Kesenjangan pengobatan HIV pada anak masih terus ada, meskipun sudah terdapat
kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan layanan HIV untuk anak yang hidup dengan
HIV. Pada tahun 2017, hanya 52% anak dengan HIV yang menerima terapi antiretroviral, dan
dari mereka, hanya setengah yang menerima rejimen pengobatan yang optimal. Anak-anak
secara konsisten memiliki tingkat penekanan virus yang lebih rendah daripada orang dewasa.1
Pedoman WHO baru-baru ini memperkenalkan rejimen yang lebih poten dan dapat
ditoleransi untuk bayi dan anak-anak, tetapi data farmakokinetik masih terbatas dan formulasi
optimal untuk memberikan rejimen ini di seluruh spektrum usia masih kurang. Selain itu,
terdapat kesenjangan yang signifikan mengenai farmakokinetik dan keamanan penggunaan obat
antiretroviral yang ada dan yang baru untuk mengobati wanita hamil dan menyusui yang hidup
Panduan yang diperbarui tahun 2019 memberikan rekomendasi terbaru berdasarkan bukti
keamanan dan efikasi menggunakan DTG dan EFV 400 mg pada wanita hamil dan orang dengan
koinfeksi TB. Pedoman ini memberikan kepastian lebih lanjut tentang DTG sebagai obat
antiretroviral (ARV) pilihan dalam rejimen lini pertama dan kedua karena penurunan risiko
neural tube defect dan efikasi yang diamati. Saat ini, resistensi pra-pengobatan terhadap non-
rendah dan menengah, sehingga dibutuhkan akses untuk obat-obatan alternatif ARV non-
NNRTI.2
Rekomendasi rejimen ART lini pertama:2 (WHO, 2019)
lini pertama yang lebih dipilih untuk orang yang hidup dengan HIV yang menginisiasi ART.
b. Bayi dan anak-anak dengan dosis DTG yang disetujui (rekomendasi bersyarat, bukti
2. Efavirenz dengan dosis rendah (EFV 400 mg) yang dikombinasikan dengan NRTI
direkomendasikan sebagai alternatif rejimen lini pertama untuk orang dewasa dan remaja
yang hidup dengan HIV yang memulai ART (rekomendasi kuat, bukti kepastian sedang)
3. Rejimen berbasis Raltegravir (RAL) dapat direkomendasikan sebagai rejimen lini pertama
alternatif untuk bayi dan anak-anak yang takaran DTG disetujuinya tidak tersedia
4. Rejimen berbasis RAL dapat direkomendasikan sebagai rejimen lini pertama yang dipilih
sebagai rejimen lini kedua yang dipilih untuk orang dengan HIV yang rejimen berbasis
non-DTG gagal.
b. Anak-anak dengan dosis DTG yang disetujui (rekomendasi bersyarat, bukti dengan
kepastian rendah)
2. Protease inhibitor yang telah di boost dalam kombinasi dengan NRTI yang dioptimalkan
direkomendasikan sebagai rejimen lini kedua yang dipilih untuk orang dengan HIV yang
DTG disetujui untuk digunakan pada anak-anak diatas enam tahun dan berat badan lebih
dari 15 kg dan tersedia secara luas untuk anak-anak dengan berat minimal 20 kg yang telah dapat
menggunakan tablet film-coated dewasa 50mg. Dosis DTG untuk anak-anak dengan berat kurang
dari 20 kg diharapkan tersedia pada akhir 2019, dan tablet dispersibel untuk anak-anak sedang
dikembangkan dan diharapkan selesai pada pertengahan 2020. Pada anak-anak yang mana dosis
DTG disetujui namun tidak tersedia, raltegravir (RAL) dianggap sebagai pilihan yang efektif dan
disetujui untuk digunakan sejak lahir dan juga pada bayi yang berisiko tinggi terinfeksi. RAL
berhasil mengurangi viral load di antara bayi yang sangat viremia dan juga aman serta dapat
ditoleransi.2
Gambar 4. Tabel konsiderasi untuk melakukan transisi menjadi rejimen ART yang optimal pada anak.2
Transisi ke rejimen yang optimal dapat memberikan manfaat klinis dan programatik,
banyak negara telah mempertimbangkan pendekatan ini secara luas. Pemantauan viral load rutin
sesuai dengan rekomendasi WHO harus dilakukan, tetapi pengujian viral load tidak boleh
menjadi persyaratan untuk beralih ke rejimen yang optimal. Tes viral load dapat menjadi
prioritas setelah perubahan rejimen untuk orang yang tidak memiliki tes viral load sebelumnya.
