameternya dinyatakan sebagai perbandingan
air. antara tinggi gelombang yang ditransmisikan
3 Jika ditinjau dari konstruksinya maka (Ht) dengan tinggi gelombang datang (Hi) atau
dikenal berbagai tipe breakwater antara akar dari energi gelombang (Et) dengan energi
lain rubble-mound breakwater, artificial gelombang datang (Ei).
armor breakwater, stone asphalt breakwater,
cellular-steel sheet-file breakwater, concrete- √ = ……………………………(1)
caisson breakwater dan lain-lain. dimana :
4 Dari aspek porositas tubuh breakwater, Kt : Koefisien Transmisi
breakwater dibedakan menjadi breakwater Et : Energi gelombang transmisi
pejal (impermeable breakwater) dan Ei : Energi gelombang datang
breakwater porous (permeable breakwater). Ht : Gelombang transmisi
Hi : Gelombang datang
Breakwater jka ditinjau dari aspek struktur
maka dapat dibedakan menjadi dua macam Pada bangunan kedap air (impermeable),
pemecah gelombang yaitu : transmisi gelombang yang diakibatkan oleh
hempasan volume air yang melimpas diatas
1 Pemecah gelombang type rubble mound.
bangunan sedangkan pada bangunan permeable
Pemecah gelombang rubble mound adalah
transmisi gelombang merupakan gabungan dari
suatu bangunan bertujuan untuk
konstruksi overtoping dan perembesan
mematahkan energi gelombang yang terbuat
gelombang air melalui bangunan. Gelombang
dari tumpukan batu, dalam hal ini dapat
panjang akan menghasilkan gelombang
berupa batu alam ataupun batu buatan.
transmisi yang lebih besar dibandingkan
Bangunan ini biasanya dibuat untuk
gelombang pendek. Selain itu transmisi
melindungi suatu daerah tertentu misalnya
gelombang juga dipengaruhi oleh kecuraman
pelabuhan atau daerah wisata bahari (beach
gelombang.
resort), disamping itu, bangunan ini juga
dapat berfungsi untuk menstabilkan muara Untuk mendapatkan hubungan antar
sungai (jetty). Terdapat dua tipe pemecah parameter yang berpengaruh pada proses
gelombang tumpukan batu yaitu : peredaman energi gelombang blok beton
Overtopping breakwater dan Non berkait, dipergunakan analisa dimensi dengan
overtopping breakwater. metode Buckingham. Faktor-faktor yang
2 Pemecah gelombang monolit diperkirakan berpengaruh terhadap transmisi
Pemecah gelombang monolit (monolithic gelombang antara lain :
breakwater) adalah pemecah gelombang Ht : transmisi gelombang
yang terdiri dari satu kesatuan struktur, h : kedalaman air
dalam hal ini struktur tersebut dapat terdiri d : tinggi puncak bangunan dari dasar
dari satu kesatuan bahan yang masif B : lebar puncak
(seperti konstruksi beton yang dicor di Hi : tinggi gelombang datang
tempat) atau terdiri dari beberapa elemen g : gravitasi
yang dihubungkan sehingga membentuk T : periode gelombang
satu kesatuan.
Seperti pada pemecah gelombang tumpukan Dari pengelompokan parameter diatas ada 7
batu (rubble structure), pemecah gelombang parameter dengan 2 parameter dasar sehingga
monolit juga mempunyai keuntungan dan akan diperoleh (7-2) bilangan tak dimensi.
kekurangan. Keuntungan utama dari pemecah Dipilih Hi dan g sebagai variabel berulang
gelombang ini adalah dapat menghemat material dengan pangkat yang tidak diketahui dan
dan pembangunannya dapat dilakukan dengan ditetapkan suku π sebagai berikut :
cepat. Sedangkan kekurangannya adalah apabila π1 = Hia1 gb1 Ht
beban rencana dilampaui dapat terjadi

103
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.8, No.2, Desember 2017: 101 - 112

