Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN METERNITAS

(KASUS NON MALIFICIENCE)

Disusun Oleh :

Endang Astuti 142 2017 0023


Marfia Umagapi 142 2017 0025
NurFitri 142 2017 0026
Andi Masty Amirah 142 2017 0027
Yutia Ferianti Yunus Padu 142 2017 0014

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah
KEPERAWATAN METERNITAS.
Makalah ini berisi tentang konsep etik dan kasus Non malafisience .Selain
itu didalamnya juga terdapat contoh kasus dilema etik keperawatan tentang non-
malafisienci.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan
masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi
materi maupun sistematika penulisannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Makassar, 27 Maret 2019

Penulis,
Contents
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah .................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 7
A. Pengertian Kode Etik .............................................................................................. 7
B. Kode Etik dalam Keperawatan ............................................................................... 7
C. Fungsi dan tujuan Kode Etik Perawat ............................................................... 8
D. Definisi Non – Malficence ..................................................................................... 8
E. Kasus Dari Non Malafisienci ............................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 11
PENUTUP ........................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan tertulis yang
mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode
etik keperawatan sebagai landasan bagi seorang yang berprofesi sebagai
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan serta menjadi suatu ciri
atau persyaratan profesi yang berarti penting dalam penentuan, pertahanan
dan peningkatan standar profesi keperawatan (Nasrullah, 2014).
Melaksanakan kode etik keperawatan dalam praktik keperawatan
dimasyarakat haruslah mengetahui kode etik keperawatan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Pengetahuan terhadap kode etik keperawatan
di mulai dari sekolah tinggi keperawatan atau kampus keperawatan untuk
ikut serta memberikan materi atau pengetahuan terkait kode etik
keperawatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Tahmine et al (2010) menunjukkan
konsep etika profesional keperawatan yang diberikan di sekolah atau
kampus keperawatan hanya sebatas formalitas dan cenderung
mengabaikan sehingga membuat banyak mahasiswa keperawatan menjadi
tidak sensitif terhadap issue sehari hari dalam bekerja dibidang
keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kode etik keperawatan ?
2. Menjelaskan kode etik keperawatan ?
3. Fungsi dan tujuan dari kode etik keperawatan ?
4. Pengertian Non Malafisience ?
5. Kasus Non Malafisience ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengatahui Pengertian dari kode etik keperawatan
2. Untuk mengatahui kode etik keperawatan
3. Untuk mengatahui fungsi dan tujuan dari kode etik keperawatan
4. Untuk mengatahui pengertian dan kasus dari non malafisience
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik


Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan penentuan
dalam mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik
menunjukan bahwa tanggung jawab terhadap kepercayaan masyarakat telah
diterima oleh profesi(Kelly, 1987). Jika anggota profesi melakukan suatu
pelanggaran terhadap kode etik tersebut, maka pihak organisasi berhak
memberikan sanksi bahkan bisa mengeluarkan pihak tersebut dari organisasi
tersebut. Dalam keperawatan kode etik tersebut bertujuan sebagai penghubung
antara perawat dengan tenaga medis, klien, dan tenaga kesehatan lainnya,
sehingga tercipta kolaborasi yang maksimal.

B. Kode Etik dalam Keperawatan

Dalam ilmu keperawatan terdapat suatu standar yang akan menjadi


pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan atau praktik keperawatan
profesional. Standar tersebut adalah kode etik keperawatan. Dengan kode etik
tersebut, perawat dapat bertindak sesuai hukum atau aspek legal perawat.
Selain itu, kode etik juga dapat membantu perawat ketika mengalami masalah
yang tidak adil. Karena kode etik adalah pernyataan standar profesional yang
digunakan sebagai pedoman perilaku yang menjadi kerangka kerja dalam
membuat keputusan. Kode Etik juga memberikan pemahaman kepada
perawat untuk melakukan tindakan sesuai etika dan moral serta akan
menghindarkan dari tindakan kelalaian yang akan menyebabkan klien tidak
nyaman atau bahkan menyebabkan nyawa klien terancam.
C. Fungsi dan tujuan Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan
atau pedoman bagi status perawat profesional yaitu dengan cara:

1. Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan


memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat
2. Menjadi pedoman bagi perawat dalam berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
3. Menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu
hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat
dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,
dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan
4. Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
5. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan perawat dengan perawat,
pasien, dan anggota tenaga kesehatan lainnya.
6. Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat jika terdapat
perawat yang melakukan pelanggaran berkaitan kode etik dan untuk
membantu perawat yang tertuduh suatu permasalahan secara tidak adil.
7. Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan dan
untuk mengorientasikan lulusan keperawatan dalam memasuki jajaran
praktik keperawatan profesional.
8. Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan
profesional.

D. Definisi Non – Malficence


Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak
menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika
ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian
transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan
pemberian transfuse darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena
prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan
prinsi nonmaleficince.
Non-malficence adalahsuatu prinsip yang mana seorang perawat tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan
yang paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya.
Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-
malficence mempunyai ciri-ciri:
1. Menolong pasien emergensi
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien
4. Tidak memandang pasien sebagai objek
5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
6. Melindungi pasien dari serangan
7. Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
8. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
9. Menghindari misrepresentasi (membuat pernyataan palsu tentang suatu
fakta)
10. Memberikan semangat hidup
11. Tidak melakukan white collar crime

E. Kasus Dari Non Malafisienci


Ada sepasang suami istri yang sedang mengemudi di jalan tol, meraka
hendak jalan-jalan ke luar kota. Sang istri tengah mengandung 3 bulan. Di
tengah perjalanan, karena suaminya mengantuk, mobil pun hilang kendali,
dan menabrak pembatas jalan. Suaminya hanya terbentur dan keningnya
berdarah, namun sang istri lebih parah karena rupanya ketubannya pecah dan
kondisinya sangat lemah. Mobil ambulance pun langsung datang mengantar
ke rumah sakit. Di UGD suster dan dokter pun dengan cekatnya membawa si
istri ke ruang operasi, setelah diperiksa, ternyata harus dilakukan abosri
karena pendarahan terus menerus dan mengancam nyawa sang ibu. Maka
dokter pun memberi alat bantu agar sang ibu dapat bertahan, semetara ia
keluar ruang operasi, menemui suaminya, dan mengatakan “ pak istri anda
mengalami pendarahan terus menerus, jika ini di diamkan nyawa istri bapak
akan terancam, maka itu saya akan mengalami tindakan aborsi”. Sang suami
pun berkata’’ lakukan apa saja dok untuk selamatkan nyawa istri saya !”
Maka dokter pun mengaborsi janinnya dan nyawa sang istri dapat
diselamatkan. Setelah operasi selesai, sang istri dibawa keluar untuk
dipindahan ke ruang perawat.Dokter pun tangani, setelah ditandatangani
dokter berkata “ Istri anda sedang dipindahakn ke ruang rawat, nanti setelah
siuman saya akan visit istri anda untuk cek up kondisnya”.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan
bertanggunggugat atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh
sebab itu, pemberian pelayanan / asuhan keperawatan harus berdasarkan pada
landasan hukum dan etik keperawatan.
Fungsi kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa
dengan kode etik profesi, pelaksanaan profesi mampu mengetahui suatu hal
yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dia lakukan.
Isi dari kode etik memiliki prinsip-prinsip etik yang dianut oleh profesi
tertentu. Prinsip kode etik yang terpenting dalam upaya pelayanan kesehatan
adalah prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity,
nonmalificience, beneficience, convidentiality dan justice (Sumaryono,
1995).

B. Saran
1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya
perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik
dilapangan.
3. Keputusan etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling memuaskan dan
tidak merugikan bagi pasien.
4. Perlunya sosialisasi yang luas tentang kode etik profesi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila.2001.Etika Keperawatan.Jakarta:Widya Medika


Suhaemi,Emi,Mimin.2004.ETIKA KEPERAWATAN.Jakarta:EGC
Sudrajat,D.A.(2014).Aspek Hukum Praktik Keperawatan.Jurnal Kesehatan
Kartika Stikes A.Yani

Anda mungkin juga menyukai