Anda di halaman 1dari 31

https://psikologihore.

com/gangguan-kepribadian/amp/
Satu hal yang khas dalam gangguan kepribadian adalah dia merasa apa yang
dilakukannya nggak salah.Jadi, walaupun apa yang dilakukannya membawa
masalah, dan mengganggu orang lain, dia merasa bahwa pola pikir dan caranya adalah
benar.

Selain itu, ada juga tiga ciri-ciri lain yang hampir selalu muncul:
 Cara hidupmu bikin kamu mengalami banyak masalah besar. Contohnya,
kebiasaan berlebihanmu dalam menjaga kebersihan membuat kamu sulit pergi ke
mana-mana tepat waktu.
 Cara hidupmu bikin kamu memiliki masalah di banyak aspek kehidupanmu.
Misalnya kamu sulit mengikuti peraturan yang ada, sulit menahan diri agar bersikap
baik, atau kamu mengalami kesulitan untuk hidup di kehidupan sosial.
 Kejadiannya udah dari lama. Biasanya gangguan kepribadian sudah keliatan
dari kecil, dan kebawa sampe bertambah dewasa.

2. Jenis-jenis Gangguan Kepribadian dan Ciri-cirinya


Gangguan kepribadian ada beberapa jenis. Sebagian ditulis di ICD 10 dan DSM V,
tapi sebagian lagi udah dihapus atau dipindahkan ke golongan gangguan kepribadian
tertentu.

Secara garis besar, gangguan kepribadian dibagi tiga kluster. Kluster A, B, dan C.
Perlu diingat, kluster ini bukan tingkatan ya. Cuma pengelompokan aja.

Jadi, apa aja sih gangguan kepribadian yang sudah tercatat?

Kluster A: Curigaan dan menjauh dari lingkungan


2.1 Gangguan Kepribadian Skizotipal
Definisi Gangguan Kepribadian Skizotipal
Gangguan kepribadian skizotipal atau gangguan skizotipal adalah gangguan
kejiwaan yang dicirikan dengan kecemasan sosial, sikap paranoid, dan bahkan
kepercayaan terhadap sesuatu yang nggak masuk akal.
Orang dengan gangguan ini nggak nyaman membangun hubungan dengan orang lain,
terutama karena mereka berpikir bahwa hubungan dekat dengan orang lain punya
dampak buruk.

Jadinya, orang dengan gangguan kepribadian skizotipal memilih menghindari


hubungan dekat.

Gaya bicara yang aneh dan cara berpakaian yang nyentrik sering jadi tanda-tanda
dalam gangguan ini. Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal mungkin
responnya akan aneh kalo diajak ngobrol, nggak merespon, atau bahkan malah
menjawab dengan cara ngomong sendiri.

Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal biasanya cuma punya sedikit teman,
dan biasanya itu karena keinginannya sendiri. Ini karena orang dengan skizotipal ini
biasanya nggak memandang hubungan sebagai sesuatu yang penting.

Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal cenderung percaya banget dengan hal-
hal paranormal dan takhayul.

Jadi kalau ada situasi yang aneh sedikit langsung dihubungkan dengan takhayul atau
ada hal-hal spiritual.
Tapi belum tentu yang percaya takhayul itu gangguan kepribadian yaa.

Di skizotipal, kepercayaan terhadap takhayul ini menjadi standarnya dalam menjalani


hidup dan berteman. Jadi dia menganggap kalo teman tertentu, atau pakaian tertentu,
bisa membawa sial. Jadi dia akan berusaha menjauhinya. Gitu-gitu deh.

Gangguan kepribadian skizotipal biasanya cuma terjadi 3% dari populasi, dan


seringnya terjadi pada laki-laki.
Ciri-ciri
Orang dengan gangguan kepribadian harus punya tiga atau lebih dari ciri-ciri berikut:
 sulit membuat hubungan dekat dengan orang lain
 berpikir dan mengekspresikan diri dengan cara yang dianggap aneh,
menggunakan kata-kata atau kalimat yang nggak wajar.
 berkelakuan yang dianggap aneh atau nyentik
 merasa bisa membaca pikiran orang, dan ngerasa punya indera keenam
 merasa gugup dan tegang kalo orang lain nggak sepaham dengannya
 gugup dan parno dengan orang lain di situasi sosial. Kayak kelas, sekolah, atau
tempat ramai lain
Penyebab gangguan skizotipal
Penyebab gangguan kepribadian skizotipal belum diketahui secara pasti, namun besar
kemungkinan gangguan ini muncul karena kesalahan fungsi otak dan faktor genetik.

Cara penanganan gangguan skizotipal


Gangguan kepribadian skizotipal sebaiknya ditangani dengan beberapa jenis
psikoterapi.

Orang dengan skizotipal memang punya pikiran-pikiran aneh. Tapi, terapis atau
psikolog harus tetap ingat bahwa: tujuan terapi bukan untuk mengubah pikiran
delusional tersebut secara langsung.
Yang paling penting adalah dukungan dan penerimaan untuk klien.

Jadi, dalam terapi untuk skizotipal, kita nggak boleh bilang khayalannya aneh. Kita
juga nggak boleh bilang, “kamu nggak punya indera keenam.” Yang penting, terima
dan kasih dia dukungan sosial. Jadi temannya.

Pengobatan mungkin saja dilakukan dengan kerjasama antara psikolog dan psikiater.

2.2. Gangguan Kepribadian Paranoid


Definisi gangguan kepribadian paranoid
Gangguan Kepribadian Paranoid adalah gangguan kejiwaan yang ciri khasnya adalah
sikap parno, curigaan, dan nggak percaya sama semua orang.
Individu dengan gangguan kepribadian ini biasanya sensitif, gampang tersinggung,
dan menghubungkan segala sesuatunya dengan kemungkinan yang menakutkan.
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid selalu mengamati keadaan sekitar.

Mereka berpikir bahwa mereka sedang dalam bahaya, selalu mencari tanda-tanda
kemunculan bahaya tersebut, dan nggak percaya kalau dikasih tau bahwa bahaya itu
nggak ada.
Orang dengan gangguan ini selalu meminta perlindungan dan curigaan dan secara
emosi hampir selalu terkekang. Kemampuan mereka dalam menciptakan hubungan
emosional dengan orang lain sudah hampir nggak ada, menyebabkan mereka sendiri
merasa terasing selama hidupnya.

Orang dengan gangguan paranoid pun suka mendendam, curigaan, tersinggungan, dan
sering merasa bahwa apa-apa yang terjadi selalu ditujukan untuknya. Klien dengan
gangguan ini pun bisa juga terkomplikasi dengan gangguan kepribadian lain.

Ciri-ciri
Dari PPDGJ, orang dengan gangguan kepribadian paranoid punya ciri-ciri sebagai
berikut.

