PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki risiko tinggi terhadap
kejadian gempa bumi. Hal ini sebagai akibat interaksi antar tiga lempeng
(Safira, 2018).
bertingkat memiliki peluang yang tinggi terjadi terutama pada banguan yang
berada di wilayah rawan gempa. Hal ini tidak aman dan berpotensi
mengakibatkan adanya korban jiwa bagi manusia dan makhluk hidup yang
gedung.
dibangun pada bulan maret 2018 di Jalan Terusan Ryacudu, Way Huwi, Jati
bekerja, Salah satunya adalah beban gempa terutama pada wilayah yang
rawan gempa seperti Indonesia. Salah satu software yang biasa digunakan
Bangunan atas ini terdiri dari beberapa struktur yang terbuat dari beton
bawah ini terdiri dari struktur yang bahan dasarnya berasal dari beton
3. Analisis Struktur
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh beban gempa
Dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk berbagai macam hal yaitu :
telah dibangun.
Lampung.
beban gempa.
BAB II
Daktilitas yang cukup merupakan syarat yang harus dipenuhi dari suatu
untuk menahan berat beban yang diterima pada gedung tersebut Selain itu,
suatu rangka konstruksi bangunan yang ringan dan kuat dalam menahan
beban yang ada sekalipun itu beban lateral, terutama beban gempa.
Secara umum analisis struktur terhadap beban gempa dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
segitiga terbalik.
2. Analisis dinamik adalah analisis struktur dimana pembagian gaya
diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja
dengan bentuk atau konfigurasi yang tidak teratur. Analisis dinamik dapat
Analysis), dimana pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa dan
dimana pada cara ini respon maksimum dari tiap ragam getar yang terjadi
gempa yang dominan dalam rotasi dari hasil analisis vibrasi bebas 3
akibat gerakan tanah oleh gempa dan dapat dilakukan dengan cara analisis
tinggi gedung pada analisis beban statik ekuivalen. Pada analisis ragam
atau CQC). Waktu getar alami harus dianggap berdekatan, apabila selisih
nilainya kurang dari 15%. Untuk struktur gedung tidak beraturan yang
Kuadrat (Square Root of the Sum of Squares atau SRSS) (SNI 03-1726-
2002)
statik. Kondisi seperti ini akan berbeda dengan beban dinamik dengan
hanya beberapa detik saja. Walaupun hanya beberapa detik saja namun
beban angin dan beban gempa misalnya dapat merusakkan struktur dengan
(multiple solution).
penyelesaian struktur dengan beban dinamik akan lebih mahal dan lebih
lama.
maka struktur yang bersangkutan akan ikut bergetar atau ada gerakan.
Dalam hal ini bahan akan melakukan resistensi terhadap gerakan dan pada
akan terdapat peristiwa redaman yang hal ini tidak ada pada pembebanan
statik.
25% dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah tonjolan
tersebut.
lebih dari 15% dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah sisi
coakan tersebut.
penahan beban lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan
keseluruhan.
5. Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka
kurang dari 75% dari ukuran terbesar denah struktur bagian gedung
sebelah bawahnya. Dalam hal ini, struktur rumah atap yang tingginya tidak
bidang muka.
tanpa adanya tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak adalah
kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan lateral
kekakuan lateral suatu tingkat adalah gaya geser yang bila bekerja di
beraturan, artinya setiap lantai tingkat memiliki berat yang tidak lebih dari
150% dari berat lantai tingkat di atasnya atau di bawahnya. Berat atap atau
tanpa lubang atau bukaan yang luasnya lebih dari 50% luas seluruh lantai
tingkat. Kalaupun ada lantai tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu,
jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari jumlah lantai tingkat seluruhnya.
respon dinamik.
Struktur tahan gempa adalah struktur yang tahan (tidak rusak dan tidak
2007)
dengan probabilitas 60% dalam kurun waktu umur gedung) struktur harus
structural (balok, kolom, pelat dan pondasi struktur) dan elemen non
yang mudah diperbaiki yaitu pada ujung-ujung balok di muka kolom, yang
diistilahkan sendi plastis, struktur pada tahap ini disebut tahap First Yield
elastik (tidak rusak) dan kondisi plastik (rusak) tetapi tidak roboh atau
disingkat sebagai kondisi batas antara beban gempa ringan dan gempa
kuat.
kerusakan struktur pada saat gempa kuat terjadi harus didesain pada
terjadi.
2.2.3 Prinsip dan Kaidah Perancangan
gempa.
tinggi dilingkungannya.