π2 = Hia2 gb2 d Sebangun Geometrik


π3 = Hia3 gb3 h
Sebangun geometrik adalah suatu
π4 = Hia4 gb4 T
kesebangunan dimana bentuk yang ada di model
π5 = Hia5 gb5 B
sama dengan bentuk prototipe tetapi ukuran
Pemodelan Fisik bisa berbeda. Perbandingan antara semua
ukuran panjang antara model dan prototipe
Pemodelan fisik dapat dikatakan sebagai
adalah sama. Ada dua macam kesebangunan
percobaan yang dilakukan dengan membuat
geometrik, yaitu sebangun geometrik sempurna
bentuk model yang sama dengan prototipenya
(tanpa distorsi) dan sebangun geometrik dengan
atau menggunakan model yang lebih kecil
distorsi (distorted). Pada sebangun geometrik
dengan kesebangunan atau similarits yang
sempurna skala panjang arah horisontal (skala
cukup memadai.. Pemodelan fisik dilakukan
panjang) dan skala panjang arah vertikal (skala
apabila fenomena dari permasalahan yang ada
tinggi) adalah sama, sedangkan pada distorted
pada prototipe sulit untuk diperoleh karena
model skala panjang dan skala tinggi tidak sama.
berbagai keterbatasan. Studi lapangan dapat
Jika memungkinkan sebaiknya skala dibuat
menyediakan data yang akurat, tetapi biasanya
tanpa distorsi, namun jika terpaksa, maka skala
membutuhkan biaya yang tinggi dan memuat
dapat dibuat distorsi. Sebangun geometrik dapat
variable alam yang dapat menyebabkan
dinyatakan dalam bentuk :
kesulitan dalam interpretasi data.Efek-efek fisik
antar elemen fluida merupakan hal yang sangat ……………………………………..(2)
berpengaruh untuk suatu penelitian mengenai …………………………………….(3)
karakter fluida. Dengan model fisik, hal tersebut
dapat divisualisasikan dan dapat dijamain
keakuratannya. Hasil visualisasi tersebut dimana :
mungkin merupakan hal yang tidak bisa nL = skala panjang
dihasilkan secara teoritis atau dengan nh = skala tinggi
menggunakan perhitungan komputer (Hughes, Lp = ukuran panjang prototipe
1993). Lm = ukuran panjang model
Beberapa kekurangan pemodelan fisik : Hp = ukuran tinggi pada prototipe
1 Adanya efek skala; hal ini terjadi karena Hm = ukuran tinggi pada model
model dibuat lebih kecil dari prototipenya.
Semua variable yang relevan tidak mungkin Sebangun kinematik
dimodelkan dalam hubungan yang benar Sebangun kinematik adalah kesebangunan
satu sama lain, dengan kata lain efek skala yang memenuhi kriteria sebangun geometrik
menyederhanakan masalah melalui asumsi dan perbandingan kecepatan dan percepatan
pada pemodelan numeric. aliran di dua titik pada model dan prototipe
2 Efek Laboratorium; hal ini dapat pada arah yang sama adalah sama besar. Pada
mempengaruhi proses simulasi secara model tanpa distorsi, perbandingan kecepatan
keseluruhan bila tidak dilakukan dan percepatan pada semua arah arah adalah
pendekatan yang sesuai dengan sama, sedangkan pada model dengan distorsi
prototipenya. Efek laboratorium biasanya perbandingan yang sama hanya pada arah
muncul karena ketidakmampuan untuk tertentu saja, yaitu pada arah vertikal atau
menghasilkan kondisi pembebanan yang horisontal. Oleh sebab itu pada permasalahan
realistic karena adanya pengaruh yang menyangkut tiga dimensi sebaiknya tidak
keterbatasan yang dimiliki model terhadap menggunakan distorted model. Skala kecepatan
proses yang disimulasikan. diberi notasi , skala percepatan dan skala
3 Fungsi gaya dan kondisi batas yang bekerja waktu didefinisikan sebagai berikut:
di alam tidak disertakan dalam pemodelan,
……………………………………….(4)
sebagai contoh adalah gaya geser angin pada
permukaan. Penelitian Sebelumnya
4 Biaya pelaksanaan pemodelan fisik lebih
mahal dibandingkan pemodelan numerik. Sila Dharma (1994), melakukan penelitian
Konsep dasar pemodelan dengan bantuan karakteristik hidraulik terumbu buatan
skala model adalah membentuk kembali terutama transmisi dan refleksi gelombang yang
masalah atau fenomena yang ada di prototipe mengenai bangunan untuk material batu pecah
dalam skala yang lebih kecil, sehingga fenomena sebagai bahan penyusun. Faktor pengubah yang
yang terjadi di model akan sebangun (mirip) diamati adalah tinggi gelombang datang Hi,
dengan yang ada di prototipe. gelombang transmisi Ht, kedalaman air h, tinggi