 Kepekaan berlebihan terhadap penolakan dan kegagalan


 Cenderung mendendam, menolak memaafkan penghinaan, luka hati, atau
masalah kecil
 Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan
pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral sebagai bentuk
penghinaan
 Rasa bermusuhan dan ngotot menuntut hak pribadi tanpa memperhatikan
situasi yang ada
 Kecurigaan berulang tanpa dasar tentang kesetiaan pasangannya
 Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang
bermanifestsasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri
 Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak
substantif terhadap suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri sendiri maupun pada
dunia
Penyebab gangguan kepribadian paranoid
Gangguan Kepribadian Paranoid biasanya muncul di fase dewasa awal, alias sekitar
umur 18-20 tahunan. Selain itu, gangguan ini lebih sering dialami laki-laki daripada
perempuan.

Untuk penyebab pastinya sendiri belum diketahui. Namun, peneliti meyakini bahwa
gangguan ini disebabkan karena faktor genetik dan pengaruh lingkungan.

gangguan kepribadian paranoid

Gangguan ini lebih sering muncul pada keluarga dengan sejarah skizofrenia dan
gangguan delusional. Trauma masa kecil juga bisa jadi salah satu faktor.

Cara penanganan gangguan kepribadian paranoid


Penanganan gangguan ini sangat mungkin dilakukan. Tapi yang jadi masalah adalah
pemilik gangguan paranoid biasanya nggak mau diterapi. Masuk akal, mengingat
paranoid ini punya sifat curigaan.

Namun kalau si pemilik gangguan ini mau menerima terapi, maka konseling dan
psikoterapi ini bisa sangat membantu. Metode penanganan paranoid ini di antaranya:

 membantu individu belajar cara menerima gangguan tersebut


 belajar komunikasi dengan orang lain tanpa curiga di tempat umum
 membantu mengurangi rasa curigaan dan ketakutan
Pengobatan mungkin aja sih dilakukan, terutama kalau penderitanya terkomplikasi
dengan depresi atau gangguan kecemasan. Pengobatan di antaranya dengan
antidepresan dan benzodiazepin. Tetep perlu diingat, pengobatan butuh resep dari
psikiater.

Gabungan pengobatan dengan konseling atau psikoterapi akan mempercepat proses


penanganan.

2.3 Gangguan Kepribadian Skizoid


Definisi gangguan kepribadian skizoid
Gangguan kepribadian skizoid adalah sebuah gangguan kejiwaan yang ciri utamanya
adalah males berhubungan dengan orang lain. Ciri khas skizoid adalah selain nggak
mau berhubungan dengan siapapun, dia juga penuh rahasia, dingin, dan apatis sama
orang lain.

Orang yang memiliki gangguan skizoid tidak mampu menciptakan hubungan yang


intim dengan orang lain.
Kan manusia adalah makhluk sosial. Lalu, gimana orang skizoid memenuhi
kebutuhan sosialnya?

Dengan berkhayal. Untuk melampiaskan keinginannya bersosialisasi, orang skizoid


menciptakan dunia khayalan yang detail, lengkap, dan eksklusif.

Tapi bukan berarti semua yang penyendiri itu skizoid ya. Orang skizoid juga berbeda
denganintrovert.
Segimanapun orang introvert, mereka masih bisa dan mau berhubungan sama orang
lain. Minimal chat lewat hape lah. Kalau orang skizoid, enggak. Mereka mungkin aja
bisa, tapi mereka merasa nggak butuh ngomong sama orang.

Skizoid juga masih berhubungan dengan skizotipal (yang udah kita omongin tadi) dan
skizofrenia. Mirip tapi gak sama. Tapi, beberapa penelitian menyebut bahwa faktor
genetik antara skizoid, skizotipal, dan skizofrenia punya kemiripan. Makanya,
gangguan kepribadian skizoid disebut juga dengan gangguan spektrum skizofrenia.
Lalu muncul pertanyaan: kan ada tuh orang-orang yang menyendiri dari kehidupan
dunia, katakanlah untuk mengejar kehidupan yang lebih tinggi seperti nirwana.
Apakah layak orang seperti itu disebut skizoid?

Ada beberapa kritik yang bilang bahwa definisi skizoid ini bisa bentrok dengan
budaya atau agama tertentu. Jika memang ada bentrokan semacam itu, perlu dilihat
lagi bagaimana kualitas hidup orang tersebut.

Perlu dilihat juga bagaimana orang tersebut memandang kehidupan sosial. Apakah dia
menjauh atau menyepi karena kebutuhan agama (contoh: mau bertapa), atau apakah
dia menjauh karena memang benci orang lain.

Seseorang dengan gangguan skizoid akan memberikan dampak negatif, entah pada
dirinya sendiri atau ke orang lain. Perlu dilihat juga kualitas hubungannya dengan
orang lain, status sosialnya, dan bagaimana kesejahteraannya.

Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Skizoid


Ciri-ciri utama dari gangguan kepribadian skizoid, di antaranya:
 Nggak tertarik membentuk hubungan akrab sama orang lain, termasuk keluarga
 Merasa bahwa orang lain hanya mengganggu
 Lebih suka tenggelam dalam khayalan
 Memilih hidup tanpa gangguan orang lain
 Susah dibahagiakan
 Kurang tertarik dengan hubungan intim dan seks
 Dingin sama orang lain
 Sulit mengekspresikan perasaan
 Minim selera humor
 Terlihat tidak punya motivasi dan tujuan hidup
 Tidak bereaksi ketika dipuji ataupun dikritik orang lain
Penyebab
Penyebab gangguan kepribadian skizoid masih belum pasti, namun peneliti meyakini
bahwa faktor genetik dan pola asuh memainkan peranan.
Faktor yang meningkatkan resiko munculnya gangguan ini, di antaranya adalah orang
tua yang punya gangguan skizofrenia, skizotipal, atau skizoid. Atau waktu dalam
pengasuhan dia diperlakukan dengan dingin.

Penanganan
Gangguan skizoid ini memang masih jarang dipelajari. Data klinisnya juga dikit,
karena memang masalah ini jarang dihadapi di dunia klinis. Banyak, tapi jarang yang
akhirnya datang ke psikolog atau psikiater.

Karena jarang ini, penanganannya yang paling efektif masih belum diketahui.