5. Unsur-unsur arsitektural yang memiliki masa yang besar harus
terikat dengan kuat pada sistem portal utama dan harus diperhitungkan
dalam tahapan konstruksi harus dilaksanakan denagn baik dan harus sesuai
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa besarnya gaya gempa yang
lentur.
4. Sistem ganda, yaitu sistem yang terdiri dari rangka ruang yang
memikul beban lateral), sistem interaksi dinding geser dengan rangka, dan
Beban yang akan ditanggung oleh suatu struktur atau elemen struktur tidak
diketahui dengan baik pada salah satu lokasi struktur tertentu, distribusi
dari elemen yang satu ke elemen yang lain pada keseluruhan struktur
1) Beban Gempa
memiliki kekakuan yang besar untuk melawan gaya gempa maka struktur
gempa dalam arah tegak lurus pada arah utama tetapi efektifitasnya hanya
Beban angin pada struktur terjadi karena adanya gesekan udara dengan
(1999), besarnya tekanan yang diakibatkan angin pada suatu titik akan
tergantung kecepatan angin, rapat massa udara, lokasi yang ditinjau pada
struktur.
1) Beban Hidup
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
gedung dan dapat diganti selama masa hidup gedung tersebut, sehingga
load). Beban ini mencakup beban peluang untuk berat manusia, perabot
125
Kg/m2
lain dari yang disebut dalam no 1 s/d 5, seperti masjid, gereja, ruang
duduk tetap.
400
Kg/m2
300 Kg/m2
took buku, took besi, ruang alat-alat dan ruang mesin harus direncanakan
Kg/m2
800
400
Kg/m2 Kg/m2
300
Kg/m2
tetap. Beban mati terdiri dari dua jenis, yaitu berat struktur itu sendiri dan
elemen. Berat satuan (unit weight) material secara empiris telah ditentukan
peraturan pembebanan
3 Batu belah, batu bulat, batu gunug ( berat tumpuk ) 1500 Kg/m3
Kg/m3
Kg/m3
Dari semen
21
17
Kg/m2 Kg/m2
2 Aspal, termasuk bahan-bahan mineral penambah, per cm
tebal 14 Kg/m2
Satu batu
Setengah batu
450
250
Kg/m2 Kg/m2
Berlubang :
Tebal dinding 20 cm ( HB 20 )
Tebal dinding 10 cm ( HB 10 )
Tanpa lubang
Tebal dinding 15 cm
Tebal dinding 10 cm
200
120
300
200
Kg/m2 Kg/m2
Kg/m2 Kg/m2
5 Langit-langit dan dinding ( termasuk rusuk-rusuknya, tanpa
maksimum 4mm.
11
10
Kg/m2 Kg/m2
40
Kg/m2
bidang atap.
50
Kg/m2
bidang atap.
40
Kg/m2
Kg/m2
21
Kg/m2
Menurut SNI 2847-2002 pasal 11.2, kombinasi beban yang dipakai dalam
a. U = 1,4 D
Dimana:
dengan peraturan yang berlaku, yaitu kinerja batas layan struktur dan
struktur dapat dinyatakan dalam bentuk Drift Indeks seperti pada Gambar
2.3.
H H
L L
(2.1)
portal (m)
berkisar antara 0,01 sampai dengan 0,0016. Kebanyakan, besar nilai drift
Tabel 2.4 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Struktur lainnyan untuk
beban gempa
Gedung dan struktur lainnyan yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa
- Fasilitas Pertanian.
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
resiko I,II,IV II
Dilanjutkan
Lanjutan
Gedung dan struktur lainnyan yang memiliki resiko tinggi terhadap jiwa
- Gedung dan stuktur lainnya dimana terdapat lebih dari 300 orang
yang menghuninya.
- Gedung dan stuktur lainnya day care berkapasitas lebih dari 150
orang.
- Gedung dan struktur lainnya dengan fasilitas sekolah dasar atau
Gedung dan struktur lainnya dengan kapasitas lebih 500 orang untuk
Gedung dan struktur lainnyan, tidak termasuk kedalam kategori resiko IV,
- Pusat Telekomunikasi.
Gedung dan struktur lainnyan, tidak termasuk kedalam kategori resiko IV,
Dilanjutkan
Lanjutan
Gedung dan struktur lain yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
kendaraan darurat.
darurat
- Tower.
