Anda di halaman 1dari 8

NASKAH PRESENTASI

SLIDE 1
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Yang terhormat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
Yang terhormat Kepala Puskesmas Kramatwatu
Yang terhormat Pemegang Program KIA Puskesmas Kramatwatu
Dan teman-teman dokter internship yang saya banggakan
Perkenalkan nama saya Iffa Nadifa Riza Hardjasasmita
Hari ini saya akan menyampaikan mini project saya yang berjudul:
Gambaran Karakteristik Kasus Preeklampsia di Puskesmas Kramatwatu Periode Bulan
Januari-Juni 2021

SLIDE 2
Pendahuluan

SLIDE 3
Latar belakang
- Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di
Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia
- Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2020, terdapat sejumlah 215 kasus
kematian ibu di Provinsi Banten
- Kabupaten Serang menyumbang kasus terbanyak yakni 66 kematian dengan penyebab
terbanyak adalah hipertensi dalam kehamilan sebanyak 23 kasus, perdarahan 18 kasus,
gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke) 15 kasus, infeksi 3 kasus, dan lain-
lain 7 kasus.
- Kematian ibu didefinisikan sebagai semua kematian ibu akibat komplikasi selama
periode kehamilan, persalinan, dan 42 hari setelah persalinan.
- Angka Kematian Ibu (AKI) adalah semua kematian dalam ruang lingkup tersebut di setiap
100.000 kelahiran hidup.
- Indikator AKI ini dapat menggambarkan derajat kesehatan masyarakat

SLIDE 4
- Strategi utama untuk menurunkan jumlah kematian ibu adalah dengan memahami
penyebab kematian dan membuat kebijakan yang efektif untuk program kesehatan.
- Sebagian besar kematian ibu ini dapat dicegah apabila tenaga kesehatan mengetahui
cara untuk mencegah atau mengelola komplikasi pada setiap kehamilan, persalinan,
maupun persoalan pada masa nifas.

SLIDE 5
- Proporsi kejadian hipertensi dalam kehamilan semakin meningkat
- Sebanyak 9,8−25% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh preeklampsia dan
eklampsia
- Dari 67 kasus preeklampsia terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu, terdapat
tiga kematian ibu selama periode Januari–Juni tahun 2021, salah satu penyebabnya
adalah eklampsia.
- Preeklampsia-eklampsia dapat mengakibatkan komplikasi terhadap janin maupun ibu.
- Penyebab pasti preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti.
- Beberapa faktor risiko terjadinya preeklampsia meliputi: umur ibu yang ekstrim (< 20
atau > 35 tahun), primigravida, primipaternitas, hiperplasentosis (mola hidatidosa,
kehamilan multipel, diabetes mellitus, bayi besar), hipertensi kronik, riwayat
preeklampsia/eklampsia sebelumnya, riwayat preeklampsia/eklampsia di keluarga,
maupun penyakit ginjal yang sudah ada sebelum hamil.

SLIDE 6
Identifikasi Masalah
- Tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi yang disebabkan preeklampsia
dan eclampsia
- Tingginya kejadian preeklampsia dan eklampsia di wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu
- Adanya kasus eklampsia yang menyumbang jumlah kematian ibu di Kecamatan
Kramatwatu
- Membuat peneliti bermaksud untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Kasus
Preeklampsia di Puskesmas Kramatwatu Periode bulan Januari−Juni 2021

SLIDE 7
Tujuan Penelitian
- Secara umum, memberikan gambaran mengenai karakteristik kasus preeklampsia di
Puskesmas Kramatwatu.
- Secara khusus, mengetahui distribusi ibu hamil berdasarkan karakteristik (alamat tempat
tinggal, awitan preeklampsia, umur, jumlah paritas, tingkat pendidikan, status
pekerjaan, riwayat abortus, dan riwayat penyakit).

SLIDE 8
Manfaat Penelitian
Secara ilmiah
- Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai gambaran karakteristik kasus
preeklampsia di Puskesmas Kramatwatu.
- Hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
Secara praktis
- Dapat memberikan informasi dasar mengenai gambaran karakteristik kasus
preeklampsia di Puskesmas Kramatwatu sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan
saat memberikan pelayanan.
- Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksana
program baik di dinas kesehatan, puskesmas, dan lintas sektor terkait dalam menyusun
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam upaya pencegahan komplikasi
preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu.