2.4 Gangguan Kepribadian Antisosial/Dissosial

Definisi Gangguan Kepribadian Antisosial


Gangguan kepribadian antisosial, atau dikenal juga dengan gangguan kepribadian
disosial dan sosiopat, adalah sebuah gangguan kepribadian yang dicirikan dengan
perilaku melawan atau melanggar hak-hak milik orang lain. Paling sering kelihatan di
gangguan kepribadian ini adalah moralnya yang tak terlihat, punya sejarah berbuat
kriminal, pernah melanggar hukum, serta perilaku yang agresif.
Istilah gangguan kepribadian antisosial sendiri adalah nama yang ditulis di Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).
Sementara, istilah ini diInternational Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems(ICD) disebut sebagai Dissocial personality disorder (DPD)
atau gangguan kepribadian dissosial.
Namanya aja sih yang beda. Tapi secara umum, diagnosa untuk antisosial dan
dissosial mirip-mirip.
Namun di Indonesia sendiri lebih populer dengan antisosial, karena kita lebih sering
pakai DSM dan PPDGJ.
Baik Buku DSM maupun ICD, keduanya bilang bahwa psikopat dan sosiopat
tergolong pada gangguan kepribadian antisosial. Namun ada juga beberapa peneliti
yang membuat perbedaan konsep antara gangguan kepribadian antisosial dan
psikopat.

Mereka meyakini kalau psikopat adalah gangguan yang diagnosanya punya kesamaan
dengan antisosial, tapi ada beberapa ciri-ciri psikopat yang nggak bisa dibilang
antisosial.

Salah satu alasannya adalah psikopat masih bisa berhubungan dengan dunia sosial,
walaupun itu katakanlah hanya akting. Meskipun akting, tapi kan dia masih bisa?

Ini beda dengan sosiopat ataupun antisosial, yang udah fix nggak bisa berhubungan
dengan masyarakat.

Penjelasan lebih lengkap tentang psikopat ada di sini.


Ciri-ciri
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki ciri-ciri:

 Membahayakan diri sendiri dalam situasi penuh resiko, seringkali tanpa


mempertimbangkan akibatnya untuk diri maupun orang lain
 Melakukan tindakan berbahaya dan seringkali ilegal
 Melakukan tindakan yang buat orang lain nggak menyenangkan
 Sangat mudah bosan, bertindak tanpa berpikir
 Berperilaku agresif dan sering berkelahi
 Melakukan apapun untuk mendapat yang diinginkan, seringkali dengan cara
yang kasar
 Punya catatan kriminal
 Tidak merasa bersalah setelah menyakiti orang lain
 Percaya pada yang terkuatlah yang akan berkuasa
 Bakatnya sudah terlihat sejak sebelum 15 tahun
Untuk mendapat diagnosa antisosial, kamu minimal harus berusia 18 tahun.
Penyebab
Tidak ada penyebab pada gangguan kepribadian antisosial. Namun ilmuwan meyakini
bahwa gangguan di struktur otak dan perilaku orang tua yang agresif menjadi faktor
yang mempengaruhi.

Penanganan
Penanganan untuk gangguan kepribadian antisosial bisa dibilang sulit.

Meskipun kita menyebutnya sebagai gangguan, namun yang paling terganggu adalah
kita sebagai masyarakat. Orang yang memiliki gangguan itu sendiri malah merasa
fine-fine aja. Ini menyebabkan penanganan sulit dilakukan.

Keadaan ini diperparah dengan orang itu sendiri yang memang tidak suka dengan
orang lain.

Namun jika ingin melakukan penanganan, psikoterapi dengan terapi bicara bisa
dilakukan. Psikiater juga bisa meresepkan obat untuk mengurangi kecemasan dan
depresi seperti prozac. Obat lain juga bisa diberikan, tergantung gejala perilaku apa
yang muncul.

Kluster B: Mood naik turun dan sering lebay

2.5 Gangguan Kepribadian Borderline (Ambang)


Definisi Gangguan Kepribadian Borderline
Gangguan kepribadian borderlineatau Borderline personality disorder (BPD),
atau dikenal juga dengan gangguan kepribadian emosional tidak stabil, adalah sebuah
gangguan kepribadian dengan pola perilaku nggak normal dengan hubungan yang
kurang stabil dengan orang lain, emosi yang mudah naik turun, dan kurangnya
pengendalian diri.
Ciri utama orang borderline adalah emosinya yang cepat sekali berubah, dari senang
riang gembira kayak selalu senyum, tertawa, berubah jadi nangis dan ngelempar
barang-barang.

Orang dengan gangguan borderline punya rasa ketakutan diabaikanyang besar. Terus


juga sering melakukan perilaku yang mengancam nyawa, sering merasa kosong, dan
kadang membahayakan orang lain. Orang yang mengalami gangguan kepribadian
borderline ini bahkan moodnya bisa berubah pada kejadian yang biasa aja.
Orang dengan gangguan kepribadian borderline juga beresiko minum-minum alkohol
atau ngedrugs, depresi, dan makan berlebih. Borderline meningkatkan kemungkinan
berperilaku membahayakan diri sendiri, dan 10% dari pemilik gangguan ini berakhir
bunuh diri.

Ciri-ciri
Orang dengan gangguan borderline punya ciri-ciri:

 takut ditinggalkan atau diabaikan, dan melakukan apapun biar itu nggak terjadi
 emosi yang kuat namun naik turun dengan drastis karena perkara sepele. Jam 8
ceria bahagia, jam 8 lewat 5 udah nangis.
 seperti nggak punya pendirian, perilaku berubah total tergantung dia lagi sama
siapa
 sulit membangun dan mempertahankan hubungan
 bertindak tanpa berpikir, dan seringkali tindakannya berbahaya. misalnya
makan berlebih, ngedrugs, atau ngebut di jalanan sempit
 punya keinginan bunuh diri atau melukai diri
 merasa sendiri dan kosong
 gampang sekali marah, dan jika marah nggak bisa dikontrol
Jika sedang stres, pemilik gangguan borderline cenderung merasakan:
 perasaan paranoid
 berhalusinasi, kayak mendengar atau melihat sesuatu tapi orang lain nggak
dengar/lihat
 mati rasa atau sering melakukan sesuatu sambil ngelamun
 sering lupa kalau dia habis melakukan sesuatu
Penyebab
Biasanya gangguan ini muncul di fase dewasa awal, atau habis masa remaja.

Penyebab gangguan kepribadian borderline ini masih belum jelas. Tapi kayaknya sih
kombinasi dari faktor genetik, kelainan di otak, pengaruh lingkungan, dan salah gaul.

Penelitian juga bilang bahwa kemungkinan mengalami gangguan borderline lima kali
lipat lebih besar jika punya kerabat dekat dengan gangguan serupa.

Ada juga yang bilang gangguan borderline bisa dipicu tumpukan kejadian yang
traumatis.

Namun, kita nggak bisa asal menyatakan seseorang kena gangguan borderline.
Diagnosa ini harus melalui uji medis lebih dulu. Soalnya, gangguan ini punya
beberapa kriteria yang mirip sama gangguan identitas atau gangguan penyahgunaan
alkohol, dan banyak kemungkinan lain.

Jadi walaupun ada seseorang di dekatmu punya ciri-ciri kayak di atas, sebaiknya
jangan langsung bilang dia borderline ya.
Penanganan Borderline
Ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk gangguan borderline. Bisa
dengan psikoterapi, bisa dengan kombinasi obat.

