GANGGUAN KEPRIBADIAN
Iffa Nadifa | Rahma M. | Steven S
1. DEFINISI
Gangguan Kepribadian
3
(PPDGJ-III)
Gangguan kepribadian
• Pola perilaku yang menetap dan
merupakan ekspresi dari pola hidup
yang khas dari seseorang dan cara –
cara berhubungan dengan diri sendiri
maupun orang lain
4
(DSM-5)
Gangguan Kepribadian
• Pola perilaku yang menetap, serta pemikiran,
perasaan dan sensasi yang menyimpang dari
standar kultur seseorang, yang bersifat pervasif
dan tidak fleksibel, memiliki awitan usia remaja
atau dewasa muda, stabil dalam kurun waktu
tertentu, menyebabkan distres atau impairment,
dan dapat bermanifestasi pada setidaknya 2 dari
4 aspek: kognitif, afektif, fungsi interpersonal,
dan kontrol impuls
2. KLASIFIKASI
Gangguan Kepribadian
6
Etiologi
• Faktor Genetik
• Faktor Biologis
- Hormon
- Platelet monoamine oxidase
- Smooth pursuit eye movements
- Neurotransmiter
- Elektrofisiologi
• Faktor Psikoanalitik
Defense mechanisms
4. KRITERIA
Gangguan Kepribadian
a. Pola perilaku yang menetap mengenai pemikiran, perasaan, dan
tingkah laku yang menyimpang dari standar kultur seseorang. 11
Bermanifestasi pada setidaknya 2 dari 4 aspek:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Fungsi interpersonal
4. Kontrol impuls
b. Pola perilaku tersebut bersifat tidak fleksibel dan pervasif dalam
berbagai situasi personal dan sosial
c. Pola perilaku tersebut menyebabkan distres atau impairment dalam
bidang sosial, okupasional, atau area lain
d. Pola tersebut stabil dalam kurun waktu tertentu dan memiliki awitan
usia remaja atau dewasa muda
e. Pola perilaku tersebut atau konsekuensi dari gangguan mental
lainnyatidak dapat digambarkan sebagai manifestasi
f. Pola perilaku tersebut tidak berikaitan dengan efek fisiologis dari suatu
substansi (drug abuse, medication) atau konfisi medis lain (trauma
kepala)
12
Cluster A
13
Gangguan Kepribadian
Skizoid
14
Deskripsi
• Gangguan dimana orang yang memilikinya selalu bersifat
menjauhkan diri dari orang lain serta memiliki pemikiran yang
bersifat eksentrik.
• Dicirikan sebagai lifelong pattern of social withdrawal
• Biasanya dipandang ‘aneh’, terisolasi dan kesepian, tidak nyaman
pada interaksi dengan sesama
• Epidemiologi:
- 5% dari total populasi
- Biasanya seseorang dengan pribadi ini akan memilih pekerjaan yang
tidak memerlukan sosialisasi/interaksi dengan orang lain dan
menyukai pekerjaan pada malam hari
15
Etiologi
• Penyebab dari kelainan ini masih belum diketahui dan
mungkin berhubungan dengan skizofrenia.
• Kelainan kepribadian skizoid tidak dapat dikategorikan
sebagai skizofrenia karena tidak menyebabkan
diskoneksi dari realita (pada bentuk halusinasi atau
delusi) yang biasanya muncul pada penderita
skizofrenia.
16
Tatalaksana
Psikoterapi
• Bila dengan group therapy, pasien akan cenderung diam sehingga
terapis harus dapat membantu pasien untuk mau perlahan terbuka
dan melindunginya dari aggressive attacks member lain pada sesi
konseling
• Pendekatan pada pasien mirip dengan gangguan kepribadian
paranoid (perlahan dan tidak memaksa)
Farmakoterapi
• Dapat diberikan antipsikotik, antidepresan dan psikostimulan
dosis rendah
18
Gangguan Kepribadian
Skizotipal
19
Deskripsi
• Seseorang yang mengidap penyakit gangguan kepribadian
skizotipal biasanya mengalami kesulitan pada hubungan
interpersonal dan kecemasan sosial akut yang tidak berkurang
walaupun sudah mempunyai seseorang yang dekat dengannya.