Jika negara menerapkan substitusi obat ARV tanpa tes viral load, pemantauan ketat viral load
tingkat populasi dan surveilans resistensi obat perlu dilakukan. Intervensi kunci lainnya yang
harus diperkuat selama transisi termasuk pengawasan aktif dari masalah toksisitas yang muncul
Kesimpulannya, bukti yang ada telah mendukung penggunaan DTG sebagai obat ARV
lini pertama pilihan untuk semua orang yang hidup dengan HIV, termasuk orang dewasa, wanita
hamil, perempuan dan remaja perempuan yang berpotensi melahirkan anak, anak-anak dan orang
dengan koinfeksi TB. EFV 400 mg direkomendasikan sebagai obat alternatif, dengan EFV 600
mg dipertahankan sebagai pilihan untuk situasi khusus. RAL direkomendasikan untuk neonatus
dan dapat dianggap sebagai alternatif jika formulasi padat LPV/r tidak tersedia untuk anak-anak
Perbedaan Tatalaksana pada Pedoman Penerapan Terapi HIV pada Anak Kemenkes 2014
Pada tahun 2016, WHO menerbitkan pedoman yang diperbarui tentang penggunaan obat
antiretroviral (ARV) untuk mengobati serta mencegah infeksi HIV. Panduan ini termasuk
rekomendasi pada pilihan obat ARV untuk terapi antiretroviral (ART) lini pertama dan kedua
Efavirenz (EFV 600 mg) direkomendasikan sebagai rejimen lini pertama pilihan, dengan
rejimen dolutegravir (DTG) - atau efavirenz (400 mg) direkomendasikan sebagai pilihan
alternatif. WHO merekomendasikan dolutegravir (DTG) sebagai pilihan alternatif untuk ART
lini pertama karena ketidakpastian mengenai data mengenai efikasi dan keamanan yang terbatas
pada kehamilan dan bila dikonsumsi bersamaan pengobatan tuberkulosis (TB). Rekomendasi
ART untuk anak tetap tidak berubah pada tahun 2016 dibandingkan dengan 2013 karena
Sejak WHO menerbitkan pedoman ARV 2016, beberapa penelitian telah mengevaluasi
keamanan dan efikasi DTG selama kehamilan, pada anak-anak, serta pada orang dengan infeksi
TB terkait HIV. Selain itu, meningkatnya resistensi obat antiretroviral (ARV) di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah mendorong WHO untuk menerbitkan pedoman yang
(NVP) lebih dari atau sama dengan 10% harus segera mempertimbangkan untuk merevisi
rejimen lini pertama mereka. DTG telah disetujui untuk dapat digunakan pada anak dengan usia
lebih dari enam tahun, serta saat ini raltegravir (RAL) dapat digunakan sejak anak lahir, sehingga
digunakan sebagai salah satu opsi alternatif pengobatan untuk anak dengan HIV.4
Berdasarkan Rekomendasi Rejimen ARV WHO tahun 2019, manfaat pemberian DTG
pada perempuan yang berpotensi melahirkan anak yang akan memulai ART, yang mencakup
penekanan virus ibu yang lebih besar, kematian ibu yang lebih sedikit, penularan seksual yang
lebih sedikit dan penularan dari ibu ke anak yang lebih sedikit, kemungkinan lebih besar
daripada risikonya, seperti morbiditas dewasa akibat penambahan berat badan terkait DTG dan
kematian neonatal di antara bayi dari wanita hamil dengan penambahan berat badan terkait DTG.
DTG juga diperkirakan lebih hemat biaya, menghasilkan lebih banyak tahun-tahun kehidupan
yang disesuaikan dengan kecacatan dihindari dengan biaya lebih rendah daripada EFV.2
Gambar 3. Rejimen lini pertama berdasarkan Pedoman Penerapan Terapi HIV pada Anak Kemenkes 2014.5
Rekomendasi ARV lini pertama pada anak sesuai dengan Pedoman Penerapan Terapi
HIV pada Anak (Kemenkes, 2014) adalah AZT/d4T/TDF + 3TC +NVP/EFV. Namun seperti
yang dapat terlihat pada Gambar 1, pada tahun 2018 WHO mulai menginisiasikan penggunaan
ART dengan DTG atau RAL sebagai pengganti NVP/EFV akibat mulai meningkatnya angka
https://www.who.int/hiv/pub/meetingreports/paediatric-arv-optimization-pado4/en/
https://www.who.int/hiv/pub/arv/arv-update-2019-policy/en/
drugs for treating and preventing HIV infection [Internet]. Apps.who.int. 2018 [cited 5
https://www.who.int/publications/i/item/WHO-CDS-HIV-18.51
http://perpustakaan.bppsdmk.kemkes.go.id/index.php?p=show_detail&id=6649