NPM : 1531080136
FAKULTAS USHULUDDIN
JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Gangguan Skizoid”. Tak
lupa pula terima kasih saya sampaikan kepada Ibu DRA.Hj.A.Retno Riani,M.Si selaku dosen
Psikologi Klinis yang memberi motivasi dan petunjuk untuk menatap masa depan dan bersedia
bertukar pemahaman terhadap tema laporan yang saya susun ini. Untuk itu saya ucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu hingga tugas saya dapat terselesaikan.
Dalam laporan yang saya buat ini tentu masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharap kritik dan sarannya yang bersifat membangun sehingga kedepannya bisa lebih baik
lagi dan bisa menambah manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
A. Pengantar
Gangguan kepribadian skizoid adalah salah satu dari sekelompok kondisi yang disebut
“Cluster A'” atau gangguan kepribadian eksentrik, ditandai dengan perilaku introvert, penderita
sering dianggap penyendiri, dan sikapnya aneh, memisahkan diri, acuh tak acuh terhadap
hubungan sosial. Kelainan kepribadian skizoid adalah gangguan dimana orang yang memilikinya
selalu bersifat menjauhkan diri dari orang lain serta memiliki pemikiran yang bersifat eksentrik.
Ciri-ciri individu yang mengalami skizoid adalah tidak memiliki keinginan untuk intim atau
menjadi bagian dari kelompok sosial, dan seringkali memilih sendirian daripada bersama dengan
orang lain. Individu ini juga cenderung tidak menunjukkan emosi secara penuh, kebutuhan akan
afeksi yang kurang dan rendahnya introspeksi diri.
Isolasi sosial adalah ciri utama dari gangguan kepribadian skizoid ( Schizoid personality
disorder). Seringkali digambarkan sebagai penyendiri atau eksentrik, orang dengan kepribadian
Skizoid kehilangan minat pada hubungan sosial. Emosi dari orang yang berkepribadian skizoid
tampak dangkal atau tumpul, namun pada derajat yang lebih rendah disbanding skizofrenia.
Orang dengan gangguan ini jarang mengalami marah, senang atau kebahagiaan yang mendalam.
Mereka tampak menjaga jarak, Wajah mereka cenderung tidak menampilkan ekspresi emosional,
mereka jarang bertukar senyum, salam, atapun hanya sekedar anggukan kepala kepada orang
lain. Mereka tampak tidak terpengaruh pada kritik atau pujian dan tampak terbungkus dalam ide-
ide abstrak daripada dalam pikiran mengenai manusia. Pola kepribadian schizoid umumnya
dapat dikenali saat masa awal dewasa. Pria yang menderita gangguan ini jarang berkencan
dengan wanita atau menikah. Perempuan dengan gangguan ini cenderung meneSkizoidakan
romantis secara pasif dan menikah, namun mereka jarang berinisiatif untuk membina hubungan
atau untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan pasangan mereka.
b. Teori Kognitif
Teori kognitif memproposisikan orang dengan gangguan schizoid sebagai orang yang selalu
bersifat dingin dan menunjukkan perilaku tidak peduli karena sifat dasar berpikir bawah
sadarnya yang maladaptif dan memandang diri mereka sebagai diri yang penyendiri dan
memandang orang lain sebagai orang yang ditentang mereka. Walaupun sebenarnya belum dapat
dibedakan oramg yang mengembangkan sikap seperti pendisfungsian prinsip (Freeman dan
rekanan, 1990)
3. Faktor Gangguan Kepribadian Skizoid
Kasus gangguan kepribadian umumnya dimulai pada usia remaja dan saat memasuki usia
dewasa. Ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu atau meningkatkan risiko terjadinya
kondisi ini, di antaranya:
Gejala gejala pengidap gangguan schizoid personality disorder adalah sebagai berikut :
Penyebab dari kelainan ini masih belum diketahui. Meskipun penyebab gangguan
kepribadian tidak diketahui, baik genetika dan lingkungan diduga berperan dalam
perkembangannya. Beberapa profesional kesehatan mental berspekulasi bahwa masa kecil yang
suram dimana kehangatan dan emosi tidak hadir, memberikan kontribusi terhadap perkembangan
gangguan ini. Ahli-ahli teori psikoanalisis berpendapat bahwa schizoid personality disorder
dibangun melalui hubungan ibu dan anak yang terganggu, dimana anak tidak pernah belajar
untuk memberi atau menerima kasih sayang. Anak ini menunjukkan hubungan dan emosi-emosi
sebagai hal yang berbahaya dan selanjutnya mereka berdua tetap jauh dari orang lain dan juga
dari perasaan-perasaan mereka sendiri. Sedangkan para ahli teori kognitif menggambarkan gaya
berpikir dari orang-orang schizoid sebagai orang yang tidak memperbaiki diri dan tidak
respondif terhadap tanda-tanda yang mrenunjukkan emosi.