• Strikingly odd and strange (pemikiran magis dan tidak realistik,
ilusi, ideas of reference)
• Risiko skizopal cukup tinggi pada keluarga dengan salah satu
riwayat anggota yang skizofrenik
• Epidemiologi:
- 3% dari total populasi
- Kebanyakan pada laki – laki
20
Tatalaksana
Psikoterapi
• Prinsipnya mirip dengan yang lain tetapi terapis harus ekstra hati
– hati terhadap pasien karena kepercayaan mereka dapat meliputi
kultus dan agama tertentu
• Terapis tidak boleh menyepelekan/menghakimi aktivitas maupun
kepercayaan yang dipegang pasien
Farmakoterapi
• Dapat diberikan antipsikotik saat episode psikosis terjadi
23
Gangguan Kepribadian
Paranoid
24
Deskripsi
• Dicirikan sebagai pribadi yang memiliki kecurigaan atau
ketidakpercayaan akan sesuatu/seseorang yang berlangsung lama
• Biasanya seseorang dengan gangguan kepribadian ini akan
bersifat dingin, unfriendly, mudah kesal/tersinggung dan mudah
marah
• Epidemiologi: 2 – 4% dari total populasi
25
Tatalaksana
Psikoterapi
• Tidak disarankan untuk group therapy karena pasien dengan gangguan kepribadian
paranoid biasanya tidak nyaman dengan terapi tersebut
• Defense pasien sangat kuat sehingga dibutuhkan terapis yang profesional dan
konsisten
• Terapis harus mengingat bahwa kepercayaan dan intimacy merupakan aspek yang
menjadi masalah dalam hidup pasien tersebut sehingga pendekatan dengan pasien
harus dilakukan dengan sebaik mungkin (tidak terburu – buru dan terlalu
mengontrol)
Farmakoterapi
• Dapat digunakan untuk mengatasi ansietas (diazepam) dan agitasi (antipsikosis
dosis rendah: haloperidol untuk mengatasi agitasi berat/delusional berat)
28
Cluster B
29
Gangguan Kepribadian
Antisosial
30
Deskripsi
• Ketidakmampuan seseorang untuk mematuhi norma sosial yang
biasanya mengatur berbagai aspek dalam kehidupan seseorang
(remaja dan dewasa)
• Walaupun sering dikaitkan dengan criminal acts, namun tidak
sama dengan kriminalitas
• Epidemiologi:
- 0,2 – 3% dari total populasi
- ♂>♀
- Onset disorder sebelum usia 15 tahun
- Kebanyakan pasien memiliki riwayat abuse pada masa kanak –
kanak atau saat berpasangan, drunk driving dan pergaulan bebas
31
Tatalaksana
Psikoterapi
• Pasien biasanya akan mulai patuh dan mau mengikuti terapi saat
dia berada di antara teman – teman sebayanya yang juga
mengikuti terapi
• Lebih patuh bila dirawat di rumah sakit
Farmakoterapi
• Anti-epileptic untuk perilaku impulsive control
(carbamazepine/valproate)
• Β-adrenergic receptor antagonist digunakan untuk mengurangi
agresi.
34
Gangguan Kepribadian
Tipe Ambang
35
Deskripsi
• Berada di batas antara neurosis dan psikosis dan ditandai dengan
afek, mood, perilaku dan image diri yang tidak stabil.
• Istilah lain : ambulatory schizophrenia, as-if personality,
pseudoneurotic schizoprenia, emotionally unstable personality
disorder.
• Epidemiologi:
- 1 – 2% dari total populasi
- Kebanyakan pada perempuan
- Onset disorder dapat muncul di dewasa muda
36
Tatalaksana
Psikoterapi
• Dialectical Behavior Therapy
• Mentalization-Based Therapy
• Transference-Focused Psychotherapy
Farmakoterapi
• Anti-psikotik diberikan untuk mengatasi kemarahan, hostility dan
episode psikotik singkat
• MAO inhibitor diberikan pada pasien dengan impulsive behavior.
• Benzodiazepine diberikan pada pasien dengan kecemasan dan
depresi
39
Gangguan Kepribadian
Histrionik
40
Deskripsi
• Orang dengan gangguan kepribadian ini bersemangat, emosinal
dan perilakunya colorful, dramatis, extrovert.
