DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS BINAWAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat- Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Analisa Kasus Malpraktik Keperawatan Pada Tn.T Akibat Kelalaian Dalam
Mengikuti SOP.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan baik dari
segi isi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan dan
menerima segala saran serta kritik dari pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah ini dapat bermanfaat untuk
penulis dan pembaca.
(Kelompok 5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1. Latar belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI....................................................................................................................................4
2.1. Teori Kewenangan Perawat...................................................................................................4
2.2. Teori Tanggung Jawab Perawat.............................................................................................5
2.3. Teori Perlindungan Hukum Perawat......................................................................................8
2.4. Pengertian Malpraktik...........................................................................................................9
2.5. Malpraktik Keperawatan......................................................................................................10
2.5.1. Malpraktik perdata......................................................................................................11
2.5.2. Malpraktik Pidana........................................................................................................11
2.5.3. Malpraktik administrasi...............................................................................................11
2.6. Pengertian Kelalaian............................................................................................................12
2.7. Bentuk Malpraktek Dalam Keperawatan.............................................................................13
2.8. Dampak Malpraktek............................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................................................15
ANALISA KASUS...................................................................................................................................15
3.1. Studi Kasus...........................................................................................................................15
3.2. Analisa Data.........................................................................................................................15
BAB IV..................................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................................21
4.1. Kesimpulan..........................................................................................................................21
4.2. Saran....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
a. Surat izin praktik perawat bagi perawat yang melakukan praktik mandiri.
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan berdasarkan kewenangan yang telah diatur
dalam pasal 8 undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009
c. Kewajiban untuk bekerja sesuai standar profesi
Tidak adanya persyaratan administrasi akan membuat perawat sangat mudah dikatakan
malpraktik. Tidak adanya surat ijin praktik perawat dalam melakukan pelayanan
kesehatan merupakan sebuah administrative malpraktik yang dapat dikenai sanksi
hukum, bentuk sanksi administrasi yang ada pada pelanggaran hukum administrasi yaitu:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pencabutan izin
Bila pertanggung jawaban hukum itu berdasarkan hukum perdata maka unsur
terkait adalah ada tindakan suatu perbuatan melawan hukum atau wanprestasi,
pertanggung jawabannya bisa langsung atau menjadi tanggung gugat bersama
dokter/perawat tergantung dari jenis tindakan yang dilakukan. Perbuatan melawan
hukum atau wanprestasi, tindakan perawat dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan
hukum apabila terpenuhinya unsur-unsur di dalam pasal 1365 KUH perdata, yaitu
adanya kerugian nyata yang di derita sebagai akibat langsung dari perbuatan tersebut.
Pertanggung jawaban dalam wanprestasi apabila terpenuhi unsur-unsur wanprestasi
dalam pasal 1234 KUH perdata dari ketentuan dalam KUH perdata maka dapat di
kategorikan ke dalam empat prinsip sebagai berikut :
Tindakan perawat bersumber pada hukum pidana, maka unsurnya adalah ada
tindakan suatu kesalahan terhadap kesalahan terhadap perbuatan yang harus dilakukan
berdasarkan hukum tertulis, pertanggung jawaban perawat akan tergantung pada bentuk
kewenangan yang dimiliki. Pada pelanggaran atribusi yang merupakan fungsi
independen perawat maka bila terjadi kesalahan dalam asuhan keperawatan tersebut
perawat yang bersangkutan akan memikul pertanggung jawaban itu sendiri.
Pertanggung jawaban hukum pidana untuk dapat diminta pertanggung jawaban secara
pidana, maka harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Bentuk pertanggung jawaban dalam hukum pidana secara prinsip adalah personal
liability, pertanggung jawaban secara pribadi. Akan tetapi, apabila dilakukan bersama-
sama dengan dokter atau tenaga kesehatan yang lain, maka berlaku prinsip pernyertaan
sebagaimana diatur dalam pasal 55 dan pasal 56 KUHP.
Gugatan terhadap malpraktik tidak saja diajukan kepada dokter, tetapi melibatkan
juga rumah sakit atau institusi tempat pelayanan kesehatan tersebut berlangsung dan juga
melibatkan paramedis yang ikut mendampingi dokter dalam melakukan tindakan medis.
Dokter merupakan profesi karena berhubungan dengan masyarakat luas.