104 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 102


Transmisi Gelombang pada Pemecah Gelombang Tenggelam… (I Ketut Dharma Setiawan)

terumbu karang buatan d, lebar puncak B dan Kt =


periode gelombang. Jenis gelombang reguler dan ( ) ( ) (

)
formulasi koefisien transmisi dari hasil Friebel (1999) dalam papernya menjelaskan
penelitian adalah : pengembangan model empiris sebagai
Kt=exp * ( ) ( )+ perbaikan untuk model transmisi gelombang
yang ada. Model baru ini memberikan kriteria
Dengan batasan nilai (h-d)/Hi≤10 dan berlaku desain yang diperlukan untuk digunakan dalam
untuk keadaan kedalaman transisi. Dari menentukan atenuasi gelombang untuk
penelitian tersebut disimpulkan peredaman pemecah gelombang terendam. Model yang
energi gelombang dipengaruhi oleh dimensi dikembangkan dalam penelitian tersebut
terumbu karang buatan yang dicirikan oleh membandingkan untuk menjadi model 'paling
tinggi struktur, lebar puncak dan kedalaman air cocok' dari semua lima set data yang digunakan
diatas puncak bangunan. Terumbu buatan akan yaitu Seelig (1980), Daemrich dan Kahle (1985),
efektif sebagai peredam energi gelombang pada Van der Meer (1988), Daemen (1991), dan
ketinggian air diatas puncak yang rendah. Seabrook (1997).
Armono dan Hall (2004) melakukan Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa
penelitian tentang terumbu buatan koefisien transmisi sangat tergantung pada rasio
hemispherical berbentuk hollow berlubang berdimensi dari freeboard dengan tinggi
(HSAR) yang dapat digunakan sebagai gelombang datang. Signifikansi variabel
breakwater terendam. Penelitian dilakukan di berdimensi lainnya dalam model dalam rangka
Queens University Coastal Engineering Research penurunan signifikan adalah rasio dari puncak
Laboratory (QUCERL) dengan jenis gelombang lebar struktur kedalaman air, ketinggian
reguler dan irreguler. Parameter yang dicermati struktur untuk kedalaman air, lebar puncak
dalam penelitian transmisi gelombang ini adalah dengan panjang gelombang, dan freeboard
pengaruh kecuraman gelombang , proporsi dengan lebar puncak
Model yang dikembangkan dalam penelitian
karang , kedalaman perendaman dan ini direkomendasikan untuk digunakan sebagai
konfigurasi terumbu. Pengurangan tinggi bantuan rekayasa untuk desain awal dari
gelombang rata-rata 60% dipengaruhi oleh pemecah gelombang terendam dengan formulasi
kecuraman gelombang, kedalaman genangan, Kt = ( ) ( ) ( )
dan geometri karang. Formulasi koefisien ( ) ( )
transmisi yang diusulkan oleh Armono adalah :
Kt = 1,616-31,322. METODOLOGI
Abrori, I.Z Dkk (2009) melakukan penelitian Fasilitas dan Alat Laboratorium
pengaruh freeboard terumbu karang buatan Lokasi penelitian model fisik breakwater
bentuk silinder berongga sebagai breakwater tenggelam blok beton berkait dilakukan pada
terbenam dalam mereduksi gelombang. saluran 2 Dimensi Laboratorium Balai Pantai,
Penelitian dengan uji model fisik di wave flume Pusat Litbang Sumber Daya Air yang berada di
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi Jln. Singaraja – Gilimanuk Km 122 Desa Musi,
dan periode gelombang, kedalaman puncak Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng – Bali.
(freeboard) dan lebar puncak (crest width) Instrumen yang dipakai dalam penelitian
terhadap koefisien transmisi (Kt) pada terumbu pemecah gelombang tenggelam blok beton
buatan bentuk silinder berlubang penyusun berkait ini adalah :
submerged breakwater. Formulasi yang
diusulkan adalah : a. Saluran Flume 2 Dimensi
Saluran kaca memiliki panjang 40 m, lebar
Kt = ( ) ( ) ( ) ( ) 0,6 m dan tinggi 1,2 m. Dengan variasi
penempatan struktur pada saluran kaca, area
Buccino dan Calabrese (2007) dalam uji model yang bisa dimanfaatkan sepanjang
papernya menyajikan model semi empirik 34 m.
dimana persamaan prediksi diperoleh dari 7 set b. Mesin Pembangkit Gelombang
data penelitian berbeda sebelumnya. Saluran kaca Balai Pantai dilengkapi dengan
Berdasarkan nilai F/Hi, buccino memberikan mesin pembangkit gelombang tipe piston
persamaan untuk koefisien transmisi sebagai yang digerakan oleh motor listrik yang
berikut: mampu membangkitkan gelombang regular