• Biasanya tidak mampu untuk menjaga hubungan yang mendalam
dan lama
• Epidemiologi:
- Prevalensi dari penyakit ini sekitar 1-3%
- Paling sering didiagnosis pada perempuan dibandingkan laki-laki
41
Tatalaksana
Psikoterapi
Farmakoterapi
• Pemilihan obat berdasarkan gejala yang menjadi target
(antidpressant untuk depresi dan keluhan somatik, antianxiety
untuk ansietas, antipsikosis untuk derealisasi dan ilusi)
44
Gangguan Kepribadian
Narsistik
45
Deskripsi
• Merasa diri superior dibandingkan yang lain dan empati yang
kurang
• Tetapi rasa percaya dirinya rentan terhadap kritikan yang kecil
(minor)
• Epidemiologi:
- Prevalensi dari penyakit ini sekitar <1 – 6%
46
Tatalaksana
Psikoterapi
• Group therapy untuk pasien ini dianjurkan, sehingga mereka dapat
belajar untuk berbagi dengan yang lain dan dalam lingkungan
yang ideal dapat membentuk respon empati terhadap yang lain
Farmakoterapi
• Lithium (Eskalith) digunakan pasien dengan gejala tersebut
termasuk mood swings
• Karena kepribadian ini menanggapi buruk suatu penolakan
sehingga rentan akan depresi -> diberikan anti depresan, terutama
serotonic drug
49
Cluster C
50
Gangguan Kepribadian
Cemas (Menghindar)
51
Deskripsi
• Merupakan suatu gangguan kepribadian dimana seseorang
menunjukan sensitivitas yang ekstrem terhadap penolakan dan
dapat menyebabkan ia menarik diri dari sosial
• Meskipun pemalu, namun tidak asosial dan menunjukkan
keinginan kuat untuk berteman, tetapi mereka membutuhkan
kepastian kuat yang tidak biasa untuk penerimaan tanpa kritik
52
Epidemiologi
• Prevalensinya sekitar 2 – 3%
• Infant dengan watak yang pemalu lebih rentan
53
Kriteria Diagnosis
A pervasive pattern of social inhibition, feelings of inadequacy, and
hypersensitivity to negative evaluation, beginning by early adulthood and present
in a variety of contexts, as indicated by four (or more) of the following:
1. Avoids occupational activities that involve significant interpersonal contact
because of fears of criticism, disapproval, or rejection.
2. Is unwilling to get involved with people unless certain of being liked.
3. Shows restraint within intimate relationships because of the fear of being
shamed or ridiculed.
4. Is preoccupied with being criticized or rejected in social situations.
5. Is inhibited in new interpersonal situations because of feelings of inadequacy.
6. Views self as socially inept, personally unappealing, or inferior to others.
7. Is unusually reluctant to take personal risks or to engage in any new activities
because they may prove embarrassing.
54
55
Diagnosis
• Tampak kecemasan saat berbicara dengan pewawancara
• Sikap tegang dan gugup tampak bertambah dan berkurang
seiring dengan persepsi mereka apakah pewawancara
menyukai mereka
• Terlihat rentan terhadap komentar dan saran pewawancara
dan akan memberikan klarifikasi/penjelasan atau
mengintrepretasikannya sebagai kritikan
56
Gambaran Klinis
• Sensitivitas berlebih terhadap kritikan
• Sifat utamanya adalah sifat malu-malu
• Ketika berbicara dengan seseorang, mereka menunjukan kurang percaya
diri dan dengan sikap self-effacing
• Karena sikapnya yang sangat waspada terhadap penolakan, mereka takut
untuk bicara di depan umum atau meminta sesuatu kepada yang lain,
sehingga akan menjauh dari yang lain dan merasakan terluka
• Biasanya mereka tidak mau memiliki hubungan dengan orang lain,
kecuali mereka diberikan jaminan akan diterima tanpa kritik, sehingga
mereka biasanya tidak memiliki teman dekat atau orang kepercayaan
57
Tatalaksana
Psikoterapi Farmakoterapi
• Berkaitan dengan memperkuat aliansi kepada • Digunakan untuk mengatasi
pasien. kecemasan dan depresi
• Kepercayaan terbentuk sampaikan bahwa • Beta-adrenergic receptor
akan menerima sikap pasien terhadap antagonis: Atenolol (tenormin)
ketakutannya menyemangati pasien untuk untuk mengatasi
pindah ke dunia yang dianggapnya memiliki hiperaktivitas dari sistem saraf
risiko besar atas penghinaan, penolakan, dan
otonom
kegagalan
• Serotonic agent untuk
• Harus berhati-hati, karena kegagalan akan
memperparah kepercayaan dirinya
mengatasi sensitivitas terhadap
• Pasien akan mengekspresikan kebutuhannya penolakan
secara terbuka dan untuk meningkatkan
kepercayaan diri
59
Gangguan Kepribadian
Dependen
60
Deskripsi
• Orang dengan gangguan ini menempatkan kebutuhannya
dibawah orang lain
• Membiarkan orang lain untuk mengambil keputusan penting
dalam hidupnya
• Kurang percaya diri
• Merasa tidak nyaman ketika sendiri dalam waktu yang
singkat
61
Epidemiologi
• Prevalensi dari penyakit ini sekitar 0.6 %
• Lebih sering pada perempuan dibandingkan laki – laki
• Lebih sering terjadi pada anak muda dibandingkan
orang tua
62
Kriteria Diagnosis
A pervasive and excessive need to be taken care of that leads to submissive and clinging behavior and
fears of separation, beginning by early adulthood and present in a variety of contexts, as indicated by five
(or more) of the following:
1. Has difficulty making everyday decisions without an excessive amount of advice and reassurance
from others.
