Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENGKJIAN TENGAH SEMESTER

SKENARIO

Tn.S dengan cedera kepala berat, dengan hasil pemeriksaan fisik penurunan kesadaran
GCS 3 (E1M1V1) , TD 100/60 mmHg edeme pupil, anisokor, suhu tubuh 38 derajat celcius
adanya jejas di daerah mata., luka dibagian kepala belakang sebelah kanan berukuran 3Cm dan
edema, terdapat darah dari mulut. Keluarga pasien mengatakan, klien tidak sadarkan diri kurang
lebih 2 jam sebelum masuk RS karna kecelakan lalu lintas ditabrak oleh motor dijalan jalur,
keluarga mengatakan keadaan klien muntah-muntah dengan mengeluarkan cairan darah
konsisten cair paket. Lalu klien segera dibawah ke RS untuk mendapatkan pertolongan .

1. Kerangka teoritis
Penelitian mengacuh pada kerang teori model sistem neuman. Model keperawatan yang
dikembangkan neuman adalah pendekatan manusia secara menyeluruh (holistic) yang
berdasarkan pada kerangka kerja sistem adaptasi. Pendekatan teori nya adalah
pendekatan yang holistik dan total. Kekuatan model ini diteknkan pada pencegahan,
pendidikan kesehatan dan kesejaterahan dengan pendekatan menejemen sakit dan sehat
(parker 2001) Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram
lingkaran konsentris, yang meliputi fariabel fisiologis, pisikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual, basic structure dan energi resuorces, line of resistance,
normaline of defence , fleksibel line of defence, stresstror, reaksi , pencegahan primer ,
sekunder, tersier, faktor intra, inter dan extra personal, serta reskonstitusi. Adapun faktor
lingkungan, kesehatan, keperawtan dan manusia merupakan bagian yang melekat pada
model ini yang saling berhuungan dan mendukung kearaah stabilitas sistem (rondonuwu
2013). Meneurt neuman dalam (ahmadi dan sadegehi , 2017) individu dikaatakan
memilki inti mekanisme bertahan hidup dalam bentuk pengendalian suhu, ego, dan fungsi
organ mekanisme inti ini dilindungi oleh garis pertahanan lapisan luar adalah garis
pertahanan yang fleksibel , dan berfariasi dalam merespon stressor. Garis pertahanan
dalam atau ‘ normal’ mewakili keadaan sehat dan adptasi individu. Penting untuk konsep
linkungan dan digambarkan sebagai kekuata lingkungan untuk berinteraksi dan
berpotensi mengubah stabilisasi sistem menurut neuman dalam christenson dan kenney
(2009), keperawatan berkaitan dengan pemeliharaan stabilisasi klien dengan mengurangi
reaksi atau memungkinkan reaksi terhadap stressor. Menurut neman dalam parker dan
smiht ( 2010), tujuan dan interfensi ditentukan dan disepakati secara konsisten dalam
sistem perawatan kesehatan untuk klien terkait dengan masalah kesehatan .
Pengkajian klien, diagnosis keperawaatan dengan pencegaahan primer, sekunder, dan
tersier seperti intervensi adaalah yang dikembangkan dalam melakukan tindakan
keperawtan yang sesuia degan masing-masing tipologi pencegahan .
2. Penegertian cedara kepala
Adalah mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala ang
mengakibatkan luka yang dikulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak,
dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis ( ester
dan manarip, 2014). Cedera kepala atau trauma kepala adalah gangguan fungsi normal
otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit neurologis terjadi
karena robeknya subtansi alba iskemia dan pengaruh masa karena himoragig, serta edema
cerebral disekitar jaringan otak (batik caca, 2008).
Cedera kepala ( terbuka dan tertutup) terdiri dari fraktur tengkorak cranio selebri,
kontusio / laserusi dan pendarahan serebral ( epidarum, subdural, subarahknoit,
intraselebral batang otak ) . trauma primer terjadi karena bernturan langsung atau tidak
langsung (akselerasi/ desilerasi otak ).

3. Patway

stresor Cedera kepala Garis pertahanan

Biologi jenis perdarahan otak: 1. Garis perlawanan


Psikologi epidural 2. Garis petahanan normal
Sosiokultural subdural 3.Garis pertahanan fleksibel
Perkembangan subaraknoid
Spritual intraserebral

4. Pre hospital
Dalah pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa,
harus mengkajian dengan cepat apa yang terjadi dilokasi kejadian.
1. Airway
Dengan kontrol tulang belakang. Membuka jalan nafas mengunakan teknik head til
cinlift’ atau menengadakan kepala mengangkat dagu, periksa adakah beda asing yang
dapa mengakibatkan tertupnya jalannafas. Muntahan, makana, darah atau bendah
asing lainnya.
2. Brieathing
Dengn fentilasi yang adekuat. Memeriksa pernafasan dengan menggunaan cara lihat
dengar raskan tidak lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah adah nafas atau
tidak. Selanjutnya melakukan pemeriksaan status respirasi korban (kecepan, ritme
dan adekuat tidaknya pernapasan).
3. Cirilatuion
Dengan kontrol pendarah hebat. Jika pernafasan korban tersengal sengal dan tidak
adekuat makan bantuan nafas dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai