Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOLOGI & TOKSIKOLOGI

“DIURETIK”

Jurusan Farmasi
FKIK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2019
FUNCTIONAL ANATOMY
FUNGSI UTAMA GINJAL
1.Regulation of:
 body fluid osmolarity and volume
 electrolyte balance
 acid-base balance
 blood pressure

2. Excretion of
 metabolic products
 foreign substances (pesticides, chemicals etc.)
 excess substance (water, etc)

3. Secretion of
 erythropoitin
 1,25-dihydroxy vitamin D3 (vitamin D activation)
 renin
 prostaglandin
PROSES DIURESIS
 Darah mengalir ke dalam glomeruli di bagian luar ginjal,
zat-zat seperti air, garam, glukosa, disaring secara pasif
oleh dinding glomeruli, dihasilkan ultrafiltrat (air &
elektrolit) yg ditampung dalam kapsul bowman kemudian
disalurkan ke tubuli proksimal & distal (keduanya
dihubungkan oleh lengkungan / Henle’s loop).
 Reabsorpsi secara aktif terhadap air & glukosa, garam, ion
Na+.
 Zat tsb dikembalikan pd darah melalui kapiler, sisa yg tidak
penting (ureum) tidak diserap kembali.
 Filtrat dari tubuli proksimal & distal ditampung di ductus
colligens, air diserap kembali, filtrat disalurkan ke kandung
kemih & ditimbun sebagai urin.
 Ultrafiltrat yg dihasilkan orang dewasa ± 180 L per hari
dipekatkan menjadi ± 1L air kemih, sisanya 99%
direabsorpsi & dikembalikan pada darah.
 Suatu obat (diuretik) yg hanya sedikit mengurangi
reabsorpsi tubuler (± 1%) mampu melipatgandakan volume
kemih menjadi ± 2,6L
DIURETIK
 Adalah obat yg dapat menambah kecepatan
pembentukan & memperbanyak pengeluaran
urin (pengeluaran zat terlarut & air) melalui
kerja langsung terhadap ginjal.
 Fungsi utama :untuk mobilisasi cairan oedem,
mengubah keseimbangan cairan sehingga
volume cairan extrasel menjadi normal
MEKANISME KERJA & TEMPAT KERJA DIURETIKA
1. Diuretika osmotik
 Tempat kerja :
a. tubuli proksimal
b. ansa Henle desendens
 Mekanisme kerja :
a. penghambatan reabsorpsi Na+ & air melalui daya osmotik.
b. penghambatan reabsorpsi Na+ & air oleh karena
hipertonisitas daerah medula menurun.
 Contoh : manitol, sorbitol
 Gol. Obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli shg
reabsorpsi air terbatas.
 Efeknya adalah diuresis osmotis dg ekskresi air tinggi &
ekskresi Na+ sedikit.
 Penggunaan :
 menaikkan volume urin (untuk memperbaiki hemodinamika ginjal);
 menurunkan tekanan intrakanial & menurunkan tekanan
intraokular sebelum operasi mata.
2. Diuretika kuat / diuretika lengkungan
 Tempat kerja : ansa / lengkungan Henle bagian
asendens yg tebal, shg disebut “ Loop diuretics”
 Mekanisme kerja : menghambat transport Clֿ &
reabsorpsi Na+ shg ekskresi K+ & air diperbanyak.
 Contoh : furosemida, etakrinat, bumetanid
 Berefek kuat, cepat tapi agak singkat (4-6 jam).
 Bila dosis dinaikkan, efek diuresisnya bertambah.
 Penggunaan : untuk udem otak & paru-paru;
hiperkalemia; gagal ginjal akut.
3. Diuretika thiazida
 Tempat kerja : di bagian pertama tubuli distal
 Mekanisme kerja : menghambat reabsorpsi NaCl.
 Contoh : senyawa thiazida, derivat Thiazida
(hidroklorotiazida = HCT); klortalidon; indapamida,
Metolazone, Xipamide, Clopamide
 Efeknya lebih lemah, lambat, tapi lebih lama (6-48
jam).
 Bila dosis optimal dinaikkan lagi, efeknya (diuresis
& penurunan TD) tidak bertambah.
 Penggunaan : terapi pemeliharaan hipertensi, gagal
jantung kongestif, diabetes insipidus nefrogenik.
4. Diuretika Hemat Kalium
 Tempat kerja : di bagian akhir tubuli distal & tubulus
kolektivus kortikal.
 Mekanisme kerja : menghambat reabsorpsi Na+ &
sekresi K+ dg jalan antagonis kompetitif dari
aldosteron (spironolakton, Eplerenone) atau
menghambat penukaran Na+ dg K+ dan H+ , shg
ekskresi Na bertambah sedangkan ekskresi Kalium
berkurang (amilorida, triamteren)
 Efeknya lemah, khusus digunakan sbg kombinasi dg
diuretika lain untuk menghemat ekskresi kalium.
 Penggunaan : gagal jantung kongestif, sindrom
nefrotik; dikombinasi dg diuretika kuat & diuretika
thiazida.
5. Diuretika penghambat enzim karbonik
anhidrase
 Tempat kerja : tubuli proksimal

 Mekanisme kerja : menghambat enzim karbonik


anhidrase shg karbonat, Na+ & K+ diekskresikan
bersama air. Khasiat diuretiknya lemah, setelah
beberapa hari terjadi “ tachifilaxie” shg digunakan
selang-seling (intermitten).
 Contoh : asetazolamida, diklorofenamid
6. Diuretika bahan alam

o Daun (kumis kucing = remukjung = orthosiphoni


folium) mengandung glikosida : orthosiphonin,
minyak atsiri, kalium.

o Khasiat : diuretis & bakteriostatis, melarutkan batu


ginjal.
o Sering dikombinasi dg daun meniran (Phyllanthus
urinaria) & daun keji beling (Strabilonthus crispus),
keduanya mengandung kalium.
PENGGUNAAN DIURETIK
 Hipertensi
 Gagal jantung kongestif

 Penyakit ginjal

 Sirosis hepatik
PENYALAHGUNAAN DIURETIKA
 Untuk melangsingkan tubuh bagi orang gemuk
(overweight) dg jalan mengeluarkan cairan
tubuh. Penyusutan BB hanya sementara.
 Penggunaan diuretika pada udem kehamilan
tidak dianjurkan karena membahayakan
penyaluran darah ke janin.
EFEK SAMPING DIURETIK
1. Hipokalemia
 Yaitu kekurangan kalium dalam darah karena
kadar kalium plasma turun.
 Gejala : kelemahan otot, kejang, obstipasi, mual-
muntah, kadang-kadang aritmia jantung.
 Contoh : pengobatan gagal jantung dg furosemid
dosis tinggi & dikombinasi dg thiazid.
 Thiazid dosis rendah untuk hipertensi (misal :
HCT & klortalidon 12,5 mg/hari), hanya sedikit
menurunkan kadar kalium shg tidak perlu
ditambah kalium dari luar, cukup dikombinasi dg
diuretik penghemat kalium.
 Aritmia jantung yg diobati dg digitalis harus
dimonitor ketat, karena kekurangan kalium
memperhebat keluhan & menaikkan toksisitas
digoksin serta dikhawatirkan kematian
mendadak.
2. Hiperurikemia
 Hampir semua diuretik (kecuali amilorid) menyebabkan
peningkatan kadar asam urat serum karena sekresi asam
urat dipengaruhi secara langsung oleh diuretik.
 Diuretik thiazid (klortalidon) beresiko tinggi untuk retensi
asam urat & serangan encok pd pasien yg sensitif.
 Penggunaan diuretik dapat terjadi penyakit gout (pd orang
normal/sensitif), shg hiperurikemia dapat diobati dg
pemberian allopurinol / probenesid.
3. Hiperglikemi
 Dapat terjadi pd pasien DM, terutama dosis tinggi thiazid &
furosemid.
 Mekanismenya diduga karena dikuranginya sekresi insulin
dari pakreas, meningkatkan glikogenolisis & berkurangnya
glikogenesis.
 Bila hal ini terjadi maka penggunaan diuretik dihentikan.
4. Hiperlipidemia
 Hiperlipidemia ringan terjadi dg peningkatan kadar
kolesterol total, LDL, VLDL, & trigliserida.
 Klortalidon menurunkan kadar kolesterol HDL (faktor
pelindung PJP), kecuali indapamida praktis tidak
menaikkan kadar lipid tsb di atas.
5. Hiponatriemia
 Diuretik kuat / lengkungan / furosemid dosis besar atau
diuretik lain yg bekerja di tubuli distal menyebabkan
diuresis yg terlalu cepat & kuat menyebabkan kadar Na+
plasma menurun drastis shg terjadi hiponatriemia.
 Gejala : gelisah, kejang otot, haus, mengantuk, kolaps.

 Lansia peka dehidrasi shg pemberian diuretik kuat diawali


dg dosis rendah, berangsur-angsur dinaikkan / obat
diberikan berkala (misal : 3 – 4 kali seminggu).
6. Efek samping lainnya
 Mual, muntah, diare, letih, nyeri kepala, pusing,
reaksi alergi (jarang).
 Furosemid dosis besar menimbulkan ototoksisitas
(gangguan pendengaran yg erat hubungannya dg
dosis & reversibel). Biasanya terjadi pada pasien
gangguan ginjal / yg mendapat obat-obat ototoksis
lain (misal : antibiotik aminoglikosid).
KEHAMILAN & LAKTASI
 Thiazid & diuretik kuat dapat mengakibatkan
gangguan elektrolit pada janin & kelainan darah pada
neonatus.
 Ibu hamil hanya dapat menggunakan diuretik pada
fase terakhir kehamilan dengan pengawasan ketat
dan dosis serendah-rendahnya.
 Spironolakton & amilorida, penggunaannya pada ibu
hamil dianggap aman di beberapa negara (misal :
swedia).
 Furosemida, HCT, spironolakton dapat mencapai ASI
& menghambat laktasi.
OBAT OBAT YANG MENYEBABKAN
HIPERKALEMIA

 NSAID
 ACEI

 Diuretik Hemat kalium

 ARB

 Kotrimoksazol

 Heparin

 keokonazol
OBAT OBAT YANG MENYEBABKAN
HIPERFOSFATEMIA

 Prochlorperazine
 trimetobenzamin

Anda mungkin juga menyukai