a. Faktor Biologis yang dipengaruhi oleh gen atau sifat bawaan yang menjadi pemicu
timbulnya gangguan kepriabdian serta faktor fenotipe yang dipengaruhi oleh interaksi
antare gen pembawa sifat dengan lingkungan.
b. Faktor Psikologis yang sering kali dipicu oleh ketidakmampuan individu untuk terlibat
dalam hubungan interpersonal yang baik yang disebabkan oleh keterbatasan emosi yang
dimiliki individu.
a. Pola perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan
keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam berbagai hubungan antar pribadi pada
awal masa dewasa.
Tidak pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain
termasuk untuk menjadi bagian dalam keluarga
Hampir selalu memilih aktivitas untuk menyendiri
Sangat sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual
Sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang
Sedikit mempunyai teman akrab
Tidak terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain
Emosi dingin, efek mendatar atau takpeduli (detachment)
b. Gangguan kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia, gangguan
mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau
disebabkan oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak
langsung pengobatan medis.
B. Ilustrasi Kasus
Identitas Subjek
Nama : wisnu pamungkas
Tempat & Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 22 Januari 2001
Alamat : purnawirawan 1, Kel. Langkapura
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 16 Tahun
Anak ke : ke-3 dari 6 bersaudara
Agama : Islam
Pendidikan tertinggi : lulus Smp ( tidak bersekolah lagi )
Orang tua :
Ayah. : Wiranto
Ibu. : Suparmi
Pekerjaan :
Ayah. : Buruh
Ibu. : Pedagang
Wisnu adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara, pendidik terakhir yang ia tempuh yakni lulusan
SMP dan tidak mealnjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya. Alasan ia tidak mau melanjutkan
sekolah karena takut memiliki teman dan malas untuk bersosialisasi, ia merasa sekolah terlalu
banyak orang. Saat masih Smp ia sering membolos sekolah karena malas bertemu banyak orang,
sudah sering guru menegurnya dan memanggil orangtuanya kesekolah. Sekarang wisnu bekerja
di pabrik roti , ia memilih kerja ditempat tersebut karena hanya dia perkerja disana dan dibantu
oleh anak pemilik pabrik yang merupakan teman dekatnya dari kecil, selain itu jarak antara
tempat kerja dengan rumahnya sangat dekat, yakni didepan rumahnya. Wisnu saat ingin pergi
bekerja, ia mengunggu sampai jalan menuju ke tempat kerja sepi baru ia mau pergi. Saat
dirumah ia sering mengurung diri dikamar sbil memainkan Handphone, keadaan kamarnya
semua tertutup rapat, hanya diterangi lampu kamar saja. Jika ia ingin pergi kedapur, ia akan
menutup jendela terlebih dahulu, alasannya karena ia takut dilihat orang lain.
Sebelumnya saat masih sekolah dasar ia sering bermain bersama teman-temannya bahkan
sampai lupa waktu. Semenjak ia masuk Smp ia mulai malas bermain, keluar rumah jika memang
penting saja. Saat orangtuanya bertanya kenapa ia jarang bermain bersama temannya lagi, ia
menjawab jika teman-temannya bayak melakukan kegiatan yang tidak berguna dan banyak yang
merokok, ia tidak suka jika memiliki teman perokok. Ia merasa percakapan social hanya
membuang-buang waktu dan merasa canggung bila ada orang lain yang mencoba membina
persahabatan dengannya. Sekarang ia hanya memiliki satu teman yang memang memiliki hobi
dan pekerjaan yang sama.
