Anda di halaman 1dari 11

I

DIURETIK
DF22-2C
ANGGOTA :
 YOGI OKTARIANDI  EMAN SUHERMAN
 KHANIFATUL MILLAH  ENI DWI ARIANI
 RETNOWATI DYAH  NURUL HIKMAH
 DINAH FATIN K  WULANDARI
 ADE FITRI KURNIA  DINA AMALINA
Definisi Diuratik
 Diuratik adalah kelompok obat yang digunakan untuk meningkatkan produksi dan ekskresi urine
dengan cara mempengaruhi fungsi ginjal.
 Tujuan utama dari penggunaan deuratik adalah untuk mengurangi volume cairan tubuh dan
meningkatkan ekskresi zat-zat yang tidak diinginkan, seperti natrium dan air.
 Obat diuratik sering digunakan dalam pengobatan kondisi seperti hipertensi (tekanan darah tinggi),
edema (pembengkakan akibat retensi cairan), dan beberapa kondisi ginjal lainnya.
 Penggunaan diuratik juga dapat membantu mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh, yang sering
terjadi pada penyakit jantung, gagal ginjal, atau kondisi medis lainnya.
Indikasi Penggunaan Obat Diuratik

Obat diuratik digunakan dalam pengobatan kondisi-kondisi yang membutuhkan peningkatan ekskresi
air dan natrium dari tubuh, meliputi :
a. Hipertensi: Obat diuratik dapat membantu mengurangi tekanan darah dengan mengurangi volume
cairan dalam tubuh.
b. Edema: Obat diuratik dapat digunakan untuk mengurangi retensi cairan yang terjadi pada kondisi
seperti gagal jantung atau penyakit ginjal.
c. Penyakit ginjal: Pada beberapa kondisi ginjal, obat diuratik dapat membantu mengurangi tekanan di
ginjal dan meningkatkan fungsi ginjal.
Mekanisme Kerja Diuratik

● Mekanisme kerja utama diuratik terkait dengan pengaruhnya terhadap reabsorpsi dan sekresi di ginjal.
● Salah satu mekanisme kerja umum diuratik adalah menghambat reabsorpsi zat-zat tertentu, seperti natrium,
klorida, dan air, di berbagai bagian tubulus ginjal.
● Dengan menghambat reabsorpsi ini, diuratik membantu mempertahankan zat-zat tersebut di dalam tubulus ginjal
dan mendorong ekskresi mereka ke dalam urine.
● Selain itu, beberapa diuratik juga dapat meningkatkan filtrasi glomerulus, yang menghasilkan peningkatan
produksi urine secara keseluruhan.
● Secara umum, penggunaan diuratik meningkatkan jumlah urine yang diproduksi, mengurangi reabsorpsi air dan
elektrolit tertentu, dan mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Golongan Obat Diuratik

1. Golongan Thiazide:
Contoh obat dalam golongan ini termasuk Hidroklorotiazid, Klorotiazid.

2. Golongan Loop:
Contoh obat dalam golongan ini termasuk Furosemid, Bumetanid.

3. Golongan Hemat Kalium:


Contoh obat dalam golongan ini termasuk Spironolakton, Amilorid, Triamterene.
Mekanisme Kerja Thiazide
● Golongan obat diuratik Thiazide, seperti Hidroklorotiazid dan Klorotiazid
● Mekanisme kerja utama Thiazide adalah menghambat reabsorpsi natrium di tubulus distal ginjal.
● Pada tubulus distal, Thiazide menghambat aktivitas transporter natrium-klorida (NaCl) yang terdapat
pada dinding tubulus.
● Dengan menghambat transporter NaCl, Thiazide mencegah natrium dan klorida untuk diabsorpsi
kembali ke dalam darah.
● Hasilnya, terjadi peningkatan ekskresi natrium dan klorida dalam urine, yang juga diikuti oleh ekskresi
air.
● Meningkatnya ekskresi natrium dan air tersebut membantu mengurangi volume cairan dalam tubuh dan
dapat memberikan efek diuretik (peningkatan produksi urine).
● Selain itu, penurunan reabsorpsi natrium juga dapat mengurangi tekanan darah, sehingga Thiazide sering
digunakan dalam pengobatan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Mekanisme Kerja Loop
• Golongan obat diuratik Loop, seperti Furosemid dan Bumetanid.
• Mekanisme kerja utama Loop adalah menghambat reabsorpsi natrium dan klorida di ansa Henle ginjal.
• Pada ansa Henle, Loop menghambat aktivitas transporter natrium-klorida-kalium (Na-K-2Cl) yang
terdapat pada dinding ansa Henle.
• Dengan menghambat transporter Na-K-2Cl, Loop mencegah reabsorpsi aktif natrium, klorida, dan
kalium kembali ke dalam darah.
• Hal ini menyebabkan peningkatan ekskresi natrium, klorida, dan air dalam urine.
• Ekskresi yang meningkat ini mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, serta
memberikan efek diuretik yang kuat.
• Loop juga dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang berakibat pada penurunan
tekanan darah.
Mekanisme Kerja Hemat Kalium
● Golongan obat diuratik Hemat Kalium, seperti Spironolakton , Amilorid, Triamterene.
● Mekanisme kerja utama Hemat Kalium adalah menghambat efek aldosteron pada tubulus distal
ginjal.
● Aldosteron adalah hormon yang bertanggung jawab untuk meningkatkan reabsorpsi natrium dan
sekresi kalium di tubulus distal.
● Dengan menghambat efek aldosteron, Hemat Kalium mengurangi reabsorpsi natrium dan
mengurangi ekskresi kalium.
● Akibatnya, peningkatan ekskresi natrium dan pengurangan ekskresi kalium terjadi dalam urine.
● Meskipun Hemat Kalium memiliki efek diuretik yang lebih lemah dibandingkan dengan Thiazide
atau Loop, mereka memiliki manfaat tambahan dalam meminimalkan kehilangan kalium.
● Ini menjadikan Hemat Kalium pilihan yang baik untuk pasien dengan risiko rendah kadar kalium
darah yang rendah (hipokalemia).
Efek Samping Khas Obat Diuratik
1. Gangguan elektrolit:
Penggunaan obat diuratik dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Contoh :
a. Furosemid: dapat menyebabkan penurunan kadar kalium, natrium, dan magnesium dalam darah.
b. Hidroklorotiazid: dapat menyebabkan penurunan kadar kalium dan natrium dalam darah.
2. Hipotensi ortostatik:
obat deuratik dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat berdiri.
Contohnya Furosemid dapat menyebabkan penurunan tekanan darah saat berdiri.
3. Gangguan ginjal:
Penggunaan obat diuratik dalam jangka panjang dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Contoh nya Hidroklorotiazid dalam beberapa kasus, dapat memperburuk fungsi ginjal pada individu dengan
penyakit ginjal yang sudah ada.
Daftar Pustaka

https://eprints.umm.ac.id/34709/#:~:text=Diuretik%20dibagi%20menjadi
%202%20jenis,komposisi%20filtrat%20(diuretik%20osmotik)

https://gudangilmu.farmasetika.com/farmakologi-obat-diuretik-golongan-
tiazid/

https://www.honestdocs.id/diuretik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai