Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOLOGI II

DOSEN: Ernest@ Rui, S.Farm


SISTEM PEMBELAJARAN

 TUTORIAL/TANYA JAWAB
 PENUGASAN(TAKE HOME ASSIGNMENT)
 DISKUSI
 MINI KUIS(Tiap minggu bisa awal/akhir kuliah)
PENILAIAN
 KEHADIRAN: 5%
 KEAKTIFAN(MINI KUIS): 10%
 PENUGASAN(DISKUSI): 15%
 UTS: 30%
 UAS:40%
KONTRAK
BELAJAR

Mahasiswa Dosen dan


Wajib Hadir mahasiswa
75% pertemuan max. terlambat
15 menit

Jumlah Pertemuan
Dalam 1 semester
14x
Time Line
Pertemuan Materi
ke
I Introduction, Penilaian, Kontrak belajar.
DIURETIK
II OBAT KARDIOVASKULER : Sistem Kardiovaskuler ; AntiHipertensi
dan Jantung Koroner
III OBAT KARDIOVASKULER : Jantung Koroner dan Aritmia
IV OBAT KARDIOVASKULER : Gagal jantung
V OBAT KARDIOVASKULER : ANTIHIPERLIPIDEMIA
VI OBAT KARDIOVASKULER : STROKE
VII HORMON
VIII Ujian Mid Semester
Time Line
Pertemuan Materi
ke
IX OBAT SALURAN PENCERNAAN:Mual dan Muntah
X OBAT SALURAN PENCERNAAN: Gastritis dan Wasir
XI OBAT SALURAN PENCERNAAN:Diare
XII OBAT SALURAN PENCERNAAN : Konstipasi
XIII DIABETES MELITUS
XIV OBAT SALURAN PERNAFASAN: ASMA DAN BATUK
XV OBAT SALURAN PERNAFASAN: SINUSITIS DAN RINITIS ALERGI
XVI UJIAN AKHIR SEMESTER
DIURETIK
 Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin
melalui kerja langsung terhadap ginjal.

 DIURESIS MENINGKAT :
Peningkatan produksi volume urin dan jumlah pengeluaran zat terlarut & air

 FUNGSI UTAMA :
 Untuk mobilisasi cairan udem,
 Mengubah keseimbangan cairan sehingga volume cairan extrasel
menjadi normal
KLASIFIKASI DIURETIK :
I. DIURETIK OSMOTIK
Manitol, Sorbitol,urea, Gliserin, Isosorbid
II. PENGHAMBAT MEKANISME TRANSPORT ELEKTROLIT
1. PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE
Asetazolamid, Diklorofenamid
2. DIURETIK THIAZID
Klorotiazid, Hidroklorotiazid, Hidroflumetiazid,
Bendroflumetiazid, Politiazid, Benztiazid, Siklotiazid,
Metilklorotiazid
3. DIURETIK HEMAT KALIUM
Antagonis Aldosteron : Spironolakton
Triamteren & Amilorid
4. DIURETIK KUAT
Asam Etakrinat, Furosemid, Bumetanid
Tempat dan Cara Kerja DIURETK:
obat Tempat Kerja Cara Kerja
Diuretik 1. Tubuli proksimal Penghambatan reabsorbsi natrium dan air melalui daya
Osmotik osmotiknya
2. Ansahenle Penghambatan reabsorbsi natrium dan air oleh karena
desendens bagian hipertonisitas medulla menurun
epitel tipis
3. Duktus Koligentes Penghambatan reabsorbsi natrium dan air oleh karena
penghambatan efek ADH
Penghambat Tubuli proksimal Penghambatan terhadap reabsorbsi H+ dan Na+
enzim
karbonik
anhidrase
Tiazid Hulu Tubuli distal Penghambatan terhadap reabsorbsi Natrium dan klorida