C. Assassment
Sumber Informasi
Informasi diperoleh dari observasi dan wawancara kepada subjek dan orangtua subjek yang
telah dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai gangguan skizoid yang
dialami oleh subjek.
1. Observasi
Dari observasi yang telah dilakukan berdasarkan beberapa indikator dari gangguan skizoid,
subjek menunjukan gejala-gejala skizoid. Subjek lebih sering menyendiri didalam kamarnya
bahkan ia jarang bersosialisasi dan menjaga jarak dengan lingkungannya bahkan keluarganya, ia
berbicara hanya seadanya saja. Saat orang lain mengeritik atau membicarakannya ia hanya diam
dan tidak menghiraukanya. Banyak orang mengira jika ia memakai obat-obatan terlarang, karena
subjek memang terlihat lesu dan saat jalan selalu menunduk, jarang keluar rumah hanya saat
bekerja saja, ketika orang menyapanya ia hanya diam saja. Sehingga banyak orang
mempersepsikan jika ia memakai memakai obat-obatan terlarang. Saat orangtuanya menyuruh
subjek, ia tidak mempedulikannya dan hanya sibuk memainkan Hp saja.
2. Wawancara
Pasien yang mengidap gangguan schizoid personality disorder dapat di obati atau di terapi
dengan cara sebagai berikut :
b. Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan efektif, meskipun
demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika individu ikut dalam partisipasi
kelompok tersebut . Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan dalam grupnya, terapi juga
harus menjaga dari kritikan anggota lainnya. Terciptanya keakraban antar sesame anggota
merupakan salah satu harapan dari terapi ini dengan menciptakan hubungan-hubungan sosial
yang saling mendukung. Terapi kelompok akan memberi pengalaman-pengalaman sosial yang
bermanfaat, saling mengerti sesame anggota, berkomunikasi sampai pada memahami orang lain.
Psikoterapi yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid adalah cognitive-
behavioral therapy (CBT), terapi keluarga dan terapi psikodinamika. Bila individu mempunyai
pasangan hidup, terapi pasangan (couples therapy) dapat digunakan untuk membentuk
komunikasi antar pasangan.
c. Terapi Individu.
Berhasilnya terapi pada individu dengan gangguan Skizoid membutuhkan waktu yang
relatif lama, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah persepsi yang salah terhadap cara
memandang persahabatan untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada awal
terapi, terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang dibayangkan oleh
individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan ketakutan-ketakutan yang dirasakan
oleh individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Selanjutnya terapis akan menyusun
langkah-langkah kedepan secara bersama dengan klien untuk penyembuhannya
KESIMPULAN
Gangguan kepribadian schizoid adalah salah satu kelainan dimana terjadi suatu keterbatasan
terhadap emosi dan pengalaman seseorang. Seseorang dengan gangguan ini mampu melakukan
kegiatannya sehari-hari, tetapi tidak dapat membentuk suatu hubungan yang dekat dengan orang
lain. Mereka suka menyendiri dan sangat sering melamunkan sesuatu secara berlebihan.
Gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan perilaku introvert, yang sering menimbulkan
mereka yang menderita yang disebut sebagai penyendiri. Individu tidak menunjukkan perlunya
penerimaan atau perhatian, dan cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial
yang kecil. Schizoids dianggap oleh orang lain sebagai dingin dan jauh, tapi mereka benar-benar
tidak menginginkan popularitas.
Pengobatan untuk gangguan kepribadian skizoid fokus pada keterampilan orang tersebut
meningkat sosial, kontak sosial, dan kesadaran ini atau perasaannya sendiri (beck dan merdeka,
1990; Jaminan Kualitas Proyek, 1990). Terapis mungkin model ekspresi perasaan untuk klien
akan membantu klien mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya sendiri. Pelatihan
keterampilan sosial, dilakukan melalui tugas pekerjaan rumah di mana klien mencoba keluar
keterampilan sosial yang baru dengan orang lain, merupakan komponen penting dari terapi
kognitif. Beberapa terapi merekomendasikan terapi kelompok untuk orang dengan gangguan
kepribadian schizoid.