Malpraktik kedokteran dapat diartikan juga sebagai suatu bencana yang timbul
sebagai akibat dari suatu praktek kedokteran, bencana yang timbul tidak sebagai akibat
dari suatu praktek kedokteran, bencana yang timbul tidak karena sengaja diduga
sebelumnya, melainkan ada unsur kelalaian yang seharusnya tidak layak untuk dilakukan
oleh seorang dokter sehingga mengakibatkan kecacatan atau kematian pada pasien.
1. Duty
Pada saat terjadinya cedera, terkait dengan kewajiban mempergunakan
segala ilmu dan kepandaian untuk menyembbuhkan atau setidaknya
meringankan beban penderita pasiennya berdasarkan standar profesi.
Hubungan perawat-klien menunjukkan bahwa melakukan kewajiban
berdasarkan standar keperawatan.
2. Breach of The Duty
Pelanggaran terjadinya sehubungan dengan kewajiban, artinya
menyimpang dari apa yang harusnya dilakukan menurut standar
profesinya. Contohnya pelanggaran yang terjadi terhadap pasien antara
lain, kegagalan dalam memenuhi standar keperawatan yang ditetapkan
kebijakan rumah sakit.
3. Injury
Seseorang mengalami cedera (injury) atau kerusakan (damage) yang
dapat di tuntut secara hukum, misalnya pasien mengalami cedera sebagai
akibat pelanggaran.
4. Proximate caused
Pelanggaran terhadap kewajiban menyebabkan atau terkait dengan
cedera yang dialami pasien. Misalnya, cedera yang terjadi secara
langsung berhubungan dengan pelanggaran terhadap kewajiban perawat
terhadap pasien.
1) Kesalahan pemberian obat : bentuk malpraktek yang sering terjadi. Hal ini
dikarenakan begitu banyaknya jumlah obat yang bereda dan metode pemberian
yang bervariasi.
2) Mengabaikan keluhan pasien : termasuk perawat dalam melalaikan dalam
melakukan observasi dan memberi tindakan secara tepat. Padahal dapat saja
keluhan pasien menjadi data yang dapat dipergunakan dalam menentukan
masalah pasien.
3) Kesalahan mengidentifikasi masalah klien : kemungkinan terjadi pada situasi RS
yang cukup sibuk, shingga kondisi pasien tidak dapat secara rinci diperhatikan
4) Malpraktek di ruang operasi : sering ditemukan kasus adanya benda atau alat
kesehatan yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga
kelalaian perawat, dimana peran perawat di kamar operasi harusnya mampu
mengobservasi jalannya operasi, kerjasama yang baik dan terkontrol dapat
menghindarkan kelalaian ini.
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa malpraktek merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat pelanggaran
autonomy, justice, non malefence, dan lainnya. Penyelesaiannya dengan menggunakan
dilema etik. Sedangkan dari segi hukum pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik
secara individu dan profesi dan juga institusi penyelenggara pelayanan praktek
keperawatan.
BAB III
ANALISA KASUS
Ketika peristiwa itu terjadi keluarga sedang berada di kamar mandi dengan adanya
peristiwa itu keluarga juga langsung mendatangi tn.t keluarga juga terkejut dengan
peristiwa itu, keluarga menanyakan Kenapa terjadi hal itu dan mengapa, warga tampak
kesal dengan kejadian itu titik perawat dan keluarga menanyakan kepada tn.t Kenapa
Bapak jatuh, tn.t mengatakan "Saya akan mengambil minum tiba-tiba Saya jatuh Karena
tidak ada pegangan pada tempat tidurnya ". Perawat bertanya lagi, kenapa Bapak tidak
minta tolong kami " saya pikirkan hanya mengambil air minum".
2 jam sebelum kejadian perawat merapikan tempat tidur tn.t dan perawat
memberikan obat injeksi untuk penurun darah tinggi (captopril) tetapi perawat lupa
memasang side drill tempat tidur tn.t kembali titik tetapi saat itu juga perawat
memberitahukan pada pasien dan keluarga bila butuh sesuatu dapat memanggil perawat
dengan alat yang tersedia.
Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini lupa atau tidak
memasang pengaman tempat tidur (side drill ) setelah memberikan obat injeksi captopril,
sehingga dengan tidak adanya penghalang tempat tidur membuat tn.t merasa leluasa
bergerak dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah yang menyebabkan tn.t terjatuh Bila
melihat dari hubungan perawat-pasien dan juga tenaga kesehatan lain tergambar pada
bentuk pelayanan praktek Keperawatan, baik dari kode etik dan standar praktek atau
ilmu keperawatan. Pada praktek keperawatan perawat dituntut untuk dapat bertanggung
jawab baik etik, disiplin dan hukum. Dan prinsipnya dalam melakukan praktik
keperawatan perawat harus memberikan beberapa hal yaitu: melakukan praktek
Keperawatan dengan ketelitian dan kecermatan, sesuai standar praktek Keperawatan,
melakukan kegiatan sesuai kompetensinya dan mempunyai upaya peningkatan
kesejahteraan serta kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek.
Malpraktek implikasinya dapat dilihat dari segi etik dan hukum bila penyelesaiannya dari
segi etik maka penyelesaian diserahkan dan ditandatangani oleh profesinya sendiri dalam
hal ini dewan kode etik profesi yang ada di organisasi profesi, dan bila penyelesaian dari
segi hukum maka harus dilihat apakah hal ini sebagai bentuk pelanggaran pidana atau
perdata atau keduanya dan ini membutuhkan Pakar dalam bidang hukum atau pihak yang
berkompeten di bidang hukum.
Bila dilihat dari beberapa teori di atas, maka kasus merupakan praktek dengan alasan
sebagai berikut:
Penyelesaian kasus tn. T nama praktek perawat di atas, harus memperhatikan berbagai
hal baik dari segi pasien dan keluarga perawat secara perorangan, rumah Sakit sebagai
institusi dan juga bagaimana pandangan dari organisasi profesi. Pasien dan keluarga
perlu untuk dikaji dan dilakukan testomoni atas kejadian tersebut. Bila dilihat dari kasus
bahwa tn.t yang keluarga telah di berikan penjelasan oleh perawat sebelum bila
membutuhkan sesuatu dapat memanggil perawat dengan menggunakan alat bantu yang
ada titik ini menunjukkan jika bentuk kelalaian atau ketidak disiplinan dari pasien dan
keluarga atas jatuhnya tn. T segi perawat secara perorangan harus dilihat dahulu apakah
perawat tersebut komponen dan sudah memiliki surat izin perawat, Atau lainnya sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku apakah perawat tersebut memang
Competent dan telah sesuai melakukan praktik asuhan keperawatan pada pasien dengan
stroke, seperti tn.t tetapi bagaimanapun perawat harus dapat bertanggung jawabkan
semua bentuk pelayanan sesuai aturan perundangan yang berlaku titik bagi pihak rumah
sakit Mama harus juga memberikan penjelasan apakah perawat yang dipekerjakan di
rumah sakit tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang diperbolehkan oleh profesi untuk
mempekerjakan perawat tersebut. Apakah RS atau ruangan tempat tn.t dirawat
mempunyai standar (SOP) yang jelas. Dan harus diperjelas bagaimana hubungan perawat
sebagai pemberi praktek asuhan keperawatan dan kedudukan di RS terhadap perawat
tersebut titik bagi organisasi profesi juga harus diperhatikan beberapa hal yang
memungkinkan perawat melakukan kelalaian, organisasi apakah mempunyai standar
profesi yang jelas dan telah diberlakukan bagi anggotanya. Dan apakah telah mempunyai
aturan hukum yang mengikat anggotanya sehingga dapat mempertanggungjawabkan
tidak aktif keperawatannya dihadapan hukum, Moral dan etik keperawatan. Keputusan
ada atau tidaknya malpraktek bukanlah penilaian atas hasil akhir pelayanan praktek
keperawatan pada pasien melainkan penilaian atas sikap dan tindakan yang dilakukan
atau yang tidak dilakukan oleh tenaga medis dibandingkan dengan standar yang berlaku.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Malpraktek dapat terjadi karena tindakan disengaja (intentional) seperti pada
misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang mahiran
atau ketidakkompetenan yang tidak beralasan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, jelas bahwa malpraktek bersifat kompleks karena
faktor yang terkait di dalamnya. Perawat professional dituntut untuk selalu meningkatkan
kemampuannya untuk mengikuti perkembangan yang terjadi, baik perkembangan IPTEK
khususnya IPTEK keperawatan serta tuntunan dan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat.
4.2. Saran
Perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya memahami dan
menaati peraturan perundang-undangan yang telah diberlakukan di Indonesia, agar
perawat dapat terhindar dari bentuk pelanggaran etik dan hukum.
DAFTAR PUSTAKA