Beberapa psikoterapi yang bisa dilakukan adalah:

 Dialectical behavior therapy(DBT). DBT adalah jenis terapi psikologis yang


didesain khusus untuk menangani gangguan kepribadian borderline. DBT isinya
kayak seperangkat teknik melatih diri, di antaranya teknik mengelola emosi, menahan
stres, dan teknik meningkatkan hubungan dengan orang lain. Terapi ini bisa individu,
bisa kelompok.
 Schema-focused therapy. Terapi terfokus skema ini membantu kamu dalam
memahami kebutuhan-kebutuhan yang nggak pernah terpenuhi, yang membawa kamu
terjerumus dalam pola hidup negatif. Terapi ini membantu kamu memahami
kebutuhan terpendammu dan memenuhinya dengan cara yang sehat, untuk mengubah
pola hidup negatif ini jadi positif. Bisa dilakukan sendiri ataupun kelompok.
 Mentalization-based therapy(MBT). Terapi berbasis mentalisasi adalah jenis
terapi bicara yang membantu kamu mengenali pikiran dan perasaan dengan cepat, dan
dengan segera menciptakan persepsi berbeda terhadap situasi tersebut.Misalnya kamu
dihadapkan pada situasi yang bikin bad mood. Nah, MBT membantu kamu untuk
segera mengubah pikiran jadi positive thinking, jadi bad mood kamu bisa ditahan.
MBT ini memfokuskan pada “mikir dulu baru ngomong”.
 Systems training for emotional predictability and problem-
solving (STEPPS). STEPPS adalah terapi 20 minggu yang melibatkan kamu untuk
bekerja dalam kelompok. Biasanya anggota keluarga, pasangan, atau temen juga
diikutkan di terapi ini.Biasanya terapi yang ini adalah terapi tambahan selain terapi-
terapi tadi. Ibarat makan, terapi ini kerupuknya gitu deh.
 Transference-focused psychotherapy (TFP). Juga disebut terapi
psikodinamika. TFP membantu kamu memahami emosi dan masalahmu dengan cara
mengembangkan hubungan dengan psikolog.Transference meminta kamu
menyebutkan apapun yang terpikir olehmu. Apapun. Kemudian, kamu dan psikolog
akan bersama-sama menerjemahkan pola yang muncul, dan nanti akan menemukan
akar masalahnya.
Pengobatan
Walaupun nggak ada obat yang khusus untuk menangani borderline, tapi ada sih obat-
obatan tertentu yang membantu mengurangi gejala yang muncul kayak depresi,
impulsif, agresi, atau kecemasan.
Obat yang diberikan di antaranya antidepresan, antipsikotik, atau obat yang
menstabilkan mood.

Obat semacam ini nggak bisa dibeli sembarangan, harus ada resep dari psikiater.

Rawat inap
Kalau sudah membahayakan orang lain, penanganan ini akan dilakukan di rumah
sakit. Jadi pasien dirawat inap. Pilihan rawat inap ini akan melindungi pasien dari
menyakiti orang lain, juga menjaga pasien dari pikiran dan tindakan bunuh diri.

2.6 Gangguan Kepribadian Histrionik

Definisi Gangguan Kepribadian Histrionik


Gangguan Kepribadian Histrionikadalah gangguan kepribadian yang dicirikan oleh
tindakan mencari perhatian yang berlebih. Gangguan kepribadian ini mulai muncul di
fase dewasa awal. Termasuk dalam gangguan kepribadian ini adalah perilaku
menggoda yang nggak pantes, dan kebutuhan berlebih untuk diterima orang lain.
Orang histrionik sendiri punya karakter ceria, lebay, antusias, dan genit.
Gangguan kepribadian histrionik terjadi empat kali lebih sering pada perempuan.
Untuk presentasinya, sekitar 2-3% dari populasi. Meski demikian, hanya 10% dari
pemilik gangguan histrionik yang kemudian menjalani penanganan medis.
Gangguan histrionik masuk di kluster B, alias kluster untuk gangguan cemas dan
lebay.

Karakter utama dari gangguan ini adalah keinginan untuk jadi pusat perhatian. Mereka
berpenampilan yang mencolok dan seringkali nggak pantes, berlebihan dalam
berperilaku dan menunjukkan emosi, dan haus stimulasi seksual.
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku yang provokatif
secara seksual. Mereka juga menunjukkan emosi dengan cara meniru-niru tokoh,
entah itu tokoh betulan atau tokoh film, dan juga mereka gampang dipengaruhi orang
lain.

Karakter lain yang juga muncul adalah sifat egois, merasa bahwa semesta berputar
untuk dirinya, selalu ingin dipuji, dan dalam memenuhi kebutuhan mereka berani
memanipulasi orang lain.

Apa bedanya narsisistik dengan histrionik?


Sampai sini kamu mungkin bertanya: bukannya suka mencari perhatian itu
karakternya orang narsisistik?
Ya, memang betul keduanya punya kesamaan di situ. Orang narsisistik dan histrionik
sama-sama suka jadi pusat perhatian. Tapi, hal yang perlu digarisbawahi adalah
gangguan histrionik menggapainya dengan cara bersikap lebay.
Bersikap lebay yang kayak gimana? Misalnya dalam menanggapi sesuatu yang
mengagetkan, dia pura-pura pingsan (misalnya lo ya). Kalau dia marah misalnya, dia
berakting dengan berteriak-teriak memarahi orang lain di muka umum, sampai semua
orang ngeliat.

Apakah orang narsisistik bersikap begitu? No. Narsisistik memang mencari perhatian,
namun secara spesifik yang ia inginkan adalah pujian dan perasaan bahwa dirinya
penting. Ini akan kami bahas sebentar lagi.

Ciri-ciri
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik punya ciri-ciri

 merasa tidak nyaman jika tidak diperhatikan


 merasa ingin selalu menjadi “sumber hiburan” orang lain
 genit
 bersikap provokatif untuk memastikan dirinya jadi pusat perhatian
 terkenal drama dan overacting
 kalau melakukan apa-apa selalu khawatir pendapat orang lain
 gampang dipengaruhi
 bersikap intim bahkan pada teman biasa
 punya gaya bicara yang meniru-niru tokoh nyata atau tokoh dalam film
 menggunakan fisiknya untuk menarik perhatian
Penyebab
Penyebab pasti gangguan kepribadian histrionik masih belum diketahui. Namun,
ilmuwan yakin bahwa gangguan histrionik adalah hasil bentukan lingkungan dan
genetik.

Ada juga kasus di mana dua orang dengan histrionik masih punya hubungan darah
yang dekat. Ini menciptakan dugaan bahwa histrionik sebagian dibentuk dari genetik.
Di sisi lain, anak yang orang tuanya histrionik bisa memunculkan perilaku meniru
orang tuanya.

