JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-
ILMU KESEHATAN
UIN MAULANA MALIK
IBRAHIM
*
kulit merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap
pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia.
Kulit merupakan sawar fisiologik yang penting karena mampu
menahan penembusan bahan gas, cair maupun padat baik yang
berasal dari lingkungan luar tubuh maupun dari komponen organisme.
Kulit juga relatif permeabel terhadap senyawa – senyawa kimia,
namun dalam keadaan tertentu kulit dapat di tembus oleh senyawa
obat atau bahan berbahaya yang dapat menimbulkan efek terapeutik
atau efek toksik, baik yang bersifat setempat maupun sistemik.
Penilaian aktivitas farmakologik sediaan topikal menunjukan
pentingnya bahan pembawa dalam proses pelepasan dan
penyerapan zat aktif.
Penyerapan perkutan merupakan gabungan fenomena
penembusan suatu senyawa dari lingkungan luar ke bagian
kulit sebelah dalam dan fenomena penyerapan dari struktur
kulit ke dalam peredaran darah atau getah bening. Istilah
“perrkutan” menunjukan bahwa penembusan terjadi pada
lapisan epidermis dan penyerapan dapat terjadi pada lapisan
epidermis yang berbeda.
*
Kulit merupakan jaringan pelindungan yang lentur dan elastis,
menutupi seluruh permukaan tubuh dan merupakan 5% berat
tubuh.
Kulit sangat berperan pada pengaturan suhu tubuh dan
mendeteksi adanya rangsangan dan luar serta untuk
mengeluarkan kotoran
A. Epidermis : B. Dermis:
-Stratum corneum -Blood vessel
-Stratum lucidum -Sweat duct
-Stratum granulosum -Sebaceous gland
-Stratum spinosum -Hair follicle
-Stratum basale -Erector muscle
-Fat tissue
-Connective tissue
C. Subcutaneous tissue
*
Fungsi Lapisan Kulit
Stratum germinativum: Untuk memproduksi pigmen melanin dan pembentukan
sel-sel baru ke arah l;uar
Stratum Granulosum: Untuk pembentukan keratin dan membantu proses
kematian sel
Stratum Corneum: Untuk melindungi terhadap senyawa-senyawa yg kontak
dengan kulit
Dermis: Untuk melindungi kulit dari kerusakan fisik, penyebaran penyakit,
pengatur
suhu badan dan penerima rangsangan.
Epidermis: Merupakan lapisan kulit yg terdiri dari lapisan korneum/lapisan tanduk
dan lapisan malpighi
Pembuluh darah: Untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis
dan
dermis
Folikel Rambut: Merupakan kantong yg melngelilingi akarr ambut
Kelenjar mminyak: Untuk menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit
dan rambut serta melindungi kulit dari bakteri.
Kelenjar keringat: Berbentuk seperti pembuluh, befungsi menyerap cairan
disekitar
*
*
T1 = waktu laten
e = tebal membran
D = tetapan difusi molekul dalam struktur kulit
Bila keseimbangan dicapai, jumlah senyawa yang meninggalkan
membran permukaan dermik adalah sama dengan senyawa
yang menembus lapisan epidermis, dalam hai ini difusi
mengikuti hukum Fick.
Kp = tetapan permeabilitas
S = luas permukaan
C1-C2 = perbedaan konsentrasi pada kedua sisi membran
atau menurut Higuchi:
atau
Rp = Rc+Re+Rd
tetapan permabilitas kulit keseluruhan adalah sama dengan:
difusi.
K´ = tetapan boltzman
T = suhu mutlak
R = jari-jari molekul yang berdifusi
𝜂 = kekentalan lingkungan
Bobot molekul rendah lebih cepat berdifusi, dari pada bobot
molekul tinggi karena membentuk ikatan konstituen membran.
Pada keadaan tersebut, jumlah yang diserap berbanding terbalik
dengan bobot molekul.
Pada alkohol alifatik, tetapan difusi pentanol lebih tinggi daripada
etanol. Peningkata koefisien partisi terhadap lipida yang meningkat
seiring dengan peningkatan bobot molekul, dapat meningkatkan
penyerapan zat aktif dan sebaliknya dengan penurunan tetapan
difusi.
Pada homogen steroida, tetapan difusi berkurang bila polaritas molekul
meningkat (misal oestron dan oestradrol). Pada keadaan tertentu, misal
molekul asam stearat,pembentukan bersifat irreversible dan secara total
proses penyerapan dihambat, senyawa bergerak ke permukaan kulit
hingga terjadi deskuamasi (pengelupasan).
Ikatan bersifat reversible secara perlahan dibebaskan, menuju ke
lapisan yang lebih dalam. ,isalnya pada dodesil sulfat, steroida anti
peradangan dan organofosfat.
2. Konsentrasi Zat Aktif
Hukum Fick hampir selalu diterapkan pada penyerapan gas perkutan, ion
atau ion non elektrolit. jumlah yang diserap setiap satuan luas permukaan
dan satuan waktu sebanding dengan konsentrasi senyawa dalam media
pembawa.
Bila zat aktif dengan konsentrasi tinggi dioleskan pada permukaan kulit,
hukum Fick tidak akan diterapkan karena adanya perubahan struktur
membran, sebagai akibat konsentrasi molekul tinggi, terjadi perubakan
kevisien partisi antara pembawa dan sawar kulit.
Larutan encer butanol dan air jumalah yang diserap meingkat
linier sebagai fungsi dari konsentrasi, Scheuplein dan Blank
berpendapat bahwa penyerapan butanol ke dalam lapisan tanduk
(stratum corneum) menyebabkan pembengkakan sel tanduk,
mengurangi tahanan difusi dan dan mempengaruhi proses
penyerapan.
3. Koefisien Partisi
dua fase campuran, yaitu air dan pelarut organik tidak larut air.
mencerminkan
Ce
Cp =
Bila molekul semakin larut lemak, maka koefisien partisinya semakin besar dan difusi
trans
membran terjadi lebih mudah.
Selain itu, organisme terdiri dari fase lemak dan air, sehingga bila koefisien partisi sangat
tinggi ataupun sangat rendah maka hal tersebut akan menjadi hambatan pada proses difusi
zat aktif
(Ansel, 1989).
Dalam pembuatan obat luar atau topikal, terdapat dua tahapan kerja obat topikal agar
dapat memberikan efeknya yaitu obat harus dapat lepas dari basis dan menuju ke
permukaan kulit, selanjutnya berpenetrasi melalui membran kulit untuk mencapai tempat
aksinya.
Untuk meningkatkan fluks obat yang melewati membran kulit, dapat digunakan
senyawa-senyawa peningkat penetrasi.
Fluks obat yang melewati membran dipengaruhi oleh koefisien difusi obat
melewati stratum corneum, konsentrasi efektif obat yang terlarut dalam pembawa,
koefisien partisi antara obat dan stratum corneum dan tebal lapisan membrane
Koefisien partisi vs Koefisien Distribusi