105
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.8, No.2, Desember 2017: 101 - 112

sampai dengan ketinggian 25 cm, perioda 1 - pemecah gelombang tenggelam. Skematisasi


2.6 detik. skenario model dilakukan dengan merubah
c. Wave Dumper yang dipasang dibelakang besaran tinggi free board terhadap pemecah
saluran Flume 2 Dimensi bertujuan untuk gelombang dan lebar puncak bangunan pemecah
meminimalkan pantulan gelombang gelombang. Masalah dalam kajian ini hanya
d. wave probe sebanyak 3 buah meninjau transformasi gelombang terhadap
e. komputer kendali tinggi gelombang signifikan, korelasi antara
f. software HR Daq suite koefisien transmisi terhadap variasi freeboard
g. kamera dan lebar puncak pemecah gelombang.
h. Mistar Pengubah yang akan dicermati adalah tinggi
i. Stopwatch datang Hi, gelombang transmisi Ht, kedalaman
air h, lebar puncak B, dan periode gelombang T.
Rancangan Penelitian Pemecah gelombang
Skematisasi skenario model yang dilakukan
Tenggelam Blok Beton Berkait
dalam eksperimen model fisik 2-Dimensi di
Kajian transformasi gelombang dilakukan dalam flume dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
untuk mengetahui karakter gelombang terhadap

Gambar 1 Saluran Flume Balai Pantai dan wave generator


Tabel 1 Skematisasi Skenario Model Fisik 2 dimensi
Skenario model Kedalaman air (m) Tinggi freeboard (m) Lebar Puncak
(m)

1,0
1 0.40 0.20 1.5
2.0
1,0
2 0.35 0.15 1.5
2.0
1,0
3 0.30 0.10 1.5
2.0
1,0
4 0.25 0.05 1.5
2.0
1,0
5 0.20 0.00 1.5
2.0

106 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 102


Transmisi Gelombang pada Pemecah Gelombang Tenggelam… (I Ketut Dharma Setiawan)

Pembuatan Model c 1 wave probe dibelakang benda uji


Model pemecah gelombang tenggelam blok untuk mengetahui tinggi gelombang
beton berkait dengan skala 1 : 10 ini dibuat dari transmisi
campuran semen dan pasir dengan gambar 2 Gearbox wave generator berada pada posisi
teknis seperti pada gambar 2. 900
3 Dalam setiap perubahan skenario tinggi
elevasi muka air maka akan dilakukan
Pelaksanaan Pengujian kalibrasi alat wave probe.
Prosedur penelitian pemecah gelombang
Kalibrasi
ambang rendah blok beton berkait yaitu :
1 Pemasangan 3 buah wave probe di saluran Kalibrasi alat wave probe dilakukan sebagai
flume berikut :
a 1 wave probe di dekat blade wave 1 Lakukan kalibrasi wave probe dengan
generator untuk mengetahui tinggi pembacaan ‘Y-reading (V)’ dan posisikan
gelombang datang pembacaan (V) agar mendekati ‘nol’ dengan
b 1 wave probe di benda uji untuk memutar panel / Datun adjust pada ‘wave
mengetahui tinggi gelombang refleksi probe monitor’, serta kunci panel dan klik
icon ‘add calibration value’ sebagai posisi
nol.