Adalagi dugaan lain: histrionik muncul dari kedisiplinan yang kurang dibentuk dan
perilaku lebay yang dituruti oleh orang sekitar. Anak bisa saja menciptakan perilaku
histrionik, karena mungkin itulah satu-satunya cara mendapatkan perhatian dari orang
tuanya.

Penanganan Histrionik
Penanganan histrionik termasuk sulit, soalnya pemilik gangguan ini tidak
menganggap histrionik sebagai gangguan. Selain itu proses penanganannya juga tidak
menyenangkan.

Namun jika si pemilik gangguan ini memutuskan untuk berubah, ada beberapa terapi
dan pengobatan yang bisa digunakan.

Psikoterapi adalah penanganan yang paling sering dan paling efektif. Penanganannya
melibatkan seorang psikolog, ngomongin perasaan dan pengalaman di masa lalu.

ARTIKEL TERKAIT
1.
Kepribadian Introvert – Semua yang Perlu Kamu Ketahui!
Kamu introvert? Atau penasaran tentang introvert? Pengen tahu lebih banyak tentang introvert? Masuk dan
jawab…

2.
Gimana Caranya Mengatasi Gugup Sebelum Bertanding?
Bagaimana cara mengatasi gugup sebelum bertanding? Atlet sering merasa grogi atau gugup, biasanya
malam sebelum…

3. Lakukan 5 Hal ini Agar Kamu Lebih Disegani


5 hal yang perlu dilakukan agar kamu mendapat respek dan disegani orang lain … Continue…

Kalau kamu mengalami depresi dan kecemasan, psikologmu mungkin akan


merujukmu ke psikiater, untuk mendapatkan resep obat antidepresan.
2.7 Gangguan Kepribadian Narsisistik

Definisi Gangguan Kepribadian Narsisistik


Gangguan kepribadian narsisistik dicirikan dengan pola perilaku yang menganggap
dirinya paling penting, kebutuhan dipuji yang berlebihan, dan tidak mampu
memahami perasaan orang lain.

Orang yang memiliki gangguan narsisistik seringkali menghabiskan waktu


memikirkan gimana caranya mendapatkan kekuasaan atau kesuksesan, atau
memikirkan tentang penampilan mereka. Orang narsisistik sering juga memanfaatkan
orang-orang di sekitar untuk keuntungan mereka sendiri. Perilaku semacam ini udah
muncul di fase dewasa awal, dan terjadi di berbagai macam situasi.

Narsisistik diambil dari mitologi Yunani tentang seorang bernama Narcissus, jomblo
yang mencari cinta sejati. Namun walaupun banyak cewek suka sama dia, Narcissus
menolak. Malah, cewek yang datang ditolaknya.

Sampai suatu hari, Narcissus melihat sesosok indah di pantulan air. Narcissus terpana,
jantungnya berdebar. Sosok di pantulan air inilah “belahan jiwa” yang selama ini dia
cari.

Karena jatuh cinta dengan sosok itu, maka Narcissus menceburkan diri ke dalam
kolam. Akhirnya karena nggak mau keluar dari air, Narcissus mati di dalam kolam.

Sebenarnya, siapa sosok di pantulan air? Mukanya sendiri.

Walaupun mungkin nggak seperti Narcissus, namun ciri utama narsisistik adalah
mencintai dirinya sendiri, secara berlebihan.
Grandiose dan Anxiety
Beberapa ilmuwan membagi narsisistik jadi dua: narsisistik grandiose dan narsisistik
anxiety.

Grandiose adalah narsisistik yang selama ini kita bayangkan. Ya mereka


menggembar-gemborkan kelebihan mereka sendiri, ingin diperlakukan spesial, ingin
dipuji, dan lain sebagainya. Mereka ingin hal itu, dan dengan terang-terangan
melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya.

Sementara, narsisistik anxiety adalah versi “mengkerut” dari grandiose. Seperti


grandiose, mereka juga ingin diperlakukan spesial, mau dipuji, dsb dsb. Bedanya,
mereka nggak melakukan apa-apa untuk mendapatkannya.

Yaaa mereka kelihatannya biasa aja, namun dalam hati mereka marah ketika nggak
diperlakukan istimewa. Makanya narsisistik anxiety sering terlihat marah besar untuk
sebab yang kadang kita sendiri anggap sepele.

Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Narsisistik


Ciri-ciri orang narsisistik di antaranya:

 percaya bahwa dia punya sesuatu yang spesial, unik, beda, pokoknya lebih baik
dari orang lain
 punya self-esteem yang rapuh, menghargai dirinya berdasarkan seberapa besar
orang menyukainya
 marah jika orang di sekitar cuek dan nggak ngasih apa yang dia inginkan
 iri dengan kesuksesan orang lain
 meletakkan kebutuhan mereka di atas kebutuhan orang lain, dan ingin orang
lain memakluminya
 biasanya sudah terkenal egois
 punya kebiasaan memanfaatkan orang lain
Penyebab
Penyebab narsisistik sendiri belum diketahui. Namun seperti gangguan kepribadian
yang sebelumnya udah kita bahas, faktor genetik dan lingkungan punya peranan.
Narsisistik juga dicurigai muncul karena perlakuan istimewa sejak kecil, namun
pendapat ini dianggap masih kurang kuat.

Untuk menyebut seseorang mengalami narsisistik, perlu diagnosa dari psikolog atau
psikiater dulu. Jadi walaupun katakanlah ada temenmu yang punya ciri-ciri di atas,
jangan langsung bilang dia narsisistik ya.

Penanganan Narsisistik
Penanganan narsisistik sendiri bisa dikatakan sulit. Ini karena orang narsis nggak
menganggap narsisnya sebagai masalah. Bahkan kalau orang di sekitar terganggu pun,
orang di sekitarnyalah yang dia anggap bermasalah.

Kalau akhirnya si narsis ini mau bekerjasama, terapi yang digunakan biasanya terapi
psikoanalisa dan terapi CBT. Kalau si narsisistik ini punya kecenderungan
membahayakan orang lain, dia berkesempatan menginap di rumah sakit. Ini supaya
proses terapi bisa dijalankan lebih intens. Tapi jarang sih yang rawat inap.

Obat khusus untuk narsisistik nggak ada, tapi psikiater mungkin akan meresepkan
obat kalau dia depresi, cemas, atau mengalami gangguan mood lain.

Kluster C lanjut di sini ya!

Kluster C: Gangguan dengan cemas berlebih

2.8 Gangguan Kepribadian Anankastik (Kepribadian Obsesif


Kompulsif)
Definisi Gangguan Kepribadian Anankastik
Gangguan kepribadian anankastik alias kepribadian obsesif kompulsif, adalah
gangguan yang dicirikan dengan perhatian berlebih terhadap keteraturan, perfeksionis,
perhatian lebih terhadap detil, ingin mengendalikan kehidupan orang lain berdasarkan
apa yang menurut dia benar.

Biasanya pemilik gangguan kepribadian ini juga workaholic.


Pokoknya, karakteristik khas orang dengan kepribadian obsesif kompulsif adalah
mereka bener-bener teratur dan urut, bahkan hingga ke detail terkecil. Pokoknya
nggak boleh ada satu urutan pun yang terlewat.

Selain itu mereka secara khawatir berkali-kali memeriksa semua hal, sehingga kadang
bikin telat kalau mau ke mana-mana sama mereka.

Ritual-ritualnya yang merepotkan bahkan juga berlaku untuk aktivitas santai.


Makanya, orang dengan gangguan ini susah banget disuruh santai, merasa kehabisan
waktu untuk beraktivitas, dan bekerja ekstra keras untuk mencapai sesuatu yang
sebenarnya simpel.

Mereka merencanakan aktivitasnya bahkan sampai ke tingkat menit, sebuah upaya


untuk tetap mengendalikan situasi. Mereka nggak suka kalau ada hal terduga muncul,
apalagi kalau hal itu tak bisa mereka kontrol.

Gangguan kepribadian obsesif kompulsif terjadi pada 2-8% populasi umum, dengan
mayoritas pemilik gangguan ini adalah pria.

Apakah ini yang sering disebut OCD?


Apakah gangguan kepribadian ini sama dengan OCD?

Walaupun namanya nyaris sama, tapi ada perbedaan antara gangguan obsesif
kompulsif dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif.

Sebagian penelitian memang menemukan banyak kesamaan antara kedua gangguan


ini. Bahkan buat yang awam pun keliatan sama, apalagi perilaku mereka yang kaku.

Keinginan yang berlebih akan keteraturan dan susunan yang simetris juga keliatan di
kedua gangguan ini.

Terus apa bedanya OCD dengankepribadian OCD?


Bedanya terletak pada perasaan orang tersebut terhadap gangguan yang ia punya.
Pada orang yang memiliki OCD, sebenarnya merasa kalau perilaku mereka ini
mengganggu dan nggak sehat. Tapi mereka nggak bisa melawan dorongan itu.
Jadi, orang dengan OCD sadar kalo perilaku mereka ini nggak wajar, tapi
mereka nggak kuasa melawannya.
Nah, ini beda dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Pemilik gangguan
kepribadian ini merasa bahwa yang mereka lakukan ini adalah pilihan mereka sendiri.
Artinya walaupun mereka akhirnya jadi susah hidup normal; tapi semua kegilaan pada
detail,  keteraturan, dan suka memeriksa sesuatu berulang kali adalah pilihan mereka
sendiri.

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD) merasa


bahwa perilaku mereka adalah pilihan mereka sendiri. Jadi mereka nggak
menganggap itu sebagai gangguan.
Ciri-ciri
Orang dengan OCPD memiliki ciri-ciri:

 Kebutuhan untuk melakukan semuanya sesuai urutan dan tersusun rapi


 Memasang target yang terlalu tinggi untuk dirinya dan orang lain
 Merasa bahwa cara hidupnya adalah cara hidup yang paling bagus
 Khawatir ketika dia atau orang lain berpotensi melakukan kesalahan
 Merasa kiamat ketika ada yang nggak sempurna
 Pelit pada dirinya sendiri maupun ke orang lain
 Punya sebuah benda yang nggak punya makna jelas. semacam jimat, tapi nggak
ada unsur magisnya.
 Sulit mengekpresikan perasaannya
 Kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan sama orang lain
 Aslinya pekerja keras, tapi karena terlalu perfeksionis, akhirnya kerjanya nggak
selesai-selesai
 Sering merasa geram dan marah
 Sering merasa terisolir dari kehidupan sosial
 Merasa cemas yang berujung pada depresi
Penyebab
Penyebab gangguan kepribadian obsesif kompulsif belum diketahui. Dicurigai
penyebabnya adalah gabungan dari faktor genetik dan lingkungan.
Tapi dari beberapa studi kasus, bakat gangguan ini sudah kelihatan sejak kecil.

Penanganan Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif


Kalau kamu punya OCPD, kamu akan menjalani tiga macam penanganan, yang terdiri
dari:

Yang pertama, CBT. Selama menjalani CBT, kamu akan bertemu dengan psikolog
secara rutin. Setiap sesi akan meminta kamu untuk membicarakan semua kecemasan,
stres, atau depresi. Mungkin psikologmu akan meminta kamu untuk nggak mikirin
kerjaan, dan lebih fokus pada rekreasi, hubungan keluarga, dan hubungan pertemanan.

Kalau kamu nantinya butuh pengobatan, mungkin psikiatermu akan meresepkan


SSRI. SSRI ini gunanya untuk mengurangi kecemasan dari perilaku obsesif
kompulsif.

Mungkin kamu akan diajari juga terapi relaksasi, tapi tergantung lagi sama
psikologmu, dilihat kebutuhanmu juga.

2.9 Gangguan Kepribadian Cemas/Avoidant/Menghindar


Definisi Gangguan Kepribadian Avoidant
Avoidant personality disorder, atauAvPD, atau Gangguan Kepribadian
Aviodant adalah sebuah gangguan kepribadian yang menunjukkan rasa minder,
terisolir, terkucilkan, inferior, dan super sensitif terhadap penilaian buruk orang lain.
Orang dengan gangguan kepribadian avoidant cenderung menghindari interaksi sosial,
walaupun dia ingin sekali dekat dengan orang lain. Orang yang mengalami gangguan
ini sering menganggap mereka “tidak laku”, tidak diinginkan, penyendiri, dan cemas.
Perilaku ini muncul di fase dewasa awal, dan terjadi karena banyak sebab.

Orang dengan gangguan kepribadian avoidan sering menganggap diri mereka tidak
menarik. Mereka juga menghindari interaksi sosial karena takut dibodohi,
dipermalukan, ditolak, atau tidak disukai.

Nah, bagaimana cara orang dengan gangguan kepribadian avoidant bertahan hidup?
Mereka bertahan hidup dengan cara menghindari semua yang mereka takutkan.
Gangguan kepribadian avoidant ini biasanya mulai kelihatan di masa dewasa awal,
dengan penolakan dari teman-teman sekitar dan pengalaman masa lalu yang buruk
ikut meningkatkan kemungkinan ini.

