Kota Bekasi
A. Definisi
B. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan
adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam
reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada tenggorok
selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik
serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang.
Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu
mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama
maupun serangan ulang.
Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa
predisposisi antara lain :
A. Faktor-faktor pada individu :
1. Faktor genetik
2. Jenis kelamin
4. Umur
6. Reaksi autoimun
B. Faktor-faktor lingkungan :
3. Cuaca
C. Patofisiologi
Demam rematik terjadi karena terdapatnya proses autoimun atau
antigenic similarity antara jaringan tubuh manusia dan antigen somatic
streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh Streptococcus beta
hemolyticus grup A maka terhadap antigen asing ini segera terbentuk
reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat antigen ini sama maka
antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam
hal ini sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody
terhadap jaringan jantung dalam serum penderia demam rematik dan
jaringan myocard yang rusak. Salah satu toxin yang mungkin berperanan
dalam kejadian demam rematik ialah stretolysin titer 0, suatu produk
extraseluler Streptococcus beta-hemolyticus grup A yang dikenal bersifat
toxik terhadap jaringan myocard. Beberapa di antara berbagai antigen
somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang lain lagi
untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat
pada penderita sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan
A.
D. Pathway
Infeksi
Suplai darah ke
jaringan berkurang
Mual
Saluran pencernaan Muntah
Anoreksia Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Rasa sakit waktu menelan
Peradangan pada toksil yang
disertai eksudat
E. Tanda dan Gejala
F. Pemeriksaan Diagnostik
A. Pemeriksaan darah
LED tinggi sekali
Lekositosis
Nilai hemoglobin dapat rendah
B. Pemeriksaan bakteriologi
Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya
streptococcus.
Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase,
anti hyaluronidase.
C. Pemeriksaan radiologi
Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya
kelainan jantung.
G. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR)
diantaranya adalah gagal jantung, pankarditis (infeksi dan peradangan di
seluruh bagian jantung), pneumonitis reumatik (infeksi paru), emboli atau
sumbatan pada paru, kelainan katup jantung, dan infark (kematian sel
jantung).
A. Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan
terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi
keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena
kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur
jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau
gabungan kedua faktor tersebut.
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu
dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah
menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati
penyakit primer.
B. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari
reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum
pericard.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam reumatik aktif atau reaktivasi kembali
diantaranya adalah :
A. Tirah baring dan mobilisasi (kembali keaktivitas normal) secara
bertahap
B. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian
antibiotic penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau
pencegahan dapat diberikan antibiotic penisilin benzatin atau
sulfadiazine
C. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat
dipakai pada demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada
jantung)
Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus
beta-hemolyticus grup A, maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan
pada radang tersebut. Ini dapat berupa :
Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A
Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada DR dan
dilanjutkan dengan pencegahan. Erythromycin diberikan kepada
mereka yang alergi terhadap penicillin.
Obat anti rematik
Baik cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang
berguna untuk mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang
akut pada DR
Diet
Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.
Istirahat
Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan
bentuk jantung mengecil pada kasus-kasus kardiomegali. Biasanya
7-14 hari pada kasus DR minus carditis. Pada kasus plus carditis,
lama istirahat rata-rata 3 minggu – 3 bulan tergantung pada berat
ringannya kelainan yang ada serta kemajuan perjalanan penyakit.
Obat-obat Lain
Diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan
dekompensasi kordis diberikan digitalis, diuretika dan sedative.
Bila ada chorea diberikan largactil dan lain-lain.
I. Pencegahan
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung rematik sangat
mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR).
Pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai
mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus
beta hemolyticus).
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang
kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan
yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang
kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit
ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya
infeksi streptokokkus untuk terjadi DR.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus
dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal
dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan
serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung
Rematik.
A. Pengkajian
1) Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan
terakhir, nomor registrasi, pekerjaan pasien, dan nama penanggungjawab.
2) Keluhan Utama
Tidak menutupi kemungkinan jika seorang anak memasuki kondisi sakit,
maka dari itu perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan
baik secara langsung pada anak ataupun orang/tua. Keluhan ini dapat
dijadikan indikator.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan
utama, jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang
mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak tidak sehat hal
ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengetahui status kesehatan
anak saat ini, selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat
dijadikan, panduan apakah anak dapat perawatan lebih lanjut mengenai
penyakitnya.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan
sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk
asuhan keperawatan.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
ada keluarga yang menderita penyakit jantung.
6) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat pre natal : perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda
tanda resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi, berat badan
tidak naik, preeklamsi, serta apakah kehamilannya dipantau
secara berkala, kehamilan resiko tinggo yang tidak ditangani
dengan benar dapat menggangu tumbuh kembang anak,
dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anak dapat
diperkirakan.
Riwayat intra natal
Riwajat post natal : perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara
kelahiran anaknya, apakah secraa normal, dan bagaimana
keadaan anaknya sewaktu lahir, anak yang dalam kandungan
terdeteksi sehat apabila kelahirannya mengalami gangguan
(cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama),
maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh
kembang anak.