Gambar 2 Tampilan Isometrik model pemecah gelombang blok beton berkait

107
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.8, No.2, Desember 2017: 101 - 112

2 Turunkan wave high sebanyak 1 (satu) Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
lubang dari posisi nol, isikan pada ‘X- nilai kecuraman gelombang dan koefisien
offset’ nilai 0.01, dan ‘add calibration
value’ sebagai posisi positif. transmisi (Kt). Jika mengambil sebagai
3 Naikkan wave high sebanyak 1 (satu) variabel sumbu X dan koefisien transmisi (Kt)
lubang dari posisi nol, isikan pada ‘X- sebagai variabel sumbu Y untuk tiap nilai
offset’ nilai -0.01, dan ‘add calibration kedalaman maka akan didapatkan grafik seperti
value’ sebagai posisi negatif. Gambar 3 yang dapat disimpulkan bahwa trend
4 Kembalikan posisi stang probe ke posisi yang dihasilkan oleh koefisien transmisi dari
nol. semua konfigurasi tersebut adalah turun, nilai
koefisien transmisi (Kt) akan semakin mengecil
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan semakin meningkatnya kecuraman
Pengaruh Kecuraman Gelombang Terhadap gelombang ( ). Untuk pengaruh elevasi muka
Transmisi Gelombang Pada Lebar Puncak
Bangunan B = 1,0 airnya sendiri, nilai koefisien transmisi (Kt) akan
semakin rendah dengan semakin kecilnya nilai
Untuk menyajikan hubungan kecuraman elevasi muka air, adapun besaran nilai transmisi
gelombang pada lebar puncak bangunan B = 1,0 pada grafik ini yakni elevasi muka air (h-d)/h =
dengan nilai koefisien transmisi (Kt) digunakan 0,5 berkisar 80,6%-94,6%, pada elevasi muka air
parameter tak berdimensi atau kecuraman (h-d)/h = 0,43 berkisar 89,5%-97,9%, pada
gelombang sebagai parameter yang elevasi muka air (h-d)/h = 0,33 berkisar 60,2%-
merepresentasikan karateristik gelombang. 88,6%, pada elevasi muka air (h-d)/h = 0,2
Digunakan pula (h-d)/h sebagai parameter Berkisar 64,3-%-70,9% sedangkan pada elevasi
kedalaman air. muka air (h-d)/h = 0 berkisar 45,2%-50,7%.

Gambar 3 Sketsa Penyusunan Blok Beton

Gambar 4 Sketsa Peletakan wave probe

108 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 102


Transmisi Gelombang pada Pemecah Gelombang Tenggelam… (I Ketut Dharma Setiawan)

Pengaruh Kecuraman Gelombang Terhadap Pengaruh Kecuraman Gelombang Terhadap


Transmisi Gelombang Pada Lebar Puncak Transmisi Gelombang Pada Lebar Puncak
Bangunan B = 1,5 Bangunan B = 2,0
Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa Dari Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa
trend yang dihasilkan oleh koefisien transmisi trend yang dihasilkan oleh koefisien transmisi
dari semua konfigurasi tersebut adalah turun, dari semua konfigurasi tersebut adalah turun,
nilai koefisien transmisi (Kt) akan semakin nilai koefisien transmisi (Kt) akan semakin
mengecil dengan semakin meningkatnya mengecil dengan semakin meningkatnya
kecuraman gelombang ( ). Untuk pengaruh kecuraman gelombang ( ). Untuk pengaruh
elevasi muka airnya sendiri, nilai koefisien elevasi muka airnya sendiri, nilai koefisien
transmisi (Kt) akan semakin rendah dengan transmisi (Kt) akan semakin rendah dengan
semakin kecilnya nilai elevasi muka air. semakin kecilnya nilai elevasi muka air.
Adapun besaran nilai transmisi pada grafik Adapun besaran nilai transmisi pada grafik
ini yakni elevasi muka air (h-d)/h = 0,5 berkisar ini yakni elevasi muka air (h-d)/h = 0,5 berkisar
79,5%-89,2%, pada elevasi muka air (h-d)/h = 83,3% - 91,9%, pada elevasi muka air (h-d)/h =
0,43 berkisar 93,1% - 94,5%, pada elevasi muka 0,43 berkisar 91,2% - 93,3%, pada elevasi muka
air (h-d)/h = 0,33 berkisar 79,3% - 86,1%, pada air (h-d)/h = 0,33 berkisar 73,2% -85,1%, pada
elevasi muka air (h-d)/h = 0,2 Berkisar 57,8% - elevasi muka air (h-d)/h = 0,2 Berkisar 56,2% -
64,5% sedangkan pada elevasi muka air (h-d)/h 64,7% sedangkan pada elevasi muka air (h-d)/h
= 0 berkisar 45,9% - 60,4%. = 0 berkisar 43,6% - 58,3%.