Ciri-ciri
Orang dengan gangguan kepribadian avoidant memiliki ciri-ciri:

 Menghindari kerja atau aktivitas sosial yang sebenarnya wajib diikuti


 Selalu menganggap komentar sebagai ketidaksetujuan dan kritik, dan sensi
banget
 Khawatir rahasianya terbongkar dan dikucilkan karenanya
 Khawatir dipermalukan orang lain
 Menghindari hubungan, pertemanan, dan intimasi, karena takut ditolak
 Merasa sendiri dan terisolasi, dan merasa lebih rendah dari orang lain
 Takut mencoba aktivitas baru, karena khawatir akan mempermalukan diri
sendiri
 Super sensitif terhadap kritik
 Super malu dan cemas di situasi sosial, meskipun orang itu ingin punya
hubungan dekat
 Menghindari kontak fisik dengan orang lain
 Sebagian juga mengalamiagoraphobia
 Rasa penghargaan diri sendiri yang rendah
 Membenci diri sendiri, dan kadang melakukan tindakan yang membahayakan
diri sendiri
 Ragu dengan kapasitas diri sendiri
 Selalu merasa sendirian, walaupun orang lain nggak menganggap begitu
 Menggunakan fantasi sebagai cara melarikan diri dari pikiran buruk
Penanganan Kepribadian Avoidant
Menangani gangguan kepribadian avoidant bisa dilakukan dengan berbagai macam
cara, seperti pelatihan kemampuan sosial, terapi CBT, dan terapi flooding (paparan)
untuk meningkatkan kontak sosial, dan konseling kelompok.
Yang jadi masalah dalam penanganan gangguan kepribadian ini adalah mendapatkan
kepercayaan dari pasien. Seperti yang kamu tahu kan, orang-orang dengan gangguan
kepribadian avoidant akan segera menghindari proses terapi, kalau mereka mulai
merasa nggak percaya dengan psikolog.

Tujuan paling utama dari terapi, baik individu maupun sosial, adalah orang dengan
gangguan avoidant bisa mulai “melawan” keyakinan ngawur dalam diri mereka.

Sangat mungkin bagi seseorang untuk berhasil mengatasi gangguan kepribadian


avoidant, dengan bantuan treatment dan usaha keras dari diri sendiri.

2.10 Gangguan Kepribadian Dependen


Definisi Gangguan Kepribadian Dependen
Gangguan Kepribadian Dependen, atau Dependent personality disorder (DPD),
atau disebut juga gangguan kepribadian astenik, adalah sebuah gangguan yang terjadi
saat seseorang terlalu bergantung pada orang lain.
Untuk sebabnya sendiri masih belum diketahui. Sebuah penelitian pada 2012
menyebut bahwa sekitar 55-72% kemungkinan kondisi ini diwariskan dari orang tua.

Memang sih gangguan ini biasanya sudah terlihat sejak kecil. Orang dengan gangguan
ini mengandalkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosional dan fisiknya,
dengan hanya sebagian kecil dari mereka yang sanggup menjadi mandiri.

Oh iya, perlu diingat ada perbedaan antara gangguan kepribadian dependen, dengan
kepribadian dependen.

Kepribadian dependen itu manja. Kalau dalam psikologi, kepribadian dependen


saja disebut normal bermasalah. Tapi kalauGANGGUAN kepribadian dependen,
nah itu baru gangguan.
Jadi gangguan kepribadian dependen beda sama manja. Bisa dibilang lebih parah.
Terus gimana cara membedakan dependen yang biasa sama yang gangguan?

Perbedaan antara kepribadian dependen dan gangguan kepribadian dependen ini


masih agak rancu, subyektif. Penegakan diagnosa gangguan ini masih terpengaruh
budaya dan peran gender.

Gangguan kepribadian dependen terjadi pada sekitar 0.6% dari populasi. Artinya, dari
1000 orang populasi umum, ada 60 orang yang punya kecenderungan mengalami
gangguan ini. Gangguan ini lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki.

Sebuah penelitian pada 2004 menduga ada faktor keturunan yang mempengaruhi
munculnya gangguan kepribadian dependen. Karena itulah, ada bukti signifikan
bahwa gangguan ini juga dipengaruhi oleh faktor keluarga. Anak dan remaja yang
punya gejala gangguan kecemasan dan pernah sakit fisik lama juga bisa mengalami
gangguan ini.

Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Dependen


Orang dengan gangguan kepribadian dependen mempunyai ciri-ciri:

 lemah, bergantung sama orang, dan nggak mampu membuat keputusan tanpa
bantuan orang lain
 membiarkan orang lain mengatur banyak hal dalam hidupnya
 membohongi diri sendiri agar tidak ditinggalkan oleh orang lain
 takut ditinggalkan
 punya rasa percaya diri yang rendah
 melihat orang lain lebih mampu dibandingkan dirinya sendiri
 orang lain menganggap dia terlalu menuntut dan pasif
 meminta orang lain memutuskan keputusan penting dalam hidupnya, misal
pekerjaan, tempat sekolah, atau pasangan
 merasa tidak nyaman atau tidak bisa apa-apa saat sendiri, karena ketakutkan
yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk mengurus diri sendiri
 bisa membuat keputusan sepele seperti mandi atau ke kamar kecil, namun ada
juga yang minta ditemani atau minta saran dulu.
Penanganan Gangguan Kepribadian Dependen
Gangguan kepribadian dependen biasanya didiagnosa lewat uji psikologi dulu.
Soalnya takut terjadi kerancuan dengan kepribadian dependen biasa. Nanti dari tes
psikologi itu akan ditentukan berapa lama dan seberapa parah gejala gangguan
kepribadian ini.

Terapi bicara adalah penanganan yang paling sering dan paling efektif untuk
gangguan ini. Tujuan terapi bicara adalah untuk menolong orang dengan gangguan
ini, untuk membuat banyak keputusan sendiri.

Ada obatnya nggak?

Obat untuk “menembak” gangguan ini langsung nggak ada sih. Tapi kalau pemilik
gangguan ini punya depresi atau kecemasan, mungkin aja kamu akan dirujuk ke
psikiater. Nanti psikiaternya yang ngeresepin obat.

Tidak termasuk dalam kluster dan tidak memiliki golongan khusus di ICD, DSM, dan
PPDGJ

2.11 Gangguan Kepribadian Lainnya


Ada sejumlah gangguan kepribadian lain yang nggak kami sebutkan. Alasannya
adalah karena gangguan-gangguan ini merupakan nama-nama lama, yang dalam ilmu
pengetahuan modern sudah disatukan dengan gangguan-gangguan sejenis.

Contohnya sadistik, psikopat digabung ke antiosisal, sementara schadenfreude masuk


ke skizoid.

 Gangguan kepribadian depresif


 Gangguan kepribadian sadistik
 Gangguan kepribadian masokis (self-defeating)
 Gangguan kepribadian negativistik
 Gangguan kepribadian zoosadistik
 Gangguan kepribadian psikopat
 Gangguan kepribadian psikoneurotik
 Gangguan kepribadian haltlose
 Schadenfreude
Loh, kepribadian ganda mana bosss???

Bonus: Kepribadian Ganda


Oke oke, kita singgung sedikit tentang kepribadian ganda.