7) Riwayat Tumbang
Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuan
mengumpulkan data data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak,
sehingga dengan data yang ada dapat diketahui mengenai keadaan anak.
Dalam melaksanakan pengkajian tumbuh kembang hal yang harus
diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar pemeriksaan
berjalan lancar.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : keadaan umum lemah
Suhu : 38-39
Nadi : cepat dan lemah
BB : turun
Td : tinggi atau rendah
Inspeksi
Pharynx heperemis
Kelenjar getah bening membesar
Pembengkakan sendi
Tonjolan di bawah kulit daerah sendi
Ada gerakan yang tidak terkoordinasi
Palpasi
Auskultrasi
Murmur sistolik
Stridor suara nafas
C. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d proses implamasi
Intolenrasi aktivitas b.d ketidak seimbangan suplai oksigen dan kebutuhan
Kelebihan volume cairan b.d gangguan filtrasi glomurulus
D. Tujuan dan Intervensi
No Tujuan Intervensi Rasional
dx
1 Setelah dilakukan 1.Lakukan pengkajian Perbedaan gejala perlu
tindakan 1x24 jam. nyeri secara untuk
Masalah keperawatan koperehensif, mengidentifikasi
nyeri akut dapat termaksud lokasi, penyebab nyeri,
teratasi dengan KH : karakteristik, kualitas perilaku dan
Mampu dan faktor presipitasi, perubahan tanda vital,
mengontrol
gunakan skala nyeri 0- membantu
nyeri (tahu
penyebab nyeri, 10 untuk rentang menentukan derajad
mampu intensitas, lihat ekspresi adanya
menggunakan
tehnik verbal/non verbal nyeri,
nonfarmakologi
untuk respon otimatis nyeri ( ketidaknyamanan
mengurangi
TD, berkeringat, nadi pasien.
nyeri, mencari
bantuan) berubah, peningkatan
Melaporkan atau penurunan
bahwa nyeri
berkurang pernafasan)
dengan
menggunakan
manajemen 2.berikan lingkungan Aktivitas yang
nyeri istirahat dan batasi meningkatkan
Mampu
aktivitas secara kebutuhan oksigen
mengenali
nyeri (skala, kebutuhan. miodar (kerja tiba-
intensitas, tiba, stress makan
frekuensi dan
tanda nyeri) banyak) dapat
Menyatakan mencetus nyeri.
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang 3.dorong menggunakan Membantu pasien
Tanda vital
teknik relaksasi (Tarik untuk istirahat lebih
dalam rentang
normal nafas dalam). efektif dan
memfokuskan
kembali perhatian
sehingga menurunkan
nyeri dan
ketidaknyamanan.
Dapat menghilangkan
4.kkalaborasi nyeri, menurunkan
oemberian obat respon inflamasi dan
nonstreoid dan meningkatkan
antipiretik sesuai kenyamanan.
indikasi.
2 Setelah dilakukan 1.kaji toleransi pasien Parameter
tindakan 1x24 jam. terhadap aktivitas menunjukan respons
Masalah keperawatan menggunakan fisiologis pasien
nyeri akut dapat parametes berikut : terhadap stress
teratasi dengan KH : catta peningkatan TD, aktivitas dan indikator
Mentoleransi frekuensi nadi 20/menit derajat pengaruh
aktivitas yang di atas frekuensi kelebihan kerja
bisasa istirahat, respon nyeri jantung.
dilakukan, dada, kelelahan berat
yang badan dan kelemahan :
dibuktikan berkeringat, pusing,
oleh toleransi pingsan.
aktivitas,
ketahanan, 2.kaji kesiapan untuk Stabilitas fisiologis
penghematan meningkatkan aktivitas pada istirahat penting
energy, contoh penurunan untuk memajukan
kebugaran kelemahan, TD stabil, tingkat aktivitas
fisik, energy peningkatan perawatan individual.
psikomotorik, pada aktivitas dan
dan perawatan perawatan diri.
diri, ADL.
3.dorong memajukan Konsumsi oksigen
aktivitas/ toleransi miokardia selama
perawatan diri. berbagai aktivitas
dapat meningkatkan
jumlah oksigen yang
ada, kemajuan
aktivitas terhadap
mencegah
peningkatan tiba tiba
pada kerja jantung.
4.berikan pengobatan Membantu dalam
nyeri sebelum aktivitas, peningkatan aktivitas
apabila nyeri
merupakan salah satu yang lebih efektif.
penyebab
Meningkatkan
program aktivitas
5.Kolaborasikan yang direncanakan
dengan ahli terapi
dengan fisioteraphy.
okupasi, fisik atau
rekreasi untuk
merencanakan dan
memantau program
aktivitas, jika perlu.
C. Daftar Pustaka
Poestika S, Sarodja RM (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.