SLIDE 9
Tinjauan Pustaka

SLIDE 10
Kerangka Teori
- Faktor genetic, faktor maternal, dan faktor imunologis dapat menyebabkan terjadinya
implantasi abnormal plasenta, yang menyebabkan lumen pembuluh darah menjadi
sempit, sehingga terjadi iskemia plasenta
- Iskemia plasenta akan menyebabkan disfungsi vascular sistemik, yakni hipertensi dan di
proteinuria di ginjal
- Kedua hal ini dapat terjadi pada preeklampsia, kemudian akan dikarakteristikan

SLIDE 11
Kerangka Konsep
Pasien yang terdiagnosis preeklampsia akan dikarakteristikan berdasarkan alamat, awitan,
umur, jumlah paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah abortus, dan riwayat penyakit

SLIDE 12
Metode Penelitian

SLIDE 13
- Rancangan penelitian: Penelitian deskriptif retrospektif dengan desain studi potong
lintang (cross sectional)
- Lokasi dan Waktu Penelitian: di Puskesmas Kramatwatu dari bulan Oktober–November
2021
- Populasi dan Sampel Penelitian: Ibu hamil dengan preeklampsia yang datang ke
Puskesmas Kramatwatu pada bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2021, Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling

SLIDE 14
Kriteria Inklusi
Ibu hamil dengan preeklampsia yang ditandai dengan hipertensi onset baru diatas usia
kehamilan 20 minggu tanpa/disertai proteinuria yang datang ke Poli KIA atau Ruang VK
Puskesmas Kramatwatu.
Kriteria Eksklusi
- Ibu hamil dengan preeklampsia yang tidak berdomisili di Kecamatan Kramatwatu.
- Ibu hamil dengan preeklampsia yang data register maupun rekam medisnya tidak
lengkap.

SLIDE 15
Alur Penelitian
- Ibu hamil yang terdiagnosis preeklampsia dan tercatat di register Poli KIA dan Ruang VK
- Dikumpulkan data alamat, usia kehamilan, umur, jumlah paritas, tingkat pendidikan,
status pekerjaan, jumlah abortus, dan riwayat penyakit
- Kemudian dikelompokan berdasarkan karakteristiknya

SLIDE 16
Hasil dan Pembahasan

SLIDE 17
Distribusi kasus berdasarkan wilayah kerja
- Dari hasil penelitian didapatkan kejadian preeklampsia tertinggi berada di Desa Pejaten
yakni 12 kasus dari 129 ibu hamil yang tercatat melakukan kunjungan ke Puskesmas
Kramatwatu.
- Namun, bila ditinjau dengan membandingkan jumlah kejadian preeklampsia dengan
jumlah ibu hamil, Desa Terate menduduki tingkat kejadian terbanyak yakni sebesar
23,8% ibu hamil yang mengalami preeklampsia.
- Hal ini perlu menjadi perhatian khusus untuk melakukan identifikasi lebih mendalam
mengenai faktor risiko kejadian preeklampsia di Desa Terate, berupa umur ibu, riwayat
pernikahan, riwayat kejadian preeklampsia sebelumnya, riwayat hipertensi kronis
sebelumnya, riwayat penyakit lain seperti diabetes melitus, obesitas, penyakit ginjal, dan
sebagainya

SLIDE 18
Distribusi kasus berdasarkan awitan
- Pada penelitian ini, sebagian besar kejadian preeklampsia terjadi pada awitan dini.
- Preeklampsia awitan dini berkaitan dengan kelainan plasenta, sedangkan preeklampsia
awitan lanjut lebih banyak berkaitan dengan kelainan pada ibu.
- Kelainan plasenta pada preeklampsia awitan dini berupa invasi trofoblas abnormal akan
menyebabkan penurunan aliran darah uteroplasenta, sehingga dapat terjadi
pertumbuhan janin terhambat.
- Akibatnya, komplikasi bagi ibu dan bayi lebih berat pada preeklampsia awitan dini
dibandingkan pada awitan lanjut.
- Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam peningkatan kualitas pemeriksaan
antenatal, peningkatan kegiatan promotif dan preventif terhadap preeklampsia, serta
perhatian dalam agresivitas penatalaksanaan preeklampsia di Puskesmas Kramatwatu.