Di DSM, PPDGJ, dan ICD, kepribadian ganda tidak digolongkan dalam gangguan


kepribadian. Gangguan ini dimasukkan dalam Gangguan Disosiatif, dengan kode
F44.81.
Gangguan kepribadian disosiatif, atau gangguan kepribadian multipel, atau gangguan
kepribadian ganda, adalah sebuah gangguan mental yang dicirikan dengan adanya dua
atau lebih kepribadian dalam satu tubuh.

Dua atau lebih kepribadian ini biasanya saling bertolak belakang. Kalau satu
kepribadian sedang muncul, kepribadian lainnya nggak sadar apa yang sedang terjadi.

Jadi ciri utama gangguan ini adalah ketika kepribadian lain sedang aktif, kepribadian
lainnya nggak sadar.

Malah dalam kasus ekstrim, bisa aja satu kepribadian perokok berat, kepribadian
lainnya batuk saat nyium bau rokok. Sampe ada juga yang kalo pindah kepribadian,
warna matanya ikut berubah.

Kalau kamu udah nonton film Split, nah itu contoh kepribadian ganda.
Sybil juga film yang wajib kamu tonton, kalo mau tau tentang kepribadian ganda.

Kapan-kapan kami akan bahas tentang ini deh.


3. Penyebab Gangguan Kepribadian
Secara garis besar, lingkungan kita hidup dan kualitas kasih sayang yang kita terima,
akan mempengaruhi kepribadian kita depannya. Kamu punya kemungkinan
mengalami gangguan kepribadian jika saat kecil kamu:

 kehidupan keluarga yang tak stabil dan kacau, seperti hidup sama keluarga
pecandu alkohol, atau salah satu orang tua punya gangguan mental
 tidak atau sedikit dukungan dari figur orang tua – utamanya jika kamu
mengaami situasi atau kejadian traumatis dari orang tua kamu.
 sedikit dukungan atau mengalami banyak pengalaman buruk di sekolah,
terutama dari teman sekelas atau dari sekolah
Jika kamu mempunyai masa kecil yang sulit atau pernah mengalami pengalaman
kayak yang kami bilang tadi, kamu mungkin aja akan mengembangkan keyakinan
yang keliru tentang orang lain dan hubungan. Kamu mengalami salah paham juga
tentang bagaimana membentuk hubungan antar dua orang.

Secara insting, manusia belajar dari pengalaman, mengembangkan strategi khusus


untuk hidup, dari pengalaman yang dia punya. Masalahnya, ketika kita mengalami
kehidupan yang buruk atau masa lalu yang buruk, mungkin aja strategi yang kamu
bangun ini akan keliru.

Strategi yang kita bangun, pemahaman yang tertanam, dan pengalaman yang sudah
terjadi, secara bersama-sama membentuk kepribadian kita. Pengalaman hidup yang
berat dan pengalaman yang traumatis dapat berujung pada gangguan kepribadian.
Contoh pengalaman lainnya seperti:

 ditolak keberadaannya oleh orang lain


 kehilangan orang tua, atau mendadak ditinggal tanpa alasan
 pelecehan, baik secara fisik, verbal, maupun seksual.
 mengalami kecelakaan besar
Tapi apakah semua yang mengalaminya pasti akan punya gangguan kepribadian?
Loh mz, masa laluku perih tapi kenapa aku sehat-sehat aja?
Ya nggak juga sih. Nggak semua orang yang mengalami situasi traumatis akan
mengalami gangguan kepribadian. Caramu memandang dan menanggapi satu
masalah, plus dukungan dan perhatian yang kamu terima, tentu punya andil dalam hal
ini.

Lagipula, sebagian teori kepribadian bilang bahwa ada juga elemen kepribadian kita
yang bawaan lahir. Kita terlahir dengan temperamen beda. Keaktifan, kemampuan
berkonsentrasi, dan kemampuan adaptasi tiap bayi aja bisa beda.

Makanya, ada juga ahli yang percaya bahwa elemen kepribadian yang dari lahir ini
punya peran dalam mengembangkan gangguan kepribadian.

4. Kalau kamu (merasa) punya gangguan kepribadian…


Oke, katakanlah kamu sudah membaca salah satu gangguan kepribadian di atas.
Terus, kamu kaget karena ternyata ada satu gangguan yang mirip dengan yang kamu
rasakan saat ini.

Lalu kamu mikir: lah! jangan-jangan eug punya gangguan kepribadian?!?!?!?!


Sebelum kamu mikir macem-macem, sebaiknya kamu pikirin dulu deh beberapa hal
berikut.

Kok kamu ngerasa gitu?


Kenapa kamu ngerasa punya gangguan kepribadian? Apa yang membuat kamu
berpikir bahwa kamu punya gangguan kepribadian?

Satu hal yang perlu diingat, orang dengan gangguan kepribadian tidak merasa punya
gangguan! Mereka merasa hidup mereka biasa aja. Kalau orang dengan gangguan
kepribadian dibawa ke RSJ atau ke psikolog, itu biasanya dibawa sama orang tua atau
kerabat, bukan atas kesadaran sendiri.

Inget, memberi label negatif sama diri sendiri itu bahaya. Apalagi, kalau kamu bilang
bahwa kamu punya gangguan kepribadian.
Apa kamu ngerasa terganggu dengan “gangguan kepribadian”
ini?
Pertanyaan berikutnya: apakah kamu merasa terganggu dengan gangguan kepribadian
ini?

Kalo iya, selamat! Kamu tidakmengalami personality disorder.


Orang dengan gangguan kepribadian merasa hal yang mereka lakukan itu benar. Jika
katakanlah psikopat dan sosiopat melakukan kejahatan, mereka melakukannya karena
merasa itulah yang seharusnya dilakukan!

Makanya dalam urusan gangguan kepribadian, yang sesungguhnya merasa terganggu


adalah orang lain.

Si pemilik gangguan justru malah biasa aja, bahkan walaupun katakanlah itu
menghambat dirinya sendiri, kayak di gangguan kepribadian anankastik (OCPD).

Kamu mau periksa ke psikolog gak?


Pertanyaan terakhir: kamu penasaran ingin periksa ke psikolog nggak?

Jika iya, maka selamat! Kamu belum memiliki gangguan kepribadian. Balik lagi ke
yang kami bilang tadi, orang dengan gangguan kepribadian merasa dirinya sehat-sehat
aja. Mereka justru marah kalau disuruh ke psikolog.

Ini juga sih yang bikin gangguan kepribadian sulit di-treatment dan diteliti. Karena
kebanyakan mereka enggan ke psikolog, dan tidak merasa terganggu juga.
Tapi kalau memang mau periksa ke psikolog, nggak masalah. Waspada itu baik.
Sebelumnya, kamu boleh ceklangkah-langkah periksa ke psikolog di sini.

Anda mungkin juga menyukai