2. Needs others to assume responsibility for most major areas of his or her life.
3. Has difficulty expressing disagreement with others because of fear of loss of support or approval
4. Has difficulty initiating projects or doing things on his or her own (because of a lack of self-
confidence in judgment or abilities rather than a lack of motivation or energy).
5. Goes to excessive lengths to obtain nurturance and support from others, to the point of volunteering
to do things that are unpleasant.
6. Feels uncomfortable or helpless when alone because of exaggerated fears of being unable to care
for himself or herself.
7. Urgently seeks another relationship as a source of care and support when a close relationship ends.
8. Is unrealistically preoccupied with fears of being left to take care of himself or herself
63
64
Gambaran Klinis
• Ditandai dengan pola perilaku yang bergantung dan patuh
• Tidak dapat menentukan keputusan tanpa saran dan jaminan dari
orang lain
• Menghindari posisi yang membutuhkan tanggung jawab
• Cemas jika diminta untuk memimpin
• Mereka sulit untuk melakukan pekerjaan sendiri, tapi mungkin
merasa mudah melakukan tugas untuk orang lain
• Pasien dengan gangguan ini tidak suka sendiri, sehingga mereka
mencari orang yang bisa mereka andalkan
• Pesimisme, self-doubt, kepasifan, dan ketakutan dalam
berekspresi
65
Tatalaksana
Psikoterapi
• Insight-oriented therapy membantu pasien memahami
perilakunya dan dengan dukungan terapis, pasien dapat
menjadi lebih independent, tegas, dan self-reliant
Farmakoterapi
• Digunakan untuk mengatasi gejala spesifik seperti
kecemasan dan depresi yang memiliki hubungan kuat
dengan gangguan ini
• Obat yang dapat digunakan: Imipramine (Tofranil)
67
Gangguan Kepribadian
Obsessive-Compulsive
68
Deskripsi
• Ditandai dengan penyempitan emosi, keteraturan,
ketekunan, keras kepala, dan keraguan.
• Ciri penting dari gangguan ini adalah perfeksionisme dan
ketidakfleksibelan
69
Epidemiologi
• Prevalensi dalam kisaran 2-8%
• Lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan
• Pasien biasanya memiliki latar belakang kedisiplinan yang
keras
70
Kriteria Diagnosis
A pervasive pattern of preoccupation with orderliness, perfectionism, and mental and inteφersonal control,
at the expense of flexibility, openness, and efficiency, beginning by early adulthood and present in a variety
of contexts, as indicated by four (or more) of the following:
1. Is preoccupied with details, rules, lists, order, organization, or schedules to the extent that the major
point of the activity is lost.
2. Shows perfectionism that interferes with task completion (e.g., is unable to complete a project
because his or her own overly strict standards are not met).
3. Is excessively devoted to work and productivity to the exclusion of leisure activities and friendships
(not accounted for by obvious economic necessity).
4. Is overconscientious, scrupulous, and inflexible about matters of morality, ethics, or values (not
accounted for by cultural or religious identification).
5. Is unable to discard worn-out or worthless objects even when they have no sentimental value.
6. Is reluctant to delegate tasks or to work with others unless they submit to exactly his or her way of
doing things.
7. Adopts a miserly spending style toward both self and others; money is viewed as something to be
hoarded for future catastrophes.