SLIDE 19
Distribusi kasus berdasarkan umur
- Hasil penelitian karakteristik pasien preeklampsia berdasarkan umur menunjukkan
bahwa pasien dengan kelompok umur 20–35 tahun lebih mendominasi daripada
kelompok umur risiko tinggi < 20 tahun atau > 35 tahun
- Hasil ini sesuai dengan penelitian Estina, et al19 dan Tsabitah, et al20, dimana didapatkan
kejadian preeklamsi tersering pada kelompok umur berada pada kelompok umur yang
termasuk usia produktif yang merencanakan kehamilan serta adanya perubahan sosial
yang memengaruhi perilaku seksual.

SLIDE 20
Distribusi kasus berdasarkan jumlah paritas
- Sebagian besar ibu hamil yang mengalami preeklampsia merupakan ibu multipara. Hasil
ini sesuai dengan penelitian Alkaff, et al16 yang melaporkan mayoritas kejadian
preeklampsia berada pada ibu multipara.
- Namun, penelitian Duckitt, et al25 melaporkan nulipara memiliki risiko hampir 3 kali lipat
mengalami preeklampsia (RR 2,91, 95% CI 1,28–6,61). Berbagai studi telah
mengkonfirmasi bahwa nuliparitas menjadi salah satu faktor risiko preeklampsia, baik
dalam studi epidemiologi skala besar maupun studi klinis terperinci
- Teori faktor imunologis penyebab terjadinya preeklampsia, dimana paparan sperma
baru sebagai antigen paternal pertama kali (primipaternitas) menyebabkan gangguan
toleransi imunologis maternal.
- Perbedaan teori dengan hasil penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh data yang
diambil hanya berdasarkan data sekunder, bukan dengan kuesioner, sehingga kurang
menjabarkan secara detail riwayat pernikahan subjek penelitian.

SLIDE 21
Distribusi kasus berdasarkan tingkat pendidikan
- Pada penelitian ini, angka kejadian tertinggi preeklampsia berada pada ibu hamil dengan
pendidikan terakhir yakni SMA/SMK, diikuti dengan SMP dan SD dengan proporsi yang
tidak jauh berbeda.
- Rendahnya tingkat pendidikan berkaitan dengan rendahnya tingkat sosioekonomi.
Tingkat pendidikan juga menggambarkan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki
serta pengetahuan tersebut dapat mendasari perilaku seseorang
- Akibatnya, masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung tidak mau
melakukan pemeriksaan antenatal yang menyebabkan tidak terjaringnya penyakit,
seperti tekanan darah tinggi, selama masa kehamilan
- Selain itu, tingkat pendidikan yang rendah juga dapat menyebabkan kesulitan dalam
menerima dan mencerna arahan serta anjuran yang diberikan.
- Oleh karena itu, hal ini perlu dijadikan acuan untuk melakukan penyuluhan dan edukasi
yang lebih cermat sehingga ibu hamil serta keluarga paham mengenai risiko serta
komplikasi yang dapat terjadi di kemudian hari.

SLIDE 22
Distribusi kasus berdasarkan status pekerjaan
- Kejadian preeklampsia banyak terjadi pada ibu hamil yang tidak bekerja
- Hasil ini sesuai dengan penelitian Trisnawati, et al29 yang melaporkan proporsi ibu yang
tidak bekerja lebih banyak pada kelompok yang mengalami preeklampsia. Pekerjaan
pada wanita dikaitkan dengan daya beli dan tingkat kemandirian untuk memeriksakan
kesehatannya. Selain itu, ibu yang bekerja memiliki akses yang lebih baik terhadap
berbagai informasi termasuk kesehatan sehingga bisa menurunkan kejadian komplikasi
kehamilan.