Gambar 5 Hubungan Kecuraman Gelombang terhadap Koefisien Transmisi pada lebar puncak 1,0

Gambar 6 Hubungan kecuraman gelombang terhadap Koefisien Transmisi pada lebar puncak 1.5

109
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.8, No.2, Desember 2017: 101 - 112

Pengaruh Elevasi Muka Air Pada Nilai dari semua konfigurasi tersebut adalah naik nilai
Koefisien Transmisi koefisien transmisi (Kt) akan semakin membesar
dengan semakin meningkatnya elevasi muka air
Untuk menyajikan hubungan elevasi muka
(h-d)/h. Untuk pengaruh lebar puncak
air dengan nilai koefisien transmisi (Kt)
bangunannya sendiri, nilai koefisien transmisi
digunakan parameter tak berdimensi (h-d)/h
(Kt) akan semakin tinggi dengan semakin
atau tinggi freeboard sebagai parameter yang
kecilnya lebar puncak bangunan.
merepresentasikan karateristik gelombang.
Berdasarkan perbedaan lebar puncak
Digunakan pula B sebagai parameter lebar
gelombang, adapun besaran nilai transmisi pada
puncak bangunan.
grafik ini yakni lebar puncak B 2,0 berkisar
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
43,6% - 93,2%, pada lebar puncak B 1,5 berkisar
nilai elevasi muka air (h-d)/h dan koefisien
45,9%-94,5%, sedangkan pada lebar puncak B
transmisi (Kt). Jika mengambil (h-d)/h sebagai
1,0 berkisar 45,2%-97,9 %.
variabel sumbu X dan koefisien transmisi (Kt)
Dari hasil pengujian didapat untuk bangunan
sebagai variabel sumbu Y untuk tiap nilai
pemecah gelombang ambang rendah dengan
kedalaman maka akan didapatkan grafik seperti
transmisi yang lebih banyak meloloskan
Gambar 6.
gelombang pada saat (h-d)/h = 0.5 dan lebar
Dari Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa puncak B = 1,0
trend yang dihasilkan oleh koefisien transmisi

Gambar 7 Hubungan Kecuraman Gelombang terhadap Koefisien Transmisi pada lebar puncak 2,0

Gambar 8 Koefisien Transmisi Terhadap Elevasi Muka Air

110 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 102


Transmisi Gelombang pada Pemecah Gelombang Tenggelam… (I Ketut Dharma Setiawan)