Diuretik Hilir tubuli distal dan Penghambatn antiport Na+/K+(reabsorbsi natrium dan
hemat kalium duktus koligentes daerah sekresi kalium) dengan jalan antagonisme kompetitif
korteks (spironolakton) secara langsung (triamteren dan amilorid)
Diuretik Kuat Ansa henle asenden Penghambatan transport Na+,K+ dan Cl-
bagian epitel tebal
Gambar Tempat dan Cara Kerja DIURETK :
Penggolongan diuretika (berdasarkan kekuatan efeknya)
1. Diuretika lengkungan / kuat / loop diuretics
 Contoh : furosemida, etakrinat.
 Berefek kuat, cepat tapi agak singkat (4-6 jam).
 Bila dosis dinaikkan, efek diuresisnya bertambah.
 Penggunaan : untuk udem otak & paru-paru; hiperkalemia; gagal ginjal akut.
 Cara pakai : per oral, pagi hari, post-coenam.
2. Diuretika thiazida
 Contoh : derv. Thiazida (hidroklorotiazida = HCT); klortalidon; indapamida.
 Efeknya lebih lemah, lambat, tapi lebih lama (6-48 jam).
 Bila dosis optimal dinaikkan lagi, efeknya (diuresis & penurunan TD) tidak
bertambah.
 Penggunaan : terapi pemeliharaan hipertensi, gagal jantung kongestif, diabetes.
3. Diuretika hemat kalium
 Contoh : antagonis aldosteron (spironolakton); amilorida, triamteren.
 Efeknya lemah, khusus digunakan sbg kombinasi dgn diuretika lain untuk
menghemat ekskresi kalium.
 Penggunaan : gagal jantung kongestif, sindrom nefrotik; dikombinasi dg diuretika
kuat & diuretika thiazida.
4. Diuretika osmotik (diuretika yg meningkatkan ekskresi air).
 Contoh : manitol, sorbitol.
 Gol. Obat ini hanya direabsorpsi sedikit oleh tubuli shg reabsorpsi air terbatas.
 Efeknya adalah diuresis osmotis dg ekskresi air tinggi & ekskresi Na+ sedikit.
 Penggunaan : menaikkan volume urin (untuk memperbaiki hemodinamika ginjal);
menurunkan tekanan intrakanial & menurunkan tekanan intraokular sebelum
operasi mata.
5. Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase
6. Diuretika tradisional (daun kumis kucing = remukjung = orthosiphoni folium)
 Daun Orthosiphon stamineus mengandung glikosida : orthosiphonin, minyak
atsiri, kalium.
 Khasiat : diuretis & bakteriostatis, melarutkan batu ginjal.
 Sering dikombinasi dg daun meniran (Phyllanthus urinaria) & daun keji
beling (Strabilonthus crispus), keduanya mengandung kalium.

Resistensi diuretika
• Adalah suatu komplikasi gagal jantung dg pengobatan furosemid (p.o.
sampai 250 mg / hari) dg asupan garam terbatas tidak menghasilkan
efek shg secara potensial dapat fatal & dapat diatasi dg menambah
thiazid pada furosemid.
Penyalahgunaan diuretika