Gedung dan struktur lainnya (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas
terjadi kebocoran.
masyarakat. Penurunan kategori resiko ini tidak diijinkan jika gedung atau
commit to user
Bangunan
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Sumber : RSNI 2010
pengaruh Gempa Rencana pada struktur gedung elastik penuh dan beban
gedung dapat dipilih menurut kebutuhan, tetapi tidak boleh diambil lebih
besar dari nilai factor daktilitas maksimum µm yang dapat dikerahkan oleh
puncak (PGA) dan respon spektra percepatan di batuan dasar (SB) untuk
perioda pendek
0.2 detik (Ss) dan untuk periode 1.0 detik (S1) dengan redaman 5%
mewakili tiga level hazard gempa yaitu 500, 1000 dan 2500 tahun atau
Pengaruh gempa rencana di muka tanah harus ditentukan dari hasil analisis
untuk batuan dasar (SNI 03-1726- 2002). RSNI Gempa 2010 menetapkan
Tanah Sedang, Tanah Lunak, dan Tanah Khusus yang identik dengan Jenis
Kelas Lokasi
teratas
(m/s) N SPT
(cohesionles soil layers) Kuat geser niralir (KPa)
(≥ 350)
> 50
> 100
(175-350) 15 - 50 50 - 100
(Tanah Khusus)
1,0 Ss ≥ 1,20
0.5
B 1 1 1 1 1
1.5
2.4
F Lihat pasal 4.5
Keterangan:
I atau II III IV
KDG
A,B KDG
C KDG
D,E,F
arah utama yang ditentukan harus dianggap efektif 100% dan harus
arah tegak lurus pada arah utama pembebanan tadi, tetapi dengan
langsung dengan kekakuan system, tapi untuk struktur pada saat respon
Dasar dari prosedur DDBD adalah struktur tidak didesain lagi dengan
berurutan peritungan nilai gaya geser dasar desain dengan metode DDBD
Hi
Untuk n ≤ 4, δi = (2.1a)
Hn
4 Hi Hi
Untuk n > 4, δi = ( )(
3 Hn
1−
Hn ) (2.1b)
didesain.
∆1
∆ i=δ i x (2.2b)
δi
Dimana:
Desain perpindahan tingkat mdof harus dikon versi kedalam sistem sdof,
(2.3)
Dimana:
Massa efektif untuk sistem sdof pada sistem rangka dihitung dengan
persamaan berikut.
n
(m¿¿ i ∆¿¿ i)
me =∑ ¿¿ (2.4)
i=1 ∆d
Dimana:
me = massa efektif
∑ ( mi ∆ i hi )
i=1
H e= n (2.5)
∑ ( m¿¿ i ∆¿¿ i) ¿ ¿
i=1
Dimana:
persamaan berikut.
∆d
μ= (2.6)
∆y
Dimana:
simpangan leleh (yield drift) pada rangka dan dapat dihitung dengan
persamaan berikut.
∆ y =θ y x H e (2.7)
Dimana:
efektif balok.
Lb
Rangka beton: θ y =0.5 ε y (2.8a)
hb
Lb
Rangka baja: θ y =0.65 ε y (2.8b)
hb
Nilai rdaman viscous ekuivalen untuk sist sdof dihitung dengan persamaan
2.9a untuk frame beton bertulang, dan persamaan 2.9b untuk frame baja.
μ F −1
Rangka beton bertulang: ξ F =0.05+ 0.565 ( μF μ ) (2.9a)
μ F −1
Rangka baja; ξ F =0.05+ 0.565 ( μF μ ) (2.9b)
T2
Sd = Sa .(g) (2.10)
4 π2
1/ 2
0.02+ ξ
Rξ = ( 0.07 ) (2.11)
Dimana:
Sd = spectra displacement
Sa = spectra acceleration
4. π 2 . me
K e= 2 (2.12)
Te
Dimana:
Vbase = Kc x ∆ d (2.13)
BAB III
yang dilakukan berupa angka atau bilangan yaitu merupakan hasil analisis
dinamik response spectrum suatu struktur bangunan gedung. Pada analisis
Pada penelitian ini, analisis stuktur bangunan dilakukan pada sebuah gedung
yang baru dibangun pada tahun 2018 yang terletak di Jalan Terusan
3.3
Mulai
Data
struktur
Perhitugan Pembebanan:
3.6 DD
3.7 D
3.8 D
3.9 D
3.10 D
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta..
Safira, Nadia. 2018. Analisis Pengaruh Beban Gempa pada Gedung Tiga Lantai
Sunarjo, dkk. 2012. Gempa Bumi Indonesia Edisi Populer. Badan Meteorologi