Gambar 9 Perbandingan antara Kt measured dan Kt computed

Perbandingan Penelitian Sebelumnya Transmisi gelombang dipengaruhi oleh


dimensi Pemecah gelombang ambang rendah
Dari Gambar 7 dapat dijelaskan bahwa
blok beton berkait yang dicirikan oleh kedalaman
sumbu x merupakan hasil dari penelitian
air di atas puncak bangunan dan lebar puncak
pemecah gelombang ambang rendah blok
bangunan
beton berkait sedangkan sumbu y merupakan
hasil dari perhitungan dengan persamaan dari
penelitian sebelumnya. UCAPAN TERIMA KASIH
Persamaan Abrori dan Persamaan Armono Terima kasih kepada Kepala Balai Litbang
menunjukkan performa yang lebih baik karena Pantai atas ijin penggunaan laboratorium balai
lebih banyak mendekati garis linier. Pada pantai untuk pengujian model fisik 2D pemecah
skenario muka air 5 cm diatas puncak bangunan, gelombang tenggelam blok beton berkait.
dapat dijelaskan koefisien transmisi terendah
hasil pengukuran adalah 0,562 dan tertinggi
adalah 0,710 sedangkan hasil hitungan dengan DAFTAR PUSTAKA
rumus empirik abrori nilai terendah adalah 0,556
dan nilai koefisien transmisi tertinggi adalah Abrori, IZ., Armono, H. D, Zikra, M., 2009.
0,674. “Pengaruh Freeboard Terumbu Karang
Buatan Bentuk Silinder Berongga Sebagai
Breakwater Terbenam Dalam Mereduksi
KESIMPULAN Gelombang” ISBN 978-979-18342-1-6
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Dari hasil pembahasan tersebut dapat Prasarana Wilayah.
disimpulkan sebagai berikut : Armono, HD. dan Hall, K.R., 2003, Wave
Unjuk kerja bangunan pemecah gelombang Transmission on submerged Breakwater
ambang rendah blok beton berkait berdaya guna Made of Hollow Hemispherical Shape
sebagai bangunan pelindung pantai bawah air Artificial reef, 1st Coastal Estuary and
ditinjau dari transmisi gelombang dengan Offshore Engineering Specialty Conference
koefisien transmisi 43,6% pada saat (h-d)/h = 0 of the Canadian Society for Civil
dan lebar puncak B = 2.0 Engineering (4 – 7 Juni 2003), Moncton –
Canada.

111
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.8, No.2, Desember 2017: 101 - 112

Buccino, M. dan Calabrese, M., 2007, Conceptual Putra, AOP Armono, HD. dan Sujantoko., 2013.
Approach for Prediction of Wave Pengaruh Elevasi Muka Air Laut pada
Transmission at Low-crested Breakwater, Koefisien Transmisi dan Refleksi
Journal of waterway, port, coastal, and Composite Breakwater, Jurnal Teknik
ocean engineering , ASCE. Pomits Vol. 2, No. 1, ISSN: 2337-3539.
CERC. 1984. Shore Protection Manual. US Army Sila Dharma, I.G.B. 1994, “Unjuk Kerja Terumbu
Coastal Engineering Research Center. Karang Buatan (Artificial Reef) sebagai
Washington (SPM, 1984). Peredam Energi Gelombang” (tesis).
Friebel, H. C. dan Harris, L. E., 1999, Re-evaluation Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
of Wave Transmission Coeffcient Formulae Triatmodjo, B. 1999, Teknik Pantai, Beta Offset,
from Submerged Breakwater Physical Yogyakarta.
Model, Florida. Triatmodjo, B. 2003. Hidraulika II. Beta Offset.
Hamdani, Triatmodjo, B., Suharyanyo., 2015 Yogyakarta.
Wave Transmission on Submerged
Breakwater with Interlocking D-Block Yuliastuti, D.I, Hashim AM, 2011 Wave
Armor. International Refereed Journal of Transmission on Submerged Rubble Mound
Engineering and Science (IRJES) Volume 4, Breakwater Using L-Blocks. 2nd
Issue 6 (June 2015), PP.35-44 International Conference on Environmental
Hughes, S.A., 1993., Physical Models and Science and Technology IPCBEE vol.6
Laboratory Techniques in Coastal (2011) © (2011) IACSIT Press, Singapore
Engineering, Coastal Engineering Research Yuwono, N. 1992. Dasar Dasar Perencanaan
Center, USA. Bangunan Pantai, Vol 2. Laboratorium
Ranasinghe, R dan Turner, I.L. 2006, Shoreline Hidraulika dan hidrologi. PAU-IT-UGM.
Response to Submerged Structures: A Yogyakarta Yuwono, N. 1992. Teknik
review Coastal Engineering 53 65-79 Pantai, Vol I. Laboratorium Hidraulika dan
hidrologi. PAU-IT-UGM. Yogyakarta.

112 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 102

Anda mungkin juga menyukai