8. Shows rigidity and stubbornness.
71
72
Diagnosis
• Pasien akan menunjukan sikap yang kaku dan formal
• Afeksinya terbatas, tidak tumpul atau datar
• Tidak menyukai spontanitas dan biasanya selalu serius
• Defense mechanism yang digunakan adalah rationalization,
isolation, intellectualization, reaction formation, and
undoing
73
Gambaran Klinis
• Orang dengan gangguan ini sibuk dengan aturan, peraturan,
ketertiban, detail, dan mencapai kesempurnaan.
• Mereka mendesak bahwa peraturan harus diikuti dan tanpa
toleransi
• Memiliki kemampuan hubungan interpersonal yang terbatas
• Formal, serius, dan selera humornya rendah
• Mereka berhasrat untuk memuaskan orang yang
dianggapnya lebih kuat
• Karena takut membuat kesalahan, dalam menentukan
keputusan tidak tegas dan banyak merenung
74
Tatalaksana
Psikoterapi
• Biasanya pasien menyadari tentang gangguan ini namun
akan mencari pengobatan sendiri
• Pengobatannya biasanya lama dan kompleks
Farmakoterapi
• Clonazepam (gol. Benzodiazepine) mengurangi gejala
obsessive-compulsive disorder yang parah
75
Gangguan
Kepribadian
Tipe Lain
76
Gangguan Kepribadian
Akibat Kondisi Medis
77
Kriteria Diagnosis
A. A persistent personality disturbance that represents a change from the
individual's previous characteristic personality pattern.
B. There is evidence from the history, physical examination, or laboratory
findings that the disturbance is the direct pathophysiological
consequence of another medical condition.
C. The disturbance is not better explained by another mental disorder
(including another mental disorder due to another medical condition).
D. The disturbance does not occur exclusively during the course of a
delirium.
E. The disturbance causes clinically significant distress or impairment in
social, occupational, or other important areas of functioning.
78
Tipe
• Labile type: If the predominant feature is affective lability.
• Disinhibited type: If the predominant feature is poor impulse control as
evidenced by sexual indiscretions, etc.
• Aggressive type: If the predominant feature is aggressive behavior.
• Apathetic type: If the predominant feature is marked apathy and
indifference.
• Paranoid type: If the predominant feature is suspiciousness or paranoid
ideation.
• Other type: If the presentation is not characterized by any of the above
subtypes.
• Combined type: If more than one feature predominates in the clinical
picture.
• Unspecified type
79
Gangguan Kepribadian
Pasif-Agresif
Deskripsi 80
Gambaran Klinis
• Pasien dengan kepribadian ini biasanya menunda-nunda, menolak tuntutan untuk
melakukan kinerja yang memadai , mencari alasan untuk menunda, dan mencari
kesalahan pada mereka yang menjadi sandarannya, namun menolak untuk melepaskan
diri dari hubungannya.
• Biasanya kurang tegas
• Mereka akan menjadi cemas ketika ditekan untuk berhasil
• Orang dengan tipe kepribadian ini mengharapkan orang lain untuk melakukan tugas
mereka dan untuk melaksanakan tanggung jawab rutin mereka.
• Orang dengan kepribadian ini memiliki kepercayaan diri yan kurang dan pesimis akan
masa depan
81
Gangguan Kepribadian
Depresif
Deskripsi 82
Gambaran Klinis
• Pasien merasakan sedikit kesenangan, dan cenderung menyendiri, suram,
patuh, pesimis, dan self-deorecatory
• Mereka cenderung untuk mengungkapkan penyesalan dan perasaan tidak
mampu dan putus asa
• Biasanya teliti sekali, perfeksionis, dan sibuk dengan pekerjaan.
• Pasien dengan depressive personality mengeluhkan rasa tidak bahagia
yang kronis, rendah diri , dan sulit menemukan hal yang membuat
senang, memberi harapan, dan optimis
83
Gangguan Kepribadian
Sadomasokistik
Deskripsi 84
Gambaran Klinis
• Sadism adalah keinginan untuk membuat orang menderita
baik secara seksual, fisik, atau psikologis
• Masochism adalah pencapaian kepuasan sexual dengan
memberikan penderitaan pada diri sendiri lebih mencari
penghinaan dan kegagalan dibandingkan physical pain
85
Gangguan Kepribadian
Sadistik
86
Deskripsi
• Menunjukan pola perilaku yang kejam, merendahkan, dan
perilaku agresif terhadap orang lain
• Orang dengan kepriadian ini suka menghina dan
merendahkan orang di depan orang lain
87
Terima
kasih