• Untuk melangsingkan tubuh bagi orang gemuk


(overweight) dgn jalan mengeluarkan cairan tubuh.
Penyusutan BB hanya sementara.
• Penggunaan diuretika pada udem kehamilan tidak
dianjurkan karena membahayakan penyaluran darah ke
janin.
Efek samping diuretik
1. Hipokalemia
• Yaitu kekurangan kalium dalam darah karena kadar kalium plasma
turun.
• Gejala : kelemahan otot, kejang, obstipasi, mual-muntah, kadang-
kadang aritmia jantung.
• Contoh : pengobatan gagal jantung dg furosemid dosis tinggi &
dikombinasi dg thiazid.
• Thiazid dosis rendah untuk hipertensi (misal : HCT & klortalidon
12,5 mg/hari), hanya sedikit menurunkan kadar kalium shg tidak
perlu ditambah kalium dari luar, cukup dikombinasi dg diuretik
penghemat kalium.
• Aritmia jantung yg diobati dg digitalis harus dimonitor ketat,
karena kekurangan kalium memperhebat keluhan & menaikkan
toksisitas digoksin serta dikhawatirkan kematian mendadak.
2. Hiperurikemia
• Hampir semua diuretik (kecuali amilorid) menyebabkan peningkatan
kadar asam urat serum karena sekresi asam urat dipengaruhi
secara langsung oleh diuretik.
• Diuretik thiazid (klortalidon) beresiko tinggi untuk retensi asam urat
& serangan encok pd pasien yg sensitif.
• Penggunaan diuretik dapat terjadi penyakit gout (pd orang
normal/sensitif), shg hiperurikemia dapat diobati dg pemberian
allopurinol / probenesid.
3. Hiperglikemia
• Dapat terjadi pd pasien DM, terutama dosis tinggi thiazid &
furosemid.
• Mekanismenya diduga karena dikuranginya sekresi insulin dari
pankreas, meningkatkan glikogenolisis & berkurangnya
glikogenesis.
• Bila hal ini terjadi maka penggunaan diuretik dihentikan.
4. Hiperlipidemia
• Hiperlipidemia ringan terjadi dg peningkatan kadar kolesterol total,
LDL, VLDL, & trigliserida.
• Klortalidon menurunkan kadar kolesterol HDL , kecuali indapamida
praktis tidak menaikkan kadar lipid.
5. Hiponatriemia
• Diuretik kuat / lengkungan / furosemid dosis besar atau diuretik lain yg
bekerja di tubuli distal menyebabkan diuresis yg terlalu cepat & kuat
menyebabkan kadar Na+ plasma menurun drastis shg terjadi hiponatriemia.
• Gejala : gelisah, kejang otot, haus, mengantuk, kolaps.
• Lansia peka dehidrasi shg pemberian diuretik kuat diawali dg dosis rendah,
berangsur-angsur dinaikkan / obat diberikan berkala (misal : 3 – 4 kali
seminggu).
6. Efek samping lainnya
• Mual, muntah, diare, letih, nyeri kepala, pusing, reaksi alergi (jarang).
• Furosemid dosis besar menimbulkan ototoksisitas (gangguan pendengaran yg
erat hubungannya dg dosis & reversibel). Biasanya terjadi pada pasien
gangguan ginjal / yg mendapat obat-obat ototoksis lain (misal : antibiotik
aminoglikosid).
INTERAKSI OBAT
 Kombinasi diuretika dgn obat lain secara bersama menimbulkan interaksi yg tak
dikehendaki, sbb :
1. ACE inhibitor vs diuretik (semua), terjadi hipotensi mendadak, sebaiknya
diberikan setelah penggunaan diuretik dihentikan selama 3 hari.
2. ACE inhibitor vs diuretik hemat kalium (spironolakton, amilorida,
triamteren), mengurangi ekskresi kalium mengakibatkan hiperkalemia.
3. Indometasin / NSAID’s vs diuretik hemat kalium, menyebabkan
nefrotoksisitas.
4. Antibiotik aminoglikosida vs diuretik kuat, menambah ototoksisitas.
5. Antidiabetik oral vs thiazid / diuretik kuat, mengurangi efek antidiabetik
oral bila terjadi hiperglikemia.
6. Digitalis vs thiazid / diuretik kuat, meningkatkan intoksikasi digitalis, bila
terjadi hipokalemia.
7. Suplemen kalium vs diuretik hemat kalium, mengakibatkan hiperkalemia.
8. Vitamin D & produk kalsium vs thiazid, menimbulkan hiperkalsemia.
Kehamilan & laktasi

• Thiazid & diuretik kuat dapat mengakibatkan gangguan


elektrolit pada janin & kelainan darah pada neonatus.
• Ibu hamil hanya dapat menggunakan diuretik pada fase
terakhir kehamilan atas indikasi ketat & dg dosis serendah-
rendahnya.
• Spironolakton & amilorida, penggunaannya pada ibu hamil
dianggap aman di beberapa negara (misal : swedia).
• Furosemida, HCT, spironolakton dapat mencapai ASI &
menghambat laktasi.
Thanks, see you
next week……???

Anda mungkin juga menyukai