SLIDE 23
Distribusi kasus berdasarkan
Riwayat abortus
- Riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya dapat meningkatkan risiko kejadian
preeklampsia.
- Hal ini disebabkan karena endometrium ibu yang mengalami abortus dianggap
mengalami luka atau kecacatan, terlebih lagi pada ibu riwayat abortus yang dilakukan
tindakan kuretase sehingga dapat mengganggu saat proses invasi trofoblas dan
implantasi plasenta
Riwayat DM
- Adanya riwayat diabetes yang terjadi sebelum kehamilan dapat meningkatkan risiko
terjadinya preeklampsia hampir empat kali lipat.
- Hal ini disebabkan karena kondisi diabetes menyebabkan kerusakan sel endotel pada
pembuluh darah sehingga dapat memicu peningkatan kejadian preeklampsia
Kehamilan ganda
- Penelitian Duckitt, et al25 menunjukkan bahwa kehamilan ganda meningkatkan risiko
preeklampsia hampir tiga kali lipat (RR 2.93 95% CI 2,04–4,21).
Hepatitis B
- Infeksi kronik hepatitis B dapat menurunkan risiko preeklampsia pada populasi Asia
- Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya gangguan respon imun dan/atau
peningkatan toleransi kekebalan yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B pada ibu
SLIDE 24
Kelemahan penelitian
- Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melakukan pengukuran pada
satu waktu yang sama. Sebuah penelitian akan lebih baik apabila dilakukan dengan
desain kohort prospektif yang mengikuti dari awal masa kehamilan hingga akhir masa
kehamilan, sehingga bias dapat diminimalkan.
- Penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga validitas data sangat bergantung
pada informasi yang tertera pada pencatatan, dan dapat menyebabkan bias informasi.
- Data penelitian diambil dalam kurun waktu yang singkat sehingga tidak semua data yang
didapat merepresentasikan keadaan secara akurat.

SLIDE 25
Kesimpulan dan Saran

SLIDE 26
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
- Jumlah kasus preeklampsia terbanyak berada di Desa Pejaten, sedangkan tingkat
kejadian preeklampsia terbanyak berada di Desa Terate.
- Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada awitan dini.
- Kelompok umur risiko rendah 20–35 tahun merupakan kelompok terbanyak yang
mengalami preeklampsia.
- Sebagian besar ibu hamil dengan preeklampsia merupakan ibu multipara.
- Tingkat pendidikan terbanyak pada kasus preeklampsia adalah SMA/SMK.
- Kasus preeklampsia didominasi oleh ibu hamil yang tidak bekerja

SLIDE 27
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait hasil penelitian ini adalah:
Bidang Pelayanan
- Ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin minimal empat kali selama
kehamilan agar dapat mendeteksi secara dini faktor risiko preeklampsia.
- Meningkatkan keterampilan, pengetahuan, wawasan, dan mutu tenaga kesehatan
melalui upaya pelatihan di tingkat dasar serta pelayanan antenatal yang optimal
terhadap ibu hamil yang berisiko preeklampsia. Pelayanan antenatal dinilai berkualitas
apabila pelayanan tersebut telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Slide 28
- Melakukan tindakan merujuk, monitoring dan evaluasi, serta tindak lanjut terhadap ibu
hamil dengan preeklampsia sesuai dengan kriteria.
- Meningkatkan upaya romotive dan preventif dengan memberikan penyuluhan dan
sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali
selama kehamilan, tanda bahaya kehamilan, serta apa saja faktor risiko terjadinya
preeklampsia pada ibu hamil, yang dapat dilakukan saat kelas ibu hamil.

Slide 29
Bidang Penelitian
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian
lanjutan mengenai kejadian preeklampsia dengan menggunakan sampel yang lebih
banyak serta menggunakan data primer sebagai data tambahan sehingga informasi yang
diperoleh menjadi lebih lengkap dan akurat.
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai faktor risiko preeklampsia dengan menggunakan faktor-faktor lain yang
belum diteliti pada penelitian ini.

SLIDE 30
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai